BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan keperawatan nyeri …repository.ump.ac.id/8296/3/RIMA YANUARISTA...

24
7 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan keperawatan nyeri post section caesarea (SC) 1. Pengkajian Tujuan anamnesa adalah kumpulan beberapa informasi subjektif yang diperoleh dari apa yang telah dipaparkan oleh pasien terkait dengan masalah kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan (Niman,2013). Keadaan Umum : Tingkat energi, tingkat kesadaran. a. BB, TB, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi , suhu 36,2-38, Respirasi 16-24) b. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher. c. Rambut: rambut dapat bersih atau kotor, warna bervariasi sesuai dengan ras, rontok atau tida. d. Mata: penglihatan baik, konjungtiva anemis atau tidak anemis, sclera ikretik atau tidak ikterik. e. Wajah: kloasma gravidarum masih ada atau tidak f. Hidung : hidung simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip g. Mulut : lidah bersih, mukosa bibir lrmbab atau kering, ada karies gigi atau tidak. PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan keperawatan nyeri …repository.ump.ac.id/8296/3/RIMA YANUARISTA...

7

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan keperawatan nyeri post section caesarea (SC)

1. Pengkajian

Tujuan anamnesa adalah kumpulan beberapa informasi subjektif

yang diperoleh dari apa yang telah dipaparkan oleh pasien terkait dengan

masalah kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan kunjungan ke

pelayanan kesehatan (Niman,2013).

Keadaan Umum : Tingkat energi, tingkat kesadaran.

a. BB, TB, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi , suhu 36,2-38,

Respirasi 16-24)

b. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi

pengecapan; pendengaran, dan leher.

c. Rambut: rambut dapat bersih atau kotor, warna bervariasi sesuai

dengan ras, rontok atau tida.

d. Mata: penglihatan baik, konjungtiva anemis atau tidak anemis, sclera

ikretik atau tidak ikterik.

e. Wajah: kloasma gravidarum masih ada atau tidak

f. Hidung : hidung simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip

g. Mulut : lidah bersih, mukosa bibir lrmbab atau kering, ada karies gigi

atau tidak.

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

8

8

h. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

i. Payudara

Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan

puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan,

benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum.dan palpasi apakah ada

nyeri tekan, teraba atau tidaknya massa, produksi ASI bervariasi,

sudah sudah ada dan belum,jika sudah ada payudara teraba padat.

j. Abdomen

Inspeksi : abdomen mungkin masih membesar, linea nigra bisa ada,

bisa tidak, striae bisa ada, bisa tidak, terdapat luka operasi tertutup

perban.

Palpasi : nyeri pada luka operasi, TFU di umbilicus setelah janin lahir,

turun 1-2 jari tiap 24 jam, posisi di tengah, kontraksi baik. Terdapat

diastasis rektus abdominis.Kandung kemih bisa distensi, bisa tidak

(kosong).

Auskultasi : Bising usus

k. Genetalia

Perineum bersih, jumlah lokhea sedikit. Tidak terdapat laserasi pada

perineum/jalan lahir

l. Ekstremitas bawah

Varises ada atau tidak, edema ada atau tidak, tanda Homan dapat

positif atau negative. Refleks Patella: positif.

m. kaji perasaan ibu saat ini dengan kondisi post operasi

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

9

9

n. kaji psikologis pada ibu post sc apakah sudah bisa menerima

kehadiran bayi.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola aktual atau potensial)

dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal mengidentivikasi

dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan atau untuk mengurangi atau mencegah perubahan

(Rohman dkk, 2014)

a. Nyeri b.d kondisi pasca operasi (Diagnosa nanda, 2015)

b. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan fisik (Diagnosa nanda 2015)

c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik akiba anestesi dan tindakan

pembedahan (Diagnosa nanda 2015)

d. Risiko infeksi b.d prosedur inpasif (Diagnosa nanda 2015)

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah –masalah yang telah

diidentifikasikan dalam diagnose keperawatan (Rohman dkk, 2014).

a. Nyeri b.d kondisi pasca operasi

1) Tujuan keperawtan(NOC) :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

a) Kontrol nyeri

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

10

10

Indikator :

Mengenal penyebab nyeri

Tindakan non farmakologi

Melaporkan control nyeri

b) Tingkat nyeri

Indikator :

Melaporkan nyeri

Ekspresi wajah

Kegelisahan

2) Perencanaan NIC :

a) Manajement nyeri

b) Kaji nyeri secara komprehensif

c) Observasi tanda-tanda vital

d) Ajarkan teknik non farmakologi dengan Dzikir

e) Kurangi factor yang dapat mempengaruhi respon pasien

teradap ketidak nyamanan.

f) Kolaborasi pemberian analgesik

b. Gangguan mobilisasi fisik b.d kelemahan fisik

1) Tujuan keperawatan (NOC) :

Pasien akan memperlihatkan mobilitas tanpa hambatan

Indikator :

Bergerak dengan mudah

Berjalan

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

11

11

Pergerakan sendi dan otot

2) Perencanaan :

a) Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan

b) Ajarkan mobilisasi dini pada paisien

c) Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau

pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan ketahanan

otot’

4. Pelaksanaan keperawatan

Berikut implementasi yang diterapkan :

1. Implementasi pada nyeri

a. Mengkaji tanda-tanda vital

b. Mengkaji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,

frekuensi, dan kualitas nyeri

c. Mengobservasi respon non verbal

d. Menganjurkan penggunaan teknik non farmakologi dengan teknik

dzikir

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai

apakah tindakan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah keperawatan

yang muncul dapat teratasi seperti nyeri b.d kontinuitas jaringan sekunder

akibat pembedahan dengan menggunakan teknik dzikir.

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

12

12

B. Konsep post partum

1. Definisi post partum

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa

nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk

pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Bobak,2010).

2. Tahap masa post partum

Tahap yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha (2009) adalah sebagai

berikut:

a. Periode Immediate post partum

Fase ini berlangsung setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada

masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena

Antonia uteri.

b. Periode Late post partum

Fase ini berlangsung 24 jam sampai 1 minggu dan memastikan

involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea

tidak berbau busuk dan tidak demam.

c. Periode Late post partum

Fase ini berlangsung 1 minggu samapai 5 minggu, pada periode ini

perlu dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta

konseling KB.

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

13

13

3. Adaptasi psikologis pada ibu masa nifas

Adaptasi psikologis menurut Saleha (2009), terjadi pada tiga tahap berikut:

a. Taking in periode

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, Ibu masih pasif dan

bergantung pada orang lain, focus perhatian terhadap tubuhnya, ibu

lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami

serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.

b. Taking hold periode

Berlangsung 3-4 hari post partum, Ibu lebih berkonsentrasi pada

kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya

terhadap perawatan bayi, pada masa iniibu menjadi sangan sensitiv,

sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk

mengatasi kritikan yang dialami ibu.

c. Letting go periode

Dialami setelah ibu dan bayi dirumah, ibu mulai secara penuh

menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu dan menyadri atau

akan merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.

4. Konsep Section caesarea

a. Definisi sectio caesarea

Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan bedah untuk melahirkan

bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu

(WHO, 2010).

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

14

14

b. Indikasi section caesarea

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam persalinan SC

(Rasjidi, 2009) Indikasi Persalinan Sectio Caesarea:

1) Indikasi Mutlak

Faktor mutlak untuk dilakukan SC dapat dibagi menjadi dua

indikasi, yang pertama adalah indikasi ibu, antara lain: panggul

sempit absolut, kegagalan melahirkan secara normal karena

kurang kuatnya stimulasi, adanya tumor jalan lahir, stenosis

serviks, plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, dan ruptur uteri.

Indikasi yang kedua adalah indikasi janin, antara lain: kelaianan

otak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang

terhambat, dan mencegah hipoksia janin karena preeklamasi.

2) Indikasi Relatif

Factor dilakukan persalinan SC secara relatif, antara lain : riwayat

sectio caesarea sebelumnya, presentasi bokong, distosia fetal

distress, preeklamsi berat, ibu dengan HIV positif sebelum inpartu

atau gemeli.

3) Indikasi Sosial

Permintaaan pasien untuk melakukan sectio caesarea sebenarnya

bukanlah suatu indikasi untuk dilakukan sectio caesarea. Alasan

yang spesifik dan rasional harus dieksplorasi dan didiskusikan.

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

15

15

c. Kontra indikasi section caesarea

Kontraindikasi dilakukan sectio caesarea adalah tidak adanya

indikasi yang tepat untuk melakukan sectio caesarea. Adapun secara

lebih rinci dari kontraindikasi sectio caesarea adalah : Janin mati,

syok, anemia berat, kelainan kongenital berat, infeksi progenik pada

dinding abdomen, minimnya fasilitas operasi sectio caesarea.

d. Jenis sectio caesarea

Jenis sectio caesarea berdasarkan irisannya ada 2 macam:

1) SC Segmen Analisa Indikasi dilakukan Persalinan Sectio Caesarea

bawah, untuk indikasi : janin letak memanjang, masih ingin anak,

tidak ada kesulitan mencapai segmen bawah Rahim (SBR).

2) Kedua yaitu untuk indikasi : kesulitan mencapai SBR, letak lintang

dengan janin besar, gawat janin, plasenta previa dengan insersi di

depan, sterilisa.

Menurut waktu pelaksanaan SC ada 2 macam: yaitu emergency dan

elective. Emergency adalah apabila persalinan tidak segera dikerjakan

bisa mengancam keselamatan ibu dan atau janinnya, sedang elective

adalah persalina yang bisa direncanakan waktunya.

e. Risiko nyeri post sectio caesarea

Nyeri juga berdampak pada menurunnya kualitas tidur, stres, ansietas,

dan takut apabila dilakukan tindakan bedah kembali (Arora, Hurley,

Murthy, Sharma, 2010).Penanganan nyeri dilakukan secara

farmakologi dan nonfarmakologi.Pasien masih merasa nyeri dan tidak

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

16

16

mampu beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan apabila efek dari

analgetik hilang sehingga dibutuhkan terapi non-farmakologis

(Sujatmiko, 2013).

Penelitian oleh Sousa et al (2009) tentang hubungan antara

nyeri post SC dengan terbatasnya aktifitas fisik didapatkan data

sebanyak 75% partisipan menyatakan bahwa nyeri berada di sekitar

insisi, dan sebanyak 41.7% menyatakan berasal dari area insisi dan

dari dalam perut, sebanyak 95% ketika berjalan, dan 55% ketika

melakukan personal hygiene. Ibu post section caesarea (SC) juga

mengalami nyeri ketika berkemih, menyusui, tidur, makan dan

defekasi. Sebanyak 40% ibu mengalami kesulitan ketika menyusui

karena nyeri.

Dari uraian hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

nyeri mengganggu aktifitas fisik sehari-hari termasuk menyusui.

Ketika menyusui terganggu, maka nutrisi untuk bayi akan berkurang

dan akan menyebabkan terganggunya bonding attachment atau

hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

f. Komplikasi post section caesarea

Komplikasi SC secara psikologis yang sering dialami ibu antara

lain perasaan kecewa dan merasa bersalah terhadap pasangan dan

anggota keluarga lainnya, takut, marah, frustasi karena kehilangan

kontrol dan harga diri rendah akibat perubahan body image, serta

perubahan dalam fungsi seksual (Potter & Perry, 2010).

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

17

17

Komplikasi yang sering Muncul pada Tindakan SC ( Bobak, 2005)

1) Pada Ibu

a) Infeksi puerperialis / nifas bisa terjadi dari infeksi ringan

yaitu kenaikan suhu beberapa hari saja, sedang yaitu

kenaikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit

kembung, berat yaitu dengan peritonitis dan ileus paralitik.

b) Perdarahan akibat antonia uteri atau banyak pembuluh darah

yang terputus dan terluka pada saat operasi.

c) Trauma kandung kemih akibat kandung kemih yang

terpotong saat melakukan sectio caesarea.

d) Resiko ruptura uteri pada kehamilan berikutnya karena jika

pernah mengalami pendarahan pada dinding rahim insisi

yang dibuat menciptakan garis kelemahan yang sangat

beresiko untuk ruptur pada persalinan berikutnya.

e) Endometritis yaitu infeksi atau peradangan pada

endometrium.

2) Pada Bayi

a) Hipoksia

b) Depresi pernafasan

c) Sindrom gawat pernafasan

d) Trauma persalinan

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

18

18

C. Konsep nyeri

1. Definisi nyeri

Menurut American Medical Association (2013), nyeri adalah

pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari

kerusakan jaringan yang aktual ataupun potensial. Nyeri merupakan

alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan dan

yang paling banyak dikeluhkan.

Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional

yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan

itu sendiri atau potensi kerusakan jaringan, atau istilah terhadap

kerusakan yang sama (Loeser, 2011).

2. Klasifikasi nyeri

Margo McCaffery, salah seorang penggas dalam keperawatan

nyeri, mendefinisikan nyeri sebagai “segala sesuatu yang dikatakan oleh

individu yang merasakan nyeri dan ada ketika individu tersebut

mengatakan ada”. Oleh karena itu, nyeri merupakan hal yang subjektif,

satu-satunya individu yang dapat dengan akurat mendefinisikan nyeri

mereka sendiri adalah mereka yang mengalami nyeri tersebut.Nyeri

maladaptif terjadi jika ada proses patologis pada sistem saraf atau akibat

dari abnormalitas respon sistem saraf. Nyeri dikategorikan dengan durasi

atau lamanya nyeri berlangsung (akut atau kronis) atau dengan kondisi

patologis (contoh: kanker atau neuropatik).

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

19

19

Proses penyembuhan nyeri secara menyeluruh tidak selalu dapat

dicapai, tetapi mengurangi rasa nyeri sampai dengan tingkat yang dapat

ditoleransi harus dilakukan (Potter & Perry, 2010).

3. Factor yang mempengaruhi nyeri

Rasa nyeri merupakan suatu hal yang bersifat kompleks, mencakup

pengaruh fisiologis, sosial, spiritual, psikologis dan budaya.Oleh karena

itu pengalaman nyeri masing-masing individu berbeda-beda.

a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis terdiri dari usia, gen, dan fungsi neurologis.

Pada usia 1-3 tahun (toddler) dan usia 4-5 tahun (prasekolah) belum

mampu menggambarkan dan mengekspresikan nyeri secara verbal

kepada orang tuanya. Sedangkan pada usia dewasa akhir,

kemampuan dalam menafsirkan nyeri yang dirasakan sangat sukar

karena terkadang menderita beberapa penyakit sehingga

mempengarui anggota tubuh yang sama (Potter & Perry, 2010).

b. Faktor sosial

Faktor sosial yang dapat mempengaruhi nyeri terdiri dari

perhatian, pengalaman sebelumnya, dukungan keluarga dan

sosial.Perhatian adalah tingkat dimana pasien memfokuskan

perhatian terhadap nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 2010).

Frekuensi terjadinya nyeri di masa lampau tanpa adanya

penanganan yang adekuat akan membuat seseorang salah

menginterpretasikan nyeri sehingga menyebabkan ketakutan. Pasien

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

20

20

yang tidak memiliki pengalaman terhadap kondisi yang menyakitkan

(nyeri), persepsi pertama terhadap nyeri dapat merusak kemampuan

seseorang untuk mengatasi masalah.Sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Linton dan Shaw (2011) bahwa dukungan dan

perhatian dari keluarga dan orang terdekat pasien sangat

mempengaruhi presepsi nyeri pasien.

c. Faktor spiritual

Spiritualitas dan agama merupakan kekuatan bagi seseorang.

Apabila seseorang memiliki kekuatan spiritual dan agama yang

lemah, maka akan menganggap nyeri sebagai suatu hukuman. Akan

tetapi apabila seseorang memiliki kekuatan spiritual dan agama yang

kuat, maka akan lebih tenang sehingga akan lebih cepat sembuh.

Spiritual dan agama merupakan salah satu koping adaptif yang

dimiliki seseorang sehingga akan meningkatkan ambang toleransi

terhadap nyeri (Moore, 2012).

d. Faktor psikologis

Faktor psikologis dapat juga mempengaruhi tingkat

nyeri.Faktor tersebut terdiri dari kecemasan dan teknik

koping.Kecemasan dapat meningkatkan persepsi terhadap

nyeri.Teknikkoping memengaruhi kemampuan untuk mengatasi

nyeri.Seseorang yang belum pernah mendapatkan teknik koping

yang baik tentu respon nyerinya buruk (Potter & Perry, 2010).

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

21

21

e. Faktor Budaya

Faktor budaya terdiri dari makna nyeri dan suku bangsa.

Makna nyeri adalah sesuatu yang diartikan seseorang sebagai nyeri

akan mempengaruhi pengalaman nyeri dan bagaimana seseorang

beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Seseorang merasakan sakit

yang berbeda apabila terkait dengan ancaman, kehilangan, hukuman,

atau tantangan.Suku bangsa berkaitan dengan budaya.

Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri.Beberapa budaya

percaya bahwa menunjukkan rasa sakit adalah suatu hal yang wajar.

Sementara yang lain cenderung untuk lebih introvert (Potter & Perry,

2010).

4. Macam-macam pengukuran skala nyeri

Alat pengukur skala nyeri adalah alat yang digunakan untuk

mengukur skala nyeri yang dirasakan seseorang dengan rentang 0 sampai

10. Terdapat tiga alat pengukur skala nyeri, yaitu :

a. Numerical Rating Scale (NRS)

Merupakan skala yang digunakan untuk pengukuran nyeri

pada dewasa. Dimana 0 tidak ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri

sedang, 7-9 nyeri berat, dan 10 sangat nyeri (National Precribing

Service Limited, 2007).

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

22

22

b. Face Rating Scale (FRS)

Skala pengukur nyeri Wong Baker Face Scale banyak

digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengukur nyeri pada pasien

anak.Perawat terlebih dulu menjelaskan tentang perubahan mimik

wajah sesuai rasa nyeri dan pasien memilih sesuai dengan rasa nyeri

yang dirasakan. Interpretasinya adalah 0 tidak ada nyeri, 2 sedikit

nyeri, 4 sedikit lebih nyeri, 6 semakin lebih nyeri, 8 nyeri sekali, 10

sangat sangat nyeri (National Precribing Service Limited, 2007).

c. Visual Rating Scale (VRS)

Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk

menggambarkan tingkat nyeri. Skala verbal menggunakan kata-kata

dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri.

Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah.

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

23

23

Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak

hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik nyeri hilang sama

sekali. Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini

tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.

5. Manajemen nyeri

a. Manajemen nyeri farmakologi

Strategi dalam penatalaksanaan nyeri mencakup baik pendekatan

farmakologi dan non-farmakologi.Pendekatan ini diseleksi

berdasarkan kebutuhan dan tujuan pasien secara individu.Analgesic

merupakan metode penanganan nyeri yang paling umum dan sangat

efektif. Ada tiga tipe analgesic, yaitu :

1) Non-opioid mencakup asetaminofen dan obat antiinflamatory

drug/NSAID

2) Opioid : secara tradisional dikenal dengan narkotik

3) Tambahan / pelengkap / koanalgesik (adjuvants) :

Variasi dari pengobatan yang meningkatkan analgesik atau

memiliki kandungan analgesik yang semula tidak diketahui

(Potter & Perry, 2010).

b. manajemen nyeri non farmakologi

1) Relaksasi dan guided imagery

Relaksasi merupakan teknik yang dilakukan agar tercapai

keadaan relaks. Teknik relaksasi lain mencakup meditasi, yoga,

dan latihan relaksasi otot progresif. Guided imagery adalah

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

24

24

teknik relaksasi cognitive-behavioral dimana pasien dibimbing

untukmembayangkan sesuatu yang indah atau pengalaman yang

indah sehingga memberikan perasaan bebas secara mental dan

fisik dari ketegangan atau stres yang membuat individu

memiliki rasa kontrol terhadap nyerinya.

2) Herbal

Kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan herbal, namun

penggunaannya belum sesuai dosis yang tepat sehingga

pengobatan menggunakan herbal kurang dianjurkan. Apabila

akan menggunakan herbal, harus dikonsultasikan terlebih dahulu

dengan tenaga kesehatan ahli agar tidak mengganggu bekerjanya

obat di dalam tubuh namun justru membantu kesembuhan

(Potter &Perry, 2010).

D. Dzikir

1. Definisi

Dzikir secara etimologis berasal dari bahasa Arab dzakara-

yadzkuru- dzikran yang berarti mengingat atau menyebut. Sedangkan

dzikir menurut istilah adalah segala proses komunikasi seorang hamba

dengan Allah untuk senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara

mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, memanjatkan do’a yang dapat

dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan aturan-aturan yang telah

ditentukan (Mahfani, 2006).

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

25

25

Kata dzikir biasanya disambung dengan asma Allah sehingga

menjadi dzikrullah yang artinya mengingat Allah (As’ad & Brata, 2011).

Dzikrullah adalah hadirnya Allah swt dalam hati atau fikiran atau

penyebutan Allah dalam lisan, atau mengingat Allah ketika lupa, atau

menyebutkan dan menghadirkan Allah dalam hati, pikiran dan lisan agar

tidak lupa.

Dzikir yang efektif adalah dzikir yang memadukan hati, pikiran,

lisan, maupun panca indra, sedangkan dzikir yang paling minimal adalah

dzikir dengan hati. Adapun dzikir dengan lisan tapi tidak menghadirkan

hati adalah sesuatu yang kosong, sebab Allah melarang orang mabuk

melaksanakan shalat sampai sadar dan paham apa yang diucapkan (Basri,

2014).

2. Cara dzikir

Dzikir yang efektif adalah dzikir yang komprehensif mencangkup seluruh

kehidupan manusia, dzikir memiliki berbagai macam bentuk bentuk,

diantaranya:

a. Dzikir qalby fikri

Dzikir dengan hati dan pikiran artinya hati memahami apa yang

diucapkan oleh lisan, akal merenungkan makna dan konsekuensinya.

lisan ketika mengucapkanAllahu Akbar, hati berusaha menghadirkan

kebesaranAllah, pikiran memikirkan kebesaran Allah, sehingga hati

danpikiran benar-benar menyakini kebesaran Allah di atas

seluruhmakhluk-Nya, maka perintah Allah adalah segala-galanya.

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

26

26

Demikianjuga ketika mengucapkan Alhamdulillah, hati dan

pikiranmerasakan menghadirkan berbagai macam nikmat, keindahan,

dan rahmatAllah yang luas dan kasih sayang-Nya (Allah) di penjuru

alam semesta.

b. Dzikir lisan

Dzikir lisan yaitu dengan mengucapkan sanjungan, pujian kepada

Allah, kalimat tauhid, istighfar, syahadat, shalawat yang dibarengi

dengan ucapan hati dan pikiran.Dzikir lisan dianjurkan oleh Nabi,

banyak hadits yang memotifasi agar melakukan dzikir lisan.

c. Dzikir fi’ly

Dzikir fi’li yaitu dzikir dengan perbuatan, yaitu melaksanakan

perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya dalam rangka taat

kepada-Nya.

3. Macam-macam dzikir

Dzikir tidak terbatas pada bacaan tertentu, melainkan mencakup seluruh

bentuk ketaatan yang dilakukan karena Allah. Menurut Winarko (2014),

terdapat beberapa macam dzikir, yaitu:

a. Dzikir-dzikir dari Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang sangat mulia dan suci. Ketika

membaca Al-Qur’an, setiap hurufnya sama dengan satu kali kebaikan.

Surat-surat yang biasa dibacakan untuk berdzikir antara lain:

1) Surat Al-Fatihah

2) Surat Al-Baqarah ayat 225 atau dikenal dengan ayat Kursi

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

27

27

3) Surat Al-Imran ayat 18-19

4) Surat Al-Waqi’ahSurat Al-Ikhlas

5) Surat Al-Falaq

6) Surat An-Naas

b. Dzikir-dzikir dari Al-Hadist

Kalimat thayyibah adalah kalimat yang baik yang harus kita

ucapkan disetiap keadaan apapun. Mengucapkan kalimat thayyibah

adalah salah satu cara untuk mengingat Allah dan kebesaran-Nya.

Kalimat thayyibah meliputi laa ilaaha illallaah,

bismillahirrohmaanirrohiim, alhamdulillah, subhanaullah, Allahu

akbar, ta’awudz, maasya Allah, assalaamu’alaikum, shalawat, tarji’,

laa haula walaa quwwata illaa billah, dan istighfar

(astaghfirulloohal’adziim).

Dzikir yang paling utama adalah tahlil atau kalimat “laa ila ha

illaullaah” yang artinya “tiada Tuhan melainkan Allah”. Atau bisa

disempurnakan lagi dengan “laa ilaha illaullaahu wahdahula

syarikalah, lahulmulku walahulhamdu wahuwa’alaa qullisyainqodiir”

yang artinya “Tidak ada Illah yang berhak disembah dengan haq

kecuali Allah, yang esa tiada sekutu bagi-Nya, baginya kerajaan bagi-

Nya segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu (Basri, 2014).

c. Asma’ul Husna

Asma’ul husna merupakan nama-nama Allah yang mempunyai

keistimewaan tersendiri (Winarko, 2014). Bagi orang yang

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

28

28

menghafalnya, Allah akan memberikan balasan yang sangat istimewa

dengan keistimewaan tak terhingga berupa surga. Seperti sabda

Rasulullah SAW : “ Allah memiliki 99 nama (asma’ul husna).

Barangsiapa menghafalnya, maka ia akan masuk ke surga.”

4. Adab dan etika dzikir

a. Hendaklah berdzikir dalam kondisi suci sebab berdzikir dalam kondisi

suci, jiwa lebih khusyuk sebagaimana dianjurkan bahwa seorang

mukmin seyogyanya selalu menjaga wudhunya. Berwudlu atau

tayamum dilakukan untuk mensucikan diri kita dari hadast kecil,

sehingga kita lebih pantas untuk menghadap kepada Allah yang Maha

Suci. Berpakaian sopan dan suci juga merupakan bagian dari dzikir

dengan kondisi yang suci (Basri, 2014). Tetapi berdzikir harus

dilakukan setiap saat baik hadats maupun dalam kondisi suci, hanya

sangat bagus orang bersuci ketika mau berdzikir.

b. Menghadap kiblat, hal ini dilakukan jika memungkinkan seperti ketika

berdo’a atau membaca Al-Qur’an. Dalam majlis yang memang untuk

berdzikir.

c. Bersuara lirih dalam ketawadhuan kepada Allah, dan tidak

meninggikan suara. Hal ini berdasarkan teguran Rasulullah saw.,

kepada para sahabat ketika mereka berteriak dalam berdzikir dengan

sabdanya:

d. Berdzikir dengan suara halus lebih dianjurkan, sesuai dengan sabda

Rsasulullah : “Wahai manusia! Kasihanilah dirimu! Karena

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

29

29

sesunggguhnya kamu tidak sedang berdoa kepada yang tuli dan yang

jauh. Sesungguhnya Tuhan yang sedang kamu seru itu Maha

Mendengar lagi Maha dekat, lebih dekat daripada leher unta seorang

dari kamu.”

Allah SWT juga berfirman : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan

berendah diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf:

55).

e. Ikhlas dan mengosongkan hati

Keikhlasan tertinggi adalah keikhlasan hanya untuk mencapai ridho

Allah semata (lillahita’ala).Berdzikir dengan penuh keikhlasan kepada

Allah akan menghadirkan hati yang bahagia dan tak terbebani

sehingga akan tercipta suasana yang khusyu’.Fungsi hati adalah untuk

mengontrol daya negatif dan positif dalam diri kita.Sehingga agar

nilai-nilai positif dapat teresap, maka hati harus memaknai nilai-nilai

tersebut.

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

30

30

Kerangka teori

Sumber : (Rasjidi, 2009) & (Potter &Perry, 2010).

Indikasi sectio caesare

a. indikasi ibu

1) Panggul sempit

2) Tumor jalan lahir

3) plasenta previa

4) Ruptur uteri

b. indikasi janin

1) Kelainan otak

2) Gawat janin

3) Prolapsus plasenta

4) Janin karena

preeklamsi

Faktor yang mempengaruhi nyeri:

1. Faktor fisiologis

2. Faktor sosial

3. Faktor spiritual

4. Faktor psikologis

5. Faktor budaya

Sectio

caesarea Nyeri

Terapi

farmakologi:

1. Terapi Non-

opioid

2. Terapi

opioid

3. Koanalgetik

Terapi Non

farmakologi

1. Releksasi

dan guided

imagery

2. Herbal

Menurunnya tingkat

Nyeri

PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018