BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan keperawatan nyeri …repository.ump.ac.id/8296/3/RIMA YANUARISTA...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan keperawatan nyeri …repository.ump.ac.id/8296/3/RIMA YANUARISTA...
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan keperawatan nyeri post section caesarea (SC)
1. Pengkajian
Tujuan anamnesa adalah kumpulan beberapa informasi subjektif
yang diperoleh dari apa yang telah dipaparkan oleh pasien terkait dengan
masalah kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan kunjungan ke
pelayanan kesehatan (Niman,2013).
Keadaan Umum : Tingkat energi, tingkat kesadaran.
a. BB, TB, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi , suhu 36,2-38,
Respirasi 16-24)
b. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
c. Rambut: rambut dapat bersih atau kotor, warna bervariasi sesuai
dengan ras, rontok atau tida.
d. Mata: penglihatan baik, konjungtiva anemis atau tidak anemis, sclera
ikretik atau tidak ikterik.
e. Wajah: kloasma gravidarum masih ada atau tidak
f. Hidung : hidung simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
g. Mulut : lidah bersih, mukosa bibir lrmbab atau kering, ada karies gigi
atau tidak.
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
8
8
h. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
i. Payudara
Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan,
benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum.dan palpasi apakah ada
nyeri tekan, teraba atau tidaknya massa, produksi ASI bervariasi,
sudah sudah ada dan belum,jika sudah ada payudara teraba padat.
j. Abdomen
Inspeksi : abdomen mungkin masih membesar, linea nigra bisa ada,
bisa tidak, striae bisa ada, bisa tidak, terdapat luka operasi tertutup
perban.
Palpasi : nyeri pada luka operasi, TFU di umbilicus setelah janin lahir,
turun 1-2 jari tiap 24 jam, posisi di tengah, kontraksi baik. Terdapat
diastasis rektus abdominis.Kandung kemih bisa distensi, bisa tidak
(kosong).
Auskultasi : Bising usus
k. Genetalia
Perineum bersih, jumlah lokhea sedikit. Tidak terdapat laserasi pada
perineum/jalan lahir
l. Ekstremitas bawah
Varises ada atau tidak, edema ada atau tidak, tanda Homan dapat
positif atau negative. Refleks Patella: positif.
m. kaji perasaan ibu saat ini dengan kondisi post operasi
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9
9
n. kaji psikologis pada ibu post sc apakah sudah bisa menerima
kehadiran bayi.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola aktual atau potensial)
dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal mengidentivikasi
dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan atau untuk mengurangi atau mencegah perubahan
(Rohman dkk, 2014)
a. Nyeri b.d kondisi pasca operasi (Diagnosa nanda, 2015)
b. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan fisik (Diagnosa nanda 2015)
c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik akiba anestesi dan tindakan
pembedahan (Diagnosa nanda 2015)
d. Risiko infeksi b.d prosedur inpasif (Diagnosa nanda 2015)
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah –masalah yang telah
diidentifikasikan dalam diagnose keperawatan (Rohman dkk, 2014).
a. Nyeri b.d kondisi pasca operasi
1) Tujuan keperawtan(NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
a) Kontrol nyeri
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
10
Indikator :
Mengenal penyebab nyeri
Tindakan non farmakologi
Melaporkan control nyeri
b) Tingkat nyeri
Indikator :
Melaporkan nyeri
Ekspresi wajah
Kegelisahan
2) Perencanaan NIC :
a) Manajement nyeri
b) Kaji nyeri secara komprehensif
c) Observasi tanda-tanda vital
d) Ajarkan teknik non farmakologi dengan Dzikir
e) Kurangi factor yang dapat mempengaruhi respon pasien
teradap ketidak nyamanan.
f) Kolaborasi pemberian analgesik
b. Gangguan mobilisasi fisik b.d kelemahan fisik
1) Tujuan keperawatan (NOC) :
Pasien akan memperlihatkan mobilitas tanpa hambatan
Indikator :
Bergerak dengan mudah
Berjalan
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
11
Pergerakan sendi dan otot
2) Perencanaan :
a) Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan
b) Ajarkan mobilisasi dini pada paisien
c) Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau
pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan ketahanan
otot’
4. Pelaksanaan keperawatan
Berikut implementasi yang diterapkan :
1. Implementasi pada nyeri
a. Mengkaji tanda-tanda vital
b. Mengkaji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
frekuensi, dan kualitas nyeri
c. Mengobservasi respon non verbal
d. Menganjurkan penggunaan teknik non farmakologi dengan teknik
dzikir
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai
apakah tindakan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah keperawatan
yang muncul dapat teratasi seperti nyeri b.d kontinuitas jaringan sekunder
akibat pembedahan dengan menggunakan teknik dzikir.
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
12
B. Konsep post partum
1. Definisi post partum
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Bobak,2010).
2. Tahap masa post partum
Tahap yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha (2009) adalah sebagai
berikut:
a. Periode Immediate post partum
Fase ini berlangsung setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada
masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena
Antonia uteri.
b. Periode Late post partum
Fase ini berlangsung 24 jam sampai 1 minggu dan memastikan
involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea
tidak berbau busuk dan tidak demam.
c. Periode Late post partum
Fase ini berlangsung 1 minggu samapai 5 minggu, pada periode ini
perlu dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
13
3. Adaptasi psikologis pada ibu masa nifas
Adaptasi psikologis menurut Saleha (2009), terjadi pada tiga tahap berikut:
a. Taking in periode
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, Ibu masih pasif dan
bergantung pada orang lain, focus perhatian terhadap tubuhnya, ibu
lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami
serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.
b. Taking hold periode
Berlangsung 3-4 hari post partum, Ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya
terhadap perawatan bayi, pada masa iniibu menjadi sangan sensitiv,
sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Letting go periode
Dialami setelah ibu dan bayi dirumah, ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu dan menyadri atau
akan merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.
4. Konsep Section caesarea
a. Definisi sectio caesarea
Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan bedah untuk melahirkan
bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu
(WHO, 2010).
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
14
b. Indikasi section caesarea
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam persalinan SC
(Rasjidi, 2009) Indikasi Persalinan Sectio Caesarea:
1) Indikasi Mutlak
Faktor mutlak untuk dilakukan SC dapat dibagi menjadi dua
indikasi, yang pertama adalah indikasi ibu, antara lain: panggul
sempit absolut, kegagalan melahirkan secara normal karena
kurang kuatnya stimulasi, adanya tumor jalan lahir, stenosis
serviks, plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, dan ruptur uteri.
Indikasi yang kedua adalah indikasi janin, antara lain: kelaianan
otak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang
terhambat, dan mencegah hipoksia janin karena preeklamasi.
2) Indikasi Relatif
Factor dilakukan persalinan SC secara relatif, antara lain : riwayat
sectio caesarea sebelumnya, presentasi bokong, distosia fetal
distress, preeklamsi berat, ibu dengan HIV positif sebelum inpartu
atau gemeli.
3) Indikasi Sosial
Permintaaan pasien untuk melakukan sectio caesarea sebenarnya
bukanlah suatu indikasi untuk dilakukan sectio caesarea. Alasan
yang spesifik dan rasional harus dieksplorasi dan didiskusikan.
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
15
c. Kontra indikasi section caesarea
Kontraindikasi dilakukan sectio caesarea adalah tidak adanya
indikasi yang tepat untuk melakukan sectio caesarea. Adapun secara
lebih rinci dari kontraindikasi sectio caesarea adalah : Janin mati,
syok, anemia berat, kelainan kongenital berat, infeksi progenik pada
dinding abdomen, minimnya fasilitas operasi sectio caesarea.
d. Jenis sectio caesarea
Jenis sectio caesarea berdasarkan irisannya ada 2 macam:
1) SC Segmen Analisa Indikasi dilakukan Persalinan Sectio Caesarea
bawah, untuk indikasi : janin letak memanjang, masih ingin anak,
tidak ada kesulitan mencapai segmen bawah Rahim (SBR).
2) Kedua yaitu untuk indikasi : kesulitan mencapai SBR, letak lintang
dengan janin besar, gawat janin, plasenta previa dengan insersi di
depan, sterilisa.
Menurut waktu pelaksanaan SC ada 2 macam: yaitu emergency dan
elective. Emergency adalah apabila persalinan tidak segera dikerjakan
bisa mengancam keselamatan ibu dan atau janinnya, sedang elective
adalah persalina yang bisa direncanakan waktunya.
e. Risiko nyeri post sectio caesarea
Nyeri juga berdampak pada menurunnya kualitas tidur, stres, ansietas,
dan takut apabila dilakukan tindakan bedah kembali (Arora, Hurley,
Murthy, Sharma, 2010).Penanganan nyeri dilakukan secara
farmakologi dan nonfarmakologi.Pasien masih merasa nyeri dan tidak
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
16
mampu beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan apabila efek dari
analgetik hilang sehingga dibutuhkan terapi non-farmakologis
(Sujatmiko, 2013).
Penelitian oleh Sousa et al (2009) tentang hubungan antara
nyeri post SC dengan terbatasnya aktifitas fisik didapatkan data
sebanyak 75% partisipan menyatakan bahwa nyeri berada di sekitar
insisi, dan sebanyak 41.7% menyatakan berasal dari area insisi dan
dari dalam perut, sebanyak 95% ketika berjalan, dan 55% ketika
melakukan personal hygiene. Ibu post section caesarea (SC) juga
mengalami nyeri ketika berkemih, menyusui, tidur, makan dan
defekasi. Sebanyak 40% ibu mengalami kesulitan ketika menyusui
karena nyeri.
Dari uraian hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
nyeri mengganggu aktifitas fisik sehari-hari termasuk menyusui.
Ketika menyusui terganggu, maka nutrisi untuk bayi akan berkurang
dan akan menyebabkan terganggunya bonding attachment atau
hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
f. Komplikasi post section caesarea
Komplikasi SC secara psikologis yang sering dialami ibu antara
lain perasaan kecewa dan merasa bersalah terhadap pasangan dan
anggota keluarga lainnya, takut, marah, frustasi karena kehilangan
kontrol dan harga diri rendah akibat perubahan body image, serta
perubahan dalam fungsi seksual (Potter & Perry, 2010).
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
17
Komplikasi yang sering Muncul pada Tindakan SC ( Bobak, 2005)
1) Pada Ibu
a) Infeksi puerperialis / nifas bisa terjadi dari infeksi ringan
yaitu kenaikan suhu beberapa hari saja, sedang yaitu
kenaikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit
kembung, berat yaitu dengan peritonitis dan ileus paralitik.
b) Perdarahan akibat antonia uteri atau banyak pembuluh darah
yang terputus dan terluka pada saat operasi.
c) Trauma kandung kemih akibat kandung kemih yang
terpotong saat melakukan sectio caesarea.
d) Resiko ruptura uteri pada kehamilan berikutnya karena jika
pernah mengalami pendarahan pada dinding rahim insisi
yang dibuat menciptakan garis kelemahan yang sangat
beresiko untuk ruptur pada persalinan berikutnya.
e) Endometritis yaitu infeksi atau peradangan pada
endometrium.
2) Pada Bayi
a) Hipoksia
b) Depresi pernafasan
c) Sindrom gawat pernafasan
d) Trauma persalinan
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
18
C. Konsep nyeri
1. Definisi nyeri
Menurut American Medical Association (2013), nyeri adalah
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual ataupun potensial. Nyeri merupakan
alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan dan
yang paling banyak dikeluhkan.
Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional
yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan
itu sendiri atau potensi kerusakan jaringan, atau istilah terhadap
kerusakan yang sama (Loeser, 2011).
2. Klasifikasi nyeri
Margo McCaffery, salah seorang penggas dalam keperawatan
nyeri, mendefinisikan nyeri sebagai “segala sesuatu yang dikatakan oleh
individu yang merasakan nyeri dan ada ketika individu tersebut
mengatakan ada”. Oleh karena itu, nyeri merupakan hal yang subjektif,
satu-satunya individu yang dapat dengan akurat mendefinisikan nyeri
mereka sendiri adalah mereka yang mengalami nyeri tersebut.Nyeri
maladaptif terjadi jika ada proses patologis pada sistem saraf atau akibat
dari abnormalitas respon sistem saraf. Nyeri dikategorikan dengan durasi
atau lamanya nyeri berlangsung (akut atau kronis) atau dengan kondisi
patologis (contoh: kanker atau neuropatik).
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
19
Proses penyembuhan nyeri secara menyeluruh tidak selalu dapat
dicapai, tetapi mengurangi rasa nyeri sampai dengan tingkat yang dapat
ditoleransi harus dilakukan (Potter & Perry, 2010).
3. Factor yang mempengaruhi nyeri
Rasa nyeri merupakan suatu hal yang bersifat kompleks, mencakup
pengaruh fisiologis, sosial, spiritual, psikologis dan budaya.Oleh karena
itu pengalaman nyeri masing-masing individu berbeda-beda.
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis terdiri dari usia, gen, dan fungsi neurologis.
Pada usia 1-3 tahun (toddler) dan usia 4-5 tahun (prasekolah) belum
mampu menggambarkan dan mengekspresikan nyeri secara verbal
kepada orang tuanya. Sedangkan pada usia dewasa akhir,
kemampuan dalam menafsirkan nyeri yang dirasakan sangat sukar
karena terkadang menderita beberapa penyakit sehingga
mempengarui anggota tubuh yang sama (Potter & Perry, 2010).
b. Faktor sosial
Faktor sosial yang dapat mempengaruhi nyeri terdiri dari
perhatian, pengalaman sebelumnya, dukungan keluarga dan
sosial.Perhatian adalah tingkat dimana pasien memfokuskan
perhatian terhadap nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 2010).
Frekuensi terjadinya nyeri di masa lampau tanpa adanya
penanganan yang adekuat akan membuat seseorang salah
menginterpretasikan nyeri sehingga menyebabkan ketakutan. Pasien
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
20
yang tidak memiliki pengalaman terhadap kondisi yang menyakitkan
(nyeri), persepsi pertama terhadap nyeri dapat merusak kemampuan
seseorang untuk mengatasi masalah.Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Linton dan Shaw (2011) bahwa dukungan dan
perhatian dari keluarga dan orang terdekat pasien sangat
mempengaruhi presepsi nyeri pasien.
c. Faktor spiritual
Spiritualitas dan agama merupakan kekuatan bagi seseorang.
Apabila seseorang memiliki kekuatan spiritual dan agama yang
lemah, maka akan menganggap nyeri sebagai suatu hukuman. Akan
tetapi apabila seseorang memiliki kekuatan spiritual dan agama yang
kuat, maka akan lebih tenang sehingga akan lebih cepat sembuh.
Spiritual dan agama merupakan salah satu koping adaptif yang
dimiliki seseorang sehingga akan meningkatkan ambang toleransi
terhadap nyeri (Moore, 2012).
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis dapat juga mempengaruhi tingkat
nyeri.Faktor tersebut terdiri dari kecemasan dan teknik
koping.Kecemasan dapat meningkatkan persepsi terhadap
nyeri.Teknikkoping memengaruhi kemampuan untuk mengatasi
nyeri.Seseorang yang belum pernah mendapatkan teknik koping
yang baik tentu respon nyerinya buruk (Potter & Perry, 2010).
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21
21
e. Faktor Budaya
Faktor budaya terdiri dari makna nyeri dan suku bangsa.
Makna nyeri adalah sesuatu yang diartikan seseorang sebagai nyeri
akan mempengaruhi pengalaman nyeri dan bagaimana seseorang
beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Seseorang merasakan sakit
yang berbeda apabila terkait dengan ancaman, kehilangan, hukuman,
atau tantangan.Suku bangsa berkaitan dengan budaya.
Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri.Beberapa budaya
percaya bahwa menunjukkan rasa sakit adalah suatu hal yang wajar.
Sementara yang lain cenderung untuk lebih introvert (Potter & Perry,
2010).
4. Macam-macam pengukuran skala nyeri
Alat pengukur skala nyeri adalah alat yang digunakan untuk
mengukur skala nyeri yang dirasakan seseorang dengan rentang 0 sampai
10. Terdapat tiga alat pengukur skala nyeri, yaitu :
a. Numerical Rating Scale (NRS)
Merupakan skala yang digunakan untuk pengukuran nyeri
pada dewasa. Dimana 0 tidak ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri
sedang, 7-9 nyeri berat, dan 10 sangat nyeri (National Precribing
Service Limited, 2007).
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
22
b. Face Rating Scale (FRS)
Skala pengukur nyeri Wong Baker Face Scale banyak
digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengukur nyeri pada pasien
anak.Perawat terlebih dulu menjelaskan tentang perubahan mimik
wajah sesuai rasa nyeri dan pasien memilih sesuai dengan rasa nyeri
yang dirasakan. Interpretasinya adalah 0 tidak ada nyeri, 2 sedikit
nyeri, 4 sedikit lebih nyeri, 6 semakin lebih nyeri, 8 nyeri sekali, 10
sangat sangat nyeri (National Precribing Service Limited, 2007).
c. Visual Rating Scale (VRS)
Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk
menggambarkan tingkat nyeri. Skala verbal menggunakan kata-kata
dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri.
Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah.
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
23
Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak
hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik nyeri hilang sama
sekali. Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini
tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.
5. Manajemen nyeri
a. Manajemen nyeri farmakologi
Strategi dalam penatalaksanaan nyeri mencakup baik pendekatan
farmakologi dan non-farmakologi.Pendekatan ini diseleksi
berdasarkan kebutuhan dan tujuan pasien secara individu.Analgesic
merupakan metode penanganan nyeri yang paling umum dan sangat
efektif. Ada tiga tipe analgesic, yaitu :
1) Non-opioid mencakup asetaminofen dan obat antiinflamatory
drug/NSAID
2) Opioid : secara tradisional dikenal dengan narkotik
3) Tambahan / pelengkap / koanalgesik (adjuvants) :
Variasi dari pengobatan yang meningkatkan analgesik atau
memiliki kandungan analgesik yang semula tidak diketahui
(Potter & Perry, 2010).
b. manajemen nyeri non farmakologi
1) Relaksasi dan guided imagery
Relaksasi merupakan teknik yang dilakukan agar tercapai
keadaan relaks. Teknik relaksasi lain mencakup meditasi, yoga,
dan latihan relaksasi otot progresif. Guided imagery adalah
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
24
teknik relaksasi cognitive-behavioral dimana pasien dibimbing
untukmembayangkan sesuatu yang indah atau pengalaman yang
indah sehingga memberikan perasaan bebas secara mental dan
fisik dari ketegangan atau stres yang membuat individu
memiliki rasa kontrol terhadap nyerinya.
2) Herbal
Kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan herbal, namun
penggunaannya belum sesuai dosis yang tepat sehingga
pengobatan menggunakan herbal kurang dianjurkan. Apabila
akan menggunakan herbal, harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan tenaga kesehatan ahli agar tidak mengganggu bekerjanya
obat di dalam tubuh namun justru membantu kesembuhan
(Potter &Perry, 2010).
D. Dzikir
1. Definisi
Dzikir secara etimologis berasal dari bahasa Arab dzakara-
yadzkuru- dzikran yang berarti mengingat atau menyebut. Sedangkan
dzikir menurut istilah adalah segala proses komunikasi seorang hamba
dengan Allah untuk senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara
mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, memanjatkan do’a yang dapat
dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan aturan-aturan yang telah
ditentukan (Mahfani, 2006).
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
25
Kata dzikir biasanya disambung dengan asma Allah sehingga
menjadi dzikrullah yang artinya mengingat Allah (As’ad & Brata, 2011).
Dzikrullah adalah hadirnya Allah swt dalam hati atau fikiran atau
penyebutan Allah dalam lisan, atau mengingat Allah ketika lupa, atau
menyebutkan dan menghadirkan Allah dalam hati, pikiran dan lisan agar
tidak lupa.
Dzikir yang efektif adalah dzikir yang memadukan hati, pikiran,
lisan, maupun panca indra, sedangkan dzikir yang paling minimal adalah
dzikir dengan hati. Adapun dzikir dengan lisan tapi tidak menghadirkan
hati adalah sesuatu yang kosong, sebab Allah melarang orang mabuk
melaksanakan shalat sampai sadar dan paham apa yang diucapkan (Basri,
2014).
2. Cara dzikir
Dzikir yang efektif adalah dzikir yang komprehensif mencangkup seluruh
kehidupan manusia, dzikir memiliki berbagai macam bentuk bentuk,
diantaranya:
a. Dzikir qalby fikri
Dzikir dengan hati dan pikiran artinya hati memahami apa yang
diucapkan oleh lisan, akal merenungkan makna dan konsekuensinya.
lisan ketika mengucapkanAllahu Akbar, hati berusaha menghadirkan
kebesaranAllah, pikiran memikirkan kebesaran Allah, sehingga hati
danpikiran benar-benar menyakini kebesaran Allah di atas
seluruhmakhluk-Nya, maka perintah Allah adalah segala-galanya.
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
26
Demikianjuga ketika mengucapkan Alhamdulillah, hati dan
pikiranmerasakan menghadirkan berbagai macam nikmat, keindahan,
dan rahmatAllah yang luas dan kasih sayang-Nya (Allah) di penjuru
alam semesta.
b. Dzikir lisan
Dzikir lisan yaitu dengan mengucapkan sanjungan, pujian kepada
Allah, kalimat tauhid, istighfar, syahadat, shalawat yang dibarengi
dengan ucapan hati dan pikiran.Dzikir lisan dianjurkan oleh Nabi,
banyak hadits yang memotifasi agar melakukan dzikir lisan.
c. Dzikir fi’ly
Dzikir fi’li yaitu dzikir dengan perbuatan, yaitu melaksanakan
perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya dalam rangka taat
kepada-Nya.
3. Macam-macam dzikir
Dzikir tidak terbatas pada bacaan tertentu, melainkan mencakup seluruh
bentuk ketaatan yang dilakukan karena Allah. Menurut Winarko (2014),
terdapat beberapa macam dzikir, yaitu:
a. Dzikir-dzikir dari Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang sangat mulia dan suci. Ketika
membaca Al-Qur’an, setiap hurufnya sama dengan satu kali kebaikan.
Surat-surat yang biasa dibacakan untuk berdzikir antara lain:
1) Surat Al-Fatihah
2) Surat Al-Baqarah ayat 225 atau dikenal dengan ayat Kursi
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
27
27
3) Surat Al-Imran ayat 18-19
4) Surat Al-Waqi’ahSurat Al-Ikhlas
5) Surat Al-Falaq
6) Surat An-Naas
b. Dzikir-dzikir dari Al-Hadist
Kalimat thayyibah adalah kalimat yang baik yang harus kita
ucapkan disetiap keadaan apapun. Mengucapkan kalimat thayyibah
adalah salah satu cara untuk mengingat Allah dan kebesaran-Nya.
Kalimat thayyibah meliputi laa ilaaha illallaah,
bismillahirrohmaanirrohiim, alhamdulillah, subhanaullah, Allahu
akbar, ta’awudz, maasya Allah, assalaamu’alaikum, shalawat, tarji’,
laa haula walaa quwwata illaa billah, dan istighfar
(astaghfirulloohal’adziim).
Dzikir yang paling utama adalah tahlil atau kalimat “laa ila ha
illaullaah” yang artinya “tiada Tuhan melainkan Allah”. Atau bisa
disempurnakan lagi dengan “laa ilaha illaullaahu wahdahula
syarikalah, lahulmulku walahulhamdu wahuwa’alaa qullisyainqodiir”
yang artinya “Tidak ada Illah yang berhak disembah dengan haq
kecuali Allah, yang esa tiada sekutu bagi-Nya, baginya kerajaan bagi-
Nya segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu (Basri, 2014).
c. Asma’ul Husna
Asma’ul husna merupakan nama-nama Allah yang mempunyai
keistimewaan tersendiri (Winarko, 2014). Bagi orang yang
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
28
28
menghafalnya, Allah akan memberikan balasan yang sangat istimewa
dengan keistimewaan tak terhingga berupa surga. Seperti sabda
Rasulullah SAW : “ Allah memiliki 99 nama (asma’ul husna).
Barangsiapa menghafalnya, maka ia akan masuk ke surga.”
4. Adab dan etika dzikir
a. Hendaklah berdzikir dalam kondisi suci sebab berdzikir dalam kondisi
suci, jiwa lebih khusyuk sebagaimana dianjurkan bahwa seorang
mukmin seyogyanya selalu menjaga wudhunya. Berwudlu atau
tayamum dilakukan untuk mensucikan diri kita dari hadast kecil,
sehingga kita lebih pantas untuk menghadap kepada Allah yang Maha
Suci. Berpakaian sopan dan suci juga merupakan bagian dari dzikir
dengan kondisi yang suci (Basri, 2014). Tetapi berdzikir harus
dilakukan setiap saat baik hadats maupun dalam kondisi suci, hanya
sangat bagus orang bersuci ketika mau berdzikir.
b. Menghadap kiblat, hal ini dilakukan jika memungkinkan seperti ketika
berdo’a atau membaca Al-Qur’an. Dalam majlis yang memang untuk
berdzikir.
c. Bersuara lirih dalam ketawadhuan kepada Allah, dan tidak
meninggikan suara. Hal ini berdasarkan teguran Rasulullah saw.,
kepada para sahabat ketika mereka berteriak dalam berdzikir dengan
sabdanya:
d. Berdzikir dengan suara halus lebih dianjurkan, sesuai dengan sabda
Rsasulullah : “Wahai manusia! Kasihanilah dirimu! Karena
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
29
29
sesunggguhnya kamu tidak sedang berdoa kepada yang tuli dan yang
jauh. Sesungguhnya Tuhan yang sedang kamu seru itu Maha
Mendengar lagi Maha dekat, lebih dekat daripada leher unta seorang
dari kamu.”
Allah SWT juga berfirman : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf:
55).
e. Ikhlas dan mengosongkan hati
Keikhlasan tertinggi adalah keikhlasan hanya untuk mencapai ridho
Allah semata (lillahita’ala).Berdzikir dengan penuh keikhlasan kepada
Allah akan menghadirkan hati yang bahagia dan tak terbebani
sehingga akan tercipta suasana yang khusyu’.Fungsi hati adalah untuk
mengontrol daya negatif dan positif dalam diri kita.Sehingga agar
nilai-nilai positif dapat teresap, maka hati harus memaknai nilai-nilai
tersebut.
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
30
30
Kerangka teori
Sumber : (Rasjidi, 2009) & (Potter &Perry, 2010).
Indikasi sectio caesare
a. indikasi ibu
1) Panggul sempit
2) Tumor jalan lahir
3) plasenta previa
4) Ruptur uteri
b. indikasi janin
1) Kelainan otak
2) Gawat janin
3) Prolapsus plasenta
4) Janin karena
preeklamsi
Faktor yang mempengaruhi nyeri:
1. Faktor fisiologis
2. Faktor sosial
3. Faktor spiritual
4. Faktor psikologis
5. Faktor budaya
Sectio
caesarea Nyeri
Terapi
farmakologi:
1. Terapi Non-
opioid
2. Terapi
opioid
3. Koanalgetik
Terapi Non
farmakologi
1. Releksasi
dan guided
imagery
2. Herbal
Menurunnya tingkat
Nyeri
PENERAPAN DZIKIR DALAM..., Rima Yanuarista, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018