BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Smaltzer dan Bare, 2002). Sedangkan menurut Hirlan tahun 2005, gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Suyono, 2001). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan local. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price & Wilson, 2005). 2. Klasifikasi Gastritis Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : a. Gastritis akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial. b. Gastritis kronik Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik dan gastritis hipertrofik.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gastritis

1. Pengertian Gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering

diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan

cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh

penyebab lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi

(Smaltzer dan Bare, 2002). Sedangkan menurut Hirlan tahun 2005,

gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung

atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung,

secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel

radang pada daerah tersebut (Suyono, 2001). Gastritis adalah suatu

keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,

kronis, difus dan local. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis

akut dan kronik (Price & Wilson, 2005).

2. Klasifikasi Gastritis

Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Gastritis akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.

b. Gastritis kronik

Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga

perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik dan gastritis

hipertrofik.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

9

1) Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta

perdarahan dan erosi mukosa.

2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan

mukosa. Pada perkembangannya dihubingkan dengan ulkus dan

kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan

karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dal sel chief.

3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-

nodul pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan

hemoragik.

3. Etiologi

a. Gastritis akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok, jenis

obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau

intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia

dan trauma langsung (Muttaqin, 2011).

1) Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS

(Indomestasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide,

Steroid, Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-

deoxyuridine), Salisilat, dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa

lambung (Gelfand, 1999).

2) Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin (Kang, 1985).

3) Infeksi bakteri; seperti H. pylori (paling sering), H. heilmanii,

Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium species,

E.coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis (Anderson, 2007)

4) Infeksi virus oleh Sitomegalovirus (Giannkis, 2008).

5) Infeksi jamur; seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan

Phycomycosis (Feldman,1999).

6) Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu

(komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

10

gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga

menimbulkan respons peradangan mukosa (Mukherjee, 2009).

7) Iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma

langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara

agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas

mukosa, yang dapat menimbulkan respons peradangan pada

mukosa lambung (Wehbi, 2008).

Sedangkan penyebab gastritis akut menurut Price (2006) adalah stres

fisik dan makanan, minuman.

1) Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal nafas, gagal ginjal, kersusakan susunan saraf

pusat, dan refluks usus-lambung.

2) Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu

dan minuman dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan

agen-agen penyebab iritasi mukosa lambung.

b. Gastritis kronik

Penyebab pasti dari penyakit gastritsi kronik belum diketahui, tetapi

ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis

kronik, yaitu: infeksi dan non infeksi menurut Wehbi (tahun 2008

dalam Muttaqin, 2011)

1) Gastritis infeksi

a) H. pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri ini

merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,

2007)

b) Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis, dan Syphilis

(Wehbi, 2008)

c) Infeksi parasit.

d) Infeksi virus.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

11

2) Gastritis non-infeksi

a) Kondisi imunologi (autoimun) didasarkan pada kenyataan,

terdapat kira-kira 60% serum pasien gastritis kronik

mempunyai antibodi terhadap sel parietalnya (Genta, 1996).

b) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk

garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin

(Mukherjee, 2009)

c) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang

menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa

lambung dan gastritis sekunder dari terapi obat-obatan (Wehbi,

2008).

d) Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan

dengan berbagai penyakit, meliputi penyakit Crohn,

Sarkoidosis, Wegener granulomatus, penggunaan kokain,

Isolated granulomatous gastritis, penyakit granulomatus kronik

pada masa anak-anak, Eosinophilic granuloma, Allergic

granulomatosis dan vasculitis, Plasma cell granulomas,

Rheumatoid nodules, Tumor amyloidosis, dan granulomas yang

berhubungan dengan kanker lambung (Shapiro, 2006).

e) Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagenous gastritis

dan injuri radiasi pada lambung (Sepulveda, 2004).

4. Patofisiologi

Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya

bersifat jinak dan swasirna; merupakan respons mukosa lambung terhadap

berbagai iritan lokal. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan

terkontaminasi), kafein, alkohol, dan aspirin merupakan agen pencetus

yang lazim. Infeksi H. pylori lebih sering dianggap sebagai penyebab

gastritis akut. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan

menghancurkan lapisan mukosa pelindung, meninggalkan daerah epitel

yang gundul. Obat lain juga terlibat, misalnya anti inflamasi nonsteroid

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

12

(NSAID: misalnya indomestasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamida,

steroid, dan digitalis. Asam empedu, enzim pankreas, dan etanol juga

diketahui mengganggu sawar mukosa lambung. Apabila alkohol diminum

bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak dibandingkan dengan

efek masing-masing agen tersebut bila diminum secara terpisah (Price &

Wilson, 2002).

Menurut Dermawan dan Rahayuningsih (2010) patafisiologi gastritis yaitu

mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan

terhadap lambung itu sendiri, yang disebut proses autodigesti acid,

prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barier

ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barier ini rusak terjadilah

perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf

colinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mucus dan

menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan

tercadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung. Alkohol, aspirin

dan refluk isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi barier.

5. Manifestasi Klinik

Menurut Mansjoer (2001), manifestasi klinik gastritis terbagi menjadi

yaitu gastritis akut dan gastritis.

a. Manifestasi klinik gastritis akut

Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,

merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula

perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian

disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika

dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-

obatan atau bahan kimia tertentu.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

13

b. Manifestasi klinik gastritis kronik

Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil

mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik

tidak dijumpai kelainan.

6. Penatalaksanaan

a. Gastritis Akut

Menurut Suzzane & Bare (2002) penatalaksaanaan medis pada pasien

gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila

pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan.

Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila

perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan

prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.

Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam,

pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen

penyebab. Untuk menetralisir asam digunakan antacid umum dan bila

korosi luas atau berat dihindari karena bahaya perforasi.

Sedangkan menurut Sjamsuhidajat (2004) penatalaksanaanya jika

terjadi perdarahan, tindakan pertama adalah tindakan konservatif

berupa pembilasan air es disertai pemberian antacid dan antagonis

reseptor H2. Pemberian obat yang berlanjut memerlukan tindakan

bedah.

b. Gastritis kronik

Menurut Suzzane & Bare (2002) penatalaksanaan medis pada pasien

gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan

istirahat, mengurangi stres. Sedangkan menurut Mansjoer (2001)

penatalaksanaan yang dilakukan pertama kali adalah jika tidak dapat

dilakukan endoskopi caranya yitu dengan mengatasi dan menghindari

penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

14

berupa antacid. Tetapi jika endoskopi dapat dilakukan berikan terapi

eradikasi.

7. Komplikasi

Menurut Mansjoer (2001), komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu

gastritis akut dan gastritis kronik.

a. Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian

atas berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir syok hemoragik.

b. Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian

atas, ulkus, perforasi dan anemia.

8. Diet pada Gastritis

Makanan yang disajikan perlu diatur pada penderita gastritis, terutama

mengingat bahwa penyakit ini berhunbungan dengan alat pencernaan.

Berikut hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengaturan makananan

menurut Irianto (2007):

a. Keadaan akut, lambung diistirahatkan tanpa makanan selama 24-48

jam, hanya diberi minuman agak dingin. Hindarkan minuman dingin

atau minuman panas.

b. Berikan makanan secara bertahap, misalnya bubur saring, dan

berangsur-angsur makanan lunak, makan biasa.

c. Berikan makanan yang mudah dicerna, misalnya bubur beras, kentang

pure, roti bakar, tepung yang dibuat pudding, sementara untuk lauk

pauk, misalnya daging ayam, telur, ikan tanpa duri yang direbus atau

dipanggang.

d. Makanan atau minuman yang tidak boleh diberikan meliputi:

1) Sayuran dan buah-buahan berserat dan mengandung gas, seperti

sawi, kol, nangka, daun singkong.

2) Bumbu-bumbu makanan yang merangsang, seperti cabe, lada dan

cuka.

3) Minuman beralkohol, kopi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

15

4) Makanan yang dimasak dengan santan kental atau digoreng.

5) Porsi makanan diberikan sedikit, tetapi frekuensinya sering.

B. Faktor-Faktor Kekambuhan Gastritis

1. Stres

a. Pengertian stres

Setiap orang pernah mengalami stres, dan orang yang normal dapat

beradaptasi dengan stres jangka panjang atau jangka pendek hingga

stress itu berlalu. Hartono (2007) mendefinisikan stres adalah reaksi

non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus

stressor). Stres merupakan suatu reaksi adaptif, bersifat sangat

individual, sehingga suatu stress bagi seseorang belum tentu sama

tanggapannya bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat

kematangan berpikir, tingkat pendidikan, dan kemampuan adaptasi

seseorang terhadap lingkungannya.

Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap

kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenpmena universal yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap

orang mengalaminya, stres memberi dampak secara total pada individu

yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stres

dapat mengancam keseimbangan fisiologis (Rasmun, 2004).

b. Macam-macam stres

Apabila ditinjau dari penyebab stres, menurut Kusmiati dan

Desminiarti (tahun 1990 dalam Sunaryo, 2004), dapat digolongkan

menjadi stres fisik, stres kimiawi, stres mikrobiologik, stres fisiologik,

stres proses pertumbuhan dan perkembangan serta stres psikis.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

16

1) Stres fisik

Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena

temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising,

sinar matahari, atau tersengat arus listrik.

2) Stres kimiawi

Stress ini disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat

beracun, gas, prinsipnya karena senyawa kimia.

3) Stres mikrobiologik

Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri

atau parasite.

4) Stres fisiologik

Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh,

diantaranya gangguan struktur tubuh, fungsi organ, jaringan dan

lain-lain.

5) Stres proses pertumbuhan dan perkembangan

Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan

perkembangan seperti pada masa bayi hingga tua.

6) Stres psikis atau emosional

Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau

ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri

seperti hubungan interpersonal, social budaya, atau factor

keagamaan.

c. Penyebab stres

Adapun menurut Brench Grand (2000) dalam Sunaryo (2004), stres

ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

penyebab makro dan penyebab mikro.

1) Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam

kehidupan, seperti kematian, perceraian, pension, luka batin, dan

kebangkrutan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

17

2) Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari

seperti pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah yang

dimakan, dan antri.

d. Tanda dan gejala stres

Menurut Lukaningsih (2011) Stres memiliki dua gejala, yaitu gejala

fisik dan psikis.

a. Gejala stres secara fisik dapat berupa jantung berdebar, nafas cepat

dan memburu/terengah-engah, mulut kering, lutut gemetar, suara

menjadi serak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat, berkeringat

banyak, tangan lembab, letih yang tak beralasan, merasa gerah,

panas, otot tegang.

b. Keadaan stres dapat membuat orang-orang yang mengalaminya

merasa gejala-gejala psikoneurosa, seperti bingung, salah paham,

agresi, labil, jengkel, marah, lekas panic, cermat secara berlebihan.

e. Tingkat stres

Menurut Rasmun (2004), stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres

ringan, sedang dan berat.

1) Stres ringan

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari

seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang

misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan

biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam.

Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi

terus menerus.

2) Stres sedang

Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa

hari. Contoh dari stresor yang menimbulkan stres sedang adalah

kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan,

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

18

mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi

dalam waktu yang lama.

3) Stres berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu

sampai beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat

menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak

harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres

Menurut Sunaryo (2004), setiap individu akan mendapat efek stres

yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu

faktor biologis dan faktor psikoedukatif:

1) Faktor biologis: herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik,

neurofsiologik, dan neurohormonal.

2) Faktor psikoedukatif/sosiokultural: perkembangan kepribadian,

pengalaman dan kondisi lain yang mempengaruhi.

g. Tahapan stres

Stress yang dialami seseorang dapat melalui beberapa tahapan,

menurut Amberg (tahun 1979 dalam Hawari, 2001) bahwa tahapan

stress sebagai berikut :

1) Tahap pertama

Merupakan tahap yang paling ringan, yang disertai perasaan nafsu

bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan

pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan

penglihatan menjadi tajam.

2) Tahap kedua

Pada tahap ini seseorang merasa letih sewaktu bangun pagi, terasa

lelah setelah makan siang, cepat lelh menjelang sore, sering

mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut jantung

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

19

berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan

tengkuk semakin tegang dan tidak bias santai.

3) Tahap ketiga

Seseorang mengalami gangguan lambung dan usus seperti keluhan

gastritis, buang air besar tidak teratur, gangguan pola tidur seperti

sulit untuk tidur kembali, tenaga seperti tidak ada, perasaan tidak

tenang, ketegangan otot semakin terasa.

4) Tahap keempat

Pada tahap ini seseorang akan merasa pekerjaan yang

menyenagkan menjadi membosankan, tidak mampu melaksanakan

tugas sehari-hari, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun

karena adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak

diketahui penyebabnya, gangguan pola tidur.

5) Tahap kelima

Ditandai adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan

pada system pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan

kecemasan semakin meningkat.

6) Tahap keenam

Tahap ini merupakan puncak dan seseorang mengalami panik dan

perasaan takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung

semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan

berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.

h. Pengukuran tingkat stres

Tingkat stres adalah hasil penelitian terhadap berat ringannya stress

yang dialami seseorang. Tingkatan stres ini diukur dengan

menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) oleh

Lovilbond & Lovilbond (1995). Psychometric Properties of The

Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item. DASS

adalah seperangkat skala subyektif yang dibentuk untuk mengukur

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

20

status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 42

dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai

status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk

pemahaman, pengertian dan pengukuran yang berlaku di manapun dari

status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai

stres.

Kategori tingkatan stres menggunakan instrumen DASS 42 yang terdiri

dari normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat. Jumlah skor dari

pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-29 (normal), 30-59

(ringan), 60-89 (sedang), 90-119 (berat), dan > 120 (sangat berat)

(Sriati, 2008)

2. Frekuensi konsumsi makanan dan minuman yang mengiritasi

lambung

a. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu

memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap

pengaruh fisiologi, psikologi dan sosial budaya. Kebiasaan makan atau

pola makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk

melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat

diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan

makan secara sehat. Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah

susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau

kelompok orang pada waktu tertentu. terjadinya gastritis dapat

disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu

frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung

menjadi sensitif bila asam lambung meningkat (Baliwati, 2004).

Kebiasaan makan dihihat dari segi gizi terbagi menjadi dua yaitu

kebiasaan makan yang baik dan yang buruk. Kebiasaan makan yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

21

baik adalah yang dapat menunjang terpenuhinya kecukupan gizi,

sedangkan kebiaaan yang buruk adalah kebiasaan yang dapat

menghambat terpenuhinya kecukupan gizi, seperti adanya pantangan

tang berlawanan dengan konsep gizi.

Kebiasaan makan sangat berkaitan dengan produksi asam lambung.

Asam lambung berfungsi untuk mencerna makanan yang masuk

kedalam lambung dengan jadwal yang teratur. Produksi asam lambung

akan tetap berlangsung meskipun dalam kondisi tidur. Kebiasaan

makan yang teratur sangat penting bagi sekresi asam lambung karena

kobdisi tersebut memudahkan lambung mengenali waktu makan

sehingga produksi asam lambung terkontrol. Kebiasaan makan tidak

teratur akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika hal ini

berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga

dapat mengiritasi dinsing mukosa pada lambung sehingga timbul

gastritis dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut dapat

menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke

kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Nadesul, 2005).

b. Frekuensi makan dan minum

Frekuensi makan dan minun adalah jumlah makan dan minum dalam

sehari-hari baik kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan

diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut

sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan

jenis makanan. Jika dirata-rata, umunya lambung kosong antara 3-4

jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya

lambung.

Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang

penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

22

atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan

mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Ester, 2001).

Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap

waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan

biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai

sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam

lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam,

maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih

sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa

nyeri di seitar epigastrium (Baliwati, 2004).

c. Jenis makanan dan minuman untuk pasien gastritis

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,

dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu

sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan bergantung pada

orangnya, makanan tertentu dapat menyebabkan gangguan pencernaan,

seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2011).

Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang

sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal

ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai

dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita makin

berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan

pedas lebih dari satu kali dalam seminggu selama minimal 6 bulan

dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang

disebut dengan gastritis (Okviani, 2011).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

23

Jenis makanan pada penderita gastritis ada 2 yaitu jenis makanan yang

disarankan dan dihindari (lambung sehat.com):

1) Jenis makanan yang disarankan

Para penderita maag dan radang lambung disarankan untuk

mempertimbangkan makanan yang dapat mengurangi serangan

nyeri lambung, seperti kentang, pisang, brokoli, kol, dan bubur.

a) Kentang

Sumber karbohidrat yang baik dan mampu memberikan rasa

kenyang yang cukup lama. Bubur kentang atau jus kentang

yang bersifat basa di pagi hari bermanfaat untuk menetralisir

asam lambung sebelum Anda menyantap makanan lain.

b) Pisang Masak

Mengandung kalium, selain melon, pepaya dan tomat. Kalium

yang dikandung dalam buah-buahan tersebut bermanfaat

menyeimbangkan pH (derajat keasaman) di dalam lambung.

Pisang juga mampu memberi rasa kenyang sehingga amat baik

dikonsumsi di antara waktu makan. Selain itu, pisang juga kaya

akan potasium yang mampu menormalkan peningkatan tekanan

darah akibat serangan stres.

c) Brokoli

Merupakan sumber kalium dan sulfur yang baik. Sulfur mampu

berperan sebagai antioksidan pelindung lapisan dalam kulit

lambung. Brokoli juga kaya akan vitamin C yang baik untuk

memelihara stamina tubuh. Makanan lain yang mengandung

sulfur adalah bawang merah dan bawang putih.

d) Bubur Ayam

Bagi penderita sakit maag akut sangat berguna untuk mencegah

dan meringankan sakit. Sebaiknya hindari sate jeroan yang

sulit dicerna, namun sebagai penambah rasa boleh ditambahkan

telur rebus, kecap dan sedikit kerupuk.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

24

e) Lidah Buaya

Bermanfaat meredakan panas dalam dan mempercepat

penyembuhan luka. Kandungan saponinnya mempunyai

kemampuan antiseptik, sedangkan kandungan antrakuinon dan

kuinonnya berkhasiat sebagai antibiotik, penghilang rasa sakit

dan merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Selain itu,

kandungan mukopolisakarida di dalam lidah buaya juga

berguna untuk memulihkan radang, termasuk radang saluran

pencernaan dan arthritis.

f) Permen Karet (bukan utk dimakan)

Aktivitas mengunyah bisa merangsang produksi air liur yang

bersifat basa sehingga mampu menetralisir asam lambung.

Selain itu, bertambahnya produksi air liur juga dapat

meningkatkan upaya pembersihan lambung.

2) Jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita maag:

a) Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gas

dan serat seperti sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong,

durian dan minuman bersoda.

b) Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti

kopi, minuman beralkohol, sari buah sitrus dan tape.

c) Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat

pengosongan lambung. Makanan jenis ini, seperti kue tart,

keju, makanan berlemak, dan cokelat, dapat menyebabkan

peningkatan peregangan di lambung dan berakibat

meningkatnya asam lambung.

d) Makanan yang mengandung cuka pedas dan merica yang dapat

merusak dinding lambung.

e) Makanan yang bersumber karbohidrat seperti beras ketan, mie,

bihun, bulgur, jagung, singkong, tales, serta dodol.

f) Makanan yang terbuat dari santan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

25

d. Pengukuran Frekuensi Pangan (Food Frequency)

Food frequency questionnaire (FFQ) dikenal sebagai metode frekuensi

pangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi pada

konsumsi pangan seseorang. Oleh karena itu, diperlukan kuesioner

yang terdiri dari dua komponen yaitu daftar jenis pangan dan frekuensi

konsumsi pangan (Riyadi, 2004).

3. Pemakaian obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung

Gastritis dapat disebabkan karena mengkonsumsi obat-obat tertentu. Obat

anti nyeri (aspirin, neuralgin, piroxicam, paracetamol), obat anti inflamasi

nonsteroid (OAINS), antibiotik, kortikosteroid (hormon), tablet besi,

suplemen kalium, jamu-jamuan dan obat kemoterapi adalah beberap jenis

obat yang memiliki efek menyebabkan gastritis. Selain itu, menelan racun

atau zat kimia tertentu pun berpotensi menyebabkan gastritis, seperti

menelan asam korosif, alkohol dan lainnya (Santoso, 2008).

Obat-obatan banyak yang dijual secara bebas di Indonesia. Obat-obatan

daftar G (obat yang perlu resep dokter) dapat dengan mudah dibeli tanpa

menggunakan resep. Pemakaian obat-obatan yang luas ini menyebabkan

kejadian efek samping obat meningkat. Beberapa obat menimbulkan efek

samping yang berhubungan dengan saluran cerna. Molekul-molekul obat

yang bersifat asam akan langsung mengiritasi mukosa lambung dan

inhibisi atau hambatan pengeluaran kadar prostaglandin yang bersifat

protektif terhadap mukosa lambung. Prostaglandin dihambat karena

dianggap bertanggung jawab terhadap munculnya inflamasi dan rasa nyeri

(Santoso, 2008).

Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia

heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan

penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam

arakhidonat (Brooker, 2009). Siklooksigenase merupakan enzim yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

26

penting untuk pembentukkan prostaglandin dari asam arakhidonat.

Prostaglandin mukosa merupakan salah satu faktor defensive mukosa

lambung yang amat penting, selain menghambat produksi prostaglandin

mukosa, aspirin dan obat antiinflamasi nonsteriod tertentu dapat merusak

mukosa secara topikal, kerusakan topikal terjadi karena kandungan asam

dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel

mukosa. Pemberian aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid juga dapat

menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga

kemampuan faktor defensif terganggu. Jika pemakaian obat-obat tersebut

hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.

Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau berlebihan

dapat mengakibatkan gastritis dan ulkus peptikum. Pemakaian setiap hari

selama minimal 3 bulan dapat menyebabkan gastritis (Rosniyanti, 2010).

C. Hubungan antara stres, frekuensi makan dan minum, pemakaian obat-

obatan dengan kekambuhan gastritis

Stres menurut Selye (tahun 1950 dalam Hawari 2006) adalah respons tubuh

yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntunan beban stresnya. Orang

yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada sistem

pencernaannya, misalnya pada lambung terasa kembung, mual dan pedih; hal

ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan.

Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga

lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Orang yang memiliki

pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut

harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung

akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbulnya rasa nyeri.

Obat-obatan dapat menjadi faktor resiko terjadinya kerusakan pada saluran

pencernaan terutama pada lambung dan mempengaruhi pemenuhan nutrisi

yang berakibat terhadap proses pencernaan makanan, pola makan dan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

27

penyerapan makanan (Miller, 2004). Terjadinya kekambuhan gastritis dapat

disebabkan karena stres, frekuensi konsumsi makanan dan minunam serta

mengkonsumsi obat-obat tertentu yang dapat mengiritasi lambung.

D. Kerangka Teori

Setelah memperhatikan tentang uraian-uraian mengenai konsep diri prestasi

belajar, maka disusun kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

(Dermawan & Rahyuningsih, 2010)

E. Kerangka Konsep

Berdasarkan masalah penelitian dan uraian-uraian mengenai faktor-faktor

kekambuhan dan gastritis, maka digambarkan suatu kerangka konsep

penelitian sebagai berikut:

Faktor kekambuhan gastritis:

1. Stres

a. Fisik

b. Psikologis

2. Kebiasaan Menkonsumsi Alkohol

3. Konsumsi Obat-obatan

4. Kebiasaan Merokok

5. Frekuensi konsumsi bahan pangan yang

mengiritasi lambung

6. Kebiasaan makan makanan merangsang

(pedas, asam)

Kambuh Penyebab gastritis :

1. Infeksi Bakteri ; seperti

H. Pylory, H. heilmanii,

E. coli, Streptococci,

staphylococci

2. Refluks isi usus kedalam

lambung

3. Alkohol

4. Obat-obatan

5. Stres fisik

6. Makanan dan minuman

yang bersifat iritan

Gastritis

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-milakusuma... · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gastritis 1. Pengertian Gastritis Gastritis

28

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas atau Independen

Variabel bebas (independent) variabel yang menjadi sebab timbulnya

variabel terikat (dependent). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah stres, frekuensi konsumsi makanan dan minuman yang mengiritasi

lambung dan pemakaian obat-obatan yang mengiritasi lambung.

2. Variabel Terikat atau Dependen

Variabel terikat (dependent) adalah variable yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Variabel

dependent dalam penelitian ini adalah kekambuhan gastritis.

G. Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah di uraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini

dapat dirumuskan:

1. Ada hubungan antara stres dengan kekambuhan gastritis di wilayah kerja

Puskesmas Kedungmundu Semarang.

2. Ada hubungan antara frekuensi makan dan minuman yang mengiritasi

lambung dengan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas

Kedungmundu Semarang.

3. Ada hubungan antara pemakaian obat-obat yang dapat mengiritasi

lambung dengan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas

Kedungmundu Semarang.

Variabel independent :

1.

Variabel dependent :

Stres

Frekuensi konsumsi

makanan dan minuman

Pemakaian obat-obatan

Kekambuhan

gastritis