BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB...

28
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan Siswa 1. Pengertian Keaktifan Siswa Keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan dalam hal keaktifan jasmani maupun rohani yang meliputi keaktifan indera (pendengaran, penglihatan, peraba), keaktifan akal, keaktifan ingatan (Fajri, 2004: 36). Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik atau mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak terpisahkan (Sardiman, 2001: 98). Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara koqnitif, afektif dan psikomotorik (Depdiknas, 2005:31). Keaktifan juga merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain (Mulyasa, 2008: 158). Jadi keaktifan belajar adalah peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran yang meliputi aktifitas yang bersifat psikis seperti aktifitas mental guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara koqnitif, afektif dan psikomotorik. 2. Prinsip Keaktifan Belajar Menurut Ruhimat (2005: 6) prinsip keaktifan belajar antara lain: a. Perhatian Perhatian merupakan kesiagaan pemusatan diri untuk menerima informasi dan melakukan berbagai akvitivas belajar. Membangkitkan Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keaktifan Siswa

1. Pengertian Keaktifan Siswa

Keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan dalam hal keaktifan

jasmani maupun rohani yang meliputi keaktifan indera (pendengaran,

penglihatan, peraba), keaktifan akal, keaktifan ingatan (Fajri, 2004: 36).

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik atau mental,

yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak terpisahkan

(Sardiman, 2001: 98).

Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan

keaktifan secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna

memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara koqnitif, afektif dan

psikomotorik (Depdiknas, 2005:31). Keaktifan juga merupakan kombinasi

antara suatu teknik dengan sumber lain (Mulyasa, 2008: 158).

Jadi keaktifan belajar adalah peserta didik terlibat secara aktif, baik

fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran yang meliputi

aktifitas yang bersifat psikis seperti aktifitas mental guna memperoleh

hasil belajar berupa perpaduan antara koqnitif, afektif dan psikomotorik.

2. Prinsip Keaktifan Belajar

Menurut Ruhimat (2005: 6) prinsip keaktifan belajar antara lain:

a. Perhatian

Perhatian merupakan kesiagaan pemusatan diri untuk menerima

informasi dan melakukan berbagai akvitivas belajar. Membangkitkan

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

6

perhatian dapat dilakukan melalui penyampaian tujuan pembelajaran,

topik-topik yang akan dipelajari atau stimulus media pembelajaran yang

berhubungan dengan pelajaran. Dengan demikian, guru harus

memperhatikan lingkungan belajar dan membantu kesulitan belajar.

b. Motivasi

Motivasi merupakan tenaga yang menggerakan dan mengarahkan

aktivitas seseorang dalam melaksanakan pembelajaran. Motivasi

sebagai tujuan pembelajaran, misalnya siswa tertarik kegiatan di kelas.

Motivasi sebagai alat misalnya siswa memiliki dorongan yang kuat

untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi.

c. Aktivitas

Belajar dapat terjadi apabila ada aktivitas dari siswa yang

dikerjakan untuk dirinya sendiri maupun kelompoknya. Belajar yang

baik harus dapat melibatkan siswa secara proses dan komprehensif baik

segi intelektual, emosional maupun psikomotor.

d. Bimbingan Belajar

Kegiatan pembelajaran membutuhkan arahan dan bimbingan dari

guru sehingga setiap kegiatan pembelajaran guru harus konsisten

memberikan bimbingan menurut lingkup kegiatan. Bimbingan belajar

dapat dilakukan secara kelompok maupun individu sesuai kebutuhan

siswa yang bersangkutan.

e. Perbedaan individual

Siswa memiliki perbedaan karakteristik, fisik dan psikis. Adanya

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

7

perbedaan secara individu di antara siswa dapat mempengaruhi proses

dan hasil belajar. Dengan demikian, guru perlu memperhatikan

perbedaan siswa, sehingga aktivitas dan konten belajar yang diberikan

selaras dengan penempatan potensi siswa yang bersangkutan.

f. Unjuk Kerja

Untuk melihat sampai sejauh mana hasil belajar maka perlu

melakukan kegiatan unjuk kerja. Unjuk kerja pembelajaran meliputi

aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

g. Penguatan dan Balikan

Prinsip ini didasarkan atas law of effect dari Thorndike, siswa

akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan

hasil yang baik. Dengan mengetahui hasilnya, merupakan balikan yang

menyenangkan dan akan berpengaruh positif terhadap kegiatan

selanjutnya.

Aunurrahman (2009: 121) juga mengemukakan prinsip keaktifan

dalam proses belajar terlihat dari beberapa kegiatan, yaitu:

a. Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk

berkreativitas dalam proses belajarnya.

b. Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri

dan eksperimen.

c. Memberikan tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.

d. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang

memberikan respons terhadap pertanyaan yang diajukan.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

8

3. Karakteristik Pemebelajaran Aktif

Raka Joni dalam bukunya Dimyati (2009: 120-121)

mengungkapkan bahwa karakteristik pembelajaran yang aktif adalah:

a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa

berperan aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa

berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses

belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik

tolak kegiatan.

b. Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar, guru

bukan satu-satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu

sumber belajar yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat

memperoleh pengetahuan/keterampilan melalui usaha sendiri, dapat

mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat

mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.

c. Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengajar standar akademis

tetapi ditekankan untuk mengembangkan kemampuan siswa secaara

utuh dan setimbang.

d. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas

siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-

konsep dengan mantap.

e. Penilaian, dilaksanakan untuk mengamati dan mengukur kegiatan dan

kemajuan siswa, serta mengukur berbagai keterampilan yang

dikembangkan.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

9

Jadi, pembelajaran yang aktif begantung pada keaktifan siswa

dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran.

Keaktifan siswa diharapkan tampak secara nyata terutama pada saat

pelaksanaan proses pembelajaran, baik secara perorangan maupun

kelompok.

4. Manfaat Keaktifan Siswa dalam Pembalajaran

Keaktifan siswa dalam pembelajaran memberikan banyak manfaat

(http://www.utexas.edu) yaitu:

a. Siswa mampu mengakses pengetahuan sendiri, yang merupakan kunci

untuk belajar,

b. Siswa mampu menemukan solusi masalah pribadi bermakna atau

interpretasi.

c. Siswa menerima umpan balik yang lebih sering dan lebih cepat.

d. Siswa memiliki daya ingat yang lebih lama tentang materi yang didapat

dalam pembelajaran,

e. Siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian,

f. Memotivasi siswa untuk selalu aktif,

g. Tugas yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran baik itu individu

atau kelompok akan selalu dihargai,

h. Pandangan siswa terhadap ilmu pengetahuan berubah, yang pada

gilirannya memiliki implikasi untuk pengembangan kognitif,

i. Siswa dapat bekerjasama dalam suatu kelompok secara aktif yang mana

terdiri atas banyak latar belakang dan karakter,

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

10

j. Siswa dapat belajar tentang strategi belajar secara individu dengan

mengamati orang lain.

Suryosubroto (2002: 71) Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran

bila terdapat ciri-ciri:

a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran

b. Pengetahuan dipelajari,dialami dan ditemukan oleh siswa

c. Mencoba sendiri konsep-konsep

d. Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya

Dengan demikian, guru dalam proses pembelajaran haruslah

mengikut sertakan siswanya secara aktif, jangan sampai proses

pembelajaran didominasi oleh guru saja.

5. Indikator Keaktifan Siswa

Ardhana (2009: 2) mengemukakan beberapa indikator keaktifan

siswa dalam belajar yang merupakan pedoman dalam pengukuran

keaktifan. Berikut ini adalah indikator keaktifan siswa:

a. Persiapan siswa sebelum pembelajaran

b. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru,

c. Kerjasama dalam kelompok,

d. Penguasaan materi,

e. Saling membantu dan menyelesaikan masalah,

f. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok.

Sedangkan menurut Sudjana (2001: 72) indikator keaktifan siswa

dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

11

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah

e. Melatih diri dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh

Jadi siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran apabila siswa mampu

mengeksplore apa yang ada dalam dirinya, dalam arti siswa bisa

mengemukakan pendapat ketika berdiskusi dengan teman, memperhatikan

penjelasan guru, bertanya dengan guru atau teman jika kurang paham

dengan materi, dan bisa menyelesaikan masalah atau soal dari guru.

Dengan demikian penulis akan mnggunakan indikator keaktifan

yang dikemukakan Sudjana dan Ardhana sebagai pedoman menilai

keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

6. Pentingnya Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Mulyasa (2002: 32) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan

berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian

besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial

dalam proses pembelajaran.

Sedangkan Hamalik (2001: 27), menyatakan bahwa dalam proses

pendidikan di sekolah, tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

12

utama setiap siswa adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Selain itu, Magnesen (dalam Anni, 2004: 85), ingatan yang

diperoleh dari belajar melalui membaca sebesar 20%, mendengar sebesar

30%, melihat sebesar 40%, mengucapkan sebesar 50%, melakukan sebesar

60%, dan gabungan dari melihat, mengucapkan, mendengar, dan

melakukan sebesar 90%.

Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

merupakan hal yang harus diciptakan oleh seorang guru agar siswa dapat

meraih prestasi belajar yang baik.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam adalah usaha untuk mengembangkan fitrah

manusia sehingga mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran Agama Islam (Achmadi, 2008: 29).

Disamping itu, Manshur mengutip pernyataan dari Marimba dan

Muhaimin (2009: 328) bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut aturan-aturan Islam.

Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Islam adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama (insan kamil) (2009: 329).

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

13

Tafsir mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang

diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam (2005: 45)

Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang

dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju

terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai

etika islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt

(HablumminAllah), sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri

dan alam sekitarnya.

2. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Departemen Agama Republik Indonesia (2004: 4-5) menjelaskan

tentang fungsi Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu menumbuhkembangkan kemampuan anak

melalui bimbingan dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan dapat

berkembang secara optimal sesuai tingkat perkembangannya,

b. Penyaluran, yaitu menyalurkan bakat anak-anak di bidang agama

sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain,

c. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan dan kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran islam dalam

kehidupan sehari-hari,

d. Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif yang dapat

membahayakan dirinya,

e. Penyesuaian, yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

14

dengan ajaran agama islam,

f. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Riyanto (2006: 160) menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam,

yang di dalamnya mencakup mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan

untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia (insan

kamil). Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai

perwujudan dari pendidikan agama. Ada dua macam tujuan pendidkan

Agama Islam, yaitu:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai

kwalitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits. Sedangkan fungsi

pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab.

b. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus Pendidikan Agama Islam adalah tujuan

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

15

yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai

dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan

pendidikan agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang

berbeda-beda. Tujuan khusus Pendidikan Agama Islam di jenjang SMP

adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut,

2) Meningkatkan tata cara membaca al-Qur’an dan tajwid sampai

kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf,

3) Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh,

4) Menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab

dan namimah,

5) Memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat

wajib maupun shalat sunat (Riyanto, 2006: 160).

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek Al-Qur’an

dan Hadits, aqidah, akhlaq, fiqih, tarikh dan kebudayaan islam. Aspek-

aspek tersebut mencakup usaha untuk mewujudkan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan, antara lain:

1) Hubungan manusia dengan Allah SWT

2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

3) Hubungan manusia dengan sesama manusia

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

16

4) Hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkungan alamnya

(BSNP, 2007: 2).

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP, ruang

lingkup materi yang diajarkan cenderung bersifat umum. Hal ini berbeda

dengan yang diajarkan di MTs atau sekolah swasta yang mana materi yang

disampaikan kepada siswa cenderung bersifat khusus. Misalnya:

pembelajaran hadits, fiqih, tarikh yang merupakan satu mata pelajaran.

C. Hukum Bacaan Mad dan Waqaf

Tim Abdi Guru (2006: 119-124) menjelaskan tentang hukum bacaan

mad dan waqaf.

1. Hukum Bacaan Mad

Mad menurut bahasa berarti panjang. Menurut istilah ilmu tajwid

mad adalah bacaan panjang. Berikut ini akan dibahas macam-macam mad.

a. Mad Thabi’i ( مد طبيعي )

Apabila ada alif ( ا ) terletak sesudah fathah atau ya’ sukun ( ي )

sesudah kasrah ( ― ) atau wau ( و ) sesudah dhammah ( ― ◌ ) maka

dihukumi mad thabi’i. Mad artinya panjang, thabi’i artinya biasa. Cara

membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif contoh:

كتا ب -يـقول -سميع

b. Mad Wajib Muttashil ( مدواجب متصل )

Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ء ) didalam satu

kalimat atau kata. Cara membacanya wajib panjang sepanjang 5 harakat

atau dua setengah kali mad thabi’i (dua setengah alif).

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

17

Contoh: سوآء - جآء - جيء

c. Mad Jaiz Munfashil ( فصل مدجائزمنـ )

Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ء) tetapi hamzah

itu di lain kalimat. Jaiz artinya boleh dan Munfashil artinya terpisah.

Cara membacanya boleh seperti mad wajib muttashil, dan boleh seperti

mad thobi’i saja.

Contoh: و الأنـتم - بما أنزل

d. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( مد الزم مثـقل كلمي )

Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan tasydid di dalam satu

perkataan, maka cara membacanya harus panjang selama 3 kali Mad

Thabi’i atau 6 harakat.

Contoh: و الالضآلين - لصاخة

e. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( مد الزم مخفف كلمي )

Apabila ada mad thobi’I bertemu dengan huruf mati (sukun), maka

cara membacanya sepanjang 6 harakat.

Contoh: آالن

f. Mad Layyin ( مد لين )

Apabila ada wau sukun ( و ) atau ya’ sukun ( ي ) sedang huruf

sebelumnya yaitu berharakat fathah, maka cara membacanya sekedar

lunak dan lemas.

Contoh: ريب - خوف

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

18

g. Mad ‘Aridl Lissukun ( مد عارض للسكون )

Apabila ada waqaf atau tempat pemberhentian membaca sedang

sebelum waqaf itu ada Mad Thobi’i atau Mad Lein, maka cara

membacanya ada 3 macam:

1) Lebih utama, dibaca panjang seperti mad wajib muttashil (6 harakat).

2) Pertengahan, dibaca empat harakat ya’ni du kali mad thobi’i.

3) Pendek, yaitu boleh hanya dibaca seperti mad thobi’i biasa.

Contoh: ر - خالدون - والناس سميع بصيـ

h. Mad Shilah Qashirah ( رة ( مد صلة قصيـ

Apabila ada haa dhamir ( ه ) sedang sebelum haa tadi ada huruf

hidup (berharakat), maka cara membacanya harus panjang seperti mad

thobi’i.

Contoh: انه كان - الشري له

i. Mad Shilah Thawilah ( مد صلة طويـلة )

Apabila ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah ( ء ), maka

membacanya seperti Mad Jaiz Munfashil.

Contoh: ان ماله اخلده - يشفع عنده اال با ذنه

j. Mad ‘ Iwadl ( مد عوض )

Apabila ada fathatain yang jatuh pada waqaf (pemberhentian)

pada akhir kalimat, maka cara membacanya seperti mad thobi’i.

Contoh: را - عليما حكيما عا بصيـ سميـ

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

19

k. Mad Badal ( مد بدل )

Yaitu apabila ada hamzah ( ء ) bertemu dengan Mad, maka cara

bacanya seperti Mad Thobi’i.

Contoh: آدم - إيمان

Badal artinya ganti. Karena yang sebenarnya huruf mad yang ada

tadi asalnya hamzah yang jatuh sukun kemudian diganti menjadi ya

atau alif atau wau.

أأدم asalnya آدم اي ئمان asalnya ا يمان

l. Mad Lazim Harfi Musyabba’ ( مد الزم حرف مشبع )

Yaitu apabila pada permulaan surat dari Al-Qur’an terdapat salah

satu atau lebih Dari antara huruf yang delapan, yaitu:

ن - ق – ص – ع – س – ل – ك – م

Cara membacanya seperti Mad Lazim yaitu 6 harakat.

Contoh: يس - ن - والقلم - الم

m. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf ( مد الزم حرف مخفف )

Yaitu apabila ada permulaan surat dari Al-Qur’an ada terdapat

salah satu atau lebih dari antara huruf yang lima yaitu:

ح – ي – ط - ه - ر

Cara bacanya seperti mad thobi’i.

Contoh: حم - الم

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

20

n. Mad Tamkien ( مد تمكين )

Yaitu apabila ada ya’ sukun ( ي ) yang didahului dengan ya’ yang

bertasydid dan harakatnya kasra, dan cara membacanya ditepatkan

dengan ta’.

Contoh: يتم النبيـين - حييـ

o. Mad Farq ( مد فـرق )

Yaitu bertemunya dua hamzah yang satu hamzah istifham dan

yang kedua hamzah washol pada lam alif ma’rifat, cara membacanya

sepanjang 6 harakat.

Contoh: رامايشركون - قل ءاهللا اذن لكم ءاهللاخيـ

2. Hukum Bacaan Waqaf

a. Pengertian Waqaf

Waqaf adalah berhenti sejenak atau putus bunyi suara dan berganti

nafas. Tempatnya di akhir kata. Keadaan huruf akhir kata ketika hendak

di waqafkan ada enam:

1) Yang berakhiran sukun, cara membacanya harus dibunyikan mati

dengan terang menurut bacaan yang semestinya, apakah qolqolah

atau tidak, dan sebagainya.

Contoh: لربك ونحر , ليـروااعمالهم , الى ربك فارغب

2) Yang berakhiran huruf berharakat fatha, dhommah atau dhommatain

dan kasrah atau kasratain, cara membacanya harus dibaca

mati/sukun.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

21

Contoh:

اذاوقب dibaca اذاوقب

فى العقد dibaca فى العقد

فى تضليل dibaca فى تضليل

3) Yang berakhiran Ta' Marbutha (ة) membacanya harus dirubah

menjadi Ha' sukun.

Contoh:

صحفا مطهرة dibaca صحفا مطهرة

دين القيمة dibaca دين القيمة

4) Yang berakhiran dengan huruf yang didahului huruf mati, dan

setelah mematikan huruf akhir, maka terdapatlah dua huruf mati,

cara membacanya dibunyikan sepenuhnya dengan menyuarakan

setengah huruf yang terakhir dengan suara pendek.

Contoh: والفتح dibaca والفتح huruf dibaca setengah huruf ح

dibaca setengah huruf ل huruf بالهزل dibaca بالهزل

5) Yang berakhiran huruf yang di dahului huruf mad atau mad Lien.

Cara membacanya dengan mematikan huruf terakhir dan dibaca

panjang seperti Mad 'Arid Lissukun.

Contoh: رب العا لمين dibaca رب العا لمين

اله الناس dibaca اله الناس

وامنـهم من خوف dibaca وامنـهم من خوف

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

22

6) Yang berakhiran dengan huruf yang berharakat fathatain,

membacanya dengan membunyikan menjadi fathah yang dibaca

panjang dua harakat dan berubah menjadi Mad Iwadh.

Contoh: جزاء وفاقا dibaca جزاء وفاقا

هاحبا نا فيـ بتـ نا dibaca فانـ بتـ هاحبا فانـ فيـ

b. Saktah atau Saktat

Saktah/saktat ialah diam sejenak, biar putus dan pisah suaranya, dengan

tanpa berganti nafas (berhenti sejenak sekitar dua harakat dan tidak bernafas).

Di dalam Al Qur'an ada 4 yang harus dibaca saktah, yaitu :

1) Surat Al Muthofifin ayat 13 كل بل ران

2) Surat Al Qiyamah ayat 27 وقيل من راق

3) Surat Yasin ayat 52 من مرقدنا هذا

4) Surat Al Kahfi ayat 1 ولم يجعل له عوجا فيما

عو جا dibaca عو جا

dibaca idzhar/jelas من dan بل

c. Tanda-Tanda Waqaf

Tabel 1 Tanda-tanda Wakaf

No Tanda Waqaf

Keterangan

Waqaf lazim ( Harus berhenti ) م .1

Waqaf Muthlaq ( lebih baik berhenti ) ط .2

Waqaf Jaiz ( boleh berhenti, boleh terus ) ج .3

Waqaf Mujawwaz (boleh berhenti, terus lebih utama) ز .4

Waqaf Murokh-khosh (boleh waqaf/berhenti,karena ص .5waqaf berikutnya terlalu jauh, terus lebih utama)

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

23

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

23

Waqaf Mustahab (lebih baik waqaf) قف .6

La waqfa fihi (bukan tempat waqaf), jika di akhir ayat ال .7sebaiknya berhenti .

Al Washlu Aula ( dibaca terus lebih utama) صلى .8

9. ∴, ∴ Waqaf Mu'anaqoh (boleh berhenti di salah satu tanda tersebut)

Waqaf Sima'ie yaitu tempat waqaf nabi, waqaf ghuffron س .10dan waqaf Munzal (waqaf jibril). Sangat baik sekali jika waqaf /berhenti.

Kadzalik (sama tanda waqaf sebelumnya) ك .11

Al Waqfu Aula (berhenti lebih utama) قلى .12

,Qila Fihil Waqfu (ada yang mengatakan boleh waqaf ق .13dibaca terus lebih utama)

Ruku' (tanda pembagian berhenti setiap hari untuk orang ع .14yang ingin membaca atau menghafal Al Qur'an dalam jangka 2 tahun)

C. Quantum Teaching

1. Pengertian Quantum Teaching

Kata Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Dengan demikian Quantum Teaching adalah orkrestrasi

bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar kegiatan

belajar.

Interaksi-interaksi ini mengubah kemampun dan bakat alamiah siswa

menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

Orkrestasi atau simfoni tersebut mencakup unsur-unsur untuk belajar

efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.

Quantum Teaching juga dapat diartikan sebagai pendekatan untuk

membimbing peserta didik agar mau belajar. Menjadikan sebagai kegiatan

yang dibutuhkan peserta didik. Di samping itu untuk memotivasi,

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

24

menginspirasi dan membimbing guru agar lebih efektif dalam

menyampaikan pembelajaran sehingga lebih menarik dan menyenangkan

(Nata, 2009: 231).

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan

segala nuansanya. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis

dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka

untuk belajar (De porter. B, 2003: 3).

Dengan demikian Quantum Teaching adalah pengubahan belajar

yang meriah dengan segala nuansanya sebagai motivasi siswa agar mau

belajara dan memotivasi guru agar lebih efektif sehingga pembelajaran

menjadi menarik dan menyenangkan.

2. Asas Utama Quantum Teaching

Menurut De porter. B (2003: 84), asas utama Quantum Teaching

adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke

dunia mereka”.

Asas ini berarti tidak ada sekat-sekat yang membatasi antara seorang

guru dan siswa sehingga keduanya dapat berinteraksi dengan baik.

Seorang guru juga diharapkan mampu memahami karakter, minat, bakat

dan fikiran setiap siswa, dengan demikian berarti guru dapat memasuki

dunia siswa. Dalam hal ini, belajar melibatkan semua aspek kehidupan

manusia yang meliputi pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh.

Cara yang dilakukan seorang pendidik yaitu dengan mengaitkan apa

yang akan diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

25

diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau

akademis mereka. Setelah kaitan terbentuk, guru bisa membawa siswa

kedunia guru, dan memberi siswa pemahaman guru mengenai isi dunia itu.

Ketika seorang guru sudah dapat memasuki dunia siswa dan diterima

dengan baik oleh siswa maka sudah saatnya pula siswa diajak untuk

memasuki dunia lain yang lebih luas sehingga apa yang dipelajari oleh

siswa tersebut dapat diterapkan pada situasi baru dalam kehidupan

lingkungannya.

Dengan demikian, melalui Quantum Teaching ini seorang guru yang

akan memengaruhi kehidupan siswa. Guru memahami sekali bahwa setiap

murid memiliki karakter masing-masing sebagaimana alat musik seperti

seruling dan gitar misalnya, memiliki suara yang berbeda. Bagaimana

setiap karakter dapat memiliki peran dan membawa sukses dalam belajar,

merupakan inti ajaran Quantum Teaching (Nata, 2009: 232)

3. Prinsip Quantum Teaching

De porter B (2003: 7) mengemukakan prinsip-prinsip Quantum

Teaching sebagai berikut:

a. Segalanya berbicara: segalanya dari lingkungan kelas, bahasa tubuh,

serta rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang

belajar.

b. Segalanya bertujuan: digambarkan melalui segala sesuatu yang terjadi

dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu.

c. Alami baru namai: proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

26

mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang

mereka pelajari.

d. Akui setiap usaha: setiap usaha dan pekerjaan dalam belajar yang

dilakukan siswa selalu harus mendapatkan pengakuan karena dapat

menciptakan perasaan nyaman dan percaya diri.

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan: Perayaan merupakan

ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh dan umpan

balik mengenai kemajuaan sehingga meningkatkan asosiasi emosi

positif dengan belajar.

Dalam Nata (2009: 233) juga disebutkan bahwa Quantum Teaching

memiliki lima kebenaran tetap. Serupa dengan asas utama, bahwa prinsip-

prinsip ini memengaruhi aspek Quantum Teaching. Anggaplah prinsip-

prinsip sebagai stuctur chord dasar dari simponi belajar. Adapun prinsip-

prinsip tersebut adalah segalanya berbicara, segalanya bertujuan,

pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak

dipelajari maka layak pula dirayakan.

Jadi, dengan diterapkannya prinsip-prinsip dalam Quantum Teaching

ini maka suasana belajar akan terlihat dinamis, demokratis menggairahkan

dan menyenangkan siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan. Selain itu

Quantum Teaching tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan atau

nilai-nilai pada siswa, melainkan juga memberikan pengalaman,

keterampilan proses dan metodologi dalam mencapai tujuan (Nata, 2009:

234)

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

27

4. Model Quantum Teaching

Menurut De porter B (2003:114) Quantum Teaching mempunyai dua

bagian penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi.

Dalam seksi konteks, akan menemukan semua bagian yang

dibutuhkan untuk mengubah suasana yang memberdayakan, landasan yang

kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.

Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan keterampailan

penyampaian, disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk

bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari.

Metode pengajaran dalam bentuk Quantum Teaching tampak lebih

komprehensif dibandingkan dengan berbagai metode pengajaran yang lain.

Dengan kata lain, bahwa dalam Quantum Teaching terkandung berbagai

macam metode pengajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode

ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan lain sebagainya. Berbagai

metode pengajaran ini satu dan lainya saling berhubungan dan membentuk

Quantum Teaching (Nata, 2009: 234)

5. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching

Kerangka rancangan pembelajaran Quantum Teaching adalah:

a. Tumbuhkan: Menumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah

manfaatnya bagiku?”

b. Alami: Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat

dimengerti oleh semua siswa

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

28

c. Namai: Menamai kegiatan yang akan dilakukan dengan menyediakan

kata kunci, model, rumus, dll.

d. Demostrasikan: Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk

menunjukkan (mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu

e. Ulangi: Menunjuk beberapa siswa untuk mengulangi materi dan

menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”

f. Rayakan: Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan (De

porter B, 2003: 10).

6. Ciri-ciri Pembelajaran Quantum Teaching

a. Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran, dimana ada unsur

kesempatan yang luas kepada siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi

dalam pembelajaran

b. Tergalinya potensi dan terekspresikannya seluruh potensi dan bakat

yang ada pada siswa

c. Adanya kepuasan pada diri siswa, hal ini terlihat dari adanya pengakuan

terhadap temuan pengakuan dan kemampuan yang itunjukan oleh siswa

d. Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu

keterampilan yang diajarkan. Hal ini terlihat dengan adanya pengakuan

terhadap sesuatu yang sudah dikuasai anak

e. Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan

temuan yang dihasilkan anak, dalam bentuk konsep, teori, model dll

(Nata, 2009: 234)

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

29

D. Penelitian Terdahulu

Fakta objektif bahwa metode Quantum Teaching merupakan metode

yang tepat berdasarkan hasil-hasil penelitian sebagai berikut:

1. Nugroho dalam skripsi yang berjudul ”upaya meningkatkan prestasi dan

aktivitas belajar IPS materi kegiatan ekonomi melalui model pembelajaran

Quantum Teaching di kelas IV SD N 1 Botomulyo”

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa metode Quantum

Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat di

tunjukan pada siklus I pertemuan I diperoleh nilai rata-rata 67,6 dengan

ketuntasan belajar 48%. Kemudian pada siklus II diperoleh nilai 77,6

dengan ketuntasan belajar 60%. Pada siklus II pertemuan I diperoleh nilai

rata-rata 83,6 dengan ketuntasan belajar 80% dan pada siklus II diperoleh

nilai rata-rata 86,4% dengan ketuntasan belajar 88%.

Selaian itu metode Quantum Teaching juga dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa, hal ini di tunjukan dengan adanya peningkatan

aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,5 dengan presentase 62,5% dan pada

siklus II sebesar 3,91 dengan presentase 97,92%.

2. Maghfiroh dalam skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi

Belajar Melalui Metode Quantum Teaching pada Pelajaran PKn pada

Siswa Kelas IV SDN Talang III”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Quantum Teaching

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Talang III

terhadap materi PKN. Hasil evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

30

peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari pre test

sebesar 6,55 peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata

pre test sebesar 6,55 meningkat menjadi 8,66 atau sekitar 35%. Ini

menunjukkan 90% siswa berhasil dalam belajar PKN dengan

menggunakan metode Quantum Teaching.

3. Maftuhah dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Quantum

Teaching Untuk Meningkatkan Motivasi, Keaktifan, dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas III MI Negeri Beji Pasuruan”

Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi,

keaktifan, dan hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan angket motivasi, pada

siklus I motivasi belajar siswa adalah 50,1 (83%), maka dikategorikan

sangat baik. Pada siklus II motivasi belajar siswa mengalami peningkatan

menjadi 54,7 (92%) dengan kategori sangat baik. Keaktifan siswa pada

siklus I adalah 40,6 (68%) dengan kategori baik dan pada siklus II

mengalami peningkatan menjadi 47,9 (80%) dengan kategori baik. Skor

rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai skor 77,7, sedangkan

pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 80, 8. Secara klasikal, pada

siklus I hasil belajar siswa yang tuntas belajarnya mencapai 61%, dan pada

siklus II meningkat menjadi 86%.

Hasil-hasil penelitian tersebut merupakan hasil objektif dari metode

Quantum Teaching. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan metode

Quantum Teaching dalam pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Keaktifan Siswarepository.ump.ac.id/2857/3/KHUSNIYATUN BAB II.pdf · bila terdapat ciri-ciri: a. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi

31

Oleh karena itu, perbedaan penelitian ini dari penelitian yang

sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan

siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode

Quantum Teaching,

2. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sumbang di kelas 8C

tahun pelajaran 2012/2013,

3. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah peningkatan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

4. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi siswa dan guru, angket, dan interview.

5. Sedangkan metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode

kualitatif dan kuantitatif dengan presentase.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Khusniyatun, Fakultas Agama Islam UMP, 2013