BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. -...

26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Putri 1. Pengertian Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006). 2. Tahap Perkembangan Remaja Menurut Sarwono (2002) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa : a. Remaja Awal (Early Adolescence) Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran– heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa. b. Remaja Madya (Middle Adolescence) Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat 8

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja Putri

1. Pengertian

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata

bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi

dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara

fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan

kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu

fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung

setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006).

2. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Sarwono (2002) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses

penyesuaian diri menuju dewasa :

a. Remaja Awal (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran–

heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri

dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.

Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada

lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang

bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan

yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali

terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit

dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya (Middle Adolescence)

Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat

membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang

menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri

sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat

8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

9

yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi

kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau

tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis

atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri

dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa

kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari

lawan jenis.

c. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode

dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self)

dan masyarakat umum (the public).

3. Ciri Perkembangan Remaja Putri

Ciri-ciri perkembangan remaja putri menurut Hurlock (2001), antara lain :

a. Perubahan Tubuh Pada Masa Puber

1) Perubahan Ukuran Tubuh

Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubauan ukuran

tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak

perempuan, rata-rata peningkatan per tahun dalam tahun sebelum

haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5

sampai 6 inci. Dua tahun sebelum haid peningkatan rata-rata

adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun

sebelum haid adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

10

menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar

delapan belas tahun.

2) Perubahan Proporsi Tubuh

Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi

tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil,

sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai

lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Badan yang kurus

dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran

pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari

badan.

3) Ciri-ciri Seks Primer

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber,

meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak

usia sebelah atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia

enam belas tahun rata-rata beratnya 43 gram. Tuba faloppi, telur-

telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama

bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang

adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian

pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus

secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan

hari sampai mencapai menopause. Periode haid umumnya terjadi

pada jangka waktu yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-

beda pada tahun-tahun pertama.

4) Ciri-ciri seks sekunder

a) Pinggul

Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat

membesarnyya tulang pinggul dan berkembangnya lemak

bawah kulit.

b) Payudara

Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga

berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan dengan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

11

berkembangnya kelenjarr susu, payudara menjadi lebih besar

dan lebih bulat.

c) Rambut

Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai

berkembangg. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai

tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah

mulai lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih

subur, lebir kasar, lebih gelap dan agak keriting.

d) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang

pori-pori bertambah besar.

e) Kelenjar

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar

keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya

menusuk sebelum dan selama masa haid.

f) Otot

Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada

pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga

memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.

g) Suara

Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara

serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak

perempuan.

b. Akibat Perubahan Remaja Putri Pada Masa Puber

1) Akibat terhadap keadaan fisik

Pertumbuhan yang pesat dan perubahan-perubahan tubuh

cenderung disertai kelelahan, kelesuan dan gejala-gejala buruk

lainnya. Sering terjadi gangguan pencernaann dan nafsu makan

kurang baik. Anak prapuber sering terganggu oleh perubahan-

perubahan kelenjar, besarnya, dan posisi organ-organ internal.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

12

Perubahan-perubahan ini menganggu fungsi pencernaan yang

normal. Anemia sering terjadi pada masa ini, bukan karena adanya

perubahan dalam kimiawi darah tetapi kebiasaan makan yang tidak

menentu yang semakin menambah kelelahan dan kelesuan.

2) Akibat pada sikap dan perilaku

Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada

keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilaku. Pada

umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak

perempuan daripada anak laki-laki, sebagian disebabkan karena

anak perempuan biasanya lebih cepat matang daripada anak laki-

laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan sosial mulai

ditekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat anak

perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai

pembatasan. Karena mencapai masa puber lebih dulu, anak

perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang

menganggu daripada anak laki-laki. Tetapi perilaku anak

perempuan lebih cepat stabil daripada anak laki-laki, dan anak

perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.

c. Akibat kematangan yang menyimpang

1) Matang lebih awal versus matang terlambat

Matang lebih awal kurang menguntungkan bagi anak perempuan

daripada anak laki-laki. Anak perempuan yang matang lebih awal

berrperilaku lebih dewasa dan lebih berpengalaman, namun

penampilan dan tindakannnnya dapat menimbulkan reputasi

“kegenitan seksual”. Di samping itu, anak perempuan yang matang

lebih awal banyak mengalamis alah langkah dengan teman-

temannya dibandingkan dengan anak laki-laki yang matang lebih

awal. Anak peerempuan yang matang tidak mengalami gangguan

psikologis sebanyak anak laki-laki yang matang terlambat.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

13

2) Cepat matang versus lamban matang

Tingkat kecepatan dari kematangan seksual memberi pengaruh

buruk terutama pada anak yang lamban matangnya. Meskipun anak

yang cepat matang kadang-kadang secara emosional terganggu

oleh ketakutan dan kejanggalannya dan walaupun periode

meningginya emosi lebih sering terjadi dengan intensitas yang

lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang lamban matang, tetapi

anak tidak pernah merasa khawatir apakah ia akan menjadi dewasa.

B. Anemia pada Remaja Putri

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang

disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan

hemoglobin. Kadar Hb normal pada remaja perempuan adalah 12 gr/dl.

Remaja dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati & Asfuah,

2009).

Menurut Smeltzer dan Bare (2002), anemia adalah istilah yang

menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin

dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan pencerminaan

keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis,

anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk

mengangku oksigen ke jaringan.

Perempuan lebih rentan anemia dibanding dengan laki-laki

Kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar daripada

pada laki-laki. Perempuan setiap bulan mengalami menstruasi yang secara

otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya perempuan membutuhkan

zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Hal

tersebut tidak terjadi pada laki-laki. Demikian pula pada waktu kehamilan,

kebutuhan akan zat besi meningkat 3 kali dibanding dengan pada waktu

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

14

sebelum kehamilan. Ini berkaitan dengan kebutuhan perkembangan janin

yang dikandungnya.

2. Tanda-tanda Anemia

Menurut Proverawati & Asfuah (2009), tanda-tanda anemia pada remaja

putri adalah :

a. Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5L)

b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.

c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak

tangan menjadi pucat.

3. Penyebab Anemia

Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam

pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena

gangguan absorpsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi, protein,

piridoksin (vitamin B6) yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis

hem didalam molekul hemoglobin, vitamin C yang mempengaruhi

absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh, dan

vitamin E yang mempengaruhi membran sel darah merah (Almatsier,

2009).

Anemia terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak mencukupi, yang

disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi, khususnya zat besi. Pada daerah-

daerah tertentu, anemia dapat dipengaruhi oleh investasi cacing tambang.

Cacing tambang yang menempel pada dinding usus dan memakan

makanan membuat zat gizi tidak dapat diserap dengan sempurna.

Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi. Gigitan

cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya

pendarahan sehingga akan kehilangan banyak sel darah merah. Pendarahan

dapat terjadi pada kondisi eksternal maupun internal, misalnya pada waktu

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

15

kecelakaan atau menstruasi yang banyak bagi perempuan remaja

(Supariasa, 2001).

Salah satu penyebab kurangnya asupan zat besi adalah karena pola

konsumsi masyarakat Indonesia yang masih didominasi sayuran sebagai

sumber zat besi (non heme iron). Sedangkan daging dan protein hewani

lain (ayam dan ikan) yang diketahui sebagai sumber zat besi yang baik

(heme iron), jarang dikonsumsi terutama oleh masyarakat di pedesaan

sehingga hal ini menyebabkan rendahnya penggunaan dan penyerapan zat

besi (Sediaoetama, 2003).

Selain itu penyebab anemia defisiensi besi dipengaruhi oleh kebutuhan

tubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis, kehilangan

darah karena menstruasi dan infeksi parasit(cacing). Di Indonesia

penyakit kecacingan masih merupakan masalah yang besar untuk

kasus anemia defisiensi besi, karena diperkirakan cacing menghisap

darah 2-100 cc setiap harinya (Proverawati & Asfuah (2009).

4. Dampak Anemia Bagi Remaja Putri

Menurut Sediaoetama (2003), dampak anemia bagi remaja putri adalah :

a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai

optimal.

c. Menurunkan kemampuan fisik olahraga.

d. Mengakibatkan muka pucat.

5. Pencegahan Anemia

Menurut Almatzier (2009), cara mencegah dan mengobati anemia adalah :

a. Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.

1) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

16

makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,

tempe).

2) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung

vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk

dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat

besi dalam usus.

b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet

Tambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet

mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25

mg asam folat.

Wanita dan Remaja Putri perlu minum Tablet Tambah Darah karena

wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk

mengganti darah yang hilang. Wanita mengalami hamil, menyusui,

sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu dipersiapkan

sedini mungkin semenjak remaja. Tablet tambah darah mampu

mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia,

meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan kualitas

sumber daya manusia serta generasi penerus. Meningkatkan status gizi

dan kesehatan remaja putri dan wanita.

Anjuran minum yaitu minumlah 1 (satu) Tablet Tambah Darah

seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama

haid. Minumlah Tablet Tambah Darah dengan air putih, jangan minum

dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat

besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.

c. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia

seperti: kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

17

6. Kebutuhan zat besi pada remaja putri

Kebutuhan zat besi pada remaja putri dipengaruhi oleh :

a. Pertumbuhan Fisik

Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh berlangsung lambat bahkan

akan berhenti menjelang usia 18 tahun, tidak berarti faktor gizi pada

usia ini tidak memerlukan perhatian lagi. Selain itu keterlambatan

tumbuh kembang tubuh pada usia sebelumnya akan dikejar pada usia

ini. Ini berarti pemenuhan kecukupan gizi sangat penting agar tumbuh

kembang tubuh berlangsung dengan sempurna. Taraf gizi seseorang,

dimana makin tinggi kebutuhan akan zat besi, misalnya pada masa

pertumbuhan, kehamilan dan penderita anemia (Moeji, 2003).

b. Aktivitas Fisik

Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas tubuh

meningkat sehingga kebutuhan zat gizinya juga meningkat (Moeji,

2003).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Anemia

Menurut Almatsier (2009), faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja

putri adalah :

1. Pengetahuan Gizi

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

yaknik indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun

orang lain. Status gizi yang baik adalah penting bagi kesehatan setiap

orang, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya. Setiap orang

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

18

akan memiliki gizi yang cukup jika makanan yang kita makan mampu

menyediakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Pengetahuan gizi

memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan

pemberian bahan makanan yang baik sehingga dapat mencapai

keadaan gizi yang seimbang. Tingkat pengetahuan seseorang

berhubungan dengan latar pendidikannya. Tingkat pendidikan turut

pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap pengetahuan

gizi yang diperoleh (Supariasa, 2001).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya suatu persepsi seseorang. Tingkat pengetahuan

seseorang juga mempengaruhi persepsi dan perilaku individu, yang

mana makin tinggi pengetahuan seseorang maka makin baik

menafsirkan sesuatu.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dibagi menjadi enam

domain yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat itu

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang ketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap suatu objek atau materi haus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya, terhadap objek yang dipelajari.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

19

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syntetis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun farmasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Sukmadinata (2003) faktor–faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor –

faktor sebagai berikut :

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

20

1) Faktor internal

a) Jasmani

Faktor jasmani di antaranya adalah keadaan indera seseorang.

b) Rohani

Faktor rohani di antaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor serta kondisi efektif dan kognitif individu.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan

tersebut.

b) Paparan Media Massa

Melalui berbagai media cetak maupun elektronik, berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang

yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah,

pamphlet, dll) akan memperoleh informasi media ini, berarti

paparan media massa mempunyai tingkat pengetahuan yang

dimiliki seseorang.

c) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan

sekunder, keluarga dengan status ekonomi lebih baik mudah

tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.

Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang

termasuk kebutuhan sekunder.

d) Pengalaman

Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal bisa

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

21

mendidik, misalnya seminar. Organisasi dapat memperluas

jangkuan pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan

tersebut informasi tentang satu hal dapat diperoleh.

d. Pengukuran pengetahuan

Cara mengukur pengetahuan seseorang, menggunakan alat bantu

kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan sebagai

berikut (Wawan & Dewi, 2010) :

1) Pengetahuan baik (76-100%)

2) Pengetahuan cukup (56-75%)

3) Pengetahuan kurang (< 56%)

2. Sikap

a. Pengertian

Menurut Azwar (2009) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi

perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang

dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi

dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus

yang menghendaki adanya respons.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau

tingkah laku yang terbuka (Notoatmodjo, 2003).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

22

b. Tingkatan Sikap

Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah :

1) Menerima (receiving) : diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding) : memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa

orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing) : mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible) : bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan

sikap yang paling tinggi.

c. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap

tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara

berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut

Azwar (2009) adalah :

1) Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen

sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita

anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi

setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin

kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

23

3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita

hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi

pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai

sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan

heteroseksual.

4) Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dll mempunyai pengaruh besar

dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam

diri individu.

6) Pengaruh Faktor Emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego.

d. Pengukuran Sikap

Menurut Azwar (2009), salah satu aspek yang sangat penting guna

memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan

(assessment) atau pengukuran (measurement) sikap. Sesungguhnya

sikap dapat dipahami lebih daripada sekedar favorabel atau seberapa

tidak favorabelnya perasaan seseorang, lebih daridapa sekedar positif

atau seberapa negatifnya. Sikap dapat diungkap dan dipahami dari

dimensinya yang lain.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

24

Beberapa karakteristik (dimensi) sikap yaitu :

1) Arah

Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah

kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah

mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak

memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orangg

yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap

berarti memiliki sikap yang arahnya positif sebaliknya mereka

yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan sebagai

memiliki sikap yang arahnya negatif.

2) Intensitas

Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap

terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin

tidak berbeda. Dua orang yang sama tidak sukanya terhadap

sesuatu, yaitu sama-sama memiliki sikap yang berarah negatif

belum tentu memiliki sikap negatif yang sama intensitasnya. Orang

pertama mungkin tidak setuju tapi orang kedua dapat saja sangat

tidak setuju. Begitu juga sikap yang positif dapat berbeda

kedalamannya bagi setiap orang, mulai dari aspek agak setuju

sampai pada kesetujuan yang ekstrim.

3) Keluasan

Sikap juga memiliki keluasan, maksudnya kesetujuan atau

ketidaksetujuan terhadap suatu objek sikap dapat mengenai hanya

aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula

mencakup banyak sekali aspek yang ada pada objek sikap.

Seseorang dapat mempunyai sikap favorabel terhadap program

keluarga berencana secara menyeluruh, yaitu pada semua aspek

dan kegiatan keluarga berencana sedangkan orang lain mungkin

mempunyai sikap positif yang lebih terbatas (sempit) dengan hanya

setuju pada aspek-aspek tertentu saja kegiatan program keluarga

berencana tersebut.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

25

4) Konsistensi

Sikap juga konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara

pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responsnya terhadap

objek sikap termaksud. Konsistensi sikap diperlihatkan oleh

kesesuaian sikap antar waktu. Untuk dapat konsisten, sikap harus

berubah, yang labil, tidak dapat bertahan lama dikatakan sebagai

sikap yang inkonsisten. Konsistensi juga diperlihatkan oleh tidak

adanya kebimbangan dalam bersikap. Konsistensi dalam bersikap

tdiak sama tingkatannya pada setiap diri individu dan setiap objek

sikap. Sikap yang tidak konsisten, yang tidak menunjukkan

kesesuaian antara pernyataan sikap dan perilakunya, atau yang

mudah berubah-ubah dari waktu ke waktu akan sulit

diinterpretasikan dan tidak banyak berarti dalam memahami serta

memprediksi perilaku individu yang bersangkutan. Harus

dibedakan antara pengertian sikap yang tidak konsisten dan

pengertian sikap yang tidak memihak. Sikap yang tidak memihak

atau netral tetap disebut sikap juga walaupun arahnya tidak positif

dan tidak negatif. Orangg dapat saja bersikap netral secara

konsisten.

5) Spontanitas

Karakteristik sikap yang terakhir adalah spontanitas, yaittu

menyangkut sejauhmana kesiapan individu untuk menyatakan

sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas

yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus

melakukan pengungkapan atau desakan lebih dahulu agar individu

mengemukakannya. Hal ini tampak dari pengamatan terhadap

indikator sikap atau perilaku sewaktu individu berkesempatan

untuk mengemukakan sikapnya. Dalam berbagai bentuk skala

sikap yang umumnya harus dijawab dengan ”setuju” atau ”tidak

setuju”, spontanitas sikap ini pada umumnya tidak dapat terlihat.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

26

e. Pembagian sikap

Pembagian sikap menurut Azwar (2009) antara lain :

1) Sikap positif (> 50%)

2) Sikap negatif (≤ 50%)

3. Praktek pencegahan

a. Pengertian Praktek

Praktek otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk mewujudkan praktek menjadi nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

fasilitas. Disamping fasilitas juga diperlukan faktor pendukung

(support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003).

b. Tingkatan praktek

Menurut Notoatmodjo (2003) tingkatan praktek antara lain:

1) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat

pertama.

2) Respon Terpimpin (guided respon)

Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan contoh

merupakan indikator praktek tingkat kedua.

3) Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia

sudah mencapai praktek tingkat ketiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi tindakan tersebut.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

27

c. Faktor yang Mempengaruhi Praktek

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003)

menganalisis perilaku manusia tersebut dalam perilaku manusia pada

tingkat kesehatan. Sedangkan kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor

diluar perilaku, selanjutnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh:

1) Faktor-faktor predisposisi (predisposising factors)

Faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan kesehatan sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi.

2) Faktor-faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, sumber daya/dana,

keterampilan, dan keterjangkauan.

3) Faktor-faktor penguat

Faktor-faktor ini meliputi dukungan keluarga, faktor sikap dan

perilaku tokoh masyarakat, agama, sikap dan perilaku para petugas

kesehatan termasuk juga disini undang-undang, peraturan-

peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait

dengan kesehatan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk

berperilaku sehat masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja,

melainkan diperlukan perilaku contoh.

4. Pendapatan Orang tua

Tingkat pendapatan sangat menentukan pola makan yang dibeli. Dengan

uang tambahan, sebagian besar pendapatan tambahan itu untuk

pembelanjaan makanan. Pendapatan merupakan faktor yang paling penting

untuk menentukan kualitas dan kuantitas makanan, maka pendapatan erat

hubungannya dengan gizi. Arti pendapatan dan manfaatnya bagi keluarga.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

28

a. Peningkatan pendapatan berarti memperbesar dan meningkatkan

pendapatan golongan miskin untuk memperbaiki gizinya.

b. Pendapatan orang-orang miskin yang meningkat otomatis membawa

peningkatan dalam jumlah pembelanjaan makanan untuk keluarga

Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan

kuantitas makanan dan ada hubungannya yang erat antara pendapatan

dengan gizi. Pendapatan keluarga yang rendah akan mempengaruhi

permintaan pangan sehingga menentukan hidangan dalam keluarga

tersebut baik dari segi kualitas makanan, jumlah makan dan variasi

hidangan (Supariasa, 2001).

Kebutuhan energi dan nutrisi remaja dipengaruhi oleh uusia reproduksi,

tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan sedikit lebih

tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan remaja tersebut. Remaja

yang berasal dari sosial ekonomi rendah, risiko defisiensi zat besi sebelum

hamil. Pemberian tambahan energi diberikan kepada remaja dengan berat

badan rendah. Penambahan energi didapatkan biasanya dengan

meningkatkan nafsu makan, akan tetapi seorang remaja sering terlalu

memperhatikan penambahan berat badannya. Seorang remaja dapat

mengalami peningkatan risiko defisiensi zat besi, karena kebutuhan yang

meningkat sehubungan dengan pertumbuhan (Sediaoetama, 2003).

5. Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan gizi merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi

masalah gizi masyarakat. Faktor masalah gizi adalah kurangnya

ketersediaan pangan, rendahnya daya beli dan rendahnya pendidikan atau

pengetahuan. Dengan adanya pendidikan diharapkan terjadinya perubahan

perilaku ke arah perbaikan konsumsi pangan dan status gizi

(Sukmadinata, 2003).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

29

6. Asupan Makan

Untuk memproduksi sel darah merah, diperlukan serangkaian zat gizi.

Yang paling penting adalah zat besi, vitamin Bc (asam folat), dan vitamin

B12 (cyanocobalamine). Bahan lain yang perlu tersedia : protein,

piridoksin (vitamin B6), asam askorbat (ascorbic acid, bahan dasar

vitamin C), vitamin E, dan tembaga (Proverawati & Asfuah, 2009).

Dalam mengkonsumsi makanan, jangan hanya memperhatikan faktor yang

dapat meningkatkan penyerapan zat besi. Konsumsi makanan sehari-hari

yang mengandung zat besi, tetapi juga mengandung zat penghambat yang

tinggi, dapat menyebabkan terjadinya kekurangan zat besi. Beberapa

faktor tersebut adalah tannin dalam teh, fitat, oksalat dalam sayur hijau,

polifenon dalam kedelai dan serat makanan. Zat besi dengan senyawa

tersebut akan membentuk senyawa kompleks yang sulit untuk diserap

usus (Arisman, 2004).

7. Perdarahan

Anemia yang paling umum ditemui di Indonesia adalah anemia yang

terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak mencukupi, yang

disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi, khususnya zat besi. Pada daerah-

daerah tertentu, anemia dapat dipengaruhi oleh investasi cacing tambang.

Cacing tambang yang menempel pada dinding usus dan memakan

makanan zat gizi tidak dapat diserap secara sempurna. Akibatnya,

seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi. Gigitan cacing

tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya perdarahan

sehingga tubuh akan kehilangan banyak sel darah merah. Perdarahan dapat

terjadi pada kondisi internal maupun eksternal, misalnya pada waktu

kecelakaan atau menstruasi yang banyak bagi perempuan remaja.

Perdarahan dapat pula terjadi karena perdarahan kronis, yaitu perdarahan

yang terjadisedikit-sedikit akibat kanker pada saluran pencernaan, wasir,

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

30

dan lainnya. Perdarahan yang terjadi secara terus-menerus itulah yang

menyebabkan anemia (Arisman, 2004).

8. Konsumsi Zat Besi

Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme (40%) dan besi

non hem. Besi non hem merupakan sumber utama zat besi dalam

makanan. Terdapat dalam semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau,

kacang-kacangan, kentang dan serealia serta beberapa jenis buah-buahan.

Sedangkan besi hem hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara

lain daging, ikan, ayam, hati dan organ – organ lain (Almatsier, 2001).

Dalam masa remaja, khususnya remaja putri sering sangat sadar akan

bentuk tubuhnya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi

makanannya. Bahkan banyak yang berdiit tanpa nasehat atau pengawasan

seorang ahli kesehatan dan gizi, sehingga pola konsumsinya sangat

menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi. Banyak pantang atau tabu yang

ditentukan sendiri berdasarkan pendengaran dari kawannya yang tidak

kompeten dalam soal gizi dan kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala

dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala kelainan gizi Banyak

remaja putri yang sering melewatkan dua kali waktu makan dan lebih

memilih kudapan. Padahal sebagian besar kudapan bukan hanya hampa

kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat

mengganggu (menghilangkan) nafsu makan. Selain itu remaja khususnya

remaja putri semakin menggemari junk food yang sangat sedikit (bahkan

ada yang tidak ada sama sekali) kandungan kalsium, besi, riboflavin, asam

folat, vitamin A dan vitamin (Djaeni, 2000).

9. Penyerapan Zat Besi

Besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang

terdapat dalam daging hewan dapat diserap oleh tubuh dua kali lipat

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

31

daripada besi-nonhem Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor

yaitu :

a. Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak yang

dibutuhkan.

b. Bila besi simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan meningkat.

c. Rendahnya asam klorida pada lambung (kondisi basa) dapat

menurunkan penyerapan. Asam klorida akan mereduksi Fe3+ menjadi

Fe 2+ yang lebih mudah diserap oleh mukosa usus.

d. Adanya vitamin C gugus SH (sulfidril) dan asam amino sulfur dapat

meningkatkan absorbsi karena dapat mereduksi besi dalam bentuk ferri

menjadi ferro. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi besi dari

makanan melalui pembentukan kompleks ferro askorbat. Kombinasi

200 mg asam askorbat dengan garam besi dapat meningkatkan

penyerapan besi sebesar 25-50 %.

e. Kelebihan fosfat di dalam usus dapat menyebabkan terbentuknya

kompleks besi, fosfat yang tidak dapat diserap.

f. Adanya fitat dan oksalat dalam sayuran, serta tanin dalam teh juga

akan menurunkan ketersediaan Fe.

g. Protein hewani dapat meningkatkan penyerapan Fe.

h. Fungsi usus yang terganggu, misalnya diare dapat menurunkan

penyerapan Fe.

i. Penyakit infeksi juga dapat menurunkan penyerapan Fe.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

32

D. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Sukmadinata (2003), Azwar (2009),

Notoatmodjo (2003)

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a. Faktor Intern :

1. Jasmani 2. Rohani

b. Faktor Ekstern : 1. Pendidikan 2. Paparan Media Massa 3. Ekonomi 4. Hubungan Sosial 5. Pengalamn

Anemia pada remaja putri

Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap : b. Pengalaman pribadi c. Pengaruh orang lain yang

dianggap penting d. Pengaruh kebudayaan e. Media massa f. Lembaga pendidikan dan

lembaga agama g. Pengaruh faktor emosional

Faktor yang mempengaruhi praktek : a. Factor predisposisi

(presdiposising factors) b. Factor pemungkin (enabling

factors) c. Faktor penguat

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-khambalig2... · fase ke fase lainya secara tiba-tiba, ... tubuh dalam tinggi

33

E. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini tidak ada kerangka konsep, karena jenis penelitiannya

deskriptif.

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan, sikap

dan praktek remaja putri dalam pencegahan anemia.