BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian...

26
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Sebagai perbandingan dalam penelitian ini maka akan diuraikan tentang penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya: Sebuah laporan akhir yang ditulis oleh Benarthy (2011) tentang “Kontribusi Wisata Konvensi Terhadap Pendapatan di Hotel Horison Bandung”. Penelitian ini dilakukan di Hotel Horison Bandung. Menganalisis penyelenggaraan kegiatan wisata konvensi di Hotel Horison Bandung dari tahun 2008-2010, pendapatan wisata konvensi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan Hotel Horison Bandung. Teknik analisis penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif interaktif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penguna wisata konvensi di Hotel Horison Bandung memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan hotel. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti serta menganalisis seberapa besar pengaruh adanya wisata konvensi terhadap total revenue hotel tersebut. Perbedaannya terletak pada teknik analisis data, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Benarthy ini menggunakan analisis deskriptif interaktif. Acuan selanjutnya yaitu penelitian yang ditulis oleh Pujiastuti (1997) pada Buletin Ekonomi No. 2 April 1997 dengan judul Peluang Bisnis dari Wisata Konvensi (MICE) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan kendala pengadaan wisata konvensi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun teknik analisis data yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Daerah

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Sebagai perbandingan dalam penelitian ini maka akan diuraikan tentang

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya:

Sebuah laporan akhir yang ditulis oleh Benarthy (2011) tentang “Kontribusi

Wisata Konvensi Terhadap Pendapatan di Hotel Horison Bandung”. Penelitian ini

dilakukan di Hotel Horison Bandung. Menganalisis penyelenggaraan kegiatan

wisata konvensi di Hotel Horison Bandung dari tahun 2008-2010, pendapatan

wisata konvensi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan Hotel

Horison Bandung. Teknik analisis penelitian menggunakan teknik analisis

deskriptif interaktif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penguna wisata

konvensi di Hotel Horison Bandung memberikan kontribusi secara signifikan

terhadap pendapatan hotel. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sama-sama meneliti serta menganalisis seberapa besar

pengaruh adanya wisata konvensi terhadap total revenue hotel tersebut.

Perbedaannya terletak pada teknik analisis data, dimana pada penelitian yang

dilakukan oleh Benarthy ini menggunakan analisis deskriptif interaktif.

Acuan selanjutnya yaitu penelitian yang ditulis oleh Pujiastuti (1997) pada

Buletin Ekonomi No. 2 April 1997 dengan judul “Peluang Bisnis dari Wisata

Konvensi (MICE) di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui potensi dan kendala pengadaan wisata konvensi di

Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun teknik analisis data yaitu analisis

deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Daerah

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

12

Istimewa Yogyakarta telah siap sebagai daerah wisata konvensi dengan potensi

yang memadai walaupun masih terhambat kendala yang ada.

Jurnal kedua yang dijadikan acuan penelitian sebelumnya yaitu tulisan

karangan Sasongko (2008) yang berjudul “Kesiapan Surabaya Sebagai Daerah

Tujuan Wisata MICE Dalam Rangka Meningkatkan Kunjungan Wisatawan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber daya dan fasilitas

kegiatan wisata MICE di Surabaya. Adapun analisis data yang digunakan adalah

analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini yaitu dijabarkan mengenai kesiapan Kota

Surabaya dengan segala sumber daya yang dimiliki serta strategi pengembangan

sektor pendukung wisata MICE di Surabaya.

Persamaan penelitian ini dengan dua jurnal yang telah disebutkan

sebelumnya yaitu sama-sama meneliti tentang kegiatan penyelenggaraan kegiatan

wisata konvensi. Perbedaannya terletak pada teknik analisis data, dimana teknik

analisis data dari penelitian sebelumnya yaitu lebih menekankan pada analisis

deskriptif kualitatif dan analisis SWOT, sedangkan dalam penelitian ini yaitu

lebih kepada analisis regresi, korelasi, dan analisis determinasi.

Dalam laporan akhir yang ditulis oleh Adi Putra (2011) yang berjudul

“Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Total Revenue di Inna Bali Hotel Denpasar”.

Penelitian ini dilakukan di Inna Bali Hotel Denpasar. Menggunakan teknik

analisis korelasi, regresi, dan determinasi berganda untuk mengolah datanya.

Adapun dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan/nyata antara biaya promosi terhadap total revenue di Inna Bali Hotel

Denpasar. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulunya yaitu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

13

terletak pada tempat atau lokasi dan waktu penelitian dilakukan serta variabel

penelitian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-

sama memakai teknik analisis data regresi dan deskriptif kuantitatif dalam teknik

menganalisis data penelitian.

2.2 Tinjauan Konsep

2.2.1 Tinjauan Tentang Wisata Konvensi

1. Pengertian Konvensi

Istilah konvensi pada awalnya dimengerti sebagai suatu kegiatan

yang menyenangkan bagi banyak orang ketika sedang berkumpul

untuk suatu tujuan tertentu diantara mereka sendiri. Bagi mereka yang

sudah berpengalaman mengelola hotel besar, istilah konvensi

merupakan sebuah bisnis yang potensial bila dikaitkan dengan

industri pariwisata.

Dalam diktat yang berjudul “Pengetahuan Dasar Wisata Konvensi

Untuk Perkuliahan Akademi Pariwisata Trisakti”, terdapat batasan

istilah konvensi sebagai berikut: Konvensi adalah pertemuan

sekelompok orang yang secara bersama-sama bertukar pikiran,

pengalaman dan informasi melalui pembicaraan terbuka, saling siap

untuk mendengar dan didengar serta mempelajari, mendiskusikan

kemudian menyimpulkan topik-topik yang dibahas dalam pertemuan

dimaksud. Kelompok ini bisa terdiri dari 10 orang atau lebih.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

14

2. Arti Konvensi Menurut UU Kepariwisataan RI

Secara lebih konkret pemerintah melalui keputusan Menteri

Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91

merumuskan : kongres, konferensi, atau konvensi merupakan suatu

kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan,usahawan,

cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah

yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Selanjutnya dalam

Undang-Undang Kepariwisataan Republik Indonesia Nomor 9 tahun

1990, Bab IV Usaha Pariwisata Bagian Kedua Usaha Jasa Pariwisata,

pasal 9 ayat (1) dicantumkan jenis-jenis usaha pariwisata, seperti jasa

biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata,

jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran, jasa impresariat, jasa

konsultan pariwisata, jasa informasi pariwisata

Sebagai tolok ukur pedoman pelaksana suatu konvensi,

pemerintah indonesia mempergunakan “Keputusan Menteri Pariwisata,

Pos, dan Telekomunikasi No. KM.108/HM.703/MPPT-91, tentang

ketentuan usaha jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran, bab 1,

pasal 1” yang berbunyi:

a. Kongres, konferensi atau konvensi merupakan suatu

kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan,

usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas

masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan

bersama.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

15

b. Perjalanan intensif merupakan suatu kegiatan perjalanan

yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para

karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan

atas prestasi mereka dalam kegiatan penyelenggaraan

konvensiyang membahas perkembangan kegiatan

perusahaan yang bersangkutan.

c. Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebarluaskan

informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan

penyelenggaraan konvensi atau yang dikaitkan dengan

pariwisata.

d. Usaha jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran

merupakan usaha dengan kegiatan pokok memberi jasa

pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang

(negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya)

untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan

kepentingan bersama.

e. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh direktur jenderal

untuk menyelenggarakan usaha jasa konvensi, perjalanan

intensif dan pameran.

3. Sifat Konvensi

a. Konvensi Lokal

Pertemuan ini bersifat lokal dan diselenggarakan oleh

kelompok kecil yang potensial. Kelompok tersebut bisa saja

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

16

sebagai kelompok mandiri yang mempunyai organisasi dengan

pedoman kerja (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga),

namun bersifat lokal, yakni untuk memajukan masyarakat lokal

itu sendiri.

b. Konvensi Daerah

Pertemuan yang lebih besar dari konvensi lokal adalah

konvensi daerah. Seperti halnya konvensi lokal, konvensi daerah

ini juga bisa merupakan suatu konvensi yang diselenggarakan

oleh instansi pemerintah daerah atau organisasi swasta daerah

yang mandiri dengan pedoman kerja (Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga) yang kegiatan usahanya ditujukan

untuk memajukan daerah setempat.

c. Konvensi Nasional

Kegiatan penyelenggaraan konvensi nasional menjadi

penting karena dihadiri oleh sejumlah besar dari konvensi-

konvensi diatas. Konvensi nasional ini bisa diselenggarakan oleh

pemerintah, bisa pula oleh swasta, atau bersama-sama oleh

pemerintah dan swasta. Kegiatan penyelenggaraan ini membawa

karakteristik yang berbeda dengan konvensi-konvensi tersebut

diatas karena menyangkut program pertemuan yang lebih luas,

membutuhkan staf pelaksana lebih banyak, peralatan fasilitas

lebih lengkap, dan logistik yang berlipat ganda.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

17

d. Konvensi Regional

Konvensi ini didasarkan pada letak geografis yakni negara-

negara bertetangga yang sepakat membentuk wilayah untuk

kepentingan bersama dalam banyak hal. Misalnya negara-negara

di Eropa sepakat membentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

dan dikawasan asia tenggara membentuk Association of the

South East Asian Nation (ASEAN). Dalam konteks industri

pariwisata, khususnya wisata konvensi, penyelenggaraan

kegiatan konvensi regional memiliki karakteristik dan warna

tersendiri. Namun dalam hal-hal yang bersifat substansial

mempunyai persamaan berwatak yang universal.

e. Konvensi Internasional

Sesuai dengan sifatnya yang mengglobal, konvensi

internasional memang bersifat mendunia. Cakupannya adalah

negara-negara yang terletak di semua benua dalam peta bumi ini.

4. Ukuran Konvensi

Ukuran (size) suatu konvensi dilihat dari segi jumlah peserta

yang hadir dalam persidangan konvensi. Besar kecilnya jumlah peserta

dalam persidangan konvensi ini menentukan ukuran konvensi besar,

sedang, atau kecil.

a. Konvensi ukuran kecil

Para perencana suatu konvensi sebaiknya harus ingat

perbedaan antara suatu konvensi yang diselenggarakan oleh

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

18

sebuah perusahaan atau korporasi dengan suatu konvensi yang

diselenggarakan oleh sebuah organisasi atau asosiasi. Apabila

perusahaan atau korporasi mengadakan pertemuan para

eksekutifnya juga organisasi atau asosiasi menyelenggarakan

pertemuan para anggota dewan pimpinannya, maka persidangan

ini akan dihadiri oleh jumlah peserta yang terbatas. Karena itu

konvensi ukuran kecil dihadiri oleh 20-25 orang.

b. Konvensi ukuran sedang

Disebut ukuran sedang karena jumlah peserta yang hadir

dalam persidangan tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar.

Daya tampung konvensi jenis ini ialah 60 sampai 200 orang.

Untuk konvensi ukuran sedang masalah ruang sidang dengan

perlengkapannya sudah mulai diperhatikan secara teknis.

c. Konvensi ukuran besar

Jelas sekali perbedaan antara konvensi ukuran besar dengan

konvensi ukuran kecil atau sedang. Konvensi ukuran besar

memiliki kebutuhan dengan skala ukuran lebih besar, lebih luas,

dan lebih menyeluruh. Konvensi ukuran besar berkapasitas 200 -

20.000 orang atau lebih.

2.2.2 Tinjauan Tentang MICE

1. Pengertian MICE

Menurut Pendit (1999), MICE dapat diartikan sebagai wisata

konvensi, dengan batasan yaitu usaha jasa konvensi, perjalanan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

19

insentif, dan pameran. Di mana itu merupakan usaha dengan kegiatan

memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang

(negarawan, usahawan, cendikiawan, dan sebagainya) untuk

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan

bersama.

Sedangkan menurut Kesrul (2004), MICE sebagai suatu kegiatan

kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure

dan bisnis, biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-

sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels,

conventions, congresses, conference dan exhibition.

Tapi bila dilihat dari kepanjangan MICE itu sendiri yaitu

Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition, MICE adalah :

a. Meeting

Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat,

pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan

yang termasuk di dalam MICE.

Menurut Kesrul (2004), meeting adalah suatu pertemuan

atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang

yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan

dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan

SDM, menggalang kerja sama anggota dan pengurus,

menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan

kemasyarakatan. Dan masih menurut Kesrul (2004), “Meeting

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

20

adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya

merupakan perpaduan antara leisure dan bisnis, biasanya

melibatkan orang secara bersama-sama”.

b. Incentive

UU No.9 tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999),

menjelaskan bahwa perjalanan insentif merupakan suatu kegiatan

perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk

para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan

atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi

yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang

bersangkutan.

Sedangkan menurut Kesrul (2004), bahwa insentif

merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu

perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya

bisa berupa uang, paket wisata atau barang.

Dan menurut Any Noor (2007), juga memberikan definisi

mengenai perjalanan insentif adalah peralatan manajemen global

yang tidak mengunakan pengalaman perjalanan sebagai suatu

motivasi dan/atau partisipan untuk meningkatkan tingkat

perfoma dalam mendukung tujuan organisasi.

c. Conference

Menurut (Pendit,1999), istilah conference diterjemahkan

dengan konferensi dalam Bahasa Indonesia yang mengandung

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

21

pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja

dengan conference, maka secara teknis akronim MICE

sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang

mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai

perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan. Sebuah meeting,

incentive, conference dan exhibition hakekatnya merupakan

sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang

siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata

dikelompokkan dalam satu kategori, yaitu MICE.

Sedangkan menurut Kesrul (2004), conference atau

konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan

terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau

kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian

antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau perjanjian

international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.

d. Exhibition

Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan

industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata

konvensi. Hal ini diatur dalam SK Menparpostel RI Nomor KM.

108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh

Pendit (1999) yang berbunyi “Pameran merupakan suatu

kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

22

hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada

kaitannya dengan pariwisata.

Menurut Kesrul (2004), exhibition adalah ajang pertemuan

yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang

pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok

produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan

segmentasi pasar yang berbeda.

2. Fasilitas MICE

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Lengkap yang disusun oleh

Daryanto (1997) fasilitas adalah sarana yang memudahkan dalam

melakukan tugas atau pekerjaan. Menurut Yoeti (2000) fasilitas fisik

dan perlengkapan yang diperlukan dalam ruang pertemuan (MICE)

adalah sebagai berikut :

a. Ketersediaan perlengkapan, meliputi:

­ Kursi dan meja (flexible table)

Ketersediaan kursi dan meja, baik jumlah maupun

ukurannya akan tergantung pada jumlah peserta

konvensi sesuai dengan jenis pertemuan yang

diselenggarakan.

­ Platform

Disediakan apabila memerlukan panggung yang dapat

diatur bentuknya, dimensi, dan tingginya.

­ Karpet

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

23

­ Meja mimbar (podium)

­ Bulletin Board

­ Audio Visual Equipment

­ Tempat Sampah

b. Tata Letak Ruangan Pertemuan

Pengaturan ruang pertemuan itu tergantung dari jenis

pertemuan yang akan dilaksanakan dan harus atas persetujuan

penanggung jawab pertemuan. Secara umum ada beberapa model

ruang pertemuan yang biasa digunakan, yaitu :

­ Auditorium / Theatre Style

­ Schoolroom / Classroom Style

­ Confrence Style

­ Round Table

Sedangkan menurut Pendit (1999) menyatakan bahwa

fasilitas yang dibutuhkan di suatu ruang pertemuan (MICE)

adalah sebagai berikut :

­ Sistem pengaturan Ruang (untuk conference)

­ Sistem pengaturan stand (untuk exhibition)

­ Sistem penyampaian komunikasi

­ Fasilitas AV (Audio Visual)

­ Langit-langit tinggi

­ Pasokan listrik, lampu, dan air

­ Pasokan proyektor

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

24

­ Perabotan (furniture)

­ Podium

­ Tanda-tanda (marka-marka)

­ Pundi-pundi deposit (money safe) dengan

memperhitungkan problema dan tuntutan kebutuhan

­ Tiang-tiang besar

­ Lampu-lampu spot, lampu gantung (Chandeliers)

­ Fasilitas orang cacat

­ Ruangan toilet (restroom)

­ Urusan banquet (FB), catering, makanan dan minuman.

­ Hiburan (entertainment)

­ Lahan parkir

­ Security

3. Pangsa Pasar MICE

Berdasarkan karakteristik dalam pemasaran konvensi terdapat

beberapa segmen pasar yang masuk dalam kelompok yang berasal

dari:

a. Pemerintahan

Pemerintah sebagai organisasi baik di tingkat lokal,

nasional maupun internasional sering menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan kongres seperti musyawarah daerah untuk

tingkat lokal, pameran dagang dan industri nasional yang

diselenggarakan Deperindag, dan lain-lain.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

25

b. Asosiasi / Perserikatan

Asosiasi merupakan kumpulan atau gabungan dari orang

maupun badan yang berasal dari latar belakang dan kepentingan

yang sama. Latar belakang yang dimaksud bisa dilihat dari sisi

profesi, bisnis, etnis, minat dan sebagainya. Lembaga asosiasi

umumnya memiliki event-event rutin dengan suatu jangka waktu

maupun event-event indensidentil lainya. Jenis-jenis asosiasi

antara lain :

­ Asosiasi Perdagangan dan Profesional

­ Perkumpulan Medis dan Sains

­ Organisasi Keagamaan

­ Asosiasi Pendidikan

­ Perkumpulan Buruh

Ada pun jenis-jenis kegiatan / event yang umumnya

diadakan oleh asosiasi antara lain adalah konvensi tahunan,

seminar, workshop, rapat teknis, dan lain-lain.

c. Perusahaan

Baik perusahaan tingkat lokal, nasional maupun

multinasional merupakan target pasar dari industri MICE yang

sangat potensial. Perusahaan sering melakukan kegiatan-kegiatan

rapat, pameran maupun event lain yang terkait dengan kegiatan

untuk mempromosikan produk dan nama baik perusahaan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

26

Kegiatan mereka bisa dalam lingkup internal maupun eksternal

atau keduanya.

Sementara itu dilihat luas dan lingkup wilayah, segmen

pasar bisa dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

­ Kategori Internasional

­ Kategori Nasional

­ Kategori Tambahan

2.2.3 Tinjauan Tentang Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap

perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan

atau earning. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas

perusahaan yang biasa dikenal atau disebut dengan penjualan,

penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa.

Dalam literatur akuntansi terdapat beberapa pengertian terhadap

pendapatan, seperti :

a. Menurut Niswonger (1992), pendapatan adalah jumlah

yang ditagih kepada pelanggan atas barang ataupun jasa

yang diberikan kepada mereka. Pada buku yang sama,

Niswonger (1992) juga menjelaskan pendapatan sebagai

berikut : Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan

kotor atau gross dalam modal pemilik yang dihasilkan dari

penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada klien,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

27

penyewa harta, peminjam uang, dan semua kegiatan usaha

serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh

penghasilan.

b. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6, Pendapatan adalah

arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus

masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal.

c. Menurut Accounting Terminology Bulletin No. 2 yang

dikutip dalam buku Harahap (1999) menyatakan bahwa

pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian

jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada

pelanggan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk

mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran

asset (kecuali surat berharga), hak deviden dari investasi

dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang

berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal.

d. Menurut Financial Accounting Standart Board yang

dikutip oleh Harahap (1999) definisi pendapatan adalah

arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu entity atau

penyelesaian kewajiban atau entity atau gabungan dari

keduanya selama periode tertentu yang berasal dari

penyerahan / produksi barang, pemberian jasa atas

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

28

pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama

perusahaan yang sedang berjalan.

Dari pendapat ini maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan

adalah kenaikan gross/ kotor dari keuntungan ekonomi selama suatu

periode dari aktivitas utama perusahaan yang menyebabkan kenaikan

ekuitas tetapi bukan disebabkan dari kontribusi penanaman modal.

2. Sumber-Sumber Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang dan jasa yang

diukur berdasarkan jumlah yang dibebankan kepada

pembeli/konsumen atas barang/jasa yang diserahkan kepada mereka.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dijabarkan bahwa sumber

pendapatan yaitu :

a. Operating Revenue, yaitu pendapatan yang berasal dari

aktivitas utama perusahaan sesuai dengan jenis usahanya,

yang berlangsung secara berulang.

b. Non-Operating Revenue, yaitu pendapatan yang bersumber

dari kegiatan di luar aktivitas utama perusahaan.

2.2.4 Tinjauan Tentang Total Penerimaan (Revenue)

Pada umumnya konsep dari pengertian penerimaan berfokus pada arus

masuk aktiva sebagai hasil kegiatan operasi perusahaan dari penciptaan

barang dan jasa oleh perusahaan serta penjualan produk kepada konsumen

atau pihak customer (wisatawan) yang dinyatakan dalam suatu satuan

moneter. Berikut beberapa definisi mengenai penerimaan yang diambil dari

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

29

berbagai sumber, yaitu: Dari “APB Statement“ (dikutip oleh Elson S.

Hendriksen dan Marianus Sinaga, 1993) mendefinisikan bahwa penerimaan

yaitu merupakan arus masuk aktiva kotor atau bersih ke dalam perusahaan

sebagai hasil penjualan barang dan jasa.

Menurut W.A Paton dan A.C Littleton (dikutip oleh Elson S.

Hendriksen dan Marianus Sinaga, 1993) mendefinisikan: Penerimaan adalah

ekspresi moneter dari keseluruhan produk atau jasa yang ditransfer oleh

suatu perusahaan kepada pelanggannya selama periode tertentu setelah

dikurangi biaya produksi, pemasaran, dan biaya administrasiumum

perusahaan.

Menurut Marcell Schweitzer & Hans Ulrich Kuepper (dikutip oleh

Elson S. Hendriksen dan Marianus Sinaga, 1993), menyatakan bahwa

penerimaan adalah jumlah uang yang dibayarkan pada suatu perusahaan

yang dalam hal ini, penerimaan dirumuskan berdasarkan efektifitasnya

terhadap hasil usaha yang bersih setelah pengurangan biaya dan

keterkaitannya dengan sasaran usaha dan sifatnya sebagai perhitungan.

Terhadap beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

penerimaan adalah ekspresi moneter yang diterima pengusaha dari hasil

kegiatan operasi perusahaan dari penciptaan barang dan jasa serta penjualan

produk kepada konsumen atau customer (wisatawan) yang telah dikurangi

biaya operasi langsung dan tak langsung.

Di dalam industri perhotelan, sumber-sumber penerimaan perusahaan

umumnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

30

1. Room Revenue

Yaitu penerimaan pendapatan yang bersumber dari penjualan

kamar hotel yang disewakan.

2. Food and Beverage Revenue

Yaitu penerimaan pendapatan yang berasal dari penjualan

makanan dan minuman yang dijual kepada tamu-tamu hotel, baik yang

menginap ataupun tidak menginap di hotel.

3. Miscellaneous Revenue

Yaitu penerimaan pendapatan dari sumber-sumber penerimaan

tambahan lainnya yang ditetapkan sebagai penghasil pendapatan

tambahan. Contohnya pelayanan telepon, pelayanan binatu,

penyewaan blok-blok toko (arcade), dan lainnya.

2.2.5 Tinjauan Tentang Hotel

1. Definisi Hotel

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. SK.

241/4/70 Tahun 1970 yang dikutip oleh Pendit (1994) menyebutkan

bahwa : Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk

penginapan (akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas

lainnya dalam hotel untuk umum yang memenuhi syarat-syarat

kenyamanan dan bertujuan komersial. Menurut Grolier electronic

Publishing Inc. mengemukakan bahwa hotel adalah suatu usaha

komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan

pelayanan-pelayanan lain untuk umum. Selain itu hotel adalah suatu

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

31

bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi

yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan

minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu

diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di

hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas

tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan

dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :

a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian

atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan,

penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi

masyarakat umum yang dikelola secara komersil

(Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT

1987).

b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan

memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum

dengan fasilitas sebagai berikut :

­ Jasa penginapan

­ Pelayanan makanan dan minuman

­ Pelayanan barang bawaan

­ Pencucian pakaian

­ Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang

ada di dalamnya. (Endar Sri,1996)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

32

c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan

memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan

minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran

(Lawson, 1976)

2. Karakteristik Hotel

Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah :

a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta

padat karya yang artinya dalam pengelolaannya

memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja

yang banyak pula.

b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada

sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan

dimana hotel tersebut berada.

c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan

dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan.

d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur

dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan

masyarakat pada umumnya.

e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga

memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha

karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada

banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel

tersebut.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

33

3. Klasifikasi Hotel

Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri,

1996), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol

bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel,

semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun

sekali dengan tata cara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat

Jendral Pariwisata.

2.2.6 Tinjauan Tentang Hotel Konvensi

Yang dimaksud dengan hotel konvensi adalah tempat

diselenggarakannya kegiatan utama program konvensi dan pameran, baik

dalam skala nasional maupun internasional (Yoeti, 2000). Menurut jajak

pendapat yang dilakukan di Amerika Serikat asosiasi-asosiasi yang

memprogramkan kegiatan persidangan konvensi akan memilih hotel yang

mmiliki fasilitas 5 terbaik :

1. Ruangan persidangan yang luas dan lengkap

2. Kualitas makanan dan minumannya yang enak

3. Kamar tamu untuk tidur dan istirahat yang nyaman

4. Efisiensi karyawan Front Office

5. Terdapat Manajer Pelayanan Konvensi

Para pengusaha atau korporasi akan memilih hotel dengan persyaratan:

1. Kualitas makanan dan minuman terbaik

2. Ruang persidangan luas dan menarik

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

34

3. Kamar tamu untuk tidur dan istirahat menyenangkan

4. Efisiensi pada perhitunga pembayaran

5. Memiliki pengalaman

Sedangkan untuk destinasi konvensi di suatu resort ataupun hotel,baik

asosiasi maupun korporasi mengharapkan,antara lain :

1. Adanya hotel-hotel dengan fasilitas persidangan konvensi yang

memadai

2. Transportasi pulang pergi mudah mencapai tujuan resort

3. Jarak,waktu dan harga bagi masing-masing delegasi peserta

individual memuaskan

4. Iklim udara menyenangkan

5. Tersedianya fasilitas rekreasi dan olahraga di alam terbuka

(outdoor recreation & sport facilities).

2.2.7 Tinjauan Tentang Sales & Marketing Department

Sihite (2000) menyebutkan bahwa Sale adalah : menawarkan sesuatu

produk kepada konsumen, sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan untuk

menjadikan seseorang sebagai customer atau langganan. Jadi arti sales di

sini adalah penjualan.

Marketing adalah pemasaran dan apabila diterjemahkan adalah :

“Usaha untuk memasyarakatkan hasil produksi perusahaan melalui berbagai

cara agar hasil produksi tersebut banyak diminati oleh masyarakat luas”,

(Sihite, 2000).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

35

Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan

pengendalian program yang direncanakan untuk menciptakan, membangun

dan mempertahankan pertukaran yang menguntugkan dengan target

pembelian untuk tujuan mencapai objektif organisasi ( Kotler, 2000).

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swasta, 2000).

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan konsumen (Stanton 1978).

Jadi Pemarasan merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian

yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu

sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam

menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi.

Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Sedangkan arti dari Department adalah : bagian. Jadi Sales &

Marketing Department adalah : “Bagian yang menangani penjualan dan

pemasaran dalam suatu perusahaan”. Dalam hal ini produk yang dijual

adalah kamar hotel beserta seluruh fasilitas dan pelayanannya.

Dalam industri perhotelan bidang pemasaran ini boleh dikatakan masih

merupakan suatu hal yang relatif muda usianya bila dibandingkan dengan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian …erepo.unud.ac.id/16138/3/0812014041-3-BAB_II.pdf · Menganalisis penyelenggaraan kegiatan ... MICE dapat diartikan sebagai wisata

36

industri lainnya. Bagian yang melaksanakan penjualan dan pemasaran

kemudian disebut Sales & Marketing Department. Definisi yang lengkap

dari manajemen yang terdapat dalam Sales & Marketing Department,

menurut Sihite (2000) adalah :

“Merupakan suatu fungsi yang melaksanakan segala perencanaan,

penugasan dan pengawasan terhadap kegiatan penjualan

daripada suatu perusahaan, dalam hal penerimaan tenaga penjual

(salesman), seleksi (recruiting), pengaturan latihan (training),

pengarahan (supervise), pengawasan (control), pembiayaan (cost),

dan motivasi para salesman”.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, yaitu adanya

sumbangan rata-rata 3,52% pendapatan wisata konvensi terhadap total

revenue Hotel Mercure Kuta Beach Bali pertahunnya, serta jumlah

pengadaan wisata konvensi Hotel Mercure Kuta Beach Bali rata-rata 74 kali

pertahunnya, maka dapat diajukan hipotesis yang kebenarannya akan diuji

melalui data yang diperoleh dari adanya penelitian. Adapun hipotesis dari

penelitian ini yaitu: terdapat pengaruh yang nyata dan signifikan antara

pendapatan wisata konvensi terhadap total revenue di Hotel Mercure Kuta

Beach Bali.