BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tabel 2.eprints.umm.ac.id/46577/3/BAB II.pdf(2013) Evaluasi Penerapan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tabel 2.eprints.umm.ac.id/46577/3/BAB II.pdf(2013) Evaluasi Penerapan...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Review Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Tujuan Metode
Penelitian
Hasil Persamaan Perbedaan
Ratna
(2015)
Analisis
Penerapan
Biaya
Standar
Sebagai
Alat
perencana
an dan
Pengendal
ian Biaya
Produksi
pada
UMKM
Babat Ibu
Haji
Wiwiek
Untuk
mengetahui
penerapan
biaya
standar
pada
komponen
biaya
produksi
Deskriptif Perusahaan
sudah
menerapkan
biaya
standar
dengan
efektif.
Pengujian
pada
UMKM ini
selalumeng
untungkan
karena
selisihnya
terjadi
dibahan
baku
diakibatkan
Karena
kondisi
bahan baku
yang selalu
fluktuatif
Keduanya
sama-sama
ingin
mengetahui
penerapan
biaya
standar
pada
perusahaan
Objek yang
akan
diteliti
Meidisil
via, AR
et al.,
(2014)
Analisis
Biaya
Standar
Sebagai
Alat
Pengendal
ian Biaya
Produksi
pada
untuk
mengetahui
penerapan
biaya
produksi
standar,
untuk
mengetahui
varians
Deskriptif Masih
banyak
terdapat
penyimpang
an yang
cukup
signifikan
karena
adanya
Keduanya
sama-sama
ingin
mengetahui
penerapan
biaya
standar
pada
perusahaan
Objek yang
akan
diteliti
9
Pabrik
Gula
Kebon
Agung,
Malang
yang
terjadi,
serta untuk
mengetahui
peranan
biaya
standar
dalam
pengendalia
n biaya
produksi
selisih yang
merugikan
pada Bahan
Baku dan
Selisih
Tenaga
kerja
langsung
dan
mengetahui
varians
yang terjadi
Wehanto
uw,
Morasa
et al.
(2014)
Analisis
Penerapan
Biaya
Standar
Sebagai
Alat
Pengendal
ian Biaya
Produksi
pada
PT.Royal
Coconut
Kawangko
an
untuk
mengetahui
penerapan
biaya
standar
sebagai alat
pengendalia
n biaya
produksi
Deskriptif Telah
terjadi
penyimpang
an yang
cukup
signifikan
antara
Standard
dan
Realisasi,
yaitu
selisih rugi
pada selisih
bahan baku
dan selisih
TKL. Tetapi
selisih
menguntung
kan masih
menunjukan
angka yang
lebih besar
dibandig
selisih yang
merugikan.
Keduanya
sama-sama
ingin
mengetahui
penerapan
biaya
standar
pada
perusahaan
dan
mengetahui
varians
yang terjadi
Objek yang
akan
diteliti
Ayuning
tyas
(2013)
Evaluasi
Penerapan
Biaya
Standar
Sebagai
Alat
perencana
an dan
Pengendal
untuk
mengevalua
si
penerapan
biaya
standar
pada tiap -
tiap
komponen
Deskriptif Hasil
penelitian
menunjukka
n
penggunaan
biaya
standar
pada
perusahaan
Keduanya
sama-sama
ingin
mengetahui
penerapan
biaya
standar
pada
perusahaan
Objek yang
akan
diteliti
10
ian Biaya
Produksi
pada
Harian
Tribun
Manado
biaya
produksi
serta untuk
mengetahui
perencanaan
dan
pengendalia
n atas
selisih biaya
produksi
antara biaya
standar dan
biaya
aktual
dalam
pelaksanaan
nya tidak
terjadi
varians
yang
merugikan
pada biaya
tenaga
kerja dan
volume
overhead
pabrik dan
terjadi
varians
yang
merugikan
sebesar -
40,5% pada
biaya bahan
baku kertas,
-89,28%
pada bahan
baku tinta
serta -
10.33%
pada
biaya
fleksibel
overhead
pabrik dan
dikategorika
n
unfavorable
dan
mengetahui
varians
yang terjadi
Pratiwi
(2013)
Penerapan
Biaya
Standar
dalam
Pengendal
ian Biaya
Produksi
pada
PT.Pertani
Cabang
Sulawesi
Utara
untuk
mengetahui
besar biaya
standar
yang telah
diterapkan
dan
bagaimana
penerapan
biaya
standar
Deskriptif Penerapan
Biaya
Standar
pada PT.
Pertani
telah efektif
dikarenakan
biaya actual
tidak
melebihi
biaya
standar
Keduanya
sama-sama
ingin
mengetahui
penerapan
biaya
standar
pada
perusahaan
Objek yang
akan
diteliti
11
yang telah
ditetapkan
Dari hasil penelitian terdahulu diatas, rata-rata menjelaskan banyak terjadi penyimpangan
untuk perencanaan dan pengendalian biaya dalam biaya produksinya.Oleh sebab itu, peneliti
melakukan penelitian dengan obyek UMKM Kaw Kaw Thai Tea.
2.2 Tinjauan Teoritis
2.2.1 Konsep UMKM
Di dalam Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM, kriteria yang
digunakan untuk mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai
kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp.50 juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan tahunan paling besar
Rp.300 juta.
2. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak
Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp.300 juta hingga maksimum Rp.2,5 Milyar.
3. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih lebih dari
Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil penjualan tahunan di atas
Rp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50 milyar.
Sejumlah lembaga-lembaga pemerintahan selama ini juga menggunakan jumlah pekerja
sebagai ukuran untuk membedakan skala usaha antara usaha mikro,usaha kecil, usaha
12
menengah dan usaha besar. Misalnya menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usaha mikro adalah
unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usaha kecil antara 5 sampai 19
pekerja, dan usaha menengah dari 20 sampai dengan 99 orang. Perusahaan-perusahaan
dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam kategori usaha besar.
2.2.2 Konsep Biaya
Menurut Hansen and Mowen (2009)mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai setara
kas yang dikorbankan untuk mendapat barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat
ini atau dimasa depan bagi organisasi. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva (Mulyadi, 2012)
Suatu biaya biasanya diukur dalam satuan uang yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan barang atau jasa. Keputusan penerapan harga dan tingkat profitabilitas produk
yang berbeda dapat diketahui dari biaya yang dibebankan kepada produk. Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen
kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi (Simanora, 2012).
Mulyadi (2012) menyatakan pembebanan biaya ke dalam biaya lansung dan biaya tak
langsung, sebagai berikut :
1. Biaya langsung
13
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dibebankan pada
objek atau produk, misalnya bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang telibat
langsung dalam proses produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.
2. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit atau tidak dapat
dibebankan secara langsung dengan unit produksi, misalkan gaji pimpinan, gaji
mandor, biaya iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak
langsung disebut juga biaya overhead.
Mulyadi (2012) juga menggolongkan pola prilaku biaya yang dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Biaya Tetap
Biaya Tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak
berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi
perusahaan.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu dan
sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional.
3. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan kedalam kedua jenis
biaya diatas(tidak termasuk kedalam biaya tetap atau biaya variabel).
2.2.3 Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2012) mengemukakan biaya produksi sebagai biaya yang terjadi untuk
mengelola bahan baku menjadi produk siap dijual. Biaya produksi juga disebut biaya manufaktur
14
atau biaya pabrik, biasanya didefisinikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga
kerja, keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik, keduanya disebut biaya konversi.Berikut jenis-jenis biaya produksi menurut mulyadi
(2012) :
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku Merupakan biaya bahan secara langsung yang digunakan dalam
produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya Tenaga Kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja
langsung yang ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan
proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani
segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung
c. Biaya depresiasi aktiva tetap
d. Biaya reparasi dan pemeliharaan
e. Biaya listrik dan air
15
f. Biaya operasi lain-lain
2.2.4 Biaya Standar
Carter (2009)mendefinisikan biaya standart (standart cost) adalah biaya yang telah
ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama
satu periode tertentu. Sistem akuntansi biaya dituntut tidak saja mampu mengukur biaya
aktual suatu organisasi di masa lampau (biaya historis), tapi juga mampu informasi
mengenai proyeksi atau estimasi biaya serupa di masa mendatang. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebutlah dikembangkan sistem akuntansi biaya standar, sering disingkat dengan
biaya standar (standar cost).
Biaya standar didefinisikan sebagai patok duga (benchmark) yang secara efektif dan
biaya efisiensi diterapkan dimuka (predetermined) untuk biaya-biaya yang seharusnya
dikonsumsi oleh suatu produk. Definisi biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka,
yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu satuan
produk atau membiayai kegiatan tertentu.(Mulyadi, 2012)
Hansen and Mowen (2009)yang menyatakan bahwa dalam perusahaan manufaktur,
biaya standar per unit adalah jumlah biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead.
Berdasarkan beberapa definisi diatas menunjukkan bahwa biaya yang ditentukan dimuka
merupakan acuan pedoman dalam pengeluaran biayayang sesungguhnya. Apabila biaya
sesungguhnya menyimpang dari biaya standar maka yang dianggap benar adalah biaya standar,
sepanjang asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah
Menurut Hansen dan Mowen (2009) standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai
sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai.
16
1. Standar ideal (Ideal standards).
Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika
segala sesuatu beroperasi secara sempurna.Tidak ada mesin yang rusak, menganggur,
atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi.
2. Standar yang saat ini dapat tercapai (Currently attainable standards).
Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien.Kelonggaran diberikan
untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan
lainnya.
2.2.5 Keunggulan Biaya Standar
Usry and Carter (2009)menyatakan penetapan biaya standar sangat bermanfaat bagi
manajemen aktivitas perusahaan karena standar biaya bermanfaat untuk:
1. Pembuatan anggaran.
2. Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi.
3. Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya.
4. Memudahkan dalam pencatatan dan penyajian laporan biaya.
5. Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun
persediaan barang jadi.
6. Sebagai pedoman penentuan harga penawaran dalam tender suatu
proyek atau kontrak tertentu.
2.2.6 Kelemahan Biaya Standar
Menurut Mulyadi (2012) terdapat beberapa kelemahan dari penggunaan biaya standar
diantaranya sebagai berikut:
17
1. Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat
meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar yang ditentukan oleh perusahaan
tetapi tidak ada jaminan bahaya standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara
keseluruhan dengan ketetatan atau kelonggaran yang relatif sama.
2. Seringkali standar cenderung menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam
jangka pendek, keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan standar
jarang sekali dilakukan.
2.2.7 Penentuan Biaya Standar
Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik. Dua jenis standar fisik adalah standar
dasar dan standar sekarang. Standar dasar adalah tolak ukur yang digunakan untuk
membandingkan kinerja yang diperkirakan dengan kinerja aktual. Biaya standar ini serupa
dengan angka indeks untuk Amengukur hasil- hasil yang berikutnya Biaya standar sekarang
terdiri atas tiga jenis(Usry and Carter 2009):
1. Standar Akrual yang diperkirakan mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi
yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi yang paling dekat dengan hasil aktual.
2. Standar Normal mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi normal. Standar ini
mencerminkan hasil yang menantang namun dapat dicapai.
3. Standar Teoritis mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi maksimum. Standar ini
merupakan cita-cita yang dituju bukannya kinerja yang dapat dicapai sekarang.
2.2.8 Konsep Perencanaan dan Pengendalian
Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya
dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan tujuan tertentu. Untuk melakukan fungsi-fungsi
tersebut, manajemen memerlukan teknik dan prosedur yang dapat memberikan informasi
18
yang berguna bagi pengambilan keputusan dengan menggunakan alat ukur yaitu dengan
anggaran. Pengertian anggaran adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis dan
kuantitatif yang dinyatakan dalam suatu moneter mengenai kegiatan operasi dan
penggunaan- penggunaan sumber-sumber daya perusahaan untuk suatu periode tertentu dimasa
mendatang. Anggaran juga merupakan alat bantu manajer untuk koordinasi dan
implementasi perencanaan (Hansen dan Mowen, 2009:282).
Pengendalian adalah melihat kebelakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah
terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang telah direncanakan sebelumnya.
Pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode dan langkah yang harus ditempuh agar
apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan. Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan (Hansen
dan Mowen, 2009).
Pengendalian biaya yang efektif bergantung pada pengumpulan data serta penggalian
laporan yang relevan. Pengendalian biaya dimulai dengan melakukan pencatatan-pencatatan
semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Pengendalian dilakukan untuk
memastikan bahwa pelaksanaan yang dicapai sesuai dengan tujuandan rencana yang
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Hongren (2008)efisiensi adalah jumlah dari masukan yang dipakai untuk
mencapai tingkat keluaran tertentu. Dengan demikian, efisiensi menggambarkan berapa
banyak masukan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran (output)
tertentu. Unit suatu organisasi yang paling efisiensi adalah unit yang dapat menghasilkan
jumlah keluaran tertentu dengan menggunakan masukan minimum atau menghasilkan
keluaran terbanyak dengan menggunakan masukan yang tersedia.
19
2.2.9 Biaya Standar Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian
Raiborn and Kinney (2011)Perencanaan keuangan dan operasional membutuhkan
peramalan tentang input harga dan pemakaian di masa depan. Manajer dapat menggunakan
standar ini untuk melakukan estimasi terhadap kebutuhan biaya dan kuantitas masa depan.
Estimasi ini akan membantu memperhitungkan kebutuhan pembelian bahan baku, tenaga kerja
dan overhead. Penggunaan biaya standar akan menyederhanakan proses persiapan anggaran
karena standar digunakan untuk menyediakan dasar biaya yang dibutuhkan untuk menganalisis
hubungan diantara biaya organisasi, volume penjualan dan keuntungan.
Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009) pengendalian merupakan prosedur yang
dirancang untuk menjamin agar operasi (aktivitas) organisasi sebenarnya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Secara umum pengendalian dilakukan dengan
membandingkan laporan pelaksanaan anggaran yang telah dibuat secara berkala untuk
memastikan bahwa tujuan telah terwujud.
Biaya standar dipakai sebagai alat untuk mengukur, mengendalikan dan menilai prestasi
pelaksanaan, oleh karena itu biaa standar harus ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui
penelitian teknis, penilaian prestasi, penentuan standar kuantitas dan kualitas, dan penelitian
tingkat harga sehingga biaya standar dapat ditentukan dengan teliti, terpercaya dan disepakati
sebagai norma untuk mengukur pelaksanaan.
2.2.10 Analisis Varians Sebagai alat Perencanaan dan Pengendalian
Menurut Carter (2009) proses pengendalian dengan menentukan analisis varians biaya
adalah sebagai berikut :
1. Standar dan varians bahan baku, ada dua standar yang dikembangkan untuk biaya bahan
baku, yaitu :
20
a. Standar harga bahan baku
Harga standar memungkinkan untuk :
1) Memantau kinerja dari department pembelian dan mendeteksi pengaruhnya biaya
bahan baku
2) Mengukur dampak dari kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba
Menurut Mulyadi (2012) Harga standar bahan baku dapat ditentukan pada akhir
tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya, tetapi pada harga standar ini
dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat signifikan.
Rumus : SH = (HSt-HS) X KS
Keterangan : SH = Selisih harga
HSt = Harga Standar
HS = Harga Sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya
Bila harga standar lebih tinggi dibandingkan dengan harga aktual, maka variansnya
adalah menguntungkan (Favorable) karena harga yang dibayarkan lebih rendah daripada
harga yang telah ditetapkan diawal (harga standar). Sedangkan bila harga standar lebih
rendah dibandingkan harga aktualnya maka variansnya adalah tidak menguntungkan
(Unfavorable).
b. Standar Kuantitas Bahan Baku
Standar kuantitas atau penggunaan biasanya dikembangkan berdasarkan
spesifikasi yang dibuat oleh insinyur dan atau desainer. Dalam perusahaan kecil atau
menengah, pengawas atau supervisior depertemen menspesifikasikan jenis, kuantitas,
21
dan kualitas dari bahan baku yang dibutuhkan dan operasi yang akan dilakukan.
Standar kuantitas sebaiknya ditetapkan setelah menganalisis ukuran, bentuk, dan
kualitas produk yang paling ekonomis serta penggunaan bahan baku dengan berbagai
kualitas yang berbeda.
Varians kuantitas bahan baku (varians penggunaan) dihitung dengan cara
membandingkan kuantitas aktual dari bahan baku yang digunakan dengan kuantitas
standar yang diperbolehkan, dan keduanya diukur dengan biaya standar kuantitas
standar yang diperbolehkan adalah kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu unit produk (kuantitas standar yang diperbolehkan per unit)
dikalikan dengan jumlah aktual dari unit yang diproduksi selama periode tersebut.
Unit yang diproduksi setara dengan unit ekuivalen produksi untuk bahan baku
(Mulyadi, 2012).
Rumus : SK = (KSt – KS) X HSt
Keterangan : SK = Selisih Kuantitas
KSt = Kuantitas Standar
KS = Kuantitas Sesungguhnya
HSt = Harga Standar
Bila jumlah kuantitas bahan baku standar lebih kecil daripada jumlah kuantitas aktual
maka variansnya adalah tidak menguntungkan (Unfavorable) karena jumlah kuantitas
akual melebihi kuantitas standar yang diperbolehkan. Sedangkan bila jumlah kuantitas
22
bahan baku standar lebih besar daripada jumlah kuantitas aktualnya maka variansnya
adalah menguntungkan (Favorable).
2. Standard Varians Tenaga Kerja
Ada dua standar yang dikembangkan untuk biaya tenaga kerja :
a. Standar tarif, upah atau biaya
Standar tarif pada dasarnya didapat dengan adanya perjanjian tawar-menawar
kolektif yang menentukan upah per jam, tarif per unit, dan bonus.Tanpa adanya
kontrak serikat kerja, maka standar tarif ditentukan oleh upah yang disetujui
bersama.Karena tarif cenderung untuk didasarkan pada perjanjian yang pasti, maka
varian tarif tenaga kerja jarang terjadi.Jika terjadi, biasanya varians tersebut
disebabkan oleh kondisi jangka pendek yang tidak biasa.
Untuk memastikan keadilan dalam tarif yang dibayarkan untuk setiap operasi
yang dilakukan, digunakan ranting pekerjaan.Ketika tarif suatu perubahan dilaporkan
dengan segera ke dapertemen penggajian untuk menghindari penundaan pembayaran
yang tidak benar, dan pelaporan yang salah perbedaan yang terjadi antara tarif
standar dan tarif aktual menimbulkan varians tenaga kerja (varians upah atau varians
biaya).
Rumus : STU = (TUSt –TUS) X JKS
Keterangan : STU = Selisih Tarif Upah
TUSt = Tarif Upah Standar
TUS = Tarif Upah Sesungguhnya
JKS = Jam Kerja Sesungguhnya
23
Bila tarif tenaga kerja standar lebih tinggi daripada tarif tenaga kerja aktual maka
variansnya adalah menguntungkan (Favorable) karena tarif aktual yang dibayarkan lebih
rendah dari tarif standar yang telah ditentukan. Sedangkan bila tarif tenaga kerja standar
lebih rendah daripada tarif tenaga kerja aktual maka variansnya adalah tidak
menguntungkan (Unfavorable).
b. Standar efisiensi, waktu, atau penggunaan
Menentukan standar efisiensi kerja adalah fungsi khusus yang dikerjakan
dengan baik oleh insinyur industrial, menggunakan studi waktu dan gerakan.Standar
ini didasarkan pada kinerja aktual dari seorang pekerja atau sekelompok kerja yang
memiliki keahlian rata-rata menggunakan usaha rata-rata ketika melakukan operasi
manual atau ketika bekerja pada mesin yang beroprasi dalam kondisi normal. Varians
efisiensi tenaga kerja dihitung diahir periode pelaporan dengan cara membandingkan
jam aktual yang digunakan dengan jam standar yang diperbolehkan, keduanya diukur
dengan tarif tenaga kerja standar.
Rumus : SEU = (JKSt – JKS) X TUSt
Keterangan : SEU = Selisih efisiensi Upah
JKSt = Jam Kerja Standar
JKS = Jam Kerja Sesungguhnya
TUSt = Tarif Upah Standar
Bila jam tenaga kerja standar lebih rendah daripada jam tenaga kerja aktual maka
variansnya adalah tidak menguntungkan (Unfavorable) karena jam tenaga kerja aktual
24
melebihi jam tenaga kerja standar yang diperbolehkan. Sedangkan bila jam tenaga kerja
standar lebih tinggi daripada jam tenaga kerja aktual maka variansnya adalah
menguntungkan (Favorable).
3. Standard dan Varians biaya overhead
Awalnya anggaran overhead pabrik dibuat dengan cara mengestimasikan
setiap pos dari overhead yang diperkirakan akan terjadi setiap depertemen, pusat
biaya atau aktivitas, pada tingkat aktivitas tertentu yang telah ditentukan sebelumnya,
biasanya kapasitas normal atau kapasitas aktual yang diperkirakan kemudian dari
anggaran biaya daperteman jasa dialokasikan ke depertemen pengguna berdasarkan
jumlah jasa yang sudah direncanakan.
Usry and Carter (2009) mengungkapkan terdapat dua metode dalam
pengukuran varians overhead pabrik yaitu metode dua selisih dan metode tiga selisih
:
a. Rumus Metode dua selisih :
1) Selisih Terkendalikan
BOP Sesungguhnya xx
Bop tetap pada kapasitas normal (xx)
BOP Variabel sesungguhnya xx
BOP Variabel pada jam standar (xx)
Selisih terkendalikan xx
Bila BOP Variabel sesungguhna (aktual) melebihi BOP Variabel jam standar maka
variansya adalah menguntungkan (favorable). Sedangkan bila BOP Variabel sesungguhnya
25
(aktual) lebih rendah dari BOP Variabel jam standar maka variansya adalah tidak
menguntungkan (Unfavorable).
2) Selisih Volume
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal xx
Jam tenaga kerja standar (xx)
Selisih Volume xx
Tarif BOP Tetap (xx)
Selisih Volume xx
Bila jam tenaga kerja pada kapasitas normal lebih tinggi daripada jam tenaga kerja
standar maka variansya adalah menguntungkan (Favorable). Sedangkan bila jam tenaga
kerja pada kapasitas normal lebih rendah daripada jam tenaga kerja standar maka variansya
adalah tidak menguntungkan (Unfavorable).
b. Rumus Metode Tiga Selisih :
1) Selisih Pengeluaran
BOP Sesungguhnya xx
BOP tetap pada kapasitas normal (xx)
BOP Variabel Sesungguhnya xx
BOP Variabel yang dianggarkan
Pada jam sesungguhnya dicapai (xx)
Selisih Pengeluaran xx
Bila BOP Variabel aktual melebihi BOP Variabel yang dianggarkan pada jam
sesungguhnya dicapai maka variansya adalah menguntungkan (Favorable). Sedangkan
26
bila BOP Variabel aktual lebih rendah dari BOP Variabel jam standar maka variansya
adalah tidak menguntungkan (Unfavorable).
2) Selisih Kapasitas
Kapasitas Normal xx
Kapasitas Sesungguhnya (xx)
Kapasitas yang tidak dipakai xx
Tarif BOP tetap (xx)
Selisih Kapasitas xx
Bila Kapasitas normal melebihi kapasitas sesungguhnya (aktual) dan menghasilkan
kapasitas yang tidak dipakai maka variansya adalah menguntungkan (Favorable).
Sedangkan bila kapasitas normal lebih rendah daripada kapasitas sesungguhnya (aktual)
maka variansnya adalah tidak menguntungkan (Unfavorable).
3) Selisih Efisiensi
Jam Standar xx
Jam Sesungguhnya (xx)
Selisih efisiensi xx
Tarif BOP (xx)
Selisih Efisiensi xx
Bila jam standar melebihi jam sesungguhnya (aktual) dan menghasilkan selisih
efisiensi maka variansya adalah menguntungkan (Favorable). Sedangkan bila jamstandar
lebih rendah daripada jam sesungguhnya (aktual) dan tidak menghasilkan selisih efisiensi
maka variansnya adalah tidak menguntungkan (Unfavorable).