BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft Skills Ada dua jenis skill yang perlu kita tingkatkan yaitu soft skill dan hard skill. Soft skill terkait dengan perbaikan pemikiran, sikap, dan mental. sedangkan hard skill adalah jenis skill yang dibutuhkan oleh pekerjaan kita, selain soft skill dan umumnya terkait dengan skill tertentu yang kita peroleh dari bangku sekolah atau kursus, seperti komputer, akunting, dan lainnya. Hard Skill juga bisa kita pahami sebagai skill teknis yang sesuai dengan pekerjaan/ profesi kita. Soft skills dalam bahasa Inggris terdiri dari dua kata soft dan skills. Menurut John dan Hassan (1987:538): soft adalah (1) lembek; (2) lunak; (3) lemah; (4) lembut; (5) halus; (6) empuk; (7) mudah, enteng”. Menurut John dan Hassan (1987:530): Skills adalah kecakapan, kepandaian, keterampilan.” Dari kedua pengertian yang dikemukakan di atas dapat ditarik pengertian bahwa soft skills adalah keterampilan halus atau keahlian halus. Sedangkan pengertian soft skills menurut Ichsan S. Putra, dkk (2005:5) adalah sebagai berikut: Soft skills adalah kemampuan interaksi sosial dan pendidikan kepribadian yang diperoleh dari keterampilan-keterampilan tertentu yang bertujuan untuk sukses.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Soft Skills

2.1.1 Pengertian Soft Skills

Ada dua jenis skill yang perlu kita tingkatkan yaitu soft skill dan hard skill.

Soft skill terkait dengan perbaikan pemikiran, sikap, dan mental. sedangkan hard skill

adalah jenis skill yang dibutuhkan oleh pekerjaan kita, selain soft skill dan umumnya

terkait dengan skill tertentu yang kita peroleh dari bangku sekolah atau kursus, seperti

komputer, akunting, dan lainnya. Hard Skill juga bisa kita pahami sebagai skill teknis

yang sesuai dengan pekerjaan/ profesi kita. Soft skills dalam bahasa Inggris terdiri

dari dua kata soft dan skills.

Menurut John dan Hassan (1987:538):

“soft adalah (1) lembek; (2) lunak; (3) lemah; (4) lembut; (5) halus; (6)

empuk; (7) mudah, enteng”.

Menurut John dan Hassan (1987:530):

“Skills adalah kecakapan, kepandaian, keterampilan.”

Dari kedua pengertian yang dikemukakan di atas dapat ditarik pengertian

bahwa soft skills adalah keterampilan halus atau keahlian halus.

Sedangkan pengertian soft skills menurut Ichsan S. Putra, dkk (2005:5)

adalah sebagai berikut:

“Soft skills adalah kemampuan interaksi sosial dan pendidikan kepribadian

yang diperoleh dari keterampilan-keterampilan tertentu yang bertujuan untuk

sukses.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapat ditarik pengertian bahwa soft

skills adalah keterampilan halus yang berasal dari interaksi sosial dan pendidikan

kepribadian yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

2.1.2 Atribut-atribut Soft Skills

Menurut Patrick S. O’Brien berbagai soft skills penting dapat dikategorikan

ke dalam 6 area. Keenam area tersebut adalah:

1. Communication Skills

Communication Skills: Interacting effectively with a variety of individuals and

groups to facilitate the gathering, integrating, and conveying of information

in many forms.

Communication Skills sebagai salah satu atribut soft skills dapat diartikan

sebagai kemampuan mengekspresikan pendapat atau perasaan secara lisan

maupun tertulis dengan jelas dan mudah dipahami orang lain.

Kemampuan berkomunikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a) Komunikasi lisan

Komunikasi lisan adalah kemampuan mengekspresikan pendapat atau

perasaan secara langsung dan mudah dipahami orang lain.

Berdasarkan lawan bicara komunikasi lisan dapat dibagi menjadi:

1) Komunikasi Personal (one on one)

2) Presentasi (Presenting)

3) Diskusi Grup (Group Discussion)

b) Komunikasi tulisan

Komunikasi tulisan adalah kemampuan mengekspresikan pendapat atau

perasaan dengan bahasa tulis yang jelas dan mudah dipahami orang lain.

Terdapat tiga tahapan dalam membuat suatu tulisan yakni:

a. Mencari informasi

b. Menulis draft

c. Mengedit dan merevisi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

2. Organization Skills

Organization skills: Being organized and methodical, especially in work-

related situations.

Organization skills sebagai salah satu atribut soft skills dapat diartikan sebagai

kemampuan dalam mengorganisasikan atau mengatur waktu dan mengelola

semangat dalam bekerja dengan menggunakan sumber daya yang tersedia

untuk mencapai tujuan tertentu.

Organization skills disini terdiri atas dua komponen sebagai berikut:

a) Manajemen waktu

Manajemen waktu adalah kemampuan menggunakan waktu dengan

bijaksana dan konsisten pada jadwal dan batas waktu yang disepakati.

Konsep manajemen waktu adalah mengelola pelaksanaan kegiatan-

kegiatan sedemikian rupa sehingga dapat selesai dengan kualitas maksimal

dan stres yang minimal.

b) Meningkatkan motivasi

Motivasi merupakan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang yang

menggerakkannya untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan

tersebut. Motivasi terkait dengan bagaimana seseorang mengelola

semangatnya.

3. Leadership

Leadership skills: The ability to give direction and guidance to others and to

delegate work tasks to peers and subordinates in an effective manner, one that

motivates others to do their best.

Leadership sebagai salah satu atribut soft skills dapat diartikan sebagai

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain

dengan mengerahkan sejumlah sumber daya untuk melaksanakan suatu tugas

atau pekerjaan sesuai dengan aturan dan memotivasi orang lain agar dapat

melakukan yang terbaik. Yang dimaksud kepemimpinan disini adalah

kepemimpinan efektif

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Berikut ini sejumlah karakteristik yang perlu dimilki untuk menjadi

pemimpin efektif:

1. Memiliki visi ke depan

2. Cakap secara teknis

3. Membuat keputusan tepat

4. Berkomunikasi dengan baik

5. Memberikan keteladanan dan contoh

6. Mampu menahan emosi

7. Tahan menghadapi tekanan

8. Bertanggung jawab

9. Cekatan dan penuh inovasi

4. Effort

Effort dapat diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran,

atau sumber daya yang ada dan mau mempelajari hal baru untuk mencapai

tujuan dan mampu menghadapi berbagai tekanan.

Effort disini terdiri atas dua komponen yaitu:

a) Kemampuan dan kemauan belajar

Yaitu kesediaan untuk menjalani proses belajar, memperbaiki diri dari

praktek, menjalankan konsep baru, teknologi baru atau metode baru.

b) Ketahanan menghadapi tekanan

kemampuan untuk mengatasi stres pada saat menghadapi batas waktu yang

mendesak.

Ketahanan menanggung stres adalah kemampuan untuk tetap tenang dan

sabar ketika menghadapi masalah tanpa terbawa emosi

5. Group skills

Group skills: Working with others to accomplish tasks and make good

relating with other people

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Sebagai salah satu atribut soft skills, group skills diartikan sebagai

kemampuan dalam bekerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim dan

memiliki interpersonal yang baik dengan sesama anggota tim.

Group skills disini terdiri atas dua komponen sebagai berikut:

a) Kerja sama tim

Kerja sama tim adalah kemampuan dalam bekerjasama dengan orang lain

secara efektif dan produktif

b) Kemampuan Interpersonal

Kemampuan Interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi secara

efektif, dan bisa menjalin hubungan secara harmonis dengan orang lain.

Kemampuan ini merupakan kemampuan atau keterampilan melakukan

kontak sosial dengan seluruh individu di dalam kelompok.

6. Ethics

Dalam kaitannya dengan soft skills maka etika berperan penting dalam

beberapa atribut soft skills, dua diantaranya yaitu decision making dan conflict

management.

a) Decision Making

Decision Making: Making timely decisions on the basis of a trough

assessment of the short-and long-term effects of decisions, recognizing the

political and ethical implications, and being able to identify those who will

be affected by the decisions made.

Pengertian decision making disini adalah kemampuan dalam pengambilan

keputusan yang berdampak untuk jangka pendek dan jangka panjang

dengan tepat waktu atas dasar penilaian yang seksama dan dengan sikap

yang etis.

b) Management Conflict

Management Conflict: the ability to identify sources of conflict between

oneself and others, or between other people, and to take the steps to

overcome disharmony.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Pengertian management conflict disini adalah kemampuan

mengidentifikasi sumber konflik antara dirinya dengan orang lain atau

antara orang lain dan mampu menyelesaikan konflik tersebut secara

konstruktif dengan penilaian yang seksama sesuai dengan moral dan etika

agar tercipta keharmonisan.

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “eticus”

dan dalam bahasa Yunani disebut “ethicos” yang berarti kebiasaan. Etika juga

disebut ilmu normatif, yang dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan

(norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-

hari.

Etika menurut Rismawaty (2008:64) adalah:

“Penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia, dan

hal-hal yang baik dan buruk.

Etika menurut K. Bertens (2001:4) adalah:

“Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat

kebiasaan”.

Prinsip-prinsip etika umum menurut K. Bertens (2001:47) yaitu:

a. Hati Nurani

b. Kebebasan dan Tanggung Jawab

c. Nilai dan Norma

d. Hak dan Kewajiban

• Etika Kerja

Etika kerja menurut Miller dan Coday, yang dikutip dari buku “Sukses

dengan Soft skills” adalah:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

“Keyakinan, nilai dan prinsip yang akan membimbing individu

berinteraksi dalam kaitannya dengan pekerjaan dan tanggung jawab

akan suatu tugas”.

Enam karakter yang mencerminkan perilaku etis yaitu:

a. Dapat Dipercaya

b. Hormat

c. Bertanggung Jawab

d. Perhatian

e. Taat Peraturan

• Etika Profesi

Kata profesi berasal dari bahasa latin yaitu professues yang berarti, suatu

kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan

janji bersifat religius. Dari pengertian etika dan profesi yang dijelaskan di

atas dapat ditarik pengertian bahwa etika profesi adalah nilai atau norma

mengenai kewajiban manusia terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan yang

dihubungkan dengan sumpah dan janji bersifat religius.

Prinsip-prinsip etika profesi menurut Keraf (1993:49-50) adalah:

a. Tanggung Jawab

b. Kebebasan

c. Kejujuran

d. Keadilan

e. Otonomi

Berdasarkan penjelasan di atas pengertian etika sebagai suatu soft

skills adalah keyakinan, nilai dan prinsip mengenai kewajiban manusia

dalam membedakan yang baik dan buruk yang akan membimbing individu

berinteraksi dalam pekerjaan dan tanggung jawab akan suatu tugas.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa karakter inti yang mencerminkan

perilaku yang beretika yaitu:

a. Tanggung Jawab

b. Kebebasan

c. Keadilan

Sedangkan menurut Jhon Doe (2001) terdapat 23 Personal Soft Skill

Indicator, yaitu:

1. Personal Effectiveness

2. Flexibility

3. Management

4. Creativity/ Inovation

5. Futuristic thinking

6. Leadership

7. Persuasion

8. Goal orientation

9. Continuous learning

10. Decision-making

11. Negotiation

12. Written communication

13. Employee development/ Coaching

14. Problem-solving

15. Teamwork

16. Presenting

17. Diplomacy

18. Conflict management

19. Empathy

20. Customer service

21. Planning / Organizing

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

22. Interpersonal skills

23. Self-management

Semua jenis dan atribut soft skills yang dikemukakan oleh Jhon Doe telah

terakomodir pada atribut soft skills yang dikemukakan oleh Patrick S. O’Brien

sehingga penulis menggunakan atribut soft skills seperti yang dikemukakan oleh

Patrick S. O’Brien.

2.2 Kinerja Akuntan Publik

2.2.1 Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja menurut Suryadi Prawiro Sentana (2001:441) yaitu:

“Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai sekelompok orang dalam satu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar

hukum sesuai dengan moral maupun etika”.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:570) definisi

kinerja yaitu:

“Kinerja adalah (1) sesuatu yang dicapai dalam periode tertentu; (2) prestasi

yang diperlihatkan; (3) kemampuan kerja”.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil kerja

yang dapat dicapai sekelompok orang sesuai dengan wewenangnya dan tidak

melanggar hukum atau gambaran mengenai tingkat pencapaian prestasi apakah telah

sesuai dengan sasaran atau tujuan dalam periode tertentu.

Pengertian akuntan publik menurut SPAP (2001:20000.2) adalah:

“Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan

atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan

publik”.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud dengan kinerja akuntan publik

adalah hasil tingkat pencapaian prestasi kerja yang dapat dicapai akuntan yang

memiliki izin dari menteri Keuangan atau pejabat yang berwenang untuk

menjalankan praktik akuntan publik dan tidak melanggar hukum sesuai dengan moral

dan etika.

2.2.2 Pengertian Penilaian Kinerja

Evaluasi kerja dalam organisasi merupakan peranan kunci dalam

pengembangan pegawai dan produktivitas mereka.

Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2002:415) adalah:

“Penilaian kinerja adalah penentuan secara periode efektivitas operasional

suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan criteria

yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Tujuan utama penilaian kinerja menurut Mulyadi (2002:416) adalah:

“Untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi serta untuk

mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar

memberikan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Manfaat penilaian kinerja adalah :

1. Mengelola operasional secara efektif dan efisien melalui pemotivasian

karyawan secara maksimum

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan

dan untuk menyediakan kriteria sanksi dan evaluasi program

pelatihan karyawan

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan

Tahap-tahap penilaian kinerja:

1. Perbandingan antara kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang

ditetapkan sebelumnya

2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan-penyimpangan kinerja

sesungguhnya yang ditetapkan oleh standar

3. Penetapan penilaian yang digunakan

Penilaian kinerja dapat dilakukan melalui ukuran finansial maupun non

finansial, tetapi penulis hanya akan membahas penilaian kinerja dengan ukuran non

finansial.

Standar pengukuran kinerja yaitu:

1. Terciptanya penghematan biaya

2. Penggunaan waktu

a. Penggunaan waktu oleh auditor

b. Waktu untuk melakukan pemeriksaan

c. Tanggal target:

1) Penyelesaian pekerjaan lapangan

2) Diskusi temuan audit dengan auditee

3) Penyelesaian draf laporan audit

4) Menerbitkan laporan audit akhir

5) Tanggapan kepuasan manajemen

6) Pelaksanaan audit follow up

3. Pencapaian rencana pemeriksaan tahunan

4. Laporan keberhasilan

5. Kepatuhan terhadap standar

Sedangkan menurut Faustino Cardosa (2001) tujuan penilaian kinerja dapat

dibedakan menjadi 2 macam:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

1. “Untuk mereward performansi sebelumnya. (to reward past performance)

2. Untuk memotivasi perbaikan performansi pada waktu yang akan datang”.

Dalam prakteknya penilaian kerja dapat dilakukan dengan beberapa tipe

kriteria kinerja (performance) yaitu:

a. Penilaian kinerja berdasarkan hasil (Result-based Performance Appraisal

/Evaluation)

Merumuskan kinerja berdasarkan pencapaian tujuan organisasi atau mengukur

hasil-hasil akhir. Contoh penilaian ini adalah Management By Objective

(MBO).

Focus MBO penetapan sasaran secara bersama antara supervisor dan

bawahan. MBO menerima masukan maksimal dari pegawai, proses konsultasi

yang lebih teliti, ada jadwal peninjauan dan perbaikan sasaran. Pada akhir

siklus peninjauan atau proyek, atasan dan bawahan menilai kembali hasil

kerja sama dan kemudian merencanakan rangkaian sasaran berikutnya.

b. Penilaian kinerja berdasarkan prilaku (Behavior-based Performance

Appraisal)

Tipe kriteria kinerja ini mengukur sasaran (means), pencapaian sasaran

(goals) dan bukannya hasil (end result).

Kebanyakan pekerjaan tidak mungkin diberlakukan ukuran kinerja

berdasarkan obyektivitas, karena melibatkan aspek-aspek kualitatif.penilaian

kinerja tipe ini biasanya dikenal dengan sebutan BARS (Behaviorally

Achored Rating Scales) dibuat dari kritikal insiden yang terkait dengan

berbagai dimensi performansi.

c. Penilaian kinerja berdasarkan Judgment (Judgment-based Performance)

Tipe ini mengevaluasi kinerja berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik

seperti, quality of work, job knowledge, cooperation, initiative, interpersonal

competence, loyalty, dependability, personal qualities, dan yang sejenis

lainnya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

2.2.3 Pengukuran Kinerja

Menurut Hansen dan Mowen (2000:483) pengukuran kinerja harus

mencakup:

1. “Efisiensi yaitu berfokus pada hubungan antara masukan dan keluaran,

dimana cara untuk meningkatkan efisiensi adalah membuat keluaran

yang sama dengan menggunakan biaya masukan yang lebih rendah

2. Kualitas yaitu berhubungan dengan pelaksanaan yang benar pada saat

dilakukan bila terdapat cacat pada keluaran maka perlu dilakukan

proses pengulangan yang menyebabkan biaya yang tidak perlu akan

terjadi dan penurunan efisiensi pun tidak dapat dihindari

3. Waktu yaitu waktu yang lebih lama berarti lebih banyak konsumsi

sumberdaya sehingga akan terjadi pemborosan atau inefisiensi”.

Auditor sebagai tenaga profesional dalam sebuah Kantor Akuntan Publik

tidak luput dari penilaian kinerja. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap hasil pekerjaannya terutama mengenai hasil

pemeriksaan laporan keuangan yang akan menjadi acuan banyak pihak dalam

pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja auditor pun menjadi perhatian dalam

standar pengendalian mutu auditor yaitu terdapat dalam sistem pengendalian mutu

seksi 200 [PSPM No.02] bagian promosi yang mengharuskan KAP melakukan

evaluasi personel secara periodik, memberitahukan personel kemajuan mereka, dan

menyelenggarakan arsip personel yang memuat dokumentasi mengenai proses

evaluasi.

Dalam Pernyataan Sistem Pengendalian Mutu (PSPM) No.02 tahun 2001

tentang perumusan dan prosedur pengendalian mutu dalam bagian promosi

dinyatakan bahwa untuk mengevaluasi kinerja personal dan keahlian yang diharapkan

adalah seperti hal-hal berikut ini:

i. Pengetahuan teknis

ii. Kemampuan analitik dan judgmental

iii. Kemahiran komunikasi

iv. Kemahiran memimpin dan melatih

v. Hubungan dengan klien

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

vi. Sikap mental pribadi dan professional (karakter, intelegensi,

pertimbangan dan motivasi)

vii. Kepemilikan sertifikat akuntan publik yang keluarkan oleh pihak

berwenang untuk promosi ke posisi supervisor

Sedangkan menurut Adrian dan Arnold (2000) terdapat 3 dimensi kinerja

auditor yang kemudian diuraikan menjadi 9 unsur kinerja yaitu:

1. Kemampuan Teknik dan Analisis

a. Creative yaitu pemikiran inovatif penyesuaian untuk mengubah

kondisi serta pertimbangan tujuan audit dan pendekatan alternatif

untuk mencapai tujuan

b. Effecien and organized yaitu penyelesaian dari penugasan dengan

berdasarkan atas waktu dan dengan sedikit supervisi, rajin/tekun,

merencanakan dan mengawasi kemajuan dari pekerjaan dan

termasuk di dalamnya perencanaan waktu yang baik

c. Knowledge of accunting and auditing standard yaitu berdasarkan

atas teknik, kemampuan memahami atas teknik, kemampuan

memahami atas sesuatu pekerjaan, kemampuan mengidentifikasi

lingkup permasalahan dan mampu membandingkan teori dan

praktek

d. Judgement and common sense yaitu dapat mencapai kesimpulan

berdasarkan logika didasarkan atas informasi yang tersedia,

memahami maksud dari prosedur dan kerangka kerja dari

keseluruhan kegiatan pemeriksaan serta memahami keseluruhan

kegiatan pemeriksaan serta materiality

2. Karakter Profesional

a. Initiative and ambition yaitu keinginan untuk bertanggungjawab

dan mau memberikan kemampuan yang lebih bila diperlukan,

sikap profesional dan positif serta mau menerima tantangan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

b. Maturity and confidence yaitu sikap profesional yang baik,

bertanggungjawab dan menerima secara konstruktif dan belajar

dari kritikan serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi

c. Interpersonal skills yaitu dapat membangun dan memperkuat

dengan staf dan klien dengan baik dalam suatu tim kerja.

3. Kemampuan Komunikasi

a. Communication skills yaitu dapat mengeluarkan dengan jelas

seluruh ide baik secara ucapan maupun tertulis.

b. Working papers yaitu adanya pendokumentasian, klasifikasi,

kerapian/kebersihan, pengorganisasian dan semua kesimpulan di

dukung dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, kemampuan teknik dan analisis, karakter

profesional, dan kemampuan komunikasi juga termasuk dalam kriteria yang

dipertimbangkan untuk mengevaluasi kinerja di dalam PSPM (Pernyataan Standar

Pengendalian Mutu), sehingga penulis menggunakan ke tiga kriteria seperti yang

diungkapkan Adrian Harrel dan Arnold Wright sebagai indikator untuk penilaian

kinerja akuntan publik.

Setelah diketahui ukuran pencapaian kinerja maka dilakukan proses penilaian

kinerja ini dimana proses penilaian kinerja menurut Mulyadi (2002:420) dibagi

menjadi dua tahap yaitu:

1. “Tahap persiapan yang terdiri dari:

a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang

bertanggungjawab

b. Penetapan kriteria kinerja bagi setiap pusat pertanggungjawaban

c. Pengukuran kinerja sesungguhnya

2. Tahap penilaian terdiri dari:

a. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya dan pelaporan dengan segera hasilnya

b. Penentuan penyebab operasioanl dan perilaku penyimpangan yang

merugikan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

c. Penegakan perilaku dan tindakan yang diinginkan untuk mencegah

terulangnya perilaku yang tidak diinginkan”.

Penilaian kinerja ini dilakukan secara periodik dan dilaporkan kepada pihak

manajemen yang kompeten untuk menilainya. Dalam melakukan pelaporan kinerja

menurut Mulyadi (2002:432) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. “Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisis informasi

yang rinci dan laporan kinerja untuk manajer tingkat atasnya harus lebih

ringkas

2. Berisi unsur terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan

3. Harus mencakup penyimpangan, baik yang menguntungkan maupun

merugikan

4. Sebaiknya diterbitkan paling tidak sebulan sekali

5. Disesuaikan dengan kebutuhan dan pengalaman pemakai

6. Penyampaiannya memperhatikan kemampuan penerima dalam memahami

laporan tersebut”.

2.3 Akuntan Publik

2.3.1 Pengertian Akuntan Publik

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai akuntan publik, berikut ini

dikemukakan pengertian akuntan publik menurut SPAP (2001:20000.2) adalah:

“Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan

atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan

publik”.

Sedangkan Mulyadi (2002:1) menyatakan bahwa:

“Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada

masyarakat, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan

yang dibuat oleh kliennya”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa akuntan publik adalah

akuntan atau pejabat yang berwenang lainnya yang menjual jasanya kepada

masyarakat, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

2.3.2 Tipe-tipe Audit

Menurut Arens, Elder dkk (2006:13) mengemukakan tiga jenis audit, yaitu

sebagai berikut:

“Types of audits: operational audit, compliance audit, and financial

statement audit”.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga tipe audit tersebut:

1. Audit operasional (operational audit)

Merupakan penelaahan terhadap pelaksanaan prosedur dan metode-metode

yang dilaksanakan dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi

efektifitas dan /atau efisiensi organisasi. Proses audit operasional meliputi

penghimpunan dan evaluasi bukti yang berkaitan dengan suatu aktivitas

operasional organisasi dalam kaitannya dengan tingkat efektifitas dan/atau

efisiensi organisasi yang bersangkutan. Audit operasional dilakukan untuk

menilai prestasi, megidentifikasi kesempatan untuk perbaikan serta perolehan

alternatif untuk keperluan pengembangan, perbaikan serta tindakan lebih

lanjut. Dengan demikian, hasil akhir audit operasional adalah suatu

rekomendasi kepada pimpinan guna peningkatan efektifitas organisasi agar

sesuai dengan yang diharapkan.

2. Audit ketaatan (compliance audit)

Bertujuan untuk menentukan apakah auditee telah mentaati prosedur,

kebijakan atau peraturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

Audit ketaatan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti

untuk menentukan dan melaporkan apakah kegiatan-kegiatan baik kegiatan

finansial maupun operasional auditee telah dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan, peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. Hasil audit

ketaatan adalah laporan mengenai kesesuaian pelaksanaan kegiatan suatu unit

organisasi dengan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.

3. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Dilakukan untuk menentukan dan melaporkan apakah laporan keuangan suatu

perusahaan telah disajikan sebagaimana mestinya (layak saji). Ukuran

kelayakan penyajian laporan keuangan adalah kesesuaiannya dengan standar

penyajian laporan keuangan yang di Indonesia disebut Standar Akuntansi

Keuangan. Dalam audit atas laporan keuangan, yang menjadi asersi atau

informasi adalah laporan keuangan dan yang menjadi kriteria yang ditetapkan

adalah standar akuntansi keuangan.

2.3.3 Tipe-tipe Akuntan Publik

Tipe akuntan publik menurut Arens, Elder dkk (2006:15-16) terdiri dari

empat jenis, yaitu sebagai berikut:

“Type of auditors are: certified public accounting firms, general accounting

office auditor, internal revenue agents, and internal auditors”

Berikut ini adalah penjelasan mengenai ke empat tipe auditor tersebut:

1. Kantor Akuntan Publik (certified public accounting firm)

Kantor Akuntan Publik (CPA Firm) pada umumnya melaksanakan audit

terhadap laporan keuangan instansi perusahaan go public. Selain itu KAP juga

mengaudit untuk perusahaan-perusahaan baik yang besar maupun yang kecil

serta organisasi-organisasi non profit. Dalam praktiknya, istilah auditor sering

diartikan sama dengan Kantor Akuntan Publik. KAP sering juga disebut

Eksternal Auditor atau Independent Auditor. tipe audit yang biasa dilakukan

adalah mencakup berbagai tipe audit terutama audit atas laporan keuangan.

2. Auditor Negara/Pemerintah (general accounting office auditor)

Merupakan auditor yang dibentuk oleh Negara dan bertuga melaksanakan

audit terhadap instansi-instansi pemerintah. Auditor Negara merupakan

lembaga Negara yang independen (di luar) instansi pemerintah (lembaga

eksekutif). Di Indonesia auditor yang bertindak sebagai auditor tipe ini adalah

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Badan Pengawas Keuangan (BPK). Tipe audit yang dilaksanakan dapat

menyangkut audit atas laporan keuangan, audit ketaatan dan audit operasional.

3. Auditor Pajak (internal revenue agent)

Merupakan auditor yang bekerja pada Kantor Layanan Pajak. Tugas utamanya

adalah melaksanakan audit ketaatan para Wajib Pajak dalam melaksanakan

kewajiban pajaknya. Tipe audit yang dilaksanakan terutama audit ketaatan.

4. Auditor Internal (internal auditor)

Merupakan auditor yang berstatus sebagai karyawan instansi swasta dan

bekerja untuk kepentingan instansi yang bersangkutan. Tugas utamanya

adalah membantu pimpinan dalam pengendalian organisasi tersebut. Tipe

audit yang dilaksanakan adalah audit operasional dan audit ketaatan.

2.3.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Audit

Menurut Mulyadi (2002:121) tahap-tahap audit atas laporan keuangan

meliputi:

1. Penerimaan Perikatan Audit

Langkah awal pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit dari klien. Enam

langkah yang perlu ditempuh oleh auditor di dalam mempertimbangkan

penerimaan penugasan audit dari calon kliennya, yaitu:

1. Mengevaluasi integritas manajemen .

2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.

3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.

4. Menilai independensi

5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya

dengan kecermatan dan keseksamaan.

6. Membuat surat perikatan audit.

2. Perencanaan Audit

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Langkah berikutnya setelah perikatan audit diterima oleh auditor adalah

perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat

ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Tujuh

tahap perlu ditempuh oleh auditor dalam merencanakan pekerjaan audit atas

laporan keuangan, yaitu:

1. Memahami bisnis dan industri klien

2. Melaksanakan prosedur analitik

3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

4. Mempertimbangkan risiko bawaan

5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo

awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama

6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

7. Memahami pengendalian intern klien.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit

Tahap ini disebut juga dengan pekerjaan lapangan yang tujuan utamanya

adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas struktur

pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien. Secara garis

besar pengujian audit dapat dibagi menjadi tiga golongan berikut ini:

1. Pengujian analitik (analytical tests).

2. Pengujian pengendalian (tests of control).

3. Pengujian substantif (substantive tests).

4. Pelaporan Audit

Langkah akhir dari suatu proses pemeriksaan auditor adalah penerbitan

laporan audit. Oleh karena itu, auditor harus menyusun laporan keuangan

auditan (audited financial statement), penjelasan laporan keuangan (notes to

financial statement) dan pernyataan pendapat auditor. Adapun pernyataan

pendapat auditor terbagai ke dalam lima macam, yaitu:

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified opinion)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar

dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas

entitas tertentu yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum. Pernyataan ini merupakan pendapat yang dinyatakan dalam

laporan audit bentuk baku.

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan

(unqualified opinion with explanatory langunge)

Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu

paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit,

meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas

laporan keuangan auditan.

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (qualified opinion)

Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas

entitas tertentu yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum, meskipun ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang

pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan.

4. Pendapat Tidak Wajar (adverse opinion)

Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar

dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas

entitas tertentu yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum.

5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer opinion)

Auditor menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan

keuangan auditan, yang bisa disebabkan oleh pembatasan yang luar biasa

sifatnya terhadap lingkup audit maupun auditor tidak independen dalam

hubungannya dengan klien.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

2.3.5 Kantor Akuntan Publik

Dalam Aturan Etika kompartemen Akuntan Publik per 1 Januari 2001

(2001:20000.1), disebutkan bahwa:

“Kantor akuntan publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang

memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha

di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik”.

Dengan kata lain KAP merupakan tempat penyediaan berbagai jasa oleh

profesi akuntan publik bagi masyarakat. Suatu kantor akuntan yang sudah cukup

besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang diberikan, misalnya: bagian audit,

jasa manajemen, perpajakan, serta penelitian dan latihan. Pembagian ini dimaksudkan

untuk memungkinkan pegawai mengembangkan keahlian mereka ke bagian yang

sesuai dengan pengetahuan preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian

jasa yang lebih baik bagi klien.

2.3.6 Hirarki Akuntan Publik dalam Kantor Akuntan Publik

Suatu KAP yang sudah cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang

diberikan. Kita dapat melihat kantor akuntan yang dibagi menjadi bagian

pemeriksaan (audit), bagian konsultasi (management service), dan bagian sistem

(system analyst). Pembagian ini dimaksudkan untuk memungkinkan pegawai

profesional mengembangkan keahlian mereka ke jurusan yang sesuai dengan

pengetahuan dan referensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang

lebih baik bagi masyarakat.

Kalau KAP sudah cukup besar, setiap kelompok dapat diperlakukan sebagai

suatu pusat keuntungan. Partner yang mengepalai kelompok tersebut dapat diberi

kompensasi yang sesuai dengan keuntungan yang diperoleh kelompoknya.

Menurut Mulyadi (2002:33) umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit

di dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini:

1. Partner

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung

jawab atas hubungan dengan klien; bertanggung jawab secara menyeluruh

mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management

letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.

2. Manajer

Manajer bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu auditor

senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; me-review kertas

kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan

pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer

tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk

pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.

3. Auditor Senior

Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab untuk

mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas

untuk mengarahkan dan me-review pekerjaan auditor junior. Auditor senior

biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan.

Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat

tertentu.

4. Auditor Junior

Auditor junior malaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas

kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan

pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai

auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan

audit. Biasanya ia melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus

banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga ia dapat

memperoleh pengalaman banyak dalam menangani berbagai masalah audit.

Auditor junior sering juga disebut dengan asisten auditor.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

2.3.7 Jasa yang Diberikan Kantor Akuntan Publik

Pada dasarnya jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik meliputi:

1. Jasa Assurance

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu

informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan

informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambil keputusan.

Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu

informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka

lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance harus memilki

kompetensi dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya.

Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai

profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah

jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan

televisi (television rating), dan jasa pemeringkatan radio (radio rating).

2. Jasa Atestasi (attestation)

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan

orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas

sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit

dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan

keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (generally

accepted accounting principles). Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat

dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis:

1) Audit

Jasa audit mencakup perolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan

keuangan historis suatu entitas yang berisi suatu asersi yang dibuat oleh

manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa

auditing disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

terhadap laporan keuangan tersebut, auditor menyatakan suatu pendapat

mengenai apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material, posisi keuangandan hasil usaha entitas

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

2) Pemeriksaan (Examination)

Pemeriksaan merupakan jasa lain yang dihasilkan oleh akuntan publik yang

berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat

oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3) Penelaahan (Review)

Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitis

terhadap keuangan suatu entitas dengan tujuan memberikan keyakinan atas

asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut. Keyakinan

negatif lebih rendah tingkatnya disbanding dengan keyakinan positif yang

diberikan akuntan publik dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan, karena

lingkup prosedur yang digunakan akuntan publik dalam pengumpulan

bukti lebih sempit dalam jasa review dibandingkan dengan yang digunakan

dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan.

4) Prosedur yang disepakati (Agreed-Upon Procedures)

Merupakan jasa atestasi atas asersi manajemen yang dilaksanakan oleh

akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan

akuntan publik.

3. Jasa Non-Assurance

Jasa non-assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di

dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan

temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa non-assurance meliputi:

1) Jasa Kompilasi (accounting and compilation)

Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa

akuntansi kliennya seperti pencatatan (manual maupun dengan komputer),

transaksi akuntansi sampai penyusunan laporan keuangan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

2) Jasa Perencanaan Keuangan (financial planning)

Meliputi berbagai jenis jasa yang mencakup menginterpretasi, dan

menambah nilai informasi keuangan. Misalnya perencanaan pajak, analisis

laporan keuangan sampai dengan strukturisasi investasi portofolio.

3) Jasa Konsultasi Manajemen

Jasa ini memberikan kemungkinan pada klien untuk meningkatkan

kemampuan dan sumber dayanya dalam rangka mencapai pembenahan

system ekonomi sampai dengan keikutsertaan dalam penyusunan strategi

pemasaran serta pemanfaatan instalasi komputer.

2.3.8 Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Profesional Akuntan Publik (2001:001.7) menyatakan bahwa:

“Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis.

Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan

Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama

yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit”.

Semua standar dalam Standar Auditing saling berkaitan erat dan saling

bergantung antara satu sama lainnya. Standar auditing terdiri dari sepuluh standar

yang terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Standar Umum

1) Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan oertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

3. Standar Pelaporan

1) Laporan audit harus meyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip

akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi

yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian

tidak dapat diberikan, jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,

maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang sama auditor

dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk

yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung

jawab yang dipikulnya.

2. 3.9 Tipe Standar Profesional Akuntan Publik

SPAP per 1 Januari 2001 terdiri atas enam tipe standar profesional sebagai

aturan mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu:

• Standar Auditing

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar Auditing

terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing

(PSA). PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti

oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit.

• Standar Atestasi

Memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang

mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan oleh jasa audit atas

laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif,

serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih

rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar Atestasi

terdiri dari 11 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi

(PSAT).

• Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar ini memberikan kerangka untuk fungsi untuk non-atestasi bagi jasa

akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar ini dirinci

dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi dan Review (PSAR).

• Standar Jasa Konsultasi

Standar ini memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa

konsultasi bagi kliennya melalui KAP.

• Standar Pengendalian Mutu

Standar ini memberikan panduan bagi KAP di dalam melaksanakan

pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya agar mematuhi

berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan

Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh

Kompartemen Akuntan Publik IAI.

• Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan bagian dari kode etik

IAI yang mengatur anggotanya yang menjalankan profesi akuntan publik.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Aturan etika ini ditetapkan oleh rapat anggota IAI Kompartemen Akuntan

Publik dan wajib ditaati oleh seluruh anggota serta staf profesional di suatu

Kantor Akuntan Publik.

Aturan Etika IAI Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:

1) Independensi, integritas, dan objektivitas

2) Standar Umum Prinsip Akuntansi, meliputi Standar umum, Kepatuhan

terhadap Standar, serta Prinsip-prinsip Akuntansi.

3) Tanggung jawab kepada klien, meliputi kerahasian informasi klien dan

fee professional.

4) Tanggung jawab kepada rekan, meliputi tanggung jawab kepada rekan

seprofesi, komunikasi antar Kantor Akuntan Publik, serta Perikatan

Atestasi.

5) Tanggung jawab dan praktik lain, meliputi perbuatan dan perkataan

yang mendiskreditkan, iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

2.4 Hubungan Soft Skills dengan Kinerja Akuntan Publik

IAI sebagai wadah bagi profesi akuntan publik telah menyusun suatu standar

tertentu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terutama para pengguna jasa

akuntan publik. Akuntan publik sebagai tenaga profesional dalam sebuah kantor

akuntan publik tidak luput dari penilaian kinerja. Hal ini dilakukan untuk dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil pekerjaannya, terutama

mengenai pemeriksaan laporan keuangan yang akan menjadi acuan bagi banyak

pihak dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja akuntan publik pun

menjadi perhatian dalam standar pengendalian mutu akuntan publik yaitu terdapat

pada sistem pengendalian mutu PSPM seksi 200 (PSPM No.02) bagian promosi yang

mengharuskan KAP melakukan evaluasi personil secara periodik, memberitahukan

personil kemajuan mereka dan menjelaskan arsip personil yang memuat dokumentasi

mengenai proses evaluasi.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Skills 2.1.1 Pengertian Soft ...

Dengan memiliki soft skills diharapkan akuntan publik dapat meningkatkan

kinerjanya. Karena akuntan publik merupakan seorang profesional yang dianggap

ahli menyangkut pemeriksaan, memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai

tentang teknik-teknik pemeriksaan tetapi selain keahlian-keahlian tersebut, akuntan

publik juga harus membekali dirinya dengan keahlian-keahlian nonteknis yaitu soft

skills sehingga akuntan publik dapat meningkatkan kinerjanya.