DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB...

86
DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MODEL GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Tesis) Oleh YULIANTO 1623021008 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB...

Page 1: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASISMODEL GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

(Tesis)

Oleh

YULIANTO1623021008

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

ABSTRAK

DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASISMODEL GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Oleh

YULIANTO

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan desain soft skillspembelajaran matematika berbasis model generatif yang dapat meningkatkankemampuan komunikasi matematis siswa dan mengetahui keefektifanya.Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengadaptasi modelBorg dan Gall. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 BungaMayang tahun pelajaran 2017/2018. Teknik pengumpulan data menggunakanteknik observasi, angket dan tes. Desain divalidasi oleh ahli desain pembelajaran,sedangkan perangkat pembelajaran divalidasi ahli materi, ahli media serta praktisipendidikan. Selanjutnya desain direvisi sesuai dengan pendapat ahli. Hasilpenelitian menunjukkan desain yang diuji coba lapangan pada kelas eksperimenlebih efektif dari pada pembelajaran konvesional yang diterapkan pada kelaskontrol. Disimpulkan bahwa (1) desain soft skills pembelajaran matematikaberbasis model generatif memiliki kriteria valid dan dikategorikan sangat baik, (2)desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif efektif dalammeningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Kata kunci : soft skills, generatif, komunikasi matematis.

Page 3: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

ABSTRACT

DESIGN OF MATHEMATICS LEARNING SOFT SKILLS BASEDON GENERATIVE MODELS TO IMPROVE STUDENTS'

MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS

By

YULIANTO

This development research aims to produce a design of mathematics learning softskills based on generative models that can improve students' mathematicalcommunication skills and know the effectiveness. The research procedures carriedout include research and information collecting, planning, developing preliminaryfrom of products, preliminary field testing, main product revision, main field tests,and operational product revision. Data collection techniques using observation,interviews, and tests. The design is validated by learning design experts, whilelearning devices are validated by material experts, media experts and educationpractitioners. Furthermore the design was revised in accordance with expertopinion. The research subjects were VIII grade students of SMP Negeri 2 BungaMayang in the academic year of 2017/2018. The results showed that (1) thedesign of mathematics learning soft skills based on generative models had validcriteria and was categorized as very good, (2) the design of mathematics learningsoft skills based on generative models was effective in improving students'mathematical communication skills.

Keywords: soft skills, generative, mathematical communication.

Page 4: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASISMODEL GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Oleh

YULIANTO1623021008

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pasca Sarjana Magister Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis
Page 6: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis
Page 7: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis
Page 8: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yulianto, dilahirkan pada tanggal 05 Juli 1989 di Dwi Jaya

Kecamatan Tugu Mulyo Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan. Anak

kedua dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Warsito dan Ibu

Harsini. Mengenai pendidikan yang ditempuh adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Dwi Jaya Kecamatan Tugu Mulyo

Kabupaten Musi Rawas Tahun Pelajaran 1995 s/d 2001.

2. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Ma’arif NU Tugu Mulyo Kabupaten

Musi Rawas Tahun Pelajaran 2001 s/d 2004.

3. Pendidikan Madrasah Aliyah Al-Muhajirin Tugu Mulyo Kabupaten Musi

Rawas Tahun Pelajaran 2004 s/s 2007.

4. Pendidikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Persatuan Guru

Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuk Linggau Tahun Pelajaran 2008 s/d

2013.

5. Mahasiswa di Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung

pada tahun 2016.

Page 9: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

MOTTO

”Hidup tanpa harapan adalah sebuah kemustahilan”

-Yulianto-

Page 10: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur atas limpahan rahmat dan nikmat Allah SWT, karya ini

penulis persembahkan untuk:

1. Ayahanda Warsito dan Ibunda Harsini tercinta sebagai ungkapan rasa hormat,

bangga dan syukur atas segala kasih sayang, bimbingan, motivasi, dan doa.

Semoga selalu dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Kakanda sekeluarga yang selalu mendukung selama ini.

3. Sahabat seperjuangan yang selalu memberi motivasi dan semangat.

4. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Page 11: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan

hidayah-Nya dapat diselesaikanya Tesis dengan judul ” Desain Soft Skills

Pembelajaran Matematika Berbasis Model Generatif Untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikanya penyusunan tesis ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang

tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik

sekaligus dosen pembimbing I dan ketua Program Studi Magister Pendidikan

Matematika yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing

memberikan perhatian, dan motivasi selama penyusunan tesis sehingga

menjadi lebih baik.

2. Ibu Dr. Asmiati, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk konsultasi dan memberi bimbingan, sumbangan

pemikiran, kritik, dan saran selama penyusunan tesis, sehingga tesis ini

menjadi lebih baik.

Page 12: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

3. Bapak Dr. Budi Koestoro, M.Pd., selaku dosen penguji I yang telah memberi

masukan, kritik, dan saran kepada penulis serta memberikan kemudahan

dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku dosen penguji II dan ketua Jurusan

Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam yang telah memberi masukan,

kritik, dan saran kepada penulis serta memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Suharsono S, M.Sc., Ph.D., selaku validator ahli materi pada perangkat

pembelajaran yang telah memberikan penilaian dan saran berbaikan.

6. Ibu Dr. Hj. Meriyati, M.Pd., selaku validator ahli desain pembelajaran pada

buku dan desain model pembelajaran yang telah memberikan penilaian dan

saran perbaikan.

7. Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd., selaku validator ahli media pada

LKPD dalam penelitian yang telah memberi banyak masukan dan saran.

8. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung, beserta staf dan jajaranya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis.

9. Bapak Prof. Drs. Mustofa., MA., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung, beserta staf dan jajaranya yaang telah memberikan

perhatian dan arahan dalam menyelesaikan tesis.

10. Bapak ibu Dosen Magister Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruanan

dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan pada

penulis.

Page 13: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

11. Bapak Suparjo, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Bunga Mayang

beserta wakil, staf, dan karyawan yang telah memberi kemudahan selama

penelitian.

12. Ibu Sherly Devi, S.Pd., dan Ibu Susilawarni, S.Pd., selaku guru mitra yang

telah membantu dalam penelitian.

13. Siswa/siswi kelas VIII dan IX SMP Negeri 2 Bunga Mayang tahun pelajaran

2017/2018, atas semangat dan kerjasamanya.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan dan dukungan yang telah diberikan pada

penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga tesis

ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 28 November 2018

Penulis

Page 14: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xix

I . PENDAHULUAN .................................................................................. 1A. Latar Belakang ................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9A. Pembelajaran Matematika ................................................................ 9B. Pengembangan Model Pembelajaran ............................................... 12C. Model Pembelajaran Generatif ......................................................... 15D. Soft skills pembelajaran..................................................................... 22E. Efektivitas Pembelajaran .................................................................. 26F. Komunikasi Matematis ................................................................... 27G. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 31H. Definisi Operasional ........................................................................ 33I. Kerangka Berpikir ............................................................................ 34J. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 36

III. METODE PENELITIAN........................................................................ 38A. Jenis Penelitian.................................................................................. 38B. Subjek Penelitian .............................................................................. 39C. Prosedur Penelitian .......................................................................... 39D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 44E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 53

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 59A. Hasil Penelitian ................................................................................ 59B. Pembahasan ...................................................................................... 87

Page 15: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

IV. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 100A. Simpulan .......................................................................................... 100B. Saran ................................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 103

LAMPIRAN.................................................................................................. 107

Page 16: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Generatif dalam Kelas ......... 21

3.1 Desain Uji Lapangan .............................................................................. 43

3.2 Kisi-Kisi Penilaian Desain dan Model Pembelajaran ............................ 45

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi LKPD oleh Ahli Media ........................... 47

3.4 Aspek Penilaian Skor Komunikasi Matematis ....................................... 48

3.5 Interprestasi Nilai Validitas .................................................................... 49

3.6 Validitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ............. 49

3.7 Interprestasi Nilai Daya Pembeda .......................................................... 50

3.8 Daya Pembeda Butir Soal ...................................................................... 51

3.9 Interprestasi Indeks Kesukaran .............................................................. 51

3.10 Indeks Kesukaran Butir Soal ................................................................ 52

3.11 Koefisien Korelasi dan Interprestasi Reliabilitas ................................. 53

3.12 Kriteria Tingkat Kevalidan .................................................................. 55

3.13 Nilai Rata-Rata N-Gain dan Klasifikasinya ......................................... 58

4.1 Skor Validasi Ahli Materi ...................................................................... 69

4.2 Skor Respon Praktisi .............................................................................. 70

4.3 Sintak Pembelajaran Sebelum Revisi .................................................... 72

4.4 Sintak Pembelajaran Sesudah Revisi ..................................................... 73

Page 17: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

4.5 Rekapitulasi Uji Normalitas Kemampuan Awal .................................... 82

4.6 Rekapitulasi Hasil Homogenitas Kemampuan Awal ............................. 82

4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Kemampuan Akhir .......................... 83

4.8 Rekapitulasi Hasil Homogenitas Kemampuan Akhir ............................ 83

4.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Independent Sampel T-Test .......... 84

4.10 Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Akhir Pembelajaran ............................... 85

4.11 Indeks N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ................ 85

Page 18: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 RPP Setelah Revisi Penambahan Instrumen Penilaian .......................... 74

4.2 LKPD 2 Sebelum Revisi Ahli Materi .................................................... 75

4.3 LKPD 2 Sesudah Revisi Ahli Materi ..................................................... 75

4.4 LKPD 4 Sebelum Revisi Ahli Materi .................................................... 76

4.5 LKPD 4 Sesudah Revisi Ahli Materi ..................................................... 76

4.6 Sampul LKPD Sebelum dan Sesudah Revisi Media ............................. 77

4.7 LKPD Sebelum dan Sesudah Revisi Ahli Media ................................... 78

4.8 Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ............. 81

4.9 Sampul Buku Desain ............................................................................. 87

4.10 Siswa Melakukan Kegiatan Soft Skills Pembelajaran Matematika ...... 90

4.11 Siswa Bekerja Sama Dalam Kelompok ............................................... 91

4.12 Siswa Bekerjasama Mengerjakan Tugas LKPD ................................... 93

4.13 Siswa Mengungkapkan Pertanyaan ..................................................... 94

4.14 Siswa Antusias dalam Diskusi Kelompok ........................................... 95

4.15 Perwakilan Siswa Mengungkapkan Ide dan Gagasan di Depan Kelas .. 96

Page 19: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN BUKU DESAIN

A1. Buku Desain Soft Skills Pembelajaran Matematika Berbasis ModelGeneratif Untuk Meningkatkan Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa ............................................................................ 107

A2. Silabus ............................................................................................ 149

A3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..................................... 159

A4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).............................................. 188

B. INSTRUMEN PENELITIAN

B1. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis .................... 225

B2. Soal Kemampuan Komunikasi Matematis ..................................... 227

B3. Kunci Jawaban Soal Kemampuan Komunikasi Metematis ........... 228

B4. Analisis Uji Reliabilitas Butir Soal . ............................................... 231

B5. Analisis Uji Validasi Buti Soal ....................................................... 232

B6. Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal ............................................ 233

B7. Analisi Uji Pembeda Butir Soal ..................................................... 234

C. ANALISIS DATA

C1. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa .................................................... 235

C2. Normalitas Data Pretes dan Postest ................................................ 240

Page 20: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

C3. Homogenitas Data Pretes dan Posttest ........................................... 241

C4. Uji Independent T-Test .................................................................... 242

C5. Analisis Validasi Pengembangan Desain Soft Skills PembelajaranMatematika Berbasis Model Generatif Untuk MeningkatkanKemampuan Komunikasi Matematis Siswa .................................. 243

C6. Analisis Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Ahli Materi ........ 244

C7. Analisis Validasi LKPD Oleh Ahli Media ..................................... 248

C8. Analisis Validasi Praktisi ................................................................ 249

C9. Analisis N-Gain .............................................................................. 254

D. LEMBAR PENILAIAN VALIDASI AHLI

D1. Lembar Penilaian Validasi Ahli Desain dan ModelPembelajaran................................................................................... 256

D2. Lembar Penilaian Validasi Silabus Ahli Materi ............................ 259

D3. Lembar Penilaian Validasi RPP Ahli Materi .................................. 263

D4. Lembar Penilaian Validasi LKPD Ahli Materi ............................. 267

D5. Lembar Penilaian Validasi LKPD Ahli Media ............................. 274

D6. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran........................... 281

D7. Lembar Penilaian Validasi Praktisi ............................................... 284

D8. Lembar Penilaian validasi Ahli Soal Kemampuan KomunikasiMatematis ....................................................................................... 296

E. LAIN-LAINE1. Surat Izin Penalitian Pendahuluan .................................................. 299

E2. Surat Izin Penelitian ....................................................................... 300

E3. Surat Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 301

E4. Berita Acara Seminar Proposal ....................................................... 302

E5. Berita Acara Seminar Hasil Penelitian ........................................... 303

Page 21: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

E6. Berita Acara Ujian Komprehensif (Tesis) ...................................... 304

Page 22: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hak warga negara sebagai kebutuhan yang harus

terpenuhi. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan

sumberdaya manusia di era globalisasi. Era globalisasi saat ini kehidupan

masyarakat sangat dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi. Manusia

sangat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan dan perubahan tersebut.

Seiring perkembangan zaman, persaingan antar individu juga semakin ketat.

Persaingan dalam keterampilan, berkarya, dan menciptakan inovasi baru yang

bermanfaat menjadi hal yang sangat penting dan harus dipersiapkan secara

maksimal bagi masing-masing individu. Individu yang siap berkompetensi di

dunia global dengan segala tantangan yang ada dapat dibentuk dan dipersiapkan

oleh dunia pendidikan.

Pendidikan adalah usaha secara sadar dan nyata yang dilakukan oleh setiap orang

untuk menumbuhkembangkan potensi yang dimilikinya dengan cara mendorong

dan menfasilitasi kegiatan belajarnya untuk tujuan yang ingin dicapai. Mutu

pendidikan merupakan sebuah subtansi yang sangat penting untuk dikebangkan.

Pentingnya peningkatan mutu pendidikan termuat dalam amanat Undang-Undang

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 fungsi

Page 23: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

2

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuanya adalah

berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dengan penerapan

Kurikulum 2013. Kurikulum ini menginstruksikan penerapan scientific approach

atau pembelajaran dengan menitikberatkan pada penggunaan metode ilmiah

dalam kegiatan belajar mengajar. Penerapan scintific approch diharapkan siswa

memiliki kemampuan ilmiah (mengindentifikasi masalah, merumuskan hipotesis,

menguji hipotesis, menganalisis hasil, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan).

Penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat diterapkan di semua mata pelajaran

dalam pendidikan.

Matematika merupakan salah satu komponen penting dari serangkaian mata

pelajaran dalam pendidikan. Pentingnya pelajaran matematika termuat dalam

Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan

dasar dan menengah bahwa matematika perlu diberikan kepada semua siswa

mulai dari Sekolah Dasar (SD) untuk membekali siswa dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja

sama. Pentingnya matematika juga dikemukakan oleh National Research Council

(1989) yang menyatakan bahwa “Mathematics is the key to opportunity”. Artinya

matematika adalah kunci kearah keberhasilan. Selain itu matematika juga

digunakan di seluruh dunia dalam berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik,

Page 24: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

3

kedokteran, dan ilmu sosial seperti ekonomi dan psikologi. Pentingnya ilmu

matematika dalam kehidupan menyebabkan pelajaran matematika diajarkan

disetiap jenjang pendidikan dalam sekolah.

Pentingnya pembelajaran matematika menuntut siswa untuk mampu menguasai

matematika dengan baik. Penguasaan matematika dapat dilihat dari prestasi atau

hasil belajar siswa yang di capai. Hasil belajar matematika yang baik akan

tercapai apabila pembelajaran di kelas benar-benar efektif.

Pembelajaran matematika saat ini cenderung belum mampu meningkatkan

kemampuan pengetahuan matematis, sikap, dan keterampilan siswa karena

mereka hanya menghafal rumus dan langkah-langkah pengerjaan soal tanpa

melibatkan potensi dalam diri yang optimal. Sepaham dengan hal tersebut

menurut Yamin (2012: 10) pembelajaran di sekolah kurang bermakna dan

diberikan secara klasikal melalui metode ceramah dengan konsep-konsep

matematika yang sulit dipahami tanpa banyak melihat kemampuan penerapan

metode yang lain yang sesuai dengan jenis materi, bahan dan alat yang

tersedia.

Pembelajaran matematika menekankan pada siswa untuk aktif dan mampu

mengembangkan potensinya secara maksimal. Pembelajaran matematika harus

terpusat pada siswa, dimana siswa aktif membangun pengetahuan, sikap serta

keterampilan secara mandiri. Keberhasilan siswa dalam membangun pengetahuan,

sikap, serta keterampilan secara mandiri akan memberi makna yang mendalam

pada kemampuan matematis yang mereka miliki.

Page 25: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

4

Kemampuan matematis adalah kemampuan untuk menghadapi permasalahan,

baik dalam matematika maupun kehidupan nyata. Salah satu kemampuan

matematis siswa yang sangat penting untuk dikembangkan adalah kemampuan

komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan

untuk menyampaikan sesuatu yang diketahui dengan merefleksikan, membuat,

menyampaikan, membaca, menyusun, dan menjelaskan tentang matematika.

Menurut BNSP tahun 2006, salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah

siswa memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan dalam pemecahan masalah.

Pentingnya kemampuan komunikasi matematis juga di nyatakan oleh NCTM

National Council of Teacher Mathematic (2000: 29) menyatakan bahwa salah satu

standar yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika adalah

kemampuan komunikasi (communication).

Hasil temuan lapangan di SMP Negeri 2 Bunga Mayang diketahui bahwa prestasi

belajar matematika tergolong rendah. Terungkap bahwa hasil ulangan harian

siswa pada materi bangun ruang sisi datar terdapat kurang dari lima puluh persen

siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang

digunakan yaitu sebesar 70. Hal tersebut berarti, lebih dari setengah jumlah siswa

dalam ulangan harian dengan materi bangun ruang sisi datar belum mencapai

KKM. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya guru,

karakteristik siswa, media, bahan ajar, dan model pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap guru matematika dan siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Bunga Mayang diperoleh beberapa permasalahan yang

Page 26: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

5

dihadapi guru dan siswa, yaitu (1) siswa masih sulit memahami materi yang

diajarkan. Mereka masih bingung menyatakan permasalahan dalam bahasa

matematika sehingga tidak memahami apa yang harusnya mereka selesaikan, (2)

masih kurangnya partisipasi aktif dari siswa terutama saat diminta menyampaikan

ide gagasan dan merumuskan pertanyaan, siswa lebih banyak diam dan hanya

menerima apa yang disampaikan oleh guru, (3) siswa mudah menyerah ketika

mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan, (4) guru cenderung

terfokus pada kemampuan hard skills (kemampuan akademik) sedangkan

perhatian pada kemampuan soft skills (kemampuan diuar akademik) siswa masih

kurang, ketika guru mengajar kurang memberi kesempatan siswa untuk

memberikan ide gagasan tentang konsep yang ditawarkan siswa, serta ketika

pembelajaran berkelompok kurangnya stimulus yang diberikan bagaimana kerja

sama yang baik, saat siswa belajar diminta untuk menyelesaikan permasalahan

dalam kelompok hanya beberapa siswa yang berusaha sedang anggota yang lain

hanya menerima hasil tanpa bekerja sama.

Berdasarkan beberapa karakteristik tersebut dibutuhkan suatu model pembelajaran

untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan hasil belajar serta untuk

membangkitkan ketertarikan siswa terhadap matematika. Oleh karena itu,

dikembangkan sebuah model pembelajaran generatif yang didalamnya

menggunakan pengintegrasian soft skills. Dengan demikian pembelajaran akan

lebih selaras antara hard skills dan soft skills.

Model pembelajaran generatif merupakan model pembelajaran yang

memungkinkan siswa mengingat konsep yang pernah ia ketahui dan

Page 27: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

6

menggunakannya untuk mengetahui konsep yang baru. Senada dengan yang

dinyatakan oleh Wena (2009: 183) bahwa model pembelajaran generatif adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa mampu memiliki pengetahuan,

kemampuan serta keterampilan untuk mengkonstruksi atau membangun

pengetahuan secara mandiri dan menekankan pada pengintegrasian secara aktif

pengetahuan baru dengan penggunaan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakanya dalam menjawab

persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu menjawab

permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam

memori jangka panjang.

Model generatif di desain dengan diintegrasikan soft skills pembelajaran

matematika berarti bahwa ada sebuah keterampilan atau kegiatan stimulan

pengembangan soft skills yang ditambahkan dalam pembelajaran tersebut.

Penambahan berupa kegiatan stimulan soft skills yaitu “Berbisik Rumus, Gambar

Bersama, Lempar Rumus, dan Mengingat Tulisku”. Soft skills dapat didefinisikan

sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih

mengutamakan intrapersonal skill (kemampuan mengatur diri sendiri) dan

interpersonal skill (ketetrampilan berhubungan dengan orang lain). Sutiarso

(2014: 10) menyatakan bahwa soft skills berpengaruh sangat besar dalam kinerja

dan hasil belajar seseorang. Senada dengan pernyataan tersebut (Alex, 2014: 10)

mengungkapkan bahwa “soft skills play a significant role in one's success in life

particularly in one's profesional”. Soft skills memainkan peran penting dalam

kesuksesan seseorang dalam kehidupan, terutama dalam diri seseorang.

Page 28: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

7

Kemampuan soft skills tampak pada perilaku seseorang, baik saat berinteraksi

dalam situasi sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan diri, ataupun sifat-sifat

penting untuk mendukung perilaku optimis dan pengembangan diri. Soft skills

sebagai kemampuan seseorang untuk memotivasi diri dan menggunakan

inisiatifnya, mempunyai pemahaman tentang apa yang dibutuhkan untuk

dilakukan dan dapat dilakukan dengan baik, berguna untuk mengatasi persoalan

yang muncul secara tiba-tiba dan terus dapat bertahan bila persoalan tersebut

belum terselesaikan. Dengan demikian, soft skills merupakan kekuatan diri

berubah ataupun mengatasi berbagai persolaan untuk mencapai kesuksesan.

Penguasaan soft skills matematika siswa merupakan esensi kompetensi yang harus

dikuasai dan terukur melalui unjuk kerja selama pembelajaran. Pembelajaran soft

skills di pandang sebagai bagian dari upaya pembentukan kemampuan

profesional. Kemampuan ini akan memengaruhi perilaku peduli kepada mutu,

cepat, tepat, dan efisien, menghargai waktu dan reputasi. Pembentuk kemampuan

harus dilakukan sejak awal melalui proses pembiasaan dalam belajar. Soft skills

dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman yang didapat dengan

cara penularan. Sailah (2008: 37) menyatakan bahwa untuk mengembangkan soft

skills cara yang paling efektif adalah melalui penularan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk (produk) dan proses desain soft skills pembelajaran

matematika berbasis model generatif yang dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa?

Page 29: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

8

2. Apakah produk desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model

generatif efektif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menghasilkan (produk) dan mengetahui proses pengembangan desain

soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif yang dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Untuk mengetahui dan mengukur efektivitas (produk) desain soft skills

pembelajaran matematika berbasis model generatif terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan, wawasan, dan

pengetahuan sebagai sumbangan pemikiran mengenai proses pengembangan dan

hasil (produk) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model

generatif yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran di

sekolah. Dengan demikian kemampuan komunikasi matematis siswa dapat

terfasilitasi dengan baik.

Page 30: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

Belajar secara umum bagi seorang siswa merupakan proses memperoleh

informasi untuk mengembangkan diri dalam pembelajaran. Bagi seorang siswa

kemampuan yang dimiliki sangat penting untuk mengembangkan dirinya.

Menurut Darmadi (2017: 1) bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan

perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan dan pengalaman.

Daryanto (2010: 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkunganya.

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar

oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan

pengetahuan baru. Seseorang atau siswa belum dapat dikatakan belajar apabila

tidak mengalami perubahan atau penambahan pengetahuan. Pengetahuan yang

didapat dari belajar merupakan hasil belajar. Belajar akan lebih bermakna apabila

pengetahuan yang di dapat menjadikan pengalaman yang menyenangkan.

Page 31: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

10

Pembelajaran sangat terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dengan proses

pendidikan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan

suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Menurut Darmadi (2017:

2) bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Senada dengan pernyataan tersebut Sagala

(2010: 16) mengartikan pembelajaran merupakan komunikasi dua arah dengan

kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan

belajar dilakukan oleh siswa.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses interaksi hubungan dua arah antara

guru dengan siswa menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan. Interaksi

guru dan siswa sangat berperan dalam tercapainya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran dikembangkan melalui proses pola pembelajaran yang

menggambarkan kedudukan serta peran guru dan siswa.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam

pendidikan di sekolah. Matematika adalah ilmu pembuktian logis yang dapat

digunakan untuk membuktikan kebenaran ide atau gagasan. Matematika timbul

dari pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide dan penalaran. Johnson dan

Ringsing dalam Agustin (2011: 46) menyatakan bahwa matematika sebagai pola

pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logika, pengetahuan tersetruktur yang

terintegrasi memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan

unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat, dan teori yang telah dibuktikan

kebenaranya.

Page 32: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

11

Matematika dapat dikatakan sebagai ilmu dasar bagi pengembangan disiplin ilmu

yang lain. Fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari diantaranya untuk

menghitung, mengukur, menggunakan rumus matematika dan

mengkomunikasikan gagasan bahasa melalui model yang dapat berupa kalimat

persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. Matematika sangat penting

dalam kehidupan demikian juga dengan pembelajaran matematika di sekolah.

Pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai proses interaksi hubungan dua

arah antara guru dengan siswa pada suatu lingkungan belajar dengan tujuan

memperoleh kompetensi tentang matematika. Siswa dalam pembelajaran dituntut

untuk menguasai kemampuan-kemampuan yang ada dalam matematika.

Kemampuan matematika terdiri dari penalaran matematis, komunikasi matematis,

pemecahan masalah matematis, pemahaman konsep matematis, berpikir kreatif

dan berpikir kritis. Dengan sebuah pembelajaran maka akan mendapatkan hasil

belajar. Capaian dari pembelajaran akan terlihat dari prestasi atau hasil belajar.

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Daryanto

(2010: 36-50) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain

faktor intern (dari dalam diri) dan faktor ekstern (luar diri) yang terdiri dari:

1. Faktor Intern

Faktor intern meliputi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan

faktor kelelahan.

a. Faktor jasmaniah, meliputi: kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis, meliputi: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif serta

kematangan dan kelelahan.

Page 33: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

12

c. Faktor kelelahan, meliputi: kalelahan, jasmani, dan kelelahan rohani (bersifat

psikis).

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar meliputi: faktor keluarga,

faktor sekolah dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, dan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum yang berlaku, hubungan

guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung sekolah, dan

tugas rumah.

c. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman pergaulan, serta bentuk kehidupan masyarakat langsung.

B. Pengembangan Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan serangkaian penyajian materi ajar yang meliputi

segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta

segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung

dalam proses belajar mengajar. Menurut Joyce & Weil (1996: 7) menyatakan

bahwa

As we help students acquire information, ideas, skills, values, ways ofthinking, and means of expressing themselves, we are also teaching themhow to learn. In fact, the most important long-term outcome of instructionmay be the students’ increased capabilities to learn more easily andeffectively in the future, both because of the knowledge and skill they haveacquired and because they have mastered learning processes.

Page 34: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

13

Kutipan di atas menjelaskan bahwa ketika seorang guru membantu siswa

memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan cara

mengekspresikan diri, maka juga telah mendidik siswa bagaimana cara belajar.

Ternyata yang paling penting dari hasil pembelajaran jangka panjang adalah

kemampuan siswa untuk belajar secara lebih mudah dan efektif, proses

pembelajaran akan menjadikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

mereka miliki. Sependapat dengan pernyataan tersebut menurut Gunter, Estes &

Schwab (dalam Rahmawati 2015: 39) bahwa “an instructional model is a step-by-

step procedure that leads to specific learning outcomes.” Artinya model

pembelajaran merupakan sebuah prosedur langkah demi langkah yang mengarah

pada hasil belajar.

Model pembelajaran dapat di analisis sesuai dengan konsep inti operasional model

yang mencirikan sebuah model pembelajaran tertentu. Menurut Joyce & Weil,

(1996: 13-16) bahwa komponen model pembelajaran yaitu: (1) sintaksis (urutan

aktivitas belajar dan mengajar), (2) sistem sosial (peran dan hubungan siswa dan

guru maupun siswa dengan siswa lain), (3) prinsip reaksi (cara guru memandang

dan merespons siswa terhadap apa yang dilakukan), dan (4) sistem pendukung

(persyaratan dan dukungan apa yang diperlukan), (5) tujuan dan asumsi, dan (6)

dampak pembelajaran dan dampak pengiring pembelajaran.

Model pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dengan

rangkaian uji coba dan perbaikan. Menurut Joyce & Weil (1996: 37) menyatakan

bahwa

“…the development of a model of teaching is the process of submitting aneducational idea to repeated testing and refinement until the idea has

Page 35: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

14

matured to the point where fairly precise predictions can be made abouthow to use it and the effects to be expected if it is simple implementedwell”.

Pengembangan suatu model pembelajaran merupakan suatu proses implementasi

gagasan/ide melalui tahap ujicoba dan perbaikan sampai ide dimana

menggunakan perkiraan yang tepat tentang cara penggunaan dan efek dari hasil

ujicoba sederhana yang telah tercapai dengan tepat. Dalam hal ini suatu

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tertentu pasti perangkat

pembelajaranya akan disesuaikan dengan model yang dipakai. Perangkat yang

dipakai dalam proses pembelajaran dalam penelitian ini diantaranya Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Tes

Hasil Belajar.

Berdasarkan Lampiran Permen No 41 Tahun 2007 (BSNP, 2007: 8-11)

komponen-komponen yang harus tercakup dalam RPP, antara lain yaitu: identitas

mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup), penilaian hasil

belajar dan, sumber belajar. Selain itu, dalam penyusunan RPP juga perlu

diperhatikan beberapa prinsip, antara lain yaitu: memperhatikan perbedaan

individu, mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya

membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan

dan keterpaduan, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

LKPD merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh

pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD lembaran-

Page 36: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

15

lembaran dapat berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar

kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu

tugas. Keuntungan penggunaan LKPD adalah memudahkan pendidik dalam

melaksanakan pembelajaran, bagi peserta didik akan belajar mandiri dan belajar

memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis. LKPD yang baik juga harus

memenuhi beberapa persyaratan, antara lain yaitu syarat konstruksi dan teknis.

Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan

bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan. Sedangkan

syarat teknis berkaitan dengan tulisan dan penampilan LKPD.

C. Model Pembelajaran Generatif

Model Pembelajaran generatif merupakan terjemahan dari generative learning.

Model pembelajaran generatif pertama kali diperkenalkan oleh Osborne dan

Cosgrove (1985) yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan pada

pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan

yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan

cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait.

Apabila pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi,

maka pengetahuan itu akan disimpan dalam ingatan jangka panjang.

Menurut Wena (2009: 183) bahwa model pembelajaran generatif merupakan

suatu proses belajar dimana siswa diharapkan mampu memiliki pengetahuan,

kemampuan serta keterampilan untuk mengkonstruksi atau membangun

pengetahuan secara mandiri. Menurut Huda (2013: 309) bahwa model

pembelajaran generatif merupakan salah satu model pembelajaran yang berusaha

Page 37: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

16

menyatukan gagasan-gagasan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

generatif adalah pembelajaran dimana siswa mengkonstruksikan atau membangun

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki secara mandiri.

Wena (2009: 181) berpendapat bahwa dalam penerapan model pembelajaran

generatif di kelas meliputi 4 fase, yaitu fase ekplorasi, pemfokusan, tantangan,

dan fase penerapan. Pada fase persiapan guru menginvestigasikan konsep awal

siswa dengan bertanya secara lisan. fase pemfokusan, guru mengarahkan siswa

untuk menjelaskan ide/gagasannya dan menyampaikan kepada siswa topik yang

akan dibahas serta mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok. Fase

tantangan, guru menjelaskan konsep berawal dari jawaban siswa dan menugaskan

siswa bekerja ke dalam kelompoknya untuk membuktikan konsep yang mereka

miliki. Sedangkan pada fase penerapan, guru menugaskan siswa mengerjakan soal

menyimpulkan materi pelajaran secara individu.

Landasan teoritik model pembelajaran generatif bermula dari teori konstruktivis

mengenai belajar dan pembelajaran. Teori konstrutikvis menekankan

perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagain

konstruksi aktif yang dibuat siswa itu sendiri. Dalam proses ini keaktifan dan

kemauan seseorang sangat menentukan perkembangan pengetahuannya.

Menurut Darmadi (2017: 19) bahwa unsur-unsur penting dalam teori konstruktivis

adalah:

1. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam

pembelajaran.

Page 38: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

17

2. Pengalaman siswa dalam belajar yang bermakna.

3. Adanya lingkungan sosial yang kondusif.

4. Adanya dorongan agar siswa mandiri.

5. Adanya usaha untuk mengenal siswa tentang dunia ilmiah.

Teori konstruktivis menekankan pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi

sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Tidak semua

pembelajaran dapat disampaikan semua oleh guru. Siswa harus mengkonstruksi

sendiri pengetahuan dibenak mereka sendiri serta menemukan dan menggunakan

suatu informasi kompleks kesituasi lain. Dengan dasar itu pembelajaran harus

dikemas menjadi proses mengkonstruksi pengetahuan. Siswa dituntut untuk

mengkonstruksi pengetahuan sendiri sehingga siswa lebih mandiri. Pembelajaran

generatif mempunyai elemen dasar yang menjadi patokan dalam pembelajaran.

Menurut Huda (2013: 310) banwa pembelajaran generatif terdiri atas 4 elemen

dasar yaitu mengingat (remembering), menggabungkan (integration), mengolah

(organizing), dan memerinci (elaboration).

1. Mengingat (remembering)

Aktivitas ini melibatkan siswa untuk menarik kembali informasi dari pengetahuan

yang sudah ada. Tujuannya mempelajari informasi dari memori lama.

Mempelajari informasi tersebut berdasarkan fakta yang saat ini dipelajari. Teknik-

teknik mengingat kembali (recall) mencakup repetisi/pengulangan,

latihan/praktik, dan menelaah kembali (review).

2. Menggabungkan (integration)

Aktivitas ini mengharuskan siswa untuk menggabungkan pengetahuan baru

dengan pengetahuan sebelumnya. Tujuan dari integrasi adalah mentrasformasi

Page 39: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

18

informasi kedalam bentuk yang lebih mudah diingat. Metode-metode integrasi

bisa mencakup antara lain: paraphasing (menyimpulkan dengan bentuk naratif),

summarozing (menceritakan kembali konten pelajaran agar dapat

menginterprestasikan atau menjelaskan dengan baik), issue trees (memetakan isu-

isu ke dalam jaringan ide-ide), generating analogies (membuat analog atau

metafor-metafor yang dapat memudahkan proses integrasi).

3. Mengolah (organizing)

Kegiatan ini melibatkan siswa untuk menghubungkan pengetahuan sebelumnya

dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang baru dengan cara yang

sistematis. Teknik-teknik organisasi ide antara lain mancakup: analisis gagasan

kunci, melihat kembali, kategorisasi, mengelompokkan, dan pemetaan konsep.

4. Memerinci (elaboration)

Aktivitas ini mengharuskan siswa untuk menghubungkan materi baru dengan

informasi atau gagasan yang sudah mereka miliki sebelumnya. Tujuan elaborasi

adalah untuk menambah gagasan-gagasan ke dalam informasi baru. Metode-

metode elaborasi mencakup antara lain: membuat gambar mental atau diagram

fisik, menelaah, elaborasi kalimat, tampilan visual, slide, dan majalah dinding.

Dalam proses pembelajaran tahap-tahap ini dapat diterapkan sendiri-sendiri

ataupun secara kombinatif antar satu sama lain untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Model pembelajaran generatif memiliki beberapa tahapan. Menurut Wena (2009:

177) bahwa model pembelajaran generatif terdiri atas empat tahap yaitu

eksplorasi atau pendahuluan, pemfokusan, tantangan, dan penerapan.

Page 40: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

19

1. Eksplorasi atau Pendahuluan

Pada tahap pertama ini, guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi

terhadap pengetahuan, ide, atau konsep awal yang diperoleh dari pembelajaran

pada tingkat kelas sebelumnya dan pengalaman sehari-hari. Dalam aktivitas ini

siswa diajak untuk mengungkapkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Mereka

diminta mengkomentari pendapat teman sekelas dan membandingkanya dengan

pendapat sendiri. Untuk mendorong siswa agar mampu melakukan eksplorasi,

guru dapat memberikan stimulus berupa beberapa tugas-tugas seperti melalui

penyelidikan suatu masalah yang berkaitan dengan konsep dipelajari. Tujuan dari

tahap ini adalah untuk menarik perhatian siswa terhadap pokok bahasan, membuat

pemahaman mereka menjadi eksplisit, dan sadar akan variasi pendapat diantara

mereka sendiri. Untuk membuat suasana menjadi kondusif, guru diharap tidak

akan menilai mana pendapat yang salah dan yang benar. Yang perlu dilakukan

adalah membuat mereka berani mengemukakan pendapat tanpa takut disalahkan.

Sebaiknya pertanyaan/pernyataan guru yang diajukan adalah pertanyaan terbuka.

2. Pemfokusan

Tahap kedua yaitu tahap pemfokusan atau pengenalan konsep. Pada tahap

pemfokusan siswa melakukan pengujian hipotesis. Guru bertugas sebagai

fasilitator melakukan bimbingan dan arahan, dengan demikian siswa dapat

melakukan proses sains. Tugas-tugas pembelajaran yang diberikan merangsang

siswa untuk menguji hipotesis dengan cara mereka sendiri. Penyelesaian tugas

dilakukan secara kelompok kecil terdiri dari 2 sampai dengan 4 siswa.

Page 41: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

20

3. Tantangan

Tahap ketiga yaitu tahap tantangan atau disebut juga pengenalan konsep. Setelah

siswa memperoleh data selanjutnya menyimpulkan dan menulis dalam lembar

kerja. Para siswa diminta mempresentasikan temuanya melalui diskusi kelas.

Melalui diskusi kelas akan terjadi proses pertukaran pengalaman diantara siswa.

Dalam tahap ini siswa dilatih untuk mengeluarkan ide, kritik, berdebat, mengharai

pendapat teman. Pada saat diskusi guru berperan sebagai moderator dan fasilitator

agar jalanya diskusi dapat terarah. Diharapkan pada akhir diskusi siswa dapat

memperoleh kesimpulan dan pemantapan konsep yang benar.

4. Penerapan

Tahap keempat adalah tahap penerapan. Pada tahap ini siswa diajak untuk dapat

memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar

dalam situasi baru yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-

hari. Pemberian tugas rumah atau tugas proyek yang dikerjkan siswa diluar jam

pertemuan merupakan salah satu bentuk penerapan yang baik untuk dilakukan

dalam melatih penerapan konsep. Pada tahap ini siswa di beri latihan-latihan soal.

Dengan adanya latihan soal siswa akan semakin memahami konsep secara lebih

mendalam dan bermakna.

Model pembelajaran generatif merupakan model pembelajaran yang menfokuskan

pada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Langkah pembelajaran generatif

menekankan pada keaktifan siswa untuk mengkontruksi pengetahuan yang di

dapat dengan pengetahuan yang sudah di miliki. Kegiatan guru dan siswa selama

proses pembelajaran dapat dijabarkan seperti pada Tabel 2.1.

Page 42: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

21

Tabel 2.1 Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Generatif Dalam Kelas

TahapanPembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Eksplorasi

Memberikan aktivitas melaluidemonstrasi/contoh-contoh yangdapat merangsang siswamelakukan eksplorasi.

Mengeksplorasikanpengetahuan, ide atau konsepawal yang diperoleh daripengalaman sehari – hari ataudiperoleh dari pembelajaranpada tigkat kelas sebelumnya.

Mendorong dan merangsangsiswa untuk mengemukakanide/pendapat serta merumuskanhipotesis.

Mengutarakan ide – ide danmerumuskan hipotesis.

Membimbing siswa untukmengklasifikasikan pendapat.

Melakukan klasifikasipendapat/ide – ide yang telahada.

Pemfokusan

Membimbing dan mengarahkansiswa untuk menetapkan kontekspermasalahan berkaitan denganide siswa yang kemudiandilakukan pengujian.

Menetapkan kontekspermasalahan, memahami,mencermati permasalahansehingga siswa menjaditerbiasa terhadap bahan yangdigunakan untukmengeksplorasi konsep.(dalam kelompok kecil)

Membimbing siswa melakukanproses sains, yaitu menguji(melakukan percobaan) sesuatu.

Melakukan pengujian, berpikirapa yang terjadi, menjawabpertanyaan berhubungandengan konsep .Memutuskan danmenggambarkan apa yang iaketahui dan kerjakan.Mengklasifikasi ide kedalamkonsep.

Menginterprestasi respon siswadan menguraikan ide siswa.

Mempresentasikan ide kedaamkelompok dan juga forumkelas melalui diskusi.

Tantangan

Mengarahkan dan menfasilitasiagar terjadi petukaran ide antarsiswa. Menjamin semua ide siswadipertimbangkan, membukadiskusi. Melakukan mengusulkandemonstrasi (jika diperlukan)

Memberikan pertimbangan idekepada (a) siswa yang lain (b)semua siswa dalam kelas.

Menunjukan bukti ide ilmuan(sciencetist view)

Menguji validitas ide/pendapatdengan mencari bukti.Membandingkan ide ilmuandengan ide kelas.

Penerapan

Membimbing siswa merumuskanpermasalahan yang sederhana.Membawa siswamengklasifikasikan ide baru. .

Menyelesaikan problempraktis dengan menggunakankonsep dalam situasi yangbaru.Menarik kesimpulan akhir.

Page 43: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

22

Suatu model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan

kekurangan model pembelajaran generatif diantaranya adalah:

1. Kelebihan

a. Pembelajaran generatif memberikan peluang kepada siswa untuk belajar

secara kooperatif.

b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa, diantaranya dengan bertukar pikiran

dengan siswa yang lain, menjawab pertanyaan dari guru, serta berani tampil

untuk mempresentasikan hiotesisnya.

c. Merangsang rasa ingin tahu siswa dan dapat meningkatkan keterampilan

proses.

d. Siswa lebih terarah mandiri dan mampu bekerja sendiri. Konsep yang

dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang.

2. Kekurangan

a. Pembelajaran generatif memerlukan waktu yang relatif lama.

b. Siswa dihawatirkan terjadi kesalahan konsep karena usaha menggali

pengetahuan sebagian besar adalah dari siswa itu sendiri.

c. Ketika pembelajaran dilakukan secara berkelompok siswa harus mempunyai

keterampilan dalam kerja sama tim yang baik.

D. Soft Skills Pembelajaran

Pada dunia pendidikan, soft skills merupakan kemampuan di luar kemampuan

teknis dan akademis yang lebih mengutamakan intrapersonal skills (kemampuan

mengatur diri sendiri) dan interpersonal skills (keterampilan berhubungan dengan

orang lain). Widarto (2011: 20) menyatakan bahwa soft skills didefinisikan

Page 44: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

23

sebagai kemampuan yang diperlukan seseorang untuk mengembangkan dirinya

dalam melakukan pekerjaan. Elfindri dkk. (2011: 67) mendefinisikan soft skills

adalah keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri, kelompok, atau

bermasyarakat, serta dengan sang pencipta. Menurut Sailah (2008: 17) bahwa soft

skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain

(termasuk dengan dirinya sendiri). Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa soft skills adalah kemampuan atau keterampilan yang

diperlukan untuk mengembangkan diri dalam hubungan dengan diri sendiri,

kelompok, masyarakat serta sang pencipta.

Soft skills tidak akan pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Setiap orang

memiliki soft skills dalam dirinya sejak lahir. Perkembangan soft skills yang

dimiliki setiap orang tidak sama sehingga tingkatan soft skills yang dimiliki

seseorang berbeda. Atribut soft skills sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, tetapi

dalam kadar yang berbeda-beda. Senada dengan pernyataan Sailah (2008: 18)

atribut soft skills dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda,

dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap.

Atribut soft skills memiliki banyak aspek. Aspek dalam atribut soft skills

diantaranya meliputi motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut

tersebut dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya. Perubahan atau

perkembangan atribut soft skills setiap orang memerlukan waktu yang berbeda.

Perubahan atribut seseorang dapat dilakukan dengan melatih diri dengan hal-hal

baru. Semakin sering seseorang melatih ha-hal baru maka perubahan soft skills

semakin besar.

Page 45: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

24

Soft skills dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman belajar.

Banyak cara untuk meningkatkan atau mengembangkan soft skills dalam diri

individu. Salah satu cara untuk meningkatkan soft skills adalah dengan belajar dari

yang dikerjakan. Menurut Widarto (2011: 28) bahwa pengembangan soft skills

memerlukan 3 hal penting yaitu kerja keras, kemandirian, dan kerjasama tim.

1. Kerja Keras

Kerja keras merupakan kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dengan

semangat dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan. Kerja keras untuk

memaksimalkan tujuan pastinya sangat dibutuhkan dalam diri sendiri maupun

lingkungan. Pembelajaran yang terencana, terarah dan dengan pengalaman

seseorang akan memiliki daya juang, pantang menyerah dan semangat untuk

mencapai tujuan. Kerja keras perlu ditanamkan kedalam siswa sejak awal dalam

pembelajaran. Siswa ditekankan pada aspek soft skills baik secara mandiri

maupun secara kelompok.

2. Kemandirian

Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk

memutuskan dan mengerjakan sesuatu atas inisiatif sendiri tanpa bantuan orang

lain. Kemandirian mempunyai ciri percaya diri dan berinisiatif. Percaya diri akan

membuat semangat melakukan usaha. Inisiatif kerja sendiri akan lebih

memaksimalkan usaha dibanding dengan kerja karena dorongan orang lain,

apalagi dibarengi ide kreatif serta inovatif.

3. Kerjasama Tim

Kerjasama tim adalah usaha memadukan kemampuan individu untuk tujuan

bersama (kelompok). Sebuah tim sangat membutuhkan kemauan untuk saling

Page 46: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

25

bekerjasama menyelesaikan pekerjaan. Saling mendukung dan mengerti satu sama

lain merupakan kunci dari kesuksesan suatu tim. Dengan kerjasama sebuah tim

akan menjadi solid dan saling melengkapi. Kerjasama sangat berpengaruh

terhadap tujuan yang dicapai dalam tim tersebut.

Kemampuan soft skills (non teknis/akademis) dan hand skills (kemampuan

teknis/akademis) dalam pembelajaran di sekolah harus dipadukan untuk

mencapainya keselarasan. Kemampuan soft skills merupakan komplemen dari

hard skills yang dimiliki oleh seseorang. Pentingnya keselarasan soft skills dan

hard skills dalam pembelajaran maka sudah menjadi kewajiban pendidik untuk

menerapkanya. Menurut Widarto (2011: 48) bahwa soft skills dapat di

integrasikan melalui pelajaran dalam pendidikan dengan menggunakan strategi

pembelajaran yang terpusat pada siswa. Sutiarso (2014: 10) menyatakan Soft skills

merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan, dicontohkan, dan ‘ditularkan’

kepada orang lain dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran.

Soft skills dapat ditularkan saat pembelajaran berlangsung meningkatkan

ketercapian tujuan pembelajaran. Menurut Sailah (2008: 37) bahwa penularan soft

skills dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu lecturer role model, messege on the

week, dan hidden curriculum. Lecturer role model merupakan penularan soft skills

dengan contoh figur dalam hal ini yaitu guru. Misalnya jika ingin meningkatkan

atau mengajarkan disiplin kepada siswa maka guru haruslah menberi contoh

prilaku disiplin kepada siswa. Messege on the week merupakan penularan softs

skills dengan cara penyampaian pesan atau kata-kata mutiara yang bermakna

dalam kehidupan. Dapat juga dilakukan dengan berbagi inspirasi atau diskusi

Page 47: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

26

dengan sesama siswa. Hidded curriculum merupakan penularan dengan cara

menambahkan atau menyisipkan soft skills dalam kurikulum atau pelaksanaan

pembelajaran.

Pengembangan soft skills dengan pendekatan atau model pembelajaran pada saat

ini dirasa sangat penting. Pengembangan soft skills dalam pembelajaran dapat

dilakukan dengan berbagai model, misalnya model pelatihan dan pembelajaran

berbasis proyek, (project based learning) pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning), pembelajaran terlibat secara langsung (hands-on

learning), pembelajaran berbasis aktivitas (activities based learning),

pembelajaran berbasis kerja (work based learning), dan pembelajaran generatif

(generative learning). Integrasi soft skills dengan model pembelajaran diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar dan mutu pendidikan.

E. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas dalam bahasa ingris “Effective” berarti berhasil, tepat atau

manjur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata

dasar efektif, mempunyai arti akibat, pengaruh, atau hasil guna. Efektivitas dapat

diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana akibat, pengaruh

atau hasil guna dari rencana yang dicapai.

Efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat di capai sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Menurut Triyanto (2009:

20) bahwa efektivitas pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

melaksanakan proses pembelajaran. Menurut Miarso (2004: 516) bahwa

Page 48: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

27

efektivitas pembelajaran adalah pembelajaran yang bermanfaat dan bertujuan bagi

para pelajar, melalui prosedur pembelajaran yang tepat. Dunne (1996: 12)

berpendapat bahwa efektivitas pembelajaran memiliki dua karakteristik pertama

ialah memudahkan murid belajar dan memberi manfaat dengan sesuatu hasil

belajar yang diinginkan, kedua bahwa keterampilan atau kemampuan yang diakui

oleh mereka yang berkompeten menilai.

Pembelajaran dikatakan efektif jika minimal 75 % dari jumlah siswa yang

mengikuti tes mencapai KKM, rata-rata indek n-gain kemampuan matematis

siswa mempunyai peningkatan dengan kriteria tinggi sebelum dan sesudah

pembelajaran. Peran guru sebagai desainer diharapkan mampu merancang dan

menejemen apa yang menjadi standar pembelajaran yang berhasil dan efektif.

Guru sebaiknya mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan pada

akhirnya dapat menumbuhkan motivasi serta peningkatan keterampilan sesuai

tujuan pembelajaran.

F. Komunikasi Matematis

Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana seseorang atau beberapa orang

menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan atau orang lain. Istilah

komunikasi dalam bahasa ingris disebut communication, yang berasal dari bahasa

communis yang memiliki arti sama atau bersama. Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) mengartikan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau

berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Komunikasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 49: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

28

Komunikasi matematis merupakan hal penting yang harus dikuasai dalam

pembelajaran matematika. Matematika selain sebagai pemecahan masalah,

penemuan pola, dan menarik kesimpulan namun juga sebagai alat untuk

mengkomunikasikan ide pemikiran dengan jelas dan ringkas. Pembelajaran

matematika dalam kelas juga termasuk ke dalam pembelajaran sosial karena

melibatkan minimal dua pihak yaitu guru dan siswa. Mengkomunikasikan dan

memahami antara pertukaran informasi pengalaman dalam proses belajar

merupakan aspek yang sangat penting.

Pendapat tentang pentingnya komunikasi dalam pembelajaran matematika

dinyatakan dalam NCTM (2000: 63) bahwa program pembelajaran matematika

sekolah harus memberi kesempatan kepada siswa untuk: 1) Menyusun dan

mengaitkan berpikir matematik (mathematical thinking) mereka melalui

komunikasi, 2) Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara logis

dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan orang lain, 3) Menganalisis

dan menilai mathematical thinking dan strategi yang dipakai orang lain,

4) Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika

secara benar.

Komunikasi matematika dapat diungkapkan baik secara lisan maupun tertulis.

Menulis atau menginterprestasikan masalah matematika ke dalam ide, model serta

simbol merupakan salah satu kegiatan pembelajaran matematika. Menurut

Albania (2010: 6) bahwa menulis matematika bermanfaat dalam meningkatkan

kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, komunikasi matematika, dan

berpikir kritis. Sepaham dengan pernyataan tersebut Shadiq (2008: 33)

Page 50: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

29

menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dapat

dilakukan dengan memberikan berbagai kesempatan baik individu maupun

berkelompok untuk mendengar, berbicara, menulis, membaca, dan

mempresentasikan.

Ada dua alasan penting komunikasi menjadi salah satu fokus dalam pembelajaran

matematika. Pertama, matematika pada dasarnya adalah sebuah bahasa bagi

matematika itu sendiri. Kedua, belajar dan mengajar matematika merupakan

aktivitas sosial yang melibatkan paling sedikit dua pihak, yaitu guru dan murid.

Standar komunikasi menitikberatkan pada pentingnya dapat berbicara, menulis,

menggambarkan, dan menjelaskan konsep-konsep matematika.

Belajar berkomunikasi dalam matematika membantu perkembangan interaksi dan

pengungkapan ide-ide di dalam kelas karena siswa belajar dalam suasana yang

aktif. Ketika siswa berpikir, menanggapi, membahas, menulis, membaca,

mendengarkan, dan menanyakan tentang konsep-konsep matematika, mereka

memperoleh manfaat ganda. Mereka berkomunikasi untuk belajar matematika,

dan mereka belajar untuk berkomunikasi matematis. Kemampuan komunikasi

matematis adalah kemampuan untuk menyampaikan sesuatu yang diketahui

dengan merefleksikan, membuat, menyampaikan, membaca, menyusun dan

menjelaskan tentang matematika yang telah diketahuinya.

Komunikasi matematika secara tertulis dapat berupa uraian konsep, pemecahan

masalah dan pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa

dalam menyelesaikan masalah. Komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan

penjelasan verbal suatu gagasan, penjelasan dan ide konsep matematika yang

Page 51: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

30

dapat terjadi melalui interaksi antara siswa. Kemampuan komunikasi matematis

pada penelitian ini di batasi pada kemampuan komunikai matematika secara

tetulis.

Kemampuan komunikasi matematis tertulis dapat mendorong siswa untuk

membangun pengetahuan tentang konsep dan ide-ide mereka sendiri tentang apa

yang telah mereka pelajari dengan tepat. Menurut Idris (2009: 42) bahwa menulis

mempunyai tujuan untuk menciptakan situasi dimana siswa melakukan tugas

dengan cara mencari dan mengalami sendiri serta merefleksikan apa yang mereka

lakukan sehingga matematika menjadi lebih bermakna. Aktivitas menulis dalam

proses pembelajaran memberikan keuntungan bagi guru untuk mengidentifikasi

kesalahan penafsiran sebuah konsep yang siswa pelajari dalam materi matematika.

Menurut Sumarmo (2017: 61) bahwa kemampuan komunikasi matematis

merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai

kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk:

1. Merefleksikan dan menjelaskan pemikiran siswa mengenai ide dan hubungan

matematika;

2. Menformulasikan definisi matematika dan menggeneralisasi;

3. Membaca wacana matematika dengan pemahaman;

4. Mengklasifikasikan dan memperluas pertanyaan matematika yang

dipelajarinya;

5. Menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematika dan peranya terhadap

pengembangan ide matematika.

Page 52: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

31

Kemampuan komunikaasi matematis yang baik adalah apabila telah memenuhi

indikator kemampuan komunikasi matematis. Adapun indikator kemampuan

komuniasi matematis adalah sebagai berikut.

1. Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri,

membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan, konkret,

grafis dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika

yang dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, menulis tentang matematika,

membuat kesimpulan, menyusun argument dan generalisasi.

2. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram

kedalam ide matematika.

3. Mathematical expression, yaitu mengekpresikan konsep matematika dengan

peristiwa sehari-hari dalam bahasa dan simbol matematika.

G. Penelitian Yang Relevan

Pembahasan yang relevan merupakan urutan sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan ada hubunganya

dengan penelitian yang hendak dilakukan. Dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian yang relevan terkait tentang desain soft skills pembelajaran matematika

berbasis model generatif untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa yaitu:

1. Sarjiati (2016) di Surakarta, Magister Pendidikan Ekonomi, Universitas

Sebelas Maret, dengan judul Model Pengembangan Soft Skills Dalam

Pembelajaran Praktik Untuk Kesiapan Kerja Siswa Paket Keahlian

Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 1 Purwodadi. Penelitian ini

Page 53: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

32

menunjukkan bahwa produk model pengembangan soft skills yang

dikembangkan efektif dalam pembelajaran praktik.

2. Sutiarso (2014) yang dimuat dalam jurnal pendidikan MIPA Vol. 15 No. 1,

dengan judul Implementasi Lesson Study Melalui Metode Inkuiri Untuk

Meningkatkan Soft Skills Mahasiswa Calon Guru Matematika. Penelitian ini

menunjukan bahwa penerapan lesson study dapat meningkatkan soft skills

mahasiswa, dan aktivitas mahasiswa dari inkuiri.

3. Arliani dan Hidayati (2012) yang dimuat dalam jurnal Pythagoras UNY Vol.

07, No.1 dengan judul Identifikasi Kebutuhan Soft Skills Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNY dalam Rangka Membentuk Insan

Cendekia, Mandiri, dan Bernurani. Penelitian menunjukkan terkait dengan

kebutuhan soft skills yang paling dibutuhkan, sebagian besar mahasiswa

menganggap aspek kepribadian, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan

berinisiatif merupakan aspek prioritas utama yang harus diperhatikan untuk

menuju terwujudnya insan cendekia, mandiri, bernurani sedangkan

keterampilan.

4. Moma, (2015) dimuat dalam jurnal Cakrawala Pendidikan Th. XXXIV, No. 2.

dengan judul Peningkatan Soft Skils Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis

Generatif. Penelitian ini menunjukan bahwa soft skillss dapat di tingkatkan

melalui pembelajaran generatif.

5. Rahmawati, (2015) dimuat dalam Jurnal Riset Pendidikan Matematika UNY

Vol. 1 No. 1 dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

Page 54: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

33

Berbasis Masalah Untuk Siswa SMP. Penelitian ini menunjukkan

pengembangan sebuah produk berupa buku pengembangan model

pembelajaran matematika berbasis masalah yang efektif dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa SMP.

H. Definisi Operasional

1. Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam

menyampaikan sesuatu yang diketahui dengan merefleksikan, membuat,

menyampaikan, menyusun, dan menjelaskan tentang matematika yang telah

diketahui. Pengukuran kemampuan komunikasi matematis secara tertulis

dilakukan dengan indikator (1) Written text, yaitu memberikan jawaban dengan

menggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan

menggunakan lisan, tulisan, konkret, grafis dan aljabar, menjelaskan dan

membuat pertanyaan tentang matematika yang dipelajari, mendengarkan,

mendiskusikan, menulis tentang matematika, membuat kesimpulan, menyusun

argument dan generalisasi, (2) Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata,

gambar, dan diagram kedalam ide matematika, (3) Mathematical expression, yaitu

mengekpresikan konsep matematika dengan peristiwa sehari-hari dalam bahasa

dan simbol matematika.

2. Soft Skills

Soft skills adalah kemampuan atau keterampilan yang diperlukan untuk

mengembangkan diri dalam hubungan dengan diri sendiri, kelompok, masyarakat,

serta sang pencipta. Atribut soft skills yang dikembangkan dalam penelitian ini

diantaranya kerjasama tim, kemandirian, kerja keras).

Page 55: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

34

3. Model Pembelajaran Generatif

Model pembelajaran generatif adalah model pembelajaran dimana siswa

mengkonstruksikan atau membangun pengetahuan baru dengan pengetahuan yang

dimiliki secara mandiri. Pembelajaran generatif terdiri dari 4 elemen dasar yaitu

mengingat (remembering), menggabungkan (integration), mengolah (organizing),

dan memerinci (elaboration). Tahapan pembelajaran generatif terdiri dari 4 tahap

yaitu eksplorasi atau pendahuluan, pemfokusan, tantangan, dan penerapan.

4. Efektivitas pembelajaran

Efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan setelah menggunakan desain

soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif dengan mengacu

pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi bangun ruang sisi datar.

Pembelajaran dikatakan efektif jika (1) minimal 75 % dari jumlah siswa yang

mengikuti tes mencapai KKM yang ditentukan sekolah (2) skor rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran menggunakan

desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif lebih tinggi

dari pada skor rata-rata yang menggunakan pembelajaran konvesional (3) rata-rata

indek n-gain kemampuan komunikasi matematis siswa mempunyai peningkatan

dengan kriteria tinggi.

I. Kerangka Berpikir

Banyak kritikan muncul terhadap pembelajaran matematika yang masih

mengedepankan pencapaian dan penguasaan suatu materi tanpa dapat merasakan

dan mengaplikasikan manfaat dari materi yang dipelajarinya sehingga materi

Page 56: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

35

matematika menjadi kurang bermakna bagi siswa. Pembelajaran tidak hanya

menegedepankan hasil namun proses juga harus menjadi fokus perhatian.

Berdasarkan penelitian pendahuluan diperoleh data bahwa permasalahan yang di

dapat salah satunya adalah siswa masih sulit memahami materi yang diajarkan.

Mereka masih bingung dalam menyatakan permasalahan dalam bahasa

matematika sehingga tidak memahami apa yang harusnya mereka selesaikan.

Permasalahan tersebut berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis.

Sedangkan masalah yang lain adalah mengenai kemampuan soft skills saat

pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan permasalahan

tersebut, penting untuk ditingkatkan adalah kemampuan komunikasi serta

pengembangan soft skills siswa.

Pembelajaran matematika tidak hanya mengedepankan aspek hard skills namun

juga soft skills. Pembelajaran harus mampu memberikan ruang dan suasana bagi

siswa untuk berkontribusi dan berpartisipasi sehingga siswa dapat

mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh untuk

diaplikasikan dalam kehidupan. Sepantasnya pembelajaran soft skills mendapat

perhatian khususnya di sekolah yang menjadi tempat siswa dalam

mengembangkan soft skills. Pendidik/guru sedapat mungkin memberikan muatan-

muatan soft skills dalam pembelajaran.

Atribut Soft skills yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya kerjasama tim,

kemandirian, kerja keras. Kerjasama tim merupakan soft skills diamana siswa

harus mampu memadu kemampuan individu dengan kemampuan kelompok dalam

pembelajaran tim. Kemadirian adalah sikap yang memungkinkan seseorang dalam

Page 57: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

36

mengambil keputusan atas inisiatif sendiri dengan demikian seseorang mampu

mengambil keputusan untuk mengembangkan diri. Kerja keras merupakan

kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh semangat untuk mencapai

tujuan, siswa yang mempunyai kemampuan kerja keras tinggi akan lebih

meningkatkan hasil belajar karena mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. Soft

skills yang dikembangkan akan mampu mempengaruhi efektifitas model

pembelajaran dan meningkatkan prestasi serta tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran yang dikembangkan dengan pengembangan soft skills adalah

model pembelajaran generatif. Desain pengembangan yang dimaksud adalah

model pembelajaran generatif yang di dalam tahapan pembelajaranya

dikembangkan dengan menambah sebuah kegiatan stimulan soft skills

pembelajaran matematika yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kegiatan

stimulan tersebut adalah Berbisik Rumus, Gambar Bersama, Lempar Rumus, dan

Mengingat Tulisku. Desain pengembangan ini diharapkan dapat menfasilitasi

guru dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Dengan

meningkatnya kemampuan komunikasi matematis serta soft skills diharapkan

pembelajaran lebih bermakna.

J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dan pengembangan ini adalah (1) desain soft skills

pembelajaran matematika berbasis model generatif secara efektif dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, (2) peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan desain soft skills

pembelajaran matematika berbasis model generatif lebih tinggi daripada

Page 58: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

37

peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan

pembelajaran konvesional.

Page 59: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

38

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan desain soft skills

pembelajaran matematika berbasis model generatif yang dapat meningkatkan

kemampuan matematis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Research & Development (R&D), yaitu suatu penelitian proses yang digunakan

untuk mengembangkan dan menvalidasi data produk-produk pendidikan. Menurut

Sugiyono (2011: 407) bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah

“metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut, supaya dapat berfungsi di masyarakat luas”.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bord and Gall (dalam Hasyim,

2016: 42), yaitu “a proses use to develop and validite educational products”,

penelitian pengembangan merupakan sebuah proses yang digunakan untuk

mengembangkan dan menvalidasi produk pendidikan.

Penelitian dan pengembangan dalam hal ini digunakan sebagai pendekatan untuk

mengembangkan desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model

generatif yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Desain ini

dikembangkan supaya dapat mengatasi masalah kesenjangan soft skills

pembelajaran dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Page 60: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

39

berdasarkan uraian tersebut dapat simpulkan penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan (research and development) yang digunakan untuk menghasilkan

produk desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif yang

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas VIII

SMP Negeri 2 Bunga Mayang serta menguji keefektifannya.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bunga Mayang pada semester genap

tahun pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Bunga Mayang. Alasan yang mendasari penelitian ini

mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Bunga Mayang khususnya siswa kelas VIII

adalah sebagai berikut:

1. Sekolah tersebut mengijikan digunakan untuk kegiatan penelitian

2. Proses pengambilan data dilakukan dengan mudah karena peneliti bekerja di

wilayah kecamatan yang sama

3. Peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sesuai dengan peneliti.

C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur pengembangan desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

model generatif ini mengacu pada prosedur Research & Development dari Borg

& Gall (1989) melalui beberapa modifikasi. Langkah-langkah penelitian

pengembangan sebagai berikut:

1. Research and information collecting (studi pendahuluan)

2. Planning (merencanakan penelitian)

Page 61: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

40

3. Develop preliminary from of product (mengembangan desain)

4. Preliminary field testing (uji coba lapangan awal)

5. Main product revision (revisi hasil uji coba)

6. Main field test (uji lapangan produk utama)

7. Operational product revision (revisi produk)

8. Operational field testing (uji coba lapangan secara luas)

9. Final product revision (revisi produk final)

10. Dissemination and implementation (desiminasi dan implemnetasi produk).

Penelitian pengembangan desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

model generatif ini bersifat terbatas, tahapan R&D hanya dilakukan hingga

langkah 7. Operational product revision atau revisi produk. Langkah penelitian

dan pengembangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Research and Information Collecting (Studi Pendahuluan)

Langkah awal melakukan studi pendahuluan dan pengumpulan data adalah

mengkaji proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Bunga Mayang Kelas VIII

sebagai salah satu acuan dalam penyusunan desain. Studi literatur juga dilakukan

untuk mendapatkan analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) materi pembelajaran serta mengkaji penelitian yang relevan.

2. Planning (Merencanakan Penelitian)

Setelah melakukan studi pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan langkah

kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencanaan penelitian dan pengembangan

ini meliputi menentukan tujuan pengembangan, menentukan rancangan rencana

pelaksanaan pembelajaran, dan prosedur pengembangan.

Page 62: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

41

3. Develop Preliminary From Of Product (Pengembangan Desain)

Peneliti setelah mengkaji studi pendahuluan dan perencanaan kemudian

menyusun rancangan berupa draf pengembangan desain soft skills pembelajaran

matematika berbasis model generatif. Draf tersebut mencakup tahapan

pembelajaran yang akan dituangkan dalam desain. Desain yang telah disusun

oleh peneliti kemudian divalidasi. Validasi desain merupakan proses kegiatan

untuk menilai instrumen-instrumen akan lebih efektif atau tidak serta apakah

masih terdapat kekurangan atau tidak dalam model yang dikembangkan. Validasi

di sini masih bersifat penilaian validasi berdasarkan rasional belum fakta

lapangan. Validasi dilakukan oleh peneliti dengan penilaian dan rekomendasi para

ahli/pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai, serta perbaikan pada desain

yang peneliti susun, antara lain:

a. Validasi ahli materi (content)

Validasi ahli materi bertujuan untuk mendapatkan penilaian yang mencerminkan

ketepatan dan kesesuaian materi yang dikembangkan.

b. Validasi ahli pengembangan desain (construct)

Validasi ahli pengembangan desain bertujuan untuk mendapatkan informasi

tentang penilaian terhadap desain yang dikembangkan terkait dengan model

pembelajaran dan pengembangannya.

c. Validasi praktisi

Validasi praktisi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang

penilaian dan saran keefektifan model/desain, keterlaksanaan, dan kesesuaian

pengembangan desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model

generatif. Desain yang telah divalidasi oleh ahli kemudian direvisi sesuai saran

Page 63: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

42

dan arahan. Selain melakukan revisi, penulis pada tahap ini juga melakukan

analisis terhadap lembar penilaian desain yang diberikan kepada ahli. Validasi

ahli dilakukan untuk mengetahui kebenaran isi dan format desain soft skills

pembelajaran matematika berbasis model generatif yang dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi siswa.

4. Preliminary Field Testing (Uji Coba Lapangan Awal)

Uji coba lapangan awal merupakan bagian yang penting dalam penelitian

pengembangan setelah rancangan model selesai. Uji coba yang dilakukan dengan

uji keterlaksanaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kegiatan pembelajaran

terlaksana dengan baik atau tidak. Untuk mengetahui keterlaksanaan data berupa

lembar angket keterlaksanaan dengan dua pilihan jawaban ya dan tidak. Uji coba

lapangan awal dilakukan pada satu kelas yang berbeda dengan kelas penelitian.

Uji coba ini dilakukan pada satu kelas yaitu kelas VIII 3 SMP Negeri 2 Bunga

Mayang. Uji coba dilakukan satu kali pertemuan pembelajaran yang mana dalam

pertemuan tersebut di hadiri oleh observer atau pengamat. Observer diminta untuk

melakukan pengamatan, saran dan tanggapan mengenai proses pembelajaran

yang berlangsung dengan menggunakan desain soft skills pembelajaran

matematika berbasis model generatif.

5. Main Product Revision (Revisi Hasil Uji Coba)

Revisi hasil uji coba lapangan awal dilakukan setelah pelaksanaan uji coba

dengan mengacu pada hasil analisis data dari angket observer serta saran dan

masukan yang diberikan. Desain model yang sudah diujicoba kemudian direvisi.

Page 64: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

43

Hasil dari perbaikan revisi dan sudah baik maka siap untuk diujicoba lapangan di

kelas dalam pembelajaran.

6. Main Fiedl Test (Uji Lapangan)

Uji lapangan utama dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk. Uji coba

lapangan utama menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen (menggunakan

desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif) dan kontrol

(menggunakan model pembelajaran konvesional). Pada tahap uji lapangan produk

utama ini, desain penelitian yang digunakan adalah pretest dan posttest control

group design sebagaimana yang dikemukakan Fraenkel dan Wallen (1993: 248)

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Uji Lapangan

KelompokPerlakuan

Pretest Pembelajaran PosttestE Y1 Desain Soft Skills Pembelajaran Matematika

Berbasis Model GeneratifY2

K Y1 Pembelajaran konvesional Y2

Keterangan:E = kelas eksperimenK = kelas kontrolY1 = dilaksanakan pretest instrumen tes pada kelas eksperimen dan kontrolY2 = dilaksanakan posttest instrumen tes pada kelas eksperimen dan kontrol

Kelas dipilih secara purposive sampling sebagai kelas eksperimen VIII 4 dengan

jumlah 28 siswa dan VIII 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 30 siswa.

Pelaksanaan uji coba di awali dengan pretest untuk mengetahui kemampuan awal

kemudian pemberian treatment dan di akhir pertemuan di beri posttest untuk

mengukur hasil belajar matematika siswa.

Page 65: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

44

7. Operation Product Revision (revisi produk)

Pada tahap ini produk revisi berdasarkan masukan dan temuan hasil uji coba

lapangan untuk perbaikan dan penyempurnaan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tiap tahapan

penelitian pengembangan. Uraian analisis data yang digunakan pada penelitian

adalah:

1. Instrumen Studi Pendahuluan

Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi dan wawancara. Lembar

observasi digunakan saat melakukan pengamatan mengenai permasalahan dalam

pembelajaran. Wawancara, digunakan untuk melakukan wawancara dengan guru

dan siswa setelah melakukan observasi mengenai permasalahan yang ada dalam

pembelajaran matematika.

2. Instumen Validasi Ahli

Instrumen dalam validasi desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

model generatif diserahkan kepada ahli materi, dan praktisi. Instrumen yang

diberikan berupa angket pernyataan skala likert dengan empat pilihan jawaban,

yaitu sangat baik, baik, kurang, dan sangat kurang, serta dilengkapi komentar dan

saran dari para ahli.

a. Angket uji validasi desain dan model pembelajaran

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kevalidan desain dan model

pembelajaran yang digunakan. Angket memuat pernyataan kevalidan tentang

Page 66: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

45

sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, dampak instruksional dan pengiring yang

terdapat dalam desain dan model pembelajaran yang dikembangkan. Adapun kisi-

kisi penilaian yang divalidasi adalah seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Desain dan Model Pembelajaran

No PenilaianSintak

1 Ketercakupan langkah-langkah pembelajaran dalam rangkaian kegiatan pembelajaran.

2Kesinambungan langkah-langkah pembelajaran dalam rangkaian kegiatanpembelajaran

3Potensi keterlaksanaan lanngkah-langkah pembelajaran dalam rangkaian kegiatanpembelajaran

Sistem Sosial4 Ketercakupan sistem sosial dalam rangkaian kegiatan pembelajaran.5 Potensi terciptanya sistem sosial dalam rangkaian kegiatan pembelajaran6 Potensi keterlaksanaan sistem sosial dalam rangkaian kegiatam pembelajaran

Prinsip Reaksi7 Ketercakupan prinsip reaksi dalam rangkaian kegiatan pembelajaran8 Potensi keterlaksanaan prinsip reaksi dalam rangkaian kegiatan pembelajaran

Dampak Intruksional dan Pengiring

9Ketercakupan dampak intruksional dan pengiring dalam rangkaian kegiatanpembelajaran

10Potensi ketercapaian dampak instruksional dan pengiring dalam rangkaian kegiatanpembelajaran

b. Angket uji validasi materi

Instrumen ini digunakan untuk menguji substansi perangkat pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian. Perangkat yang diuji diantaranya silabus, RPP,

LKPD, dan instrumen tes hasil belajar. Instrumen ini meliputi kesesuaian

indikator dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Instrumen

diisi oleh pakar matematika.

Angket uji validasi materi pada silabus menggunakan instrumen untuk

menvalidasi silabus dengan kriteria (1) aspek isi, meliputi kesesuaian silabus

dengan KD dan indikator, kegiatan dirancang dengan desain pembelajaran

matematika berbasis model generative, (2) aspek bahasa, meliputi penggunaan

Page 67: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

46

bahasa sesuai dengan EYD, kesederhanaan struktur kalimat, (3) aspek waktu,

meliputi kesesuaian pemilihan alokasi waktu.

Angket penilaian validasi RPP dengan kriteria (1) aspek perumusan tujuan,

meliputi kesesuaian RPP dengan KD, indikator dan tujuan pembelajaran, (2)

aspek isi yang di sajikan, meliputi sistematika penyusunan RPP, tahapan

pembelajaran yang di rancang berdasarkan desain soft skills pembelajaran

matematika berbasis model generatif dan intrumen penilaian, (3) aspek bahasa,

meliputi penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, (4) alokasi waktu, meliputi

kesesuaian penggunaan alokasi waktu yang didasarkan pada KD.

Angket penilaian validasi LKPD dengan kriteria (1) aspek kelayakan isi, meliputi

kesesuaian materi dengan KI dan KD, kelayakan materi, mendorong

keingintahuan, (2) aspek kelayakan penyajian, meliputi teknik penyajian,

kelengkapan penyajian, mendorong keingintahuan, koherensi dan keruntunan

proses pembelajaran, (3) aspek pembelajaran generatif, meliputi karakteristik

pembelajaran generatif.

c. Angket uji validasi media

Instrumen ini digunakan untuk menguji substansi LKPD sebagai media

pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Instrumen ini berisi angket

tentang kelayakan kegrafisan dan bahasa yang didalamnya memuat ukuran, desain

isi, kelugasan, kekomunikatif, kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan penggunaan

istilah. Kisi-kisi instrumen validasi LKPD oleh ahli media dipaparkan dalam

Tabel 3.3.

Page 68: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

47

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi LKPD oleh Ahli Media

Kriteria Indikator

Aspek kelayakan grafisUkuranDesain sampulDesain isi

Aspek kelayakan bahasa

LugasKomunikatif penyajianKesesuaian dengan kaidah bahasaPenggunaan istilah, simbol maupun lambang

d. Angket validasi praktisi

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tanggapan praktisi tentang produk

yang dikembangkan. Subtansi yang di uji yaitu, desain model pembelajaran,

silabus, RPP, LKPD, dan instrumen tes hasil pembelajaran. Adapun instrumen

dan kisi-kisi yang digunakan dalam validassi praktisi ini sama dengan validasi

ahli materi.

3. Instrumen Uji Lapangan Awal

Instrumen ini diberikan kepada observer yang melakukan pengamatan untuk

mengetahui keterlaksanaan desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

model generatif. Instrumen yang diberikan berupa lembar observasi yang berisi

pernyataan keterlaksanaan proses pembelajaran dengan dua pilihan jawaban yaitu

ya dan tidak. Instrumen mengacu keterlaksanaan sintak, sistem sosial, prinsip

reaksi, sistem pendukung, dampak intuksional dan pengiring yang digunakan

dalam pembelajaran.

4. Instrumen Uji Lapangan Utama

Instrumen yang digunakan pada uji lapangan utama ini berbentuk tes. Dalam

kegiatan ini, harus mempersiapkan instrumen tes hasilbelajar. Instrumen ini di

berikan pada siswa di awal dan akhir materi. Sebelum diberikan, instrumen ini di

Page 69: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

48

uji cobakan terlebih dahulu pada kelas lain yang telah menempuh materi bangun

ruang sisi datar untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan

daya pembedanya, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Uji validasi

1) Validasi isi, validasi isi dapat diketahui dengan membandingkan isi yang

terkandung dalam tes kemampuan komunikasi dengan indikator yang telah

ditentukan. Indikator kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud

dijelaskan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Aspek Pemberian Skor Komunikasi Matematis

SkorMenulis

(Written texts)Menggambar (Drawing)

Ekspresi Matematis(Mathematical

Expression)

0Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsepsehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa.

1Hanya sebagian kecil daripenjelasan yang benar.

Hanya sebagian kecilgambar, diagram, atau tabelyang benar.

Hanya sebagian kecilmodel matematika yangbenar.

2

Penjelasan secara matematismasuk akal namun hanyasebagian lengkap dan benar.

Melukiskan diagram, gambaratau tabel secara benarnamun masih terdapat sedikitpenjelasan yang kurang

Membuat modelmatematika denganbenar, namun salahdalam mendapatkansolusi.

3

Penjelasan secara matematismasuk akal dan benar,meskipun tidak tersusunsecara logis atau terdapatsedikit kesalahan bahasa.

Melukiskan diagram, gambaratau tabel secara benar sertapenjelasan lengkap dan logis.

Membuat modelmatematika denganbenar, kemudianmelakukan perhitunganatau mendapatkan solusisecara benar dan lengkap.

4Penjelasan secara matematismasuk akal dan jelas sertatersusun secara logis.

Skor Maksimal = 4 Skor Maksimal = 3 Skor Maksimal = 3

2) Validasi butir soal, validasi butir soal yang dilakukan perhitungan dengan

menggunakan rumus korelasi product moment, (Widoyoko, 2012: 137) yaitu

sebagai berikut:

Page 70: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

49

rxy =

2222

YYNXXN

YXXYN

Keterangan :rxy = koefisien korelasi antara skor soal (x) dan total skor (y)N = banyak subjekX = skor butir soal atau skor item pernyataan/pertanyaanY = skor total

Tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat validitas butir soal dapat dilihat

pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Validitas

Koefisien Korelasi Korelasi Interprestasi Validitas0,90 ≤ rxy < 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi Tepat/baik0,40 ≤ rxy < 0,70 Sedang Cukup tepat/cukup baik0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah Tidak tepat/ buruk

rxy < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk

Koefisien korelasi validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah yang

mempunyai korelasi validitas minimal sedang dengan nilai rxy ≥ 0,40.

Berdasarkah hasil perhitungan uji coba instrumen kemampuan komunikasi

matematis, diperoleh nilai koefisien validitas butir soal disajikan pada tabel 3.6.

Perhitungan lengkap terdapat pada Lampiran B4.

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Nomor Soal rxy Korelasi1a 0,80 Tinggi1b 0,74 Tinggi2 0,77 Tinggi3 0,76 Tinggi4a 0,62 Sedang4b 0,66 Sedang5 0,86 Tinggi

Page 71: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

50

b. Daya pembeda

Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan

antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya

beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi atau

angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Sudijono (2008: 120)

menyatakan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus:

DP =A

BA

I

JJ

Keterangan :DP = indeks daya pembeda butir soal

AJ = jumlah skor jawaban siswa kelompok atas

BJ = jumlah skor jawaban siswa kelompok bawah

AI = jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)

Kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks daya pembeda soal

disajikan dalam tabel Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interprestasi0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik0,40 < DP ≤ 0,70 Baik0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk

DP ≤ 0,00 Sangat Buruk

Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini memiliki interprestasi minimal baik,

atau dengan nilai DP > 0,40. Berdasarkah hasil perhitungan uji coba instrumen

kemampuan komunikasi matematis, diperoleh nilai koefisien daya pembeda

disajikan pada Tabel 3.8. Perhitungan lengkap terdapat pada Lampiran B7.

Page 72: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

51

Tabel 3.8 Daya Pembeda Butir Soal

Nomor Soal Nilai DP Interprestasi1a 0,41 Baik1b 0,41 Baik2 0,47 Baik3 0,58 Baik4a 0,42 Baik4b 0,42 Baik5 0,58 Baik

c. Tingkat kesukaran

Tuingkat kesukaran soal adalah kemampuan soal tersebut menjaring banyaknya

siswa peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika banyak siswa yang

menjawab benar maka taraf kesukaran soal rendah, sebaliknya jika sedikit siswa

yang menjawab benar maka taraf kesukaran soal tinggi. Menurut Sudijono (2008:

372) rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) tiap butir

soal adalah sebagai berikut:

TK =IT

JT

Keterangan:TK = tingkat kesukaran butir soal

X = jumlah skor jawaban siswa pada suatu butir soalIT = jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada butir soal

Tingkat kesukaran suatu butir soal di interprestasikan dalam kategori seperti pada

Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai InterpretasiIK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK 0,30 Sukar

0,30 < IK 0,70 Sedang0,70 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

Page 73: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

52

Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan interpretasi

sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 0,30 ≤ IK ≤ 0,70. Hasil

perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal disajikan pada Tabel 3.10.

Rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada

Lampiran B6.

Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nomor Soal Nilai IK Interprestasi1a 0,70 Sedang1b 0,54 Sedang2 0,57 Sedang3 0,56 Sedang4a 0,48 Sedang4b 0,41 Sedang5 0,42 Sedang

d. Uji reliabilitas tes

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Perhitungan untuk mencari nilai reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha

Cronbach (Arikunto, 2011: 109) yaitu:

2

2

11

t

i

n

nr

Keterangan :r = koefisien reliabilitasn = banyak butir soal

2i = variansi skor butir soal ke-i

2i = variansi skor total

Tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas instrumen ditentukan

berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 3.11.

Page 74: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

53

Tabel 3.11 Koefisien Korelasi dan Interprestasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Korelasi Interprestasi Reliabilitas0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik0,70 ≤ r < 0,89 Tinggi Tepat/baik0,40 ≤ r < 0,69 Sedang Cukup tepat/cukup baik0,20 ≤ r < 0,39 Rendah Tidak tepat/buruk

r < 0,19 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen kemampuan komunikasi

matematis, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,86. Hal ini menunjukkan

bahwa instrumen yang diujicobakan memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga

instrumen tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi

matematis siswa. Hasil perhitungan reliabilitas uji coba instrumen dapat dilihat

pada Lampiran B5.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data Studi Pendahuluan

Data studi pendahuluan berupa hasil observasi dan wawancara di analisis secara

deskriptif sebagai latar belakang diperlukanya penelitian dan pengembangan

untuk desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif. Hasil

review berbagai penelitian, model pembelajaran, serta standar kompetensi dan

kompetensi dasar matematika SMP juga dianalisis secara deskriptif sebagai acuan.

2. Data Kevalidan

Data yang di peroleh saat validasi produk adalah hasil penilaian validator terhadap

skala kevalidan. Analisis yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dan

kualitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator di deskripsikan

Page 75: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

54

secara kualitatif sebagai acuan untuk memperbaiki produk. Data kuantitatif berupa

skor penilaian ahli desain/model, materi, media dan praktisi pembelajaran di

deskripsikan secara kuantitatif menggunakan skala likert dengan 4 skala

kemudian di jelaskan secara kualitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini adalah 4 skala, yaitu:

a. Skor 1 adalah kurang baik

b. Skor 2 adalah cukup baik

c. Skor 3 adalah baik

d. Skor 4 adalah sangat baik

Untuk mengukur presentase kevalidan, data yang berupa skor kemudian diukur

dengan menggunakan rumus:

Persentase =∑ ( × )× ×100%

Keterangan :∑ = Jumlahn = Jumlah seluruh item kuesioner

hasil perhitungan presentase digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

untuk merevisi produk yang dikembangkan menggunakan kriteria penilaian.

Adapun kriteria penilaian tingkat kevalidan dan revisi produk dapat dilihat

ditunjukkan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Kriteria Tingkat Kevalidan

No Persentase (%) Kriteria Kevalidan1. 76-100 Valid/Layak2. 56-75 Cukup Valid/Cukup Layak3. 40-55 Kurang Valid/Kurang Layak4. 0-39 Tidak Valid/Tidak Layak

Page 76: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

55

3. Data Uji Coba Lapangan Awal

Data pada saat uji coba lapangan awal dilakukan dengan menganalisis lembar

observasi yang telah di isi oleh observer. Data ini digunakan untuk mengetahui

keterlaksanaan proses pembelajaran dan ada atau tidak kesalahan pelaksanaan.

Untuk mengetahui keterlaksanaan data berupa lembar angket keterlaksanaan

dengan dua pilihan jawaban ya dengan skor jawaban 1 dan tidak dengan skor 0.

Pada lembar observasi juga diberi kolom komentar dan saran untuk perbaikan

produk. Analisis data dilakukan dengan menghitung presentase keterlaksanaan

desain pembelajaran berupa angket keterlaksanaan dengan rumus:

Persentase =∑ ( × )× ×100%

Keterangan :∑ = Jumlahn = Jumlah seluruh item kuesioner

4. Data Uji Lapangan Produk Utama

Analisis data saat uji lapangan produk utama dilakukan dengan menghitung hasil

pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol

maupun eksperimen. Analisis data yang dilakukuan adalah melakukan uji

normalitas, uji homogenitas, pengujian hipotesis penelitian, dan uji efektifitas N-

gain. Adapun tahapan analisis data uji lapangan produk utama adalah sebagai

berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan salah

satu syarat pengujian selanjutnya apakah menggunakan stratistik parametrik atau

Page 77: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

56

non parametrik. Uji normalitas dilakukan pada dua kelas yaitu kontrol dan

eksperimen. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

uji Kolmogrov Smirnov Z menggunakan SPSS 20. Dengan kriteria pengujian jika

nilai signifikansi P-value > maka data berdistribusi normal, dengan = 0,05.

Adapun hipotesis uji adalah sebagai berikut:

Ho : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

data memiliki variansi yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dalam

penelitian ini menggunakan uji leneve dengan SPSS 20 dengan kriteria pengujian

jika probabilitas Sig > dengan = 0,05 maka hipotesis nol diterima. Dengan

makna lain data homogen. Adapun hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut:

H0 : 21 = 2

2 ( kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen)

H1 : 21 ≠ 2

2 (kedua kelompok populasi memiliki varians yang tidak homogen)

c. Uji hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya yaitu uji

hipotesis. Berdasarkan analisis data uji normalitas dan homogenitas dapat

disimpulkan jika data normal dan homogen maka pengujian hipotesis

menggunakan statistik parametrik dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-

rata yaitu Independent Sample T-Test. Selanjutnya apabila data tidak normal dan

homogen maka menggunakan statistik non parametrik dengan menggunakan uji

Mann-Whitney U adapun hipotesis uji adalah sebagai berikut.

Page 78: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

57

H0 : tidak ada perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

menggunakan desain soft skills pembelajaran berbasis model generatif

dengan pembelajaran konvesional.

H1 : ada perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

menggunakan desain soft skills pembelajaran berbasis model generatif

dengan pembelajaran konvesional.

Jika hipotesis nol ditolak maka perlu di lakukan analisis lanjutan untuk

mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan

desain pembelajaran matematika berbasis model generatif lebih tinggi dari pada

kemampuan komunikassi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran

konvesional. Adapun analisis lanjutan tersebut adalah dengan melihat data sampel

mana yang nilai rata-ratanya lebih tinggi dan di analisis kembali untuk

mengetahui seberapa besar peningkatanya.

d. Uji efektifitas N-gain

Data N-gain digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa

antara sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.. Nilai N-gain ditentukan

dengan rumus sebagai berikut:

N-gain =

Tinggi rendahnya nilai N-gain ditentukan dengan berdasarkan klasifikasi Hake

(1999: 01) dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Page 79: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

58

Tabel 3.13 Nilai Rata-rata N-Gain dan Klasifikasinya

Nilai N-Gain Kriteria0,70 - 1,00 Tinggi0,30 - 0,70 Sedang

0,00 -0,30 Rendah

Page 80: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

114

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil pengembangan yang berupa desain soft skills pembelajaran matematika

berbasis model generatif menunjukkan bahwa valid dan layak digunakan

dengan kategori sangat baik. Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini

adalah tersusun produk berupa buku desain soft skills pembelajaran

matematika berbasis model generatif yang dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matemais siswa (Lampiran D1).

2. Desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif

berdasarkan uji beda kelas eksperimen dan kontrol dapat disimpulkan efektif

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini

dapat dilihat dari rata-rata skor posttest kemampuan komunikasi matematis

siswa yang menggunakan desain soft skills pembelajaran matematika

berbasis model generatif lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi

matematis yang menggunakan pembelajaran konvesional.

3. Hasil analisis indeks n-gain menunjukkan adanya peningkatan skor

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah menggunakan desain soft

Page 81: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

101

skills pembelajaran matematika berbasis model generatif dan peningkatan

tersebut masuk kedalam kriteria tinggi. Peningkatan dapat dilihat dari rata-

rata n-gain kelas eksperimen sebesar 0,75. Sedangkan peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol 0,69 termasuk dalam

peningkatan sedang. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa desain soft

skills pembelajaran matematika berbasis model generatif lebih efektif

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa daripada

pembelajaran konvesional.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dan penelitian ini, dikemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Desain soft skills pembelajaran matematika berbasis model generatif dapat

menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa. Bagi guru yang hendak menggunakan desain soft skills

pembelajaran matematika berbasis model generatif agar memperhatikan (a)

perencanaan dalam memanajemen waktu pembelajaran (b) menyesuaikan

kegiatan stimulan pengembangan soft skills pembelajaran matematika dengan

materi ajar (c) menyesuaikan soft skills yang akan dikembangkan dengan

karakteristik siswa.

2. Kepada penelitian selanjutnya diharapkan (a) hasil penelitian ini dapat

menjadi inspirasi untuk dapat mengembangkan lebih lanjut. (b) penelitian

dan mengembangkan pada ruang lingkup materi yang lain atau pada tingkat

satuan pendidikan yang berbeda, karena penelitian ini dilakukan hanya

Page 82: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

102

terbatas pada materi bangun ruang sisi datar pada pembelajaran matematika

SMP kelas VIII semester genap, (c) melakukan pengujian korelasi dengan

kemampuan matematis dan aspek pendukung lain karena pengujian yang di

analisis dalam penelitian ini hanya pada pengujian korelasi dengan

kemampuan komunikasi matematis.

Page 83: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

103

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. RefikaAditama, Bandung. 128 hlm.

Albania. 2010. Menulis Matematika Menggunakan Sistem Aljabar Komputerdengan Setting Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan PemahamanMatematis dan Kecerdasan Emosi. (Tesis). UPI, Bandung.

Alex, K. 2014. Soft Skill Know Yourself and Know the Word. Rajendra RavindraPrinters, New Delhi. 254 hlm.

Amin, Muhammad. 2017. A Model of Soft Skill Instruction Based on the LocalCulture for Vocational Teacher Candidates in North Sumatra. JurnalPendidikan Vokasi.7:129-138.

Ansari, Bansu Irianto. 2009. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahamandan Komunikasi Matematis Siswa SMU Melalui strategithink-Talk-Write(Disertasi). UPI. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta, Jakarta. 413 hlm.

Brungardt, Christie. 2011. The Intersection Between Soft Skill Development andLeadership Education. Journal of Leadership Education. 10: 1-22.

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran DalamDinamika Belajar Siswa. Deepublish Budi Utama, Yogyakarta. 432 hlm.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Yrama Widya, Bandung. 252 hlm.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007,tentang Standar Proses.

Dunne, Richard & Ted Wragg. 1996. Pembelajaran Efektif (terjemah). RinekaCipta, Jakarta. 196 hlm.

Elfindri., Jimmy Rumengan., Muhammad Basri Wello., Poltak Tobing., FitriYanti., Zein Elfa Eriyanti., Ristapawa Indra. 2011. Soft Skills untuk Pendidik.Baduose Media, Padang. 264

Page 84: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

104

Fraenkel Jack, R. and Wallen Norman, E. 1993 How to Design and EvaluateResearch in Education. 2nd Edition, Mc Graw-Hill Inc, New York. 602 hlm.

Grugulis, Irena. 2016. Skill, Training and Human Resource Development.England: Palgrave Macmilan. 272 hlm.

Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia http://www.physics.indiana.edu/sdi.AnalizingCgange-Gain.pdf/. [20 Desember2017].

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Media, Surabaya. 344 hlm.

Hasyim, Adelina. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan Disekolah. MediaAkademik, Yogyakarta. 130 hlm.

Huda, Miftahul. 2013. Model Model Pengajaran dan Pembelajaran. PustakaPelajar, Jakarta. 358 hlm.

Idris, Norani. 2009. Enhancing Student Understanding in Calculus ThroughWriting. International Electronic Journal of Mathematics Education. Online.Vol 4, (1), 36-55.

Inra, Azwar. 2016. Developing A Model of Soft-Skill Teaching for CivilEngineering Students. J. of Research And Evaluation In Education. 02: 122-134

Joyce, Bruce., & Weill, Marsha. Emily Calhoun. 1996. Models of Teaching.Pustaka Pelajar, Jakarta. 757 hlm.

Lestari, Eka Karunia., M. Ridwan Yudhanegara. 2017. Penelitian PendidikanMatematika. PT. Refika Aditama, Bandung. 366 hlm.

Moma, La. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Self-Efficacy, dan Soft Skills Siswa SMP Melalui Pembelajaran Generatif. TesisPPS UPI.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. PrenadaMedia, Jakarta. 643 hlm.

NCTM. 2000. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.[online] http:// www.nctm.org /standards/content.aspx? Id (6 Desember2017).

Pereira, Orlando Petiz., Carlos Alberto Atcosta. 2017. The Importance of SoftSkill in Univercity Academic Curriculum: The Perception of Students in theNew Society of Knowledge. International Journal of Business and SocialResearch. 07: 25-34.

Page 85: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

105

Putra, Ikhsan., Ariyanti Pratiwi. 2005. Sukses dengan Soft Skills. Bandung:Direktorat Pendidikan Tinggi Institis Teknologi Bandung. 129 hlm.

Putri, L. 2017. Analysis of Mathematical Communication Skills and Confidenceof 10th Grader of SMK in Geometry Material Viewed from Cognitive Style.Unnes Journal of Mathematics Education. 6: 98-107

Rahmawati, Uki. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika BerbasisMasalah untuk Siswa SMP. Jurnal Riset Pendidikan Matematika UNY/ 1: 1 -8.

Sagala, Syarifudin. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung.266 hlm.

Sailah, Illah. 2008. Pengembangan Soft Skill Perguruan Tinggi. DitektoratJenderal Pendidikan Tinggi, Bandung. 58 hlm.

Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada,Jakarta. 236 hlm.

Sarjiati. 2014. Model Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran Praktikuntuk Kesiapan Kerja Siswa Paket Keahlian Administrasi Perkantoran DiSMK Negeri 1 Purwodadi. (Tesis). PPS UNS. Surakarta.

Schulz, Bernd. 2008. The Importance of Soft Skills: Education Beyond AcademicKnowledge. Journal of Language And Communication. 1: 146-154.

Shadiq, Fadjar. 2008. Bagaimana Cara Mencapai Tujuan PembelajaranMatematika di SMK. PPPPTK Matematika, Yogyakarta. 50 hlm.

Sudijono, Anis. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada,Jakarta. 488 hlm.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. AlfabetaBandung. 380 hlm.

Sumar, Warni Tune., Intan, Abdul Razak. 2016. Strategi Pembelajaran DalamImplementasi Kurikulum Berbasis Soft Skill. Deepublish, Yogyakarta. 265hlm.

Sumarmo, Utari. 2017. Hard Skill dan Soft Skill Matematik Siswa.. RefikaAditama, Bandung. 282 hlm.

Sutiarso, Sugeng 2011. Statistika Pendidikan & Pengolahanya dengan SPSS.Aura Creation, Bandar Lampung. 137 hlm.

Page 86: DESAIN SOFT SKILLS PEMBELAJARAN MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/54740/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkontrol. Disimpulkan bahwa (1 ) desain soft skills pembelajaran matematika berbasis

106

Sutiarso, Sugeng 2014. Implementasi Lesson Study Melalui Metode Inkuiri UntukMeningkatkan Soft Skill Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Pendidikan MIPA.5: 9-14.

S, M. J Dewiyani. 2015. Improving Student Soft Skills Using Thingking ProsesProfile Base on Personality Types. International Journal of Evaluation andResearch in Education. 04: 118-129.

Triyanto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. KencanaPrenda Media Grup, Jakarta. 376 hlm.

Tulgan, Bruce. 2015. Bridging the Soft Skills Gab. John Wiley & Sons. Inc, NewJersey. 261 hlm.

Widarto, 2011. Pengembangan Soft Skills Mahasiswa Pendidikan Vokasi MelaluiClop-Work. Paramitra, Yogyakarta. 159 hlm.

Widoyoko, Eko, Putro. 2013. Evaluiasi Program Pembelajaran. Pustaka Belajar,Yogyakarta. 300 hlm.

Wena, Made. 2016. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara,Jakarta. 261 hlm.

Yamin, Martinis., Bansu Irianto Ansari 2012. Taktik MengembangkanKemampuan Individual Siswa. Referensi, Ciputat. 169 hlm.