BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker...

24
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovarium Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu organ reproduksi yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi pembuahan (kehamilan). Indung telur juga merupakan sumber utama penghasil hormon reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen dan progesteron. 15 Kanker ovarium adalah kanker atau tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai tipe histologi, yang dapat mengenai semua umur. 16 Gambar 2.1 Anatomi Ovarium Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim (kanker)

pada satu atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu

organ reproduksi yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini

dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi pembuahan

(kehamilan). Indung telur juga merupakan sumber utama penghasil hormon

reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen dan progesteron.15

Kanker ovarium

adalah kanker atau tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai tipe

histologi, yang dapat mengenai semua umur.16

Gambar 2.1 Anatomi Ovarium

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

8

2.2 Patogenesis 13

Kanker di ovarium terdiri dari berbagai jenis dan multi kompleks. Hal ini akan

menjadi sulit dalam hal menentukan histogenesisnya. Kanker yang berasal dari

epitel, dimulai dengan adanya inklusi epitel permukaan pada stroma yang

berkembang menjadi kista. Selain itu, letak tumor yang tersembunyi dalam rongga

perut dan sangat berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita,

makanya diperlukan stadium kanker agar kita mengetahui seberapa jauh penyebaran

kanker tersebut.9

Stadium kanker ovarium ditentukan berdasarkan pemeriksaan sesudah

laparatomi. Penentuan stadium dengan laparatomi lebih akurat, oleh karena perluasan

tumor dapat dilihat dan ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologi ( sitologi atau

histopatologi ), sehingga terapi dan prognosis dapat ditentukan lebih akurat.13

Stadium tersebut menurut International Federation of Gynecologist and

Obstetricians (FIGO) 1987 sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

9

Tabel 2.1 Stadium kanker ovarium 6

Stadium kanker

ovarium primer

(FIGO, 1987)

Kategori

Stadium I Pertumbuhan terbatas pada ovarium

Ia Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak ada asites

yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan

luar, kapsul utuh.

Ib Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada asites

berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul

intak.

Ic Tumor dengan stadium Ia atau Ib tetapi ada tumor di

permukaan luar satu atau kedua ovarium, atau dengan kapsul

pecah, atau dengan asites berisi sel ganas atau dengan

bilasan peritoneum positif.

Stadium II Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan

perluasan ke panggul.

IIa Perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau tuba.

IIb Perluasan ke jaringan pelvis lainnya.

IIc Tumor stadium IIa atau IIb tetapi dengan tumor pada

permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah, atau

dengan asites yang mengandung sel ganas atau dengan

bilasan peritoneum positif.

Stadium III Tumor mengenai satu atau kedua ovarium, dengan bukti

mikroskopik metastasis kavum peritoneal di luar pelvis,

dan/atau metastasis ke kelenjar limfe regional.

IIIa Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening

negatif tetapi secara histologik dan dikonfirmasi secara

mikroskopik adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan

peritoneum abdominal.

IIIb Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di

permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopik,

diameter tidak melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening

negatif.

IIIc Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm dan/atau

kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.

Stadium IV Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan

metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya

positif dimasukkan dalam stadium IV. Begitu juga

metastasis ke parenkim liver.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

10

2.3 Klasifikasi Kanker Ovarium

Klasifikasi kanker ovarium belum ada keseragamannya, namun tidak ada

perbedaan sifat fundamental. Menurut International Federation of Ginecologic and

Obstetrics (FIGO), kanker ovarium di bagi dalam 3 kelompok besar sesuai dengan

jaringan asal tumor dan kemudian masing-masing kelompok terdiri dari berbagai

spesifikasi sesuai dengan histopatologi:13

2.3.1 Kanker Berasal dari Epitel Permukaan

Kanker yang berasal dari epitel permukaan merupakan golongan terbanyak dan

sebagian besar 85 % kanker ovarium berasal dari golongan ini.13

Lebih dari 80%

kanker ovarium epitel ditemukan pada wanita pascamenopause di mana pada usia 62

tahun adalah usia kanker ovarium epitel paling sering ditemui.7

Jenis-jenis kanker ovarium epitel permukaan :

1. Karsinoma Serosa22

Karsinoma ini merupakan keganasan epitel ovarium yang tersering ditemukan.

Mudah tersebar di kavum abdomen dan pelvis, irisan penampang tumor sebagai

kistik solid. Tumor jenis ini di bawah mikroskop menurut diferensiasi sel kanker

dibagi menjadi diferensiasi baik (benigna) yang memiliki percabangan papilar

rapat, terlihat mitosis, sel nampak anaplastik berat, terdapat invasi intersisial jelas,

badan psamoma relatif banyak. Pada kanker diferensiasi sedang (borderline) dan

buruk (maligna) memiliki lebih banyak area padat, papil sedikit atau tidak ada,

dan badan psamoma tidak mudah ditemukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

11

2. Karsinoma Musinosa22

Karsinoma jenis ini lebih jarang ditemukan dibanding karsinoma serosa. Sebagian

besar tumor multilokular, padat dan sebagian kistik, di dalam kista berisi musin

gelatinosa, jarang sekali tumbuh papila eksofitik, area solid berwarna putih susu

atau merah jambu, struktur rapat dan konsistensi rapuh. Tumor jenis ini di bawah

mikroskop dibagi menjadi tiga gradasi, di mana yang berdiferensiasi baik dan

sedang memiliki struktur grandular jelas, percabangan papila epitel rapat, terdpat

dinding bersama grandular, atipia inti sel jelas, terdapat invasi intersisial. Pada

kanker diferensiasi buruk struktur grandular tidak jelas, mitosis atipikal bertambah

banyak, produksi musin dari sel sangat sedikit.

3. Karsinoma Endometroid13

Kira-kira 20% kanker ovarium terdiri dari karsinoma endometroid. Sebagian besar

tumor berbentuk solid dan di sekitarnya dijumpai kista. Arsitek histopatologi

mirip dengan karsinoma endometrium dan sering disertai metaplasia sel skuamos.

Lebih dari 30 % karsinoma endometroid dijumpai bersama-sama dengan

adenokarsinoma endometrium. Endometroid borderline dan endometroid

adenofibroma jarang dijumpai.

4. Karsinoma Sel Jernih ( Clear Cell Carcinoma )13

Tumor ini berasal dari duktus muleri. Pada umumnya berbentuk solid, sebagian

ada juga berbentuk kistik, warna putih kekuning-kuningan. Arsitek histopatologi

terdiri dari kelenjar solid dengan bagian papiler. Sitoplasma sel jernih dan sering

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

12

dijumpai hopnail appearance yaitu inti yang terletak di ujung sel epitel kelenjar

atau tubulus.

5. Tumor Brenner13

Tumo ini diduga berasal dari folikel. Biasanya solid dan berukuran 5-10 cm dan

hampir bersifat jinak. Tumor ini sering dijumpai insidentil pada waktu dilakukan

histerektomi.

2.3.2 Kanker Berasal dari Sel Germinal Ovarium (Germ Cell )13

T umor ini lebih banyak pada wanita umur di bawah 30 tahun. Di antaranya :

1. Disgerminoma

Adalah tumor ganas sel germinal yang paling sering ditemukan, ukuran diameter

5-15 cm, berlobus-lobus, solid, potongan tumor berwarna abu-abu putih sampai

abu-abu cokelat dengan potongan mirip ikan tongkol. Kelompok sel yang satu

dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan ikat tipis dengan infiltrasi sel radang

limfosit. Gambaran histopatologi mirip dengan seminoma testis pada laki-laki.

Neoplasma ini sensitif terhadap radiasi. Tumor marker untuk disgerminoma

adalah serum Lactic Dehydrogenase (LDH) dan Placental Alkaline Phosphatase

(PLAP).7,13

2. Tumor Sinus endodermal

Berasal dari tumor sakus vitelinus/yock sac dari embrio. Usia rata-rata penderita

tumor sinus endodermal adalah 18 tahun. Berupa jaringan kekuning-kuningan

dengan area perdarahan, nekrosis, degenerasi gelatin dan kistik. Khas untuk tumor

sinus endodermal ini adalah keluhan nyeri perut dan pelvis yang dialami oleh 75%

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

13

penderita. Tumor marker untuk tomor sinus endodermal adalah alfa fetoprotein

(AFP).7,13,22

3. Teratoma Immatur

Angka kejadian mendekati tumor sinus endodermal. Massa tumor sangat besar

dan unilateral, penampang irisan bersifat padat dan kistik, berwarna-warni,

komponen jaringan kompleks, jaringan embrional belum berdiferensiasi

umumnya berupa neuroepitel. Tumor ini mempunyai angka rekurensi dan

metastasis tinggi, tapi tumor rekuren dapat bertransformasi dan immatur ke arah

matur, regularitasnya condong menyerupai pertumbuhan embrio normal. Tumor

marker untuk teratoma immatur adalah alfa fetoprotein (AFP) dan chorionic

gonadotropin (HCG).7,22

4. Teratokarsinoma

Sangat ganas, sering disertai sel germinal lain, AFP dan HCG serum dapat positif.

Massa tumor relatif besar, berkapsul, sering ditemukan nekrosis berdarah. Di

bawah mikroskop tampak sel primordial poligonal membentuk lempeng, pita dan

sarang, displasia menonjol, mitosis banyak ditemukan, nukleus tampak vakuolasi,

intrasel tampak butiran glasial PAS positif.22

2.3.3 Kanker Berasal dari Stroma Korda Seks Ovarium (Sex Cord Stromal)

Tumor yang berasal dari sex cord stromal adalah tumor yang tumbuh dari satu

jenis. Kira-kira 10% dari tumor ganas ovarium berasal dari kelompok ini. Pada

penderita tumor sel granulosa, umur muda atau pubertas terdapat keluhan

perdarahan pervagina, pertumbuhan seks sekunder antara lain payudara membesar

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

14

dengan kolostrum, pertumbuhan rambut pada ketiak dan pubis yang disebut pubertas

prekoks.13

1. Tumor Sel Granulosa-teka13

Kira-kira 60% dari tumor ini terjangkit pada wanita post menopause, selebihnya

pada anak-anak dan dewasa. Tumor ini dikenal juga sebagai feminizing tumor,

memproduksi estrogen yang membuat penderita “cepat menjadi wanita”.

Arsitektur histopatologinya bervariasi yaitu populasi sel padat. Neoplasma ini

dikategorikan low malignant. Pada endometrium sering dijumpai karsinoma.

2. Androblastoma13

Tumor ini memproduksi hormon androgen yang dapat merubah bentuk penderita

menjadi kelaki-lakian atau disebut juga masculinizing tumor. Penyakit ini jarang

dijumpai.

3. Ginandroblatoma13

Merupakan peralihan antara tumor sel granulosa dan arrhenoblastoma dan sangat

jarang.

4. Fibroma13

Fibroma kadang-kadang sulit dibedakan dengan tekoma. Sering disertai dengan

asites dan hidrotoraks yang dikenal sebagai sindroma Meigh.

2.4 Gejala dan keluhan Kanker Ovarium 6

Pada umumnya , kanker ovarium pada masa awal berkembang cenderung tanpa

gejala. Inilah yang menyebabkan kanker ini sulit diketahui sejak dini.15

Lebih dari 70

% penderita kanker ovarum ditemukan sudah dalam usia stadium lanjut.7

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

15

Biasanya, keluhan utama yang dirasakan oleh penderita kanker ini adalah sakit

di bagian abdominal (perut bawah) yang disertai dengan rasa kembung, sulit buang

air besar, sering buang air kecil dan sakit kepala.15

Kalau kanker ovarium ini sudah masuk dalam stadium lanjut, gejalanya pun

bertambah, seperti : Rasa tidak nyaman di bagian perut bawah selama menstruasi

(akibat darah haid yang terlalu deras keluar atau gumpalan darah haid ), rasa kejang

di perut, pendarahan lewat vagina yang tidak normal, serta nyeri di seputar kaki.

15,23

Lebih lanjut, perempuan dengan tumor stromal akan mengalami gejala berikut

akibat dari pengaruh hormon estrogen dan progesteron, seperti terjadi pendarahan

padahal sudah menopause, terlalu cepat mendapat menstruasi, payudara cepat

membesar pada remaja, menstruasi terhenti dan adanya pertumbuhan rambut di

muka dan tubuh.16,23

Tanda paling penting adanya kanker ovarium adalah ditemukannya massa

tumor di pelvis. Bila tumor tersebut padat, bentuknya irreguler dan terfiksir ke

dinding panggul, keganasan perlu dicurigai. Bila di bagian atas abdomen ditemukan

juga massa dan disertai asites, keganasan hampir dapat dipastikan.1,7

2.5 Epidemiologi Kanker Ovarium

2.5.1 Distribusi Frekuensi Kanker Ovarium Berdasarkan Orang

1 dari 67 perempuan berpotensi menderita kanker indung telur sepanjang

hidupnya. Kemugkinan perempuan terkena kanker indung telur ini akan semakin

tinggi dengan bertambahnya usia.15

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

16

Mayoritas kanker indung telur muncul setelah seorang perempuan melewati

masa menopause. Separuh dari kasus kanker indung telur menyerang perempuan di

atasa usia 63 tahun.15

Berdasarkan data dari Survailance, Epidemiology and End Results (SEER) usia

penderita kanker ovarium rata-rata di atas 40 tahun. Dengan gambaran di bawah usia

20 sekitar 1,3%,antara 20 dan 34 sekitar 3,6%, antara 35 dan 44 sekitar 7,4%, antara

45 dan 54 sekitar 18,6%, antara 55 dan 64 sekitar 23,4%, antara 65 dan 74 sekitar

20,1%, antara 75 dan 84 sekitar 17,6% dan tahun 85 sekitar 8,1%. Angka ini

didasarkan kasus yang di diagnosis pada 2005-2009 dari 18 daerah menurut data

SEER.8

2.5.2 Distribusi Frekuensi Kanker ovarium Berdasarkan Tempat.

Insiden dan mortalitas kanker ovarium dalam 30 tahun belakangan tidak

banyak berubah. Insiden tertinggi di negara Amerika Utara, Skandinavia dan Eropa

Utara. Di Amerika Serikat, tahun 2003 terdapat sekitar 25.400 kasus baru kanker

ovarium, di antaranya sekitar 14.300 kasus meninggal karena penyakit tersebut.22

Tahun 2007 di Amerika Serikat insiden kanker ovarium sebanyak 22.220 kasus

baru dan 16.210 kematian. Sementara itu, di Inggris jugan terdapat 6734 kasus baru

dan 4687 kematian.28

Variasi geografis dan etnis yang signifikan telah diobservasi pengaruhnya

terhadap insiden kanker ovarium. Rata-rata tertinggi pada wanita dengan ras

Kaukasian di negara industri misalnya di Amerika Utara dan Eropa. Perbedaan ini

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

17

kemungkinan dijelaskan melalui pola reproduksi dan komponen lingkungan seperti

perbedaan pola makan.21

2.5.3 Distribusi Frekuensi Kanker Ovarium Berdasarkan Waktu

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melaporkan 192.000 kasus di seluruh

dunia di tahun 2000, di mana 6000 kasus kanker ovarium dilaporkan dari Inggris.7

Di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kanker

ovarium 2002-2006 sebanyak 105 orang. 21

Sementara pada tahun 2011 di RSUP. H

Adam Malik terdapat jumlah penderita kanker ovarium sebanyak 126 orang, dimana

106 .14

2.6 Faktor Risiko Kanker Ovarium

2.6.1 Faktor Genetik

Riwayat keluarga merupakan faktor penting dalam memasukkan apakah

seorang wanita memiliki risiko terkena kanker ovarium. Pada umumnya kanker

ovarium epitel bersifat sporadis, 5-10 % adalah pola herediter atau familial. Risiko

seorang wanita untuk mengidap kanker ovarium adalah sebesar 1,6 %. Angka risiko

pada penderita yang memiliki satu saudara sebesar 5 % dan akan meningkat menjadi

7 % bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.16

Menurut American Cancer Society (ACS), sekitar 10 % penderita kanker

ovarium ternyata memiliki anggota keluarga yang terkena penyakit yang sama.

Umumnya, pasien yang memiliki sejarah keluarga yang menderita kanker akibat gen

mutasi BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko sangat tinggi menderita kanker ovarium

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

18

dan diperkirakan mencapai 50-70 % pasien kanker ovarium. Risiko kejadian kanker

ovarium meningkat sesuai dengan pertambahan usia.15,21

2.6.2 Usia

Kanker ovarium pada umumnya ditemukan pada usia di atas 40 tahun. Angka

kejadian akan meningkat semakin bertambahnya usia.3Angka kejadian kanker

ovarium pada wanita usia di atas 40 tahun sekitar 60% penderita, sedangkan pada

wanita usia lebih muda sekitar 40%.6

Mayoritas kanker ovarium muncul setelah

seorang perempuan melewati masa menopause. Di Amerika Serikat, insiden usia

rata-rata kanker ovarium frekuensi tertinggi berada pada rentang umur 40-44 tahun,

di mana dari 15-16 per 100.000 wanita berusia tersebut merupakan penderita kanker

ovarium.3

2.6.3 Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang

wanita.18

Ada beberapa Klasifikasi Paritas, diantaranya:

1. Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan sama sekali.19

2. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar

untuk hidup di dunia luar.19

3. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa

kali.20

4. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih

dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan.20

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

19

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan paritas yang tinggi memiliki

risiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada nulipara, yaitu dengan

risiko relatif 0,7.7

2.6.4 Faktor Hormonal

Penggunaan hormon eksogen pada terapi gejala yang berhubungan dengan

menopause berhubungan dengan peningkatan risiko kanker ovarium baik dari insiden

maupun tingkat mortalitasnya. Peningkatan risiko secara spesifik terlihat pada wanita

dengan penggunaaan hormon estrogen tanpa disertai progesteron karena peran

progesteron yaitu menginduksi terjadinya apoptosis sel epitel ovarium. Pada

kehamilan, tingginya kadar progesteron akan membantu menurunkan risiko tumor

ganas ovarium.16,17

Hormon lain yang juga mempengaruhi tingginya angka kejadian kanker

ovarium yaitu hormon gonadotropin di mana fungsinya untuk pertumbuhan. Menurut

teori yang melakukan percobaan kepada binatang di mana pada percobaan ini

ditemukan bahwa jika kadar estrogen rendah di sirkulasi perifer maka kadar hormon

gonadotropin meningkat. Peningkatan kadar hormon gonadotropin ini ternyata

berhubungan dengan semakin besarnya tumor ovarium pada binatang percobaan

tersebut.7,17

Penekanan kadar androgen juga dapat mempengaruhi kejadian kanker

ovarium. Hal ini berkaitan dengan teori yang pertama kali dikemukakan oleh Risch

pada tahun 1998 yang mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting

dalam terbentuknya kanker ovarium karena didasarkan pada bukti bahwa epitel

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

20

ovarium mengandung reseptor androgen dan dapat menstimulasi pertumbuhan epitel

ovarium normal serta sel-sel kanker ovarium epitel dalam kultur sel. Epitel ovarium

yang selalu terpapar pada androgenik steroid yang berasal dari ovarium itu sendiri

dan kelenjar adrenal, seperti androstenedion, dehidropiandrosteron dan testosterone.7

2.6.5 Faktor Reproduksi

Riwayat reproduksi terdahulu serta durasi dan jarak reproduksi memiliki

dampak terbesar pada penyakit ini. Infertilitas, menarche dini (sebelum usia 12

tahun), memiliki anak setelah usia 30 tahun dan menopause yang terlambat dapat

juga meningkatkan risiko untuk berkembang menjadi kanker ovarium.24

Pada kanker ovarium, terdapat hubungan jumlah siklus menstruasi yang

dialami seorang perempuan sepanjang hidupnya, di mana semakin banyak jumlah

siklus menstruasi yang dilewatinya maka semakin tinggi pula risiko perempuan

terkena kanker ovarium.15

2.6.6 Pil Kontrasepsi

Kontrasepsi berarti mengurangi kemungkinan atau mencegah konsepsi.

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang

cukup penting pada wanita saat ini. Pada tahun 2005, megacu kepada United Nation

di mana lebih dari 660 juta wanita yang menikah atau hidup bersama pada usia

produktif (15-49 tahun) menggunakan beberapa metode kontrasepsi dan 450 juta

orang menggunakan kontrasepsi oral dan Intrauterina Devices (IUD).26

Penelitian dari Center for Disease Control menemukan penurunan risiko

terjadinya kanker ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang memakai

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

21

pil kontrasepsi, yaitu dengan risiko relatif 0,6 . Penelitian ini juga melaporkan bahwa

pemakaian pil kontrasepsi selama satu tahun menurunkan risiko sampai 11%,

sedangkan pemakaian pil kontrasepsi sampai lima tahun menurunkan risiko sampai

50%. Penurunan risiko semakin nyata dengan semakin lama pemakaiannya.7

2.6.7 Kerusakan sel epitel ovarium ( Incessant Ovulation )

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972, yang

menyatakan bahwa pada saat ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium.

Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu. Jika sebelum

penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses penyembuhan

akan terganggu dan tidak teratur sehingga dapat menimbulkan proses transformasi

menjadi sel-sel tumor.7

2.6.8 Obat-Obat yang Meningkatkan Kesuburan (Fertility Drugs )

Obat-obat yang meningkatkan fertilitas seperti klomifen sitrat, yang diberikan

secara oral, dan obat-obat gonadotropin yang diberikan dengan suntikan seperti

follicle stimulating hormone (FSH), kombinasi FSH dengan Luteinizing hormone

(LH), akan menginduksi terjadinya ovulasi atau multiple ovulasi. Menurut hipotesis

incessant ovulation dan hipotesis gonadotropin, pemakaian obat penyubur ini jelas

akan meningkatkan risiko relatife terjadinya kanker ovarium.7

2.6.9 Terapi Hormon Pengganti pada Masa Menopause

Pemakaian terapi hormon pengganti pada masa menopause (menopausal

hormon therapy = MHT) dengan estrogen saja selama 10 tahun meningkatkan risiko

relative 2,2. Sementara itu, jika masa pemakaian MHT selama 20 tahun atau lebih,

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

22

risiko relatif meningkat menjadi 3,2. Pemakaian MHT dengan estrogen yang

kemudian diikuti dengan pemberian progestin, ternyata masih menunjukkan

meningkatnya risiko relatife menjadi 1,5. Oleh karena itu, MHT, khususnya dengan

estrogen saja, secara nyata meningkatkan risiko relatif terkena kanker ovarium.7

2.6.10 Penggunaan Bedak Tabur

Penggunaan bedak tabur langsung pada organ genital atau tissue pembersih

bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) terhadap ovarium. Selain itu, bedak

tabur juga mengandung asbes yaitu bahan mineral penyebab kanker.21

2.7 Pencegahan kanker Ovarium

2.7.1 Pencegahan Primer 15

Pencegahan primer yaitu upaya mempertahankan orang yang sehat agar tetap

sehat atau mencegah orang sehat menjadi sakit. Upaya pencegahan primer dapat

dilakukan dengan pemberian informasi mengenai kanker ovarium, upaya pencegahan

seperti :

1. Pemakaian pil pengontrol kehamilan

Menurut ACS, perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi secara oral (pil

KB) untuk tiga sampai lima tahun diperkirakan mengurangi risiko terkena kanker

indung telur hingga 30 sampai 50 persen lebih rendah.

2. Operasi sterilisasi atau hysterectomy (pengangkatan rahim)

Dari penelitian ACS, operasi sterilisasi, berupa pengikatan saluran indung telur

untuk mencegah kehamilan, mengurangi 67 persen risiko terkena kanker indung

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

23

telur. Sementara untuk pengangkatan rahim, memang terbukti efektif untuk

mencegah kanker rahim.

3. Diet

Gaya diet yang memperbanyak makan sayuran, terbukti mengurangi risiko

terkena kanker indung telur. Apalagi, jika anda membatasi konsumsi daging dan

makanan yang mengandung lemak jenuh.

4. Olahraga

Para penelitian, membuktikan olahraga ringan hingga sedang, namun dilakukan

rutin (minimal 3 kali dalam seminggu dengan waktu olahraga minimal 15 menit)

dapat meningkatkan kekebalan tubuh, memperbanyak antioksidan dan mengurangi

risiko kegemukan. Semua akibat baik dari olahraga itu penting untuk menjaga

kesehatan, termasuk mencegah terkena kanker.

2.7.2 Pencegahan Sekunder 7,15

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghambat progresifitas penyakit,

pencegahan ini dapat dilakukan dengan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.

Diantaranya :

a. Diagnosis Kanker Ovarium

a1. Operasi

Tindakan operasi dilakukan sangat tergantung dari kondisi kesehatan pasien

dan sejauh mana kanker itu telah menyebar dalam tubuh. Di bawah ini ada

contoh-contoh operasi yang kerap dilakukan untuk menghentikan penyebaran

kanker ovarium, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

24

a. Unilateral oophorectomy

b. Bilateral oophorectomy

c. Bilateral salpingectomy

d. Unilateral dan bilateral salpingo-oophorectomy

e. Radical hysterectomy

f. Cytoreduction

a2. Kemoterapi

Merupakan perawatan dengan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat-

obatan kemoterapi di masukkan langsung ke jaringan pembuluh darah atau

diminum. Kemoterapi ini juga penting untuk mencegah kanker menyebar ke organ

tubuh lainnya. Untuk penderita kanker ovarium yang menyerang sel epitel,

biasanya diperlukan 6 kali kemoterapi dengan jarak satu kemoterapi dengan

kemoterapi yang lainnya yaitu 3-4 minggu.

a3. Terapi radiasi

Gunanya untuk membunuh sel penular dengan menggunakn sinar radiasi

tinggi. Walaupun pengobatan ini efektif untuk kebanyakan jenis kanker tapi

jarang digunakan pada pengobatan kanker indung telur.

a4. Ultrasonografi (USG)

USG adalah cara pemeriksaan invasif yang lebih murah. Dengan USG dapat

secara tegas dibedakan tumor kistik dengan tumor yang padat. Pada tumor dengan

bagian padat (echogenik) persentase keganasan makin meningkat. Sebaliknya, pada

tumor kistik tanpa ekointernal (anechogenic) kemungkinan keganasan menurun.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

25

Pemakaian USG transvaginal (transvaginal color flow doppler) dapat

meningkatkan ketajaman diagnosis karena mampu menjabarkan morfologi tumor

ovarium dengan baik. Pemakaian USG transvaginal color Doppler dapat

membedakan tumor ovarium jinak dengan tumor ovarium ganas.

a5. Computed Tomography Scanning (CT-Scan)

Pemakaian CT-Scan untuk diagnosis tumor ovarium juga sangat bermanfaat.

Dengan CT-Scan dapat diketahui ukuran tumor primer, adanya metastasis ke hepar

dan kelenjar getah bening, asites, dan penyebaran ke dinding perut.

CT-Scan kurang disenangi karena (1) risiko radiasi, (2) risiko reaksi alergi

terhadap zat kontras, (3) kurang tegas dalam membedakan tumor kistik dengan tumor

padat, dan (4) biaya mahal.

a6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Jika dibandingkan dengan CT-Scan, MRI tidak lebih baik dalam hal diagnostic,

menggambarkan penjalaran penyakit, dan menentukan lokasi tumor di abdomen atau

pelvis.18

b. Penatalaksanaan Medis Kanker Ovarium 7

Penatalaksanaan kanker ovarium sangat ditentukan oleh stadium, derajat

diferensiasi, fertilitas, dan keadaan umum penderita. Pengobatan utama adalah

operasi pengangkatan tumor primer dan metastasisnya, dan bila perlu diberikan

terapi adjuvant seperti kemoterapi, radioterapi (intraperitoneal radiocolloid atau

whole abdominal radiation), imunoterapi/terapi biologi, dan terapi hormon.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

26

b1. Penatalaksanaan operatif kanker ovarium stadium 1

Pengobatan utama untuk kanker ovarium stadium I adalah operasi yang

terdiri atas histerektomi totalis prabdominalis, salpingooforektomi bilateralis,

apendektomi, dan surgical staging.

Surgical staging adalah suatu tindakan bedah laparotomi eksplorasi yang

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perluasan suatu kanker ovarium dengan

melakukan evaluasi daerah-daerah yang potensial akan dikenai perluasaan atau

penyebaran kanker ovarium. Temuan pada surgical staging akan menentukan

stadium penyakit dan pengobatan adjuvant yang perlu diberikan.

1. Sitologi 7

Jika pada surgical staging ditemukan cairan peritoneum atau asites, cairan

tersebut harus diambil untuk pemeriksaan sitologi. Sebaliknya, jika cairan

peritoneum atau asites tidak ada, harus dilakukan pembilasan kavum abdomen dan

cairan bilasan tersebut diambil sebagian untuk pemeriksaan sitologi. Penelitian pada

kasus-kasus kanker ovarium stadium IA ditemukan hasil sitologi positif pada 36%

kasus, sedangkan pada kasus-kasus stadium lanjut, sitologi positif ditemukan pada

45% kasus.

2. Apendektomi 7

Tindakan apendektomi yang rutin masih controversial. Metastasis ke

apendiks jarang terjadi pada kasus kanker ovarium stadium awal (<4%). Pada kanker

ovarium epithelial jenis musinosum, ditemukan metastasis pada 8% kasus. Oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

27

karena itu, apendektomi harus dilakukan secara rutin pada kasus kanker ovarium

epithelial jenis musinosum.

3. Limfadenektomi 7

Limfadenektomi merupakan suatu tindakan dalam surgical staging. Ada dua

jenis tindakan limfadenektomi, yaitu:

1. Limfadenektomi selektif (sampling lymphadenectomy/selective

lymphadenectomy) yaitu tindakan yang hanya mengangkat kelenjar getah

bening yang membesar saja.

2. Limfadenektomi sistematis (systematic lymphadenectomy) yaitu

mengangkat semua kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta.

b2. Penatalaksanaan kanker ovarium stadium lanjut (II, III, IV) 7

Pendekatan terapi pada stadium lanjut ini mirip dengan penatalaksanaan

kasus stadium I dengan sedikit modifikasi bergantung pada penyebaran metastasis

dan keadaan umum penderita. Tindakan operasi pengangkatan tumor primer dan

metastasisnya di omentum, usus, dan peritoneum disebut operasi “debulking” atau

operasi sitoreduksi. Tindakan operasi ini tidak kuratif sehingga diperlukan terapi

adjuvant untuk mencapai kesembuhan.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

28

1. Operasi sitoreduksi

Ada dua teknik operasi sitoreduksi, yaitu :

a. Sitoreduksi konvensional

Sitoreduksi konvensional ini adalah sitoreduksi yang biasa dilakukan, yaitu

operasi yang bertujuan membuang massa tumor sebanyak mungkin dengan

menggunakan alat-alat operasi yang lazim seperti pisau, gunting, dan jarum jahit.

b. Sitoreduksi teknik baru

Sitoreduksi teknik baru sangat berbeda dengan sitoreduksi konvensional yang

memakai pisau, gunting, dan jarum jahit. Dengan teknik baru tersebut dapat

dilakukan sitoreduksi dari massa tumor yang berukuran beberapa milimeter sampai

hilang sama sekali.

Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Argon beam coagulator, di mana alat electrosurgical ini mengalirkan arus listrik

ke jaringan dengan menggunakan berkas gas argon. Keuntungan penggunaan

alat ini adalah distribusi energi yang dihasilkan merata terhadap jaringan dan

lebih sedikit mengakibatkan trauma panas dan nekrosis jaringan.

b. Cavitron ultrasonic surgical aspirator (CUSA), di mana alat ini menggabungkan

tiga mekanisme kerja dalam satu hand-set, yaitu: alat fragmentasi jaringan

(vibrating tip), alat irrigator untuk daerah yang difragmentasi dan alat aspirator

jaringan yang difragmentasi. CUSA bekerja sebagai akustik fibrator dengan

frekuensi 23.000 HZ, yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

c. Teknik laser.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

29

2. Kemoterapi

Keganasan ovarium tidak dapat disembuhkan tuntas hanya dengan operasi,

kemoterapi anti kanker merupakan tindakan penting yang tidak boleh absent dalam

prinsip terapi gabungan terhadap kanker ovarium, lebih efektif untuk pasien yang

sudah berhasil menjalani operasi sitoreduksi.

3. Radioterapi

Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan

T2 (FIGO: tingkat I dan II), yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh rongga

perut. Juga radioterapi dapat diberikan kepada penyakit yang tingkatnya agak lanjut,

tetapi akhir-akhir ini banyak diberikan bersama khemoterapi, baik sebelum atau

sesudahnya sebagai adjuvans, radio-sensitizer maupun radio-enhancer.25

Di banyak senter, radioterapi dianggap tidak lagi mempunyai tempat dalam

penanganan tumor ganas ovarium. Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkat III

dan IV) dilakukan debulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk

membunuh sel-sel tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka

terhadap sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.25

2.7.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi supaya penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali.

Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik atau psikis, seperti dukungan moril

dari orang-orang terdekat terhadap pasien pasca operasi karena dia akan ketakutan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kanker Ovariumrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41017/4/Chapter II.pdf · r. asa kejang . di perut, p. endarahan lewat vagina yang tidak

30

tidak dapat mempunyai anak bagi yang belum memiliki anak. Selain itu, dia akan

merasa kehilangan harga dirinya sebagai seorang wanita.

2.8 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Kanker Ovarium

1. Sosiodemografi

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Status Perkawinan

Daerah Asal

2. Keluhan Utama

3. Pemakaian kontrasepsi

4. Stadium Kanker

5. Penatalaksanaan medis

6. Lama Rawatan rata-rata

7. Sumber Biaya

8. Keadaan Sewaktu Pulang

Universitas Sumatera Utara