BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian...

14
6 Universitas Muhammadiyah Riau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat pentingdalam melakukan analisis pembangunan ekonomi pada suatu negara. Pertumbuhanekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomianyang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakatbertambah. Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat. Pertumbuhan ekonomi secara singkatmerupakan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, pengertian inimenekankan pada tiga hal yaitu, proses, output perkapita, dan jangka panjang.Proses menggambarkan perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu yanglebih bersifat dinamis, output perkapita mengaitkan aspek output total (GDP) danaspek jumlah penduduk, sedangkan jangka panjang menunjukkan kecenderunganperubahan perekonomian dalam jangka tertentu yang didorong oleh proses internpeekonomian (self generating). Anggraeni (2012) Menurut Nanga dalam wahyuni (2013) memberikan pengertianpertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan dalam kemampuan memproduksibarang-barang dan jasa-jasa. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebihmenunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif dan biasanya diukur denganmenggunakan data Gross National Product (GNP). Gross National Product adalah total nilai pasar dari barang-barang akhir dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu biasanya satu tahun (Wahyuni,2013). ……2.1 Keterangan: Tahun t = Tahun yang dihitung pertumbuhannya GNP t = Gross National Proudct tahun t GNP t-1 = Gross National Product tahun sebelumnya

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

6 Universitas Muhammadiyah Riau

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat

pentingdalam melakukan analisis pembangunan ekonomi pada suatu negara.

Pertumbuhanekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam

perekonomianyang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam

masyarakatbertambah. Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian

dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan

jasanyameningkat.

Pertumbuhan ekonomi secara singkatmerupakan kenaikan output perkapita

dalam jangka panjang, pengertian inimenekankan pada tiga hal yaitu, proses, output

perkapita, dan jangka panjang.Proses menggambarkan perkembangan perekonomian

dari waktu ke waktu yanglebih bersifat dinamis, output perkapita mengaitkan aspek

output total (GDP) danaspek jumlah penduduk, sedangkan jangka panjang

menunjukkan kecenderunganperubahan perekonomian dalam jangka tertentu yang

didorong oleh proses internpeekonomian (self generating). Anggraeni (2012)

Menurut Nanga dalam wahyuni (2013) memberikan pengertianpertumbuhan

ekonomi sebagai peningkatan dalam kemampuan memproduksibarang-barang dan

jasa-jasa. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebihmenunjuk pada perubahan

yang bersifat kuantitatif dan biasanya diukur denganmenggunakan data Gross

National Product (GNP).

Gross National Product adalah total nilai pasar dari barang-barang akhir dan

jasa-jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu

biasanya satu tahun (Wahyuni,2013).

……2.1

Keterangan:

Tahunt = Tahun yang dihitung pertumbuhannya

GNPt = Gross National Proudct tahun t

GNPt-1 = Gross National Product tahun sebelumnya

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

7

Universitas Muhammadiyah Riau

Perumbuhan ekonomi lebih menunjuk kepada perubahan yang bersifat

kuantitatif dan biasanya diukur menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB)

atau nilai akhir pasar dari barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dari suatu

perekonomian selama kurun waktu tertentu.

Menurut Gustiana (2014) Penyajian angka-angka dalam PDRB dibedakan

menjadi dua, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah dari barang

dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada tahun berjalan

setiap tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang

dan jasa yang dihitung dengan memakai harga yang berlaku pada satu tahun tertentu

sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat

pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan

digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Proses pertumbuhan dipengaruhi oleh dua macam faktor, faktor ekonomi dan

faktor non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung tergantung pada

faktor ekonominya seperti sumber adaya alam, sumber daya manusia, modal usaha

teknologi dan sebagainya. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin terjadi

selama lembaga sosial, kondisi politik, dan nilai-nilai moral dalam suatu bangsa tidak

menunjang. (Jhingan, 2013)

2.1.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah merupakan akumulasi dari Pos

Penerimaan Pajak yang berisi Pajak Daerah dan Pos Retribusi Daerah, Pos

Penerimaan Non Pajak yang berisi hasil perusahaan milik daerah, Pos Penerimaan

Investasi serta Pengelolaan Sumber Daya Alam (Bastian, 2002).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang

berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Identifikasi sumber Pendapatan Asli

Daerah adalah meneliti, menentukan dan menetapkan mana sesungguhnya yang

menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah dengan cara meneliti dan mengusahakan

serta mengelola sumber pendapatan tersebut dengan benar sehingga memberikan

hasil yang maksimal (Elita dalam Pratiwi, 2007).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

8

Universitas Muhammadiyah Riau

Menurut Halim (2013) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua

penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan Asli

Daerah dipisahkan menjadi 4 jenis pendapatan, yaitu sebagai berikut:

a. Pajak Daerah

Menurut UU No 28 tahun 2009 Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan

oleh orang atau badan kepala tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Retribusi Daerah

Menurut UU Nomor 34 Tahun 2000, Retribusi Daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan ataudiberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah yang sah,

disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam

jenis pajak dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Menurut UU No 33 tahun 2004 menjelaskan tentang Pendapatan asli Daerah

yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak

termasuk dalam jenis pajak daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan

Menurut Nurcholis (2007) pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang

diperoleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan

daerah dan lain-lain yang sah. Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang

diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tertentu (UU No. 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah), pendapatan daerah berasal dari dana

perimbangan pusat dan daerah juga berasal dari daerah itu sendiri yakni pendapatan

asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah.

2.1.3. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah merupakan alokasi anggaran yang disusun dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya ke berbagai

sektor atau bidang dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat melalui bermacam –

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

9

Universitas Muhammadiyah Riau

macam program. Pengeluaran pemerintah merupakan komponen paling kecil

dibandingkan pengeluaran yang lain, namun efek yang dihasilkan cukup besar, baik

sebagai fungsi alokasi, distribusi, maupun stabilitas pengeluaran pemerintah yang

bersifat otonom, karena dalam menentukan anggaran pemerintah lebih pada pajak

yang dihasilkan akan diterima, pertimbangan politik, dan permasalahan yang

dihadapi (Samuelson dan Nordhaus, 2001).

Pengeluaranpemerintah mempunyai dasar teori yang dapat dilihat dari

identitaskeseimbangan pendapatan nasional yaitu Y = C + I + G + (X-M) yang

merupakansumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur

tanganpemerintah dalam perekonomian. Dari persamaan tersebut dapat ditelaah

bahwakenaikan atau penurunan pengeluaran pemerintah akan menaikan

ataumenurunkan pendapatan nasional.Banyak pertimbangan yang mendasari

pengambilan keputusan pemerintah dalammengatur pengeluarannya. Pemerintah

tidak cukuphanya meraih tujuan akhir darisetiap kebijaksanaan pengeluarannya,

tetapi juga harus memperhitungkan sasaranantara yang akan menikmati

kebijaksanaan tersebut. Memperbesar pengeluarandengan tujuan semata-mata untuk

meningkatkan pendapatan nasional ataumemperluas kesempatan kerja adalah tidak

memadai, melainkan harusdiperhitungkan siapa yang akan trpekerjakan atau

meningkat pendapatannya.Pemerintah pun perlu menghindari agar peningkatan

perannya dalamperekonomian tidak melemahkan kegiatan pihak swasta (Dumairy,

2007).

2.1.3.1.Teori Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila

pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,

pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh

pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut (Mangkoesoebroto, 1993).

Hubungan antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi secara teori

diterangkan dalam Keynesian Cross (Mankiw, 2003).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

10

Universitas Muhammadiyah Riau

Gambar 2.1

Pengeluaran Pemerintahan Pada Keynesian Cross

Pada gambar 2.1 dapat dilihat peningkatan pengeluaran pemerintah

berdampak pada kenaikan pertumbuhan ekonomi yang diukur melalui pendapatan

dan tingkat output. Peningkatan besarnya pengeluaran pemerintah berhasil merubah

keseimbangan dari titik A ke titik B, yang berarti peningkatan pertumbuhan (Y).

Bailey (1995) membagi teori mengenai perkembangan pengeluaran

pemerintah menjadi dua, yaitu teori makro dan teori mikro. Model makro dapat

menjelaskan perhitungan jangka panjang pertumbuhan pengeluaran pemerintah,

sedangkan model mikro menjelaskan perubahan secara particular komponen-

komponen pengeluaran pemerintah. Teori makro mengenai perkembangan

pengeluaran pemerintah dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu

(Mangkoesoebroto, 1993):

1. Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah.

2. Hukum Wagner mengenai perkembangan aktivitas pemerintah.

3. Teori Peacock & Wiseman.

1. Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah

(Teori Rostow dan Musgrave)

Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan

perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi

yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap

awal perkembangan ekonomi, prosentase investasi pemerintah terhadap total

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

11

Universitas Muhammadiyah Riau

investasi besar, sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana,

seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya.

Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap

diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas,

namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin membesar. Pada

tingkat ekonomi yang lebih lanjut, Rostow mengatakan dalam Mangkoesoebroto

(1993), bahwa pembangunan ekonomi aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan

prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti halnya program

kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

Teori Rostow dan Musgrave adalah pandangan yang timbul dari pengamatan

atas pengalaman pembangunan ekonomi yang dialami banyak negara tetapi tidak

disadari oleh suatu teori tertentu. Selain tidak jelas apakah tahap pertumbuhan

ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap atau beberapa tahap dapat terjadi secara

simultan. (Mangkoesoebroto, 1993)

2. Teori Adolf Wagner (Hukum Wagner)

Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran pemerintah disebut sebagai

Wagner law of increased government activity. Teori ini mengemukakan

perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam prosentase

terhadap GNP, dimana teori ini didasarkan pada pengamatan di negara-negara Eropa,

US, dan Jepang pada abad ke-19 (Mangkoesoebroto, 1993). Wagner mengemukakan

pendapatnya dalam bentuk suatu hukum Wagner, sebagai berikut Dalam suatu

perekonomian, apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran

pemerintah pun akan meningkat.

Hukum Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut :

…………2.2

Dimana :

: Pengeluaran pemerintah per kapita

: Pendapatan per kapita, yaitu GDP/jumlah penduduk

1, 2, ... n : jangka waktu (tahun)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

12

Universitas Muhammadiyah Riau

Gambar 2.2 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner

Sumber: Mangkoesoebroto, 1993

Teori Wagner mendasarkan pandangannya pada suatu teoriyang disebut

organic theory of state yaitu teori organis yang menganggap pemerintah sebagai

individu yang bebas bertindak terlepas dengan masyarakat lain. Kurva diatas

menunjukkan secara relatif peranan pemerintah semakin meningkat.

3. Teori Peacock dan Wiseman

Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan teori mengenai

perkembangan pengeluaran pemerintah yang terbaik. Peacock dan Wiseman

mengemukakan pendapat lain dalam menerangkan perilaku perkembangan

pemerintah. Mereka mendasarkannya pada suatu analisis penerimaan pengeluaran

pemerintah. Pemerintah selalu berusaha memperbesar pengeluarannya dengan

mengandalkan memperbesar penerimaan dari pajak. Padahal masyarakat tidak

menyukai pembayaran pajak yang besar. (Mangkoesoebroto, 1994)

Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa

masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana

masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pe

merintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari

bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah

sehingga mereka mempunyai tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar pajak.

Tingkat toleransi inimerupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan

pemungutan pajak secara semena-mena. Menurut Peacock dan Wiseman adalah

pertumbuhan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak semakin meningkat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

13

Universitas Muhammadiyah Riau

walaupun tarif pajak tidak berubah dan meningkatnya penerimaan pajak

menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. (Basri, 2005)

Teori Peacock dan Wiseman adalah sebagai berikut (Mangkoesoebroto, 1993):

“Perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin

meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah; dan meningkatnya penerimaan

pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat, oleh

karena itu dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan

penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran

pemerintah menjadi semakin besar.”

Berbeda dengan pandangan Wagner, perkembangan pengeluaran pemerintah

versi Peacock dan Wiseman tidaklah berbentuk suatu garis, seperti kurva di bawah,

tetapi berbentuk seperti tangga.

Gambar 2.3Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Berdasarkan Pendapat

RostowMugrave dan Peacock Wiseman

Pengeluaran pemerintah menurut teori Wagner, Sollow, dan Musgrave

digambarkan dalam bentuk kurva yang eksponensial, sedangkan teori Peacock dan

Wiseman mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah jika digambarkan dalam kurva

seperti bentuk tangga. Hal ini dikarenakan adanya kendala toleransi pajak. Ketika

masyarakat tidak ingin membayar pajak yang tinggi yang ditetapkan pemerintah,

maka pemerintah tidak bisa meningkatkan pengeluarannya, walaupunpemerintah

ingin senantiasa menaikkan pengeluarannya

2.1.4. Pengeluaran Pemerintah Daerah atas Belanja Modal

Menurut Halim (2007), belanjamodal merupakan belanja yangmanfaatnya

melebihi satu tahun anggarandan akan menambah aset atau kekayaandaerah serta

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

14

Universitas Muhammadiyah Riau

akan menambah belanja yangbersifat rutin seperti biaya pemeliharaan.Belanja modal

memiliki karakteristikspesifik dan menunjukkan adanyaberbagai pertimbangan

dalampengalokasiannya. Salah satu pengeluaran pemerintah adalah belanja modal

yang memiliki pengertian pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal

termasuk: belanja tanah,belanja peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan

bangunan, belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, belanja aset tetap lainnya, dan

belanja aset lainnya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal

merupakan belanja Pemerintah Daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun

anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan

menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok

belanja administrasi umum. Belanja modal digunakan untuk memperoleh aset tetap

pemerintah seperti peralatan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya.

Menurut Darise (2008) belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang

dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset berwujud

yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan utuk digunakan dalam

kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainya. Nilai

pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap terwujud yang dianggarkan

dalam belanja modal hanya sebesar harga beli bangunan/aset.

2.1.5. Pengeluaran Pemerintah Daerah atas Belanja Bantuan Keuangan

Bantuan Keuangan merupakan Belanja Tidak Langsung yang dialokasikan

oleh Pemerintah Provinsi kepada Kabupaten/Kota maupun Pemerintahan Desa di

wilayahnya yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara Kabupaten/Kota

yang ada di wilayahnya, sebagai wujud dalam proses mendukung desentralisasi

fiskal yang sedang terjadi (Jaeni dan Greg. Anggana L, 2016).

Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten dapat

memberikan bantuan keuangan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan

belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan dan belanja daerah. bantuan

keuangan dapat bersifat umum dan bersifat khusus, dengan mempertimbangkan

prioritas pembangunan dan kemampuan keuangan Provinsi (johan dan Lilik, 2018).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

15

Universitas Muhammadiyah Riau

Berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 18 tahun 2017, bantuan

Keuangan adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan

dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota dalam rangka pemerataan dan/atau

peningkatan kemampuan keuangan.Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan

keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk mengatasi

kesenjangan fiskal dan atau membantu capaian kinerja program prioritas Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (Statistik Keuangan

Pemerintah Daerah se-Provinsi Riau, 2015-2016) belanja bantuan keuangan adalah

pemberian bantuan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah provinsi kepada

pemerintah kabupaten/kota, kepada pemerintah desa,atau pemerintah daerah lainnya

dalam rangka pemerataan dan atau peningkatan kemampuan keuangan. Bantuan

keuangan yang bersifat umum, peruntukan dan penggunaanya diserahkan

sepenuhnya kepada pemerintah daerah/pemerintah desa penerima bantuan. Bantuan

keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan

oleh pemerintah daerah pemberi bantuan. Bantuan keuangan ini terdiri dari :

1. Bantuan keuangan kepada pemerintah provinsi

2. Bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota

3. Bantuan keuangan kepada pemerintah desa

4. Bantuan keuangan kepada pemerintah daerah/pemerintah desa lainnya

2.2. Penelitian Terdahulu

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian,

maka perlu membahas hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dalam

membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sehingga akan

menghasilkan analisa yang sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu. Adapun

penelitian terdahulu dijelaskan dibawah ini :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

16

Universitas Muhammadiyah Riau

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode

Analisis Kesimpulan

1 Febrian Dwi

Prakarsa

jurnal ilmiah,

Volume 2,

Nomor 2. Juli

2014

Analisis

pengaruh

pendapatan asli

daerah dan

pengeluaran

pemerintah

daerah terhadap

pertumbuhan

ekonomi

(Studi Kasus Di

Kabupaten Kota

Jawa Timur

Regresi

Data

Panel

Dari hasil analsisis data panel

Random Effect Model

diperoleh bahwa PAD

berpengaruh secara kurang

signifikan dan berpengaruh

negatif, sementara Belanja

barang dan jasa berpengaruh

secara positif dan signifikan,

lalu belanja modal

berpengaruh secara signifikan

dan negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

2 Jamzani

Sodik jurnal

ekonomi

pembangunan

Vol. 12 . No.

1, April 2007

engeluaran

Pemerintah dan

Pertumbuhan

Ekonomi

Regional : Studi

Kasus Data

Panel di

Indonesia

Analisis

Regresi

Data

Panel

Berdasarkan Hasil penelitian

bahwa semua variabel

memiliki pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi

regional kecuali untuk variabel

investasi swasta yang tidak

memiliki pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

3 Ranti

Darwin, Wan

Laura

Hardilawati

(2018)

jurnal

akuntansi dan

ekonomika

vol. 8 No.2,

Desember

2018

Analisis

Pertumbuhan

Ekonomi dan

Pengeluaran

Pemerintah

Terhadap

Pegerakan

Investasi

Provinsi Riau

Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian menunjukan

(1) Pertumbuhan ekonomi

memiliki pengaruh yang

signifikan dan negatif terhadap

investasi Provinsi Riau. (2)

Selanjutnya pengeluaran

pemerintah tidak memiliki

pengaruh yang signifikan dan

ngatif terhadap investasi di

Provinsi Riau. (3) Secara

berasama sama pertumbuhan

ekonomi dan pengeluaran

pemerintah memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap

investasi di Provinsi Riau.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

17

Universitas Muhammadiyah Riau

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No Nama Peneliti Judul

Penelitian

Metode

Analisis Kesimpulan

4 Latifa Insaf

Maulida, Idah

Zuhroh (2017)

Jurnal Ilmu

Ekonomi Vol 1

Jilid 3/Tahun

2017 Hal. 365

– 373

Pengaruh

pengeluaran

pemerintah

terhadap produk

domestik

regional bruto

pada koridor

utara selatan di

provinsi jawa

timur

Regresi

Data

Panel

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengeluaran pemerintah

menurut belanja operasional

dan belanja modal

berpengaruh positif terhadap

Produk Domestik Regional

Bruto

5 Wardhiah

(2018) jurnal

visioner &

strategis Vol.

7, No. 1, Maret

2018

Pengaruh

Pendapatan Asli

Daerah dan

Belanja

Modal terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Provinsi Aceh

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh bahwa

1. Pendapatan Asli Daerah

(PAD) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

(PDRB)

2.belanja modal tidak

berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi. 6 Yuliana (2014)

Jurnal

Akuntansi &

Keuangan

Vol.5, No. 1,

Maret 2014

Hal 33 - 48

Pengaruh

Pendapatan Asli

Daerah dan

Belanja Modal

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi (Studi

Kasus

Kabupaten/Kota

di Pulau

Sumatera)

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Berdasarkan hasil penelitian,

disimpulkan bahwa 1)

Pendapatan berpengaruh

positif terhadap

Pertumbuhan Ekonomi 2)

Pengeluaran Belanja Modal

berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Sumber : Febrian Dwi Prakarsa (2014), Jamzani Sodik (2007), Ranti Darwin, Wan Laura

Hardilawati (2018), Latifa Insaf Maulida1 dan Idah Zuhroh (2017), Wardhiah

(2018)Yuliana (2014), dan Yuliana(2014)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

18

Universitas Muhammadiyah Riau

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran merupakan konsep untuk

menjelaskan serta menunjukkan keterkaitan antara Variabel yang akan di teliti,

berdasarkan permasalahan maupun antar variable yang di teliti. Berdasarkan teori

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yaitu latar belakang dan tinjauan pustaka,

maka dapat di buat kerangka konseptual untuk memudahkan alur dalam penelitian

mengenai masalah pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Provinsi Riau.

Pertumbuhan ekonomi diukur dengan menggunakan PDRB Atas Dasar

Harga Konstan. Menurut Rori et al (2016) yang menyatakan Pertumbuhan PAD

secara berkelanjutan akan menyebabkan peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

daerah.Pendapatan asli daerah sendiri memang sudah mengarah kepada tujuannya

sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Harianto dan Adi (2007) menyatakan

dimana PAD merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, jika PAD

meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi dan

tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula, sehingga pemerintah daerah akan

berinisiatif untuk lebih menggali potensi – potensi daerah dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Kenaikan PAD juga dapat mengoptimalkan dan

meningkatkan aktivitas sektorsektor yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi,

seperti sektor industri dan perdagangan, sektor jasa, dan sektor-sektor lainnya.

Pertumbuhan ekonomi daerah akan merangsang meningkatnya pendapatan

penduduk di daerah yang bersangkutan, seiring dengan meningkatnya pendapatan

penduduk akan berdampak pada meningkatnya pandapatan per kapita, jika

pemerintah daerah menetapkan anggaran belanja pembangunan lebih besar dari

pengeluaran rutin, maka kebijakan ekspansianggaran daerah ini akan mendongkrak

per tumbuhan ekonomi daerah (Saragih, 2003).

Penelitian Adi (2006) membuktikan bahwa belanja modal mempunyai

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Alokasi belanja modal untuk

pengembangan infrastruktur penunjang perekonomian, akan mendorong tingkat

produktifitas penduduk. Pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat secara umum yang tercermin dalam pendapatan per kapita.

Berdasarkan masalah pertumbuhan ekonomi yang terjadi maka peneliti

mencoba menganalisa permasalahan yang terjadi dengan menggunakan variable-

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...Menurut Rahardja (2004) suatu perekonomian dikatakanmengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanyameningkat.

19

Universitas Muhammadiyah Riau

variabel bebas seperti pendapatan asli daerah, pengeluaran pemerintah atas dasar

belanja modal dan pengeluaran pemerintah atas dasar belanja bantuan keuangan

terhadaap pertumbuhan ekonomi di provinsi Riau.Untuk melihat hubungan

keseluruhan antar variabel dapat dilihat dari kerangka pemikiran dibawah ini :

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dan perumusan masalah serta tujuan dari

penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga terdapat pengaruh signifikan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap

pertumbuhan ekonomi.

2. Diduga terdapat pengaruh signifikan Pengeluaran pemerintah daerah atas

belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Diduga terdapat pengaruh signifikan Pengeluaran pemerintah daerah atas

belanja bantuan keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi.

4. Diduga terdapat pengaruh signifikan PendapatanAsli Daerah, Pengeluaran

Pemerintah atas Belanja modal, Pengeluaran pemerintah daerah atas belanja

bantuan keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pendapatan Asli Daerah

(PAD) (X1)

Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

Pengeluaran Pemerintah

(Bantuan Keuangan)

(X3)

Pengeluaran Pemerintah

(Belanja Modal) (X2)