BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain...

17
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulu Saragih (2016) menganalisis efisiensi saluran pemasaran jambu kristal di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor. Indikator yang digunakan yaitu margin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan atas biaya pemasaran. Metode penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode sensus, sedangkan penentuan lembaga pemasaran dilakukan dengan metode snowball sampling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat sembilan saluran pemasaran yang terbentuk, terdiri dari enam saluran pemasaran mitra dan tiga saluran pemasaran non mitra. Saluran pemasaran yang paling efisien secara relatif adalah saluran 1, saluran 2, dan saluran 8. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada metode analisis data. Analisis data yang digunakan oleh Saragih (2016) yaitu efisiensi saluran pemasaran, sedangkan penelitian ini menggunakan efisiensi saluran pemasaran dan elastisitas transmisi harga. Hartitianingtias et al., (2015) dalam penelitiannya tentang analisis efisiensi pemasaran kedelai di Kabupaten Grobogan. Penentuan sampel penelitian menggunakan metode proportional random sampling dan snowball sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis saluran dan lembaga pemasaran, marjin pemasaran, persentase marjin pemasaran dan farmer’s share. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat empat saluran pemasaran kedelai di Kabupaten Grobogan dengan empat lembaga pemasaran yang teridentifikasi.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Penelitian Terdahulu

Saragih (2016) menganalisis efisiensi saluran pemasaran jambu kristal di

Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor. Indikator yang digunakan yaitu

margin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan atas biaya pemasaran.

Metode penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode sensus,

sedangkan penentuan lembaga pemasaran dilakukan dengan metode snowball

sampling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat sembilan saluran

pemasaran yang terbentuk, terdiri dari enam saluran pemasaran mitra dan tiga

saluran pemasaran non mitra. Saluran pemasaran yang paling efisien secara relatif

adalah saluran 1, saluran 2, dan saluran 8. Perbedaan dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada metode analisis data. Analisis data yang digunakan oleh

Saragih (2016) yaitu efisiensi saluran pemasaran, sedangkan penelitian ini

menggunakan efisiensi saluran pemasaran dan elastisitas transmisi harga.

Hartitianingtias et al., (2015) dalam penelitiannya tentang analisis efisiensi

pemasaran kedelai di Kabupaten Grobogan. Penentuan sampel penelitian

menggunakan metode proportional random sampling dan snowball sampling.

Analisis data yang digunakan adalah analisis saluran dan lembaga pemasaran,

marjin pemasaran, persentase marjin pemasaran dan farmer’s share. Hasil

penelitian menyatakan bahwa terdapat empat saluran pemasaran kedelai di

Kabupaten Grobogan dengan empat lembaga pemasaran yang teridentifikasi.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

7

Masing-masing lembaga pemasaran melakukan fungsi pertukaran, fungsi fisik dan

fungsi fasilitas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

terletak pada metode penentuan sampel. Penentuan sampel yang digunakan pada

penelitian Hartitianingtias et al., (2015) adalah metode proportional random

sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan metode sensus.

Pradika et al., (2013) menganalisis efisiensi saluran pemasaran ubi jalar di

Kabupaten Lampung Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis model S-C-P (Structure, Conduct, dan Poition). Pengambilan sampel

dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dan snowball

sampling. Indikator yang digunakan meliputi analisis efisiensi pemasaran yang

dilihat dari marjin pemasaran, pangsa produsen, dan elastistas transmisi harga,

saluran pemasaran harga, biaya, serta volume penjualan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sistem pemasaran ubi jalar di Kabupaten Lampung Tengah

tidak efisien, karena struktur pasar yang pertama (struktur pasar) berbentuk

oligopsoni. Perilaku pasar yang dilakukan petani menggunakan sistem

pembayaran tunai dan melalui proses tawar-menawar. Terdapat empat saluran

pemasaran ubi jalar pada penelitian ini. Persaingan pasar tidak berjalan dengan

sempurna, tetapi pangsa dalam saluran pemasaran di Lampung Tengah tinggi.

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada metode analisis. Metode analisis

yang digunakan pada penelitian Pradika et al., (2013) yaitu analisis SCP (Structur,

Conduct, dan Poition).

Indikator yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Hartitianingtias

et al., (2015) menggunakan analisis saluran dan lembaga pemasaran, margin

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

8

pemasaran, persentase margin pemasaran, dan farmer’s share, sedangkan

elastisitas transmisi harga mengacu pada (Pradika et al., 2013). Penentuan sampel

penelitian mengacu pada Saragih, (2016) menggunakan metode sensus dan

snowball sampling. Perbedaan penelitian Saragih (2016) dan Hartitianingtias et

al., (2015) dengan penelitian ini terdapat pada elastisitas transmisi harga.

Baladina et al., (2011) menganalisis efisiensi pemasaran durian di Desa

Wonoagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Penentuan responden

untuk petani durian menggunakan metode simple random sampling sedangkan

lembaga pemasaran menggunakan snowball sampling. Indikator yang digunakan

antara lain efisiensi harga, efisiensi operasional, margin pemasaran, distribusi

margin, dan share harga. Hasil penelitian menyatakan terdapat delapan saluran

pemasaran durian. Tidak ada marjin dalam saluran pemasaran karena petani

langsung memasarkan durian kepada konsumen sehingga tidak ada lembaga

pemasaran yang terlibat. Hasil perhitungan analisis efisiensi harga, diketahui

bahwa pemasaran durian di daerah penelitian sudah efisien, karena nilai selisih

harga lebih besar dari pada nilai rata-rata biaya transportasi dan biaya sortasi.

Namun jika dilihat dari analisis efisiensi operasional belum efisien. Perbedaan

penelitian (Baladina et al., 2011) dengan penelitian ini terletak pada metode

penentuan sampel menggunakan simple random sampling.

Budiningsih & Utami (2007) menganalisis efisiensi saluran pemasaran salak

pondoh di Desa Sigaluh, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara. Pengambilan sampel

petani dengan cara simple random sampling dan pedagang (lembaga pemasaran)

secara sensus. Indikator yang digunakan meliputi margin pemasaran, share,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

9

farmer’s share, dan elastisitas transmisi harga. Hasil penelitian menunjukkan

terdapat 2 saluran pemasaran salak pondoh di Desa Sigaluh, Kecamatan Sigaluh,

Kabupaten Banjarnegara, faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran,

yaitu harga jual salak pondoh dan sistem penjualan salak pondoh. Perbedaan

penelitian ini terletak pada metode penentuan sampel dan analisis data. Penentuan

sampel petani yang digunakan pada penelitian Budiningsih & Utami (2007)

adalah simple random sampling sedangkan penelitian ini menggunakan metode

sensus.

KaroKaro et al., (2013) tentang analisis efisiensi pemasaran kakao.

Indikator yang digunakan meliputi margin pemasaran, share margin, dan efisiensi

pemasaran. Penelitian KaroKaro et al., (2013) juga menggunakan uji korelasi Eta

untuk mengetahui hubungan saluran pemasaran dengan efisiensi saluran

pemasaran. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan uji beda rata-rata

independent sampel t test untuk menganalisis perbedaan tingkat efisiensi

pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan derajat hubungan antara saluran

pemasaran dengan efisiensi pemasaran tinggi. Ada perbedaan nyata saluran

pemasaran I dengan saluran pemasaran II. Saluran pemasaran II lebih efisien dari

saluran pemasaran I. Perbedaan penelitian terletak pada tujuan penelitian, metode

penentuan sampel dan metode analisis data. Penentuan sampel yang digunakan

pada penelitian KaroKaro et al., (2013) yaitu simple random sampling dan

accidental sampling sedangkan penelitian ini menggunakan metode sensus dan

snowball sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi

Eta dan Independent sample t test untuk mengetahui hubungan saluran pemasaran

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

10

komoditi kakao dengan efisiensi masing-masing saluran pemasaran. Persamaan

penelitian terletak pada analisis data menggunakan margin pemasaran dan

efisiensi pemasaran.

Indikator penelitian ini mengacu pada Baladina et al., (2011) dan

Budiningsih & Utami, (2007) meliputi margin pemasaran, distribusi margin,

share, farmer’s share, dan elastisitas transmisi harga. Perbedaan penelitian

terletak pada KaroKaro et al., (2013) yang menggunakan uji korelasi Eta dan uji

beda rata-rata independent sampel t test.

Situmorang et al., (2015) menganalisis efisiensi pemasaran sawi manis

dengan pendekatan structure, conduct, and performance (SCP) di Kecamatan

Jambi Selatan, Kota Jambi. Penentuan sampel petani menggunakan simple

random sampling sedangkan pedagang dengan snowball sampling. Indikator yang

digunakan meliputi margin pemasaran pada setiap tingkat lembaga pemasaran,

farmer’s share, dan rasio keuntungan atas biaya. Analisis data dilakukan secara

deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan structure, conduct, and

performance of market (SCP). Anggraini et al., (2013) menganalisis efisiensi

pemasaran ubi kayu di Provinsi Lampung. Teknik pengambilan sampel petani

dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling), sedangkan sampel

pedagang dilakukan dengan mengikuti alur pemasaran. Indikator yang digunakan

antara lain jumlah lembaga pemasaran, diferensiasi produk, kondisi keluar masuk

pasar (entry condition), kegiatan pembelian, penjualan, pembentukan harga,

saluran pemasaran, pangsa produsen, margin pemasaran, rasio profit margin

(RPM), koefisien korelasi harga, dan elastisitas transmisi harga. Analisis data

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

11

menggunakan pendekatan structure, conduct, and performance (SCP). Penelitian

ini mengacu pada salah satu indikator yang digunakan Anggraini et al., (2013)

yaitu elastisitas transmisi harga. Perbedaan penelitian Situmorang et al., (2015)

dan Anggraini et al., (2013) dengan penelitian ini terdapat pada beberapa

indikator yang digunakan dan metode analisis data menggunakan pendekatan SCP

(structure, conduct, and performance).

Suhaeni et al., (2014) mengenai efisiensi pemasaran mangga gedong gincu

(Mangifera indica L) di Kabupaten Majalengka. Sampel petani ditentukan dengan

proporsional random sampling, sedangkan sampel pedagang ditentukan dengan

snowball sampling. Indikator yang digunakan meliputi margin pemasaran, marjin

keuntungan (profit margin), farmer’s share, efisiensi pemasaran dan efisiensi

operasional dengan menggunakan parameter mark up on selling. Manggopa

(2013) menganalisis efisiensi pemasaran nanas di Desa Lobong Kecamata Passi

Barat Kabupaten Bolang Mongondow. Penarikan sampel petani nanas digunakan

metode sampling acak sederhana, sedangkan pada pedagang menggunakan

sensus/sampling jenuh. Indikator penelitian ini meliputi marjin pemasaran,

distribusi marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya, efisiensi

operasional, dan elastisitas transmisi harga. Penelitian ini mengacu pada beberapa

indikator yang digunakan Suhaeni et al., (2014) dan Manggopa (2013) meliputi

margin pemasaran, farmer’s share, efisiensi pemasaran, dan elastisitas transmisi

harga. Perbedaannya terletak pada indikator yang tidak digunakan diantaranya

rasio keuntungan biaya dan efisiensi operasional.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

12

2. 2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Jambu Biji

Tanaman jambu biji bukan merupakan tanaman asli negara Indonesia

(Cahyono, 2010). Jambu biji (Psidium guajava L.) pertama kali ditemukan di

Amerika Tengah oleh Nikolai Ivanovich Vavilov saat melakukan ekspedisi ke

beberapa negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Uni Soviet antara

tahun 1887-1942 (Jaya, 2018). Awalnya penyebaran jambu biji dilakukan oleh

burung, biji tersebut jatuh di suatu area kemudian tumbuh di daerah tersebut.

Penyebaran jambu biji dibawa oleh orang Spanyol ke Philipina, kemudian oleh

bangsa Portugis disebarkan ke India, sehingga sampai saat ini jambu biji

menyebar hampir di daerah tropik dan sub tropik salah satunya adalah Indonesia.

Angin sangat berperan dalam penyerbukan pada budidaya jambu biji, namun

angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan bunga. Tanaman jambu biji

merupakan tanaman daerah tropis tetapi juga dapat tumbuh didaerah sub-tropis

(Siregar, 2010).

Saat ini jambu biji sudah banyak dibudidayakan hampir di setiap daerah

yang ada di Indonesia. Pohon jambu biji di seluruh Nusantara sudah lama dikenal

mampu menghasilkan buah yang cukup lezat untuk dinikmati. Jambu biji dapat

berbuah sepanjang waktu, puncak musim berbuah yaitu pada bulan Januari hingga

Maret. Tanaman jambu biji berupa perdu, tingginya 3-10 m, tajukya lebar,

bercabang dari pangkal dan mengeluarkan anakan. Batang mempunyai ketebalan

10-30 cm. Jenis lain yaitu jambu biji semak, tingginya 6-9 m batangnya

berdiameter 30 cm atau lebih. Bentuk buahnya beragam (oval, bulat, bentuk pear)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

13

dan diameternya 1,2-10 cm, warna kulit buahnya matang, warna daging buahnya

beragam (kuning, merah muda, putih, dan putih kekuningan) serta teksturnya ada

yang kasar dan ada yang licin (Siregar, 2010).

Jambu biji merah (Psidium guajava L.) merupakan buah klimakterik yang

mudah rusak (Salimah, Lindriati, & Purnomo, 2015). Kerusakan buah ini bisa

disebabkan oleh serangga. Serangga yang sering menyerang buah jambu adalah

lalat buah. Lalat buah dewasa mengisap cairan buah dan meninggalkan telurnya di

dalam. Bila telur ini menetas, kemudian larvanya memakan buah dan biji, maka

buah yang tampaknya baik di luar sebenarnya busuk di dalam. Tindakan yang

biasanya dilakukan untuk mencegah serangan lalat buah yaitu dengan

menyemprotkan insektisida atau melakukan pembungkusan buah. Penyemprotan

insektisida tidak boleh dilakukan terus-menerus, sebaiknya dilakukan

pembungkusan buah agar lebih aman dari gangguan racun (Ashari, 1995). Jambu

biji merah memiliki kandungan mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk

membantu penyembuhan penderita demam berdarah.

2.2.2 Pemasaran Pertanian

Pemasaran atau marketing pada prinsipnya adalah aliran barang dari

produsen ke konsumen. Aliran barang dapat terjadi karena adanya peranan

lembaga pemasaran. Peranan lembaga pemasaran sangat tergantung dari sistem

pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Pemasaran

pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

14

penciptaan guna waktu, guna tempat, dan guna bentuk, yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi

pemasaran (Sudiyono, 2002).

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus

barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan maksud untuk menciptakan

permintaan efektif. Pemasaran merupakan aspek terpenting dalam sistem

agribisnis. Apabila mekanisme pemasaran berjalan dengan baik, maka semua

pihak yang terlibat akan memperoleh keuntungan (Lestari, 2016). Salah satu

fungsi dari pemasaran adalah sebagai penyedia sarana yang meliputi harga. Harga

merupakan masalah pokok baik bagi pembeli maupun penjual di pasar.

Proses tataniaga hingga ke konsumen akhir pada semua tingkat harus secara

terus-menerus memperhatikan harga-harga barang dan jasa. Harga menjadi acuan

seberapa besar nilai pada produk yang dihasilkan oleh petani. Petani harus

mempertimbangkan seberapa besar harga yang pantas untuk produk yang

dihasilkan, biaya-biaya yang dikeluarkan dari proses produksi hingga produk

sampai ke lembaga pemasaran selanjutnya. Petani harus bisa membaca kondisi

harga ketika menentukan harga produk di pasar saat produknya akan dijual.

Pemasaran yang baik adalah kegiatan pemasaran yang efisien dimana semua

pihak merasa diuntungkan dengan adanya kegiatan pemasaran tersebut . Suatu

kegiatan pemasaran dapat dikatakan efisien atau tidak dapat ditentukan atau

diukur dengan efisiensi pemasaran. Efisiensi tataniaga merupakan salah satu

ukuran untuk menilai kinerja pasar. Saluran pemasaran adalah serangkaian

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

15

organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses menjadikan suatu

produk atau jasa siap untuk dikonsumsi (Lestari, 2016).

2.2.3 Lembaga dan Saluran Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang

menyelenggarakan pemasaran dan menyalurkan komoditi dari produsen kepada

konsumen akhir. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi

pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin (Sudiyono,

2002). Proses penyaluran selalu melibatkan berbagai pihak. Keterlibatan tersebut

bisa dalam bentuk perorangan maupun dalam bentuk kelembagaan, perserikatan

atau perseorangan. Lembaga-lembaga tersebut akan melakukan fungsi-fungsi

pemasaran seperti fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Lembaga ini

melakukan pengangkutan barang dari tingkat produsen sampai ke tingkat

konsumen dan juga berfungsi sebagai sumber informasi mengenai suatu barang

atau jasa. Arus barang melalui lembaga-Iembaga yang menjadi perantara

membentuk saluran pemasaran (Passiamanto, Nurhayati, & Diatin, 2006).

Saluran pemasaran adalah penyaluran barang atau jasa dari produsen ke

konsumen akhir. Saluran pemasaran melewati lembaga pemasaran atau badan-

badan yang bertugas melaksanakan fungsi pemasaran. Semua proses dalam

distribusi pemasaran, mulai dari penampungan sampai penyaluran barang ke

konsumen membutuhkan biaya yang tidak sama. Pendeknya jarak antara produsen

dan konsumen dapat membuat biaya pengangkutan bisa diperkecil. Apabila tidak

terjadi perubahan bentuk ataupun perubahan volume atau mutu maka biaya

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

16

pengolahan tidak ada. Semakin panjang jarak maka semakin banyak perantara

yang terlibat dalam distribusi, sehingga biaya akan semakin tinggi (Lestari, 2016).

2.2.4 Margin Pemasaran

Margin pemasaran merupakan salah satu indikator yang dapat mengukur

efisiensi pemasaran. Margin pemasaran atau margin tataniaga adalah perbedaan

antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani

(produsen) (Sudiyono, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi margin tataniaga

adalah:

a. Biaya tataniaga

b. Tingkat persaingan antara para pedagang

c. Strategi-strategi yang ditunjukkan oleh para pedagang

d. Sikap para pedagang terhadap resiko

e. Banyaknya perantara yang terlibat dalam menyalurkan barang dan jasa ke

konsumen akhir

2.2.5 Distribusi Margin

Marjin pemasaran bukanlah satu-satunya indikator yang menemukan suatu

pasar komoditas dapat dikatakan efisien. Salah satu indikator yang berguna adalah

dengan cara membandingkan harga yang dibayar oleh konsumen akhir,

dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi marjin pemasaran, maka semakin

rendah harga yang diterima petani (Lestari, 2016). Menurut Sudiyono (2002)

distribusi margin merupakan pembagian antara semua komponen biaya yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

17

dikeluarkan dalam proses memasarkan suatu komoditas pertanian tertentu dan

keuntungan yang diperoleh pada masing-masing lembaga dengan margin

pemasaran yang kemudian dikalikan dengan 100%. Secara sistematis dirumuskan

sebagai berikut:

Distribusi Margin Pemasaran =

2.2.6 Farmer’s Share dan Share

Farmer’s Share merupakan bagian yang diterima oleh petani (Sudiyono,

2002). Farmer’s share berkorelasi negatif dengan marjin pemasaran, artinya

semakin tinggi marjin pemasaran maka bagian harga yang diterima petani sebagai

produsen semakin rendah. Farmer’s Share bermanfaat untuk mengetahui bagian

harga yang diterima oleh petani dari harga di tingkat konsumen yang dinyatakan

dalam persentase (Fahrurrozi et al., 2015).

Share biaya pemasaran dan share keuntungan dapat pula digunakan untuk

menganalisis efisiensi pemasaran. Apabila perbandingan share keuntungan dari

masing-masing lembaga pemasaran merata, maka sistem pemasarannya dikatakan

efisien. Apabila perbandingan share keuntungan dengan biaya pemasaran masing-

masing lembaga pemasaran merata dan cukup logis, maka sistem pemasarannya

dikatakan efisien (Elly et al., 2013).

2.2.7 Efisiensi Pemasaran

Efisiensi merupakan perbandingan antara output (pengeluaran) dan input

(pemasukan). Efisiensi pemasaran dapat dilihat melalui analisis marjin pada setiap

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

18

lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran (Sudiyono, 2002).

Selain itu, pengukuran efisiensi pemasaran dapat dilakukan melalui organisasi

pasar yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen sebagai

berikut:

a. Struktur pasar adalah karakteristik organisasi dari suatu pasar, yang untuk

prakteknya adalah karakteristik yang menentukan hubungan antara para

pembeli dan para penjual, antara penjual satu dengan yang lain, dan

hubungan antara penjual di pasar dengan para penjual potensial yang akan

masuk kedalam pasar. Unsur-unsurnya adalah tingkat konsentrasi,

diferensiasi produk, dan rintangan yang masuk pasar.

b. Perilaku pasar adalah pola tingkah laku dari lembaga tataniaga dalam

hubungannya dengan sistem pembentukan harga dan praktek, melakukan

pembelian dan penjualan, secara horizontal maupun vertikal atau dengan

kata lain tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar tertentu, terutama

bentuk-bentuk keputusan apa yang dibuat oleh manager dalam struktur

pasar yang berbeda.

c. Keragaan pasar adalah sampai sejauh mana pengaruh riil struktur dan

perilaku pasar yang berkenaan dengan harga, biaya, dan volume produksi.

Suatu sistem pemasaran dikatakan efisien, jika:

a. Menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen

dengan biaya serendah-rendahnya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

19

b. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga

yang dibayar oleh konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta

di dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut.

Konsep efisiensi pemasaran pada dasarnya adalah suatu ukuran relatif.

Efisiensi tataniaga adalah bentuk awal dari bekerjanya pasar persaingan sempuma

yang artinya sistem tersebut dapat memberikan "kepuasan" bagi Iembaga-lembaga

pemasaran yang terlibat (Sudiyono, 2002). Selain itu, share biaya pemasaran dan

share keuntungan dapat pula digunakan untuk menganalisis efisiensi pemasaran

(Elly et al., 2013).

2.2.8 Elastisitas Transmisi

Menurut Sudiyono (2002), elastisitas transmisi merupakan perbandingan

nisbi dari harga di tingkat pengecer dengan perubahan harga di tingkat petani.

Harga di tingkat pengecer merupakan penjumlahan harga tingkat petani dengan

margin tataniaga. Elastisitas di tingkat petani (Ef) dapat di definisikan sebagai

rasio perubahan nisbih jumlah di tingkat petani dengan rasio perubahan nisbih di

tingkat pengecer. Elastisitas di tingkat pengecer (Er) merupakan rasio perubahan

nisbih di tingkat pengecer dengan perubahan nisbi harga di tingkat petani.

Hubungan antara perubahan nisbih di tingkat petani dan di tingkat pengecer, maka

diharapkan ada informasi pasar tentang :

1. Kemugkinan adanya peluang kompetisi yang efektif dengan jalan

memperbaiki “ market tranperency “

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

20

2. Keseimbangan penawaran dan permintaan antara petani dengan pedagang,

sehingga dapat mencegah fluktuasi yang berlebihan

3. Kemungkinan pengembangan pedagang antar daerah dengan mengajikan

informasi perkembangan pasar nasional atau lokal

4. Kemungkinan pengurangan resiko produksi dan pemasaran sehingga dapat

mengurangi kerugian

5. Peluang perbaikan pemasaran (terutama campur tangan harga) dengan

menyediakan analisis yang relevan pada pembuat keputusan.

Analisis transmisi harga adalah analisis yang menggambarkan sejauh mana

dampak perubahan harga suatu barang di suatu tempat atau tingkatan terhadap

perubahan harga barang itu di tempat lain. Transmisi harga diukur melalui regresi

sederhana diantara dua harga pada dua tingkat pasar kemudian dihitung

elastisitasnya (Lestari, 2016).

2. 3 Kerangka Pemikiran

Pelaku pertanian pada umumnya memiliki peran penting dalam upaya-

upaya pembangunan khususnya di sektor ekonomi pertanian. Penelitian ini

diawali dengan mengidentifikasi saluran pemasaran yang ada di Desa Bulukerto,

Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Saluran pemasaran adalah penyaluran barang atau

jasa dari produsen ke konsumen akhir (Lestari, 2016). Saluran pemasaran

melewati lembaga atau badan-badan yang bertugas melaksanakan fungsi

pemasaran. Banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat membuat biaya

distribusi semakin tinggi (Lestari, 2016).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

21

Pemasaran yang baik ketika kegiatan tersebut dilakukan secara efisien.

Pemasaran dapat dikatakan efisien apabila semua pihak merasa diuntungkan.

Efisiensi pemasaran dapat dianalisis menggunakan beberapa indikator diantaranya

Biaya Pemasaran, Keuntungan, Margin pemasaran, Distribusi margin, Share

keuntungan dan biaya. Oleh sebab itu, penting bagi pelaku pertanian untuk

mengetahui saluran pemasaran yang efisien. Adapun kerangka pemikiran

merupakan konsep dan alur berfikir dalam melakukan sebuah penelitian dengan

sistematis. Berdasarkan uraian latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah,

serta teori-teori yang mendukung, diperoleh kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56528/4/BAB II.pdf · Selain itu, jambu biji merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu

22

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Petani

1. Biaya Pemasaran

2. Keuntungan Tiap Lembaga

Pemasaran

3. Margin Pemasaran

4. Distribusi Margin

5. Share

Efisiensi Pemasaran

Elastisitas Transmisi Harga

Deskriptif Kualitatif

Lembaga Pemasaran :

1. Pedagang Tengkulak

2. Pedagang Pengepul

3. Pedagang Besar

4. Pedagang Pengecer

Deskriptif Kuantitatif

Saluran Pemasaran