BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping...

29
Universitas Muhammadiyah Riau BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 Inflasi 2.1.1 Pengertian Inflasi Salah satu peristiwa yang sangat penting dan sering dijumpai hampir di seluruh Negara di dunia adalah masalah inflasi. Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang berada dalam suatu negara. Hal ini terjadi saat kenaikan harga atau inflasi tetapi tidak diiringi kenaikan pendapatan masyarakat sehingga pendapatan riil mereka menurun. Setiap negara selalu berusaha dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkannya, agar inflasi yang terjadi di negara berada pada batas normal yang telah di tetapkan. Inflasi yang selalu berfluktuasi menyebabkan ketidakpastian bagi kesejahteraan masyarakat dan menurunkan daya beli masyarakat akan barang dan jasa (Mankiw, 2006). Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan atas seluruh tingkat harga barang dan jasa. Menurut Boediono (2001) inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara terus-menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. Kenaikan harga- harga karena musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan, tidak disebut sebagai inflasi. Kenaikan harga ini tidak dianggap masalah ekonomi yang memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan harga-harga barang dan jasa secara umum (Widayatsari dan Mayes, 2009). Menurut Thamrin (2012) Inflasi adalah kecenderungandari harga-harga untuk menarik secara terus-menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang jasa dan tidak jasa disebut inflasi. Kenaikan harga-harga secara musiman, misalnya menjelang lebaran, natal dan tahun baru atau terjadi sekali saja, serta tidak punya pengaruh lanjutan, tidak dianggap sebagian suatu penyakit ekonomi yang memerlukan penanganan khusus untuk menanggulanginya. 7

Transcript of BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping...

Page 1: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

1

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB II

TINJAUA PUSTAKA

2.1 Inflasi

2.1.1 Pengertian Inflasi

Salah satu peristiwa yang sangat penting dan sering dijumpai hampir di

seluruh Negara di dunia adalah masalah inflasi. Inflasi merupakan masalah

ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi

berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang berada dalam suatu

negara. Hal ini terjadi saat kenaikan harga atau inflasi tetapi tidak diiringi

kenaikan pendapatan masyarakat sehingga pendapatan riil mereka menurun.

Setiap negara selalu berusaha dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkannya,

agar inflasi yang terjadi di negara berada pada batas normal yang telah di

tetapkan. Inflasi yang selalu berfluktuasi menyebabkan ketidakpastian bagi

kesejahteraan masyarakat dan menurunkan daya beli masyarakat akan barang dan

jasa (Mankiw, 2006). Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan atas

seluruh tingkat harga barang dan jasa.

Menurut Boediono (2001) inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga

untuk naik secara terus-menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang tidak dapat

dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau

mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. Kenaikan harga-

harga karena musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja dan

tidak mempunyai pengaruh lanjutan, tidak disebut sebagai inflasi. Kenaikan harga

ini tidak dianggap masalah ekonomi yang memerlukan kebijaksanaan khusus

untuk menanggulanginya. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

harga-harga barang dan jasa secara umum (Widayatsari dan Mayes, 2009).

Menurut Thamrin (2012) Inflasi adalah kecenderungandari harga-harga

untuk menarik secara terus-menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang jasa

dan tidak jasa disebut inflasi. Kenaikan harga-harga secara musiman, misalnya

menjelang lebaran, natal dan tahun baru atau terjadi sekali saja, serta tidak punya

pengaruh lanjutan, tidak dianggap sebagian suatu penyakit ekonomi yang

memerlukan penanganan khusus untuk menanggulanginya.

7

Page 2: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

2

Universitas Muhammadiyah Riau

2.1.2 Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengukur

laju inflasi selama satu periode tertentu, diantaranya adalah (Manurung, 2004:45)

sebagai berikut:

a. Indeks Harga Konsumen (Consumers Price Index)

Indeks harga konsumen adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat

harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu.

Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga barang dan jasa yang di

konsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Masing-masing harga barang

dan jasa tersebut diberi bobot berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa

yang dianggap paling penting diberi bobot yang paling besar. Prinsip perhitungan

inflasi berdasarkan IHK adalah sebagai berikut:

Inflasi = ....................................................... (2.1)

b. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)

Indeks harga perdagangan besar atau yang lebih dikenal dengan indeks

harga produsen melihat inflasi dari sisi produsen dan lebih menitikberatkan pada

sejumlah barang di tingkat perdagangan besar. Ini berarti bahwa harga bahan

mentah, bahan baku dan bahan setengah jadi masuk dalam perhitungan. Ukuran

yang di pakai dalam perhitungan IHP adalah penjualan. Prinsip perhitungannya

adalah sebagai berikut :

Inflasi = ...................................................... (2.2)

c. Indeks Harga Implisit (GNP Deflator)

GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam

perhitungan GNP. GNP deflator di peroleh dengan membagi GNP nominal (atas

dasar harga berlaku) dengan GNP riil (atas dasar harga konstan) dan dengan

demikian dapat diinterprestasikan sebagai bagian dari seluruh komponen GNP

(konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto).

GNP deflator = ............................................ (2.3)

Page 3: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

3

Universitas Muhammadiyah Riau

2.1.3 Jenis Inflasi

Ada beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis inflasi. Pembagian

penggolongan tersebut adalah sebagai berikut (Boediono, 2001: 162) :

a. Inflasi berdasarkan sebabnya

Inflasi berdasarkan sebabnya dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai

berikut :

1) Inflasi Tekanan Permintaan (Demand-Pull Inflation)

Demand-Pull Inflation terjadi karena adanya kenaikan permintaan total

(aggregate demand), sedangkan produksi telah berada dalam keadaan kesempatan

kerja penuh atau hampir penuh (full employment). Jika full employment sudah

terjadi, kenaikan permintaan total hanya akan meningkatkan harga di pasar. Inflasi

jenis ini disebut sebagai inflasi murni. Apabila kenaikan permintaan ini

menyebabkan keseimbangan GNP berada di atas atau melebihi GNP pada

kesempatan kerja penuh maka akan terjadi adanya inflationary gap. Inflationary

gap inilah yang akan menyebabkan inflasi.

Gambar 2.1 Kurva Inflation Gap

Kenaikan pengeluaran total dari C + I menjadi C’ + I’ akan menyebabkan

keseimbangan pada titik B berada di atas GNP full employment (YFE). Jarak A –

B atau YFE – YI menunjukan besarnya inflationary gap.

Gambar 2.2 Kurva Demand Pull Inflation

Page 4: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

4

Universitas Muhammadiyah Riau

Bermula dengan harga P1 dan output Q1, kenaikan permintaan total dari

AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang tidak dapat dipenuhi

oleh penawaran yang ada. Akibatnya, harga naik menjadi P2 dan output naik

menjadi QFE. Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3 menyebabkan harga naik

menjadi P3, sedangkan output tetap pada QFE. Kenaikan harga ini di sebabkan

oleh adanya inflationary gap. Proses kenaikan harga ini akan berjalan terus

sepanjang permintaan total terus naik (misalnya menjadi AD4).

2) Cost Push Inflation

Cost push inflation yaitu inflasi yang terjadi disertai turunnya tingkat

produksi. Jadi inflasi jenis ini diikuti resesi dalam perekonomian. Keadaan ini

timbul dimulai dengan adanya penurunan penawaran total (aggregate supply)

sebagai akibat dari kenaikan biaya produksi. Jika proses ini berlangsung terus

maka timbul cost push inflation.

Gambar 2.3 Kurva Cost Push Inflation

Page 5: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

5

Universitas Muhammadiyah Riau

Bermula pada P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi (disebabkan baik

karena berhasilnya tuntutan kenaikan upah oleh serikat buruh ataupun kenaikan

harga bahan baku untuk industri) akan menggeserkan kurva penawaran total dari

AS1 menjadi AS2. Konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun

menjadi Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi AS3,

harga naik dan produksi turun menjadi Q2. Proses ini akan berhenti apabila AS

tidak lagi bergeser ke atas. Proses kenaikan harga ini (yang sering disertai dengan

turunnya produksi) disebut dengan cost push inflation.

b. Inflasi berdasarkan bobotnya

Inflasi apabila ditinjau dari bobotnya dapat dibedakan menjadi empat

macam yaitu :

1) Inflasi ringan (Creeping Inflation)

Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung

secara perlahan dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10%

pertahun.

2) Inflasi Sedang (Galloping Inflation)

Inflasi sedang adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada

diantara 10-30% pertahun atau lebih atau melebihi dua digit dan sangat

mengancam struktur dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

3) Inflasi berat

Page 6: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

6

Universitas Muhammadiyah Riau

Merupakan inflasi dengan laju pertumbuhan berada pada 30-100%

pertahun. Pada kondisi demikian, sektor-sektor produksi hampir lumpuh

total, kecuali yang dikuasai Negara.

4) Inflasi sangat berat (Hyper inflation)

Disebutkan hyper inflasi adalah inflasi dengan pertumbuhan ekonomi

100% pertahun.

c. Inflasi berdasarkan asalnya

Jenis inflasi berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut

(Boediono, 2001)

1). Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)

Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena adanya

devisit anggaran belanja yang dibiayai dengan mengeluarkan kebijakan

moneter menambah jumlah uang beredar berupa percetakan uang baru,

gagal panen dari bahan pokok, dan lain sebagainya.

2). Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)

Penularan inflasi dari luar negeri dapat mudah terjadi pada negara-negara

yang perekonomiannya terbuka, sehingga sangat dipengaruhi oleh

perekonomian global termasuk tingkat inflasi. Penularan inflasi ini dapat

terjadi melalui kenaikan harga-harga baik secara demand inflation maupun

cost inflation. Kenaikan harga barang-barang yang diimpor mengakibatkan

(1) secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian dari

kebutuhan sehari-hari masyarakat berasal dari barang-barang impor, (2)

secara tidak langsung menaikkan indeks harga produsen karena beberapa

input produksi seperti bahan mentah atau mesin-mesin berasal dari barang-

barang impor, (3) secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di

dalam negeri karena kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan

penurunan penerimaan pemerintah dari tarif impor yang di bebankan pada

produk impor yang permintaannya mengalami penurunan.

Menurut Thamrin (2012:60) penggolongan inflasi ada tiga penggolongan

yaitu:

Page 7: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

7

Universitas Muhammadiyah Riau

a. penggolongan pertama inflasi didasarkan atas: parah tidaknya inflasi

tersebut yang terbagi atas inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat dan

hiper inflasi. Disini kita bedakan beberapa jenis inflasi:

1) Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

2) Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)

3) Inflasi berat (antara 30-100% setahun)

4) Hiper inflasi (diatas 100% setahun)

b. Penggolongan kedua inflasi didasarkan pada dari inflasi yang terbagi atas

demand pull inflation dan cost push inflation. Dari dasar ini dapat

dibedakan dua jenis inflasi, yaitu:

1) Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai

barang terlalu kuat

2) Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi, ini disebut cost

inflation

c. Penggolongan ketiga inflasi didasarkan pada asas dari inflasi yang

diadakan dengan domestic inflation dan imported inflation. Dasar ini dapat

dibedakan dua jenis inflasi, yaitu:

1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestik Inflation)

2) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

2.1.4 Teori Inflasi

Secara garis besar ada tiga kelompok mengenai teori inflasi, masing-

masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi, dan masing-masing

bukan teori inflasi yang lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses

kenaikan harga ini. Berikut ini teori inflasi tersebut (Boediono, 2001)

a. Teori Kuantitas

Teori ini merupakan teori yang paling tua mengenai inflasi namun sangat

berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern, terutama di negara-

negara berkembang. Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah

uang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai harga-harga.

Inti dari teori ini adalah :

Page 8: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

8

Universitas Muhammadiyah Riau

1) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar,

tanpa adanya kenaikan jumlah uang beredar, kejadian seperti gagal

panen hanya akan menaikan harga-harga untuk sementara waktu saja.

2) Laju inflasi ditentukan oleh laju penambahan uang yang beredar dan

psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di

pasar di masa mendatang.

b. Teori Keynes

Menurut teori ini inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas

kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini tidak lain adalah

proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang

menginginkan bagian lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat.

Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keamanan dimana

permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang

yang tersedia sehingga menimbulkan apa yang di sebut dengan inflation gap

(celah inflasi), inflation gap terjadi apabila jumlah dari permintaan-permintaan

efektif dari semua golongan tersebut, pada tingkat harga berlaku melebihi jumlah

maksimum dari barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat. Harga-harga

akan naik, karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia atau

dengan kata lain, teori ini mengatakan bahwa inflasi terjadi karena kelebihan

permintaan masyarakat (demand pull inflation) (Sukirno, 2000)

Proses inflasi akan berlangsung terus selama permintaan efektif lebih besar

dari jumlah output yag akan di hasilkan. Inflasi akan berhenti bila permintaan

efektif tidak melebihi jumlah output yang tersedia pada harga-harga yang berlaku.

Cara yang direkomendasikan oleh penganut teori ini untuk mengatasi inflasi

adalah dengan meningkatkan jumlah output yang di hasilkan oleh masyarakat

tersebut untuk mengantisipasi kelebihan permintaan yang terjadi (Boediono,

2001)

c. Teori Strukturalis

Teori strukturalis ini adalah teori inflasi yang didasarkan pada pengalaman

di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran

dalam struktur perekonomian negara-negara yang sedang berkembang. Inflasi

Page 9: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

9

Universitas Muhammadiyah Riau

juga sering dikaitkan dengan faktor-faktor struktur dari perekonomian, maka teori

ini di sebut juga dengan teori inflasi jangka panjang (Sukirno, 2000).

Menurut teori ini, ada dua ketegaran utama dalam perekonomian negara-

negara yang sedang berkembang yang dapat menyebabkan inflasi yaitu

(Boediono, 2001) :

1) Ketegaran berupa ketidakelastisan dari penerimaan ekspor yaitu nilai

ekspor yang tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan

sektor-sektor lainnya.

2) Ketegaran yang berkaitan dengan ketidakelastisan dari supply atau

produksi bahan makanan di dalam negeri.

Dalam teori strukturalis ini, ada tiga hal yang perlu dicatat yaitu :

a) Teori ini menerangkan proses inflasi jangka panjang di negara-negara

yang sedang berkembang.

b) Jumlah uang beredar bertambah dan secara pasif mengikuti dan

menampung kenaikan-kenaikan harga tersebut. Proses inflasi tersebut

dapat terus terjadi bila jumlah uang beredar terus bertambah. Tanpa

kenaikan jumlah uang, proses tersebut akan berhenti dengan sendirinya.

c) Tidak jarang faktor-faktor struktural yang dikatakan sebagai penyebab

yang paling dasar dari proses inflasi. Sering dijumpai bahwa ketegaran-

ketegaran tersebut disebabkan oleh kebijaksanaan harga/ moneter

pemerintah sendiri.

2.1.5 Efek Inflasi

Efek inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor

produksi serta produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut

dengan equity effect, sedangkan efek terhadap alokasi faktor produksi dan

pendapatan nasional masing-masing disebut efficiency effect dan output effect

(Nopirin, 2000).

a. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)

Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi

ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Pihak-pihak yang dirugikan

adalah masyarakat yang mendapatkan pendapatan tetap, orang yang menumpuk

kekayaan dalam bentuk uang kas, demikian juga pihak yang memberikan

Page 10: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

10

Universitas Muhammadiyah Riau

pinjaman dengan bunga yang lebih rendah dari laju inflasi. Sedangkan pihak yang

mendapat keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh

kenaikan pendapatan dengan presentase yang lebih besar dari laju inflasi, atau

mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilainya naik dengan

presentase lebih besar dari laju inflasi atau mereka yang kekayaan bukan uang

dimana nilainya naik dengan presentase lebih besar dari pada laju inflasi. Dengan

demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian

pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi

seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.

b. Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi.Perubahan

ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang

kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa

barang tertentu. Dengan adanya inflasi, permintaan akan barang tertentu

mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong

kenaikan produksi barang tersebut. Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya

akan mengubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada. Memang tidak ada

jaminan bahwa alokasi faktor produksi itu lebih efisien dalam keadaan tidak ada

inflasi. Namun kebanyakan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi dapat

mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.

c. Efek terhadap output (Output Effect)

Inflasi dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi, alasannya dalam

keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah

sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong

kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi cukup tinggi (hyper inflation) dapat

mengakibatkan sebaliknya, yakni penurunan output. Dalam keadaan ini inflasi

yang tinggi, nilai uang riil akan turun secara drastis, dimana masyarakat

cenderung tidak mempunyai uang kas, transaksi akan mengarah ke sistem barter,

yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi barang. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan ouput.

Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga dibarengi dengan

penurunan output.

Page 11: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

11

Universitas Muhammadiyah Riau

Intensitas efek inflasi ini berbeda-beda, apabila produksi barang ikut naik

maka kenaikan produksi ini sedikit banyak dapat menghambat laju inflasi. Tetapi,

apabila ekonomi mendekati kesempatan kerja penuh (full employment) intensitas

efek inflasi semakin besar. Inflasi dalam keadaan kesempatan kerja penuh ini

sering di sebut dengan inflasi murni (pure inflation).

2.2 Harga Minyak Dunia

2.2.1 Pengertian Harga Minyak Dunia

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang

ataubarang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi

seseorang atau kelompok padawaktu tertentu dan tempat tertentu.Minyak mentah

(crude oil) merupakan komoditas dan sumber energi yang sangat dibutuhkanbagi

pertumbuhan suatu negara. Minyak mentah dapat diolah menjadi sumber energi,

sepertiLiquified Petroleum Gas(LPG), bensin, solar, minyak pelumas, minyak

bakar dan lain-lain.

Menurut Nizar (2012) dalam Mokhamad (2016) Fluktuasi harga minyak

dunia akan berdampak pada saldo riil (Real Balance Effect) yaitu kenaikan harga

minyak akan mendorong kenaikan permintaan uang. Menurut Ghalayini (2011)

ketika harga minyak mengalami kenaikan maka konsumen akanmengurangi

konsumsinya terhadap pemakaianminyak. Akibatnya, harga barang dan

jasamengalami kenaikan sehingga konsumen mengurangi konsumsinya. Menurut

Qianqian (2010) dalam Christina (2012) naiknya harga minyak dunia

menyebabkan naiknya harga minyak Impor. Kenaikan minyak impor

menyebabkan investasi menurun, akibat dari expected returnyang turun. Di sisi

lain ekspor akan menurun akibat dari daya saing ekspor yang menurun serta

melambatnya ekonomi dunia sehingga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Harga dapat didefinisikan sebagai suatu penetapan nilai pertukaran yang

ditetapkan oleh penjual dan pembeli untuk memperoleh suatu produk. Harga

minyak dunia adalah harga yang terbentuk karena permintaan dan

penawarankomoditas minyak dunia. Minyak mentah dunia diukur dari harga spot

pasar minyak dunia, pada umumnya yang digunakan menjadi standart adalah West

Texas Intermediate(WTI) atau Brent. Minyak mentah yang diperdagangkan di

WTI adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Minyak tersebut berjenis

Page 12: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

12

Universitas Muhammadiyah Riau

light-weightdan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat

cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan harga minyak ini dijadikan

patokan bagi perdagangan minyak di dunia. Harga minyak mentah di WTI pada

umumnya lebih tinggi lima sampai enam dolar daripada harga minyak OPEC dan

lebih tinggi satu hingga dua dolar dibanding harga minyak Brent.

Kebutuhan energi suatu negara erat kaitannya dengan jumlah penduduk

dan tingkat perkembangan terutama perkembangan industri. Kebutuhan energi

dunia saat ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil terutama minyak

bumi, hal ini menyebabkan harga minyak dunia menjadi sangat penting dalam

sektor perdagangan,mengingat penyebaran cadangan minyak yang tidak merata di

dunia. Cadangan minyak dunia hanya dimiliki oleh beberapa negara seperti Saudi

Arabia, Irak, Iran dan beberapa negara lain. Diantara persediaan tersebut lebih

dari 25% dimiliki oleh Saudi Arabia. Banyak negara yang masih bergantung pada

negara lain dalam pemenuhan suplai minyak tersebut. Oleh karena itu, sangat

mungkin bagi negara penghasil minyak dunia untuk mendominasi harga minyak

di pasar. Sehingga dibutuhkan suatu mekanisme untuk menentukan harga minyak

di pasar dunia agar kebijakan yang diambil menguntungkan semua pihak.

Harga minyak dunia merupakan sejumlah nilai moneter yang ditetapkan

untuk mendapatkan 1 barel minyak dalam dollar Amerika Serikat. Terdapat tiga

jenis minyak yang paling sering diperdagangkan di dunia, yaitu: Minyak West

Texas Intermediate (WTI) untuk daerah Amerika, Minyak Brent untuk daerah

Eropa, dan Minyak Dubai untuk kawasan Timur Tengah. Penentuan harga minyak

Fluktuasi harga minyak dunia berdampak pada perekonomian negara, baik

itu negara pengekspor minyak maupun negara pengimpor minyak. Ketika harga

minyak dunia naik, maka sektor produksi dalam negeri, terutama untuk industri-

industri yang terkait dengan bahan bakar minyak akan menurunkan output

produksi. Hal tersebut dikarenakan harga minyak yang tinggi akan berakibat pada

meningkatnya biaya produksi sehingga perusahan melakukan penyesuaian

produksi yang pada akhirnya berpengaruh terhadap output secara riil dan

pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Menurut laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia kenaikan harga

minyak dunia dapat memberikan tambahan penerimaan bagi pemerintah (windfall

Page 13: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

13

Universitas Muhammadiyah Riau

profit). Namun pada saat bersamaan akan menyebabkan membengkaknya beban

subsidi pemerintah. Lebih jauh lagi, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)

akan menaikan biaya produksi yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat harga

domestik.

2.2.2 Dampak Guncangan Harga Minyak Dunia

Menurut Afdi Nizar (2012)sedikitnya ada 6 (enam) saluranyang dapat

mentransmisikan dampakguncangan harga minyak (oil price shocks) terhadap

aktivitas ekonomiyaitu:

a. Efek sisi penawaran (supply side shock effect)

Kenaikan hargaminyak menyebabkan penurunan output karena kenaikan

harga memberikan pertanda kurangnya ketersediaan input dasar untuk

produksi. Akibatnya laju pertumbuhan dan produktivitas menurun.

b. Efek transfer kekayaan(wealth transfer effect)

Efek ini terkait dengan pergeseran daya beli (purchasing power) dari

negara importer minyak ke negara eksportir minyak. Pergeseran daya beli

menyebabkan berkurangnya permintaan konsumen terhadap minyak di

negara pengimpor dan bertambahnya permintaan konsumen di negara

pengekspor. Lebih lanjutnyapermintaan konsumen akan minyak berkurang

dan persediaan tabungan dunia meningkat. Peningkatan pasokan tabungan

mengakibatkan melemahnya suku bunga riil. Penurunan suku bunga dunia

akan menstimulasi investasi, sebagai penyeimbang turunnya konsumsi,

sehingga permintaan agregat tidak berubah di negara pengimpor.

c. Efek saldo riil (real balance effect)

Kenaikan harga minyak akan mendorong kenaikan permintaan uang.

Apabila otoritas moneter gagal meningkatkan jumlah uang yang

beredarmaka saldo riil akan turun, suku bunga akan naik dan laju

pertumbuhan ekonomi melambat.

d. Efek Inflasi(inflation effect)

Kenaikan harga minyak dapat mengakibatkan meningkatnya Inflasi. Harga

minyak mentah yang lebih tinggi akan segera diikuti oleh naiknya harga

produk-produk minyak, seperti bensin, dan lainnya. Selain itu, akan ada

banyak perusahaan mengalihkan peningkatan biaya produksi dalam bentuk

Page 14: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

14

Universitas Muhammadiyah Riau

harga konsumen yang lebih tinggi untuk barang-barang atau jasa non-

energi, sementara pekerja akan merespon dengan menuntut kenaikan

upah/gaji.

e. Efek konsumsi, investasi, dan Harga Saham

Kenaikan harga minyak memberikan efek negatif terhadap konsumsi,

investasi, dan Harga Saham. Pengaruh terhadap konsumsi berkaitan

dengan pendapatan disposibel yang berkurang karena kenaikan harga

minyak, sedangkan investasi dipengaruhi olehpeningkatan biaya

perusahaan.Pendapatan disposibel adalah pendapatan yang siap untuk

dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya

menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

f. Efek penyesuaian sektoral

Guncangan harga minyak akan mempengaruhi pasar tenaga kerja melalui

perubahan biaya produksi relatif industri.Lebih lanjutnya, perubahan ini

pada gilirannya menghasilkan realokasi modal dan tenaga kerja antar

sektor yang bisa mempengaruhi pengangguran dalan jangka panjang.

Dengankata lain, semakin tinggi penyebaran dari guncangan sektoral,

tingkat pengangguran semakin tinggi karena jumlah realokasi tenaga kerja

bertambah.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Minyak Dunia

Harga minyak dunia selalu berfluktuasi menyesuaikan kondisi permintaan

dan penawaran terhadap minyak dunia. Fluktuasi harga ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor yang berpeluang menyebabkan harga minyak dunia turun

adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan produksi minyak dunia oleh negara produsen minyak yang

tergabung dalam OPEC.

b. Persediaan cadangan minyak dunia yang berlimpah.

c. Meningkatnya investasi di sisi eksplorasi dan produksi.

Faktor lainnya yang dapat menyebabkan harga minyak dunia naik adalah

sebagai berikut:

a. Peningkatan konsumsi minyak dunia dari negara yang sedang berkembang

seperti: China dan India.

Page 15: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

15

Universitas Muhammadiyah Riau

b. Permasalahan kilang minyak sehingga tidak dapat beroperasi dapat

menurunkan persediaan minyak dunia yang akan mendorongnya naiknya

harga minyak dunia.

c. Faktor Geopolitik negara-negara produsen seperti: konflik negara Turki

dengan pemberontak Kurdi, intervensi negara AS terhadap kasus nuklir

Iran, konflik antar suku di Nigeria dan lain sebagainya. Kekhawatiran

bencana alam di negara produsen dapat mengganggu distribusi pasokan

minyak dunia ke negara konsumen.

2.3 Suku Bunga

2.3.1 Pengertian Suku Bunga SBI

Salah satu alat kebijakan yang digunakan bank indonesia untuk

mengendalikan inflasi adalah bunga. Suku bunga adalah biaya yang harus di bayar

oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi

pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu

terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya

dalam bentuk tabungan (Nopirin, 2000). Suku bunga juga merupakan sebuah

harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga

lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan

penawaran.

Menurut Kasmir (2008: 131) suku bunga dapat diartikan sebagai balas jasa

yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Tingkat

suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang sebagai

sewa atas penggunaan uang jangka waktu tertentu. Harga atas penggunaan uang

biasanya dinyatakan dalam persen (%) dalam jangka waktu tertentu misalnya 1

bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Harga penggunaan uang per unit waktu disebut

“tingkat bunga”.

Naik turunnya tingkat bunga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran

uang. Tingkat suku bunga cenderung naik bila permintaan pinjaman atau debitur

lebih besar dari pada jumlah uang atau dana yang ditawarkan kreditur (biasanya

bank akan atau lembaga keuangan bukan bank). Sebaliknya tingkat suku bunga

cenderung menurun bila permintaan debitur lebih kecil dari pada jumlah uang atau

dana yang ditawarkan kreditur.

Page 16: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

16

Universitas Muhammadiyah Riau

Tingkat suku bunga dibedakan menjadi dua macam, yaitu tingkat bunga

nominal dan tingkat bunga riil. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang

akan dibayar kembali kepada pemegangnya pada masa yang akan datang,

sedangkan suku bunga riil adalah perbedaan tingkat bunga nominal dan inflasi

atau konsep yang mengukur tingkat bunga sesungguhnya setelah suku bunga

nominal dikurangi dengan laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama

(Mankiw, 2006).

Salah satu rujukan dalam penentuan suku bunga bagi bank-bank umum

adalah bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sertifikat Bank Indonesia

merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank

Sentral. Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia dilakukan atas unjuk nama dengan

nominal tertentu dan penerbitan terhadap operasi pasar terbuka dalam masalah

penanggulangan jumlah uang beredar dan tekanan inflasi (Ulfa dan Aliasuddin,

2010).

Sertifikat Bank Indonesia pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dan

hanya diperdagangkan antara bank. Namun ini tidak berlangsung lama, karena

pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk memperkenankan bank-bank

untuk mengeluarkan Sertifikat Deposito pada tahun 1971. Selanjutnya Sertifikat

Bnak Indonesia diterbitkan kembali seiring dengan dikeluarkannya kebijakan

deregulasi perbankan pada tanggal 1 juni 1983, dan baru aktif kembali sebagai

salah satu instrumen operasi pasar terbuka ada 1 Februari 1984 (Kasmir, 2002).

Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia sebagai pengakuan uang berjangka waktu pendek (1-3 bulan)

dengan sistem diskonto/ bunga. Sertifikat Bank indonesia merupakan salah satu

mekanisme yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan

nilai rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan

uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan

SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal juli

2005, Bank Indonesia mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI

untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang

digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan (Bank

Indonesia, 2005).

Page 17: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

17

Universitas Muhammadiyah Riau

2.3.2 Teori Suku Bunga

Beberapa teori yang menjelaskan tingkat suku bunga, dalam hal ini penulis

mengambil dua teori yang lazim pernah digunakan oleh beberapa pembahas

lainnya yang berkenan dengan tingkat bunga, yaitu teori Klasik dan teori Keynes.

a. Teori Klasik

Menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga

dimana pergerakan tingkat perekonomian dalam mempengaruhi tabungan (saving)

yang terjadi. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan masyarakat

untuk mengorbankan pengeluarannya guna menambah besarnya tabungan. Jadi

tingkat bunga menurut klasik adalah jasa yang diterima seseorang karena

menabung. Investasi merupakan fungsi tingkat suku bunga, dimana semakin

tinggi tingkat suku bunga semakin kecil keinginan masyarakat untuk melakukan

investasi. Artinya jika pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya

apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga

yang harus dibayarkan untuk dan investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk

penggunaan dana dan sebaliknya jika terjadi, tingkat bunga makin rendah maka

investasi akan meningkat. Tingkat bunga dalam keadaan seimbang akan tercapai

apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk

melakukan investasi (Nopirin, 2000).

b. Teori Keynes

Menurut teori keynes, tingkat suku bunga merupakan fenomena moneter.

Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang

(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi

(GNP), sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat suku

bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk melakukan investasi dan

demikian mempengaruhi GNP harga barang. Keynes mengasumsikan bahwa

perekonomian belum mencapai full employment. Oleh karena itu, produksi masih

dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga. Dengan

menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan

produk nasional. Dalam jangka panjang peningkatan produk nasional

akanmenyebabkan peningkatan permintaan agregat. Apabila permintaan akan

Page 18: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

18

Universitas Muhammadiyah Riau

barang semakin meningkat, maka tingkat harga barang akan ikut meningkat.

Kenaikan harga secara umum dan terus-menerus akan menyebabkan inflasi.

Dalam teori ini ada tiga motif kenapa orang menabung. Motif itu meliputi

(Sukirno, 2006) :

1. Permintaan uang untuk transaksi

Memegang uang untuk transaksi merupakan tujuan memegang uang yang

paling penting.

2. Permintaan uang untuk berjaga-jaga

Selain untuk membiayai transaksi, uang diminta pula oleh masyarakat

untuk menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain dimasa

depan, dimana uang yang disisihkan tersebut dinamakan permintaan uang

untuk berjaga-jaga.

3. Permintaan uang untuk spekulasi

Dalam ekonomi modern ini, dimana institusi keuangan sudah berkembang,

masyarakat menggunakan uangnya untuk spekulasi yaitu disimpan atau

digunakan untuk membeli surat berharga. Dalam menggunakan uang, suku

bunga yang diperoleh dari memiliki surat berharga tersebut sangat penting

dalam menentukan besarnya jumlah permintaan uang. Apabila suku bunga

tinggi, maka masyarakat akan menggunakan uangnya untuk membeli surat

berharga tersebut, akan tetapi bila suku bunga rendah dan tingkat

pengembalian modal rendah, maka mereka akan suka menyimpan uangnya

dari pada membeli surat berharga tersebut. Ketiga motif ini yang

merupakan sumber timbulnya “permintaan akan uang“ yang diberi nama

teori preferensi likuiditas.

Page 19: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

19

Universitas Muhammadiyah Riau

Tingkat bunga (%) Jumlah uang

r

Liquidity preferen

0 Jumlah uang beredar dan permintaan uang

Gambar 2.5. Teori Keynes tentang tingkat bunga

Dalam teori preferensi likuiditas ini, faktor yang ditekankan adalah suku

bunga. Alasannya adalah suku bunga melambangkan biaya kesempatan dari

memegang uang. Dengan demikian, masyarakat akan lebih memilih untuk

memegang sejumlah kekayaan dalam bentuk uang tunai dari pada surat berharga.

Kenaikan suku bunga akan meningkatkan kerugian dari memegang uang

(Mankiw, 2006).

Menurut keynes dalam teorinya preferensi likuiditas ini, suku bunga

senantiasa bergerak menyesuaikan dirinya guna menyeimbangkan jumlah uang

yang beredar dan permintaan uang (Mankiw, 2006). Pendapat Keynes ini sangat

berbeda dengan pendapat aliran klasik, dimana tingkat bunga menurut aliran

klasik adalah premi yang diterima karena menunda konsumsinya pada masa yang

akan datang. Permintaan uang mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat

bunga. Hubungan negatif antara permintaan uang dan tingkat harga ini

diterangkan Keynes yang mengatakan bahwa masyarakat mempunyai pendapat

tentang adanya tingkat bunga normal (natural rate). Apabila tingkat bunga turun

dari tingkat bunga normal, sedangkan dalam masyarakat memegang obligasi

(surat berharga) pada satu suku bunga naik (harga obligasi mengalami

penurunan), maka pemegang obligasi tersebut akan mengalami kerugian. Guna

menghindari kerugian ini tindakan yang dilakukan adalah dengan menjual surat

berharga (obligasi) yang dengan sendirinya akan mendapatkan uang kas, dan uang

kas ini yang dipegang pada saat suku bunga naik (Nopirin, 2000).

Page 20: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

20

Universitas Muhammadiyah Riau

Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan

tingkat harga, Ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang beredar

dimasyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh

pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat

suku bunga yang tinggi diharapkan kemudian alah berkurangnya jumlah uang

beredar sehingga permintaan aggregat pun akan berkurang dan kenaikan harga

bisa diatasi.

2.3.3 Jenis-Jenis Suku Bunga

Menurut Mahardjo Kuncoro dan Suhardjono (2002) jenis-jenis suku

bunga:

a. Suku bunga deposito, terdiri dari suku bunga yaitu suku bunga yang

tercantum pada papan pengumuman masing-masing bank atau dimedia

cetak dan suku negosiasi, suku negosiasi diberikan kepada nasabah-

nasabah besar dengan maksud agar dengan kelebihan suku bunga tersebut

mau menyimpan di bank yang bersangkutan.

b. Suku bunga tabungan, suku bunga yang di peruntukkan nasabah tabungan

sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uang di

bank.

2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga

Menurut Kasmir, (2010) faktor-faktorutama yang mempengaruhibesar

kecilnya penetapan suku bunga adalah:

a. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman

meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat

terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga

simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman.

Namun apabila danayang ada simpanan banyaksementara pemohonan

simpanansedikit maka bunga simpanan akanturun.

b. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi,

yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam

Page 21: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

21

Universitas Muhammadiyah Riau

arti jika untukbunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak

membutuhkandana cepat sebaiknya bungasimpanan kita naikkan diatas

bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga

pinjamankita harus berada dibawah bunga pesaing.

c. Kebijakan Pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak

boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar

maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

d. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi

bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa

mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek,

maka bunga relatif lebih rendah.

e. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan antara nasabah utama (primer) dannasabah

biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta

loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama

biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga

dalam penentuan suku bunganyapun berbeda dengan nasabah biasa.

2.4 Jumlah Uang Beredar

2.4.1 Pengertian Uang Beredar

Mankiw (2003) mengatakan uang adalah persediaan aset yang dapat

segeradigunakan untuk melakuan transaksi. Jumlah uang beredar mempunyai

kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi kegiatan

ekonomi di suatu negara. Seperti dikemukakan oleh kelompok monetaris, bahwa

jumlah uang beredar berperan penting dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi

yang berasal dari sector moneter (Arief, 1996).

Menurut Thamrin (2012) mengatakan uang bisa mengetahui segala sesuatu

yang berkaitan dengan uang, kita harus bisa memberikan pengertian atau definisi

dari uang itu. Uang selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah

Page 22: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

22

Universitas Muhammadiyah Riau

sesuatu yang bisa diterima oleh umum sebagai alat pembayaran dan sebagai alat

tukar-menukar. Beberapa sarjana ekonomi mengemukakan definisi-definisi

tersebut telah memperkarya pengetahuan kita tentang uang.

Menurut Kasmir (2008) uang secara luas adalah suatu yang dapat diterima

secara umum sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alatuntuk melakukan

pembelian barang dan jasa. Dengan kata lain, bahwa uang merupakan alat yang

dapat digunakan dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam

suatu wilayah tertentu.

Jumlah uang beredar (money supply) di Indonesia didefinisikan sebagai

tagihan masyarakat terhadap sektor perbankan dan terbatas pada jumlah antara

uang kartal dan uang giral. Ini berarti Indonesia menganut jumlah uang beredar

M1 (narrow money), dimana uang kuasi yang berupa deposito berjangka (time

deposits) dan tabungan atau simpanan berjangka (saving deposits) bukan

merupakan komponen jumlah uang beredar, melainkan hanya sebagai

likuiditasperbankan (Boediono, 1990).Dornbusch (1997) memberikan definisi

tentang jumlah uang beredar sebagai berikut : M1 : Merupakan

penjumlahanantara Demand Deposits (DD) dengan currencyyang dipegang

masyarakat (CU). M1 = DD + CU.M2 : M1 ditambah dengan simpanan dan

tabungan berjangka. M2= M1 + TD; M1 adalah pengertian jumlah uang beredar

dalam arti sempit (narrow money) sedangkan M2 adalah pengertian jumlah uang

beredar dalam arti luas (Broad Money).

Besar kecilnya jumlah uang beredar menurut Nasution (1998) ditentukan

oleh :

1. Kebijakan Bank Indonesia

2. Porsi kekayaan netto luar negeri Bank Indonesia

3. Perilaku masyarakat dalam menahan uang

Hasibuan (2005) mengatakan bahwadalam mengatur jumlah uang beredar

dapat dianalisis secara mendalam dari teori :

1. Hukum permintaan dan penawaran dari J.B. Say

Pada dasarnya harga barang ditentukan oleh rasio permintaan dengan

penawaran. Dan harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar.

Jikajumlah uang beredar bertambah dua kali lipat, harga barang juga akan naik

Page 23: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

23

Universitas Muhammadiyah Riau

dua kali lipat. Asumsinya uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga,

velocityuang tetap dan barang dan jasaa akan diperdagangkan jumlahnya tetap.

2. Teori Kuantitas

Tingkat harga di tentukan oleh tiga faktor, yaitu M= jumlah uang beredar,

V=rata-rata perputaran setiap unit uang, T=jumlah uang dan jasa yang

diperdagangkan. Jika MV semakin besar dan tidak diikuti dengan kenaikan barang

dan jasa dan harga akan naik dan menyebabkan nilai tukar uang akan turun atau

inflasi. Sebaliknya, jika MVmenurun, tetapi tidak diikuti oleh turunnyavolume

perdagangan, nilai tukar uang akansemakin besar, atau inflasi rendah, jadi

kecepatan beredarnya uang mempengaruhi laju inflasi.

3. Teori Permintaan Uang John Maynard Keynes.

Menurut Keynes ada tiga motif untuk memegang uang yaitu:

a. Motif Transaksi maksudkan bahwa seseorang tidak membelanjakan

pendapatannya sekaligus karena mengatur uang pada masa yang akan

datang. Jadi, penghasilannya dibelanjakan sebagian sesuai dengan

kebutuhannya.

b. Motif Berjaga-Jaga ini dimaksudkan bahwa seseorang menyimpan

sebagian pendapatannya karena ingin menjaga hal-hal yang

kemungkinan akan terjadi dimasa datang.

c. Motif spekulasi dimaksudkan bahwa seorang menahan sebagian

uangnya karena berspekulasi atau mengharapkan bunga dimasa yang

akan datang meningkat.

Ketiga motif ini akan mempengaruhi kecepatan beredarnya setiap unit

uang tersebut. Semakin cepat peredaran setiap unit uang akan mempengaruhi nilai

tukar uang, yang akan mempengaruhi tingkat inflasi, hal ini akan mempengaruhi

kebijakan perbankan, khususnya bank Indonesia dalam mengatur stabilitas

moneter (Hasibuan, 2005).

Perangkat kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh bank sentral

(Insukindro, 1994) :

a. Kebijaksanaan operasi pasar terbuka. Kebijakan ini dilaksanakan oleh

bank sentral dengan cara menjualbelikan surat berharga. Dengan

menjual atau membeli surat berharga dan menentukan suku bunga bank

Page 24: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

24

Universitas Muhammadiyah Riau

atau diskonto, bank sentral dapat mengendalikan jumlah uang beredar

sesuai dengan yang diinginkan.

b. Penentuan cadangan wajib minimum. Bila cadangan wajib meningkat

kelebihan cadangan yang dimiliki bank-bank umum menjadi berkurang

maka pada gilirannya akan menurunkan jumlah kredit yang dapat

diciptakan serta dapat mengurangi laju pertumbuhan jumlah uang

beredar.

c. Kebijakan kredit selektif. Kebijakan ini bukan mengawasi jumlah uang

beredar tetapi lebih diarahkan untuk mengawasi apakah kredit yang

diberikan oleh bank-bank umum sesuai dengan keinginan pemerintah,

atau tidak.

d. Bujukan moral. Kebijakan ini diambil oleh bank sentral dengan

mengadakan pertemuan saran-saran dan himbauan. Dengan

mengadakan pertemuan-pertemuan, bank sentral dapat menjelaskan

kebijakan-kebijakan yang sedang dan mungkin akan dijalankan oleh

pemerintah.

2.4.2 Konsep Uang Beredar

Mengenai jumlah uang beredarmemiliki beberapa konsep, dan konsep

jumlah uang beredarsebagai berikut (Rio, 2017):

a. Uang Inti (Base Money)

Uang inti merupakan uang yang dicetak oleh otoritas moneter atau bank

sentral yang terdiri dari uang kartal dan uang Reserve(R).

Mo = C + R

Dimana: Mo (base money), C (uang kartal), R (cadangan bank)

b. Jumlah Uang beredar dalam arti Sempit (M1) atau Narrow Money

Jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) atau narrow moneyadalah

kewajiban sistem moneter terhadap terhadap sektor swasta domestik, yang

terdiri dari uang kartal dan uang giral.

M1 = C+ D

Dimana: M1 (narrow money), C (uang kartal), D (uang giral)

c. Jumlah Uang Beredar dalam Arli Luas (M2) Atau Broad Money

Page 25: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

25

Universitas Muhammadiyah Riau

Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money adalah

kewajiban sistem moneter terhadap swasta domestik, yang terdiri dari M1

(C + D) dan uang kuasi.

M2 = M1 + T

Dimana: M2 (broad money), M1 (narrow money), T (uang kuasi)

d. Jumlah Uang Beredar dalam Arti Paling Luas (M3)

Jumlah uang beredar dalam arti paling luas (M3) merupakan penjumlahan

dari M2 dan deposito berjangka (time deposit) pada lembaga-lembaga

keuangan bukan bank, sepertiasuransi, pegadaian.

M3 = M2+ TDLKBB

Dimana: M3 (jumlah uang beredar dalam arti paling luas), M2 (broad

money), TDLKBB (time deposit pada lembaga keuangan bukan bank).

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Uang Beredar

Setiap minggu, bulan atau tahun jumlah uang beredar selalu mengalami

perubahan. Sebab-sebab yang mempengaruhi perubahan jumlah uang beredar

adalah aktiva luar negeri bersih. Tagihan bersih pada Pemerintah Pusat, tagihan

pada Badan atau Lembaga dan perusahaanpemerintah, Rekening khusus, Tagihan

pada Perusahaan dan Perseorangan, simpanan berjangka dan Tabungan dan faktor

lainnya bersih.

Menurut Sukirno (2010) menyatakan bahwa di dalam kehidupan

masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral

untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melaluikebijakan moneter.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:

a. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi:

politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif)

dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.

b. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran

uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya

kecil.

c. Bank umum dapat menciptakan uang giralmelalui pembelian saham dan surat

berharga.

d. Tingkat pendapatan masyarakat

Page 26: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

26

Universitas Muhammadiyah Riau

e. Tingkat suku bunga bank

f. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen

terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik,

sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak,

demikian sebaliknya)

g. Harga barang

h. Kebijakan kredit dari pemerintah

2.5Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan kajian dan

mempelajari lebih dalam terhadap penelitan-penelitian terdahulu yang relevan

dengan topik yang diangkat oleh penulis. Berikut ini adalah ringkasan penelitian-

penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini :

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

1.

Heru

Herlambang

(2012)

Pengaruh jumlah

uang beredar, suku

bunga, nilai tukar

terhadap tingkat

inflasi

Jumlah uang

beredar(X1),

suku

bunga(X2),

nilai

tukar(X3),

inflasi (Y)

analisa

regresi

linier

berganda

Jumlahuang beredar tidak

berpengaruh signifikan

terhadap inflasi. SBI

memiliki pengaruh

signifikan positif terhadap

inflasi, dan nilai tukar

tidak berpengaruh

signifikan

2.

Adrian

Sutawijaya

dan

Zulfahmi

(2012)

Jurnal

Organisasi

dan

Manajemen

Vol. 8

Pengaruh faktor-

faktor ekonomi

terhadap inflasi di

indonesia

tingkat suku

bunga(X1),

investasi(X2),

uang

beredar(X3),

nilai

tukar(X4),

inflasi (Y)

Metode

OLS

(Ordinar

y Least

Square)

tingkat suku bunga,

jumlah uang beredar,

investasi, dan nilai tukar

secara simultan

mempengaruhi inflasi di

Indonesia.

Page 27: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

27

Universitas Muhammadiyah Riau

3. Harjunata,

Y.T Kalalo,

dkk./Jurnal

Berkala

Ilmiah

Efisiensi

Vol. 16

No.1 2016

Analisis

factor-faktor

yang

mempengaruhi

inflasi di

Indonesiaperio

de 2000-2014

Inflasi (Y),

Jumlah Uang

Beredar (X1),

Harga

Minyak

Dunia (X2),

Nilai Tukar

(X3) dan BI

Rate (X4).

Regresi

linier

berganda

Hasil penelitian

menunjukkan JUB, Harga

minyak dunia dan nilai

tukar tidak berpengaruh

signifikan terhadap

inflasi. Sedangkan BI

Rate berpengaruh positif

dan signifikan

terhadapinflasi di

Indonesia.

No Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

4. Venny

Kurnia

Putri (2017)

JOM Fekon

Vol.4 No.1

Analisis Pengaruh

Jumlah Uang

beredar, Suku

Bunga Sertifikat

Bank Indonesia

dan suku Bunga

Kredit Investasi

Terhadap Inflasi di

Indonesia

Inflasi (Y),

Suku Bunga

SBI (X1),

Suku Bunga

Kredit

Investasi

(X2),

Pertumbuhan

Ekonomi

(X3)

Analisis

Regresi

Bergand

a

Berdasarkan Hasil

Regresi Jumlah Uang

Beredar, dengan nilai

probalitas 0.001 < 0,05

yang berarti jumlah uang

beredar berpengaruh

negative dan signifikan

terhadap inflasi di

Indonesia.

5.

Krisnaldy (2017)

pengaruh jumlah

uang beredar,

harga, kurs dan

Judul Penelitian

tingkat bunga

terhadap inflasi di

indonesia

pendekatan error

corection model

Inflasi(Y),

Jumlah Uang

Beredar(X1),

harga(X2),

Kurs(X3),

Tingkat

Bunga(X4)

Metode

error

corection

Model

Hasil pengujian

menunjukkan bahwa

variabel

pertumbuhanJumlah Uang

Beredar, pertumbuhan

Produk Domestik Bruto

dan Tingkat Bunga tidak

berpengaruh signifikan

terhadap perubahan

tingkat inflasi dalam

jangka pendek, hanya

variabel pertumbuhan

Kurs terhadap USD

yangberpengaruh

signifikan terhadap

perubahan tingkat Inflasi

dalam jangka pendek.

Sumber : Berbagai Jurnal, 2019

2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan konsep untuk menjelaskan serta

menunjukkan keterkaitan antara Variabel yang akan di teliti, berdasarkan

Page 28: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

28

Universitas Muhammadiyah Riau

permasalahan maupun antar variabel-variabel yang di teliti. Berdasarkan dari teori

yang di kemukakan pada bab sebelumnya. Berdasarkan latar belakang dan

tinjauan pustaka diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran untuk memudahkan

alur dalam penelitian mengenai masalah inflasi di indonesia.

Berdasarkan sasaran kebijakan moneter yang saat ini sedang dijalankan

oleh pihak otoritas moneter (Bank Indonesia), akan dilakukan analisis terhadap

pengaruh harga minyak dunia, suku bunga, dan jumlah uang beredar terhadap

inflasi di Indonesia. Teori yang digunakan untuk membentuk model penelitian

didasarkan pada teori inflasi. Model yang dituliskan adalah model yang

selanjutnya dimodifikasi dan memfokuskan pada tiga variabel yang

mempengaruhi inflasi, yaitu harga minyak dunia, suku bunga, dan jumlah uang

beredar.

Dari berbagai Negara yang mengalami inflasi menunjukan bahwa

beberapa penyebab tetap inflasi adalah terlalu tingginyaharga minyak dunia, suku

bunga dan jumlah uang beredar. Menurut teori moneteris inflasi hanya terjadi

akibat gejolak moneter yang diakibatkan oleh harga minyak dunia, suku bunga

dan secara relatif jelas mempengaruhi jumlah uang beredar dan mengakibatkan

terjadinya inflasi, berdasarkan masalah inflasi yang terjadi maka peneliti mencoba

menganalisa permasalahan yang terjadi dengan menggunakan variabel-variabel

bebas seperti harga minyak dunia, suku bunga dan jumlah uang beredar terhadap

inflasi di indonesia. Dengan menggunakan variabel-variabel bebas tersebut

diharapkan mampu mengurangi inflasi yang terjadi di indonesia.

Hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat akan di jelaskan dalam

diagram atau kerangka pemikiran. Hubungan variabel harga minyak dunia (X1),

suku bunga (X2) dan jumlah uang beredar (X3) hal ini tentunya akan

mengakibatkan terjadinya inflasi.Untuk melihat hubungan keseluruhan antar

variabel dapat dilihat dari kerangka pemikiran dibawah ini :

Page 29: BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 2.1...Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di samping masalah pengangguran. Inflasi berperan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

29

Universitas Muhammadiyah Riau

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran

2.7 Hipotesis

Berdasarkan pokok permasalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian dan

kajian-kajian teori yang relevan, maka diajukan hipotesis penelitian ini sebagai

berikut:

H1: Diduga terdapat pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Inflasi di

Indonesia

H2: Diduga terdapat pengaruh Suku Bunga terhadap Inflasi di Indonesia

H3: Diduga terdapat pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Inflasi di

Indonesia

H4: Diduga terdapat pengaruh Harga Minyak Dunia, Suku Bunga, Jumlah

Uang Beredar, terhadap Inflasi di Indonesia

Inflasi (Y)

Harga Minyak

Dunia (X1)

Suku Bunga (X2)

Jumlah Uang

beredar (X3)