BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

30
9 BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Kepala Sekolah Kepala Sekolah terdiri dari dua kata yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pimpinan dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah merupakan suatu lembaga di mana menjadi tempat berlangsung- nya kegitan belajar mengajar. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pimpinan sekolah atau suatu lembaga dimana lembaga tersebut sebagai tempat menerima dan memberi pelajaran atau tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Wahjosumidjo (2002) memberikan batasan: Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sementara itu menurut Permendikbud Nomor: 0296/U/1996 tentang Penugasan guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan Depdikbud menyebutkan bahwa Kepala Sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah.

Transcript of BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

Page 1: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

9

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Kepala Sekolah

Kepala Sekolah terdiri dari dua kata yaitu

“kepala” dan “sekolah”. Kata kepala dapat diartikan

sebagai ketua atau pimpinan dalam suatu organisasi

atau sebuah lembaga. Sedang sekolah merupakan

suatu lembaga di mana menjadi tempat berlangsung-

nya kegitan belajar mengajar. Jadi secara umum

kepala sekolah dapat diartikan pimpinan sekolah atau

suatu lembaga dimana lembaga tersebut sebagai

tempat menerima dan memberi pelajaran atau tempat

berlangsungnya proses pembelajaran. Wahjosumidjo

(2002) memberikan batasan:

Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional

guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan murid

yang menerima pelajaran.

Sementara itu menurut Permendikbud Nomor:

0296/U/1996 tentang Penugasan guru Pegawai Negeri

Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan Depdikbud

menyebutkan bahwa Kepala Sekolah adalah guru yang

memperoleh tambahan tugas untuk memimpin

penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan

mutu pendidikan sekolah.

Page 2: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

10

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat

diartikan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru

yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala

sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga

dapat didayagunakan secara maksimal untuk menca-

pai tujuan bersama. Sebagai pemimpin suatu lembaga

kepala sekolah dituntut untuk selalu mengembangkan

hubungan kerja sama yang harmonis antara sekolah

dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang

efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan

membentuk saling pengertian antara sekolah dengan

orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga untuk

saling membantu dan mengetahui manfaat dan peran-

nya masing-masing dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan di sekolah.

Kepala sekolah merupakan figur penting dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak hanya

dituntut dapat melaksanakan tugas di bidang pelak-

sanaan pembelajaran saja namun juga dituntut me-

laksanakan berbagai peran sebagai pemimpin satuan

pendidikan. Purwanto (2002) menyebutkan sepuluh

macam peranan kepala sekolah sebagai berikut:

Dalam melaksanakan tugasnya seorang kepala

sekolah mempunyai sepuluh macam peranan,

yaitu: (1) sebagai pelaksana (executive), (2) peren-cana (planner), (3) seorang ahli (expert), (4) menga-

wasi hubungan antara anggota-anggota (controller of relationship), (5) mewakili kelompok (group

representative), (6) bertindak sebagai pemberi gan-jaran, (7) bertindak sebagai wasit dan penengah

(arbitrator and mediator), (8) pemegang tanggung-

Page 3: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

11

jawab, (9) sebagai seorang pencipta (idiologist), dan

(10) sebagai seorang ayah (father figure)

Dilihat dari peranya yang begitu kompleks maka

seorang kepala sekolah dituntut memiliki standar

kompetensi minimal yang memadai untuk dapat

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut.

2.2 Standar Kompetensi Kepala Sekolah

Dilihat dari peran serta tugas pokok yang tinggi

sebagai seorang kepala sekolah dituntut memiliki

standar kompetensi minimal yang memadai sehingga

dapat melaksanakan peran serta tugas pokok dan

fungsinya dengan baik. Standar kompetensi minimal

tersebut merupakan modal dasar bagi seorang kepala

sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Standar

merupakan suatu patokan atau ukuran yang harus

dipenuhi atau harus dicapai. Sedangkan kompetensi

menurut Purwadarminta diartikan sebagai suatu

kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau

memutuskan suatu hal. Kompetensi juga dapat

diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang

yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan

kabutuhan kerja dalam parameter lingkungan organi-

sasi dan memberikan hasil yang diinginkan.

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah menjelaskan

bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki lima

kompetensi dasar yaitu: kompetensi kepribadian,

Page 4: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

12

kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,

kompetensi supervisi dan kompetensi sosial.

Bila kelima kompetensi dasar tersebut dapat

dipenuhi oleh seorang Kepala Sekolah maka dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya akan ber-

jalan secara efektif, kepala sekolah yang efektif di-

tuntut memiliki beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi yaitu (Sagala, 2010):

Kepala Sekolah yang efektif dapat memenuhi

kebutuhan yang diperlukan, maka syarat yang

diperlukan untuk menjadi kepala sekolah yang

efektif adalah, kepala sekolah tersebut (1) mau dan mampu melakukan perubahan; (2) mampu men-

desain kerja organisasi pendidikan yang memberi

ruang pada kreativitas yang inovatif; (3) mempo-sisikan proses perubahan sebagai proses belajar;

(4) mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi

dengan cara pelibatan semua komponen yang terkait secara proporsional dengan sekolah secara

lebih luas; dan (5) memperbaiki kinerja sekolah

dengan cara memfasilitasi dan melayani personel sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya.

Seorang kepala sekolah yang efektif dalam

menentukan kebijakan ataupun mengelola program

kegiatan di sekolah yang dipimpinnya akan mampu

memberdayakan seluruh potensi kelembagaan yang

ada untuk mencapai program yang telah ditetapkan.

2.3 Peran Kepala Sekolah

Secara otomatis seorang guru yang mendapat

tugas tambahan sebagai kepala sekolah tentu memiliki

Page 5: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

13

tugas dan tanggung jawab yang lebih besar jika

dibandingkan tugasnya sebagai seorang guru biasa.

Sebagai Kepala Sekolah harus mampu memberdaya-

kan seluruh potensi kelembagaan dalam menentukan

kebijakan, pengadministrasian dan inovasi kurikulum

di sekolah yang dipimpinnya. Seorang kepala sekolah

memiliki tugas pokok dan fungsi serta peran yang

tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Mulyasa (2006) menjelaskan ada tujuh tugas

pokok atau peran dari kepala sekolah yaitu: kepala

sekolah Sebagai edukator, kepala sekolah sebagai

manajer, kepala sekolah sebagai administrator, kepala

sekolah sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai

pimpinan/leader, kepala sekolah sebagai inovator/

pembaharu dan kepala sekolah sebagai motivator/

pembangkit minat.

Kepala sekolah sebagai seorang edukator

mempunyai tugas dan peran yang sangat kompleks.

Sutomo (2007) menjelaskan peran kepala sekolah

sebagai edukator mempunyai tugas membimbing guru,

karyawan, siswa, mengembangkan staf, mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

menjadi contoh dalam proses pembelajaran. Sebagai

edukator kepala sekolah juga berperan sebagai guru

yaitu bertugas melaksanakan proses pembelajaran

terhadap siswa. Adams & Dickey dalam Hamalik

(2001) mengemukakan bahwa peran guru adalah

sebagai pengajar (teacher as instructor), sebagai

pembimbing (teacher as counsellor), sebagai ilmuan

Page 6: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

14

(teacher as scientist) dan guru sebagai pribadi (teacher

as person).

Peran lain yang harus dilaksanakan oleh kepala

sekolah adalah sebagai seorang manajer atau penge-

lola terhadap sekolah. Dalam rangka melaksanakan

perannya sebagai manajer, kepala sekolah dituntut

memiliki strategi yang tepat dalam memberdayakan

segala potensi yang dimiliki sekolah yang dipimpinnya.

Wahjosumidjo (2002) menyebutkan tiga peranan kepa-

la sekolah sebagai manajer sebagai berikut: (1) peran-

an hubungan antar perseorangan; (2) peranan infor-

masional; dan (3) peranan sebagai pengambil keputus-

an. Sementara itu Sutomo (2007) menyebutkan seba-

gai manajer kepala sekolah memiliki tugas menyusun

program, menyusun pengorganisasian sekolah, meng-

gerakkan staf, mengoptimalkan sumber daya sekolah

dan mengendalikan kegiatan.

Peran kepala sebagai administrator, sebagai

seorang administrator memiliki tugas mengelola admi-

nistrasi di sekolah yang dipimpinnya. Sebagai penge-

lola administrasi kepala sekolah dituntut memiliki

kemampuan dan profesionalisme dalam hal pengelo-

laan administrasi sekolah, karena kelemahan adminis-

trasi sekolah sebagian besar disebabkan ketidak-

mampuan pengelola dalam menjalankan fungsinya

secara profesional (Sagala, 2010). Sementara Danim

(2002) menyebutkan, tugas kepala sekolah sebagai

administrator dalam konteks struktur dan artikulasi

adalah mengarahkan, mengkoordinasikan, dan men-

Page 7: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

15

dorong ke arah keberhasilan pekerjaan bagi semua

staf dengan cara mengidentifikasi tujuan, mengeva-

luasi kinerja, mengelola sumber-sumber organisasi.

Dengan demikian peran kepala sekolah sebagai

administrator sekolah adalah melakukan perubahan

ke arah yang lebih berkualitas dan kompetitif terhadap

sekolah yang dipimpinnya.

Kepala sekolah sebagai seorang supervisor me-

miliki tugas menyusun program supervisi, melaksana-

kan supervisi serta melakukan tindak lanjut terhadap

hasil supervisi yang dilakukan sebagai perbaikan

terhadap kegiatan mengajar guru. Peran dan fungsi

kepala sekolah sebagai supervisor adalah membantu

dan memfasilitasi guru dalam melakukan proses

belajar mengajar dan melakukan penilaian menggu-

nakan teknik-teknik supervisi sesuai kebutuhan

(Sagala, 2010).

Kepala sekolah juga memiliki peran sebagai

seorang pemimpin (leader) yaitu bertugas memimpin

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Tugas seorang

pemimpin sekolah antara lain menyusun program atau

visi dan misi sekolah, mengambil keputusan serta

melakukan komunikasi baik secara intern sekolah

maupun dengan pihak lain di luar sekolah. Sebagai

seorang pemimpin kepala sekolah dituntut memiliki

kemampuan memberikan petunjuk dan pengawasan

guna meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan,

membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan

wewenang (Kisworo, 2011). Kepala sekolah sebagai

Page 8: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

16

pemimpin dipersyaratkan mempunyai pandangan yang

jelas kemana arah sekolah yang dipimpinnya akan

dibawa, mampu berkomunikasi dengan semua

stakeholder sekolah, memiliki kegigihan dan ketang-

guhan, konsistensi dan fokus untuk mencapai visi dan

misi serta memiliki pengetahuan organisasi yang

mencukupi agar dapat memonitor dan mengendalikan

kinerja organisasi sekolah (Sagala, 2010).

Kepala sekolah juga memiliki peran lain, yaitu

sebagai inovator atau pembaharu. Seorang inovator

atau pembaharu dituntut memiliki kemampuan untuk

mencari dan melakukan pembaharuan dalam berbagai

aspek. Kepala sekolah juga dituntut mampu menjamin

keberhasilan pembaharuan tersebut untuk meningkat-

kan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.

Menurut Uno (2011) keberhasilan suatu inovasi

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

(1) keuntungan relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan penerima; (2) kompati-

bel (compatibility) yaitu tingkat kesesuaian inovasi

dengan nilai, pengalaman dan kebutuhan peneri-ma; (3) kompleksitas (complexity) yaitu tingkat

kesukaran untuk memahami dan menggunakan

inovasi; (4) trialabilitas (trialability) yaitu dapat

dicoba tidaknya suatu inovasi; dan (5) dapat diamati (observability) yaitu mudah tidaknya

diamati hasil inovasi.

Sebagai seorang innovator kepala sekolah ditun-

tut mampu mendorong semua guru, staf dan orang

tua siswa untuk memahami dan memberikan dukung-

an terhadap pembaharuan yang ditawarkan. Keber-

Page 9: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

17

hasilan terhadap pembaharuan yang dilaksanakan

kepala sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dari

pihak-pihak tersebut.

Kepala sekolah juga memiliki peran sebagai

motivator atau penggerak bagi guru di sekolah yang

dipimpinnya. Sutomo (2007) menyebutkan sebagai

seorang motivator kepala sekolah bertugas menyihir

lingkungan kerja, suasana kerja, membangun prinsip

penghargaan dan hukuman (reward and punishment)

yang sistemik. Apabila kepala sekolah mampu ber-

peran sebagai motivator maka produktivitas kerja guru

dan karyawan di sekolah akan meningkat. Keber-

hasilan kepala sekolah sebagai motivator dapat dilihat

bilamana guru dan karyawan yang dipimpinnya mau

bekerja keras dan antusias untuk mencapai produk-

tivitas kerja yang tinggi (Hasibuan, 2003).

Dari ketujuh peran kepala sekolah seperti yang

tercantum pada tugas pokok dan fungsi tersebut

seorang kepala sekolah memiliki peran dan tanggung

jawab yang sangat besar sehingga dituntut memiliki

kompetensi yang tinggi dalam melaksanakan tugas-

nya. Sementara itu Sagala (2010) menjelaskan ada

empat peran dan tanggung jawab kepala sekolah yaitu

sebagai Administrator, sebagai Pemimpin, sebagai

Pengawas dan sebagai Supervisor Pembelajaran.

Sebagai administrator seorang kepala sekolah harus

memiliki kemampuan untuk memfasilitasi, mengarah-

kan, mengkoordinasikan, mendorong semua guru, staf

dan karyawan serta personel sekolah lainnya untuk

Page 10: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

18

merencanakan dan melaksanakan tugas dan pekerja-

annya sendiri ke arah perubahan yang lebih ber-

kualitas. Tugas kepala sekolah sebagai administrator

menurut Danim (2002) adalah mengarahkan, meng-

koordinasikan dan mendorong ke arah keberhasilan

pekerjaan bagi semua staf dengan cara mendefini-

sikan tujuan, mengevaluasi kinerja, mengelola

sumber-sumber organisasi dan lain-lain.

Sebagai seorang administrator kepala sekolah

memiliki tugas melakukan proses administrasi pada

lembaga yang dipimpinnya. Masih dalam Sagala

(2010), Sutisna (1985) mengatakan bahwa proses

administrasi adalah membuat keputusan, merencana-

kan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, meng-

evaluasi dan menilai. Keberhasilan seorang kepala

sekolah sebagai administrator dalam melaksanakan

tugasnya dapat dilihat sejauhmana ia mampu mem-

berdayakan seluruh personel sekolah sesuai tugas

pokok dan fungsinya dengan landasan profesional ke

arah pencapaian tujuan organisasi secara optimal.

Sutomo (2007) memberikan batasan pemimpin

memiliki arti seorang yangmemimpin, orang yang

memegang tangan sambil menuntun, menunjukkan

jalan orang yang dibimbing, orang yang menunjukkan

jalan dalam arti kiasan, orang yang melatih mendidik,

mengajari supaya akhirnya dapat mengerjakan sendiri.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah harus

memahami kultur sekolah sebagai dasar untuk

meningkatkan kondisi-kondisi di sekolah, sehingga

Page 11: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

19

tercipta perwujudan dan kegiatan belajar mengajar

yang berkualitas. Kultur sekolah tersebut dapat

berupa perilaku dalam berorganisasi di sekolah seperti

motivasi, komunikasi, kepemimpinan, penentuan

tujuan, evaluasi dan pengawasan yang dilakukan.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai

seorang pemimpin maka kepala sekolah harus mem-

punyai jiwa kepemimpinan. Sagala (2010) memberikan

definisi dari kepemimpinan:

Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting

yang memotivasi dan mengkoordinasikan organi-sasi dalam rangka mencapai tujuan melalui suatu

proses untuk mempengaruhi orang lain, baik

dalam organisasi maupun diluar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu

situasi dan kondisi tertentu.

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa

kepemimpinan di sekolah yang diperankan oleh kepala

sekolah adalah mempengaruhi orang lain yaitu guru

dan personel sekolah lainnya dengan menggunakan

berbagai upaya seperti memberikan motivasi, memberi

penghargaan, memberi hukuman atau dengan ajakan

atau bujukan untuk mencapai tujuan yang sudah

direncanakan. Dengan upaya yang dilakukan oleh

kepala sekolah tersebut diharapkan guru dan personel

lainnya mampu membangun komitmen dan mampu

serta mau bekerja keras untuk menjadikan sekolah

yang dipimpinnya menjadi lebih maju dan berkualitas.

Page 12: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

20

Keberhasilan kepala sekolah dalam perannya

sebagai seorang pemimpin dapat dilihat dari adanya

perubahan dan peningkatan kualitas layanan belajar

dengan dibuktikan guru maupun personel lain di

sekolah itu mampu membangun kerja sama serta

kemampuan mereka dalam menyusun sendiri

dokumen-dokumen administrasi pembelajaran yang

menjadi tanggung jawabnya. Kepala sekolah yang

kompeten dalam mengambil kebijakan akan selalu

berhubungan dengan data dan fakta yang selalu

berubah secara dinamis mengikuti perkembangan

sehingga akan dapat memberikan layanan berkualitas

yang berdampak pada lulusan dan sumber daya

manusia yang berkualitas.

Sebagai pengawas seorang kepala sekolah mela-

kukan kegiatan yang menjamin tidak ada penyim-

pangan-penyimpangan, terhindar dari kesalahan

sehingga kegiatan sekolah atau lembaga yang dipimpin

dapat berjalan sesuai rencana, dan dapat mencapai

sasaran yang ditetapkan. Kepala sekolah melakukan

pengawasan untuk memastikan apakah guru serta

personel lainnya melaksanakan tugas dan tanggung-

jawab sesuai dengan yang sudah ditugaskan.

Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

akan dapat berjalan dengan baik bila seorang kepala

sekolah melakukan pengawasan internal. Menurut

Hasibuan (2006) dalam Sagala (2010) memberikan

definisi tentang pengawasan internal; “Pengawasan

atau pengendalian internal adalah pengendalian yang

Page 13: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

21

dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahanya,”

Cakupan dari pengendalian meliputi pelaksanaan

tugas, prosedur kerja, proses kerja dan kedisiplinan.

Masih dalam Sagala (2010) menurut Usman (2006)

memberikan definisi:

Pengawasan internal adalah suatu penilaian objektif dan sistematis oleh pengawas internal atas

pelaksanaan dan pengendalian organisasi berupa

pemberian bantuan kepada manajemen dalam

mengidentifikasi sekaligus merekomendasi masa-lah efisiensi maupun potensi kegagalan sistem dan

program yang berdampak buruk pada kinerja

organisasi.

Keberhasilan kepala sekolah sebagai pengawas

akan dapat dilihat apakah dia dapat mengatasi kele-

mahan serta kelebihan yang ditemukan. Atas dasar

temuan tersebut dapat dilakukan perbaikan serta

penguatan untuk memberikan layanan pendidikan

yang berkualitas di sekolah yang dipimpin.

2.3.1 Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Sebagai seorang pimpinan kepala sekolah juga

mempunyai peran sebagai seorang supervisor yaitu

seorang yang melakukan supervisi. Pandangan kuno

melihat supervisi sebagai suatu inspeksi atau kegiatan

mencari kesalahan terhadap guru dalam melaksana-

kan tugas. Namun dalam pandangan modern supervisi

merupakan kegiatan pemberian bantuan untuk mem-

perbaiki proses pembelajaran. Purwanto (1987) menga-

takan bahwa supervisi adalah aktivitas pembinaan

Page 14: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

22

yang direncanakan untuk membantu para guru dan

pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan

mereka secara efektif.

Supervisi yang dilakukan oleh seorang kepala

sekolah terhadap guru dapat berupa bagaimana guru

tersebut dalam melaksanakan proses pembelajaran

terhadap siswa yang dinamakan supervisi akademik.

Supervisi juga dilakukan kepala sekolah terhadap

administrasi guru sebagai pendukung pelaksanaan

proses pembelajaran. Arikunto (2004) membedakan

kegiatan supervisi menjadi dua sesuai dengan konsep

pengertianya, yaitu:

a. Supervisi Akademik adalah supervisi yang menitik beratkan pengamatan pada masalah

akademik, yaitu yang langsung pada lingkup

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang

berada dalam proses belajar;

b. Supervisi administrasi adalah supervisi yang

menitikberatkan pengamatan aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendu-

kung terlaksananya pembelajaran.

Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah harus

direncanakan secara matang, teratur, dan berkelan-

jutan. Supervisi direncanakan dengan matang artinya

bahwa pelaksanaan supervisi bukanlah secara kebe-

tulan namun direncanakan, dilaksanakan dalam

ruang lingkup yang jelas dan menggunakan instru-

men. Supervisi dilaksanakan secara teratur artinya

bahwa dalam melaksanakan supervisi seorang kepala

Page 15: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

23

sekolah harus terjadwal. Sedangkan supervisi berke-

lanjutan artinya bahwa kegiatan supervisi dilaksana-

kan terus menerus sehingga saling terkait antara satu

kegiatan supervisi dengan kegiatan supervisi yang lain

sehingga akan memberikan pemecahan masalah yang

dihadapi guru dalam melaksanakan tugasnya.

Sergiovanni yang dikutip Pidarta (1999) menye-

butkan tujuan supervisi yaitu:

(1) tujuan akhir adalah mencapai pertumbuhan

dan perkembangan para siswa yang bersifat total;

(2) tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah

dalam menyesuaikan program pendidikan dari waktu ke waktu secara berkelanjutan dalam

rangka menghadapi tantangan perubahan jaman;

(3) tujuan dekat adalah bekerjasama mengem-bangkan proses belajar mengajar yang tepat;

(4) tujuan perantaraan adalah membina guru guru

agar dapat mendidik para siswa dengan baik, atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.

Mulyasa (2007) mengatakan bahwa keberhasilan

kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran anta-

ra lain dapat ditunjukkan oleh: (1) meningkatnya ke-

sadaran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkat-

kan kinerjanya; (2) meningkatnya keterampilan tenaga

kependidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya.

Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat

meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan

tugasnya bilamana supervisi dilaksanakan sesuai

prosedur. Jadi supervisi kepala sekolah adalah usaha

yang dilakukan kepala sekolah dalam memimpin, me-

motivasi dan membantu para guru untuk memperbaiki

Page 16: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

24

pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan

guru untuk mencapai tujuan pendidikan ke arah yang

lebih maju.

Sejalan dengan uraian di atas maka Bupati

Temanggung menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 35

tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja dan

Periodisasi Kepala TK, SD, SMP, SMA dan SMK.

Sedangkan dalam petunjuk pelaksanaan tersebut

dijelaskan bahwa sebagai supervisor kepala sekolah

memiliki kuwajiban: (1) menyusun program supervisi,

(2) melaksanakan program supervisi dan (3) melaksa-

nakan tindak lanjut hasil supervisi. Uraian lebih lanjut

tentang kuwajiban kepala sekolah tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun Program Supervisi

Program supervisi disusun untuk menentukan

sasaran dalam kegiatan supervisi yang akan dilaksa-

nakan oleh kepala sekolah. Adapun program supervisi

meliputi supervisi manajerial (administrasi guru) dan

supervisi terhadap akademik (kegiatan pembelajaran).

Adapun penyusunan program supervisi meliputi:

(1) penyusunan program supervisi terhadap adminis-

trasi guru; (2) penyusunan program supervisi terhadap

kegiatan belajar mengajar; (3) penyusunan program

supervisi bimbingan dan konseling; (4) penyusunan

program supervisi terhadap ulangan semester/ulangan

kenaikan kelas; dan (5) penyusunan program supervisi

terhadap ujian sekolahdan ujian nasional.

Page 17: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

25

2. Melaksanakan Supervisi

Setelah program supervisi disusun maka sebagai

seorang supervisor kepala sekolah melaksanakan ke-

giatan supervisi sesuai yang telah direncanakan terse-

but. Sasaran dalam pelaksanaan supervisi meliputi

supervisi manajerial dan supervisi akademik yaitu

antara lain meliputi: (1) administrasi guru, (2) kegiatan

belajar mengajar, (3) kegiatan bimbingan dan kon-

seling, (4) kegiatan ulangan semester dan ulangan

kenaikan kelas, (5) kegiatan ujian sekolah dan ujian

nasional. Semua kegiatan yang dilaksanakan kepala

sekolah dalam supervisi dicatat dalam instrumen

supervisi dimana catatan tersebut akan dijadikan

bahan untuk melaksanakan tindak lanjut.

3. Melaksanakan Tindak Lanjut Hasil Supervisi

Setelah pelaksanaan supervisi sebagai super-

visor kepala sekolah menindaklanjuti catatan atau

hasil supervisi yang ditemukan dalam pelaksanaan

supervisi tersebut. Catatan hasil supervisi dimanfaat-

kan oleh kepala sekolah sebagai bahan untuk melak-

sanakan tindak lanjut terhadap kegiatan supervisi

yang dilakukan. Tindak lanjut hasil supersvisi

dilakukan oleh kepala sekolah dengan kegiatan-

kegiatan antara lain sebagai berikut: (1) menyediakan

waktu untuk mengevaluasi hasil supervisi, (2) me-

nyampaikan kelebihan dan kekurangan guru dalam

melaksanakan tugasnya melalui rapat dewan guru,

(3) memberikan bimbingan dan arahan kepada guru

Page 18: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

26

untuk memperbaiki kekurangannya dan mengembang-

kan kelebihannya berdasar hasil supervisi, (4) meman-

faatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja

guru, dan (5) memanfaatkan hasil supervisi untuk

mengembangkan sekolah.

2.3.2 Kepala Sekolah sebagai Motivator

Motivator adalah seseorang yang memberikan

motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang timbul

pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Motivasi atau motivation menurut arti kata

berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal

yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang

menimbulkan dorongan (Manullang & Manullang,

2008). Sementara itu Hamalik (2001) memberikan

definisi tentang motivasi sebagai berikut:

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri

(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbul-

nya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Pengertian ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan yaitu: (a) motivasi dimulai dari adanya

perubahan energi dalam diri seseorang (pribadi);

(b) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan effective arousal (dorongan efektif yang secara

subjektif keadaan ini dapat diuraikan sebagai

emosi); (c) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan, untuk mengurangi ketegangan

yang ditimbulkan oleh perubahan energi dalam

dirinya.

Sejalan dengan definisi dari Hamalik, Sudrajad

(2008) memberikan batasan motivasi sebagai kekuatan

Page 19: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

27

(energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat

persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan

suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri

individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari

luar individu (motivasi ekstrinsik).

Sementara itu Uno (2007) memberikan batasan

tentang motivasi yaitu:

Motivasi merupakan dorongan yang timbul oleh

adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengada-

kan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu

lebih dari sebelumnya, dengan sasaran sebagai berikut: (1) mendorong manusia untuk melakukan

suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan

kebutuhan, dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan

dipenuhi; (2) merupakan arah tujuan yang akan

dicapai, dan (3) menentukan perbuatan yang

harus dilakukan.

Sependapat dengan Uno (2007), Soemanto

(2006) menyatakan bahwa pada dasarnya motivasi

memiliki dua elemen yaitu:

a. Elemen dalam (inner componenet) yaitu peru-

bahan yang terjadi pada diri seseorang berupa

keadaan tidak puas atau ketegangan psiko-

logis. Rasa ini timbul karena keinginan untuk memperoleh penghargaan, pengakuan, dan

berbagai kebutuhan lainnya.

b. Elemen luar (outer component) yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu

sendiri berada di luar diri seseorang. Namun

mengarahkan tingkah laku orang itu untuk mencapai tujuan.

Page 20: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

28

Di dalam motivasi ada peristiwa yang terjadi

secara berurutan, elemen dalam mendahului elemen

luar, namun bisa juga elemen luar mendahului elemen

dalam. Hal terakhir ini terjadi di dalam motivasi

ekstrinsik meskipun pada mulanya elemen luar hanya

berfungsi sebagai perangsang timbulnya elemen dalam

(Soemanto, 2006).

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut,

dapat ditarik suatu simpulan bahwa motivasi merupa-

kan segala sesuatu yang mampu mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu, dorongan tersebut bisa berasal

dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.

Dengan demikian motivasi dapat dikatakan sebagai

suatu aktivitas atau suatu upaya melaksanakan

pekerjaan untuk lebih baik, lebih maju, dalam rangka

memenuhi keinginannya mencapai suatu tujuan.

Kepala Sekolah sebagai seorang motivator harus

dapat membangkitkan dan menubuhkan motivasi

pada diri bawahan. Sebagai pembangkit minat

(motivator) kepala sekolah bertugas menyihir lingkung-

an kerja, suasana kerja, membangun prinsip peng-

hargaan dan hukuman (reward and punishment) yang

sistemik (Sutomo, 2007). Karena pada dasarnya semua

orang termasuk guru serta personel lain di sekolah

sangat memerlukan motivasi untuk dapat mengem-

bangkan dirinya ke arah terpenuhinya kebutuhan diri

yang lebih baik.

Page 21: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

29

Dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 35

tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja dan

Periodisasi Kepala TK, SD, SMP, SMA dan SMK serta

petunjuk pelaksanaannya yang ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Temanggung Nomor 800/105/2009 menyebutkan

bahwa kepala sekolah sebagai motivator terhadap guru

atau karyawan di sekolah antara lain dilakukan mela-

lui: (1) pengaturan lingkungan kerja (fisik), (2) penga-

turan suasana kerja, (3) penerapan prinsip penghar-

gaan dan hukuman. Adapun secara rinci dalam

petunjuk pelaksanaan peraturan tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pengaturan Lingkungan Kerja (fisik)

Pengaturan ruang kerja fisik antara lain dila-

kukan kepala sekolah melalui kegiatan sebagai

berikut: (1) mengatur ruang kerjanya secara kondusif

untuk bekerja, (2) mengatur ruang kelas secara kon-

dusif untuk kegiatan belajar mengajar serta bimbingan

dan konseling, (3) mengatur laboratorium sekolah

secara kondusif untuk kegiatan praktikum, (4) menga-

tur perpustakaan sekolah secara kondusif untuk

kegiatan belajar, dan (5) mengatur halaman/lingkung-

an sekolah dengan sejuk, nyaman dan teratur. Sebagai

seorang motivator kepala sekolah berperan untuk

menciptakan kondisi yang dapat merangsang guru

untuk bekerja lebih baik.

Page 22: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

30

2. Pengaturan Suasana Kerja

Pengaturan suasana kerja yang harmonis antara

warga sekolah maupun dengan mitra kerja sekolah

sangat diperlukan untuk menumbuhkan motivasi

guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah

sebagai motivator mengatur suasana kerja dapat dila-

kukan antara lain melalui : (1) menciptakan hubungan

kerja yang harmonis antara sesama guru, (2) mencip-

takan hubungan kerja yang harmonis antara sesama

karyawan, (3) menciptakan hubungan kerja yang

harmonis antara guru dan karyawan, (4) menciptakan

rasa aman di lingkungan sekolah, dan (5) menciptakan

hubungan kerja yang harmonis antara warga sekolah

dengan komite sekolah. Suasana kerja yang kondusif

serta hubungan yang harmonis antara swarga sekolah

dengan mitra kerja sekolah akan menumbuhkan

motivasi bagi guru dan karyawan dalam melaksana-

kan tugas dan tanggungjawabnya.

3. Penerapan Prinsip Penghargaan dan Hukuman

Motivasi guru maupun karyawan akan muncul

bilamana kepala sekolah mampu menerapkan prinsip

penghargaan dan hukuman terhadap warga sekolah.

Kepala sekolah sebagai motivator dalam menerapkan

prinsip penghargaan dan hukuman dapat dilakukan

melalui kegiatan antara lain: (1) memberikan penghar-

gaan atau pengakuan kepada guru dan karyawan yang

mengerjakan tugas tepat waktu, (2) memberi penghar-

gaan kepada guru dan karyawan yang berprestasi,

Page 23: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

31

(3) memberikan teguran lisan/tertulis kepada guru

dan karyawan yang tidak melaksanakan tugas dengan

baik, (4) memberikan hukuman kepada guru dan

karyawan yang melanggar aturan, dan (5) melakukan

pemeriksaan secara teratur terhadap daftar hadir guru

dan karyawan. Pemberian motivasi kepada guru dan

karyawan dengan menerapkan prinsip penghargaan

dan hukuman diyakini mampu menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi pada guru dan karyawan

dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

2.3.3 Kepala Sekolah sebagai Inspirator

Inspirasi dalam kamus diartikan ilham. Meng-

inspirasi artinya menimbulkan inspirasi, terinspirasi

artinya mendapatkan inspirasi (Depdikbud 1996).

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai

peran sebagai inspirator terhadap guru atau karyawan

di sekolah yang dipimpinnya. Sebagai seorang inspi-

rator kepala sekolah harus dapat memberikan inspira-

si atau ilham kepada tenaga kependidikan (guru) dan

personel lain di sekolah. Dengan munculnya inspirasi

maka dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak

akan sepenuhnya tergantung pada instruksi dari

kepala sekolah.

Untuk mencapai tingkat keberhasilan yang

diharapkan inspirasi haruslah menjadi bagian dari

proses dalam satu organisasi, sekali inspirasi dikait-

kan sebagai bagian dari proses, maka inspirasi itu

Page 24: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

32

akan memberikan pengaruh luas dalam organisasi

(http://kadnet.org/web/index.php/option=com).

Keberhasilan seorang kepala sekolah sebagai

inspirator dalam memberikan inspirasi kepada bawah-

an ditunjukkan dengan munculnya gagasan atau ide

baru dari para bawahan dalam melaksanakan tugas-

nya. Mereka tidak hanya bergantung pada instruksi

yang diberikan oleh kepala sekolah namun ide terse-

but muncul pada masing-masing pribadi guru, karya-

wan atau personel lain di sekolah dalam memberikan

layanan yang berkualitas pada peserta didik ataupun

stakeholders.

Gagasan baru atau ide-ide baru pada guru

maupun karyawan di sekolah dapat muncul bilamana

kepala sekolah mampu berperan sebagai inspirator

dengan baik. Kepala sekolah dalam memberikan

inspirasi terhadap bawahan diperlukan pendekatan-

pendekatan tertentu yang harus dilakukan. Folkman

(2013) menyebutkan 6 pendekatan yang dilakukan

cenderung digunakan oleh kebanyakan pemimpin.

Keemam pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Visioner: memberikan gambaran yang jelas me-

ngenai kondisi untuk masa depan dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada tim; (2) En-hancing: menciptakan hubungan yang baik antar

individu dengan menjadi pendengar yang baik dan bisa merangkul mereka (bawahan) secara emosio-

nal; (3) Pendorong: menunjukkan kepada bawahan

(karyawan) aarah target yang terfokus dengan

detail angka perhitungan dan target waktu yang jelas. Dan biasanya (pemimpin) selalu bertanggung

jawab atas kinerja pribadi dan kelompok; (4) Ber-

Page 25: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

33

prinsip: menjadi role model yang kuat dengan

melkukan hal dengan prinsip yang benar dan cara yang baik; (5) Antusias: memancarkan passion dan

energi yang kuat kepada organisasi dan untuk

dirinya sendiri; (6) Seorang Pakar: memberikan

arahan teknis yang jelas yang berasal dari keah-lian yang mendalam. (http://www.portalhr.com).

Untuk menjadi seorang pemimpin yang inspiratif

memang tidaklah mudah maka seorang kepala sekolah

sebagai seorang inspirator dituntut memiliki kemam-

puan dan keterampilan personal antara lain:

(1) Kualitas diri: seorang pemimpin harus memiliki kualitas diri yang baik dan memiliki sikap yang

baik, mampu melihat dan mendengarkan orang

lain; (2) Skill dan Prestasi: seorang pemimpin se-

lain menguasai bidang pekerjaanya juga dituntut memiliki prestasi pada bidang pekerjaan yang

digeluti; (3) Integritas: seorang pemimpin harus

memiliki integritas tinggi terhadap pekerjaan yang menjadi bidangnya; (4) Peduli dan ucapan terima

kasih: seorang pemimpin harus memiliki rasa

kepedulian terdadap bawahan (karyawan) serta memberikan penghargaan berupaa ucapan terima

kasih kepada bawahan; dan (5) Belajar mencintai: kesuksesan diawali dari rasa cinta terhadap apa

yang dilakukan maka sebagai seorang pemimpin harus belajar mencintai terhadap pekerjaan yang

dilakukan, karyawan serta rekan kerjanya.

(http://www.jobsdb.com).

Dari uraian di atas maka seorang kepala sekolah

sebagai inspirator memiliki peran sangat penting

sebagai inspirasi dalam menumbuhkan gagasan atau

ide-ide baru pada guru, karyawan, siswa yang dipim-

pinya serta dapat menumbuhkan inspirasi bagi komite

sekolah sebagai mitra kerja sekolah dalam pening-

Page 26: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

34

katan layanan pembelajaran di sekolah yang menjadi

tanggungjawabnya.

2.4 Kinerja Mengajar Guru

Kinerja berasal dari kata Job Performance atau

actual performance adalah prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai seseorang dalam melaksa-

nakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.

Kinerja diartikan juga sebagai tingkat atau derajat

pelaksanaan tugas seseorang atas dasar kompetensi

yang dimiliki. Istilah kinerja tidak bisa dipisahkan

dengan bekerja karena kinerja merupakan hasil dari

proses bekerja. Kinerja dapat dimaknai sebagai

ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara

seseorang melaksanakan tugas, sehingga menghasil-

kan suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud

dari semua tugas serta tanggungjawab pekerjaan yang

diberikan kepadanya.

Para ahli memberikan definisi kinerja antara

lain: Mangkunegara dalam Listanto dan Setiaji (2002)

menyatakan bahwa, kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pega-

wai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung

jawab yang diberikan. Dessler (2005) menyatakan

bahwa kinerja merupakan perbandingan antara hasil

kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang

ditetapkan. Dalam jurnal yang sama Winardi (2005)

menyatakan bahwa kinerja merupakan konsep yang

Page 27: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

35

berupa universal yang merupakan efektivitas operasio-

nal suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian

karyawanya berdasarkan standar dan kriteria yang

ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasar-

nya dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesung-

guhnya merupakan perilaku yang telah ditetapkan

agar membuahkan tindakan dan hasil yang diingin-

kanya.

Melihat beberapa pengertian tersebut di atas

yang dimaksud dengan kinerja guru adalah hasil kerja

yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya serta tanggung jawab sebagai

guru. Hasil kerja tersebut merupakan refleksi dari

kompetensi yang dimilikinya. Pengertian tersebut

menunjukkan bahwa kinerja guru ditunjukkan dalam

bentuk konkret, dan dapat diamati, serta dapat diukur

baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Kinerja

guru dapat diwujudkan antara lain melalui perilaku

guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu dalam

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran, serta bagaimana guru mengevaluasi

proses belajar mengajar di kelas.

Karena kinerja adalah tindakan yang membuah-

kan hasil yang diinginkan, maka perlu adanya suatu

penilaian kinerja. Dessler (2005) mengatakan bahwa

penilaian kinerja adalah memberikan umpan balik

kepada karyawan dengan tujuan memberikan motivasi

orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan

kinerja atau kinerja lebih tinggi lagi. Sedangkan

Page 28: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

36

menurut Notoatmojo (2003) penilaian kinerja meme-

gang peranan penting dalam mencapai tujuan organi-

sasi. Dengan demikian penilaian kinerja bermanfaat

untuk:

(1) peningkatan prestasi kerja; (2) memperoleh

kesempatan kerja yang adil; (3) memperoleh ke-

butuhan kebutuhan untuk pelatihan pengembang-an; (4) penyesuaian pemberian kompensasi;

(5) pengambilan keputusan promosi dan demosi;

(6) mendiagnosa kesalahan kesalahan desain pekerjaan; (7) mengetahui penyimpangan penyim-

pangan dalam proses rekruitmen dan seleksi.

Kegiatan penilaian kinerja tidak lepas dari

kegiatan pelaksanaan tugas pokok guru seperti telah

disebutkan di depan yaitu: (a) Menyusun Rencana

Pembelajaran (RPP); (b) melaksanakan Kegiatan Bela-

jar Mengajar (PBM); dan (c) melaksanakan Evaluasi

hasil Proses Belajar Mengajar. Jadi penilaian kinerja

guru dapat diukur dari tiga aspek tersebut.

Penilain kinerja memiliki tujuan antara lain bagi

guru yang bersangkutan dapat memberikan bahan

informasi terhadap kekurangan dan kelebihanya

dalam pelaksanaan tugasnya sehingga akan memberi-

kan umpan balik terhadap pelaksanaan tugasnya.

Bagi kepentingan organisasi atau lembaga pendidikan

dapat dijadikan sebagai alat ukur atau alat bantu

sebagai bahan pertimbanganpengambilan keputusan

dan kebijakan.

Kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh

motivasi dari orang bersangkutan, semakin tinggi

Page 29: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

37

motivasi yang dimiliki oleh seseorang akan memiliki

kinerja yang tinggi demikian juga sebaliknya. Selain

itu kinerja juga dipengaruhi oleh kemampuan dan

penguasan terhadap kompetensi yang dimilikinya.

2.5 Kerangka Berpikir

Seperti terlihat pada kerangka di atas dapat

dijelaskan, seorang kepala sekolah mempunyai peran

sebagai supervisor, sebagai motivator (membangkitkan

motivasi) dan sebagai inspirator (mampu menumbuh

kan inspirasi) terhadap guru di sekolah yang dipim-

pinya. Kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksi

nya, akan dapat berperan sebagai supervisor, motiva-

tor maupun inspirator dengan baik dan mampu men-

sinergikan ketiga peran tersebut bilamana seorang

kepala sekolah memiliki komitmen serta motivasi yang

tinggi pada dirinya.

Kepala Sekolah

p

Melaksanakan Supervisi

p

Memabangkitkan Motivasi

p

Menumbuhkan Inspirasi

p

Peningkatan Kinerja Guru dan layanan pembelajaran yang

berkualitas

p

Page 30: BAB II TINAJAUAN PUSTAKA - UKSW

38

Pelaksanaan supervisi yang terencana, terus

menerus dan berkesinambungan oleh kepala sekolah

akan membangkitkan motivasi yang tinggi pada guru

di sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab yang diembannya. Motivasi pada diri guru akan

menumbuhkan dan membangkitkan semangat pada

diri guru untuk mencapai hasil pembelajaran atau

output pada siswa yang berkualitas. Demikian juga

inspirasi positif yang diberikan seorang kepala sekolah

terhadap guru sangat diperlukan agar mereka dapat

menemukan gagasan dan ide-ide baru dalam melaksa-

nakan tugasnya tanpa harus tergantung pada instruk-

si dari kepala sekolah.

Bila seorang kepala sekolah mampu melaksana-

kan supervisi dengan baik, mampu membangkitkan

motivasi, mampu menumbuhkan inspirasi serta

mampu mensinergikan perannya sebagai supervisor,

motivator dan inspirator dengan baik terhadap guru di

sekolah yang dipimpinnya, maka diyakini kinerja

mereka akan meningkat. Dengan peningkatan kinerja

guru diyakini pula dapat memperoleh hasil kerja mak-

simal sehingga para guru akan memberikan layanan

pembelajaran yang berkualitas. Layanan pembelajaran

yang berkualitas akan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yang menjadi tanggungjawabnya.