BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian...

14
14 BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM Dalam bab ini penulis akan menguraikan pengertian syirkah, landasan hukum syirkah, syarat dan rukun syirkah, jenis-jenis syirkah, pembagian keuntungan dalam syirkah dan berakhirnya syirkah. A. Pengertian Syirkah Dalam kamus hukum, musyarakahh berarti serikat dagang, kongsi, perseroan, persekutuan. 1 Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, syirkah, musyawarah dan syarikah, dalam bahasa Arab berarti persekutuan, perkongsian dan perkumpulan. Sedangkan dalam istilah fiqh, syirkah berarti persekutuan atau perkongsian antara dua orang atau lebih untuk melakukan usaha bersama dengan tujuan memperoleh keuntungan. 2 Dalam kamus istilah fiqih, syirkah menurut bahasa ialah perseroan/persekutuan. Sedangkan menurut istilah syara’ ialah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha atau ekonomi, bekerjasama dalam usaha perdagangan atau pada harta, untuk memperoleh keuntungan bersama dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati bersama. 3 Dalam Suplemen Ensiklopedi Islam, syirkah secara etimologi berarti percampuran antara satu harta dengan harta lainnya sehingga sulit dibedakan. 1 Drs. Sudarsono, SII, Kamus Hukum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, hlm. 285 2 Prof. Dr. H. Harun Nasution, (eds), Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992, hlm. 907 3 M. Abdul Mujieb, et al., Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994, hlm. 344

Transcript of BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian...

Page 1: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

14

BAB II

SYIRKAH DALAM ISLAM

Dalam bab ini penulis akan menguraikan pengertian syirkah, landasan

hukum syirkah, syarat dan rukun syirkah, jenis-jenis syirkah, pembagian

keuntungan dalam syirkah dan berakhirnya syirkah.

A. Pengertian Syirkah

Dalam kamus hukum, musyarakahh berarti serikat dagang, kongsi,

perseroan, persekutuan.1 Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, syirkah,

musyawarah dan syarikah, dalam bahasa Arab berarti persekutuan,

perkongsian dan perkumpulan. Sedangkan dalam istilah fiqh, syirkah berarti

persekutuan atau perkongsian antara dua orang atau lebih untuk melakukan

usaha bersama dengan tujuan memperoleh keuntungan.2

Dalam kamus istilah fiqih, syirkah menurut bahasa ialah

perseroan/persekutuan. Sedangkan menurut istilah syara’ ialah kerja sama

antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha atau ekonomi, bekerjasama

dalam usaha perdagangan atau pada harta, untuk memperoleh keuntungan

bersama dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati bersama.3

Dalam Suplemen Ensiklopedi Islam, syirkah secara etimologi berarti

percampuran antara satu harta dengan harta lainnya sehingga sulit dibedakan.

1 Drs. Sudarsono, SII, Kamus Hukum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, hlm. 285 2 Prof. Dr. H. Harun Nasution, (eds), Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan,

1992, hlm. 907 3 M. Abdul Mujieb, et al., Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994, hlm.

344

Page 2: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

15

Dalam buku ini juga terdapat beberapa definisi yang dikemukakan ahli fiqih

tentang syirkah. Ulama mazhab maliki berpendapat, syirkah adalah suatu izin

untuk bertindak hukum bagi dua orang yang bekerja sama terhadap harta

mereka. Bagi ulama mazhab syafi’i, syirkah adalah adanya hak bertindak

hukum bagi dua orang/lebih pada sesuatu yang disepakatinya. Menurut

mazhab hanafi, syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang

bekerjasama dalam modal dan keuntungan. Sekalipun definisi yang

dikemukakan para ulama itu secara redaksional berbeda, pada dasarnya

definisi mereka mempunyai esensi yang sama, yaitu ikatan kerjasama yang

dilakukan dua orang/lebih dalam perdagangan. Apabila akad syirkah telah

disepakati, maka semua pihak berhak bertindak hukum dan mendapat

keuntungan terhadap harta serikat itu.4 Menurut Heri Sudarsono, syirkah

berarti kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di

mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana yang telah ditetapkan

dengan keuntungan dan risiko yang akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan.5

Beberapa pengertian al-syirkah secara terminologis yang disampaikan

oleh fuqaha madzhab empat adalah sebagai berikut: menurut fuqaha

Malikiyah, al-syirkah adalah kebolehan (atau izin) bertasharruf bagi masing-

masing pihak yang berserikat. Maksudnya masing-masing pihak saling

memberikan izin kepada pihak lain dalam mentasharrufkan harta (obyek)

4 Abdul Aziz Dahlan (ads), Suplemen Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve: 1996, hlm. 193 5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi,

Yogyakarta: Ekonisia, 2003, hlm. 52

Page 3: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

16

perserikatan. Menurut fuqaha Hanabilah, al-syirkah adalah persekutuan dalam

hak dan tasharruf. Menurut fuqaha syafi’iyyah, al-syirkah adalah berlakunya

hak atas sesuatu bagi dua pihak atau lebih dengan tujuan persekutuan. Sedang

menurut fuqaha Hanafiyah, al-syirkah adalah akad antara pihak-pihak yang

berserikat dalam hal modal dan keuntungan.6

B. Landasan Hukum Syirkah

Islam telah membenarkan seorang muslim untuk menggunakan

hartanya, baik itu dilakukan sendiri atau dilakukan dalam bentuk kerjasama.

Oleh karena itu Islam membenarkan kepada mereka yang memiliki modal

untuk mengadakan usaha dalam bentuk syirkah, apakah itu berupa perusahaan

ataupun perdagangan dengan rekannya.7

Adapun landasan hukum yang diperbolehkannya syirkah yaitu :

1. Al-Qur’an

)12:النساء( الثلث فهم شرآاء في

“Maka mereka bersyarikat pada sepertiga” (Q.S. An Nisa: 12)

Ayat ini menurut para ahli fikih berbicara tentang perserikatan

harta dalam pembagian waris.8

6 Drs. Ghufron A. Mas’adi, M.Ag., Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002, hlm. 192 7 M. Yusuf Al Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Alih bahasa oleh H. Mu’alam

Hamidy, Surabaya: Bina Ilmu, 1993, hlm. 375 8 Abdul Aziz Dahlan (eds), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru van

Hoeve, 1997, hlm. 1711

Page 4: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

17

Menurut Imam ‘Ala Aldin ‘Ali bin Muhammad bin Ibrahim Al

Baqdadiy, para ulama sepakat bahwa berserikat dalam masalah waris itu

diperbolehkan. Hal ini tergambarkan pada penafsiran ayat di atas.9

وإن آثيرا من الخلطاء ليبغي بعضهم على بعض إلا الذين آمنوا وعملوا )24:ص(الصالحات

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih”. (QS. Shad: 24)

Ayat di atas menyebutkan bahwa الخلطاء dalam tafsir al khazin

adalah berserikat yang biasanya (pada zaman Nabi Dawud) mendholimi

satu sama lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan lafadz selanjutnya

yaitu kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih.10

Kedua ayat di atas menunjukkan perkenaan dan pengakuan Allah

SWT. akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja

dalam QS. An-Nisa: 12 perkongsian terjadi secara otomatis (jabr) karena

waris, sementara dalam QS. Shad: 24 terjadi atas dasar akad (Ikhtiyari).11

2. Al Hadits

Dalam sebuah hadits qudsi diriwayatkan bahwasanya Rasulullah

SAW bersabda:

اناثالث الشر يكين مالم يخذ : ان اهللا يقول : عن ابي هريرة رفعه قال ) رواه أبوداود(فاذاخا نه خرجت من بينهما , احدهماصاحبه

Dari Abu Hurairah ia merafa’kannya- berkata: sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Aku (orang) ketiga dari dua orang yang berkongsi selama

9 Iman ‘Ala Aldin ‘Ali bin Muhammad bin Ibrahim Al Bagdadiy, Tafsir Al Khazin,

Beirut: Daru al Kutud Al Ilmiah, Libanon, Juz 2, 1995, hlm. 29 10 Ibid., Juz 5, hlm. 273 11 M. Syafii Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Gema Insani

Press, 1999, hlm. 130

Page 5: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

18

salah seorang di antara keduanya tidak berkhianat kepada yang lainnya. Apabila ia berkhianat kepada yang lainnya maka aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Daud) 12

Maksud dari hadits di atas adalah bahwa Allah SWT akan

menurunkan barakah pada harta mereka, memberi pengawasan dan

pertolongan kepada mereka dan mengurus terpeliharanya atas harta

mereka selama dalam perkongsian itu tidak ada pengkhianatan tetapi

apabila ada pengkhianatan maka Allah SWT akan mencabut barakah dari

harta tersebut.13

3. Ijma Ulama

Sebagaimana yang dikutip oleh Syafi’i Antonio dalam bukunya

Apa dan Bagaimana Bank Islam menerangkan bahwa Ibnu Qudamah telah

berkata dalam bukunya Al Mughni 5/109:

“Kaum muslimin telah berkonsensus akan legitimasi musyarakah secara

global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen dari

padanya”.14

Dengan melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hukum

syirkah adalah mubah dan boleh dilakukan antara sesama muslim atau antara

orang Islam dan orang kafir dzimmi.15

12 Faishol bin Abdul Aziz Al Mubarok, Nailul Authar, Terj. A. Qadir Hassan, et al.

“Terjemahan Nailul Authar; Himpunan Hadits-hadits Hukum”, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997, hlm. 1830

13 Ibid., hlm. 1833 14 H. Karnaen A.P., H. M. Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta:

Dana Bhakti Wakaf, 1992, hlm. 29 15 M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hlm. 128

Page 6: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

19

C. Syarat dan Rukun Syirkah

Menurut Drs Muh Zuhri syirkah atau kerja sama yang dikemukakan

dalam fiqh mu’amalah mempunyai syarat-syarat:

1. Adanya perkongsian dua pihak atau lebih

2. Adanya kegiatan dengan tujuan mendapatkan keuntungan materi

3. Adanya pembagian laba atau rugi secara proporsional sesuai dengan

perjanjian

4. Tidak menyimpang dari ajaran Islam 16

Dalam kitab Kifayatul Akhyar syarat-syarat yang harus dipenuhi

sebelum melakukan syirkah yaitu:

1. Benda (harta) atau modal yang disyirkahkan dinilai dengan uang

2. Modal yang diberikan itu sama dalam hal jenis dan macamnya

3. Modal tersebut digabung sehingga tidak dapat dipisahkan antara modal

yang satu dengan yang lainnya

4. Satu sama lainnya membolehkan untuk membelanjakan harta tersebut

5. Keuntungan dan kerugian diterima sesuai dengan ukuran harta atau modal

masing-masing atau menurut kesepakatan antara pemilik modal.17

Syarat-syarat umum syirkah menurut Abdul Aziz Dahlan yaitu:

1. Perserikatan merupakan transaksi yang bisa diwakilkan

2. Pembagian keuntungan di antara yang berserikat jelas prosentasinya

16 Drs. Muh. Zuhri, Riba dalam Al Qur’an dan Masalah Perbankan; Sebuah Tilikan

Antisipatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 162 17 Imam Taqyudin Abi Bakrin bin Muhammad, Kifayatul Akhyar, Ter. Drs. Moh. Rifa’i,

et al. “Tarjamah Khulashah Kifayatul Akhyar”, Semarang: CV. Toha Putra, 1992, hlm. 210

Page 7: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

20

3. Pembagian keuntungan diambil dari laba perserikatan, bukan dari harta

lain.18

Syarat Syirkah menurut kamus istilah fiqih yaitu:

1. Lafadz perjanjian harus jelas yaitu anggaran dasar dan anggaran rumah

tangganya

2. Anggota syirkah hendaklah orang yang sehat akal, baligh, dan merdeka

(tidak dipaksa)

3. Modal pokok syirkah hendaknya jelas, artinya dapat dihitung dengan nilai

uang. Apabila terdapat 2 jenis barang pokok hendaklah dicampurkan

sebelum akad.19

Di samping adanya beberapa syarat dalam syirkah, juga dibutuhkan

beberapa rukun untuk dapat melaksanakan syirkah. Adapun rukun syirkah

menurut jumhur ulama yaitu:

1. Shighat/aqad (ijab dan qabul)

2. Pihak yang berakad, baik syariku al-mal maupun syariku al-badn

3. Usaha20

Kalimat akad hendaknya mengandung arti ijin untuk menjalankan

modal syirkahnya. Misalkan salah seorang melakukan syirkah dengan

mangungkapkan kata: “kita berserikat pada barang ini, dan saya ijinkan kamu

18 Abdul Aziz Dahlan (eds), Suplemen ensiklopedi Islam, Op.Cit., hlm. 128 19 M. Abdul Mujieb, et al., Op. Cit., hlm. 345 20 M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjayakusuma, Op. Cit., hlm. 128

Page 8: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

21

menjalankannya dengan jalan jual beli atau lainnya”. kemudian yang lainnya

saling menjawab: “saya terima seperti yang engkau katakan itu”.21

Rukun syirkah menurut Sayyid Sabiq yaitu adanya ijab dan qabul.

Maka sah dan tidaknya syirkah tergantung pada ijab dan qabulnya. Misalnya:

aku bersyarikah dengan kamu untuk urusan ini dan itu, dan yang lainnya

berkata: aku telah terima.22 Maka dalam hal ini syirkah tersebut dapat

dilaksanakan dengan catatan syarat-syarat syirkah telah terpenuhi.

D. Jenis-jenis Syirkah

Sebagaimana yang dikutip oleh M. Ali Hasan dalam bukunya,

menurut Sayyid Sabiq syirkah ada empat macam, yaitu:23

1. Syirkah ‘Inan (العنان)

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dalam pemodalan

untuk melakukan suatu usaha bersama dengan cara membagi untung rugi

sesuai dengan jumlah modal masing-masing

2. Syirkah Mufawadhah ( الما وضة)

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih untuk melakukan

suatu usaha dengan syarat sebagai berikut:

a. Modal harus sama banyak

b. Mempunyai wewenang untuk bertindak yang ada kaitannya dengan

hukum

21 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2000, hlm. 297 22 Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah, Alih Bahasa H. Kamaluddin A Marzuki, Fiqh Sunnah 13,

Bandung: Al Ma’arif, 1987, hlm. 195 23Ibid, hlm. 198-199

Page 9: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

22

c. Seagama

d. Masing-masing anggota mempunyai hak untuk bertindak atas nama

syirkah

3. Syirkah Wujuh (الوجوه)

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih untuk membeli

sesuatu tanpa modal, tetapi hanya modal kepercayaan dan keuntungan

dibagi antara sesama mereka.

4. Syirkah Abdan ( األبدان)

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih untuk melakukan

suatu usaha atau pekerjaan. Hasilnya dibagi antara sesama mereka

berdasarkan perjanjian.

Dalam khasanah ilmu fiqh, musyarakah terdiri atas empat jenis:

syarikat keuangan (amwal), syirkah operasional (a’mal), syirkah good will

(wujuh), dan syarikat mudharabah.24

Menurut ulama madzhab hanafi syirkah terbagi menjadi dua yaitu:

1. Syirkah milik, terdiri dari:

a. Syirkah Jabr

Yaitu perserikatan karena ketidaksengajaan

b. Syirkah ikhtiyar

Yaitu perserikatan karena kemauan sendiri

2. Syirkah uqud terdiri dari

a. Syirkah dengan harta

24 Ir. H. Adiwarman Aswar Karim, SE, M.BA, MAEP, Ekonomi Islam Suatu Kajian

Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hlm. 81

Page 10: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

23

b. Syirkah dengan badan/’amal

c. Syirkah dengan kemuliaan25

Dalam ensiklopedi hukum Islam, para ulama membagi syirkah dalam

dua bentuk yaitu:26

1. Syirkah Al-Amlak (perserikatan dalam pemilikan)

Adalah dua orang/lebih memiliki harta bersama tanpa melalui

akad syirkah. Syirkah dalam kategori ini terbagi menjadi dua bentuk yaitu:

a. Syirkah ikhtiyar (perserikatan dilandasi pilihan orang yang berserikat)

Yaitu perserikatan yang muncul akibat tindakan hukum orang yang

berserikat.

b. Syirkah jabr (perserikatan yang muncul secara paksa, bukan atas

keinginan orang yang berserikat)

Yaitu sesuatu yang ditetapkan menjadi milik dua orang atau lebih

tanpa kehendak dari mereka, seperti harta warisan yang mereka terima

dari seorang yang wafat.

2. Syirkah al-ukud (perserikatan berdasarkan suatu akad)

Adalah syirkah yang akadnya disepakati dua orang/lebih untuk

mengikatkan diri dalam perserikatan modal dan keuntungan. Mazhab

Hambali membaginya dalam 5 bentuk yaitu:

a. Syirkah al-inan (penggabungan harta/modal dua orang/lebih yang

tidak harus sama jumlahnya)

25 Drs. Ghufron A. Mas’adi, Op.Cit., hlm. 193 26 Abdul Aziz Dahlan (eds), Ensiklopedi Hukum Islam, Op.Cit., hlm. 1711-1713

Page 11: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

24

b. Syirkah al-mufawadhah perserikatan yang modal semua pihak dan

bentuk kerjasama yang mereka lakukan baik kualitas dan kuantitasnya

harus sama dan keuntungan dibagi rata)

c. Syirkah al-abdan (perserikatan dalam bentuk kerjasama yang hasilnya

dibagi bersama)

d. Syirkah al-wujuh (perserikatan tanpa modal)

e. Syirkah al-mudharabah (bentuk kerjasama antara pemilik modal dan

seseorang yang punya keahlian dagang dan keuntungan perdagangan

dari modal itu dibagi bersama)

E. Pembagian Keuntungan dalam Syirkah

Pembagian keuntungan syirkah ditentukan dalam perjanjian sesuai

dengan proporsi masing-masing pihak, yakni antara BMT dan nasabah

penerima modal. Proses aplikasi pembiayaan syirkah ini dapat digambarkan

sebagai berikut.27

27 Prof. H. A. Djazulli, Drs. Yadi Janwari, M.Ag., Lembaga-lembaga Perekonomian

Umat; Sebuah Pengenalan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 75

Nasabah BMT

Keuntungan

Proyek/Usaha

Bagi hasil Keuntungan sesuai dengan Kontribusi Modal (nasabah)

Page 12: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

25

Pembagian keuntungan bagi tiap partner harus dilakukan berdasarkan

perbandingan persentase tertentu. Menurut pengikut madzhab Hanafi dan

hambali, perbandingan keuntungan harus ditentukan dalam kontrak.

Penentuan jumlah yang pasti bagi setiap partner tidak dibolehkan, sebab

seluruh keuntungan tidak mungkin direalisasikan dengan melampaui jumlah

tertentu, yang dapat menyebabkan partner lain tidak memperoleh bagian dari

keuntungan tersebut. Menurut pengikut madzhab Syafi’i, pembagian

keuntungan tidak perlu ditentukan dalam kontrak, karena setiap partner tidak

boleh melakukan penyimpangan antara kontribusi modal yang diberikan dan

tingkat rasio keuntungan. Menurut Nawawi, keuntungan harus sesuai dengan

proporsi modal yang diberikan. Menurut Kashani (w. 578 H/1191 M), bahwa

keuntungan dibagi dalam porsi sama di antara partner, karena hukum

membolehkan pembagian keuntungan dalam porsi yang sama atau tidak

sama.28

Dalam persentase pembagian laba, Jordan Islamic Bank tidak

menyatakan adanya sekian persenpun untuk manajemen. Ia hanya menyatakan

bahwa laba bersih akan dibagi antara Bank dan mitranya sesuai dengan

kesepakatan atas rasio kontrak syirkah. Banque Misr (cabang-cabang syari’ah)

dalam kontrak syirkahnya menyatakan bahwa laba bersih akan dibagikan

dengan cara berikut: sekian persen untuk bank dan sekian persen untuk si

mitra. Sekian persen dari laba akan dialokasikan untuk Bank dan mitranya.

Menurut praktek Faisal Islamic Bank adalah sebagai berikut: laba

28 Abdullah Saeed, Islamic Banking and interest a study of the prohibition of riba and its contemporary. Terj. M. Ufuqul Mubin, et al. “Bank Islam dan Bunga; Studi Krisis Larangan Riba dan Interpretasi Kontemporer”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hlm. 110-111

Page 13: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

26

didefinisikan sebagai laba bersih setelah dikurangi dengan seluruh biaya dan

sekian porsi dari laba ini akan diberikan kepada mitra. Saldo dibagikan antara

bank dan mitranya.29

Dari pembahasan tersebut tidak tampak adanya metode yang seragam

dalam pembagian laba di kalangan lembaga-lembaga keuangan Islam, meski

sebenarnya metode-metode yang digunakan oleh berbagai lembaga tampak

mirip.

F. Berakhirnya Syirkah

Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, ulama fiqih mengemukakan

beberapa hal yang dapat membatalkan atau menunjukkan berakhirnya akad

syirkah secara umum yaitu:

1. Salah satu pihak mengundurkan diri, karena menurut para ahli fiqh, akad

perserikatan itu tidak bersifat dalam arti boleh dibatalkan.

2. Salah satu pihak yang berserikat meninggal dunia

3. Salah satu pihak kehilangan kecakapannya bertindak hukum, seperti gila

yang sulit disembuhkan

4. Salah satu pihak murtad (keluar dari agama Islam) dan melarikan diri ke

negeri yang berperang dengan negeri muslim karena orang seperti ini

dianggap sebagai sudah wafat.

Kemudian ulama fiqh juga mengemukakan hal-hal yang membuat

berakhirnya akad perserikatan secara khusus, jika dilihat dari bentuk

perserikatan yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:

29 Abdullah Saeed, Islamic banking and interest a study of riba and its contemporary interpretation, Terj. Arif Maftuhin “Menyoal Bank Syari’ah Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis”, Jakarta: Paramadina, 2004, hlm. 101-102

Page 14: BAB II SYIRKAH DALAM ISLAM A. Pengertian Syirkahlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · tentang syirkah. Ulama mazhab maliki ... Maksud dari hadits di

27

1. Dalam syirkah al-amwal, akad perserikatan dinyatakan batal apabila

semua atau sebagaian modal perserikatan hilang, karena obyek dalam

perserikatan ini adalah harta. Dengan hilangnya harta perserikatan, berarti

perserikatan itu bubar.

2. Dalam syirkah al-mufawadah, modal masing-masing pihak tidak sama

kualitasnya, karena al-mufawadah itu sendiri berarti persamaan, baik

dalam modal, kerja maupun keuntungannya yang dibagi.30

30 Abdul Aziz Dahlan, (eds), Ensiklopedi Hukum Islam, Op.Cit., hlm. 1715