BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan...

52
20 BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE 2.1 Proses Pembentukan Kata Proses pembentukan kata atau biasa disebut dengan proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Melalui proses morfologis, kata-kata dapat terwujud. Bentuk dasar dalam proses morfologis dapat berupa morfem, kata, pokok kata, atau juga frasa. Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologis ialah proses afiksasi, proses pengulangan, dan proses pemajemukan (Ramlan, 1987: 52). Proses morfologis yang ditemukan dalam objek penelitian lirik lagu Ebiet G. Ade Camellia I-IV dijabarkan sebagai berikut. 2.2 Afiksasi Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata (Ramlan, 1987: 54). Satuan yang dilekati afiks atau yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar itu disebut dengan bentuk dasar. Dalam proses afiksasi, bentuk dasar merupakan salah satu dari unsur yang bukan afiks. Ada bentuk dasar yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, ada juga bentuk dasar yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam penggunaan bahasa. Dalam proses afiksasi melibatkan unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, dan

Transcript of BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan...

Page 1: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

20

20

BAB II

PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU

EBIET G. ADE

2.1 Proses Pembentukan Kata

Proses pembentukan kata atau biasa disebut dengan proses morfologis

ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk

dasarnya. Melalui proses morfologis, kata-kata dapat terwujud. Bentuk dasar

dalam proses morfologis dapat berupa morfem, kata, pokok kata, atau juga frasa.

Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologis ialah proses afiksasi,

proses pengulangan, dan proses pemajemukan (Ramlan, 1987: 52). Proses

morfologis yang ditemukan dalam objek penelitian lirik lagu Ebiet G. Ade

Camellia I-IV dijabarkan sebagai berikut.

2.2 Afiksasi

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan

itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata

(Ramlan, 1987: 54). Satuan yang dilekati afiks atau yang menjadi dasar

pembentukan bagi satuan yang lebih besar itu disebut dengan bentuk dasar. Dalam

proses afiksasi, bentuk dasar merupakan salah satu dari unsur yang bukan afiks.

Ada bentuk dasar yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, ada juga bentuk dasar

yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam penggunaan bahasa. Dalam

proses afiksasi melibatkan unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, dan

Page 2: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

21

20

(3) makna gramatikal yang dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat

pula bersifat derivatif (Chaer, 2007:177).

Afiks adalah satu satuan gramatikal terikat yang di dalam suatu kata

merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata (Ramlan, 1987: 55).

Afiks tidak pernah menjadi bentuk dasar bagi struktur yang lebih besar dan tidak

memiliki arti leksikal. Afiks selalu berupa morfem terikat, sedangkan bentuk

dasar yang dilekatinya dapat berupa morfem bebas ataupun morfem terikat. Afiks

dapat membentuk kata jika dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang

merupakan bentuk dasarnya. Berdasarkan posisi afiks pada bentuk dasarnya, afiks

dibedakan menjadi lima jenis, yakni prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks

(akhiran), konfiks (gabungan imbuhan), dan simulfiks (imbuhan gabung).

Sedangkan prosesnya disebut dengan prefiksasi, infiksasi, sufiksasi, konfiksasi,

dan simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses

afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut.

2.2.1 Prefiks

Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar, seperti ber-

pada kata bergetar, meng- pada kata mengajak. Prefiks dapat muncul bersamaan

dengan sufiks atau afiks lain (Chaer, 2007:178). Prefiks dalam bahasa Indonesia

yakni meng-, ke-, ber-, di-, per-, peng-, se-, ter-. Dalam data lirik lagu Ebiet G.

Ade, ditemukan semua jenis prefiks. Berikut dijelaskan lebih rinci.

Page 3: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

22

20

2.2.1.1 Prefiks meng-

a) Bentuk Prefiks meng-

Prefiks meng- dapat bergabung dengan kata dasar berkategori verba,

nomina, dan adjektiva. Prefiks meng- dapat membentuk alomorf me-, mem-, men-

, meny-, meng- dan menge-. Prefiks meng- mengalami proses morfofonemik.

Proses morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain

sesuai dengan fonem awal kata yang bersangkutan (Arifin, 2009: 16). Berikut

dijelaskan morfofonemik prefiks meng-.

a. Jika prefiks meng- ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem

/a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ə/, /k/, /h/, atau /x/, bentuknya tidak berubah dan tetap

meng- /məŋ-/. Contohnya pada data berikut ini.

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /a/

(1) meng- + ajak mengajak (LUSN,08)

(2) meng- + apa mengapa (LUSN, 01)

(3) meng- + arungi mengarungi (CML 1, 11)

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /i/

(4) meng- + isi mengisi (CML 1,12)

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /u/

(5) meng- + usir mengusir (NR, 08)

(6) meng- + urai mengurai (DMIM, 04)

Page 4: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

23

20

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /h/

(7) meng- + harap mengharap (CCKSAD, 15)

(8) meng- + hukum menghukum (KDK, 07)

(9) meng- + hempas menghempas (LL, 03)

(10) meng- + hibur menghibur (NPBAMBP, 08)

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /k/ mengalami

peluluhan. Fonem awal /k/ luluh ke dalam fonem /ŋ/, seperti pada data

berikut ini.

(11) meng- + kejar mengejar (CML 2, 06)

(12) meng- + kuak menguak (DLIDS, 24)

(13) meng- + kucur mengucur (TRBA, 06)

b. Jika meng- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /l/, /m/,

/n/, /ñ/, /ŋ/, /r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-.

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /l/

(14) meng- + lihat melihat (OKP I/ 203, 12)

(15) meng- + lintas melintas (BDHC, 12)

(16) meng- + lepas melepas (YTMKL, 16)

(17) meng- + landa melanda (JKT 2, 19)

(18) meng- + langkah melangkah (JKT 2, 19)

Page 5: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

24

20

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /m/

(19) meng- + merah memerah (UK, 05)

(20) meng- + mohon memohon (DSPM, 06)

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /r/

(21) meng- + rasa merasa (CCKSAD, 16)

(22) meng- + rekah merekah (CDKBM, 05)

(23) meng- + renggut merenggut (HDP 3, 06)

(24) meng- + rintih merintih (KDD, 15)

(25) meng- + regang meregang (FR, 06)

(26) meng- + remang meremang (YTMK, 03)

(27) meng- + rapat merapat (DSPM, 05)

(28) meng- + renung merenung (SCYS, 19)

c. Jika meng- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /d/ atau

/t/, bentuknya berubah menjadi men- /mən-/.

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /t/

(29) meng- + terima menerima (CML 1, 23)

(30) meng- + tempuh menempuh (DLIDS, 05)

(31) meng- + tangis menangis (OKP I/ 203, 27)

(32) meng- + tatap menatap (BKK, 10)

(33) meng- + tikam menikam (NO, 19)

(34) meng- + tuai menuai (CCKSAD, 07)

Page 6: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

25

20

(35) meng- + tahan menahan (CDKBM, 08)

(36) meng- + tunggu menunggu (KDD, 02)

(37) meng- + tari menari (FR, 08)

(38) meng- + titi meniti (SPBI.R., 04)

(39) meng- + timbang menimbang (SSC, 03)

d. Jika meng- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /b/, /p/,

atau /f/, bentuknya berubah menjadi mem- /məm/.

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /b/

(40) meng- + basah membasah (CML 1, 04)

(41) meng- + bimbing membimbing (PKUMK, 23)

(42) meng- + bara membara (CDKBM, 03)

(43) meng- + belah membelah (MDP, 10)

(44) meng- + bawa membawa (KDK, 04)

(45) meng- + berat memberat (KDK, 08)

(46) meng- + buang membuang (EEH, 08)

(47) meng- + bakar membakar (KDK, 10)

(48) meng- + basuh membasuh (NR, 22)

(49) meng- + batu membatu (CML 4, 18)

(50) meng- + bunuh membunuh (NPBAMBP, 08)

(51) meng- + buru memburu (NPBAMBP, 09)

(52) meng- + bentang membentang (SJC, 10)

(53) meng- + bendung membendung (YTMKL, 17

Page 7: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

26

20

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /p/ mengalami

peluluhan. Fonem /p/ luluh menjadi fonem /m/, seperti pada data berikut.

(54) meng- + peluk memeluk (NPUIDDUHEM, 09)

(55) meng- + pandang memandang (FR, 21)

(56) meng- + pancar memancar (HDP 4, 18)

(57) meng- + pikul memikul (TRBA, 12)

e. Jika meng- ditambahkan pada dasar yang bermula dengan fonem /c/,/j/, /s/,

dan /š/, bentuknya berubah menjadi meny- /məñ/. Di dalam ejaan yang

dibakukan, bentuk meny- yang bergabung dengan huruf c, j, dan sy pada

awal dasar disederhanakan menjadi men-.

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /c/

(58) meng- + cari mencari (CML 1, 09)

(59) meng- + coba mencoba (PKUMK, 25)

(60) meng- + cekam mencekam (DSPM, 18)

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /j/

(61) meng- + jadi menjadi (DLIDS, 04)

(62) meng- + jaga menjaga (DSPM, 03)

(63) meng- + jauh menjauh (SJC, 11)

Page 8: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

27

20

meng- + bentuk dasar yang diawali dengan fonem /s/ mengalami

peluluhan. Fonem /s/ luluh menjadi fonem /ῆ/ yang ejaannya ialah ny.

(64) meng- + singkir menyingkir (DLIDS, 21)

(65) meng- + seberang menyeberang (DLIDS, 26)

(66) meng- + sentuh menyentuh (PST, 22)

(67) meng- + sangka menyangka (PST, 06)

(68) meng- + sambut menyambut (EEH, 08)

(69) meng- + simpan menyimpan (NPBAMBP, 16)

(70) meng- + serah menyerah (JKT 2, 18)

(71) meng- + sambar menyambar (SCYS, 18)

(72) meng- + satu menyatu (SJC, 17)

(73) meng- + sapa menyapa (DLIDS, 32)

b) Fungsi Prefiks meng-

Prefiks meng- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif (prefiks verbal

aktif, baik transitif maupun taktransitif) (Arifin, 2009:34). Contoh :

(74) membasah di daun jambu (CML 1, 02)

(75) aku ingin menangis di pangkuanMu (OKP I/ 203, 19)

(76) mencari tiang sampan (CML 1, 05)

(77) mengarungi nasibmu (CML 1, 06)

Kata membasah dan menangis seperti yang terdapat pada kalimat (74) dan

(75) adalah kata kerja aktif, tetapi tidak dapat menghadirkan objek. Kedua kata itu

berbeda dengan kata mencari dan mengarungi pada kalimat (76) dan (77) yang

Page 9: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

28

20

dapat menghadirkan objek. Bagian kalimat di daun jambu yang terletak di

belakang predikat membasah dan di pangkuanmu yang terletak di belakang

menangis berfungsi sebagai keterangan. Akan tetapi tiang sampan yang terdapat

di belakang kata mencari dan nasibmu yang terletak di belakang kata

mengarungi berfungsi sebagai objek. Kata membasah dan menangis tidak dapat

dipasifkan menjadi dibasah dan ditangis, tetapi kata mencari dan mengarungi

dapat dipasifkan menjadi dicari dan diarungi. Keempat kalimat tersebut

menunjukkan bahwa ada kata kerja berawalan meng- yang tergolong kata kerja

berobjek (aktif transitif) dan ada pula yang tergolong kata kerja takberobjek (aktif

taktransitif).

c) Makna Prefiks meng-

Prefiks meng- mempunyai makna yakni sebagai berikut.

1) ‘melakukan’,’mengerjakan, seperti tersebut pada bentuk dasar

(78) menumbuk padi (PST, 20) ‘melakukan, mengerjakan’

(79) menerima karuniaMu (CML 1, 15) ‘melakukan’

(80) kalian pasti menyangka (PST, 03) ‘melakukan’

(81) sedang menyentuh kulit perempuan (PST, 16) ‘melakukan’

2) ‘menjadi’, seperti

(82) kadang mampu menyatu dalam satu lagu (SJC, 17) memiliki makna

‘menjadi satu’

Page 10: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

29

20

(83) kasih, kemarilah duduk merapat (DSPM, 05) memiliki makna

‘menjadi rapat’

(84) pagi, engkau berangkat hati mulai membatu (CML 4,18) memiliki

makna ‘menjadi batu’

(85) pipimu memerah, hasratku merekah (UK, 05) memiliki makna

‘menjadi merah’

3) ‘mengeluarkan (suara)’, seperti

(86) sementara korban merintih di kedua kakinya (KDD, 15) memiliki

makna ‘mengeluarkan suara rintih’

(87) di matamu memancar makna (HDP 4, 18) memiliki makna ‘di

matamu mengeluarkan pancaran makna’

4) ‘menuju’, seperti

(88) sebelum dia menyeberang (DLIDS, 26) memiliki makna ‘sebelum

dia menuju seberang’

2.2.1.2 Prefiks ke-

a) Bentuk Prefiks ke-

Prefiks ke- tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada

bentuk dasar. Pada data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan kata yang mendapatkan

prefiks ke-, seperti di bawah ini.

(89) ke- + kasih kekasih (UK, 01)

Page 11: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

30

20

b) Fungsi Prefiks ke-

Bahasa Indonesia memiliki dua buah prefiks ke-, yaitu prefiks ke- yang

berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (prefiks verbal dan bertalian dengan

prefiks ter-, seperti ketawa yang digunakan dalam ragam lisan tidak resmi dan

tertawa) dan prefiks ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata benda (prefiks

nominal). Contoh prefiks ke- yang membentuk kata benda yakni :

(90) kekasih (UK, 01)

Kata kekasih merupakan kata jadian yang berasal dari bentuk dasar kasih.

Kata kekasih merupakan adjektiva, kemudian mendapat prefiks ke- sehingga

menjadi kekasih yang mengubah kategori katanya menjadi nomina.

c) Makna Prefiks ke-

1) Prefiks ke- berfungsi sebagai pembentuk kata benda (prefiks nominal).

Prefiks ke- sebagai pembentuk kata benda memiliki makna sebagai

berikut:

(a) ‘yang mempunyai sifat atau ciri’ misalnya :

(91) ingin berjalan berdua denganmu kekasih (UK, 01) ‘yang

memiliki sifat kasih’

(b) ‘kelompok satuan atau kelompok bilangan yang dianggap satu’ atau

‘kumpulan’, seperti

(92) lihatlah kedua belah tanganku (HDP 3, 09) memiliki makna

‘kumpulan dua belah’

Page 12: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

31

20

2.2.1.3 Prefiks ber-

a) Bentuk Prefiks ber-

Prefiks ber- merupakan prefiks yang mengalami proses morfofonemik.

Morfofonemik prefiks ber- dijelaskan sebagai berikut.

a) Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang

bermula dengan fonem /r/. Seperti pada data berikut ini.

(93) ber- + rambut berambut (NPBAMBP, 11)

b) Prefiks ber- tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan pada bentuk

dasar, seperti pada data berikut.

(94) ber- + getar bergetar (CML 4, 07)

(95) ber- + derai berderai (LUSN, 07)

(96) ber- + diri berdiri (LUSN, 12)

(97) ber- + jalan berjalan (LUSN, 13)

(98) ber- + korban berkorban (LUSN, 17)

b) Fungsi Prefiks ber-

Prefiks ber- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (prefiks verbal).

Namun, kalimat yang predikatnya berupa kata kerja berawalan ber- tidak

memiliki objek, tetapi dapat memiliki pelengkap atau keterangan. Seperti pada

data berikut.

(99) agar cinta tak berpaling dariku (UK, 13)

(100) musik berdetak seperti lesung di talu (PST , 21)

Page 13: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

32

20

Pada kalimat (99) bagian kalimat dariku yang terletak di belakang frasa

predikat tak berpaling tidak wajib hadir karena Agar cinta tak berpaling sudah

memenuhi syarat bagi terbentuknya sebuah kalimat karena bagian itu sudah

memiliki subjek, yakni cinta yang diawali dengan konjungsi. Kata dariku pada

kalimat (99) berfungsi sebagai keterangan untuk predikat tak berpaling.

Pada kalimat (100) bagian kalimat seperti lesung di talu yang terletak di

belakang predikat berdetak tidak wajib hadir karena musik berdetak sudah

memenuhi syarat bagi terbentuknya sebuah kalimat, karena sudah memiliki subjek

yakni musik. Frasa seperti lesung di talu berfungsi sebagai keterangan.

c) Makna Prefiks ber-

Verbal berawalan ber- memiliki makna sebagai berikut.

1) ‘memiliki’ atau ‘mempunyai’, seperti

(101) anak manis berambut panjang (NPBAMBP, 09) memiliki makna

‘memiliki rambut’

(102) anaknya yang mungil dan bermata jernih (JKT 2, 02) ‘memiliki

mata’

2) ‘menyatakan’ atau ‘mengakui’, seperti

(103) atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita (BKK, 35)

memiliki makna ‘menyatakan sahabat’

Page 14: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

33

20

3) ‘menghasilkan’ atau ‘mengeluarkan’, seperti

(104) maka wajar saja bila aku berteriak di tengah malam (KDD, 05-06)

memiliki makna ‘mengeluarkan teriakan’

(105) bergetar bibirmu memanggilku (CML 4, 07) memiliki makna

‘mengeluarkan getar’

4) ‘biasa melakukan’,’bertindak sebagai’,’bekerja sebagai’, seperti

(106) aku akan turun berkebun mengerjakan sawah ladangku sendiri

(CCKSAD, 06) memiliki makna ‘melakukan pekerjaan kebun’

5) ‘melakukan pekerjaan mengenai diri sendiri’, seperti

(107) berkaca pada sikapmu (NO, 11) memiliki makna ‘mengaca’

(108) mestinya aku berdiri (LUSN, 12) memiliki makna ‘mendirikan

diri’

6) ‘mendapat’,’dapat di-...,’ atau ‘dikenai’, seperti

(109) aku yang tertidur dan tengah bermimpi (NR, 16) memiliki makna

‘mendapat mimpi’

7) ‘memakai’ atau ‘mengenakan’,’menggunakan’,’mengendarai’ atau

‘naik’,seperti

(110) bergincu tebal senandungkan dosa (SBS, 14) memiliki makna

‘memakai gincu’

Page 15: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

34

20

8) ‘menjadi kelompok’, seperti

(111) bukti keringat basah bersatu (CKBM, 14) memiliki makna

‘menjadi satu’

(112) kini basah bersimbah peluh kita berdua (CKBM, 21) kata berdua

pada lirik ini memiliki makna menjadi satu kesatuan.

2.2.1.4 Prefiks di-

a) Bentuk Prefiks di-

Prefiks di- ketika dilekatkan pada bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan bentuk. Akan tetapi, dari segi ejaan, penulisan di- sebagai prefiks (yang

dituliskan serangkai dengan dasar atau kata yang dilekatinya) sering dikacaukan

dengan penulisan di- sebagai kata depan (yang dituliskan terpisah dari dasar atau

kata yang mengikutinya). Pada data lirik lagu Ebiet G. Ade (LLEGA) ditemukan

kata yang mendapatkan prefiks di- yakni sebagai berikut.

(113) di- + ciptakan diciptakan (LUSN, 21)

(114) di- + mengerti dimengerti (DLIDS, 35)

(115) di- + telan ditelan (ECYH, 11)

(116) di- + hempas dihempas (BKK, 09)

(117) di- + telan ditelan (MDP, 09)

(118) di- + bakar dibakar (FR, 16)

(119) di- + anggap dianggap (KDK, 12)

(120) di- + terpa diterpa ( LL, 06)

(121) di- + sapu disapu (SBS, 11)

Page 16: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

35

20

(122) di- + luruh diluruh (UK, 03)

(123) di- + pikirkan dipikirkan (JKT 2, 01)

(124) di- + sesali disesali (JKT 2, 03)

(125) di- + kenang dikenang (JKT 2, 05)

(126) di- + dengar didengar (JKT 2, 07)

(127) di- + bayangkan dibayangkan (JKT 2, 09)

(128) di- + impikan diimpikan (JKT 2, 11)

(129) di- + tanggalkan ditanggalkan (JKT 2, 11)

(130) di- + tulis ditulis (JKT 2, 15)

(131) di- + tebus ditebus (SCYS, 14)

b) Fungsi Prefiks di-

Prefiks di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif (prefiks verbal

pasif, yang berkaitan dengan prefiks verbal aktif meng-). Seperti pada data

berikut.

(132) ada yang dipikirkan sebelum tertidur (JKT 2, 01) kata dipikirkan

merupakan verbal pasif, yang berasal dari verbal aktif memikirkan.

c) Makna Prefiks di-

Prefiks di- memiliki makna sebagai berikut.

1) ‘dikenai laku’ atau ‘dikenai tindakan’, seperti

(133) tak kan ku temui lagi suara seruling yang ditiup lelaki kecil sambil

berbaring (JKT 1,15-16) memiliki makna ‘dikenai tiupan’

Page 17: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

36

20

(134) ku ditelan fatamorgana (BDHC, 05) memiliki makna ‘dikenai

tindakan telan’

2) ‘dikenai dengan’, seperti

(135) lihatlah geriap lalu lalang disapu debu panas (SBS, 11) memiliki

makna ‘dikenai dengan sapu’

2.2.1.5 Prefiks per-

a) Bentuk Prefiks per-

Prefiks per- mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada bentuk

dasar. Karena bentuk dan maknanya berkaitan dengan bentuk dan makna prefiks

ber-, perubahan bentuk prefiks per- itu pun seperti yang terjadi pada prefiks ber-

(Arifin, 2009:42).

a) Prefiks per- tetap berbentuk per- apabila dilekatkan dengan bentuk dasar,

seperti pada data berikut.

(136) per- + lahan perlahan (JKT 2, 12)

b) Prefiks per- berubah menjadi pe- apabila dilekatkan dengan bentuk dasar,

seperti pada data berikut.

(137) per- + tani petani (CCKSAD, 01)

Page 18: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

37

20

b) Fungsi Prefiks per-

Bahasa Indoneia memiliki dua buah prefiks per-, yaitu prefiks per-

pembentuk kata kerja (prefiks verbal) dan per- (pe-,pel-) sebagai pembentuk kata

benda (prefiks nominal).

Prefiks per- sebagai pembentuk kata kerja adalah sebagai berikut.

(138) semangatnya yang membara perlahan padam (JKT 2, 12)

Prefiks per- sebagai pembentuk kata benda adalah sebagai berikut.

(139) aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil (CCKAD, 01)

c) Makna Prefiks per-

Sebagai pembentuk kata kerja, prefiks per- memiliki makna seperti

berikut:

1) ‘(men) jadikan lebih’ (biasanya prefiks per- dilekatkan pada dasar berupa

kata sifat seperti :

(140) semangatnya yang membara perlahan padam (JKT 2, 12)

‘menjadi lebih lahan’

2) ‘yang biasa melakukan’ (sebagai profesi, kebiasaan, kegemaran) atau

‘yang ber-...’, seperti

(141) aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil (CCKAD, 01)

‘yang bertani’

Page 19: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

38

20

2.2.1.6 Prefiks peng-

a) Bentuk Prefiks peng-

Prefiks peng- mengalami perubahan bentuk, karena bentuk dan maknanya

berkaitan dengan bentuk dan makna prefiks meng-, perubahan bentuk prefiks

peng-, pun sejalan dengan perubahan prefiks meng-,

peng- + {vokal, g, k, h, kh, x}

pem- + {b, f, p, v}

pen- + {t, d, sy, z}

peng- peny- + {s, c, j}

pe- + {l, r, w, y, nasal}

penge- + {kata ekasuku}

Pada data LLEGA ditemukan kata yang mendapatkan prefiks peng-.

(142) peng- + pandu pemandu (KAP, 08)

Kata pemandu merupakan kata jadian yang berasal dari bentuk dasar

pandu yang mendapatkan prefiks peng- sehingga menjadi pemandu. Fonem /p/

luluh menjadi fonem /m/.

b) Fungsi Prefiks peng-

Prefiks peng- berfungsi sebagai pembentuk kata benda (prefiks nominal)

yang bertalian bentuk dan maknanya dengan prefiks meng-. Kata benda berawalan

peng- bertalian bentuk dan maknanya dengan kata kerja berawalan meng-. Seperti:

(143) pemandu (KAP, 08) adalah orang yang memandu.

Page 20: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

39

20

c) Makna Prefiks peng-

Prefiks peng- memiliki makna yakni :

1) ‘yang melakukan’, seperti

(144) meskipun kita pengemis pinggiran jalan. (NP, 13) ‘yang

mengemis’

(145) adalah firmanmu pemandu jalanku (KAP, 08) ‘yang memandu’

2.2.1.7 Prefiks se-

a) Bentuk Prefiks se-

Bahasa Indonesia memiliki dua jenis se-, yaitu (a) se- yang berupa bentuk

klitik dan (b) se- sebagai pembentuk adverbia. Kedua prefiks se- tersebut tidak

pernah mengalami perubahan bentuk apabila dirangkaikan dengan kata yang lain

(Arifin, 2009:52). Seperti pada data berikut ini.

(146) se- + buah sebuah (PST, 01)

(147) se- + orang seorang (PST, 15)

b) Fungsi Prefiks se-

Fungsi prefiks se- yakni menjadi klitika (dari kata esa), seperti:

(148) sehalaman (CCKSAD, 03)

(149) sebuah (PST, 01)

(150) seorang (PST, 15)

Page 21: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

40

20

Fungsi prefiks se- yang kedua adalah membentuk adverbia, seperti :

(150) sesampainya (BKK, 20).

c) Makna Prefiks se-

Prefiks se- memiliki makna yakni :

1) se- yang berupa bentuk klitik (dari kata esa) bermakna

a) ‘satu’, seperti

(151) pada sebuah pesta (PST, 01) ‘satu buah’

(152) aku kehilangan sesuatu (PST,02) ‘satu suatu’

b) ‘sama’ atau ‘sampai’, seperti

(153) kudengar suara jerit tangismu sesepi gunung (DSDS, 01) ‘sepinya

sama dengan sepi’

(154) kulihat bening bola matamu sesejuk gunung (DSDS,02) ‘sejuknya

sama dengan sejuk’

2.2.1.8 Prefiks ter-

a) Bentuk Prefiks ter-

Prefiks ter- mengalami proses morfofonemik. Proses morfofonemik yang

terjadi pada prefiks ter- dijelaskan sebagai berikut.

1) Prefiks ter- tetap menjadi ter- apabila ditambahkan dengan bentuk dasar

yang berawalan dengan fonem vokal, serta bentuk dasar yang berawalan

selain /r/ dan selain kata anjur. Seperti pada data berikut.

Page 22: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

41

20

(155) ter- + akhir terakhir (CML 3, 21)

(156) ter- + ingat teringat (PST, 25)

(157) ter- + tidur tertidur (NPUIDDUHEM, 08)

(158) ter- + lupa terlupa (NPUIDDUHEM, 14)

2) Prefiks ter- berubah menjadi te- apabila dilekatkan dengan bentuk dasar

yang berawalan dengan fonem /r/ atau suku pertama mengandung fonem

/er/. Seperti pada data berikut ini.

(159) ter- + rasa terasa (BDHC, 03)

3) Prefiks ter- berubah menjadi tel- apabila dilekatkan dengan kata anjur.

(160) ter- + anjur telanjur (KDK, 11)

b) Fungsi Prefiks ter-

Bahasa Indonesia memiliki dua buah prefiks ter-, yaitu (1) prefiks ter-

sebagai pembentuk kata kerja (prefiks verbal, yang bertalian dengan prefiks ber-)

dan (2) prefiks ter- sebagai pembentuk kata sifat (prefiks adjektival). Prefiks ter-

sebagai pembentuk kata kerja seperti :

(161) tercipta (PKUMK, 10)

Prefiks ter- sebagai pembentuk kata sifat seperti :

(162) terakhir (CML 3, 21).

Page 23: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

42

20

c) Makna Prefiks ter-

a) Prefiks ter- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna yakni :

1) ‘telah dilakukan’ atau ‘dalam keadaan’, seperti

(163) anak kita tertidur menahankan lapar (NPUIDDUHEM, 08)

memiliki makna ‘dalam keadaan tidur’

(164) engkau terpejam bibirmu merekah (CDKBM, 05) memiliki makna

‘dalam keadaan terpejam’

2) ‘telah mengalami’, ‘menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak

sengaja atau dengan tiba-tiba)’, seperti

(165) aku yang tertegun di dalam rindu (NO, 07) memiliki makna ‘tiba-

tiba tertegun’

(166) terpaku menatap langit (BKK,19) memiliki makna ‘tiba-tiba

terpaku’

b) Prefiks ter- pembentuk kata sifat memiliki arti ‘paling’, seperti

(167) ternyata kembangmu kembang terakhir (CML 3,18) ‘paling akhir’

2.2.2 Infiks

Bahasa Indonesia memiliki sisipan –el-, -em-, -er-, dan –in-, yang tidak

lagi produktif. Sekarang kata dengan sisipan cenderung dianggap sebuah kata

(Arifin, 2009:57-58). Pada data LLEGA ditemukan hanya infiks –em-, dan –er-

saja.

Page 24: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

43

20

Bentuk dasar yang mendapatkan infiks –em- yakni:

(168) guruh + -em- gemuruh ( JKT 1, 04)

(169) gertak + -em- gemertak (NO, 12)

(170) jari + -em- jemari (UK, 04)

(171) getar + -em- gemetar (TRBA, 09)

(172) gerlap + -em- + -an gemerlapan (JKT 1, 04)

Bentuk dasar yang mendapatkan infiks –er- yakni:

(173) suling + -er- seruling (JKT 1, 15)

Kata gemuruh merupakan bentukan kata dengan bentuk dasar guruh,

mendapatkan infiks –em-. Kata gemertak merupakan bentukan kata dengan

bentuk dasar gertak, mendapatkan infiks –em-. Kata seruling bentuk dasarnya

adalah suling yang mendapatkan infiks –er-.

2.2.3 Sufiks

2.2.3.1 Sufiks -an

a) Bentuk Sufiks –an

Sufiks –an ketika dilekatkan dengan bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan. Pada data LLEGA ditemukan beberapa kata yang mengalami

sufiksasi, seperti contoh berikut.

(174) pinggir + -an pinggiran (NPUIDDUHEM, 10)

(175) ribu + -an ribuan (DLIDS, 04)

Page 25: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

44

20

(176) jalan + -an jalanan (JKT 1, 11)

(177) nyanyi + -an nyanyian (JKT 1, 18)

(178) hembus + -an hembusan (OKP I/203, 13)

(179) laut + -an lautan (ECYH, 04)

b) Fungsi sufiks –an

Sufiks –an memiliki fungsi yakni sebagai pembentuk kata benda (sufiks

nominal, yang bertalian dengan verba meng-), seperti :

(180) jalanan (JKT 1, 11)

(181) lautan (ECYH, 04)

c) Makna sufiks –an

Sebagai pembentuk kata benda, akhiran –an berarti ‘hasil’, ‘perolehan’,

‘akibat’, atau ‘yang dikenai laku’, seperti

(182) atau nyanyian bambu-bambu (JKT 1, 18) kata nyanyian memiliki

makna ‘hasil menyanyi’

(183) keriput tulang pipimu gambaran perjuangan (TRBA, 16-17) kata

gambaran memiliki makna ‘yang digambarkan’

Sufiks –an juga berarti seperti berikut:

1) ‘kumpulan’, ‘gugusan’, seperti

(184) akan selalu menjadi ribuan cerita (DLIDS, 04) ‘kumpulan ribu’

(185) apakah pada gelombang lautan (ECYH,04) ‘kumpulan laut’

Page 26: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

45

20

2) ‘yang mempunyai atau yang mengandung’, seperti

(186) debu-debu panas di jalanan (JKT 1, 11) ‘di jalan’

2.2.3.2 Sufiks -i

a) Bentuk sufiks –i

Sufiks –i ketika dilekatkan dengan bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan. Pada data LLEGA ditemukan beberapa kata yang mengalami sufiksasi

-i, seperti contoh berikut.

(187) cumbu + -i cumbui (LUSN, 25)

(188) tangis + -i tangisi (NPUIDDUHEM, 27)

(189) jelajah + -i jelajahi (DLIDS, 11)

(190) lewat + -i lewati (NPUIDDUHEM, 05)

(191) telanjang + -i telanjangi (KDK, 04)

(192) benah + -i benahi (KDK, 13)

b) Fungsi Sufiks –i

Di dalam bahasa Indonesia terdapat dua buah sufiks –i, yaitu sufiks –i

sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal) seperti dan sufiks –i (-iah, -wi, -

wiah) sebagai pembentuk kata sifat (sufiks adjektival) (Arifin, 2009:60). Verba

bersufiks -i adalah verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam

pembentukan verba inflektif (Chaer, 2008:119). Pada LLEGA hanya ditemukan

kata bersufiks –i sebagai pembentuk kata kerja.

(193) cumbui (LUSN, 25)

Page 27: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

46

20

c) Makna Sufiks –i

Sufiks –i mempunyai makna sebagai berikut.

1) Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna ( + tindakan) dan (+

sasaran). Pada LLEGA ditemukan pada data :

(194) biar ku cumbui bayangmu (LUSN, 25) kata cumbui memiliki

makna ‘bercumbu berulang kali’

(195) la la la la la la la usah kau tangisi (NPUIDDUHEM, 27) kata

tangisi memiliki makna ‘menangis berulang kali’

2) Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘tempat’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ tempat).

Seperti :

(196) dia jelajahi jagat raya ini (DLIDS, 11) ‘menjelajah tempat’

(197) matamu tajam berbinar tembusi kegelapan malam (SJC, 07)

‘menembus’

3) Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘merasa sesuatu pada’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ sikap batin)

atau (+ emosi). Seperti :

(198) kekerasanmu mulai aku sukai (SSC, 20) ‘merasa suka’

Page 28: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

47

20

4) Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘jadikan’ atau ‘sebabkan’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ keaadaan) atau

(+ sifat). Pada lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan pada data :

(199) turunnya hujan basahi bumi ini (DSPM, 08) artinya ‘jadikan

basah’

(200) seperti hendak telanjangi dari kulit jiwaku (KDK, 04) artinya

‘jadikan telanjang’

5) Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘lakukan pada’

Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+ tindakan) dan

(+ tempat). Seperti

(201) ku benahi kusut gaunmu (CDKBM, 19) artinya ‘lakukan benah’

(202) tak kan ku temui lagi suara seruling (JKT 1,15) artinya ‘bertemu

lagi’

2.2.3.3 Sufiks -kan

a) Bentuk sufiks –kan

Sufiks –kan ketika dilekatkan dengan bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan. Pada data LLEGA ditemukan beberapa kata yang mengalami sufiksasi

-kan, seperti contoh berikut.

(203) biar + -kan biarkan (LUSN, 06)

(204) gores + -kan goreskan (LUSN, 09)

(205) isyarat + -kan isyaratkan (LUSN, 15)

Page 29: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

48

20

(206) laku + -kan lakukan (LUSN, 16)

(207) sebut + -kan sebutkan (LUSN, 19)

(208) sandar + -kan sandarkan (LUSN, 26)

b) Fungsi sufiks –kan

Akhiran –kan berfungsi sebagai akhiran pembentuk kata kerja (sufiks

verbal), Dalam LLEGA ditemukan beberapa kata yang mendapatkan sufiks –kan

seperti :

(209) sandarkan (LUSN, 26)

(210) lakukan (LUSN, 16)

(211) isyaratkan (LUSN, 15).

c) Makna sufiks –kan

1) Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘menyebabkan’ atau

‘menjadikan’

(212) mari tidurlah, lupakan sejenak (NPUIDDUHEM, 23) ‘jadikan

lupa’

(213) kau diamkan (NO, 05) ‘jadikan diam’

2) Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang

lain’

(214) kabarkan pada awan cerita ini (SJC, 23) ‘lakukan kabar’

Page 30: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

49

20

3) Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’

(215) perlahan kau tengadahkan wajah sibakkan rambutmu (SJC, 06)

‘lakukan sibak’

(216) apa yang dibayangkan tentang Jakarta (JKT 2, 09) ‘apa yang

dibayang’

2.2.3.4 Sufiks -nya

a) Bentuk Sufiks –nya

Sufiks –nya ketika dilekatkan dengan bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan. Pada data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan beberapa kata yang

mengalami sufiksasi -nya, seperti contoh berikut.

(217) mesti + -nya mestinya (LUSN, 12)

(218) akhir + -nya akhirnya (DLIDS, 37)

(219) kira + -nya kiranya (JKT 1, 30)

(220) layak + -nya layaknya (NO, 10)

(221) nampak + -nya nampaknya (KDK, 03)

(222) biasa + -nya biasanya (KDK, 20)

b) Fungsi Sufiks –nya

Sufiks –nya memiliki dua bentuk yakni –nya sebagai pronomina persona

ketiga tunggal, dan –nya sebagai sufiks yang membentuk nomina. Sufiks –nya

sebagai pronosmina persona ketiga tunggal yakni :

(223) kakinya (DLIDS, 06)

Page 31: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

50

20

(224) tangannya (DLIDS, 07)

(225) kepalanya (DLIDS, 08)

Sufiks –nya sebagai pembentuk nomina yakni :

(226) biasanya (KDK, 20)

(227) nampaknya (KDK, 03)

(228) layaknya (NO, 10).

c) Makna sufiks –nya

Sufiks –nya memiliki makna gramatikal sebagai berikut.

1) Nomina bersufiks –nya memiliki makna ‘hal’, seperti :

(229) coba bayangkan betapa sakitnya (SCS, 03)

(230) sementara aku tengah bangganya (SCS, 08)

2) Nomina bersufiks –nya memiliki makna gramatikal ‘penegasan’, seperti :

(231) mari kita tunggu datangnya hujan (DSPM, 01)

(232) yang biasanya ramah kini membakar hati? (KDK, 20)

2.2.3 Konfiks

Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terdiri atas dua unsur yang terpisah,

satu unsur terletak di sebelah kiri dan satu unsur lagi di sebelah kanan dasar yang

dilekatinya. Konfiks juga sering disebut dengan imbuhan terbelah (Arifin,

2009:75). Sebagai imbuhan tunggal, walaupun kedua unsurnya terbelah, konfiks

Page 32: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

51

20

harus melekat sekaligus atau harus melekat secara bersamaan pada dasar yang

dilekatinya.

2.2.3.1 Konfiks ke-an

a) Bentuk Konfiks ke-an

Konfiks ke-an ketika dilekatkan dengan bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan. Pada data LLEGA ditemukan beberapa kata yang mengalami

konfiksasi ke-an, seperti contoh berikut.

(233) gelap + ke-an kegelapan (SJC, 07)

(234) damai + ke-an kedamaian (CML 4, 09)

(235) mati + ke-an kematian (DMIM, 05)

(236) teguh + ke-an keteguhan (KAP, 13)

(237) kering + ke-an kekeringan (DSPM, 16)

(238) sendiri + ke-an kesendirian (SJC, 20)

b) Fungsi Konfiks ke-an

Bahasa Indonesia memiliki tiga jenis konfiks ke-an yaitu :

1) ke-an sebagai pembentuk kata kerja (konfiks verbal) seperti :

(239) kesendirian (SJC, 20)

(240) kekeringan (DSPM, 16).

2) ke-an sebagai pembentuk kata sifat (konfiks adjektival) seperti :

(241) kegelapan (SJC, 07)

Page 33: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

52

20

(242) kemerahan (JKT 1, 37).

3) ke-an sebagai pembentuk kata benda (konfiks nominal) seperti

(243) kematian (DMIM, 05).

c) Makna Konfiks ke-an

1) Sebagai pembentuk verbal, konfiks ke-an berarti ‘menderita atau

mengalami kejadian’;’menderita atau mengalami keadaan’, seperti

(244) basahi sawah kita yang kekeringan (DSPM, 16) ‘mengalami

kering’

(245) sedetik 'ku tertegun dalam kesendirian (SJC, 20) ‘dalam keadaan

sendiri’

2) Sebagai pembentuk kata sifat, konfiks ke-an berarti ‘terlalu’ atau

‘terlampau’ dan bisa juga bermakna ‘agak’ Seperti pada data berikut.

(246) matamu tajam berbinar tembusi kegelapan malam (SJC, 07) ‘yang

terlampau gelap’

(247) dengan warna kuning kemerahan (JKT 1, 31) ‘agak merah’

3) Sebagai pembentuk kata benda, konfiks ke-an berarti ‘mempunyai ciri atau

sifat’, seperti:

(248) kematian ini memisahkan kita (DMIM, 05) memiliki makna ‘sifat

mati’

Page 34: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

53

20

2.2.3.2 Konfiks ber-an

a) Bentuk Konfiks ber-an

Konfiks ber-an ketika dilekatkan dengan bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan. Pada data LLEGA ditemukan beberapa kata yang mengalami

konfiksasi ber-an, seperti contoh berikut.

(249) terbang + ber-an berterbangan (JKT 1, 39)

(250) kilau + ber-an berkilauan (MDP, 03)

(251) lebih + ber-an berlebihan (CML 3, 06)

b) Fungsi Konfiks ber-an

Konfiks ber-an berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (konfiks verbal).

Pada data LLEGA ditemukan beberapa kata yang mendapatkan konfiks ber-...-an

seperti :

(252) berlebihan (CML 3, 06)

(253) berkilauan (MDP, 03)

(254) berterbangan (JKT 1, 39).

c) Makna Konfiks ber-an

Konfiks ber-an memiliki makna sebagai berikut.

1) ‘melakukan sesuatu dengan laku atau pelaku banyak’, ‘tidak

beraturan’, seperti pada data berikut.

(255) di bawah burung-burung mulai berterbangan (JKT 1, 39) ‘banyak

yang terbang’

Page 35: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

54

20

(256) butir pasir berterbangan, sinar bulan berkilauan (MP, 3)

‘berkilau’

(257) bergetaran rasa jiwaku (CML 1, 14) ‘bergetar dan tidak teratur’

2) Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling’ atau

‘berbalasan’, seperti pada data berikut.

(258) berkejaran di pematang, basah (JKT 1, 21) ‘saling mengejar’

(259) nafasku dan nafasmu saling bertautan (SPBI.R., 03) ‘saling

bertaut’

2.2.3.3 Konfiks per-an

a. Bentuk Konfiks per-an

Konfiks per-an memiliki variasi bentuk yakni per-an, pel-an, dan pe-an.

Pada data LLEGA ditemukan kata yang mengalami konfiksasi per-an, seperti

pada data berikut ini.

1) Konfiks per-an tetap menjadi per-an apabila dilekatkan dengan bentuk

dasar yang berawalan dengan fonem /j/, seperti pada data berikut.

(260) jalan + per-an perjalanan (NPUIDDUHEM, 21)

(261) juang + per-an perjuangan (TRBA, 23)

2) Konfiks per-an mengalami pelesapan fonem /r/ sehingga menjadi pe-

an apabila dilekatkan dengan bentuk dasar yang berawalan dengan

fonem /l/

Page 36: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

55

20

(262) latar + per-an pelataran (DSPM, 02)

b) Fungsi Konfiks per-an

Konfiks per-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda (konfiks

nominal), yang bertalian dengan awalan pembentuk verbal ber-. Pada data

LLEGA ditemukan kata dengan kofiks per-an yakni :

(263) perjalanan (NPUIDDUHEM, 21)

(264) perjuangan (TRBA, 23)

(265) pelataran (DSPM, 02).

c) Makna Konfiks per-an

1) Makna gramatikal konfiks per-an adalah ‘perihal’ atau ‘yang

berhubungan dengan’, seperti :

(266) esok hari perjalanan kita (NPUIDDUHEM, 21) ‘perihal berjalan’

(267) keriput tulang pipimu gambaran perjuangan (TRBA, 22-23)

‘gambaran perihal berjuang’

2) Konfiks per-an juga memiliki makna gramatikal ‘tempat ber...’, seperti

(268) duduk bersanding di pelataran (DSPM, 02) ‘tempat berlatar’

Page 37: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

56

20

2.2.3.4 Konfiks se-nya

a) Bentuk Konfiks se-nya

Konfiks se-nya ketika dilekatkan dengan bentuk dasar tidaklah mengalami

perubahan. Pada data LLEGA ditemukan beberapa kata yang mengalami

konfiksasi se-nya, seperti contoh berikut.

(269) sampai + se-nya sesampainya ( BKK, 20)

(270) harus + se-nya seharusnya (PKUMK, 16)

b) Fungsi Konfiks se-nya

Konfiks se-nya digunakan untuk membentuk kata keterangan (konfiks

adverbial). Konfiks itu dapat dilekatkan pada dasar yang berupa adjektiva

perulangan ataupun bukan perulangan.

(271) sesampainya ( BKK, 20)

(272) seharusnya (PKUMK, 16)

c) Makna Konfiks se-nya

Konfiks se-nya yang dilekatkan pada adjektiva perulangan, se- + R + -nya,

digunakan untuk menyatakan makna ‘paling’ atau tingkat elatif yang tinggi

(Arifin, 2009:90). Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade tidak ditemukan kata

dengan konfiks se-nya yang melekat pada perulangan. Dalam data hanya

ditemukan dua buah kata berkonfiks se-nya yang bentuk dasarnya bukan

perulangan.

(273) sesampainya di laut (BKK, 20) ‘setelah sampai’

Page 38: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

57

20

(274) apa yang seharusnya aku lakukan (NR, 02) ‘paling harus’

2.2.4 Simulfiks

Simulfiks atau imbuhan gabung adalah dua imbuhan atau lebih yang

ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap (Arifin,

2009:7). Pada data LLEGA ditemukan beberapa data yang mengalami

simulfiksasi seperti pada data berikut ini.

(275) anak kita tertidur menahankan lapar (NPUIDDUHEM, 08)

Pada data di atas, kata menahankan merupakan contoh simulfiks meng-

kan yang melekat pada kata menahankan. Afiks yang pertama kali melekat pada

kata dasar tahan adalah prefiks meng- menjadi menahan, setelah itu melekat

sufiks –kan sehingga menjadi menahankan.

(276) dia yang berjalan melintasi malam (DLIDS, 01)

Pada data ini, kata melintasi merupakan kata yang mendapatkan simulfiks

me-i.Afiks yang pertama kali melekat pada kata dasar lintas adalah prefiks meng-,

sehingga menjadi melintas. Setelah itu, barulah melekat sufiks –i, sehingga

menjadi melintasi.

2.3 Reduplikasi

Dalam bahasa Indonesia, reduplikasi merupakan mekanisme yang penting

dalam pembentukan kata, di samping afiksasi, komposisi, dan akronimisasi

(Chaer,2008: 178). Reduplikasi/ perulangan adalah salah satu proses pembentukan

kata yang dilakukan dengan cara mengulang sebagian atau seluruh bentuk dasar.

Page 39: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

58

20

Proses ini menghasilkan kata baru, yang lazim disebut kata ulang. Proses

mengulang kadang-kadang berkombinasi dengan afiksasi, atau terjadi perubahan

bentuk bunyi (Simpen, 2009: 48).

2.3.1 Reduplikasi Fonologis

Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau

terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi daripada akar. Status bentuk yang

diulang tidak jelas dan reduplikasi fonologis ini tidak menghasilkan makna

gramatikal, tetapi menghasilkan makna leksikal (Chaer, 2008: 179). Pada data

lirik lagu Ebiet G. Ade (LLEGA) ditemukan lima kata yang mengalami

reduplikasi fonologis, yakni sebagai berikut.

(277) tetapi rindu tetap bergayut di dada (LL, 17)

(278) di sisi manakah ‘ku harus berdiri (SSC, 16)

(279) gadis-gadis kecil menjajakan cincin (NR, 07)

Kata dada, sisi, dan cincin adalah kata yang dapat dikategorikan sebagai

kata yang mengalami reduplikasi fonologis. Bentuk-bentuk tersebut tidak berasal

dari da, si, dan cin. Bentuk-bentuk tersebut adalah kata yang bunyi kedua suku

katanya sama.

(280) nyanyikan kupu-kupu hinggap di rambutmu (UK, 10)

Kata kupu-kupu merupakan kata yang mengalami reduplikasi fonologis.

Bentuk ini jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang jelas ada, tetapi hasil

reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal, tetapi hanya menghasilkan

makna leksikal.

Page 40: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

59

20

2.3.1.2 Reduplikasi Semantis

Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua

buah kata yang bersinonim (Chaer, 2008: 180). Berikut dijelaskan lebih rinci.

(281) meski samar tapi jelas tegas (CML 3, 09)

(282) kadar cinta kasihku kepadamu (SSC, 04)

(283) biar pun harus ku tembus padang ilalang (CML 2, 08)

Frasa jelas tegas, cinta kasihku, dan padang ilalang merupakan frasa

yang mengalami reduplikasi semantis. Kata jelas dan tegas memiliki makna yang

sama. Kata cinta dan kasih pada frasa cinta kasihku pun memiliki makna yang

sama, hanya saja pada kata kasih mendapat klitik –ku yang menyatakan

kepemilikan. Kata padang memiliki makna yang sama dengan kata ilalang.

2.3.1.3 Reduplikasi Morfologis

Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar,

berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa

pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi dan pengulangan sebagian (Chaer,

2008: 181).

a) Pengulangan Akar

Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses pengulangan,

yaitu pengulangan utuh, pengulangan sebagian dan pengulangan dengan

perubahan bunyi.

1) Pengulangan utuh, artinya bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan

perubahan bentuk fisik dari akar itu. Pada data LLEGA ditemukan proses

ini yakni sebagai berikut.

Page 41: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

60

20

(284) yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi (CML 1, 15)

(285) langit-langit seperti berputar, hm, berputar (PST, 13)

(286) batu-batu seperti menyingkir (DLIDS, 21)

(287) semak-semak seperti menguak (DLIDS, 24)

(288) gadis-gadis selalu menyapa (DLIDS, 32)

(289) debu-debu panas di jalanan (JKT 1, 11)

(290) atau nyanyian bambu-bambu (JKT 1, 18)

(291) mengiringi anak-anak telanjang bermain (JKT 1, 20)

(292) di bawah burung-burung mulai berterbangan (JKT 1, 39)

(293) yang gelap dan dingin penuh angan-angan (OKP I/ 203, 18)

(294) yang kotor dan kecil penuh cita-cita (OKP I/ 203, 21)

(295) butir-butir cintaku (ECYH, 02)

(296) atau tubuh-tubuh panas jalanan (ECYH, 17)

(297) semua bintang-bintang, akan kutembus (ECYH, 20)

(298) yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa (BKK, 33-34)

(299) gugusan hari-hari (CML 2, 01)

(300) aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil (CCKSAD, 01)

(301) ranting-ranting patah gemertak (NO, 12)

(302) wajah-wajah dusta masih tega tertawa (KDD, 14)

(303) aku masih ragu-ragu (FR, 19)

(304) bercumbu dengan bayang-bayang (EEH, 06)

(305) kulihat kaki-kaki burung berdansa (SSC, 11)

(306) kudengar putik-putik kembang berdendang (SSC, 12)

(307) pucuk-pucuk cemara bergoyang-goyang (LL, 05)

(308) sama-sama arungi danau biru (NR, 10)

2) Pengulangan sebagian, yakni yang diulang dari bentuk dasar itu hanya

salah satu suku katanya saja (dalam hal ini suku awal kata) disertai dengan

“pelemahan” bunyi. Pada data LLEGA ditemukan beberapa proses ini

yang dijabarkan sebagai berikut.

(309) dia lelaki gagah perkasa (DLIDS, 38)

Kata lelaki merupakan kata yang mengalami pengulangan sebagian. Kata

lelaki berasal dari bentuk dasar laki, kemudian diulang menjadi laki-laki, setelah

itu menjadi lalaki, dan terakhir mengalami pelemahan bunyi menjadi lelaki. Lebih

jelasnya, akan ditampilkan dalam bagan berikut.

Page 42: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

61

20

laki

laki-laki

lalaki

lelaki

3) Pengulangan dengan perubahan bunyi, artinya bentuk dasar itu diulang

tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Yang berubah bisa bunyi vokalnya

dan bisa pula bunyi konsonannya. Bentuk yang berubah bunyi bisa

menduduki unsur pertama, bisa juga menduduki unsur kedua. Seperti:

(310) tinggalkan kampung halaman yang ramah tamah (JKT 2, 04)

(311) lihatlah geriap lalu lalang disapu debu panas (SBS, 08)

b) Pengulangan Dasar Berafiks

Dalam pengulangan dasar berafiks terdapat tiga macam proses afiksasi dan

reduplikasi. Pertama, sebuah akar diberi afiks terlebih dahulu, baru kemudian

diulang atau direduplikasikan. Kedua, sebuah akar direduplikasikan dulu, baru

kemudian diberi afiks. Ketiga, sebuah akar diberi afiks dan diulang secara

bersamaan.

1) Akar berprefiks ber-

Ada dua macam pengulangan akar yang berprefiks ber-, yakni :

a) Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber- , lalu dilakukan

pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Pada

LLEGA ditemukan proses ini pada data berikut.

Page 43: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

62

20

(312) pucuk-pucuk cemara bergoyang-goyang (LL, 05)

Akar goyang mula-mula diberi prefiks ber- menjadi bergoyang,

kemudian baru diulang menjadi bentuk bergoyang-goyang.

b) Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-.

(313) dan di kandang belakang rumah kupelihara bermacam-macam

peliharaan (CCKSAD, 04)

Kata bermacam-macam berasal dari akar kata macam, kemudian

direduplikasikan menjadi macam-macam yang serentak juga dengan

pengimbuhan prefiks ber-.

2) Akar bersufiks -an

Ada dua cara mereduplikasikan akar bersufiks –an. Pertama, dengan

mengulang secara utuh bentuk bersufiks –an itu; dan kedua mengulang akarnya

saja yang sekaligus disertai dengan pengulangannya. Pada data LLEGA hanya

ditemukan proses yang kedua saja.

(314) serangkaian kenang-kenangan (YTMK, 06)

Di samping kedua cara tersebut, masih ada satu cara lagi yang kurang

produktif, yakni dengan mengulang sebagian (hanya suku pertama dari akar).

Ebiet G. Ade ternyata juga memilih proses yang kurang produktif ini untuk

membentuk kata yang ia gunakan dalam lirik lagunya. Dalam LLEGA

ditemukan beberapa kata yang mengalami proses ini.

(315) di atas hijau dedaunan (JKT 1, 38)

(316) di tanah kering bebatuan (BKK, 07)

Page 44: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

63

20

(317) ati tergetar menampak kering rerumputan (BKK, 10-11)

(318) sangatlah nyata beda antara berdiri di bebukitan sejuk (SBS, 17)

2.4 Komposisi/ Pemajemukan

Komposisi atau pemajemukan adalah proses morfologis yang mengubah

gabungan leksem menjadi satu kata, yakni kata majemuk (Arifin, 2009:12).

Komposisi adalah proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara

menggabungkan satu bentuk (bebas atau terikat) dengan satu bentuk (bebas atau

terikat) yang lain, sehingga menghasilkan kata majemuk. Kata majemuk dapat

berbentuk : bentuk bebas + bentuk bebas, bentuk bebas + bentuk terikat, dan

bentuk terikat + bentuk bebas (simpen, 2009: 48). Tujuan utama membentuk

komposisi adalah untuk menampung atau mewadahi konsep-konsep yang ada

dalam kehidupan kita tetapi belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata

(Chaer, 2008: 213). Konsep-konsep yang ada dalam kehidupan kita sangatlah

banyak, sedangkan jumlah kosakata terbatas. Oleh karena itu, proses komposisi

ini dalam bahasa Indonesia merupakan satu mekanisme yang cukup penting dalam

pembentukan dan pengayaan kosakata.

Istilah yang sering digunakan terkait dengan komposisi adalah kata

majemuk. Alisjahbana dalam Chaer mengungkapkan konsep bahwa kata majemuk

mengacu pada gabungan dua buah kata atau lebih yang memiliki makna baru.

Dari uraian tersebut dapat ditarik dua kesimpulan yakni konsep kata majemuk

yang diungkapkan Alisjahbana adalah identik dengan konsep idiom dalam kajian

semantik, dan dibuatnya dikolomi kata majemuk dan bukan kata majemuk.

Kridalaksana dalam Chaer menyamakan istilah komposisi sama dengan

perpaduan atau pemajemukan, yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih

Page 45: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

64

20

yang membentuk kata. Hasil proses itu disebut paduan leksem atau kompositum,

yang menjadi calon kata majemuk.Kridalaksana juga menjelaskan kalau kata

majemuk yang berasal dari paduan leksem atau kompositium adalah hasil proses

morfologi, maka yang disebut frase adalah hasil proses sintaksis. Frase dibentuk

dari pemaduan kata dengan kata, bukan leksem dengan leksem. Jadi dengan kata

lain kalau morfologi adalah masalah morfologi, maka frase adalah masalah

sintaksis. Oleh karena itu, ada kemungkinan adanya sebuah data kebahasaan bila

dilihat dari segi morfologi sebagai sebuah komposisi, tetapi kalau dilihat dari segi

sintaksis sebagai sebuah frase.

2.4.1 Komposisi Nominal

2.4.1.1 Bentuk

Yang dimaksud dengan komposisi nominal adalah komposisi yang pada

satuan klausa berkategori nomina. Komposisi nominal dapat dibentuk dari dasar :

a) nomina + nomina, seperti:

(319) bulu mata (LUSN, 05)

(320) bola mata (DSIDS, 03)

b) nomina + verba, seperti

(321) pesta dansa (PST, 11)

c) nomina + adjektiva seperti

(322) lelaki kecil (JKT 1, 16)

Page 46: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

65

20

(323) anak manis (NPBAMBP, 15)

(324) gadis manis (LL, 13)

2.4.1.2 Fungsi

Fungsi dari komposisi adalah untuk mewadahi konsep-konsep yang ada

dalam kehidupan nyata tetapi belum ada kosakatanya dalam bentuk tunggal.

2.4.1.3 Makna

a) Komposisi Nominal Bermakna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang muncul dalam proses

penggabungan dasar dengan dasar dalam pembentukan sebuah komposisi (Chaer,

2008: 217). Makna gramatikal yang muncul dalam proses pembentukan

komposisi nominal yang terdapat pada LLEGA adalah sebagai berikut.

1) ‘gabungan biasa’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata

dan. Makna gramatikal ‘gabungan biasa’ ini akan terjadi apabila kedua

unsurnya memiliki komponen makna :

a. ( + pasangan antonim relasional). Misalnya :

(325) bapak ibunya telah lama mati (BKK, 18)

Komposisi bapak ibunya pada frasa di atas merupakan pasangan antonim

relasional. Bapak ibunya dapat diartikan bapak dan ibunya.

b. ( + anggota dari satu medan makna). Misalnya :

(326) tinggalkan kampung halaman yang ramah tamah (JKT 2, 04)

Page 47: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

66

20

Kampung halaman pada frasa di atas merupakan anggota dari satu

medan makna. Komposisi kampung halaman dapat diartikan

kampung dan halaman.

(327) biarpun harus ku tembus padang ilalang (CML 2, 08)

Komposisi padang ilalang merupakan anggota dari satu medan

makna. Padang ilalang dapat diartikan padang dan ilalang.

2) ‘bagian’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dari.

Makna gramatikal ‘bagian’ ini akan terjadi apabila unsur pertama

memiliki komponen makna ( + bagian dari unsur kedua) dan unsur

kedua memiliki komponen makna (+ keseluruhan yang mencakup

unsur pertama). Seperti yang penulis temukan pada data :

(328) langit di atas simpang jalan (YTMK, 09)

3) ‘jenis’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata jenis.

Makna gramatikal ‘jenis’ dapat terjadi apabila unsur pertama memiliki

komponen makna (+ benda generik), sedangkan unsur kedua memiliki

komponen makna (+ benda spesifik). Dalam data ditemukan contoh :

(329) berjalan di hutan cemara (BDHC, 01)

b. Komposisi Nominal Bermakna Idiomatik

Ada sejumlah komposisi nominal memiliki makna idiomatik, baik berupa

idiom penuh maupun berupa idiom sebagian. Yang berupa idiom penuh artinya,

Page 48: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

67

20

seluruh komposisi itu memiliki makna yang tidak dapat diprediksi, baik secara

leksikal maupun secara gramatikal (Chaer, 2008: 222). Pada data ditemukan

contoh sebagai berikut.

(330) barangkali di sana ada jawabnya (BKK, 28)

barangkali dalam arti ‘mungkin’

(331) matahari pagi di atas puncak bukit karang (MDP, 09)

matahari dalam arti ‘benda angkasa, titik pusat tata surya berupa bola

berisi gas yang mendatangkan terang dan panas pada bumi pada siang

hari'.

Komposisi yang berupa idiom sebagian adalah yang salah satu unsurnya

masih memiliki makna leksikalnya. Seperti yang ditemukan dalam data berikut.

(332) dengar denting harpa menikam pagi buta (NPBAMBP, 19)

(333) kapankah terbuka selimut rindu (NPBAMBP, 10)

Kata pagi pada komposisi pagi buta, kata rindu pada komposisi selimut

rindu masih memiliki makna leksikalnya, sedangkan yang bermakna idiomatik

adalah kata-kata buta dan selimut.

c. Komposisi Nominal Metaforis

Ada sejumlah komposisi nominal yang salah satu unsurnya digunakan

secara metaforis, yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang

dimiliki oleh unsur tersebut (Chaer, 2008: 223).

(334) siapa tahu nanti aku 'kan terpilih jadi kepala desa (CCKSAD, 11)

Page 49: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

68

20

(335) seperti didengar lagi gerit daun pintu bambu (JKT 2, 07)

(336) langit di atas simpang jalan (YTMK, 09)

(337) di pinggir kali yang bening (CML 1, 05)

Komposisi kepala desa, daun pintu, simpang jalan, dan pinggir kali

merupakan komposisi nominal yang salah satu unsurnya digunakan secara

metaforis yakni kata kepala, daun, simpang, dan pinggir.

d. Komposisi Nominal Nama dan Istilah

Ada sejumlah komposisi nominal yang berupa nama atau istilah. Sebagai

nama atau istilah komposisi ini tidak bermakna gramatikal, tidak bermakna

idiomatik, juga tidak bermakna metaforis (Chaer, 2008:224). Seperti pada data

berikut.

(338) sejuk, lembut angin di bukit Kintamani (NR, 06)

Frasa bukit Kintamani merupakan komposisi nominl yang berupa nama.

Kata bukit merupakan nominal, sedangkan Kintamani merupakan nama suatu

daerah di Pulau Bali.

e. Komposisi Nominal dengan Adverbia

Ada sejumlah komposisi nominal yang dibentuk dari kelas adverbial dan

kelas nominal. Makna komposisi jenis ini ditentukan oleh makna ‘leksikal’ dari

kata adverbia itu (Chaer, 2008: 224-225). Adverbia yang mendampingi nomina

adalah adverbia yang menyatakan negasi, dan adverbia yang menyatakan jumlah.

Seperti yang terdapat pada data berikut.

Page 50: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

69

20

(339) banyak gadis yang memandangku (NPBAMBP, 02)

Komposisi banyak gadis pada frasa di atas merupakan komposisi nominal

dengan adverbia. Adverbia banyak merupakan adverbia yang menyatakan jumlah.

Komposisi dengan unsur preposisi juga dapat dimasukkan ke dalam

kelompok ini. Seperti pada data berikut.

(340) dan mati ada di tanganmu (KAP, 03)

(341) berselimut sarung tua bekal dari kerabatnya yang masih tersisa

(JKT 2, 14)

(342) segera luruh jatuh ke bumi (DSPM, 24)

(343) kabarkan pada awan cerita ini (SJC, 12)

2.4.2 Komposisi Verbal

2.4.2.1 Bentuk

Komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori

verbal (Chaer, 2008: 225). Komposisi verbal dapat dibentuk dari dasar :

a. Verba + verba, seperti :

(344) jatuh berderai (LUSN, 07)

b. Verba + nomina

c. Verba + adjektiva, seperti :

(345) jatuh cinta (PST, 07)

d. Adverbia + verba

Page 51: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

70

20

2.4.2.2 Fungsi

Fungsi dari komposisi adalah untuk mewadahi konsep-konsep yang ada

dalam kehidupan nyata, tetapi belum ada kosakatanya dalam bentuk tunggal.

2.4.2.3 Makna

a. Komposisi Verbal Bermakna Gramatikal

Dalam proses pembentukan komposisi verbal muncul beberapa

makna gramatikal, antara lain adalah makna yang menyatakan :

1) ‘gabungan biasa’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan

kata dan. Makna gramatikal ini dapat terjadi apabila:

Kedua unsurnya merupakan anggota dari satu medan makna. Seperti :

(346) segera luruh jatuh ke bumi (DSPM, 14)

2) ‘sambil’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata sambil.

Makna gramatikal ini dapat diperoleh apabila kedua unsur itu merupakan

dua tindakan yang dapat dilakukan bersamaan.

(347) duduk bersanding di pelataran (DSPM, 02)

3) ‘lalu’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disipkan kata lalu.

(348) kasih, kemarilah duduk merapat (DSPM, 05)

4) ‘menjadi’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata

menjadi. Pada data LLEGA ditemukan contoh seperti berikut.

Page 52: BAB II PROSES PEMBENTUKAN KATA PADA … simulfiksasi. Dalam data lirik lagu Ebiet G. Ade ditemukan semua proses afiksasi, dan dijelaskan sebagai berikut. 2.2.1 Prefiks Prefiks adalah

71

20

(349) aku lagi jatuh cinta (SJC, 13)

5) ‘secara’, sehingga di antara kedua unsurnya dapa disisipkan kata secara.

Misalnya :

(350) kematian adalah tidur panjang (CML 4, 15)