AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional...

58
AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar Jilid III Bab Sumpah dan Nazar oleh Achmad Zaidun dan A.Ma`ruf Asrori) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh: Dwi Mulyani 105024000867 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional...

Page 1: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN

(Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar Jilid III Bab Sumpah

dan Nazar oleh Achmad Zaidun dan A.Ma`ruf Asrori)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh:

Dwi Mulyani

105024000867

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar Jilid III Bab Sumpah dan Nazar

Oleh Achmad Zaidun dan A. Ma`ruf Asrori)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Oleh:

DWI MULYANI

NIM: 105024000867

Di Bawah Bimbingan

Drs.H.AHMAD SYATIBI, MA

NIP. 150 228 407

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/ 2009 M

Page 3: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

ABSTRAK Dwi Mulyani

JUDUL: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN

(Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar Jilid III Bab Sumpah dan Nazar

Oleh Achmad Zaidun dan A.Ma`ruf Asrori)

Setiap bahasa memiliki sistem yang arbitrer (semena-mena), maksudnya aturan yang ada

pada setiap bahasa itu tidak berdasarkan pada logika dan hasil musyawarah. Sebagai

contoh dalam BA, tidak ada alasan logis mengapa fa’il harus marfu’ dan maf’ul bih harus

manshub. Menurut system morfologinya, bahasa-bahasa di dunia dibagi dalam tiga

golongan, yaitu (1) bahasa isolasi, (2) bahasa aglutinasi, (3) bahasa fleksi. Bahasa Arab

termasuk bahasa fleksi. Hal ini disebabkan bahasa arab memiliki sistem morfologi yang

sangat kompleks dan juga satu kata bahasa Arab bisa memiliki sejumlah satuan arti.

Selain itu, dalam pembentukan kata bahasa Arab pasti ada perubahan vokal yang

mengikuti pembentukan kata tersebut. Hal ini jarang sekali ditemukan pada bahasa lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfem bebas dan morfem terikat

yang terdapat dalam kata kerja bahasa Arab. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumenter, karena data yang

diambil bersumber dari tulisan. Langkah-langkah yang dilakukun adalah membaca

dengan teliti sumber data beberapa buku al-amsilah tasrifiyah; menandai data dan

memasukannya kedalam instrumen pemandu berdasarkan klasifikasi data yang terdapat

dalam instrumen pemandu; mengklasifikasikan morfem bebas dan morfem terikat yang

terdapat dalam kata kerja kala lampau, kala kini atau nanti, dan kata keja perintah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa morfem bebas yang terdapat dalam kata

kerja kala lampau, kala kini atau nanti serta kata kerja perintah adalah morfem dasar dari

kata kerja tersebut. Morfem dasar ini berasal dari morfem akarnya. Morfem akarnya yaitu

)ل-ع-ف( untuk fi`il tsulatsi dan )ل-ل-ع-ف( untuk fi`il ruba`i. sedangkan morfem dasarnya

yaitu morfem akar tersebut dengan ditambah vokal. Secara umum morfem terikat yang

terdapat dalam kata keja kala lampau, kala kini atau nanti serta kata kerja perintah ada

beberapa yang sama.

Page 4: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan

hidayah serta kekuatan kepada Penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga dan para sahabatnya.

Hari berganti begitu cepat. Tidak terasa tugas akhir yang selama ini menjadi

tanggung jawab besar bagi Penulis telah terlalui. Harapan yang Penulis tunggu-

tunggupun telah datang. Puas atau tidak, inilah hasil dari tekad dan usaha seorang

manusia yang berambisi besar, namun tidak punya kemampuan dan kekuatan untuk

menjalani segala cita-cita.

Keberhasilan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah berkat bimbingan,

bantuan, dorongan dan saran-saran dari berbagai pihak. Tanpa partisipasi mereka upaya

maksimal Penulis tidak ada artinya.

Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Civitas academica UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama kepada Prof. Dr.

Komarudin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dr. Abdul Chaer,

MA., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Drs Ikhwan Azizi, MA., Ketua jurusan

tarjamah serta sekertaris urusan tarjamah Ahmad Saekhudin, M.Ag.

Terimakasih yang tak terhingga pula kepada Drs.H.A.Syatibi, MA yang telah

meluangan waktnya untuk membaca, mengoreksi, memberikan referensi serta berbagai

Page 5: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

advice yang sangat berguna dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah

senantiasa memberikan pahala kebaikan kepada Bapak.

Kepada jajaran Dosen Tarjamah Bpk Syarif Hidayatullah, M.Hum, Bpk Irfan

Abubakar, MA, Bpk Ismakun Ilyas, MA, Ibu Karlina Helmanita, M.Ag, Bpk Dr. Syukron

Kamil, MA, dan lainnya. Terimakasih yang tak terhingga. Semoga ilmu yang Penulis

dapatkan menjadi manfaat dikemudian hari.

Penghormatan serta salam cinta Penulis haturkan kepada kedua orangtua Penulis,

Ayahanda Syarifuddin dan Ibunda Jahrotun yang selalu mendoakan anak-anaknya.

Kepada kakak dan adik-adik Penulis ka`Iis, Tia dan Icha terimakasih atas dukungannya.

Kepada teman-teman seperjuangan jurusan Tarjamah angkatan `05 Lina, Aida,

Zainab, Yufi, Tami, Ade, Leli, Rya, Agus, Hasbi, Musa, Yudi, Fauzi, Yusa, Hilman,

Asep, Rahmat dan Deni thanks a lot of for your spirit and your halping. Teruntuk anak-

anak kosan Irakian Devi, Ayu, Lia, Nining terimakasih atas bantuan dan motifasinya.

Semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi

semuanya. Saran serta kritik konstruktif sangan Penulis butuhkan untuk interpretasi yang

lebih baik lagi.

Jakarta, 14 Oktober 2009

Page 6: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERNYATAAN............................................................................................... ii

PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN................................................................... iv

KATA PENGANTAR...................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN............................................... ix

ABSTRAK....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8

D.Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9

E. Metodologi Penelitian................................................................. 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 10

BAB II KERANGKA TEORI ................................................................... 11 A. Pengertian Penerjemahan ........................................................... 11

1. Definisi Penerjemahan........................................................... 11

2. Metode Penerjemahan ........................................................... 12

3. Problematika Penerjemahan................................................... 14

B. Afiksasi Dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.................... 16

1. Pengertian Afiksasi.............................................................. 16

1.1 Pengertian Afiksasi Dalam Bahasa Arab........................ 16

1.2 Pengertian Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia................. 17

2. Jenis Afiksasi ...................................................................... 18

2.1 Jenis Afiksasi Dalam Bahasa Arab................................. 18

2.2 Jenis Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia ......................... 23

C. Wawasan Tentang Morfologi...................................................... 25

1. Pengertian Morfologi............................................................ 25

2. Ruang Lingkup Morfologi ................................................... 27

3. Proses Morfologis................................................................ 28

4. Klasifikasi Morfem Dalam Morfologi.................................. 29

BAB III KITAB KIFAYATUL AKHYAR DAN TERJEMAHANNYA... 32 A.

Sekilas Tentang Kitab Kifayatul Akhyar ......................................... 32

B.

Biografi Penulis dan Karya-karyanya .............................................. 32

Page 7: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

C.

Biografi Penerjemah dan Karya-karyanya ....................................... 35

BAB IV ANALISIS AFIKSASI DALAM TERJEMAHAN KIFAYATUL AKHYAR ...................................................................................... 38

A..................................................................................................... Proses

Afiksasi dan Wazan-wazan yang Terdapat Dalam Terjemahan Kitab Kifayatul

Akhyar.................................................................................................. 38

B.

Pengertian Sumpah dan Nazar......................................................... 39

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 49 A. Kesimpulan ............................................................................... 49

B. Rekomendasi ............................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

Page 8: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan. Ia didahului oleh kebudayaan-kebudayaan

lain yang menjadi unsur pembentuknya. Kebudayaan suatu bangsa selalu merupakan

ikhtisar dari kebudayaan sebelumnya atau seleksi dari berbagai kebudayan lain. Dengan

demikian kebudayaan dapat dipandang sebagai proses memberi dan menerima (Majid,

1997:2).

Proses diatas terjadi dan berkembang melalui berbagai sarana, diantaranya

penerjemahan. Catatan sejarah menegaskan bahwa peradaban Islam pertama-tama

berkembang melalui penerjemahan karya-karya lama Yunani, Persia, India dan Mesir

dalam bidang eksakta dan kedokteran. Kegiatan ini dimulai pada masa pemerintahan

Khalifah Abu Ja`far Al-Mansur (137-159H/754-775M), seorang dinasti Abbasiah. Pada

masa tersebut Khalifah Al-Ma`mun mengantarkan umat Islam ke masa keemasan (Majid,

1997: 98-99).

Pada gilirannya bangsa Eropa menyerap dan menyeleksi kebudayaan Islam juga

melalui kegiatan penerjemahan. Menurut Newmark (1988:7) sekolah toledolah yang telah

berjasa mentransfer kebudayaan Arab dan Yunani melalui kegiatan penerjemahan.1

1 Syihabuddin, Teori dan Praktek Penerjemahan Arab Indonesia, (Jakarta: Deppennas, 2006), h.1

Page 9: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Terjemahan juga sebagai bentuk kegiatan manusia dibidang bahasa sudah lama

menjadi profesi orang-orang yang mahir berbahasa asing. Terjemahan lisan pernah

memainkan peranan penting pada periode, ketika zaman dahulu berlangsung kontak-

kontak pertama antaretnis yang bahasanya berlainan.

Berkat karya terjemahan (tulisan) kita mengenal sejarah peradaban manusia,

misalnya sejarah peradaban dari zaman Mesopotamia pusat peradaban bangsa summer,

salah satu peradaban paling tua di dunia. Tanpa karya terjemahan kita tidak mungkin

mengetahui fakta-fakta sejarah terkenal, yakni terbentuknya imperium raksasa yang

didiami oleh bangsa-bangsa multietnis dan multilingual, seperti kerajaan romawi dulu.

Kendati profesi Penerjemah merupakan salah satu profesi yang paling tua, namun

bersamaan dengan itu sepanjang sejarah profesi Penerjemah yang berabad-abad lamanya

itu, belum pernah tercatat tentang adanya kegiatan penerjemahan dalam skala yang begitu

besar seperti dalam beberapa dasawarsa terakhir ini. Setiap tahun karya terjemahan

diterbitkan dalam jumlah yang besar dan jumlahnya terus meningkat dalam gerak maju

geometris. Sebagian besar dari jumlah ini adalah terjemahan susastra yang memberi

kemungkinan kepada kita untuk mengenal karya-karya sastra klasik ciptaan pujangga-

pujangga berskala dunia. Sulit dibayangkan, seberapa jauh tingkat perkembangan

pengetahuan kita seandainya tidak ada karya terjemahan. Sebenarnya para Ilmuan bahasa

sudah lama sampai pada kesimpulan, bahwa terjemahan bisa menjadi obyek linguistik

deskriptif.2

2 Linguistik deskriptif: bidang linguistik yang menyelidiki system bahasa pada waktu tertentu.

Page 10: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa kebutuhan akan profesi

Penerjemah dirasakan sekali dan kebutuhan ini lebih dirasakan lagi ketika masyarakat

komunitas Internasional mendirikan perserikatan Bangsa-bangsa sebagai badan dunia.

Penerjemah menjalankan peranan penting dalam ikut serta melaksanakan

hubungan Internasional. Peran serta Penerjemah bisa juga dilihat dalam negosiasi

dwipihak antar negara yang membicarakan hubungan-hubungan politik, ekonomi, budaya

dll. Dengan demikian Penerjemah membantu orang-orang yang bahasa ibu mereka

berlainan, agar dapat mengatasi apa yang dsebut “rintangan bahasa” (language barrier).3

Penerjemahan merupakan kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks

suatu bahasa kedalam teks bahasa lain. Dalam hal ini teks yang diterjemahkan disebut

teks sumber (Tsu) dan bahasanya disebut bahasa sumber (Bsu), sedangkan teks yang

disusun oleh Penerjemah disebut teks sasaran (Tsa) dan bahasanya disebut bahasa sasaran

(Bsa).4

Secara teoretis penerjemahan merupakan suatu proses satu arah, yakni dari Bsu ke

Bsa. Jadi terjemahan adalah suatu “reproduksi”, yakni hasil upaya mereproduksi pesan

kedalam bahasa lain.5

Terjemahan kifayatul akhyar merupakan salah satu kitab fikih, didalam kitab

tersebut terdapat bermacam-macam hukum Islam yang dilengkapi dengan dalil al-Quran

dan hadist. Arti kata fikih ini menurut bahasa Arab ialah paham atau pengertian. Menurut

istilah ialah ilmu untuk mengetahui hukum-hukum syara yang pada perbuatan anggota,

3 Salihin Moentaha, Bahasa dan Terjemahan, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2006), h.9 4 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2006), Cet 1, h.23 5 Ibid, h.39

Page 11: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

diambil dari dalil-dalilnya yang terinci. Tujuan mengetahui ilmu fikih ini untuk mendapat

keridhaan Allah Swt yang menjadi jalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Fikih ini diambil

dari Al-quran, hadist, ijma` dan qias.6

Jika ditelaah lebih lanjut pada buku terjemahan kifayatul akhyar ini terdapat

bermacam-macam afiksasi yang dapat Penulis analisis.

Kata merupakan satu masalah yang sering dihadapi oleh para linguis dalam

linguistik. Tampaknya hal ini menggelikan pula karena para pemakai bahasa yang awam

dengan mudah membentuk kalimat-kalimat dengan kata dan dapat pula memisah-

misahkan kalimat mereka atas kata-kata pula. Juga orang cerdik pandai ataupun yang

telah bersekolah dapat menuliskan kalimat-kalimat mereka dan dapat dengan mudah dan

jelas memisahkan kata-kata antar sesamanya dalam tulisan mereka itu. Tentu saja ada

problem lain yang tidak dilihat dan diketahui oleh para pemakai bahasa itu. Dalam skripsi

ini penulis akan mengemukakan lebih lanjut mengenai pengertian morfologi dan bagian-

bagiannya.

Morfologi merupakan tataran ilmu bahasa yang disebut tata bahasa atau

gramatika. Ia merupakan studi gramatikal struktur intern kata, karena itu morfologi sering

disebut pula tata kata atau tata bentuk.

Sebagai satuan fungsional dalam morfologi, morfem ini merupakan satuan

gramatikal terkecil yang mempunyai makna.7

6 Sulaiman Rasjid, Fikih Islam (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2006), Cet 39, h.12 7 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.2, h.146

Page 12: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Salah satu contoh proses morfologis ialah pengimbuhan atau afiksasi

(penambahan afiks). Penambahan afiks dapat dilakukan didepan, ditengah, dibelakang

atau didepan dan belakang morfem dasar. Afiks yang ditambahkan didepan disebut

prefiks, yang ditengah disebut infiks, yang dibelakang disebut sufiks, yang didepan dan

belakang disebut konfiks dan afiks lainnya yang akan dijelaskan dibab selanjutnya.8

Dari segi penempatannya terdapat bermacam-macam afiks termasuk yang tertera

diatas, tetapi disini Penulis akan meneliti lebih spesifik lagi yaitu kepada prefiks, infiks,

sufiks dan konfiks.

Pada contoh teks ini yaitu Syekh Abu Syuja Berkata:

ا �ب �و� وج! %�$ # �"�� �! ی �� أن ی��ز و ,أر���� �� ���ا �ا�� أو �

.ال)�'ی

Artinya: “Barangsiapa meminum khamar atau minuman yang memabukkan, dihad empat

puluh kali dera, dan boleh lebih hingga mencapai delapan puluh kali dengan cara takzir”.

Kata meminum dalam teks terjemahan diatas merupakan prefiks, karena kata me

tidak bisa berdiri sendiri dan termasuk morfem terikat. Kata minum termasuk morfem

bebas karena dapat berdiri sendiri pada tuturan langsung.

Dalam bahasa Arab kata ب� termasuk morfem bebas, karena dapat berdiri

sendiri pada tuturan langsung. Tetapi kata tersebut bukan merupakan prefiks seperti pada

teks BSa, karena tidak ada tambahan huruf pada (awalan) prefiks.

8 Kushartanti, Dkk, Pesona Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h.151

Page 13: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Pada contoh teks berikut Allah berfirman:

�������� ��� � ���� ���� ������

�������� ��� !�"#�$�% &��'&�()����

&��*+ ,�-��� .��� �/01�#2�()���

34#�

Artinya: Dan diantara mereka ada orang yang Telah berikrar kepada Allah:

"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami,

Pastilah kami akan bersedekah dan Pastilah kami termasuk orang-orang yang

saleh.” (Q.S at-Taubah:75)

Pada kata �ه�% dalam surah at-Taubah:75 merupakan infiks, karena huruf alif

yang berada di tengah kata tersebut tidak bisa berdiri sendiri dan termasuk morfem

terikat. Sedangkan kata �.% bisa berdiri sendiri pada tuturan langsung dan termasuk

morfem bebas.

Dalam Bsa yang artinya berikrar merupakan bentuk afiks, karena terdapat awalan

ber pada kata berikrar. Kata ber termasuk morfem terikat karena tidak bisa berdiri

sendiri, sedangkan kata ikrar termasuk morfem bebas karena bisa berdiri sendiri pada

tuturan langsung.

Pada kata !�/0 pada ayat diatas merupakan bentuk sufiks, karena ada tambahan

1 diakhir kata dan termasuk morfem terikat karena tidak bisa berdiri sendiri pada tuturan

langsung. Kata 2/0 termasuk morfem bebas, karena bisa berdiri sendiri pada tuturan

Page 14: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

langsung. Dalam bahasa sasaran yang artinya karunia-Nya itu bukan merupakan bentuk

sufiks, karena kata Nya kembali kepada Allah dan bukan morfem terikat, tetapi ia bisa

berdiri sendiri pada tuturan langsung.

Dalam skripsi ini penulis hanya akan memfokuskan analisis pada hasil terjemahan

(Bsa) bukan pada teks asli (Bsu). Namun tidak menutup kemungkinan penulis juga akan

menghubungkan afiksasi dalam terjemahannya (Bsa) dengan afiksasi dalam Bsu.

Adanya permasalahan-permasalahan mengenai terjemahan kifayatul akhyar,

Penulis tertarik untuk mengkaji lebih spesifik lagi. Dengan ini penulis mengangkat judul:

AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN

(Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatu Akhyar Jilid III Bab Sumpah Dan Nazar

Oleh Achmad Zaidun dan A.Ma`ruf Asrori)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam skripsi ini, penulis mengkhususkan untuk membahas analisis afiksasi dalam

terjemahan kifayatul akhyar. Agar penelitian ini menjadi terstruktur dan tidak meluas,

dalam arti lebih spesifik pada judul yang akan dibahas, maka penulis merumuskan dan

membatasi penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa ukurannya untuk mengetahui terjemahan kifayatul akhyar ini sudah tepat

atau belum?

2. Apakah terjemahan yang belum tepat harus sesuai antara afiks Bsu dan afiks

Bsa?

Page 15: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui ukuran dari terjemahan kifayatul akhyar ini sudah tepat atau

belum.

b. Untuk mengetahui apakah terjemahan yang belum tepat harus sesuai antara afiks

Bsu dan afiks Bsa.

Manfaat dari penelitian ini adalah bahwa Penulis ingin menginformasikan tentang

analisis afiksasi dalam terjemahan kifayatul akhyar, mulai dari prefiks, infiks dan sufiks.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang sudah ada membahas tentang “Afiksasi Dalam Bahasa Arab ke

Bahasa Indonesia” . Sedangkan penelitian yang ingin Penulis lakukan yaitu tentang:

AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN

(Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar Jilid III Bab Sumpah dan

Nazar oleh Achmad Zaidun dan A.Ma`ruf Asrori)

Sumber-sumber data yang penulis dapatkan yaitu berdasarkan buku-buku yang

berkaitan dengan morfologi, pusrtaka library dan juga berdasarkan pengalaman belajar

Penulis di jurusan Tarjamah.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode eksploratif, yaitu dengan cara

mengumpulkan data. Terkait dengan masalah yang diteliti, setelah itu Penulis

mendeskripsikan masalah tersebut sesuai dengan data yang ada, sehingga dapat mencapai

maksud dan tujuan penelitian.

Page 16: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Secara teknis, penulisan ini berdasarkan pada buku pedoman penulisan karya ilmiah,

skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah 2007, terjemahan kifayatul akhyar,

tata bahasa baku bahasa Indonesia edisi ketiga, kajian morfologi dan tasrifan istilahiyah.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan dapat terarah dan sistematis, maka langkah yang ditempuh Penulis

yaitu:

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan kerangka teori tentang pengertian penerjemahan yang memuat

definisi penerjemahan, metode penerjemahan, problematika penerjemahan. Kemudian

juga tentang afiksasi dalam bahasa Arab dan Bahasa Indonesia yang memuat pengertian

afiksasi dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia, jenis-jenis afiksasi dalam bahasa Arab

dan bahasa Indonesia. Kemudian tentang wawasan morfologi yang memuat pengertian

morfologi, ruang lingkup morfologi, proses morfologis, dan klasifikasi morfem dalam

morfologi.

Bab III merupakan kitab kifayatul akhyar dan terjemahannya yang terdiri dari sekilas

tentang kitab kifyatul akhyar, biografi Penulis dan karya-karyanya, biografi

penerjemahan dan karya-karyanya.

Bab IV merupakan analisis afiksasi dalam terjemahan kifayatul akhyar yang terdiri

dari proses afiksasi dalam terjemahan kifayatul akhyar dan wazan-wazan yang terdapat

dalam kitab kifayatul akhyar.

Bab V merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi.

Page 17: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Penerjemahan

1. Definisi Penerjemahan

Dalam literatur linguistik, teori terjemahan sering disebut juga ilmu terjemahan. Ada dua

pengertian yang menyangkut kata `terjemahan`. Pertama, terjemahan sebagai proses

kegiatan manusia dibidang bahasa (analisis) yang hasilnya merupakan teks terjemahan

(sintesis). Kedua, terjemahan hanya sebagai hasil saja dari proses kegiatan manusia itu.

Proses terjemahan merupakan transformasi teks dari satu bahasa ke teks bahasa

lain tanpa mengubah isi teks asli. Jadi terjemahan adalah jenis transformasi antarbahasa

yang berbeda dengan jenis transformasi intrabahasa, yakni transformasi yang terjadi

didalam bahasa itu sendiri.

Penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar

belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Disini akan dijelaskan beberapa definisi

sebagai landasan untuk memasuki pembahasan.

Penerjemahan merupakan upaya mengalihkan pesan dari satu bahasa ke bahasa

yang lain.9 Definisi lain mengatakan penerjemahan adalah penggantian materi tekstual

dalam suatu bahasa dengan materi tekstual yang sepadan dalam bahasa lain.10

Didalam buku pedoman bagi penerjemah menjelaskan bahwa definisi

menerjemahkan makna suatu teks kedalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan

9 frans sayogi, Penerjemahan Bahasa Inggris Kedalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN, 2008), h. 7 10 Zuhridin Suryawinata Dan Sugeng Hariyanto, Translation Bahasa Teori Dan Penuntun Praktis

Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius 2000), h. 11

Page 18: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

pengarang.11

Jika dilihat lebih jauh lagi maka beberapa definisi ini dapat disimpulkan

bahwa penerjemahan merupakan upaya mengganti teks bahasa sumber dengan teks yang

sepadan dalam bahasa sasaran.

Secara lebih sederhana, definisi penerjemahan itu ialah memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran dengan mengungkapkan maknanya,

kemudian mengungkapkan gaya bahasanya.12

2. Metode Penerjemahan

Dalam menerjemahkan seorang Penerjemah menggunakan metode, yaitu cara yang

digunakan Penerjemah dalam menerjemahkan sebuah nas secara keseluruhan mulai dari

awal hingga akhir. Disini terdapat delapan metode penerjemahan, empat diantaranya

yang memberi tekanan kepada Bsu, dan empat lagi yang memberi tekanan kepada Bsa.

Yang memberi tekanan kepada Bsu diantaranya:

1) Penerjemahan Kata Demi Kata

Penerjemahan jenis ini biasanya bersifat interlinier, yakni kata-kata Bsa langsung

diletakkan dibawah versi Bsu. Kata-kata dalam Bsu diterjemahkan diluar konteks dan

kata-kata yang bersifat cultural dipindahkan apa adanya.

2) Penerjemahan Harfiah

Pada penerjemahan ini struktur gramatikal Bsu dicarikan padanannya yang terdekat

dalam Bsa, tetapi penerjemahan leksikalnya dilakukan terpisah dari konteks.

11 Rohayah Mahali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 5 12 A. Widyamarta, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 11

Page 19: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

3) Penerjemahan Setia

Penerjemahan ini menekankan pada makna kontekstual Bsu dan memindahkan kata-

kata cultural serta berusaha mempertahankan gramatika dan leksikon teks Bsu

kedalamnya, karena ada upaya untuk benar-benar setia pada maksud pengarang. Dalam

teks Bsu ini masih terasa kaku.

4) Penerjemahan Semantik

Perbedaan antara penerjemahan setia dan semantic adalah bahwa metode

penerjemahan setia lebih kaku dan tidak berkompromi dengan kaidah, sedangkan metode

penerjemahan semantic lebih luwes.

Disamping empat macam metode penerjemahan yang penekanannya pada Bsu,

terdapat juga empat macam metode yang penekanannya pada Bsa. Diantaranya:

5) Saduran

Metode ini merupakan bentuk penerjemahan paling bebas. Jenis metode ini dipakai

dalam penerjemahan drama atau puisi dimana tema, karakter dan plot dipertahankan.

Tetapi dalam penerjemahannya terjadi peralihan budaya Bsu ke budaya Bsa, dan teks

aslinya ditulis kembali serta diadaptasikan kedalam Bsa.

6) Penerjemahan Bebas

Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan mengorbankan

bentuk teks Bsu. Metode ini berbentuk suatu parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih

panjang dari teks aslinya dan biasa dipakai dikalangan media massa.

7) Penerjemahan Idiomatik

Page 20: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Metode ini bertujuan mereproduksi pesan dalam teks Bsu, tetapi sering dengan

menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi

aslinya. Dengan demikian banyak terjadi distorsi nuansa makna.

8) Penerjemahan Komunikatif

Metode ini berusaha mereproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa

sehingga, baik aspek kebahasaan maupun aspek isinya langsung dapat dimengerti oleh

pembaca. Metode ini juga memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi yaitu khalayak,

pembaca dan tujuan penerjemahan.13

3. Problematika Penerjemahan

Dalam menerjemahkan terdapat berbagai macam problematika, diantaranya:

1). Masalah Interferensi Dalam Terjemahan

Secara sosiolinguistik masalah penerjemahan bermula dari adanya kontak bahasa

yang terjadi pada diri Dwibahasawan. Dalam menerjemahkan teks seorang

Dwibahasawan mengidentifikasikan unsur-unsur linguistik antar dua bahasa, bahasa Arab

dan bahasa Indonesia, sehingga terjadilah gejala interferensi. Ada beberapa bentuk gejala

interferensi yang menyebabkan terjemahan tidak gramatis, diantaranya:

a. Terjemahan yang tidak gramatis karena kesalahan urutan kata atau

kelompok kata dalam kalimat atau klausa.

b. Terjemahan yang tidak gramatis karena mengandung unsur yang tidak

perlu.

13 Moch Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan Arab Indonesia, (Jakarta, 2006), h.22

Page 21: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

c. Kategori terjemahan yang tidak gramatis. Hal ini disebabkan oleh

kerumitan struktur teks sumber.

d. Terjemahan yang kurang tepat karena menggunakan kata yang tidak lazim

dalam bahasa Indonesia.

2). Masalah Teoretis

Kegiatan penerjemahan merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai

kemampuan secara bersamaan. Diantara kemampuan itu ialah penguasaan dua bahasa,

kemampuan teoretis, pengetahuan mengenai berbagai hal dan intuisi.

Kesulitan tersebut semakin kompleks tatkala Penerjemah tidak menemukan cara

untuk mengatasi masalahnya, dengan maksud Penerjemah kurang menguasai teori

terjemah. Teori ini sangat diperlukan dalam proses reproduksi pesan bahasa sumber

didalam bahasa penerima dengan padanan yang paling wajar dan paling dekat, baik dari

segi arti maupun gaya.

3). Masalah Kosakata Kebudayaan dan Metafora

Secara teoretis yang dimaksud kosakata kebudayaan ialah ungkapan yang

menggambarkan tradisi, kebiasaan, norma dan budaya yang berlaku dikalangan penutur

bahasa sumber. Cara menerjemahkan kosakata seperti itu adalah dengan mencari

padanannya didalam bahasa sumber, bukan menerjemahkannya secara harfiah.

Masalah lain yang sering dihadapi oleh seorang Penerjemah ialah menyangkut

penerjemahan metafora dengan segala jenisnya. Pengasosiaan kata yang satu dengan kata

yang lain sering menimbulkan kejanggalan jika diterjemahakan secara harfiah.

4). Masalah Transliterasi

Page 22: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Kesulitan transliterasi nama-nama asing disebabkan tiadanya aturan yang konsisten yang

dapat dijadikan pegangan, karena transliterasi ini didasarkan atas simakan orang Arab,

bukan atas tulisan (transkripsi). Huruf G misalnya, kadang ditransliterasi menjadi ghin

atau jim tanpa dapat dipastikan kapan G menjadi jim atau menjadi ghin. Misalnya Jhon

Gerard ditransliterasi menjadi ارد ج�ن .ج

5). Masalah Tanda Baca

Naskah bahasa Arab klasik jarang sekali menggunakan tanda baca, sehingga

pembaca pemula sulit membedakan antara kata-kata sebagai uraian dan kata-kata sebagai

judul buku, nama orang atau nama geografi.

Kelengkapan tanda baca dan tiadanya perbedaan huruf membuat penerjemahan

bahasa Arab lebih sulit daripada penerjemahan bahasa lain yang ditulis dengan huruf

latin.14

B. Afiksasi Dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

1.Pengertian Afiksasi

1.1 Pengertian Afiksasi Dalam Bahasa Arab

Afiksasi dalam bahasa Arab disebut fi`il mazid ی�' )ال2�4 ال .) . Fi`il mazid terbagi

menjadi 2 jenis yakni fi`il tsulatsi mazid dan fi`il ruba`y mazid )ال67#$ ال 'ی� ال2�4 (

Fi`il tsulatsi mazid yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari tiga (3) )ال2�4 ال��%$ ال 'ی�.(

huruf asli dan ditambah dengan huruf tambahan. Huruf tambahan itu adakalanya satu (1)

huruf, sehingga keseluruhan jumlah hurufnya ada empat (4), adakalanya dua (2) huruf,

14 Syihabuddin, Teori Dan Praktik Penerjemahan Arab-Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 2002), h.151

Page 23: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

sehingga keseluruhan jumlah hurufnya lima (5), dan adakalanya tiga (3) huruf, sehingga

keseluruhan jumlah hurufnya enam (6). Contoh:

أ"84 dari fi`il tsulatsy mujarrod: 84"

ك :dari fi`il tsulatsy mujarrod ت �رك�

dari fi`il tsulatsy mujarrod إس)>44?

Telah dikemukakan bahwa fi`il tsulatsy mazid berasal dari fi`il tsulatsy mujarrod

yang diberi huruf tambahan dan diikutkan pada wazan tertentu yang diinginkan.15

Fi`il

ruba`y mazid yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari 4 (empat) huruf asli dan ditambah

dengan huruf tambahan. Contoh: ت'ل'ل dari fi`il ruba`y mujarrad: زل'ل.

1.2 Pengertian Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia

Kata merupakan satu masalah yang sering dihadapi oleh para Linguis dalam

linguistik. Karena para pemakai bahasa yang awam dengan mudah membentuk kalimat-

kalimat dengan kata dan dapat memisah-misahkan kalimat mereka atas kata-kata pula.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini, terlebih dahulu Penulis akan

menjelaskan pengertian afiksasi.

afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks atau imbuhan

pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Misalnya, pembubuhan

afiks atau imbuhan meN- pada bentuk dasar jual menjadi menjual, tari menjadi menari,

peluk menjadi memeluk. Cara pembentukan kata dengan afiks tersebut tergolong cara

15 A.h Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 2 (Tata Bahasa Arab Praktis dan Aplikatif), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.2, h.2

Page 24: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

yang sangat produktif dalam pembentukan kata pada bahasa Indonesia mengingat bahasa

Indonesia menganut sistem aglutinatif (menempel).16

Dilihat dari bentuk dasar tunggal, seperti contoh: makan (secara deskriptif) adalah

sebuah kata karena ia tidak dapat dipisahkan lagi atas bagian yang lebih kecil yang

bermakna. makanan pun sebuah kata karena jika dipisahkan makan dapat berdiri sendiri

dan bermakna, tetapi –an tidak dapat berdiri sendiri (bermakna). Keuletan dapat

dipisahkan atas ulet dan ke-an, ulet dapat berdiri sendiri, sedangkan ke-an tidak dapat

berdiri sendiri.17

2. Jenis Afiksasi

2.1 Jenis Afiksasi Dalam Bahasa Arab

Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa fi`il tsulatsy mazid berasal dari fi`il tsulatsy

mujarrad, dimana perubahan itu mengakibatkan berubah artinya. Untuk mengubah fi`il

tsulatsy mujarrad menjadi fi`il tsulatsy mazid haruslah mengikuti wazan-wazan tertentu.18

Fi`il tsulatsy mazid terbagi manjadi tiga macam, yaitu:

a. Fi`il tsulatsy mazid bi harfin wahid #67ی� �0! $ال2�4 ال' ف وا��� ال@ ( )

Yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari tiga huruf asli dan satu huruf tambahan.

b. Fi`il tsulatsy mazid bi harfain )#67ی� �0! $ال2�4 ال' ���0 ال@(

Yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari tiga huruf asli dan dua huruf tambahan.

c. Fi`il tsulatsy mazid bi tsalatsati ahruf )#67وف$ال2�4 ال) ال 'ی� A#67� !�0 أ�

16 Ida Bagus Putrayasa, Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional Dan Infleksional), (Bandung: Refika Aditama, 2008), Cet.1, h.2 17 Jos Daniel Parera, Morfologi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1988), Cet.1, h.2 18 Fi`il: kategori kata yang menunjukkan pada perbuatan yang dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu melalui proses morfologis tertentu.

Page 25: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari tiga huruf asli dan tiga huruf tambahan.19

Berikut ini akan dijelaskan wazan masing-masing dari tiga macam fi`il tsulatsy mazid

tersebut.

a. Fi`il tsulatsy mazid bi harfin wahid memiliki tiga wazan, yaitu:

2B�0 huruf tambahannya: huruf `ain yang pertama.

.huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il أ2�0

2%�0 huruf tambahannya: huruf alif setelah fa`fil.

b. Fi`il tsulatsy mazid bi harfain memiliki lima wazan, yaitu:

huruf tambahannya: huruf ta` sebelum fa`fi`il dan huruf alif setelah ت2%�4

fa`fi`il.

2B�4ت huruf tambahannya: huruf ta` sebelum fa`fi`il dan huruf `ain yang

pertama pada `ain fi`il.

`huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il dan huruf ta إ0)2�

setelah fa`fi`il.

.huruf tambahannya: huruf hamzah dan huruf nun sebelum fa`fi`il إ"2�4

B2�0إ huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il dan huruf lam

yang pertama pada lam fi`il.

c. Fi`il tsulatsy mazid bi tsalatsati ahruf memiliki empat wazan, yaitu:

.huruf tambahannya: huruf hamzah, sin dan ta` sebelum fa`fi`il إس)2�4

19 Ah. Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 2 (Tata Bahasa Arab Praktis dan Aplikatif), (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000), Cet. 2, h.2

Page 26: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il serta huruf إ2%��0

waw dan `ain setelah `ain fi`il.

Bإ0��ل huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il, huruf alif dan

huruf lam yang pertama setelah `ain fi`il.

huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il da dua huruf إB��0ل

waw setelah `ain fi`il.

Dilihat dari segi jumlah huruf tambahannya, fi`il ruba`y mazid terbagi menjadi 2

macam yaitu:

a. Fi`il ruba`y mazid bi harfin wahid 2�4ف وا��ال ال��%$ ال 'ی� �0! �@

yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari 4 huruf asli dan 1 huruf tambahan,

sehingga keseluruhan jumlah hurufnya ada 5.

b. Fi`il ruba`y mazid bi harfain )��0)ال2�4 ال� �%$ ال 'ی� �@ yaitu

kalimat fi`il yang terdiri dari 4 huruf asli dan 2 huruf tambahan, sehingga

keseluruhan jumlah hurufnya 6.

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing wazan dari dua macam fi`il ruba`y

mazid tersebut.

a. Fi`il ruba`y mazid bi harfin wahid

1) Satu wazan asli, yaitu: 2��4ت huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il

ruba`y mujarrad 2��0.

2) Lima wazan yang disamakan dengan wazan 2��4ت, yaitu:

.huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 2%�0 ت2%�4

Page 27: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

.huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 2��0 ت2��4

. 0��ل huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad ت4��ل

.huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 2��0 ت2��4

.�0�huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad $ ت4��$

b. Fi`il ruba`y mazid bi harfain

1) Memiliki satu wazan asli yaitu: B2��0إ huruf tambahannya: huruf hamzah dan huruf

lam yang kedua. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 2��0 .

2) Dua wazan yang disamakan dengan wazan B2��0إ .

a) 2�C�0إ huruf tambahannya: huruf hamzah dan nun. Wazan ini

berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 2C�0.

b) $�C�0إ huruf tambahannya: huruf hamzah dan nun. Wazan ini berasal

dari fi`il ruba`y mujarrad $��0 .

2.2 Jenis Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia dikenal berbagai jenis afiks yang diklasifikasikan atas:

a) prefiks, yaitu afiks yang diletakkan didepan dasar, contoh: me-, di-, ber-, ke-, ter-,

pe-, per-, se-.

Page 28: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

b) infiks, yaitu afiks yang diletakkan ditengah dasar, contoh: -el-, -er-, -em-, dan –in-

.

c) sufiks, yaitu afiks yang diletakkan dibelakang dasar, contoh: -an, -kan, -i,.

d) simulfiks, yaitu aks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang

dileburkan pada dasar. Dalam bahasa Indonesia simulfiks dimanifestasikan

dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar, dan fungsinya ialah

membentuk verba atau memverbalkan nomina, ajektiva atau kelas kata lain.

Contoh berikut terdapat dalam bahasa Indonesia non-standar: kopi – ngopi, soto –

nyoto, sate – nyate, kebut – ngebut.

e) konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur, satu didepan bentuk dasar dan satu

dibelakang bentuk dasar dan berfungsi sebagai satu morfem terbagi. Konfiks

harus dibedakan dari kombinasi afiks. Satu morfem dengan satu makna

gramatikal. Dalam bahasa Indonesia konfiks ke-an, pe-an, per-an, dan ber-an

terlihat dalam:

(1) keadaan: dasarnya adalah ada. Kita tidak mengenal bentuk *adaan atau

*keada; jadi ke-an disini merupakan konfiks.

(2) pengiriman: kita jumpai konfiks pe-an. Juga kita temukan bentuk pengirim

dan kirim-an, jadi pe-an dalam pengiriman mempunyai makna gramatikal

tersendiri.

(3) persahabatan: per-an adalah sebuah konfiks. Sahabat adalah bentuk dasarnya,

sedangkan bentuk *persahabat dan *sahabatan tidak ditemukan, jadi bentuk

per-an mempunyai makna gramatikal tersendiri.

Page 29: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

(4) bertolongan: ber-an merupakan konfiks, tetapi ber-an dalam berpajangan

bukan konfiks, karena proses pembentukan yang berbeda, tetapi konbinasi

afiks. Proses ber-an dalam berpajangan ialah ber+pajangan, sedangkan dalam

bertolongan prosesnya ialah ber-an+tolong. Ber- mengandung makna

`mempunyai`, sedangkan ber-an mengandung makna `resiprokal`.

f) superfiks atau suprafiks, yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri

suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental.

Afiks ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.

g) interfiks, yaitu jenis infiks yang muncul diantara dua unsur. Dalam bahasa

Indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya interfiks –n-

dan –o- pada gabungan Indonesia dan logi menjadi indonesianologi; Jawa dan

logi menjadi jawanologi.

h) transfiks, yaitu jenis infiks yang menyebabkan dasar menjadi terbagi. Bentuk ini

terdapat dalam bahasa-bahasa Afro-Asiatika, antara lain dalam bahasa Arab;

misalnya akar ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb. Menjadi katab `ia

menulis`, kitab `buku`, katib `penulis` dsb.

i) kombinasi afiks, yaitu kombinasi dari dua afiks atau lebih yang bergabung dengan

dasar. Afiks ini bukan jenis afiks yang khusus, dan hanya merupakan gabungan

beberapa afiks yang mempunyai bentuk dan makna gramatikal tersendiri, muncul

secara bersama pada bentuk dasar, tetapi berasal dari proses yang berlainan.

Contoh:

(1) memperkatakan: sebuah bentuk dasar dengan kombinasi tiga afiks, dua prefiks

dan satu sufiks.

Page 30: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

(2) Mempercayakan: sebuah bentuk dasar dengan kombinasi dua afiks, satu prefiks,

dan satu sufiks.

C. Wawasan Tentang Morfologi

1. Pengertian Morfologi

Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji aspek kebahasaan yang

berupa kata dan bagian-bagiannya. Dengan kata lain, morfologi membahas pembentukan

kata. Morfologi juga merupakan tataran diatas fonologi, karena objek kajian morfologi

yaitu kata dan bagian-bagiannya diatas tataran bunyi sebagai objek kajian fonologi

(fonetik dan fonemik). Morfologi juga dijelaskan sebagai bidang linguistik yang

mempelajari morfem dan kombinasinya. Satuan kebahasaan dalam tataran morfologi

berupa bentuk-bentuk kebahasaan terkecil yang lazim disebut morf dan abstraksinya

disebut morfem. Konsep morf dan morfem mirip dengan konsep fon dan fonem. Bedanya

fon dan fonem dalam lingkup bunyi sedangkan morf dan morfem dalam lingkup bentuk.

Adapun kemiripannya, morf merupakan satuan bentuk terkecil yan bersifat konkrit,

sedangkan morfem merupakan abstraksi dari morf . konsep morf dan morfem dapat

dijelaskan melalui satuan-satuan berikut ini:

-mencangkul -menggarap

-memukul -menyuruh

-melapor

Pada satuan tersebut tampak bentuk-bentuk yang beda diawal verba, yaitu bentuk

/men-/, /mem-/, /me-/, /meng-/, /meny-/. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk yang

konkrit dan mempunyai satu makna, yaitu `melakukan sesuatu`. Bentuk-bentuk yang

Page 31: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

demikian itulah yang disebut morf. Pada dasarnya kelima bentuk tadi merupakan

perwujudan dari morfem (meN-). Dengan kata lain kelima morf tersebut diabstraksikan

dalam morfem (meN-).

Menurut Hasanain (1984) mengemukakan bahwa morf dan morfem dalam (BA)

bahasa Arab sepadan dengan as-shighat dan al-wazn. Makna yang terkandung atau yang

ditunjukkan itulah morfem, sedangkan shighat yang mengikuti al-wazn itulah morf.

Contoh kata Dآ�ت merupakan morf dengan morfem 2%�0 yang bermakna `al-

musyarakah`. Kemudian dikemukakan juga bahwa dalam BA terdapat alomorf (beberapa

morf) yang merupakan realisasi dari satu morfem tertentu.

Jadi morfologi itu merupakan subsistem linguistik yang mengkaji proses yang

mengolah leksem menjadi kata. Leksem meupakan input sedangkan kata merupakan

output.

Kata merupakan satuan gramatikal terkecil yang dapat berdiri sendiri dan dapat

diujarkan sebagai bentuk bebas. Kata bisa terbentuk dari satu morfem bebas, misalnya:

rumah, pasar. Kata juga bisa terbentuk dari gabungan morfem bebas dan morfem terikat.

Misalnya kata ن� ��� terbentuk dari morfem bebas F��� dan morfem terikat )-

)ون .20

2. Ruang Lingkup Morfologi

Ruang lingkup pembahasan morfologi bahasa Arab yaitu isim yang mutamakkin

(yang dapat di i`rab) dan fi`il yang dapat ditasrif, keduanya dalam keadaan sendirian

(terisah dari rangkaian kalimat). Maka morfologi bahasa Arab tidak membicarakan isim-

20 Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab (Frasa-Klausa-Kalimat), (Malang: Misykat , 2004), Cet.1, h.24

Page 32: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

isim mabni, fi`il-fi`il jamid (fi`il yang tidak bisa ditasrif) dan huruf-huruf kata dalam

bahasa Arab ada tiga, yaitu: isim, fi`il dan huruf.21

Ruang lingkup pembahasan morfologi bahasa Indonesia terdiri dari:

a) Kata benda (nomina).

b) Kata kerja (verba).

c) Kata sifat (adjektiva).

d) Kata tugas.22

3. Proses Morfologis

Proses morfologis dibagi menjadi empat macam, diantaranya:

a. Pengimbuhan atau afiksasi. Penambahan afiks dapat dilakukan didepan

yang disebut prefiks, ditengah yang disebut infiks, dibelakang yang

disebut sufiks. Contohnya:

Prefiks berkata

Infiks gerigi

Sufiks tulisan

b. Reduplikasi atau perulangan. Hal itu dapat bersifat penuh atau sebagian

dan dapat pula disertai perubah fonologis. Contohnya:

- anak-anak

- gunung-gunung

- berturut-turut

c. Perubahan intern atau modifikasi intern. Hal itu terjadi dalam morfem

dasar yang berkerangka tetap. Contoh dalam bahasa Arab dari kerangka

21 Abdul Mu`In, Analisis Kontrastif Bahsa Arab Dan Bahasa Indonesia (Telaah Terhadap Fonetik dan Morfologi), (Jakarta:Pustaka Al-Husna Baru, 2004), Cet.1, h.88 22 Ibid, h.100

Page 33: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

atau akar kata *ktb `tulis` dapat dibentuk beberapa kata dengan varian

masing-masing, seperti: katab `menulis (lampau)`, yaktubu `menulis

(sedang)`, uktub `tulislah (perintah)`, kita:b `buku`, kita:bah `tulisan`,

ka:tib `penulis`, dll.

d. Pemajemukan atau komposisi. Komposisi itu yang membentuk satu kata

dari dua (atau lebih dari dua) morfem dasar. Contohnya: barangkali,

hulubalang, peribahasa, masing-masing dianggap sebagai satu kata, maka

semuanya merupakan hasil pemajemukan.23

4. Klasifikasi Morfem Dalam Morfologi

Morfologi mengenal unsur dasar atau satuan terkecil dalam wilayah

pengamatannya. Satuan gramatikal terkecil itu disebut morfem.24

Morfem-morfem dalam

setiap bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Diantaranya:

a) Morfem Bebas dan Morfem Terikat

Morfem bebas ini ialah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul

dalam pertuturan. Misalnya makan, rumah, termasuk morfem bebas. Yang dimaksud

morfem terikat ialah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat

muncul dalam pertuturan. Semua afiks dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat.

b) Morfem Utuh dan Morfem Terbagi

Pembedaan morfem utuh dan morfem terbagi berdasarkan bentuk formal yang

dimiliki morfem tersebut. Semua morfem dasar bebas termasuk morfem utuh, seperti:

meja, kursi.morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang

23 Kushartanti Dkk, Pesona Bahasa (Langkah Awal Memahami Linguistik), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h.152 24 Ibid, h.145

Page 34: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

terpisah. Misalnya kata kesatuan terdapat satu morfem utuh, yaitu satu dan satu morfem

terbagi, yakni (ke-/-an).

c) Morfem Segmental dan Suprasegmental

Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental,

seperti morfem (lihat) dan (lah), (sikat) dan (ber). Jadi semua morfem yang berwujud

bunyi adalah morfem segmental. Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk

oleh unsur-unsur suprasegmental seperi tekanan, nada, durasi dsb.

d) Morfem Beralomorf Zero

Morfem ini yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun

berupa prosodi (unsur suprasegmental) melainkan berupa `kekosongan`.

e) Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal

Yang dimaksud morfem bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang secara

inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses terlebih dulu

dengan morfem lain. Misalnya morfem-morfem seperti kuda, pergi, lari adalah morfem

bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti ini dengan sendirinya sudah dapat digunakan

secara bebas, dan mempunyai kedudukan yng otonm didalam pertuturan.

Morfem tak bermakna leksikal sebaliknya, ia tidak mempunyai makna apa-apa

pada dirinya sndiri. Morfem ini baru nmempunyai makna dalam gabungannya dengan

morfem laindalam suatu proses morfologi. Yang dimaksud dengan morfem tak bermakna

leksikal adalah morfem-morfem afiks, seperti: (ber-), (me-) dan (ter-).

f) Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (Stem) Dan Akar (Root)

Morfem dasar ini terbagi menjadi dua bagian yaitu morfem bebas dan morfem

terikat. Sebuah morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar dalam suau proses

Page 35: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa

gabungan morfem. Misalnya kata berbicara yang terdiri dari morfem ber- dan bicara,

maka bicara adalah menjadi bentuk dasar dari kata berbicara itu yang juga berupa

morfem dasar. Istilah pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses

infleksi.

Akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih

jauh lagi. Artinya akar itu adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya, baik afiks

infleksional maupun afiks derivasionalnya ditanggalkan.25

25 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.2, h.160

Page 36: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

BAB III

KITAB KIFAYATUL AKHYAR DAN TERJEMAHANNYA

A. Sekilas Tentang Kitab Kifayatul Akhyar

Buku kifayatul akhyar merupakan buku fikih ringkas namun sudah dilengkapi dalil-dalil

yang cukup.26

Kitab tersebut juga merupakan salah satu buku tua ilmu fikih yang

melengkapi semua liku-liku permasalahannya, pernah dulu dipegang sebagai buku teks

atau buku pegangan pelajar-pelajar agama di merata dunia Islam. Buku tersebut disusun

oleh Al-Qadhi Abu Syuja Ahmad bin Al-husain ibn Ahmad Al-Isfahani, kemudian

disyarahkan oleh tokoh terkenal yaitu Imam Taqiyuddin Abubakar Alhusaini. Pada masa

ini buku ini digunakan oleh orang-orang yang ingin mempelajari seluk beluk syariat

Islam.27

B. Biografi Penulis dan Karya-karyanya

Imam Taqiyuddin Abubakar Al-Husaini (752 – 829)

Kifayatul akhyar merupakan sebuah kitab fikih mazhab Syafi`i yang amat

masyhur. Ia telah berulang kali dicetak dan tersebar ke segenap penjuru dunia Islam.

Pengarangnya adalah Imam Abu Bakar bin Muhammad bin `Abdul Mu`Min bin Hariz

bin Mu`Alla bin Musa bin Hariz bin Sa`id bin Dawud bin Qaasim bin `Ali bin `Alawi bin

Naasyib bin Jawhar bin `Ali bin Abi Al-Qaasim bin Saalim bin `Abdullah bin `Umar bin

Musa bin Yahya bin `Ali al-Ashghar bin Muhammad At-Taqiy bin Hasan Al-`Askari bin

`Ali al-`Askari bin Muhammad al-Jawaad bin `Ali ar-Ridha bin Musa al-Kaadhzim bin

26 Ustsarwat.Com 27 Muslimedia.Com.

Page 37: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Ja`far ash-Shoodiq bin Muhammad al-Baaqir bin Zainal `Abidin `Ali bin al-Husain bin

`Ali bin `Abi Tholib at-Taqiy al-Husaini al-Hisni. Beliau yang lebih dikenal sebagai

Imam At-Taqiy. Taqiyuddin al-Hishni adalah seorang ulama besar dan ahli sufi

bermazhab syafi`i serta berpegang pada i`tiqad Imam Abul Hasan `Ali Al-Asyari.

Seorang yang zahid dan senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah

kemungkaran tanpa takut kepada siapapun hingga para pemerintah dan penguasa.

Beliau dilahirkan pada tahun 752H di kota al-Hishn di negri Syam kemudian

berpindah ke kota dimasq dimana beliau meneruskan pengajiannya. Diantara guru-

gurunya ialah:

1. Syaikh Abul `Abbas Najmuddin Ahmad bi `Utsman bin

`Isa al-Jaabi.

2. Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Sulaiman ash-

Sharkhadi.

3. Syaikh Syarafuddin Mahmud bin Muhammad bin Ahmad

al-Bakri.

4. Syaikh Syihaabuddin Ahmad bin Sholeh az-Zuhri.

5. Syaikh Badruddin Muhammad bin Ahmad bin `Isa.

6. Syaikh Syarafuddin `Isa bin `Utsman bin `Isa al-Ghazi.

7. Syaikh Shadruddin Sulaiman bin Yusuf al- Yaasufi.

Beliau juga mempunyai karya-karya besar dan bernilai tinggi diberbagai lapangan.

Diantaranya:

1. Daf`u Syubahi Man Syabbaha Wa Tamarrada Wa Nasaba Dzalika Ila Asy-Sayyid Al-

Jalil Al-Imam Ahmad

Page 38: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

2. Syarah Asmaullah Al-Husna

3. At-Tafsir

4. Syarah Shohih Muslim (3 Jilid)

5. Syarah Al-Arbain An-Nawawi

6. Ta`liq Ahadits Al-Ihya

7. Syarah Tanbih (5 Jilid)

8. Kifayatul Akhyar

9. Syarah An-Nihayah

10. Talkhish Al-Muhimmat (2 Jlid)

11. Syarah Al-Hidayah

12. Adab Al-Akl Wa Asy-Syarab

13. Kitab Al-Qawaa`Id

14. Tanbihus Saalik

15. Qami`un Nufus

16. Siyarus Saalik

17. Siyarush Sholihaat

18. Al-Asbaabul Muhlkaat

19. Ahwal Al-Qubur

20. Al-Mawlid

Ia terkenal bukan saja karena ketinggian ilmunya, bahkan karena kewaliannya.

Berbagai karamah telah berlaku pada beliau. Diantaranya pernah diceritakan bahwa

sewaktu para mujahidin berperang di Cyprus, maka beliau telah dilihat berjuang bersama-

sama para mujahid tersebut sehingga mereka memperoleh kemenangan. Apabila para

Page 39: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

pejuang tersebut menceritakan hal itu kepada murid-murid beliau, maka murid-murid

tersebut menyatakan bahwa beliau senantiasa bersama mereka di Dimasq dan tidak pergi

kemana-mana. Begitu juga beliau sering dijumpai berada di Makkah dan Madinah

mengerjakan haji sedangkan pada masa yang sama beliau tetap berada di Dimasq.

Beberapa keramatnya telah disebut oleh syaikh yusuf bin ismail an-nabhani dalam

“jaami` karaamaatil awliya`” juz 1 hlm. 621-622. beliau wafat pada tahun 829H dan

dikebumikan di Dimasq.28

C. Biografi Penerjemah dan Karya-karyanya

Achmad Zaidun

Achmad zaidun adalah seorang dosen bahasa Arab di Fakultas Adab IAIN

Surabaya. Ia lahir di Gresik, 19 juni 1958. Tahun 1970 ia menamatkan pendidikannya

pada MI Nurul Falah Banjar Sari Manyar, Gresik. Kemudian masuk MTS Yasmu Maya

Gresik. Tahun 1976 ia melanjutkan pendidikannya di PGA. Beliau meraih gelar sarjana

muda di Fakultas Adab IAIN Surabaya pada tahun 1980 dan meraih gelar sarjana lengkap

jurusan bahasa dan sastra Arab tahun 1986 di IAIN Surabaya.

Adapun buku-buku hasil terjemahannya antara lain yaitu: Tasri` al-qulub wa

Tasri` al-huruf, Mukhtashar shahih al-bukhari, Mukhtashar shahih al-Muslim, al-Mizan

al-Kubra, Kifayah al-Akhyar, arba`u Rasail fi shalati wa al-jama`ah dan terjemahan

Bidayah al-mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid.

A.Ma`ruf Asrori

Achmad ma`ruf asrori adalah seorang penerjemah kifayatul akhyar jilid III.

Beliau lahir di daerah Magelang Jawa Tengah pada tanggal 2 agustus 1962. beliau juga

28 http: //bahrusshofa.blogspot.com/2007/07/imam-taqiyuddin-al-hishni.html

Page 40: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

seorang putra dari pasangan H. Asrori bin Achmad dan Hj. Ma`munatun binti Cholil

Harun yang beristrikan Khusnul Khotimah binti H. Muhammad Zaini. Beliau juga

memiliki dua anak perempuan yang bernama Lina Juhaidah dan Shofia el-Mashfufah.

Beliau bertempat tinggal di jalan jemur Wonosari Gg. Lebar no.85 Wonocolo

Surabaya, tepat dibelakang kampus IAIN Sunan Ampel. Kini beliau menjadi pengurus

lajnah al-Ta`lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jawa-Timur sebagai wakil ketua.

Beliau pernah belajar di SD “Raudlatuth Thullab” sebuah pesantren yang diasuh

oleh orangtuanya sendiri di daerah Wonosari Tempuran-Magelang, kemudian

melanjutkan tingkat Mts di pesantren Berjan-Purwoerejo, dan aliyahnya di pesantren

Lirboyo-Kediri. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke IAIN Sunan Ampel.

Semasa belajar alumni fakultas Adab IAIN Sunan Ampel ini pernah merintis

mading “hidayah” dan majalah “misykat” pesantren Lirboyo Kediri, juga majalah

“Qimah” dan tabloid “solidaritas” di IAIN Sunan Ampel.

Beliau juga aktif di berbagai organisasi diantaranya: IPNU, senat mahasiswa,

PMII, pers pesantren, dan pers mahasiswa.29

Sampai saat ini beliau telah memiliki 50 karya yang terdiri dari buku-buku yang

diterjemahkan dan buku-buku yang dikarang olehnya sendiri. Diantaranya adalah:

• Qomi`uth Thughyan

• Etika Bermasyarakat

• Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu (Terjemah Ta`limul Muta`allim)

• Tradisi Islami

• Terjemahan Kifayatul Akhyar Jilid III

29 M. Afnan Chafidh, a. Ma`ruf Asrori, Tradisi Islami, (Surabaya: Khalista, 2008), Cet. 3, H. 245

Page 41: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

• Berkhitan-Aqiqah-Qurban

• Merawat Cinta Kasih Suami Istri

• Etika Jima` Posisi dan Variasinya

Page 42: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

BAB IV

ANALISIS AFIKSASI DALAM TERJEMAHAN KIFAYATUL AKHYAR

Sebelum beralih kepada analisis, terlebih dahulu Penulis akan menjelaskan mengenai

beberapa hal diantaranya:

A. Proses afiksasi

Proses afiksasi ini merupakan satu proses paling umum didalam bahasa. Proses

afiksasi ini terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau dilekatkan pada

sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Berdasarkan posisi morfem terikat terhadap

morfem bebas tersebut, proses afiksasi dapat dibedakan atas (1) pembubuhan depan (2)

pembubuhan tengah (3) pembubuhan akhir dan (4) pembubuhan terbagi. Pembubuhan

depan dinamakan prefiks, pembubuhan sisipan dinamakan infiks, pembubuhan akhir

dinamakan sufiks dan pembubuhan terbagi dinamakan konfiks.30

a) Pembubuhan depan dengan morfem terikat depan seperti: per-, di-, ke-,

me-, dan sebagainya.

b) Pembubuhan tengah dengan morfem terikat tengah seperti: -er-, -em-, dan

-el-.

c) Pembubuhan akhir dengan morfem terikat akhir seperti: -kan, -i, -an, dan

sebagainya.

d) Pembubuhan terbagi dengan morfem terikat terbagi seperti: ke-an, per-an,

ke-i, ber-an.

B. Pengertian Sumpah dan Nazar

30 Jos Daniel Parera, Morfologi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1988), Cet.1, h.36

Page 43: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Sumpah menurut Imam Rafi`i an Imam Nawawi ialah menyatakan suatu persoalan

atau mengokohkannya dengan menyebut Allah Ta`ala atau salah satu sifat-sifatnya.

Sebagian Ulama mengatakan sumpah ialah mengokohkan apa yang mungkin

bertentangan. Sedangkan pengertian yang lebih jelas bahwa sumpah ialah sesuatu yang

berkaitan dengan pelanggaran, penolakan atau penguatan berita/pernyataan.31

Menurut bahasa nazar artinya menjanjikan kebaikan atau keburukan. Sebagian Ulama

memberikan definisi nazar ialah mewajibkan suatu ibadah yang asalnya tidak wajib.

Nazar ada dua macam, diantaranya:

a. Nazar yang digantungkan atas terlaksananya sesuatu, yaitu mewajibkan sesuatu

ibadah sebagai imbangan adanya perolehan nikmat atau terhindarnya bencana,

misalnya seseorang mengatakan: ”kalau Allah menyembuhkan penyakitku atau

memberikan anak dan sebagainya, maka wajib atasku memerdekakan budak,

berpuasa atau salat karena Allah. ”Jika apa yang dinazarkan itu tercapai, maka ia

wajib melaksanakan apa yang telah ia wajibkan atas dirinya. Demikian pula

kalau seseorang mengucapkan nazar tersebut dengan berisi kalimat ”wajib

atasku” walaupun tanpa kalimat ”karena Allah” menurut pendapat yang shahih.

b. Nazar dengan mewajibkan suatu ibadah tanpa digantungkan atas terlaksananya

sesuatu, misalnay seseorang mengatakan: ”wajib atasku mengerjakan salat,

berpuasa atau memerdekakan budak karena Allah.

Analisis ke-1

Allah Swt berfirman:

31 Al-Imam Taqiyuddin Abubakar Alhusaini, Terjemahan Kifayatul Akhyar 3, (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), Cet.1, H.272

Page 44: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

56 �� 7 8�9�⌧��; <���

�+=?2���#@ AB#/ C� ,�-� ☺�;"

����,1� ;��⌧�9�8 EF� @#☺ �

��G��HI�� .�� ☺�;J9�� K

Artinya: “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak

dimaksudkan untuk bersumpah, tetapi Allah menghukum kamu disebabkan sumpah-

sumpahmu yang kamu sengaja”.32

(Q.S al-maidah:89)

Proses afiksasi

Dalam teks Bsa menghukum termasuk bentuk prefiks. Imbuhan me ialah morfem

terikat karena tidak bisa berdiri sendiri dan hukum termasuk morfem bebas karena bisa

berdiri sendiri pada tuturan langsung.

Dalam teks Bsu kata Gا�Hی termasuk bentuk prefiks. ي termasuk morfem terikat,

sedangkan G�J termasuk morfem dasar karena bisa berdiri sendiri pada tuturan langsung.

Dari Segi Wazan

Kata G�اHی berasal dari fi`il tsulatsi mujarrad yaitu G�أ-G�Lی mengikuti wazan

-G�J یHاyang artinya `mengambil`. Kemudian kata ini diubah dengan kata G� ی2�0-2�4

yang diambil dari fi`il tsulatsi mazid dengan wazan 2%�4�0%2 ی - jika diterjemahkan pada

teks diatas yakni `menghukum`.

Kedua kata ini antara Bsu dan Bsanya memiliki kesesuaian makna yang berarti

berubahnya afiks pada terjemahan ayat ini sudah tepat.

32 Ibid, h.272

Page 45: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Analisis ke-2

Allah berfirman:

�L#I �/��'���� �LMN�OP�Q

��� R#@ S��� C����� ☺�;"�

��� ☺U V⌧8#2�' XY?���Z[" 56

�\�]2 . C���� B#/ ��_1.J �� …

Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-

sumpah mereka dengan harta yang sedikit, mereka tidak mendapat bagian (pahala) di

akhirat”.33

(Q.S Ali-Imran:77)

Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa menukar termasuk bentuk prefiks, imbuhan me merupakan

morfem terikat dan tukar termasuk kedalam morfem bebas karena bisa berdiri sendiri

pada tuturan langsung.

Dalam teks Bsu kata ون(Nی termasuk bentuk konfiks, karena terdapat satu

morfem utuh yaitu ي)ون/ يdan satu morfem terbagi yakni ) ا�( .

Dari Segi Wazan

Pada ayat ini terdapat kata ون(Nی yang berbentuk fi`il mudhari berjenis

maskulin jama` Fه yang ditandai dengan huruf ya` sebelum fa` fi`il. Wau dan nun

setelah lam fi`il, mengikuti wazan ن��ی�4 . fi`il madi dari kata kerja ini yaitu ي ا�)

mengikuti wazan 2�(0ا yang artinya membeli. Kedua kata ini antara Bsu dan Bsa

33 Ibid, h. 272

Page 46: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

memiliki kesesuaian makna yang berarti berubahnya afiks pada terjemahan ayat ini sudah

tepat.

Analisis ke-3

` K�A+aF⌧bc��� C� ,��� ☺�;" `

)٨٩: ال ��Qة.....(

Artinya : ”dan jagalah sumpahmu.” 34

(Q.S Al-maaidah:89)

Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa jagalah termasuk bentuk sufiks, imbuhan lah termasuk morfem

terikat dan jaga merupakan morfem bebas karena bisa berdiri sendiri pada tuturan

langsung.

Dalam teks Bsu kata ا�U4�ا termasuk bentuk konfiks, karena terdapat satu

morfem utuh yaitu V4� dan satu morfem terbagi yakni )وا/ا (

Dari Segi Wazan

Pada ayat disini terdapat kata �اU4ا� yang merupakan fi`il amr berasal dari fi`il

tsulatsi mujarrad yaitu -V4@ی V4� mengikuti wazan 2�0-2�4ی yang artinya

menjaga.35

Kata �اU4ا� ini mengikuti wazan �ا�ا�0 yang artinya jagalah. �ا�ا�0

mengikuti wazan 2�0ا yang kemudian diberi tambahan waw dan alif yang menandakan

perubahan dhomir Fه sehingga bentuk wazannya menjadi �ا�ا�0 . Jadi kedua kata ini

memiliki kesesuaian makna antara Bsu dan Bsanya.

34 Ibid, h. 273 35 A.W Munawwir, Al-munawwir Arab – Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), Cet.25, h. 225

Page 47: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Analisis ke-4

Nabi Saw bersabda:

W رG" $0 A�Y��) 1روا F���(

Artinya: “tidak sah nazar melakukan kemaksiatan”. 36

Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa nazar termasuk morfem dasar bebas karena bisa berdiri sendiri

pada tuturan langsung. Kata رG" berasal dari fi`il tsulatsi mujarrad رG" yakni morfem

dasar bebas karena tidak ada huruf tambahan.

Dari Segi Wazan

Dalam teks Bsu kata رG" merupakan sigah dari masdar gairu mim yang

mengikuti wazan 6�0 jika diterjemahkan yaitu `nazar`.37

Perubahan afiks pada

terjemahan ini sudah tepat, karena disini kata رG" sudah sesuai yaitu diterjemahkan

dengan `nazar`.

Analisis ke-5

Syekh Abu Syuja` berkata:

W'م و�ر یGBC$ ال�ك %.أ� .! و�� �Cل أ�ب وW ل@ � JآW 2: آ[�ل! � �ح ت

36 Al-Imam Taqiyuddin Abubakar Alhusaini, Terjemahan Kifayatul Akhyar III, (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), Cet.1, h.292 37 A.W Munawwir, Al-Munawwir Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), Cet.25, h.

Page 48: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Artinya: “Bernazar menghindari perkara yang mubah, tidak wajib dilaksanakan,

seperti ucapan seseorang: “Aku tidak akan makan daging, tidak akan minum susu, dan

sebagainya”.38

d Ketahuilah bahwa perbuatan mubah yang tidak ada dorongan didalam al-

Quran dan Hadis untuk melakukan, seperti makan, tidur, berdiri dan

duduk, baik dalam bentuk kalimat negatif seperti: ”Aku tidak akan makan

begini atau mengenakan pakaian begini, dan sebagainya”, maka nazar

yang seperti ini tidak wajib dilaksanakan, karena tidak ada nilai ibadah

didalamnya.

Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa minum termasuk morfem dasar bebas karena bisa berdiri sendiri

pada tuturan langsung. Sedangkan dalam teks Bsu kata ب merupakan bentuk أ�

prefiks, karena ada penambahan huruf alif didepan.

Dari Segi Wazan

Kata �بأ ini mengikuti wazan 2�0أ diterjemahkan menjadi `saya minum`

yang berasal dari fi`il tsulatsi mujarrad بب - �Nی mengikuti wazan

– 2�0 ی2�4 yang artinya `minum`. Kata بأ� ini terdapat penambahan imbuhan أ

didepan. Jadi afiks pada terjemahan ini sudah tepat karena memiliki kesesuaian makna

antara Bsu dan Bsanya.

38 Al-Imam Taqiyuddin Abubakar Alhusaini, Terjemahan Kifayatul Akhyar III, Surabaya: Bina Ilmu, 1997), Cet.1, h. 293

Page 49: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Analisis ke-6

Berdasarkan hadist:

!B"$ أ�! ص�ال ��%! F�رج6 رأي وس � Q� $0 a Nل الL�0 !C% ا: 0[�لGأ�� ه

2�Qا: وال6�م ص6ة %��! 0[�ل, یY�م و ی)��FB وW ی�)B2U وW ی[�� وW ی[�م أن "Gر إس

و1� F��(��0 ��]�ول BF(�ص��! ول.

)و?�1 ل �cريا روا1 (

Artinya: ”bahwasannya Nabi SAW pernah melihat seorang laki-laki berdiri

diterik matahari, beliau menanyakan tentang orang tersebut, lalu ada seorang sahabat

yang menjawab: ”Laki-laki ini adalah Abu Israil yang bernazar berdiri, tidak duduk, tidak

berteduh, tidak berbicara dan terus berpuasa”. Maka Rasulullah SAW bersabda:

”perintahkan kepadanya agar berbicara, duduk, dan tetap menyempurnakan puasanya”.39

(H.R Bukhari, dll).

e Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa kata berdiri merupakan bentuk afiksasi yang terdiri dari ber

termasuk morfem terikat karena bisa berdiri sendiri pada tuturan langsung, sedangkan

diri termasuk morfem bebas karena bisa berdiri pada tuturan langsung. Dalam teks Bsu

kata � Q� termasuk bentuk infiks, karena kata � Q�` merupakan fi`il tsulatsi mazid dari

ی[�م `�م dan ada penambahan huruf ditengah yaitu hamzah setelah alif.

Dari segi wazan

39 Ibid, h. 294

Page 50: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Kata � Q�` ini mengikuti wazan 6%�0 yang berasal dari fi`il tsulatsi mujarrad م�`

mengikuti wazan 2�0 yang diterjemahkan `berdiri`. Jadi berubahnya afiks pada

terjemahan ini antara Bsu dan Bsa sudah tepat karena memiliki kesamaan makna antara

keduanya.

e Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa duduk merupakan morfem dasar bebas karena ia dapat berdiri

sendiri pada tuturan langsung. Dalam teks Bsu kata ��]ی merupakan bentuk afiksasi yang

termasuk bentuk prefiks, karena ada tambahan huruf yaa` didepan.

Dari Segi Wazan

Kata ��]ی ini mengikuti wazan 2�4ی yang merupakan fi`il tsulatsi mujarrad dari

��` karena ada penambahan huruf ya` dan harokat sukun sehingga menjadi ��]ی . Kata

��` ini mengikuti wazan 2�0 .

e Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa kata berteduh merupakan bentuk afiksasi yang terdiri dari ber

yaitu bentuk morfem terikat karena tidak bisa berdiri sendiri pada tuturan langsung.

Sedangkan teduh merupakan morfem bebas karena bisa berdiri sendiri pada tuturan

langsung.Dalam teks Bsu kata B2U(�ی merupakan bentuk prefiks karena ada 3 huruf

tambahan didepan yaitu )ت-س-ي( .

Page 51: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Dari Segi Wazan

Kata B2U(�ی berasal dari fi`il tsulatsi mazid B2U(2 – إسU(�ی mengikuti wazan

)ت-س-أ( yaitu fi`il dengan tambahan 3 huruf yakni اس)2�4 .40

Kata B2U(�ی jika

diterjemahkan `berteduh`.

Analisis ke-7

Hadist Uqbah berbunyi sebagai berikut:

) ���F روا1. (ی �� آ�B4رة الGCر آ�B4رة

Artinya: ”Kafarat nazar sama dengan kafarat sumpah”.

Proses Afiksasi

Dalam teks Bsa sumpah merupakan morfem dasar bebas karena bisa berdiri

sendiri pada tuturan langsung, sedangkan dalam teks Bsu kata �� merupakan bentuk ی

infiks karena terdapat huruf ya` ditengah.

Dari Segi Wazan

Kata �� ی � merupakan bentuk infiks karena berasal dari fi`il tsulatsi mujarrad ی

mengikuti wazan 2�0 . kata �� ی �� mengikuti wazan 2��0 . dalam teks diatas ی

diterjemahkan dengan `sumpah`, sedangkan menurut kamus al-Munawwir kata yamiin

diterjemahkan dengan `kekuatan`. Jika kata ن� diterjemahkan dengan `sumpah`. Jadi أی

40 Fadil, Dkk, Tasrifan Istilahian, (Jakarta: Depag, 1965), h.28

Page 52: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

berubahnya afiks pada terjemahan ini sudah tepat, karena memiliki kesamaan makna

antara keduanya yakni Bsu dan Bsa.

Page 53: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terjemahan yang berkualitas ialah yang mudah dipahami oleh pembaca, yaitu yang

memiliki tingkat keterpahaman yang tinggi. Kualitas terjemahan ini bersifat intrinsik dan

ekstrinsik. Kualitas intrinsik bertalian dengan ketepatan, kejelasan, dan kewajaran nas.

Ketepatan berkaitan dengan kesesuaian amanat terjemahan dengan amanat nas sumber.

Kejelasan berkaitan dengan struktur bahasa, pemakaian ejaan, diksi, panjang kalimat.

Kewajaran berkaitan dengan kelancaran serta kealamiahan terjemahan. Kualitas intrinsik

ini dapat diukur dengan penerjemahan ulang.

Adapun kualitas ekstrinsik ini berkaitan dengan berbagai pandangan pembaca

umumdari berbagai lapisan masyarakatterhadap sebuah nas terjemahan. Menurut

pembaca, terjemahan yang berkualitas ialah yang kalimatnya tidak rumit, memperhatikan

ejaan, menggunakan kosakata yang lazim dipakai dan ada penjelasan istilah.

Dari penelitian yang dianalisis pada bab IV Penulis memberi kesimpulan bahwa

salah satu ukuran untuk mengetahui suatu terjemahan itu sudah tepat atau belum bisa

juga dilihat dari segi perubahan afiksasinya (proses morfologis). Begitu juga suatu

terjemahan itu tidak harus sesuai dengan afiks Bsanya, meskipun penambahan afiks ini

dapat merubah makna tapi semua itu disesuaikan menurut Bsunya.

Penulis menganalisis bahwa proses pembubuhan afiks dalam terjemahan kifayatul

akhyar III ini sudah tepat diantara Bsu dan Bsa, karena penerjemah kifayatul akhyar III

ini menggunakan metode penerjemahan harfiah, yakni struktur gramatikal Bsu dicarikan

Page 54: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

padanannya yang terdekat dalam Bsa, tetapi penerjemahan leksikalnya dilakukan terpisah

dari konteks.

. Jenis-jenis afiks yang hadir dalam terjemahan kifayatul akhyar 3 ini: prefiks,

infiks, sufiks dan konfiks.

Begitu juga didalam bahasa Arab, pembentukan kata baru ini dapat melalui proses

afiksasi yaitu dengan cara penambahan huruf pada kata dasar, dan kata kerja yang sudah

mendapat huruf-huruf tambahan disebut fi`il mazid.

Fi`il tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga macam: fi`il tsulatsi mazid bi harfin

wahid 2�0 ,2�0�0%2, أ , fi`il tsulatsi mazid bi harfain 2%�4إ2�0, إ"2�4, إ0)�2, ت2�4, ت

fi`il tsulatsi mazid bi tsalatsati ahruf 2�4(إ�0�ل, ��0لإ, إ��0%2, إس . Sebagaimana yang

telah dijelaskan sebelumnya, bahwa fi`il mazid adalah kata kerja dasar yang mendapat

huruf-huruf tambahan. Dari penambahan huruf ini bentuknya dapat berubah, dan dari

pengubahan bentuk ini dapat mempengaruhi penerjemahannya kedalam bahasa Indonesia

atau dengan kata lain maknanya ada yang dapat berubah dan ada yang tetap pada makna

asalnya. Hal ini dapat dilihat dari salah satu manfaat masing-masing wazan itu sendiri.

Wazan-wazan yang hadir dalam terjemahan kifayatul akhyar 3 adalah: 2�0أ ,

.keempat wazan ini termasuk fi`il tsulatsi mazid . إس)2�4, إ0)�2, 2%�0

B. Rekomendasi

Penelitian yang penulis lakukan ini masih perlu diperbaiki dan dilanjutkan oleh

peneliti lainnya, karena dalam penelitian ini belum semua masalah tentang afiksasi dikaji,

karena tidak semua objek dikaji dalam terjemahan kifayatul akhyar 3 ini.

Page 55: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Tidak dapat terelakkan lagi, pengetahuan tentang kaidah bahasa Arab dan bahasa

Indonesia menjadi prasyarat penting bagi penerjemah dalam menerjemahkan kedua

bahasa tersebut.

Dalam menerjemahkan teks-teks bahasa sumber ke bahasa sasaran, seorang

penerjemah dituntut sebisa mungkin menyusun kata-kata yang dapat dipahami oleh

pembaca dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada kedua bahasa tersebut.

Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, bahwa seorang Penerjemah dituntut

untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa Arab dan bahasa Indonesia, terutama dalam

menerjemahkan afiksasi, dia harus menguasai ilmu Saraf dan Morfologi. Selain

menguasai dua kaidah tersebut, hendaknya seorang penerjemah mengoleksi kamus-

kamus yang spesifik dan proporsional diikuti dengan banyak-banyak latihan

menerjemahkan. Jika seorang penerjemah menemui kesulitan yang tidak dapat

dipecahkan, penting kiranya bertanya kepada ahlinya untuk menghindari kesalahan

menerjemahkan materi tersebut. Artinya, hal ini dilakukan untuk menjaga amanat Penulis

bahasa sumber.

Page 56: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

DAFTAR PUSTAKA

Fadil, Dkk. Tasrifan Istilahian. Jakarta: Depag, 1965

Putrayasa, Ida Bagus. Kajian Morfologi: Bentuk Derivasional dan Infleksional. Bandung:

Revika Aditama, 2008. Cet.I

Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2006. Cet. 39

Hoedoro, Hoed Benny. Penerjemahan dan Kebudayaan . Jakarta: Pustaka Jaya, 2006.

Cet.I

Taqiyuddin, Al-Imam Abubakar. Terjemahan Kifayatul Akhyar 3. Surabaya: Bina Ilmu,

1997

Syihabuddin. Teori dan Praktet Penerjemahan Arab Indonesia. Jakarta: Depdiknas, 2006

Moentaha, Salihin. Bahasa dan Terjemahan. Jakarta, Kesaint Blanc, 2006

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2003

Kushartanti, Dkk. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2005. Cet. II

Sayogi, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris Kedalam Bahasa Indonesia. Jakarta:

Lembaga Penelitia UIN, 2008

Suryawinata, Zuhridin, Hariyanto, Sugeng. Translation Bahasa Teori dan Penuntun

Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 2000

Mahali, Rohayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000

Widyamarta. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993. Cet.

III

Page 57: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar

Syarief, Moch, Hidayatullah. Diktat Teori Permasalahan dan Penerjemahan Arab

Indonesia. Jakarta, 2006

Syihabuddin. Teori dan Praktek Penerjemahan Arab Indonesia. Jakarta: Depdiknas, 2002

Fahmi, Akrom. Ilmu Nahwu dan Saraf 2 (Tata Bahasa Arab Praktis dan Aplikatif).

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Cet. II

Parera, Jos, Daniel. Morfologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1988. Cet. I

Asrori, Imam. Sintaksis Bahasa Arab (Frasa-Klausa-Kalimat). Malang:Misykat, 2004.

Cet. I

Mu`in, Abdul. Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah Terhadap

Fonetik dan Morfologi). Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2004. Cet. I

Hafidh, Afnan, Asrori, Ma`ruf. Tradisi Islami. Surabaya: Khalista, 2008. Cet. III

Internet

Ustsarwat. Com

Muslimedia. Com

Http://bahrussofa.blogspot.com/2007/07/Imam-Taqiyuddin-al-Hishni.html

Via Telp

A. Ma`ruf Asrori Wawancara Lewat telp 21/07/2009

Kamus-kamus

Aw, Munawwir. Kamus Arab Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 2002

Page 58: AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7672/1...AFIKSASI DALAM PENERJEMAHAN (Studi Kasus Terjemahan Kitab Kifayatul Akhyar