Bab II Proposal

24
 11 Sedang kan pendap at senada dikemu kakan oleh Slameto ( 1995 : 105) “Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya dengan pemilihan ran gs anga n ya ng da tan g da ri lin gk un ga nnya .” Pe rha tia n me nu rut Su mad i Suryabrata (1993:14) adalah “pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu o bjek.” Bimo Walgito(1990-56) mengemukakan bahwa perhatian merupakan “pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sek ump ula n oby ek. ”Kemudian Kar tini Kartono (1996:111). menyat akan  bahwa “perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terh ada p satu oby ek”. Dar i beb erap a pen ger tian perh atia n men uru t para pak ar te rse but, ma ka da pa t di si mpul ka n ba hwa per hat ian adal ah pe mu satan ata u kesadaran jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek tertentu yang memberikan ran gs anga n ke pad a ind ividu , se hin gga ia ha ny a me mped uli ka n ob ye k yang mer ang san g itu. Dar i pen ger tian ini, maka per hati an oran g tua dap at dia rtik an sebagai kesadaran jiwa orang tua untuk memperdulikan anaknya, terutama dalam hal memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, baik dalam segi emosional maupun material Berikut ini akan di jelaskan be berapa Jenis P erhatian Stern berg. R.J (2006: 34) menyebutkan bahwa: “faktor yang mempengaruhi persepsi dan ingatan adalah  perhatia n (attention). Perhat ian merup akan aktivitas men jaga sesuatu tetap dalam  pi ki ran ya ng me mb ut uh ka n ke rja me nt al da n ko ns entra si. Te rda pat 5 je nis  perhatian, yaitu:

Transcript of Bab II Proposal

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 1/23

 

11

Sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto ( 1995 : 105) “Perhatian

adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya dengan pemilihan

rangsangan yang datang dari lingkungannya.” Perhatian menurut Sumadi

Suryabrata (1993:14) adalah “pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek.”

Bimo Walgito(1990-56) mengemukakan bahwa perhatian merupakan “pemusatan

atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu

atau sekumpulan obyek.”Kemudian Kartini Kartono (1996:111). menyatakan

 bahwa “perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang

menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran

terhadap satu obyek”. Dari beberapa pengertian perhatian menurut para pakar 

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan atau

kesadaran jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek tertentu yang memberikan

rangsangan kepada individu, sehingga ia hanya mempedulikan obyek yang

merangsang itu. Dari pengertian ini, maka perhatian orang tua dapat diartikan

sebagai kesadaran jiwa orang tua untuk memperdulikan anaknya, terutama dalam

hal memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, baik dalam segi emosional

maupun material

Berikut ini akan di jelaskan beberapa Jenis Perhatian Sternberg. R.J (2006:

34) menyebutkan bahwa: “faktor yang mempengaruhi persepsi dan ingatan adalah

 perhatian (attention). Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam

  pikiran yang membutuhkan kerja mental dan konsentrasi.” Terdapat 5 jenis

 perhatian, yaitu:

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 2/23

 

12

1. Perhatian selektif (Selective Attention)

Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang memantau

 beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu

sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor 

yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai.

Penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi

dan memberikan perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang

 paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber 

informasi yang paling penting.

2. Perhatian terfokus (Focused Attention)

Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan

  beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu

tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi

oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus

adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi

akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di

depannya.

3. Perhatian terbagi (Divided Attention)

Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima

informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 3/23

 

13

4. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)

Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat

sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini

sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.

5. Kurang perhatian (Lack of Attention)

Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak 

  berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh

kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan

situasi kurang perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit

membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi

dengan orang lain, motivasi rendah,

Perhatian dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar.

a. Proses otomatis  tidak melibatkan kesadaran, misalkan mengarahkan

 pandangan pada rangsang yang menarik secara kognisi. Memperhatikan

secara otomatis dilakukan tanpa bermaksud untuk memperhatikan suatu hal.

Perhatian terhadap suatu hal atau tindakan dapat dibentuk sehingga menjadi

otomatis (otomatisasi) melalui latihan dan frekuensi melakukan tindakan

tersebut.

 b. Proses terkendali biasanya dikendalikan oleh kesadaran, bahkan

membutuhkan kesadaran untuk dapat mengarahkan atensi secara terkendali.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 4/23

 

14

Biasanya proses terkendali membutuhkan waktu lebih lama untuk 

dilakukan, karena dilakukan secara bertahap.

2. Orang tua

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 ) disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan orang tua adalah orang yang dihormati di kampung, tetua. Dari

 penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam

 penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan

ibu ) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut / wali

siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa perhatian

orang tua adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu abjek yang

dilakukan oleh ayah dan ibu atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.

a. Macam-macam Perhatian Orang Tua

Menurut Tim Penulis FIP – IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 ) disebutkan adanya

macam-macam perhatian dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang pada

 prinsipnya meliputi :

1. Macam-macam perhatian orang tua menurut cara kerjanya, dibedakan

menjadi :

a). Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak 

sekehendak subjek.

 b) Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 5/23

 

15

2). Macam-macam perhatian orang tua menurut intensitasnya,

dibedakan

menjadi :

a). Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan aspek 

kesadarannya.

 b). Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak menyertakan

aspek kesadaran.

3). Macam-macam perhatian orang tua menurut luasnya,

dibedakan menjadi :

a). Perhatian Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup objek 

yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan perhatian

Konsentratif.

 b) Perhatian Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada macam-macam

objek. Sedangkan menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan perhatian

menjadi tiga yaitu :

(1). Perhatian spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang terhadap

suatu perhatian kita tercurah secara spontan. Sebaliknya apabila kita

tidak senang kepada sesuatu, kita harus memaksakan perhatian

kepadanya.

(2). Perhatian Konsentratif dan perhatian distributif, bila kitamemusatkan perhatian kepada satu hal saja, maka kita

menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita

memperhatikan beberapa hal maka kita menamakan perhatian

tersebut distributif.

(3). Perhatian sembarangan ( random attention ) yaitu perhatian

semacam ini tidak tepat, berpindah-pindah dari objek yang satu

kepada yang lain dan tidak tahan lama.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa macam-macam

 perhatian dapat dibedakan berdasarkan objek tertentu yang disertai aktivitas. Dalam

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 6/23

 

16

 penelitian ini perhatian orang tua terhadap anak disimpulkan sebagai pemusatan

tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan oleh orang tua ( ayah,

ibu atau wali ) yang berupa : perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian

intensif, perhatian terpusat dan perhatian terpencar.

 b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua

Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal ini dikarenakan

 bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dakir ( 1995 : 114 )

dikemukakan :

1).Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang kuat

mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi perhatian,

objek yang besar menarik perhatian, begitu pula rangsangan dapat

menarik perhatian

2).Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang bersangkut

 paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa rangsangan yang sesuai

dengan bakatnya lebih menarik perhatian daripada hal yang lain.

Selanjutnya Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa hal-hal yang

mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor objektif dan faktor subjektif.

Yang termasuk faktor objektif, adalah :

a. Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian

 b. Perangsang yang luar biasa

c. Perangsang yang tiba-tiba

d. Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu

e. Benda-benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar.

Sedangkan faktor subjektif, adalah :a. Pekerjaan yang sedang kita laksanakan

 b. Keinginan yang sedang kita laksanakan

c. Minat

d. Perasaan

e. Mode, dan

f. Kebiasaan

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang

mempengaruhi perhatian orang tua antara lain :

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 7/23

 

17

1. Faktor Objektif yang meliputi :

a. Rangsangan yang kuat

Orang tua memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya. Apabila

anak dirasa sedang kelihatan lain daripada keadaan biasanya, maka orang tua

dengan mendapat rangsangan yang sangat kuat untuk segera memberikan perhatian

kepada anak dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan.

Misalnya anak nampak murung, maka orang tua segera memberikan perhatian agar 

anak tersebut dapat membebaskan dari kemurungan itu.

 b. Kualitas Rangsangan

Orang tua dalam memberikan perhatian kepada anak tidak bersifat terus

menerus, namun dapat memilih sekiranya anak sedang sangat membutuhkan

  perhatian. Hal ini dapat terjadi pada saat anak sedang menghadapi ulangan

misalnya. Maka orang tua memandang bahwa situasi pada saat itu sangat

membutuhkan perhatian agar anak dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi

sedang menghadapi ulangan adalah salah satu contoh kualitas rangsangan yang

membuat orang tua memberikan perhatian.

c. Objek yang besar atau perangsang luar biasa

Setiap orang memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam hati, hal

ini dapat muncul jika ada objek yang dapat menarik perhatian secara tiba-tiba tanpa

diduga sebelumnya, sehingga perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat

atau luar biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar 

anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak dapat

mewujudkan keinginan orang tua tersebut, maka anak akan mendapatkan perhatian

yang lebih besar.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 8/23

 

18

d. Rangsangan yang baru

Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Jika dalam perkembangannya mempunyai kreatifitas menuju hal-hal yang positif,

maka orang tua akan memberikan perhatian pula untuk mendukung kegiatan

tersebut.

2. Faktor Subjektif yang meliputi :

a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

Orang tua pada era sekarang cenderung sangat sibuk dengan pekerjaan. Ini

diakibatkan karena keinginan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga,

sehingga keluarga sering ditinggal. Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya,

Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang, hal ini dapat berpengaruh

terhadap moralitas keagamaan.

b. Keinginan orang tua

Antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap harmonis,

artinya jangan memaksakan keinginannya sendiri-sendiri antara ayah dan ibu,

sehingga menimbulkan konflik, yang jika tidak dapat diselesaikan dengan segera

dapat mengancam keluarga dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung

dan berpengaruh terhadap prilaku moralitas keagamaan..

c. Minat

Keadaan orang tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat dapat

membuat orang tua kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila tidak dapat terlaksana,

hal ini akan mengganggu atau mempengaruhi perhatian orang tua terhadap

moralitas keagamaan.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 9/23

 

19

d. Perasaan

Keadaan perasaaan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat belajar 

anak. Hal ini dapat terjadi jika orang tua yang bekerja perasaan gembira akan

membuat suasana rumah yang menyenangkan. Sebaliknya, orang tua yang bekerja

dengan perasaan marah membuat suasana rumah menjadi kurang menyenangkan

sehingga moralitas keagamaan pun bagi anak berkurang / menurun.

e. Mode

Keadaan mode sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang selalu

mengikuti mode akan disibukkan dengan mode-mode baru, baik mode rumah,

 perabot, pakaian dan sebagainya. Sehingga orang tua cenderung memikirkan mode

tanpa memperhatikan anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena

kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

f. Kebiasaan

Kebiasaaan orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman keras,

  berjudi, free sex, sangat berpengaruh terhadap moralitas keagamaan. Hal ini

disebabkan keadaan orang tua yang tidak memberikan contoh kehidupan yang baik,

sehingga anak berprilaku yang menyimpang dari aspek keagamaan. Sebaliknya, jika

orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah,

olahraga, membaca buku, maka akan dapat meningkatkan minat moralitas

keagamaan.

Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

 perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dapat

dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan subjektif.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 10/23

 

20

Faktor objektif cenderung timbul karena dorongan dari dalam diri individu,

sedangkan faktor subjektif cenderung timbul dari luar diri individu. Kedua faktor 

tersebut bagi orang tua dapat muncul dengan sendiri ataupun bersama-sama

tergantung pada objek yang sedang dihadapi. Perhatian orang tua yang diberikan

kepada anaknya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada

moralitas kegagamaan dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memberikan

kontribusi yang positif terhadap anak.

3. Peningkatan

  Menurut Kamus besar bahasa indonesia (2008:1529) “ peningkatan nyaitu

 proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb)” .Berdasarkan teori

tersebut penulis berusaha untuk menelaah bagaimana proses atau cara dalam

meningkatkan moralitas keagamaan di wilayah kecamatan Pangalengan.

4.Moralitas

Menurut W.Poespoprojo, (1998: 18) “Moralitas adalah kualitas dalam

 perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik 

atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-buruknya perbuatan manusia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa moralitas adalah

sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan

santun.

Kata amoral ,non amoral berarti bahwa tidak mempunyai hubungan dengan

moral atau tidak mempunyai arti moral . Istilah Immoral artinya moral buruk ,

(buruk secara moral) .

Menurut W.Poespoprojo, (1998: 118)

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 11/23

 

21

” Moralitas dapat objektif atau subjektif.Moralitas objektif memandang perbuatan

semata sebagai suatu perbuatan yang telah di kerjakan ,bebas lepas dari segala

 pengaruh –pengaruh sukarela pihak pelaku .Lepas dari segala keadaan khusus si pelaku yang dapat mempengaruhi atau mengurangi penguasaan diri dan bertanya

apakah orang yang sepenuhnya menguasai dirinya diizinkan dengan sukarela

menghendaki perbuatan tersebut sedangkanmoralitas Subjektif adalah moralitas

yang memandang perbuatan sebagai perbuatan yang di pengaruhi pengertian dan

 persetujuan si pelaku individu .Selain itu juga di pengaruhi ,di kondisikan oleh latar 

  belakangnya ,pendidikannya ,kemantapan emosinya dan sifat-sifat pribadinya

lainnya”

Yang di tanyakan dalam penelitian ini apakah perbuatan tersebut sesuai

atau tidak sesuai dengan hati nuraninya (concience) sendiri dari si pelaku.Disini

tidak kita perbincangkan apakah moralitas subjektif itu ada.Sebab ini adalah suatu

fakta pengalaman bahwa hat inurani kita menyetujui atau tidak menyetujui apa

yang kita kerjakan .Persoalan yang kita hadapi saat ini hanyalah tentang moralitas

objektif .apakah hakikat dari perbuatan-perbuatan itu sendiri?adakah perbuatan

tersebut telah memiliki kualitas moral ,sifat benar atau salah ,yang hakiki sendiri?

ataukah perbuatan –perbuatan tersebut mempunyai arti moral karena sebab-sebab

dari luar?

Menurut W.Poespoprojo, (1998: 18) “ Moralitas juga dapat intrinsik atau

ekstrinsik .Pembagian ini hendaknya jangan di campuradukkan dengan pembagian

di atas.

a. Moralitas intrinsik memandang suatu perbuatan menurut hakikatnya apakah

 perbuatan baik atau buruk pada hakikatnya ,bukan apakah seorang telah

memerintahkannya atau telah melarangnyab. Sedangkan Moralitas ekstrinsik adalah moralitas yang memandang

 perbuatan sebagai sesuatu yang di perintahkan atau di larang oleh seseorang

yang berkuasa atau oleh hukum positif ,baik dari manusia asalnya

maupundari tuhan.

Bahwasanya terdapat moralitas eksttrinsik ,semua orang bisa setuju karena

tidak ada orang yang dapat menolak kenyataan bahwa hukum-hukum positif 

,bagaimanapun nilai sahnya ,benar-benar ada ,umpamanya hukum negara,hukum

yang tak tertulis ,atau hukum adat.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 12/23

 

22

Teori yang mengatakan bahwa semua bentuk moralitas itu ditentukan oleh

konvensi dan bahwa semua bentuk moralitas itu adalah resultan dari kehendak 

seseorang yang dengan sekehendak hatinya memerintahkan atau melarang

 perbuatan-perbuatan tertentu tanpa mendasarkann atas sesuatu yang intrinsik dalam

  perbuatan manusia sendiri atau pada hakikat manusia di kenal sebagai aliran

 positivisme moral .Di sebut begitu karena ,menurut aliran tersebut ,semua moralitas

 bertumpu pada hukum positif sebagai lawan hukum kodrat (natural law).Menurut

Teori tersebut ,perbuatan di anggap benar atau salah berdasarkan:

a. Kebiasaan Manusia

Teori yang mengatakan bahwa semua moralitas itu sekedar kebiasaan

saja,sudah lama tersebar,yakni sejak zaman para sofis dan skeptis pada zaman

yunani purba .Ada yang mengira moralitas itu di paksakan oleh orang-orang yang

  pandai dan berpengaruh untuk menundukkan rakyat biasa terhadap tekanan

,pendapat umum,dan tradisi ,orang biasa menerima hukum moral dan mau memakai

rantai belenggu yang telah di buatkan untuknya .dan hanya beberpa pemberani yang

 berani berjuang dan dapat merdeka .Adat itu munculya karena perbuatan yang sama

yang di ulang dengan cara yang sama .Mengapa perbuatan di ualng dengan cara

yang sama .Mengapa perbuatan di ulang karena pada permulaan kali menjalankan

 perbuatan tersebut ,mereka menemukan bahwa perbuatan tersebut menyenangkan

atau berguna .dan mereka menghendaki hal tersebut kembali.Pada mulanya manusia

mengulang perbuatan-perbuatan tertentu tidaklah karena mereka telah

mengerjakannya sekali-dua kali,tetapi karena keuntungan tertentu sampai adat

tersebut tebentuk.Adat kebiasaan sendiri bukanlah sumber dari perbuatan .Nilai adat

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 13/23

 

23

dan tradisi adalah sebagai sesuatu yang diwariskan turun- temurun kepada generasi

mendatang dalam bentuk yang sudah ready-made ,yakni suatu kumpulan

 pengalaman yang berguna dan profitable dari orang-orang tua.Sebagai Hubungan

sejarah dengan masa lalu ,dan sebagai semen kelangsungan budaya ,adat kebiasaan

adalah tiang penyokong

Setiap bentuk peradaban .Selanjutnya ,terdapat juga beberpaa perbuatan yang tidak 

  boleh di jadikan adat kebiasaan karena perbuatan tersebut hakikatnya secara

intrinsik,menurut kodratnya adalah buruk dan jahat

 b.Hukum Negara

Sebelum manusia mengorganisasi dirinya ke dalam masyarakat politik ,tidak 

ada hal yang baik dan buruk,negara sendiri bukanlah masyarakat kodrat

Melainkan hasil dari social contract,persetujuan yang sama sekali konvensional

,yang dengan itu manusia mengorbankan sebagian hak-hak kodratnyauntuk 

menyelamatkan kodrat-kodrat lainnya.Pada saat masyarakat sipil terbentuk ,

masyarakat ini memerintahkan dan melarang perbuatan –perbuatan tertentu guna

mencapai terbentuknya common good  . Dan inilah saat munculnya hal yang baik 

dan hal yang buruk .Jadi ,tidak ada perbuatan yang baik dan yang buruk menurut

hakikatnya,tetapi hanya karena di perintahkan atau di larang oleh negara.

c.Dekrit Tuhan

Bila Moralitas itu bukan hasil konvensi manusia ,sumbernya harus terdapat

 pada Tuhan.Tetapi apakah perbuatan itu baik karena Tuhan memerintahkan dan

Buruk karena Tuhan Melarangnya ,Ataukah tuhan memerintahkan karena

  perbuatan-perbuatan tersebut baik menurut Hakikatnya dan melarangnya karena

 perbuatan tersebut buruk Menurut hakikatnya?Bila alternatif pertama di pilih ,maka

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 14/23

 

24

tidak terdapat moralitas kodrat atau intrinsik ,dan bahwa semua moralitas

datangnya dari Hukum Positif Illahi .Jadi disini ada positivisme Moral.

Manusia menurut Kodratnya bukanlah sekedar mahluk ciptaan tuhan yang

  berbuat dengan sekehedaknya.Manusia diharapkan mampu mengendalikan

 perbuatan-perbuatannya dengan intelek dan akal budinya.Pada manusia akal budi

adalah suatu kemampuan untuk memerintah ,menggunakan pengendalian sadar atau

lainnya .Ada dua bagian pada manusia,yaitu bagian yang lebih rendah dan bagian

yang lebih tinggi ,panca indra dan akal budi.Keduanya harus di pertahankan dalam

harmoni dan kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi ,bila tidak akan terjadi

 pemberontakan dalam kodrat manusia itu sendiri.

Apabila ada konflik atau pertentangan dan ini vukup sering terjadi antara

yang lebih rendah dan yang lebih tinggi ,kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi

haruslah di menangkan.kemampuan-kemampuan yang lebih rendah haruslah

mendapatkan apa yang mereka butuhkan ,tetapi pertahankan pada tempat mereka

masing-masing.Apabila akal budi diturunkan dari tahtanya,hidup seekor binatang

akan menggantikan tempat hidup seorang mahluk yang berakal budi ,Jadi manusia

tetaplah manusia menurut hakikatnya.

Argumen yang berkata bahwa hakikat manusia di ambil sepenuhnya dalam

 bagian-bagian dari nisbahnya adalah moralitas yang benar dan meminjam dari

filsafat tentang tuhan ,tesis bahwa tuhan menciptakan dunia dengan suatu tujuan

,dan Tuhan memerintahnya dengan penyelenggaran Illahi Nya.

Menurut W.Poespoprojo, (1998: 53) “Terdapat faktor –faktor penentu

moralitas :

1.Moralitas terletak dalam kehendak,dalam persetujuan pada apa yang di

sodorkan kepada kehendak sebagai moral baik atau buruk .

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 15/23

 

25

2.Motif 

Motif adalah apa yang dimiliki si pelaku dalam pikirannya ,ketika ia

 berbuat , apa yang secara sadar ia sodorkan sendiri untuk dicapai dengan perbuatannya sendiri.

3.Keadaan

Beberapa keadaan dapat mempengaruhi suatu perbuatan sehingga

menyebabkan perbuatan tersebut mempunyai jenis moral yang berbeda

Berdasarkan pendapat di atas ,dalam penelitian ini penulis memfokuskan diri

kepada moralitas ekstrinsik yang berasal dari Tuhan yaitu Allah

Subhanahuwataala ,karena populasi dalam penelitian ini adalah mayoritas

muslim ,maka dalam pembahasan selanjutnya mengenai keagamaan terutama

hukum islam yang berpengaruh terhadap moralitas masyarakat.

5.Agama

a.Pengertian agama

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa sansakerta, yang berasal

dari akar kata gam artinya pergi, kemudian dari kata gam tersebu tmendapat awalan

a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan

mencapai kebahagiaan.

Di samping itu terdapat pendapat yang menyatakan bahwa kata agama

 berasal dari bahasa sangsekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya

tidak dan gama artinya kacau. Jadi, arti kata agama adalah tidak kacau atau teratur.

Kata “agama” dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi “ad-dien”. Munjied

mengatakan bahwa arti harfiah dari “ad-dien” cukup banyak, misalnya “pahala,

ketentuan, kekuasaan, peraturan, dan perhitungan”. Fairuzabadi dalam kamusnya,

 Al-Muhieth, mengatakan bahwa arti harfiah “ad-dien” adalah “kekuasaan,

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 16/23

 

26

kemenangan, kerajaan, kerendahan, kemuliaan, perjalanan, peribadatan, dan

 paksaan” (Sukardji, 1993: 28).

b.Hubungan Manusia Dengan Agama

Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah

satu-satunya cara pemenuhan semua kebutuhan manusia .Posisi ini semakin tampak 

dan tidak mungkin dapat di gantikan dengan yang lain .Agama berhubungan erat

dengan Tuhan .Informasi tentang tuhan smdiri adalah suatu kebenaran yang

mutlak,karena datang dari tuhan sendiri .Akan tetapi cara mengetahuinya tidak 

dapat di berikan tuhan kepada setiap orang ,walaupun manusia menghendakinya

langsung dari Allah hal ini di lukiskan dalam firman Allah (QS Al-Baqarah :118) :

“Dan orang orang yang tidak mengetahui berkata :mengapa Allah tidak 

( langsung) berbicara kepada kami atau datang tanda-tanda kekuasaannya kepada

kami ?demikian pula orang-orang yang sebelum mereka itu,hati mereka serupa

.sesungguhnya kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kami kepada kaum

yang yakin”

c. Akhlaq dan Moral

Dalam sistem moralitas ,baik dan buruk dapat di jabarkan secara kronologis

mulai yang paling abstrak.Nilai adalah suatu peringkat keyakinan ataupun perasaan

yang di yakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak khusus kepada pola

  pemikiran ,perassaan,keterikatan dan prilaku .Contoh nilai adalah

ketuhanan,kemanusiaan dan keadilan.Moral Merupakan penjabaran dari nilai ,tapi

tidak seoperasional etika.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 17/23

 

27

Di lihat dari sumber ,baik nilai ataupun moral dapat di ambil dari wahyu

Illahi ataupun dari budaya .Sementara etika lebih merupakan kesepakatan

masyarakat pada suatu waktu dan di tempat tertentu.Bila suatu masyarakat

 bercorak religius ,maka etika yang di kembangkannya akan bercorak religius

 pula.Dengan denikian ,moral dan etika dapat sama saja dengan akhlak manakala

sumber ataupun produk budaya sesuai dengan prinsip-prinsip akhlak akan tetapi

moral dan etika bisa juga bertentangan dengan akhlak manakala produk budaya itu

menyimpang dari fitrah agama yang suci.Islam.

Menurut pandangan islam kriteria moral yang benar adalah memandang

martabat manusia dan mendekatkan manusia dengan Allah..Di bawah ini akan

  penulis jabarkan mengenai ruang lingkup akhlak yang sangat berkaitan erat

dengan moralitas dalam keluarga dan masyarakat.

1.Hubungan dengan keluarga ,seperti berbakti kepada orang tua atau birrul

wallidain,baik dengan tutur kata ,memberi bantuan material atau moral kepada

karib kerabat atau aatidzal qurba,suami memberikan nafkah kepada istri,anak dan

anggota keluarga lain,Suami mendidik istri dan anak agar terhindar dari siksa api

neraka.Sebagai mana di Sebutkan dalam Al-qur’an (surat At-Tahrim -6)”Hai

orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”

2.Hubungan dengn masyarkat,dalam konteks kepemimpinan ,pola-pola hubungan

yang perlu di kembangkan adalah menegakkan keadilan ,berbuat ihsan

,menjunjung tinggi musyawarah,memendang kesederajatan manusia ,dan

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 18/23

 

28

membela orang yang lemah (seperti orang miskin,orang yang tersiksa ,dan

membela orang-orang yang lemah)

6.Moralitas Keagamaan

Moralitas keagamaan adalah sikap manusia yang berkenaan dengan

agama yang di anutnya.Menurut D.Hendropuspito(2000 :45)

“Agama (Instansi ) Merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma

susila yang baik yang di berlakukan atas masyarakat pada umumnya.Agama akan

menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai

kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai

larangan .Agama Juga memberi sangsi yang harus di jatuhkan kepada orang yang

melanggarnya dan mengadakan pengawasan yang ketat atas orang yang

melanggarnya”

Moralitas keagamaan bersifat sosial dalam arti berkenaan dengan sikap

seseorang terhadap orang lain dalam ruang lingkup keagamaan.Dalam moralitas

keagamaan rasa tanggung jawab seorang individu akan mengarah pada rasa

tanggung jawab moral terhadap manusia lainnya atau sosial.

Hablum minannas adalah berhubungan antar sesama manusia. Sebagai umat

 beragama, setiap orang harus menjalin hubungan baik antar sesamanya setelah

menjalin hubungan baik dengan Tuhannya. Dalam kenyataan sering kita saksikan

dua hubungan ini tidak padu. Terkadang ada seseorang yang dapat menjalin

hubungan baik dengan Tuhannya, tetapi ia bermasalah dalam menjalin hubungan

dengan sesamanya. Atau sebaliknya, ada orang yang dapat menjalin hubungan

secara baik dengan sesamanya, tetapi ia mengabaikan hubungannya dengan

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 19/23

 

29

Tuhannya. Tentu saja kedua contoh ini tidak benar. Yang seharusnya dilakukan

adalah bagaimana ia dapat menjalin dua bentuk hubungan itu dengan baik, sehingga

terjadi keharmonisan dalam dirinya.

Yang dimaksud dengan pembinaan akhlak mulia di tengah masyarakat di sini

adalah menjalin hubungan baik yang tidak terfokus hanya pada pergaulan antar 

manusia secara individual, tetapi lebih terfokus pada perilaku kita dalam kondisi

yang berbeda-beda, seperti bagaimana bersikap sopan ketika kita sedang bepergian,

ketika dalam berkendaraan, ketika bertamu dan menerima tamu, ketika bertetangga,

ketika makan dan minum, ketika berpakaian, serta ketika berhias.

Salah satu sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap Muslim

adalah sikap menghormati dan menghargai orang lain. Orang lain bisa diartikan

sebagai orang yang selain dirinya, baik keluarganya maupun di luar keluarganya.

Orang lain juga bisa diartikan orang yang bukan termasuk dalam keluarganya, bisa

temannya, tetangganya, atau orang yang selain keduanya. Dalam konteks beragama,

orang lain bisa juga diartikan orang yang tidak seiman dengan kita, atau orang yang

tidak memeluk agama Islam.

Terhadap orang lain yang seiman (sesama Muslim), kita harus membina tali

silaturrahim dan memenuhi hak-haknya seperti yang dijelaskan dalam hadits Nabi

Saw. Dalam salah satu haditsnya, Nabi Saw. menyebutkan adanya lima hak seorang

Muslim terhadap Muslim lainnya, yaitu

1) apabila bertemu, berilah salam kepadanya,

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 20/23

 

30

2) mengunjunginya, apabila ia (Muslim lain) sedang sakit,

3) Mengantarkan jenazahnya, apabila ia meninggal dunia,

4) Memenuhi undangannya, apabila ia mengundang, dan

5) Mendoakannya, apabila ia bersin (HR. al-Bukhari dan Muslim).

6)Terhadap suami atau isteri dan anak-anak kita, kita harus saling menjalin

hubungan kasih sayang demi ketenteraman keluarga kita.

7)Terhadap tetangga, kita harus selalu berbuat baik. Jangan sampai kita

menyakiti tetangga kita (HR. al-Bukhari).

8)Terhadap tamu, kita harus memuliakan dan menghormatinya. Nabi

memerintahkan kepada kita agar selalu memuliakan tamu (HR. al-Bukhari dan

Muslim), dan segera menyambut kedatangannya serta mengantarkan

kepergiannya. Terhadap orang alim (ulama) dan cendekiawan, kita harus

menghormati keluasan ilmunya dan berusaha untuk selalu bergaul dan

mendekatinya. Terhadap para pemimpin, kita harus menaati mereka selama

tidak menyimpang dari aturan agama. “Menaati pemimpin yang benar berarti

menaati Allah Swt. (HR. al-Bukhari dan Muslim). Jika mampu kita harus

memberikan saran dan nasehat yang baik kepada mereka demi kemajuan yang

dipimpinnya.

“Adapun terhadap orang-orang yang lemah, seperti fakir miskin dan

anak yatim, kita harus berbuat baik dengan menyantuni mereka, memberikan

makanan dan pakaian kepada mereka, dan melindungi mereka dari gangguan

yang membahayakan mereka. Jangan sekali-kali kita berlaku sewenang-

wenang kepada anak yatim dan menghardik orang yang minta-minta (QS. al-

Dluha (93): 9-10)”.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 21/23

 

31

Terhadap mereka yang tidak seiman, Islam memberikan beberapa

 batasan khusus seperti tidak boleh mengadakan hubungan perkawinan dengan

mereka, tidak memberi salam kepada mereka, dan tidak meniru cara-cara

mereka. Ukuran hubungan dengan mereka yang tidak seiman adalah selama

tidak masuk pada ranah aqidah dan syariah. Di luar kedua hal ini, Islam tidak 

melarang kita berhubungan dengan mereka. Terhadap mereka yang

mengancam agama kita, kita harus berbuat tegas (QS. al-Mumtahanah (60): 9).

Dan jika mereka berkhianat, kita pun harus memerangi mereka (QS. al-Anfal

(8): 56-57).

Itulah beberapa cara dalam rangka membina akhlak mulia di tengah-

tengah masyarakat secara umum. Secara khusus bentuk-bentuk akhlak mulia di

masyarakat ini dapat dilakukan dengan cara

1) menyayangi yang lemah

2) menyayangi anak yatim;

3) suka menolong;

4) bersikap pemurah dan dermawan;

5) melakukan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah dari yang munkar);

6) menaati ulama dan ulil amri;

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 22/23

 

32

7) bersikap toleran; dan sopan dalam bepergian, dalam berkendaraan, dalam

 bertamu dan menerima tamu, dalam bertetangga, dalam makan dan minum,

dan dalam berpakaian.

7. Masyarakat

Menurut Drs.H.Abdul Latif,M.Pd (2009:33) “ Masyarakat bisa di artikan

sebagai sekumpulan orang yang hidup di suatu wilayah yang memiliki aturan atau

norma yang mengatur hubungan satu sama lain” Pola Hubungan antar individu

dalam masyarakat tersebut pada dasarnya memiliki nilai-nilai yang di akui bersama

dan di abadikan dalam norma dan aturan yang pada umumnya tidak di

verbalkan.Dengan demikian masing-masing individu di haruskan untuk menjunjung

tinggi nilai-nilai tersebut sehingga tercipta suatu hubungan sosial yang relatif stabil.

Hubungan sosial yang relatif stabil tersebut di lakukan dengan cara individu

mengiternalisasikan nilai-nilai yang membentuk keteraturan tersebut sehingga tidak 

terjadi konflik sosial.Individu-individu muda,dalam hal ini anak,dalam proese

integrasinya dengan masyarakat akan lambat laun mempelajari dan mengenali pola-

 pola hubungan yang ada tersebut untuk mempertahankan eksistensinya di tengah-

tengah masyarakat.dalam konteks ini ,masyarakat adalah wadah di mana individu

mengalami proses Pembelajaran secara langsung.

5/14/2018 Bab II Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-proposal 23/23

 

33

Berkaitan dengan subjek dalam penelitian ini adalah orang tua ,maka objek 

yang di jadikan sampel penelitian ini yaitu anak remaja yang merupakan bagian dari

masyarakat .