(Proposal) Analisa Kualitas Material Pasir Pada Batako Di Likisa BAB I, II,

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munisipio Liquiça, pasir halus di gunakan untuk membuat campuran beton untuk konstruksi. Pasir halus yang di gunagkan pada semua konstruksi di munisipio Liquiça ini pasir dengan kualitas yang baik, Karena kualitas pasir di loaksi tersebut dengan kualitas yang baik, maka melalui perusahan MIRAMAR BLOCK membuat tempat untuk memproseskan pasir halus sebagai bahan untuk campuran beton dalam, batako, gorong-gorong, pelat dan boxculver dan lain-lainnya. Pasir halus merupakan butiran-butiran mineral keras dan tajam berukuran antara 0.075-5 mm, jika terdapat butiran berukuran lebih kecil dari 0.063 mm tidak lebih dari 5% berat. Pasir halus sering di gunakan untuk pekerjaan cor-coran struktur seperti 1

description

aku mau download

Transcript of (Proposal) Analisa Kualitas Material Pasir Pada Batako Di Likisa BAB I, II,

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMunisipio Liquia, pasir halus di gunakan untuk membuat campuran beton untuk konstruksi. Pasir halus yang di gunagkan pada semua konstruksi di munisipio Liquia ini pasir dengan kualitas yang baik, Karena kualitas pasir di loaksi tersebut dengan kualitas yang baik, maka melalui perusahan MIRAMAR BLOCK membuat tempat untuk memproseskan pasir halus sebagai bahan untuk campuran beton dalam, batako, gorong-gorong, pelat dan boxculver dan lain-lainnya.Pasir halus merupakan butiran-butiran mineral keras dan tajam berukuran antara 0.075-5 mm, jika terdapat butiran berukuran lebih kecil dari 0.063 mm tidak lebih dari 5% berat. Pasir halus sering di gunakan untuk pekerjaan cor-coran struktur seperti kolom,balok dan pelat lantai, atau sebagai hasil gigisan batu-batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0.063 mm-5 mm) sehingga merupakan adukan yang untuk pekerjaan pasangan.Berbicara tentang pasir halus/agregat halus, maka pasir halus/agregat halus tersebut harus ditempatkan dalam ruang yang terlindung dari hujan terik, matahari dan timbun sedemikian rupa sehingga menjadi degresi.Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat terinspirasikan untuk menulis penelitian ini. Penulis analisa dengan judul Analisa kualitas material pasir halus pada pembuatan batako di perusahan Miramar Block di Munisipio Liquia . 1.2 Pertanyaan Penelitian.1. Apakah pengujian material pasir tesebut mendapatkan kualitas yang baik ?2. Apakah kadar lumpur pada pasir halus tersebut memenuhi syarat ? 1.3 Tujuan Penelitian.1. Untuk mengatahui tentang kualitas Pasir yang di gunagan dalam campuran pembuatan batako, sehingga kualitas optimum sesuai dengan dengan persyaratan yang telah di terapkan serta penggunaan pada konstruksi pembuatan batako tersebut.2. Untuk mengatahui proses campuran pasir halus dalam pembuatan konstruksi batako di lokasi penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian. Kegunaan manfaat penelitian atau kegunaan hasil penelitian di klasifikasikan menjadi dua yaitu: 1.4.1 Manfaat teoritas.1. Serta bahan penerapan pengatahuan dan wawasan serta bahan penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengatahui tentang analisa kualitas material pasir halus pada pembuatan batako di perusahan Miramar Block di munisipio Liquia.2. Untuk jadikan bahan referensi bagi,pemerintah, perusahan lain bila suatu saat membuat konstruksi dengan bahan campuran dalam pembuatan cor-coran dan campuran beton lainnya. 1.4.2 Manfaat Praktis.1. Dapat di jadikan sebagai bahan untuk menigkatkan kualitas bahan yang di gunakan pada campuran pasir untuk pembuatan batako tersebut.2. Dapat memberi kualitas yang baik bagi perusahan yang di gunakan pasir halus sebagai bahan campuran.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agregat.Menurut (Mulyono, 2004) agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar dan beton. Kandungan agregat dalam campuran beton sangat tinggi, yaitu berkisar 60% - 70% dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai bahan pengisi, tetapi karena komposisinya yang cukup besar agregat ini menjadi sangat penting. Selain itu karena banyaknya komposisi agregat menyebabkan sifat-sifat beton yang di hasilkan dipengaruhi oleh karakteristik agregat penyusunnya. Berdasarkan besar kecilnya, agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat halus dan agregat kasar. 2.2.1 Agregat halusAgregat halus adalah pasir yang didapat dari pelapukan batuan secara alami atau pasir yang di hasilkan dari pemecah batu yang semua butirannya menembus ayakan dengan lubang 4,8 mm. Agregat halus dalam beton berfungsi sebagai pengisi rongga-rongga antara agregat kasar.Agregat halus yang digunakan untuk campuran pembuatan campuran beton memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. Menurut SK SNI S-04-1989-F syarat-syarat tersebut adalah:a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.b. Butir agregat halus harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.c. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebuh dari 5% apabila melebihi agregat halus harus dicuci.d. Agregat halus tidak banyak mengandung zat organik e. Modulus halus butir antara 1,5-3,8 dengan variasi butir sesuai standar gradasi. Lubang ayakan (mm)Pasir butir yang lewat ayakan

Zone 1Zone 2Zone 3Zone 4

(Pasir Kasar)(Pasir agak Kasar)(Pasir agak halus)(Pasir halsu)

10100100100100

4,890-10090-10090-10095-100

2,460-10090-10090-10095-100

1,230-7055-9075-10090-100

0,615-3435-5960-7980-100

0,35-208-3012-4015-50

0,150-100-100-101-15

Tabel 2.1. Batas gradasi butiran pasir

Sumber Tabel (Samekto, 2001)

Sumber gambar ( SK SNI S-04-1989) 2.2.2 Agregat kasar.Agregat kasar adalah batuan kasar yang mempunyai ukuran butir antara 5 mm - 40 mm. Menurut asalnya agregat kasar di bedakan atas dua macam, yaitu kerikil dibedakan atas kerikil galian, kerikil sungai, dan kerikil pantai. Kerikil galian biasanya mengandung zat-zat seperti organik. Sedangkan kerikil sungai dan kerikil dan kerikil pantainya bebas dari zat-zat tersebut.Kricak atau batu pecah adalah agregat kasar yang diperoleh dari batu alam yang dipecah baik menggunakan mesin pemecah batu (crusher) ataupun dipecah secara alami menggunakan mesin palu (hammer) yang mempunyai ukuran 5 mm 70 mm. Menururt ukurannya, kricak dapat dibedakan atas:

a. Ukuran butir : 5 - 10 mm disebut kricak halus.b. Ukuran butir : 10 - 20 mm desebut kricak sedang.c. Ukuran butir : 20 - 40 mm disebut kricak kasar.d. Ukuran butir : 40 - 70 mm disebut kricak kasar sekali.e. Ukuran butir : > 70 mm digunakan untuk konstruksi beton siklop.Agregat kasar memiliki macam-macam bentuk butiran. Berdasarkan bentuk agregat dibedakan atas agregat yang berbentuk bulat, bersudut, pipih, dan memanjang. Agregat kasar yang berbentuk bulat sangat baik. Untuk memperoleh kekuatan yang tinggi lebih baik menggunakan agregat kasar bersudut. Agregat kasar yang berbentuk pipih ialah agregat yang mempunyai ukuran tebal 1/3 ukuran panjangnya. Agregat kasar yang berbentuk pipih dan memanjang tidak boleh melebihi 15% dari jumlah agergat kasar dalam beton (Samekto, 2001). Agregat kasar yang digunakan untuk campuran beton memiliki syarat-syaratyangharusdipenuhitersebutadalahMenurutSKSNIS-04-1989-Fsyarat-syarat tersebut adalah:a. Agrekat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori.b. Bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca. c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus dicuci.d. Agregat kasar tidak boleh zat-zat yang reaktif terhadap alkali.e. Modulus halus butir antara 6 7,1 dengan variasi butir sesuai standar gradasi.

Sumber gambar ( SK SNI S-04-1989) 2.2 Pengertian Batako.Menurut koemastardi (1997: 97) batako mempunyai beberapa keuntungan pemakaian bila dibadningkan dengan bata merah, terlihat penghematan dalam beberapa segi, setiap m2 luas dinding lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75aa%. Berat tembok diperingan dengan 50%, dengan demikian fondasinya bisa berkurang. Bentuk batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi yang cukup banyak, dan juka kualitas batako baik, maka tembok tidak perlu diplester dan sudah cukup menarik. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan relatif kuat. Batako terbuat dari campuran pasir, semen dan air yang dipres dengan ukuran standard. Pembuatan batako yang selama ini dikerjakan secara manual, kini telah ditinggalkan dan diganti dengan proses pembuatan secara masinal. Batako yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75:20:5. Perbandingan komposisi dan bahan baku ini adalah sesuai dengan pedoman teknis yang dikeluarkan (Darmono, 2009).Adapun proses produksi batako adalah sebagai berikut:1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin.2. Pasir yang diayak dan semen diaduk kembali sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk dan setelah rata dengan menggunakan mesin penganduk dan setelah rata ditambahkan air. 3. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga dudapat adukan yang rata dan siap dipakai. 4. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako dengan menggunakan sekop dan diatasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako yang akan dibuat).5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak. 6. Batako mentah yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan diatas seluruh permukaan alat cetak.7. Berikutnya alat cetak dibagi dengan hati-hati skala produksi dan keunggulan produk akhir sehingga batako mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.8. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako mentah dengan cara diangin-anginkan atau dijemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako yang sudah jadi. 2.3 Pengujian Agregat. Hela penegtian,,,, Pengujian agregat dapat dibagi dalam 2 kelompok besar: Proporsi dari macam-macam ukuran butir dan agregat kita dapatkan dengan mengadakan analisis ayakan. Analisis ayakan dilakukan dengan menggetarkan contoh agregat 2 kg untuk agregat kasar dan 0.2 kg untuk agregat halus, melalui beberapa saringan dengan ukuran lubang yang bervariasi. Saringan matriks berukuran 37,5mm, 20 mm, 10 mm, dan 5 mm, untuk agregat kasar, dan ukuran 2,4 mm, 1,2 mm, 600 mikron, 300 mikron, dan 150 mikron, untuk agregat halus (ASTM C136).

2.2 Gradasi Agregat Halus.Gradasi agregat merupakan distribusi ukuran butir dari agregat. Pengijian gradasi agregat berdasarkan standar SK SNI T-15-1990 -032 (hal) dengan menggunakan susunan saringan berturut-turut 9.5 mm, - 2.36 m, 1.18 mm, 0.60 mm, 0.25 mm, 0.15 mm, 0.075 mm, 0.00 mm. Berdasarkan Bagian yang lolos dari suatu ayakan tidak boleh lebih dari 45% dari yang tertahan pada ayakan berikutnya. Modulus kehalusan harus antara 2,3-3,1. Vairasi tidak lebuh dari 0,2. Batasan ini memberikan variasi gradasi yang cukup lebar. Gradasi dan keseragaman agregat halus lebih menentukan kecelakan daripada gradasi agregat kasar karena mortar berufngsi sebagai pelumas sedangkan agregat kasar hanya mengisi ruang saja. Jumlah agregat halus yang melewati 2 ayakan terkecil memengaruhi kecelakan tekstur permukaan dan pendarahan.

1