Bab II Proposal

43
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1.Pengertian a. Rumah Sakit Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatan hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial, budaya dan dalam menyelenggarakan upaya dimaksud dapat mempergunakan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar terhadap lingkungan (Agustiani dkk, 2006). Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah

Transcript of Bab II Proposal

Page 1: Bab II Proposal

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian

a. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan

rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan

non medik yang dalam melakukan proses kegiatan hasilnya dapat

mempengaruhi lingkungan sosial, budaya dan dalam menyelenggarakan

upaya dimaksud dapat mempergunakan teknologi yang diperkirakan

mempunyai potensi besar terhadap lingkungan (Agustiani dkk, 2006).

Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik

Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah

sakit umum dinyatakan bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah rumah

sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,

spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan”. Menurut

WHO (1957) menyebutkan bahwa rumah sakit diberikan batasan yaitu

suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi

memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik

kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau

Page 2: Bab II Proposal

8

pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat

pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.

Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan

subspesialistik. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada

berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan

diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit

dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya

(Syahniar, et al, 2006).

Berdasarkan fasilitas pelayanan dan kapasitas tempat tidur,

Rumah Sakit diklasifikasikan (Syahnimar, et al., 2006) sebagai berikut :

1) Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik luas, dengan

kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.

2) Rumah Sakit Umum Kelas B

Rumah sakit umum kelas B dibagi menjadi 2, Yaitu :

a) Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik

minimal 11 spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas

dengan kapasitas 300-500 tempat tidur.

b) Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik

spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-

1000 tempat tidur.

Page 3: Bab II Proposal

9

3) Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah,

kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-

500 tempat tidur.

4) Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari

100.

b. Kesehatan Lingkungan

Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia

(HAKLI) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang

mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia

dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup

manusia yang sehat dan bahagia.

Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit dilaksanakan sesuai dengan

SK Menteri Kesehatan no 1204 tahun 2004, antara lain (Siregar, 2004) :

1) Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit

2) Higiene sanitasi makanan dan minuman

3) Penyehatan air

4) Penyehatan pencucian linen/ laundry

5) Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu

6) Dekontaminasi melalui sterillisasi dan desinfeksi

Page 4: Bab II Proposal

10

7) Pengamanan dampak radiasi

8) Penyuluhan kesehatan lingkungan

c. Sampah

Sampah padat adalah bahan, zat, benda yang bersifat padat, yang terjadi

karena berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan

manusia, yang tidak dipakai lagi, tidak disenangi dan dibuang dengan

cara tertentu kecuali buangan tinja manusia (Djaja, 2003). Menurut

Badan Standar Nasional (BSN, 2002) menerangkan bahwa sampah

padat adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan organik dan

bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola

agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi

pembangunan.

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,

dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-

produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase

materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang

disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai

emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia,

sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga

dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan

konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada

Page 5: Bab II Proposal

11

suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan

jumlah konsumsi (Gerungan, 2009)

Sampah rumah sakit adalah semua sampah yang dihasilkan dari

kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair maupun gas, yang dapat

mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif.

Sampah Medis adalah sampah padat yang terdiri dari sampah infeksius,

sampah patologi, sampah benda tajam, sampah farmasi, sampah

sitotoksis, sampah kimiawi, sampah radioaktif, sampah container

bertekanan, dan sampah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Sampah non medis adalah sampah padat yang dihasilkan dari

kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,

perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali

apabila ada teknologinya.

1) Jenis Sampah

a). Sampah Padat Rumah Sakit

Sampah padat rumah sakit adalah semua sampah rumah sakit

yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang

terdiri dari sampah medis padat dan non medis.

(1) Sampah non medis padat adalah sampah padat yang

dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang

berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang

dapat dimanfaatkan kembali apa bila ada teknologinya.

Page 6: Bab II Proposal

12

(2) Sampah medis padat adalah sampah padat yang terdiri dari

sampah infeksius, sampah patologi, sampah benda tajam,

sampah farmasi, sampah sitotoksis, sampah kimiawi,

sampah radioaktif, sampah kontainer bertekanan, dan

sampah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

(3) Sampah infeksius adalah sampah yang terkontaminasi

organisme pathogen yang tidak secara rutin ada di

lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan

virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada

manusia rentan.

b) sampah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang

berasal dari kegiatan rumah sakit yang berkemungkinan

mengandung mikro-organisme, bahan kimia beracun dan

radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan.

c). Sampah Gas adalah sampah yang berbentuk gas, yang berasal

dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator,

dapur, perlengkapan, generator, anastesi, dan pembuangan obat

sitotoksik.

2) Karakteristik Sampah

Sampah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam

mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat

pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang

ada. Sampah padat rumah sakit terdiri dari sampah padat non medis

Page 7: Bab II Proposal

13

dan sampah padat medis. Sampah padat non medis dibuang

kelokasi pembuangan akhir yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

(Pemda) atau badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku, dan untuk sampah padat medis sebagai tempat

penampungan sementara harus dibakar/dimusnahkan dengan

insenerator selambat-lambatnya 24 jam.

Sampah cair rumah sakit menurut sumber/kegiatan yang

menghasilkan sampah cair padat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok,

yakni : Pelayanan Medik, Penunjang Medik, Administrasi, dan

fasilitas social, adapun parameter sampah cair yang perlu diolah

adalah BOD, COD, TSS, NH3 bebas dan PO4, sesuai dengan

persyaratan Baku Mutu Sampah Cair bagi kegiatan rumah sakit,

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : Kep.

58/MENLH/12/1995.

Limbah gas rumah sakit berasal dari Laboratorium, farmasi, ruang

bedah, gawat darurat, boiler, generator set, insenerator, limbah gas

(emisi) yang dihasilkan dari pengolahan pemusnahan limbah medis

padat dengan insenerator mengacu pada Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup no : KEP-13/MENLH/3/1995 tentang Baku

Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak (Depkes RI,2006),

Berdasarkan Karakteristik sampah, sampah di bagi atas beberapa

bagian yaitu (Notoatmodjo, 2003) :

Page 8: Bab II Proposal

14

a) Garbage, yaitu sampah hasil pengolahan atau pembuatan

makanan, yang umumnya mudah membusuk, dan berasal dari

rumah tangga, restoran, hotel dan sebagainya.

b) Rabish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran,

perdagangan baik yang mudah terbakar, seperti kertas karton

plastic dan sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar,

seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca dan sebagainya.

c) Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang

mudah terbakar, termasuk abu rokok.

d) Sampah jalanan (Street sweeping), yaitu sampah yang berasal

dari pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-

macam sampah, daun-daunan, kertas, plastic, pecahan kaca,

besi, debu dan sebagainya.

e) Sampah Industri, yaitu sampah yang berasal dari industry /

pabrik-pabrik.

f) Bangkai binatang (deat Aniamal), yaitu bangkai binatang yang

mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.

g) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai mobil,

sepeda motor, sepeda dan sebagainya.

h) Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari

proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang

berupa puing-puing, potong-potongan kayu, besi beton, bambu

dan sebagainya.

Page 9: Bab II Proposal

15

3) Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus

memperhatikan faktor-faktor /unsur, sebagai berikut :

a) Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya,

tingkat aktivitas, pola kehidupan/tingkat sosial ekonomi, letak

geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.

b) Penyimpanan sampah

c) Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

d) Pengangkutan

e) Pembuangan

4) Pengelolan sampah

Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini adalah meliputi

pengangkutan, sampai dengan pemusnahan / pengolahan sampah

sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan

kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.

Cara-cara pengelolaan sampah sebagai berikut :

a) Pengumpulan dan pengangkutan sampah

b) Pemusnahan dan pengolahan sampah.

Pemusnahan dan atau pengolahan sampah padat ini dapat

dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

Page 10: Bab II Proposal

16

(1) Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan

membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan

dan ditimbun dengan tanah.

(2) Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah

dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran

(Incenerator).

(3) Dijadikan Pupuk (Composting) yaitu pengolahan

sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk

sampah organic daun-daunan, sisa makanan, dan

sampah lain yang dapat membusuk.

B.Penelitian Terkait

Fhadillah Rahman (2006) telah melakukan penelitian dengan judul

”Pengelolaan Sampah Di Rumah Sakit Umum Daerah H. Boejasin Pelaihiri

Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan” Metode yang dipakai adalah

deskriptif dengan pendekatan observasi dilakukan pada aspek organisasi,

aspek regulasi, aspek teknik opersional, aspek pembiayaan dan aspek peran

serta masyarakat. Dari hasil penelitiannya, disimpulkan bahwa pengelolaan

sampah masih belum berjalan dengan baik.

Page 11: Bab II Proposal

17

C. Kerangka Berpikir

1. Sumber daya manusia

2. Anggaran3. Sarana dan

prasarana4. Jumlah sampah

1. Pengumpulan2. Pengangkutan3. Pembuangan

akhir4. Pengolahan

Terkelolanya sampah dengan

baik

PROSESINPUT OUTPUT

Page 12: Bab II Proposal

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rancangan penelitian yang digunakan

sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk

mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

(Nursalam, 2003).

Desain penelitian ini menggunakan analisa kualitatif yaitu

menggambarkan sistem pengelolaan sampah di RSUD Selasih Kabupaten

Pelalawan dengan metode deskriptif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Pelalawan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan setelah ujian proposal, pada Bulan Januari 2012

C. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Penunjang Medik,

Kepala Ruangan Sanitasi, dan Petugas Kebersihan (Cleaning Service) RSUD

Selasih Kabupaten Pelalawan.

Page 13: Bab II Proposal

19

D. Etika Penelitian

Dalam melakukan proposal penelitian, peneliti mengajukan

permohonan izin kepada Ketua Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maharatu dan Direktur RSUD Selasih

Kabupaten Pelalawan. Setelah surat izin diperoleh peneliti akan memberikan

pertanyaan kepada informen. Setiap responden akan dijelaskan tentang tujuan

wawancara untuk menggali informasi atau tanggapan tentang Analisa

Pengelolaan Sampah Padat di RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan. Pendapat

yang diberikan sangat dibutuhkan dan bebas dalam mengeluarkan pendapat.

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat

dibagi menjadi 3 bagian yaitu (Nursalam, 2008) :

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilakukan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek.

b. Bebas dari eksploitasi

Subjek harus yakin bahwa partisipasinya dalam penelitian atau

informasi yang diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal-

hal yang bias merugikan subjek dalam bentuk apapun.

2. Prinsip menghargai hak azazi manusia

3. Prinsip Keadilan

a. Hak untuk mendapat perlakuan yang adil (right in fair

treatment). Subjek harus diperlakukan secara adil baik

Page 14: Bab II Proposal

20

sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam

penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka

tidak bersedia atau dropped out sebagai informen.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya

kerahasiaan.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk membantu pengunmpulan data adalah

pedoman wawancara mendalam dan alat pencatat, dan peneliti sendiri yang

akan mengadakan wawancara langsung pada subjek penelitian.

Wawancara mendalam adalah Salah satu cara untuk pengumpulan data pada

studi kualitatif dengan tujuan memperoleh informasi yang mendalam tentang

persepsi, pendapat, kepercayaan, dan sikap (Budiarto, 2002)

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis Deskriptif, yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan

menggambarkan data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel (Notoatmodjo,

2003).

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Kepala Bidang

Penunjang Medik dan petugas sanitasi RSUD Selasih Kab. Pelalawan.

Page 15: Bab II Proposal

21

Hasil wawancara dan hasil observasi yang diperoleh dicatat pada lembar

wawancara dan lembar observasi yang telah disiapkan.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan dan dari dokumen-dokumen

yang ada di RSUD Selasih Kab. Pelalawan dengan menggunakan metode

observasi. Observasi adalah Kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan

panca indra lainnya (Bungin, 2008).

3. Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan(validasi) data yang dikumpulkan, dilakukan

triangulasi yang terdiri atas (Bungin, 2008) :

a. Triangulasi Sumber

Dengan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan cara yang berbeda.

b. Triangulasi Metode

Melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan

data, apakah informasi yang didapat dengan metode wawancara sama

dengan metode observasi atau sebaliknya.

c. Triangulasi Data

Analisa data dilakukan oleh lebih dari satu orang. Analisa data bisa

dilakukan oleh peneliti lain atau orang lain yang ahli dalam analisa

data kualitatif. Hal ini dilakukan agar interprestasi yang dilakukan

hasilnya sama dengan yang dilakukan orang lain.

Page 16: Bab II Proposal

22

G. Definisi Istilah

1. Sumber Daya Manusia adalah Orang-orang yang terlibat dalam system

pengelolaan sampah di RSUD Selasih Kab. Pelalawan.

2. Sarana dan Prasarana adalah Alat yang digunakan dalam proses

pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan sampah.

3. Jumlah Sampah adalah Banyaknya barang/benda yang dibuang karena

tidak terpakai lagi.

4. Anggaran adalah Dana yang digunakan dalam proses pengolahan sampah.

H. Analisa Data

Analisa data dengan menggunakan Content Analisis untuk

mendapatkan informasi mendalam tentang Analisa Pengelolaan Sampah

Padat di RSUD Selasih Kab. Pelalawan, membuat matrik dan menganalisis.

Program analisis data dilakukan secara bertahap sebagai berikut :

1. Pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai sumber baik wawancara

mendalam maupun penelusuran dokumen.

2. Proses transkip data dengan cara menganalisa semua data yang

didapatkan dari wawancara mendalam. Transkip data dilakukan tanpa

menunggu selesainya pengumpulan data untuk menghindari penumpukan

data.

3. Mengatur atau membuat urutan data yang ada hubungan penelitian

Kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pendekatan tunggal dalam

analisis data. Pemilihan metode sangat tergantung pada research questions

Page 17: Bab II Proposal

23

(Baxter and Chua 2005). Untuk melakukan analisis, peneliti perlu

menangkap, mencatat, menginterpretasikan dan menyajikan informasi. Satu

hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah dalam penelitian kualitatif,

analisis data tidak dapat dipisahkan dari data collection. Oleh karena itu,

ketika data mulai terkumpul dari interviews, observation dan archival

sources, analisis data harus segera dilakukan untuk menentukan pengumpulan

data berikutnya.

Page 18: Bab II Proposal

24

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani. E, Slamet. A, Rahayu, (2006), Penambahan Powclered Activated

Carbon(PAC) pada proses lumpur aktif untuk pengolahan air limbah

Rumah Sakit. Majalah IPTEK : Jurnal pengetahuan alam dan teknologi

Badan Standar Nasional, (2002), Standar Nasional Indonesia Tentang Tata Cara

Tehnik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan,Jakarta : Istilah dan

Defenisi.

Baxter and Chua, (2005), Manajemen rumah sakit, Jakarta : Erlangga

Bungin,B (2008), Penelitian Kualitatif, Jakarta : Kencana

Budiarto.E (2002), Pengantar Epidemiologi, Jakarta : EGC

Depkes RI (2006), Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan

Limbah Cair Rumah Sakit, Jakarta : Depkes RI

Djaja, I. M (2003), Pengelolaan Sampah Padat, Jakarta : Fakultas Kesehatan

Masyarakat-Universitas Indonesia

Gerungan. (2009). Psikologi Lingkungan, Bandung : PT. Refika Aditama

Notoatmodjo.S,(2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

Page 19: Bab II Proposal

25

Nursalam (2008), Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek, Jakarta : Salemba Medika

Siregar, (2004). Manajemen Terpadu Rumah Sakit, Jakarta : Widya Medika.

Syahnimar, dkk, (2006). Tindakan Perawatan Unit A, Jakarta.

RSUD Selasih, (2005) UKL dan UPL RSUD SELASIH ,Pangkalan Kerinci

RSUD Selasih (2010), Profil RSUD Selasih, Pangkalan Kerinci

Page 20: Bab II Proposal

26

PEDOMAN WAWANCARA PADA KEPALA BIDANG PENUNJANG MEDIK

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RSUD SELASIH

KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2011

A. Identitas Informan

1. Nama Informan :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Jabatan :

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang pengelolaan sampah padat di

RSUD Selasih Kab. Pelalawan pada saat ini?

2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu sehubungan dengan Sumber Daya

Manusia, keuangan, serta sarana dan prasarana terhadap system

pengelolaan sampah di RSUD Selasih?

Page 21: Bab II Proposal

27

PEDOMAN WAWANCARA PADA KEPALA SANITASI RSUD SELASIH

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RSUD SELASIH

KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2011

A. Identitas Informan

6. Nama Informan :

7. Umur :

8. Jenis Kelamin :

9. Pendidikan Terakhir :

10. Jabatan :

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang pengelolaan sampah padat di

RSUD Selasih Kab. Pelalawan pada saat ini?

2. Apakah Bapak/Ibu mempunyai ide, saran atau masukkan tentang

pengelolaan sampah di RSUD Selasih Kab. Pelalawan?

3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana dengan sarana dan prasarana di RSUD

Selasih saat ini apakah sudah mencukupi kebutuhan?

Page 22: Bab II Proposal

28

PEDOMAN WAWANCARA PADA PETUGAS KEBERSIHAN RSUD

SELASIH

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RSUD SELASIH

KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2011

A. Identitas Informan

11. Nama Informan :

12. Umur :

13. Jenis Kelamin :

14. Pendidikan Terakhir :

15. Jabatan :

B. Daftar Pertanyaan

1. Berapa rata-rata jumlah sampah medis dan non medis yang dihasilkan

setiap hari?

2. Apakah sudah ada pemisahan antara sampah medis dan non medis?

3. Berapa kali dalam seminggu dilakukan pencucian bak sampah?

LEMBAR KONSULTASI

Page 23: Bab II Proposal

29

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MAHARATU PEKANBARU

T.A 2011/2012

Nama Mahasiswa : Eka Kurnia Dewi

Nim : 02090375

Judul Proposal : Analisis Pengelolaan Sampah Padat di RSUD Selasih

Kabupaten Pelalawan

Pembimbing I : Erdinal, SKM, M. Kes

No Tanggal Materi Konsultasi Masukan Pembimbing Tanda tangan

LEMBAR KONSULTASI

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Page 24: Bab II Proposal

30

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MAHARATU PEKANBARU

T.A 2011/2012

Nama Mahasiswa : Eka Kurnia Dewi

Nim : 02090375

Judul Proposal : Analisis Pengelolaan Sampah Padat di RSUD Selasih

Kabupaten Pelalawan

Pembimbing II : Sri Wardani, SE, M.Kes

No Tanggal Materi Konsultasi Masukan Pembimbing Tanda tangan

Page 25: Bab II Proposal

31

Page 26: Bab II Proposal

32

I. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Sumber Daya Potensi yang ter Observasi Kuesioner OrdinalManusia kandung dalam diri dan

manusia untuk mewuWawancara

judkan perannyasebagai makhluk socialyang adaptif dan transformatif yang mampumengelola dirinyasendiri dan seluruhpotensi yang terkandung di alam

Keuangan Urusan uang Observasi Kuesioner Ordinaldan

Page 27: Bab II Proposal

33

wawancara

Sarana dan Alat penunjang Observasi Kuesioner OrdinalPrasarana keberhasilan suatu dan

proses upaya yang di wawancaralakukan didalampelayanan public

Jumlah Banyaknya material Observasi Kuesioner OrdinalSampah sisa yang tidak diingin dan

kan setelah berakhir wawancaranya suatu proses

J. Analisa Data

K. Uji Validitas dan Reabilitas

Page 28: Bab II Proposal

34

B. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah observasional yaitu menggambarkan sistempengelolaan sampah di RSUD dr. Moewardi Surakarta mulai dari input,proses, dan output untuk memperoleh informasi mengenai masalah-masalahyang ada dalam sistem pengelolaan sampah di RSUD dr. MoewardiSurakarta melalui pengungkapan apa yang ada dan apa yang terlihat.Penelitian ini menggunakan analisa kualitatif yaitu menganalisa beberapavariabel yang diteliti (sumber daya manusia, keuangan/rencana anggaran,

Page 29: Bab II Proposal

35

metode, sarana dan prasarana, jumlah sampah yang dihasilkan, teknikoperasional, institusi pengelola persampahan, pengaturan/regulasi,keuangan/dana yang dialokasikan untuk pengelolaan sampah, peran sertamasyarakat, jumlah sampah yang terangkut, keberadaan vektor penularpenyakit di TPS) dengan berpedoman pada beberapa persyaratan atau teoriyang dikemukakan dalam tinjauan pustaka, variabel kajian tersebut berupadata-data kualitatif yang akan dideskripsikan untuk memperoleh keteranganyang memadai dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengelolaan sampahdi RSUD dr. Moewardi Surakarta. Selain itu juga menggunakan analisakuantatif yaitu pendekatan sains menggunakan data mentah (data hasilwawancara dengan responden), yang selanjutnya diolah menjadi informasiyang bermanfaat untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan.C. Teknik Pengumpulan Data1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Instalasi Sanitasi,tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya, meliputi:a. Data struktur organisasi rumah sakitb. Data unit-unit pelayanan yang ada di rumah sakitc. Data struktur organisasi Instalasi Sanitasid. Data sumber daya manusia pengelola sampahe. Data job description pengelola sampahf. Data Protap (prosedur tetap) pengelolaan sampah2. Pengamatan (Observation)Pengamatan (observation) yaitu pengumpulan data dengan pengamatansecara langsung terhadap objek penelitian, meliputi:a. Proses pelaksanaan pengelolaan sampah mulai dari pemilahan,pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhirb. Jumlah sarana pengelolaan sampahc. Ukuran sarana pengelolaan sampahd. Jumlah sampah yang dihasilkan dan sampah yang terkelola3. Wawancara (Interview)Wawancara (interview) dengan pihak RSUD dr. Moewardi khususnyaKepala Instalasi Sanitasi, Kepala Ruangan, Kepala Bagian Keuangan,

Page 30: Bab II Proposal

36

Kepala Bagian Rumah Tangga, Petugas insinerator, cleaning service,perawat, dan masyarakat (pasien, pengunjung, juga masyarakat yangrumahnya di sekitar RSUD dr. Moewardi) untuk mengetahui pengelolaan

sampah yang ada di rumah sakit dan informasi lain yang menunjangpengelolaan sampah.4. Studi LiteraturStudi literatur sebagai acuan dalam membantu menganalisis pengelolaansampah rumah sakit.D. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah:a. Para pengambil kebijakan di RSUD dr. Moewardib. Para petugas pengelola sampah di RSUD dr. Moewardic. Seluruh pasien, pengunjung, dan masyarakat di lingkungan RSUD dr.Moewardi.2. Sampela. Untuk pengelola sampah, teknik sampling yang digunakan adalahpurposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangantertentu, dalam penelitian ini adalah yang berkaitan denganpengelolaan sampah di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Karena akanmelakukan penelitian tentang analisis pengelolaan sampah denganpendekatan sistem, maka sampel yang dipilih adalah orang yangmempunyai peran dalam pengelolaan sampah di RSUD dr. MoewardiSurakarta, seperti:

1) Para pengambil kebijakan di RSUD dr. Moewardi, yaitu: KepalaInstalasi Sanitasi sebanyak 1 orang, Kepala Bagian RumahTangga sebanyak 1 orang, dan Kepala Bagian Keuangansebanyak 1 orang.2) Para petugas pengelola sampah di RSUD dr. Moewardi, yaitu:petugas dari instalasi sanitasi sebanyak 2 orang, Kepala Ruangdan perawat sebanyak 28 orang, dan petugas cleaning servicesebanyak 5 orang.b. Untuk masyarakat, teknik sampling yang digunakan adalahaksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapatdigunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulanditemui itu cocok sebagai sumber data, misalnya: pasien,pengunjung, dan masyarakat di lingkungan RSUD dr. Moewardi

Page 31: Bab II Proposal

37

yang ditemui saat dilakukan penelitian. Karena keterbatasan waktumaka sampel masyarakat yang diambil sebanyak 10 orang.