Bab II Peta

14
Laporan Praktikum Perpetaan 2014 BAB II METODA PELAKSANAAN 2.1. Waktu dan Tempat Waktu praktikum perpetaan dilaksanakan selama beberapa hari berturut-turut dimulai dari tanggal 12 Maret 2014 sampai dengan 14 Maret 2014. Lokasinya di Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru untuk pengukuran dengan menggunakan theodolite dan dari Laboratorium Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru (BM 15) sampai dengan gerbang besar Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru (BM 19) untuk pengukuran dengan menggunakan waterpass. 2.2. Alat dan Perlengkapan 1. Pengukuran dengan Waterpass Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : a. Waterpass, yaitu alat pengukur beda tinggi suatu wilayah atau daerah. Kelompok 3

description

peta

Transcript of Bab II Peta

Page 1: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

BAB II

METODA PELAKSANAAN

1.1. Waktu dan Tempat

Waktu praktikum perpetaan dilaksanakan selama beberapa hari

berturut-turut dimulai dari tanggal 12 Maret 2014 sampai dengan 14 Maret

2014. Lokasinya di Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat,

Banjarbaru untuk pengukuran dengan menggunakan theodolite dan dari

Laboratorium Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat,

Banjarbaru (BM 15) sampai dengan gerbang besar Fakultas Kehutanan,

Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru (BM 19) untuk pengukuran

dengan menggunakan waterpass.

1.2. Alat dan Perlengkapan

1. Pengukuran dengan Waterpass

Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

sebagai berikut :

a. Waterpass, yaitu alat pengukur beda tinggi suatu wilayah atau daerah.

Sumber: anekaalatsurvey.indonetwork.co.id

Gambar 2.1Waterpass

Kelompok 3

Page 2: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

b. Statif (tripod), yaitu sebagai tempat berdirinya waterpass.

Sumber: zulzulaidy.blogspot.com

Gambar 2.2Statif

c. Meteran digunakan untuk mengukur jarak dari titik awal sampai menuju

ke titik selanjutnya dan untuk mengukur tinggi alat. Meteran yang

digunakan ada 2 macam, yaitu yang berjarak maksimum 50 m dan 5 m.

d. Payung untuk melindungi waterpass dari sinar matahari.

e. Paku untuk menentukan titik tengah dari patok.

f. Rambu ukur, yaitu alat yang mempunyai pembagian skala dalam feet

dan desimal atau meter dan desimal. Berfungsi untuk mendapatkan

hasil pembacaan benang silang pada teropong waterpass.

Sumber: zulzulaidy.blogspot.com

Gambar 2.3Rambu Ukur

Kelompok 3

Page 3: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

Sumber: suryaputrabangsa.blogspot.com

Gambar 2.4Pembacaan pada Rambu Ukur

g. Pilok berfungsi untuk menandai lokasi yang tidak bisa ditandai dengan

patok (tidak bisa ditancapkan sebuah patok), seperti lokasi yang

dipenuhi batuan, semen atau beraspal.

h. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil pengukuran dan untuk membuat

sketsa suatu lokasi.

i. Form waterpass, yaitu suatu media berupa lembaran kertas yang

digunakan tempat mencatat data-data hasil pengukuran dengan

menggunakan waterpass.

2. Pengukuran dengan Theodolite

Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

sebagai berikut :

a. Theodolite berfungsi untuk pengukuran di bidang teknik, diantaranya

termasuk kegiatan dari eksplorasi pencarian sumberdaya mineral logam

maupun nonlogam, baik di permukaan ataupun di bawah permukaan

bumi. Pada dasarnya theodolite digunakan untuk menentukan sudut

horizontal dan vertikal pada suatu titik-titik yang kita inginkan. Theodolite

telah diadaptasi untuk tujuan khusus, yaitu dalam bidang-bidang

seperti meteorologi dan teknologi peluncuran roket.

Kelompok 3

Page 4: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

Sumber: www.topcon.co.jp

Gambar 2.5Theodolite

Sumber: labsurveysuryadi.blogspot.com

Gambar 2.6Bagian-bagian Theodolite

b. Statif (tripod), yaitu sebagai tempat berdirinya theodolite.

c. Rambu ukur untuk mendapatkan hasil benang yang mempunyai hasil

skala dalam cm atau feet.

d. Meteran untuk mengukur jarak antara titik satu dengan titik lainnya dan

untuk mengukur tinggi alat. Meteran yang digunakan ada 2 macam,

yaitu yang berjarak maksimum 50 m dan 5 m.

e. Payung sebagai pelindung alat dari sinar matahari.

f. Paku untuk memberi tanda titik tengah pada patok.

Kelompok 3

Page 5: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

g. Alat tulis untuk mencatat segala yang berhubungan dengan pengukuran

di lapangan.

h. Form theodolite, yaitu suatu media berupa lembaran kertas yang

digunakan tempat mencatat data-data hasil pengukuran dengan

menggunakan theodolite.

1.3. Metoda Pengukuran

1. Metoda Pengukuran dan Perhitungan Sifat Datar (Waterpass)

Langkah kerja pengukuran dan perhitungan sifat datar (waterpass),

yaitu :

a. Usahakan alat sudah diperiksa dan pastikan alat dalam keadaan baik

agar nantinya dalam pengukuran tidak terjadi kesalahan yang fatal.

b. Pasangkan paku pada patok sebagai tanda titik tengahnya.

c. Pasang patok di dua titik, yaitu sebagai titik P1 dan P2.

d. Memasang alat pada tengah-tengah antara dua titik yang sudah dibuat

tadi.

e. Alat dipasang pada statif, kemudian gelembung pada nivo tabung di

stabilkan (diketengahkan/centering).

f. Ukur ketinggian alat dengan menggunakan meteran.

g. Tembak BM dan baca nilai-nilai yang tertera pada rambu ukur yang

terletak di belakang, yaitu benang atas (BA), benang tengah (BT) dan

benang bawah (BB), kemudian catat pada tabel yang sudah disediakan

(Form waterpass), setelah itu baca nilai yang tertera di depan dan ulangi

untuk nilai P1 dan P2.

h. Lakukan poin f pada BM dan titik-titik lain yang telah ditentukan.

i. Jika titik-titik lain tersebut tidak memungkinkan untuk dipasang sebuah

patok, seperti daerah yang dipenuhi batuan, bersemen ataupun

beraspat, maka tandai titik tersebut dengan menggunakan pilok.

j. Sesudah pengukuran selesai, maka kita mulai membaca penampang

melintang jalan, untuk mendapatkan nilai-nilai BA, BT dan BB.

k. Setelah semua ketinggian diperoleh, maka alat ukur dipindahkan lagi ke

depan (pindah daerah pembacaan). Catatan penting adalah alat ukur

yang tadinya terletak di belakang harus terletak di depan.

2. Metoda Pengukuran dan Perhitungan Poligon (Theodolite)

Kelompok 3

Page 6: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

Langkah kerja Pengukuran dan Perhitungan Poligon (Theodolite),

yaitu :

a. Menentukan titik P1, titik P2 dan titik P3.

b. Pasangkan paku pada patok sebagai tanda titik tengahnya.

Pasang patok pada titik tersebut, serta ukur jarak dari BM ke P1, dari P1

ke P2, dari P2 ke P3 dan dari P3 ke BM dengan menggunakan meteran.

c. Buat sketsa daerah yang akan dilakukan pengukuran sehingga

membentuk poligon tertutup.

d. Letakkan theodolite pada titik BM.

e. Pasang theodolite pada statif dan stabilkan (diketengahkan/centering)

gelembung nivo tabung.

f. Ukur ketinggian alat dengan menggunakan meteran.

g. Setelah itu putar teropong ke arah Pn dan kunci posisi dengan sekrup B,

baca rambu ukur dengan membaca BA, BT dan BB untuk sudut biasa

h. Setelah membaca rambu ukur, maka baca lagi sudut horizontal dan

vertikal pada teropong sudut.

i. Buka sekrup B dan E, pindahkan arah tembakan ke titik B, temukan lagi

rambu ukur, kunci lagi sekrup B dan E, baca rambu ukur dan baca lagi

sudut ini untuk sudut luar biasa.

j. Setelah membaca di titik poligon, lalu mulai membaca titik detail yang

menunjukkan jalan, lembah, pohon, selokan atau daerah yang dianggap

perlu untuk dibidik, ini fungsinya sebagai arah titik.

k. Setelah ini alat dipindahkan seterusnya dengan cara yang sama pada

poin e sampai j. Catat hasilnya dalam tabel yang telah disediakan (Form

theodolite).

3. Pembacaan Rambu Ukur (Waterpass)

a. Lakukan pembacaan rambu, yaitu sebagai berikut :

1) Misal bacaan meter dan desimeter (bilangan/angka pada rambu).

BA = 1,500 BT = 1,400 BB = 1,300

2) Pembacaan centimeter ditentukan oleh bentuk kotak dan huruf E

warna merah, hitam dan putih pada rambu.

Misal :

BA = 0,050 BT = 0,050 BB = 0,050

3) Pembacaan milimeter ditaksir di antara garis-garis centimeter.

Kelompok 3

Page 7: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

Misal :

BA = 0,050 mm BT = 0,050 mm BB = 0,050 mm

= 0,005 m = 0,005 m = 0,005 m

4) Maka hasil pembacaan adalah :

BA = 1,500 + 0,050 + 0,005 = 1,555

BT = 1,400 + 0,050 + 0,005 = 1,455

BB = 1,300 + 0,050 + 0,005 = 1,355

b. Pembacaan rambu selesai dan harus memenuhi ketentuan :

BA + BB = 2BT atau (BA – BT) = (BT – BB)

c. Untuk mendapatkan jarak optis digunakan rumus :

D = (BA – BB) x 100

Sumber: oerleebook.blogspot.com

Gambar 2.7Membidik dan Membaca Rambu Ukur (Waterpass)

d. Perhatikan pembagian skala lingkaran mendatar pada alat tersebut.

Kelompok 3

Page 8: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

Sumber: oerleebook.blogspot.com

Gambar 2.8Skala Lingkaran Mendatar (Waterpass)

e. Tiap 10o dibagi menjadi 10 bagian, berarti tiap bagian besarnya 1o.

f. Baca skala lingkaran yang ditunjuk oleh garis index.

g. Misal garis index menunjuk pada bilangan puluhan 60o dan antara 5 dan

6 strip bagian kecil, berarti pembacaan derajat adalah 60o + 5o = 65o

h. Harga bacaan menit ditaksirkan sesuai dengan letak garis index.

i. Misal dalam gambar garis index berada di tengah antara 5 dan 6 berarti

mempunyai harga ½ o atau 30’.

j. Pembacaan akhir pada gambar skala lingkaran mendatar di atas adalah

60o + 5o + 30’ = 65o.

4. Pembacaan Rambu Ukur (Theodolite)

a. Lakukan pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan

benang bawah (BB) pada rambu ukur seperti pada pembacaan

waterpass.

b. Perhatikan bentuk-bentuk skala lingkaran yang terdapat pada theodolite

yang bersangkutan. Ada 4 macam bentuk skala lingkaran :

1) Bentuk garis lurus

2) Garis lurus yang dilengkapi dengan skala

3) Nonius

4) Garis lurus yang dilengkapi dengan micro meter

c. Baca angka derajat yang terdapat di belakang garis indeks dengan

melihat posisi garis indeks.

Kelompok 3

Page 9: Bab II Peta

Laporan Praktikum Perpetaan 2014

d. Misalkan pada gambar, garis indeks terletak antara angka 38 dan 39

berarti pembacaan derajatnya adalah 38o.

e. Tentukan jarak antara angka indeks dengan angka derajat (38) dengan

membaca skala indeks.

f. Misalkan pada gambar, terbaca 12,8 berarti 12,8” atau 12’48”, maka

pembacaan adalah 38o + 12’48”

g. Tentukan besarnya satuan nonius pada theodolite. Besar suatu satuan

nonius = bagian lingkaran – bagian nonius. Maka untuk menentukan

satuan nonius adalah sebagai berikut :

1) Impitkan indeks nol nonius dengan garis skala lingkaran yang

berangka bulat, misalnya 10o. Maka garis nonius yang terakhir akan

berimpit pula dengan garis skala lingkaran, misal dengan skala

lingkaran 17o15’, maka panjang nonius adalah 7o15’. Bila nonius

dibagai dalam 30 bagian, maka satu bagian nonius ada 7o15’ : 30 =

14’30” dan bila satu bagian skala lingkaran ada 15’, maka besar

satuan nonius adalah 15’ – 14’30” = 30”.

2) Baca angka derajat dari skala lingkaran, misalnya 71o15’.

3) Carilah garis nonius yang berimpit dengan garis skala lingkaran.

Miasalnya garis no. 13, maka pembacaan adalah 71o15’ + (13x30’) =

71o21’30”.

h. Lakukan pembacaan dengan alat pembaca yang dilengkapi dengan

micro meter :

1) Putarlah sekrup micro meter sedemikian rupa hingga 2 atau 3 garis

horizontal pada bidang tengah (B) berimpit.

2) Baca angka derajat yang tertera pada bidang kiri (A), misal pada

gambar terbaca 246o30’.

3) Baca skala micro meter yang ditunjukkan oleh indeks (bidang C)

pada gambar terbaca 8’16,7”. Maka pembacaan adalah 246o30’ +

8’16,7” = 246o38’16,7”.

Kelompok 3