BAB II Pengenalan Batuan Beku

18
BAB II PENGENALAN BATUAN BEKU II.1. Pengertian Batuan Beku Batuan beku adalah penyusun bumi terbesar, terjadi karena pembekuan/pendinginan magma jauh di bawah permukaan bumi, di dekat permukaan bumi atau di permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk jauh dari permukaan bumi desebut batuan beku plutonik, yang dekat dengan permukaan bumi desebut bautan beku hypabisal, sedang batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi disebut batuan vulkanik. II.1.1. Batuan Beku Dalam Magma yang membeku di bawah permukaan, pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun) memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna, menjadi batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, karena magma dapat menguak batuan di sekitarnya, atau menerobos melalui rekahan. Pada 13

description

Pengenalan Jenis Batuan Beku

Transcript of BAB II Pengenalan Batuan Beku

Page 1: BAB II Pengenalan Batuan Beku

BAB IIPENGENALAN BATUAN BEKU

II.1. Pengertian Batuan Beku

Batuan beku adalah penyusun bumi terbesar, terjadi karena

pembekuan/pendinginan magma jauh di bawah permukaan bumi, di dekat

permukaan bumi atau di permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk jauh dari

permukaan bumi desebut batuan beku plutonik, yang dekat dengan permukaan

bumi desebut bautan beku hypabisal, sedang batuan beku yang terbentuk di

permukaan bumi disebut batuan vulkanik.

II.1.1. Batuan Beku Dalam

Magma yang membeku di bawah permukaan, pendinginannya sangat

lambat (dapat sampai jutaan tahun) memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang

besar dan sempurna, menjadi batuan beku intrusif.

Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,

karena magma dapat menguak batuan di sekitarnya, atau menerobos melalui

rekahan. Pada gambar terlihat bataun plutonik. Bentuk-bentuk yang memotong

struktur batuan sekitarnya (diskordan) adalh batolit, stock, dyke (korok) dan

jenjang volkanik (volcanic neck). sedangkan bentuk yang sejajar dengan struktur

batuan sekitarnya (konkordan) adalah sill, dan lapolit.

13

Page 2: BAB II Pengenalan Batuan Beku

14

Gambar 7. batuan beku dalam (intrusif) granitic batholit

Gambar 8. batuan beku dalam(intrusif)dikes dan sill

Akibat proses geologi, baik gaya endogen, terangkat oleh gaya tektonik,

maupun gaya eksogen, lapisan batuan penutupnya tererosi, batuan beku dalam

meskipun terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, dapat tersingkap ke

permukaan bumi.

Page 3: BAB II Pengenalan Batuan Beku

15

II.1.2. Batuan Beku Luar

Magma yang mencapai permukaan bumi bumi melalui rekahan atau

lubang kepundan gunug api, sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan

membeku menjadi batuan beku luar. Keluarnya magma dipermukaan bumi

melalui rekahan dinamakan erupsi linear atau fissure eruption. Pada umumnya

magma basaltik yang viskositasnya rendah, sehinga dapat mengalir disekitar

rekahan, menjadi hamparan lava basalt, atau plateau basalt.

Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan dinamakan erupsi

sentral. Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau tersembur

keatas bersama gas-gas sebagai piroklastik, atau rempah gunung api.

Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada komposisi

magmanya dan tempat atau lingkungan dimana pembekuannya terjadi. Apabila

membeku dibawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava). Sesuai

dengan namanya, bentuknya mirip dengan lava bantal.

Gambar 9. batuan beku luar (ekstrusif) Andesite flow

Page 4: BAB II Pengenalan Batuan Beku

16

II.2. Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku sangat banyak jenisnya, pengelompokkan atau klasifikasi

sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur

batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magama, sedangkan komposisi

mineral bergantung pada unsur kimia magma dan lingkungan kristalisasinya.

Klasifikasi sederhana batuan beku yang umum adalah seperti pada tabel 3. Batuan

pada bagian kanan tabel, kaya akan mineral-mineral yang mengkristal paling

dahulu, mengandung lebih banyak unsur Mg dan Fe, karena itu dinamakan

mineral mafik (Magnesium dan Fe). Kandungan SiO2 nya sangat kecil, sehingga

memberikan warna lebih gelap dibandingkan dengan batuan pada bagian kiri

tabel. Sedangkan batuan pada bagian kiri lebih banyak.

Mineral-mineral feldspar dan silika (kwarsa), dan dinamakan batuan felsik,

berwarna lebih terang dari pada batuan bagian kanan. Pada tabel 4 diperlihatkan

dalam bentuk diagram.

Tabel 3. Klasifikasi sederhana bautan beku berdasarkan tekstur dan komposisi mineral

Felsik(granitik)

Intermediet(andesitik)

Mafik(basaltik)

Ultramafik

Intrusif (faneritik)

Granit Diorit Gabro Peridotit

Ekstrusif (afanitik)

Kwarsa K. feldspar

Na. Feldspar

HorblendaNa. FeldsparCa. Feldspar

Ca. Feldspar Pyroksen

Olivin Pyroksen

Mineral tambahan

Muskovit Biotit

Horblenda

Biotit Pyroksen

OlivinHorblenda

Ca. Feldspar

Page 5: BAB II Pengenalan Batuan Beku

17

II.2.1. Batuan Feneritik

Sering pula dikatakan berbutir kasar dan yang umum dijumpai adalah:

granit berkomposisi terutama dari feldspar dan kwarsa. K-feldspar merupakan

mineral utamanya, berwarna merah muda, sedangkan Na-Ca plagioklas terdapat

dalam jumlah sedang, berwarna putih seperti porselein. Mika berwarna hitam atau

serpihan berwarna bronz, tersebar merata dalam batuan.

Berat jenis granit relatif kecil (2,7) dibandingkan dengan basalt (3,2).

Granit dan batuan lain yang setara membentuk kerak benua, sedangkan basalt

kerak samudra. Kadar SiO2 makin kecil dan warna makin gelap. Diorit

mempunyai tekstru mirip granit tetapi komposisinya tidak sam. Mineral utamanya

adalah Na-plagioklas feldspar, sedangkan kwarsa dan K-feldspar merupakan

mineral minor.

Amfibol didalamnya mencerminkan diorit, dan bukanlah tidak mungkin

dijumpai piroksen. Komposisi diorit merupakan komposisi menegah antar granit

dan basalt. Gabro tekstrunya berbutir kasar mirip dengan granit, tetapi komposisi

utamanya adalah piroksen dan Ca-plagioklas. Olivin terdapat sebagai mineral

minor. Warna gabro hijau tua, abu-abu tua atau hitam. Gabro merupakan material

utama bagian bawah jerak samudra, dan juga pada beberapa bagian kerak benua

tua. Peridotit hampir seluruhnya terdiri dari mineral olivin dan piroksen, sangat

jarang dijumpai diatas permukaan bumi.

Dari berat jenisnya yang besar dan sifat fisik lainnya dapat diperkirakan

bahwa selubung bumi (mantle) terdiri dari peridotit.

Page 6: BAB II Pengenalan Batuan Beku

18

II.2.2. Batuan Afanitik

Basalt adalah batuan yang khas bertekstur afanitik, berbutir sangat halus.

Biasanya berwarna gelap, terjadi dari pendinginan bagian dalam aliran lava.

Komposisi utamanya Ca-plagioklas dan piroksen, sedangakan olivin atau amfibol

hanya sesdikit. Plagioklas terdapat sebagai kristal-kristal memanjang mengelilingi

olivin dan piroksen yang sama besarnya. Ada juga basalt yang mempunyai kristal

olivin atau piroksen yang besar-besar sebagai fenokrist sehingga menjadikannya

bertekstur orfiritik. Pada umunya basalt mengandung gelas sedikit, terutama

didekat bagian atas aliran lava.

Andesit terdiri dari Na-plagioklas, piroksen dan amfibol. Umunya

mengadung kwarsa sedikit atau sama sekali tidak, mirip denga diorit dan porfiritik

dengan feldspar dan mineral-mineral ferro dn magnesium sebagai fenokrist.

Andesit merupakan tipe lava yang banyak dijumpai setelah basalt dan sering

terdapat sepanjang batas benua atau dibagian dalam benua.

Riolit berkomposisi sama dengan granit, biasanya mengandung fenokrist

feldspar, kwarsa atau mika, tetapi belum dapat disebut porfiritik. Riolit dan

andesit sukar dibedakan tanpa mikroskop, dan disatukan dalam kelompok felsite (

kelompok batuan bertekstur afanitik dan berwarna terang).

Page 7: BAB II Pengenalan Batuan Beku

19

Tabel 4. Klasifikasi berdasarkan perbandingan mineral yang umum dalam batuan beku. Batas antara tipe batuan tidak tegas melainkan gradual (garis putus-putus). Untuk

mengetahui komposisi umum batuan, proyeksi dari garis ptus kebawah dan perkirakan presentasi mineral pada tepi kiri. (Skinner, 1992).

II.2.3. kandungan Silika

Tabel 5. Klasifikasi batuan beku berdasarkan pada presentase silika (SiO2)No Jenis batuan beku Kandungan silika1 Asam > 66%2 Intermediete 52-66%3 Basa 45-52%4 Ultrabasa < 45%

Mineral-mineral yang menyusun bataun beku menurut Bowen tersusun

dalam urutan kristal yang terkenal dengan nama Seri reaksi Bowen

Page 8: BAB II Pengenalan Batuan Beku

20

Gambar 10. Seri reaksi Bowen

II.2.3. Struktur Batuan Beku

Meskipun batuan beku terbentuk dari pembekuan magma, namun

beberapa batuan beku memperlihatkan adanya struktur, seperti blok lava, ropy

lava, lava bantal (pillow lava), struktur aliran dan struktur rekahan, serta vesikular

dan amigloidal. Blok lava, di Hawaii dikatakan lava aa, adalah aliran lava yang

permukaannya sangat kasar, merupakan bongkah-bongkah.

Lava ropy, dikatakan lava Pahoehoe di Hawaii, merupakan aliran lava

yang permukaannya halus dan berbentuk seperti pilinan tali. Bagian endapannya

membulat, bergaris tengah sampai beberapa meter. Lava bantal, sesuai dengan

namanya, aliran lava ini bentuknya menyerupai bantal yang tumpang tindih.

Sering dijumpai bersamaan denga batuan sedimen merin, sehingga disimpulkan

terbentuk dibawah permkaan air.

Page 9: BAB II Pengenalan Batuan Beku

21

Struktur aliran, terlihat sebagai kesejajaran bentuk lensa-lensa kecil, garis-

garis dan goresan-goresan, yang diakibatkan oleh karena lava tidak homogen.

Struktur rekahan merupakan rekahan-rekahan yang arahnya tegak lurus bidang

pendinginan, dan permukaannya segi enam berbentuk prisma, dinamakan kekar

kolom.

Struktur vesikuler terjadi akibat keluarnya gas-gas yang terlarut dalam

magma karena penurunan tekanan disekitarnya, atau setelah mencapai permukaan

bumi. Struktur ini terlihat sebagai serat-serat dalam lava. Sedangkan struktur

amigloidal terjadi apabila rongga-rongga perlepasan gas terisi oleh mineral

sekunder. Contohnya kalsit.

II.3. Cara Pemerian Batuan Beku

Untuk lebih mengenal batuan beku lebih spesifik maka harus harus

dilakukan pendeskripsian pada batuan beku tersebut. Cara pendeskripsian batuan

beku meliputi :

1. Tekstur

2. Struktur

3. Komposisi

1. Tekstur

Tekstur dapat ditunjukkan oleh derajat kristalisasi, granularitas, fabrik dan

hubungan kristal.

Page 10: BAB II Pengenalan Batuan Beku

22

a. Derajat kristalisasi

Yaitu tekstur batuan beku dilihat dari banyaknya masa jenis gelas atau

kristal yang terkandung didalamnya. Derajat kristalisasi terbagi menjadi

tiga macam :

1) Holokrostalin : yaitu batuan yang terdiri dari massa kristal seluruhnya.

2) Hipokristalin : yaitu batuan yang terdiri dari sebagian massa gelas dan

sebagian lagi massa gelas

3) Holohialin : yaitu batuan yang terdiri dari massa gelas seluruhnya.

b. Granularitas (grain zize)

Terbagi menjadi 2 macam:

1) Fenerik (Fanerokristalin ) : kristal-kristalnya jelas, sehingga dapat

dibedakan dengan mata biasa.

2) Afanitik (Aphanitic) : kristal-kristalnya sangat halus, sehingga tidak dapat

dibedakan dengan mata biasa.

c. Bentuk Kristal (fabric)

Terbagi menjadi 3 macam :

1) Anhedral : batas kristalnya tidak tampak.

2) Subhedral : batas kristal sebagian tidak tampak

3) Euhedral : batas kristal-kristalnya terlihat jelas oleh bidang mineralnya

d. Hubungan Antar Kristal (realsi)

Hubungan antara kristal merupakan hubungan kristal satu dengan kristal

yang lainnya, dan di bagi menjadi dua macam :

Page 11: BAB II Pengenalan Batuan Beku

23

1) Equigranular : ukuran kristalnya relatif sama besar, yang termasuk dalam

equigranular :

a. Panidiomorphic granular : bila mineralnya euhedral

b. Hipidiamorphic granular : bila mineralnya subhedral

c. Allotriomorphic granunlar : bila mineralnya anhedral

2) Inequigranular : ukuran mineralnya tidak sam besar, yang termasuk dalam

inequgranular :

a. Porfiritik : fenerokris dalam massa dasar/ matrik kristal-kristal kecil

(faneroporfiritik)

b. Vitroferik (Vitrophyric) : fenerokris (mineral sulung) dalam massa

dasar/ matrik gelas

c. Polikritik : fenerokris diinklusi oleh mineral lain yang lebih kecil

d. Glomeroporphyritic : fenerokris mengumpul

2. Srtuktur

Struktur batuan beku dapt dilihat dengan jelas dilapangan, sedangkan

yang terlihat di laboratorium adalah :

a. Masif : tidak berlubang atau ada struktur aliran

b. Vasikuler : berlubang oleh perlepasan gas, lubang teratur

c. Skoria : belubang besar tidak teratur

d. Amigloidal : lubang gas terisi mineral

e. Xenolitis : bataun beku diinklusi pecahan batuan lain.

3. Komposisi Mineral

a. Berdasarkan terbentuknya terdiri dari :

Page 12: BAB II Pengenalan Batuan Beku

24

1. Mineral utama (esential mineral) : mineral penentu penamaan

batuan. Contoh : kuarsa, feldspar, mika, amfibol, piroksin dan

olivin

2. Mineral sekunder ( secondary mineral) : mineral yang terbentuk

dari mineral primer atau mengalami proses pelapukan, hidrotermal

atau metamorfisme. Contoh : kalsit, serpentin, klorit, serosit dan

kaolin

3. Mineral tambahan ( accessorys mineral) : mineral yang terbentuk

oleh kristalisasi magma ( kehadiran mineral ini ± 5%). Contoh :

hematiti, magmatit, kromit, apatit, zirkon, rutil, dan ilmenit.

b. Berdasarkan terang gelap warna dibagi menjadi :

1. Mineral asam (felsik) : kaya akan silika dan alumina, warna cerah,

mineral cerah : kuarsa, feldspar (orthoklas), feldspar (plagioklas),

atau muscovit (mika putih)

2. Mineral basa (mafic): kaya akan besi, magnesium dan kalsium,

warna gelap. Contoh : biotit ( mika hitam), piroksin (augit),

ampibol(horblenda) atau olivin.)

Perkecualian dunit (batuan beku basa : warna terang) dan obsidian

(bataun beku asam; berwarna gelap).

Page 13: BAB II Pengenalan Batuan Beku

25