BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA...

54
BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA A. Pengertian Tentang Hak Asasi Manusia Pengertian tentang HAM telah mengalami proses yang begitu lama. Dimulai dengan Magna Charta pada tahun 1215, hingga pada masa sekarang ini. Plato yang merupakan sumber sudut pandangan bagi konservatisme klasik dalam bukunya Politea-nya menyatakan bahwa HAM tidaklah sama , sehingga juga tidak ada persamaan kebebasan dan tentu saja tidak perlu usaha untuk menciptakan kondisi-kondisi materil yang sama 6 Hak adalah tuntutan yang dapat diajukan seseorang kepada orang lain sampai kepada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak asasi manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia dan bersifat universal, serta tidak memandanng apakah orang tersebut kaya atau miskin, atau laki-laki maupun perempuan . 7 6 George Sabine, A History of Political Theory, London Press, hlm.80 7 C.de Rover, 2000, Jakarta, To Serve and To Protect (Acuan Universal Penegakkan HAM).PT.RajaGrafindo Persada hlm.47. . Dimasukkannya hak asasi manusia ke dalam pasal 1 Piagam PBB, organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional dan negara- negara akan pengertian Hak Asasi Manusia, bahwa pemahaman akan pengertian tentang HAM merupakan suatu landasan yang dapat memecahkan masalah- masalh di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Pasal 1 Piagam PBB berbunyi: Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA...

Page 1: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

BAB II

PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA

A. Pengertian Tentang Hak Asasi Manusia

Pengertian tentang HAM telah mengalami proses yang begitu lama.

Dimulai dengan Magna Charta pada tahun 1215, hingga pada masa sekarang ini.

Plato yang merupakan sumber sudut pandangan bagi konservatisme klasik

dalam bukunya Politea-nya menyatakan bahwa HAM tidaklah sama , sehingga

juga tidak ada persamaan kebebasan dan tentu saja tidak perlu usaha untuk

menciptakan kondisi-kondisi materil yang sama6

Hak adalah tuntutan yang dapat diajukan seseorang kepada orang lain

sampai kepada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak asasi manusia adalah

hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia dan bersifat universal,

serta tidak memandanng apakah orang tersebut kaya atau miskin, atau laki-laki

maupun perempuan

.

7

6 George Sabine, A History of Political Theory, London Press, hlm.80 7 C.de Rover, 2000, Jakarta, To Serve and To Protect (Acuan Universal Penegakkan HAM).PT.RajaGrafindo Persada hlm.47.

.

Dimasukkannya hak asasi manusia ke dalam pasal 1 Piagam PBB,

organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional dan negara-

negara akan pengertian Hak Asasi Manusia, bahwa pemahaman akan pengertian

tentang HAM merupakan suatu landasan yang dapat memecahkan masalah-

masalh di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Pasal 1 Piagam PBB berbunyi:

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

“Tujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah : Untuk memelihara

perdamaian dan keamanan internasional............ Untuk memajukan kerja

sama internasional dalam memecahkan masalah-masalah internasional di

bidang ekonomi, sosial, budaya dan kemanusiaan dan menggalakkan

serta meningkatkan penghormatan bagi hak asasi manusia dan kebebasan

fundamental bagi semua orang tanpa pembedaan ras, jenis kelamin,

bahasa atau agama........”.

Lebih jelas dalam pasal 55 dan 56 Piagam, menetapkan kewajiban hak

asasi manusia yang pokok dari semua negara anggota PBB8

John Locke menyatakan bahwa individu dikaruniai oleh alam, hak yang

inheren atas kehidupan, kebebasan, dan harta yang merupakan milik mereka

sendiri,d an tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh negara.

9. Selanjutnya John

Locke menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan

langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.10

Hak manusia, hak asasi manusia atau hak dasar adalah sebutan yang

diberikan kepada hak elementer yang dipandang mutlak perlu bagi perkembangan

individu

11

8 Ibid, hal.54. 9 John Locke, 1946, The Second Tretiseof Civil Government and A Letter Concerning Toleration, Oxford, Balacwell, hlm.46 10Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat MADANI, Jakarta , Tim ICCE UIN, Kencana Prenada Media Group, hal.200 11 Ministry of Foreign Affairs of The Kingdom of the Netherlands, Human Rights and Foreign Policy memorandum disajiikan pada Lower House of the State of the Kingdom of the Netherlands pada 3 Mei 1979 oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Kerjasama Pembangunan, (Versi Bahasa Inggris), hlm.15

. Demikian bunyi awal memorandum Hak Asasi Manusia dan Politik

Luar Negeri, yang diumumkan oleh Kementeriaan Luar Negeri Kerajaan

Belanda.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Filosof politik Maurice Cranston, mengatakan Hak-Hak Asasi Manusia

adalah sesuatu yang melekat pada semua orang setiap saat12

A. Gunawan Setiardjo memberikan pengertian tentang Hak Asasi

Manusia, yakni hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya. Jadi

hak-hak yang dimiliki sebagai manusia dan HAM harus dipahami dan dimengerti

secara universal. Memerangi atau menentang keuniversalan HAM berarti

memerangi dan menentang HAM.

. Konsep dan

pengertian Hak Asasi yang memberikan kriteria sebagai hak asasi dan kewajiban

manusai dimuat secara konstitusional dalam UUD tahun1945 Republik Indonesia

sebagai suatu rangkaian naskah yang terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh dan

Penjelasan UUD tahun 1945. Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945,

disebutkan bahwa :

“bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia haruus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

13

Sedangkan Darwin Prinst, memberikan rumusan HAM sebagai hak yang

melekat Tuhan Yang Maha Esa dengan memberi manusia kemampuan

membedakan yang baik dengan yang buruk (akal budi). Akal budi itu

membimbing manusia menjalankan kehidupannya

14

Dalam pasal 1 (satu) Undang-Undang No 26 Tahun 2000

.

15

12 Peter R. Baehr, op.cit, hlm.3 13 A.Gunawan Setiardjo, 1993, Yogyakarta, Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila, Kanisius, hlm 71. 14 Darwin Prinst,2001, Bandung , Sosialisasi dan Diseminasi Penegakkan Hak Asasi Manusia, Citra Aditya Bakti, hlm.8 15 Pasal 1 Undang-Undang No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

memberikan

pengertian, bahwa HAM sebagai perangkat hak yang melekat pada hakikat dan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat

dan martabat manusia.

Pemahaman pengertian tentang HAM dapat memberikan definisi umum

bagaimana sebenarnya hak asasi dan kebebasan, juga dapat memberikan

perlindungan kepada setiap manusia. Yang mana disaat manusia itu melakukan

kewajiban asasinya, ia berhak mendapatkan hak asasinya sebagai manusia

Yang dapat digunakan sebagai pegangan tentang hak asasi manusia itu

antara lain:

1. Hak asasi manusia itu sebagai ilmu pengetahuan yang tersusun secara

sistematis atas dasar kekuatan pemikiran.

2. Hak asasi manusia itu sebagai suatu disiplin yakni suatu sistem ajaran

tentang kenyataan-kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi.

3. Hak asasi manusia itu sebagai kaidah yaitu pedoman atau patokan perilaku

yang pantas atau diharapkan.

4. Hak asasi manusia itu sebagai tata hukum yakni struktur atau proses

seperangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu waktu dan

tempat tertentu serta bentuk tertulis.

5. Hak asasi manusia sebagai petugas yakni pribadi-pribadi yang merupakan

kalangan yang berhubungan erat dengan pengakuan hukum.

6. Hak asasi manusia sebagai keputusan penguasa yakni hasil proses diskresi.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

7. Hak asasi manusia sebagai proses pemerintah yakni proses timbal balik

antara unsur-unsur pokok dari sistem kenegaraan.

8. Hak asasi manusia sebagai perilaku tertulils.

9. Hak asasi manusia sebagai jalinan nilai-nilai yakni jalinan dari konsespsi-

konsepsi abstrak yang dianggap baik dan buruk.

Sedangkan menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, hak-hak asasi itu adalah :

“Asasi adalah berarti sesuatu yang pokok, yang menjadi dasar. Sedangkan hak

adalah sesuatu yang benar, sungguh ada, kewenangan, milik atau kepunyaan,

kekuataan/kekuasaan untuk menuntut yang benar ataupun berbuat sesuatu karena

telah ditentukan oleh aturan undang-undang”.16

Pemikiran mengenai hak-hak asasi manusia di dunia Barat diperkirakan

erat kaitannya pada pemikiran pada abad ke-XVII dan abad ke XVIII. Konsep

mengenai hak suci raja (Dwine rights of kings) yang memberikan kesewenang-

Dengan kata lain hak asasi manusia itu telah dimiliki oleh manusia yang

telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran ataupun kehadiran

nya dalam kehidupan bermasyarakat.

Secara garis besar bahwa hak asasi manusia itu dapat dikatakan telah

meliputi Hak Ekonomi, misalnya hak atas penghidupan yang layak, Hak Sosial

dan Budaya, misalnya hak atas pendidikan, Hak Sipil dan Politik, misalnya hak

untuk beragama dan hak untuk hidup serta hak-hak lainnya.

B.1. SEJARAH PERKEMBANGAN HAM DI DUNIA

16 W.J.S Poerwadarminta,” Kamus Umum Bahasa Indonesia”, PN Balai Pustaka, Jakarta,1976

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

wenangan kepada raja untuk menjalankan pemerintahan secara absolut, mulai

dipertanyakan keabsahannya karena dengan konsep demikin layak raja melakukan

tindakan yang sewenang-wenang dan menjatuhkan hukuman tanpa adanya proses

pengadilan dan membuat peraturan-peraturan berdasarkan apa yang dianggap baik

bagi seluruh rakyatnya.

Kaum cendikiawan mulai merasakan perlu adanya hubungan yang lebih

rasional antara rakyat dan rajanya, bukan hanya melulu beranggapan bahwa raja

adalah utusan Tuhan dan segala perintahnya tidak boleh dibantah, karena

perintahnya adalah perintah Tuhan juga. Hubungan rasional itu adalah hubungan

yang berupa kontrak antara raja dan rakyatnya, ini sesuai dengan suasana di Eropa

yang pada saat itu dengan timbulnya perdagangan antar kerajaan , yang mana

hubungannya dilaksanakan dengan adanya kontrak kerjasama.

Banyaknya teori-teori yang lahir sehubungan dengan dipertanyakan

keberadaan hak asasi manusia, ada teori yang menentang dan ada teori yang

mendukung dengan keberadaan hak-hak asasi manusia. Seperti pendapat dari

Aurice Cranston, seorang pengamat hak-hak asasi manusia mengatakan bahwa

absolutisme manusia untuk menuntut hak-hak asasi manusia , atau hak alam ini

justru karena manusia menyangkanya. Tetapi adapula sangkalan terhadap

keberadaan daripada hak asasi manusia ini, seperti orang-orang konservatif dari

Inggris, Edumund Burke dan David Hume yang bersatu dengan Jeremy Bentham

yang beralliran liberal untuk mengutuk doktrin ini, mereka mengatakan bahwa

kekhawatiran publik atas tuntutan-tuntutan terhadap hak-hak ilmiah akan

menimbulkan pergolakan sosial dan keprihatinan terhadap adanya bahwa

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

deklarasi dan proklamasi hak-hak ilmiah akan menggantikan perundang-undangan

yang efektif.

David Burke di dalam karyanya “Reflection on the Revolution in France

(1970)” membantah bahwa Rights of Man dapat diturunkan dariNya, dia juga

mengkritik para penyusun “ Declaration of the Rights of Man and Citizen” karena

memproklamasikan fiksi yang menakutkan mengenai persamaan manusia yang

menurutnya hanya berfungsi mengilhami ide-ide yang tidak benar dan harapan

yang sia-sia pada manusia yang telah ditakdirkan untuk perjalanan kehidupan

yang tidak jelas dan susah payah.

Jeremy Bentham salah satu pendiri utilitarianisme dan seorang yang tidak

percaya mengajukan argumennya yang mengatakan bahwa “hak adalah anak

hukum-hukum imajiner, maka hak-hak alammiah itu adalah omong kosong

semata, omong kosong diatas jangkauan dan omong kosong retorik”.

David Hume setuju dengan pendapat Jeremy Bentham yang mana ia

mengatakan bahwa hak-hak alamiah tersebut adalah fenomena metafisik belaka.

Kemudian seorang idealis Inggris yang bernama F.H Bradley mengatakan

bahwa “hak-hak asasi perorangan dewasa ini tidak perlu mendapat pertimbangan

yang serius kesejahteraan komunitas merupakan tujuan dan merupakan standar

akhir. 17

Teori di atas sangat menyesatkan, karena teori di atas menggangap bahwa

manusia itu tidak mempunyai arti sama sekali, paham atas teori inilah yang akan

17 Burn H. Weston , Hak-hak Asasi Manusia , di dalam buku T.Mulya, Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Masyarakat Dunia (Isu dan Tindakan ), Yayasan Obor Indonesia , 1993. (hlm 6-9).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

menimbulkan negara totaliter dan negara diktator. Karena di dalam teori ini

memandang manusia sebagai objek dan tidak mempunyai arti apa-apa.

Selanjutnya, pemikiran-pemikiran lain yang setuju atas eksisten dari filsuf-

filsuf yang beraliran liberalisme seperti John Locke (1632-1704), Hobbes (1588-

1679), Montesquiue (1689-1755) dan Rosseau (1712-1778). Walaupun mereka

mempunyai perbedaan penafsiran umum secara mendasar mereka membayangkan

bahwa manusia hidup di dalam suatu keadaan alam (state of nature) dan memiliki

hak-hak alam. Oleh karena perlu adanya suatu lembaga yang dapat menjamin

terlaksananya dan langgengnya hak-hak alam manusia ini maka manusia

mengadakan kontrak dengan suatu institusi atau lembaga yang dalam hal ini

disebut sebagai negara dimana lembaga yang disebut negara diwakili oleh orang-

orang yang menamakan dirinya penguasa dan berdasarkan sosial ini, maka

penguasa tersebut menjalankan pemerintahan yang bertujuan untuk melindungi

hak-hak alam dari manusia tersebut, dengan adanya kontrak antara manusia

dengan penguasa tersebuut, maka manusia memberikan sebagian dari haknya

kepada penguasa tersebut dan penguasa memberikan peraturan-peraturan yang

diikuti oleh manusia-manusia yang dalam hal ini disebut sebagai masyarakat, agar

haknya dapat dilindungi.

John Locke merumuskan dengan lebih jelas hak-hak alam itu yaitu hak

atas hidup, kebebasan dan milik (life liberty and property) serta pemikiran bahwa

penguasa itu mesti memerintah atas persetujuan rakyat (government by consent) ,

sedangkan Montesquie lebih menekankan perlu adanya pembagian kekuasaan

sebagai sarana untuk menjamin adanya perlindungan terhadap hak-hak sipil. Yang

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

teorinya lebih dikenal dengan Trias Politica. Pada zaman itu (abad ke17 dan 18),

perumusan hak-hak tersebut sangatlah besar terpengaruhi oleh ide ataupun

pemikiran tentang hukum alam (natur law) dan pemikiran yang dicoba oleh John

Locke (1632-1741) tersebut dan Jean Jaques Rousseau (1712-1778) terlihat hanya

terbatas pada hak-hak yang bersifat politis seperti persamaan hak, hak atas

kebebasan dan lain-lain. Pada saat itu John Locke telah membuat pemisahan

kekuasaan yaitu:

1. Kekuasaan Legislatif

2. Kekuasaan Eksekutif

3. Kekuasaan Federatif

Hal ini bertujuan untuk adanya hak rakyat (hak asasi) rakyat di

pemerintahan serta setiap orang tentu mendapat tempat yang sama dalam

pemerintahan. Demikian juga halnya dengan Rosseau yang berpendapat bahwa

manusia itu dilahirkan bebas dan merdeka, sederajat dan semua hasilnya adalah

ditentukan oleh diri pribadi manusia tersebut seperti terdapat dalam bukunya “du

contract social”.

A.H Robertson dalam bukunya yang berjudul ‘Human Rights in The

World” yang berbunyi :

“ It is at the beginning of ninth that we see the first international texts relating to what we should now call a human rights problem. This problem was slavery”.18

18 A.H Robertson, Human Rights In The World, Penerbit Gunung Agung, Jakarta,1984, hal 20.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

“Pada awal abad ke 19, kita mulai memperhatikan adanya ketentuan internasional yang berhubungan dengan problem hak-hak asasi manusia. Problem ini adalah perbudakan”.

Sesuai dengan pernyataan di atas bahwa saat itu dunia ditarik perhatiannya

terhadap dunia perbudakan pada abad ke 19 yang sudah jelas merupakan indikasi

sebuah perampasan hak asasi manusia yaitu kemerdekannya. Realisasi dari

adanya anti perbudakan ini telah berhasil dituangkan dalam penandatanganan

undang-undang antiperbudakan dalam Konferensi yang diadakan di Brussel pada

tahun 1890 yang telah diratifikasi oleh beberapa negara, termasuk oleh Amerika

Serikat, Turki dan Zanzibar .

Jalannya sejarah juga semakin diperkaya dengan keluarnya German-Polish

Convention on Upper Silesia pada tanggal 15 Mei 1992, yaitu tentang

Perlindungan Hak-Hak Asasi terhadap Golongan Minoritas.

A.H Robertson kembali dalam bukunya yang sama mengatakan:

“Generally speaking these various arrangements for the protection of the rights of minorities provided for equality before the law in regard to civiil and political rights , freedom of religion, the right of members of the minorities to use their own language and the right to maintain their own religious and educational establishment”19

Akan tetapi menjelang abad ke-20, dimana manusia itu semakin

bertambah pengetahuan, kearifan maupun kesadarannya akan hak, kewajiban, dan

hukum, mulai merasakan bahwa hak-hak politik saja kuranglah sempurna.

“Secara umum dapat dikatakan bahwa berbagai macam usaha-usaha ini untuk perlindungan terhadap hak-hak golongan minoritas dalam hak-hak sipil dan politik , kebebasan dalam beragama, hak dari golongan minoritas untuk menggunakan bahasa mereka dan hak untuk beragama serta pembangunan terhadap pendidikan”.

19 A.H Roberston, Ibid, hal.21.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Manusia mulai memikirkan adanya batasan akan beberapa hak-hak lain yang lebih

luas ruang lingkupnya.

Presiden Franklin D.Roossevelt dari Amerika Serikat telah berhasil

merumuskan hak-hak tersebut dengan istilah “The Four Freedom” atau empat

kebebasan yaitu kebebasan unutk berbicara dan menyatakan pendapat, kebebasan

beragama, kebebasan dari ketakutan dan kebebasan dari kemelaratan.

Namun demikian permasalahan mengenai hak-hak asasi manusia ini perlu

dibicarakan di tahun-tahun sebelumnya di Inggris dengan ditandatanganinya

Magna Charta tahun 1215, antara Raja John dengan sejumlah bangsawan yang

memberikan jaminan terhadap hak kepada mereka yang antara lain mencakup

hak-hak politik dan sipil yang mendasar, seperti tidak akan dipenjarakan tanpa

pemeriksaan di forum peradilan dan hanya berlaku bagi para bangsawan.

Pergerakan ini berlanjut di tahun 1628, masih di negara yang sama yaitu

Inggris raja Charles I yang pada saat tiu adalah sebagai Raja Inggris,

menandatangani Petition of Rights. Hasilnya adalah Raja Charles I duduk bersama

utusan-utusan atau para wakil rakyat di parlemen (House of Common) dalam

menjalankan tujuan negara. Petition of Rights merupakan kewenangan bagi pihak

rakyat. Karena diberikan kesempatan untuk turut serta bersama raja Inggris dalam

menjalankan tugas kenegaraan, dan diberikan kesempatan untuk menyampaikan

aspirasi para rakyat melalui utusan yang dipilih.

Lahirnya Petition of Rights memacu perkembangan pemikiran masyarakat

di Inggris, bahwa manusia terlahir bebas dan memiliki sejumlah hak. Pada tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

1689, lahirlah Bill of Rights. Hal ini timbul, karena pada saat itu terjadi Revolusi

Gemilang (Glorius Revolution) di Inggris.

Timbulnya pandangan (Adagium) bahwa manusia sama di muka hukum

(equality before the law) pada masa revolusi gemilang20

Perkembangan sejarah HAM ini melahirkan beberapa teori seperti teori

kontrak sosial oleh J.J Rosseau, teori Trias Politica oleh Montesquieu, teori

Hukum Kodrati oleh John Locke, dan hak-hak dasar kebebasan dan persamaan

oleh Thomas Jefferson di Amerika Serikat.

. Dan hal ini harus dapat

diwujudkan betapapun besar resiko yang dihadapi.

Bill of Rights menundukkan kekuasaan monarki di bawah kekuasaan

parlemen, dengan menyatakan bahwa kekuasaan raja untuk membekukan dan

memberlakukan sesuai dengan yang diklaim raja adalah ilegal, juga melarang

pemungutan pajak dan pemeliharaan tetap pasukan pada masa damai oleh raja

tanpa persetujuan parlemen.

21

Dua dokumen dasar yang paling penting bagi hak-hak asasi manusia lahir

di dunia Barat. Yang pertama adalah Undang-Undang Hak Virginia tahun 1776,

yang dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar Amerika Serikat pada tahun

1789. Dan yang kedua adalah Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara

Perancis tahun 1789.

22

Kedua dokumen dasar tersebut memuat sederetan hak-hak asasi manusia

dalam arti kebebasan individu. Seperti Undang-Undang Hak Virginia yang

20Op.cit , hlm.203 21 Masyhur Effendi, Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, 1994, Jakarta, Ghalia Indonesia, hlm.35 22 Op.cit. hlm.5

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

memuat kebebasan antara lain kebebasan pers, kebebasan beribadat, dan

ketentuan yang menjamin tidak dapat dicabutnya kebebasan seseorang kecuali

berdasarkan hukum setempat atau pertimbangan warga sesamanya.

Deklarasi Perancis pada pasal 2 menyatakan bahwa sasaran setiap asosiasi

politik adalah pelestarian hak-hak manusia yang kodrati dan tidak dapat dicabut.

Hak-hak ini adalah hak atas kebebasan (liberty), harta (property), keamanan

(safety), dan perlawanan terhadap penindasan (resistance to oppression).

Pasal 4 Deklarasi Perancis menyatakan bahwa kebebasan berarti dapat

melakukan apa saja yang tidak dapat merugikan orang lain. Jadi, pelaksanaan hak-

hak kodrati manusia tidak dibatasi, kecuali oleh batas-batas yang menjamin

pelaksanaan hak-hak yang sama bagi anggota masyarakat lain dan batas-batas ini

hanya ditetapkan oleh undang-undang.

Hak-hak ini banyak didasarkan pada tulisan-tulisan para filsof politik

seperti John Locke, Montesquieu, dan Jean Jacques Rousseau.23

Berdasarkan berbagai kejadian di dunia terutama setelah apa yang

dilakukan oleh Nazi, maka negara-negara di dunia yang tergabung dalam

Setelah melewati berbagai revolusi dan begitu banyak deklarasi yang

dinyatakan oleh beberapa negara maupun melalui konferensi internasional., maka

kedudukan Hak Asasi Manusia menjadi sangat penting dan menentukan dalam

kehidupan ini. Dapat dilihat bahwa tidak ada satupun manusia yang ingin

dibelenggu maupun berada di bawah kekuasaan seseorang dengan cara paksa

(diperbudak).

23 Walter Laqueur dan Barry Rubin, 1989, New York, The Human Rights Reader, New York American Llibrary, edisi revisi, hlm.59

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Perserikatan Bangsa-Bangsa merasa bahwa Hak Asasi Manusia adalah bagian

yang terpenting.

Dalam pasal 1 (satu) dan 2 (dua) Piagam PBB memang diakui tentang

keberadaan HAM. Namun perlu diadakan penyempurnaan terhadap apa yang

diatur dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, seperti perlunya

menyusun Bill of Rights International (dikenal dengan istilah Truman) setahun

setelah Piagam PBB diberlakukan.

Tugas menyusun Bill of Rights International (pernyataan tertulis yang

memuat hak-hak terpenting warga negara) itu diserahkan kepada komisi HAM

(Commission of Human Rights atau disebut CHR)24. Yaitu komisi yang bernaung

dari ECOSOC atau Economic and Social Council (Dewan Sosial dan Ekonomi

PBB). Komisi ini terdiri atas wakil-wakil negara, dimana diputuskan bahwa

katalog HAM hendaknya berbentuk sebuah Revolusi Majelis Umum PBB. Inilah

sejarah dan latar belakang lahirnya hak-hak asasi manusia di Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB). ECOSOC kemudian membentuk Komisi Hak-Hak Asasi Manusia

atau CHR pada tahun 1946 25

Sejarah HAM ini kemudian berlanjut pada tanggal 10 Desember 1948,

Majelis Umum PBB yang menyetujui dan mengumumkan Deklarasi Sedunia

tenntang Hak Asasi Manusia atau lebih dikenal dengan Universal Declaration of

Human Rights di Palais de Chaillot, Paris. Deklarasi sedunia ini sifatnya hanya

. Komisi ini dipimpin oleh Eleanor Roosevelt dari

Amerika Serikat dan berkedudukan di Jenewa.

24 http: www.UN.org/Economic and Social/ Commision of Human Rights. 25 C.de. Rover. C,2000, Jakarta, To Serve and Protect (Acuan Universal Penegakkan HAM), PT. RajaGrafindo Persada, hlm.67

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

mengikat secara moral dan etis seluruh anggota PBB maka secara yuridis masih

diperlukan perjanjian sebagai hasil keputusan PBB26

26 Hadi Setia Tunggal, 2000, Jakarta, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Hak-Hak Asasi Manusia, Haravindo, hlm.5

2. SEJARAH PERKEMBANGAN HAM DI INDONESIA

Indonesia adalah negara berdasarkan hukum bukan berdasarkan atas

kekuasaan, hal ini dapat kita lihat dengan tegas di dalam penjelasan UUD tahun

1945. Dalam negara hukum mengandung pengertian setiap warga negara

mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum, tidak ada satu pun yang

mempunyai kekebalan dan keistimewaan terhadap hukum.

Salah satu tujuan hukum adalah untuk menciptakan keadilan di tengah-

tengah pergaulan masyarakat, sedangkan keadilan adalah salah satu refleksi dari

pelaksanaan hak asasi manusia dan hukum adalah keterkaitan yang erat, karena

dalam pelaksanaan hak asasi manusia. Keterkaitan antara hak asasi manusia dan

hukum adalah keterkaitan yang erat, karena dalam pelaksanaan hak asasi manusia

adalah masuk ke dalam persoalan hukum dan harus diatur melalui ketentuan

hukum.

Dalam negara kesatuan RI sumber dari tertib hukum adalah Pancasila

artinya dalam pembuatan suatu produk hukum haruslah berlandaskan dan sesuai

dengan kaedah Pancasila. Sebagai suatu falsafah bangsa Pancasila juga

memberikan warna dan arah, bagaimana seharusnya hukum itu diterapkan pada

masyarakat sehingga terciptanya suatu pola hidup bermasyarkat sesuai dengan

hukum dan Pancasila.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Mengenai persoalan hak asasi manusia dalam pandangan Pancasila bahwa

manusia sebagai mahkluk Tuhan ditempatkan dalam keluhuran harkat dan

martabatnya dengan kesadaran mengemban kodrat sebagai mahluk individu dan

mahkluk sosial yang dikaruniai hak, kebebasan dan kewajiban asasi di dalam

kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat haruslah mewujudkan

keselarasan hubungan:

1. antara manusia dengan penciptanya.

2. antara manusia dengan manusia.

3. antara manusia dengan masyarakat dan negara.

4. antara manusia dengan lingkungannya.

5. antara manusia dalam hubungan antar bangsa.27

27 Issanuddin SH, Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Peningkatan SDM menyonsong PJP II ditinjau dari aspek Tata Negara, USU FH,1994, hal 19.

Maka dapat dilihat kritetia hak asasi manusia menurut Pancasila adalah

hak dan kewajiban asasi manusia, dimana hak dan kewajiban asasi ini melekat

pada manusia sebagai karunia Tuhan yang mutlak diperlukan dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat dan bernegara berdasrkan Pancasila dan UUD tahun 1945.

Di samping Pancasila sebagai landasan filosofis, perlu dilihat UUD tahun

1945 sebagai landasan konstitusional. Dalam membicarakan UUD tahun 1945

haruslah melihat secara keseluruhan artinya melihat UUD tahun 1945 dari

pembukaan, batang tubuh dan penjelasannya. Pembukaan UUD tahun 1945

merupakan sumber motivasi, sumber inspirasi cita-cita hukum, cita-cita moral

sebagai staatsfundamental norm Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Thomas Hobbes mengatakan bahwa28

2. penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua negara,

“setiap bangsa cenderung

mempertahankan kehidupannya, sehinggga semua kegiatan manusia dan

masyarakat manusia digerakkan oleh naluri dasar untuk mempertahankan hidup

serta harkat dan martabatnya sebagai manusia dan bangsa”. Pandangannya ini

sesuai dengan bangsa Indonesia yang telah menentukan jalan hidupnya sendiri

sejak tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tonggak sejarah dan indikasi bahwa

Indonesia telah melaksanakan prinsip-prinsip HAM, bahkan Indonesia telah

melaksanakan prinsip-prinsip HAM, bahkan berperan aktif dalam kancah

internasional baik di dalam maupun di luar forum PBB.

Peran Indonesia dalam perjuangan hak asasi internasional sejalan dengan

tekad bangsa Inodnesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD tahun 1945 untuk

ikut melaksanakan ketertiban dunia, Indonesia telah aktif dalam usaha

menegakkan penghormatan hak-hak asasi manusia di forum internasional sesuai

dengan prinsip-prinsip PBB. Salah satu peran aktif di Indonesia yang penting,

setelah diterimanya Universal Declaration of Human Rights oleh negara-negara

yang tergabung dalam PBB tahun 1948, adalah diselengarakannya Konferensi

Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang menghasilkan Deklarasi Bandung

yang memuat pernyataan sikap negara-negara peserta bertekad untuk menjunjung

tinggi :

1. penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan tujuan dan

prinsip-prinsip Piagam PBB,

28 Lihat Sorjanto Poespowardojo, Filsafat Pancasila sebuah Pendekatan Sosio-Budaya, PT.Gramedia, Jakarta,1991,hal 22.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

3. pengakuan atas persamaan derajat semua ras dan semua bangsa besar dan kecil

4. tidak akan melakukan intervensi dan mempengaruhi urusan dalam negari lain,

5. penghormatan atas hak setiap bangsa untuk mempertahankan dirinya baik

secara sendiri-sendiri maupun kolektif sesuai dengan prinsip-prinsip yang

terkandung dalam Piagam PBB,

6. menghindarkan diri dari penggunaan cara pertahanan kolektif untuk

kepentingan tertentu dari sikap kekuatan besar dan menghindarkan diri dari

tindak melakukan tekanan terhadap negara lain,

7. menahan diri dari tindakan-tindakan atau penggunaan kekerasan terhadap

integritas teritorial atau kemerdekaan politik setiap negara.,

8. menyelesaikan segala sengketa internasional dengan cara damai seperti

negoisasi, konsiliasi, arbitrase atau pengadilan serta cara-cara lain yang dipilih

oleh para pihak sesuai dengan ketentuam Piagam PBB,

9. menjunjung tinggi kepentingan timbal balik dan kerjasama internasional.

10. menghormati prinsip keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.

Bagi bangsa Indonesia pelaksanaan HAM telah tercermin di dalam

Pembukaan UUD tahun 1945 dan batang tubuhnya yang menjadi hukum dasar

tertulis dan acuan untuk setiap peraturan hukum yang di Indonesia. Prinsip-prinsip

yang terkandung dalam Pembukaan UUD tahun 1945 telah digali dari akar budaya

bangsa yang hidup jauh sebelum lahirnya Deklarasi HAM Internasional (The

Universal Declaration of Human Rights 1948).

Di dunia ini terdapat perbedaan-perbedaan yang menyolok di berbagai

bidang seperti di tingkat internasional dikenal negara maju, negara berkembang

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

dan negara miskin, negara adikuasa dengan dunia ketiga, negara liberal dengan

negara komunis dan di tingkat nasional pun terdapat hal-hal yang berbeda.

Dalam konterks Pembukaan UUD tahun 1945 dapat dililhat bahwa

bersirinya Negara Republik Indonesia adalah hasil perjuangan untuk menegakkan

HAM Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Pembukaan UUD tahun

1945 dengan jelas mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menjunjung

tinggi HAM dari penindasan penjajah “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu

ialah hak segala bangsa dan sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus

dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Sesuai dengan rumusan yang tertulis secara eksplisit dan berdasarkan

pandangan hidup dalam masyarakat Indonesia tekad melepaskan diri dari

penjajahan itu akan diisi dengan upaya-upaya mempertahankan eksistensi bangsa

dengan:

1. Membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melilndungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

2. Memajukan kesejahteraan umum,

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan tersebut dilandasi oleh falsafah hukum yang menjadi landasan hak dan

kewajiban asasi seluruh warga negara Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila adalah

dasar yang melandasi segala hukum dan kebijaksanaan yang berlaku di negara

Republik Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Hal ini berarti Pancasila menjadi titik tolak pikir dan tindakan termasuk

dalam merumuskan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi

HAM. Karena Pancasila merupakan akar filosofis jiwa dan budaya bangsa

Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku yang memiliki berbagai macam

corak budaya. Dasar-dasar pemikiran dan orientasi Pancasila pada hakekatnya

bertumpu pada dan nilai-nilai yang terdapat dalam budaya bangsa. Kebudayaan

bangsa tersebar di seluruh kepulauan Indonesia yang terdiri dari kebudayaan

tradisional yang telah hidup berabad-abad, maupun kebudayaan yang sudah

modern yang telah berakulturasi dengan kebudayaan lain. Selain itu, Pancasila

juga mempunyai nilai historis yang mencerminkan perjuangan bangsa Indonesia

yang panjang dengan pengorbanan baik harta maupun jiwa sejak berdirinya Budi

Utomo pada permulaan abad XX (tahun 1908)yang diikuti dengnan berbagai

peristiwa sejarah dalam upaya melepaskan diri dari belunggu penjajahan.

Perjuangan yang memperlihatkan dinamika bangsa yang memberikan khas corak

yang khas bagi Pancasila sebagai pencerminan bangsa yang ingin kemerdekaan

dan kemandirian. Maka Pancasila harus dipegang teguh sebagai prinsip utama.

Kebebasan dasar dan hak-hak dasar yang disebut HAM yang melekat pada

manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak tersebut

tidak dapat diingkari. Dilihat dari pilihan yang telah ditetapkan bersama terutama

dari Bapak Pendiri Bangsa (The Founding Father) yang bercita-cita terbentuknya

negara hukum yang demokratik, maka jiwa atau roh negara hukum demokratik

tersebut ada sejauh mana hak asasi itu dijalani dan dihormati. Apabila dilihat

UUD sebelum diamandemen, hak asasi tidak tercantum dalam suatu piagam yang

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

terpisah melainkan tersebar dalam beberapa pasal. Jumlahnya terbatas dan

diumumkan secara singkat. Karena situasi yang mendesak pada pendudukan

Jepang tidak ada waktu untuk membicarakan HAM lebih dalam. Lagipula, waktu

UUD 1945 dibuat Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB belum lahir, HAM diatur di

Pembukaan UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dalam Batang Tubuh yaitu

pasal 26, pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, pasal 31, pasal 33, dan pasal 34.29

1. HAM itu meliputi baik yang bersifat klasik maupun yang bersifat sosial.

HAM/ warganegara yang bersifat klasik terdapat dalam pasal 27 ayat (1),

pasal 28, pasal 29 ayat (2). Yang bersifat sosial dirumuskan dalam pasal

27 ayat (2), pasal 31 ayat (1) dan pasal 24. Sedangkan rumusan dalam

pasal 30 tidak termasuk dalam HAM yang klasik maupun yang sosial.

Dengan demikian HAM yang timbul karena hukum (legal rights).

Dari kajian pasal-pasal tersebut dikemukakan:

2. HAM yang berkenaan dengan semua orang yang berkedudukan sebagai

penduduk tidak dirumuskan dengan hak melainkan dengan kemerdekaan.

Contohnya bunyi pasal 28 dan pasal 29 ayat (2).

3. HAM yang berkenaan dengan warga negara Indonesia dengan tegas

dikatakan “tidak”. Hal ini dapat dibaca dalam pasal 27 ayat (2), pasal 30

ayat (1) dan pasal 31 ayat (1).

4. Sebagian besar rakyat masih dalam keadaan serba kurang (pendidikan dan

kebutuhan hidup)

29 Krisna Harahap, HAM dan Upaya Penegakannya di Indonesia, Bandung, PT Grafika Budi Utomo,2003, hlm 8.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

5. Belum/ tidak adanya hukum atau peraturan positif aplikasi dalam

kehidupan bernegara.

HAM di Indonesia sebagai pemikiran paradigma tidaklah lahir bersamaan

dengan Deklarasi HAM PBB 1948. Bahwa HAM bagi bangsa Indonesia bukan

barang asing terbukti dengan terjadinya perdebatan yang terjadi dalam sidang

BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Sidang periode pertama BPUPKI terbagai dua yaitu, pertama berlangsung dari

tanggal 19 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Sidang periode kedua diselenggarakan

pada tanggal 10 sampai 16 Juli 1945. Sidang I BPUPKI mendengar pidato

Soekarno, Muhammad Yamin, Soepomo, Muhammad Hatta terlihat perbedaan

pandangan mereka mengenai konsep-konsep “kebebasan” seperti di negara Barat.

Di lain pihak, Muhammad Hatta khawatir jika jaminan kebebasan tidak

dicantumkan dalam UUD, hak-hak masyarakat tidak akan ada artinya dihadapan

negara. Kemudian masih pada masa sidang II, terjadi perdebatan langsung antara

para tokoh tersebut. Dalam rancangan undang-undang dasar yang sedang dibahas

pada waktu itu Muhammad Hatta tidak menemukan pasal tentang HAM dan

kebebasan, karena itu beliau angkat bicara,” Saya menginginkan pasal-pasal yang

mengakui HAM”.

Namun Soepomo menapik Muhammad Hatta, pasal-pasal tersebut tidak

perlu ada karena hanya akan memberikan peluang kepada paham individualisme,

perseorangan, padahal kita ingin kekeluargaan, katanya. Dalam perdebatan ini,

Soepomo didukung oleh Soekarno sedangkan Muhammad Hatta didukung oleh

Muhammad Yamin.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Akhirnya para pendiri Republik Indonesia denagn jiwa besar setuju untuk

kompromi. Maka lahirlah pasal 27, pasal 28 dan pasal 29 UUD tahun 1945.

Proses perumusan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa sejak awal pendekatan

musyawarah mufakat sudah muncul sebagai fakta-fakta sejarah yang menyangkut

proses penyusunan pasal 28 UUD tahun 1945 diungkapkan oleh Muhammad

Yamin.

Di Indonesia HAM telah mendapat tempat dan diatur di dalam :

1. UUD tahun 1945

2. Tap MPR No XVII/MPR/1998 tentang HAM

3. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM

4. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

5. Undang-Undang No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

6. Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga yang diratifikasi

dengan Keputusan Presiden No. 48 tahun 1993 tanggal 26 Mei 1993

7. Konvensi tentang Hak-Hak Anak tahun 19998 yang diratifikasi dengan

Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 tanggal 25 Agustus 1990

8. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap

Perempuan tahun 1979 yang diratifikasi dengan Undang-Undang No. 7

tahun 1984 tanggal 24 Juli 1984.

9. Konvensi tentang Hak-Hak Politik Kaum Wanita tahun 1953 yang

diratifikasi dengan Undang-Undang No. 68 tahun 1998.

10. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman yang

Kejam secara Tidak Manusiawi dalam Merendahkan Martabat Manusia

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Lainnya tahun 1984 yang diratifikasi dengan Undang-Undang No. 5

tanggal 24 September 1998.

11. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi

Rasial yang diratifikasi dengan Undang-Undang No. 29 tanggal 25 Mei

1999.

Sehubungan dengan hak-hak diatas untuk menciptakan dan mencapai cita-

cita yang diinginkan oleh Bapak Pendiri Negara kita maka perlulah ada

pengaturan mengenai HAM itu sendiri yang mana dapat dilihat sebagai berikut:

1. Dalam Pancasila

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

Kesadaran masyarakat Indonesia akan perbedaan agama yang terdapat

dalam kesehariannya dikembangkan dengan adanya toleransi antar

umat beragama dan juga hormat menghormati antara pemeluk agama

aliran kepercayaan yang berbeda-beda.

b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Dengan sila ini, manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan

harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang

sama derajat yang sama hak dan kewajibannya tanpa membedakan

suku, agama dan kepercayaan dan jenis kelamin.

c. Persatuan Indonesia

Dalam sila ini manusia menempatkan persatuan dan kesatuan serta

kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan

golongan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan

Dalam sila ini manusia Indonesia sebagai warga negara mempunyai

kedudukan hak dan kewajiban yang sama. Hal ini tampak jelas dari

sistem perwakilan rakyat.

e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dengan sila ini maka mansuia Indonesia menyadari hak dan kewajiban

yang sama untuk menciptakan keadilan sosial.

2. Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD tahun 1945

UUD tahun 1945 sudah memuat beberapa hak asasi manusai baik dalam

Pembukaan maupun dalam Batang Tubuh. Di dalam pembukanya yaitu

mulai dari alinea I sampai alinea IV semuanya mengatur tentang HAM,

sedangkan dalam Batang Tubuh UUD tahun 1945 HAM diatur dalam pasal :

a. Dalam pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan

rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Ketentuan ini

mengandung pengertian bahwa negara kita adalah negara yang

demokratik negara yang tidak mengakui absolutisme yaitu bersifat

sewenang-wenang oleh sebab itu ketentuan ini mengakui hak manusia.

b. Dalam pasal 27 ayat (1) yaitu pasal yang menjunjung tinggi hak-hak

asasi manusia. Pasal ini menentukan persamaan hak di depan hukum

dan pemerintahan, persamaan untuk memperoleh pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

c. Pasal 28 yaitu yang mengatur kebebasan untuk berkumpul, berserikat

dan mengeluarkan pendapat.

3. HAM dalam peraturan perundang-undangan yaitu:

a. Dalam KUHP yaitu hak manusia tercantum dengan dianutnya asas

legalitas.

b. Dalam BW yang terdapat dalam pasal 1 ayat (2) anak yang di dalam

kandungan seorang perempuan dianggap telah dilahirkan bilamana

kepentingan si anak menghendakinya.

c. UU No. 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman

d. UU No. 8 tahun 1981 yaitu KUHAP yang mengatur tentang

perlindungan HAM misalnya bantuan hukum, ganti ruhi maupun

rehabilitasi.

e. UU No 9 tahun 1986 yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara, di dalam

undang-undang ini pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi juga

terdapat pengaturan dalam pasal 4 yang menyatakan bahwa PTUN

adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan bagi rakyat pencari

keadilan terhadap sengketa TUN (Tata Usaha Negara).

f. UU No 39 tahun 1999 tentang HAM

g. UU No. 26 tahun 2000 tentang Peradilan terhadap Pelanggaran HAM.

Demikianlah perkembangan sejarah HAM di Indonesia dan pengaturan

yang dibuat dalam rangka untuk menegakkan masyarakat damai dan sejahtera.

C. Sejarah Negara Myanmar dan Aung San Suu Kyi

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Myanmar atau dahulunya dikenali sebagai Burma ialah sebuah negara di

Asia Tenggara yang juga merupakan anggota dari organisasi regional yaitu

ASEAN. Negara ini merdeka pada tanggal 4 Januari 1948 dari kekuasaan Inggris.

Myanmar di sebelah Barat berbatasan dengan Bangladesh, India, dan Teluk

Benggala di sebelah Timur berbatasan denngan Laos, Thailand, dan China, di

sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Andaman, dan sebelah Utara berbatasan

dengan Cina. Wilayah Myanmar masih didominasi oleh areal hutan. Hampir 52 %

wilayahnya masih berupa hutan yang banyak menghasilkan kayu. Di kawasan

dataran rendah banyak digunakan sebagai lahan pertanian. Pada masa lalu,

Myanmar merupakan negara penghasil beras utama di wilayah Asia Tenggara,

namun saat ini seiring dengan kemajuan pertanuan di berbagai negara, Myanmar

menempati urutan keenam sebagai negara penghasil beras di Asia Tenggara.

Penduduk Myanmar merupakan keturunan dari ras Mongol, selebihnya adalah

keturunan dari India dan Pakistan. Hampir 75% dari mereka bekerja di sektor

pertanian dan banyak yang tinggal di desa. Penduduk Myanmar yang tinggal di

kota pada umumnya mendiami tiga kota utama, yaitu Yangoon, Pagan dan

Mandalay.30

Myanmar adalah negara yang perekonomiannya bertulang punggung dari

pertanian, yang didominasi oleh hasil panen tunggal yaitu beras. Beras yang

dimaksud disini adalah yang masih dalam sekam atau yang sudah digiling,

Sejarah Modern Myanmar bermula pada tahun 1948, ketika negeri

itu memperoleh kemerdekaan dari Inggris sesudah lebih dari seabad di bawah

pemerintah kolonial.

30 Mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

sedangkan istilah padi digunakan untuk menyebut beras yang masih berkulit dan

tidak digilling.31 Mata uang Myanmar adalah Kyat(K). Nilai kurs resminya kira-

kira K 7,5 = US $1. Pendapatan perkapota Myanmar di bawah US $200 dan

merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang yang termiskin di dunia.

Penduduk Myanmar berjumlah 42,1 juta jiwa. Walaupun memiliki sumber daya

alam dan rakyat dapat baca tulis, dalam persentase yang relatif tinggi sejak tahun

1987 Myanmar secara resmi memperoleh status Negara paling kurang

berkembang.32

Dewasa ini Myanmar terpaku ditempa tanpa arah yang jelas terlihat.

Dalam keadaan yang demikian ada sesuatu di masa depan yang member harapan

selain pemilu yang dilaksanakan pada tahun 1990. Tetapi sesudah pemilu

berlangsung, apapun hasil kesudahannya , siapapun yang menang negeri itu tetap

berada dalam keadaan “Senin Kamis”

33

Kudeta yang terjadi pada Myanmar pada tanggal 18 September 1988

dilakukan oleh Menteri Pertahanan, Jenderal Saw Maung, Pemerintah Junta

Militer mengekang dan akhirnya memenjarakan para penentang yang utama

.

Pemberontakan, revolusi, revisi konstitusional bahkan juga pemilu

merupakan cara perubahan politik yang sering kali digunakan oleh para pemimpin

untuk mengikis rintangan di masa silam dan merancang cara baru untuk meraih

keuntungan pribadi atas nama kemasyarakatan umum.

31 Mya Than dan Joseph L.H Tan, “Transisi Ekonomi 1990-an (Tantangan dan Dilema Myanmar) Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial (LP2ES),1987, hal 117. 32 Ibid, hal 166. 33 Ibid , hal 254.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

melalui peraturan yang dikeluarkan oleh SLORC (Dewan Pemulihan Undang-

Undang Negara dan Ketertiban) dan sekretarisnya yaitu Brigjen Khin Nyunt,

Direktur Dinas Rahasia.

Setengah abad yang silam, kedua patriot muda yaitu Saw Maung dan Khin

Nyunt adalah di antara tiga puluh sahabat yang memimpin gerakan kemerdekaan

melawan Inggris setelah. Setelah pembunuhan Jenderal Aung San pada tahun

1947 dan diikuti menyusulnya pembelotan beberapa satuan tentara utama pada

tahun 1948-1950.

Ia memegang kekuasaan dan mengendalikan Negara dengan

memperhatikan sisa-sisa Tatmadaw (militer) melawann pemberontakan suku dan

kaum komunis. Pada awalnya, U Ne Win memandang warga Negara Myanmar

sebagai orang yang terakhir bebas, tetapi sedikit demi sedikit ia merubah dan

menganggap rakyatnya sebagai massa yang mengancam, yang tidak mampu

memerintah diri sendiri. Selanjutnya ia memerintah dengan kejam untuk

menyelamatkan rakyatnya dari ancaman mereka sendiri.

Kapitalisme imperialism asing (orang Inggris, Amerika, Jepang) di

samping itu juga raksasa komunis petualang (China dan Uni Sovyet) dan kekuatan

social ekspansi (India) adalah senjata yang sering digunakan untuk mengabsahkan

pengendalian yang semakin ketat yang ditujukan untuk melindungi rakyat dari

“Kaum Pemeras” Internasional. Tampaknya suatu rencana untuk mempertahankan

dan kemudian mengalihkan kekuasaan kepada mereka yang sepadan tumbuh di

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

kalangan BSPP (Partai Program Sosialis Burma) dan sekarang kepada Tatmadaw

sebagaimana yang dijadikan patokan atau pedoman oleh pemimpin SLROC.

Kebanyakan orang Myanmar kelas menengah cenderung mendukung putri

Jenderal Aung San Suu Kyi. Dalam era pasca Ne Win, para perwira Tatmadaw

harus memilih apakah mereka akan bergabung dengan unsure-unsur sipil dalam

membentuk koalisi antara militer dan pahlawan sipil atau apakah mereka akan

tetap melanjutkan praktek lama yang menyebabkan Myanmar hampir ambruk dan

karenanya menghina diri sendiri.

Partai Komunis Burma yang pernah menjadi partai tangguh yang pada

tahun 1968 hancur dalam pertempuran yang ganas di antara mereka sendiri,

kembali dibina dengan bantuan China yang sekali lagi menghancurkan diri sendiri

pada bulan April 1989 menyusul pertarungan mati-matian antara satuan yang

didominasi oleh kelmpok Wa dengan komando puncak China Burma.

Myanmar yang memiliki kekayaan dan kebudayaan dan tradisi masyarakat

yang beraneka ragam membuat Myanmar memerlukan penataan politik baru.

Masyarakat di bawah raja yang mayoritasnya adalah orang desa, baik dari

golongan minoritas ataupun orang Burma yang tidak mesra hubungannya dengan

pemerintah.

Sebagai akibatnya, walaupun gerakan nasionalis berkeras mendesak

Inggris agar mengadakan pembaharuan politik sebelum perang, namun

kemerdekaan yang baru terwujud pada tahun 1948 bertumpu pada landasan yang

amat goyah. Parlemen dan sistem partai sebelum perang yang baru dibentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

berpolakan pada sistem yang ada di India. Kepemimpinannya tidak bermodelkan

kepemimpinan asli pribumi.

Telah banyak terjadi perubahan yang cepat dan dinamis di sektor politik ,

sosial dan ekonomi di Uni Myanmar, sejak pemerintahan yang sekarang. The

State Law and Order Restoration Committee (SLROC) mengambil alih kekuasaan

dari Partai Program Sosialis Burma (BSPP) pada September 1988.

Perubahan penting yang terbesar adalah keputusan pemerintah untuk

beralih dari sosialis ke kapitalisme dengan penghapusan “Sosialis Gaya Burma”

lebih lanjut lagi kata “Republik Sosialis” dalam sebutan resmi Negara itu dihapus

sehingga Burma menjadi “Uni Myanmar” atau “Myanmar Naing Ngan”.34

Perstiwa itu terulanng kembali pada tahun 1996 dengan menangkap ajudan

Aung San Suu Kyi, yang juga wakil ketua Liga Nasional Kyi Maung (75 tahun).

Kyi Maung dituduh melakukan pertemuan dengan 2 (dua) orang tokoh mahasiswa

Dewan Pemulihan Hukum dan Ketertiban Negara (SLROC) yang

dipimpin oleh militer Myanmar, merebut kekuasaan setelah menumpas

pemeberontakan pro demokrasi pada tahun 1988. Pada tahun 1988 telah terjadi

peristiwa demonstrasi mahasiswa di sebuah warung teh, yang kemudian meluas

menjadi demonstrasi menentang pemerintahan rejim milliter yang digerakkan oleh

para pendukung pro demokrasi.

34 Ibid,hal 250

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

selama satu jam menjelang munculnya demonstrasi ribuan mahasiswa yang

memprotes penangkapan 3 (tiga) orang mahasiswa oleh polisi.35

Seperti dikemukakan oleh junta militer Myanmar bahwa kerusuhan berbau

rasial yang terjadi belakangan ini di Yangoon dan Mandalay bertujuan membuat

situasi politik di Myanmar tidak stabil.

Sejak terjadinya peristiwa dimana SLROC, nama resmi junta militer

berkuasa itu, mengadakan pemilu yang telah dilaksanakan pada tahun 1990,

namun tidak mengakui kemenangan Liga Nasional Demokrasi pimpinan Aung

San Suu Kyi konflik-konflik atau kerusuhan terus berlangsung sampai sekarang

baik masalah agama, politik maupun ekonomi sehingga menimbulkan banyak

perhatian dan berbagai negara di dunia, khususnya Amerika Serikat langsung

mengadakan intervensi terhadap masalah yang dihadapi Myanmar termasuk

masalah penegakan hak asasi manusia di Myanmar, karena merasa sebagai Negara

Polisi Dunia.

36

Kerusuhan rasial yang terjadi akibat ratusan Biksu melakukan kerusuhan

di Yangoon, ibukota Myanmar, mereka menyerang rumah-rumah ibadah kaum

muslim. Kerusuhan itu didahului oleh munculnya kabar burung mengenai seorang

Selintas kerusuhan ini tampak seperti bentrokan antar agama saja, tetapi

sebenarnya gerakan ini punya motivasi politik yang kuat. Kelompok-kelompok

anti pemerintah sengaja melakukan tindakan memecah belah rakyat untuk

menciptakan destabilitas di negeri ini setiap ada kesempatan.

35 D&R (Detektif &Romantika), No 13/XXVII/9 Nopember 1996, hal 66. 36 Kompas, Rabu 26 Maret 1997, Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

gadis Budha kemanakan Biksu diperkosa oleh seorang muslim. Kerusuhan segera

meluas ke seluruh kota (Mandalay) dan menjalar ke Yangoon.37

Kelompok oposisi Muslim dan Budha di Myanmar menilai bahwa junta

militer sengaja mendorong meluasnya kerusuhan agama di negeri itu untuk

mengalihkan perhatian masyarakat dari kesulitan ekonomi dan tekanan politik.

38

Sesungguhnya partai oposisi yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi dan

partainya menyadari sepenuhnya bahwa mereka tidak bisa memerintah di

Myanmar sampai ke pelosok negeri tanpa ada kerjasama dengan tentara.

Sebagaimana ia dan partainya pun tahu bahwa SLROC juga tidak bisa mencapai

tujuannya, yakni suatu negara Myanmar yang makmur dan tenteram, tanpa

partisipasi dan pemberdayaan rakyat tanpa legitimasi intern dan ekstern yang

hanya dimiliki oleh Liga Nasional untuk Demokrasi. Soalnya, partai itulah yang

dalam suatu pemilu tahun 1988 telah memenangkan 80 % kursi dalam suatu

pemilu yang berlangsung umum, bebas dan rahasia.

39

Adalah tampak dengan jelas, bahwa Aung San Suu Kyi mencari

kompromi , tetapi sejauh ini menillik dari ucapan dan tindakan yang selalu tidak

konsisten dari rejim SLROC terhadap Liga Nasional untuk Demokrasi, kita dapat

berasumsi bahwa ada perbedaan paham antara mereka mengenai syarat-syarat

untuk suatu “perdamaian” dengann Aung San Suu Kyi. Tampak pihak militer

37 Ibid 38 ibid 39 D&R (Detektif dan Romantika),op.cit,hal 70.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

terlalu tinggi menghargai kekuasaan fisik dan terlalu rendah menilai kekuatan

moral yang diwakili oleh Aung San Suu Kyi, sehingga kompromi sulit tercapai.

Akibatnya program SLROC tidak bisa maju sebagaimana diharapkan.

Diancam boikot konsumen, beberapa perusahaan Barat menarik diri dari

Myanmar. Perusahaan minyak Unocal yang membangun pipa di Myanmar

digugat di pengadilan California karena memakai buruh kerja paksa.40

Semenjak berkuasanya junta militer, sudah banyak terjadi demonstrasi dari

rakyat Myanmar baik itu dimotori oleh para aktivis maupun tokoh agama yaitu

biksu. Para demonstran mengecam kekuasaan militer di kursi pemerintahan yang

seharusnya dijalankan oleh sipil. Aksi demonstrasi ini disikapi oleh pemerintah

militer dengan tindak kekerasan dan tidak sedikit memakan korban. Demonstrasi

terbesar sepanjang sejarah berkuasanya militer di Myanmar tejadi pada tanggal 8

Agustus 1988. Demonstrasi ini dikenal dengan generasi 88 yang melibatkan

banyak pelajar dan biksu sebagai bentuk perlawanan terhadap Ne Win dan

Bentuk pemerintahan Myanmar saat ini adalah Junta Militer dengan nama

The State Peace and Development Council (SPDC). SPDC ini dipimpin oleh

Jenderal Than Shwe yang juga merupakan kepala negara Myanmar sejak 23 April

1992 hingga sekarang. Sedangkan Kepala Pemerintahan dikepalai oleh Perdana

Menteri Jenderal Thein Sein. Junta militer telah berkuasa di Myanmar selama 46

tahun terhitung sejak terjadinya kudeta militer oleh Jenderal Ne Win terhadap

pemerintahan sipil yang saat itu dipimpin oleh U Nu pada tahun 1962.

40 Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

menuntut sistem demokrasi. Perjuangan rakyat Myanmar melalui aksi

demonstrasi ini membuat Jenderal Ne Win sebagai pemimpin junta militer

mengundurkan diri, meskipun telah mengorbankan sekitar kurang lebih 3.000

orang meninggal akibat tindakan keras dari tentara pemerintah.

Pengunduran diri Jenderal Ne Win bukan berarti akhir dari kekuasaan

Junta Militer, tetapi kekuasaan tersebut digantikan oleh Jenderal Maung Maung.

Meskipun masih berlatar belakang militer, namun kebijakan jenderal Maung

Maung lebih cenderung demokratis. Hal tersebut menjadi sebuah ancaman bagi

kekuasaan junta militer di kursi pemerintahan, sehingga pada akhirnya terjadi

kudeta untuk kedua kalinya oleh Jenderal Sung Maung pada 19 September 1988.

Junta militer di bawah kepemimpinan Jenderal Saw Maung berstatus

sebagai State Law and Order Restoration Council (SLORC). Di bawah

kepemimpinan Saw Maung, kebijakan yang dikeluarkan cenderung membawa

perubahan bagi Myanmar, menjadi lebih terbuka dengan nengara lain terutama di

bidang ekonomi dan militer. Namun pada 23 April 1992, Saw Maung

memngundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala negara sekaligus pimpinan

SLORC dan memilih Jenderal Than Shwe sebagai penggantinya

Di awal kepemimpinannya, Jenderal Than Shwe merubah nama State Law

and Order Restoration Council menjadi State Peace and Development Council.

Junta militer dapat dikatakan sangat bersifat rasial. Bagaimana tidak, kudeta

dilakukan oleh militer di dominasi oleh etnis Burma atau Bama yang juga

merupakan etnis mayoritas di Myanmar. Itu berarti kekuasaan atas pemerintahan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Myanmar dikuasai oleh satu etnis yaitu Burma atau Bama. Hal tersebut pasti akan

berdampak pada kebijakan junta milter yang lebih bersifat memihak dan

menguntungkan etnis Bama atau Burma. Kondisi inilah yang memicu terjadinya

perlawanan dari rakyat Myanmar terhadap pemerintah militer terutama dari etnis

non-Burma atau Bama yang merasa tertindas dan adanya ketidakadilan.

Selama 46 tahun berkuasanya junta militer di Myanmar, ada beberapa hal

yang menarik terkait dengan kebijakan-kebijakan junta militer terhadap Myanmar.

Diantaranya perubahan nama Negara dari Burma menjadi Myanmar dan

pemindahan ibukota negara ke Naypydaw. Perubahan nama negara menjadi

Myanmar dilakukan oleh pemerintahan junta militer di bawah kepemimpinan

Jenderal Saw Maung pada tanggal 18 Juni 1989, untuk menghilangkan kesan

rasial yang melekat pada nama Burma. Berdasarkan data dari CIA, 68 % dari total

penduduk negara ini adalah etnis Burma atau Bama. Yang berarti bahwa nama

Burma hanya mewakili etnis Bama dan terkesan negara ini adalah milik etnis

Bama, sementara Bama merupakan negara dengan penduduk yang multi etnis,

terdapat etnis minoritas laiinnya. Maka dari itu perubahan nama tersebut

bertujuan agar etnis non-Burma mempunyai rasa menjadi bagian dari negaranya.

Nama negara baru (Myanmar) diikuti dengan ibukota negara baru yaitu

Naypyidaw. Ibu kota negara baru ini bukan perubahan dari Yangon menjadi

Naypyidaw namun terjadi pemindahan lokasi ibu kota. Pemindahan ibu kota ini

dilakukan oleh junta militer pada tanggal 7 November 2005 ke Naypyidaw yang

mempunyai arti “ tempat tinggal para raja”. Naypyidaw adalah sebuah kota di

Universitas Sumatera Utara

Page 37: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

distriik Mandalay yang terletak di tengah dari negara ini. Diantara beberapa alasan

terkait dengan pemindahan ibukota negara Myanmar, ada sebuah alasan klasik

yaitu pemindahan tersebut dilakukan untuk mengikuti sebuah tradisi Myanmar

pada masa dinasti yang ggemar memindahkan ibukota. Namun tentunya

pemindahan ibukota negara tersebuut telah menghabiskan biaya yang cukup besar

dan berpengaruh pada anggaran belanja negara.

Selain kebijakan di atas, ada hal yang lain dari Myamnar yang menarik

yaitu nama negara bagian Myanmar mewakili nama sebuah etnis. Myanmar

adalah sebuah negara federal yang memiliki 7 negara bagian diantaranya Chin,

Kachin, Kayah, Kayin, Mon, Rakhine, dan Shan. Jika melihat dari ke-7 nama

negara bagian ini maka akan sama dengan etnis-etnis yang ada di Myanmar. Hal

ini menjadi sebuah keunikan yang dimiliki oleh Myanmar.

Pemerintahan Myanmar memberikan sebuah hak istimewa kepada bebrapa

etnis mayoritas yang ada di beberapa wilayah Myanmar untuk mendirikan sebuah

negara bagian sendiri. Misalnya negara bagian Mon yang didirikan oleh etnis Mon

yang juga merupakan etnis mayoritas disana, begitu pula dengan negara bagian

Chin oleh etnis China. Namun hak istimewa tersebut tidak berlaku bagi etnis

Rohingya, dimana etnis ini merupakan etnis mayoritas negara bagian Rakhine

(dulu Arakan) namun hak tersebut diberikan etnis minoritas Rakhin yang

beragama Budha dengan jumlah penduduk kurang dari 10 % sehingga negara

bagian ini bernama Rakhine bukan Rohang.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Myanmar tercatat sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang

pemerintahannya dikuasai oleh junta militer selama 46 tahun. Entah kapan

kekuasaan otoriter junta militer di Myanmar akan berakhir dan diganti menjadi

negara yang demokratis. Namun selama militer masih menguasai akan sulit

tercipta kehidupan yang demokratis .

SEJARAH SINGKAT AUNG SAN SUU KYI

Aung San Suu Kyi dilahirkan di kota Rangoon yang kini bernama

Yangoon, Burma pada tanggal 19 Juni 1945. Ia seorang aktivitis prodemokrasi

Myanmar dan pemimpin National League for Democrazy (Persatuan Nasional

untuk Demokrasi). Saat ini, ia menjadi tahanan rumah. Pada tahun 1991, ia

menerima Penghargaan Perdamaian Nobel karena berjuang mempromosikan

demokrasi di negaranya tanpa mempergunakan kekerasan dalam menentang

kekuasaan rezim militer41

41 Id.wikipedia.org/wiki/Aung_San_Suu_Kyi

. Ayahnya, Jenderal Aung Sun adalah pemimpin

nasional Burma hingga pembunuhan pada 17 Juli 1947. Ayahnya membantu

Burma untuk memperoleh kemerdekaan dari Inggris Raya pada tahun 1947 dan

mendirikan Tatmadaw, tentara Burma. Kematian ayahhnya akan menjadi salah

satu kontributor utamanya berjuang untuk perdamaian dan kemerdekaan bagi

negara Burma. Setelah pembunuhan ayahnya, ibunya terus aktif dan merupakan

duta besar Burma unutk India dan Nepal pada tahun 1960-an. Aung San Suu Kyi

hidup bersama ibunya Khin Kyi dan dua saudara laki-lakinya, Aung SaN U dan

Aung San Lin. Aung San Lin meninggal di kolam renang pada saat Aung San Suu

Universitas Sumatera Utara

Page 39: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Kyi berumur lima tahun. Aung San Suu Kyi unggul dalam sekolah swasta

berbahasa Inggris dan melakukan perjalanan ke Inggris dan New York untuk

melanjutkan studinya. Ia melanjutkan pendidikannnya di St. Hugh’s College,

Oxford dan memperoleh gelar B.A. dalam bidang filosofi, politik dan ekonomi

pada tahun 1969. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di New York dan

bekerja untuk pemerintah Persatuan Myanmar. Pada tahun 1972, ia menikah

dengan Michael Aris, seorang pelajar kebudayaan Tibet. Tahun berikutnya, ia

melahirkan anak laki-laki pertamanya, Alexander di London, dan pada tahun 1977

ia melahirkan anak kedua, Kim.

Setelah tinggal cukup lama di Oxford, Aung San Suu Kyi kembali ke

negerinya, Burma untuk merawat ibunya yang sedang jatuh sakit. Selama di

Burma ia bergabung dengan gerakan pendukung-pendukung atau Liga Nasional

untuk Demokrasi (The National for Democrazy-NLD). NLD menuntut adanya

reformasi politik di Burma. Sampai kemudian Aung San Suu Kyi menjadi

pemimpin gerakan tersebut dan secara terang-terangan mengkritik keras para

pimpinan militer Myanmar. Pamor ayahnya, juga menjadikan Suu Kyi sebagai

simbol dari keinginan rakyat yang merindukan kebebasan politik, dan

menciptakan sikap masyarakat menentang kepemimpinan diktator rezim militer.

Saat itu Aung San Suu Kyi berkunjung ke berbagai pelosok wilayah

Myanmar, ia berbicara di depan ratusan bahkan puluhan ribu massa, berusaha

untuk menyatukan rakyat serta membakar semangat mereka dalam perjuangan

panjang untuk menuju kemerdekaan. Suu Kyi sangat dicintai oleh masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 40: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Burma, terutama di masa-masa kegelapan negerinya. Ia dengan berani menentang

keputusuan militer yang melarang rakyat berkumpul dari empat orang. Bahkan

rakyat justru berkumpul dalam jumlah massa untuk mendengarkan Aung San Suu

Kyi di manapun ia berbicara. San Suu Kyi mendapat sambutan yang bessar dari

rakyat dan menjadi populer, penganiayaan terhadap setiap kampanye oleh pihak

militer semakin meningkat. Untuk pertama kali pada bulan Juli 1989 ia ditahan

dalam tahanan rumah (house arrest).

Pada tahun 1990 Myanmar mengadakan pemilihan umum federal. Hukum

Negara Militer dan Dewan Orde Pemulihan (The Military State Law and Order

Restoration Council-SLORC) mengizinkan pemilihan umum multipartai. NLD

(Partai Nasional Demokrasi) yang diketuai oleh Suu Kyi memenangkan pemilihan

anggota parlemen dengan suara mutlak. Namun SLORC menolak mengakui hasil

pemilihan umum tersebut. Bahkan melanjutkan masa tahanan rumah Suu Kyi. Ia

terpaksa menghabiskan waktu 6 tahun hidupnya tinggal di villanya di Rangoon

sebagai tahanan rumah.

Pada masa itu ia banyak menulis pidato dan menerbitkan banyak buku.

Selama masa penahanan itu, ia banyak menerima penghargaan atas usahanya dan

perannya untuk menciptakan perdamaian. Pada saat dalam status tahanan itu pula

ia dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada tanggal 14 Oktober 1991.

Dengan hadiah uang yang diterimanya sebesar 1,3 juta dollar, ia mendirikan

sebuah yayasan kesehatan dan pendidikan untuk masyarakat Myanmar. Selain

penghargaan Nobel, ia juga menerima sejumlah penghargaan serta kehormatan

Universitas Sumatera Utara

Page 41: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

lainnya yaitu penghargaan Hak Asasi Manusia Rafto dan penghargaan

Sakhorov42

1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

.

D. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pelanggaran hak asasi manusia (human rights violacation) juga dapat

dibedakan dengan tindakan atau perbuatan melawan hukum pidana. Dalam

berbagai pelanggaran hak asasi manusia sering terjadi sejumlah orang terluka dan

bahkan terbunuh. Perbuatan yang melukai dan membunuh orang ini sama saja

dengan kejahatan. Kemampuan untuk dapat membedakan antara pelanggaran hak

asasi manusia dengan tindak kejahatan (act of crime) merupakan langkah pertama

untuk dapat melakukan pengamatan dan tinjauan terhadap kasus-kasus

pelanggarnaa hak asasi manusia. Tanpa kemampuan membedakannya , seseorang

akan terangkap pada pencampuradukkan pelanggaran hak asasi manusia dengan

tindak pidana43

42

Ketidakmampuan membedakan antara pelanggaran hak asasi manusia

dengan tindak pidana telah menimbulkan kekeliruan dalam melakukan

pengamatan dan peninjauan. Bahkan dalam menyusun peraturan perundang-

undangan. Suatu kasus pidana kita sangka sebagai kasus pelanggaran hak asasi

manusia. Sebaliknya kasus pelanggaran hak asasi manusia kita sangka sebagai

kasus pidana.

www.tokohindonesia.com, tanggal 09 Januari 2010 43 The Asia Foundation, Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Kejahatan. ,PBHI

Universitas Sumatera Utara

Page 42: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Pelanggaran hak asasi manusia merupakan pelanggaran atas hak yang

melekat pada individu-individu yang melekat pada individu-individu manusia

tersebut. Pelanggaran hak asasi manusia terjadi bila hak-hak individu yang

melekat serta diakui dan dijamin dicabut, ditekan dan ditindas. Ini berarti

pelanggaran hak asasi manusia berada dalam hubungan politik. Dalam hubungan

ini hak asasi manusia terkait dengan kekuasaan politik.44

Sebuah institusi kekuasaan politik yang terpenting dalam masyarakat

adalah negara (state)

45

1. Pelanggaran terhadap hukum pidana yang berlaku dalam hukum nasional,

termasuk pelanggaran hukum yang menetapkan penyelewengan kekuasan

sebagai kejahatan. Pelanggaran yang dimaksudkan adalah kerugian dan

penderitaan individual maupun kelompok orang, termasuk kerugian fisik dan

mental, penderitaan emosional, kerugian ekonomi, atau pelemahan secara

. Dalam hukum hak asasi manusia , negara mempunyai tiga

kewajiban pokok terhadap hak asasi warganya yaitu menghormati (to respect),

melindungi (to protect) dan memenuhi (to fulfill) hak asasi individu warganya.

Karena negara yang melaksanakan kewajiban untuk menghormati,

melindungi dan memenuhi hak asasi manusia, negara pulalah yang

bertanggungjawab atas pelanggaran hak asasi manusia. Artinya, negara juga

pelaku pelanggaran hak asasi manusia (human rights violator) karena negara

pelaksana kewajiban dan bertanggungjawab atas pelaksanaan kewajibannnya

sendiri. Ada dua cara untuk merumuskan pelanggaran hak asasi manusia yaitu:

44 Op.cit 45 ,”Pelaku Pelanggaran HAM,”.Surya, 20 Maret 2000. Hak Asasi Manusia hanya melekat pada diri manusia. Dalam hubungan ini, tidak dikenal “hak asasi negara”, “hak asasi manusia TNI”, atau “hak asasi polisi”.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

substansial hak-hak dasar mereka, karena tindakan dan kelalaian yang

dipersalahkan negara.

2. Perbuatan atau kelalaian yang dipersalahkan kepada negara, yang belum

merupakan pelanggaran hukum pidana nasional namun merupakan kaidah

yang diakui secara internasional dalam kaitannya dnegan hak asasi manusia46

Dalam pengaturan hubungan dua pihak negara dengan individu, negaralah

yang dipersalahkan sebagai pelanggar hak asasi manusia, sedangkan individu dan

sekelompok orang menjadi korban tindakan dan kelalaian negara.

2. Pelanggaran Hak-Hak Sipil dan Politik

.

Negara dapat dipersalahkan melanggar hak asasi manusia dengan melakukan

pelanggaran terhadap perjanjian-perjanjian internasional tentang hak asasi

manusia.

Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang dilakukan

oleh negara atas hak-hak negatif (negative rights). Kata “negatif tidak berkonotasi

buruk, melainkan menunjukkan ukuran keterlibatan negara yang minimal 47

Bila negara melakukan campur tangan dalam kebebasan politik dan sipil,

pelaksanaan hak-hak sipil dan politik akan mengalami gangguan intervensi

negara. Dengan menganggu pelaksanaan hak-hak ini negara melanggar hak sipil

.

Pelanggaran hak sipil dan politik akan terjadi bila negara selalu terlibat pada

upaya individu-individu warganya dalam menikmati hak-haknya.

46 de Rover,To Serve and To Protect, Acuan Universal Penegakkan HAM,(Jakarta:Rajawali Press,2001), hal 454-455. Kata “diakui” mengacu pada kaidah-kaidah yang tercantum dalam traktat-traktat hak asasi manusia sebagai bagian hukum internasional dan diakui oleh bangsa-bangsa beradab 47 Rachland Nashidik,Catatan Pelengkap Hak Asasi Manusia, (Bandung,PBHI Jabar,2000),hal.3.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

dan politik. Keterlibatan negara yang tidak minimal (besar) dalam hak-hak sipil

dan politik berarti terjadi pelanggaran atas hak-hak tersebut.

Pertama, negara tidak boleh membatasi, apalagi menutupi peluanng setiap

individu warganya untuk menikmati kebebasan. Semakin kebebasan ini terbuka

lebar, semakin terpenuhi pula hak-hak sipil dan politiknya. Sebaliknya, semakin

dibatasi dan ditutupi kebebasan, semakin dilanggarnya hak-hak sipil dan politik.

Negara tidak dibenarkan untuk membatasi atau menghambat kebebasan

seseorang. Setiap negara wajib untuk membiarkan seseorang menikmati hak

berkumpul, berserikat dan menjalankan kegiatan politiknya. Negara tidak boleh

melarang seseorang untuk mempunyai keyakinan agam dan pandangan politik

(ideologi) tertentu. Kalau dilarang, negara melanggar hak setiap orang untuk

melaksanakan keyakinan agam dan pandangan politiknya. Mempunyai keyakinan

beragama dan pandangan politik tertentu sama sekali bukan perbuatan kriminal.

Negara tidak boleh melarangnya.

Kedua, negara dengan menggunakan alat-alat kekerasan negara seperti

militer dan polisi sama sekali tidak dibenarkan melakukan tindakan yang

membahayakan keamanan dan keselamatan individu warganya. Keterlibatan

negara dengan tindakan-tindakan seperti ini sangat membahayakan penduduk

sipil. Individu-individu yang menjadi korban tindakan alat kekerasan negara dapat

menagalami penderitaan yang hebat baik fisik, mental maupun kerugian ekonomi.

Kekuasaan negara bisa digunakan untuk melakukan tindakan –tindakan

penyiksaan dan perlakuan yang kejam terhadap individu-individu warga negara.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Jenis tindakan seperti inilah yang membahayakan keselamatan dan keamanan

pribadi warga dan dilarang oleh Konvensi Anti Penyiksaan dan Perlakuan atau

Penghukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat

Manusia (Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading

Treatment or Punishment).

Hak-hak sipil dan politik akan terlanggar bila keterlibatan negara

bertambah besar. Keterlibatan negara bukan hanya dapat membatasi dan

menghalangi pemenuhan hak-hak ini, namun dapat membahayakan keamanan dan

keselamatan pribadi warga.

3. Pelanggaran Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Pelanggaran atau penyangkalan (denial) hak-hak ekonomi, sosial dan

budaya adalah pengabaian negara atas hak-hak positif (positive rights). Kata

“positif’ tidak berkonotasi “bagus”, melainkan ukuran keterlibatan negara yang

aktif (besar)”. Pengabaian hak-hak ekonomi , sosial dan budaya akan terjadi bila

negara sangat kurang aatau kurang aktif mengupayakann yang memungkinkan

individu warganya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sebagai manusia

(human needs).

Dalam pemenuhan hak-hak seperti di atas misalnya hak untuk

mendapatkan pekerjaan, hak atas penghidupan yang layak, hak atas jaminan sosial

dan hak atas pendidikan, negara harus berperan dengan membuat kebijakan-

kebijakan yang memungkinkan setiap warganya dapat memenuhi hak-hak

tersebut. Pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya membutuhkan campur

Universitas Sumatera Utara

Page 46: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

tangan negara, karena ketersediaan materi yang dibutuhkan manusia bersifat

terbatas. Negara wajib berperan , supaya setiap warga negara dimungkinkan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sebagai manusia.

Bila negara tidak atau kurang memainkan peran yang aktif dalam

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini, negara mengabaikan hak-hak ekonomi,

sosial dan budaya individu-individu warganya. Negara wajib menyusun dan

menjalankan kebijakan-kebijakannya agar upaya pengelolaan sumber-sumber

ekonomi, sosial dan budaya yang memungkinkan individu-individu warganya

dapat memenuhi hak-haknya. Karena itu, negara harus mengatur kebijakannya

sehingga individu-individu warga yang lain dapat memenuhi kebutuhannya

sebagai manusia.

Negara wajib mengatur kebijakannya supaya individu-individu warganya

dapat memperoleh pekerjaan, mendapatkan upah yang layak bagi hidupnya, dapat

terbebas dari kelaparan serta dapat menikmati pendidikan.

4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat

Selain ada penggolongan pelanggaran hak-hak sipil dan politik serta

pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial dan budaya juga terdapat dua kualifikasi

pelanggaran manusia yaitu: (a) pelanggaran hak asasi manusia yang berat (gross

violation of human rights), serta (b) bukan pelanggaran berat (non-grass).

Pelanggaran hak asasi manusia berat adalah pelanggaran terhadap hak

asasi manusia yang fundamental. Hak-hak fundamnetal ini pada awalnya

bersumber pada hak-hak alamiah yaitu hak-hak yang melekat secara alamiah pada

Universitas Sumatera Utara

Page 47: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

setiap manusia. Hak-hak yang dimaksud adalah hak untuk hidup (the right to

llife), hak atas keutuhan pribadi (the right to personal integrity), hak atas

kebebasan (the right to liberty) dan hak untuk tidak diperbudak (the right to

unslaved).

Hak-hak fundamental tidak boleh dicabut dalam keadaan apa pun baik

dalam keadaann perang maupun damai. Setiap negara wajib melindungi dan

menjamin pelaksanaan hak-hak tersebut. Pelanggaran hak-hak fundamental inilah

yanng dikualifikasikan sebagai pelanggaran hak asasi yang berat.

Dengan perkembangan hukum hak asasi manusia internasional,

perlindungan hak-hak asasi manusia dan kebebasan semakin mendapat tempat.

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights)

telah merumuskan dasar-dasar perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

yang fundamental. Demikian pula Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil

dan Politik (International Covenant on Civil and Political Rightts) yang

memperkuat perlindungan hak-hak dan kebebasan yang fundamental.

Pelanggaran berat HAM menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2000

didefinisikan sebagai pelanggaran HAM yang melliputi kejahatan genosida dan

kejahatan terhadap kemanusiaan.48 Yang dimaksud dengan kejahatan genosida,49

”Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebahagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara: a. membunuh anggota kelompok; b. mengakibatkan penderitaan fisik

48 Pasal 7 Undang-Undang No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. 49 Pasal 8 Undang-Undang No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok; c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan fisik baik seluruh ataupun sebagiannya; d. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.”

Adapun yang dimaksud dengan kejahatan kemanusiaan,50

a. Hak untuk Hidup (the right to life)

“suatu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa: a. pengusiran; b. pemusnahan; c. perbudakan; d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional; f. penyiksaan; g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara; h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional; i. penghilangan orang secara paksa; atau j. kejahatan apartheid.”

Pasal-pasal mengenai kejahatan genosida dan kejahatan terhadap

kemanusiaan tersebut di atas substansinya merupakan ketentuan-ketentuan yang

terdapat di dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Statuta Roma.

Dalam perkembangannya, pelanggaran terhadap sejumlah HAM yang

bersifat non-derogable rights ada yang memberikan kualifikasi sebagai suatu

pelanggaran berat HAM. Pendapat yang mengatakan penggunaan kata “berat:

bermaksud untuk menggambarkan tingkat kerusakan, kerugian, atau penderitaan

yang sedemikian hebatnya akibat pelanggaran HAM tersebut.

50 Pasal 9 Undang-Undang No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Hak untuk hidup merupakan hal yang paling penting. Hak ini tidak hanya

sekedar hak alamiah yang penting. Namun juga menjadi urutan yang pertama

yang terkandung dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Pasal 3

DUHAM menegaskan, “Setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan dan

keselamatan pribadi.” Penekanan lebih lanjut bagi setiap negara dalam melindungi

dan menjamin hak untuk hidup terkandung dalam Pasal 6 Ayat 1 Kovenan

Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik :” Setiap orang mempunyai hak

utnuk hidup melekat pada dirinya. Hak ini wajib dilindungi oleh hukum. Tidak

seorang pun boleh dirampas hak hidupnya secara sewenang-wenang”. Dan

diteruskan dengan ayat 6 :” Tidak seorang pun dalam Pasal ini yang dapat

digunakan untuk menunda atau mencegah penghapusan hukuman mati oleh

Negara Peserta Kovenan ini”

Jaminan perlindungan hak untuk hidup dalam Pasal 4 ayat2, telah

dikuatkan kembali pelaksanaan perlindungannya dalam Protokol Opsional Kedua

pada Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang Ditujukan

unutk Penghapusan Hukuman Mati (Second Optional Protocol on International

Covenant on Civil and Political Rights Regarding to Eliminnation of Death

Penalty). Negara yang menjadi peserta Protokol ini diharuskan menghapuskan

hukuman mati dalam yurisdiksinya.

b. Hak untuk Hidup Diperbudak

Tidak seorang pun boleh diperbudak. Perbudakan bukann hanya

merendahkan martabat manusia, namun juga menempatkan seseorang tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 50: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

mempunyai apa pun dan menjadi sesuatu yang dapat diperjualbelikan. Pelarangan

ini diwajibkan bagi setiap negara sebagaimana yang terkandung dalam Pasal 4

DUHAM :” Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperrhambakan,

perbudakan dan perdagangan budak dalam bentuk apapun wajib dilarang”.

Setiap manusia sama sekali tidak boleh diperlakukan sebagai budak.

Perlakuan atas seseorang utnuk melakukan kerja paksa, juga disamakan sebagai

perbudakan51

Perlindungan terhadap penyiksaan (torture) merupakan hak fundamental

yang wajib dijamin dalam keadaan apa pun. Penyiksaan yang menimpa seseorang

dapat mengakibatkan penderitaaan yang hebat baik fisik maupun psikis atau

mental. Penyiksaan akan merusak hak fundamental, yakni hak atas integritas

pribadi (the right to personal integrity). Karena itu memperlakukan seseorang

denngan penyiksaan dan kekejaman lainnya wajib dilarang.

. Bila dalam suatu wilayah kekuasaan negara masih berlaku atau

berlangsung hubungann perbudakan, pemerintah atau negara bersangkutan dapat

dipersalahkan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Selain

melanggar Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, perbudakan

juga melanggar Konvensi Perbudakan, Konvensi Pelengkap tentang Pneghapusan

Perbudakan, Perdagangan Budak, serta Lembaga-Lembaga dan Praktek-Praktek

Serupa dengan Perbudakan, Konvensi untuk Penindasan Orag dan Eksploitasi

Pelacuran Orang Lain, Konvensi Kerja Paksa (ILO), Konvensi Penghapusan Kerja

Paksa (ILO).

c. Hak untuk Tidak Disiksa

51 Lihat Pasal 8 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik

Universitas Sumatera Utara

Page 51: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Pasal 5 DUHAM menegaskan,” Tidak seorang pun boleh disiksa dan

diperlakukan atau dihukum secara keji, tidak manusiawi atau merendahkan

martabat. Khususnya, tidak seorang pun dapat dijadikan sebagai obyek

eksperimen medis atau ilmiah tanpa persetujuannya”.

Pelarangan terhadap penyiksaan telah menjadi komitmen internasional

dengan adanya Konvensi Anti Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain

yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat (Convention Against

Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment)

d. Hak untuk tidak dipenjara

Pemenjaraan terhadap seseorang karena tidak mampu memenuhi

kewajibannya dari suatu perjanjian, wajib dilarang. Hak untuk tidak dipenjarakan

ditegaskan dalam Pasal 11 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan

Politik :”Tidak seorang pun dapat dipenjarakan semata-mata atas dasar

ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajiban suatu perjanjian”. Pasal ini

ditekankan dalam Pasal 4 ayat 2 dalam kovenan untuk tidak memperkenankan

Negara melakukan pengurangann kewajiban bagi pelaksanaan hak ini.

Bila aparat negara mengambil tindakan memenjarakan seseorang

berdasarkan ketidakmampuan orang tersebut memenuhi kewajiban dalam suatu

perjanjian, negara dapat dipersalahkann melakukan pelanggaran hak asasi

manusia yang berat. Pemenjaraan demikian tidak hanya dilarang dalam keadaan

damai, melainkan juga dalam keadaan darurat.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

e. Hak untuk dinyatakan tidak bersalah

Seseorang tidak hanya dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana

apabila ia melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bukan tindak pidana.

Pasal 11 Ayat 2 DUHAM menyebutkan, “Tidak seorang pun dapat dinyatakan

bersalah melakukan tindak pidana karena perbuatan atau kelalaian, yang bukan

merupakan pelanggaran pidana berdasarkan hukum nasional atau internasional

ketika perbuatan tersebut dilakukan. Juga tidak boleh dijatuhkan hukuman yang

lebih berat daripada hukuman yang berlaku pada saat pelanggaran dilakukan”.

Pasal 15 Ayat 1 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik

memperkuat perlindungan hak itu52

Penghormatan dan perlindungan sebagai pribadi manusia dapat

dimaksudkan sebagai landasan berpikir untuk mencegah praktek maupun

diskriminasi. Pasal 6 DUHAM menyatakan, “Setiap orang berhak atas pengakuan

sebagai pribadi di depan hukum di mana saja ia berada.” Pengakuan sebagai

pribadi manusia itu juga diperkuat oleh Pasal 16 Kovenan Internasional tentang

Hak-hak Sipil dan Politik, “Setiap orang mempunyai hak untuk diakui sebagai

. Bahkan dalam pasal 4 Ayat 2, hak ini

ditekankan. Karena itu aparat negara berkewajiban melindungi dan menjamin

terlaksananya hak ini bagi setiap warganya.

f. Hak untuk diakui sebagai pribadi

52 1 ;” Tidak seorang pun dapat dinyatakan bersalah atas suatu tindak pidana karena melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bukan merupakan tindak pidana berdasarkan hukum nasional maupun internasional ketika tindakan tersebut dilakukan. Demikian pula tidak dapat dijatuhkan hukuman yang lebih berat daripada hukuman yang berlaku pada saat tindak pidana dilakukan. Bila setelah dilakukannya tindak pidana ketentuan hukum menentukan hukuman yang lebih ringan maka pelaku harus memperoleh keringanan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

pribadi di hadapan hukum di mana pun ia berada”. Hak untuk diakui sebagai

pribadi itu mandapat tambahan penegasan dalam pasal 7 DUHAM,” Semua orang

sama di depan hukum dann berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa

diskriminasii apa pun. Semua orang berhak untuk mendapatkan perlindungan

yang sama terhdap diskriminasi apa pun yang melanggar Deklarasi ini dan

terhadap segala hasutan untuk melakukan diskriminasi tersebut”. Dengan

demikian, setiap orang berdasarkan prinsip non-diskriminasi sebagai individu

(manusia) harus diakui dan dilindungi hak-haknya dari praktek diskriminasi.

g. Hak atas Kebebasan Berpikir, Berkeyakinan dan Beragama

Pikiran, keyakinan dan agama merupakan hak yang melekat pada setiap

manusia. Karena itu kebebasan atas ketiganya dipandang sebagai kebebasan

fundamental. Kebebasan ini ditegaskan dalam Pasal 18 DUHAM :”Setiap orang

berhak atas kebebasan berpikir , berkeyakinan dan beragama, hak ini mencakup

kebebasan untuk berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk

menjalankan agama dan kepercayannya dalam kegiatan pengajaran, peribadatan,

pemujaan dan ketaatan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan orang

lain, di muka umum maupun tersembunyi”.

Ini diperkuat oleh Pasal 18 Kovenann Internasional tentang Hak-hak Sipil

dan Politik53

53 “Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk menganut atau menetapkan agama atau kepercayaan atas

. Namun demikian Pasal 18 mencantumkan pula sebuah

pengecualian. Negara berhak membatasi kebebasan tadi dalam kondisi tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: BAB II PANDANGAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29693/4/Chapter II.pdf · organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat Internasional

Dengan demikian, pelanggaran atas ketujuh hak ini yangg dipersalahkan

kepada negara merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Bila negara

melakukan salah satu pelanggaran dari ketujuh hak ini, negara dapat dikualifikasi

telah melakukan pelanggaran berat. Yang terutama adalah atas hak untuk hidup,

hak untuk tidak diperbudak, serta hak untuk tidak disiksa dan diperlakukan secara

kejam.

pilihannya sendiri, dan kebebasan baik sendiri maupun bersama-sama orang lain , baik di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan agama dan kepercayaan dalam kegiatan ibadah, ketaatan , pengamalan dan pengajaran; [2] Tidak seorang pun dapat dipaksa sehingga mengurangi kebebasannya untuk menganut atau menetapkan agama atau kepercayaannya sesuai dengan pilihannya,[3] Kebebasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan seseorang hanya dapat dibatasi oleh ketentuan hukum yang diperlukan untuk melindungi keamanan, ketertibban, kesehatan atau moral masyarakat atau hak mendasar dan kebebasan orang lain, dan [4] Negara Peserta Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasann orangtua dan wali yang sah , untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral bagi anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri.

Universitas Sumatera Utara