BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf ·...

17
21 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas, maka terdapat tiga permasalahan sehubungan dengan perancangan batik tulis dengan sumber ide tanaman buah kakao. Pertama, mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan indah bahwa penelitian tersebut terbatas pada penggunaan satu fiksasi pada satu kain, sedangkan perancangan ini akan memadukan tiga fiksasi (tawas, kapur, tunjung) dalam satu kain dengan sistem tumpangan. Kedua, pengolahan visual batik bertemakan hasil perkebunan di Karangayar. Tanaman buah kakao yang juga merupakan salah satu hasil perkebunan daerah Karanganyar, masih belum terolah visualnya sebagai motif batik. Mengingat banyak sekali teknik pengolahan visual yang bisa diterapkan, terlebih pengolahan visual untuk motif batik. Teknik pengolahan visual yang bisa diterapkan diantaranya, naturalis, stilasi, distorsi, abstraksi dan juga dekoratif. Ketiga, proses viualisasi dengan melakukan pendalaman mengenai bentuk visual dari tanaman kakao yang meliputi buah, batang, daun, dan bunga. B. Strategi Penyelesaian Masalah Strategi pemecahan masalah diperlukan untuk mempermudah mengatasi masalah yang muncul berkaitan dengan perancangan batik bersumber ide tanaman buah kakao dengan pewarnaan alami dari kulit buah kakao. Strategi yang

Transcript of BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf ·...

Page 1: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

21

BAB II

METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan

Berdasarkan fokus permasalahan di atas, maka terdapat tiga permasalahan

sehubungan dengan perancangan batik tulis dengan sumber ide tanaman buah

kakao. Pertama, mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan indah bahwa

penelitian tersebut terbatas pada penggunaan satu fiksasi pada satu kain,

sedangkan perancangan ini akan memadukan tiga fiksasi (tawas, kapur, tunjung)

dalam satu kain dengan sistem tumpangan. Kedua, pengolahan visual batik

bertemakan hasil perkebunan di Karangayar. Tanaman buah kakao yang juga

merupakan salah satu hasil perkebunan daerah Karanganyar, masih belum terolah

visualnya sebagai motif batik. Mengingat banyak sekali teknik pengolahan visual

yang bisa diterapkan, terlebih pengolahan visual untuk motif batik. Teknik

pengolahan visual yang bisa diterapkan diantaranya, naturalis, stilasi, distorsi,

abstraksi dan juga dekoratif. Ketiga, proses viualisasi dengan melakukan

pendalaman mengenai bentuk visual dari tanaman kakao yang meliputi buah,

batang, daun, dan bunga.

B. Strategi Penyelesaian Masalah

Strategi pemecahan masalah diperlukan untuk mempermudah mengatasi

masalah yang muncul berkaitan dengan perancangan batik bersumber ide tanaman

buah kakao dengan pewarnaan alami dari kulit buah kakao. Strategi yang

Page 2: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

22

ditempuh untuk memecahkan masalah adalah dengan melakukan pengumpulan

data dari berbagai macam sumber. Data yang dikumpulkan adalah data yang

berhubungan dengan proses batik, proses pewarnaan alami, macam-macam cara

penggambaran dalam ornamen, sumber ide motif batik di Karanganyar , dan

tanaman buah kakao. Penulis melakukan pemecahan masalah mulai dari survei,

studi pustaka, wawancara dengan pengrajin batik yang menggunakan zat pewarna

alami, studi visual, studi bahan, studi teknik, studi proses produksi yang

berhubungan dengan batik dan uji coba.

Konsep perancangan tekstil batik dengan mengambil sumber ide tanaman

buah kakao sebagai pengembangan motifnya menjadi hal utama yang harus

dipahami. Motif yang dibuat haruslah mencakup tanaman buah kakao yaitu

mencakup batang, daun, bunga, dan buah. Visual motif akan dilakukan dengan

penggambaran dekoratif, dimana penggambaran ini dapat mengimbangi selera

pemakai ataupun perancang. Penggambaran dekoratif bersifat bebas dan pada saat

orang mencari sudut lain tanpa ada ikatan, saat ini penggambaran dekoratif

banyak mengarah pada karya-karya tekstil, sehingga cocok diterapkan pada

proyek perancangan ini. Perancangan batik tulis ini difungsikan untuk kebutuhan

tekstil pakaian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, motif batik

harus sesuai dengan sumber ide, kedua, bahan yang digunakan haruslah nyaman

dan memiliki daya serap tinggi.

Perancangan batik dengan sumber ide tanaman buah kakao tidak akan

terlepas dari teknik pewarnaan yang akan digunakan untuk mewujudkannya.

Teknik pewarnaan menggunakan sistem tumpangan, yaitu fiksator pertama

(tawas), kemudian ditumpangi fiksator kedua (kapur), dan tumpangan terakhir

Page 3: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

23

dengan fiksator tunjung. Tahapan yang harus diperhatikan dalam teknik batik tulis

meliputi proses persiapan hingga finishing.

Pemilihan bahan merupakan hal yang penting dalam proses perancangan.

Dibutuhkan data mengenai material apa saja yang dapat digunakan dalam proses

batik. Adapun, cara penulis mendapatkan informasi diperlukan pemahaman yang

lebih lanjut mengenai bermacam-macam serat kain. Pencarian informasi bisa

dilakukan dengan uji coba kain (uji coba dari Indah). Sesuai hasil uji coba jenis

kain yang cocok untuk digunakan pada teknik batik dengan pewarnaan alami

adalah kain dengan daya serap yang tinggi. Berdasarkan informasi yang diperoleh,

kain yang tepat pada perancangan ini adalah kain sutera.

Proses produksi merupakan proses yang paling menentukan dalam

mewujudkan sebuah karya. Diperlukan pemahaman untuk mempersempit

kemungkinan kegagalan pada saat melakukan proses produksi. Proses produksi ini

meliputi eksplorasi teknik produksi yang akan mempengaruhi eksekusi teknik

pengerjaan sesuai dengan konsep. Proses produksi ini akan diperkuat dengan uji

coba dan riset, selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap konsumen

mengenai produk yang benar-benar mereka butuhkan. Mewujudkan perancangan

ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain: pembuatan desain,

perintangan malam, pewarnaan, pelorodan malam, hingga menjadi kain batik

yang siap digunakan.

Page 4: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

24

C. Pengumpulan Data

Pembuatan hasil karya atau produk yang baik dan dapat sesuai dengan

sasarannya diperlukan ada data-data yang mampu mendukungnya. Teknik

pengumpulan data digunakan antara lain sebagai berikut : Studi Pustaka, Studi

Proses Produksi, Studi Pasar, Wawancara, dan Studi Data Visual. Beberapa

sumber yang terkait dalam penciptaan ini untuk memperkuat data yang sudah ada.

Berdasarkan pengumpulan data tersebut, maka data-data yang berkaitan dengan

perancangan dalam proyek ini antara lain sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data-data atau dokumen serta

arsip yang digunakan sebagai pelengkap data, dengan teknik ini informasi serta

data bisa dijabarkan secara menyeluruh. Penulis memperoleh literatur dan hasil

riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul “Kemungkinan Pemanfaatan Limbah

Kulit Kakao Sebagai Sumber Zat Pewarna”, pengkaji dari Indah Permata

Ayuningtyas yang berjudul “Kajian Kulit Buah Kakao Sebagai Pewarna Alami

pada Tekstil”. dan buku Hendri Suprapto yang berjudul “Penggunaan Zat Pewarna

Alami untuk Batik”. Pustaka yang digunakan sebagai pelengkap data antara lain,

tanaman kakao dari buku Wartoyo Suwadi Pudjogunarto berjudul “Agronomi

Tanaman Kakao”, desain permukaan dari buku Nanang Rizali yang berjudul

“Tinjauan Desain Tekstil”, serat sutera, dan cara penggambaran dari buku Guntur

berjudul “Ornamen Sebuah Pengantar”.

2. Studi Proses Produksi

Studi proses produksi ini merupakan proses pemecahan masalah pada

teknik yang akan digunakan studi proses produksi merupakan sebuah gambaran

Page 5: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

25

hasil pengamatan terhadap teknik tekstil yang akan digunakan dalam pembuatan

proses produksi. Hasil pengumpulan data berdasarkan studi proses produksi.

Dalam studi proses produksi ini untuk mendapatkan data–data yang

berhubungan dengan proses pembuatan produksi batik, baik dari teknik,

pewarnaan dan bahan yang di gunakan.

a. Sentra Batik Mahkota, Sayangan Kulon No. 9, Laweyan, Solo, proses

pembuatan batik tulis dan batik cap. Zat pewarna alami yang digunakan di

Batik Mahkota adalah gambir, kayu tingi, indigo dan kayu secang. Fiksator

menggunakan tawas, kapur, dan tunjung. Teknik pewarnaan dengan dicelup,

pencelupan dilakukan hingga intensitas warna yang diinginkan tercapai yaitu

sekitar 10-12 kali pencelupan. Untuk menampilkan warna yang lebih cerah,

Batik Mahkota membuat variasi warna dari bahan alam dan membubuhkan

sedikit pewarna kimia. Bahan yang digunakan katun atau sutera.

b. Sentra Batik Morinda, Jalan Kusmanto No. 100 Pokoh Baru, Karanganyar.

Teknik yang digunakan Batik Morinda yaitu batik tulis, zat pewarna alami

yang digunakan adalah pencampuran ekstrak kayu tingi dan kayu secang, kayu

tegeran, kayu jambal. Fiksator menggunakan tawas, kapur, dan tunjung.

Pencelupan yang dilakukan sebanyak 6-10 kali, sampai mencapai warna yang

diinginkan. Selesai pencelupan (kain diangin-anginkan hingga kering) baru

dilakukan fiksasi tahapan pertama tawas kemudian ditutup dengan malam,

kemudian fiksasi kedua kapur (tutup malam), dan fiksasi tahap terakhir

tunjung, kemudian dilorod. Di Morinda produk yang diproduksi mayoritas

menggunakan bahan sutera.

Page 6: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

26

c. Sentra Batik Dewi Ratih milik ibu Wartitik desa Jantran RT. 26 / RW. 05

Pilang Masaran Sragen. Sentra batik Dewi Ratih ini terdapat proses pembuatan

batik cap, batik tulis, dan printing. Pewarnaan yang digunakan adalah

menggunakan pewarnaan sintetis yaitu indigosol, remasol dan naftol. Untuk

pewarnaan alam menggunakan tingi, mahoni, jalawe, dan juga teger dengan

fiksator kapur dan tunjung. Teknik yang digunakan adalah tutup celup.

Pencelupan di sini tidak ditentukan berapa banyaknya hanya dilihat intensitas

warna yang dicapai, bila dirasa cukup langsung dilakukan fiksasi, bila warna

yang dhasilkan kurang pekat akan dilakukan pencelupan kembali.

3. Studi Pasar

a. Observasi di wisma batik Bimo Suci yang beralamatkan di Baturan Raya No.9

Karanganyar Solo, dari hasil observasi tersebut dapat dijelaskan bahwa batik

yang dijual kebanyakan motif flora yang mengambil tema lingkungan alam

sekitar. Kain tersebut dijual dengan kisaran harga > Rp. 200.000,00.

b. Observasi di sentra Batik Morinda, Jalan Kusmanto No. 100 Pokoh Baru,

Karanganyar, dari observasi di Morinda dijelaskan tentang pewarnaan alami

Gambar 8. Motif Flora

Karya Batik Bimo Suci

(Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015)

Gambar 9. Motif Bunga Kombinasi

Karya Batik Bimo Suci

(Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015)

Page 7: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

27

yang dipakai dan pemasaran produk. Kain yang dijual disana dengan kisaran

harga > Rp. 900.000,00.

c. Observasi di Koperasi Wahyu Sari yang beralamat di Seberan RT 01/06

Girilayu, Matesih, Karanganyar. Motif yang ada biasanya menggunakan tema

dari hasil potensi alam, seperti duku, durian, dan manggis. Kain tersebut dijual

dengan kisaran harga > Rp. 300.000,00

d. Observasi di toko souvenir Astana Giri Bangun beralamat di Girilayu, Matesih,

Karanganyar, menjual berbagai macam kerajinan khas Karanganyar seperi kain

batik, kaos, tas, dompet dan pakain jadi > Rp. 78.000,00.

4. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data di lapangan

dengan melakukan tanya jawab mengenai permasalahan-permasalahan yang

dihadapi.

a. Wawancara dengan salah satu petani kakao yaitu Bapak Subur. Dalam

wawancara pembahasan yang difokuskan tentang hasil panen kakao, dan

bagaimana pemanfaatan kulit kakao di sana.

Gambar 10. Motif Geometri, Pewarna

Kayu Tingi

Karya Batik Morinda

(Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015)

Gambar 11. Motif Geometri, Pewarna

Indigo

Karya Batik Morinda

(Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015)

Page 8: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

28

b. Wawancara dengan Bapak Yuli, beliau adalah perajin yang bekerja dibagian

pewarnaan di Batik Morinda. Beliau menjelaskan tentang proses pewarnaan

alami yang diterapkan di sana, mulai dari jenis pewarna alami yang digunakan

hingga fiksator yang digunakan.

c. Wawancara dengan Bapak Daryoni, beliau adalah ketua Koperasi Wahyu Sari.

Beliau menjelaskan dan menggambarkan bagaimana motif-motif yang ada di

Karanganyar khususnya daerah Girilayu. Beliau juga menjelaskan motif batik

yang banyak digemari oleh masyarakat, yaitu motif batik yang unik dengan

perpaduan warna yang menarik.

5. Studi Data Visual

Hasil gambar dan dokumen yang telah diperoleh dari buku, foto-foto

produk perusahaan, contoh-contoh produk yang dapat menunjang dan dapat di

jadikan contoh atau referensi untuk menguatkan ide dalam perancangan Tugas

Akhir. Data yang diperoleh berawal dari data visual mengenai desain produk,

warna dan motif. Data visual didapatkan dari studi pustaka, studi pasar dan

katalog -katalog produk dari produsen yang terkait dengan permasalahan yang

ada.

Gambar 12. Motif Kencar-kencar Pewarna Mahoni & Motif Mahkota Raja

Pewarna Remasol

Sumber: www.batikgirilayu.blogspot.com

Page 9: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

29

Gambar 13. Motif Monumen Tri Darma

(Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015)

Gambar 14. Motif Durian Gambar 15. Motif Manggis

(Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015) (Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015)

Gambar 16. Motif Belimbing, Gambar 17. Motif Kelopak Bunga,

Pewarna Kayu Tingi Pewarna Kayu Secang

(Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015) (Foto: Dini Kusumaningtyas, 2015)

Page 10: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

30

A. Uji Coba

Kegiatan uji coba dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang

bagaimana perancangan motif batik bersumber ide tanaman buah kakao dengan

pewarnaan alami kulit buah kakao. Melalui desain, teknik, bahan, dan pewarnaan

yang digunakan. Selain itu juga dapat meminimalisir kegagalan dalam proses

produksi. Berikut ini adalah beberapa macam uji coba yang sudah dilakukan.

Antara lain uji coba visual, uji coba pemalaman, dan pewarnaan. Uji coba

pewarnaan dilakukan untuk menemukan variasi warna dalam satu kain difiksasi

dengan dua atau tiga fiksator, dimana dalam penelitian Indah Permata belum

dilakukan. Penelitian yang dilakukan Indah Permata yaitu, dalam satu kain

menggunakan satu fiksator.

Table 3.

Hasil eksplorasi visual motif dari tanaman buah kakao

No. Tanaman Buah Kakao Hasil Uji Coba Visual

1

Buah kakao utuh

Page 11: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

31

2

Buah kakao dibelah

secara horizontal

3

Buah kakao dibelah

secara vertikal

4

Tekstur dalam kulit

buah kakao

Page 12: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

32

5

Bunga tanaman buah

kakao

6

Daun tanaman buah

kakao

Page 13: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

33

Tabel 4.

Hasil Pewarnaan Kulit Buah Kakao dengan Teknik Batik Setelah

Dilorod, dalam Penelitian yang Dilakukan Sebelumnya

No. Jenis Fiksator Hasil Keterangan

1

Tawas

Warna coklat ke

merah muda (lebih

tua)

2

Kapur

Warna coklat ke

merah

3

Tunjung

Warna coklat tua ke

hijauan

(Sumber: Indah Permata Ayuningtyas, 2014:45-46)

Uji coba pemalaman dan pewarnaan menggunakan kain sutra 656,

sebelum proses pewarnaan kulit buah kakao pada tekstil diawali dengan proses

mordanting pada tekstil. Tujuannya memasukkan unsur logam ke dalam serat,

supaya dapat bereaksi dengan zat pewarna. Prosesnya dengan melarutkan tawas

dengan air mendidih di atas nyala api. Kain sebelumnya dibasahi dengan air,

kemudian dimasukkan ke dalam larutan mordant sambil diaduk, dididihkan

Page 14: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

34

selama 1 jam, selanjutnya panci diangkat dan dibiarkan selama 24 jam. Kain

diangkat, dikeringkan serta disetrika.

Bahan yang digunakan untuk mordan kain sutera adalah :

Tawas : 20 gram

Air : 3 liter

Kain : 2 meter

Zat pewarna alami dihasilkan dari ekstrak kulit buah kakao dimana takaran

yang digunakan yaitu 1 kg kulit kakao direbus dengan 8 liter air selama 1 jam lalu

didiamkan selama 1 hari, kemudian disaring. Pencelupan dilakukan sebanyak 6

kali masing-masing pencelupan lamanya 10 menit, kemudian kain dikeringkan di

tempat yang teduh. Kain-kain yang telah selesai dicelup, kemudian dimasukkan

dalam larutan fiksasi selama 3 menit, selanjutnya dicuci bersih dan dijemur di

tempat yang teduh. Untuk menghasilkan tiga warna pada kain perlu melakukan

penetupan malam pada fiksasi pertama. Fiksasi pertama yang dilakukan adalah

fiksasi yang menghasilkan warna muda (dicuci bersih, jemur, temboki), fiksasi ke

dua warna medium (dicuci bersih, jemur, temboki), dan fiksasi terakhir warna tua

(dicuci bersih, jemur), kemudian dilorod.

Komposisi bahan fiksasi yang digunakan adalah :

Tawas : 70 gram/ liter (dilarutkan dengan air panas)

Kapur : 50 gram/ liter (dilarutkan dengan air dingin)

Tunjung : 50 gram/ liter (dilarutkan dengan air dingin)

Larutan-larutan tersebut diendapkan selama 24 jam. Selanjutnya larutan tawas

bisa langsung digunakan, tetapi larutan fiksasi kapur dan tunjung diambil larutan

beningnya.

Page 15: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

35

Tabel 5.

Uji Coba Pewarnaan Ekstrak Kulit Buah Kakao pada Kain Sutra Sesudah

Difiksasi dan Sesudah Dilorod

No. Jenis Fiksator Hasil Keterangan

1

Tawas

Warna coklat ke

merah muda

2

Kapur

Warna coklat muda

3

Tunjung

Warna coklat ke hijau

4

Dua fiksasi dengan

sistem tumpangan

(Tawas dan Kapur)

Warna coklat muda

Page 16: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

36

5

Dua fiksasi dengan

sistem tumpangan

(Tawas dan Tunjung)

Warna coklat ke hijau

(lebih muda)

6

Dua fiksasi dengan

sistem tumpangan

(Kapur dan Tunjung)

Warna coklat ke

hijauan (lebh tua)

7

Tiga fiksasi dengan

sistem tumpangan

(Tawas, Kapur, dan

Tunjung)

Warna coklat ke

hijauan tua

8

Tiga fiksasi

diterapakan dalam

bentuk motif dengan

sistem tumpangan

(Tawas, Kapur, dan

Tunjung)

- Tawas menghasikan

warna coklat kea rah

merah muda yang

terdapat pada motif

kelopak bunga,

batang, dan biji kakao.

- Tawas dan kapur

menghasilkan warna

coklat muda sebagai

background.

Page 17: BAB II METODE PERANCANGAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0910019_bab2.pdf · sehubungan dengan perancangan batik ... riset dari Siti Narsito Wulan yang berjudul

37

- Tawas, kapur, dan

tunjung menghasilkan

warna coklat ke

hijauan yang terdapat

pada motif daun,

putik, dan buah kakao.

B. Gagasan Awal Perancangan

Gagasan awal perancangan karya ini adalah pewarnaan alami kulit buah

kakao yang diambil dari penelitian Indah Permata Ayuningtyas yaitu “Kajian

Kulit Buah Kakao Sebagai Pewarna Alami Pada Tekstil”. Konsep ini dipilih

karena adanya fenomena gerakan kembali ke alam yang menuntut akan produk

aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, terutama di kalangan negara maju.

Ini merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik. Untuk teknik yang

digunakan adalah teknik batik tulis. Teknik ini dipilih karena goresan-goresan

lebih ekspresif sehingga tidak akan ada goresan yang sama dalam setiap

pengulangannya. Adapun kain yang dipakai adalah kain sutera. Kain ini dipilih

karena bisa menyerap warna dengan baik. Selain itu, juga sifat seratnya lebih kuat

daripada kain primissima.

Visual coraknya mengarah pada bentuk lereng, lung-lungan, dan semenan.

Pewarnaan batik menggunakan kulit buah kakao dengan fiksasi tawas, kapur dan

tunjung, sehingga mencapai intensitas warna yang berbeda karena perbedaan dari

fiksatornya. Penggambaran motif mengarah pada penggambaran dekoratif dengan

menerapkan repeat satu dan setengah langkah dengan komposisi all over.