BAB II Lanter Bareng Yuni Di Mcd 280514

6
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Dahulu RSPAD Gatot Soebroto ditkesad merupakan rumah sakit tentara Belanda, dikenal dengan groot militare hospital welterveden. Kemudian pada tanggal 8 maret 1942 pernah menjadi rumah sakit militer angkatan darat. Jepang dengan nama rikugun byoin. Sejak kemerdekan 17 agustus 1945 dikuasai oleh tentara KNIL dan namanya diubah menjadi militaire geneeskundige dienst yang dikenal dengan nama "leger hospital Batavia". Pada tanggal 26 Juli 1950 diserahkan kepada Djawatan Kesehatan Angkatan Darat menjadi rumah sakit tentara pusat. Moment bersejarah ini selanjutnya diperingati sebagai hari jadi RSPAD Gatos Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan Jenderal Gatot Soebroto yang memberikan segala-galanya bagi RSPAD agar menjadi kebanggaan prajurit dan upaya meningkatkan kesejahteraan prajurit angkatan darat maka dipakailah nama Gatot Soebroto dibelakang nama Rumah Sakit Angkatan Darat ini. Keberadaan pemeriksaan diagnostic mutakir serta keasrian bangunan dan pelayanan terhadap kesehatan begitu tinggi maka sejak 1977. RSPAD Gatot Soebroto ditkesad ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan perawatan pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat peran serta rumah sakit terhadap pelayanan kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot Soebroto mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal sebagai pavilion dr. R. Darmawan, PS untuk rawat inap. Kemudian tahun 1991

Transcript of BAB II Lanter Bareng Yuni Di Mcd 280514

Page 1: BAB II Lanter Bareng Yuni Di Mcd 280514

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto

Dahulu RSPAD Gatot Soebroto ditkesad merupakan rumah sakit tentara Belanda, dikenal dengan groot militare hospital welterveden. Kemudian pada tanggal 8 maret 1942 pernah menjadi rumah sakit militer angkatan darat. Jepang dengan nama rikugun byoin. Sejak kemerdekan 17 agustus 1945 dikuasai oleh tentara KNIL dan namanya diubah menjadi militaire geneeskundige dienst yang dikenal dengan nama "leger hospital Batavia".

Pada tanggal 26 Juli 1950 diserahkan kepada Djawatan Kesehatan Angkatan Darat menjadi rumah sakit tentara pusat. Moment bersejarah ini selanjutnya diperingati sebagai hari jadi RSPAD Gatos Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan Jenderal Gatot Soebroto yang memberikan segala-galanya bagi RSPAD agar menjadi kebanggaan prajurit dan upaya meningkatkan kesejahteraan prajurit angkatan darat maka dipakailah nama Gatot Soebroto dibelakang nama Rumah Sakit Angkatan Darat ini.

Keberadaan pemeriksaan diagnostic mutakir serta keasrian bangunan dan pelayanan terhadap kesehatan begitu tinggi maka sejak 1977. RSPAD Gatot Soebroto ditkesad ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan perawatan pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat peran serta rumah sakit terhadap pelayanan kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot Soebroto mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal sebagai pavilion dr. R. Darmawan, PS untuk rawat inap. Kemudian tahun 1991 didirikan bangunan 6 lantai di paviliun Kartika untuk rawat jalan dan rawat inap. Selanjutnya diresmiakn pavilion dr Iman Sudjudi melayani kesehatan ibu dan bayi, pavilion anak untuk perawatan anak serta non peviliun untuk perawatan kelas tiga. 

Saat ini, pelayanan kesehatan RSPAD Gatot Soebroto yang beralamat di Jl. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusatini dilayani dokter spesialis dan sub spesialis dengan di dukung pelayanan unggulan seperti : Minimal Invasive Arthroscopy, Endoscopy Spine Surgery, MSCT 64 slice, MRI 1,5 Tesla, Linac CT simulator, Digital Substraction Angiography-3D (DSA-3D), USG 4 Dimensi. (http://www.rspadgatsu.com/index.php)

2.2. BPJS

Page 2: BAB II Lanter Bareng Yuni Di Mcd 280514

Delapan sasaran pokok peta jalan jaminan kesehatan nasional pada 01 Januari 2014,

adalah (UU No. 40/2004, penjelasan pasal 19, ayat 1) :

1. BPJS Kesehatan mulai beroperasi

2. BPJS Kesehatan mengelola Jaminan Kesehatan setidaknya bagi 121,6 juta jiwa (sekitar

50 juta jiwa masih dikelola oleh Badan lain).

3. Paket manfaat medis yang dijamin adalah seluruh pengobatan untuk seluruh penyakit.

Namun masih ada perbedaan kelas perawatan di rumah sakit bagi yang mengiur sendiri

dan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah.

4. Rencana aksi pengembangan fasilitas kesehatan tersusun dan mulai dilaksanakan.

5. Seluruh peraturan pelaksanaan (PP, Perpres, Peraturan Menteri, dan Peraturan BPJS)

yang merupakan turunan UU SJSN dan UU BPJS telah diundangkan dan diterbitkan.

6. Paling sedikit 75% peserta menyatakan puas, baik dalam layanan di BPJS maupun

layanan di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS.

7. Paling sedikit 65% tenaga dan fasilitas kesehatan menyatakan puas, baik dalam layanan

di BPJS maupun layanan di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS.

8. BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan akuntabel BPJS Kesehatan adalah badan

hukum public yang didirikan oleh penguasa Negara dengan undang – undang, yaitu UU

SJSN dan UU BPJS. Penguasa Negara yang dimaksud adalah pemerintah, memberikan

mandat melalui UU BPJS kepada Komisaris dan Direksi PT Askes (Persero) untuk

melaksanakan pendirian BPJS Kesehatan pada masa peralihan.

Pendirian BPJS Kesehatan dilaksanakan pada masa peralihan yaitu terhitung mulai 26

Nopember 2011 hingga 31 Desember 2013.

Visi BPJS kesehatan

“CAKUPAN SEMESTA 2019”

Dengan penjelasan:

Paling lambat 01 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan

nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan

yang handal, unggul, dan terpercaya.

Page 3: BAB II Lanter Bareng Yuni Di Mcd 280514

Misi BPJS kesehatan

a. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi

masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

b. Menjalankan dan memantapkan system jaminan pelayanan kesehatan yang efektif,

efisien, dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas

kesehatan.

c. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan

secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan

program.

d. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola

organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja

unggul.

3 sasaran pokok BPJS Kesehatan

a. Tercapainya kepesertaan semesta sesuai peta jalan menuju Jaminan Kesehatan Nasional

tahun 2019.

b. Tercapainya jaminan pemeliharaan kesehatan yang optimal dan berkesinambungan.

c. Terciptanya kelembagaan BPJS Kesehatan yang handal, unggul, dan terpercaya.

BPJS terbentuk sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 H ayat (3) yang menyatakan

“Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya

secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”, maka untuk mewujudkan hal tersebut

pemerintah menetapkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang bertujuan untuk

memberikan jaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui

Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004. Dengan sistem ini diharapkan setiap orang

untuk mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Lebih

lanjut, untuk dapat menyelenggarakan sistem tersebut maka diperlukan badan hukum yang

akan menjadi penyelenggara jaminan sosial kesehatan yaitu BPJS Kesehatan

Kebijakan – kebijakan yang melandasi pembentukan BPJS Kesehatan

Page 4: BAB II Lanter Bareng Yuni Di Mcd 280514

• UUD 1945 No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

• UUD 1945 No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

• Undang – Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

• Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

• Undang – Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

• Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional

• Undang – Undang No 17 Tahun 2003 tetang Keuangan Negara

• Undang – Uindang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

• Undang – Undang No 33 Tahuin 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Pemerintah Daerah

• Undang – Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

• Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan

Daerah