BAB II LANDASAN TEORI x . Dalam bidang apapun,...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI x . Dalam bidang apapun,...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Evaluasi
Proses evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya
sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini dipaparkan salah satu
tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan.
Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam bidang apapun, apa
saja yang dapat dievaluasi, dapat mengacu pada suatu program kerja.
Di sana banyak terdapat aspek-aspek yang sekiranya dapat dan perlu
dievaluasi. Tetapi, umumnya yang diprioritaskan untuk dievaluasi
adalah hal-hal yang menjadi key-success factors-nya
Merancang (desain) kegiatan evaluasi. Sebelum evaluasi dilakukan,
harus ditentukan terlebih dahulu desain evaluasinya agar data apa saja
yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa saja yang dilalui, siapa
saja yang akan dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan
menjadi jelas.
Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan,
pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan.
Pengolahan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut
diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan
menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat
menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan
antara Fakta dan harapan/rencana untuk menghasilkan gap. Besar gap
akan disesuaikan dengan tolok ukur tertentu sebagai hasil
evaluasinya.
Pelaporan hasil evaluasi. Agar hasil evaluasi dapat dimanfatkan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi
didokumentasikan secara tertulis.
8
2.2.Implementasi
Ahmadjayadi (2008) menjelaskan bahwa dalam arti sebenarnya
sasaranyang ingin dicapai melalui implementasi teknologi dan sistem informasi
adalah gunamenjawab tantangan yang dihadapi oleh perusahaan terutama dalam
rangkamenghadapi era pasar bebas yaitu:
1. Kepuasan konsumen;
2. Good Corporate Governance;
3. Peningkatan Bisnis;
4. Optimalisasi Proses Bisnis;
5. Kemitraan;
6. SDM
Guna mencapai sasaran yang ingin dituju, dibutuhkan suatu sistem
informasi yangmemenuhi kriteria-kriteria sebagaimana dijelaskan sebagai berikut
(Ahmadjayadi, 2008):
1. Reliability, Availability;
2. Transparancy, Accuracy;
3. Scalability
4. Optimalisasi
5. Reusability
6. Flexibility, Interoperability
7. Integrasi
8. Field Proven
9. Best Practise
10. Knowledge Enhancement
11. Competency Match
2.3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi
yangmempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung
operasi,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
9
menyediakanpihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Jogiyanto, (2005 :11).
Dari pengertian tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa sistem informasi
merupakan suatu kumpulan sistem yang digunakan oleh suatu organisasi dalam
mengelola berbagai macam proses bisnis yang berlangsung pada organisasi.
Sistem informasi memiliki keterkaitan erat dengan pemanfaatan perangkat
teknologi dalam organisasi. Saat ini berbagai macam sistem informasi telah
dikembangkan dan dimanfaatkan dalam berbagai macam organisasi, baik
organisasi yang berskala kecil hingga organisasi multinasional. Di Indonesia
sendiri saat ini telah dikembangkan berbagai macam sistem informasi yang
mampu membantu negara dalam menjamin pelayanannya terhadap masyarakat.
Menurut O’Brien (2005), terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam
bisnis yaitu:
Mendukung proses bisnis dan operasional
Mendukung pengambilan keputusan
Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
2.4. Sistem Informasi Akademik
Sistem informasi akademik adalah suatu disiplin akademik atau bidang
studi, juga merupakan suatu cabang pengetahuan yang diajarkan atau
ditelitiditingkat sekolah dan perguruan tinggi. Disiplin akademik ini didefinisikan
dandiakui jurnal akademik yang mempublikasikan riset pada suatu bidang
sertamasyarakat terpelajar dan departemen atau fakultas akademik yang
menjaditempat para praktisi tersebut. Febryimam Munandar, (2008:31).
Sistem informasi akademik memberikan kemudahan bagi para
penggunannya dalam mengelola berbagai macam kegiatan yang berhubungan
dengan proses akademik. Beberapa contoh proses akademik yang diangkat dalam
penelitian ini adalah proses pengelolaan data siswa, pengelolaan data guru,
penjadwalan mata pelajaran dan jam mengajar, pengelolaan nilai dan pengelolaan
hasil belajar siswa. Perkembangan suatu institusi pendidikan juga dapat dinilai
dari seberapa mampu suatu institusi memanfaatkan perkembangan teknologi
10
dalam membantu proses bisnis. Dan proses akademik pada institusi pendidikan
merupakan inti yang memberikan nilai bagi institusi.
Sistem informasi akademik dipandang sebagai langkah awal yang dapat
menjadi accuan dalam pengembangan sistem lainnya di masa mendatang.
Pemanfaatan sistem informasi akademik akan dapat menjadi dasar, karena
berbagai macam sistem sedang dalam tahap pengembangan. Dan sistem informasi
akademik ini akan menjadi wadah yang menampung berbagai macam data yang
mungkin saja akan dapat digunakan sebagai sumber data untuk sistem di masa
mendatang.
2.5. Technology Acceptance Model (TAM)
Beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunaan teknologi komputer, di
antaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensihasil riset dibidang
teknologi informasi adalah seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of
Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM).Model
TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA yaitu teoritindakan yang beralasan
dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal
akan menentukan sikap dan perilakuorang tersebut (Davis, 2008). Reaksi dan
persepsi pengguna sistem informasi akan mempengaruhi sikapnya dalam
penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan
kemudahan penggunaan sistem informasi sebagai suatu tindakan yang beralasan
dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat
manfaat dan kemudahan penggunaan sistem informasi menjadikan
tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah
teknologi.
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan
perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap
(attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behavior
relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari
perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci
11
menjelaskan tentang penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi
tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya teknologi informasi oleh
pengguna (user).
Gambar 2.1. Technology Acceptance Model Framework
(Davis, Bagozzi, and Warshaw; 1989)
Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilakupengguna
dengan variabel:
1. Persepsi atas kemanfaatan (perceived usefulness) adalah “suatu tingkatan
dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat
meningkatkan kinerjanya dalam bekerja”. Perceived usefulness
didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (“as the extent to
which a person believes that using a technology will enhance her or his
performance”).
Penelitian – penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel
perceived usefulness mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap
penggunaan sistem informasi. Penelitian-penelitian sebelumnya juga
menunjukkan bahwa perceived usefulness merupakan konstruk yang
paling signifikan dan penting yang mempengaruhi attitude, behavioral
intention, dan behavior di dalam menggunakan teknologi dibandingkan
dengan konstruk yang lainnya
12
2. Persepsi atas kemudahan penggunaan (Perceived ease of use), secara
kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
menggunakan sistem tersebut tak perlu bersusah payah. Ini mengikuti
definisi dari “mudah” (“ease”): “freedom from difficulty or great effort”
atau “tidak memiliki kesulitan atau atau upaya keras.
Dari definisinya, diketahui bahwa variabel perceived ease of use
ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah
digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia
tidak akan menggunakannya.
3. Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap
penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai
dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya.
Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu
aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri
atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan
komponen ‐ komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral
components).
Attitude towards behavior di definisikan oleh Davis et al. (1989)
sebagai perasaan positif atau negatif dari sesorang jika harus melakukan
perilaku yang akan ditentukan (“an individual’s positive or negative
feelings about performing the target behavior”). Attitude towards behavior
juga didefinisikan oleh Mathieson (1991) sebagai evaluasi tentang
ketertarikannya menggunakan sistem (“the user’s evaluation of the
desirability of his of her using the system”).
4. Behavioral intention adalah suatu keinginan (minat) sesorang untuk
melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu
perilaku (behavior) jika mempunyai behavioral intention untuk
melakukannya.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
behavioral intention merupakan prediksi yang baik dari penggunaan
13
teknologi oleh pemakai sistem (misalnya adalah penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan
Davis, 2000)..
5. Actual System Use adalah pemanfaatan sistem yang sedang terlaksana,
dan seberapa besar kemanfaatan dan kemudahan penggunaan terhadap
sistem yang sudah dirasakan pengguna. Perilaku (behavior) adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam konteks penggunaan
sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah penggunaan
sesungguhnya (actual use) dari teknologi.
Karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti
yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan sesungguhnya ini
banyak diganti dengan nama persepsian (perceived usage). Davis (1989)
menggunakan pengukuran actual usage, dan Igbaria et al. (1995)
menggunakan pengukuran perceived usage yang diukur sebagai jumlah
waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan
frekuensi penggunaannya. Szajna (1994) menyarankan menggunakan
penggunaan dilaporkan-sendiri (self-reported usage) sebagai pengganti
actual usage.
Dari berbagai macam penjelasan mengenai metode TAM dan variabelnya,
dapat peneliti simpulkan bahwa metode TAM dapat digunakan untuk mengukur
penerimaan suatu sistem pada institusi. Dikarenkan tiap persepsi terhadap
penerimaan mengarah dan memiliki korelasi dengan perilaku pengguna dan
penggunaan sesungguhnya. Selain itu setiap variabel yang ada pada metode ini
sudah cukup untuk menilai penerimaan sistem informasi akademik secara garis
besar pada SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar.
2.5. Studi Literature
Dalam penysunan penelitian ini, peneliti telah melakukan review pada
beberapa literature sebagai pendukung. Beberapa literature yang digunakan pada
penelitian dicantumkan pada table berikut.
14
Table 2.1. Literatur Review
No Tahun Author Judul Metodelogi Hasil
1 2013 Chih-Min Ma, Cheng-
Min Chao, dan Bor-
Wen Cheng
Integrating Technology
Acceptance Model and
Task-Technology Fit into
Blended Learning System
Metodelogi yang digunakan pada penelitian
ini antara lain :
Instrumentation : menggunakan
kuisioner dua bagian. Bagian
pertama untuk Task-Technology
Fit testing, dan bagian kedua
digunakan untuk menguji
perceived usefulness pada
Technology Acceptance Model
(TAM)
Sample and Descriptive Statistics :
menggunakan cross sectional
surveys.
Data Analysis : Menggunakan
delapan variable (4 variabel
dependent dan 4 variabel
independent)
Hypotheses Testing : Penelitian ini
melakukan testing terhadap 9
hipotesis yang disusun penulis.
Hasil dari penelitian ini mengemukakan
bahwa perceived ease of use, perceived
usefulness, dan user satisfaction memiliki
pengaruh yang besar dalam menjelaskan
ketertarikan terhadap penggunaan BELS
(Blended Learning System).
15
No Tahun Author Judul Metodelogi Hasil
2 2011 Ronnie H. Shroff,
Christopher C.
Deneen, Dan Euginia
M.W.
Analysis of the technology
acceptance model
inexamining students’
behavioural intention to use
an eportfoliosystem
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan pengujian hipotesis yang
disusun oleh para penulis. Berikut adalah
hipotesis yang diuji dalam penelitian ini :
H1: Perceived usefulness (PU) will have a
significant influence on attitude towards
usage (ATU).
H2: Perceived ease of use (PEOU) will
have a significant influence on attitude
towards
usage (ATU).
H3: Perceived ease of use (PEOU) will
have a significant influence on perceived
usefulness (PU).
H4: Attitude towards usage (ATU) will
have a significant influence on users’
behavioural intention to use (BIU) the e-
portfolio system.
Hasil yang dikemukakan penulis pada
penelitian ini adalah besarnya hubungan
antara Perceived ease of use, Perceived
usefulness, dan Attitude toward usage.
3 2011 Irma Irawati Ibrahim Implementasi Sistem
Informasi Ujian
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah Plan-Do-Check-Act. Metode ini
dipilih karena sangat penulis merasa
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini
adalah perbaikan alur proses kerja yang
baru. Alur proses kerja yang
16
No Tahun Author Judul Metodelogi Hasil
metode ini sangat cocok untuk digunakan
dalam pengembangan terus-menerus,
memulai pengembangan proyek baru,
pengembangan proses/produk, analisis
proses kerja berulang, kegiatan
pengumpulan data dan analisis dalam
menemukan masalah utama sebuah proses.
direkomendasikan untuk dibenahi adalah
kegiatan persiapan ujian, pelaksanaan
ujian, dan pengumpulan nilai
4 2011 Beate Baltes, dan
Nicolae Nistor
Virtual Mentoring in
Communities of Practice in
anOnline University:
Technology Acceptance,
Technology Use, And
Perceptions Of The
LearningProcess
Penelitian ini merupakan suatu model
investigasi terhadap suatu komunitas virtual
mentoring pada Walden University,
Amerika Serikat. Penelitian ini
mengembangkan penggunaan model
pendekatan TAM untuk mengukur
technology acceptance.
Hasil yang dikemukakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Adanya pengaruh penggunaan
sistem dengan persepsi terhadap
proses pembelajaran.
2. Adanya kemungkinan intervensi
dari penggunaan sistem terhadap
persepsi proses pembelajaran
yang lebih baik.
5 2009 Shinta Eka Kartika Analisis Proses Penerimaan
Sistem Informasi iCons
dengan Menggunakan
Technology Acceptance
Model pada Karyawan
Penelitian ini adalah jenis penelitian
eksplanatori dengan
menggunakanpendekatan metode survey
artinya dalam kegiatan penelitian ini,
peneliti mencobamenentukan hubungan
Pada penelitian ini dikemukakan dari 16
hipotesis yang disusun, hanya ada 8
hipotesis yang diterima. Hipotesis yang
diterima adalah mengenai hubungan antara
:
17
No Tahun Author Judul Metodelogi Hasil
PT.Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
di Kota Semarang
antar variable berdasarkan data yang
diperoleh dari sampleyang ditentukan
dalam suatu populasi.
a) identification dengan perceived ease of
use
b) compliance dengan perceived ease of
use
c) self efficacy dengan
perceived ease of use
d) self efficacy dengan perceived
usefulness
e) identification dengan perceived
usefulness
f) identification dengan attitude
g) compliance dengan attitude
h) perceived usefullnes dengan attitude
6 2012 Ding Hooi Ting dan
Weng Marc Lim
E-shopping: an Analysis of
the Technology Acceptance
Model
Penelitian ini menggunakan metode
hipotesis testing untuk menguji perceived
ease of use dan perceived usefulness
terhadap prilaku berbelanja online dan
ketertarikan untuk berbelanja secara online.
Penelitian ini berhasil menemukan
mengenai hubungan antara perceived
usefulness, perceived ease of use, attitude
towards online shopping, dan intention to
shop online.
7 2013 Sujeet Kumar Sharma
dan Jyoti Kumar
Chandel
Technology Acceptance
Model for the Use of
Learning Through Websites
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah hipotesis testing dengan data analisis
pada siswa Public University of the
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah bahwa kualitas website
mempengaruhi intention dari siswa untuk
18
No Tahun Author Judul Metodelogi Hasil
Among Students in Oman Sultanate of Oman. menempuh kegiatan pendidikan melalui
website.
8 2003 Paul Legrisa,, John
Inghamb, Pierre
Collerettec
Why do people use
information technology? (A
critical review of the
technology acceptance
model)
Penelitian ini melakukan review pada
beberapa penelitian yang menggunakan
TAM sejak tahun 1980 sampai tahun 2001.
Beberapa sumber penelitian yang direview
berasal dari :
MIS Quarterly;
Decision Sciences;
Management Science;
Journal of Management Information
Systems;
Information Systems Research and
Information Management.
Hasil dari penelitian ini mengemukakan
bahwa TAM merupakan model teori yang
berguna untuk memahami dan
menjelaskan prilaku dalam implementasi
sistem informasi.
9 2010 I-Fan Liu, Meng
Chang Chen, Yeali S.
Sun, David Wible,
Chin-Hwa Kuo
Extending the TAM model
to explore the factors that
affect Intentionto Use an
Online Learning
Community
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah testing hipotesis dengan tiga
komponen utama TAM yaitu perceived
ease of use, perceived usefulness dan
intention to use. Pada penelitian ini
ditambahkan beberapa variable, yaitu
Online Course Design, Previous Online
Hasil dari penelitian ini adalah :
1. Intention to use Online Learning
dipengaruhi secara kuat dan langsung
oleh Perceived Usefulness, dan secara
tidak langsung oleh Online Course
Design.
2. User lebih senang dan memperoleh
19
No Tahun Author Judul Metodelogi Hasil
Learning Experience, dan Perceived
Interaction.
pengalaman yang lebih banyak
melalui sistem pembelajaran online
dan menggunakan Teknologi
Informasi dalam mempelajari Bahasa
Inggris.
3. Beberapa alat bantu mengajar perlu
ditambahkan dalam penyusunan user
interface.
10 2015 Etienne Erasmus,
Sebastiaan Rothmann,
Chrizanne van Eeden
A structural model of
technology acceptance
Metode yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan cross-sectional survey.
Menggunakan 23 item kuisioner mengenai
TAM pada pengguna SAP Enterprise
Resourcce Planning di Afrika Selatan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah adanya hubungan yang positif
antara seluruh construct pada Technology
Acceptancce Model. Actual system use
pada TAM dipengaruhi secara langsung
oleh behavioral intention to use dan secara
tidak langsung oleh perceived usefulness.
Sedangkan, behavioral intention to use
dipengaruhi langsung oleh perceived
usefulness dan attitude toward using, dan
secara tidak langsung dipengaruhi oleh
perceived of use. Attitude toward using
dipengaruhi langsung oleh perceived ease
20
No Tahun Author Judul Metodelogi Hasil
of use dan perceived usefulness. Perceived
usefulness dipengaruhi langsung oleh
perceived ease of use.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir
Identifikasi
Masalah
Perumusan
Masalah dengan
Pendekatan TAM
Rumusan
Hipotesis
Studi Literature
Pengembangan
dan Pengujian
Instrumen
Penentuan
Populasi dan
Sample
Pengolahan Data
dan Evaluasi
dengan
Pendekatan TAM
Pengumpulan Data
(Kuisioner, Wawancara,
dan Observasi
Langsung)
Kesimpulan dan
Saran
Usulan dan
Rekomendasi
Gambar 3.1. Kerangka Pikir
22
Kerangka pikir dalam penelitian ini, disusun berdasarkan jenis penelitian
kuantitatif yang digunakan, dengan menggunakan kerangka TAM sebagai acuan
yang sudah dicantumkan pada desain penelitian. Kerangka pikir ini terdiri dari :
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan untuk menemukan berbagai
macam masalah yang terkait dengan tahap implementasi SIAKAD yang
dilaksanakan di SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar. Dari hasil observasi
langsung ditemukan bahwa dari populasi Sumber Daya Manusia yang ada
sejumlah 81 orang tidak lebih dari 40 % Sumber Daya Manusia yang
memiliki niat positif dalam penggunaan SIAKAD sejak pertama kali di-
implementasi pada Februari 2015.
2. Perumusan Masalah dengan Pendekatan TAM
Dari tahapan identifikasi masalah dirumuskan permasalahan yang
akan diangkat dalam penelitian sesuai dengan hasil identifikasi terhadap
permasalahan relevan yang akan diangkat dalam penelitian.
3. Studi Literature
Studi Literature dilaksanakan untuk menemukan penelitian
terdahulu mengenai permasalahan yang diangkat serta mencari teori-teori
pendukung yang berhubungan dengan evaluasi implementasi system
dengan menggunakan acuan metode TAM. Pada langkah ini telah
dilakukan literature review sebanyak 10 jurnal yang telah dicantumkan
pada landasan teori.
4. Penentuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang dapat diajukan
dalam menguji relasi dari kerangka yang digunakan dalam penelitian.
Hipotesis dapat saja memiliki hasil diterima dan ditolak sebagai bukti ada
atau tidaknya hubungan antara variable yang digunakan dalam penelitian
ini.
5. Penentuan Populasi dan Sample
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini ditentukan untuk
membatasi ruang lingkup penelitian. Sehingga ada kejelasan mengenai
objek yang akan diamati dan digunakan masukkan datanya untuk
23
memperoleh hasil yang sesuai.Sample yang digunakan berdasarkan
populasi dan diseleksi lagi dengan rumus metode Slovin.
6. Pengembangan dan Pengujian Instrumen
Pengembangan instrument ditujukan untuk menemukan berbagai
macam instrument yang akan digali datanya pada saat penggalian data.
Instrument yang dikembangkan memiliki relasi dengan setiap variable
yang digunakan dalam penelitian.Tahapan uji instrument ditujukan untuk
menguji apakah instrument yang digunakan telah valid dan reliable untuk
digunakan dalam penelitian.
7. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dengan tiga
cara, yaitu observasi langsung, wawancara, dan kuisioner. Kuisioner akan
merepresentasikan data berupa angka mengenai relasi dari desain
penelitian yang digunakan. Hasil kuisioner digunakan sebagai alat ukur
dari penerimaan SIAKAD pada SLUA. Hasil wawancara yang
dilaksanakan dengan pihak pimpinan dari SLUA akan digunakan untuk
mendukung data yang diolah dari hasil kuisioner. Observasi langsung
dilaksanakan dengan tujuan dari model penelitian internship project yang
digunakan dalam penelitian ini.
8. Pengolahan Data dan Evaluasi dengan Pendekatan TAM
Pengolahan data dilaksanakan untuk menguji data-data yang telah
terkumpul, apakah data tersebut sudah dapat merepresentasikan hasil yang
diharapkan dari penelitian ini. Dari data-data yang diperoleh akan
dilaksanakan evaluasi terhadap data yang terkumpul. Tahapan ini menguji
data yang telah terkumpul dengan hipotesis yang diajukan. Hasil dari
evaluasi data ini akan digunakan untuk menyusun rekomendasi dari
implementasi SIAKAD yang dilaksanakan pada SMA (SLUA) Saraswati
1 Denpasar.
9. Usulan dan Rekomendasi
Usulan dan rekomendasi merupakan tujuan dari keseluruhan
penelitian. Menjadi hasil akhir dan masukan terhadap berbagai pihak
termasuk SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar dalam proses implementasi
24
SIAKAD. Selain itu rekomendasi ini juga dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan SIAKAD di masa mendatang.
10. Kesimpulan dan Saran
Penentuan kesimpulan menjelaskan menganai rangkuman dari
proses yang dilaksanakan selama penelitian. Hambatan dan saran yang
ditemukaan saat penelitian atau saran yang dapat digunakan untuk
penelitian serupa di masa mendatang.
Penggunaan metode Technology Acceptance Model pada penelitian ini
betujuan untuk menggunakan perceived ease of use dan perceived usefulness pada
proses implementasi Sistem Informasi Akademik. Perceived ease of use mengarah
pada pengukuran kemampuan sistem dalam melayani kebutuhan institusi dalam
pengelolaan data. Pengukuran ini diperlukan untuk mengetahui kemudahan yang
dapat diperoleh dengan pemanfaatan sistem, selain itu indicator ini juga dapat
digunakan untuk mengukur kinerja sistem. Perceived usefulness pada TAM
digunakan untuk membuktikan bahwa SIAKAD memang memberikan
peningkatan kinerja terhadap berbagai macam proses yang dikelola.
Perceived
Usefulness
Perceived Ease of
Use
Attitude Toward
Using SIAKAD
Behavioral
Intention to Use
SIAKAD
Actual System Use
Gambar 3.2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan kerangka TAM sebagai acuan dalam
mengevaluasi tahapan implementasi SIAKAD pada SLUA. Kerangka TAM ini
dapat menunjukan tingkat penerimaan SIAKAD pada para pengguna system yang
ada pada SLUA. Penelitian ini akan melakukan pengujian terhadap bagian-bagian
kerangka TAM dengan data-data yang dikumpulkan menggunakan kuisioner,
wawancara, dan obeservasi langsung. Data yang terkumpul melalui kuisioner
H1
H2
H3
H4
H5 H6
25
akan digunakan untuk menguji penerimaan system. Data yang diperoleh melalui
wawancara dan observasi langsung akan digunakan untuk mendukung hasil dari
pengujian kuisioner dalam penciptaan rekomendasi hasil evaluasi yang
dilaksanakan terhadap proses implementasi sistem.
Adapun kerangka kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah pada tabel berikut.
Tabel 3.1. Tabel Kerangka Kuisioner
Variabel Indikator Sumber
Perceived
Usefulness
Mempercepat proses kerja
(PU1)
Sun, 2003
Meningkatkan kinerja (PU2)
Mempermudah pekerjaan (PU3)
Meningkatkan performa kerja
(PU4)
Meningkatkan efektivitas proses
(PU5)
Memiliki nilai manfaat (PU6)
Perceived Ease
of Use
Mudah dipelajari (PE1)
Sun, 2003
Mudah mendapatkan informasi
(PE2)
Interaksi jelas dan mudah
dipahami (PE3)
Interaksi fleksibel (PE4)
Mudah mahir (PE5)
Mudah digunakan (PE6)
Attitude
Toward Using
Sistem
Informasi
Akademik
Senang menggunakan sistem
(ATU1)
Davis, 2003 Nyaman menggunakan sistem
(ATU2)
Menikmati menggunakan sistem
(ATU3)
26
Variabel Indikator Sumber
Behavioral
Intention Using
Sistem
Informasi
Akademik
Selalu mencoba menyelesaikan
tugas menggunakan sistem
(BI1)
Taylor and Todd,
1995
Menjadwalkan penggunaan
sistem (BI2)
Konsisten menggunakan sistem
(BI3)
Mengharapkan penggunaan
sistem berkelanjutan (BI4)
Actual System
Use
Selalu menggunakan sistem
(AS1)
Davis, 2003 Mengakses sistem setiap hari
(AS2)
Menggunakan sistem minimal
15 menit setiap akses (AS3)
Setiap variabel akan digali datanya untuk menguji tiap hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan dengan metode kuantitatif jadi data
yang dikumpulkan berupa angka dengan ukuran skala. Data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan aplikasi statistika SPSS.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan desain penelitian pada gambar 3.2. hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness.
H2 : Ada pengaruh perceived usefulness terhadap Attitude toward using
Sistem Informasi Akademik pada SMA (SLUA) Saraswati 1
Denpasar.
H3 : Ada pengaruh perceived ease of use Attitude toward using Sistem
Informasi Akademik pada SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar.
27
H4 : Ada pengaruh perceived usefulness terhadap Behavior intention to
use Sistem Informasi Akademik pada SMA (SLUA) Saraswati 1
Denpasar.
H5 : Ada pengaruh Attitude toward using system terhadap Behavior
Intenttion to use Sistem Informasi Akademik pada SMA (SLUA)
Saraswati 1 Denpasar.
H6 : Ada Pengaruh Behavior Intention to use system terhadap Actual
System Use.
3.3. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh elemen pada SMA (SLUA)
Saraswati 1 Denpasar. Penentuan populasi ini berdasarkan pada target pengguna
yang akan menggunakan sistem informasi akademik yang ada. Sistem yang
diimplementasikan ini juga akan dimanfaatkan oleh siswa sebagai media
informasi mengenai kegiatan pendidikan yang dapat diakses melalui computer
yang berada di lingkungan sekolah. Jumlah populasi penelitian di lingkungan
SMA (SLUA) Saraswati 1 berjumlah 81 orang dengan status sebagai Guru
Kontrak Tetap, Guru Pegawai Negeri Sipil, Guru Honorer, Karyawan Kontrak
Tetap, dan Karyawan Honorer.
Penentuan sample penelitian dilaksanakan dengan metode Slovin, dengan
dengan error tolerance 5%. Adapun rumus metode Slovin adalah :
Keterangan :
n = Jumlah Sample
N = Jumlah Populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan
Dengan penggunaan Metode Slovin ditemukan jumlah sample 67 orang
dari 81 orang jumlah populasi denga batas toleransi kesalahan sebesar 5%.
28
3.4. Profil Institusi
3.4.1. Sejarah Institusi
SMA Saraswati 1 Denpasar, mempunyai sejarah yang panjang, dan tidak
lepas dari jasa para pejuang bangsa. SMA Saraswati 1 Denpasar yang dimana
berada di bawah naungan Perguruan Rakyat Saraswati Pusat Denpasar, didirikan
pada tanggal 1 Januari 1952 dengan nama SLUA (Sekolah Lanjut Umum bagian
Atas) dan mempunyai dua bagian yaitu Bagian A dan Bagian B.
SLUA 1 Saraswati Denpasar namanya diubah menjadi SMU Saraswati 1
Denpasar, kemudian dengan berlakunya UU Sisdiknas No.20 tahun 2003, maka
SMU Saraswati 1 Denpasar diubah namanya menjadi SMA (SLUA) Saraswati 1
Denpasar hingga sekarang.
Kepala Sekolah SMA Saraswati 1 Denpasar dari tahun 1952 – 1985
dijabat oleh Bapak DR. I Gusti Made Tamba, dari tahun 1985 – 1 Agustus 2006
oleh Bapak I Made Purwa, 1 Agustus 2006 – 2015 oleh Bapak Drs. I Made
Wibawa, dan sejak Januari 2015 – sekarang dipegang oleh Bapak Ir. I Made
Budiadnyana.
Sebagai institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan menengah
tingkat atas swasta yang berlokasi di Denpasar, SLUA telah berkembang dan
mulai menjajaki pemanfaatan Teknologi Informasi dalam mendukung kegiatan
administratif dan proses belajar yang terlaksana di sekolah.
3.4.2. Visi dan Misi Institusi
Visi :
Terciptanya perilaku siswa yang beriman dan bertakwa sesuai
dengan keyakinan masing-masing.
Tercapainya lulusan yang menguasai pengetahuan menengah
umum sesuai dengan program studi (jurusan).
Terciptanya prilaku siswa yang tertib, disiplin dan kepekaan
sosial yang tinggi.
Terciptanya lulusan yang menguasai dasar-dasar operasional
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
29
Tercapainya prestasi akademis bidang Karya Ilmiah, olah raga,
dan seni budaya.
Misi :
Mendorong timbulnya aktifitas spiritual di kalangan siswa baik
individu maupun kelompok.
Meningkatkan mutu Proses Belajar Mengajar (PBM) melalui
peningkatan kompetensi guru.
Menciptakan lingkungan fisik dan sosial yang kondusif bagi
prilaku disiplin.
Menyelenggarakan pendidikan operasional teknologi informasi
yang intensif.
Menyelenggarakan kegiatan apresiasi seni dan budaya serta
pembinaan olah raga prestasi.
3.4.3. Struktur Organisasi
Gambar 3.3. Struktur Organisasi SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar
Pimpinan tertinggi pada institusi ini diemban oleh seorang kepala sekolah
yang didukung oleh empat orang wakil kepala sekolah dengan tugasnya masing-
masing. Kepala sekolah mendistribusikan pekerjaan kepada empat orang yang
30
masing-masing menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
kesiswaan, sarana dan prasarana, dan hubungan masyarakat.
3.4.4. Sistem Informasi Akademik SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar
Sebagai salah satu institusi pendidikan tingkat menengah atas, SMA
(SLUA) Saraswati 1 Denpasar memanfaatkan sistem informasi akademik sebagai
langkah awal dalam pemanfaatan TI untuk mengelola berbagai macam transaksi
akademik dan penunjang akademik yang ada pada SLUA. Sebagai kepala
pengembang Sistem Informasi Akademik pada SLUA, Dr.Ir.Deden Ismail, M.Si.
berharap dengan pemanfaatan SIAKAD ini nantinya SLUA akan mampu bersaing
dalam hal pemanfaatan TI dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan TI telah
merambah ke berbagai organisasi, dan pendidikan merupakan satu diantaranya.
Penerapan CBT (Computerized Based Test) yang dimanfaatkan dalam
pelaksanaan ujian nasional tahun 2015 tingkat SMA menjadi satu bukti mulai
berkembangnya pemanfaatan TI dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Modul akademik mencakup proses transaksi siswa dimulai dari
penerimaan siswa baru hingga pendataan alumni siswa setelah dinyatakan lulus.
Prioritas dalam SIAKAD terletak pada modul ini, karena proses utama pada
institusi pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa di
kelas. Modul ini mencakup manajemen kelas siswa, manajemen penjadwalan
mata pelajaran, dan pengolahan nilai hasil belajar siswa.
Gambar 3.4. Tampilan Awal Sistem Informasi Akademik
31
Dalam sistem informasi akademik ini ada beberapa fungsi yang dapat
dijalankan dan digunakan untuk mengelola berbagai macam proses yang
berhubungan dengan kegiatan akademik siswa.
Gambar 3.5. Fungsi Penerimaan Siswa Baru
Fungsi ini digunakan untuk mendata para calon peserta didik baru yang
mendaftar pada SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar setiap tahunnya. Dengan
pemanfaatan fungsi ini diharapkan nantinya pendaftaran siswa baru di SLUA
dapat dilaksanakan dengan meminimalisasi jumlah penggunaan kertas yang biasa
digunakan pada system konvensional. Arah yang dituju dengan pengembangan
fungsi ini adalah SLUA dapat menerima siswa melalui pendaftaran online.
Database yang digunakan untuk menghandle calon siswa nantinya akan
diintegrasikan dengan website yang juga sedang dikembangkan oleh pihak SLUA.
32
Gambar 3.6. Fungsi Manajemen Mata Pelajaran
Fungsi manajemen mata pelajaran digunakan untuk melakukan
penyesuaian terhadap berbagai maccam mata pelajarn yang diajarkan pada SMA
(SLUA) Saraswati 1 Denpasar. Fungsi ini memiliki relasi dengan manajemen
guru dan jadwal pelajaran yang ada pada Sistem Informasi Akademik.
Gambar 3.7. Fungsi Manajemen Guru
Pengaturan Jadwal merupakan kegiatan paling rumit dalam dunia pendidikan.
Penyusun jadwal diharapkan mampu menguasai berbagai macam informasi yang
dibutuhkan dalam penyusunan jadwal. Penyusunan jadwal pada sistem informasi
akademik dipermudah dengan menggunakan berbagai macam informasi yang
33
telah diinputkan yaitu data guru mata pelajaran, kelas, dan jumlah jam yang dapat
dialokasikan untuk mengajar.
Gambar 3.8. Fungsi Pengaturan Jadwal Pelajaran