BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab...

28
6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansi Menurut beberapa pakar, pengertian akuntansi banyak macamnya, diantara pengertiannya adalah sebagai berikut: Menurut Jumingan ( 2006 ) mendefinisikan akuntansi sebagai ”kegiatan mencatat, menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya dimana aktivitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa ”( h.1). Niswonger, Warren, Reeve, Fess yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan Gunawan, H ( 1999 ) mendefinisikan akuntansi sebagai “system informasi yangmemberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan”( h.6). Horngern, Harrison, Robinson yang diterjemahkan oleh Secokusumo ( 1997 ) mendefinisikan akuntansi sebagai ”suatu sistem yang mengukur aktivitas- aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut kedalam bentuk laporan-laporan, dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan”( h.3) Munawir, S ( 2004 ) menyatakan bahwa akuntansi adalah ”seni dari pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dengan dinyatakan dengan uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya”( h.5).

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian Akuntansi

Menurut beberapa pakar, pengertian akuntansi banyak macamnya, diantara

pengertiannya adalah sebagai berikut:

Menurut Jumingan ( 2006 ) mendefinisikan akuntansi sebagai ”kegiatan

mencatat, menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari

lembaga perusahaan dan lembaga lainnya dimana aktivitasnya berhubungan

dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa ”( h.1).

Niswonger, Warren, Reeve, Fess yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan

Gunawan, H ( 1999 ) mendefinisikan akuntansi sebagai “system informasi

yangmemberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan

ekonomi dan kondisi perusahaan”( h.6).

Horngern, Harrison, Robinson yang diterjemahkan oleh Secokusumo (

1997 ) mendefinisikan akuntansi sebagai ”suatu sistem yang mengukur aktivitas-

aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut kedalam bentuk laporan-laporan,

dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan”( h.3)

Munawir, S ( 2004 ) menyatakan bahwa akuntansi adalah ”seni dari pada

pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara

yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dengan dinyatakan dengan

uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya”( h.5).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

7

Jadi akuntansi adalah sistem akuntansi dari kegiatan mencatat,

menganalisis, menyajikan dan menafsirkan data keuangan yang mengukur

aktivitas-aktivitas bisnis dari peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang

setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan.

II.2. Prinsip-prinsip dan konsep-konsep akuntansi

1 Menurut Jumingan prinsip-prinsip dan konsep-konsep akuntansi terdiri

dari:

• Konsep Kesatuan Usaha ( business entity ).

Konsep yang menyatakan bahwa pencatatan kegiatan perusahaan

harus dipisahkan dari kegiatan pemiliknya atau rumah tangga

pemiliknya. Konsep ini penting untuk perusahaan perseorangan atau

persekutuan dimana pemilik umumnya berperan serta aktif dalam

perusahaannya.

• Konsep Kelangsungan Hidup ( going concern ).

Perusahaan tidak didirikan untuk sementara waktu, tetapi diharapkan

berjalan terus sepanjang waktu. Karena asas bahwa perusahaan itu

hidup sepanjang waktu akan mempengaruhi metode penilaian.Aktiva

yang dimiliki perusahaan akan dinilai berdasarkan harga

perolehannya, sedang harga pasar atau harga penggantian dianggap

tidak relevan.

• Konsep Satuan Pengukuran ( unit of measurement ).

Kegiatan mencatat, menggolongkan, meringkaskan, menyajikan

transaksi perusahaan dan hasil-hasilnya, dalam akuntansi digunakan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

8

satuan pengukuran uang (rupiah). Kesatuan pengukuran ini akan

mempermudah bila akan menghubungkan peristiwa yang lalu,

sekarang dan yang akan datang. Penggunaan satuan yang bersifat

nonmoneter untuk laporan akuntansi tertentu tidak bertentangan

dengan konsep ini.

• Konsep Harga Pokok ( cost ).

Data akuntansi dicatat menurut harga perolehannya pada waktu

peristiwa itu terjadi dan tetap tinggal dalam catatan atau laporan

akuntansi karena merupakan pendekatan yang paling objektif. Harga

perolehan aktiva meliputi semua pengeluaran yang terjadi pada

waktu aktiva itu dibeli (atau dibangun sendiri seperti pada bangunan)

sampai aktiva itu ditempatkan dalam posisi dan kondisi dapat

digunakan. Harga perolehan ini diukur berdasarkan sejumlah uang

kas atau equivalen kas untuk aktiva yang diperoleh tanpa transfer

uang.

• Konsep Realisasi ( realization ).

Penghasilan direalisir apabila penjualan telah dilakukan atau jasa

telah diberikan. Ketika terjadi penjualan atau pertukaran yang telah

disepakati antara perusahaan dengan pihak-pihak diluar perusahaan

maka terealisasilah penghasilan.

• Konsep Nilai Uang Stabil ( Stable Rupiah ).

Fluktuasi nilai uang dianggap tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah

yang ditunjukkan dalam laporan kondisi keuangan dalam perusahaan.

Nilai uang dianggap stabil. Untuk kepentingan pemberian informasi

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

9

kepada manajemen, investor, dan pihak lainnya, perubahan tingkat

harga cukup ditempatkan sebagai suplemen ( catatan dibawah

laporan keuangan ).

• Konsep Periode Waktu ( time period )

Karena aktivitas perusahaan berjalan sepanjang waktu

(berkesinambungan), maka proses penyajian perlu dipecah dalam

periode tertentu. Jangka waktu satu tahun pada umumnya merupakan

periode akuntansi yang lazim. Untuk keperluan tertentu dapat juga

digunakan periode kurang dari satu tahun seperti periode semester,

tiga bulan atau satu bulan.

• Konsep Objektivitas ( objective evidence ).

Untuk keperluan catatan akuntansi perlu dukungan bukti-bukti

transaksi yang bersifat objektif atau dapat diuji kebenarannya.Perlu

diingat bahwa laporan keuangan itu merupakan pencerminan dari

kombinasi fakta-fakta yang telah dicatat dan pertimbangan pribadi.

• Konsep Keterbukaan ( disclosure ).

Hasil penting dari sistem akuntansi adalah laporan keuangan yang

disusun berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan digolongkan.

Semua fakta perlu diungkapkan secara terbuka agar laporan

keuangan sedapat mungkin bersifat informatif dan memberi arti bagi

pihak-pihak yang berkepentingan. Pengungkapan fakta-fakta

dilakukan guna menghindari adanya laporan keuangan yang

menyesatkan. Disamping laporan utama kadang-kadang perlu adanya

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

10

catatan kaki yang memberi deskripsi lebih jauh sehubungan dengan

laporan keuangan itu.

• Konsep Konsistensi ( consistency ).

Didalam akuntansi terdapat beberapa metode yang dapat

dipergunakan. Akuntansi harus memilih satu metode yang paling

sesuai dengan kebutuhan. Sekali satu metode telah dipilih secara

konsisten harus dipertahankan terus dari periode ke periode. Dengan

demikian laporan keuangan dapat diperbandingkan diantar interval

waktu tertentu. Ini tidak berarti bahwa akuntan mengabaikan sama

sekali kemungkinan adanya perubahan. Apabila terjadi perubahan ke

metode lain, catatan kaki harus dibuat, dimana ditunjukkan pengaruh

jumlah rupiah akibat adanya perubahan itu.

• Konsep Konservatisme ( conservatism ).

Konservatisme umumnya diartikan mencatat aktiva milik perusahaan

dengan harga yang lebih rendah daripada harga perolehannya atau

mencatat utang perusahaan lebih tinggi. Selain itu konservatisme

juga diberi makna, yaitu apabila akuntan mengikuti prinsip mengakui

kemungkinan rugi yang akan terjadi, tetapi tidak mengantisipasikan

laba yang belum direalisasikan.

• Konsep perbandingan hasil ongkos ( matching of revenue and cost ).

Bagi manajemen dan pihak lain yang berkepentingan, besarnya

pendapatan bersih merupakan gambaran yang menarik. Pendapatan

bersih ini diperoleh dengan membandingkan antara penghasilan

dengan pengeluaran dalam periode waktu tertentu. Dalam akuntansi

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

11

perbandingan antara revenue dengan cost tidak selalu dapat

dilaksanakan dengan tepat karena digunakannya accrual basis dalam

perhitungan laba rugi. Pendapatan bersih yang diperoleh tidak identik

dengan uang tunai. Cash basis biasanya hanya digunakan dalam

perusahaan-perusahaan kecil. Adanya konsep, periode waktu dan

accrual basis, pengeluaran dibedakan menjadi pengeluaran modal dan

pengeluaran penghasilan, demikian juga penerimaan dibedakan

menjadi penerimaan modal dan penerimaan penghasilan. Dalam

praktiknya pembedaan itu kadamg-kadng sulit dilakukan. Ditambah

adanya konsep kemungkinan rugi yang akan terjadi, tetapi tidak

mengantisipasikan laba yang belum direalisasikan, mungkin dapat

menghasilkan laporan laba rugi yang bersifat menyesatkan.

2. Sedangkan menurut Horngern et al. Yang diterjemahkan oleh Secokusumo

konsep-konsep dan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :

• Konsep entitas.

Suatu entitas akuntansi adalah suatu organisasi atau suatu bagian dari

organisasi yang terpisah dari organisasi-organisasi lain dan individu-

individu lain yang merupakan suatu unit ekonomi yang terpisah. Dari

sudut pandang akuntansi, setiap entitas harus membuat suatu garis

batas yang jelas disekelilingnya, agar tidak mencampuradukkan

kejadian-kejadian yang dialaminya dengan yang dialami oleh entitas-

entitas lainnya.

• Prinsip keandalan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

12

Data yang dapat diandalkan adalah data yang dapat dibuktikan atau

ditelusuri kebenarannya, dan dapat dikonfirmasikan oleh setiap

pengamat yang independen.

• Prinsip biaya.

Prinsip biaya menyatakan bahwa aktiva dan jasa yang diperoleh

harus dicatat menurut harga aktualnya walaupun sipembeli yakin

bahwa harga yang dibayarkan itu didapatkan dengan tawar menawar,

tetapi barang tersebut harus dicatat dengan harga yang benar-benar

dibayarkan pada saat pembeliannya atau terjadinya transaksi.

• Konsep kesinambungan.

Konsep kesinambungan menyatakan bahwa suatu entitas akan terus

melakukan usahanya untuk masa yang tidak dapat ditetapkan atau

diramalkan dimasa depan.

• Konsep satuan moneter stabil.

Konsep satuan moneter stabil ini adalah sebagai dasar untuk

mengabaikan adanya efek dari inflasi didalam catatan akuntansi.

Jadi secara umum prinsip-prinsip dan konsep-konsep akuntansi adalah:

1. Konsep entitas dimana kegiatan perusahaan terpisah dari organisasi-

organisasi lainnya yang berupa garis batas yang jelas disekelilingnya.

2. Prinsip keandalan merupakan data yang dapat didukung dengan bukti-bukti

dan dapat diuji kebenarannya.

3. Prinsip biaya dimana aktiva dan jasa dicatat berdasarkan harga aktualnya.

4. Prinsip kesinambungan, dimana suatu entitas dianggap menjalankan

usahanya terus menerus.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

13

5. Konsep satuan moneter stabil, dimana nilai uang dianggap stabil dan

mengabaikan efek dari inflasi

II.3. Para Pemakai Informasi Akuntansi.

Para pemakai informasi akuntansi menurut Horngern et al. yang

diterjemahkan oleh Secokusumo adalah:

1. Individu.

Dalam hal ini individu yang memerlukan informasi akuntansi dalam

kegiatan sehari-hari misalnya dalam mengatur rekening bank,

mengevaluasi prospek pekerjaan, melakukan evaluasi untuk investasi.

2. Kalangan Bisnis.

Seperti para manajer karena mereka memerlukan informasi akuntansi untuk

mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan organisasi, mengevaluasi

kemajuan perusahaan, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

3. Investor dan kreditor.

Para investor dan kreditor memerlukan informasi akuntansi untuk

memutuskan apakah membantu usaha baru, untuk mengevaluasi

kemungkinan hasil investasi yang akan diterima oleh mereka.

4. Badan-badan pemerintah.

Pemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk membuat peraturan-

perturan yang akan diterapkan pada suatu perusahaan.

5. Instansi Perpajakan.

Instansi perpajakan menggunakan informasi akuntansi untuk menentukan

besarnya pajak yang akan dipungut pada suatu badan usaha.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

14

6. Akuntansi Nirlaba.

Informasi akuntansi bagi organisasi nirlaba digunakan untuk membuat

suatu anggaran pembayaran gaji, pembayaran sewa, dan semacamnya.

7. Para Pemakai Lainnya.

Yang dimaksud para pemakai lainnya seperti para konsumen dan

masyarakat luas yang ingin mengetahui jumlah pendapatan dari suatu

perusahaan tertentu, untuk menentukan upah buruh dan para pekerja.

II.4. Pengertian dan Sifat Laporan Keuangan

II.4.1. Pengertian laporan keuangan.

Pengertian laporan keuangan terdiri dari beberapa definisi antara lain

definisi tersebut adalah:

Jumingan (2006) mengatakan bahwa ”laporan keuangan adalah hasil

refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan”(h.4).

Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis ( dikutip oleh

Munawir, 2004) menyebutkan bahwa ”laporan keuangan adalah dua daftar yang

disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan “ (h.5).

Jadi laporan keuangan adalah hasil refleksi dari sekian banyak transaksi

yang berupa dua daftar yang disusun oleh akuntan dan berupa neraca dan laporan

rugi laba serta segala keterangan-keterangan lain.

II.4.2. Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu

laporan kemajuan yang terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu

kombinasi menurut Munawir dari :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

15

1. Fakta yang dicatat.

Berarti laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi.

Catatan akuntansi ini bersifat historis sehingga untuk menilai keadaan

laporan keuangan suatu perusahaan tidak hanya menilai dari keadaan

terakhir saja, tetapi dari keadaan tahun-tahun sebelumnya.

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi.

Berarti data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-

anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.

3. Pendapat pribadi.

Berarti bahwa penggunaan dari laporan keuangan tergantung dari

perusahaan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan.

II.5 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

II..5.1 Neraca

II.5.1.1. Pengertian Neraca.

Neraca memiliki beberapa pengertian antara lain adalah sebagai berikut:

Menurut Munawir (2004) mendefinisikan, ”neraca adalah laporan yang

sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu

saat tertentu”(h.13).

Menurut Jumingan (2006) menyebutkan bahwa ”neraca adalah suatu

laporan sistematis tentang aktiva, utang, dan modal sendiri dari suatu perusahaan

pada tanggal tertentu”(h.13)

Kieso, Weygant, Warffield dalam bukunya Akuntansi Intermediate yang

diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa ”neraca adalah laporan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

16

posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang

saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu”(h.216).

Jadi neraca adalah laporan posisi keuangan yang berisi aktiva, kewajiban

dan ekuitas pemegang saham pada suatu saat tertentu.

II. 5. 1. 2. Unsur-Unsur Neraca

1. Aktiva.

Aktiva menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate

yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa “manfaat

ekonomi yang mungkin diperoleh di masa depan, atau dikendalikan oleh

entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa

lalu”(h.219).

Jadi aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh dimasa

depan sebagai hasil transaksi atau kejadian dimasa lalu. Aktiva

dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Aktiva Lancar.

Aktiva lancar menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi

Intemediate yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan

bahwa “kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dikonversi

menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalm satu

siklus operasi, tergantung mana yang paling lama”(h.220).

Aktiva lancar menurut Munawir (2004) adalah “uang kas dan aktiva

lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

17

menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode

berikutnya”(h.14)

Jadi aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan

untuk dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam

satu siklus operasi.

b. Aktiva tidak lancar

Aktiva tidak lancar menurut Munawir (2004) adalah “aktiva yang

mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka

panjang”(h.16).

Jadi aktiva tidak lancar adalah harta kekayaan perusahaan yang

mempunyai umur lebih dari 1 tahun.

Aktiva tidak lancar terdiri dari :

1. Investasi jangka panjang.

Jika perusahaan kekayaan yang besar menurut Munawir

(melebihi yang dibutuhkan) maka perusahaan dapat

menanamkan modalnya dalm investasi jangka panjang.

Yang termasuk investasi jangka panjang adalah:

• Saham dan obligasi.

• Harta kekayaan yang tidak digunakan dalam operasi

perusahaan.

• Dana yang diperuntukkan bagi tujuan khusus selain

pembayaran utang jangka pendek.

2. Aktiva tetap.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

18

Aktiva tetap adalah harta kekayaan yang fisiknya nampak yang

bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi reguler lebih

dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali.

3. Aktiva tetap tidak berwujud.

Aktiva tetap tidak berwujud menurut Munawir (2004) adalah

”kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi

merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh

perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan”(h17).

Aktiva tetap tidak berwujud menurut Jumingan (2006) adalah

”aktiva yang berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan”(h23).

Jadi aktiva tetap tidak berwujud adalah hak kekayaan

perusahaan yang secara fisik tidak nampak.

4. Beban yang ditangguhkan.

Beban yang ditangguhkan menurut Munawir (2004) adalah

”biaya yang memiliki manfaat jangka panjang atau suatu

pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode

berikutnya”. Contoh beban yang ditangguhkan adalah biaya

pemasaran, Diskonto obligasi, Biaya pembukaan perusahaan

dan lain – lain.

Beban yang ditangguhkan menurut Jumingan (2006) adalah

”biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang, dimana

pembebanannya sebagai biaya usaha berlangsung untuk

beberapa tahun atau periode”(h.25).

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

19

Jadi beban yang ditangguhakan adalah biaya yang memiliki

manfaat jangka panjang untuk beberapa tahun.

5. Aktiva tidak lancar lain-lain.

Aktiva lain-lain menurut Munawir (2004) merupakan ”kekayaan

perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan

dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya seperti uang kas pada

bank tertutup”( h.18).

Aktiva tidak lancar lainnya menurut Jumingan (2006) adalah

”harta kekayaan perusahaan yang tidak termasuk pada

kelompok-kelompok aktiva tersebut sebelumnya”(h.29).

6. Biaya organisasi.

Biaya organisasi menurut Jumingan (2006) adalah ”biaya-biaya

yang terjadi dalam mendirikan perusahaan seperti izin, pajak,

ongkos cetak saham dan formulir”(h.24).

2. Hutang

Pengertian hutang menurut para penulis buku ada bermacam-macam.

Diantara pengertian hutang tersebut adalahsebagai berikut:

Hutang menurut Munawir (2004) merupakan ”Semua kewajiban

perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi untuk membayar

sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertantu,

dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang

berasal dari kreditor”(h.18).

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

20

Hutang menurut Jumingan (2006) merupakan ”kewajiban perusahaan

kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan

barang atau jasa pada tanggal tertentu”(h.25).

Hutang menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate

yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa

”pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan yang

berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk mentransfer aktiva

atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil

dari transaksi atau kejadian masa lalu”(h.219)

Jadi hutang adalah semua kewajiban perusahan berupa pengorbanan

manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan untuk membayar

sejumlah uang atau jasa dimasa depan sebagai hasil dari transaksi kejadian

masa lalu.

Hutang terbagi menjadi dua yaitu hutang jangka pendek ( hutang

lancar ) dan hutang jangka panjang ( hutang tidak lancar ).

a. Hutang jangka pendek

Menurut beberapa penulis buku definisi hutang jangka pendek

ada berbagai macam. Diantara definisi tersebut adalah sebagai

berikut:

Menurut Munawir (2004) hutang jangka pendek adalah

”kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau

pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan”(h.18).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

21

Menurut Jumingan (2006) hutang jangka pendek adalah

”kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam

jangka waktu yang normal, umumnya satu tahun atau kurang

semenjak neraca disusun, atau hutang yang jatuh temponya masuk

siklus akuntansi yang sedang berjalan”(h.25).

Hutang jangka pendek menurut Kieso et al. Dalam bukunya

Akuntansi Intemediate yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002)

menyebutkan bahwa ”kewajiban yang diperkirakan secara memadai

akan dilikuidasi melalui penggunaan aktiva lancar atau penciptaan

kewajiban lancar lainnya”(h.226).

Jadi hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang diperkirakan memadai melalui penggunaan aktiva

lancar dalam jangka waktu satu tahun.

b. Hutang jangka panjang.

Menurut beberapa penulis buku, hutang jangka panjang

memiliki banyak pengertiannya. Diantara pengertian itu adalah:

Hutang jangka panjang menurut Jumingan (2006) adalah

“kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam

jangka waktu melebihi satu tahun”(h.26).

Hutang jangka panjang menurut Munawir (2004) adalah

“kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih

jangka panjang”(h.19).

Hutang jangka panjang menurut Kieso et al. Dalam bukunya

Akuntansi Intemediate yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

22

menyebutkan bahwa “kewajiban yang diperkirakan secara memadai

tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi yang normal, melainkan

akan dibayar pada suatu tanggal diluar waktu itu”(h.227).

Jadi hutang jangka panjang adalah kewajiban yang secara

memadai tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi normal yaitu

lebih dari satu tahun.

3. Modal

Modal menurut beberapa penulis buku memiliki banyak pengertian.

Diantara pengertian itu adalah:

Modal menurut Munawir (2004) adalah “hak atau bagian yang

dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal,

surplus dan laba yang ditahan”(h.19).

Modal sendiri menurut Jumingan (2006) adalah “dana yang

bersumber dari pemilik perusahaan”(h.27).

Modal menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate

yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa

“kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan

kewajiban-kewajibannya”(h.220).

Jadi modal sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik perusahaan

yang ditunjukkan dalam pos modal, surplus dan laba ditahan yang

merupakan pengurangan dari aktiva dengan kewajiban.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

23

II. 5. 1. 3. Keterbatasan-keterbatasan neraca

Menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate yang

diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa keterbatasan-

keterbatasan neraca adaah :

1. Memiliki reliabilitas yang lebih tinggi dan nilai wajar yang relevan tidak

dilaporkan.

2. Pertimbangan dan estimasi harus digunakan untuk menentukan berbagai

pos yang dilaporkan dalam neraca.

3. Neraca perlu mengabaikan banyak pos yang merupakan nilai keuangan

bagi perusahaan tetapi tidak bisa dicatat secara objektif.

II. 5. 2 Laporan Laba Rugi

Unsur-unsur laporan laba rugi menurut Jumingan (2006) adalah :

1. Penghasilan utama.

Penghasilan utama dari berbagai jenis perusahaan berupa hasil penjualan

barang atau jasa kepada pelanggan, pembeli, penyewa, dan pemakai jasa

lainnya.

2. Harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli

yang kemudian berhasil dijual.

3. Biaya usaha

Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang

atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari

perusahaan yang bersangkutan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

24

4. Penghasilan dan biaya non operating

Penghasilan dan biaya non operating merupakan penghasilan yang

diperoleh dan biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan

usaha pokok perusahaan.

5. Pos-pos insidentil

Pos-pos insidentil adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang

dilakukan atau transaksi yang bersifat insindentil.

II. 5. 3 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas berguna untuk mengetahui besarnya perubahan

modal sendiri selama suatu periode akuntansi.

Format Laporan Perubahan Ekuitas.

PT Telekomunikasi Tbk Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Tahun xxx Modal sendiri, 1 Jan xxx xxx Ditambah: Investasitambahan xxx Pendapatan netto untuk tahun xxx xxx xxx xxx Dikurangi : Pemakaian Prive ( xxx ) Modal sendiri : 31 Des xxx xxx

II. 5. 4. Laporan Arus Kas

Menurut Kieso et al. Yang diterjemahkan oleh Wibowo, H dan .

Hermawan, A.A:

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

25

1. Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan penerimaan kas,

pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi,

serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang

dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir.

2. Manfaat laporan arus kas adalah dapat membantu investor, kreditor dan

pihak lainnya dalam menilai hal-hal:

• Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas masa depan.

• Kemampuan entitas untuk membayar deviden dan memenuhi

kewajibannya.

• Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari

kegiatan operasi.

• Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas

selama suatu periode.

3. Klasifikasi Arus Kas

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan

pembayaran kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan.

Karakeristik dari setiap jenis kegiatan adalah sebagai berikut:

• Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang

dilibatkan dalam penentuan laba bersih.

• Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang.

• Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas

pemegang saham.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

26

II. 6. Keterbatasan Laporan Keuangan.

Munawir (2004) menyebutkan beberapa keterbatasan laporan keuangan

sebagai berikut:

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

interim report dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya

bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan

standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

3. Dapat membuat informasi yang keliru jika tidak membuat penyesuaian

terhadap perubahan tingkat harga.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-

faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.

II. 7 Teknik Analisis Laporan Keuangan.

Menurut Munawir (2004) teknik analisa laporan keuangan adalah sebagai

berikut :

1. Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisa

dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau

lebih.

2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang

dinyatakan dalam prosentase, adalah suatu metode atau teknik analisa

untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah

menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

27

3. Laporan dengan prosentase per komponen adalah suatu metode analisa

untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap

total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan

komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah

penjualannya.

4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk

mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk

mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisa dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-

sebab berubahnya uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta

penggunaan uang kas selama periode tertentu.

6. Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari

pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7. Analisa perubahan laba kotor, adalah suatu analisa untuk mengetahui

sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode

yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang

dianggarkan untuk periode tersebut.

8. Analisa break even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat

penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan

tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh

keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai

tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

28

II. 8 Metode Analisis

II. 8. 1 Analisis Horisontal.

Menurut Fess et al. Yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan Gunawan, H

(1994) mendefinisikan, ”Analisis horisontal adalah analisis kenaikan dan

penurunan dalam pos-pos sepadan pada laporan keuangan komparatif”(h.204).

Jadi analisis horisontal membandingkan pos-pos dari laporan keuangan

dengan membandingkan pos-pos dari tahun-tahun sebelum atau sesudahnya.

II. 8. 2 Analisis Vertikal.

Menurut Fess et al. yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan Gunawan, H

(1994) mendefinisikan, ”Analisis vertikal adalah analisis presentase yang

digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara bagian komponen dengan

totalnya dalam satu laporan”(h.208).

Jadi komponen dari aktiva atau kewajiban dibandingkan dengan total

aktiva atau kewajiban dari laporan keuangan tersebut.

II. 9. Analisis Rasio Keuangan.

Mengacu pada Nusantara, P. A. W (2007) rasio keuangan menggambarkan

hubungan-hubungan antara jumlah-jumlah angka dalam suatu laporan keuangan.

Jadi, analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam laporan keuangan.

Menurut tujuan analisisnya, rasio keuangan dapat diklasifikasikan

menjadi:

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

29

1. Rasio likuiditas, menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya yang akan segera jatuh tempo, terdiri

dari:

a. Current ratio (rasio lancar), dihitung sebagai berikut:

b. Acid-test ratio (rasio cepat), dihitung dengan cara berikut:

Acid-test ratio akan lebih berguna dibanding current ratio bagi kreditur

yang menginginkan pembayaran kembali dalam jangka waktu relatif lebih

cepat dari pinjaman jangka pendek lainnya. Karena, perhitungan acid-test

ratio tidak melibatkan akun inventories (kelompok current asset yang

paling tidak likuid).

2. Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan keuangan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

dilikuidasikan, terdiri dari:

a. Equity-to-total asset ratio, dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut:

b. Equity-to-fixed asset ratio, dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut:

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

30

c. Debt ratio, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Debt ratio digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk

membayar kembali seluruh kewajibannya.

d. Times interest earned, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Times interest earned merupakan sebuah ukuran tentang posisi

kewajiban dalam kaitannya dengan kemampuan suatu perusahaan

untuk menghasilkan earnings.

3. Rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu, meliputi:

a. Operating profit margin dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Operating profit margin mengukur jumlah operating income yang

dapat dihasilkan oleh setiap rupiah sales. Operating income adalah

jumlah gross profit setelah dikurangi operating expenses. Jadi,

operating profit margin menunjukkan profitabilitas dari operasi

perusahaan tanpa mempertimbangkan pengaruh kebijakan financing

dan taxation yang diambil oleh perusahaan tersebut.

b. Net profit margin yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

31

Net profit margin mengukur jumlah net income yang dapat dihasilkan

oleh setiap rupiah sales. Net profit margin menunjukkan profitabilitas

dengan memperhatikan aktivitas operasi, aktivitas financing, dan

kebijakan perpajakan yang diterapkan oleh perusahaan.

c. Return on asset yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Return on asset menunjukkan tingkat keuntungan yang dihasilkan

dari penggunaan tiap rupiah aktiva.

d. Return on equity (ROE) yang dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut:

ROE dapat diartikan sebagai jumlah bagian (persentase) pendapatan

bersih yang dapat diperoleh investor dengan menginvestasikan

uangnya pada perusahaan.

e. Earning per share yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Earning per share (EPS) menunjukkan keuntungan yang dihasilkan

oleh tiap lembar common share. EPS ini terutama digunakan oleh

calon stockholders untuk mempertimbangkan rencana investasi

mereka pada sebuah perusahaan.

4. Rasio aktivitas atau rasio efisiensi, mengukur seberapa efektif perusahaan

dalam menggunakan aktivanya, terdiri dari:

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

32

a. Asset turnover, perhitungannya adalah:

Asset turnover mengukur jumlah penjualan yang dapat dihasilkan

oleh setiap rupiah asset. Semakin tinggi angka asset turnover, maka

perusahaan tersebut semakin efisien dalam menggunakan aktivanya

untuk menghasilkan penjualan.

b. Accounts receivable turnover, dapat dihitung dengan cara berikut:

Accounts receivable turnover menunjukkan jumlah rata-rata

penjualan atau siklus penagihan yang dilakukan oleh perusahaan

dalam satu periode operasi. Average accounts receivable dapat

dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir accounts

receivable, kemudian membagi dua jumlah tersebut. Tujuan

penggunaan average accounts receivable dalam perhitungan accounts

receivable turnover adalah untuk membandingkan sales yang terjadi

sepanjang tahun dengan rata-rata receivables yang beredar selama

tahun tersebut.

c. Fixed asset turnover, perhitungannya adalah:

Fixed asset turnover menunjukkan seberapa efisien suatu aktiva tetap

digunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Akuntansithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00546-AK Bab 2.pdf · pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan

33

II. 10. Analisis Du Pont

Menurut Brigham dan Houston yang diterjemahkan oleh Suharto, D dan

Wibowo, H (2001) mendefinisikan, “Bagan Du Pont adalah bagan yang

dirancang untuk menunjukan hubungan diantara pengembalian atas investasi,

perputaran aktiva, marjin laba dan leverage”(h.94).

Menurut Brigham et al. yang diterjemahkan Suharto, D dan Wibowo, H

(2001) mendefinisikan, “Persamaan Du Pont adalah rumus yang menunjukkan

bahwa tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Asset / ROA) dapat diperoleh

dari perkalian marjin laba dengan perputaran total aktiva”(h.94). Kegunaan dari

analisis Du Pont dapat dipakai untuk menganalisis cara memperbaiki kinerja

antara lain dengan menfokuskan pada sisi marjin laba, pengaruh kenaikan harga

jual, pengembangan produk baru atau pasar baru dengan marjin yang lebih

tinggi. Disamping itu juga dapat dianalisis berbagai pos beban sehingga dapat

dicari alternatif untuk menurunkan biaya, melakukan investigasi cara – cara

mengurangi investasi dalam berbagai jenis aktiva.

Gambar II.1. Bagan Du Pont

dikalikandengan

dibagi dibagidengan

Dikurang ditambahdengan

dikalikan dengan

              Asset turn over

   Net Income           Sales          Sales    Total Asset

Sales Cost & Expense

Current asset Fixed Asset

ROA                Aktiva / equitas 

                   Net Profit Margin

          Pengembalian atas ekuitas