BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00581-MN Bab 2.pdf7...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00581-MN Bab 2.pdf7...
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut David (2006, p17) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka
panjang dan membutuhkan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan yang
maksimal.
Menurut Walker (2003, p9) strategi adalah pola dasar sekarang dan perencanaan
objektif, sumber daya pembangunan untuk menciptakan posisi dalam suatu pasar dan
sukses dalam persaingan.
Sehingga dapat disimpulkan strategi adalah suatu perencanaan untuk tujuan
jangka panjang dengan menggunakan sumber daya perusahaan untuk menciptakan
posisi suatu pasar dan kesuksesan dalam persaingan.
2.1.2 Tipe-tipe Strategi
Ada 3 (tiga) tipe strategi yang harus diketahui oleh suatu organisasi dalam
menjalankan operasinya. Tiga tipe strategi tersebut menurut Rangkuti (2001, p6-7),
yaitu:
1. Strategi Manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan manajemen dengan
orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi
pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, strategi Investasi,
merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya apakah
perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif.
7
atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
pembangunan kembali suatu divisi baru, atau strategi diversifikasi.
2. Strategi Bisnis, sering disebut strategi bisnis fungsional karena strategi ini
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi, atau profesional, strategi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
2.2 Pemasaran
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Philip Kotler (2005, p10) definisi dari pemasaran dibedakan menjadi 2
(dua) secara sosial dan menejerial. Definisi secara sosial adalah proses sosial yang
dengan proses itu individu dan kelompok tersebut mendapatkan apa yang dibutuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan definisi pemasaran secara
menejerial sering digambarkan sebagai ”seni menjual produk”, yang tidak menjadikan
kuantitas penjualan sebagai penjualan terpenting dari proses pemasaran dan
menganggap bahwa kuantitas hal tersebut hanya sebagai hasil akhir yang akan didapat
dimasa depan.
2.2.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2008, p10), konsep pemasaran atau filosofi
manajemen pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi
tergantung pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan target pasar (target market) dan
memberikan kepuasan kepada pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang
dilakukan oleh pesaing.
8
Gambar 2.1: Konsep Pemasaran
Sumber: Kotler dan Amstrong (2008, p10)
Konsep pemasaran memandang dari luar ke dalam. Konsep ini dimulai dari pasar
yang dikenal baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua
aktifitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan. Hal itu dapat menghasilkan
keuntungan dengan menciptakan hubungan yang abadi atau hubungan jangka panjang
dengan pelanggan yang tepat berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan.
2.2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p56-58), bauran pemasaran adalah
kesatuan dari tools marketing tactical yang dapat dikontrol dan dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar yang ditargetkan.
Bauran pemasaran terdiri dari hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan terhadap produknya. Berbagai kemungkinan itu dapat dibagi
menjadi 4P, yaitu:
• Product
Product atau produk artinya kombinasi barang dan layanan yang ditawarkan
perusahaan untuk pasar yang ditargetkan.
9
• Price
Price atau harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
memperoleh suatu produk.
• Place
Place atau distribusi didalamnya aktivitas yang dilakukan perusahaan agar
produk mudah didapatkan untuk sasaran konsumennya.
• Promotion
Promotion atau promosi artinya aktivitas yang mengkomunikasikan manfaat dari
produk dan membujuk konsumen yang ditargetkan untuk membelinya.
2.2.4 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p76) strategi pemasaran adalah logika
pemasaran yang digunakan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan
pemasaran.
Menurut Mohammed et. al. (2003, p11), strategi e-marketing didasarkan pada
perusahaan, unit bisnis, dan keseluruhan strategi pemasaran yang ada pada
perusahaan. Tujuan sumber daya dan urutan dari aksi yang dilakukan pada strategi
pemasaran harus berhubungan erat dengan strategi pada unit bisnis yang ada. Pada
akhirnya keseluruhan strategi pemasaran menyangkut kegiatan-kegiatan pada offline
dan online pemasaran.
10
Gambar 2.2 Strategi Pemasaran
Sumber: Mohammed et al (2003, p11)
2.3 Internet
2.3.1 Pengertian Internet
Menurut Turban (2006, p69), internet adalah sistem jaringan global komputer,
sebuah jaringan untuk berbagai jaringan fasilitas publik yang kooperatif dan dapat
berjalan sendiri, yang dapat diakses oleh ratusan dari jutaan orang di seluruh dunia.
Menurut Coupey (2001:169), Internet dapat digunakan untuk mengembangkan
penglihatan tentang kebutuhan pelanggan dan tindakan pesaing. Sebagai tambahan,
pemasar dapat menggunakan internet untuk mengawasi perubahan kondisi yang dapat
mempengaruhi kelangsungan aksi strategi yang telah ditetapkan.
Sehingga dapat disimpulkan, Internet adalah sebuah jaringan dari seluruh
jaringan komputer yang saling terhubung untuk dapat saling bertukar informasi tentang
kebutuhan pelanggan, pesaing dan lain-lain secara global dan untuk mengawasi
perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi kelangsungan strategi.
11
2.3.2 Manfaat Internet
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi didalam bisnis maupun
teknologi, dimana internet pada saat ini sebagai jaringan pendukung bisnis yang
memberikan banyak manfaat sekiranya kita perlu mengetahuinya. Berikut manfaat
internet (Wahana Komputer, 2003, p24) adalah:
• Informasi yang didapatkan lebih cepat dan murah dengan menggunakan aplikasi
dan fasilitas interne tseperti :email, www, dan news group.
• Mengurangi biaya kertas dan biaya distribusi, dengan adanya koran, majalah,
brosur dalam internet.
• Sebagai media informasi, misalnya pengenalan, pemesanan produk perusahaan.
• Komunikasi interaktif melalui email, video conferencing, dan IRC (Internet Relay
Chat).
• Sebagai alat penelitian dan pengembangan.
• Sebagai alat pertukaran data.
2.4 E-Business
2.4.1 Pengertian E-Business
Menurut Bentley dan Whitten (2007, p18) e-business atau electronic business
merupakan suatu bentuk dari kegunaan internet dalam mengurus dan men-support
kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan setiap harinya. Pada dasarnya internet telah
merubah aturan-aturan dalam tata pengurusan suatu bisnis perusahaan. Kita hidup
dimana konsumen dan bisnis yang perhatiannya meningkat dan beralih pada
perdagangan atau transaksi bisnis yang memanfaatkan internet.
Menurut Efraim dan Turban (2004,p3) e-business tidak saja berpartisipasi dalam
kegiatan produk atau jasa tetapi juga mengatur hubungan dengan pelanggannya,
12
mengkolaborasikan kerja dengan rekan bisnis setelah menyalurkan transaksi secara
elektronik dalam perusahaan.
Sedangkan menurut Kalakota (2001, p7) e-business bukan hanya mengenai
transaksi jual-beli melalui jaringan internet melainkan strategi keseluruhan dalam
memperbaiki model bisnis lama dengan dukungan teknologi untuk memaksimalkan nilai
pelanggan dan keuntungan.
Sehingga dapat disimpulkan, e-business adalah seluruh kegiatan bisnis yang
dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan penggunaan teknologi berbasis
internet, yang mencakup layanan pelanggan.
2.4.2 Manfaat Implementasi E-business
Dalam penerapan e-business diperkembangan teknologi yang sangat pesat ini,
kegiatan bisnis dalam pelaksanaan pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang
bersifat paperless, popularitas e-business yang ditunjang oleh 3 (tiga) faktor pemicu
utama menurut Diana (2001, p27) yaitu:
• Faktor pasar dan ekonomi, diantaranya kompetisi yang semakin intensif,
perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen
yang semakin besar.
• Faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja,
deregulasi pemerintah, kesadaran dan tuntutan praktek etis, kesadaran akan
tanggung jawab sosial perusahaan, serta perubahan politik.
• Faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus produk dan teknologi.
13
2.4.3 Kekuatan dan kelebihan E-business
Menurut Daniel Amor (2002, p17) E-bisnis memiliki kekuatan dan kelebihan,
yaitu:
• Aksesibilitas secara global dan tercapainya penjualan
Suatu bisnis dapat memperluas jangkauan pelanggannya, meskipun harus
memperluas jalur produksinya.
• Hubungan yang lebih dekat
Hubungan Bisnis ke bisnis (B2B) tumbuh menjadi lebih erat.
• Mudah menunjukkan contoh produk
Produk dapat dilihat melalui website dengan cepat, mudah dan bebas biaya.
• Mengurangi biaya
Kegiatan bisnis dapat lebih hemat dan mengurangi biaya produksi.
• Media tidak berjalan (Media breaks)
Internet dapat mengurangi jumlah media breaks yang diperlukan untuk
mentransportasi informasi.
• Waktu ke pasar lebih cepat
Merupakan jalan cepat untuk mencapai pasar dan respon yang cepat untuk
merubah permintaan pasar.
• loyalitas pelanggan
Menambah loyalitas dan pelayanan pelanggan melalui akses yang mudah untuk
mendapatkan informasi terbaru dan situs yang tidak pernah tutup.
14
2.5 E-Commerce
2.5.1 Pengertian E-Commerce
Menurut Rainerdan Turban (2006, p4), e-commerce menggambarkan suatu
proses pembelian, penjualan, pengiriman, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi
melalui jaringan-jaringan komputer, termasuk didalamnya penggunaan internet.
2.5.2 Jenis – jenis Transaksi E-commerce
Transaksi e-commerce dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
• Business to Business (B2B): Dalam transaksi B2B, kedua belah pihak yaitu
penjual dan pembeli merupakan suatu organisasi. Mayoritas terluar dalam
e-commerce adalah tipe ini.
• Collaborative commerce (c-commerce): Pada c-commerce partner bisnis
berkolaborasi secara elektronis. Kolaborasi sering terjadi dan biasanya
terjadi pada proses rantai persediaan.
• Businesss to Consumer (B2C): Dalam B2C pihak penjual merupakan suatu
organisasi, dan pihak pembelinya merupakan individu.
• Consumer to Business (C2B): Dalam C2B konsumen membuat daftar
keperluan produk dan jasa yang dibutuhkan. Dan supplier berkompetisi
untuk memberikan penyediaan barang yang diinginkan oleh konsumen dan
sesuai dengan keinginannya.
• Consumer to Consumer (C2C): Dalam C2C seorang individu menjual produk
atau jasa kepada individu lainnya.
• Mobile Commerce (m-commerce): Ketika e-commerce memasuki lingkungan
wireless dan memanfaatkan penggunaan telepon selular untuk mengakses
internet, kita menyebutnya dengan m-commerce.
15
2.6 E–Marketing
2.6.1 Pengertian E-Marketing
Dalam jurnal Perancangan e-marketing bagi Perusahaan Jasa Konsultasi
Arsitektur: Studi kasus PT. NAW yang dikutip dari Reedy, Schullo, & Zimmermean
(2000:4), Electronic marketing adalah seluruh aktivitas yang online atau berbasis
elektronik yang memfasilitasi proses manufaktur barang dan jasa oleh produsen untuk
memuaskan pelanggan. Electronic marketing memanfaatkan teknologi jaringan untuk
mengkoordinasi penelitian pangsa pasar, membantu pengembangan produk,
mengembangkan strategi dan taktik untuk memikat pelanggan, menyediakan distribusi
online, mempertahankan catatan pelanggan, menciptakan kepuasan pelanggan, dan
mengumpulkan umpan balik pelanggan. Electronic marketing memajukan program
pemasaran yang mendukung tujuan perusahaan melaksanakan e-commerce.
Menurut Judy Straus dan Raymond Frost (2001, p8), e-marketing mempengaruhi
pemasaran tradisional dalam dua cara. Pertama, meningkatkan efisiensi dalam fungsi
pemasaran tradisional. Kedua, teknologi pemasaran mengubah strategi pemasaran.
Banyak hasil transformasi pada model bisnis baru yang menambah nilai pelanggan dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Menurut Smith, P.R dan Chaffey. D (2004, p5), e-marketing adalah suatu upaya
dalam menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa pada
konsumen dan perusahaan lain dengan melalui media elektronik atau dengan
menggunakan sarana internet. Dalam hal ini e-marketing cara melakukan pemasaran
barang dan jasa yang tersedia dengan membuat dan membangun sebuah website. lima
komponen e-marketing:
1. Proses
Proses dalam e-marketing meliputi 7 (tujuh) tahap yang harus terkoordinasi satu
dengan yang lainnya, antara lain:
16
• Melihat kesempatan bisnis yang ada.
• Menyusun strategi pemasaran.
• Mendesain pengalaman pelanggan.
• Membuat hubungan antar muka dengan pelanggan.
• Mendesain program pemasaran.
• Meningkatkan informasi pelanggan melalui teknologi.
• Evaluasi program pemasaran.
2. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan adalah tujuan dari
pemasaran tersebut. Tiga tahapan hubungan dengan pelanggan adalah awareness,
exploration, and commitment. Dan tujuannya adalah untuk menjalin hubungan
pelanggan baik offline maupun online.
3. Online
Sesuai dari definisi pemasaran yang dilakukan didalam internet, tetap terkait
dengan program pemasaran secara traditional.
4. Pertukaran
Dampak dari e-marketing adalah pertukaran tidak hanya terjadi dalam dunia online
tetapi juga dalam pertukaran penjualan dunia nyata.
5. Pemenuhan kepuasan dari tujuan kedua belah pihak
Dengan e-marketing pemenuhan kepuasan akan kedua belah pihak cepat
terpenuhi, yaitu dari segi perusahaan yang menggunakan e-marketing dapat
17
mencapai tujuan perusahaan, seperti meningkatkan laba perusahaan. Dari segi
pelanggan terpenuhinnya kebutuhan akan informasi yang dicari.
2.7 Website
2.7.1 Pengertian Website
Menurut Coupey (2001, p127) website adalah suatu jaringan dari dokumen-
dokumen elektronik yang disebut halaman web, yang isinya dapat berupa teks, grafis,
dan bahkan format suara dan format video. Dokumen-dokumen tersebut terintergrasi
dengan hyperlinks. Hyperlinks memungkinkan users untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan dari satu halaman ke halaman lainnya menggunakan link tersebut dengan
mudah. Informasi yang ada pada halaman tersebut yang saling terhubung
menggunakan hyperlinks disebut dengan hypertexs.
Dalam Jurnal Analisis dan Perancangan aplikasi e-marketing pada PT. Alpha Cipta
Computindo, Indrajani, Winny, Megaria, Christina, website adalah sebuah sistem dengan
standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, mengambil, memformat, dan
menampilkan informasi melalui arsitektur client/server.
2.7.2 Hal Penting Dalam Website
Menurut Frank Fiore (2000, p141 – 146), ada beberapa hal penting dalam suatu
website, yaitu:
▪ Buat suatu kondisi agar konsumen akan tertarik untuk segera
bertransaksi. Ini dapat dilakukan dengan menempatkan produk
unggulan pada halaman pertama, lalu setelah itu arahkan mereka
dengan produk-produk yang lain. Buat halaman yang menjelaskan
gambaran perusahaan. Karena konsumen ingin mengetahui dengan
siapa mereka melakukan bisnis sehingga tampilan situs yang
18
menjelaskan profil perusahaan, visi dan misi, dan lainnya sangat
penting.
▪ FAQs (Frequently Asked Questions) adalah sarana utama bagi
konsumen jika menginginkan jawaban yang cepat dan sederhana dari
pertanyaan mereka. Dan semua pertanyaan–pertanyaan dan jawaban
yang mungkin ditanyakan konsumen adalah objek dari FAQs tersebut.
o Full Contact Information (alamat perusahaan, telepon, fax
dan email). Dengan adanya Full Contact Information
konsumen dapat mengetahui bahwa bisnis suatu
perusahaan benar-benar nyata, maka untuk
membuktikannya dengan memberikan beberapa cara untuk
menghubungi perusahaan.
o Kebijakan Privasi. Perusahaan harus memberikan
kepercayaan kepada konsumen, bahwa perusahaan
menjamin privasi masing-masing konsumen.
2.7.3 Daya Tarik Website di Internet
Ada banyak daya tarik dalam membuat website dan menggunakan internet
sebagai media bisnis atau promosi, yang diantaranya adalah (Andi, 2003, pp107-110) :
1. Audience yang global
Materi publikasi dalam website, segera tersedia ke pengguna audience secara
global. Hal ini membuat website menjadi media yang sangat efektif dari segi
pembiayaan untuk mempublikasikan informasi yang mencapai lebih dari 190 negara
di dunia.
19
2. Beroperasi selama 24 jam, 7 hari seminggu
Kenyataannya internet beroperasi setiap waktu yang membuatnya menjadi mesin
bisnis yang sangat efisien saat ini.
3. Relatif murah
Beberapa organisasi dan pribadi saat ini dapat menyebarkan informasi kepada
jutaan orang, yang hanya menghabiskan ratusan ribu saja agar informasi dapat
ditampilkan melalui internet.
4. Iklan produk
Kita dapat menggunakan website untuk mengiklankan berbagai macam produk,
sebelum membeli produk pelanggan akan bisa melihat beberapa daftar spesifikasi
produk pelanggan dan mendapatkan tambahan informasi.
5. Survei online
Metode tradisional untuk mengadakan survei relatif lebih lama dan mahal jika
dibandingkan dengan cara survey online yang dilakukan melalui internet.
6. Pengumuman
Dengan website anda dapat menyebarkan berbagai pengumuman ke jutaan
pengguna secara terjadwal, karena hampir tidak ada waktu istirahat untuk
mempublikasikan informasi anda sehingga web adalah media yang sangat efisien
untuk menyiarkan pengumuman.
7. Menyediakan dukungan teknis
Kita dapat juga menggunakan website untuk menyelenggarakan dukungan teknik
kepada pelanggan. Karena halaman website dapat diperbarui dengan informasi
baru.
8. Membuat forum diskusi online
Dengan aplikasi seperti WebBoard dimungkinkan membuat forum diskusi online di
website.
20
9. Kecepatan penyebaran informasi
Saat informasi diisi ke dalam suatu website, begitu juga siap untuk dilihat oleh jutaan
pemakai. Website adalah media yang sangat sesuai, yang didunia nyata hal ini tidak
dapat dijalankan.
2.8 Analisis 5 Kekuatan Bersaing Porter
Menurut David (2009, p145-146), terdapat lima kekuatan kompetitif Porter yang akan
menentukan keunggulan bersaing dalam industri, yaitu:
Gambar 2.3 Analisis Porter
Sumber: Fred David (2009)
1. Ancaman pendatang baru
Kekuatan ini biasanya dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri.
Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain: besarnya biaya investasi
yang dibutuhkan, perijinan, akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran
distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi. Biasanya semakin tinggi hambatan
masuk, semakin rendah ancaman yang masuk dari pendatang baru. yang dapat
ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga,
response incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri,
21
keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan
switching cost.
2. Ancaman produk pengganti
Pembeli kecenderungan untuk mengganti produk karena kinerja dari produk pengganti
lebih baik dan memiliki harga relatif murah. Jumlah produknya juga lebih gampang
ditemukan di pasar. yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan
kualitas produk.
3. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku,
komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat menjadi
sumber kekuatan di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat
menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan, atau misalnya muatan berlebihan
harga tinggi untuk sumber daya yang unik. yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok
dan pemerintah.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Kekuatan tawar pembeli, dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian,
semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat
posisi pembeli semakin kuat. yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas
produk, akses informasi, dan switching cost.
5. Persaingan sesama industri
Untuk mengatasi persaingan dalam industri, perusahaan harus meningkatkan kualitas
yang lebih baik lagi, harga lebih terjangkau, melakukan inovasi-inovasi baru terhadap
produknya supaya masyarakat tidak mengalami kejenuhan terhadap produk tersebut.
22
2.9 Analsis SWOT
Menurut David (2004, p31) Analisis SWOT adalah suatu alat yang dipakai untuk
meyusun faktor-faktor strategis perusahaan, atau analisis sistematis untuk mengidentifikasi
faktor-faktor kekuatan kelemahan internal perusahaan serta peluang dan ancaman dalam
lingkungan yang dihadapi perusahaan.
Analisis SWOT adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan strategi yang tepat
(khusus) bagi objek implementasi. Analisis SWOT dapat dilakukan dengan wawancara
dengan pihak perusahaan hingga didapat fakta mengenai Kekuatan (Strength), Kelemahan
(Weakness), Kesempatan (Opportunities), dan Ancaman (Threat). Terdapat 4 (empat)
strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT untuk perbaikan dan pengingakatan kinerja
perusahaan yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Masing-masing strategi didapat dengan
menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan.
Menurut David (2009, p325), alat-alat input mendorong para penyusun strategi untuk
mengukur subjektivitas selama tahap awal proses perumusan strategi. Membuat berbagai
keputusan kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor eksternal dan
internal memungkinkan para penyusun strategi untuk secara lebih efektif menciptakan serta
mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan dalam menentukan
bobot dan peringkat yang tepat.
2.9.1 Matrik External Factor Evaluation (EFE)
Menurut David (2004, pp161-162), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) membuat
perencanaan strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya,
demografi, lingkungan politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Terdapat lima
langkah dalam pengembangan matriks EFE :
• Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yang di identifikasi dalam proses audit
eksternal. Cari nama 10 dan 20 faktor, terasuk peluang-peluang dan
23
ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang
dahulu kemudian ancaman. Usahakan sespesifik mungkin.
• Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat
penting). Bobot menunjukan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar
berhasil dalam industri tersebut. Peluang sering mendapatkan bobot yang
lebih besar dari pada ancaman. Tetapi ancaman juga menerima bobot
tertinggi, jika berat atau sangat mengancam. Bobot yang wajar dapat
ditentukan dengan membandingkan pesaing yang sukses dan yang gagal
atau dengan mendiskusikan faktor tersebut. Jumlah seluruh bobot yang
diberikan pada faktor di atas harus sama dengan 1,0.
• Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing faktor eksternal kunci
untuk menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu merespon
faktor tersebut, dengan catatan 4 = respon luar biasa, 3 = respon di atas
rata-rata, 2 = respon rata-rata, 1 = respon jelek. Peringkat didasarkan atas
keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan pada
industri penting untuk diperhatikan bahwa baik peluang maupun ancaman
dapat memperoleh peringkat 1, 2, 3, dan 4.
• Kalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
dibobotkan.
• Jumlahkan nilai yang dibobotkan untuk setiap variabel untuk menentukan
nilai bobot total bagi organisasi.
Berapapun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks EFE,
total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi dalah 4,0 dan yang terendah adalah
1,0 sedangkan rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Jumlah nilai yang dibobot sama
dengan 4,0 menunjukan bahwa suatu organisasi memberi respon yang sangat bagus
terhadap peluang-peluang dan ancaman yang ada di dalam industrinya. Dengan kata lain,
strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan
24
potensi pengaruh negatif dari ancaman eksternal. Jumlah yang dibobot sama dengan 1,0
menunjukan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau menghindari
ancaman eksternal.
2.9.2 Matriks Internal Factor Evaluation (EFI)
Menurut David (2004, pp217-218), Matriks Evaluasi Faktor Internal atau EFI adalah
alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
dalam berbagai bidang fungsional ataupun suatu usaha. Matriks ini juga menjadi landasan
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini. Penilaian
intuitif diperlukan dalam membuat matriks EFI. Matriks EFI dapat dikembangkan dalam lima
langkah sebagai berikut :
• Tulislah faktor-faktor internal utama sebagaimana teridentifikasi dalam
proses audit internal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal terpenting,
termasuk kekuatan maupun kelemahannya. Tuliskan kekuatan terlebih
dahulu dan baru kemudian kelemahan.
• Berikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting)
pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukan
seberapa penting faktor itu menunjang keberhasilan perusahaan dalam
industri yang digelutinya. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah
kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai
pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot yang tertinggi.
Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.
• Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 pada setiap faktor untuk menunjukan
apakah faktor itu merupakan kelemahan besar (peringkat = 1), kelemahan
kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan besar
(peringkat = 4). Ingatlah bahwa peringkat 3 atau 4 hanya untuk kekuatan
sedangkan 1 dan 2 hanya untuk kelemahan. Peringkat yang diberikan
25
berdasarkan keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2
berdasarkan keadaan industri.
• Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
dibobot untuk setiap variabel.
• Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total
nilai yang dibobot untuk organisasi.
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam matriks EFI, jumlah nilai yang
dibobot dapat berkisar 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang tertinggi, dengan rata-rata 2,5.
Total nilai yang dibobot jauh dibawah 2,5 merupakan ciri-ciri organisasi yang lemah secara
internal, sedangkan jumlah yang jauh diatas 2,5 menunjukan posisi internal kuat. Seperti
matriks EFE, matriks EFI harus kuat antara 10 sampai 20 faktor. Jumlah faktor tidah
berpengaruh terhadap rentang jumlah nilai yang dibobot karena bobot selalu berjumlah 1,0.
2.9.3 Matriks SWOT
Menurut David (2009,p327) Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman adalah
sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan 4
(empat) jenis strategi: Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang),
Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman).
Gambar 2.4 Matriks SWOT
Sumber: Fred David (2009)
26
2.9.4 Matriks Internal Eksternal (IE)
Menurut David (2009, p344) Matriks IE memposisikan berbagai divisi suatu
organisasi dalam tampilan 9 sel. Matriks IE serupa dengan Matriks BCG dalam
pengertian bahwa kedua alat tersebut menempatkan divisi-divisi organisasi dalam
sebuah diagram sistematis. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan penting antara
Matriks IE dengan Matrik BCG. Pertama, sumbunya tidak sama. Juga, matriks IE
membutuhkan lebih banyak informasi mengenai divisi daripada Matriks BCG. Selain itu,
implikasi strategis dari setiap matriks berbeda.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci; skor bobot IFE total pada sumbu
x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Setiap divisi dalam suatu organisasi harus
membuat Matriks IFE dan Matriks EFE dalam kaitannya dengan organisasi. Skor bobot
total yang diperoleh dari divisi-divisi tersebut memungkinkan susunan matriks IE di
tingkat perusahaan. Pada sumbu x dari matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 sampai
1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang;
dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu y skor bobot
EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor 2,0 sampaii dengan 2,99 dianggap
sedang; skor 3,0 sampai dengan 4,0 adalah tinggi.
Gambar 2.5 Matriks IE (Internal Eksternal)
Sumber: David, (2009: 344)
27
Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi
pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi 3 strategi utama,
yaitu:
a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri
(sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah
strategi yang telah ditetapkan.
c. Retrechment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
2.9.5 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ( QSPM )
Menurut Fred David (2006, p308-311) Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
merupakan tehnik analisis dalam literature yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif
tindakan yang layak. Tehnik ini secara obejektif mengindikasikan alternatif strategi mana
yang terbaik. Berikut adalah 6 (enam) langkah pengembangan QSPM:
1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci
perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil secara langsung
dari matriks EFE dan IFE. Minimum sepuluh faktor keberhasilan kunci eksternal dan
internal harus dimasukan dalam QSPM.
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini indentik
dengan yang ada pada Matriks EFE dan IFE. Bobot disajikan pada kolom persis
disamping kanan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal.
3. Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus
dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Catat strategi-strategi ini pada
baris atas dari QSPM. Kelompokan strategi ke dalam set yang independent jika
memungkinkan.
28
4. Tentukan nilai daya tarik (attractive score-AS). Ditentukan dengan mengevaluasi masing-
masing faktor internal dan eksternal kunci. Secara spesifik nilai daya tarik harus diberikan
pada masing-masing strategi untuk mengindikasikan daya tarik relatif dari satu strategi
atas strategi lainnya, dengan pertimbangan faktor tertentu. Jangkauan untuk nilai daya
tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat
menarik.
5. Hitung nilai daya tarik. Total nilai daya tarik dihitung dengan mengkalikan bobot (langkah
2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Total nilai daya tarik
mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi, dengan hanya
mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal yang
terdekat.
6. Hitung penjumlahan total nilai daya tarik. Tambahkan total nilai daya tarik dalam
masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik (TAS)
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai yang
lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mempertimbangkan semua
faktor internal dan eksternal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.
Tingkat perbedaan antara penjumlahan total nilai daya tarik dari set alternatif strategi
tertentu mengindikasikan tingkat kesukaan relatif dari satu strategi diatas yang lainnya.
29
2.10 Tujuh Tahap Internet Marketing
Menurut Mohammed et al. (2003, p8) ada tujuh tahapan dalam internet marketing
yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.6 Tujuh tahapan dalam Internet Marketing
Sumber: Mohammed et. al (2003, p9)
2.10.1 Tahap 1: Framing The Marketing (Membentuk Peluang Pasar)
Pada tahap ini meliputi analisa peluang pasar dan mengumpulkan data dari
sistem online maupun offline untuk mendapatkan penilaian peluang. Tahap ini memiliki
6 bagian dari metodologi sederhana untuk mengevaluasi daya tarik peluang, yaitu:
(Mohammed et. Al, 2003, pp31-66).
Langkah 1. Investigate opportunity in an existing or New Value System
(menginvestigasi peluang pada sistem yang sudah berjalan atau sistem yang
baru)
Mengidentifikasi peluang pada sistem yang sudah berjalan atau pada sistem
yang baru. Dalam tahapan ini, dibahas mengenai proses identifikasi peluang-
30
peluang yang terdapat pada sistem yang baru dengan tetap menyesuaikannya
dengan sistem yang sudah berjalan.
Langkah 2. Indentify unmet or underserved customer needs (mengidentifikasikan
kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi)
Mendapatkan nilai yang baru berdasarkan analisa kebutuhan pelanggan dengan
mengidentifikasikan proses bisnis disuatu perusahaan yang ada untuk melihat
sistem yang telah berjalan saat ini dapat memenuhi pelanggan atau tidak. Kunci
aktifitas pada tahap ini adalah mengidentifikasikan salah satu kebutuhan yang
tidak terpenuhi, tidak dilayani atau kebutuhan yang telah dilayani tetapi dengan
cara yang lebih baik.
Langkah 3. Determine Target Customer Segment (mengidentifikasikan
segmentasi pelanggan)
Segmentasi adalah proses pengelompokkan berdasarkan faktor-faktor tertentu.
Perusahaan harus dapat mengelompokkan setiap konsumennya, sehingga
memudahkan perusahaan untuk menentukan target perusahaan. Pendekatan
segmentasi pasar dibedakan atas dasar:
▪ Demografis
Membagi pasar berdasarkan nilai-nilai demografis, seperti: umur, jenis
kelamin, pendidikan, etnis, pendapatan, status keluarga dan lain
sebagainya.
▪ Geografis
Membagi pasar ke dalam unit-unit geografis, seperti: kota, negara,
daerah, wilayah dan lain sebagainya.
▪ Firmografis
Membagi pasar berdasarkan variabel spesifikasi perusahaan seperti:
31
jumlah karyawan dan ukuran perusahaan.
▪ Tingkah laku
Membagi pasar berdasarkan pada pengetahuan, sikap pemakaian atau
tanggapan mereka terhadap suatu produk seperti: situasi yang
menuntun kepada kebutuhan produk, pembelian atau kegunaan seperti
yang bersifat rutin atau khusus.
▪ Psikografis
Membagi pasar berdasarkan pada gaya hidup dan kepribadian.
▪ Kesempatan (tergantung situasi)
Membagi pasar berdasarkan pada situasi yang mengarah pada
kebutuhan suatu produk, membeli atau menggunakan, seperti:
kesempatan rutin dan kesempatan khusus.
▪ Keuntungan, membagi pasar berdasarkan pada keuntungan atau kualitas
dari suatu produk, seperti: kenyamanan, ekonomi dan kualitas.
Langkah 4. Assess Resource Requirements to deliver the Offering (menggunakan
sumber daya perusahaan untuk menyampaikan penawaran)
Perusahaan harus memiliki kumpulan sumber daya yang jelas agar dapat
berhasil di pasar. Jika tidak perusahaan tidak akan memiliki cash flow. Pada
tahap ini, perusahaan harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber
daya yang ada. Setiap peluang yang dimiliki perusahaan akan menjadi suatu
keunggulan dalam bersaing. Adapun 3 (tiga) klasifikasi katagori sumber daya
perusahaan yaitu :
• Customer-Facing
32
Sumber Customer-Facing meiliputi kekuatan dari pemasaran, kekuatan
merek dagang serta luasnya daerah distribusi, sehingga pelanggan
berinteraksi dengan perusahaan.
• Internal
Meliputi seluruh kegiatan operasional perusahaan seperti teknologi,
pengembangan produk, skala ekonomi, dan karyawan berpengalaman.
• Upstream
Berhubungan dengan hubungan antara perusahaan dengan
pemasok.Contohnya: kerjasama antar pemasok dengan pemasok dan
kesempurnaan kerjasama antar perusahaan dengan pemasok.
Langkah 5. Assess Competitive, Technological, and Financial Attractiveness of
Opportunity (mempertimbangkan daya tarik persaingan, teknologi, dan
keuangan sebagai peluang)
Terdapat 4 (empat) kriteria yang biasanya digunakan untuk menentukan
karakter dan tingkat dari sebuah peluang, yaitu:
• Competitive Intensity
Didalam dunia industri terdapat dua jenis pesaing untuk sebuah proses bisnis,
yaitu:
o Direct Competitor
Merupakan pesaing dari industri yang sama dengan menawarkan
produk atau jasa yang sama dengan pesaing yang lainnya.
o Indirect Competitor
Merupakan pesaing dari industri yang sama tetapi tidak menawarkan
produk atau jasa yang sama dengan pesaing lainnya. Dibagi menjadi
dua katagori, yaitu:
33
◦ Subtitute producers, suatu perusahaan yang menawarkan produk
atau jasa yang berbeda namun memiliki fungsi yang sama dengan
yang ditawarkan oleh perusahaan.
◦ Adjacent Competitors, merupakan pesaing yang tidak menawarkan
produknya langsung menjadi barang pengganti namun memiliki
suatu potensi untuk menjadi produsen barang pengganti /
Subtitute producers.
Gambar 2.7 Peta Kompetitor
Sumber: Mohammed et al. (2003, p62)
Keterangan:
Lingkaran 1 : Menggambarkan perusahaan utama.
Lingkaran 2 : Menggambarkan perusahaan-perusahaan yang menjadi
pesaing secara langsung bagi perusahaan.
Lingkaran 3 : Menggambarkan perusahaan-perusahaan yang menjadi
pesaing secara tidak langsung bagi perusahaan.
• Technology Vulnerability
Perkembangan teknologi yang semakin maju pesat harus dijadikan bahan
pertimbangan untuk dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan potensi
yang ada dalam perusahaan.
34
• Customer Dynamics
Perusahaan harus menganalisa perubahan yang ada dari konsumen, karena
sifat konsumen yang dinamik menjadi tolak ukur dalam memajukan
perusahaan, dan apabila perusahaan dapat memanfaatkannya dengan
memenuhi setiap kebutuhan konsumen maka dapat memudahkan
pengembangan lainnya.
• Microeconomics
Dalam microeconomic harus mempertimbangkan market size dan
profitability. Pangsa pasar yang luas akan menentukan penghasilan yang
didapat serta margin keuntungan yang tinggi akan memacu perusahaan
untuk memperolehnya. Dengan mengetahui luas pangsa pasar dan
keuntungan yang diperoleh akan menentukan bagaimana perusahaan
mendapatkan penghasilan.
Langkah 6. Conduct go / no – go Assesment (membuat keputusan akhir “Go / no
go decision”)
Pada bagian ini akan membahas mengenai pengambilan keputusan akhir yang
didasarkan dari setiap peluang yang ada yang berhasil dianalisa oleh
perusahaan. Dimana peluang tersebut akan dijadikan sebagai tolak ukur apakah
go / no-go bagi perusahaan untuk dapat melakukan internet marketing.
Beberapa dasar pertimbangan yang digunakan dalam mengambil keputusan
adalah:
• Competitive vulnerability (Kemampuan bersaing)
• Magnitude of unmet need (tingkat kebutuhan pelanggan yang belum
terpenuhi)
• Technical vulnerability (Kemampuan teknis)
• Technology vulnerability (Kemampuan teknologi)
35
• Interaction between segment (Interaksi dalam segmentasi)
• Likely rate of growth (Kecenderungan pertumbuhan)
• Market size (Ukuran pasar)
• Level of profitability (Tingkat keuntungan)
Pertimbangan-pertimbangan diatas dijadikan dasar dalam mengambil keputusan
akhir. Dari pertimbangan-pertimbangan diatas terdapat 3 (tiga) parameter tolak
ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat-tingkat diatas, yaitu:
• Faktor Positif
Dalam faktor positif dilihat apakah dasar-dasar tersebut dapat memberikan
nilai tambah bagi perusahaan.
• Faktor netral
Di dalam faktor netral yang dijadikan dasar hanya bila tidak memberikan
dampak yang terlalu besar kepada perusahaan.
• Faktor Negatif
Apabila faktor-faktor tersebut akan membuat perusahaan mengalami
kesulitan dalam meraih peluang yang ada.
2.10.2 Tahap 2: Formulating The Marketing Strategy (Memformulasikan
Strategi Pemasaran)
Strategi pemasaran internet didasarkan pada perusahaan, unit bisnis, dan
keseluruhan strategi-strategi pemasaran di perusahaan tersebut. Tujuan-tujuan,
sumber daya, dan berbagai aksi dari strategi pemasaran tersebut harus berjalan sesuai
dengan strategi unit-bisnis. Tahap ini meliputi 3 (tiga) komponen Marketing Mix
program pemasaran untuk mendukung strategi pemasaran, yaitu: (Mohammed et. Al,
2003, pp107-113).
36
• Segmentation
Mengidentifikasi segmen pasar yang dituju perusahaan, berdasarkan faktor tertentu.
Merupakan pembagian pasar/orang kedalam beberapa sub unit pelanggan
berdasarkan kesamaan-kesamaan seperti kesamaan produk yang disukai, biaya yang
harus dihabiskan untuk melayani pelanggan dan karakteristik yang cocok untuk
program pemasaran yang ada seperti wilayah, tingkat pendapatan. Dasar dari
segmentasi pasar akan berubah secara alami ketika perusahaan offline mulai
mencari pelanggan melalui internet, misalnya variabel sepeti geografi, variabel-
variabel baru seperti kecepatan akses Internet.
Gambar 2.8 Bricks and Mortar Segmentation Scenarios
Sumber: Mohammed et.al (2003, p108)
Di dalam Bricks and Mortars untuk segmentasi terdapat empat kemungkinan yaitu:
- Market Expansion
Tidak ada perubahan dalam karakteristik pelanggan secara online dan offline,
tetapi ukuran segmen berubah. Hal ini terjadi karena penggunaan internet yang
dapat mengatasi masalah geografis. Karenanya, segmen pelanggan mungkin
terlihat mirip dalam karakteristiknya, akan tetapi meningkat dalam ukurannya.
37
- Market Reclassification
Segmentasi pelanggan online berbeda dengan segmentasi pelanggan offline. Hal
ini terjadi karena kemampuan internet untuk meningkatkan daya jual
perusahaan sebab itu akan menciptakan pelanggan online yang semakin banyak
menuntut sesuatu yang lebih dari perusahaan.
- No Change
Tidak ada segmen baru yang difokuskan oleh perusahaan dan besarnya
pelanggan online pada umumnya sama besar dengan segmentasi pelanggan
offline.
- Reclassified Expansion
Merupakan gabungan dari market expansion dengan market reclassification
sehingga terjadi perubahan dari jumlah dan karakteristik dari pelanggan.
• Targeting
Menurut Mohammed et. Al (2003, p109), merupakan suatu proses mengidentifikasi
dan memilih segmen pasar untuk dapat mengetahui secara spesifik target utama dari
jenis pelanggan yang sudah ditentukan dalam tahap segmentasi. Terdapat dua
dimensi penting dalam skenario sasaran ini, yaitu berpusat pada usaha pemasaran
pada seluruh segmen atau sebagian dari segmen persamaan pelanggan dengan
pasar offline perusahaan (pelanggan yang sama atau berbeda).
38
Gambar 2.9: Brick-and-Mortar Targeting Scenario
Sumber: Mohammed et. al (2003, p110)
Keterangan:
a = melayani segmen online sebagai offline
b = melayani sebagian dari offline segmen on-line
c = melayani segmen baru online
d = melayani sebagian dari offline sebaik segmen baru on-line
- Blanket Targeting
Segmentasi online tidak menunjukan adanya sesuatu yang baru, secara umum
karakteristik pelanggan online sama dengan pelanggan offline. Namun segmen
bertambah besar karena faktor seperti meningkatnya jangkauan geografis atau
pelanggan offline perusahaan tersebut merupakan pengguna internet.
- Beachhead Targeting
Pada bagian ini ditemukan dimana segmen online dari pelanggan lebih kecil dari
offline. Hal ini terjadi karena hanya sebagian kecil pelanggan perusahaan yang
menggunakan internet. Pelanggan-pelanggan ini mungkin menunjukan
peningkatan pilihan dengan menggunakan internet (untuk mengambil
39
keuntungan dari yang ditawarkan online) tetapi biasanya masih memperlihatkan
pilihan pembelian yang sama seperti pelanggan offline.
- Bleed-Over Targeting
Target dari segmen online meliputi sebagian dari segmen offline dan juga
menargetkan sebagian dari segmen pelanggan yang baru. Segmen yang
ditargetkan dapat mencangkup individu-individu yang mungkin sebelumnya
diabaikan pada pilihan terget segmen offline karena online sekarang
menawarkan sesuatu yang memikat untuk menarik pelanggan-pelanggan
tersebut.
- New Opportunity Targeting
Target dari segmen online merupakan segmen pelanggan yang baru. Target
pelanggan ini memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama sekali berbeda
dengan segmen offline. Skenario ini mungkin terjadi ketika terdapat produk-
produk yang berbeda, hal yang baru untuk pelanggan dengan lokasi geografis
yang berbeda atau jika pemasaran sebelumnya tidak mampu menjangkau dan
mempengaruhi persepsi produk.
• Positioning
Cara pandang perusahaan untuk mempengaruhi pelanggan tentang suatu produk
yang unik dan mempunyai nilai pada target pasar sebagai langkah akhir dalam
proses strategi pengambilan keputusan.
40
Gambar 2.10 Brick and Mortar Positioning Scenarios
Sumber: Mohammed et. al (2003, p112)
- Blanket Positioning
Strategi positioning ini berfokus pada penawaran tambahan layanan yang bisa
didapat dari internet seperti kenyamanan dan kemudahan akses. Dimana
segmentasi targetnya tidak berubah, strategi akan banyak berasal dari strategi-
strategi posisi offline yang telah ada.
- Beachhead Positioning
Strategi positioning ini berfokus pada blanket positioning, tetapi lebih berfokus
pada komunitas konsumen yang lebih kecil. Posisi ini mengansumsikan bahwa
segmen yang lebih kecil memberikan nilai yang lebih pada kemampuan internet
seperti kenyamanan dan akses.
- Bleed-Over Positioning
Strategi positioning ini menyerupai penawaran offline, tetapi juga membuat
penawaran online menarik bagi tipe konsumen baru. Strategi posisi tersebut
akan mencoba untuk merujuk ke segmen-segmen yang berbeda dari
sebelumnya.
- New Opportunity Positioning
Strategi positioning ini ditunjukan pada segmen konsumen baru.
41
2.10.3 Tahap 3: Designing Customer Experience (Merancang Pengalaman
Pelanggan)
Menurut Mohammed et. Al (2003, pp130-142), perusahaan harus memahami
tipe customer experience yang dibutuhkan untuk menyampaikan peluang pasar.
Pengalaman harus berhubungan dengan posisi perusahaan dan strategi marketing.
Jadi, sebuah customer experience merupakan jembatan antara high-level marketing
strategy (tahap 2) dengan taktik program pemasaran (tahap 5).
Customer experience dapat didefinisikan sebagai penerjemah user ketika
berhadapan dengan sebuah website, mulai dari home sampai pada tahap pembelian,
termasuk keputusan dimana user mulai mengabaikan sistem belanja secara manual.
Adapun 3 tahap customer relationship, yaitu:
1. Experience Functionality
Bagaimana perusahaan memberikan produk yang sesuai kepada pelanggan
sesuai dengan keinginan pasar dan sesuai dengan periode waktu yang ada.
Tahap ini meliputi: kemudahan dan kegunaan navigasi, kecepatan, kepercayaan,
keamanan, dan media pengaksesan.
2. Experience Intimacy
Suatu usaha perusahaan mengajak pelanggan agar pelanggan merasa lebih
dekat dengan perusahaan sehingga mereka merasa dimengerti. Tahap ini
meliputi: customization, komunikasi, konsistensi, kepercayaan terhadap
perusahaan, dan nilai kepuasan dari pelanggan.
3. Experiencing Evangelism
42
Pelanggan yang digambarkan sebagai individual experience, mengintegrasikan
brand perusahaan kedalam kehidupannya. Pada tahap ini pelanggan menjadi
seorang evangelist yaitu seorang pelanggan yang menyebarluaskan suatu
produk atau brand. Mereka mendapatkan suatu pengalaman dan mendapatkan
suatu nilai kepuasan yang besar terhadap suatu produk sehingga tidak dapat
menunggu untuk dapat membagikan cerita tersebut kepada teman dan rekan
kerja mereka.
2.10.4 Tahap 4: Crafting the Customer Interface (Membangun Hubungan
Antar muka dengan Pelanggan)
Menurut Mohammed et. al. (2003, pp161), untuk merancang tampilan,
digunakan kerangka kerja 7C yaitu cara utama untuk mengidentifikasikan tantangan-
tantangan perancangan tampilan utama yang dihadapi ketika mengimplementasikan
model bisnis. Berikut adalah difinisi dari 7C:
1. Context, mencakup: estetika dan fungsional “look and feel”. Menekankan pada
bagaimana sebuah website dirancang baik secara estetik maupun fungsional.
Secara estetik berarti menggambarkan karakteristik visual dari website seperti
warna, grafik, foto, pemakaian huruf. Ada 2 (dua) kunci dimensi dari context,
yaitu:
o Fungsional
Situs yang didesain dengan baik dibangun dengan mengorganisasikan
semua informasi kedalam kelompok-kelompok halaman dan
menyediakan navigasi yang efektif dari halaman ke halaman. Tiga
faktor kritikal dalam layout situs yaitu: (1) Section Breakdown; (2)
Linking Structire; dan (3) Navigation tools.
o Aesthetic (Estetika)
43
Sifat estetika dari sebuah situs didapat dari pemilihan dan kombinasi
dari warna, grafik, fitografi, pilihan tulisan dan visual lainnya sehingga
menciptakan desain situs yang enak dipandang.
2. Content, didefinisikan sebagai semua pola digital pada website. Hal ini meliputi
media digital seperti teks, audio, video, dan grafik, sebagian pesan digital yang
disampaikan, meliputi produk, pelayanan, dan informasi penawaran, jika konteks
semakin luas pada hal bagaimana rancangan situs, berbeda dengan content
yang terpusat pada apa yang ditampilkan (berbagai informasi yang ditampilkan).
3. Community, didefinisikan sebagai kumpulan jalinan hubungan yang dibangun
diatas perhatian yang sama. Community dapat menghasilkan content maupun
pelayanan yang menarik pelanggan pada sebuah website, dapat juga melayani
pelanggan untuk membangun hubungan lebih dekat antara perusahaan dengan
pelanggan atau antara pelanggan dengan pelanggan. Contoh: message board
dan live chats.
4. Customization, didefinisikan sebagai kemampuan website untuk dapat
memodifikasi sendiri – atau dimodifikasikan – oleh user. Ketika customization
diawali dan dikelola oleh sebuah perusahaan maka dinamakan “tailoring”. Tetapi
ketika customization diinisiasikan dan dikelola oleh user maka disebut
personalization.
5. Communication, merujuk kepada dialog yang terbuka antara website dengan
user. Dimensi komunikasi :
o Broadcast. Pertukaran informasi satu arah dari organisasi ke pengguna.
Contoh: mass mailing, FAQ, e-mail newsletter.
o Interaktif. Komunikasi dua arah antara organisasi dengan pengguna.
Contoh: e-commerce dialogue, customer service, dan user input.
o Hybrid. Kombinasi antara broadcast dengan interaktif.
44
6. Connection, didefinisikan sebagai jaringan dari link antara situs tersebut dengan
situs-situs lainnya. Link yang di-klik dan membawa pengunjung pergi dari situs
perusahaan atau dapat membawa pengunjung ke situs perusahaan.
7. Commerce, didefinisikan sebagai tools-tools fungsional yang menunjuk pada
fitur-fitur website yang memiliki kemampuan untuk melakukan commerce
(pertukaran).
2.10.5 Tahap 5: Designing the Marketing Program (Merancang Program
Pemasaran)
Tahapan merancang program pemasaran yang akan diterapkan pada sistem
pemasaran yang baru dan bertujuan untuk mempererat hubungan perusahaan dengan
pelanggan atau mitra kerja, atau juga menarik minat bagi calon pelanggan terhadap
apa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Ada 4 (empat) tahap hubungan pelanggan, yaitu:
• Awareness
Tahap dimana pelanggan mengenal bahwa perusahaan mungkin menjadi
partner, namun tidak memulai komunikasi atau membeli produk.
• Exploration/Expantion
Pelanggan mempertimbangkan kemungkinan pertukaran, mengumpulkan
informasi atau mungkin mencoba berbelanja.
• Commitment
Tahap dimana perusahaan berhasil membuat pengunjung pada website-
nya menjadi pelanggan yang selanjutnya berkembang menjadi pelanggan
dengan tingkat loyalitas tinggi.
• Dissolution
45
Tahap ini terjadi ketika salah satu pihak yang terlibat keluar dari
hubungan. Hubungan dapat diputuskan baik oleh pihak perusahaan
maupun pihak pelanggan, sehingga menghasilkan hubungan yang
terputus.
Untuk mendesain rancangan program pemasaran ini perusahaan perlu
memperhatikan :
• Customer Relationship
Merupakan hubungan antar perusahaan dengan pelanggan dimana
perusahaan mengatur pergerakan pelanggan dari tahap awareness,
exploration, kemudian ketahap commitment hingga berakhir pada
dissolution.
• Marketspace Mix
Merupakan suatu alat yang digunakan oleh pemasaran internet yang
mendeskripsikan hubungan antara empat tahap hubungan dalam
program pemasaran (awereness, exploration, commitment, and
dissolution) dengan enam kategori faktor utama yang meningkatkan
pemasaran perusahaan (product, price, communication, community,
distribution and branding).
Tabel 2.1 Tabel Marketspace Matrix
46
Sumber: Mohammed et. al (2003, p542)
2.10.6 Tahap 6: Leveraging Customer Information through Technology
(Meningkatkan Informasi Pelanggan melalui Teknologi)
Menurut Mohammed et al. (2003,p627), dalam tahap ini perusahaan dapat
menggunakan bantuan teknologi untuk mendapatkan, mengorganisasikan,
menganalisa dan memanfaatkan informasi mengenai pelanggan dalam menentukan
riset pasar, basis data pemasaran dan Customer Relationship Management (CRM).
Perusahaan harus dapat bertindak berdasarkan 3 (tiga) keputusan kunci berikut ini:
• Market Research
Market Research adalah penelitian kebutuhan pasar yang berbeda, penerimaan produk
dan pelayanan dan metode dari perkembangan pasar baru, itu adalah sistematik dan
objektif proses yang digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisasi, merawat,
menganalisis dan menampilkan informasi tentang pasar yang khusus dengan tujuan
untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan kesempatan masalah pemasaran.
• Database Marketing
Database Marketingmerupakan suatu alat berupa basis data yang digunakan untuk
menyimpan seluruh data dan informasi pemasaran yang telah dikumpulkan sehingga
data-data tersebut dapat terorganisir dengan baik.
• Customer Relationship Management
Merupakan pengorganisasian hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang
tujuannya untuk mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan melalui
sistem pemasaran yang sudah berjalan serta sistem pemasaran online.
2.10.7 Tahap 7: Evaluating the Marketing Program (Mengevaluasi Program
47
Pemasaran)
Menurut Mohammed et al. (2003, p684) pada tahap terakhir ini berguna dalam
menilai dan mengevaluasi program pemasaran internet secara keseluruhan. Evaluasi
tersebut dilakukan dengan cara pengukuran: customer based, financial dan
implementasi program serta halaman situs. Perusahaan juga meninjau kembali
program pemasaran yang telah disusun melalui proses pengukuran dengan
menggunakan matriks yang tujuannya untuk menilai tingkat keberhasilannya.
2.11 Metode Penelitian
2.11.1 Penelitian Deskriptif
Dalam melakukan penelitian pada CV. Iniko Sukses Makmur menggunakan
penelitian deskriptif, yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi lebih
mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas, Istijanto (2009, p96).
Penelitian Deskriptif merupakan jenis riset yang bertujuan menggambarkan sesuatu.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
2.11.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada CV. Iniko Sukses Makmur
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data, khususnya data
sekunder melalui buku-buku cetak dan menggunakan media yang relevan
dengan topik penelitian ini.
2. Wawancara
48
Tehnik pengumpulan data atau informasi dari informan atau responden yang
telah ditentukan.
3. Kuesioner
Peneliti menyebarkan kuesioner dalam mengumpulkan data dengan
mengajukan daftar pertanyaan yang disebarkan secara acak/random. Jumlah
populasi yang tidak diketahui dan sangat luas, maka peneliti mengasumsikan
kepada 1000 populasi dengan jumlah sample 278 yang diambil berdasarkan
tabel rumusan sample Isaac dan Michael dengan tingkat kepercayaan 95
persen (%). Kuesioner dihitung dengan angka indeks, untuk mengetahui
urutan preferensi konsumen terhadap beberapa pilihan dan diagram lingkaran
dengan hitungan dalam persen.
4. Sumber Online
Internet digunakan Peneliti untuk mendapatkan informasi, teori, dan jurnal
yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
2.12 Kerangka Pemikiran
Tehnik Pengumpulan Data: Data Primer: - Wawancara
- Kuesioner Data Sekunder: - Studi Pustaka - Perusahaan
Analisis Strategi dan Perancangan E-Marketing Berbasis Website pada CV. Iniko Sukses Makmur Untuk Mendukung
Pemasaran
49
7 Stages of Marketing
1. Membentuk Peluang Pasar 2. Menyusun strategi pemasaran dengan
Analisis SWOT 3. Mendesain pengalaman pelanggan 4. Membangun hubungan interface
dengan pelanggan 5. Merancang program pemasaran 6. Meningkatkan informasi pelanggan
melalui teknologi 7. Evaluasi Program Pemasaran
Analisis Kebutuhan Konsumen: - Kuesioner
Perancangan E-marketing Berbasis Web
Analisis Persaingan: - Porter