BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian...

24
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembangan Pengembangan pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa ke masa. Isu ini selalu juga muncul tatkala orang membicarakan tentang hal- hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam pengembangan pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model pengembangan yang baru yaitu: Pertama "top-down model" yaitu pengembangan pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Kedua "bottom-up model" yaitu model pengembangan yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa. 1 Pengembangan pembelajaran hadir didasarkan pada adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan pembelajaran hadir juga didasarkan pada adanya sebuah kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi anak-anaknya semakin meningkat, sekolah yang berkualitas semakin dicari, dan sekolah yang mutunya rendah semakin ditinggalkan. Orang tua tidak peduli apakah sekolah negeri ataupun swasta. Kenyataan ini terjadi hampir di 1 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran (mengembangkan kompetensi guru), Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 24

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengembangan

Pengembangan pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan

dari masa ke masa. Isu ini selalu juga muncul tatkala orang membicarakan tentang hal-

hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam pengembangan pendidikan, secara umum

dapat diberikan dua buah model pengembangan yang baru yaitu: Pertama "top-down

model" yaitu pengembangan pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai

pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya pengembangan

pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Kedua

"bottom-up model" yaitu model pengembangan yang bersumber dan hasil ciptaan dari

bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu

pendidikan.

Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk

menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar

dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa.1

Pengembangan pembelajaran hadir didasarkan pada adanya perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa perubahan di hampir semua

aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan

dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan pembelajaran hadir

juga didasarkan pada adanya sebuah kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan

yang berkualitas bagi anak-anaknya semakin meningkat, sekolah yang berkualitas

semakin dicari, dan sekolah yang mutunya rendah semakin ditinggalkan. Orang tua

tidak peduli apakah sekolah negeri ataupun swasta. Kenyataan ini terjadi hampir di

1 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran (mengembangkan kompetensi guru), Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 24

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

13

setiap kota di Indonesia, sehingga memunculkan sekolah-sekolah unggulan di setiap

kota.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka proses belajar mengajar di ruang

kelas telah pula banyak menarik perhatian para peneliti dan praktisi pendidikan dalam

rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan

pembelajaran perlu digalakkan, sehingga dapat diketahui secara nyata, apa, mengapa

dan bagaimana upaya-upaya yang seharusnya dilakukan dalam meningkatkan mutu

pembelajaran yang diharapkan.

Dengan denikian pembelajaran perlu dikelola dengan baik agar dapat

mencapai hasil yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, pengelolaan

pembelajaran merupakan kunci keberhasilan menuju pembelajaran yang berkualitas.

Asumsi penulis, dalam hal ini adalah (1) pengelolaan pembelajaran merupakan kunci

keberhasilan pembelajaran; (2) keberhasilan pembelajaran dapat terwujud jika

ditentukan oleh kualitas manajemennya. Semakin baik kualitas pengelolaan

pembelajaran, semakin efektif pula pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuannya;

dan (3) pengelolaan pembelajaran yang efektif mempersyaratkan adanya kemampuan

menciptakan, mempertahankan dan memperbaiki pembelajaran, baik yang dilakukan di

dalam sekolah maupun di luar sekolah.

1. Konsep Pengembangan pembelajaran

Merujuk pada pengertian pengembangan pembelajaran, maka konsep

pengembangan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:

a. Pengembangan pembelajaran sebagai teknologi artinya suatu pembelajaran yang

lebih terdorong dengan menggunakan teknik-teknik, metode, dan pendekatan yang

dapat mengembangkan tingkah laku kongnitif dan teori-teori yang konstruktif

terhadap solusi dan problem pembelajaran

b. Pengembangan pembelajaran sebagai suatu system artinya sebuah susunan dari

sumber-sumber dan prosesdur-prosedur untuk mengerakkan pembelajaran.

Pengembangan system pengajaran melalui proses yang sistemik selanjutnya

diimplementasikan dengan mengacu pada system perencanaan pembelajaran

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

14

c. Pengembangan pembelajaran sebagai sebuah disiplin artinya cabang dari

pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori

tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.

d. Pengembangan pembelajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail

spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan

situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang

lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.

e. Pengembangan pembelajaran sebagai teknologi artinya suatu perencanaan yang

mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkahlaku

kongnitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem

pengajara. 2

Dengan mengacu kepada sudut pandang tersebut, maka pengembangan

pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut

dalam kurikulum. Pengembangan pembelajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu

pengetahuan, system dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pengembangan

pengajaran berjalan dengan efektif dan efesien.

2. Dimensi-dimensi pengembangan pembelajaran

a. Singnifikansi. Tingkat singnifikasi tergantung pada tujuan pendidikan yang

diajukan dan singnifikansi dapat ditentukan berdasarkan kreteria-kreteria yang

dibangun selama proses pembelajaran

b. Feasibilitas. Artinya pengembangan pembelajaran harus disusun berdasarkan

pertimbangan realities baik yang berkaitan dengan biaya maupun

pengimplementasianya.

c. Relevansi. Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa pengembangan

pembelajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada

waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.

d. Kepastian. Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-

kejadian yang tidak terduga.

2 Abdul Majid, Ibid. hlm. 17-18

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

15

e. Ketelitian. Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar pengembangan

pempelajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan

secara sensitive kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.

f. Adaptabilitas. Diakui bahwa pengembangan pembelajaran bersifat dinamis,

sehingga senantiasa perlu mencari informasi sebagai umpan balik. Penggunaan

berbagai proses memungkinkan pembelajaran yang fleksibel atau adaptable dapat

dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan

g. Waktu, factor yang berklaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan

perencanaan dalam memprediksikan masa depan, juga validasi dan reliabilitas

analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan kependidikan masa

kini dalam kaitanya dengan masa mendatang.

h. Monitoring merupakan proses mengembangkan criteria untuk menjamin bahwa

berbagai komponen bekerja secara efektif.

i. Isi pembelajaran, artinya dalam isi pembelajaran merujuk pada hal-hal yang akan

direncanakan.dalam pembelajaran yang baik perlu memuat: a) tujuan apa yang

diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan

pendukungnya; b) bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-

layanan pendukungnya; c) tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara

mengembangkan prestasi, spesialisasi, prilaku, kompetensi maupun kepuasan

siswa; dan d) Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu

dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.3

3. Langkah-langkah pengembangan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi

peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran

mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu,

hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri.

Berkaitan dengan hal tersebut Masjid yang merujuk Puskur mengatakan

bahwa kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada peserta didik, 2)

mengembangkan kreativitas peserta didik, 3) menciptakan kondisi yang

3 Abdul Majid, Ibid. hlm. 19-20.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

16

menyenangkan dan menantang, 4) bermuatan nilai, estetika, etika, logika dan

kinestetika, dan 5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam. 4

Untuk itu hendaknya kegiatan belajar mengajar tidak sekedar transfer

pengetahuan saja yang akan lahir kejenuhan baik bagi siswa maupun guru, sehingga

motivasi dan prestasi belajar dan mengajar sulit untuk ditingkatkan. Oleh karenanya

langkah baru yang harus ditempuh adalah bagaimana dapat mengubah paradigma

tentang belajar dan mengajar, sehingga proses belajar menjadi lebih nyaman dan

menyenangkan.

Adapun langkah-langkah pengembangan pembelajaran sebagaimana yang

dikemukakan Stanly Elam adalah sebagai berikut:

4 Abdul Majid, Ibid, hlm. 24

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

17

Gambar 1. Langkah-langkah pengembangan pembelajaran

Spesifikasi asumsi identifikasi kompetensi

Menentukan criteria Dekripsi kompetensi

dan jenis assessment

Pengelompokan / Desain strategi

Penyusunan tujuan instruksional

Menjelakan uji Mengorganisasikan

Coba program system pengelolaan

Menilai desain Perbaikan program

Instruksional

Langkah Pertama, spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi

yang mendasar artinya pengembangan pembelajaran harus didasarkan pada asumsi

yang jelas, hal ini dikarenakan dunia pendidikan dewasa ini lebih cendrung kembali

pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara

ilmiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang

dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang berorientasi

target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi “mengingat” jangka

pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan

jangka panjang. dan itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

18

Langkah Kedua mengidentifikasi kompetensi Dalam penyusunan

pengembangan pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan

diajarkan. Untuk mengetahui penguasaan dan pendalaman cakupan kemampuan

dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu

luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pembelajaran.

Sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit mungkin dapat dijabarkan

kedalam satu pembelajaran.

Kompetensi-kompetensi harus dijabarkan secara khusus dan telah

difalidasikan serta di tes sejauhmana kontribusinya terhadap keberhasilan dan

efektivitas belajar mengajar. Hasil penelitian seringkali ikut membantu dalam

mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan. Untuk dapat menidentifikasi

kompetensi, kita dapat menggunakan beberapa model pendekatan, diantaranya :

a) pendekatan analisis tugas (task analisy) untuk menentukan daftar kompetensi.

Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru disekolah sebagai

tenaga professional, yang pada gilirannya ditentukan kompetensi- kompetensi apa

yang diperlukan.

b) Pendekatan the need of school leaner (memusatkan pada kebutuhan-kebutuhan

siswa di sekolah) langkah pertama dalam pendekatan ini adalah bertitik tolak dari

ambisi, nilqai-nilai dan pandangan para siswa. Hal ini menjadi landasan dalam

mengidentifikasi dalam kompetensi. Jadi pendekatan ini berdasarkan asumsi

bahwa terdapat hubungan yang erat sekali antara persiapan guru dan hasil yang

diinginkan siswa.

c) Pendekatan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Dengan mengspesifikasikan

kebutuhan masyarakat terutama masyarakat sekolah maka selanjutnya disusun

program pendidikan. Pendekatan ini berdasarkan asumsi, bahwa pengetahuan

masyarakat yang nyata dan penting itu dapat diterjemahkan menjadi program

sekolah para siswa yang pada gilirannya dituangkan dalam program pembelajaran.

Langkah Ketiga mengambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi.

Artinya kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan lebih diperkhusus dan

dirumuskan menjadi explicit dan dapat diamati. Selain itu dipertimbangkan masalah

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

19

target populasinya dalam kontek pelaksanaannya, hambatan-hambatan program,

waktu pelaksanaan dan parameter sumber.

Langkah Keempat menentukan tingkat-tingkat kreteria dan jenis assement

Menentukan jenis-jenis penilaian yang akan digunakan dimaksudkan untuk mengukur

ketercapaian kompetensi. Hal ini sangat penting dalam pengembangan program

pembelajaran dimana kompetensi itu bersifat kompleks dan mengandung variable

yang cukup sulit untuk dinilai. Untuk itu harus disusun beberapa seperangkat

indicator didalam mengukur kompetensi. Tersedianya berbagai alternative penilaian

yang disiapkan oleh guru menunjukkan kesiapan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Langkah Kelima. pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran

artinya dalam pengajaran desain intruksional sangat penting dalam rangkan

memudahkan siswa dalam mengikuti kegiatan prosses belajar mengajar. Penyusunan

tujuan pengajaran ini hendaknya ditawarkan kepada siswa karena karena

pembelajaran yang terjadi nanti bukan milik guru semata, akan tetapi milik bersama

(murid-guru)

Langkah Keenam, desain strategi pembelajaran artinya keberhasilan

menggunakan strategi instruksional tergantung pada kreativitas, kepandaian,

kecakapan dan keahlian pengembangnya (guru). Disini guru bentul-betul dituntut

untuk mempunyai kemampuan sebagai pendidik, pemimpin, motivator, dan

memenajemen siswa

Langkah ketujuh, mengorganisasikan system pengelolaan artinya

mengigat belajar adalah merupakan proses bagi siswa dalam membagun gagasan atau

pemahaman sendiri, maka kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal tersebut dengan lancer dan penuh

motivasi. Suasana belajar yang diciptakan oleh guru harus melibatkan siswa secara

aktif, mengatami, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya.

Menghargai usaha siswa walaupun hasisnya belum memuaskandan menantang siswa

sehingga berbuat dan berfikir merupakan contoh strategi yang memungkinkan siswa

menjadi pelajar seumur hidup. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sangat

diperlukan praktik pengelolaan dan system pengelolaan yang didesain dengan cermat.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

20

Langkah ke delapan, melaksanakan percobaan program, artinya program

yang telah disusun secara sistematis perlu di ujicobakan. Percobaan program

dilakukan terhadap bagian-bagian dari program itu atau semacam prototype tes dan

hendaknya dilakukan terlebih dahulu dalam sekala kecil. Tujuan program ini adalah

untuk mengetes efektivitas strategi instruksional; seberapa besar diperlukan tuntutan-

tuntutan program ; ketepatan alat atau jenis penilaian yang digunakan; dan efektivitas

system pegelolaan.

Langkah ke sembilan, menilai desain pembelajaran artinya pelaksanaan

terhadap sebuah desain instruksional, lazimnya menyangkut empat aspek yaitu :

validasi tujuan dalam hubungan dengan peranan pendidik yang diproyeksikan,

tingkat-tingkat kreteria dan bentuk-bentuk assessment., system instruksional dalam

hubungannya dengan hasil belajar, pelaksanaan organisasi dan pegelolaan dalam

hubungan dengan hasil tujuan

Langkah sepuluh memperbaiki program artinya setiap program

pengembangan pembelajaran sesunguhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi

sempurna, Akan tetapi masih terbuka untuk perbaikan dan perubahan berdasarkan

umpan balik dari pengalaman-pengalaman5.

Dalam rangka itu, pengembangan pembelajaran dilakukan berdasarkan

pendekatan kompetensi yang menekankan pada efektif, efesien, dan ketempatan.

B. Pengertian Pembelajaran

Sudjana mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu usaha secara terencana

dan sadar melalui proses aksi (komunikasi satu arah antara pengajar dan peserta didik);

interaksi (komunikasi dua arah, yaitu antara pengajar dan peserta didik; dan peserta

didik dengan pengajar); dan transaksi (komunikasi banyak arah, yaitu antara pengajar

dan peserta didik, peserta didik dan pengajar, serta peserta didik dan peserta didik)

sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku6.

Irawan dkk mengatakan mengajar yang kemudian diartikan dengan

pembelajaran adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian secara

5 Abdul Majid, Ibid, hlm. 25-32 6 Nana Sudjana Nana, CBSA dalam Proses Belajar Mengajar, CV Sinar Baru Algensindo:

Bandung, 1989, hlm. 35

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

21

utuh berbagai komponen kemampuan7. Komponen tersebut berupa pengetahuan,

ketrampilan serta sikap dan nilai. Sementara itu, Hamalik mengatakan bahwa

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian

tujuan pembelajaran.8

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengetian belajar dan

mengajar. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat

terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain.

Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Sementara

itu pembelajaran adalah suatau usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan

pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi

pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai

kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan

kurikulum

Jadi pembelajaran adalah usaha terencana dan secara sadar melalui proses

aksi, interaksi dan transaksi dengan menggunakan pengetahuan profesional yang

dimiliki guru sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku.

Sejalan dengan pendapat di atas, dalam dunia pendidikan pesantren istilah

pendidikan berkisar pada konsep-konsep yang dirumuskan dengan istilah-istilah: (1)

Ta’lim, yaitu pendidikan yang menitik beratkan pada masalah pengajaran, transfer of

knowledge (penyampaian informasi), dan pengembangan ilmu; dan (2) Tarbiyah, yaitu

pendidikan yang menitik beratkan pada masalah pendidikan dan pengembangan pribadi

serta pembentukan kode etik.9

Paradigma yang dikemukakan di atas gilirannya akan menuntut penggunaan

pengembangan pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tuntutan perkembangan

zaman dan kebutuhan masyarakat, sehingga pembelajaran di pesantren harus merespon

perkembangan yang terjadi agar pesantren yang selama ini di pandang pilihan kedua

menjadi pilihan yang cukup diperhitungkan

7 Prasetya Irawan,.Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar (Pekerti). Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta, 1997, hlm. 78

8 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara: Jakarta, 1999, hlm. 57 9 Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Gema Insani Press: Jakarta, 1995,

hlm.108

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

22

1. Teori Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam

proses belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip

orang belajar, dengan kata lain supaya dapat mengontrol sendiri apakah tugas-tugas

mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru

perlu memahami prinsip-prinsip belajar itu.10

Lebih lanjut dalam buku Rohani penulis dapat simpulkan bahwa

pentingnya guru memahami prinsip pembelajaran adalah (a) agar guru dapat

mengerti kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau

menghambat proses belajar; (b) agar membantu guru untuk memahami proses belajar

yang terjadi di dalam diri siswa; (c) memungkinkan guru melakukan prediksi yang

cukup akurat tentang hasil aktivitas belajar.11

Ada banyak teori-teori belajar, setiap teori memiliki konsep atau prinsip

sendiri tentang belajar. Berdasarkan perbedaan sudut pandang ini maka teori belajar

tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok:

Pertama, Teori kognitif. Manusia adalah mahluk rasional, demikian

pandangan dasar para penganut teori kognitif ini. Berdasarkan rasionya manusia

bebas memilih dan menentukan apa yang akan diperbuat, entah baik atau buruk.

Tingkahlaku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berfikirnya. Makin

inteligen dan berpendidikan, otomotis seorang akan semakin baik perbuatan-

perbuatanya, dan secara sadar pula melakukan perbuatan-perbuatan yang memenuhi

keinginan/kebutuhan tersebut. Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakkan oleh

apa yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Setiap perbuatan yang akan

dilakukannya sudah dipikirkan alasan-alasannya. Oleh karena itu setiap orang

sungguh-sungguh bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

Di dalam teori ini juga diletakkan pentingnya fungsi kehendak, bahkan

fungsi kehendak disejajarkan dengan fungsi berfikir dan fungsi perasaan, sejauh

fungsi berfikir dapat dipertanggung jawabkan.

10 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2004, hlm. 4-5 11 Ahmad Rohani, Ibid, hlm. 5

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

23

Kedua, Teori Hidonisme. Bila dalam teori kognitif sangat ditekankan

soal rasio dan kehendak, di dalam teori hedonistis justru itu tidak dihiraukan. Teori

ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari ataupun tidak

disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan dalam, pada dasarnya

mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan dan

menghindari hal-hal yang menyakitkan. Meskipun orang dapat mengatakan berbagai

macam alasan yang bagus, namun sebenarnya segala perbuatannya hanya

mempunyai satu tujuan, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan.

Martin dan David Mc Celland memberikan arti baru tentang teori

hedonisme yaitu semua rangsangan yang terdapat di lingkungan sekitar kita pada

hakekatnya menimbulkan keadaan nikmat atau keadaan sakit. Rangsang yang

menimbulkan keadaan nikmat menyebabkan seseorang bereaksi mendekati rangsang

itu. Sebaliknya rangsang yang menimbulkan keadaan yang tidak enak menimbulkan

reaksi menjauh.

Dengan kata lain, menurut teori hedonistis yang diperbaharui ini reaksi

seseorang atau tingkahlaku seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkah

laku mendekati rangsang yang dirasa akan membawa keenakan dan tingkah laku

menjahi rangsang yang dirasa akan membawa rasa tidak enak. Unsur pokok

motivasi adalah antisipasi. Teori hedonistis ini menggunakan “ affectivearousal

model” yang intinya mengatakan bahwa setiap rangsang pada hakekatnya telah

membawa keadaan yang menimbulkan rasa enak atau tidak enak.

Ketiga, Teori Insting. Setiap orang telah membawa “kekuatan biologis”

sejak lahirnya. Kekuatan biologis inilah yang membuat seseorang bertindak menurut

cara tententu; demikian dasar pemikiran teori insting. Kekuatan instingtif inilah yang

seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu, untuk

mengadakan pendekatan kepada rangsang denga cara tertentu.

Mc Dougall sebagai tokoh teori ini dalam bukunya “An Introduction To

Social Psyholog” mengatakan bahwa segala tingkah laku dan pikiran kita adalah

hasil insting dan insting merupakan sesuatu yang diwariskan, sesuatu yang

mengarahkan tindakan manusia kepada tujuan (purposive, goal-seeking). Teori ini

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

24

juga didukung oleh para ahli psikologi yang mengatakan bahwa sebagian tingkah

laku manusia memang ditentukan oleh instingnya.

Keempat, Teori Psikoanalistis. Teori psikoanalistis merupakan

pengembangan teori insting. Dalam teori ini pun diakui adanya kekuatan bawaan di

dalam diri setiap manusia, dan kekuatan bawaan inilah yang menyebabkan dan

mengarahkan tingkah laku manusia. Freud, seorang tokoh psikoanalistis yang sangat

tersohor, mengatakan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh dua kekuatan

dasar, yaitu : insting kehidupan dan insting kematian. Insting kehidupan

menampakkan diri dalam tingkah laku seksual, sedangkan insting kematian

melatarbelakangi tingkah laku-tingkah laku yang agresif. Insting kehidupan (Eros)

mendorong orang untuk tetap hidup dan berkembang. Sedangkan insting kematian

(Thanatos) mendorong orang ke arah penghancuran diri sendiri. Pada umumnya para

ahli psikologi mengaku bahwa tidak semua tingkah laku manusia itu jelas

motivasinya. Mereka mengatakan bahwa tingkah laku manusia yang memang kurang

disadari motivasinya. Oleh karena itu kritik terhadap teori psikoanalistis ini

umumnya berkisar pada keraguan bahwa mimpi, salah ucap dan lain-lain itu tentu

sebagai akibat dari motif yang tidak disadari.

Kelima, Teori Keseimbangan. Teori keseimbangan (Homeostasis)

berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya ketidakseimbangan

di dalam diri manusia. Dengan kata lain, manusia selalu ingin mempertahankan

adanya keseimbangan di dalam dirinya. Teori ini menyimpulkan bahwa tingkah laku

manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia tersebut

mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan

itu. Begitu seterusnya, sehingga dapat terjadi suatu lingkaran mativasi belajar (study

motivational cycle) dibawah ini.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

25

Gambar 2. Lingkaran mativasi belajar

Keenam, Teori dorongan. Teori dorongan menekankan pada hal yang

mendorong terjadinya tingkah laku. Woodworth sebagai tokoh dari teori ini

mengartikan dorongan sebagai suatu tenaga dari dalam diri kita yang menyebabkan

kita berbuat sesuatu. Karena itu kata motif diberi arti dorongan yang menimbulkan

dan mengarahkan serta mengorganisasikan tingkah laku manusia untuk mencapai

tujuan tertentu.

Teori ini semakin popular dengan di akuinya oleh Psikologi Walter B

Cannon pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa manusia seringkali terjadi

ketidak seimbangan di dalam dirinya. Dorongan adalah salah satu usaha (otomatis)

untuk dapat mengembalikan keadaan seimbang. Dari uraian teori motivasi di atas

dapat disimpulkan bahwa secara garis besar teori motivasi dibedakan menjadi dua

yaitu teori kepuasan (content theori) dan teori proses (process theori). Teori

kepuasan berkaitan dengan faktor yang ada dalam diri seseorang yang

memotivasinya, sedangkan teori proses berkaitan dengan bagaimana motivasi itu

terjadi atau bagaimana perilaku itu digerakkan. Pengelompokkan kedua teori tersebut

dapat dilihat dari tebel berikut ini:

Ketujuh, Teori behaviorisme. Teori ini mengatakan bahwa tingkahlaku

menjadi indicator untama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan (belajar), dan ia

tidak memperhatikan keadaan “dalam” seseorang ketika melakukan kegiatan. Teori

Ting-kah laku

Kebutuhan

Belajar

Tujuan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

26

behaviorisme juga berpendapat bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-

kejadian di dalam lingkungan yang akan memberikan pengalaman-pengalaman

belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya

rangsangan dan respon yang dapat diamati. Menurut teori ini manipulasi lingkungan

sangat pentingagar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapakan. Teori

behaviorisme ini sangat menekankna pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku,

tidak memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran manusia. Para ahli pendidikan

menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk

mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi

pemebelajaran sedemikian rupa sehingga siswa berhasil mencapai tujuan.12

Dari uraian di atas, tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu

kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan memberikan preskripsi untuk

mengatur siswa agar siswa mudah mencapai tujuan belajar. Prinsip-prinsip

pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran tatap muka di kelas maupun

tidak seperti pembelajaran jarak jauh, terprogram dan lain-lain.

Teori pembelajaran juga memberi arahan dalam memilih metode

pengajaran yang tepat untuk suatu pembelajaran teretentu. Sehubungan dengan itu

berdasarkan teori yang mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar maka

teori pembelajaran ini dapat dibagi ke dalam lima kelompok yaitu pertama, teori

pembelajaran berdasarkan psikologi humanistik. Teori pembelajaran ini sangat

menganggap penting teori pembelajaran dan psikoterapi dari suatu teori belajar.

Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa guru harus memperhatikan pengalaman

emosional dan karakteristik khusus siswa seperti aktualisasi diri siswa. Dengan

memahami hal ini dapat dibuat pilihan-pilihan ke arah mana siswa akan berkembang.

Kedua ,teori pembelajaran konstruk; teori ini diturunkan dari prinsip/teori

belajar kognitivisme. Menurut teori ini prinsip pembelajaran harus memperhatikan

perubahan kondisi internal siswa yang terjadai selama pengalaman belajar di berikan

di kelas. Pengalaman belajar yang diberikan oleh siswa harus bersifat penemuan

12 Martin Handoko, Motivasi (Daya Pengerak Tingkah Laku), Kanisius IKAPPI, yogyakarta,

1992, hlm 23.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

27

yang memungkinkan siswa dapat memperoleh informasi dan keterampilan baru dari

pelajaran sebelumnya.

Ketiga Pendekatan modifikasi tingkahlaku; teori pembelajaran ini

menganjurkan agar para guru menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk

mengidentifiasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisis

sedemikian rupa yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran.

Keempat, teori pembelajaran berdasarkan analisis tugas. Teori

pembelajaran yang ada diperoleh dari berbagai penelitian di laboratorium dan ini

dapat diterapkan dalam situasi persekolahan namun hasil penerapannya tidak selalu

memuaskan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengadakan analisis tugas (task

analysis) secara sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yang akan

diberikan kepada siswa, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan

sedemikian rupa tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.

2. Komponen Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran

Pada dasarnya tujuan umum pembelajaran yaitu menentukan apa yang

harus dicapai dan tidak memberi petunjuk bagaimana proses belajar mengajar akan

dilakukan. Tujuan umum ini sering mencakup hasil belajar dalam ketiga domain,

kognitif, afektif dan psikomotorik13

Table 3. Tiga domain tujuan belajar

No Ranah Level kecakapan Indicator kecakapan 1 Kognitif Mengetahui Menyebutkan, menuliskan,

mengidentifikasi dll. Pemahaman Menerjemahkan, menggeneralisasi, dll Penerapan Mengoperasikan, menghasilkan, dll Analisis Menguraikan satuan menjadi unit yang

terpisah Unifikasi Merancang, merumuskan, merencanakan,

dll

Menilai Mengkritisi, menginterprestasi dan menilai

13 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran. Cet. III, Bumi Aksara, Jakarta, 1999. hlm. 60-61.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

28

2 Afektif Penerimaan Memilih, mengikuti dan mengalokasikan Tanggapan Memberi jawaban, melaporkan, dll Penanaman nilai Terlibat, mengusulkan dan melakukan Pengorganisasian

nilai-nilai Mengintegrasikan dan menghubungkan antar nilai

Karakterisasi kehidupan

Worldview dan mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini

3 Psikomotorik Memperhatikan Mengamati proses, memberi perhatian, dll Peniruan Melatih, mengubah sebuah bentuk, dll Pembiasaan Mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten

Penyesuaian Menyesuaikan model dan membenarkan sebuaqh model untuk dikembangkan.14

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran untuk

peserta didik dapat mengarahkan proses belajar, dapat mengukur sejauh mana mereka

telah mencapai tujuan yang diinginkan, dapat meningkatkan motivasi karena

mahasiswa mengetahui tingkat keberhasilannya di dalam proses belajar.

Pengembangan pembelajaran berkaitan dengan kurikulum dalam proses

pendidikan harus dapat memberikan arahan dan patokan keahlian kepada peserta

didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran. Kurikulum dalam hal ini

harus memfokuskan pada kompetensi tertentu yang dapat berupa panduan

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemontrasikan oleh peserta didik

sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Dalam

pengembangan pembelajaran penerapan kurikulum memungkinkan para guru menilai

hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar yang

mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh

karena itu peserta didik perlu mengetahui kreteria penguasaan kompetensi yang akan

dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat

mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi tertentu

sebagai syarat kejenjang kompetensi berikutnya.

b. Kurikulum

Pengembangan pembelajaran berkaitan dengan kurikulum dalam proses

pendidikan harus dapat memberikan arahan dan patokan keahlian kepada peserta

didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran. Kurikulum dalam hal ini

14 Abdul Majid, Opcit, hlm. 54-55

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

29

harus memfokuskan pada kompetensi tertentu yang dapat berupa panduan

pengetahuan, keterampilandan sikap yang dapat didemontrasikan oleh peserta didik

sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Dalam

pengembangan pembelajaran penerapan kurikulum memungkinkan para guru menilai

hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar yang

mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Olehkarena

itu peserta didik perlu mengetahui kreteria penguasaan kompetensi yang akan

dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat

mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi tertentu

sebagai syarat kejenjang kompetensi berikutnya.

c. Metode Pembelajaran

Metode mengajar sangat banyak dan bervariasi. Menurut Ali ada dua

pendekatan yang digunakan dalam hal ini, yaitu pendekatan kelompok; dan

pendekatan individual. Pendekatan kelompok pada umumnya ditujukan untuk

membimbing kelompok agar belajar. Sementara pendekatan individual

memungkinkan setiap siswa dapat belajar sesuai dengan bakat dan kemampuan

masing-masing.15

Metode pembelajaran menurut Sudjana adalah cara yang dipergunakan

guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk

menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapakan tumbuh

berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan

kata lain terciptalah interaksi edukatif.16

Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan

tujuan dan bahan. Oleh karena itu, pertimbangan pokok dalam menentukan metode

terletak pada keefektifan proses belajar mengajar. Jadi, metode yang digunakan pada

dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.

15 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, CV. Sinar Baru Algensindo,

Bandung, 2000, hlm.33 16 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. CV Sinar Baru Algensindo Cet. V.

Bandung, 2000, hlm.76.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

30

Dari dua pernyataan di atas dapat dipahami bahwa, pendekatan kelompok

harus tetap memperhatikan adanya perbedaan individual pada siswa. Hal ini

tercermin dalam penetapan penggunaan metode secara bervariasi disesuaikan dengan

tujuan dan bahan yang dipelajari.

Proses pembelajaran yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis

metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain.

Sudjana menguraikan beberapa metode-metode mengajar yang sampai saat ini

masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya: a) metode

ceramah; b) metode tanya jawab; c) metode diskusi; d) metode tugas belajar dan

resitasi; e) metode kerja kelompok; f) metode demonstrasi dan eksperimen; g)

metode sosio-drama (role-playing); h) metode problem solving; i) metode sistem

regu (team teaching); j) metode latihan (drill); k) metode karyawisata (field-trip) ; l)

metode resource person (manusia sumber); m) metode survai masyarakat; n) metode

simulasi.17

Dari beberapa metode di atas, masing-masing metode mempunyai

kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri. Kendatipun demikian, tugas guru ialah

memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar-mengajar.

Ketepatan penggunaan metode-mengajar tersebut sangat bergantung kepada tujuan,

isi, proses belajar-mengajar, dan kegiatan belajar-mengajar. Ditinjau dari segi

penerapannya, metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam

jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang

tepat digunakan di dalam kelas atau diluar kelas. 18

Di pondok pesantren metode yang digunakan untuk siswa dalam jumlah

besar adalah metode wetonan atau bandongan, sedangkan dalam jumlah kecil

biasanya menggunakan metode sorogan. Disamping itu, metode yang digunakan di

dalam kelas adalah metode ceramah sedangkan diluar kelas bisa menggunakan

metode tanya jawab, diskusi, dan metode problem solving.

17 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, PT.Ciputat Press, Jakarta, 2005,

hlm 52-65 18 Nana Sudjana, Opcit. hlm. 77

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

31

d. Evaluasi

Evaluasi berarti “menilai” dalam organisasi pendidikan evaluasi berarti

pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan guna melihat

sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai sebagai tujuan

dari pendidikan itu sendiri.

Komponen ini merupakan bagian yang sangat diperlukan terutama untuk

mengetahui tujuan kurikulum yang telah ditetapkan telah tercapai disamping

komponen-komponen lain. Penilaian (evaluasi) hasil belajar mengacu kepada

indikator pencapaian hasil belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk deskriptif

yang memberikan gambaran bagi: 1) peserta didik dan orang tuanya untuk

memahami potensi yang dimiliki; 2) guru, untuk menentukan tindak lanjut bagi

pengembangan diri peserta didik; dan 3) pihak yang berkepentingan untuk perbaikan

program pembelajaran dan silabus atau kurikulum. 19

Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas, efisiensi,

produktivitas serta relevansi program kurikulum yang telah ditentukan dalam

komponen sebelumnya. Karena itu, evaluasi yang direncanakan harus selalau

mengacu pada tujuan dan tidak menyimpang dari komponen yang lain. Berhasil atau

gagalnya suatu pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan

evaluasi (penilaian) terhadap produk yang dihasilkannya. Jika hasil (out-put) suatu

pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah di programkan, maka usaha pendidikan

tadi dinilai berhasil, tetapi jika gagal dinilai sebaliknya.

Dalam melaksanakan evaluasi yang komprehensif perlu diadakan

penilaian tentang (1) penentuan tujuan umum; (2) perencanaan; (3) uji coba dan

revisi; (4) uji lapangan; (5) pelaksanaan kurikulum; dan (6) pengawasan mutu 20

Dalam hal ini, tentu saja perlu menentukan kriteria penilaian, penyusunan

program penilaian, pengumpulan data nilai, menentukan penilaian keadaan

pembelajaran. Hal ini perlu waktu yang cukup lama, mengingat banyak faktor

terutama tenaga teknik evaluasi maupun hambatan dari lingkungan masyarakat itu

19 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, CV. Misaka Galiza, Jakarta,

2003, hlm. 154-156 20 Nasution, Opcit hlm. 131-135

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

32

sendiri. Lepas dari pro dan kontra, pengembangan sistem penilaian tidak harus

mengikuti model penilaian pendidikan secara umum, melainkan dikembangkan

sistem penilaian yang komprehensif sesuai dengan tenaga pendidikan yang ada.

C. Pembelajaran di Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan satu bentuk pendidikan keislaman yang

melembaga di Indonesia. Kata “Pondok” (kamar, gubuk, rumah kecil) dipakai

dalam bahasa Indonesia dengan menekankan pada kesederhanaan bangunan. Kata

pondok di mungkinkan berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti ruang tidur,

wisma, hotel sederhana 21

Secara terminologis, banyak batasan yang di berikan oleh para ahli. Arifin

(1991:240) mendefinisikan pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama

Islam yang tumbuh serta di akui oleh masyarakat sekitar, dengan menggunakan

sistem asrama (kampus). Di dalamnya santri menerima pendidikan agama Islam

melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah

keadulatan atau leadership seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas

yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.22

Sejalan dengan batasan di atas, Mastuhu mendefinisikan pesantren sebagai

lembaga pendidikan “tradisional” Islam untuk mempelajari, memahami,

mendalami, menghayati dan mengamalakan ajaran Islam dengan menekankan

pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.23

Jadi dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa, pondok pesantren

Girikusumo adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang telah tua sekali usianya,

telah tumbuh sejak ratusan tahun yang lalu, setidaknya memiliki lima unsur pokok,

yaitu kyai, santri, pondok, masjid dan pengajaran ilmu-ilmu agama.

21 Marzuki, Manajemen Pondok Pesantren, Bumi Aksara, Jakarta, 199, hlm. 24 22 Arifin, M. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakarta, 199, hlm.

240 23 Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, INIS, Jakarta, 1994, hlm. 55

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

33

2. Tujuan Pesantren

Tujuan dari berdirinya pesantren ini adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan ajaran Islam keseluruh umat

2. Mendidik para santri agar berpegang teguh pada ajaran Islam, dengan berbekal

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang membuat mereka mampu berdakwah

serta mampu memecahkan problematika umat menurut etunjuk Al-Qur`an Sunah

Nabi SAW dan amal `Ulama Salaf.

3. menanamkan semagat memiliki Islam dengan memberikan latihan-latihan

praktis dalam kehidupan individu maupun social yang didsarkan pada keiklasan

dengan mengikuti jejak Rasullullah SAW serta `Ulama Salaf.

Sementara dari hasil wawancara dengan para pengasuh pondok pesantren,

Mastuhu mengatakan bahwa tujuan pesantren, adalah: “Menciptakan dan

mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau

berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi pelayan-pelayan masyarakat

sebagaiamana kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti sunnah Nabi), mampu

berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau

menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam ditengah-tengah masyarakat (‘Izzul

Islam Wal Muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan

kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin dituju

adalah ialah kepribadaian muhsin, bukan sekedar muslim”.24

Dari tujuan-tujuan yang telah dirumuskan oleh para ahli tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan pesantren adalah untuk menciptakan

dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat.

3. Metode Pembelajaran Pesantren

Pada awalnya metode pengajaran yang dipergunakan dalam kegiatan

proses belajar-mengajar di pesantren Girikusumo adalah sebagai berikut:

24 Mastuhu. Ibid, hlm. 55

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

34

a. Metode Bandongan(wetonan)

Yaitu metode pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan cara kyai

memberikan pengajaran kitab kuning dengan membacakan dan menerangkannya

di depan santri-santri. Pengajian dengan metode ini bersifat umum dan bersama-

sama secara klasikal

Metode pengajaran yang demikian adalah metode bebas, sebab absensi

santri tidak ada. Santri boleh datang, boleh tidak.

b. Metode Sorogan

Metode sorogan adalah metode yang biasanya diberikan kepada santri

pemula. Santri membacakan kitab di depan kyai secara individual, atau kyai

membacakan kitab yang dibawa santri kemudian diikuti santri sampai ia mengerti

dan faham apa yang telah disampaikan dan diajarkan oleh kyai. Apabila ada

kesalahan maka kyai biasanya langsung membetulkan dan menjelaskannya

kembali

Dalam sistem individual ini, santri secara langsung berhadapan dengan

kyai, sehingga terjadi interaksi saling mengenal di antara mereka. Disinilah letak

terdapatnya bimbingan individu.

c. Metode Halaqah

Halaqah artinya diskusi untuk memahami isi materi, bukan untuk

mempertanyakan benar salahnya isi materi. Metode pengajaran kitab kuning

seperti ini menumbuhkan kepekaan dan kejelian yang melekat bagi santri dalam

mengkaji kitab kuning dari sisi bacaannya secara harfiyah.

d. Metode Musyawarah

Yaitu sistem belajar dalam bentuk seminar untuk membahas setiap

masalah yang berhubungan dengan pelajaran santri ditingkat tinggi. Metode ini

menekankan keaktifan pada pihak santri, yaitu santri harus aktif mempelajari dan

mengkaji sendiri buku-buku yang telah ditentukan kyainya.

e. Metode Mudzakarah

Mudzakarah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang secara spesifik

membahas masalah diniyah seperti ibadah dan akidah serta masalah agama pada

umumnya.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengembanganlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu

35

f. Metode Majlis Ta’lim

Yaitu suatu media penyampaian ajaran Islam yang bersifat umum dan

terbuka. Para jama’ah terdiri dari berabagai lapisan yang memiliki latar belakang

pengetahuan bermacam-macam dan tidak dibatasi oleh tingkatan usia maupun

perbedaan kelamin. Pengajian semacam ini hanya diadakan pada waktu tertentu

saja. Ada yang seminggu sekali dan ada yang dua minggu sekali atau sebulan

sekali.

Dalam proses perkembangan selanjutnya, metode pengajaran Sekolah

Islam Salaf yang digunakan banyak menyesuaikan dengan metode pengajaran

modern yang di antaranya adalah : metode cermah, metode kelompok; metode

tanya jawab dan diskusi; metode demonstrasi dan eksperimen; metode

widyawisata; dan metode dramatisasi.

4. Evaluasi Pesantren

Evaluasi atau penilaian merupakan suatu cara untuk mengetahui sejauh

mana santri menguasai materi-materi yang telah disampaikan ustadz/kyai,

disamping itu juga untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan ustadz/kyai dalam

mengadakan pengajaran. Jadi pada dasarnya evaluasi merupakan bagian dari

pembelajaran yang tidak bisa ditinggalkan. Karena pembelajaran merupakan suatu

proses, maka dengan sendirinya evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu.

Sistem evaluasi pembelajaran Sekolah Islam Salaf pesantren Girikusumo

di laksanakan melalui beberapa tahapan seperti adanya midsemester dan semester

dengan waktu yang telah ditentukan oleh yayasan. Hasil nilai evaluasi selanjutnya

hasil dari ujian ini dimasukkan ke buku raport sebagai hasil prestasi belajar santri

pada semester yang bersangkutan.