BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB...

22
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia pada Surat Kabar Harian Banyumas Edisi Oktober-Desember 2014 Penelitian yang dilakukan oleh Nani Herliyati, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2015 dengan penelitian ini terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang peneliti lakukan ada pada data dan sumber data. Data yang dilakukan peneliti terdahulu adalah kata-kata serapan bahasa Jawa yang mengandung jenis perubahan makna dan faktor penyebab perubahan makna, sedangkan data yang dilakukan peneliti adalah kata pada berita utama yang mengandung f/aktor penyebab perubahan makna dan jenis perubahan makna. Sumber data pada penelitian terdahulu adalah surat kabar Harian Banyumas edisi Oktober sampai dengan Desember 2014, sedangkan sumber data yang dilakukan peneliti adalah surat kabar harian Suara Merdekaedisi Maret 2018. Persamaan penelitian Nani Herliyati dengan peneliti yaitu ada pada pendekatan, teori, dan media penyedia data yang digunakan. Penelitian yang dilakukan Nani Herliyati menggunakan pendekatan yang sama dengan peneliti yaitu pendekatan diskriptif kualitatif. Persamaan lain penelitian yang dilakukan Nani Herliyati dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaiu ada pada teori yang digunakan. Teori yang digunakan yaitu semantik perubahan makna. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan teori semantik perubahan makna. Persamaan lain penelitian yang dilakukan Nani Herliyati dengan 8 Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

1. Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia

pada Surat Kabar Harian Banyumas Edisi Oktober-Desember 2014

Penelitian yang dilakukan oleh Nani Herliyati, Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Purwokerto tahun 2015 dengan penelitian ini terdapat perbedaan dan

persamaan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang peneliti lakukan ada pada

data dan sumber data. Data yang dilakukan peneliti terdahulu adalah kata-kata serapan

bahasa Jawa yang mengandung jenis perubahan makna dan faktor penyebab

perubahan makna, sedangkan data yang dilakukan peneliti adalah kata pada berita

utama yang mengandung f/aktor penyebab perubahan makna dan jenis perubahan

makna. Sumber data pada penelitian terdahulu adalah surat kabar Harian Banyumas

edisi Oktober sampai dengan Desember 2014, sedangkan sumber data yang dilakukan

peneliti adalah surat kabar harian Suara Merdekaedisi Maret 2018.

Persamaan penelitian Nani Herliyati dengan peneliti yaitu ada pada

pendekatan, teori, dan media penyedia data yang digunakan. Penelitian yang

dilakukan Nani Herliyati menggunakan pendekatan yang sama dengan peneliti yaitu

pendekatan diskriptif kualitatif. Persamaan lain penelitian yang dilakukan Nani

Herliyati dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaiu ada pada teori yang

digunakan. Teori yang digunakan yaitu semantik perubahan makna. Begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan teori semantik

perubahan makna. Persamaan lain penelitian yang dilakukan Nani Herliyati dengan

8

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

9

penelitian yang dilakukan peneliti ada pada media penyedia data yang digunakan,

yaitu media cetak atau surat kabar.

2. Sebab dan Jenis Perubahan Makna Istilah Politik pada Rubrik “Nasional”

dalam Majalah Tempo Edisi Bulan Maret-April 2016

Penelitian yang dilakukan oleh Ulva Dwi Cahyanti, Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Purwokerto tahun 2017 dengan penelitian ini terdapat perbedaan dan

persamaan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang peneliti lakukan ada pada

objek, data, dan sumber data. Objek yang dilakukan peneliti terdahulu adalah istilah-

istilah Politik pada Rubrik “Nasional” dalam majalah Tempo edisi Maret-April 2016,

sedangkan objek yang dilkukan peneliti adalah kata-kata pada berita utama harian

Suara Merdeka edisi Maret 2018. Data yang dilakukan peneliti terdahulu adalah

istilah-istilah Politik dalam Rubrik “Nasional” yang mengandung faktor penyebab

perubahan makna dan jenis perubahan makna, sedangkan data yang dilakukan peneliti

adalah kata-kata pada berita utama yang mengandung faktor penyebab perubahan

makna dan jenis perubahan makna. Sumber data pada penelitian terdahulu adalah

majalah Tempo edisi Maret-April, sedangkan sumber data yang dilakukan peneliti

adalah surat kabar harian Suara Merdeka edisi Maret 2018.

Persamaan penelitian Ulva Dwi Cahyanti dengan peneliti yaitu ada pada

pendekatan dan teori yang digunakan. Penelitian yang dilakukan Ulva Dwi Cahyanti

menggunakan pendekatan yang sama dengan peneliti yaitu pendekatan deskriptif

kualitatif. Persamaan lain penelitian yang dilakukan Ulva Dwi Cahyanti dengan

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu ada pada teori yang digunakan. Teori yang

digunakan yaitu semantik perubahan makna. Begitu juga dengan penelitian yang

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

10

dilakukan peneliti yaitu menggunakan teori semantik perubahan makna. Persamaan

lain penelitian yang dilakukan Nani Herliyati dengan penelitian yang dilakukan

peneliti ada pada media penyedia data yang digunakan, yaitu media cetak atau surat

kabar.

B. Perubahan Makna

Perubahan makna adalah berubahnya makna suatu leksem atau satuan leksikal,

yang didalam perubahanya dapat berupa perubahan konsep atau perubahan nilai rasa

(Manaf, 2010:106). Bahasa berkembang sesuai perkembangan pemikiran pemakai

bahasa, karena manusia menggunakan kata-kata dan kalimat dan sejalan dengan kata

itu kata dan kalimat berubah terus, maka akan sendirinya maknanyapun berubah

(Pateda, 2010: 158).Banyak kata-kata yang mengalami perubahan makna, makna kata

tersebut berbeda dengan makna masa lampau. Secara singkronis makna sebuah kata

tidak akan berubah, maka secara diakronis ada kemungkinan bisa diubah (Nugraheni,

2006: 6).

Dari 3 pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perubahan makna

adalah suatu gejala pada kata atau kumpulan kata yang mengalami peralihan dari

makna A menjadi bermakna B, atau di lain waktu akan beralih makna C atau D.

Perubahan tersebut banyak terjadi karena berkembangnya pemikiran pemakai bahasa.

Perkembangan makna juga memiliki unsur pembeda, yaitu makna singkronis dan

makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa

dalam suatu masa yang terbatas, dan tidak melibatkan perkembangan historis

(Kridalaksana, 2011: 198). Diakronis adalah makna yang berkenaan dengan

pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembanganya sepanjang waktu.

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

11

Makna tidak hanya akan berubah pada kondisi tertentu yang tidak mengindahkan atau

mengabaikan waktu. Makna akan berubah ketika dilihat dari sudut pandang yang luas

melalui perjalanan waktu. Disini peneliti menganalisis perubahan makna dari

makna sebelumnya ke makna sekarang. Perubahan makna mempunyai jenis

perubahan makna dan faktor penyebab perubahan makna, berikut penjelasan

selengkapnya:

1. Jenis Perubahan Makna

Jenis perubahan makna menurut Chaer (2009: 140: 144) yaitu (a) perubahan

makna meluas, (b) perubahan makna menyempit, (c) perubahan makna total, (d)

penghalusan (eufemia), (e) pengerasan (disfemia). Menurut Keraf (2010: 97) jenis

perubahan makna ada enam yaitu a) perluasan inti, (b) penyempitan inti, (c)

ameliorasi, (d) peyorasi, (e) metafora, (f) metonimi. Tarigan (1993: 85)

mengemukakan jenis perubahan makna ada enam juga yaitu (a) perluasan

(generalisasi), (b) pengkhususan (spesialisasi), (c) peninggian (ameliorasi), (d)

penurunan (peyorasi), (e) pertukaran (sinestesia), (f) persamaan (asosiasi).

Dari beberapa pendapat ahli tentang jenis-jenis perubahan makna, maka

peneliti menggunakan teorimengikuti ketiga pendapat para ahli di atas yaitu (a)

perubahan makna meluas, (b) perubahan makna menyempit, (c) perubahan makna

total, (d) penghalusan (eufemia), (e) pengerasan (disfemia),(f) peninggian

(ameliorasi), (g) penurunan (peyorasi),(h) metafora, (i) metonimi, (j) pertukaran

(sinestesia), (k) persamaan (asosiasi). Peneliti mengikuti pendapat dari ketiga ahli

karena masing-masing pendapat ada yang mendukung penelitian ini dan belum tentu

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

12

ada pada pendapat lainya. Berikut penjelasanya untuk masing-masing jenis perubahan

makna:

a. Perubahan Makna Meluas (Generalisasi)

Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau

leksem yang muda mulanya hanya memiliki sebuah „makna‟, tetapi kemudian karena

berbagai faktor menjadi memiliki makna lain (Chaer, 2009: 140). Menurut Keraf

(2010: 97) perluasan inti adalah suatu proses perubahan makna yang dialami sebuah

kata yang mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas melingkupi

sebuah kelas makna yang lebih umum. Tarigan (1993: 86) mengemukakan

generalisasi atau perluasan adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang lebih

khusus ke yang lebih umum, atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, peneliti menyimpulkan bahwa perubahan

makna meluas adalah berubahnya makna dari suatu kata yang tadinya memiliki makna

yang khusus, kemudian meluas menjadi makna yang umum. Seiring berkembangnya

kebahasaan, maka cakupan makna pada masa kini lebih luas daripada masa lampau.

Maka dapat dijelaskan secara singkat bahwa makna baru lebih luas daripada makna

lama. Sehingga makna baru dirasakan lebih banyak mengandung pengertian-

pengertian daripada makna lama atau sebenarnya masih dipakai maknaanya tetapi

mengalami penyempitan. Contoh kata “kakak” dulu dipakai dengan pengertian

seorang yang lebih tua serta memiliki hubungan sedarah atau sekandung. Sekarang

kata “kakak” digunakan untuk panggilan kepada orang, walaupun belum tentu orang

tersebut lebih tua dari orang yang memanggilnya. Sehingga kata kakak meluas

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

13

menjadi panggilan ke orang yang biasanya belum dikenal, dan tidak khusus hanya

orang yang punya hubungan darah.

b. Perubahan Menyempit (Spesialisasi)

Perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada

umumnya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas

hanya pada sebuah makna saja (Chaer, 2009: 142). Keraf (2010: 97) berpendapat

bahwa penyempitan arti adalah sebuah proses yang dialami sebuah kata dimana

makna yang lama lebih luas cangkupanya dari makna yang baru. Menurut Tarigan

(1993: 88) proses spesialisasi atau pengkhususan, penyempitan mengacu pada suatu

perubahan yang mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus atau lebih sempit

dalam aplikasinya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

perubahan makna menyempit adalah berubahnya makna dari suatu kata yang tadinya

memiliki makna yang luas, kemudian menjadi makna yang terbatas. Cakupan makna

yang dulu lebih luas maknanya daripada sekarang, sehingga makna yang terdahulu

lebih banyak pengertian-pengertianya daripada makna yang sekarang. Terdapat suatu

kata yang pada waktu belakangan ini mungkin semakin terbatas atau kian sempit dan

khusus dalam maknanya, padahal dulu kata tersebut memliki makna yang umum.

Contoh kata pendeta dahulu memiliki makna orang yang berilmu. Tetapi sekarang di

Indonesia maknanya menyempit menjadi seorang guru di agama kristen, katholik, dan

sejenisnya. Terdapat penyempitan makna karena adanya pandangan baru tentang

pendeta yang hanya diketahui oleh kalangan umat beragama kristen, ktholik, dan

sejenisnya. Kini kata pendeta juga dapat berarti pemuka agama yang hanya

dilingkungan agama Kristen dan katholik.

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

14

c. Perubahan Total

Menurut Chaer (2009: 142) perubahan total adalah berubahnya sama sekali

makna sebuah kata dan makna aslinya. Memang ada kemungkinan makna yang

dimiliki sekarang masih ada sangkut pautnya dengan makna asal, tetapi sangkut

pautnya ini tampak sudah jauh sekali. Misalnya kata ceramah pada mulanya berarti

cerewet atau banyak cakap tetapi kini berarti „pidato‟atau „uraian yang diampaikan ke

banyak orang‟. Kata pena pada mulanya bulu. Kini maknanya sudah berubah total

karena kata pena yang berarti „alat tulis yang menggunakan tinta‟. Memang

sejarahnya ada, yaitu dulu orang menulis dengan tinta menggunakan bulu ayan atau

bulu angsa sebagai alatnya sedangkan bulu ini di dalam bahasa Sansekerta disebut

pena.

d. Penghalusan (Eufemia)

Penghalusan atau eufemia adalah gejala ditampilkanya kata-kata atau bentuk-

bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus atau lebih sopan daripada

yang akan digantikan (Chaer, 2009: 143). Kecenderungan untuk menghaluskan makna

kata tampaknya merupakan gejala umum dalam masyarakat bahasa Indonesia.

Misalnya kata penjara atau bui diganti dengan kata atau ungkapan yang maknanya

dianggap lebih halus yaitu lembaga kemasyarakatan. dipenjara atau dibui diganti

menjadi dimasukan ke lembaga pemasyarakatan. Kata babu diganti dengan pembantu

rumah tangga dan kini diganti lagi menjadi pramuwisma. Penghalusan ini terjadi

lantaran makna sekarang lebih dirasa halus dalam penggunaanya dibandingkan

dengan kata asli.

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

15

e. Pengasaran (Disfemia)

Pengasaran atau disfemia yaitu usaha utuk mengganti kata yang maknanya

halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Usaha atau gejala

pengasaran ini biasanya dilakukan untuk orang dalam situasi yang tidak ramah atau

untuk menunjukan kejengkelan (Chaer, 2009: 144). Misalnya kata atau ungkapan

masuk kotak dipakai untuk mengganti kata “kalah” seperti dalam kalimat “Liem Swie

King sudah masuk kotak”. Selain itu juga kata mencaplok sipakai untuk mengganti

“mengambil dengan begitu saja” seperti dalam kalimat “dengan seenaknya Israel

mencaplok wilayah Mesir itu” dan kata mendepak di pakai untuk mengganti kata

“mengeluarkan” seperti pada kalimat “Dia berhasil mendepak babak A dari

kedudukanya.”

f. Peninggian (Ameliorasi)

Kata ameliorasi (yang berasal dari bahasa latin melior „lebih baik) berarti

membuat menjadi lebih baik, lebih tinggi, lebih anggun, lebih halus. Perubahan

amelioratif mengacu kepada peningkatan makna kata, makna baru dianggap lebih baik

atau lebih tinggi nilainya daripada makna dulu (Tarigan, 1993: 90). Menurut Keraf

(2010: 98) ameliorasi adalah suatu proses perubahan makna, dimana arti yang baru

dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti yang lama. Berdasarkan

pendapa para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa perubahan makna ameliorasi

meupakan suatu proses perubahan makna kata baru yang dianggap lebih baik atau

lebih tinggi daripada makna sebelumnya. Makna sekarang lebih mempunyai makna

baik daripada makna dulu. Kemungkinan besar makna sekarang lebih banyak

digunakan karena nilainya lebih tinggi. Contoh kata wanita dirasakan nilainya lebih

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

16

tinggi dari kata „perempuan‟, kata istri atau nyonya dirasakan lebih tinggi dari kata

„bini‟, kata suamiatau tuan dirasakan lebih tinggi dari kata „laki‟, kata anak atau

ananda/adinda dirasakan lebih tinggi dari kata „bocah‟.

g. Penurunan (Peyorasi)

Menurut Keraf (2010: 98) peyorasi adalah suatu proses perubahan makna

sebagai kebalikan dari ameliorasi. Peyorasi dalam arti yang baru dirasakan lebih

rendah nilainya dari arti yang lama. Tarigan (1993: 92) mengemukakan bahwa

peyorasi adalah proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah

dari makna semula. Kata peyorasi berasal dari bahasa Latin pejor yang berarti jelek,

buruk. Berdasarkan beberapa pendapat ahli, peneliti menyimpulkan bahwa peyorasi

adalah gejala pada suatu kata yang dulu mempunyai makna baik, tetapi sekarang

mempunyai makna yang lebih buruk atau kebalikan dari ameliorasi. Makna sekarang

mempunyai nilai buruk dari pada makna dulu. Kemungkinan makna dulu sering dan

banyak digunakan karena mempunyai makna yang baik atau lebih tinggi daripada

makna sekarang. Contoh kata bisu dirasakan lebih kasar daripada „tunawicara‟, dan

kata idiot dirasakan lebih kasar daripada kata „tunagrahita‟.

h. Metafora

Keraf (2010: 98) berpendapat bahwa metafora adalah perubahan makna karena

persamaan sifat antara dua objek. Contoh kata matahari, putri malam (bulan), pulau

(empu laut), semuanya dibentuk berdasarkan metafora. Ada juga metafora yang masih

jelas sebagai gaya bahasa yang termasuk dalam perubahan makna yang sudah

membeku. Metafora semacam itu termasuk gaya bahasa. Bila mendengar orang

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

17

berkata “Saya tidak ingin mendengar serigala berbicara dan berlagak sebagai domba-

domba dalam ruangan sidang ini”. Kata serigala dan domba-domba merupakan

metafora yng menyangkut gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk singkat seprti bunga bangsa, buaya darat, buah hati,

cindera mata, dan sebagainya. Metafora juga merupakan pemakaian kata atau

kelompok kata bukan sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan

persamaan atau perbandingan. Metafora sebagai perbandingan langsung tidak

mempergunakan kata seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya.

i. Metonimi

Menurut Keraf (2010: 99) metonimi adalah suatu proses perubahan makna

yang terjadi karena hubungan erat antara kata-kata yang terlibat dalam suatu

lingkungan makna yang sama, dan dapat diklasifikasikan menurut tempat atau waktu,

menurut hubungan isi dan kulit, hubungan antara sebab dan akibat. Hubungan sebab

akibat ini akan saling terkait pada makna asal dengan makna baru. Kata Istana

awalnya mempunyai makna tempat tinggal raja. Kini kata Istana dapat memiliki

makna baru yaitu presiden atau pemerintah yang berkuasa.

j. Pertukaran (Sinestesia)

Menurut Tarigan (1993: 95) sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi

sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda. Keraf (2010: 99)

berpendapat bahwa sinestesia adalah perubahan makna berdasarkan pergeseran istilah

antara dua indra. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

sinestesia merupakan perubahan makna yang disebabkan oleh adanya pergeseran

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

18

makna dan pertukaran tanggapan antara dua indra. Misalnya dari indra peraba ke indra

penglihatan. Penglihatan yang “tajam”, walaupun kata “tajam” sebenarnya

menyangkut indra peraba. Wajahnya sangat “manis”, walaupun “manis” sebenarnya

menyangkut indra perasa. Pertukaran tanggapan indra tersebut juga memiliki nama

jenis perubahan makna yang sama yaitu sinestesia. Hubungan sebab akibat inilah yang

kemudian menjadi penjelasan lebih lanjut dari perubahan makna yang disebabkan oleh

adanya perbedaan tanggapan indra.

k. Persamaan (Asosiasi)

Menurut Tarigan (1993: 96) asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi

sebagai akibat persamaan sifat. Misalnya kursi itu telah lama diidam-idamkanya. Kata

kursi pada kalimat tersebut berasosiasi atau bersamaan sifat dengan „kedudukan‟,

„jabatan‟, atau „posisi‟. Kata garuda yang bermakna „kapal terbang‟, terlebih-lebih

„Garuda Indonesia Airways‟. Kata benalu yang bermakna „bunga putri malu‟

diasosiasikan dengan „pengganggu‟, dimana sifat tumbuhan benalu merupakan

tumbuhan yang mengganggu tumbuhan lain dengan cara hidup dengan menyerap

makanan dari inangnya. Kata merah yang bermakna „warna‟ diasosiasikan dengan

„mendapat nilai jelek‟, „buruk‟, „tidak baik‟. Rasakan, kini kena „batunya‟. Kata batu

yang bermakna „benda keras‟ diasosiasikan dengan „akibat buruk‟. Kata batu juga

dapat menggambarkan sesuatu yang keras atau tidak dapat menerima pendapat orang

lain.

2. Faktor Penyebab Perubahan Makna

Sebab-sebab perubahan makna ada sembilan, yaitu (a) perkembangan ilmu dan

teknologi, (b) perkembangan sosial budaya, (c) perbedaan bidang pemakaian, (d)

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

19

adanya asosiasi, (e) pertukaran tanggapan indra, (f) perbedaan tanggapan, (g)adanya

pengistilahan, (h) proses gamatikal, dan (i) pengembangan istilah (Chaer, 2009:131-

140). Faktor penyebab perubahan makna menurut Pateda (2010: 160) ada 3 yaitu (a)

faktor kebetulan, (b) faktor kebutuhan baru, (c) faktor tabu. Menurut Ullman (dalam

Pateda, 2010: 163-167). Dari pendapat para ahli di atas dapat diambil simpulan bahwa

penyebab perubahan makna ini akan mempengaruhi perkembangan bahasa dalam

masyarakat. Sehingga masyarakat sendiri yang akan memilih bahasa sesuai kebutuhan

mereka.Kata-kata yang dianggap sesuai dengan perkembangan akan dipakai dan

dikembangkan secara terus-menerus.Penjelasan selengkapnya tentang sebab

perubahan makna sebagai berikut:

a. Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi dapat menyebabkan

terjadinya perubahan makna sebuah kata (Chaer, 2009: 131). Ullman (dalam Pateda,

2010: 167) menyatakan bahwa perubahan makna karena faktor kebutuhan kata baru

dapat dijelaskan dai segi kebutuhan pemakai bahasa. Kustriyono (2016:17)

berpendapat bahwa sebuah kata yang pada mulanya mengandung konsep yang

sederhana samapai kini masih dipakai meskipun makna yang dikandungnya telah

berubah. Telah diketahui bahwa pemikiran manusia berkembang terus sesuai dengan

kebutuhanya. Kebutuhan tersebut memerlukan nama atau kata baru.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwasanya seiring

kemajuan zaman, manusia selalu dihadapkan dengan hal yang baru. Kata yang tadinya

mempunyai konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan

walaupun konsep makna yang terkandung telah berubah sebagai akibat dari adanya

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

20

pandangan baru dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan makna kata

“sastra” dan makna “tulisan” sampai pada makna “karya imaginatif” adalah salah satu

contoh perkembangan bidang keilmuan. Begitu juga dengan contoh lain, seperti pada

kata “kereta api”. Walaupun kini, sebagai akibat perkembangan teknologi, sudah tidak

digunakan lagi lokomotif bertenaga uap, tetapi perusahaan kereta api itu masih

menggunakan nama Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Memang ada juga usaha

untuk menggunakan istilah KRD (kereta rel diesel) dan KRL (kereta rel listrik),

namun nama “kereta api” itu masih digunakan secara umum.

b. Perkembangan Sosial dan Budaya

Perkembangan dalam bidang sosial dapat menyebabkan terjadinya perubahan

makna. Perkembangan sosial dan budaya sama dengan yang terjadi sebagai akibat

perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi, sebuah kata yang pada mulanya

bermakna “A”, lalu berubah menjadi bermakna “B” atau “C” (Chaer, 2009:132).

Menurut Djajasudarma (2009:80) lingkungan masyarakat dapat menyebabkan

perubahan makna suatu kata. Kata yang dipakai di dalam lingkungan tertentu belum

tentu sama maknanya dengan kata yang dipakai di lingkungan ini. Ullman (dalam

Pateda, 2010: 165) berpendapat bahwa perubahan makna yang disebabkan oleh faktor

sosial dihubungkan dengan perkembangan makna kata dalam masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa faktor

perkembangan sosial dan budaya sangat mempengaruhi perkembangan kata di

masyarakat. Kata yang dipakai di lingkungan tertentu dengan yang dipakai di

lingkungan lain, belum tentu sama maknanya. Contoh kata “sarjana”, menurut bahasa

jawa kuno, kata “sarjana” bermakna seorang yang pandai atau cendekiawan. Sekarang

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

21

kata “sarjana” mempunyai makna yaitu seseorang yang sudah menuntaskan

pendidikan di perguruan tinggi, meskipun barangkali hanya mempunyai indeks

prestasi yang pas-pasan atau belum bisa dikatakan pandai. Sebaliknya, walaupun

seseorang tersebut mempunyai kepandaian yang di atas rata-rata, jika belum

menuntaskan pendidikan di perguruan tinggi, makan orang tersebut belum bisa

dikatakan sarjana. Dengan kata lain, kata sarjana sekarang adalah suatu gelar yang

didapatkan ketika selesai menempuh suatu tingkatan jenjang pendidikan.

c. Perbedaan Bidang Pemakaian

Menurut Chaer (2009: 134) setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki

kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam

bidang tersebut. Contoh dalam bidang pertanian ada kata benih, menuai, panen,

menggarap, membajak, menabur, menananm, pupuk, dan hama. Dalam bidang

pendidikan formal di sekolah ada kata-kata murid, guru, ujian menyalin, menyontek,

membaca, dan menghapal. Dalam bidang agama islam ada kata-kata iman, imam,

khotib, adzan, halal, haram, subuh, puasa, zakat, dan fitrah. Kata-kata yang menjadi

kosakata dalam bidang-bidang tersebut dalam kehidupan dan pemakaian sehari-hari

dapat terbantu dari bidangnya yang digunakan dalam bidang lain dan menjadi

kosakata umum. Oleh karena itu, kata-kata tersebut memiliki makna baru atau makna

lain di samping makna aslinya (makna yang belaku dalam bidangnya). Misalnya kata

menggarap yang berasal dari bidang pertanian dengan segala macam derivasinya,

seperti tampak dalam frase menggarap sawah, tanah garapan, dan petani penggarap,

kini banyak juga digunakan dalam bidang-bidang lain dengan makna „mengerjakan‟

seperti tampak pada frase menggarap skripsi, menggarap usul para anggota,

menggarap generasi muda, dan menggarap naskah drama.

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

22

d. Adanya Asosiasi

Menurut Chaer (2009: 135) adanya asosiasi adalah hubungan atau pentautan

maknanya dengan makna yang digunakan pada bidang asalnya. Djajasudarma (2009:

85) berpendapat bahwa perubahan makna akibat asosiasi adalah hubungan antara

makna asli (makna di dalam lingkungan tempat tumbuh semula kata yang

bersangkutan) dengan makna yang baru (makna di dalam lingkungan tempat kata itu

dipindahkan ke dalam pemakaian bahasa). Makna asosiasi dapat dihubungkan dengan

waktu atau peristiwa, makna asosisi dapat pula dihubungkan dengan tempat atau

lokasi, dan makna asosiasi dapat pula dihubungkan dengan tanda (gambar) tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa faktor

perubahan makna dengan adanya asosiasi merupakan perpindahan makna pada kata-

kata yang digunakan diluar bidangnya, dari makna asalnya yang sudah di sepakati di

bidang barunya. Muncul kata yang bermakna baru tersebut dipengaruhi oleh adanya

suatu hal atau peristiwa yang berhubungan dengan kata tersebut. Contoh kata amplop

yang mempunyai arti awal yaitu sampul surat. Tetapi sekarang ketika kita akan

menghadiri sebuah perayaan pernikahan dan sejenisnya, kemudian seorang teman

bertanya “kamu kasih amplop berapa?” maka asosiasi kita bukan lagi amplop yang

berfungsi sebagai sampul surat, tetapi amplop yang berisi uang sumbangan terhadap

acara tersebut.

e. Pertukaran Tanggapan Indra

Menurut Djajasudarma (2009: 81) berpendapat bahwa sinestesi merupakan

istilah yang digunakan untuk perubahan makna akibat pertukaran indra

(sinestesi/sun= sama dimakna akibat pertukaran tanggapan indra). Kata sinestesi

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

23

berasal dari bahasa Yunani sun (sama) di tambah aisthetikos (nampak). Chaer (2009:

136) juga berpendapat bahwa ada lima alat indra yang masing-masing mempunyai

fungsi untuk menangkap gejala-gejala. Misalnya, rasa pahit, getir, dan manis harus

ditanggap oleh alat perasa lidah. Rasa panas, dingin, dan sejuk harus ditanggap oleh

alat perasa pada kulit.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam

pertukaran tanggapan indra: pencium, peraba, perasa, pendengaran, penglihatan

masing-masing memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain. Indra pencium

menggunakan hidung sebagai alat mencium bau, indra peraba menggunakan tangan

sebagai alat peraba, indra perasa menggunakan lidah sebagai alat pengecap, indra

pendengaran menggunakan telinga sebagai alat pendengaran, indra penglihatan

menggunakan mata sebagai alat untuk melihat. Adapun terjadinya kasus pertukaran

tanggapan indra, sudah banyak terjadi di dalam penggunaan bahasa. Contoh pada kata

manis yang biasanya dapat dirasakan melalui indra perasa/pengecap yaitu lidah,

mengalami pertukaran dengan indra penglihatan seperti tampak pada kalimat “wanita

itu manis sekali”. Contoh lain misalnya kata tajam dalam kalimat “mataku tajam

bagaiakan elang”, indra penglihatanmengalami pertukaran dengan indra peraba,

karena tajam dapat dirasakan dengan meraba. Gejala Sinestesia tersebut sudah banyak

terjadi dalam pemakaian bahasa Indonesia secara umum. Contoh lain yaitu kata-

katanya sungguh pedas, sedap dipandang, suaranya enak didengar, dan lain-lain.

f. Perbedaan Tanggapan

Chaer (2009: 137) berpendapat bahwa setiap unsur leksikal atau kata

sebenarnya secara singkronis telah mempunyai makna leksikal yang tetap. Namun

karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma kehidupan di dalam masyarakat

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

24

maka banyak kata yang menjadi memiliki nilai rasa yang „rendah‟, kurang

menyenangkan. Selain itu juga ada yang memiliki nilai rasa „tinggi‟ atau yang

menyenangkan. Kata yang nilainya merosot menjadi rendah ini lazim disebut

peyoratif, sedangkan yang nilainya naik menjadi tinggi disebut amelioratif.

Perkembangan pandangan hidup yang biasanya sejalan dengan perkembangan budaya

dan kemasyarakatan dapat memungkinkan terjadinya peyoratif dan amelioratifnya

sebuah kata. Menurut Djajasudarma (2009: 83) makna kata dapat mengalami

perubhan akibat tanggapan pemakai bahasa. Perubahan tersebut cenderung ke hal-hal

yang menyenangkan atau ke hal-hal yang sebaliknya, tidak menyenangkan.

Dari beberapa pendapat ahli, peneliti menyimpulkan bahwa perubahan makna

yang dipengaruhi adanya perbedaan tanggapan dikarenakan adanya dua hal atau dua

pandangan di dalam kehidupan masyarakat, yang di masing-masing hal tersebut

mempunyai nilai rasa yang saling bertolakbelakang. Kedua nilai rasa tersebut yaitu

nilai rasa yang rendah atau hal yang kurang menyenangkan (peyoratif), dan nilai rasa

tinggi atau hal yang menyenangkan (amelioratif). Pandangan pemikiran masyarakat

satu ke masyarakat lain berbeda sehingga timbul perbedaan tanggapan anara ke arah

menyenangkan yaitu amelioratif, atau ke arah yang kurang menyenangkan yaitu

peyoratif. Contoh urutan kata cuci tangan yang dahulu dihubungkan dengan kegiatan

mencuci tangan setelah bekerja atau makan. Kini gabungan kata tersebut mempunyai

makna tidak bertanggung jawab di suatu persoalan atau tidak mau ikut campur karena

kegiatanya membahayakan diri sendiri.

g. Adanya Penyingkatan

Chaer (2009: 138) berpendapat bahwa dalam bahasa Indonesia ada sejumlah

kata atau ungkapan yang karena sering digunakan, maka tanpa diucapkan atau

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

25

dituliskan secara keseluruhan, orang akan mengerti maksudnya. Oleh karena itu,

kemudian orang lebih banyak menggunakan singkatanya saja daripada menggunakan

bentuk utuhnya. Contoh, dikatakan Ayahnya telah berpulang, tentu maknanya adalah

Ayahnya telah meninggal dunia atau berpulang ke Rahmatullah. Terdapat singkatan

lain misalnya dok yang berarti dokter, kep yang berarti kapten, serta bentuk akronim

seperti asdos atau asisten dosen, satpam untuk satuan pengamanan dan lain-lain.

Penyingkatan bukanlah suatu peristiwa perubahan makna yang terjadi sebab makna

atau konsep itu tetap. Gejala penyingkatan ini terjadi pada perubahan bentuk makna

atau bentuk-benuk yang sudah dipendekan.

h. Pengembangan Istilah

(Chaer, 2009: 139) berpendapat bahwa salah satu upaya dalam pengembangan

atau pembentukan istilah baru adalah dengan memanfaatkan kosakata bahasa

Indonesia yang ada dengan jalan memberi makna baru, entah dengan menyempitkan

makna tersebut, meluaskan, maupun memberi arti baru sama sekali. Misalnya kata

papan yang semula bermakna lempengan kayu (besi) tipis, kini diangkat menjadi

istilah perumahan. Kata sandang yang semula bermakna selendang kini diangkat

menjadi istilah untuk makna pakaian. Contoh lain, perubahan makna sebagai akibat

usaha dalam pembentukan istilah seperti kata-kata canggih, gaya, tapak, paket,

menanyakan, menggalakan. Perubahan makna tersebut timbul sebagai akibat

perkembangan istilah dari zaman ke zaman yang terus berubah.

C. Surat Kabar Harian Suara Merdeka

Djuroto (2004: 11) berpendapat bahwa surat kabar adalah kumpulan berita,

artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

26

plano, terbit secara teratur, biasa setiap hari atau seminggu satu kali. Unong Uchjana

Effendy (Effendy,1993: 241) juga mengemukakan pendapatnya bahwa surat kabar

merupakan lembaran tercetak yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara

periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja

di seluruh dunia untuk diketahui oleh pembaca. Menurut Komaruddin (2000: 258)

surat kabar merupakan suatu alat komunikasi tertulis yang berisi berita, tajuk rencana,

artikel, dan reportase, kadang-kadang disertai dengan tulisan hasil kesenian, gambar,

karikatur, surat pembaca, dan iklan.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa surat kabar

merupakan media masa yang memberikan informasi-informasi penting dimana

informasi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Melalui surat kabar,

masyarakat dapat mengetahui kabar-kabar atau informasi terkini di lokal maupun

mancanegara, tanpa harus melihat langsung di tempatnya. Surat kabar harian dalam

penelitian ini yaitu harian Suara Merdeka. Dalam satu bulan dapat terbit 26 hingga 27

kali, karena surat kabar tersebut tidak terbit pada setiap hari Minggu. Pendiri Harian

Suara Merdekaadalah H. Hetami. Harian Suara Merdekamerupakan surat kabar

harian baru yang terbit di Kota Semarang. Harian ini memiliki sirkulasi terbatas pada

area Jawa Tengah. Suara Merdeka merupakan surat kabar dengan pangsa pasar

terbesar di Jawa Tengah. Surat Kabar Suara Merdekadicetak oleh PT Mascom Graphy

di Semarang.

D. Wacana Berita

Kridalaksana (2011:231) berpendapat bahwa wacana adalah satuan bahasa

terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

27

terbesar. Stubbs (dalam Tarigan, 1993:25) menjelaskan bahwa wacana adalah

organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa; dengan perkataan lain unit-unit

linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran

percakapan atau teks tertulis.

Menurut Romli (2009:3), berita (news) merupakan sajian utama sebuah media

massa di samping views (opini). Charnley (dalam Romli, 2009:5) berpendapat bahwa

berita adalah lampiran tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual,

penting, dan menarik bagi sebagaian besar pembaca. Menurut Nothclif (Romli, 2009:

4), berita pada unsur keanehan atai ketidaklaziman, sehingga mampu menarik

perhatian dan rasa ingin tahu.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa wacana berita

adalah satuan bahasa tertinggi dengan satuan gramatikal tinggi yang membawakan

suatu informasi dari peristiwa-peristiwa yang menarik untuk di baca. Wacana berita

memberikan informasi yang aktual dan sesuai fakta yang ada. Adapun contoh dari

wacana berita dapat dilihat pada media cetak seperti koran, majalah, dan lain-lain.

Tidak hanya media cetak, tetapi wacana berita sekarang merambah ke media

elektronik, seperti internet, Televisi, dan lain-lain. Wacana berita informasi yang

beragam dari berbagai bidang dan dari berbagai belahan dunia.

E. Peta Konsep

Skripsi berjudul Analisis Perubahan Makna dalam Berita Utama Surat Kabar

Harian Suara MerdekaEdisi Maret 2018 menekankan pada analisis semantik karena

banyaknya kata yang mengalami perubahan makna. Fenomena ini dapat mengubah

makna kata dari makna sebelumnya menjadi makna sekarang. Teori yang akan

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

28

digunakan untuk menganalisis data yaitu jenis perubahan makna dan faktor penyebab

perubahan makna. Jenis perubahan makna meliputi (1) meluas, (2) menyempit, (3)

total, (4) penghalusan, (5) pengasaran, (6) peninggian, (7) penurunan, (8) metafora,

(9) metonimi, (10) pertukaran, dan (11) persamaan. Faktor penyebab perubahan

makna yaitu (1) perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi, (2) perkembangan

sosial dan budaya, (3) perbedaan bidang pemakaian, (4) adanya asosiasi, (5)

pertukaran tanggapan indra, (6) perbedaan tanggapan, (7) adanya penyingkatan, (8)

proses gramatikal, dan (9) pengembangan istilah. Berikut peneliti paparkan dalam

bentuk peta konsep:

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. pada ...repository.ump.ac.id/9181/3/BAB II.pdf · makna diakronis. Singkronis adalah makna yang bersangkutan dengan peristiwa dalam

29

Bagan 1

Analisis Perubahan Makna Dalam Wacana Berita Halaman Pertama Surat Kabar Harian Suara Merdeka Edisi Maret 2018

Surat Kabar harian Suara Merdeka Semantik

1. Perubahan Makna Meluas (generalisasi)

2. Perubahan Makna Menyempit

3. Perubahan Total

4. Penghalusan

5. Pengasaran

6. Peninggian

7. Penurunan

8. Metafora

9. Metonimi

10. Pertukaran

11. Persamaan

Perubahan Makna

Pengertian Perubahan Makna

Jenis Perubahan Makna

Faktor Penyebab Perubahan Makna

1. Perkembangan dalam Bidang Ilmu dan

Teknologi

2. Perkembangan Sosial dan Budaya

3. Perbedaan Bidang Pemakaian

4. Adanya Asosiasi

5. Pertukaran Tanggapan Indra

6. Perbedaan Tanggapan

7. Adanya Penyingkatan

8. Proses Gramatikal

9. Pengembangan Istilah

Wacana Berita

Halaman Pertama Surat Kabar Harian

Suara Merdeka Edisi Maret 2018

29

Analisis Perubahan Makna... Rifanggi Ardianto Aji, FKIP UMP, 2018