BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI...

24
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Tipe Humor Tuturan Tokoh dalam Rubrik “Mblaketaket” pada Koran Radar Banyumas Edisi Januari 2016 Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Arief Panggih Rahayu mahasiswa PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) tahun 2016. Pada penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tipe humor tuturan tokoh dalam rubrik “mblaketaket” pada koran Radar Banyumas edisi Januari 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor berdasarkan pada motivasinya dan yang, (2) berdasarkan pada topiknya. Berdasarkan motivasinya terdapat 52 tuturan tokoh yang menggunakan 6 tipe humor. Tipe humor tersebut yaitu tipe humor satire, ada 4 tuturan tokoh, tipe humor sinisme ada 16 tuturan tokoh, tipe humor komik hanya ada satu tuturan tokoh, tipe humor olah logika ada 19 tuturan tokoh, tipe humor ungul pecundang ada 9 tuturan tokoh, dan tipe humor kelam ada 3 tuturan tokoh. Tipe humor berdasarkan topiknya terdapat 24 tuturan yaitu tipe humor seks ada 3 tuturan tokoh, tipe humor pendidikan ada 4 tuturan tokoh, tipe humor politik ada 3 tuturan tokoh, tipe humor agama ada 3 tuturan tokoh, tipe humor rumah tangga ada 6 tuturan tokoh, tipe humor percintaan ada satu tuturan tokoh, dan ada 4 tuturan tokoh yang bertipehumor dokter. Persamaan penelitian Tipe Humor Tuturan Tokoh dalam Rubrik “Mblaketaket” pada Koran Radar Banyumas Edisi Januari 2016 dengan penelitian ini berada pada sumber datanya yaitu Radar Banyumas. Sedangkan perbedaannya terletak pada masalah penelitian dan datanya. 8 Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

1. Tipe Humor Tuturan Tokoh dalam Rubrik “Mblaketaket” pada Koran Radar

Banyumas Edisi Januari 2016

Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Arief Panggih Rahayu mahasiswa

PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) tahun 2016. Pada penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan tipe humor tuturan tokoh dalam rubrik “mblaketaket” pada

koran Radar Banyumas edisi Januari 2016. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor

berdasarkan pada motivasinya dan yang, (2) berdasarkan pada topiknya. Berdasarkan

motivasinya terdapat 52 tuturan tokoh yang menggunakan 6 tipe humor. Tipe humor

tersebut yaitu tipe humor satire, ada 4 tuturan tokoh, tipe humor sinisme ada 16

tuturan tokoh, tipe humor komik hanya ada satu tuturan tokoh, tipe humor olah logika

ada 19 tuturan tokoh, tipe humor ungul pecundang ada 9 tuturan tokoh, dan tipe

humor kelam ada 3 tuturan tokoh. Tipe humor berdasarkan topiknya terdapat 24

tuturan yaitu tipe humor seks ada 3 tuturan tokoh, tipe humor pendidikan ada 4 tuturan

tokoh, tipe humor politik ada 3 tuturan tokoh, tipe humor agama ada 3 tuturan tokoh,

tipe humor rumah tangga ada 6 tuturan tokoh, tipe humor percintaan ada satu tuturan

tokoh, dan ada 4 tuturan tokoh yang bertipehumor dokter. Persamaan penelitian Tipe

Humor Tuturan Tokoh dalam Rubrik “Mblaketaket” pada Koran Radar Banyumas

Edisi Januari 2016 dengan penelitian ini berada pada sumber datanya yaitu Radar

Banyumas. Sedangkan perbedaannya terletak pada masalah penelitian dan datanya.

8

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

9

2. Pro Kontra Pembangunan Rita Supermall (Analisis Framing Harian Radar

Banyumas dan Satelitpost)

Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Rifatuts Tsaniyah mahasiswi Program

Studi Komunikasi Penyiaran Islam Jurusan Dakwahtahun 2013. Pada penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui frame pemberitaan masing-masing media yaitu harian

Radar Banyumas dan Satelitpost dalam memberikan masalah pro-kontra

pembangunan Rita Supermall. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Radar Banyumas cenderung

lebih pro terhadap pembangunan Rita Supermall yang melihat pada dampak kemajuan

ekonomi masyarakat Banyumas. Sedangkan Satelitpost lebih cenderung untuk kontra

terhadap pembangunan Rita Supermall tersebut, dengan asumsi bahwa pembangunan

Rita Supermall melanggar perda kabupaten Banyumas No. 6 yang melarang

pembangunan disekitar pendopo kabupaten lebih dari tiga lantai. Persamaan penelitian

Pro Kontra Pembangunan Rita Supermall (Analisis Framing Harian Radar Banyumas

dan Satelitpost) dengan penelitian ini berada pada sumber datanya yaitu Radar

Banyumas. Sedangkan perbedaannya terletak pada masalah penelitian dan datanya.

3. Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karangan Berdasarkan Pengalaman Siswa

Kelas V SD Al Huda Kota Kediri Tahun Ajaran 2016/2017

Penelitian tersebut telah dilakukan olehBaiatul Aqobatil Ula(2017). Masalah

diteliti dalam penelitian ini adalah tentang kesalahan ejaan berdasarkan Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI) dalam karangan siswa kelas V SDI Al Huda. Tujuan daripenelitian ini

adalah mendeskripsikan bentuk kesalahan ejaan yang berfokus pada kesalahan

pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca dalam karangan siswa

kelas V SDI Al Huda. Penelitian diperdalam dengan jumlah karangan yang diteliti

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

10

yaitu 30 karangan. Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah kualitatif deskripstif.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik penyediaan data, baca simak, dan

mencatat, sedangkan instrumen penelitian dengan menggunakan human instrument

dan tabel check-list sederhana untuk mempermudah menganalisis ejaan pada karangan

siswa. Keabsahan temuan diperoleh dari pengamatan secara teliti dan berulang-ulang.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesalahan ejaan pada karangan siswa kelas V

SDI AlHuda Kota Kediri. (1) Kesalahan pemakaian huruf meliputi: kesalahan huruf

kapital pada huruf awal kalimat, unsur nama, unsur geografis, dan nama hari;

kesalahan mengeja yaitu mengeja huruf vokal, konsonan, gabungan huruf, dan kurang

huruf atau sebaliknya; kesalahan pemakaian huruf miring yaitupada kata asing. (2)

Kesalahan penulisan kata meliputi: kesalahan kata dasar dan bentukan yang serangkai

atau sebaliknya; kesalahan penulisan preposisi di dan ke; kesalahan kata ganti yaitu -

ku dan –nya. (3) Kesalahan penggunaan tanda baca sebesar meliputi: kesalahan

penggunaan tanda titik (.)pada akhir kalimat; kesalahan penggunaan tanda koma (,)

sebelum kata penghubung dan di belakang kata atau ungkapan penghubung;

penggunaan titik koma (;) pada kalimat majemuk.

Persamaan penelitian Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karangan Berdasarkan

Pengalaman Siswa Kelas V Sdi Al Huda Kota Kediri Tahun Ajaran 2016/2017dengan

penelitian ini yaitu menganalisis kesalahan ejaan, sedangkan perbedaannya terletak

pada data, sumber data dan hasil. Perbedaannya yaitu jika pada penelitian Analisis

Kesalahan Ejaan Pada Karangan Berdasarkan Pengalaman Siswa Kelas V Sdi Al

Huda Kota Kediri Tahun Ajaran 2016/2017 hasilnya (1) Kesalahan pemakaian huruf

meliputi: kesalahan huruf kapital pada huruf awalkalimat, unsur nama, unsur

geografis, dan nama hari; kesalahan mengeja yaitu mengeja huruf vokal,konsonan,

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

11

gabungan huruf, dan kurang huruf atau sebaliknya; kesalahan pemakaian huruf miring

yaitupada kata asing, sedangkan pada penelitian ini hasil yang ditemukan yaitu

kesalahan pemakaian huruf miring. (2) Kesalahan penulisan kata meliputi: kesalahan

kata dasar dan bentukan yangserangkai atau sebaliknya; kesalahan penulisan preposisi

di dan ke; kesalahan kata ganti yaitu -ku dan –nya, sedangkan pada penelitian ini yang

ditemukan yaitu kesalahan kata berimbuhan, pemenggalan kata, kata depan di, dan

kesalahan penggunaan bilangan. (3) Kesalahan penggunaan tanda baca sebesar

meliputi: kesalahan penggunaan tanda titik (.) pada akhir kalimat; kesalahan

penggunaan tanda koma (,) sebelum kata penghubung dan di belakang kata atau

ungkapan penghubung; penggunaan titik koma (;) pada kalimat majemuk, sedangkan

pada penelitian ini hasil yang ditemukan yaitu kesalahan tanda baca koma, tanda baca

hubung, tanda baca petik, dan tanda baca penyingkat.

B. Ejaan

Menurut Kridalaksana (2008:48) Ejaan merupakan penggambaran bunyi

bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandarisasikan, yang lazimnya

mempunyai 3 aspek yakni aspek fonologis yang menyangut penggambaran fonem

dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut

penggambaran satuan-satuan morfemis, aspek sintaksis yang menyangkut penanda

ujaran berupa tanda baca. Dalam hal ini ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara

mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok

kata, atau kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan penggunaan tanda baca

pada satuan-satuan huruf tersebut (Setyawati, 2013: 139-140). Ejaan adalah

seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan,

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

12

penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur keseluruhan

cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,dan tanda baca sebagai

sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi

keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk

akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna (Susanti, 2014: 28).

Ejaan ibarat rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika

pengemudi mematuhi rambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas yang tertib, teratur,

dan tidak semrawut. Seperti itulah bentuk hubungan antara pemakai bahasa dan ejaan

(Finoza dalam Susanti, 2014: 28). Dalam penerapan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI), diantaranya meliputi: (1) pemakaian huruf, (2) penulisan kata, (3)

pemakaian tanda baca, (4) penulisan unsur serapan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter,

2017: 1-69).

1. Pemakaian Huruf

Pemakaian huruf pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia terdiri dari

pemakaian (a) huruf abjad, (2) huruf vokal, (c) huruf konsonan, (d) huruf diftong, (e)

huruf gabungan konsonan, (f) huruf kapital, (g) huruf miring, dan (h) huruf tebal (Fitri

dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 1-17).

a. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf,

yaitu a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z (Fitri dan Tim

Ilmu Educenter, 2017: 1).

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

13

b. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,

i,u, e, dan o. Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen ( ʹ ) dapat

digunakan jikaejaan kata menimbulkan keraguan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter,

2017: 2). Misalnya:

Anak-anak bermain di teras (téras)

Upacara itu dihadiri pejabat teras Bank Indonesia

Kami menonton film seri (séri)

Pertandingan itu berakhir seri

c. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas

huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf k

melambangkan bunyi hamzah. Huruf q dan x dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq

dan Xerox) dan keperluan ilmu (seperti status quo dn sinar-x) (Fitri dan Tim Ilmu

Educenter, 2017: 3).

d. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au,

dan oi(Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 4).

e. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan

satu bunyi konsonan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 5).

Contoh:

kh → khusus ny→ nyata

ng→ bangun sy→ syarat

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

14

f. Huruf Kapital

Penggunaan huruf kapital pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia terdiri

dari (1) dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat, (2) ebagai huruf pertama unsur

nama orang, termasuk julukan, (3) dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung,

(4) dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan tuhan,

termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan, (5) dipakai sebagai huruf pertama unsur

nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama

orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang dan dipakai sebagai

huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi serta

nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan, (6) dipakai sebagai huruf

pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yanng dipakai

sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau tempat, (7) dipakai sebagai

huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dn bahasa, (8) dipakai sebagai huruf pertama

nama tahun, bulan, hari, hari besar atau hari raya, dan huruf pertama unsur nama

peristiwa sejarah, (9) dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, (10) sebagai huruf

pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama

negara, lembaga, badan organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke,

dari, dan, yang, untuk, (11) sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata

ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama

majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari dan, yang, untuk yang

terletak pada posisi awal, (12) sebagai huruf pertama unsur singatan nama gelar,

pangkat, atau sapaan, dan (13) sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain

yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017:

5-14)

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

15

Contoh:

Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam oleh Amir Hamzah, M, Si pada hari

Kamis. Hal itu diungkapkannya “Satu jam lagi pekerjaan ini akan segera

selesai”. Hamzah adalah seorang yang memeluk agama Islam.

g. Huruf Miring

Penggunaan huruf miring pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yaitu

(1) untuk menuliskan judul buku, nama majalah atau nama surat kabar yang dikutip

dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka, (2) untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kolompok kata dalam kalimat, dan (3)

untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing(Fitri dan

Tim Ilmu Educenter, 2017: 15-16) . Misalnya:

Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

Dia tidak diantar, tetapi mengantar.

Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian.

h. Huruf Tebal

Penggunaan huruf tebal dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia, yaitu

(1) untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, dan (2) untuk

menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul, buku, bab, dan subbab (Fitri dan

Tim Ilmu Educenter, 2017: 17-18).

Contoh:

Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa

Indonesia.

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

1.1.2 Masalah

2. Penulisan Kata

Penulisan kata pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia, meliputi (a) kata

dasar, (b) kata berimbuhan, (c) bentuk ulang, (d) gabungan kata, (e) pemenggalan

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

16

kata, (f) kata depan, (g) partikel, (h) singkatan dan akronim, (i) angka dan bilangan, (j)

kata ganti ku-, kau-, -mu, dan –nya, dan (k) kata sandang si dan sang (Fitri dan Tim

Ilmu Educenter, 2017: 19-40).

a. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan (Fitri dan Tim Ilmu

Educenter, 2017: 19). Misalnya:

Saya pergi ke sekolah.

Kantor pajak penuh sesak.

b. Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan dalam morfologi meliputi imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)

ditulis seragkai dengan kata dasarnya.Penggunaannya dapat dilakukan sebagai

berikut; jika bentuk dasar gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan

kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, jika bentuk dasar yang berupa

gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu

ditulis serangkai, dan jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam

kombinasi gabungan kata itu ditulis serangkai (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017:

19-21).Misalnya:

bergeletar

garis bawahi

menyebarluaskan

mancanegara

Catatan:

1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf

kapital, diantara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya:

non-Indonesia

pan-Afrikanisme

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

17

2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata

yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya:

Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

c. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (Fitri

dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 21). Misalnya:

anak-anak gerak-gerik

d. Gabungan Kata

Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,

unsur-unsurnya ditulis terpisah (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 22-23).

Misalnya:

duta besar

orang tua

Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang menimbulkan kesalahan

pengertin, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara

unsur yang bersangkutan. Misalnya:

alat pandang-dengar

ibu-bapak kami

orang-tua muda

Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya:

acapkali

manakala

e. Pemenggalan Kata

Cara pemenggalan kata dasar terbagi menjadi beberapa yaitu (1) pemenggalan

kata yang mengandung huruf-huruf vokal yang berurutan di tengahnya dilakukan di

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

18

antara kedua huruf vokal itu, (2) Bagian kata yang terdiri atas satu huruf vokal

(termasuk akhiran –i) pemenggalannya dilakukan sebagai beriut, (3) suku kata yang

mengandung gugus vokal au, of, ae, ci, eu, dan ui, baik dalam kata-kata bahasa

Indonesia maupun dalam kata- kata serapan, diperlakukan satu suku kata, (4) yang

mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan, (5) yang

mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak mewakili sotu fonem

dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu, (6) Pemenggalan kata yang di

tengahnya terdapat digraf atau gabungan huruf konsonan yang mewakili fone tunggal

dilakukan dengan tetap mempertahankan digraf itu, (7) yang mengandung tiga atau

empat huruf konsonan berurutan di tengahnya dilakukan di antara huruf konsonan

pertama dan huruf konsonan kedua, (8) yang mengandung bentuk trans, (9) yang

mengandung bentuk eks- ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan yang

mengandung in- dan im-, pemenggalannya dilakukan antara eks- dan unsur

berikutnya, (10) Bentuk lain yang mengandung unsur eks- dipenggal sebagai kata

utuh. Pemenggalan dilakukan di antara k dan s, (11) yang terdiri atas lebih dari satu

unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, dilakukan di antara

unsur-unsurnya, (12) Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir –ismeitu

didahului leh sebuah huruf vokal, dilakukan setelah huruf vokal, (13) Pemenggalan

unsur serapan asing yang berakhir –isme itu didahului leh sebuah huruf konsonan ,

dilakukan sebelum huruf konsonan, (14) Pemenggalan unsur serapan asing yang

berakhir –anda, -asi, -ida, -ika, ikel, dan –tas, (15) Pemenggalan unsur serapan asing

yang berakhiran –ak, -al, -ans, -at, -if, -ik, -is, -or, dan –ur, dan(16) Pemenggalan

unsur serapan asing yang berakhiran –i dan –iah (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017:

24-28).

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

19

Contoh:

bu.ah

a.da

au.la

ba.pak

Ap.ril

akh.lak

ben.trok

trans.mi.gra.si

eks.tra (bandingkan dengan intra)

ek.ses

endoskop endos-kop en.do.skop

egoisme e.go.is.me

absolutisme ab.so.lu.tis.me

propaganda pro.pa.gan.da

amoniak a.mo.ni.ak

monarki mo.nar.ki

f. Kata depan

Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali

di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada

dan daripada (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 29). Misalnya:

Kain itu terletak di dalam lemari

Bermalam semalam di sini

Di mana Siti sekarang?

g. Partikel

Penggunaan partikel pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia, yaitu (1)

Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis seragkai dengan kata yang mendahuluinya, (2)

Partikel pun ditulis terpish dari kata yang mendahuluinya, dan (3) Partikel per yang

berarti „demi‟, „tiap‟ atau „ mulai‟ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya (Fitri

dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 29-30). Misalnya:

Bacalah buku itu baik-baik!

Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan

bijaksana.

Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

20

h. Singkatan dan Akronim

Penggunaan singkatan dan akronim pada pedoman umum ejaan bahasa

Indonesia, yaitu (1) nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti degan

tanda titik pada setiap unsur singkatan, (2) nama lembaga dan ketatanegaraan lembaga

pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf

kapital tanpa tanda titik dan kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf apital

tanpa tanda titik, (3) singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan

tanda titik, (4) singkatan yang terdiri atas dua huruf lazim dipakai dalam surat-

menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik, (5) lambang kimia, singkatan atau

ukuran takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik, (6) akronim nama

diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda

titik, (7) nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku

kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital, dan (8) akronim bukan nama

diri yang berupa gabugan huruf awal dan suku kata gabungan suku kata ditulis dengan

huruf kecil (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 31-34). Contoh:

A.H. Nasution kg

NKRI BIG

hlm. Kalteng

s.d. pemilu

i. Angka dan Bilangan

Angka arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau

nomor.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500)

Penggunaan bilangan meliputi; (1) dalam teks yang dapat dinyatakan dengan

satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

21

dalam perincian, (2) pada awal kalimat ditulis dengan huruf dan apabila pada awal

kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunankalimatnya diubah,

(3) menunjukan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih

mudah dibaca, (4) untuk menyatakan ukuran, panjang, berat, luas, isi, waktu serta nilai

uang, (5) untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar, (6)

untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci, (7) penulisan bilangan huruf

seperti bilangan utuh dan bilagan pecahan, (8) penulisan bilangan tingkat, (9)

penulisan angka yang mendapat akhiran –an, (10) penulisan bilangan dengan angka

dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan

kuitansi, (11) penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf,

dan (12) bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.

Contoh:

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.

Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.

10 lliter

Jalan Wijaya No. 14

Surah Yasin: 9

dua belas (12)

Abad XX

uang 5.000-an (uang lima ribuan )

Telah diterima uang sebanyak Rp 2.950.000,00 (dua juta sembian ratus lima

puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.

Saya lampirkan tada terima uang sebesar Rp. 900.500,50 (sembilan ratus ribu

lima ratus rupiah lima puluh sen).

Kelapadua

j. Kata Ganti –ku, kau, -mu dan –nya

Kata ganti ku- dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -

mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya (Fitri dan Tim Ilmu

Educenter, 2017: 40). Misalnya:

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

22

Apa yang kumiliki boleh kau ambil

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

k. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya (Fitri dan Tim

Ilmu Educenter, 2017: 40). Misalnya:

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil

Surat itu sikirimkan kembali kepada si pengirim.

3. Tanda Baca

Tanda baca dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia terdiri dari tanda

baca titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tada pisah,

tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung,

tanda kurung siku, tanda garis miring, tanda penyingkat (Fitri dan Tim Ilmu

Educenter, 2017: 42-68).

a. Tanda Titik (.)

Cara menggunakan tanda titik dibagi menjadi beberapa yaitu (1) dipakai pada

akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, (2) dipakai di belakang angka atau

huruf dalam suatu bagan ikhtisar atau daftar, (3) untuk memisahkan angka jam, menit

dan detik yang menunjukan waktu, (4) untuk memisahkan angka jam, menit dan detik

yang menunjukan jangka waktu, (5) dipakai dalam daftar pustaka di antara nama

penulis, judul tulisan yang tidak berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru, dan

tempat terbit, (6) dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang

menunjukkan, (7) dipakai pada penulisan singkatan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter,

2017: 42-46).

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

23

Contoh:

Departemen Pendidikan Nasional mengadakan acara pertemuan bagi seluruh

lembaga. Pertemuan akan dilaksanakanpada pukul 1.35.30, pertemuan itu akan

dihadiri oleh:

III. Direktorat Jendral Pendidikan Menengah

A. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

Masalah yang akan dibahas tentang banyak sekolah yang sudah melaksanakan

UNBK sekitar 1.200 sekolah di Indonesia. Pelaksanaan UNBK tidak dipungut

biasa tetapi masih banyak sekolah yang mengharuskan siswa membayar Rp

350.000,50 per siswa.

b. Tanda Koma (,)

Penggunaan tanda koma dibagi menjadi beberapa yaitu (1) dipakai di antara

unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, (2) untuk memisahkan kalimat

setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi

atau melainkan, (3) untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak

kalimat itu mendahului induk kalimatnya. (4) tidak dipakai untuk memisahkan anak

kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya, (5)

dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada

awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu,

dan akan tetapi, (6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah,

aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat, (7) untuk

memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, (8) dipakai di antar

nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah

atau negeri yang ditulis berurutan, (9) untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka, (10) dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan

kaki, (11) dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau negara, (12) dipakai di muka

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

24

angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka (Fitri

dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 46-52).

Contoh:

Anto membeli kertas, pena, dan tinta. Jumlah harga keseluruhan Rp 20.000,50.

Alat tersebut untuk persiapan besok sekolah, belajar di kelas. Pembelajaran

besok sangat ditunggu oleh karena itu, aku menyiapkan semuanya. Ya, hari

yang ditunggu akan segera tiba, “Saya gembira sekali” ucap Anto. Besok yang

mengajar di kelas guru yang sangat pandai, Pak Ahmadi.

c. Tanda Titik Koma (;)

Cara menggunakan tanda titik koma dibagi menjadi dua, yaitu (1) dipakai

untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara, (2) dipakai sebagai

pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat

majemuk (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 52-54).

Misalnya:

Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. Tetapi Ayah mengurus

sibuk tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur;

d. Tanda Titik Dua ( : )

Penggunaan tanda titik dua biasa dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap

jika diikuti rangkaian dan pemerian, sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian, dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam

percakapan, dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat

dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan

penerbit buku acuan dalam karangan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 54-55).

Contoh:

Sekolah Menengah Atas akan mengadakan lomba pembacaan puisi dengan

panitia yang akan bertanggung jawab:

Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : S. Handayani

Bendahara : B. Hartawan

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

25

Dalam susunan acara tersebut juga tidak lupa pembacaan doa yaitu surah al-

baqarah: 98

e. Tanda Hubung ( - )

Ada beberapa cara menggunakan tanda baca hubung, yaitu (1) tanda hubung

menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris, (2)

menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian

kata di depannya pada pergantian baris, (3) menyambung unsur-unsur kata ulang, (4)

menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal, (5) Tanda

hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau

ungkapan, dan penghilangan bagian kelompok kata, (6) untuk merangkaikan se-

dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka

dengan –an, dan singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, nama jabatan

rangkap, (7) untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Asing

(Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 56-58).

Contoh: Di samping cara lama diterapkan juga ca- ra baru untuk mendukung pihaknya yang sudah mem- beritahu dan mengundang DPP.Sehingga cara-cara tersebut akan digunakan pada tanggal 14-2-2017 dan akan digunakan oleh masyarakat se-Indonesia.

f. Tanda Pisah ( )

Penggunaan tanda pisah terbagi menjadi tiga, yaitu (1) membatasi penyisipan

kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat, (2)

menegaskanadanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat

menjadi lebih jelas, (3) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti

„sampai‟ (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 59-60).

Misalnya:

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

26

Keberhasilan itu saya yakin dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras. Sehingga Gerakan pengutamaan Bahasa Indonesia amanat Sumpah Pemuda harus terus ditingkatkan dari tahun 1928 sekarang.

g. Tanda Tanya (?)

Cara menggunakan tanda tanya dibagi menjadi dua, yaitu tanda tanya dipakai

pada akhir kalimat tanya, dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian

kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya ((Fitri dan

Tim Ilmu Educenter, 2017: 60). Misalnya:

Kapan anaknya dilahirkan? Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).

h. Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa

seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun

emosi yang kuat (Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia, 2017: 60-61).

Misalnya:

Alangkah indahnya taman laut ini!

Bersihkan kamar itu sekarang juga!

Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!

Merdeka!

i. Tanda Elipsis (...)

Penggunaan tanda elipsis dibagi menjadi dua, yaitu (1) dipakai dalam kalimat

yang terputus-putus, (2) untuk menunjukan bahwa dalam satu kalimat atau naskah ada

bagian yang dihilangkan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 61-62)

Misalnya:

Kalau begitu..., marilah kita laksanakan.

Catatan:

(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

27

(2) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4

tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda

titik untuk menandai akhir kalimat.

(3) Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi. Misalnya

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ....

j. Tanda Petik ( “...” )

Penggunaan tanda petik dapat digunakan dengan beberapa cara, yaitu (1)

mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan

tertulis lain, (2) mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam

kalimat, (3) mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai

arti khusus, (4) tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

langsung, (5) tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang

tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang di pakai dengan arti khusus pada

ujung kalimat atau bagian kalimat (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 62-63).

Misalnya:

“Saya belum siap,” kata Mira “tunggu sebentar!”.

Bacalah “Bola lampu” dalam buku Duri Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.

Kata Tono, “ Saya juga minta satu”.

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.

Catatan: Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda

petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

k. Tanda Petik Tunggal („...‟)

Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam

petikan lain dan mengapit makna. Terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing

(Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 63-64)

Misalnya:

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

28

Tanya Basri. “Kau dengar bunyi „kring-kring‟ tadi?”

feed-back „balikan‟

l. Tanda Kurung ((...))

Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau

penjelasan, untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral

pokok pembicaraan, untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks

dapat dihilangkan, dan untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan

keterangan (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 64-65).

Misalnya:

Ari sedang membuat SIM (surat iin mengemudi) dengan keterangan (lihat

tabel 10) untuk melengkapi persyaratan yang digunakan di (kota) surabaya.

Dia harus melengkapi berkasnya dengan melampirkan (1) Foto copy KTP, (2),

pas photo 2×3 2 lembar, dan (3) surat keterangan kesehatan.

m. Tanda Kurung Siku ([...])

Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata

sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang

lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di

dalam naskah aslidan mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah

bertanda kurung (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 66). Misalnya:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. Persamaan kesua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] jika tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

29

n. Tanda Garis Miring

Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, da

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran

dan sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun (Fitri dan Tim Ilmu Educenter,

2017: 66-67).

Misalnya: No. 7/PK/2008 Jalan Kramat III/10 tahun ajaran 2008/2009 dikirim lewat darat/laut „dikirim lewat darat atau laut‟ harganya Rp 1.500, 00/lembar „harganya Rp 1.500,00 tiap lembar tindakan penipuan dan/atau penganiayaan „tindakan penipuan dan penganiayaan, tindakan penipuan, atau tindakan penganiayaan. Catatan: Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.

o. Tanda Penyingkat ( ' )

Tanda penyingkat menunjukan penghilangan bagia kata atau bagian angka

tahun (Fitri dan Tim Ilmu Educenter, 2017: 68). Misalnya:

Dia „kan sudah kusurati. („kan: bukan)

Januari „08

C. Analisis Kesalahan

Salah satu cara untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pemakaian

bahasa Indonesia adalah dengan cara mengalisis kesalahan tersebut. Menurut

Depdiknas (2007: 37) analisis diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa

untuk mengetahui kedaan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian kesalahan menurut

Setyawati (2013: 11) dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

30

bernuansa kesalahan yaitu; penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. Kemudian,

Tarigan (2011: 152) analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu proses.

Menurut Setyawati (2013: 13) kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa

baik baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu

berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari

kaidah tata bahasa Indonesia. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur

yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan

sampel bahasa pelajar, penenalan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sampel

tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan

sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya (Ellis

dalam tarigan, 2011: 153).

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/7649/3/BAB II_SRI YUNINGSIH_PBSI'18.pdf · Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) tipe humor ...

31

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Kesalahan Ejaan pada Berita Pemilu dalam Rubrik “Utama”

Harian Radar Banyumas Periode Februari 2017

Kesalahan Ejaan

Penulisan Kata meliputi: Kata

Dasar, Kata Berimbuhan, Bentuk

Ulang, Gabungan Kata,

Pemenggalan Kata, Kata Depan,

Partikel, Singkatan dan Akronim,

Angka dan Bilangan, Kata Ganti ku-

, kau-, -mu, -nya.

Pemakaian Huruf

meliputi: Huruf

Abjad, Huruf Vokal,

Huruf Konsonan,

Huruf Diftong,

Gabungan Huruf

Konsonan, Huruf

Kapital, Huruf Tebal.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(Fitri dan Tim Ilmu Educenter)

Kesalahan Ejaan padaBeritaPemiludalam Rubrik “Utama”

HarianRadar Banyumas Periode Februari. 31

Pemakaian Tanda Baca meliputi:

Tanda Titik, Tanda Koma, Tanda

Titik Koma, Tanda Titik Dua,

Tanda Hubung, Tanda Pisah, Tanda

Tanya, Tanda Seru, Tanda Elipsis,

Tanda Petik, Tanda Petik Tunggal,

Tanda Kurung, Tanda Kurung Siku,

Tanda Garis Miring, Tanda

Penyingkat.

Penulisan Unsur

Serapan

Kesalahan Ejaan Pada..., Sri Yuningsih, FKIP UMP, 2018