BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang...

15
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika Sosial pada teks drama Sidang Susila karya Ayu Utami sebuah Kajian Sosiologi Sastra” dengan penelitian yang telah ada sebelumnya, maka penulis meninjau beberapa penelitian relevan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian tersebut antara lain: 1. Problematika Sosial Remaja dalam Kumpulan Cerpen Bukan Karena Aku Tak Cinta Karya Eko Sri Rahayu dan Saran Penerapannya Sebagai Pengajaran Sastra di SMA Arifin Hanif Abidin adalah mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitiannya yang berjudul Problematika Sosial Remaja dalam Kumpulan Cerpen Bukan Karena Aku Tak Cinta Karya Eko Sri Rahayu dan Saran Penerapannya Sebagai Pengajaran Sastra di SMA. Dalam penelitianya membahas problematika sosial yang berhubungan dengan remaja di dalam keluarga, sekolah dan di masyarakat terutama yang berhubungan dengan permasalahan sosial. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra yaitu menganalisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang terdapat di luar karya sastra. Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama membahas kondisi sosial dalam karya sastra dengan pendekatan sosiologi sastra 5 Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika Sosial pada

teks drama Sidang Susila karya Ayu Utami sebuah Kajian Sosiologi Sastra”

dengan penelitian yang telah ada sebelumnya, maka penulis meninjau beberapa

penelitian relevan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Purwokerto. Penelitian tersebut antara lain:

1. Problematika Sosial Remaja dalam Kumpulan Cerpen Bukan Karena

Aku Tak Cinta Karya Eko Sri Rahayu dan Saran Penerapannya Sebagai

Pengajaran Sastra di SMA

Arifin Hanif Abidin adalah mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitiannya

yang berjudul Problematika Sosial Remaja dalam Kumpulan Cerpen Bukan

Karena Aku Tak Cinta Karya Eko Sri Rahayu dan Saran Penerapannya Sebagai

Pengajaran Sastra di SMA. Dalam penelitianya membahas problematika sosial

yang berhubungan dengan remaja di dalam keluarga, sekolah dan di masyarakat

terutama yang berhubungan dengan permasalahan sosial. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra yaitu menganalisis teks untuk

mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi

gejala sosial yang terdapat di luar karya sastra.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama

membahas kondisi sosial dalam karya sastra dengan pendekatan sosiologi sastra

5

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

6

yang menganalisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan

memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang terdapat di luar karya

sastra.Sedangkan perbedaanya adalah objek yang digunakan berbeda, Penelitian

di atas menggunakan cerpen sebagai objeknya sedangkan penelitian ini

menggunakan teks drama sebagai objeknya. Jadi keunggulan penelitian ini

terdapat pada objeknya, karena teks drama lebih terperinci dalam daripada cerpen

dalam menceritakan peristiwa sehingga gambaran keadaan sosial lebih detil.

2. Dimensi Sosial Politik dalam Buku Puisi Renungan Kloset Karya Rieke

Diah Pitaloka (Kajian Sosiologi).

Endah Sawitri adalah mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitiannya yang

berjudul Dimensi Sosial Politik dalam Buku Puisi Renungan Kloset Karya Rieke

Diah Pitaloka (Kajian Sosiologi). Dalam penelitianya membahas masalah politik

yang berkaitan dengan pelanggaran HAM di Indonesia. Pendekatan yang

dipergunakan adalah pendekatan sosiologi sastra dengan cara menganalisis teks

untuk mengetahui strukturnya (unsur instrinsik), kemudian dipergunakan

memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang terdapat di luar karya sastra

(sosial).

Persamaan penelitian ini dengan diatas adalah sama-sama membahas

kondisi sosial dalam karya sastra dengan pendekatan sosiologi sastra yang

menganalisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan

memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang terdapat di luar karya sastra.

Sedangkan perbedaanya adalah objek yang digunakan berbeda, penelitian diatas

menggunakan puisi sebagai objeknya sedangkan penelitian ini menggunakan teks

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

7

drama sebagai objeknya. Jadi keunggulan penelitian ini terdapat dalam objeknya,

karena teks drama lebih mudah dipahami dan terperici daripada puisi dalam

menceritakan peristiwa, sehingga gambaran keadaan sosial lebih detil. Penelitian

ini berusaha untuk mengungkap problematika sosial yang terdapat dalam teks

drama Sidang Susila karya Ayu Utami. Penelitian ini mengkaji problematika

sosial yang mencakup probematika sosial aspek biologis, aspek sosial budaya,

aspek ekonomi dan aspek psikologi yang ditinjau dari sosiologi sastra.

Berdasarkan kenyataan tersebut dan juga sepanjang pengetahuan penulis, maka

dapat dikemukakan bahwa problematika sosial teks drama Sidang Susila karya

Ayu Utami belum pernah dianalisis secara khusus dengan tinjauan sosiologi

sastra. Dengan demikian orisinilitas yang dilakukan ini dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

B. Sosiologi Sastra

Menurut Hartoko (2004: 89) sosiologi sastra adalah cabang ilmu sastra

adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari sastra dalam hubungannya dengan

kenyataan sosial mencakup pengertian kompleks pengarang dan pembaca

(produksi dan resepsi) serta sosiologi sastra (aspek-aspek sosial dalam teks sastra).

Pritin Sorokin dalam Soekanto (2001: 19) mengatakan bahwa sosiologi

adalah ilmu yang mempelajari :

1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial

(misalnya gejala ekonomi, gerak masyarakat dengan politik)

2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala

non sosial (gejala geografis, biologis)

3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

8

Karya sastra sebagai wujud kehidupan manusia yang berusaha merekan

semua yang terjadi dalam masyarakat dan berusaha untuk mengungkapkan proses

sosial. Sedang proses sosial itu dipelajari oleh ilmu sosiologi. Sosiologi sastra

adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak

diminati oelh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin kehidupan

masyarakat. Kehidupan sosial akan memicu lahirnya karya sastra. Sastra adalah

ekspresi kehidupan manusia yang tak lepas dari akar masyarakat. Dengan

demikian, meskipun sosiologi dan sastra dalah dua hal yang berbeda namun dapat

saling melengkapi.

Sejalan akan hal tersebut, Kurniawan (2012: 12) menjelaskan bahwa

pendekatan sosiologi sastra tetap berpusat pada karya sastra yang digunakan

sebagai data utama untuk memaknai pandangan dunia pengarang, semangat

zaman, kondisi sosial masyarakat. Jadi analisis sosiologi sastra banyak digunakan

dalam karya sastra sebagai sumber dari segala sesuatu kejadian yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat yang ditulis oleh seorang pengarang.

Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitian

dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran.

Analisis strukturalisme dianggap mengabaikan relevansi masyarakat yang

merupakan asal-usulnya. Dipicu oleh kesadaran bahwa karya sastra harus

difungsikan sama dengan aspek-aspek kebudayaan lain maka dilakukanlah

pengembalian karya sastra di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dengan sistem komunikasi secara keseluruhan.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

9

Menurut Ratna (2003: 2) ada sejumlah definisi mengenai sosiologi

sastra yang perlu dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas

hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain:

1. Pemahaman terhadap karya sastra dengan pertimbangan aspek

kemasyarakatanya.

2. Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek

kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya.

3. Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus dengan hubunganya dengan

masyarakat yang melatarbelakangi.

4. Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) antara sastra dengan

masyarakat.

5. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interdependensi antara sastra

dengan masyarakat.

Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra tidak terlepas

dari manusia dan masyarakat yang bertumpu pada karya sastra sebagai objek yang

dibicarakan. Lebih lanjut Ratna (2011: 332-333) mengemukakan bahwa sastra

memiliki kaitan erat dengan masyarakat sebagai berikut:

1. Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin

oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat.

2. Karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang

terjadi dalam masyarakat, yang pada giliranya juga difungsikan oleh

masyarakat.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

10

3. Medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam melalui kompetensi

masyarakat, yang dengan sendirinya telah mengandung masalah-masalah

kemasyarakatan .

4. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat, dan tradisi yang lain,

dalam karya sastra terkandung estetika, etik, bahkan logika. Mesyarakat jelas

sangat berkepentingan terhadap ketiga aspek tersebut.

5. Sama dengan masyarakat, karya sastra adalah hakikat intersubjektivitas,

masyarakat menemukan citra dirinya dalam suatu karya sastra.

Tujuan dari sosiologi sastra adalah mengingatkan pemahaman terhadap

sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak

berlawanan dengan kenyataan (Ratna, 2003: 11). Dalam hal ini karya sastra

dikonstruksikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa

dipahami di luar kerangka empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata

merupakan gejala individual tetapi gejala sosial.

Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara sastra,

sastrawan, dan masyarakat sangat penting karena sosiologi sastra tidak hanya

membicarakan karya sastra itu sendiri melainkan hubungan masyarakat dan

lingkungannya sertakebudayaan yang menghasilkanya.Keberadaan karya sastra

tidak terlepas dari adanya hubungan timbal balik antara pengarang, masyarakat,

dan pembaca.Hubungan tersebut menjadi dasar pembagian sosiologi sastra oleh

Rene Wellek dan Austi Warren, serta Ian Watt.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

11

Pembagian jenis sosiologi sastra tersebut, hampir mirip dengan apa yang

dilakukan Ian Watt dalam esainya “Literarure an Society”. (Damono, 2002:4).

Ian Watt, membedakan antara sosiologi sastra yang mengkaji :

1. Konteks sosial pengarang yang berhubungan antara posisi sosial sastrawan

dalam masyarakat dengan masyarakat pembaca. Termasuk faktor-faktor sosial

yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perseorangan selain

mempengaruhi karya sastra.

2. Sastra sebagai cermin masyarakat, sastra cerminan masyarakat dapat dipahami

untuk dipahami untuk mengetahui sampai sejauh mana karya sastra dapat

mencerminkan keadaan masyarakat ketika karya sastra itu ditulis, sejauh mana

gambaran pribadi pengarang mempengaruhi gambaran masyarakat atau fakta

sosial yang ingin disampaikan, dan sejauh mana karya sastra yang digunakan

pengarang dapat dianggap mewakili masyarakat.

3. Fungsi sosial sastra, fungsi sosial sastra untuk mengetahui sampai berapa jauh

karya sastra berfungsi sebagai perombak, sejauh mana karya sastra berhasil

sebagai penghibur dan sejauh mana nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra dapat

meneliti melalui tiga perspektif. Pertama, perspektif teks sastra, artinya peneliti

menganalisisnya sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya.

Kedua, perspektif biologis yaitu peneliti menganalisis dari sisi pengarang.

Perspektif ini berhubungan dengan kehidupan pengarang dan latar kehidupan

sosial, budayanya. Ketiga, perspektif reseptif yaitu peneliti menganilisis

penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

12

Sosiologi karya sastra itu sendiri lebih memperoleh tempat dalam

penelitian sastra, karena sumber-sumber yang dijadikan acuan mencari keterkaitan

antara permasalahan dalam karya sastra dengan permasalahan masyarakat lebih

mudah diperoleh. Di samping itu, permasalahan yang diangkat dalam karya sastra

biasanya masih relevan dalam kehidupan masyarakat.

C. Definisi Drama

Menurut Hasanuddin (2009: 8) drama merupakan suatu genre yang ditulis

dalam bentuk dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai seni pertunjukan.

Dalam drama seseorang senantiasa bersama dengan yang lain. Baik dengan orang

yang tingkat pengetahuannya setaraf dengannya, ataupun dengan yang lebih

rendah lagi.Suasana begini menyebabkan drama disebut sebagai suatu collective

art, seni kolektif. Artinya bahwa melakukan kegiatan drama tak mungkin

ditempuh sendirian, tanpa bersama-sama dengan orang lain. Seseorang dengan

yang lain saling bergantung.

Menurut Harymawan (1993: 1) drama adalah kualitas komunikasi, situasi,

action, (segala apa yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian,

kehebatan, (exciting), dan ketegangan pada pendengar/penonton. Dari definisi

para pakar di atas drama dapat diartikan sebagai suatu karya sastra yang

dipentaskan melalui perwujudan seni panggung atau pertujukan yang di dalamnya

terdapat dialog untuk berkomunikasi. Hal itu bertujuan untuk menafsirkan maksud

dari penulis yang kemudian diluapkan dalam bentuk seni peran baik sendiri

maupun bersama-sama dengan karakter masing-masing.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

13

D. Problematika Sosial

Problema sosial adalah usaha meneliti gejala-gejala abnormal dalam

masyarakat, dengan maksud memperbaikinya bahkan untuk menghilangkannya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam usaha memperbaikinya, merupakan bagian

dari pekerjaan sosial. Menurut Kartono (2011: 2) problema sosial adalah situasi

sosial yang dianggap oleh sebagian warga masyarakat sebagai mengganggu, tidak

dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang. Problema sosial hanya terbatas

pada usaha untuk menemukan dan menelaah apa saja yang sedang dihadapi oleh

masyarakat. Jadi yang dimaksud dengan problema sosial adalah suatu

permasalahan yang timbul dalam masyarakat yang disebabkan oleh tuntunan-

tuntunan kehidupan yang sulit dicapai baik dari segi ekonomis, sosial, psikologis,

dan kebudayaan.

Munculnya problematika sosial karena adanya kekurangan dan

penyimpangan terhadap norma-norma dalam masyarakat. Problema sosial yang

terjadi dalam masyarakat diklasifikasikan menjadi empat kategori: (1) Ekonomi,

antara lain: kemiskinan, pengangguran dan sebagainya, (2) Problema yang berasal

dari faktor biologis, (3) Problema yang berasal dari faktor psikologis, misalnya

bunuh diri, ketidakharmonisan dan sebagainya, (4) Problema yang berasal dari

faktor kebudayaan, persoalan, keagamaan, dan sebagainya (Soekanto, 2009:315).

1. Problema sosial dalam aspek biologis

Menurut Wilis (2008: 32) kebutuhan biologis disebut juga motive atau

drive. Kebutuhan biologis sering juga disebut Physicological atau Biological

Motivation. Pengertian kebutuhan atau motive adalah segala yang mendorong

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

14

makhluk (manusia dan binatang) untuk bertingkah laku mencapai sesuatu yang

diinginkan atau dituju. Kebutuhan biologis ialah motif yang berasal daripada

dorongan-dorongan biologis. Motif ini sudah dibawa sejak lahir, jadi tanpa

dipelajari. Boleh dikatakan bahwa motif biologis sama-sama dimiliki oleh semua

makhluk Allah seperti lapar, haus, bernafas, mengantuk, dorongan seks. Motif

biologis diperinci menjadi dua yaitu motif makan, motif minum, bernafas,

istirahat, kemudian yang kedua dorongan seks. Hal inilah yang menjadi sumber

terjadinya problema sosial biologis.

2. Problema sosial dalam aspek budaya

Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa, dan

rasa manusia karena kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya

sejalan dengan perkembangan manusia itu. perkembangan tersebut dimaksudkan

untuk kepentingan manusia sendiri karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk

manusia. Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang

bersifat kompleks dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga

menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan

memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan. Perkembangan

zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala bidang, termasuk

dalam hal kebudayaan.

Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan

bergeser. Cepat atau lambat pergeseran ini akan menimbulkan konflik antara

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

15

kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok-kelompok

yang tidak menghendaki perubahan suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa

saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut,

dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini.

Namun perubahan kebudayaan ini kadang kala disalahartikan menjadi suatu

penyimpang kebudayaan. Interpretasi ini mengambil dasar pada adanya budaya-

budaya baru yang tumbuh dalam komunitas mereka yang bertentangan dengan

keyakinan mereka sebagai penganut kebudayaan tradisional selama turun

temurun. (Setiadi: 40)

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah

dengan adanya control atau kendali terhadap perilaku regular (yang tampak) yang

ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang

ditampilkan sangat bertolak belakang dengan budaya yang dianut di dalam

kelompok sosialnya. Yang diperlukan di sini adalah kontrol sosial yang ada di

masyarakat, yang menjadi suatu “cambuk” bagi komunitas yang menganut

kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan

yang sesuai dan mana kebudayaan yang tidak sesuai.

Beberapa problematika sosial budaya yaitu hambatan budaya yang

berkaitan dengan pandangan hidup dan system kepercayaan, hambatan budaya

yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang, hambatan budaya

berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan, masyarakat yang terasing dan

kurang komunikasi dengan masyarakat luar, sikap tradisionalisme yang

berprasangka buruk terhadap hal-hal baru, sikap etnosentrisme, dan

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

16

perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan.

3. Problematika sosial dalam aspek ekonomi

Sumber-sumber problematika sosial memang sulit diklasifikasikan dalam

faktor tertentu. Hal ini dikarenakan suatu masalah dapat digolongkan lebih dari

satu kategori. Kesesuaian antara nilai-nilai sosial dengan kenyataan serta tindakan

sosial, merupakan suatu permasalahan yang suatu waktu dapat bersamaan terjadi

di tempat lain. Sebab memang dalam kehidupan di masyarakat hal yang sama

dialami dan dihadapi dalam masyarakat pada kemiskinan.

Menurut Soekanto (2009: 319) seorang dianggap miskin karena tidak

sanggup antara lain memelihara dirinya yang sesuai dengan taraf kehidupan

kelompok, kejahatan yang dapat disebabkan dari berbagai tekanan,

ketidakharmonisan keluarga, seperti anggota keluarga yang tidak lengkap dari

perceraian, masalah generasi muda, kaum muda tengah mengalami masa transisi

dalam masyarakat yang disesuaikan dengan nilai-nilai. Peperangan merupakan

suatu bentuk pertentangan pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat seperti

alkoholisme, masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup. Tidak menutup

kemungkinan timbulnya problema-problema sosial dari sumber lain, seperti

halnya perubahan sosial.

Problema-problema sosial yang telah ada dikemukakan di atas barulah

sebagian kecil dari berbagai permasalaha-permasalahan yang biasa terjadi dalam

masyarakat. Persoalan di atas baru mencakup pada aspek ekonomi berupa

kemiskinan dan perbedaan kelas sosial. Persoalan sosial dalam masyarakat sangat

beragam dan manusia tidak bisa lepas dari adanya masalah. Memang setiap hidup

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

17

dan kehidupan selalu ada saja permasalahan yang selalu menyertai, karena

masalah memang bagian dari dari kehidupan. Namun setiap masalah pasti ada

jalan keluar dan pemecahannya.

Masalah sosial merupakan masalah kita bersama, perlu menyatukan

pemikiran dan solusi pemecahannya. Contoh problema sosial ekonomi antara lain:

perbedaan kelas sosial dan kesenjangan sosial. Perbedaan kelas sosial adalah

perbedaan kelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria

ekonomi. Sedangkan kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan

sosial dalam masyarakat yang menjadikan perbedaan yang sangat mencolok.

Biasanya timbul ketidakpedulian terhadap sesama dikarenakan adanya

kesenjangan yang terlalu mencolok antara si kaya dan si miskin.

4. Problema sosial dalam aspek psikologis

Psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik

normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku; ilmu pengetahuan

tentang gejala dan kehiatan jiwa (Moeliono Ed), 2007 : 1109). Psikologi adalah

cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia karena psyche atau

psycho mengandung pengertian jiwa. Dengan demikian psikologi mengandung

makna ilmu pengetahuan tentang jiwa.

Setiap perasaan yang dirasakan manusia timbul dari kejiwaan. Begitu juga

dengan tindakan-tindakan yang dilakukan di dalam kehidupannya. Dengan kata

lain, ada situasi kejiwaan yang mempengaruhi perasaan atau tindakan manusia.

Perasaan dan tindakan tersebut misalnya curiga, nakal, iri, dan membunuh.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

18

a. Curiga

Curiga merupakan problema sosial dalam aspek psikologis. Curiga adalah

perasaan di mana seseorang merasakan ketidakpercayaan atau memiliki perasaan

ragu-ragu terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Poerwadarminta

(2007: 252) yang mengatakan bahwa curiga merupakan perasaan kurang atau

tidak percaya terhadap seseorang karena takut ia akan berbuat jahat. Artinya,

orang yang merasa curiga adalah orang yang kurang percaya atau yakin terhadap

perilaku atau pernyataan seseorang karena takut sesuatu yang buruk akan terjadi.

Orang yang curiga biasanya menyelidiki apakah ada motif tersembunyi atau tidak

atas perilaku atau pernyataan seorang.

b. Nakal

Nakal merupakan problema social yang masuk ke dalam aspek psikologis.

Nakal adalah suatu tindakan buruk yang dilakukan seseorang kepada orang lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat Poerwadarminta (2007: 792) yang mengatakan

bahwa nakal adalah sutu tindakan kurang baik atau tindakan buruk. Artinya,

perbuatan nakal merupakan perbuatan yang menganggu orang lain. Tindakan

buruk tersebut bermacam-macam misalnya, mengejek orang lain, menjailili orang

lain, tidak sopan terhadap orang lain, dan sebagainya. Tindakan nakal atau buruk

ini merupakan tindakan yang muncul atas dorongan kejiwaan pada diri manusia.

Ada banyak motif dalam setiap kenakalan yang dilakukan seseorang, seperti

mencari perhatian, sengaja mencari masalah, dan lain sebagainya.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevanrepository.ump.ac.id/8531/3/Dian Ambang Atmadi_BAB II.pdf · 2019-02-04 · Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Problematika

19

c. Iri

Perasaan iri masuk ke dalam aspek psikologis. Sebab, iri merupakan

sebuah perasaan yang lahir dari dorongan kejiwaan seseorang. Perasaan iri

merupakan perasaan kurang suka atau senang terhadap kebahagiaan atau

keberuntungan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Poerwadarminta

(2007: 452) yang mengatakan bahwa iri merupakan perasaan kurang senang

terhadap

Keberuntungan yang didapatkan oleh orang lain. Artinya, orang yang

memiliki perasaan iri tidak akan merasakan keadilan di dalam hidupnya dan

biasanya orang tersebut akan diam-diam membenci keberuntungan orang lain.

d. Membunuh

Membunuh merupakan tindakan yang lahir dari dorongan psikis atau

kejiwaan manusia. Tindakan ini salah satunya dilakukan atas perasaan kebencian

atau ketidaksukaan seseorang terhadap orang lain secara berlebihan. Menurut

Poerwadarminta (2007: 194) tindakan membunuh merupakan tindakan mematikan

orang lain. Artinya, tujuan dari melakukan pembunuhan adalah untuk mematikan

orang lain yang tidak disukainya. Tindakan pembunuhan ini dapat dilakukan

secara individu atau secara komplotan dan terencana ataupun tanpa rencana

tergantung bagaimana situasinya. Orang-orang yang melakukan pembunuhan

terhadap orang lain biasanya adalah orang-orang yang benar-benar sudah tidak

bisa mengontrol emosi tingkat tingginya atau dapat dikatakan lepas kesadaran.

Problematika Sosial pada Teks Drama…, Dian Ambang Atmadi, FKIP UMP, 2018