PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH (PEGAR)

25
PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH (PEGAR)

Transcript of PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH (PEGAR)

PEMECAH GELOMBANG

AMBANG RENDAH

(PEGAR)

PEGAR atau Pemecah Gelombang Ambang Rendah, adalah teknologi perlindungan pantai yang dimaksudkan sebagai solusi atas permasalahan erosi dan abrasi pantai yang disebabkan oleh adanya pasang surut dan gelombang laut. Dengan menggunakan teknologi ini maka akan makin banyak ruas pantai yang bisa diselamatkan dari terjadinyaa erosi dan abrasi

TEKNOLOGI PEGAR SEBAGAI SOLUSI

Struktur PEGAR ini merupakan bangunan pantai yang dipasang sejajar pantai yang berfungsi meredam gelombang sebelum sampai ke pantai.

Elevasi puncak PEGAR terletak antara permukaan air rerata dan permukaan air tertinggi, karena itu hampir selalu dilimpasi gelombang (overtopping).

Melalui limpasan gelombang di atas struktur PEGAR itulah seluruh sedimen baik sedimen tersuspensi maupun sedimen pasir terangkut, dan setelah gelombang pecah mengendap di belakang PEGAR dan secara perlahan mengendap di pantai di belakang PEGAR.

Struktur tambahan berupa bangunan PEGAR geotekstil rangka bambu ini diharapkan mampu meloloskan butiran melalui bagian atas untuk kemudian semakin bertambah dan menambah luas daratan.

DESKRIPSI

TEKNOLOGI

PEGAR

01

02

03

04

DESKRIPSI TEKNOLOGI PEGAR

01

02

03

04

Peredam energi gelombang, tinggi gelombang akan berkurang setelah melewati puncak PEGAR sebelum mencapai pantai

Pemecah gelombang, gelombang akan pecah bersamaan dengan melemahnya energi gelombang;

Penangkap dan pengendap sedimen, sedimen yang dibawa gelombang yang pecah akan mengendap di belakang PEGAR;

Penahan sedimen, karena lapisan geobag yang menempel ke dasar pantai, sedimen yang telah mengendap di belakang struktur dan di pantai, akan tertahan dan tidak hanyut kembali ke laut karena ada lapisan geobag yang kedap.

PEGAR memiliki fungsi sebagai berikut :

STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR

01

02

03

04

Terdapat beberapa material yang dapat digunakan untuk membangun PEGAR, yaitu yang telah diterapkan adalah Geotube (karung geotekstil panjang) dan Geobag (karung geotekstil kecil).

PEGAR Geobag Rangka Bambu adalah struktur pemecah gelombang ambang rendah berbahan karung geotekstil kecil dengan bambu sebagai rangka PEGAR.

Struktur PEGAR berupa kombinasi tiang-tiang bambu dengan bagian tengah struktur diisi karung pasir (geobag) ukuran 0,4 x 0,6 x 0,8 m dengan tinggi puncak struktur di atas muka air rata rata (MSL) dan di bawah muka air tertinggi (HWL).

Puncak struktur PEGAR muncul ke permukaan saat air rendah atau surut, namun tenggelam saat air laut pasang.

STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR

PEGAR TIPE 3B

DATA DIMENSIONAL PEGAR TIPE 3B

Tingginya tingkat erosi dan abrasi pantai akibat adanya

pasang surut dan gelombang laut merupakan salah satu

permasalahan utama yang dihadapi oleh kawasan pesisir di

Indonesia.

01

Penyebab utama tingginya tingkat erosi pantai adalah semakin menipisnya sabuk hijau (yaitu hutan mangrove) yang juga berfungsi sebagai pelindung dan maraknya konversi lahan di kawasan sempadan pantai.

02

Penanganan erosi dan abrasi pantai telah banyak dilakukan

oleh pemerintah dengan menggunakan struktur keras (hard

structure), seperti: revetmen, pemecah gelombang, tembok

laut, groin atau kombinasi dari jenis pelindung pantai

tersebut.

03

Walaupun struktur keras terbukti berhasil mengatasi erosi

pantai berpasir atau berkarang, namun kenyataannya kurang

efektif dalam mengatasi erosi khususnya pada pantai

berlumpur. Selain itu, struktur ini juga berbiaya relatif

mahal.

04

LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI PEGAR

STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR

Desain PEGAR Geobag Rangka Bambu

STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR

STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR

Tataletak pemasangan PEGAR

STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR

KEUNGGULAN TEKNOLOGI PEGAR

01

02

03

04

Biaya pembuatannya lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat pesisir dibandingkan dengan biaya pembuatan bangunan pelindung pantai konensional.

Pengerjaannya tidak terlalu sulit dan bersifat partisipatif melibatkan masyarakat setempat.

Memberikan perlindungan pantai dari terjadinya erosi dan abrasi pantai yang dapat menggerus ekosistem bakau dan fasilitas publik akibat dari adanya gelombang pasang surut dan gelombang laut yang ekstrim

Meningkatkan potensi penambahan sedimentasi melalui proses overtopping pada saat gelombang tinggi

05 Memberikan perlindungan terhadap upaya reboisasi bakau.

ASPEK PERENCANAAN TEKNOLOGI PEGAR

Jenis Bambu Yang direkomendasikan Bahan PEGAR Geobag Rangka Bambu adalah bambu bulat, dan disarankan :

Jika menggunakan jenis bambu petung, buluh betung, bulu jawa, awi bitung atau Dendrocalamus asper, telah mencapai ciri-ciri sbb :

tinggi mencapai 20-30 m; diameter 10-15 cm; batang berbulu, tebal 1,1-3,6 cm; jarak antar ruas bambu 10-20 cm di bagian bawah dan 30-50 cm dibagian atas); serta berwarna coklat tua.

Jika menggunakan jenis bambu apus, pring apus, peri atau gigantochloa apus, telah mencapai ciri-ciri sbb :

tinggi mencapai 8-30 m; tebal batang 1,5 cm); diameter 10-13 cm; jarak antar ruas 20-75); warna hijau keabu-abuan cenderung kuning mengkilap;

Jika menggunakan bambu andong, bambu gombong, atau awi surat (gigantochloa pseudoarundinacea), telah mencapai ciri-ciri sbb :

tinggi mencapai 7-30 m; tebal dindig batang 2 cm; diameter 10-13 cm; jarak antar ruas 40- 45 cm; warna hijau kuningan atau hijau muda.

ASPEK PERENCANAAN TEKNOLOGI PEGAR

Material untuk bahan Karung Geotekstil pada PEGAR Geotube

harus :

1. Merupakan geotekstil, woven dan non-woven.

2. Disesuaikan dengan spesifikasi geotekstil, baik woven maupun non-woven, terkait dengan kemampuan geotekstil dalam meloloskan material isian, sehingga dapat dipastikan bahwa material isian tidak lolos.

3. Mempunyai kuat tarik yang tinggi yang dapat menahan gaya pada saat proses pengisian karung dan tekanan setelah karung terisi.

4. Mempunyai ukuran bukaan (AOS ≤ d50) dan permeabilitas yang optimum agar air dapat cepat keluar, tapi tidak membawa material isian ikut keluar(AOS ≤ d50).

ASPEK PERENANAAN TEKNOLOGI PEGAR

Material untuk bahan Karung Geotekstil pada PEGAR Geotube

harus (lanjutan) :

5. Jenis polimer yang digunakan untuk membuat seratnya tidak secara khusus ditentukan, namun berdasarkan proses produksi yang ada saat pedoman ini dibuat biasanya terbuat dari polyster (PET), Polypropylene (PP) fibres.

6. Mempunyai ketahanan abrasi yang tinggi, sehingga geotekstil tidak banyak terdegradasi akibat pengaruh material pengisi yang mengikis geotekstil karena pengaruh gelombang.

7. Mempunyai ketahanan tinggi (tidak mudah sobek) terhadap benturan benda-benda yang ada di laut yang sifatnya keras seperti batu, kerikil, atau sampah.

8. Mempunyai ketahanan terhadap benturan benda tajam dan keras, seperti tertabrak kapal atau sampah-sampah yang tajam.

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TEKNOLOGI PEGAR

1. PENYIAPAN LAHAN. Sebelum dilaksanaan pekerjaan konstruksi dari Teknologi

PEGAR harus dilakukan penyiapan lahan berupa penentuan dan pemberian tanda pada titik lokasi sesui dengan desain yang telah direncanakan. Penentuan lokasi dilakukan dengan menembak titik lokasi dengan alat total station kemudian titik tersebut diberi tanda dengan tiang bambu

Dalam penyiapan lahan dikumpulkan data-data sebagai berikut :

Peta batimetri di lokasi pantai yang akan dipasang

Penampang melintang pantai dan kemiringan pantai

Data Pasang surut

Data gelombang dan arus

Data sedimen pantai

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TEKNOLOGI PEGAR

2. PENYIAPAN BAHAN. Bahan-bahan penyusun PEGAR dipersiapkan dahulu di daratan sebelum dipasang di laut. Bahan-bahan yang harus dipersiapkan adalah : Bambu.

Bambu yang dipakai adalah bambu yang cukup tua/matang dan lurus merata, diameter 10-12 cm dan panjang 8-12 m.

Karung Geotekstil Material merupakan geotekstil, woven dan non-woven yang mempunyai ketahanan abrasi tinggi, tidak mudah sobek dan mempunyai ketahanan terhadap benturan benda tajam dan keras, seperti tertabrak kapal

Pasir

Tali Tambang Plastik

Kain pelindung bambu Sebelum dirangkai di lokasi, bambu dipotong-potong sesuai ukuran yang telah ditentukan. Materi diangkut ke lokasi menggunakan ponton bambu atau perahu.

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TEKNOLOGI PEGAR

3. Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi pemasangan pegar secara garis besar

adalah sebagai berikut:

1. Pemancangan tiang bambu dengan panjang 3 meter yg digunakan sebagai tiang utama untuk 1 segmen

2. Pemancangan tiang bambu dengan panjang 2 meter yg digunakan sebagai pelidung kaki

3. Pemasangan lapisan kain sebagai pelindung dari hama

4. Memasang matras bambu yang diletakkan di atas cerucuk yang menempel di dasar pantai sebagai landasan untuk memasang geotekstil

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TEKNOLOGI PEGAR

3. Pelaksanaan Konstruksi (lanjutan)

Pelaksanaan konstruksi pemasangan pegar secara garis besar

adalah sebagai berikut (lanjutan) :

5. Pemasangan karung geotekstil di atas matras bambu yang telah diisi pasir sesuai dengan gambar rencana. Pemasangan karung geotekstil untuk pelindung utama terdiri dari 2 s, untuk pelindung kaki 1 lapis

6. Penjahitan lubang intake geotekstil untuk mencegah pasir keluar

7. Pemasangan bambu pengait setiap 3 tiang utama. Bambu pengait dipasang horizontal menghubungkan dua tiang utama yang berhadapan, dengan posisi tegak lurus dengan arah memanjang PEGAR.

8. Pemasangan bambu palang pada tiang utama mengelilingi karung geotekstil utama

Infographic Style

Monitoring bertujuan untuk

mendapatkan informasi

selengkapnya mengenai kondisi

bangunan dan pantai, serta

mempelajari perubahan yang terjadi

pada bangunan yang perlu ditangani

dalam tindak pemeliharaan

selanjutnya.

Monitoring perlu

dilakukan setiap 6

bulan sekali

Setelah selesai

dipasang, terhadap

bangunan PEGAR

harus dilakukan

pemantauan/

monitoring.

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TEKNOLOGI PEGAR

4. Monitoring

ASPEK BIAYA TEKNOLOGI PEMBUATAN PEGAR

Biaya Pembuatan PEGAR Geobag Rangka Bambu

Biaya pembuatan PEGAR geotube atau karung geotekstil hanya memerlukan biaya Rp. 5 juta per meter, sedangkan untuk PEGAR geobag rangka bambu biayanya sekitar Rp. 2 juta per meter (harga tahun 2014).

Biaya tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pembuatan bangunan pelindung pantai, baik menggunakan unit armor batu alam maupun menggunakan batu buatan seperti blok beton, yang biayanya bahkan bisa mencapai Rp. 40 – 50 juta per meter

PENERAPAN TEKNOLOGI PEGAR

Teknologi PEGAR Geobag Rangka Bambu telah diujicobakan di Desa Timbulsloko,

Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Desa ini merupakan desa dengan pantai

sepanjang 2 km. yang cukup parah terkena dampak erosi. Erosi mulai terjadi tahun 2000.

Pada tahun 2013 desa ini telah kehilangan sekitar 400-1300 meter daerah pesisirnya.

Penyebab tingginya erosi sementara diduga karena meningkatnya intensitas gelombang

pasang dan hilangnya mangrove

HASIL PENERAPAN TEKNOLOGI PEGAR

Setelah dilakukan pemasangan, pada tanggal 19 november 2017 atau sebulan setelah kegiata konstruksi selesai, dilakukan monitoring terhadap bangunan fisik PEGAR. Hasil monitoring menunjukkan bahwa tanah dasar di bagian belakang struktur telah mengalami sedimentasi.

Juga telah terjadi penambahan ketinggian tanah adalah sebesar 30 cm. Asumsi sedimentasi yang terjadi adalah sebesar 20% dari area seluas 50 ha, atau 500.000m2 sehingga volume sedimentasi adalah sebesar 30.000 m3.

Masyarakat Timbulsloko sangat antusias dalam menyambut teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) sebagai solusi untuk mengatasi masalah abrasi yang terjadi pada Desa Timbulsoko.

Pelajari lebih lanjut di: www.elearning.litbang.pu.go.id

TERIMAKASIH