BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

49
17 BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1. Pengertian Manajemen sarana dan prasarana Manajemen adalah sebuah proses dalam perencanaan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hasibuan, “manajemen” adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut GR Terry, “manajemen” adalah suatu proses yang mempunyai ciri khas yang meliputi segala tindakan-tindakan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian yang bertujuan untuk menentukan dan mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan melalui pemanfaatan berbagai sumber, diantaranya sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. 1 Secara teoritis, para ahli memberikan pandangan berbeda tentang batasan manajemen sehingga tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Robbins Stephen menegaskan bahwa manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain 2 Hal ini berarti bahwa seseorang manager 1 Muhamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 1 2 Robbins Stephen Dan Mary Coultar, Manajemen Jilid 1 Diterjemahkan Oleh Bob Sabran Wibi Hardani, (Jakarta : Erlangga, 2007), hlm.3

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen sarana dan prasarana

1. Pengertian Manajemen sarana dan prasarana

Manajemen adalah sebuah proses dalam perencanaan untuk

mencapai tujuan tertentu. Menurut Hasibuan, “manajemen”

adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

menurut GR Terry, “manajemen” adalah suatu proses yang

mempunyai ciri khas yang meliputi segala tindakan-tindakan

perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan

pengendalian yang bertujuan untuk menentukan dan mencapai

sasaran-sasaran yang sudah ditentukan melalui pemanfaatan

berbagai sumber, diantaranya sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya. 1

Secara teoritis, para ahli memberikan pandangan berbeda

tentang batasan manajemen sehingga tidak mudah memberi arti

universal yang dapat diterima semua orang. Robbins Stephen

menegaskan bahwa manajemen belum memiliki definisi yang

mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet

mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain2 Hal ini berarti bahwa seseorang manager

1 Muhamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2014), hlm. 1 2 Robbins Stephen Dan Mary Coultar, Manajemen Jilid 1 Diterjemahkan

Oleh Bob Sabran Wibi Hardani, (Jakarta : Erlangga, 2007), hlm.3

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

18

bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi.

Dalam konteks dunia pendidikan, yang dimaksudkan dengan

manajemen pendidikan atau sekolah yaitu suatu proses

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dalam upaya

menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan

pendidikan itu sendiri. “Sarana pendidikan adalah peralatan dan

perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses

belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta

media pengajaran.”

Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai

aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar

terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas,

bukan sebagai individu, agar konsisten dan supervise istilah

administrasi sebagai pelaksanaannya. Kepada sekolah

misalnya bisa dengan supervisor sebagai pelaksanaannya.

Kepada sekolah misalnya bisa berpetan sebagai administrator

dalam mengemban misi atasan, sebagai supervisor dalam

membina guru-guru pada proses belajar mengajar.3

Dari semua devinisi tersebut dapat disimpulkam bahwa

manajemen adalah proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan melalui proses perencanaan, perorganisasian

pengerakan, dan pengontrolan. Sehingga tujuan yang diinginkan

3Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (jakarta:Rineka Cipta,

2019), hlm.8

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

19

dapat tercapai. Dengan kata lain, manajemen merupakan proses

mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan

organisasi yang efektif dan efesien.

Redja Mudyahardjo mengemukakan manajemen pendidikan

mencangkup subkomponen berikut.

a. Perencanaan

b. Sistem pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan

(jenjang pendidikan) dan aspek-aspek pengembangan

(jenis pendidikan):

1). Organisasi

2). Administrasi

3). Keuangan

4). Pemasukan tenaga pendidikan

c. sistem evaluasi dan penelitian4

Berdasarkan pendapat dari para ahli manajemen sebagaimana

diuraikan, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen itu

merupakan suatu proses yang sistematik dan kooperatif dalam

usaha memanfaatkan sumberdaya yang ada guna mencapai tujuan

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Manajemen

4 Maman Sutarman dan Asih, Manajemen Pendidikan Usia Dini,

(Bandung : Pustaka Setia, 2016), hlm 75

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

20

didefinisikan sebagai proses, karena semua manajer harus

menjalankan kegiatan kegiatan tertentu, yang saling berkaitan

antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Dalam Islam, terdapat pengertian yang sama dengan hakikat

manajemen, yakni al tadbir yang artinya pengaturan. Kata ini

merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang terdapat

dalam al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat As-

Sajdah ayat 5 yang berbunyi sebagai berikut :

Yang artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,

kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang

kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu . (Q.S. as-

Sajdah/32: 5).5

Dapat disimpulkan dari isi kandungan di atas dapatlah

diketahui bahwa Allah SWT adalah pengatur alam (manager).

Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT

dalam mengelola alam ini .Namun, karena manusia yang diciptakan

Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka Dia

5 Al-Quran Surat As-Sajdah Jus 21 ayat 5, (Semarang: PT. Karya Toha

Putra, 2000), hlm. 331

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

21

harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaikbaiknya

sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.

Sarana diartikan sebagai seluruh perangkat alat, bahan, dan

perabotan yang secara langsung digunakan dalam proses

pendidikan dan sifatnya dapat dipindah. Meja kursi anak, papan

tulis, alat peraga, lemari, buku-buku, media pendidikan (jika

diperlukan merupakan contoh sarana pendidikan) diantara sarana

tersebut, alat peraga dan sumber belajarlah yang perlu memperoleh

perhatian pendidikan di PAUD.6

Prasarana diartikan sebagai alat yang secara tidak langsung

digunakan dalam proses pendidikan demi mencapai tujuan

dalam pendidikan, prasarana merupakan fasilitas dasar untuk

menjalankan fungsi lembaga, seperti gedung, ruang-ruang,

gudang, tempat ibadah, kamar mandi, lapangan dan lain

sebagainya.. Prasarana berfungsi secara tidak langsung dalam

penyelenggaraan kegiatan belajar yang terjadi di lembaga,

yaitu menyediaan lahan untuk dimanfaatkan oleh pendidik

dan peserta didik dalam menjalankan berbagai aktivitas

belajar pada lembaga sekolah.7

Sarana dan prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung

penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan

perlindungan. Pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan

6 Tadkiroatun Musfiroh Dan Sri Tatminingsih, Bermain Dan Permainan

Anak, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2019), hlm.3.14 7 Tadkiroatun Musfiroh Dan Sri Tatminingsih, Bermain Dan Permainan

Anak, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2019), hlm.3.27

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

22

dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya, dan jenis layanan

PAUD.8

Sarana dan prasarana sebagai bagian integral dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan mempunyai fungsi dan

peran dalam pencapaian kegiatan pembelajaran sesuai kurikulum

satuan pendidikan. Agar pemenuhan sarana dan prasarana tepat

guna dan berdaya guna (efektif dan efesien) diperlukan suatu

analisis kebutuhan yang tepat dalam perencanaan pemenuhannya.9

Manajemen sarana dan prasarana menjadi bagian yang sangat

penting bagi sebuah sekolah, hal ini dikarenakan manajemen

sarana dan prasarana di gunakan untuk mengelola sebuah

sarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Sebuah sekolah harus memiliki sarana prasarana

yang baik untuk mendukung proses belajar mereka. Pada

tingkat PAUD sarana prasarana sangat di perlukan untuk

mendukung proses belajar mengajar mereka, karena sangat

penting dalam menggembangakan kreatifitas anak.

Diantaranya adalah penyediaan media pembelajaran yang

mampu mendukung kegiatan belajar mereka.

Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara

tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran seperti

halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah.

Jika prasarana itu dimanfaatkan secara langsung untuk proses

belajar mengajar seperti taman sekolah untuk mengajarkan

biologi atau halaman sekolah menjadi lapangan olahraga,

maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana

pendidikan.

8 Mulyasa, Manajemen PAUD, (bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012),

hlm.259 9 Prastyawan, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan, Al Hikmah

Jurnal Studi Keislaman, Volume 6, Nomer 1, 2016

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

23

Sebelum membahas lebih jauh mengenai manajemen sarana

prasarana, alangkah baiknya mengetahui pengertian dari

manajemen PAUD terlebih dahulu. Pengertian manajemen

PAUD adalah suatu upaya mengelola, mengatur, dan

mengarahkan proses interaksi dan tersistematisasikan untuk

mencapai tujuan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Sedangkan pengertian manajemen sarana prasarana PAUD itu

sendiri adalah pengelolaan secara efektif terhadap asset

lembaga PAUD yang dimiliki beberapa bentuk asset sarana

dan prasarana tersebut mencangkup tanah dan bangunan

PAUD, perangkat pembelajaran yang terdiri dari alat-alat

permainan edukatif, baik yang indoor dan outdoor.10

pengertian manajemen sarana dan prasarana PAUD, menurut

Suyadi adalah pengelolaan secara efektif terhadap seluruh asset

lembaga paud yang dimiliki. Beberapa bentuk asset sarana dan

prasarana tersebut mencangkup tanah dan bangunan PAUD,

perangkat pembelajaran yang terdiri atas alat-alat permainan

edukatif (AFE) baik yang di indoor atau aoutdoor, jasa, dan

sebagainya.11

Adapun manajemen sarana dan prasarana pendidikan,

menurut tim pakar manajemen Universitas Negeri Malang adalah

proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana

pendidikan secara efektif dan efesien.12

10 Nuryati, Manajemen Penyelanggaraan PAUD (Tanggerang: Media

Edukasi Indonesia, 2019), hlm. 45 11

Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), hlm.66 12

Tim Pakar Manajemen, Manajemen Pendidikan, (Malang : Universitas

Negeri Malang, 2003), hlm. 86

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

24

Sarana pendidikan umumnya mencangkup semua fasilitas

yang secara langsung digunakan dan menunjang dalam proses

pendidikan, seperti : gedung, ruangan belajar atau kelas, alat-

alat atau media pendidikan, meja kursi, dan sebagainya.

Sedangkan yang di maksud fasili.tas atau prasarana yaitu

yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

pendidikan, seperti : halaman, kebuh atau taman, jalan

menuju ke sekolah. jadi sarana dan prasarana pendidikan

adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang

dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan

belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak

langsung.13

2. Dasar Hukum Manajemen Sarana dan Prasaran

Dasar hukum sarana dan prasarana di sekolah secara hirarkis

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yang mengatakan:

a) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan

sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,

kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan

peserta didik (pasal 45)

b) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana

pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana

13 Nuryati, Manajemen Penyelanggaraan PAUD (Tanggerang: Media

Edukasi Indonesia, 2019), hlm. 45

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

25

dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 42 ayat (1)

“Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan

sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan

lain yang diperlakukan untuk menunjang proses pembelajaran

yang teratur dan berkelanjutan.

Pasal 42 ayat (2) menyatakan “Setiap satuan pendidikan

wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,

ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata

usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel

kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,

tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan.”14

14

Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan,

(Bandung:Pustaca Educa, 2010), hlm. 391

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

26

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2003

Tanggal 23 Mei 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

a) Sekolah/ Madrasah menetapkan kebijakan program secara

tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.

b) Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada

standar sarana dan prasarana dalam hal:

(1) Merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana

dan prasarana pendidikan.

(2) Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan

prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses

pendidikan.

(3) Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat

kelas di sekolah/madrasah.

(4) Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas

pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan

kurikulum masing-masing tingkat.

(5) Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan

memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

27

c) Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga

kependidikan dan peserta didik.

d) Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah madrasah:

(1) Direncanakan secara sistematis agar selaras dengan

pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu

standar sarana dan prasarana.

(2) Dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang

meliputi gedung dan laboratorium serta

pengembangannya.15

(3) Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP), yang diantaranya mencakup

Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai

ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,

perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat

bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber

belajar lainnya, yang diperlukan untuk menunjang proses

15

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2003 Tanggal 23

Mei 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

28

pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi.16

(4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar

Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, diantaranya

Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang

persyaratan pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan

pendidikan anak usia dini secara holistik dan integrative

yang memanfaatkan potensi lokal.17

Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa

dasar hukum manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah

setiap sekolah/madrasah wajib memiliki sarana dan prasarana, dan

dikelola sesuai dengan standar pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan.

3. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai

kegiatan menata, mulai dari perencanaan (analisis kebutuhan),

pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemanfaatan,

16 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) pasal 1 17

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

29

pemeliharaan, penghapusan dan pertanggung jawaban terhadap

barang-barang bergerak dan tidak bergerak, perabot sekolah, alat-

alat belajar dan lain-lain.

Dengan adanya kegiatan tersebut, perawatan terhadap saran

dan prasarana dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya,

sehingga bisa meningkatkan kinerja warga sekolah,

memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan

menetapkan biaya afektif perawatan sarana dan prasarana.

1) Perencanaan

Suatu kegiatan manajemen yang baik tentu diawali

dengan suatu perencanaan yang matang dan baik.

Perencanaan dilakukan demi menghindarkan terjadinya

kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah

sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program

pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana

maupun prasarana pendidikan dimasa yang akan datang

untuk mencapai tujuan tertentu. Keefektifan suatu

perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat dinilai

atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

30

memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah dalam

periode tertentu. Perencanaan sarana dan prasarana sekolah

harus memenuhi prinsip-prinsip:

a) Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus

betulbetul merupakan proses intelektual

b) Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan

c) Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus

realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran.

d) Visualisasi hasil perencanaan sarana dan prasarana

sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek,

dan harganya.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan

merupakan suatu proses analis dan penetapan kebutuhan

yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga

muncullah istilah kebutuhan yang diperlukan (primer)

dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses

perencanaan ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti

baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana

yang dibutuhkan jumlahnya, jenisnya dan kendalanya

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

31

(manfaat yang didapatkan) beserta harganya. Ada dua hal

penting yang dilakukan ketika akan merencanakan

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Kedua hal

tersebut adalah menganalisis kebutuhan sarana dan

prasarana yang ada, dan memperyeksikan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan di masa depan.18

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan sarana dan prasarana dilaksanakan untuk

memudahkan kegiatan pengadaan sesuai dengan

anggaran yang tersedia di sekolah.

2) Pengadaan

Pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana

dan prasarana yang dapat dilakukan dengan cara-cara

membeli, menyumbang, hibah dan lain-lain. Pengadaan

sarana dan prasarana dapat berbentuk pengadaan buku,

alat, perabot dan bangunan.

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan pada

dasarnya merupakan usaha merealisasikan rencana

18

Matin Dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya, (Jakarta:Rajawali Pers, 2016) hlm. 7

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

32

pengadaan sarana dan prasarana yang telah disusun

sebelumnya. Setiap usaha untuk mengadakan sarana dan

prasarana tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepala sekolah

atau bendahara. Usaha pengadaan harus dilakukan bersama

akan memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan dapat

dipertanggungjawabkan. Pengadaan merupakan segala

kegiatan untuk menyediakan semua keperluan

barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah

kegiatan penyediaan semua jenis sarana dan prasarana

sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam

konteks persekolahan, pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan merupakan segala kegiatan yang dilakukan

dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau

jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk

menunjang kegiatan pembelajaran dapat beryang dapat

jumlah, waktu jalan secara efektif dan efesien sesuai

dengan tujuan dan yang diinginkan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

33

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

merupakan fungsi operasional kedua dalam manajemen

sarana dan prasarana pendidikan setelah perencanaan,

fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian

kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana

pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik

berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu

maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan. Pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan dapat dilakukan secara langsung oleh instansi

yang bersangkutan maupun secara terpusat.19

Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat

dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah seperti

yang disebut dibawah ini:

a) Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan

yang diberikan pemerintah kepala sekolah. Bantuan ini

sifatnya terbatas sehingga pengelola sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah tetap harus

mengusahakan dengan cara lain.

19

Matin Dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan

Prasarana Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:Rajawali Pers, 2016),

hlm. 21

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

34

b) Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara

membeli, baik secara langsung maupun melalui

pemesanan terlebih dahulu.

c) Meminta sumbangan wali murid atau mengajukan

proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana

sekolah ke lembaga sosial yang tidak mengikat.

d) Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau

meminjam.

e) Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar

menukar barang yang dimiliki dengan barang lain

yang dibutuhkan sekolah.20

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam pengadaan barang atau peralatan sekolah dapat

dilakukan beberapa cara yaitu pembelian, hadiah,

tukar menukar, dan meminjam.

3) Inventarisasi

Penginventarisasian adalah kegiatan melaksanakan

penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan

20

Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta:PT Raja

Grafido Persada, 2014), hlm. 123-126

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

35

barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi

milik sekolah kedalam satu daftar inventaris barang secara

teratur.

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah

kegiatan pencatatan atau pendaftaran barang-barang

milik lembaga (sekolah) ke dalam suatu daftar

inventaris barang secara tertib dan teratur menurut

ketentuan dan tata cara yang berlaku. Barang

inventaris sekolah adalah semua barang milik Negara

(yang dikuasai sekolah) baik yang diadakan atau

dibeli melalui dana dari pemerintah, komite sekolah

dan masyarakat, maupun yang diperoleh sebagai

pertukaran, hadiah atau hibah serta hasil usaha

pembuatan sendiri sekolah guna menunjang

kelancaran belajar mengajar. 21

Tujuannya adalah untuk menjaga dan menciptakan

tertib administrasi barang milik negara yang dipunyai suatu

organisasi, yang dimaksud dengan inventaris adalah suatu

dokumen berisi jenis dan jumlah barang yang bergerak

maupun yang tidak bergerak yang menjadi milik negara

dibawah tanggung jawab sekolah.

Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah menurut Bafadal (2003) meliputi:

21 Matin Dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana Dan Prasarana

Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya, (Jakarta:Rajawali Pers, 2016), hlm. 55

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

36

a) Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat

dilakukan di dalam buku penerimaan barang, buku

bukan inventaris, buku (kartu) stok barang.

b) Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang

tergolong barang inventaris. Caranya dengan membuat

kode barang dan menempelkannya atau

menuliskannya pada badan barang perlengkapan yang

tergolong sebagai barang inventaris. Tujuannya untuk

memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali

semua perlengkapan pendidikan di sekolah baik

ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun

jenis golongannya. Biasanya kode barang itu

berbentuk angka atau numeric yang menunjukkan

departemen, lokasi, sekolah, dan barang.

c) Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang

tergolong barang inventaris harus dilaporkan. Laporan

tersebut sering disebut dengan istilah laporan mutasi

barang. Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu,

sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

37

misalnya, perlengkapan dapat dilakukan pada bulan

Juli, Oktober, Januari, dan April tahun berikutnya. 22

Dapat di simpulkan bahwa melalui kegiatan

inventaris sarana dan prasarana pendidikan di sekolah

diharapkan dapat tercipta administrasi barang,

penghematan uang dan mempermudah pemeliharaan

dan pengawasan.

4) Penyimpanan

Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menampung hasil pengadaan barang milik Negara

(baik hasil pembelian, hibah, hadiah) pada wadah atau

tempat yang telah disediakan. Penyimpanan sarana

pendidikan adalah kegiatan simpan menyimpan suatu

barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-

surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru,

maupun rusak yang dapat dilakukan oleh seorang atau

beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada

lembaga pendidikan.23

Ada beberapa prinsip manajemen penyimpanan

peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah:

22

Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, ( Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 126-127 23

Matin Dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:Rajawali Pers, 2016), hlm. 119

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

38

a) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan

ditempat yang bebas dari faktor-faktor perusak

seperti: panas, lembab, lapuk, dan serangga.

b) Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan

maupun yang keluar alat.

c) Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.

d) Semua penyimpanan harus diadministrasikan

menurut ketentuan bahwa persedian lama harus

lebih dulu dipergunakan.

e) Harus diadakan inventarisasi secara berkala.

f) Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dan

tiap-tiap penyimpanan harus dirumuskan secara

terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua

pihak yang berkepentingan. 24

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

peralatan dan perlengkapan yang ada di lembaga

pendidikan atau sekolah harus disimpan dengan

24 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2005), hlm. 52-53

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

39

baik dan penuh tanggung jawab sehingga sewaktu-

waktu diperlukan dalam keadaan baik dan siap

digunakan.

5) Penghapusan

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan

merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana

pendidikan dari pertanggungjawaban yang berlaku

dengan alas an yang dapat dipertanggungjawabk an.

Secara lebih operasional penghapusan sarana dan

prtasarana pendidikan adalah merupakan proses

kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau

menghilangkan sarana dan prasarana tersebut sudah

dianggap tidak daftar inventaris barang karena sarana

dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi

sebaimana yang diharapkan terutama untuk

kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undang

yang berlaku. Dalam pelaksanaannya, harus

mempertimbangkan alasan-alasan normative tertentu

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

40

karena muara dari berbagai pertimbangan tersebut

tidak lain adalah demi efektivitas dan efesiensi

kegiatan pendidikan di sekolah.

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan

adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik

lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris

dengan cara berdasarkan perundang-undangan yang

berlaku. Sebagai salah satu aktifitas dalam manajemen

sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan

bertujuan untuk:

a) Mencegah dan membatasi kerugian yang lebih

besar sebagai akibat pengeluaran dana untuk

perbaikan perlengkapan yang rusak.

b) Mencegah terjadinya pemborosan biaya

pengamanan yang tidak berguna lagi.

c) Membebaskan lembaga dari tanggung jawab

pemeliharaan dan pengamanan.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

41

d) Meringankan beban inventaris. 25

Dapat disimpulkan, dengan adanya

penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah akan mengurangi biaya pemeliharaan,

perawatan, meringankan beban kerja inventaris dan

membebaskan tanggung jawab sekolah terhadap

sarana dan prasarana bisa dilelang, hibah, dibakar,

dimanfaatkan untuk kepentingan dinas/sosial atau

dirumahkan dan sebagainya.

6) Penggunaan

Penggunaan sarana dan prasarana adalah

pemanfaatan segala jenis barang yang sesuai dengan

kebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam hal

pemanfaatan sarana, harus mempertimbangkan hal

berikut:

a) Tujuan yang akan dicapai.

b) Kesesuaian antar media yang akan digunakan

dengan materi yang akan dibahas.

25

Suharisimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan

Islam, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 281

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

42

c) Tersedianya sarana dan prasarana penunjang.

d) Karakteristik siswa.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

prinsip efektif berati semua penggunaan harus

ditujukan semata-mata untuk memperlancar

pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun prinsip

efisien adalah penggunaan semua sarana dan prasarana

pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua

sarana dan prasarana yang ada tidak mudah habis,

rusak, atau hilang.

7) Pertanggungjawaban

Penggunaan barang-barang sekolah harus

dipertanggungjawabkan dengan cara membuat laporan

penggunaan barang-barang tersebut yang akan

diajukan pada pimpinan.

Dalam rangka memperkuat tanggungjawab ini,

diperlukan suatu pengawasan. Pengawasan

merupakan salah satu fungsi manajemen yang

harus dilaksanakan oleh pimpinan organisasi.

Berkaitan dengan sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah, perlu adanya kontrol

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

43

baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan.

Pengawasan (kontrol) terhadap sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah merupakan

usaha yang ditempuh oleh pimpinan dalam

membantu personal sekolah untuk menjaga

atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan

prasarana sekolah dengan sebaik mungkin

demi keberhasilan proses pembelajaran di

sekolah.26

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan barang-

barang sekolah perlu adanya pengawasan fungsi

manajemen yang harus dipertanggungjawabkan

dengan cara membuat laporan barangbarang tersebut

yang diajukan pada pimpinan dalam membantu

sekolah dan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana

dengan baik demi keberhasilan sekolah yang akan

dicapai.

4. pengelolaan sarana dan prasarana PAUD

pengelolaan sarana dan prasarana PAUD mencangkup asset-

aset yang dimiliki oleh lembaga PAUD itu sendiri yaitu :

1. lokasi pendirian paud

Dalam merencanakan pengadaan lahan untuk gedung

sekolah perlu mempertimbangkan hal berikut :

26

Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2014), hlm. 127-130

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

44

a. membuat perencanaan tanah, luas, dan lokasi yang

sesuai dengan kebutuhan

b. melakukan survey untuk menentukan lokasi tujuan

dan perencanaan tata kota.

c. Melakukan survey untuk melihat kondisi jalan,

traansportasi, air, dan listrik.

d. Harga tanah.

Menurut Popi Sopiantin menyatakan bahwa pemilihan

lahan atau tanah untuk bangunan sekolah tergantung kepada

jenis sekolah, kebutuhan peserta didik, dan tujuan yang

ditentukan secara institusional. Sebelum mendirikan sebuah

PAUD, yayasan pendiri harus berkonsultasi kepada tokoh

masyarakat mengenai lokasi yang strategis untuk mendirikan

lembaga PAUD. Karena tokoh masayarakat lebih mengetahui

tentang kawasan tempatnya bermukim daripada pihak lain.

Hal ini di maksudkan agar pendiri lembaga PAUD benar-

benar berada di pusat kawasan dan area perkampungan

sehingga semua anak-anak di kawasan tersebut dapat

mengakses lembaga PAUD secara lebih mudah. Tetapi tidak

perlu konsultasi lagi dengan tokoh masyarakat melainkan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

45

ubtuk meminta persetujuan atau dukungan, terutamana

tetangga yang paling dekat dengan lokasi.

2. luas tanah dan bentuk bangunan

sangat penting setiap pembangunan atau pendiri

PAUD memperhatikan luas tanah dan bentuk gedung

guna membuat anak menjadi nyaman dan betah disekolah.

a. luas tanah

pada prinsipnya tanah terdapat rasionalisasi

perbandingan antara luas tanah, luas bangunan, dan

daya tamping anak didik yang direkrut. Luas tanah

berkaitan dengan penyediaan lahan bermain di area

terbuka, beserta kelengkapan sarana dan prasarana,

sedangkan luas bangunan berkaitan dengan kapasitas

jumlah anak didik yang akan di tempung.

Pada teori ilmu pengetahuan (agrarian),

perbandingan antara luas tanah dan luas bangunan

adalah 1:3/4,. Artinya luas bangunan dalam

sebidangan tanah maksimal ¾ dari luas tanah.

Misalnya, jika luas tanah adalah 200, maka luas

bangunan maksimum adalah 150. Dengan demikian,

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

46

masih ada sisa tanah yang kosong 50 sebagai area

pertamanan.

Banyak lembaga penyelenggara pendidikan

prasekolah menggunakan ukuran 105 cm peranak

sebagai ukuran luas minimum dalam aturan pemberian

izin pendirian sekolah ukuran 105 cm per anak

dianggap cukup untuk anak-anak usia 2-3 tahun

ukuran 120-180 cm per anak akan lebih mencukupi.

Namun, adapula pakar yang menganggap cukup

ukuran 105 cm digunakan di TK, selama ruangan

tersebut terpisah dari bak cuci tangan, loker, dan

lemari cabinet.

b. bentuk bangunan

bentuk bangunan PAUD itu cenderung hamper

sama dengan bentuk bangunan lain, seperti rumah,

took dan sebagainya, yang membedakan adalahnwarna

cat dan gambar-gambar yang terpampang di tembok-

tembok. Bentuk gedung PAUD sebenarnya tidak harus

kotak tetapi bisa berupa lingakaran, dan persegi

panjang.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

47

Bangunan sekolah adalah semua ruangan yang

didirikan di atas lahan yang digunakan untuk

kepentingan pendidikan. Bangunan sekolah meliputi

ruang kegiatan belajar atau kelas, kantor,

perpustakaan, ruang laboratorium, usaha

kesehatan,sekolah, kantin, gudang, dan kamar mandi.

Sekolah merupakan lembaga tempat untuk mendidik,

melatih, dan mengembangkan potensi peserta didik.

Oleh karena itu, diperlukan bangunan yang memadai

sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan

kreatifivitas dan produktivitas, serta dapat

menumbuhkan rasa bangga dan betah bersekolah.

Bangunan yang ideal adalah dengan memenuhi

kriteria berikut :

1). Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis artinya

a. ukuran dan bentuk setiap ruangan disesuaikan

dengan kebutuhan

b. datangnya atau masuknya siinar matahari harus

dari sebelah kiri

c. tinggi rendahnya tembok, letaak kusen dan

jendela disesuaikan dengan kondisi anak

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

48

d. penggunaan warna yang cocok

2). Aman, artinya material dan kontruksi bangunan

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, baik

kekuatan atau kekokohan bangunan itu sendiri

maupun pengaruh dari lingkungannya, seperti

pengaruh erosi, angina, getaran, pohon, yang

berbahaya, dan sebagainya.

3). Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup

bagi setiap ruangan, memungkinkan adanya

pergantian udara yang segar. Ruangan kelas yang

tampil menghadap kea rah datangnya cahaya dan

udara akan lebih nyaman dan terasa terang dengan

cahaya yang masuk ke ruangan tersebut serta

udara segar yang membuat anak dapat bernapas

lega dan bebas.

4). Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-

kegiatan pendidikan dan tak saling mengganggu.

5). Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa

memakan biaya lagi yang besar.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

49

6). Fleksibel, artinya melihat kebutuhan hari depannya

dan pula dapat dirubah-rubah setiap saat

diperlukan.

7). Memenuhi syarat keindahan

8). Ekonomis, artinya luas setiap ruangan tepat dengan

kebutuhan setiap ruangan dapat dipergunakan

untuk berbagi usaha dari luas tanah yang ada

biasanya 50% dipergunakan untuk bangunan bagi

kegiatan di dalam dan 50% merupakan halaman

dan kebun untuk melakukan kegiatan diluar.27

B. Perkembangan Anak Usia Dini

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan

sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Kemudian, dalam arti luas, pendidikan

adalah segala bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk

27 Nuryati, Manajemen Penyelanggaraan PAUD (Tanggerang: Media

Edukasi Indonesia, 2019), hlm. 46-48

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

50

mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir

sampai akhir hayat. 28

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.29

Luluk asmawati menguraikan pengertian pendidikan adalah

tuntunan di dalam hidup, dalam membantu proses pertumbuhan dan

perkembangan anak. Jadi pendidikan bermaksud untuk menuntun

segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka

sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai

keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.30

Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini

yang secara terminology disebut sebagai anak pra sekolah. Usia

demikian merupakan masa peka bagi anak.31

28

Suharisimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan Islam,

(Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 281 29

Maimunh Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogjakarta:Diva Press,

2010), hlm. 15 30

Nuryati, Manajemen Penyelanggaraan PAUD (Tanggerang: Media

Edukasi Indonesia, 2019), hlm. 1 31

Isjoni, model pembelajaran anak usia dini, (alfabeta,2011), hlm.19

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

51

Anak usia dini memiliki batasan usia tertentu, karakteristik

yang unik, dan berada pada suatu proses perkembangan yang

sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan berikutnya32

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh

upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidikan dan orangtua

dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak.

Dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat

mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar

yang diperolehnya dari lingkungan. Melalui cara mengamati,

meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang

yang melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Berdasarkan uraian di atas, setiap anak pada dasarnya

memiliki potensi atau kemampuan untuk berfikir, berkreasi,

berkomunikasi dengan orang lain dan potensi lainnya. Sehingga

untuk mengembangkan potensi tersebut harus diperlukan

bimbingan orang tua, pendidik atau orang dewasa lainnya, supaya

memperoleh hasil maksimal dan positif. Pengembangan potensi

tersebut harus dimulai sejak usia dini, sebab pada usia tersebut

32

Dadan Suryana Dan Nenny Mahyudin, Dasar-Dasar Pendidikan TK,

(Tanggerang Selatan:Universitas Terbuka, 2019), hlm 1.5

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

52

merupakan dasar untuk perkembangan berpikir pada masa-masa

berikutnya.

2. Perkembangan anak usia dini

Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.33

perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan

syaraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya

perkembangan sistem neuromuskuler (sensomotor) yang akan

mempengearuhi kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Semua

fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang

utuh.34

Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat

kumulatif, yang artinya perkembangan terdahulu akan

menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab

itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu

maka perkembangan selanjutnya cenderung akan

mendapatkan hambatan. Berdasarkan teori perkembangan

anak, diyakini bahwa setiap anak lahir dengan lebih dari satu

bakat. Bakat tersebut bersifat potensial dan ibaratnya belum

muncul diatas permukaan air. Untuk itulah anak perlu

diberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya

dengan cara memperkaya lingkungan bermainnya itu berarti

33

Masganti Sit, Perkembangan Peserta Didik, (Perdana Publishing, 2012),

hlm.1 34

Didith Pramunditya, Asesmen Anak Usia Dini, (Yogyakarta:Graha Ilmu,

2014), hlm.3

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

53

orang dewasa perlu memberi peluang kepada anak untuk

menyatakan diri, berekpresi, berkreasi, dan menggali sumber-

sumber terunggul yang tersembunyi dalam diri anak.35

Setiap fenomena atau gejala perkembangan seorang anak

merupakan produk dari kerjasama dan pengaruh timbal balik antara

potensialitas hereditas dengan faktor-faktor lingkungan. Dengan

demikian perkembangan merupakan produk dari pertumbuhan

fungsi-fungsi psikis, dan usaha belajar oleh subjek anak dalam

mencobakan segenap pontensialitas rohani dan jasmaniyah.36

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak pada masa-

masa tersebut memberikan dampak pada kemampuan intelektual,

karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan

lingkungan. Perkembangan juga memiliki konsep yang memiliki

perubahan yang bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek mental

atau psikologis. Kemampuan anak dalam merespons pembicaraan

orang tua, tawa orang dewasa, merangkak, berjalan, memegang

suatu benda, dan sebagainya.

Selain itu dalam perkembangan anak sangat memerlukan

perhatian, kasih sayang, sentuhan, dan kesungguhan dalam

35

Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT

Indeks,2009), hlm.54 36

Kayyis Fithri Ajuhri, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta, Penebar Media

Pustaka, 2019), hlm.10

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

54

pengasuhan dari orang tua serta orang dewasa sekitarnya. Sikap dan

perilaku orang tua atau pengasuh yang seperti disebut diatas

merupakan salah satu syarat bagi perkembangan secara optimal

aspek-aspek pada diri anak.

a. Perkembangan Fisik dan Motorik.

Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi

kemajuan perkembangan berikutnya. Perkembangan fisik anak

ditandai juga dengan berkembangnya perkembangan motorik,

baik motorik halus maupun motorik kasar.37

Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang

terjadi pada tubuh atau badan atau jasmani seseorang. Tanda

yang paling jelas pada terjadinya perkembangan fisik seorang

manusia adalah adanya perubahan pada bentuk dan ukuran

tubuhnya.38

Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar

untuk terampil menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk itu anak

dapat belajar dari orang tua atau guru tentang beberapa pola

gerakan yang dapat mereka lakukan untuk dapat melatih

37

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta:Kencana Prenada

Media Grup, 2011), hlm 33 38

Rini Hildayani, Psikologi Perkembangan Anak. (Tanggerang

Selatan;Universitas Terbuka,2019), hlm.3.4

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

55

ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan

koordinasi tangan dan mata. Perkembangan motorik anak sudah

dapat terkoordinasi dengan baik, sesuai dengan perkembangan

fisiknya yang beranjak matang.

Perkembangan motorik adalah perubahan secara progresif

pada control dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang

diperoleh melalui intraksi antara faktor kematangan dan latihan

atau pengalaman selama kehidupan yang dapat dilihat melalui

perubahan atau pergerakan yang dilakukan.39

Perkembangan fisik motorik merupakan bagian penting dalam

perkembangan manusia, disamping perkembangan-

perkembangan aspek lainnya. Perkembangan fisik motoric

harus di stimulus sejak dini karena berkaitan dengan

keterampilan gerak yang akan memudahkan dan

mempengaruhi keluesan gerak individu, baik gerakan kasar

yang melibatkan otot-otot besar maupun gerakan halus yang

melibatkan koordinasi jari-jari tangan dengan mata.40

The 3 year-old is conforming. The 4 years-old is assertive

and expansive. He bursts with motor activity: racing, hopping,

jumping, skipping, climbing. He bubbles with mental activity.

39

Rini Hildayani, Psikologi Perkembangan Anak. (Tanggerang

Selatan;Universitas Terbuka,2019), hlm.3.4 40

Muliana Khaironi, Perkembangan Anak Usia Dini, Jurnal Golden Age

Hamzanwadi University Vol.3 No.1, 2018

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

56

The 4 years-old tends to go out of bounds, notably in his speech

and in his imaginative antics.41

Artinya usia 3 tahun adalah usia yang sesuai. Disaat

berusia 4 tahun adalah usia yang dapat tumbuh berkembang

dengan luas. Anak berkembang dengan aktivitas motoriknya.

Pada usia 4 tahun anak cenderung selalu berpikir dalam

kemampuan berbicara dan berimajinasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek perkembangan fisik

dan motorik anak merupakan kompetensi dan hasil belajar yang

ingin dicapai adalah kemampuan mengelola dan ketrampilan

tubuh termasuk gerakan tubuh, gerakan halus, gerakan kasar

serta menerima rangsangan dari panca indra.

b. motorik kasar dan motorik halus

1) Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar adalah gerak anggota badan secara

kasar atau keras. Hal ini menjadikan tumbuh kembang otot

semakin membesar dan menguat. Motorik kasar merupakan

melatih gerakan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh

41

Arnold Gessel and Frances L, The Child From Five To Ten, (America:

Harper & Brother Publisher, 1946), 56.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

57

pada anak seperti merangkak, berlari, berjinjit, melompat,

bergantung, melempar, dan menangkap, dan serta menjaga

keseimbangan. 42

Motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari

kempuan mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah

berjalan, berlari, melompat, berguling.43

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar

merupakan perkembangan dan ketrampilan gerakan otot-otot

besar dan otot-otot kecil yang berfungsi untuk menggerakkan

dan mengkoordinasikan tubuh untuk kegiatan seperti

berjalan, berlari, melempar dan menangkap.

2) Motorik Halus

Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot

kecil saja. Oleh karena itu gerakan dalam motorik halus tidak

membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi

yang cermat serta teliti. Menurut aisyah motoric halus adalah

aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil

42

Mursid, Belajar dan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT Remaja

Rosdajarya, 2015), hlm. 12 43

Rini Hildayani, Psikologi Perkembangan Anak. (Tanggerang

Selatan;Universitas Terbuka,2019), hlm.3.6

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

58

atau halus gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan

serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya

melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak. 44

Motorik halus yakni gerakan-gerakan yang merupakan

hasil koordinasi otot-otot yang menuntut adanya kemampuan

mengontrol gerakan-gerakan halus. Gerakan motorik halus

pada anak berkaitan dengan kegiatan meletakkan, atau

memegang suatu objek dengan menggunakan jari-jari

tangan.

Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motoric halus anak

hampir sempurna. Walaupun demikian, anak usia ini masih

mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi

suatu bangunan.

Pada dasarnya, setiap aktivitas yang dilakukan anak usia

dini melibatkan koordinasi tangan dan mata, juga gerakan

motorik kasar dan halus. Makin banyak gerakan yang

dilakukan anak, makin banyak pula koordinasi yang

diperlukannya. Motoric halus yaitu gerakan terbatas dari

44

Muhammad Riza Dan Ayu Swaliana, Deteksi Perkembangan

Kompetensi Motoric Anak Di Paud, Jurnal As-Salam, Vol.2(3), 2018.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

59

bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan di

bagian jari-jari tangan.45

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketrampilan motorik halus

pada anak TK sudah lebih berkembang, anak sudah dapat

menguasai ketrampilan menggunakan mata dan tangan

dengan baik

45

Rini Hildayani, Psikologi Perkembangan Anak. (Tanggerang

Selatan;Universitas Terbuka,2019), hlm.3.6

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

60

Tabel 2.1

Tahap Perkembangan Motorik

No Usia Perkembangan Motorik

Kasar

Perkembangan Motor

Halus

1 0-1 Tahun Mengangkat kepala,

tengkurap, belajar

duduk, merangkak.

Meremas kertas,

menyobek dan

menggenggam dengan

erat.

2 1-2 Tahun Duduk, berdiri, berjalan

merambat, berjalan

kecil, dan naik turun

tangga.

Mencoret-coret,

melipat kertas,

menggunting

sederhana, dan sering

memasukkan benda ke

dalam tubuhnya.

3 2-3 Tahun Anak mampu berjalan

(mundur, menyimpang

dan berbelok), berlari

kecil, melompat,

melempar, mendorong,

dan menyetir sepeda.

Memindah benda,

meletakkan barang,

melipat kain,

mengenakkan sepatu

dan pakaian.

4 3-4 Tahun Berjalan naik turun

tangga, memilih

makanan, berdiri dengan

satu kaki, melompat

berputar, menangkap

bola, dan mengayun

Melepas dan

mengancingkan baju,

makan sendiri,

menggunakan gunting,

dan menggambar

wajah

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

61

sepeda.

5 4-5 Tahun Naik turun tangga tanpa

pegangan, berjalan

dengan ritme kaki yang

sempurna, memutar

tubuh, melempar dan

menangkap bola,

menyetir sepeda roda

tiga dengan kecepatan

cukup dan luwes.

Bisa menggunakan

garpu dengan baik,

menggunting

mengikuti arah, dan

menirukan gambar

segitiga.

6 5-6 Tahun Menunjukkan

perubahan yang cepat:

bertambah jauh

melempar bola dan

cekatan menangkapnya,

mengendarai sepeda

dengan bergaya atau

variasi

Mampu menggunakan

pisau untuk

makananmakanan

lunak, mengikat tali

sepatu, bisa

menggambar

orang dengan enam titik

tubuh, bisa menirukan

sejumlah angka

dan kata-kata

sederhana.

Media yang dapat mengembangkan sarana dan prasarana dalam

meningkatkan perkembangan motorik kasar dan halus anak seperti:

1. Meremas kertas media yang digunakan yaitu siapkan kertas bekas

(misalnya koran) dan buat menjadi potongan beberapa lembar

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

62

berukuran sedang. Dengan anak meremas-remas kertas tersebut

maka si anak akan berlatih untuk memperkuat kemampuan

motoric halus terkait usia kurang lebih 1-2 tahun.

2. Melipat kertas media yang digunakan yaitu siapkan kertas lipat

atau kertas origami yang bisa dimanfaatkan untuk bermain

melipat kertas. Biarkan anak untuk melipat kertasnya sendiri agar

kemampuan motorik halus anak bisa terasah.

3. Bermain gunting atau menggunting. Menggunting merupakan

media untuk memperkuat kemampuan motorik halus anak.

Siapkan kertas dan gunting . agar aman cari dan pilih gunting

sesuai ukuran anak-anak dan selalu mengawasi ketika anak

bermain gunting. Langkah awal permainannya adalah berikan

kertas kepada anak untuk menggunting kertas tersebut sesuai

dengan selera anak.

4. Kegiatan memasukkan kancing baju aktifitas yang akan

merangsang kemampuan motorik halus anak. Orang tua maupun

guru sebaiknya bersabar dan tunggu anak hingga menyelesaikan

pekerjaannya.

Itulah beberapa contoh media dan kegiatan yang bisa

dipraktekkan sehingga anak akan lebih siap untuk belajar. Hindari

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

63

kegiatan-kegiatan yang bersifat pemaksaan kepada anak agar

anak tidak trauma dalam kegiatan tersebut.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penulis menggali informasi dan melakukan penelusuran buku

dan tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan pembahasan

proposal ini untuk dijadikan sebagai sumber, acuan dalam penelitian

ini.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang

akan dilakukan mengenai manajemen sarana dan prasarana dalam

meningkatkan perkembangan anak usia dini diantaranya:

Penulisan skripsi yang berjudul “Manajemen Sarana dan

Prasarana Laboratorium Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di

MTs Negeri Brangsong Kendal” disusun oleh Khusnul Khotimah

(093311017).46

Membahas tentang manajemen sarana dan prasarana

dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Metode yang digunakan

kualitatif. Perbedaan dengan peneliti ini penulis membahas tentang

manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan perkembangan

anak usia dini.

46

Khusnul Khotimah, Manajemen Sarana Dan Prasarana Labolatorium Dalam

Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di MTS Negeri Brangsong Kendal, Akripsi Fakultas

Tarbiyah UIN Walisongo Semarang, (Semarang:Perpustakaan Fakultas Tarbiyah UIN

Walisongo Semarang, 2016), t.d.

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

64

Penulisan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Sarana dan

Prasarana pada Program PAUD Percontohan Nasional di SKB

Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara” disusun oleh Dhian Ekawati

Yuliana (06101241015).47

Membahas tentang pengelolaan sarana dan

prasarana program PAUD. Metode yang digunakan kualitatif.

Perbedaan dengan penelitian ini, penulis Dhian Ekawati Yuliana,

Pengelolaan Sarana dan Prasarana pada Program PAUD Percontohan

Nasional di SKB Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara, Skripsi

(Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Yogyakarta, 2011). membahas

tentang manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan

perkembangan anak usia dini.

Berdasarkan pada kajian pustaka diatas, memang ada sedikit

kesamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian-

penelitian sebelumnya yakni berkaitan dengan sarana dan prasarana.

Akan tetapi tidak ada satupun dari kajian pustaka yang sebelumnya

belum membahas tentang manajemen sarana dan prasarana dalam

meningkatkan perkembangan anak usia dini di TK Nurul Qoriyah,

oleh karena itu penulis yakin dan optimis melaksanakan penelitian ini

sebab belum ada penelitian yang berkenaan dengan manajemen

47

Dhian Ekawati Yuliana, Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pada Program PAUD

Percontohan Nasional Di SKB Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara, Skripsi (Fakultas

Ilmu Pendidikan UNY, Yogyakarta, 2011).

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen sarana dan prasarana 1 ...

65

sarana dan prasarana ditempat tersebut. Perbedaan dengan skripsi

sebelumnya membahas mengenai manajemen sarana dan prasarana

Laboratorium Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran dan

Pengelolaan Sarana dan Prasarana pada Program PAUD.