BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Public ... · 2.1.1 Definisi Public Relations atau...

15
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Public Relations atau Humas Dalam (Sari, 2017) dijelaskan bahwa ‘’Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan organisasi-organisasi, lembaga-lembaga dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menillai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. ’’ Menurut (Frank Jefkins) "Public Relations consist of all forms of planned communication, outwards and inwards, between and organization and its publics for the purposes of achieving specific objectives concerning mutual understanding." Definisi diatas mengatakan, Public Relations merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam, yakni antara suatu organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian. Setelah dilakukan analisis terhadap definisi diatas, dapat diketahui bahwa pada prinsipnya public relations menekankan pada suatu bentuk komunikasi. Ini memberikan pemahaman bahwa public relations adalah bagian dari komunikasi, yang artinya setiap kegiatannya adalah berupa kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan pengertian antar berbagai publik. Dari pengertian inilah diharapkan tujuan dari organisasi/lembaga dapat tercapai dengan mudah (Hairunnisa, 2018) Dalam (Hairunnisa, 2018) M.O.Palapah& Atang Syamsudin mengatakan ‘’ Public Relations adalah suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk memajukan saling mengerti dan bekerjasama antara semua publik yang berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama’’. Yang harus digaris-bawahi dari pernyataan yang diungkapkan oleh M.O Palapah dan Atang Syamsudin adalah bahwa pada prinsipnya public relations menekankan pada bentuk spesialisasi komunikasi. Public relations sendiri

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Public ... · 2.1.1 Definisi Public Relations atau...

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umum

2.1.1 Definisi Public Relations atau Humas

Dalam (Sari, 2017) dijelaskan bahwa ‘’Public Relations merupakan

fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan organisasi-organisasi,

lembaga-lembaga dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling

pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga

akan ada kaitannya, dengan cara menillai opini publik mereka, dengan tujuan

sedapat mungkin menghubungkan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama

yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih

efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.’’

Menurut (Frank Jefkins) "Public Relations consist of all forms of

planned communication, outwards and inwards, between and organization and its

publics for the purposes of achieving specific objectives concerning mutual

understanding." Definisi diatas mengatakan, Public Relations merupakan

keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam,

yakni antara suatu organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan

yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian. Setelah dilakukan analisis

terhadap definisi diatas, dapat diketahui bahwa pada prinsipnya public relations

menekankan pada suatu bentuk komunikasi. Ini memberikan pemahaman bahwa

public relations adalah bagian dari komunikasi, yang artinya setiap kegiatannya

adalah berupa kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan pengertian

antar berbagai publik. Dari pengertian inilah diharapkan tujuan dari

organisasi/lembaga dapat tercapai dengan mudah (Hairunnisa, 2018)

Dalam (Hairunnisa, 2018) M.O.Palapah& Atang Syamsudin mengatakan

‘’ Public Relations adalah suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan

untuk memajukan saling mengerti dan bekerjasama antara semua publik yang

berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama’’.

Yang harus digaris-bawahi dari pernyataan yang diungkapkan oleh M.O

Palapah dan Atang Syamsudin adalah bahwa pada prinsipnya public relations

menekankan pada bentuk spesialisasi komunikasi. Public relations sendiri

10

termasuk kedalam bentuk spesialisasi komunikasi massa, dari sekian

bentuk spesialisasi komunikasi. Bentuk spesialisasi komunikasi yakní bentuk

spesialisasi komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi

kelompok, dan komunikasi massa jika kita telusuri alasan mengapa public

relations termasuk kedalam bentuk spesialisai komunikasi massa, hal ini karena

setiap kegiatan yang dilakukan dalam public relations berkaitan dengan

bagaimana hubungan-hubungan antara organisasi/lembaga/ perusahaan yang satu

dengan yang lainnya, dan ini tersebar luas dimasyarakat. Oleh sebab itu publik

relations dapat dikatakan merupakan suatu bentuk spesialisasi komunikasi massa

(Hairunnisa, 2018).

Maka pada prinsipnya Public Relations adalah suatu hal harus menjamin

adanya public image yang positif, karena prinsip-prinsip kegiatanya adalah suatu

niat baik dan melindungi nama baik instansi atau perusahaan dengan jalan

mengupayakan terciptanya saling pengertian, saling percaya, saling medukung

dan saling kerja sama diantara publik-publiknya.

2.1.2 Fungsi Public Relations

Dalam praktiknya, Public Relations tentunya mempunyai fungsi dan

peranannya masing-masing. Public Relations memiliki dua fungsi, yakni fungsi

konstruktif dan fungsu korektif. Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Fungsi Konstruktif

Seperti dilihat dari arti kata konstruktif sendiri yang artinya

mengkonstruksi atau membangun. Djanalis menganalogikan fingst

inisebagal ‘’perata jalan’’ Jadi PR merupakan "garda" terdepan yang

dibelakangnya terdiri dari "rombongan'" tujuan-tujuan perusahaan. Artinya

PRadalah merupakan suatu alat atau jalan keluar untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Ada tujuan marketing, tujuan produksi, tujuan personalia,

dan sebagainya. Fungsi ini mendorong PR untuk membuat aktivitas

ataupun kegiatan-kegiatan terencana berkesinambungan yang cenderung

bersifat proaktif. Dan tentunya dengan tujuan untuk membangun image

dan citra yang baik dimata public (Hairunnisa, 2018).

2. Fungsi Korektif

Fungsi ini lebih sulit dibanding fungsi konstruktif. Fungsi korektif lebih

kepada memperbaiki apabila suatu organisasi/lembaga terjadi masalah-

11

masalah (krisis) dengan publik. Artinya peran PR disini adalah untuk

mengatasi dan menangani masalah yang ada, agar semuanya kembali

berjalan dengan baik dilihat dari arti kata konstruktif sendiri, yang artinya

mengkonstruktif sesuai rencana. Fungsi yang kedua ini memang menjadi

berat, sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam

keadaan sakit, maka upaya selanjutnyaadalah mengobati menuju upaya

kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan,

maka dapat jadi upaya ini gagal total sehingga menyebabkan kematian.

(Hairunnisa, 2018)

Adapun fungsi-fungsi PR yang lainnya menurut beberapa para ahli,

diantaranya menurut Betrand R Canfield, Onong Uchjana Effendy, Cutlip and

Center Betrand R Canfield dalam bukunya ‘’Public Relations Principles and

Problems’’ mengatakan bahwa PR memiliki tiga fungsi, yakni:

1. It should serve the public's interest (mengabdi kepada kepentingan publik)

2. Mantain good communication (memelihara komunikasi yang baik)

3. And stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan tingkah

laku yang baik)

Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya "Hubungan Masyarakat'

mengemukakan ada empat fungsi yang dimiliki PRO, yakni

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik

eksternal maupun publik internal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik

kepada organisasi.

4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan

umum. (Hairunnisa, 2018)

2.1.3 Tujuan Public Relations

Seperti kita ketahui, Public Reations adalah sebuah kegiatan yang sangat

identik dengan kegiatan berkomunikasi yang baik. Tujuan seorang Public

Relations pada dasaraya adalah untuk membentuk dan menjaga hubungan yang

12

baik serta harmonis diantara berbagai publik.Untuk lebih jelasnya dibawah ini ada

beberapa pendapat mengenai tujuan dari Public Relations.

Dalam buku ‘’Dasar Dasar Humas’’ (Hairunnisa, 2018) Frida Kusumastuti

mengungkapkan ada beberapa tujuan dari public relations, diantaranya adalah

sebagai berikut.

1. Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisí) Untuk

mencapai saling pengertian tentunya juga dimulai dari saling mengenal

atau mengetahui. Mengetahui bagaimana, seperti apa, siapa, dan seperti

apa organisasi/lembaga kita dan orang lain, Pada akhirnya tujuannya

adalah membuat publik dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik

mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-

masing komunikasinya yang menunjukkan adanya usaha komunikasiuntuk

mencapai saling mengenal dan mengerti.

2. Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afeksi)

Bila tujuan yang pertama mengarah pada penguatan dan perubahan

pengetahuan (kognisi), maka tujuan berikutnya adalah lebih pada sikap

(Afeksi) saling percaya (mutual confidence), Sikap saling percaya

keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada

keyakinan seseorang (publik) akan ‘’kebaikan/ketulusan’’ orang lain

(organisasi/lembaga) dan juga pada keyakinan organisas/lembaga akan

‘’kebaikan/ketulusan’’ publiknya.

Kebaikan/ketulusan masing-masing dapat diukur dengan etika moral

maupun materil yang ditanamkan dan ditunjukkan masing-masing.

Disinilah humas menggunakan prinsip-prinsip komunikasi persuasif untuk

mempersuasi publik agar percaya kepada organisasi/lembaga, dan

sebaliknya.

3. Memelihara dan Menciptakan Kerja Sama (Aspek Psikomotoris)

Dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama

nyata. Artinya bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku

atau tindakan tertentu.

Menurut (Hairunnisa, 2018) Selain itu ada pula tujuan Public Relations menurut

beberapa ahli, diantaranya

Menurut Frank Jefkins ‘’tujuan dari public relations adalah meningkatkan

favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali

unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.’’

13

Menurut Charles S. Steinberg ‘’tujuan dari public relations adalah menciptakan

opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan

yang bersangkutan.’’

Menurut Dimock Marshall Cs (Hairunnisa, 2018) ‘’tujuan public relations

dibagi menjadi dua, secara positif dan secara defensif. Secara positif yaitu

berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu

organisasi atau badan. Sedangkan secara defensif yakni berusaha untuk membela

diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang, dan

serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau badan kita tidak salah. hal ini

bisa terjadi akibat (kesalahpahaman). Dengan demikian tindakan ini adalah salah

satu aspek penjagaan atau pertahanan.’’

Secara Universal, tujuan public relations dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Menciptakan citra yang baik

2. Memelihara citra yang baik

3. Meningkatan citra yang baik

4. Memperbaiki citra jika

5. Citra organisasi kita menurun/rusak

2.1.4 Media Public Relations

Menurut (Kriyantono, 2018) menyampaikan bahwa publik relations

tools pekerjaanya dapat dilakukan oleh PR. Alat – alat ini dapat disebut juaga

media public relations, seperti :

1. Publisitas & media relations:

a. Press release (menulis berita tentang perusahaan kepada media)

b. Press conference (menyampaikan informasi tentang perusahaan kepada

wartawan secara langsung)

c. Press tours (mengundang wartawan untuk datang ke perusahaan)

d. Press Party (menjamu wartawan makan bersama)

e. Press receptions (mengadakan acara khusu pertemuan dengan wartawan)

f. Media gathering (mengumpulkan media dalam sebuah forum)

2. Special event :

a. Open house atau company visit (memberi peluang kepada publik untuk

mengenal lebih dekat perusahaan dengan berkunjung langsung kesana)

b. Fund – raisers (kegiatan mengumpulkan dana)

c. Award ceremonies (acara pemberian penghargaan)

d. Contest (lomba - lomba)

14

e. Seminar

f. Corporate advertising (iklan – iklan korporat untuk menunjukkan citra)

g. Newsletters (media tulisan yang bisa digunakan untuk internal / eksternal

publik)

h. Speaker bureau (biro khusus juru bicara yang bertugas menyampaikan

informasi kepada publik)

i. Lobbying (melakukan negosiasi baik kepada lembaga pemerintahan /

bukan, berkaitan dengan masalah yang menyangkut kepentingan

perusahaan )

j. Charitable contributions (kegiatan amal untuk membantu masyarakat)

k. Thank you notes & letters (ucapan terima kasih kepada publik)

l. Sponsorships

m. Letters of denial (surat klarifikasi atas sebuah informasi yang tidak benar

disampaikan kepada media)

2.1.5 Ruang lingkup Public Relations

Setiap organisasi atau perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan

khalayaknya. Khalayak Public Relations dapat dibagi menjadi khalayak internal

organisasi, misalnya karyawan dan keluarga karyawan, serta khalayak eksternal

(external relations), yaitu khalayak yang berada diluar organisasi misalnya

masyarakat sekitar, konsumen, pemerhati lingkungan, investor dan sebagainya.

Menurut (Kriyantono, 2018) bahwa dapat dijabarkan ruang lingkup

pekerjaan public relations , sederhanya pekerjaan yang dilakukan public relations

dapat disingkat menjadi PENCILS, yaitu:

a) Publication &Publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada public

b) Event, mengorganisasikan event atau kegiatan sebagai upaya membentuk

citra

c) News, pekerjaan seorang public relations adalah menghasilkan produk

tulisan yang sifatnya menyebar informasi kepada public

d) Community Involvement, public relations harus membuat program yang

ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat

sekitarnya.

e) Identity – Media, pekerjaan PR dalam membangun hubungan dengan

media (pers) untuk memperoleh publisitas media

f) Lobbying, Public Relations sering melakukan upaya persuasi & negosiasi

dengan berbagai pihak

g) Social Investment, pekerjaan PR untuk membuat program yang bermanfaat

bagi kepentingan & kesejahteraan sosial.

Pekerjaan PR dalam kegiatan sehari – hari :

15

a. Mengumpulkan & mendistribusikan news release, artikel untuk konsumsi

media massa

b. Bertindak sebagai penyedia informasi bagi media massa

c. Mengatur sesi interview antara manajemen dengan media massa

d. Menyediakan dokumentasi khusus produk – produk fotografi.

Kegiatan public relations yang di konseptualisasi dan di operasionalisasikan

oleh sebuah organisasi meskipun pada hakikatnya mempunyai persamaan, dalam

hal-hal tertentu memiliki perbedaan-perbedaan yang di sebabkan oleh jenis

organisasi yang berbeda. Secara umum, ruang lingkup public relations dibagi

berdasarkan jenis organisasi yang pada garis besarnya adalah public relations

pemerintah (pusat dan daerah), public relations perusahaan, dan public relations

international.

2.1.6 Program Kerja Humas/PR (Public Relations)

Program adalah suatu rancangan mengenai asas suatu usaha yang akan

dijalankan. Sekumpulan aktivitas yang saling berkaitan dan bantu membantu

diantara satu dengan yang lain kepada pencapaian seseuatu tujuan program itu.

Organisasi mengandung satu atau lebih program dan tujuan tiap – tiap program itu

adalah tidak serupa, tetapi saling menyumbang kepada satu tujuan sebuah

organisasi itu.

Program kerja adalah sebagai suatu rencana kegiatan dan suatu

organisasi yang terarah terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu

yang telah ditentutan oleh suatu organisasi. Program kerja ini akan menjadi

pegangan bagi organisasi dalam menjalankan rutinitas roda organisasi. Program

kerja juga digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan cita – cita organisasi.

Humas pada hakekatnya merupakan, Kasali menyebutkan dalam (Syarifuddin,

2014). Rencana jangka panjang inilah yang kemudian menjadi pegangan bagi

praktisi Humas untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah komunikasi

yang akan diambil sehari-hari. Agar dapat bertindak secara strategis, kegiatan

Humas harus menyatu dengan visi dan misi suatu organisasi atau lembaga.

Berikut beberapa langkah untuk membantu praktisi Humas menerapkan program

kerjanya:

1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beeredar di dalam maupun di luar

perusahaan. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari kliping media massa

16

dalam kurun waktu tertentu. Dengan melakukan penelitian terhadap naskah-

nakah pidato pimpinan, bahan yang dipublikasikan suatu lembaga atau

perusahaan tersebut, serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang

berkepentingan atau dianggap penting.

2. Menelusuri dokumen resmi lembaga atau organisasi dan mempelajari

perubahan yang terjadi secara historis. Perubahan umumnya disertai dengan

perubahan sikap perusahaan terhadap publik atau sebaliknya.

3. Melakukan analisis SWOT (Strengths / kekuatan, Weakness / kelemahan,

Opportunities / peluang, dan yang terakhir Threats / ancaman). Meski tidak

perlu menganalisis hal-hal yang berada diluar jangkauannya,

4. Mengevaluasi (Evaluation).

Pada tahap ini, pihak public relations atau Humas mengadakan penilaian

terhadap hasil-hasil program-program kerja atau aktivitas humas yang

dilaksanakan, termasuk mengevaluasi keefcktifian dari tekmik-teknik

manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do?

(Bagaimana yang telah kita lakukan)

Seorang praktisi Humas perlu melakukan analisi yang berbobot mengenai

persepsi baik dari luar maupun dari dalam lembaga atau organisasi atas

SWOT yang dimilikinya. Misalnya menyangkut masa depan industri yang

ditekuninya, citra yang dimiliki suatu lembaga, kultur yang dimiliki serta

potensi lain yang dimiliki suatu lembaga atau organisasi.

2.1.7 Studi Literatur

Humas Pemerintah atau government relations merupakan

penggabungan dua kata yaitu hubungan masyarakat (humas) dan pemerintah.

Namun batasanya bukan berarti penggabungan dua pengertian tersebut.

Pengertian sederhana tentunya tidak salah.(Suprawoto, 2018)

Menurut Astrid S. Susanto dalam (Suprawoto, 2018), menyampaikan bahwa

‘’Humas pemerintah atau “government relations” tindakan yang ditujukan kepada

menghasilkan pendapat dan iklim pendapat yang mendukung instansi.’’

Ahli lain, Scott M Cutlip dalam (Suprawoto, 2018) juga menyampaikan bahwa

‘’Humas pemerintah adalah fungsi manajemen yang sah, yang membantu

17

menjadikan badan, departemen, dan entitas publik lainnya tanggap terhadap warga

dan semua ini tercipta untuk mereka.’’

Dan Lattimore dkk dalam (Suprawoto, 2018) juga memberi batasan humas

pemerintah yaitu, ‘’Bahwa humas pemerintah adalah fungsi manajemen yang

membantu organisasi rumuskan tujuan organisasi serta membantu organisasi

beradaptasi dengan tuntutan konstituen dan lingkungan. Dengan demikian, humas

pemerintah juga sebagai mata dan telinga organisasi, bagaimana mengelola

tuntutan konstituen dan kemudian memberikan masukan kepada organisasi.’’

Dari beberapa batasan tentang humas pemerintah yang telah dikemukakan, ada

beberapa hal yang dapat ditekankan, yakni:

a. Humas pemerintah merupakan fungsi manajemen. Dapat diartikan bahwa

humas pemerintah melekat pada fungsi manajemen, dalam hal ini manajemen

pemerintahan. Maka jelas bahwa pemerintah tidak akan dapat berjalan

sebagaimana mestinya tanpa adanya humas, apalagi dalam kehidupan

masyarakat dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Humas

pemerintah diharapkan melaksanakan kegiatan di antaranya menjadi lembaga

yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi dan informasi bagi warga atau

masyarakat. Semakin kompleks dan besar kegiatannya tentunya memerlukan

lembaga-lembaga tersendiri yang lebih spesifik.

b. Humas pemerintah merupakan aktivitas lembaga negara. Humas pemerintah

yang sudah ada (existing) saat ini tidak hanya dalam ruang lingkup humas

eksekutif, namun meliputi humas semua lembaga negara (penyelenggara

negara), termasuk di dalamnya legislatif, yudikatif dan lembaga tinggi lainnya.

Oleh sebab itu, dalam praktik saat ini yang dipakai adalah pengertian humas

pemerintah dalam arti luas, yang aktivitasnya mencakup semua organ-organ,

badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara, serta aparatur

18

yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara. Dengan

kata lain, humas pemerintah dalam arti luas adalah humas yang

diselenggarakan di semua lembaga negara yang terdiri dari lembaga-lembaga

legislatif, eksekutif dan yudikatif serta lembaga tinggi dan lembaga lainnya.

c. Melaksanakan fungsi komunikasi dan informasi. Informasi dan komunikasi

berada di garda paling depan dalam sebuah manajemen pemerintahan. Karena

melalui informasi dan komunikasi tersebut keputusan, kebijakan, program,

dan penerapan program oleh pemerintah yang berefek sangat luas kepada

masyarakat dapat diketahui dan bila perlu diharapkan ada keterlibatan

masyarakat.

d. Humas pemerintah sasarannya tidak hanya publik dan stakeholder, namun

semua warga negara atau masyarakat sebagai pembayar pajak. Ada hal yang

membedakan antara humas swasta dengan humas pemerintah. Jika di swasta

atau di dunia usaha yang selalu diperhatikan dan menjadi sasaran adalah

public dan stakeholder. maka di humas pemerintah selain melayani publik dan

stakeholder juga harus melayani warga negara atau masyarakat secara

keseluruhan sebagai pemilik atau pembayar pajak. (Suprawoto, 2018)

2.1.8 Tujuan Humas Pemerintah

Menurut Mordecai Lee dalam (Suprawoto, 2018) ada delapan tujuan humas

pemerintah, yaitu:

1. Media relations

Tujuan dari media relations ini lebih banyak berhubungan dengan awak

wartawan, karena biasanya media kurang tertarik dengan informasi yang berasal

19

dari pemerintah. Bahkan kebanyakan media akan sangat senang bila mendapat

informasi tentang kegagalan pemerintah dibandingkan informasi tentang

keberhasilannya. Oleh sebab itu, humas pemerintah harus memastikan bahwa

keberhasilan juga tetap menjadi informasi yang menarik bagi media.Demikian

juga hubungan dengan media juga harus tetap dibangun dengan posisi yang setara.

2. Public reporting

Bagian penting dari tujuan humas pemerintah adalah melaporkan kepada

masyarakat setiap kegiatan dilakukan pemerintah melalui berbagai media, baik

media tatap muka, cetak, elektronika, maupun media baru seperti website.Oleh

sebab itu, seluruh media termasuk website, dan media baru lainnya harus dikelola

dengan baik sebagai media informasi dan komunikasi bagi masyarakat.Humas

pemerintah harus memastikan hal ini berjalan dengan baik.

3. Respossiveness to the public

Humas pemerintah sudah semestinya menggunakan pola komunikasi timbal-

balik. Oleh sebab itu humas pemerintah dalam berinteraksi harus menjadi

pendengar yang baik terhadap segala pesan dari masyarakat baik itu ha-hal yang

baik maupun sebaliknya.Respons terhadap aspirasi masyarakat sangat diperlukan

untuk memastikan bahwa pemerintah memiliki kepedulian untuk mengatasi

masalah yang dihadapi masyarakat.

4. Increasing the utilization of service and product

Pemerintah harus terus meningkatkan layanan kepada masyarakat.Perbaikan

pelayanan harus terus dilakukan.Humas pemerintah harus menjadi saluran yang

baik untuk peningkatan ini, sehingga pelayanan publik menjadi semakin baik.

5. Public Education and public service campaigns

20

Humas pemerintah juga harus melakukan pendidikan dan kampanye kepada

masyarakat. Sebagai contoh, pada waktu musim kemarau di wilayah tertentu

seperti dipinggir hutan dikampanyekan tidak boleh me mbuang sesuatu yang

dapat menimbulkan api secara sembarangan, sehingga dapat menimbulkan

kebakaran hutan.

6. Seeking voluntary public compliance with law and regulations

Kebijakan-kebijakan pemerintah yang sudah ditetapkan maupun yang dalam

bentuk regulasi perlu diketahui dan dipatuhi oleh segenap lapisan

masyarakat.Agar kerja humas dalam sosialisasi kebijakan bisa berjalan secara

efektif dan efisien, maka sangat perlu melibatkan seluruh komponen dan

pemangku kepentingan.

7. Using the public as the eyes and ears of an agency

Humas juga harus dapat menggunakan masyarakat sebagai mata dan telinga

atau kepanjangan tangan. Sebagai contoh, di sebuah kota di Amerika, polisi

setempat memberikan imbalan tertentu kepada masyarakat yang bersedia

mengontak nomor polisi untuk melaporkan orang yang mengemudi sambil

minum-minuman keras. Strategi semacam ini sangat diperlukan karena tidak

semua tugas polisi dapat laksanakan tanpa partisipasi masyarakat.

8. Increasing public support

Dukungan masyarakat terhadap setiap program dan kebijakan pemerintah

sangat diperlukan. Oleh sebab itu, humas pemerintah harus terus bekerja keras

untuk terus meningkatkan dukungan masyarakat.

21

2.1.9 Fungsi Humas Pemerintah

Fungsi Humas Pemerintah Menurut Dan Lattiomore dalam (Suprawoto, 2018),

adalah:

‘’Humas Pemerintah berfungsi seperti praktisi public relations yang lainya,

berusaha untuk mencapai saling pengertian antara lembaga dan masyarakat

mereka dengan mengikuti proses public relations. Humas pemerintah juga

berfuungsi mengukur opini publik, merencanakan dan mengatur untuk efektifitas

humas, menyusun pesan untuk khalayak internal dan eksternal, dan mengukur

efektifitas dari keseluruhan prosesnya.’’

Adapun I Gustu Ngurah Putra dalam Suprawoto 2018 menguraikan fungsi humas

pemerintah secara umum yaitu:

‘’Sebagai juru bicara lembaga, fasilitator, member pelayanan informasi kepada

publik, menindaklanjuti pengaduan publik, menyediakanm informasi tentang

kebijakan, program dan jasa lembaga, menciptakan iklim hubungan internal dan

eksternal yang kondusif dan dinamis, serta menjadi penghubung lembaga dengan

public‘’.

2.2 Sosialisasi

2.2.1 Definisi Sosialisasi

Menurut Dominick dalam (Sartika, 2015), ‘’Sosialisasi merupakan

transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara

dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok.’’

Selanjutnya MacBride dalam (Sartika, 2015), mengemukakan bahwa

‘’sosialisasi adalah penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan

orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang

menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam

masyarakat.’’

22

2.2.2 Jenis Sosialisasi

Menurut (Goffman, 2017) ‘’Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi

menjadi dua, sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam

masyarakat). kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat

tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah

individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka

waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur

secara formal.’’

a. Sosialisasi Primer

Peter Berger dan Luckmann (Berger & Luckmann, 2016) mendefinisikan

‘’sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil

dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer

berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.

Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap

dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat

penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya.

Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan

interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

b. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi

primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam

masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam

proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan

dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang

lama.(Berger & Luckmann, 2016)

2.2.3 Tujuan Sosialisasi

Menurut Sastraprateja dalam (Sartika, 2015), ‘’Sosialisasi diadakan

guna memberikan tujuan sebagai proses sosial, yaitu masyarakat dididik untuk

mengenal, memahami, dan menghargai norma dan nilai yang berlaku dalam

masyarakat agar cara berfikir masyarakat berubah sehingga kebiasaan-kebiasaan

hidupnya dapat pula berubah. Mengerti cara yang benar, sasaran yang hendak

dicapai dan dapat merasakan secara emosional sehingga dapat mempengaruh

tingkah laku.’’

23

2.2.4 Masyarakat

‘’Masyarakat adalah sekelompok individu yang tinggal dalam suatu

tempat tertentu, saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama, mempunyai

adat-istiadat dan aturan- aturan tertentu dan lambat laun membentuk sebuah

kebudayaan. Masyarakat juga merupakan sistem sosial yang terdiri dari sejumlah

komponen struktur sosial yaitu: keluarga, ekonomi, pemerintah, agama,

pendidikan, dan lapisan sosial yang terkait satu sama lainnya, bekerja secara

bersama-sama, saling berinteraksi, berelasi, dan saling ketergantungan.’’

(Cahyono, 2016)

Sedangkan Menurut Mac Iver dan Page dalam (Cahyono, 2016)

‘’masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan

kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan dan pengawasan tingkah

laku serta kebebasan- kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini

kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan

masyarakat selalu berubah.’’