BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rumah Kaca -...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rumah Kaca -...
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan
proyek yang dibuat. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah teori tentang
rumah kaca, pengendali digital (mikrokontroler) dan menggunakan sensor suhu
(LM35 DZ), sensor kelembaban (HMZ-435CHS1), sensor cahaya (LDR).
2.1 Rumah Kaca
Rumah kaca memiliki bentuk yang menyerupai dengan rumah-rumahan yg
tertutup dan transparan yang bisa ditembus oleh cahaya matahari. Lalu cahaya
matahari dimanfaatkan untuk menanam tanaman agar tanaman tersebut tumbuh
secara optimal dan sesuai dengan harapan.Rumah kaca yang baik, terutama dalam
konstruksinya, bertujuan untuk membuat kondisi cuaca yang diperlukan dan
dikendalikan sedapat mungkin sehingga tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun
secara optimal tanpa dipengaruhi adanya iklim luar. Untuk tujuan tersebut,
greenhouse sebaiknya mempunyai transmisi cahaya yang tinggi, konsumsi panas
yang rendah, ventilasi yang cukup dan efisien, struktur yang kuat, konstruksi, dan
biaya operasional yang murah serta berkualitas tinggi (M. Affan Fajar Falah, 2008).
Rumah kaca merupakan media yang digunakan untuk mengendalikan dan
menjaga keadaan iklim serta lingkungan di dalam suatu ruangan atau bisa disebut
dengan iklim buatan untuk menjaga kelembaban udara, tanah, suhu dan intensitas
cahaya. Sehingga besarnya suhu, tingkat kelembaban, dan kadar asam dalam tanah di
dalam rumah kaca tersebut akan berbeda dengan kondisi suhu, kelembaban, dan tanah
diluarnya. Beberapa parameter yang diperhatikan didalam rumah kaca, diantaranya
adalah suhu ruangan, suhu tanah, kelembaban udara, pengairan, pemupukan, kadar
cahaya, dan pergerakan sirkulasi udara (ventilasi).
Rumah Kaca untuk daerah beriklim tropis sangat memungkinkan dan
mempunyai banyak keuntungan dalam produksi dan budidaya tanaman.Produksi
7
dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa dipengaruhi perubahan cuaca, dimana
produksi dalam lahan yang terbuka tidak memungkinkan karena adanya berbagai
faktor yang tidak menunjang dalam budidaya tanaman seperti curah hujan yang
terlalutinggi, suhu yang ekstrim, angin yang kencang dan berbagai faktor lainnya.
2.2 Faktor Eksternal Pertumbuhan Tanaman
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
adalah faktor lingkungan, misalnya nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan.
a) Nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber
energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan
selama pertumbuhan.Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion
dan kation, sebagian lagi diambil dari udara.
Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro
(C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu
kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan
unsur yang disebut defisiensi.
b) Air
Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis.
Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-
materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati.
c) Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis.Cahaya secara langsung
berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman.Pengaruh cahaya secara
langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang tumbuh dalam
keadaan gelap dan terang.Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman
mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih
panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh.Sebaliknya,
8
dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembang
sempurna dan berwarna hijau.
Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan
makanan.Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil,
sehingga daun menjadi pucat.Panjang penyinaran mempunyai pengaruh yang
spesifik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
d) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi
kerja enzim.Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses
pertumbuhan.Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau
bagian lain tanaman.Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang
paling baik untuk pertumbuhan.Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah
di mana tumbuhan masih dapat tumbuh.Suhu maksimum (30°C hingga 38°C)
merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.
e) Kelembaban
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena
transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut.Bila
kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan
lebih sedikit yang diuapkan.Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel
sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah
besar.Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang
kurang.Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan
memiliki permukaan helaian daun yang lebar.
2.3 Suhu dan Kelembaban
Suhu dan Kelembaban udara yang akan dipelihara dalam rumah kaca
bergantung pada jenis tanamannya. Contohnya beberapa jenis tanaman tropis tidak
akan tumbuh baik pada suhu dibawah 20°C atau diatas 30°C. Umumnya, suhu
minimum pada rumah kaca adalah 20°C , dan pada siang hari suhu ruangan akan
9
bertambah panas. Untuk itu sistem ventilasinya harus bekerja baik saat mencapai
suhu panas yang berlebih.Untuk mendinginkan dan menstabilkan kembali suhu
didalam ruangan atau rumah kaca.
Kelembaban udara merupakan unsur lain bagi tanaman untuk tumbuh
dengan optimum. Beberapa sumber mengatakan bahwa kelembaban normal pada
rumah kaca, yaitu sekitar 80% RH.Pengaruh suhu terhadap kelembaban sangat
sensitif, suhu udara yang hangat dapat menampung uap air dengan baik.Tiap
kenaikan suhu 10°C, volume uap air maksimum dalam udara hampir dua kali lipat.
Ketika udara dari suatu suhu tertentu dipenuhi dengan air seperti contoh saat
hujan, kita dapat mengasumsikan tingkat kelembabannya 100% RH (relative
humidity).Relative humidity merupakan kepadatan uap air yang ada diudara ketika
terjadi perubahan suhu pada skala tertentu. Perubahan tersebut dapat dirumuskan
pada Persamaan 2.1.
%100dH
dL
V
VH ............................................................................. (2.1)
dimana:
- H = tingkat kelembaban dalam %RH
- VdL = kepadatan uap air saat suhu minimum (aktual) dalam g/m3
- VdH = kepadatan uap air saat suhu maksimal (saturasi) dalam g/m3
2.4 Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah suatu sistem mikroprosesor yang lengkap dan dikemas
dalam bentuk sebuah IC (single chip).IC mikrokontroler memiliki perangkat
penunjang seperti yang terdapat dalam mikrokomputer yaitu unit pusat pengolahan
data (Central Processing Unit), unit memori (ROM dan RAM) dan unit I/O. Selain
itu terdapat juga fasilitas-fasilitas seperti timer, counter, dan kontrol interupsi
(Interrupt Control).
10
Mikrokontroler tipe AVR ATmega16 memiliki beberapa kelebihan bila
dibandingkan dengan mikrokontroler lain, diantaranya :
a) Mempunyai 8 channel ADC yang terintegrasi dengan resolusi 10 bit dengan
metode pengonversian menggunakan Succesive Aproximation.
b) Dilengkapi dengan programmable serial USART .
c) Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
d) Memiliki perangkat antarmuka serial Two-Wire dengan orientasi byte
e) Memiliki timer internal yang dapat difungsikan sebagai Real-TimeTimer.
f) Memiliki fungsi watchdog timer yang dapat mencegah mikrokontroler dari
kesalahan operasi.
g) Memiliki 6 fungsi untuk menghemat energi yang digunakan, yaitu :idle, ADC
noise reduction, power save, power down, standby, dan extended standby mode.
h) Memiliki timer yang dapat difungsikan sebagai PWM (Pulse Width
Modulation).
i) Pengoperasian memerlukan tegangan rendah, yaitu : 4,5 V s.d. 5,5 V
j) Pemrograman dapat dilakukan dengan mudah. Pemrograman dapat dilakukan
dengan carain system programming, artinya mikrokontroler ini dapat diganti
programnya pada saat run time.
k) Memiliki 32 buah register untuk user dan 64 buah register yang digunakan
sebagai pengontrol fitur-fitur yang terintegrasi dalam mikrokontroler ini.\
11
Berikut adalah Gambar 2.1 mengenai diagram blok untuk ATmega16:
Gambar 2.1 Diagram blok ATmega16
12
ATmega16 memiliki 40 pin yang masing- masing pin-nya memiliki fungsi
yang berbeda.
Gambar 2.2 ini adalah konfigurasi masing-masing pin pada Mikrokontroler
ATmega16 :
Gambar 2.2 KonfigurasiPin ATmega16 dalam Kemasan DIP-40
2.5 Real Time Clock (RTC)
Serial Real Time Clock (RTC) DS1307 merupakan low-power dan full
binary-coded-decimal (BCD). Data dan alamat ditransfer berurutan secara serial
melalui dua kabel dan bidirectional bus. Clock/Calendar menyediakan detik, menit,
jam, hari, tanggal, bulan, dan informasi tahun. Akhir dari tanggal bulan secara
otomatis disesuaikan selama sebulan paling sedikit 31 hari, mencakup koreksi untuk
tahun kabisat. Jam beroperasi dalam format 12 jam atau 24 jam dengan AM/PM
indikator. DS1307 mempunyai suatu pendeteksi gangguan daya dan secara otomatis
menyuplai tegangan dari baterai apabila VCC lebih kecil dari VBattery. Berikut
gambar real seperti pada Gambar 2.3.
13
Gambar 2.3 Real Time Clock (RTC)
Real Time Clock merupakan suatu chip (IC) yang memiliki fungsi sebagai
penyimpan waktu dan tanggal. Ada dua buah jenis IC RTC yaitu:
1. DS1307 merupakanReal-time clock (RTC) menggunakan jalur data parallel
yang dapat menghasilkan data-data detik, menit, jam, tanggal, bulan, hari
dalam seminggu, dan tahun valid hingga 2100. 56-byte, battery-backed,
RAM nonvolatile (NV) RAM untuk penyimpanan.
2. DS12C887 menggunakan jalur data serialyang memiliki register yg dapat
menghasilkan data detik, menit, jam, tanggal, bulan dan tahun. RTC ini
memiliki 128 lokasi RAM yang terdiri dari 15 byte untuk data waktu serta
kontrol, dan 113 byte sebagai RAM umum.RTC DS 12C887
menggunakan bus yang termultipleks untuk menghemat pin. Timing yang
digunakan untuk mengakses RTC dapat menggunakan intel timing atau
motorola timing. RTC ini juga dilengkapi dengan pin IRQ untuk
kemudahan dalam proses.
2.6 Sensor dan Transduser
Sensor adalah alat digunakan untuk mengubah besaran fisis yang
berupa suhu menjadi besaran elektris tegangan.Sensor adalah bagian dari transduser
yang berfungsi untuk menangkap adanya perubahan energi eksternal (berupa besaran-
besaran fisis yang diukur) yangakan masuk ke dalam bagian input dari transduser,
maka perubahan kapasitas energiyang ditangkap lalu dikirim ke bagian konverter dari
transduser untuk dirubah menjadi besaran elektris atau energi listrik.
14
2.6.1 Sensor Kelembaban (Humidity)
Sensor kelembaban (humidity sensor) adalah sensor yang dapat
mendeteksi kelembaban uap air yang terkandung dalam udara.Sensor ini
mengukur kelembaban relatif (Relative Humidity / RH) dari udara, yaitu
persentase (%) perbandingan antara uap air yang ada dalam udara pada saat
pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara
tersebut.Pada proyek akhir ini kami menggunakanSensor Kelembaban Udara
HMZ-435CHS1.Ada beberapa jenis–jenis sensor kelembaban seperti yang
dijelaskan dibawah ini.
Capacitive Sensors (Sensor Kapasitif)
Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor
kelembaban relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas
elektrik udara menurut Persamaam 2.2:
........................................ (2.2)
Dimana :
T = ketentuan suhu (dalam K)
P = adalah tekanan udara basah (dalam mHg)
Ps = adalah tekanan saturasi uap air ditemperatur T (dalam
mHg)
H = adalah kelembaban relative (dalam %)
Rumus tersebut menunjukan konstanta dielektrik dari udara basah, dan
untuk itu kapasitansi adalah sebanding dengan kelembaban
15
relative.Jarak atau ruang antara plat kapasitor dapat diisi dengan
suatu isolator yang tepat yang memiliki konstanta dielektrik
yang berubah secara signifikan suatu waktu tergantung kelembaban.
Sensor kapasitif dapat dibentuk dari film polimer hygroscopic dengan
lapisan metal elektroda pada bagian yang berlawanan. Kapasitansi
suatu sensor kira-kira proporsional/sebanding dengan kelembaban
relative H, dengan rumusan pada Persamaan 2.3.
.......................................(2.3)
Dimana Co adalah kapasitansinya pada H = 0
Gambar 2.4 sistem sensor kelembaban kapasitif
Pada gambar 2.3 menunjukkan sebuah block diagram system
pengukuran kapasitif, dimana konstanta dielektrik dari contoh/sample
material tersebut merubah frekuensi osilator.Metode tersebut memiliki
beberapa keterbatasan ; sebagai contohnya,keakuratannya kurang
ketika pengukuran kelembaban dibawah 0,5%, material yang dijadikan
contoh tersebut harus bersih dari parikel asing yang memiliki
konstanta dielektrik relative yang tinggi (contohnya: benda metal dan
plastic), dan suatu penentuan contoh pengukuran harus dipertahankan.
16
Gambar 2.5 Film tipis sensor kelembaban kapasitif, (A) Digitalisasi
elektroda dari plat kapasitor (B) Tampak dalam sensor
Sebuah sensor kelembaban film tipis dapat terbuat padasebuah substrat
silicon. Sebuah lapisan dari SiO2 3000 Å thick ditempatkan pada suatu
substrat n-Si (Gambar. 2.5 B) Dua metal elektroda ditempatkan pada
lapisan SiO2 tersebut Metal-metal tersebut terbuat dari aluminium,
chromium, atau phosphor yang didoping polysilikon
(LPCVD)2.Kerapatan elektroda berkisar 2000-5000 Å. Elektroda
tersebut terbentuk dalam pola integritas yang ditunjukkan pada
(Gambar.2.5 A). Sensor yang paling baik dilapisi dengan
sebuah lapisan dielektrik.Untuk lapisan ini, beberapa material dapat
digunakan seperti vapor deposited SiO2 atau phosphorosilicate glass
(CVDPSG).Kerapatan dari lapisan berkisar antara 30-4000 Å.
Sensor Kelembaban HMZ-435CHS1
Sensorkelembaban HMZ-435CHS1merupakan modul sensor
suhu dan kelembaban relative (Relative Humidity or RH) yang berbasis
sensor HCZ dari Ghitron Technologies. Modul ini dilengkapi dengan
sirkuit terintegrasi yang akan memberikan keluaran berupa tegangan
DC yang linear untuk kelembaban 10-95% RH. Modul ini digunakan
sebagai alat penangkap suhu dan kelembaban dalam berbagai aplikasi
17
pengendalimaupunpemantau (monitoring) suhu dan kelembaban relatif
ruangan.
Gambar 2.6 Sensor HMZ-435CHS1
Spesifikasi dari sensor HMZ-435CHS1 ini adalah sebagai berikut:
1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Ghitron HCZ.
2. Mengukur suhu dari 0°C hingga 60°C, dan kelembaban relatif dari
10%RH hingga 95%RH.
3. Memiliki akurasi pengukuran suhu hingga 0.2°C pada suhu 25°C dan
akurasi pengukuran kelembaban relatif hingga ±5%RH pada 25°C,
60%RH.
4. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya yang rendah
yaitu 2-5 mA.
Electrical Conductivity Sensors (Sensor Konduktivitas Elektrik)
Resistansi dari banyak konduktor nonmetal secara umum tergantung
pada kandungan air konduktor tersebut, yang merupakan suatu dasar
dari sensor kelembaban resistif atau hygrostator.
18
Gambar 2.7 komposisi dari sensor kelembaban konduktif
Sensor tersebut berisi suatu material yang secara relative resistivitasnya
rendah yang berubah secara signifikan dibawah perubahan kondisi
kelembaban. Contoh lainnya dari sensor kelembaban konduktivitas adalah
disebut dengan “Pope element”, yang terdiri dari polystyrene
yang dilakukan/diperlakukan dengan asam sulfur untuk memperoleh
karakteristik surface-resistivitas yang diinginkan. Material lainnya yang
menjanjikan untuk pembuatansuatu film dalam sensor konduktivitas adalah
solidpolyelectrolytes karena konduktivita elektrik dari bahan itu
bervariasi/berubah terhadap kelembaban.
Gambar 2.8 (A) sensor kelembaban dari substrat silicon
19
Gambar 2.9 (B) Rangkaian pengganti sensor
Sensor kelembaban solid-state dapat dibuat dengan substrat silicon
(Gambar. 2.8 A) Silikon tersebut harus berkonduktansi tinggi, yang
menyediakan garis edar elektrik dari elektroda aluminium hampa
udara/vacuum yang ditempatkan pada permukaan sensor. Suatu
lapisan oksida yang dibentuk pada bagian atas lapisan aluminium
konduktiv, dan pada bagian atas itu, alektroda lainnya dibentuk.
Lapisan aluminium tersebut dianodized dalam suatu cara untuk
membentuk permukaan oksida berpori. Elektroda bagian paling
atas/diatasnya terbuat dari suatu bentuk emas berpori yang dapat
ditembus gas dan diwaktu yang sama dapat menyediakan kontak
elektric. Oksida aluminium (Al2O3), seperti banyak material-material
lainnya, yang dengan siap mengabsorbsi air ketika terkontak /
terhubung dengan campuran gas yang mengandung air dalam keadaan
beruap air.
2.6.2 Sensor Suhu LM35 DZ
Sensor suhu merupakan sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis yang berupa suhu menjadi besaran elektris tegangan.
Salah satu contohnya sensor suhu LM35. Sensor ini memiliki
parameter bahwa setiap kenaikan 1ºC tegangan keluarannya naik
sebesar 10mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V
20
pada suhu 150°C. Misalnya pada perancangan menggunakan sensor
suhu LM35 kita tentukan keluaran adc mencapai full scale pada saat
suhu 100°C, sehingga saat suhu 100°C tegangan keluaran transduser
(10mV/°C x 100°C) = 1V.
Gambar 2.10 Sensor Suhu LM35 DZ
Berikut ini adalah spesifikasi dari sensor suhu LM35 DZ:
Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara
tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi
langsung dalam celcius.
Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu
25ºC.
Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55ºC sampai
+150ºC.
Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
Memiliki arus supply yang rendah yaitu kurang dari 60 µA.
Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu
kurang dari 0,1ºC pada udara diam.
Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
2.6.3 Sensor CahayaLDR (Light Dependent Resistor)
Sensor cahaya adalah sensor yang digunakan untuk merubah
besaran cahaya menjadi besaran listrik.Prinsip kerja sensor ini yaitu
mengubah energi foton menjadi elektron.Salah satu sensor cahaya
yang paling sering digunakan yaitu LDR (Light Dependent Resistor)
21
dengan memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik
listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima.Bahan
yang digunakan adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium
Selenida (CdSe).LDR bekerja berdasarkan jumlah intensitas cahaya
yang diterima pada permukaannya. LDR sama prinsip kerjanya seperti
resistor namun nilainya dapat berubah-ubah mengikuti cahaya yang
diterima. Jika jumlah cahaya yang diterima banyak, maka nilai
hambatannya akan mengecil, dan begitu pula sebaliknya jika cahaya
yang didapat sedikit, maka nilai hambatannya akan menjadi besar.
Gambar 2.11 Sensor Cahaya (LDR)
2.7 Liquid Cyrstal Display (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah sebuah media yang tipis dan dataryang
menggunakan media cair sebagai penghasil warna.LCD sendiri tidakmengeluarkan
cahaya, karena itu LCD memerlukan cahaya aktif atau pasif.Hampirsemua alat
elektronik pada jaman ini menggunakan LCD sebagai mediainformasinya,
dari kalkulator sampai dengan komputer notebook Seperti Gambar 2.12.
22
Gambar 2.12 Liquid Crystal Display (LCD) 4x20
Liquid Crystal Display (LCD) berfungsi untuk menampilkan informasi yang
diterima oleh sensor, data digital, text maupun symbol lainnya dan berfungsi untuk
menampilkan data yang telah diolah sebelumnya. elemen penampil data. LCD dibagi
menjadi dua jenis, yaitu LCD karakter dan LCD grafik.Pada proyek akhir ini
digunakan LCD karakter 4x20.LCD karakter adalah LCD yang dapat menampilkan
karakter ASCII dengan format dot matrix.Untuk dapat mengirimkan sebuah karakter
ke LCD, dapat dilakukan dengan dua cara pengiriman, yaitu pengiriman data 4 bit
dan pengiriman data 8 bit.
2.8 Keypad 4x4
Keypad sesungguhnya terdiri dari sejumlah saklar, yang terhubung sebagai
baris dan kolom. Agar mikrokontroller dapat melakukan scan keypad, maka port
mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika low
“0” dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol yang
ditekan pada kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol yang
ditekan, maka mikrokontroller akan melihat sebagai logika high “1” pada setiap pin
yang terhubung ke baris.
23
Gambar 2.13 Keypad 4 x 4
2.9 Pompa Pembuat Uap Air ( Humidifier )
Pompa ini berfungsi untuk menyemprotkan butiran air sehingga menjadi uap
air di udara yang mampu menjaga kestabilan dari tingkat kelembaban udara sekitar.
Pompa ini digerakkan oleh motor sederhana yang akan menghisap air yang terdapat
pada bak penampungan dan kemudian akan disalurkan melalui pipa kecil dan pada
ujungnya ditempatkan suatu alat yang mampu memancarkan air dalam bentuk
butiran-butiran kecil. Bentuk fisik dari jet power untuk memancarkan air dalam
bentuk butiran – butiran seperti gambar 2.14.
Gambar 2.14 Jet Power (Automatic small pressure tank)
24
Pompa Pembuat uap air pada sistem rumah kaca ini difungsikan untuk
membuat kadar uap air di udara tetap terjaga apabila tingkat kelembaban di udara
terlalu kering, air yang disemprotkan ke udara akan berubah menjadi uap air ketika
suhu di ruangan mulai naik.
2.10 Kipas
Kipas merupakan alat yang dapat menghembuskan udara, sehingga
menghasilkan angin. Kipas digerakkan dengan motor listrik sederhana, yang apabila
diberi tegangan akan menginduksi belitan kemudian bergerak karena adanya fluks
medan magnet.bentuk fisik dari kipas seperti gambar 2.15.
Gambar 2.15 Kipas 12 V DC
`
Kipas ventilasi pada sistem miniatur rumah kaca berguna untuk
mengurangkan kadar uap air di udara apabila tingkat kelembaban di udara terlalu
basah. Selain itu, kipas tersebut juga berguna untuk sirkulasi udara dari luar ke dalam.