PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI …digilib.polban.ac.id/files/disk1/58/jbptppolban-gdl...Neneng...

29
Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 3, No. 2, November 2011, 331 - 358 331 PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (SURVEI PADA HOTEL BINTANG EMPAT DAN LIMA DI KOTA BANDUNG) Neneng Dahtiah Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung ABSTRACT The aim of this research is to find an effect of using the management accounting information on the performance of the four and five stared hotel in city of Bandung. The effect of using the management accounting information which are including routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information was analyzed partially and simultaneously on the on the performance of the four and five stared hotel in city of Bandung This research is conducted with in explanatory survey with all of population has been chosen as the unit analysis. The data ware collected with collected in distribution of questioner to all of general managers at the four and five stared hotel in Bandung city. The statistical results shows that the using of management accounting information which are including routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information have effect of performance of four and five stared hotel in city of Bandung partially and simultaneously. In other word the greater of using management accounting information which are including the routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information will make performance of four and five stared hotel in Bandung city. Keyword : Management Accounting Information, Performance, Balanced Scorecard PENDAHULUAN Semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi, mulai dari level manajemen tertinggi yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan, hingga ke level manajemen operasional yang hanya bertanggungjawab secara spesifik dari bagian operasional tertentu, kesemuanya membutuhkan informasi dalam pelaksanaan tugas tugas mereka. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam memecahkan masalah yang muncul dalam proses pencapaian tujuan, berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanan , pengimplemenatsian, dan pengendalian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hawkins dan Merchant (1999 : 470) bahwa Management accounting, is the process within organisation that provides information used by an organization”s managers in planning, implementing, and controlling the organization”s activities.”

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI …digilib.polban.ac.id/files/disk1/58/jbptppolban-gdl...Neneng...

Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi

Vol. 3, No. 2, November 2011, 331 - 358

331

PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

BERDASARKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (SURVEI PADA HOTEL BINTANG EMPAT DAN LIMA DI KOTA BANDUNG)

Neneng Dahtiah

Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

The aim of this research is to find an effect of using the management accounting information on the performance of the four and five stared hotel in city of Bandung. The effect of using the management accounting information which are including routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information was analyzed partially and simultaneously on the on the performance of the four and five stared hotel in city of Bandung This research is conducted with in explanatory survey with all of population has been chosen as the unit analysis. The data ware collected with collected in distribution of questioner to all of general managers at the four and five stared hotel in Bandung city. The statistical results shows that the using of management accounting information which are including routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information have effect of performance of four and five stared hotel in city of Bandung partially and simultaneously. In other word the greater of using management accounting information which are including the routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information will make performance of four and five stared hotel in Bandung city.

Keyword : Management Accounting Information, Performance, Balanced Scorecard

PENDAHULUAN

Semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi, mulai dari level manajemen

tertinggi yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan organisasi secara

keseluruhan, hingga ke level manajemen operasional yang hanya

bertanggungjawab secara spesifik dari bagian operasional tertentu, kesemuanya

membutuhkan informasi dalam pelaksanaan tugas – tugas mereka. Informasi yang

dibutuhkan oleh manajemen dalam memecahkan masalah yang muncul dalam

proses pencapaian tujuan, berguna untuk pengambilan keputusan.

Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen untuk

perencanan , pengimplemenatsian, dan pengendalian. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Hawkins dan Merchant (1999 : 470) bahwa

”Management accounting, is the process within organisation that provides

information used by an organization”s managers in planning, implementing, and

controlling the organization”s activities.”

Ekspansi

Akuntansi

332

Hal ini berarti bahwa penggunaan informasi akuntansi manajemen mendukung

pencapaian tujuan organisasi dan diperlukan dalam semua lingkup kegiatan

manajer, yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan,

yang semuanya mengarah kepada pencapaian kinerja perusahaan.

Implementasi aktivitas perencanaan dan pengendalian memerlukan berbagai

bentuk informasi diantaranya berupa laporan rutin dan laporan tidak rutin Hal ini

sejalan dengan pendapat Horngren et al (2001 : 2 ) bahwa informasi akuntansi

manajemen membutuhkan informasi berupa laporan rutin dan laporan tidak rutin.

Keputusan yang diambil oleh manajemen dari informasi akuntansi manajemen yang

berkualitas akan menghasilkan suatu proses yang lebih baik, yang akhirnya akan

meningkatkan kinerja organisasi. Informasi yang berkualitas tersebut adalah

informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu. Hal ini sejalan dengan pendapat

Nash dan Heagy (1993:139) ”High quality information is accurate, relevance and

timely”.

Umumnya perusahaan masih mengukur kinerja hanya berdasarkan kinerja yang

bersifat keuangan sedangkan kinerja non keuangan tidak diukur. Pengukuran

kinerja keuangan menurut beberapa pakar akuntansi tidak lagi memberikan

informasi yang memadai bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, karena

banyak hal dalam perusahaan harus menggunakan informasi non keuangan

terutama dalam hal perbaikan proses bisnis. Gagasan dalam menyeimbangkan

pengukuran kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan dengan perspektif non

keuangan melahirkan apa yang dinamakan Balanced Scorecard. (Ali Mutasowifin,

2002 : 41)

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen yang meliputi Laporan Rutin, Laporan

Tidak Rutin, dan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen berpengaruh positif

secara bersama-sama maupun individu terhadap kinerja Perusahaan berdasarkan

pendekatan balanced scorecard.

Tinjauan Teoritis dan Hipotesis

Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi Akuntansi Manajemen merupakan bagian dari informasi akuntansi yang

bertujuan menyediakan informasi untuk kepentingan manajemen dalam

Neneng Dahtiah

333

menjalankan fungsinya, yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan

keputusan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hansen dan Mowen (2000) yang

menyatakan bahwa aktivitas akuntansi manajemen adalah mengidentifikasi,

mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang

berguna bagi manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan

keputusan. Hal ini berarti bahwa penggunaan informasi akuntansi manajemen

mendukung pencapaian tujuan organisasi dan diperlukan dalam semua lingkup

kegiatan manajer yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan

keputusan yang semuanya mengarah kepada pencapaian kinerja perusahaan.

Implementasi aktivitas perencanaan dan pengendalian memerlukan berbagai

bentuk informasi, dalam bentuk laporan keuangan dan kaporan sejenisnya, berupa

laporan rutin (terstruktur) dan tidak rutin (tidak terstruktur) atau laporan analitik.

Informasi tersebut disediakan dalam informasi akuntansi manajemen, seperti yang

diungkapkan oleh Horngren et al (2001 : 2 ) :

a. Routine internal reporting for decissions of managers, such information provides

for decission that occur with some regularity.

b. Non routine internal reporting for decission that occur irregulary or without

precedent

Informasi akuntansi manajemen pada umumnya lebih ditujukan kepada fihak

internal perusahaan. Manajemen dalam perusahaan memerlukan informasi yang

lebih lengkap dan terinci serta mengarah kepada aktivitas – aktivitas harian,

merencanakan masa depan, menyelesaikan masalah – masalah dan membuat

keputusan terhadap masalah yang ada, baik bersifat rutin maupun non rutin, yang

semuanya membutuhkan informasi yang berkualitas yaitu akurat, relevan dan tepat

waktu (Wilson dan Colford : 1991: 944).

Laporan Rutin

Laporan rutin berisi informasi akuntansi untuk manajemen puncak yang diterbitkan

secara bulanan dan kumulatif, tiga bulanan, tengah tahunan dan akhir tahun.

Periode laporan rutin yang diterbitkan setiap perusahaan tidak sama, namun

demikian informasi ini biasanya diterbitkan setiap bulan dalam bentuk akhtisar,

seperti yang dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990 ; 947) sebagai berikut :

“These reports summarize the performance over a period of time, usually a month

and serve at least two useful functions ; they inform higher management of the

general effectiveness of performance and they act as a check the current control

report”.

Ekspansi

Akuntansi

334

Laporan yang diterbitkan perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Agus sulistiyono (2004 : 383) menyatakan bahwa laporan yang dihasilkan oleh

perusahaan perhotelan meliputi Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca,

Laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas.

Kemudian laporan tambahan dapat berupa analisis rasio keuangan yang terdiri atas

analisis likuiditas dan struktur modal, analisis profitabilitas, analisis efisiensi usaha,

dan analisis statistik.

Laporan Tidak Rutin

Laporan tidak rutin berisi informasi akuntansi dibuat secara insidentil, umumnya

berupa analisis dan model - model pengambilan keputusan. Dalam satu tahun,

laporan analitik mungkin dibuat hanya satu kali, dua kali atau tiga kali dengan

interval yang tidak teratur sesuai dengan kondisi (Wilson dan Colford 1990 : 948).

Catatan atau Laporan tentang angka-angka pasar yang dikuasai (market share)

sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana bisnis dilakukan untuk

dibandingkan dengan di daerah lain. (H. Oka A. Yoeti, 2004 : 90). Selanjutnya H.

Oka A. Yoeti, 2004 : 73) menyatakan informasi yang lain : segmentasi pasar

(pelanggan), analisis pulang pokok, pangsa pasar, kebijakan pemerintah dan

kondisi politik dalam negeri.Maka dapat disimpulkan bahwa Laporan Tidak Rutin

meliputi analisis ulang pokok, analisis kebijakan pemerintah, analisis market

environment, analisis dampak inflasi, dan analisis segmen pasar .

Kualitas Informasi Akutansi Manajemen

Proses pengambilan keputusan membutuhkan informasi yang tidak hanya tersedia

atau cukup, tetapi harus memiliki kualitas yang baik, yaitu memiliki karakteristik

relevan, akurat dan tepat waktu (Hilton at al : 2000 :551, Nash dan Heagy 1993 :

139).

Informasi yang relevan artinya informasi yang dihasilkan dapat dipercaya, relevan

artinya informasi yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan, dan tepat waktu

adalah informasi yang dihasilkan dapat diterima pada waktu yang dibutuhkan.

Penelitian yang dinyatakan oleh Nichol dan Galliers (1990) menyatakan bahwa

informasi yang dihasilkan harus mengikuti kriteria tertentu sebagai pedoman bagi

pembuat keputusan melalui penentuan kebutuhan informasi. Informasi tersebut

harus berkualitas, memenuhi kriteria akurat, relevan, dan tepat waktu.

Neneng Dahtiah

335

Kinerja Perusahaan berdasarkan Balanced Scorecard

Secara mendasar Pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya berkaitan dengan

aspek keuangan semata, namun juga berkaitan dengan aspek non keuangan dan

keduanya merupakan aspek yang saling berkaitan erat dalam pencapaian kinerja

perusahaan. Oleh karenanya perusahaan dituntut untuk menyeimbangkan penilaian

kinerja dengan pengukuran dari aspek non keuangan. Penyeimbangan kedua

pengukuran tersebut salah satunya menggunakan konsep balanced scorecard,

seperti yang dinyatakan oleh Chang dan Chow (1999 :396) bahwa :

“ The Balanced Scorecard is an integrated set of performance measures comprising

both current performance indicators and drivers of future performance, and financial

as well as non-financial scorecard is to provide a holistic view of what is happening

both inside and outside the organization “

Konsep balanced scorecard memungkinkan untuk melakukan pengukuran kinerja

perusahaan baik dalam bentuk kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan.

Dengan balanced scorecard tujuan suatu unit usaha tidak hanya dinyatakan dalam

suatu ukuran financial, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran

bagaimana unit usaha tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada

sekarang, dan masa yang akan datang, dan bagaimana unit usaha tersebut harus

meningkatkan kemampuan internalnya serta investasi pada pengembangan sumber

daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja dimasa depan.

Penggunaan balanced scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan dinyatakan

oleh Wheelen Hunger (2002:250) sebagai berikut :

“Rather than evaluate a corporation using a few financial measures, Kaplan and Norton argue for a balanced scorecard, including non financial as well as financial measures. The balanced scorecard combines financial measures that tell the results of action already taken with operational measures on customer satisfaction, internal processes, and the corporation’s innovation and improvement activities-the drivers of future financial performance”.

Kaplan, Norton (1996;25) menyatakan bahwa ukuran balanced scorecard

diturunkan dari visi dan strategi perusahaan. Tujuan dan ukuran tersebut

memandang bahwa kinerja perusahaan berdasarkan balanced scorecard meliputi

empat perspektif yaitu :

1. Perspektif keuangan (Financial perspektif )

2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspektif )

3. Perspektif Proses Bisnis internal (Internal Bisnis Process Perspektif )

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)

Berdasarkan keempat perspektif pengukuran kinerja tersebut, maka tolok ukur

Ekspansi

Akuntansi

336

yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan menurut Hoque dan James

(2002;2) adalah :

“A balanced scorecard looks to following , four key perspectives : Financials perspective – includes profitability measures such as operating income. Return on capital employed , sales growth, generation of cashflow, or economic-value-added; Customer perspective – encompasses such measures as customer satisfaction, customer retention, new customer acquisition, customer response time, maeket share, and customer profitability; Internal-bisnis-processes perspective – the key measures include product development, post-sale service, manufacturing efficiency, quality, etc; and Learning and growth perspective – measures the ability of employees, information systems, and organizational procedures in manage the business and adopt to change

Perspektif Keuangan

Aspek yang dinilai adalah berbagai aspek keuangan yang terdiri dari pengukuran

profitabilitas perusahaan melalui berbagai ratio misalnya Return on Investment,

return on Capital – employed, sales Growth, cash flow atau economic – value

added.

Pengukuran kinerja keuangan perlu mempertimbangkan adanya tahapan siklus

kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan, bertahan, dan memperoleh laba. Hal ini sesuai

dengan pendapat Kaplan dan Norton (1996:48) bahwa :

“Financial objectives can differ considerably at each stage of business’s life cycle. Business strategy theory suggests different strategies that business unit can follow, ranging from aggressive market share growth down to consolidation, exit, and liquidation. For simplification purposes, we identify just three stages; growth, sustain and harvest”.

Pada tahapan siklus pertumbuhan biasanya perusahaan akan beroperasi dengan

arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan

demikian, tolok ukur kinerja keuangan yang cocok digunakan dalam tahap ini adalah

tingkat pertumbuhan pendapatan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Kaplan dan Norton (1996:48) sebagai berikut :

“ Business in the growth stage may actually operate with negative cash flows and

low currents return on invested capital. The overall financial objectives for growth-

stage business will be percentage growth rates in revenues and sales growth rates

in targeted markets, customers groups, and regions “.

Pada tahapan bertahan, Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa

“ Probability the majority of business units in a company will be in the sustain stage,

Neneng Dahtiah

337

where they still attract investment and reinvestment, but are to earn excellent

returns on investment capital”.

Pada tahapan ini perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi, berusaha

mempertahankan pangsa pasar, dan mengembangkannya apabila memungkinkan.

Sasaran keuangan pada tahapan ini lebih ditekankan pada besarnya tingkat

pengembalian investasi yang dilakukan misalnya return on investment (ROI) atau

return on assets (ROA).

Pada tahapan memperoleh laba menurut Kaplan dan Norton (1996:49) menjelaskan

bahwa “ some business units will have reached a mature phase of their life cycle,

where the company wants in harvest the investment made in the two earlier stage”.

Pada tahapan ini perusahaan berada pada tahap kematangan, sehingga

perusahaan memperoleh hasil atas investasi yang dilakukannya. Sasaran keuangan

pada tahap ini adalah memaksimalkan arus kas serta penghematan berbagai

kebutuhan modal kerja perusahaan.

Perspektif Pelanggan

Aspek yang diukur adalah kepuasan pelanggan. Apabila kinerja yang diukur melalui

aspek ini buruk, maka akan menurunkan jumlah pelanggan masa yang akan

datang, meskipun aspek keuangan terlihat baik pada saat itu.

Pengukuran perspektif pelanggan menurut Kaplan dan Norton dibagi dalam dua

kelompok pengukuran yaitu kelompok pengukuran pelanggan utama dan kelompok

pengukuran pelanggan penunjang.

Berdasarkan pernyataan di atas, perusahaan harus mengidentifikasi pangsa

pasarnya terlebih dahulu guna mengukur pangsa pasar dan kemampuan untuk

bersaing di pasar yang telah ditentukan. Upaya yang bias dilakukan dalam

mempertahankan pangsa pasar dan meningkatkannya diawali dengan

mempertahankan pelanggan yang berada dalam segmen tersebut. Guna

menumbuhkan segmen pasarnya, maka perusahaan berupaya untuk menarik dan

memenangkan pelanggan atas bisnis barunya. Retensi dan akuisi pelanggan

ditentukan oleh upaya perusahaan untuk memuaskan pelanggan, yang akan

memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melaksanakan

usahanya. Secara umum perusahaan menginginkan pelanggannya lebih dari

sekedar terpuaskan kebutuhannya, namun menginginkan pelanggannya

memberikan keuntungan bagi usahanya.

Berbagai ukuran dalam kelompok pelanggan utama tersebut perlu didukung oleh

Ekspansi

Akuntansi

338

kelompok pengukuran pelanggan penunjang, yang berfungsi sebagai pemicu kinerja

yang terdapat pada kelompok pengukuran pelanggan utama. Kelompok pengukuran

kinerja penunjang menurut Kaplan dan Norton (1997:73) terdiri dari tiga atribut yaitu

product/service attributs, customer relationship, dan image and reputation.

Product/service attributs, meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan mutu

pelayanan produk dan jasa. Para pelanggan memiliki preferensi yang berbeda –

beda atas produk dan jasa yang dilayankan. Sehubungan dengan kondisi tersebut,

maka perusahaan harus mengidentifikasikan mengenai apa yang diinginkan

pelanggan atas produk dan jasa yang dilayankan selanjutnya dilakukan pengukuran

kinerja berdasarkan hal tersebut

Customer relationship, menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses

pelayanan produk. Perasaan pelanggan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat

responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan

masalah waktu dan prosedur pelayanan. Waktu dan prosedur pelayanan

merupakan komponen penting dalam persaingan perusahaan, karena pelanggan

biasanya menganggap penyelesaian kebutuhannya yang cepat dan tepat waktu

sebagai faktor penting bagi kepuasannya,

Image and reputation, menggambarkan faktor – faktor intangible yang menarik para

pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan. Upaya untuk membangan citra

dan reputasi perusahaan biasa dilakukan dengan kegiatan pemasaran melalui

pemasangan iklan di media masa maupun di media pemasaran lainnya. Kemudian

perusahaan perlu menjaga produk dan jasa sesuai dengan berbagai hal yang

menyangkut janji pelayanan produk dan jasa kepada pelanggannya.

Perspektif Proses Bisnis

Penilaian ini memungkinkan pihak manajemen untuk mengetahui seberapa baik

bisnis perusahaannya dijalankan dan apakah produk dan jasa sesuai dengan

spesifikasi yang diinginkan pelanggan, yang terdiri dari proses inovasi, operasi dan

purna jual. (Kaplan dan Norton, 1996 : 96)

Tolok ukur yang digunakan dalam tahap inovasi menurut Kaplan dan Norton

(1996:100) terdiri dari dua hal, yaitu ukuran untuk penelitian dasar dan terapan dan

ukuran untuk pengembangan produk, yang terdiri dari :

1. Percentage of sales from new products.

2. Percentages of sales from proprietary productss

3. New products introduction versus competitors, also new product

introduction versus plan.

Neneng Dahtiah

339

4. Manufacturing process capability .

5. Time to develop next generation of products

Proses operasi dalam perusahaan menurut Kaplan dan Norton (1996:104) akan

menitikberatkan pada proses pelayanan kepada pelanggan secara efisien,

berkualitas, dan tepat waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ukuran kinerja

yang terkait dengan proses operasi perusahaan adalah besarnya permintaan

produk dan jasa dari pelanggan yang mampu maupun yang tidak mampu akan

dilayani oleh perusahaan secara, berkualitas, dan tepat waktu.

Proses pelayanan purna jual menurut Kaplan dan Norton (1996:105) merupakan

upaya penanganan keluhan – keluhan dari pelanggan atas produk dan jasa yang

telah diberikan kepada pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan biasa mengukur

mengenai upayanya apakah dalam pelayanan purna jual telah memenuhi harapan

para pelanggannya dengan menggunakan tolok ukur yang bersifat kualitas, biaya,

dan waktu seperti halnya dengan proses operasi. Tolok ukur yang utama yang

umumnya digunakan dalam proses pelayanan purna jual adalah tingkat waktu dan

besarnya biaya layanan purna jual, serta tingkat pelayanan ulang produk dan jasa

yang dikeluhkan pelanggan.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur yang

memungkinkan tujuan dalam perspektif sebelumnya biasa tercapai. Jadi pada

dasarnya perspektif ini merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang

sempurna dalam tiga perspektif sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut,

maka pada dasarnya tujuan pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor

pendorong dihasilkannya kinerja yang sempurna dalam tiga perspektif scorecard

sebelumnya.

Tolok ukur yang digunakan pada perspekif ini menurut Kaplan dan Norton

(1996:127) terdiri dari tiga kategori untuk ukuran utama, meliputi Employee

capabilities, information systems capabilities dan motivations.

Tolok ukur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kapabilitas pegawai

Pemanfaatan peralatan mesin dalam aktivitas operasional perusahaan

telah menggantikan penggunaan tenaga pegawai untuk pemrosesan data

secara manual menjadi komputerisasi. Perubahan ini akan membutuhkan

keterampilan para pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya

dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian

Ekspansi

Akuntansi

340

maka tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kapabilitas pegawai

dalam perusahaan adalah tingkat produktivitas pegawai, tingkat perputaran

pegawai, tingkat kepuasan pegawai, dan tingkat pelatihan pegawai untuk

menunjang keahlian dan produktivitasnya.

b. Kapabilitas sistem informasi

Penyediaan sistem informasi yang memadai .akan menyebabkan

kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang

akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik–baikya. Dengan

demikian maka tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kapabilitas

sistem informasi adalah ketersediaan informasi yang dibutuhkan, tingkat

keakuratan informasi, dan jangka waktu untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

c. Motivasi

Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang

berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang

sebesar–besarnya bagi para pegawai perusahaan. Paradigma manajemen

terbaru menjelaskan bahwa proses pembelajaran melalui trial and error

sangat penting bagi para pegawai, sehingga turbelensi lingkungan secara

bersama–sama akan dicoba untuk dikenali para pegawai dalam jenjang

manajemen strategis yang sesuai dengan kompetensi masing–masing

dalam organisasi perusahaan. Berbagai upaya tersebut perlu didukung

dengan motivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai melalui

pendelegasian wewenang yang memadai untuk pengambilan keputusan,

serta diperlukan upaya penyesuaian yang berkelanjutan sesuai dengan

tujuan perusahaan. Dengan demikian, tolok ukur yang digunakan untuk

mengukur motivasi adalah jumlah saran per pegawai, jumlah saran yang

diimplementasikan, jumlah saran yang berhasil guna, dan jumlah pegawai

yang memahami visi dan tujuan perusahaan.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengawali perspektif lainnya. Perspektif

ini mendorong sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuannya, hal ini

akan mempengaruhi efisiensi dalam aktivitasnya, sehingga berakibat terhadap

perspektif internal bisnis yang didalamnya menghilangkan aktivitas–aktivitas untuk

menambah nilai, sehingga biaya operasional perusahaan akan menjadi berkurang.

Juga dengan adanya pembelajaran dan pertumbuhan akan meningkatkan

pendapatan perusahaan dan penurunan biaya. Peningkatan dan penurunan biaya

akan berakibat terhadap peningkatan laba perusahaan yang pada akhirnya akan

Neneng Dahtiah

341

meningkatkan Return on Investment atau Return on Assets perusahaan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftip Verifikatif. Metode penelitian yang

digunakan adalah explanary survey yang bertujuan untuk memberikan kejelasan

hubungan antara variable independen penggunaan informasi akuntansi manajemen

(X) terhadap variabel dependen kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan

balanced scorecard (Y) .

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode sensus, yaitu

penelitian yang mengambil semua populasi.

Metode Pengujian Data

Kesahihan dan kehandalan dari suatu penelitian tergantung dari alat ukur yang

digunakan dan data yang diperoleh. Jika alat ukur yang digunakan tidak sahih dan

tidak andal, maka hasilnya tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Untuk itu diperlukan dua macam pengujian yaitu tes kesahihan (test of validity) dan

tes keandalan (test of reliability).

Skema Model Penelitian

Struktur model penelitian terlihat pada gambar dibawah ini :

Skema Model Penelitian

Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen

(X)

X1 : Laporan Rutin

X2 : Laporan Tidak Rutin

X3 : Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Kinerja Perusahaan

Berdasarkan pendekatan Balanced scorecard (Y)

ε

Ekspansi

Akuntansi

342

Skema tersebut menggambarkan pengaruh penggunaan informasi akuntansi

manajemen terhadap kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan balanced

scorecard.

Operasionalisasi variabel

Untuk menentukan data apa yang diperlukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu

perlu mengoperasionalkan variabel-variabel, maka operasionalisasi variabel dalam

penelitian ini adalah :

a. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah penggunaan informasi akuntansi manajemen yang

terdiri dari Laporan Rutin, Laoporan Tidak rutin, dan Kualitas Informasi Akuntansi

Manajemen

1. Laporan rutin, berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan

Colford (1990) dan Agus Sulistiyono (2004) dengan indikator yang

disesuaikan dengan industri perhotelan, yaitu laporan penggunaan tempat

tidur, laporan penggunaan kamar, laporan rata–rata wisatawan menginap,

laporan pemakaian perlengkapan hotel, laporan kebutuhan kas, laporan

rugi laba, laporan persediaan tempat tidur, laporan biaya operasional,

laporan pendapatan, laporan pembelian perlengkapan hotel dan laporan

piutang.

2. Laporan tidak rutin, berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan

Colford (1990) dan H. Oka A. Yoeti (2004) dengan indikator yang

disesuaikan dengan industri perhotelan, yaitu analisis pulang pokok,

analisis kebijakan pemerintah, analisis market environment, analisis

dampak inflasi dan analisis segmen pasar.

3. Kualitas informasi akuntansi manajemen, berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Nash dan Heagy (1993), dengan indikator yang diukur

adalah informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.

Pengukuran atas indikator penggunaan informasi akuntansi manajemen,

menggunakan skala ordinal dengan teknik skala likert’s. dengan menggunakan lima

angka penelitian. Untuk penelitian ini, penggunaan skala likert’s memiliki tiga variasi

jawaban yang disesuaikan dengan format pertanyaan, yaitu :

- Skor 5 untuk jawaban selalu/sangat tinggi/sangat meningkat

- Skor 4 untuk jawaban sering/tinggi/meningkat

- Skor 3 untuk jawaban kadang–kadang/cukup/tetap

- Skor 2 untuk jawaban kurang/rendah/menurun

Neneng Dahtiah

343

- Skor 1 untuk jawaban sangat kurang/sangat rendah/sangat menurun.

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah Kinerja Perusahaan berdasarkan Pendekatan Balanced

Scorecard berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kaplan dan Norton (1996) dan

penelitian Chang dan Chow (1999) akan menghasilkan satu nilai karena walaupun

terdiri dari empat perspektif yaitu : perspektif keuangan perspektif pelanggan,

perspektif internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, namun

keempat perspektif tersebut merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu skala yang

digunakan adalah skala ordinal.

Perspektif keuangan indikatornya Return on Investment skala ordinalnya diperoleh

dengan cara mengelompokkan ratio-ratio dengan batasan yang ditentukan yaitu

batas bawah berupa tingkat deposito terendah, batas atas berupa rata–rata

perolehan return on investment dalam industri perhotelan. Perspektif pelanggan

indikator yang akan diukur yaitu pangsa pasar, mempertahankan wisatawan lama,

perolehan wisatawan baru, kepuasan wisatawan, dan profitabilitas wisatawan.

Perspektif internal bisnis, indikator yang akan diukur yaitu proses inovasi, proses

pelayanan wisatawan, dan proses pelayanan keluhan wisatawan. Perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan, indikator yang akan diukur yaitu kapabilitas

karyawan, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi

Populasi dan sampel

Penelitian ini mengambil populasi Hotel di Kota Bandung. Selanjutnya diambil

sampel dengan teknik purposive sampling dengan batasan sampel adalah hotel

bintang empat dan lima di Kota Bandung yang telah berdiri lebih dari 10 tahun.

Pemilihan hotel bintang empat dan lima didasarkan pada pertimbangan bahwa hotel

bintang empat dan lima telah distandarisasi sesuai dengan standar internasional.

sehingga peneliti menganggap representatif untuk menggambarkan kondisi hotel

secara umum. Selanjutnya pemilihan hotel bintang empat dan lima di Kota Bandung

yang telah berdiri lebih dari 10 tahun dengan pertimbangan bahwa hotel tersebut

telah melakukan pengukuran kinerja. Dengan demikian hotel yang diteliti adalah

hotel bintang empat dan lima di Kota Bandung yang berjumlah sebelas hotel.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh melalui teknik

pengumpulan data penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada 8 responden untuk

masing–masing hotel yang meliputi : Manajer Room Division, Manajer Akuntansi,

Ekspansi

Akuntansi

344

Manajer Pembelian, Manejer Umum, Manajer Pemasaran, Manajer Food and

Beverage, Manajer Teknik , Manajer Personalia

Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, kesahihan (validasi) dan kehandalan (reliabilitas) suatu

hasil penelitian tergantung pada alat pengukur (instrumen) yang digunakan dan data

yang diperoleh. Jika alat ukur yang digunakan tersebut tidak andal, maka hasilnya

tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk itu diperlukan dua

macam pengujian yaitu tes kesahihan (test of validity) dan tes kehandalan (test of

reliability).

Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(a) Uji Validitas (Test of Validity)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan benar-benar

mengukur apa yang diukur atau seberapa cermat suatu alat ukur melakukan

fungsinya, dengan cara menghitung korelasinya. Karena data yang akan diuji

validitasnya berskala ordinal maka untuk menghitung korelasinya digunakan teknik

korelasi product moment dengan rumus;

r = ])(.()([(

)).(()(

2222 YYnXXn

YXXYn

pada pengujian ini untuk menentukan apakah butir pernyataan dapat

dinyatakan valid atau tidak digunakan statistik uji t dengan rumus ;

t hitung = 21

2

r

nr

Dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05) , jika

1. thitung > ttabel, berarti pernyataan yang bersangkutan valid

2. thitung < ttabel, berartii butir pernyataan yang bersangkutan tidak valid

(b) Uji Reliabilitas (Test of Reliability)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan

tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam

mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilakukan pada

waktu yang berbeda. Pengujian dilakukan terhadap item pernyataan yang valid.

Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan teknik belah dua dari

Spearman-Brown dengan rumus ;

ri = 2 r b / 1 + r b

Neneng Dahtiah

345

dimana : r i = reliabilitas internal seluruh instrument atau pernyataan

r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Reliabel dari setiap pernyataan akan ditunjukkan dengan hasil r i positif dan ri >

0,7.

Metode Transformasi Data

Karena data variabel X1, X2 dan X3 yang diperoleh melalui kuesioner merupakan

data dengan skala ordinal, maka agar dapat dianalisis dengan statistik parametrik;

data tersebut harus dinaikkan skalanya menjadi interval dengan menggunakan

method of successive interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Perhatikan setiap item pertanyaan dalam kuesioner.

(b) Untuk setiap item tersebut, tentukan berapa orang responden yang

mendapat skor 1, 2, 3, 4, 5 yang selanjutnya disebut frekuensi (f).

(c) Setiap frekuensi dibagi dengan jumlah responden, hasilnya disebut

proporsi

(d) Hitung proporsi kumulatif (pk).

(e) Hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan

menggunakan tabel normal.

(f) Tentukan nilai interval skala atau SV (scale value) untuk setiap z dengan

rumus:

(Density at lower limit)–(Density at upper limit) Scale Value = (Area under upper limit)–(Area under lower limit)

(g) Ganti scale value terkecil (harga negatif terbesar) menjadi sama dengan 1

(satu) dan transformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala

terkecil sehingga diperoleh transformed scale value atau TSV dengan

rumus:

TSV = Y = SV + SV min + 1

Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, pertama–tama dilakukan dengan uji

analisis jalur untuk memperlihatkan hubungan antar variabel independen dengan

variabel dependen seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Ekspansi

Akuntansi

346

Keterangan :

X1 = Laporan rutin X2 = Laporan tidak rutin X3 = Kualitas informasi akuntansi manajemen Y = Kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced scorecard ε 1 = Variabel lain yang mempengaruhi Y rx1x2 = Koefisien korelasi antara variabel X1dan X2 rx1x3 = Koefisien korelasi antara variabel X1dan X3 rx2x3 = Koefisien korelasi antara variabel X2dan X3 Pyxl = Koefisien jalur dari X1 keY Pyx2 = Koefisien jalur dari X2 ke Y Pyx3 = Koefisien jalur dari X3 ke Y Pyε1 = Koefisien jalur dari ε 1 keY

Analisis jalur dipergunakan dengan pertimbangan bahwa pola hubungan antar

variabel dalam penelitian ini adalah korelatif dan kausalitas. Data yang terkumpul

akan dianalisis hubungan kausalitas antara variabel–variabel atau dimensi–dimensi

yang dilakukan dengan menggambarkan analisis jalur (Harun Al Rasyid 1994 : 14)

yang memperlihatkan pengaruh laporan rutin, laporan tidak tidak, dan kualitas

informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan berdasarkan

pendekatan balanced scorecard.. Adapun langkah kerja untuk menghitung koefisien

jalur pada paradigma tersebut menurut modifikasi Harun Al Rasjid (1994:7-9) ialah

sebagai berikut:

1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proporsi

hipotesis yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya.

2. Hitung matriks korelasi antar variabel.

1

:.

21

1211

XurX

XurXXrX

R

Y

Pyε

ε 1 X1

X2

2

X3

rx1x2

rx2x3

rx1x3

Pyx1

Pyx3

Pyx2

Neneng Dahtiah

347

3. Identifikasikan substruktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien

jalurnya dalam persamaan:

Xu = Pxux1X1 + Pxux2X2 + ... + PxuxkXk + ε

Hitung matriks korelasi antar variabel penyebab yang menyusun

substruktur tersebut.

1

:.

21

1211

1

XkrX

XkrXXrX

R

4. Hitung matriks invers R1-1

kk

k

k

C

CC

CCC

R:.

222

11211

1

1

5. Hitung semua koefisien jalur Pxuxi, i = 1,2,3,...,k melalui rumus:

xuxk

xux

xux

kk

k

k

xuxk

xux

xux

r

r

r

C

CC

CCC

P

P

P

::.:

2

1

222

11211

2

1

4. Hitung R2xu(x1,x2,...,xk) untuk menghitung determinasi total atau determinasi

multipel X1,X2,...,Xk terhadap Xu dengan rumus:

xuxk

xux

xux

xuxkxuxxuxxkxxxu

r

r

r

PPPR:

2

1

21),...,2,1(2

5. Hitung Pxuε berdasarkan rumus:

6. Uji kemaknaan (test of signifikan) dianggap tidak perlu, karena penelitian ini

dilakukan secara sensus. Sedangkan untuk menghitung pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Langsung

),...2,1(21 xxkxxxuxu RP

Ekspansi

Akuntansi

348

Y ← Xi → Y = (PYXi)(PYXi) ; dimana i = 1,2, dan 3

b. Pengaruh yang melalui hubungan korelatif

Y ← Xi Ω Xj → Y = (PYXi) (rxixj) (r(PYXj) ; dimana i = yang berpengaruh, j

= yang dilalui

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas laporan rutin menunjukkan bahwa 11 item pertanyaan untuk

variabel penggunaan informasi Laporan Rutin (X) tersebut semuanya valid.,

memiliki nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan =

0,05, sebesar 1,833, sedangkan hasil uji reliabilitas terhadap 11 item dikatakan

reliabel , memiliki koefisien reliabilitas (split Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar

0,914.

Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas penggunaan informasi Laporan Rutin

No. Item

Koefisien Korelasi

t-hitung t-tabel

Keterangan

1 0,631 2,439 1,833 Valid

2 0,680 2,781 1,833 Valid

3 0,940 8,240 1,833 Valid

4 0,578 2,122 1,833 Valid

5 0,673 2,732 1,833 Valid

6 0,586 2,167 1,833 Valid

7 0,691 2,870 1,833 Valid

8 0,810 4,144 1,833 Valid

9 0,566 2,061 1,833 Valid

10 0,659 2,625 1,833 Valid

11 0,681 2,788 1,833 Valid

Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,841

Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,914

Hasil uji validitas Laporan Tidak Rutin menunjukkan bahwa 5 item pertanyaan untuk

variabel penggunaan informasi Laporan Tidak Rutin (X2) tersebut semuanya valid.,

memiliki nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan =

0,05, sebesar 1,833, sedangkan hasil uji reliabilitas terhadap 5 item dikatakan

reliabel , memiliki koefisien reliabilitas (split Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar

0,835

Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut

Neneng Dahtiah

349

Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas penggunaan informasi Laporan Tidak

Rutin

No. Item

Koefisien Korelasi

t-hitung t-tabel

Keterangan

1 0,634 2,463 1,833 Valid

2 0,588 2,183 1,833 Valid

3 0,700 2,945 1,833 Valid

4 0,811 4,158 1,833 Valid

5 0,743 3,328 1,833 Valid

Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,717

Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,835

Hasil uji validitas kualitas informasi akuntansi manajeen menunjukkan bahwa 5 item

pertanyaan untuk variabel penggunaan informasi kualitas informasi akuntansi

manajemen (X3) tersebut semuanya valid., memiliki nilai thitung yang lebih besar dari

ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan = 0,05, sebesar 1,833, sedangkan hasil uji

reliabilitas terhadap 5 item dikatakan reliabel , memiliki koefisien reliabilitas (split

Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar 0,899

Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut

Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas penggunaan informasi Laporan Tidak

Rutin

No. Item

Koefisien Korelasi

t-hitung t-tabel

Keterangan

1 0,777 3,706 1,833 Valid

2 0,699 2,931 1,833 Valid

3 0,581 2,143 1,833 Valid

4 0,812 4,173 1,833 Valid

5 0,676 2,754 1,833 Valid

Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,817

Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,899

Hasil uji validitas Kinerja Perusahaan Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard

menunjukkan bahwa 18 item pertanyaan untuk variabel Kinerja Perusahaan

Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard tersebut semuanya valid., memiliki

nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan = 0,05,

sebesar 1,833, sedangkan hasil uji reliabilitas terhadap 18 item dikatakan reliabel ,

memiliki koefisien reliabilitas (split Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar 0,969.

Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Kinerja Perusahaan Berdasarkan

Pendekatan Balanced Scorecard

No. Item

Koefisien Korelasi

t-hitung t-tabel

Keterangan

1 0,706 2,988 1,833 Valid

Ekspansi

Akuntansi

350

No. Item

Koefisien Korelasi

t-hitung t-tabel

Keterangan

2 0,577 2,120 1,833 Valid

3 0,685 2,818 1,833 Valid

4 0,845 4,731 1,833 Valid

5 0,795 3,931 1,833 Valid

6 0,540 1,927 1,833 Valid

7 0,770 3,616 1,833 Valid

8 0,763 3,545 1,833 Valid

9 0,700 2,940 1,833 Valid

10 0,745 3,346 1,833 Valid

11 0,834 4,533 1,833 Valid

12 0,676 2,753 1,833 Valid

13 0,679 2,771 1,833 Valid

14 0,655 2,598 1,833 Valid

15 0,737 3,276 1,833 Valid

16 0,689 2,851 1,833 Valid

17 0,691 2,867 1,833 Valid

18 0,783 3,782 1,833 Valid

Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,934

Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,969

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Pengaruh penggunaan informasi akuntansi manajemen terdiri dari laporan rutin

(X1), laporan tidak rutin (X2), kualitas informasi akuntansi manajemen (X3) terhadap

kinerja perusahaan (Y) berdasarkan pendekatan balanced scorecard dihitung

melalui analisis jalur (Path Analysis).

Analisis jalur dalam penelitian ini, data mentah hasil kuesioner yang dikumpulkan

dari responden yang skala ukurannya ordinal di transformasikan menjadi data

berskala interval dengan Methode of Succesive Intervals. Selanjutnya dari total skor

untuk setiap variabel dihitung nilai korelasi antar variabel.

Laporan rutin (X1), laporan tidak rutin (X2), dan kualitas informasi akuntansi

manajemen (X3) sebagai variabel sebab/eksogenus sedangkan variabel

akibat/endogenus adalah kinerja perusahaan (Y).

Koefisien Korelasi

Korelasi antara variabel laporan rutin, laporan tidak rutin, dan akuntansi manajemen informasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Hasil perhitungan koefisien korelasi antar variable sebab (X1,X2,X3) dan variabel

akibat (Y) adalah laporan rutin (X1) dengan laporan tidak rutin (X2) sebesar 0,349,

laporan rutin (X1) dengan kualitas informasi akuntansi manajemen (X3) sebesar

0,353, laporan rutin(X1) dengan kinerja perusahaan (Y) sebesar 0,677. Laporan

tidak rutin (X2) dengan kualitas informasi akuntansi manajemen (X3) sebesar 0,289,

Neneng Dahtiah

351

laporan tidak rutin (X2) dengan kinerja perusahaan (Y) sebesar 0,637. Kualitas

informasi akuntansi manajemen (X3) dengan kinerja perusahaan (Y) sebesar 0,505.

Koefisien Jalur

Dari nilai korelasi yang diperoleh dilakukan perhitungan koefisien jalur dengan

menggunakan program SPSS sebagai berikut :

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -52.692 32.915 -1.601 .153

Laporan Rutin .935 .488 .453 1.917 .097

Laporan Tidak Rutin 2.592 1.443 .415 1.797 .115

Kualitas InformasiAkuntansi Manajemen

.991 1.016 .225 .975 .362

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Correlations

Laporan Rutin

Laporan Tidak Rutin

Kualitas Infor. Ak.

Manajemen Kinerja

Perusahaan

Laporan Rutin Pearson Correlation

1 .349 .353 .677*

Sig. (2-tailed) .294 .288 .022

N 11 11 11 11

Laporan Tidak Rutin Pearson Correlation

.349 1 .289 .637*

Sig. (2-tailed) .294 .389 .035

N 11 11 11 11

Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen

Pearson Correlation

.353 .289 1 .505

Sig. (2-tailed) .288 .389 .113

N 11 11 11 11

Kinerja Perusahaan Pearson Correlation

.677* .637

* .505 1

Sig. (2-tailed) .022 .035 .113

N 11 11 11 11

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Ekspansi

Akuntansi

352

Hasil perhitungan koefisien jalur untuk masing-masing variabel adalah laporan rutin

(X1) sebesar 0,453, laporan tidak rutin (X2) sebesar 0,415, dan kualitas informasi

akuntansi manajemen (X3) sebesar 0,225.

Struktur jalur dan koefisien jalurnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Pengaruh Laporan Rutin, Laporan Tidak Rutin, dan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Perusahaan berdasarkan Balanced Scorecard secara parsial dan bersama-sama

Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi dan koefisien jalur di atas, dapat dihitung

besarnya pengaruh laporan rutin (X1), laporan tidak rutin (X2), dan kualitas informasi

akuntansi manajemen (X3) baik secara parsial maupun secara bersama-sama

terhadap kinerja perusahaan sebagai berikut :

a. Pengaruh laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi

akuntansi manajemen secara parsial terhadap kinerja perusahaan.

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel laporan rutin, laporan tidak rutin, dan

kualitas informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan secara parsial

adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan

Besarnya pengaruh laporan rutin secara langsung dan tidak langsung adalah

sebagai berikut :

Pengaruh X1 terhadap Y

Pengaruh X1 terhadap Y langsung = PYX1.PYX1 = 0,205

Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2 = PYX1. r x1.x2. PYX2 = 0,066

Pengaruh X1 terhadap Y melalui X3 = PYX1. r x1.x3. PYX3 = 0,036

Pengaruh Total 0,307

Y

Pyε

ε 1 X1

X2

X3

rx1x2 = 0,349

rx2x3 = 0,289

rx1x3=0,353

Pyx1 = 0453

Pyx3 =0,225

Pyx2 = 0,415

Neneng Dahtiah

353

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui secara langsung laporan rutin

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sebesar 20,5 %. Nilai tersebut

menyatakan besarnya pengaruh terhadap kinerja perusahaan tanpa melibatkan

faktor lain. Besarnya pengaruh yang tidak langsung karena ada saling keterkaitan

antara variabel laporan rutin dan tidak rutin adalah 6,6 % serta pengaruh tidak

langsung karena ada saling keterkaitan antara variabel laporan rutin dan kualitas

informasi akuntansi manajemen adalah sebesar 3,6 %.

Secara total pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan sebesar 30,7 %.

Jadi semakin meningkat penggunaan laporan tidak rutin, maka kinerja perusahaan

akan semakin meningkat pula.

2. Pengaruh laporan tidak rutin terhadap kinerja perusahaan

Besarnya pengaruh laporan tidak rutin secara langsung dan tidak langsung adalah

sebagai berikut :

Pengaruh X2 terhadap Y

Pengaruh X2 terhadap Y langsung = PYX2 . PYX2 = 0,172

Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1 = PYX2. r x2.x1. PYX1 = 0,066

Pengaruh X2 terhadap Y melalui X3 = PYX2. r x2.x3. PYX3 = 0,027

Pengaruh Total 0,265

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui secara langsung laporan tidak rutin

berpengaruh sebesar 17,2 % terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut

menyatakan besarnya pengaruh terhadap kinerja perusahaan tanpa melibatkan

faktor lain. Besarnya pengaruh yang tidak langsung karena ada saling keterkaitan

antara variabel laporan tidak rutin dan laporan rutin adalah 6,6 % serta pengaruh

tidak langsung karena ada saling keterkaitan antara variabel laporan tidak rutin dan

kualitas informasi akuntansi manajemen adalah sebesar 2,7 %.

Secara total pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan sebesar 26,5 %.

Jadi semakin meningkat penggunaan laporan tidak rutin, maka kinerja perusahaan

akan

semakin meningkat pula.

3. Pengaruh kualitas informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja

perusahaan.

Besarnya pengaruh kualitas informasi akuntansi manajemen secara langsung dan

tidak langsung adalah sebagai berikut :

Pengaruh X3 terhadap Y

Pengaruh X3 terhadap Y langsung = PYX3.PYX3 = 0,051

Pengaruh X3 terhadap Y melalui X1 = PYX3. r x3.x1. PYX1 = 0,036

Ekspansi

Akuntansi

354

Pengaruh X3 terhadap Y melalui X2 = PYX3. r x2.x3. PYX2 = 0,027

Pengaruh Total 0.114

Diperoleh hasil bahwa secara langsung kualitas informasi akuntansi manajemen

berpengaruh sebesar 5,1 % terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut

menyatakan besarnya pengaruh terhadap kinerja perusahaan tanpa melibatkan

faktor lain. Besarnya pengaruh yang tidak langsung karena ada saling keterkaitan

antara variabel kualitas informasi akuntansi manajemen dan laporan rutin adalah

3,6 % dan pengaruh tidak langsung karena ada saling keterkaitan antara variabel

kualitas informasi akuntansi manajemen laporan tidak rutin adalah sebesar 2,7 %.

Secara total pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan sebesar 11,4 %.

Jadi semakin meningkat penggunaan kualitas informasi akuntansi manajemen,

maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat pula.

b. Pengaruh laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi

akuntansi manajemen secara bersama-sama terhadap kinerja perusahaan

Untuk mengetahui pengaruh laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi

akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan akan dilihat hasil penghitungan

dalam model summary, khususnya angka R square di bawah ini:

R Square

ChangeF Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .827a .684 .549 7.469 .684 5.056 3 7 .036

a. Predictors: (Constant), Kualitas InformasiAkuntansi Manajemen, Laporan Tidak Rutin, Laporan Rutin

b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai R square (r2) yang diperoleh adalah

0,684.dengan nilai sig = 0,036. Angka tersebut mempunyai arti bahwa laporan rutin,

laporan tidk rutin, dan kualitas informasi akuntansi manajemen secara bersama-

sama berpengaruh signifikan (0,036 < 0,05) terhadap pengukuran kinerja sebesar

68,4%, sedangkan sisanya 31,6% (100% - 6841%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Dengan kata lain, variabilitas pengukuran kinerja yang dapat diterangkan/dijelaskan

dengan menggunakan variabel laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas

informasi akuntansi manajemen adalah sebesar 68,4%, sedangkan 31,6%

disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar variabel tersebut.

Pembahasan

Berdasarkan Analisis data dan perhitungan diatas di atas menunjukkan hal-hal

sebagai berikut :

Neneng Dahtiah

355

1. Penggunaan laporan rutin secara parsial berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa penggunaan informasi

akuntansi manajemen dari segi laporan rutin mempengaruhi kinerja perusahaan.

Dengan kata lain laporan-laporan yang didesain perusahaan sangat dibutuhkan

oleh manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil operasional yang dicapai

dan sebagai laporan pengendalian harian. Dengan demikian laporan rutin telah

meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990 : 47).

2. Penggunaan laporan tidak rutin secara parsial berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa penggunaan informasi

akuntansi manajemen dari segi laporan tidak rutin mempengaruhi kinerja

perusahaan. Dengan kata lain laporan-laporan yang bersifat tidak secara

periodik dapat menganalisis alternatif-alternatif yang dipilih sehingga mampu

menentukan kinerja perusahaan. Dengan demikian penggunaan laporan yang

bersifat tidak rutin telah mampu meningkatkan kinerja perusahaan, artinya kinerja

perusahaan ditentukan oleh digunakannya laporan tidak rutin.

3. Kualitas informasi akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa informasi akuntansi

manajemen yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepat

waktu mempengaruhi kinerja perusahaan. Dengan kata lain kualitas informasi

akuntansi manajemen tidak kehilangan kesempatan untuk pembuatan

keputusan yang tepat, kemudian manajemen perusahaan dapat membuat

justifikasi alternatif berdasarkan informasi tersebut, sehingga akan meningkatkan

kinerja perusahaan. Dengan demikian kualitas informasi akuntansi manajemen

mampu meningkatkan kinerja perusahaan, artinya kinerja perusahaan ditentukan

oleh kualitas informasi akuntansi manajemen. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nichol

dan Gallier (1990).

4. Penggunaan informasi akuntansi manajemen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa

penggunaan laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi akuntansi

manajemen secara bersama-sama akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Dengan demikian dalam hal penggunaan laporan-laporan tersebut baik laporan

rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi akuntansi manajemen telah

mampu meningkatkan kinerja perusahaan, artinya kinerja perusahaan dengan

pendekatan balanced scorecard yang meliputi perspektif keuangan, perspektif

Ekspansi

Akuntansi

356

pelanggan, perspektif proses internal bisnis, dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan ditentukan oleh laporan yang efektif yang didesain oleh

manajemen perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Goodman (1993)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1.a Penggunaan laporan rutin berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

perusahaan. Hal ini berarti bahwa dengan digunakannya laporan secara efektif

akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan dan sebagai laporan

pengendalian harian, yang akan meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990).

Dengan demikian semakin sering digunakannya laporan rutin, kinerja

perusahaan akan semakin baik.

b. Penggunaan laporan tidak rutin berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

perusahaan. Hal ini berarti bahwa dengan digunakannya laporan tersebut

manajer perusahaan dapat menganalisis alternatif yang akan diambil, sehingga

akan meningkatkan kinerja perusahaan.. Dengan demikian semakin sering

digunakannya laporan tidak rutin, kinerja perusahaan akan semakin baik. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990)

c. Penggunaan informasi akuntansi yang berkualitas berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti bahwa kualitas informasi akuntansi

manajemen akan menghasilkan informasi yang tepat, yang akan menghasilkan

pengambilan keputusan yang terhindar dari kesalahan sehingga akan

meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nichol dan Gallier (1990). Dengan demikian semakin baik

kualitas informasi akuntansi manajemen, kinerja perusahaan akan semakin

baik.

2. Penggunaan laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi akuntansi

manajemen secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hal ini berarti bahwa penggunaan laporan rutin, laporan tidak rutin dan kualitas

informasi akuntansi manajemen secara bersama-sama akan menentukan

kinerja perusahaan. Semakin sering diunakannya laporan rutin, laporan tidak

Neneng Dahtiah

357

rutin, dan kualitas informasi akuntansi manajemen secara bersama-sama,

kinerja perusahaan akan semakin baik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Goodman (1993).

DAFTAR PUSTAKA

Ali Mutasowiffin, 2002 “. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai tolok Ukur Penilaian Pada Badan Usaha berbentuk Koperasi “. Jurnal Universitas Paramadina Vol 1 No 3. Anthony, Robert N., David F. Hawkins , Kenneth A. Merchant, 1999, Accounting Text and Cases. Tenth edition Mc. Graw – Hill Richard D. Irwin, S. Singapore. Atkinson, Kaplan and Mark Young. 2004. Management Accounting. Fourth Edition , Prentice Hall Chang , Otto ,H and Chee, W. Chow 1999. “ The Balanced Scorecard : a potential Tool for Supporting Change and Contnious improvement in Accounting Education “. issues in Accounting Education, Vol 14, No 3 August, PP 395-412. Horngren, Gray L sunden, Wiliam O Straton. 1999, Introduction to Management Accounting, Elevent Edition. Prentice – Hall. International, Inc, New jersey Sonny Yuwono, Edy Sukarno, dan Mahmud Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis penyusunan Balanced Scorecard. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Syamsudin, 2003 “ Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap kinerja Keuangan Rumah Sakit Umum di Kota Makasar, Sulawesi Selatan”.

Teuku Mirza, 1997 Balanced Scorecard . Usahawan No 06 Th XXIV. Juni Wahyudi Prakarsa 1995. “Sistem Informasi Manajemen sebagai Pendukung dan Penentu Keunggulan Strategi Organisasi. “ Media Indonesia Nomor 05/ tahun II Warren, carl S, James M, Reeve , Philip F. Fess, Accounting. Seventh Edition.2002. South Western, Thomson Wheelen, Thomas E. and Hunger, J. David. 2002. Strategic Management and Business Policy. 8th Edition. Prentice Hall.

Ekspansi

Akuntansi

358

Sengaja Dikosongkan

Neneng Dahtiah

359