BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian...
22
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat”. Berdasarkan pengertian tersebut, bank merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu
berkaitan dengan bidang jasa keuangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, perbankan Indonesia melakukan usahanya berdasarkan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi
ekonomi itu sendiri dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan asas yang digunakan dalam perbankan, maka tujuan perbankan
nasional adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasilnya berupa
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah kesejahteraan rakyat
Indonesia.
23
2.1.2 Fungsi bank
Berdasarkan Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan, fungsi bank di Indonesia adalah:
a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat. Bank bertugas
mengamankan uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan
dalam rekening koran atau giro. Fungsi ini merupakan fungsi utama
bank.
b. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit. Bank memberikan kredit
kepada masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-usaha
yang produktif.
2.1.3 Jenis-Jenis Bank
Bank di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis bank menurut
fungsi, kepemilikan dan prinsip operasionalnya. Mengacu kepada pasal 5
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, menurut jenisnya bank terdiri dari:
1. Bank Umum
Dewasa ini bank umum ditinjau dari segi operasinya bank
menyediakan jasa keuangan maupun yang bukan keuangan, di
samping melakukan tugas pokoknya sebagai perantara keuangan.
Sehingga ban kmerupakan lembaga yang memiliki multi produk jasa
untuk masyarakat. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank
adalah kepercayaan masyarakat. Dipandang dari segi perekonomian,
bank-bank umum berperan sebagai jantungnya perekonomian Negara.
Uang mengalir ke dalam bank, kemudian diedarkan kembali untuk
24
menggerakan perekonomian. Proses ini berlangsung terus menerus
tanpa henti. Kemampuan sistem bank umum untuk melaksanakan
perannya yang sangat menentukan dalam perekonomian secara efisien
dan efektif tergantung atas manajemen bank yang efisien dan efektif
pula. Setiap bank harus dalam kondisi yang sehat dan mendatangkan
laba yang memadai supaya bank itu dapat berkembang dan tumbuh
kuat, serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan pasal 5 dan beberapa pasal lainnya dalam UU
nomor 7/1992, bank umum merupakan bank yang dapat memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu bank umum juga
mengkhususkan diri dalam melakukan kegiatan tertentu seperti
penyaluran pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk ekonomi
lemah/pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migas dan
pengembangan perumahan. Selain melaksanakan usaha utamanya
bank umum juga melaksanakan kegiatan:
a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank antara
perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha,
modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketetapan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
25
c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk
mengatasi akibat kegagalan kredit dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana
pensiun sesuai ketentuan dalam peraturan perundangan dana
pensiun yang berlaku.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR merupakan bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan dan bentuk simpanan lainnya
yang setara dengan hal tersebut. Dengan demikian satu hal yang
membedakan bank umum dan BPR adalah jenis simpanan masyarakat,
yaitu BPR tidak menyediakan fasilitas simpanan giro. Dalam
operasionalnya, Bank Perkreditan Rakyat melaksanakan usaha-usaha
sebagai berikut:
a. Menghimpun dana nasri masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang setara dengan hal tersebut.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.
26
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan
pada bank lain.
Disamping usaha-usaha tersebut, terdapat larangan bagi bank
perkreditan rakyat untuk melakukan usaha:
a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal.
d. Melakukan usaha perasuransian.
e. Melakukan usahalain selain usaha yang terdapat dalam Pasal 13.
Jenis-jenis bank yang dikemukakan oleh Kasmir (2004:20)
diklasifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu dilihat dari segi
fungsinya, segi kepemilikannya, segi statusnya dan dari segi cara
menentukan harga.
1. Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya menurut Undang-undang
nomor 10 tahun 1998 ada dua jenis, yaitu :
a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannnya memeberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
27
Dalam kasmir (2004:21) mengungkapkan sifat jasa yang diberikan adalah
umum, dalam arti dapat diberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu
pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank
umum sering disebut Bank komersil ( Commercial Bank ).
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Kasmir (2004:21) menjelaskan kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. Kegiatan BPR hanya
meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saja, bahkan dalam
menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu
pula dalam hal jangkauan wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam
wilayah-wilayah tertentu saja. Selanjutnya pendirian BPR dengan modal
awal yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan modal awal Bank
umu.
Menurut kasmir (2004 : 22) dalam praktiknya disamping kedua
jenis Bank diatas terdapat satu jenis bank yang ada di Indonesia yaitu
Bank Sentral. Jenis Bank ini bersifat tidak komersial seperti halnya Bank
UMUM dan BPR. Fungsi Bank Sentral diatur dalam undang-undang
nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Bank Indonesia memiliki
tugas pokok membantu pemerintah dalam melakukan hal-hal:
1) Mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah.
2) Mengatur kelancaran transaksi dan sistem pembayaran.
28
3) Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam mengatur kebijakan
moneter.
Bank Sentral tidak menerima simpanan dari masyarakat ataupun
menyalurkan dana kepada masyarakat.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank dapat dibedakan menjadi empat
yaitu:
1) Bank milik Pemerintah, yaitu bank dimana baik akte pendirian
maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh
keuntungan Bank ini dimiliki oleh Pemerintah pula. Bank milik
pemerintah antara lain :
- Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
- Bank Mandiri
2) Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional serta akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula keuntungannya
diambil oleh swasta pula. Contoh Bank milik swasta nasional
antara lain :
- Bank Bumi Putra
- Bank Bukopin
- Bank Central Asia
- Bank Danamon
29
- Bank international Indonesia
- Bank Lippo
- Bank Muamalat
- Dan Bank swasta lainnya
3) Bank Asing, yaitu yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing, untuk
jenis ini bank hanya membuka cabang di Indonesia sedangkan
Kantor Pusatnya di Luar Negeri, contohnya Citibank dan American
Express Bank. Bank Swasta Nasional ini dibedakan menjadi, bank
devisa yaitu bank yang dapat mengadakan transaksi internasional
sedangkan bank non devisa tidak dapat mengadakan transaksi
internasional.
4) Bank Campuran, yaitu bank dengan sebagaian sahamnya dimiliki
oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh pihak swasta nasional. Di
mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga
negara Indonesia. contohnya adalah Bank Finconesia dan Bank
Merincorp.
3. Dilihat dari segi status
Pembagian jenis bank dari segi status merupakan pembagian
berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status
ini menunjukkan ukuran kemampuan Bank dalam melayani masyarakat
baik dari segi jumlah prosuk, modal maupun kualitas pelayanannya. Jenis
Bank dilihat dari status dibagi ke dalam dua macam yaitu :
1) Bank Devisa
30
Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan Bank
yang dapat melakukan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan
dengan mata uang asing secara kseluruhan, misalnya trasfer ke luar
negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan
pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.
2) Bank non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai Bank devisa, sehingga tidak bisa
melaksanakan transaksi seperti halnya Bank devisa. kegiatan transaksi
bank non devisa masih dalam batas-batas suatu negara.
4. Dilihat dari Segi Cara menentukan Harga
Ditinjau dari segi harga dapat pula diartikan sebgai cara penentuan
keuntungan yang akan diperoleh. Jenis bank jika dilihat dari segi atau
caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli
terbagi dalam 2 kelompok yaitu:
1) Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional, menggunakan dua
metode yaitu :
- Menetapkan bunga sebagai harga jualnya, begitu pula harga
belinya juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.
- Untuk jasa-jasa bank lainnya prinsip konvensional menggunakan
atau menetapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau
31
persentase. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee
based.
2) Bank yang berdasarkan Prinsip syariah
Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan Prinsip Syariah adalah dengan cara :
- Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
- Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)
- Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
- Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
- Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (ijarah waiqtina).
Penentuan baiay-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan
prinsip syariah sesuai dengan syariah Islam, yaitu dasar hukumnya
adalah al-Qur’an dan sunnah rasul.
2.1.4 Kegiatan Bank
Dewasa ini kegiatan-kegiatan yang ada di Indonesia
terutamakegiatan bank umum menurut kasmir (2004:34) adalah sebgai
berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk simpanan
giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.
32
2. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) anatara lain menerima
setoran-setoran, melayani pembayaran-pembayara, transfer, inkaso,
kliring, Bank Notes (valas), Letter of credit (L/C) dan jasa lainnya.
2.1.5 Bank Umum Milik Pemerintah
Bank Umum Milik Pemerintah adalah bank yang kepemilikan terbesar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Bank-bank milik pemerintah secara
umum diantaranya adalah Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank
Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara dan Bank Mandiri.
1. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), berdasarkan UU
No. 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan dengan UU No 23 Tahun
1999. Bank ini sebelumnya bernama De Javasche Bank yang
dinasionalkan tahun 1951.
2. Bank Rakyat Indonesia
Bank ini resmi diatur dalam UU No 21 Tahun 1968. Sahamnya dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia sebesar 56,75% per September 2011.
3. Bank Negara Indonesia
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968
berubah menjadi Bank Negara Indonesia ’46. Sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia sebesar 60% per Desember 2011.
33
4. Bank Tabungan Negara
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menajdi Bank Tabungan Negara
dengan UU No 20 Tahun 1968. Sahamnya dimiliki oleh Negara
Indonesia sebesar 71,89% per Maret 2012.
5. Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD),
Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
dan Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger terakhir
terjadi pada tahun 1999. Sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia sebesar 60% per Desember 2011.
2.2 Aktivitas Bank Umum
2.2.1 Aktivitas Penghimpunan Dana
Dalam menjalankan peran bank sebagai perantara keuangan, maka
penghimpunan dana merupakan aktivitas utama yang dilakukan sebelum
menyalurkan dana kepada masyarakat. Sumber utama bank dalam aktivitas
penghimpunan dana berasal dari masyarakat berupa Dana Pihak Ketiga
dalam bentuk simpanan berjangka, tabungan dan giro. Selain Dana Pihak
Ketiga, bank juga mendapatkan sumber dari pihak lain yaitu dari Bank
Indonesia dan bank lain yang disebut Dana Pihak Kedua dan berasal dari
modal sendiri yaitu Dana Pihak Pertama.
34
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan bank dalam
menghimpun dana dari masyarakat adalah:
a. Kepercayaan masyarakat, nasabah yang akan menyimpan uangnya di
bank membutuhkan jaminan akan kelancaran pengambilan kembali
dananya ketika suatu saat dibutuhkan.
b. Pendapatan masyarakat, perubahan tingkat pendapatan masyarakat
akan ikut menentukan perkembangan perhimpunan dana. Apabila
terjadi kenaikan pendapatan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi
daripada kenaikan harga, maka mendorong masyarakat untuk
menyimpan dananya di bank.
c. Pelayanan pihak bank, sebagai costumer masyarakat menghendaki
pelayanan bank yang cepat, terampil dan ramah.
d. Ekspektasi tingkat bunga, bunga simpanan merupakan sesuatu yang
diharapkan oleh siapa saja yang menyimpan dananya di bank karena
bunga merupakan bagian pendapatan nasabah penyimpanan.
2.2.2 Aktivitas Penyaluran Dana
Mekanisme kerja bank yang berkaitan dengan perannya sebagai
lembaga perantara keuangan, penyaluran dana kepada masyarakat
merupakan aktivitas yang dilakukan setelah penghimpunan dana. Terdapat
beberapa alternative penyaluran dana bank, dan yang terbesar proporsinya
adalah dalam bentuk kredit (pinjaman kepada debitur). Melalui penyaluran
kredit bank memperoleh bunga sebagai pendapatan.
35
Menurut Dahlan Siamat (2004: 112) alasan atau kondisi yang
mendorong suatu bank untuk menyalurkan dana dalam bentuk kredit adalah:
1. Sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara
unit surplus dan unit defisit.
2. Penyaluran kredit menghasilkan spread yang pasti sehingga besarnya
pendapatan bank dapat diperkirakan.
3. Sebagai salah satu lembaga yang ikut serta dalam melaksanakan
kebijakan moneter, bank tidak diperbolehkan mengalokasikan
dananya melalui pasar modal dalam melakukan jual-beli saham di
bursa efek.
4. Sumber dana utama bank berasal dari masyarakat sehingga secara
moral bank harus menyalurkan dananya kembali ke masyarakat.
2.2.3 Produk Jasa Bank
Kegiatan operasional perbankan juga menyediakan fasilitas selain
menghimpun dana dan menyalurkan dana, fasilitas tersebut guna
memperlancar transaksi nasabah, keamanan aset dan kepentingan
perekonomian secara umum. Tujuan adanya jasa keuangan selain
menghimpun dana dan menyalurkan dana milik masyarakat adalah
kebutuhan bank dalam menghasilkan pendapatan selain pendapatan bunga
kredit, yaitu dalam bentuk fee atau upah dalam melakukan transaksi. Pada
saat ini, jasa keuangan yang ditawarkan bank adalah sebagai berikut:
1. Kliring
2. Pengiriman Uang (Transfer)
36
3. Inkaso
4. Letter of Credit (L/C)
5. Perdagangan surat berharga
6. Perdagangan valuta asing
7. Perbankan elektronik (ATM, M-banking, Internet Banking)
8. Bank Garansi
9. Save Deposit Box
10. Fasilitas Over Draft
11. Perwalian Amanat
12. Kartu debet atau kartu kredit
2.3 Fee Based Income
2.3.1 Pengertian Fee Based Income
Keadaan perkonomian Indonesia mengalami keadaan yang tidak stabil
semenjak terjadi krisis pada tahun 1997 sampai dengan 1998. Keadaan ini
membuat bank tidak berani mengambil risiko untuk memberikan kreditnya
kepada debitur, hal ini dapat menyebabkan negative spread yang artinya
pendapatan bunga dari kredit lebih kecil dibandingkan dengan beban bunga
yang harus dibayarkan kepada nasabah. Bank berupaya untuk
menanggulangi masalah negative spread, bank harus mendapatkan
pendapatan operasional dari kegiatan lain selain kegiatan menyalurkan
kredit kepada masyarakat.
37
Pengertian umum fee based income (Jurnal Ilmiah Akuntansi
November 2001, Universitas Maranatha) adalah, usaha bank yang berkaitan
dengan jasa keuangan di luar aktivitas kredit. Dalam usaha ini, bank akan
memungut jasa pelayanan yang dinikmati oleh ansabah sebagai fee based
income. Sesuai dengan yang tercantum dalam format laporan laba rugi
standar terbaru menurut PSAK No.31 Lampiran 3. Fee Based Income
disusun sebagai bagian dari “Pendapatan dan beban lainnya” dengan pos-
pos provisi dan komisi yang diterima selain dari pemberian kredit dan
pendapatan lainnya.
2.3.2 Unsur-Unsur Fee based Income
Unsur-Unsur Fee Based Income, sebagai hasil dari kegiatan bank
di luar penyaluran kredit dalam laporan laba rugi bank ditampilkan sebagai
pos-pos porvisi dan komisi, pendapatan dari transaksi valuta asing dan
pendapatan operasional lainnya. Tapi, sebenarnya cakupan kegiatan fee
based income sangat luas dan beragam, dimulai dari penyewaan safe
deposit box sampai kepada pengelolaan dana pensiun sampai penjualan
commercial paper.
Industri perbankan nasional menerapkan strategi fee bassed income
untuk menjalankan operasionalnya untuk mengurangi ketergantungan
pendapatan bank dari kegiatan perkreditan. Fee based Income adalah
alternatif baru bagi bank untuk menghasilkan pendapatan dan memiliki
prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan pengelolaan yang
38
baik, diharapkan fee based income akan berkembang semakin baik
sehingga dapat mempengaruhi secara positif terhadap laba bank.
2.3.3 Sumber-Sumber yang Menghasilkan Fee Based Income
Berikut ini dibahas mengenai beberapa produk yang menghasilkan
fee based income dan pengertian dari beberapa produk yang menghasilkan
fee based income diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Inkaso
Pengertian inkaso menurut Lukman Dendawijaya (2000 :
145) “Inkaso adalah jasa yang diberikan bank atas permintaan
nasabah untuk menagihkan pembayaran surat-surat atau dokumen
berharga kepada pihak ketiga di tempat lain dimanan bank yang
bersangkutan mempunyai cabang atau pada bank lain.”
Inkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan
amanat dari pihak ketiga berupa penagihan sejumlah uang kepada
seseorang atau bada tertentu yang telah ditunjuk oleh pemberi
amanat. Sebagai jasa imbalannya, bank menetapkan tariff atau fee
tertentu kepada nasabah atau calon nasabahnya. Tarif ini biasa
dikenal sebagai biaya inkaso.
2. Transfer
Pengertian transfer menurut Lukman Dendawijaya (2000 :
146) “Transfer adalah jasa yang diberikan bank dalam pengiriman
39
uang antar bank atas permintaan pihak ketiga yang ditunjuk
kepada penerima di tempat lain.”.
Transfer adalah kegiatan bank memindahkan sejumlah dana
tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditunjukan
untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima
transfer. Fee Based Income yang berasal dari transfer adalah biaya
transfer yang dibebankan kepada pihak ketiga.
3. Safe Deposit Box
Layanan safe deposit box adalah jasa penyewaan kotak
penyimpan harta atau surat-surat berharga yang dirancang secara
khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang yang kokoh,
tahan bongkar dan tahan api untuk memberikan rasa aman bagi
pemggunanya. Keuntungan yang didapat bank dari safe deposit box
adalah biaya sewa yang tinggi dari nasabah, uang jaminan yang
mengendap dan biaya pelayanan khusus safe deposit box.
4. Letter of Credit
Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia Surat Kredit
Berdokumen merupakan jasa yang ditawarkan bank dalam rangka
jual-beli barang berupa penangguhan pembelian oleh pembeli sejak
LC dibuka sampai jangka waktu tertentu. Bank mendapatkan
keuntungan dari jasa ini berupa penerimaan biaya administrasi
berupa provisi/komisi yang merupakan fee based income bagi
40
bank, pengendapan dana setoran yang merupakan dana berbiaya
murah bagi bank dan biaya pemberian pelayanan kepada nasabah.
5. Travellers Cheque
Travellers Cheque atau cek wisata perjalanan yang
digunakan untuk berpergian, cek ini dapat dibuat di bank tertentu
dan dicairkan di bank yang berbeda. Bank mendapatkan
keuntungan dari jasa ini berupa biaya pencairan travelers cheque.
2.4 Profitabilitas
Menurut Munawir dalam bukunya yang berjudul Analisa Laporan
Keuangan (2007:33) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan
dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan
dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam
suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Menurut Brigham & Houston dalam buku Dasar-Dasar Manajemen
yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto dalam Ade Roosani (2010: 54)
pengertian profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan yang
dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Mamduh Hanafi dan Abdul
Halim dalam Ade Roosani (2010: 61), profitabilitas adalah mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total
aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-
biaya untuk mendanai aset tersebut. Dari seluruh pengertian tersebut dapat
41
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Dalam analisis laporan keuangan, profitabilitas digambarkan oleh
suatu perbandingan antara laba dengan total aset atau total modal yang
dimiliki oleh perusahaan. Menurut James C.Horne dalam Eva Fujianti (2010 :
48), Rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi.
Sedangkan menurut Sutrisno dalam Dwi Nopalia (2011: 35), Rasio
keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Dari seluruh pengertian dapat disimpulkan bahwa rasio
profitabilitas memiliki peranan yang sangat penting dalam menganalisis
laporan keuangan khususnya bagi investor untuk menilai atau mengukur
kinerja suatu perusahaan dalam menanamkan investasinya dan seberapa besar
tingkat keuntungannya. Rasio profitabilitas yang digunakan saat ini adalah:
1. Return on Asset (ROA)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA maka, akan semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai oleh perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan
dalam penggunaan asetnya.
2. Return on Equity (ROE)
Merupakan indikator yang menukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba bersih. BEsarnya ROE sangat penting bagi para
42
pemegang saham dan calon investor karena ROE yang tinggi berarti
pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan
kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan harga saham.
3. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya.
( )
2.5 Hubungan Fee Based Income dengan Profitabilitas
Fee Based Income adalah salah satu komponen dari pendapatan bank.
Komponen yang termasuk dalam fee based income adalah pendapatan provisi
dan komisi, pendapatan yang berasal dari transaksi valuta asing, kenaikan dan
penurunan pada surat-surat berharga, fee dari setiap jasa yang diberikan oleh
bank umum terhadap nasabah dan pendapatan operasional lainnya. Kenaikan
dan penurunan pada fee based income akan mempengaruhi besar dari laba
yang didapatkan oleh perusahaan.
Alat ukur profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ROA yaitu perbandingan antara laba sebelum pajak dan total aktiva. Laba
sebelum pajak adalah hasil perhitungan antara pendapatan operasional bersih
ditambah dengan pendapatan non operasional bersih. Fee based income
adalah salah satu komponen pendapatan operasional bank yang akan
43
mempengaruhi pendapatan operasional bersih perusahaan. Aktiva yang
dimaksud adalah total aktiva perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan
laba serta digunakan untuk kegiatan operasional maupun non operasional
perusahaan. Menurut peneliti terdahulu (Panutomo dalam Anggadini : 2010)
bahwa fee based income yang meningkat akan meningkatkan pendapatan
operasional bersih bank, kemudian akan meningkatkan laba sebelum pajak
pada bank. Pada akhirnya, laba bank akan melonjak naik setiap periodenya.
Gambar 2.1
Alur Pengaruh Fee Based Income Terhadap Laba Perusahaan
Keterangan :
Gambar diatas menunjukan alur bagaimana hubungan serta pengaruh fee
based income terhadap laba yang dihasilkan perusahaan yang ditunjukan dalam
laporan laba rugi perusahaan. Fee based income merupakan pendapatan yang
dihasilkan dari kegiatan bank dalam memberikan jasa-jasa pelayanan bank.
Sumber pendapatan bank terdiri dari dua yaitu pendapatan operasional dan
pedapatan non-operasional. Semua pendapatan yang merupakan hasil langsung
dari kegiatan usaha bank yang benar-benar diterima disebut sebagai Pendapatan
Fee Based Income
Pendapatan Operasional Bersih
Pendapatan Non Operasional Bersih
Laba Sebelum Pajak (Earning Before Tax)
Laba Setelah Pajak (Earning After Tax)
44
operasional. Sedangkan sumber pendapatan non-operasional salah satunya yaitu
dari penjualan aktiva tetap bank. pendapatan yang dihasilkan merupakan salah
satu pendapatan operasional bank. Penjumlahan dari seluruh pendapatan yang
dimiliki dikurangi seluruh beban yang dimiliki akan mengahasilkan laba sebelum
pajak atau masih berupa laba kotor. Laba setelah pajak setelah dikurangi beban
pajak maka akan muncul earning after tax yang merupakan pendapatan bersih
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
45
2.6 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Pengaruh Fee Based
Income terhadap laba per
lembar saham
Saddin Mangunsong
dan Elyzabet Indrawati
Marpaung (2001)
Fee Based Income dan
laba per lembar saham
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
fee based income dengan laba per lembar
saham.
2 Analisis Hubungan Spread
of Interest Rate, Fee Based
Income, LDR dengan ROA
pada Perbankan di Jawa
Timur
Pompong B. Setiadi
(2010)
Spread if Interest Rate,
Fee Based Income,
LDR dan ROA.
1. Adanya pengaruh yang signifikan
dari Spread of Interest terhadap
ROA.
2. Adanya pengaruh yang signifikan
dari Fee Based Income terhadap
ROA.
3. Adanya pengaruh yang signifikan
dari LDR terhadap ROA.
4. Spread of Interest Rate, Fee Based
Income dan LDR secara bersama-
sama mempengaruhi ROA.
46
3 Pengaruh Fee Based
Income Terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus
pada PT Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk.)
Eva Fujianti Yunus
(2010)
Fee Based Income dan
profitabilitas
Fee Based Income berpengaruh terhadap
profitabilitas dan hubungannya kuat dan
searah.
4 Pengaruh Fee Based
Income Terhadap
Profitabilitas Pada Bank
Asing Periode 2010.
Dwi Nopalia (2011) Fee Based Income dan
ROA
Fee Based Income memiliki pengaruh
yang positif terhadap ROA.
47
5 Hubungan Fee Based
Income dengan
Profitabilitas pada Bank
Umum Milik Pemerintah
Ade Roosani (2010) Fee Based Income dan
ROA
1. Perkembangan fee based income
yang diterima oleh Bank Umum
Milik Pemerintah pada tahun 2004
sampai dengan 2008 fluktuatif
cenderung meningkat, sedangkan
ada yang menurun.
2. ROA pada Bank Umum Milik
Pemerintah fluktuatif cenderung
menurun.
3. Hubungan Fee Based Income
dengan profitabilitas pada Bank
Mandiri bernilai positif, pada Bank
BNI, BRI, BTN dan BEI terdapat
hubungan yang negatif.