BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Data
Sering kali kita mendengar dan menggunakan kata data dan informasi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Tetapi arti dari data dan informasi tersebut sering tidak
kita pahami dan dicampur adukan sehingga penggunaan kata data dan informasi ini
sering tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya.
Menurut Febrian (2004) dalam penjabaran Kamus Komputer dan Teknologi
Informasi menuturkan bahwa data adalah “Fakta atau bagian dari fakta yang
mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-
gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan
suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-lain.”
Menurut Turban (2003,p15) Data adalah “Raw facts or elementary
descriptions of things, events, activities, and transactions that are captured,
recorded, stored, and classified, but not organized to convey any specific meaning”.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa data adalah “sesuatu yang
belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu
pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai
bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.”
8
2.2. Pengertian Informasi
Menurut Febrian (2004) dalam penjabaran kamus Komputer dan Teknologi
Informasi mengatakan bahwa informasi adalah “Keterangan, penerangan. Data yang
telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai nilai nyata, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil
keputusan, dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.”
Dan informasi menurut Turban (2003,p15) adalah “A collection of facts(data)
organized in some manner so that they are meaning ful to a recipient”. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi memiliki pengertian sebagai
hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan
bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah
pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai
obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya.
Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
2.3. Pengertian Pengetahuan (Knowledge)
Menurut The American Heritage® Dictionary of the English Language
(2000), pengetahuan (knowledge) adalah:
1. the facts or experiences known by a person or group of people
2. the state of knowing
9
3. specific information about a subject.
Menurut Turban (2003,p15), Pengetahuan (knowledge) adalah “Information
that has been organized and processed to convey understanding, experiences,
accumulated learning, or expertise as it applies to a current business problem or
process.”.
2.4. Pengertian Teknologi (Technology)
Seperti dikutip dari Wikipedia.com, Teknologi adalah “a broad concept that
deals with the usage and knowledge of tools and crafts, and how it affects the ability
to control and adapt to the environment.”
Menurut The American Heritage® Dictionary of the English Language
(2000), teknologi adalah:
1. a. The application of science, especially to industrial or commercial objectives.
b. The scientific method and material used to achieve a commercial or industrial
objective.
2. Electronic or digital products and systems considered as a group: a store
specializing in office technology.
3. Anthropology The body of knowledge available to a society that is of use in
fashioning implements, practicing manual arts and skills, and extracting or collecting
materials.
10
Dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah penerapan keilmuan yang
mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah
dan teknik tertentu dalam suatu bidang untuk memperluas dan memperbaiki kondisi
manusia, atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada beberapa aspek.
2.5. Pengertian Teknologi Informasi
Informasi teknologi adalah “Technology that is used to create, store,
exchange and use information in it’s various forms.” (Patrick G, 2003,p.12)
Information Technology (IT) didefinisikan oleh Information Technology
Association of America (ITAA), adalah "the study, design, development,
implementation, support or management of computer-based information systems,
particularly software applications and computer hardware."
2.6. Perilaku Konsumen
2.6.1. Definisi perilaku konsumen (consumer behavior)
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai “as the behavior that
consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating and
disposing of products and services that they expect will satisfy their needs.”
(Schiffman dan Kanuk, 2004,p8).
Sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard (1993,p4) berpendapat “
Kami mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung
11
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
ini”.
Seperti dikutip dari situs www.Wikipedia.org, model dasar
pengambilan keputusan pelanggan (EKB Model) (Engel, Kollat & Blackwell,
1969) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Model dasar pengambilan keputusan (EKB Model)
Stage Brief description
Problem
recognition
The consumer perceives a need and becomes
motivated to solve a problem. Motivation
Information search The consumer searches for information required
to make a purchase decision Perception
Information
evaluation
The consumer compares various brands and
products
Attitude
formation
Decision The consumer decides which brand to purchase Integration
Post-purchase
evaluation The consumer evaluates their purchase decision Learning
Perilaku konsumen pada hakikatnya memahami “Why do customers do
what they do?”. Dari berbagai definisi yang terlah di sebutkan diatas, dapat di
simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan seerta
proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
12
setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. (Sumarwan,
2004, p26).
Menurut Kotler (1997, p.171), perilaku pelanggan dapat digambarkan
sebagai model seperti dibawah ini:
Marketing Stimuli
‐ Product ‐ Price ‐ Place ‐ Promotion
Other Stimuli
‐ Economic ‐ Technological ‐ Political ‐ Cultural
Buyer’s Characteristic
‐ Cultural‐ Social ‐ Personal ‐ Psycological
Buyer’s Decision Process
‐ Problem Recognition‐ Information Search ‐ Evaluation ‐ Decision ‐ Postpurchase Behaviour
Buyer’s decision
Product choiceBrand Choice Dealer choice Purchase Timing Purchase Amount
Gambar 2.1 Model Perilaku Pelanggan (Kotler, 1997)
2.6.2. Faktor yang mempengaruhi pembelian
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli menurut Kotler
(1997, p.173) adalah sebagai berikut:
CULTURAL ‐ Culture ‐ Subculture ‐ Social Class
SOCIAL ‐ Reference groups ‐ Family ‐ Rules and Status
PERSONAL ‐ Age and Life Cycle ‐ Accouption ‐ Economic
circumstances ‐ Life Style ‐ Personality and Self
concept.
PSYCHOLOGICAL
‐ Motivation ‐ Perception ‐ Learning ‐ Beliefs and attitudes
Buyer
Gambar 2.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli
Kotler (1997) menyimpulkan faktor-faktor yang memperngaruhi
perilaku pembelian konsumen dalam beberapa kategori, yaitu: faktor budaya
(terdiri dari budaya, sub budaya dan kelas sosial), faktor sosial (terdiri dari
preferensi kelompok, keluarga, serta status dan aturan main), faktor personal
(terdiri dari usia dan siklus kehidupan, pekerjaan, situasi-situasi khusus dalam
13
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep kemandirian), faktor psikologi
(terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan tingkah laku).
a. Faktor Budaya
Faktor budaya adalah faktor yang sangat berpengaruh pada perilaku
pelanggan.
- Budaya
Budaya adalah hal yang paling mendasar dalam menentukan keinginan
dan perilaku seseorang. Setiap anak kecil yang sedang tumbuh belajar
tentang benar dan salah, persepsi tentang sesuatu, panutan dan perilaku
melalui orang tuanya dan institusi lainnya (misalnya sekolah).
- Sub Budaya
Sub budaya memerlukan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik.
Yang termasuk sub budaya adalah nasionalisme, religius, kelompok rasial
dan geografi kependudukan.
- Kelas Sosial
Kelas sosial biasanya memiliki persamaan dalam tingakatan dilingkungan
masyarakat manapun, yaitu kebersamaan terhadap nilai-nilai, kepentingan
dan perilaku anggotanya.
b. Faktor Sosial
Selain dipengaruhi oleh faktor budaya, perilaku pelanggan juga dipengaruhi
oleh faktor sosial berupa referensi kelompok, keluarga serta aturan dan status.
14
- Referensi kelompok
Referensi kelompok adalah semua pengaruh langsung atau tidak langsung
kelompok terhadap perilaku seseorang. Kelompok yang berpengaruh
langsung terhadap perilaku seseorang terdiri dari dua tingkatan yaitu
kelompok primer seperti keluarga, teman-teman, tetangga dan teman
kerja, dan kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, kelompok
professional dan kelompok pedagang. Referensi kelompok membentuk
perilaku dan gaya hidup seseorang. Juga mempengaruhi sopan santun
serta konsep pemikiran orang tersebut. Referensi kelompok membuat
tekanan terhadap seseorang untuk memastikan bahwa orang tersebut
benar-benar terpengaruh dalam mengambil keputusan tentang suatu hal.
- Keluarga
Anggota keluarga memiliki pengaruh paling besar dalam referensi
kelompok. Karena itu keluarga adalah kelompok pelanggan terpenting
dalam masyarakat.
- Aturan dan status
Dalam aturan tercantum beberapa aktifitas yang mewajibkan seseorang
untuk mematuhinya. Setiap aturan membawa suatu symbol status yang
harus diperhatikan oleh para marketing.
c. Faktor personal
Karakteristik personal juga memperngaruhi keputusan pelanggan. Yang
termasuk faktor personal adalah usia dan siklus kehidupan, pekerjaan, situasi-
15
situasi khusus dalam ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep
kemandirian.
‐ Usia dan siklus kehidupan
Masyarakat mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang berbeda-beda
selama siklus masa hidupnya. Konsumsi juga dipengaruhi oleh siklus
kehidupan keluarga. Selera orang akan pakaian, peralatan rumah,
rekreasi juga berkaitan dengan umur mereka.
‐ Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga memperngaruhi pola konsumsi. Pekerjaan
yang berbeda-beda memperngaruhi keputusan dalam mengkonsumsi
sesuatu. Seorang pelajar dan pekerja mempunyai kebutuhan yang
berbeda akan pakaian. Pelajar tidak memakai pakaian yang formal
ketika mereka pergi ke sekolah atau universitas, disamping itu seorang
pekerja memakai pakaian yang lebih formal untuk pergi ke kantor.
‐ Situasi-situasi khusus dalam ekonomi
Situasi-situasi khusus dalam ekonomi dimasyarakat memperngaruhi
biaya pengeluaran mereka (tingkat, stabilitas dan pola waktu),
tabungan dan asset (termasuk didalamnya sekian persen asset yang
likuid), hutang pinjam meminjam uang dan perilaku antara memakai
uang dan menyimpan uang.
‐ Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia seperti yang
diekpresikan dalam aktivitas orang tersebut dalam ketertarikan dan
16
opini mereka. Sebagai contoh antar pelajar IT, pelajar non IT, pekerja
IT dan pekerja non IT.
‐ Kepribadian dan konsep kemandirian
Kepribadian artinya bagaimana tanggung jawab seseorang dalam
menghadapi lingkungan tempat tinggalnya secara konsisten. Yang
berhubungan terhadap tahap kepribadian adalah konsep kemandirian
seseorang.
‐ Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang biasanya menggambarkan cirri-ciri
sebagai berikut, kepercayaan diri, dominasi, otonomi, perbedaan,
keramahan, keadaan membela diri dan kemampuan beradaptasi.
d. Faktor Psikologi
Empat hal utama dalam faktor psikologi yang mempengaruhi keputusan
seseorang dalam mengkonsumsi sesuatu adalah motivasi, persepsi
pembelajaran, kepercayaan dan tingkah laku.
‐ Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan-kebutuhan tersebut
timbul karena adanya perasaan lapar, haus dan perasaan tidak nyaman.
Kebutuhan lainnya ada yang bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan-
kebutuhan timbul karena tingkatan psikologi sepreti kebutuhan untuk
diakui keberadaannya, dihargai atau kepemilikan.
17
‐ Persepsi
Persepsi adalah proses kemampuan seseorang dalam memilih,
mengatur, menginterpretasi informasi-informasi yang didapatnya
menjadi suatu gambaran yang bermakna bagi dunia.
‐ Pembelajaran
Pembelajaran mempengaruhi perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman-pengalaman hidupnya.
‐ Kepercayaan dan tingkah laku
Bagi seseorang untuk belajar dari pengalamannya diperlukan
kepercayaan dan tingkah laku yang akan mempengaruhi daya beli.
Kepercayaan adalah pemikiran seseorang terhadap apa yang bisa
membuatnya merasa nyaman. Tingkah laku adalah aktifitas yang
dilakukan berdasarkan evaluasi untung rugi, perasaan emosional dan
tendensi terhadap suatu objek atau ide.
2.6.3. Tujuan Mempelajari Perilaku Konsumen
Tujuan memperlajari perilaku konsumen adalah untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan dari para konsumen. Tetapi, untuk
mengetahui konsumen bukanlah hal yang sederhana. Konsumen dapat saja
menyebutkan apa yang menjadi kebutuhan mereka, namun bertindak
sebaliknya.
Namun demikian, menurut Kotler (1994, p173), para pemasar harus
mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku pembelian dari
18
konsumen yang menjadi targetnya.Studi ini memberikan tanda-tanda dalam
mengembangkan produk baru, fitur produk, harga, distribusi dan elemen
bauran pemasaran lainnya.
Menurut Solomon (2004, p9) Tanggapan dari konsumen merupakan
sebuah ujian apakah sebuah strategi pemasaran akan berhasil. Sehingga,
pengetahuan mengenai konsumen harus dapat dilibatkan dalam segala aspek
dari sebuah rencana pemasaran yang baik. Data mengenai konsumen akan
membantu organisasi menentukan pasar serta mengidentifikasi ancaman dan
peluang terhadap sebuah merek. Dan didalam dunia pemasaran yang liar ini,
tidak ada satu hal pun yang tetap. Pengetahuan ini juga membantu untuk
meyakinkan bahwa sebuah produk tetap terlihat menarik bagi target pasarnya.
Howkins, Best dan Coney (2001, p9) berpendapat Keputusan yang
didasarkan kepada asumsi eksplisit, teori dan riset yang baik akan lebih baik
bila dibandingkan dengan mengambil keputusan yang hanya didasarkan
kepada institusi semata. Dengan demikian pengetahuan mengenai perilaku
konsumen dapat menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan
dapat mengurangi pengambilan keputusan yang keliru.
Bila dilihat dari pandangan mikro terhadap aplikasi pengambilan
keputusan, Loudon (1993, p9) berpendapat bahwa salah satu tujuan
mempelajari konsumen adalah untuk membantu sebuah perusahaan mencapai
tujuannya. Manager iklan, perancang produk, dan banyak bisnis yang
berorientasi keuntungan tertarik dalam memahami konsumen agar mereka
dapat lebih efektif dalam melakukan tugas mereka.
19
2.7. Pasar
2.7.1. Pengertian Pasar
Dalam operasinya, suatu perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas
yang ditujukan untuk melayani suatu pasar tertentu yang menjadi sasarannya.
Pasar yang dikemukakan bukan pasar dalam arti sempit yaitu tempat
bertemunya penjual dan pembeli, seperti yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Pasar disini mencakup definisi yang luas, seperti yang
diungkapkan Philip Kotler(1997,p13), yaitu:
“Market consists of all the potential customers sharing a particular need and
want who might be willing and able to engage in exchange to satisfy that need
or want”.
Dalam uraian tersebut, Kotler mengemukakan pokok pendapatnya bahwa
pasar adalah kumpulan dari seluruh pelanggan potensial yang sama-sama
memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu, yang mungkin mau dan mampi
untuk terlibat dalam suatu pertukaran untuk memuaskan kebutuhan ataupun
keinginan tersebut. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya
proses pemasaran itu terjadi pada saat produk-produk tersebut belum
dihasilkan oleh perusahaan.
Definisi pasar berikut di kemukakan oleh William J. Stanton (1994,
p.16), yaitu :
“People or organization with wants to satisfy, money to spend and the
willingness to spend it. Alternatively,any person or group with whom an
20
individual or organization has an existing or potential exchange
relationship”.
Stanton dalam definisinya tersebut mengemukakan pokok pikiran bahwa
pasar pada pokoknya adalah orang – orang ataupun organisasi yang
mempunyai keinginan yang ingin dipuaskan, uang untuk dibelanjakan dan
kemampuan untuk membelanjakannya. Pasar dapat juga didefinisikan sebagai
siapa saja atau kelompok mana saja yang mempunyai hubungan pertukaran
baik yang telah ada maupun yang potensial, dengan individu atau organisasi.
Pasar merupakan kumpulan atas individu ataupun organisasi yang mempunyai
suatu kebutuhan atas keinginan dan memiliki kemampuan serta keinginan
untuk terlibat dalam suatu proses pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan tersebut. Pasar di dalamnya terdapat banyak pembeli dengan
beraneka ragam kepentingan merupakan pangsa pasar yang harus dikuasai
oleh perusahaan.
2.7.2. Segmentasi pasar
Analiasa segmentasi pasar merupakan inti dari elemen strategi
pemasaran karena strategi pemasaran tidak dimulai dengan membedakan
kemungkinan – kemungkinan yang dihasilkan, tetapi dengan membedakan
kelompok-kelompok konsumen dan kebutuhannya.
Segmentasi pasar merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam
kehidupan bisnis. Dalam kegiatan bisnis, segmentasi pasar digunakan untuk
memilih pasar sasaran, mencari peluang, menggerogoti segmen pemimpin
21
pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik,
menganalisis perilaku konsumen, mendesain produk dan lain sebagainya.
Menurut Dharmmesta dan Handoko (1997), segmentasi pasar adalah
tindakan membagi pasar menjadi segmen-segmen pasar tertentu yang
dijadikan sasaran penjualan, yang akan dicapai dengan bauran pemasaran
tersendiri. Kegiatan ini memerlukan kemampuan untuk mengukur secara
efektif kesempatan penjualan diberbagai segmen pasar dan kemampuan
memilih marketing mix yang tepat untuk segmen pasar yang dipilih.
Art Weinstein (1994, p.3) mendefinisikan segmentasi sebagai “the
process of partitioning markets into groups of potential customers with
similar needs and/or characteristics who likely to exhibit similar purchase
behavior”.
Suatu perusahaan yang sudah memasuki pasar tentu akan menghadapi
kendala dalam melayani pelanggan yang ada. Ketidakmampuan ini
disebabkan karena jumlah pelanggan yang banyak, terpencar diberbagai
tempat, dan bermacam-macam keinginan akan suatu produk yang hendak
dibeli, serta bervariasinya persyaratan pembelian mereka.
Pada kondisi ini perusahaan akan mengalami 3 tahap pemikiran dalam
strategi pemasaran, yaitu:
1) Pemasaran Massal.
Pemasaran ini mengacu pada produksi massal, distribusi massal dan
promosi massal dari satu produk untuk seluruh pembeli.
22
2) Pemasaran Produk yang beraneka ragam
Pemasaran ini mengacu pada produksi beberapa produk yang
menunjukkan bentuk, mode, kualitas, ukuran, dan lain-lainnya yang
berbeda.
3) Pemasaran Sasaran.
Pada tahap ini dibedakan segmen pasar utama, menetapkan satu atau lebih
dari segmen-segmen ini sebagai sasaran.
Dengan membagi pasar yang heterogen kedalam kelompok-kelompok
konsumen yang bersifat homogeny, perusahaan dapat menyusun program
pemasaran untuk tiap segmen dengan lebih cermat. Anggaran pemasaran
dapat dialokasikan sesuai dengan perbedaan- perbedaan dalam tanggapan-
tanggapan konsumen dari berbagai segmen, dan perusahaan akan lebih
mudah mengetahui serta memahami perilaku konsumennya, sehingga
dapat menyesuaikan produk dan promosinya.
2.7.3. Tujuan melakukan segmentasi pasar
Meski para praktisi pemasaran (marketer) mempunyai maksud yang
berbeda-beda dalam melakukan segmentasi pasar, tetapi segmentasi pasar,
tetapi segmentasi pasar mempunyai tujuan yang sama yaitu melayani
konsumen secara lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan
Setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan
melakukan segmentasi pasar (Kasali, 1998, p.48), yaitu:
23
1. Mendesain produk-produk lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.
Hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu
stimuli maka dapat didesain produk yang sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan segmen-segmen ini. Jadi perusahaan memprioritaskan
konsumen dan menyesuaikan produk untuk memuaskannya (customer
satisfaction at a profit).
2. Menganalisis Pasar.
Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja yang
menggerogoti pasar produknya. Ingatlah pesaing bukanlah semata-mata “
mereka yang menghasilkan produk yang sama dengan yang anda sajikan
kepada konsumen”. Pesaing adalah yang mampu menjadi alternatif bagi
kebutuhan konsumen. Mungkin mereka belum ada hari ini. Tetapi besok
akan muncul. Mungkin produk baru ini tidak sama persis, tetapi yang
dipuaskan adalah kebutuhan yang sama.
3. Menemukan peluang (niche)
Setelah menganalisis pasar, mereka yang menguasai konsep segmentasi
dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang. Peluang
dari suatu segmen pasar yang dipilih ini idak harus selalu sesuatu yang
besar, tetapi pada saatnya ia akan menjadi besar. Ingatlah konsumen perlu
belajar menggenali suatu produk yang ditawarkan atau yang mengikuti
tingkah laku pembelian orang lain atau merasa btutuh terhadap suatu
produk.
24
4. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif.
Mereka yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka
yang paham betul keadaan konsumennya. Mereka mempelajari
pergeseran-pergeseran yang terjadi didalam segmennya. Perusahaan
produsen sabun Lux selalu mempelajari perkembangan segmen wanita
muda, sehingga secara periodic ia menggantikan bintang-bintang iklannya
dan cara penyajiannya.
5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.
Jika tahu persis siapa segmen yang dituju, maka akan dengan mudah
mengetahui bagaimana berkomunikasi yang baik dengan mereka.
Sehingga dengan mudah memilih komunikator, menyampaikan pesan (
nada suara, jenis music, latar/background, pilih kata dan sebagainya) serta
memilih media yang menjangkau segmen ini.
2.7.4. Pendekatan Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak sekali konsumnen yang berbeda-beda dalam
beberapa hal, misalnya : keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap
pembelian, dan berbagai cara pembeliannya. Dari perbedaan tersebut
diperlukan adanya segmentasi. Tidak ada cara tunggal untuk penetapan
segmentsai pasar. Praktisi pemasaran perlu mengkombinasikan beberapa
variable untuk mendapatkan suatu cara yang paling tepat dalam menetapkan
segmentasi pasarnya.
25
Beberapa variable utama untuk mensegmentasikan pasar adalah
variabel geografis (distribusi), demografis, psikografis, perilaku, dan
individual (kotler, 1996, kartajaya, 1996)
Dimensi segmentasi yang dimungkinkan untuk pasar konsumen adalah
sebagai berikut:
- Usia
- Jenis kelamin
- Jumlah keluarga
- Tingkatan pendapatan
- Tingkat pendidikan
- Tingkat kepentingan/keperluan.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, maka dapat
dibuat suatu sementasi pasar agar perusahaan dapat dengan mudah
mengidentifikasi siapa saja yang merupakan konsumen sasarannya.
2.8. Produk dan Produk Baru
2.8.1. Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau permintaan (Kotler, 1998). Ada lima
tingkatan produk menurut kotler (1998, p55), yaitu:
• Manfaat inti (Core Benefit): manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli
pelanggan.
26
• Produk dasar (Basic Product): Karakteristik yang dimiliki produk
tersebut, berupa mutu, corak dan lain-lain.
• Produk yang diharapkan (Expected Product): Kondisi yang diharapkan
pembeli saat membeli produk.
• Produk yang ditingkatkan (Augemented Product): Penyempurnaan dari
produk inti.
• Produk Potensial (Potential Product): Mencakup semua peningkatan dan
transformasi pada produk dimasa yang akan datang.
Selain lima tingkat produk diatas, Kotler (1998, p54) membagi
klasifikasi produk berdasarkan daya tahan, wujud dan penggunaan (konsumen
atau industry)
1. Berdasarkan daya tahan dan wujud, produk dibagi kedalam tiga kelompok
yaitu:
a. Barang yang habis terpakai (non-durable goods): merupakan barang
yang dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Cotoh:
Bir, sabun, garam dan lain-lain.
b. Barang tahan lama (durable goods): merupakan barang yang berjuwud
yang biasa digunakan sering kali. Contoh; Lemari es, pakaian, dan
lain-lain.
c. Jasa (Service) : merupakan barang yang tidak berwujud dan tidak
dapat dipisahkan serta mudah habis.
27
2. Klasifikasi barang konsumsi, terdiri dari:
a. Convenience goods: merupakan barang yang biasanya sering dibeli
konsumen segera dan dengan usaha minimum. Contohnya sabun, surat
kabar dan lain-lain.
b. Shopping Goods: merupakan barang yang karakteristiknya
dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya.
Contohnya: furniture, mobil bekas, dan lain-lain.
c. Speciality Goods: Merupakan barang dengan karakteristik uni dan/atau
identifikasi merk yang untuk itu sekelompok pembeli yang cukup
besar bersedia senantiasa melakukan usaha untuk membelinya.
Contohnya meliputi merk, dan jenis barang mewah.
d. Unsought Goods: merupakan barang yang tidak diketahui konsumen
atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk
membelinya. Contohnya batu nisan, asuransi jiwa.
3. Klasifikasi barang industry, terdiri dari:
a. Bahan baku dan suku cadang (material and spare part) : Merupakan
barang yang sepenuhnya masuk ke produk.
b. Barang modal (capital items): merupakan barang tahan lama yang
memudahkan pengembangan dan/atau pengelola produk akhir.
c. Pelengkapan dan jasa bisnis: merupakan barang dan jasa yang tidak
tahan lama yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan
produk akhir.
28
Menurut Saladin (1996, p13), pengertian bauran produk adalah
kumpulan seluruh lini produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada
pembeli. Ditambahkan oleh saladin (1996, p13) bahwa ada empat dimensi
dari bauran produk tersebut, yaitu :
1. Lebar bauran produk: menunjukkan banyaknya macam lini produk yang
ditangani oleh perusahaan.
2. Panjang bauran produk: memperlihatkan seluruh jumlah unit produk
(product item) yang ada dalam bauran produk.
3. Dalamnya bauran produk: menunjukan berapa banyak varian produk
yang ditawarkan disetiap lini produk.
4. Konsitemsi bauran produk: memperlihatkan seberapa dekat hubungan
berbagai lini produk pada saat pemakaian akhir, saluran distribusi
ataupun fungsi lainnya.
2.8.2 Produk Baru (New Product)
Menurut Kotler dan Gary (2006, p152), produk baru (new product)
adalah “a goods, service, or idea that is perceived by some potential
customers as new” (barang, jasa atau gagasan yang dianggap baru oleh
beberapa pelanggan potensial). Produk itu mungkin sudah tersedia untuk
beberapa waktu, tetapi yang penting adalah bagaimana konsumen belajar
mengenai produk untuk pertama kalinya dan memutuskan apakah akan
mengadopsinya. Pengertian Proses Adopsi (Adoption Process) menurut Kotler
dan Gary (2006, p152), “The mental process through which an individual
29
passes from first hearing about an innovation to final adoption“(proses
mental yang dilewati oleh individu dari pertama kali mengenal mengenai
suatu inovasi sampai adopsi akhir).
2.8.3. Faktor Penghambat Pengembangan Produk Baru.
Faktor yang menghambat pengembangan produk baru (Kotler, 2002,
p377):
• Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang
tertentu: mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki
beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen).
• Pasar yang terbagi-bagi: Persaingan yang ketat menyebabkan pasar
menjadi terbagi-bagi (market fragmentation)
• Kendala sosial dan pemerintah: Produk baru harus memenuhi kriteria
seperti keamanaan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
• Mahalnya proses pengembangan produk baru: suatu perusahaan pada
umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk
menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya,
perusahaan lebih sering menghadapi biaya litbang, manufaktur dan
pemasaran yang tinggi.
• Kekurangan modal: beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan
yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk
melakukan riset dan meluncurkan produk baru.
30
• Waktu pengembangan yang lebih singkat: Perusahaan-perusahaan yang
tidak dapat mengembangkan produk baru secara cepat akan berada
dipihak yang tidak memiliki keunggulan bersaing.
• Siklus hidup produk yang lebih singkat: Ketika suatu produk baru
berhasil, pesaing dengan cepat akan meniru.
2.8.4. Proses mengadopsi Produk Baru.
Konsumen akan melalui 5 tahap dalam proses mengadopsi produk
baru, yaitu (Kotler, 2002, p183):
1. Kesadaran (Awareness): konsumen menjadi sadar akan produk baru, tetapi
kurang mendapat informasi tentang produk tersebut.
2. Ketertarikan (Interest): Konsumen mencari informasi mengenai produk
baru.
3. Evaluasi (Evaluation): Konsumen mempertimbangkan apakah masuk akal
untuk mencoba produk baru.
4. Mencoba (Trial): Konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala
kecil untuk meningkatkan perkiraan nilainya terhadap produk tersebut.
5. Adopsi (Adoption): Konsumen memutuskan untuk menjadi pengguna
tetap dan berkala atas produk tersebut.
31
2.9. Smart Card
Dari artikel di website Wikipedia.com mengatakan bahwa smart card adalah
sebuah kartu berukuran kecil yang terintegrasi dengan sebuah chip yang dapat
melakukan proses informasi. Secara umum, terdapat tiga model smart card yang
dikembangkan di industri yang di dunia saat ini, yaitu :
1. PC/SC : Dikembangkan oleh Microsoft dan beberapa perusahaan lainnya.
PC/SC adalah antarmuka aplikasi smart card untuk komunikasi dengan smart
card dari PC berbasis Win32.
2. OpenCard Framework : adalah sebuah standar terbuka yang menyediakan
operasi antar aplikasi smart card lewat NC, POS, desktop, laptop, set top box,
dan sebagainya. OpenCard biasanya harus digunakan dalam komunikasi
dengan perangkat eksternal dan/atau menggunakan library yang ada di client.
Selain itu, OpenCard juga menyediakan antarmuka ke PC/SC agar dapat
digunakan untuk perangkat yang berbasis Win32.
3. JavaCard : diperkenalkan pertama kali oleh Schlumberger dan digunakan
sebagai standar Card bagi Software Java saat ini. Schlumberger juga hanya
menggunakan Java card sebagai satu-satunya card yang dipasarkannya saat
ini, sekaligus sebagai perusahaan pertama yang memiliki lisensi JavaCard
yang berstandar ISO 7816.
SmartCard berbeda dengan Magnetic Card yang juga cukup banyak
digunakan dalam aplikasi kartu absensi di kantor-kantor dan lain sebagainya, namun
32
memiliki beberapa kelebihan dalam hal kehandalan, kemampuan menyimpan
informasi yang ratusan kali lebih banyak , lebih sulit untuk dipalsukan. Smartcard
cukup mudah untuk diprogram, sehingga memungkin untuk dikembangkan lebih
lanjut di sisi aplikasinya. Meskipun demikian, teknologi perangkat kerasnya sendiri
tidak berkembang dengan cepat dan cenderung statis.
Gambar 2.3. Ukuran standar dan komponen SmartCard
Ukuran standar dari sebuah SmartCard ditentukan oleh ISO7816. Contoh dari
Karakter fisik dari smart card standar ISO 7816 dapat dilihat pada beberapa aplikasi
seperti Kartu kredit, kartu ATM dan sebagainya seperti Gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.4. Karakteristik Fisik Sebuah SmartCard
Normalnya, sebuah smart card tidak memiliki catu daya, layar, atau
keyboard. Smart card berinteraksi dengan dunia luar menggunakan antarmuka
komunikasi serial lewat delapan titik kontak atau contact point yang ada.
33
Gambar 2.5. Delapan Titik Kontak Dengan Dunia Luar
2.10. Penerapan Teknologi Smart Card Di Indonesia
Di Indonesia saat ini mulai melirik kemungkinan penggunaan smart card.
Pemerintah mulai menerapkan teknologi tersebut dalam berbagai bidang.
Salah satu program pemerintah dalam pembagian pupuk bersubsidi
menggunakan smart card. Selain itu, terdapat proyek jalan tol dan pengawasan
BBM bersubsidi seperti terdapat dalam artikel dibawah ini:
“Smart Card” Diincar Jadi Solusi Kemacetan Pintu Tol
JAKARTA - Penggunaan kartu pintar (smart card) dalam pembayaran
tol akan menjadi salah satu persyaratan dalam tender pembangunan tol Jakarta
Outer Ring Road (JORR) II.
"Itu akan menjadi salah satu penilaian karena berarti ada nilai tambah
dalam pelayanan yang diberikan kepada pengguna jalan," kata Kepala Badan
Pengatur Jalan Tol (BPJT), Hisnu Pawenang di Jakarta, Selasa (12/9).
34
Melalui kartu ini, pengguna jalan tol nantinya tidak perlu membayar
tiket di gerbang tol tujuan seperti yang saat ini dilakukan. Sistem yang akan
digunakan adalah Touch & Pass dan Hi-Pass. Dengan sistem Touch&Pass,
pengguna jalan cukup menyentuhkan kartu ke tempat sensor kartu, dan secara
langsung akan memotong debit.
Hi-Pass lebih mudah lagi. Pengguna tidak perlu berhenti karena alat
detektor akan langsung menunjukkan golongan kendaraan kemudian kamera
akan merekam nomor kendaraan.
Dalam rangka merintis sistem pembayaran itu, BPJT telah membentuk
tim standardisasi transaksi elektronik. Selain itu, Hisnu melanjutkan pihaknya
juga akan mengumpulkan operator-operator jalan tol untuk membicarakan
rencana tersebut. "Tidak akan memaksa, operator jangan ada yang dirugikan,
terlebih masyarakat," ujarnya.
Hisnu mengaku belum mengetahui besaran biaya yang dibutuhkan
untuk beralih ke sistem pembayaran baru itu. Dia juga tidak menargetkan
kapan sistem itu akan diterapkan ke semua jalan tol. "Bertahap, sekarang
sebagian sudah ada yang mencoba," ujarnya.
Kartu pintar seperti ini di negara maju digunakan tidak hanya untuk
pembayaran satu ruas jalan tol. Di sana bahkan untuk pembayaran berbagai
keperluan transportasi, misalnya bisa digunakan untuk kereta api, parkir, dan
sebagainya. Ini yang diberlakukan di Washington, AS untuk sistem kereta
bawah tanah. Kartu pintar secara teknis merupakan helai magnetik yang
mencatat data dan dapat dibaca serta dikomputasi (diperhitungkan) secara
35
cepat. Penggunaan ini sudah lazim di sistem kereta bawah tanah, San
Francisco, Chicago, London, dan New South Wales di Australia.
Yang dikembangkan oleh Washington Metropolitan Area Transit
Authority itu menjadi yang pertama mengintegrasikan penggunaan intermoda.
Pada saat percobaan tahun 1995, 1.000 pengguna diberikan peranti ini untuk
setahun. Biaya eksperimen ini mencapai 1 juta dolar AS.
Kartu pintar seperti ini lebih canggih dari model helai magnetik yang
lebih tepat disebut memory card. Pada kartu pintar terdapat mikroprosesor
dengan sirkuit terintegrasi yang dapat melakukan proses informasi.
Kartu ini juga dilengkapi dengan batere kecil sebagai tenaga
penghidup mikroprosesor. Gunanya untuk mengirimkan sinyal radio, untuk
mengirimkan informasi pada pintu gerbang, atau pada loket karcis bahwa
transaksi sudah terjadi. Jarak pindai kartu ini antara 5–7 cm, jadi tidak lagi
perlu menggesek untuk menukar informasi. Pemindaian bahkan bisa
dilakukan dari kantor, dompet, atau tas tangan perempuan. Namun ukurannya
selebar kartu kredit dengan ketebalan tiga kalinya, sedang model terbaru
sudah setipis kartu kredit. Kartu pintar ini bisa juga dibatalkan jika hilang atau
dicuri. (adiseno/ant)
36
Pengertian e- Toll Card
Gambar 2.6. e-Toll Card
e-Toll Card adalah kartu prabayar contactless smart card yang diterbitkan
oleh Bank Mandiri bekerja sama dengan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, PT.
Citra Marga Nusaphala Persada Tbk dan PT. Marga Mandalasakti untuk
transaksi pembayaran tol. e-Toll Card menggunakan teknologi RFID (Radio
Frequency Identification) yang memungkinkan transaksi dapat dilakukan dari
jarak jauh (contactless). Fitur e-Toll Card secara lengkap sebagai berikut:
a) Saldo tersimpan pada chip kartu sehingga pada saat transaksi tidak
dibutuhkan PIN atau tanda tangan.
b) Dapat diisi ulang.
c) Minimum saldo kartu Rp 10.000,-.
d) Maksimal saldo kartu Rp 1.000.000,- (sesuai ketentuan Bank Indonesia).
e) Saldo mengendap pada kartu tidak diberikan bunga.
37
Penjualan Kartu Perdana
Masyarakat dapat membeli kartu perdana e-Toll Card di cabang-cabang
utama Bank Mandiri di Jabodetabek dan kantor gerbang operator tol tertentu.
Lokasi penggunaan e-Toll Card
e-Toll Card dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di:
a) Gerbang tol pada ruas tol yang bertanda “e-Toll Card”
• Cawang - Tomang – Cengkareng
• Cawang - Tanjung Priok – Pluit
• Cikupa - Merak
b) Toko Indomaret (mulai 15 Maret 2009)
c) SPBU (mulai 15 Maret 2009)
Cara Bertransaksi di Gardu Tol
a) Pengguna tol menyerahkan e-Toll Card kepada petugas di gardu tol.
b) Petugas gardu tol memilih golongan kendaraan dan menyentuhkan e-Toll
Card pada card reader. Saldo uang pada e-Toll Card akan berkurang sesuai
tarif tol yang telah ditentukan.
c) Petugas tol menyerahkan kembali e-Toll Card dan tanda terima pembayaran
kepada pengguna tol.
38
Isi Ulang
Pemegang Kartu dapat melakukan isi ulang/menambah jumlah saldo
dengan pilihan nominal antara lain Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 200.000, Rp
300.000, Rp 500.000 atau nominal lainnya sesuai keinginan. Isi ulang dapat
dilakukan dengan kartu mandiri debit. Metode isi ulang e-Toll Card dilakukan
melalui 2 tahap yaitu proses pembayaran (pendebitan rekening) dan proses
pengisian (memindahkan uang Anda ke fisik e-Toll Card) sebagai berikut:
Gambar 2.7. Tabel Cara Isi Ulang
Cara melakukan proses pembayaran dengan mandiri sms, ketik isi pre<spasi>
nomor<spasi>rupiah<spasi>PIN, kirim sms tersebut ke 3355.
Gambar 2.8. Tabel Daftar Lokasi Isi Ulang e-Toll Card
39
Cek Saldo
Cek saldo dapat dilakukan di lokasi isi ulang di atas atau melalui
layanan mandiri internet dan mandiri sms. Cara cek saldo kartu melalui mandiri
sms, ketik sal <spasi>pre<spasi>nomor e-Toll Card dan kirim ke 3355. Contoh
: sal pre 603298999999999.
Lain-lain
Demi kenyamanan Anda, tuliskan nama Anda di belakang kartu.
2.11. Fungsi Dan Kegunaan e-Toll Card
1. Fasilitas e-Toll Card
• Dapat digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol dengan lebih mudah,
nyaman dan cepat.
• Dapat diisi ulang di kantor operator jalan tol, Cabang Bank Mandiri dan
lokasi lainnya yang akan dilakukan kemudian.
2. Penggunaan e-Toll Card
• e-Toll Card adalah milik Bank dan atas permintaan Bank kepada Pemegang
Kartu, wajib segera mengembalikan e-Toll Card kepada Bank tanpa syarat.
• Bank tidak berkewajiban untuk mengganti kerugian akibat kartu yang rusak
karena kelalaian Pemegang Kartu, hilang, dicuri atau digunakan oleh pihak
yang tidak berwenang dan Bank tidak akan mengganti e-Toll Card yang
hilang dengan e-Toll Card yang baru.
40
• Pemegang Kartu berhak menggunakan kartunya untuk bertransaksi di pintu
tol sebatas saldo yang tersimpan dalam e-Toll Card dan tidak akan
menggunakan atau mencoba menggunakan e-Toll Card untuk transaksi pintu
tol melebihi saldo yang ada dalam e-Toll Card.
• Pemegang Kartu bertanggung jawab sepenuhnya atas penyimpanan,
pengamanan dan penggunaan e-Toll Card.
• Pemegang Kartu harus mematuhi prosedur, instruksi, panduan dan/atau
pedoman yang ditetapkan oleh Bank dari waktu ke waktu.
• Pemegang Kartu tidak diperkenankan merusak, memanipulasi, mengcopy,
dan/atau mengubah e Toll Card baik fisik maupun isi dan/atau data kartu.
• Pemegang Kartu bertanggung jawab dan wajib segera melaporkan kepada
Bank apabila terjadi penggandaan (cloning) dan penggunaan oleh pihak yang
tidak berwenang untuk bertransaksi dan/atau mengubah (fisik dan/atau
isi/data) e-Toll Card. Penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang dapat
berupa penggunaan untuk bertransaksi atau mengisi nominal pada pihak
yang tidak ditunjuk secara tertulis oleh Bank.
• Dalam hal kehilangan kartu, Bank tidak melakukan pemblokiran, tidak
mengganti fisik kartu dan Bank tidak mengembalikan saldo.
• Apabila e-Toll Card rusak, Bank tidak melakukan pemblokiran, tidak
mengganti fisik kartu namun Bank mengembalikan saldo setelah dikurangi
biaya administrasi.
• Pencantuman nama pada e-Toll Card bukan merupakan keabsahan
kepemilikan e-Toll Card.
41
• Bank berhak secara sepihak menghentikan atau menangguhkan pelayanan
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pemegang Kartu apabila terjadi
hal-hal sebagai berikut:
1) Teknis
• Jika terjadi gangguan teknis pada jaringan (network).
• Jaringan (network) sedang dilakukan peningkatan, perubahan dan atau
pemeliharaan (being upgraded, modified and/or maintained).
2) Non Teknis
Jaringan (network) dan/atau e-Toll Card terindikasi digunakan untuk
kejahatan atau kegiatan yang bertujuan melanggar hukum dengan akibat
terjadi kerusakan atau gangguan terhadap jaringan (network) dan/atau e-
Toll Card, yang dilakukan namun tidak terbatas oleh Merchant, Mitra
dan/atau Pemegang Kartu.
3. Masa berlaku e-Toll Card
• Tidak memiliki batasan masa berlaku.
• Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak terdapat transaksi isi ulang
(top up) atau belanja (purchase), maka e-Toll Card akan terblokir atau tidak
dapat digunakan dan e-Toll Card tersebut memasuki masa tenggang selama
1 (satu) bulan.
• Apabila setelah masa tenggang berakhir tidak terdapat transaksi isi ulang atau
belanja, maka dengan ini Pemegang Kartu dianggap menyetujui saldo dalam
e-Toll Card menjadi pendapatan Bank.
42
4. Penutupan e-Toll Card
• Penutupan e-Toll Card dapat terjadi apabila berlaku hal-hal sebagai berikut:
• Penutupan oleh Bank e-Toll Card akan ditutup oleh Bank akibat terjadinya
hal-hal seperti tersebut di butir 2.k. Syarat-Syarat dan Ketentuan Umum ini.
• Penutupan e-Toll Card atas permintaan Pemegang Kartu dengan alasan:
o e-Toll Card rusak , atau
o Pemegang Kartu mengajukan permohonan redemption untuk mengakhiri
penggunaan e-Toll Card.
• Apabila Pemegang Kartu bermaksud mengakhiri penggunaan e-Toll Card,
Pemegang Kartu wajib memberitahukan secara tertulis dalam bentuk dan isi
yang dapat diterima Bank dan Pemegang Kartu segera mengembalikan e-
Toll Card kepada Bank. Selanjutnya Bank akan menghentikan e-Toll Card
atas dasar pemberitahuan tertulis dimaksud.
• Pemegang Kartu dapat mengajukan permintaan penutupan e-Toll Card setiap
saat dengan mengisi Formulir Permintaan dan Keluhan atau Formulir
lainnya yang ditetapkan oleh Bank dan menyerahkan kepada Petugas
Cabang yang ditunjuk.
• Apabila dalam e-Toll Card yang akan ditutup atas permintaan Pemegang
Kartu masih terdapat saldo, maka Bank akan mengembalikan saldo e-Toll
Card tersebut sesuai catatan Bank setelah dikurangi biaya administrasi.
• Biaya administrasi penutupan kartu ini dikenakan untuk penutupan kartu oleh
Bank maupun atas permintaan Pemegang Kartu, yang besarnya ditetapkan
dalam ketentuan tersendiri.
43
• Pemegang Kartu dengan ini memberikan kuasa kepada Bank untuk
melakukan pendebetan saldo e-Toll Card untuk pembayaran biaya
administrasi atas penutupan e-Toll Card.
• Bank akan memproses penutupan e-Toll Card dan pengembalian saldo
• e-Toll Card tersebut selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak
dokumen permintaan tertulis dari Pemegang Kartu diterima lengkap oleh
Bank.
• Apabila permintaan Pemegang Kartu untuk penutupan dan pengembalian
saldo e-Toll Card disetujui Bank, maka saldo setelah dikurangi biaya
administrasi, atas permintaan Pemegang Kartu akan dikreditkan ke rekening
tabungan/giro Pemegang Kartu dan/atau dibayar tunai.
5. Redemption
Pemegang Kartu dapat mengajukan redemption/pengembalian saldo e-Toll
Card ke Cabang dengan dikenakan biaya administrasi.
6. Penyelesaian Sengketa (Dispute) Transaksi e-Toll Card
• Dalam hal terdapat pertanyaan atau sengketa/dispute transaksi Kartu maka
Pemegang Kartu dapat mengajukan keluhan baik secara tertulis dan/atau
lisan ke mandiri call 14000 atau (021) 5299-7777 atau Cabang.
• Pemegang Kartu mengajukan keluhan atas dispute transaksi maksimal 30
(tiga puluh) hari kerja dari tanggal transaksi.
• Dalam hal pengajuan keluhan dilakukan secara tertulis, Pemegang Kartu
wajib melampirkan copy bukti-bukti transaksi dan bukti lainnya untuk
mendukung pengaduan.
44
• Bank akan melakukan pemeriksaan/investigasi atas pengaduan Pemegang
Kartu.
• Apabila dari hasil pengecekan Bank telah sesuai dengan pengaduan Pemegang
Kartu maka akan dilakukan pengkreditan ke rekening tabungan/giro
Pemegang Kartu dan/atau dibayar tunai.
• Apabila dari hasil pengecekan Bank tidak sesuai dengan pengaduan
Pemegang Kartu, akan diinformasikan ke Pemegang Kartu dengan cara
penyampaian yang ditentukan oleh Bank.
7. Batas Pertanggungjawaban (Liability)
• Bank dan seluruh pejabat, pegawai dan Mitra terkait tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban oleh Pemegang Kartu atau pihak manapun yang
mengajukan tuntutan atas hal-hal sebagai berikut:
• Kehilangan e-Toll Card oleh Pemegang Kartu.
• Kerusakan e-Toll Card akibat kecerobohan Pemegang Kartu dan/atau tidak
menggunakan dan menempatkan Kartu sesuai petunjuk penggunaan.
• Kerugian sejumlah nilai uang dalam e-Toll Card akibat penggunaan transaksi
pembayaran yang tidak benar.
• e-Toll Card yang digunakan oleh pihak yang tidak berwenang dan/atau hasil
penggandaan (cloning).
• Dengan tidak membatasi hal-hal yang diatur dalam butir 7.a. di atas, Bank
berikut pejabat, pegawai dan Mitra tidak bertanggung jawab atas
tuntutan/klaim mengenai:
45
• Segala kerugian atau kerusakan karena tidak beroperasinya system akibat
bencana alam, banjir, perang, pemberontakan, huru hara atau kerusuhan,
pemogokan, demonstrasi dan/atau akibat adanya peraturan dan/atau larangan
Pemerintah.
• Segala kerugian atau kehilangan data karena penggunaan e-Toll Card oleh
pihak yang tidak berwenang.
8. Kerahasiaan Informasi Pemegang Kartu
• Keamanan informasi pribadi Pemegang Kartu akan dilindungi oleh Bank
dengan cara menjaga keamanan fisik, elektronik dan prosedur sesua
ketentuan hukum yang berlaku.
• Ketika Bank menggunakan jasa perusahaan lain untuk menyediakan layanan
bagi Bank, Bank mewajibkan mereka untuk melindungi kerahasiaan
informasi Pemegang Kartu.
9. Hukum yang Berlaku dan Domisili
• Syarat dan Ketentuan mengenai penggunaan e-Toll Card ini tunduk pada
hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
• Berkenaan dengan Syarat dan Ketentuan mengenai penggunaan e-Toll Card
dan segala akibatnya, Bank dan Pemegang Kartu setuju untuk memilih
tempat kediaman hukum di tempat Pemegang Kartu membeli kartu perdana
e-Toll Card.
• Dalam hal terjadi keselisihan maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah dan apabila tidak tercapai
46
kesepakatan maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui
Pengadilan Negeri sesuai domisili tergugat.
10. Lain-Lain
• Syarat-Syarat dan Ketentuan Umum e-Toll Card, termasuk jenis/bentuk
layanan setiap saat dapat diubah oleh Bank tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu kepada Pemegang Kartu.
• Atas perubahan, penambahan atau penggantian Syarat dan Ketentuan
mengenai Penggunaan e-Toll Card tersebut tetap akan mengikat Pemegang
Kartu.
• Perubahan, penggantian dan/atau penambahan tersebut dilakukan melalui:
• Pemberitahuan yang ditempel pada Cabang Bank atau counter.
• Diumumkan melalui website Bank (www.bankmandiri.co.id)
• Diumumkan melalui media cetak dan/atau elektronik.
• Media lain yang ditentukan kemudian.
• Seluruh jenis dan besarnya biaya dapat berubah sewaktu-waktu melalui
pemberitahuan atau pengumuman.
• Hal-hal yang berkaitan dengan Pengaduan dan Permintaan Informasi dapat
dilakukan melalui: mandiri call 14000 atau (021) 5299-7777; atau melalui
website dengan alamat: www.bankmandiri.co.id
• Syarat dan ketentuan e-Toll Card selengkapnya dapat dilihat di website
www.bank mandiri.co.id.
47
2.12. Smart Card, Kartu BBM Bersubsidi
Pemerintah akan memberlakukan pembatasan pemakaian premium dan solar
bersubsidi. Kebijakan tersebut diperkirakan mulai diberlakukan paling lambat Juni
mendatang. Namun, Sejauh ini mekanisme alokasi dan pembatasan BBM tersebut
belum resmi diumumkan pemerintah.
Reporter SCTV Jasmine Valentine melaporkan, Rabu(13/2), kemungkinan
alokasi premium yang akan diterima konsumen adalah pemakaian motor sebesar 0.5-
1 liter perhari dan kendaraan roda empat atau mobil sebesar 4-5 liter perhari. Untuk
kendaraan umum tetap akan disubsidi penuh.
Konsumen yang akan menggunakan BBM bersubsidi diharuskan memiliki
Smart Card atau kartu pintar yang dikeluarkan PT. Sucofindo. Dengan kartu ini
pengguna sepeda motor, mobil pribadi dan kendaraan umum tidak bisa lagi membeli
bensin semaunya. Chip yang ada didalam kartu ini akan mencatat data kendaraan
anda lengkap dengan jatah bensin bersubsidi yang bisa anda beli tiap harinya.
Pada tahap awal, konsumen harus mendaftarkan kendaraan dengan datang ke
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terdekat. Data kendaraan dan jatah
bensin subsidi akan dimasukkan ke komputer dan disimpan dalam chip smart card
ini. Petugas SPBU akan memindai smart card yang ditempelkan di motor atau mobil.
Jika jatah pembelian hanya lima liter tiap harinya maka ketika membeli 10 liter harus
membayar sisa lima liter dengan harga lebih mahal atau harga non-subsidi.
48
Presiden Direktur Sucofindo, Zafar D. Idham, Memastikan penggunaan kartu
ini aman. Perusahaan ini bisa saja yakin dengan sistem tersebut tapi kemungkinan
kecurangan tetap bisa saja terjadi jika pengawasan tidak ketat. Belum lagi soal
antrean yang mungkin terjadi karena sistem ini memaksa orang membeli premium
tiap hari. Karena kalau tidak, jatah hariannya akan hangus. (IAN/Jasmine Valentine
dan Hengky Rahman).