pdf (tesis ful teks)

139
PENANAMAN SIKAP GOTONG ROYONG DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 3 KRONGGEN GROBOGAN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Administrasi Pendidikan Oleh: Djamari Q 100140044 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of pdf (tesis ful teks)

Page 1: pdf (tesis ful teks)

PENANAMAN SIKAP GOTONG ROYONG DALAM

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 3

KRONGGEN GROBOGAN

TESIS

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Administrasi Pendidikan

Oleh:

Djamari

Q 100140044

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: pdf (tesis ful teks)

ii

lllllll

Page 3: pdf (tesis ful teks)

iii

NOTA PEMBIMBING I

Prof. Dr. Sutama, M.Pd

Dosen Program Magister Administrasi Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nota Dinas

Hal : Tesis Saudara Djamari

Kepada Yth

Direktur Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya

terhadap tesis saudara :

Nama : Djamari

NIM : Q. 100140044

Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan

Judul Tesis : Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan

Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam

sidang Ujian Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Surakarta, 8 April 2016

Pembimbing I

Prof. Dr. Sutama, M.Pd

Page 4: pdf (tesis ful teks)

iv

NOTA PEMBIMBING II

Dr. Suyatmini, M.Si

Dosen Program Magister Administrasi Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nota Dinas

Hal : Tesis Saudara Djamari

Kepada Yth

Direktur Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya

terhadap tesis saudara :

Nama : Djamari

NIM : Q. 100140044

Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan

Judul Tesis : Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan

Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam

sidang Ujian Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Surakarta, 8 April 2016

Pembimbing II

Dr. Suyatmini, M.Si

Page 5: pdf (tesis ful teks)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Djamari

NIM : Q100140044

Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan

Judul Tesis : Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya serahkan ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan

ringkasan-ringkasan yang telah saya jelaskan sumbernya, dan apabila di kemudian

hari terbukti tesis saya ini hasil jiplakan, maka saya rela bila gelar dan ijazah yang

diberikan universitas kepada saya akan batal saya terima.

Yang membuat pernyataan

Djamari

Page 6: pdf (tesis ful teks)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan

dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

PERSEMBAHAN

1. Istri dan anak- anakku tercinta

2. Teman seperjuangan

3. Almamaterku

4. Pembaca Yang Budiman

Page 7: pdf (tesis ful teks)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat,

rahmat, dan karunia-Nya, serta kemudahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Penulisan Tesis ini sabagai salah satu syarat akademik, untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Proses penulisan tesis tidak lepas masukan dan dorongan dari berbagai

pihak yang tidak dapat disebut satu per satu dalam bagian ini. Oleh karena itu

secara khusus pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih kepada.

1. Prof.Dr.Bambang Setiaji, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

telah memberi berbagai sarana dan fasilitas dalam menyelesaikan studi di

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Prof.Dr.Khudzaifah Dimyati,SH,M.Hum.Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk melanjutkan studi.

3. Prof.Dr.Sutama,M.Pd. Ketua Program Magister Administrasi Pendidikan

yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan studi.

4. Prof.Dr.Sutama,M.Pd.Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, dorongan, dan saran kepada penulis.

5. Dr.Suyatmini,S.E,M.Si.Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

dorongan, dan saran kepada penulis.

6. Djoko Muljono,S.Pd.M.M.Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Brati

Kabupaten Grobogan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan

penelitian .

7. Endang Wahyu Utami,S. Pd. Kepala Sekolah beserta guru SDN 3 Kronggen

UPTD Pendidikan Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian, memberikan informasi dan

kerjasama yang baik selama proses penelitian.

Page 8: pdf (tesis ful teks)

viii

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan

dan pengalaman penulis. Atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak selama ini

membantu dalam penulisan tesis, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Kritik dan saran konstruktif sangat diharapkan kepada para

pembaca demi kesempurnaan tesis ini.

Surakarta, 8 April 2016

Penulis,

Djamari

Page 9: pdf (tesis ful teks)

ix

ABSTRAK

Djamari. Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan. Tesis. Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015.

Tujuan dari penelitan ini (1) mendeskripsikan penanaman sikap gotong

royong dengan pembiasaan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka (2)

mendeskripsikan evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka (3) mendeskripsikan kendala penanaman

sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka. T

Jenis- jenis penelitian : teknik pengumpulan data observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Teknik analisis data : pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, dan kesimpulan. Uji keabsahan data triangulasi.

Hasil penelitian ini adalah (1) Mendiskripsikan penanaman sikap gotong

royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler pramuka siswa bersama-sama dan membaur dengan kelas

lainnnya, kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, gotong royong

membersihkan halaman sekolah. Proses persiapan pelaksanaan kegiatan pramuka

mengadakan mugus dan membentuk panitia kepengurusan. (2) Mendiskripsikan

ihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi adalah kepala sekolah, guru sebagai

pembina pramuka dan komite sekolah yang dilaksanakan setelah selesai kegiatan,

satu bulan dan enam bulan sekali. Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah

kehadiran peserta didik, kesesuaian materi. ketercapaian program yang tetapkan

(3) Mendiskripsikan kendala yang dihadapi pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka

seperti siswa datang terlambat, siswa kurang antusiasnya dan tidak focus

menerima materi faktor cuaca. Cara mengatasi kendala yaitu dengan lebih

memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong royong,

mendisiplinkan anak yang masih sering terlambat, melakukan variasi pengajaran,

pemberian contoh nyata dari Pembina pramuka.

Keywords: pramuka, gotongroyong, ekstrakurikuler

Page 10: pdf (tesis ful teks)

x

ABSTRACT

Djamari. Implantation attitude of the Mutual Cooperation In

Extracurricular Activities Scouts in SDN 3 Kronggen Grobogan. Thesis. Graduate

Muhammadiyah University of Surakarta. 2015.

The purpose of this research (1) Implantation the attitude of mutual

cooperation with habituation in ekstrakurikuler scout activities (2) evaluation of

Implantation an attitude of mutual cooperation with exemplary ekstrakurikuler

scout activities (3) Implantation constraints attitude of mutual cooperation in the

activities ekstrakurikuler scout.

Data collection techniques of observation, interviews and documentation.

Data analysis techniques: data collection, data reduction, data presentation, and

conclusion. Test the validity of data triangulation.

The results of this study were (1) Implantation attitude of mutual

assistance in the implementation of activities that ekstrakurikuler scout scout

extracurricular activities of students together and mingle with other woods classes,

cooperation in carrying out the task group, a gotong royong to clean the school

yard. The process of preparation of the implementation of the scouts hold mugus

and form a management committee. (2) The parties involved in the evaluation is

the principal, teachers as a scout leader and school committee held after the

completion of activities, one month and six months. Things that are evaluated

include the presence of students, the suitability of the material. achievement of the

program charge (3) Constraints faced by the implementation of extracurricular

activities such as student scouts came in late, students lack enthusiasm and focus

not receive the material to weather factors. How to overcome obstacles is to give

more tasks that can foster a sense of mutual cooperation, discipline children who

are often late, do a variety of teaching, giving concrete examples of Trustees

scout.

Keywords: scout, mutual cooperation, extracurricular

Page 11: pdf (tesis ful teks)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

NOTA PEMBIMBING I .................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING II ................................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 7

A. Esktrakulikuler Pramuka ............................................................... 7

B. Gotong Royong ............................................................................ 9

C. Penelitian Relevan ........................................................................ 9

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 12

A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 12

B. Kehadiran Penelitian ..................................................................... 13

C. Tempaat dan Waktu penelitian...................................................... 14

D. Data dan Sumber Data ................................................................. 14

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 15

F. Teknis Analisis Data ................................................................... 16

G. Keabsahan Data ............................................................................ 27

Page 12: pdf (tesis ful teks)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 19

A. Paparan Data .................................................................................. 19

B. Temuan Penelitian .......................................................................... 32

C. Pembahasan .................................................................................... 35

BAB V PENUTUP ......................................................................................... . 43

A. Kesimpulan .................................................................................... 43

B. Implikasi…………………………………………………………. 45

C. Saran .............................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... . 47

LAMPIRAN ...................................................................................................... 49

Page 13: pdf (tesis ful teks)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prinsip gotong royong merupakan salah satu ciri khas atau

karakteristik dari bangsa Indonesia. Hal lain yang mendukung keberterimaan

perilaku gotong royong juga dapat dinyatakan pada pancasila yaitu sila ke- 3

“Persatuan Indonesia “. Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia

yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang

didambakan. Sikap Gotong Royong pada siswa harus ditanamkan lebih dini,

Menurut Soekarno dan Koentjaraningrat (2013: 11). “Gotong royong

adalah kerja bersama dalam upaya mencukupi kebutuhan dan menghadapi

permasalahan secara bersama. ”Gotong royong ini merupakan kegiatan positif

yang sudah ada sejak dulu. Dan memiliki banyak manfaat bagi individu dan

lingkungannya. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sikap

gotong royong adalah cara seseorang mengarahkan dirinya untuk

bekerjasama dengan dengan orang lain atau kelompok untuk memperoleh

hasil bersama.

Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dianggap sebagai

kegiatan yang menyianyiakan waktu, membuat lelah, membuat siswa

mengabaikan pelajaran pokoknya, dan membuang-buang uang, padahal

apabila mengikuti ekstrakurikuler Pramuka itu sangat membantu siswa

dalam mengembangkan potensi yang ada, dapat menjadikan siswa

Page 14: pdf (tesis ful teks)

2

menjadi disiplin dalam belajar, menumbuhkan keberanian, menjadi anak

yang rajin dan trampil (Nastiti, 2013:3)

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan penulis di

SDN 3 Kronggen Grobogan, masih kurang sekali keinginan siswa untuk ikut

serta atau berperan dalam mengadakan gorong royong baik itu dalam

menjaga kebersihan lingkungan sekolah maupun dalam hal pembangunan

sekolah dan lain-lain. Padahal sekolah sering mengadakan kegiatan gotong

royong seperti : membersihkan lingkungan sekolah, bergotongroyong dalam

mempersiapkan perlengkapan acara-acara yang ada disekolah, dan

sebagainya.

Namun hanya sedikit siswa yang mau ikut bekerja sama dalam

kegiatan bergotongroyong dan juga tidak sedikit siswa yang menganggap

kegiatan gotong royong itu adalah hal yang kampungan dan sepele. Hal ini

disebabkan karena siswa kurang terbiasa melakukan kegiatan gotong royong

dan kurangnya kesadaran dalam diri siswa, selain itu tidak sedikit siswa yang

belum memahami manfaat dari gotong royong. Padahal seorang anak yang

kurang berperan dalam hal bergotongroyong, dapat berpengaruh kurang baik

pada kehidupan bermasyarakat di masa dewasanya kelak, karena tidak

terbiasa bekerja sama dan ikut serta dalam membangun dan membersihkan

lingkungannya.

Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dianggap sebagai

kegiatan yang menyianyiakan waktu, membuat lelah, membuat siswa

mengabaikan pelajaran pokoknya, dan membuang-buang uang, padahal

Page 15: pdf (tesis ful teks)

3

apabila mengikuti ekstrakurikuler Pramuka itu sangat membantu siswa

dalam mengembangkan potensi yang ada, dapat menjadikan siswa

menjadi disiplin dalam belajar, menumbuhkan keberanian, menjadi anak

yang rajin dan trampil (Nastiti, 2013:3)

Mengingat pentingnya upaya untuk menanamkan sikap gotong royong

pada diri siswa, maka diperlukan adanya solusi untuk menanggulanginya, dan

salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan

Ekstrakurikuler pramuka . Pengembangan potensi siswa sebagaimana

dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui

kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Wibowo (2012: 94-95) bahwa kegiatan

ekstrakurikuler dapat diikuti oleh seluruh atau sebagian siswa, dirancang

sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan kedalam kalender

akademik

Gerakan pramuka adalah nama organisasi yang merupakan suatu

wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia. Tujuan

gerakan pramuka adalah terwujudnya kaum muda Indonesia menjadi

manusia yang berwatak, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki

kepedulian terhadap sesama hidup, dan patuh kepada Negara Kesatuan

Republik Indonesia (Ma‟sumah, 201:6).

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan

Ekstrakurikuler yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah

tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan

pendidikan sekolah dan keluarga, dengan prinsip dasar dan metode

Page 16: pdf (tesis ful teks)

4

pendidikan tertentu melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan

Darma Pramuka. Gerakan Pramuka merupakan suatu gerakan yang mulai

ditanamkan di sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.

Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi, kurikulum

pedoman kegiatan ekstrakurikuler lampiran III menyatakan

Dalam keurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan

ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI), hingga Sekolah

Menengah Atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari hingga Sekolah

Menengah Atas pelaksanaanya dapat bekerjasama dengan organisasi

kepramukaan setempat/terdekat.(Kemdikbud:2013

Kepramukaan didalamnya diikuti oleh berbagai siswa dengan tujuan

peserta didik yang jujur, displin, tanggung jawab, toleransi, sopan santun,

gotong royong, percaya diri.

Berdasarkan latar belakang tersebut,dapat diketahui bahwa Gerakan

Pramuka sebagai salah satu wadah dalam pembinaan serta penanaman sikap

gotong royong pada anak. Dengan memperhatikan dan melihat kenyataan

yang ada bahwa adanya Gerakan Pramuka di sekolah,maka peneliti berminat

untuk melakukan penelitian sekaligus bahan penyusunan tesis dengan judul.

Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

Di SDN 3 Kronggen Grobogan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penamanam Sikap Gotong Royong

Page 17: pdf (tesis ful teks)

5

Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan?

Rumusan tersebut dirinci menjadi 3 fokus sebagai berikut.

1. Bagaimana penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan?

2. Bagaimana evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan?

3. Bagaimana kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan.

1. penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

2. evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

3. kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat yaitu

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengembangan

salah satu teori penanaman sikap gotong royong melalui gerakan

Page 18: pdf (tesis ful teks)

6

pramuka sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya

pelaksanaan lebih lanjut dalam kondisi yang berbeda.

b. Peneliti ingin mengembangkan tekhnik-tekhnik dalam proses

penanaman sikap gotong royong yang dapat memberikan dorongan

kepada siswa untuk suka bekerjasama.

2. Manfaat atau Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan masukan yang

berguna tentang peranan gerakan pramuka dalam penanaman sikap

gotong royong bagi siswa .

b. Memberikan sumbangan atau masukan kepada pemerintah dalam

rangka meningkatkan kualitas kegiatan kepramukaan dalam rangka

penanaman sikap gotong royong

Page 19: pdf (tesis ful teks)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ekstrakurikuler Pramuka

1 Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut Usman (2011: 148), yang dimaksud kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang waktunya di luar waktu yang

telah ditetapkan dalam susunan program seperti kegiatan pengayaan,

perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau kegiatan lain yang

bertujuan memantapkan pembentukan kepribadian seperti kegiatan pramuka,

usaha kesehatan sekolah, palang merah Indonesia, olah raga, kesenian,

koperasi sekolah, peringatan hari-hari besar agama/nasional, dan lain-

lain.Zuchdi, dkk (2014: 4) menjelaskan bahwa:

“Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan/atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.”

Senada dengan pendapat di atas, Asmani (2011: 62-63) menjelaskan

bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta

didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan

yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan/atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.

Page 20: pdf (tesis ful teks)

8

2 Pengertian Pramuka

Di Indonesia, penggunaan istilah “Pramuka” baru resmi digunakan pada

tahun 1961. Namun sebenarnya Gerakan Pramuka telah ada sejak jaman

penjajahan Belanda dengan nama kepanduan (Pusat 21 Pengembangan Tenaga

Kependidikan, 2014: 7). Tim Pusdiklatda Wirajaya DIY (2011: 21)

menyatakan bahwa Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan di

luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan Prinsip Dasar

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Kepramukaan adalah nama kegiatan

anggota Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan

nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan

di Indonesia. Menurut Mertoprawiro Soedarsono (1992: 17), Kata pramuka

merupakan rangkaian dari tiga kata yaitu yang merupakan singkatan dari

Praja yang berarti rakyat atau warga negara, Mu adalah singkatan dari Muda,

yang berarti belum dewasa dan Ka adalah merupakan singkatan dari Karana

yang artinya adalah perbuatan, penghasilan, pertunjukan, aksi, tindakan,

upacara, perusahaan, alat, pengertian, badan, pesawat. Dengan demikian

pramuka berarti warga negara yang masih muda yang mampu berkarya.

Menurut Oliver, (2010:20) The Scouts (or the Indonesian equivalent,

Pramuka) were another key source of leaders. Student activist groups and

the scouting movement were also important factors in leaders’ histories.

Menurut Aqib dan Sujak (2011: 81), Gerakan pramuka adalah

gerakan pendidikan kaum muda yang menyelenggarakan kepramukaan dengan

Page 21: pdf (tesis ful teks)

9

dukungan dan bimbingan anggota dewasa. Sebagai gerakan pendidikan, usaha

gerakan pramuka tidak lepas dari pola dasar pendidikan nasional dan

merupakan salah satu sarana pendidikan, disamping sarana pendidikan yang

lain (keluarga, sekolah, kelompok sebaya, lingkungan kerja dan masyarakat).

Menurut Aqib dan Sujak (2011: 81), kepramukaan adalah proses

pendidikan di luar sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk

kegiatan menarik, menyenangkan, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di

alam.

Menurut Rahmat PSAP (2010: 10), Kepramukaan pada hakekatnya

ada 3.

a. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi

anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;

b. Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar

lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;

c. Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

A. Pengelolaan Kegiatan Pramuka

1. Materi Ekstrakurikuler Pramuka

Pada setiap sesi latihan siswa akan diberikan materi-materi dasar

tentang kepramukaan yang terdiri dari materi pramuka dasar untuk

pramuka Siaga sampai dengan muatan-muatan keterampilan baik untuk

meningkatkan kemampuan intelenji, mental, fisik, sosial, akademik,

Page 22: pdf (tesis ful teks)

10

sampai dengan profesionalisme organisasi. Menurut Bachsan (2010: 5-7)

materi-materi tersebut diantaranya :

a. Materi Kepramukaan terdiri dari materi tentang AD / ART Gerakan

Pramuka, keorganisasian gerakan pramuka, teknik dan sistem pramuka,

kegiatan operasional pramuka, bimbingan dan pengembangan diri,

penelitian dan evaluasi, sejarah dan atribut pramuka, sumpah dan janji

serta dasa darma pramuka, dan adat pramuka gugus depan.

b. Materi Wawasan terdiri dari materi tentang wawasan nusantara, dan

sosialisasi dan persiapan diri membangun masyarakat

c. Materi Kedisiplinan terdiri dari latihan Kepemimpinan dan Latihan

Peraturan Baris Berbaris ( PBB )

d. Materi Ketangkasan dan Kecermatan terdiri dari latihan tali temali dan

simpul, latihan sandi, latihan semapur, latihan halang rintang, dan

latihan tanabur alam / lintas alam.

e. Materi Survival terdiri dari Pesta Siaga, Persari, Perkemahan Sabtu

Minggu ( PERSAMI ), dan Jambore.

f. Metari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P 3 K ) terdiri dari

materi Tentang P3K, meliputi: Kesehatan Pribadi, Kesehatan

Lingkungan Tempat Tinggal, dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat

2. Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pramuka

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Paul B. Diedrich

Page 23: pdf (tesis ful teks)

11

dalam Nasution (2004) menggolongkan aktivitas belajar dalam 8 macam

yaitu :

a. Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,

domonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

b. Oral activities, seperti menanyakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,

interupsi, dan sebaginya.

c. Listening activities, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi,

musik, pidato dan sebagainya.

d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,

angket, menyalin dan sebagainya.

e. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,

diagram, pola dan sebagainya.

f. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi,

model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan

sebagainya.

g. Mental activities, seperti menanggap, mengingat,memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan

sebagianya.

h. Emotional activiyies, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani tenang, gugup.

Aktivitas siswa dalam kegiatan pramuka adalah kegiatan yang

dilakukan siswa dalam program pramuka yang diselenggarakan oleh

sekolah. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam kegiatan

pramuka ada 8.

1) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka

Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran

kesadaran mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang

tersimpan di dalam hati seseorang sebagai akibat karena orang

tersebut tahu akan harga dirinya. Kode kehormatan pramuka adalah

norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan

pramuka yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku

Page 24: pdf (tesis ful teks)

12

kepramukaan seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan terdiri

atas : (1) Janji atau Satya; dan (2) Ketentuan-ketentuan Moral

(Dharma).

2) Belajar Sambil Melakukan

Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan langsung

praktek. Contohnya adalah kegiatan gotong- royong. Pramuka

tidak hanya mempelajari pengertian gotong- royong saja, tetapi

juga langsung mempraktekkan secara langsung dengan cara yang

benar.

3) Sistem Berkelompok

Didalam pembelajaran kepramukaan menggunakan metode

berkelompok, agar peserta didik tidak bersikap individual. Sistem

berkelompok dilaksanakan supaya peserta didik memperoleh

kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin, belajar

mengurus dan mengorganisir anggota kelompok, belajar memikul

tanggung jawab, belajar mengatur diri, menyesuaikan diri dan

bekerja sama dengan sesamanya.

4) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik

Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam

perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli

dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja

dirancang sedemikian rupa agar menyenangkan, menghibur,

mendidik dan bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan

Page 25: pdf (tesis ful teks)

13

dikelompokkan menurut usia 7- 10 tahun masuk golongan Siaga,

usia 11-15 tahun masuk golongan Penggalang, sedangkan usia 16-

19 tahun masuk golongan Penegak. Sehingga tepat sasaran sesuai

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.

5) Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan kepramukaan bukan bagian dari pendidikan

formal (pendidikan sekolah) melainkan pendidikan informal.

Dengan dilakukan di alam terbuka peserta didik akan lebih

mengenal dan mencintai lingkungan, lebih bebas dalam berkreasi

dan menghindari kebosanan.

6) Sistem Tanda Kecakapan

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara atau tata

cara untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan yang

dimiliki si pemakai tanda- tanda. Tetapi sebelum memakai tanda

kecakapan peserta didik harus menjalani serangkaian ujian yang

menjadi syarat kecakapan. Sistem tanda kecakapan dibagi atas

Tanda Kecakapan Umum (TKU) dan Tanda Kecakapan Khusus

(TKK)

7) Sistem Among

Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan

dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat

bergerak dan bertindak dengan leluasa tanpa paksaan dengan

maksud untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

Page 26: pdf (tesis ful teks)

14

8) Sistem Satuan Terpisah

Sistem Satuan Terpisah diterapkan dengan memisahkan

satuan Pramuka Putri dan Putra. Satuan Pramuka Putri dibina oleh

Pembina Putri, sedangkan satuan Pramuka Putra dibina oleh

Pembina Putra. Tidak dibenarkan Pramuka Putra dibina oleh

Pembina Putri, atau sebaliknya, kecuali pada Perindukan Siaga.

Jika sistem ini diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus

dijamin serta dijaga agar tempat perkemahan putri dan putra

terpisah. Perkemahan putri dipimpin oleh Pembina putri,

sedangkan perkemahan putra dipimpin oleh Pembina Putra. Sistem

satuan terpisah dimaksudkan agar proses pendidikan bagi masing-

masing peserta didik menjadi lebih intensif dan efektif, karena

kegiatan untuk pramuka putra tidak sama dengan kegiatan untuk

pramuka putri.

Harris, (2005:5) Scouting provides youth with an opportunity to try

new things, provide service to others, build self-confidence, and reinforce

ethical standards. These opportunities not only help them when they are

young, but carry forward into their adult lives, improving their relationships,

their work lives, their family lives, and the values by which they live. Gerakan

pramuka sebagai organisasi kepemudaan yang mempunyai visi dan misi

untuk mengembangkan pendidikan di luar sekolah untuk menyiapkan

generasi muda sebagai tunas bangsa, pandu pertiwi penerima tongkat estafet

perjuangan para pendahulunya dalam melanjutkan perjuangan bangsa untuk

Page 27: pdf (tesis ful teks)

15

mencapai cita – cita bangsa mencapai masyarakat yang adil dan makmur

(Debrina, 2010:4). Pedoman dalam kegiatan ekstrakurikuler disusun

berdasarkan lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum

dalam pedoman kegiatan ekstrakurikuler, dan menetapkan ekstrakurikuler

wajib adalah pramuka ( Dyah Lisayanti, 2014:14)

Berdasarkan berbagai pendapat mengenai ekstrakurikuler dan

Pramuka dapat ditarik benang merah bahwasanya ekstrakurikuler Pramuka

adalah kegiatan belajar perluasan dari kegiatan kurikulum yang dilakukan di

bawah bimbingan sekolah dimana waktu pelaksanaannya di luar jam

pelajaran dengan maksud untuk membantu proses pembentukan kepribadian,

kecakapan hidup, dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan

nilai-nilai kepramukaan yang berlandaskan terhadap kode kehormatan

Pramuka serta menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode

Kepramukaan. Murshito (2011: 33-36) menjelaskan bahwa metode

kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik

melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang

disesuaikan kondisi, situasi, dan kegiatan peserta didik.

B. Gotong Royong

Kemendikbud (2014: 70) menjelaskan bahwa gotong royong adalah

bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama

Page 28: pdf (tesis ful teks)

16

dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.Adapun

indikator untuk sikap gotong royong menurut Kemendikbud (2014: 70) yakni

a) terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah;

b) kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan;

c) bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;

d) aktif dalam kerja kelompok;

e) memusatkan perhatian pada tujuan kelompok;

f) tidak mendahulukan kepentingan pribadi;

g) mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri

sendiri dengan orang lain;

h) h)mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan

bersama

Berdasarkan indikator-indikator di atas dengan menyesuaikan

kebutuhan di lapangan , indikator yang digunakan dalam penelitian sikap

gotong royong siswa yakni (1) tidak mendahulukan kepentingan pribadi, (2)

aktif dalam kerja kelompok, dan (3)mencari jalan untuk mengatasi perbedaan

pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain (bermusyawarah dalam

memecahkan masalah).

C. Penelitian Relevan

Helen Alison Dollery. 2012. Making happy, healthy, helpful

citizens’:The New Zealand Scouting and Guiding Movements as

Promulgators of Active Citizenship, c.1908-1980. Selandia Baru adalah salah

satu negara pertama yang mengadopsi Pramuka pada tahun 1908, dan

mengembangkan gerakan yang terpisah untuk anak perempuan. Tesis ini

membahas sejarah organisasi dan budaya dari Selandia Baru Pramuka dan

peran mereka dalam mengembangkan kegiatan kepramukaan.Sebagai

Page 29: pdf (tesis ful teks)

17

organisasi sukarela gerakan beroperasi dan sangat terlibat dengan masyarakat

Selandia Baru yang lebih luas, berinteraksi dengan lembaga negara dan sipil,

dan dengan masyarakat. Pramuka secara aktif memberikan kontribusi kepada

masyarakat di tingkat lokal, nasional dan internasional.

Girl Scouts of Central Illinois.2013. Girl Scout Junior Jumpstart

Guide/April 24, 2013. Pramuka adalah organisasi terkemuka di dunia yang

didedikasikan sepenuhnya untuk anak perempuan untuk memelihara

membangun karakter dan keterampilan dikehidupan nyata. Program Pramuka

adalah yang mencerminkan kebutuhan yang selalu berubah dan kepentingan

perempuan hari ini. Dalam Pramuka, anak perempuan menemukan kegiatan

yang menyenangkan, persahabatan dan kekuatan bersama-sama. Sebagai

Pramuka sukarelawan akan membantu anak perempuan mengembangkan

potensi mereka; berhubungan dengan orang lain dengan meningkatkan

pemahaman, keterampilan, dan rasa hormat; mengembangkan nilai-nilai

untuk membimbing tindakan mereka dan memberikan dasar untuk suara

pengambilan keputusan; dan berkontribusi pada peningkatan masyarakat

melalui kemampuan mereka,keterampilan kepemimpinan, dan kerja sama

dengan orang lain.

Balci-Celik, S and Deniz, M. E. (2008). A Comparison of Scouts’

Emotional Intelligence Levels With Regards to Age and Gender Variables: A

Cross-Cultural Study, Elementary Education Online, 7(2), pp. 376-383.

Retrieved December 16, 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Page 30: pdf (tesis ful teks)

18

menyelidiki apakah ada atau tidak ada perbedaan antara tingkat emosional

pramuka Turki dan pramuka dari negara lain (Inggris, Portugal, Amerika,

Belanda, Norwegia dan Irlandia) berkaitan dengan variabel usia dan jenis

kelamin. Para peserta 215 pramuka yang hadir ke sebuah kamp pramuka

internasional di Inggris. 90 peserta yang Turki dan 125 berasal dari negara-

negara lain. Rentang usia pramuka adalah 11-20. Hasil menunjukkan bahwa

pramuka yang berasal dari Negara Turki memeliki ' tingkat kecerdasan

emosional yang signifikan lebih tinggi daripada pramuka negara-negara lain.

Rodley C. Pineda.2008. Exploring differences in student perceptions

of teamwork: the case of u. S. And lithuanian students. Journal of

International Business and Cultural Studies. Sikap AS dan siswa Lithuania

mengenai kerja sama tim dibandingkan. Kedua kelompok memiliki definisi

umum dari tim dan menyepakati nilai tim berkaitan dengan perkembangan

diri. Sikap mereka yang berkaitan dengan kerja sama tim yang menghasilkan

output yang lebih baik dan kepuasan mereka dengan kerja sama tim.

Ghorbani.2013.Investigating the Effect of Positive Discipline on the

Learning Process and its Achieving Strategies with Focusing on the Students'

Abilities.International Journal of Academic Research in Business and Social

SciencesMay 2013, Vol. 3, No. 5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

hubungan antara disiplin positif dan masing-masing tiga strategi yang

disajikan adalah signifikan. 'Motivasi belajar dengan 71% dan siswa guru

pengendalian diri dengan 58% memiliki, masing-masing, koefisien korelasi

Page 31: pdf (tesis ful teks)

19

yang tinggi dengan disiplin positif dari guru dan melihat pelaku. Peringkat

pertama di guru dan kepala sekolah 'pandangan ditugaskan ke motivasi

belajar siswa dan komitmen mereka.

Rachel Pasternak.2013.Discipline, learning skills and academic

achievement.Journal Art Vol. 1(1), pp. 1-11, June 2013. Temuan dari

penelitian kuantitatif yang dilakukan di antara 143 siswa kelas lima di Israel

dan AS menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara empat

keterampilan disiplin - ketekunan, pertemuan jadwal, penetapan tujuan dan

perencanaan untuk pencapaian mereka serta penyelesaian tugas

menyenangkan -dan prestasi akademik. Tidak ada perbedaan signifikan

secara statistik diperoleh antara anak laki-laki dan perempuan, antara kelas

diuji dan antara Israel sebagai lawan siswa AS

Ehiane.2014.Discipline and Academic Performance (A Study of

Selected secondary Schools in Lagos, Nigeria).International Journal of

Academic Research in Progressive Education and Development. January

2014, Vol. 3, No. 1. Studi yang digunakan survei penelitian cross sectional

desain di mana kuesioner adalah instrumen utama dari pengumpulan data

selain panduan wawancara dan telaah dokumen. persentase sederhana dan

metode statistik Chi-square digunakan untuk menganalisis data. Namun,

temuan dari studi ini jelas menunjukkan bahwa efektif disiplin sekolah harus

didorong dalam mengontrol siswa perilaku sehingga mempengaruhi siswa

prestasi akademik umum.

Page 32: pdf (tesis ful teks)

20

Lilian.2012. A Study of the Attitude, Self-efficacy, Effort and

Academic Achievement of CityU Students towards Research Methods and

Statistics. SS Student E-Journal. Vol. 1, 2012, 154-183. Hasil menunjukkan

bahwa kedua sikap dan self-efficacy secara signifikan dapat memprediksi

usaha. Namun, ketika analisis regresi berganda lain dilakukan untuk

memperkirakan kekuatan prediksi dari sikap, self-efficacy dan usaha di

akademik prestasi, ditemukan bahwa upaya gagal untuk memprediksi prestasi

akademik. Untuk menyimpulkan, dalam penelitian ini, upaya hanya dapat

dianggap sebagai faktor tidak langsung tapi bukan faktor penting dalam

menjembatani hubungan antara sikap, selfefficacy dan prestasi akademik.

Page 33: pdf (tesis ful teks)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini ialah menggunakan penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut Ghony dan Almanshur (2012: 25) menyebutkan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik

atau dengan cara-cara kuantifikasi, di mana penelitian ini menunjukkan

kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,

pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, peneliti menggunakan

penelitian jenis kualitatif untuk memahami penanaman sikap gotong royong

pada kegiatan Ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan.

Penelitian ini memberikan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang

dialami tanpa intervensi apapun dari peneliti

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Penelitian etnografi

melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar

melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang

berbeda. Jadi etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, tetapi lebih

Page 34: pdf (tesis ful teks)

22

dari itu, etnografi belajar dari masyarakat (Spradley, 2010: 4). Inti dari

etnografi adalah upaya untuk memperlihatkan makna-makna tindakan dari

kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna ini

terekspresikan secara langsung dalam bahasa, dan di antara makna yang

diterima, banyak yang disampaikan hanya secara tidak langsung melalui

kata-kata dan perbuatan, sekalipun demikian, di dalam masyarakat,orang

tetap menggunakan sistem makna yang kompleks ini untuk mengatur

tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain,

serta untuk memahami dunia tempat mereka hidup. Sistem makna ini

merupakan kebudayaan mereka, dan etnografi selalu mengimplikasikan teori

kebudayaan (Spradley, 2007: 5).

B. Kehadiran Peneliti

Kedudukan peneliti adalah sebagai instrumen penelitian dan siswa

(Spradley, 2007). Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai siswa dan

sebagai instrumen.

1. Peneliti Sebagai Siswa

Maksudnya yaitu bahwa peneliti terlibat langsung di dalam proses

kegiatan penanaman sikap cinta tanah air dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SD Negeri 3 Kronggen Grobogan. Dalam hal ini peneliti

terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah.

2. Peneliti Sebagai Instrumen

Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, dan

fungsinya sebagai pendukung tugas penelitian sebagai instrumen.

Page 35: pdf (tesis ful teks)

23

Kehadiran peneliti sebagai instrumen penelitian berupaya melakukan

pengamatan terhadap subyek penelitian dan secara terbuka. Dengan

demikian kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh

subyek atau informan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah di SDN 3 Kronggen

Grobogan. Alasan penelitian di SDN 3 Kronggen, karena sekolah ini

melaksanakan latihan pramuka secara rutin, sekolah ini menanamkan sikap

gotong royong kepada siswanya melalui pembelajaran ekstrakurikuler

pramuka tersebut.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian di

SDN 3 Kronggen Grobogan adalah selama 6 ( enam ) bulan. Peneliti mulai

melaksakan penelitian pada bulan Agustus 2015. Tabel penelitian sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Jadwal penelitian

No Keterangan Bulan

Agst Sept Okt Nov Des Jan

1 Judul penelitian

2 Pembuatan proposal

3 Pembuatan instrumen

4 Seminar proposal

5 Pelaksanaan uji coba

6 Pelaksanaan penelitian

7 Analisis data

8 Penyusunan laporan

Page 36: pdf (tesis ful teks)

24

D. Data, Sumber Data dan Nara Sumber

Herdiansyah (2010: 116) menyatakan bahwa data adalah sesuatu yang

diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang akan diolah dan

dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan

suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuaitu. Pada

penelitian ini, peneliti memakai sumber data yang berdasarkan cara

memperolehnya sesuai dengan kebutuhan dan demi kelancaran penelitian ini.

Sumber data yang dimaksud adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010: 308). Pada penelitian ini, data

primer akan diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Data primer dikumpulkan dari pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan

ekstrakurikuler Pramuka SDN 3 Kronggen Grobogan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen

(Sugiyono, 2010: 309). Data sekunder ini digunakan untuk mendukung

data yang diperoleh dari data primer. Data sekunder tersebut antara lain

buku-buku kepramukaan, Undang-undang, dan Peraturan Menteri.

3. Nara Sumber

Nara sumber dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru dan

siswa.

Page 37: pdf (tesis ful teks)

25

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif dikenal beberapa teknik pengumpulan data

yang umum digunakan. Sugiyono (2010: 309) menyebutkan bahwa secara

umum terdapat empat teknik pengumpulan data antara lain, observasi,

wawancara, dokumentasi, dan triangulasi (gabungan). Pada penelitian ini

semua teknik akan diintegrasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga

akan terkumpul data di lapangan yang komprehensif. Peneliti mengumpulkan

data menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut.

1. Wawancara Mendalam

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara

mendalam dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang apa

yang dikemukan, dipikirkan, dirasakan, dan apa saja yang diketahui oleh pihak

yang diwawancarai. Data yang ingin didapat dari wawancara ini adalah data

tentang penanaman model pembelajaran ekstrakurikuler pramuka SDN 3

Kronggen Grobogan.

2. Observasi

Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang

dilakukan secara sitematis dengan prosedur yang terstandar Arikunto,( 2010:

265). Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan data

lapangan tentang situasi umum lokasi penelitian, dalam hal ini pengamatan

dilakukan terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan penanaman

sikap cinta tanah air dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan.

Page 38: pdf (tesis ful teks)

26

Observasi dilakukan dengan partisipasi pasif dalam arti keterlibatan

peneliti sebagai orang luar. Observasi dimulai dengan observasi

menyeluruh (grand tour) untuk mendapatkan catatan-catatan lapangan

guna menjawab pertanyaan umum. Dilanjutkan dengan observasi lebih

terfokus (mini tour) untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik

guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang satuan pengalaman

yang lebih rinci.

2. Dokumentasi

Dokumen dalam penelitian ini berupa program kegiatan

Ekstrakurikuler, referensi-referensi tentang kegiatan ekstrakurikuler

pramuka dan dokumen penunjang lain yang mendukung penelitian. Teknik

ini dilakukan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau arsip

tentang pengelolaan ekstrakurikuler pramuka SDN 3 Kronggen Grobogan

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Namun, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan

dengan pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis data selama di lapangan. Sedangkan model

analisis yaang digunakan adalah Model Miles and Huberman (Sugiyono,

2010: 337-345). Pada teknik analisis ini terdapat tiga aktivitas dalam analisis

data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan

Page 39: pdf (tesis ful teks)

27

conclusion drawing/verification. Selanjutnya model interaktif dalam analisis

data ini ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 3. 1.

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) Sumber: Sugiyono

(2010: 338)

G. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji

validitas dan reliabilitas (Sugiyono, 2010: 330-374). Uji keabsahan data yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas dengan cara

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Melakukan triangulasi berarti peneliti mengumpulkan data sekaligus

menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai

teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Pengumpulan

Data

Kesimpulan

Penarikan

Reduksi

Data

Penyajian

Data

Page 40: pdf (tesis ful teks)

28

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Triangulasi

teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Adapun untuk mengecek kredibilitas data, maka

ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data yang akurat atau absah,

peneliti melakukan wawancara tidak hanya dengan satu narasumber saja

melainkan beberapa narasumber yang berbeda-beda yang dilakukan dalam

waktu yang berbeda-beda pula.

Page 41: pdf (tesis ful teks)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri

progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya.

meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, intelektual, dan fisik.

Baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan

kepramukaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan yang

berkesinambungan bagi kaum muda, baik sebagai individu maupun

sebagai anggota masyarakat yang sasaran akhirnya adalah menjadikan

mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan

berpegang teguh pada nilai dan norma bermasyarakat berbangsa dan

bernegara.

Gerakan pramuka bersifat persaudaraan artinya setiap anggota

gerakan pramuka wajib mengembangkan semangat persaudaraan antar

sesama pramuka dan sesama umat manusia. Ibu Endang Wahyu Utami,

S.Pd selaku Kepala sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan menjelaskan

mengenai penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut

29

Page 42: pdf (tesis ful teks)

30

(1)”Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

didasarkan pada MUGUS (Musyawarah Gugus Depan),

sebagai forum tertinggi Gerakan Pramuka di gugus depan.

Guru sebagai Pembina pramuka melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggung jawabnya dengan memberikan materi

pembelajaran serta mencontohkan sikap gotong royong

kepada siswa. Bentuk sederhana dari penanaman sikap

gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu ketika

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa

bersama – sama dan membaur dengan kelas lainnnya

sesuai golongan pramuka atau tingkatan pramuka”.

Hasil wawancara Kepala Sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan

sejalan dengan yang disampaikan guru SDN 3 Kronggen Grobogan

sebagai Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut

(2)”Kami selaku Pembina gerakan pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan untuk menerapkan sikap gotong

royong kepada anak-anak yaitu dengan memberikan

materi pembelajaran serta mencontohkan sikap gotong

royong kepada siswa dengan materi yang sesuai dengan

Buku Panduan Pramuka, SKU dan SKK. Bentuk sederhana

dari penanaman sikap gotong royong yang ditanamkan

kepada siswa yaitu ketika pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler pramuka siswa bersama – sama dan

membaur dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka

atau tingkatan pramuka, kerja sama dalam melaksanakan

tugas kelompok, gotong royong membersihkan halaman

sekolah dan kegiatan sabtu bersih”.

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa penanaman

sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan didasarkan pada buku panduan kegiatan Pramuka,

SKU, dan SKK. Sedangkan MUGUS (Musyawarah Gugus Depan),

sebagai forum tertinggi Gerakan Pramuka di gugus depan. Guru sebagai

Pembina pramuka melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya

Page 43: pdf (tesis ful teks)

31

dengan memberikan materi pembelajaran serta mencontohkan sikap

gotong royong kepada siswa. Bentuk sederhana dari penanaman sikap

gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu ketika pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa bersama – sama dan membaur

dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka atau tingkatan pramuka,

kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, gotong royong

membersihkan halaman sekolah.

Hasil Observasi yang peneliti dapatkan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah adanya

kegiatan bersih- bersih di lingkungan sekolah.

Gambar :

Kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah

Page 44: pdf (tesis ful teks)

32

Hasil wawancara tersebut diatas sejalan dengan hasil observasi

yang peneliti lakukan yaitu Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan memberikan materi gotong royong kepada siswa dengan materi-

materi yang sesuai dengan buku panduan kegiatan Pramuka, SKU, dan

SKK. Materi- materi tersebut yang dapat diaplikasikan dengan sikap

gotong royong yang sederhana, contohnya pelaksanaan kegiatan pramuka

yang membaur dengan kelas yang lain agar terjalain kerjasama satu

dengan yang lainnya. Ketersediaan sarana kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

(3)”Pada dasarnya untuk melaksanakan penanaman sikap

gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di

SDN 3 Kronggen Grobogan, sarana dan prasarana kegiatan

cukup memadai, hampir semua peralatan sudah tersedia,

namun perlu adanya penambahan yaitu peralatan dalam

bentuk permainan”.

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa sarana dan

prasarana untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN

3 Kronggen Grobogan cukup memadai, hampir semua peralatan sudah

tersedia, namun perlu adanya penambahan yaitu peralatan dalam bentuk

permainan.

Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah

dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,

menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam

terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan,

yang sasaran akhirnya pada pembentukan watak, akhlak, dan budi

Page 45: pdf (tesis ful teks)

33

pekerti luhur. Ibu Endang Wahyu Utami selaku Kepala sekolah SDN 3

Kronggen Grobogan menjelaskan mengenai proses persiapan pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai

berikut

(4)”Proses persiapan pelaksanaan penanaman sikap gotong

royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan yaitu Sekolah mengadakan mugus dan

membentuk panitia (struktur organisasi). Sekolah membuat

Program jangka pendek dan jangka panjang. Sekolah

membuat jadwal kegiatan dalam latihan mingguan dan

bulanan. Mengevaluasi hasil kegiatan ekstrakurikuler

pramuka dalam menanamkan sikap gotong royong”.

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwap proses

persiapan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan yaitu Sekolah mengadakan mugus dan membentuk

panitia (struktur organisasi). Sekolah membuat Program jangka pendek

dan jangka panjang. Sekolah membuat jadwal kegiatan dalam latihan

mingguan dan bulanan. Hasil wawancara tersebut sejalan dengan hasil

observasi yang peneliti lakukan yaitu peralatan untuk peneunjang kegiatan

ekstrakurikuler pramuka sudah ada dengan baik dan layak untuk

digunakan untuk melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler pramuka di SDN

3 Kronggen Grobogan. Mengevaluasi hasil kegiatan ekstrakurikuler

pramuka. Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd selaku Kepala sekolah SDN 3

Kronggen Grobogan juga menjelaskan mengenai kemampuan guru

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebgai

berikut

Page 46: pdf (tesis ful teks)

34

(5)”Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam

melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, hal ini

dikarenakan mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan

Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru juga ada yang

sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML”.

Penjelasan tersebut sejalan dengan yang disampaikan guru- guru

SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut

(6)”Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam

melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, ini

dikarenakan mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan

Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru juga ada yang

sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML.

Guru yang senior membantu pemimbing pramuka junior”.

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa

Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam melaksanakan

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

sudah cukup baik, ini dikarenakan mayoritas guru sudah mengikuti

pelatihan Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru juga ada yang

sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML, guru yang senior

membantu pemimbing pramuka junior. Dari hasil observasi yang peneliti

lakukan kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam

melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik. Guru menguasai materi yang

akan disampaikan dan mampu mengendalikan anak-anak ketika

pelaksanaan Ekstrakurikuler berlangsung.

Page 47: pdf (tesis ful teks)

35

2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan

Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang merupkan kewajiban dari seluruh jenjang sekolah

mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.

Setiap lembaga pendididkan diwajibkan memiliki satuan karya pramuka

sehingga pramuka menjadi sesuatu yang wajib dalam kegiatan

ekstrakurikuler. Pentingnya kegiatan pramuka sebagai kegiatan

ekstrakurikuler karena hakikat dari pramuka itu sendiri yang pada

dasarnya dalam membimbing generasi muda Indonesia.

Evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk menentukan atau

menilai kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada

kriteria tertentu dari program. Evaluasi harus memiliki tujuan

yang jelas, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam program.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara

objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya,

dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk

perencanaan yang akan dilakukan di depan.

Mengenai pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam evaluasi

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

dijelaskan kepala sekolah Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd sebagai

berikut

Page 48: pdf (tesis ful teks)

36

(7)‟Pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam evaluasi

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

adalah Kepala Sekolah, Guru sebagai Pembina Pramuka

dan Komite Sekolah”.

Kepala Sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan Ibu Endang Wahyu

Utami, S.Pd, juga menjelaskan mengenai waktu dari pelaksanaan evaluasi

sebagai berikut

(8)”Untuk evaluasi penanaman sikap gotong royong dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan dilaksanakan setiap satu bulan dan enam bulan

sekali”.

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa pihak-pihak

mana saja yang terlibat dalam evaluasi penanaman sikap gotong royong

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

adalah Kepala Sekolah, Guru sebagai Pembina Pramuka dan Komite

Sekolah. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan kepala sekolah SDN 3

Kronggen Grobogan dalam satu bulan sekali memantau pelaksanaan

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

yang dilaksanakan di SDN 3 Kronggen Grobogan. Untuk evaluasi

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

di SDN 3 Kronggen Grobogan dilaksanakan setiap satu bulan dan enam

bulan sekali.

Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan juga

menyampaikan mengenai hal-hal apa saja evaluasi yang dinilai dalam

Page 49: pdf (tesis ful teks)

37

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut

(9)”Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran

peserta didik dan Pembina pramuka saat mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kualitas materi yang

disampaikan pembina, ketercapaian program yang sudah

tetapkan sebelumnya yaitu penanaman sikap gotong royong

dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan musyawarah

gugus depan”.

Penjelasan diatas sejalan dengan yang disampikan kepala sekolah

SDN 3 Kronggen Grobogan Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd sebagai

berikut

(10)”Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran

peserta didik dan Pembina pramuka saat mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kualitas materi yang

disampaikan pembina, ketercapaian program yang sudah

tetapkan sebelumnya yaitu penanaman sikap gotong royong

dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan musyawarah

gugus depan apakah sudah benar-benar dijalankan dan

hayati oleh semuanya baik kepala sekolah, Pembina

pramuka dan peserta didik”.

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa hal-hal

yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran peserta didik dan Pembina

pramuka saat mengikuti kegiatan penanaman sikap gotong royong dalam

ekstrakurikuler pramuka, kualitas materi yang disampaikan pembina,

ketercapaian program yang sudah tetapkan sebelumnya yaitu penanaman

sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan

musyawarah gugus depan apakah sudah benar-benar dijalankan dan hayati

oleh semuanya baik kepala sekolah, Pembina pramuka dan peserta didik.

Page 50: pdf (tesis ful teks)

38

Hasil observasi yang peneliti perolah setiap kegiatan penanaman sikap

gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan siswa yang hadir mengisi daftar kehadiran dengan tanda tangan

dan jam ketika dating mengikuti kegitan ekstrakurikuler pramuka. Siswa

juga memberikan surat ijin siswa yang tidak hadir dalam kegiatan pramuka

kepada Pembina pramuka. Tindak lanjut evaluasi penanaman sikap gotong

royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan sebagai berikut

(11)”Evaluasi sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan

tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan

berikutnya. Tindak lanjut hasil evaluasi kegiatan

ekstrakurikuler pramuka yaitu dengan memperbaiki

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan lebih

menarik sehingga siswa lebih antusias untuk mengikutinya,

melakukan musyawarah antara pembina, kepala sekolah,

dan komite dalam upaya peningkatan kualitas baik

pelaksanaannya, sarana prasarana serta pemberian

penghargaan yang lebih kepada pembina pramuka yaitu

dalam bentuk insentif. Dampak positif bagi siswa: dapat

melatih kemandirian, kedisiplinan serta menambah

wawasan di bidang kepramukaan. Bagi guru: guru dapat

mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan di

bidang kepramukaan khususnya dalam penanaman sikap

gotong royong”.

Evaluasi sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut

atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya. Tindak lanjut

hasil evaluasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu dengan memperbaiki

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan lebih menarik

sehingga siswa lebih antusias untuk mengikutinya, melakukan

musyawarah antara pembina, kepala sekolah, dfan komite dalam upaya

Page 51: pdf (tesis ful teks)

39

peningkatan kualitas baik pelaksanaannya, sarana prasarana serta

pemberian penghargaan yang lebih kepada pembina pramuka yaitu dalam

bentuk insentif. Dampak positif bagi siswa: dapat melatih kemandirian,

kedisiplinan serta menambah wawasan di bidang kepramukaan. Bagi

guru: guru dapat mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan

di bidang kepramukaan khususnya dalam menenemkan sikap gotong

royong.

3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan terorganisasi

dan terstruktur di luar struktur kurikulum setiap tingkat pendidikan yang

secara konseptual dan praktis mampu menunjang upaya pencapaian tujuan

pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan

perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan rasa akan

nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya

dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan

mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang

lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan

ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar. Mengenai

kendala dari penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dijelaskan

Pembina pramuka sebagai berikut

Page 52: pdf (tesis ful teks)

40

(12)”Masih terlihat siswa mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pramuka hanya ikut-ikut saja tanpa

memahami pentingnya sikap gotong royong dalam kegiatan

pramuka tersebut terihat siswa masih belum kompak,

kurang disiplin. Guru/ Pembina pramuka masih harus

selalu memberikan contoh keteladanan dalam kegiatan

gotong royong”.

Penjelasan tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh kepala

sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd

sebagai berikut

(13)”Dari pantuan yang saya lakukan memang masih

banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sikap

gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di

SDN 3 Kronggen Grobogan seperti ada siswa yang masih

masih kurang antusiasnya anak dalam mengikuti kegiatan

pramuka, kurang disiplin masih belum menyadari manfaat

kegiatan gotong royong disampaikan oleh Pembina

pramuka, sehingga Pembina pramuka harus sabar untuk

mengulang intruksi dan keteladanan yang diberikan”.

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa masih

banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penanaman sikap

gotong royong kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Kronggen

Grobogan, masih kurang antusiasnya anak dalam mengikuti kegiatan

pramuka, kurang disiplin masih belum fokus dengan arahan yang

disampaikan oleh Pembina pramuka sehingga Pembina pramuka harus

sabar untuk mengulang intruksi yang diberikan, siswa masih kurang

disiplin masih dan belum fokus dengan arahan yang disampaikan oleh

Pembina pramuka, sehingga Pembina pramuka harus sabar untuk

mengulang intruksi yang diberikan. Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen

Page 53: pdf (tesis ful teks)

41

Grobogan juga menjelaskan mengenai dampak dari kendala kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebgai berikut

(14)”Dampak dari kendala pelaksanaan penanaman sikap

gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka menjadikan

siswa kurang kompak dalam melakukan tugas-tugas yang

Pembina lakukan, Pembina harus mengulang dalam

memberikan materi maupun contoh dari pelaksanaan tugas,

siswa juga masih ramai sendiri dan kurang focus dengan

ada yang dijelaskan.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan memang terlihat

pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam ekstrakurikuler

Pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan tidak serta merta berjalan lancar

sesuai rencana, dalam pelaksanaannya masih ada hambatan yang

membuat pelaksanaan ekstrakurikuler tidak berjalan maksimal.

Ekstrakurikuler Wajib merupakan program ekstrakurikuler yang

harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik

dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler wajib disekolah salah

satunya adalah pramuka yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang

Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kegiatan pramuka sangat

baik untuk membentuk karakter anggotanya, selain mengarah pada

kedisiplinan, kegiatan pramuka juga dapat membentuk perilaku positif

bagi siswa (anggota Pramuka). Dengan aktif mengikuti kegiatan pramuka

yang dilaksanakan dengan menarik, menantang, edukatif dan rekreatif,

Page 54: pdf (tesis ful teks)

42

yang lama kelamaan akan membentuk karakter baik pada anggota

pramuka.

Cara mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

dijelaskan kepala sekolah Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd sebagai berikut

(15)”Cara mengatasi hambatan tersebut dengan lebih

memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong

royong dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan

dan dinilai sesuai kelompok serta kerja sama secara gotong

royong. Mendisiplinkan anak yang masih sering terlambat

mengikuti kegiatan pramuka, melakukan variasi pengajaran

agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti kegiatan

kita sebagai pembina harus bisa memberi contoh yang baik.

Dengan ketekunan, kesabaran, keikhlasan dan terus

menerus untuk penanaman hal tersebut serta peran serta

semua pihak untuk peduli dengan peningkatan mutu

pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti

penting dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka”.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan cara mengatasi kendala

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

di SDN 3 Kronggen Grobogan Pembina mendisiplinkan anak yang masih

sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan variasi

pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti kegiatan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi kendala penanaman sikap

gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan dijelaskan Kepala Sekolah Ibu Endang Wahyu

Utami, S.Pd sebagai berikut

(16)”Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi kendala

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

Page 55: pdf (tesis ful teks)

43

adalah Kepala sekolah, Guru selaku pembina siswa dan

Komite sekolah” .

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa cara

mengatasi hambatan pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dengan

lebih memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong royong

dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan dan dinilai sesuai

kelompok serta kerja sama secara gotong royong. Mendisiplinkan anak

yang masih sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan

vaariasi pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti

kegiatan kita sebagai pembina harus bisa memberi contoh yang baik.

Dengan ketekunan, kesabaran, keikhlasan dan terus menerus untuk

penanaman hal tersebut serta peran serta semua pihak untuk peduli dengan

peningkatan mutu pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti

penting dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka

B. Temuan Penelitian

1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

a. Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

di SDN 3 Kronggen Grobogan didasarkan pada MUGUS. Bentuk

sederhana dari penanaman sikap gotong royong yaitu ketika pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa membaur dengan kelas lainnnya,

Page 56: pdf (tesis ful teks)

44

kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, gotong royong

membersihkan halaman sekolah.

b. Sarana dan prasarana dalam melaksanakan penanaman sikap gotong

royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan cukup memadai

c. Proses persiapan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan dengan mengadakan mugus dan membentuk panitia

(struktur organisasi).

d. Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam melaksanakan

kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, ini dikarenakan

mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Dasar KMD dan

mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML.

2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan

a. Pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi penanaman sikap gotong royong

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu kepala sekolah, guru

sebagai pembina pramuka dan komite sekolah, yang dilaksanakan setiap

satu bulan dan enam bulan sekali

b. Hal yang di evaluasi adalah kehadiran peserta didik, kualitas materi,

ketercapaian program yaitu penanaman sikap gotong royong

c. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai dasar untuk melaksanakan

Page 57: pdf (tesis ful teks)

45

kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan

berikutnya.

d. Dampak positif penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah bagi siswa

dapat melatih kemandirian, kedisiplinan, memupuk kerja sama, dan

menambah wawasan di bidang kepramukaan. Bagi guru dapat

mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan di bidang

kepramukaan.

3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

a. Masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penanaman sikap

gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Kronggen

Grobogan

b. Dampak dari kendala pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam

ekstrakurikuler pramuka adalah siswa kurang kompak dalam melakukan

tugas-tugas yang Pembina lakukan, Pembina harus mengulang dalam

memberikan materi maupun contoh dari pelaksanaan tugas, siswa juga

masih ramai sendiri dan kurang fokus dengan ada yang dijelaskan

c. Cara mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dengan lebih

memberikan tugas, mendisiplinkan anak yang terlambat, vaariasi

pengajaran, pemberian contoh dari pembina pramuka

Page 58: pdf (tesis ful teks)

46

d. Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi kendala penanaman sikap

gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3

Kronggen Grobogan adalah Kepala sekolah, Guru selaku pembina siswa

dan Komite sekolah .

C. Pembahasan Penelitian

1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan didasarkan pada MUGUS

(Musyawarah Gugus Depan), sebagai forum tertinggi Gerakan Pramuka di

gugus depan. Guru sebagai Pembina pramuka melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggung jawabnya dengan memberikan materi pembelajaran serta

mencontohkan sikap gotong royong kepada siswa. Bentuk sederhana dari

penanaman sikap gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu

ketika pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa bersama –

sama dan membaur dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka atau

tingkatan pramuka, kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok,

gotong royong membersihkan halaman sekolah.

Menurut Wibowo (2012: 94-95) bahwa kegiatan ekstrakurikuler

dapat diikuti oleh seluruh atau sebagian siswa, dirancang sekolah sejak

awal tahun pelajaran, dan dimasukkan kedalam kalender akademik.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan

Page 59: pdf (tesis ful teks)

47

ekstrakurikuler yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah

tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan

pendidikan sekolah dan keluarga, dengan prinsip dasar dan metode

pendidikan tertentu melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya

dan Darma Pramuka.

Sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan cukup memadai,

hampir semua peralatan sudah tersedia, namun perlu adanya penambahan

yaitu peralatan dalam bentuk permainan. Standar sarana dan prasarana

merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus terpenuhi sesuai dengan

amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,

PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24

tahun 2007.

Proses persiapan pelaksanaan penanaman sikap gotong royong

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

yaitu Sekolah mengadakan mugus dan membentuk panitia (struktur

organisasi). Sekolah membuat Program jangka pendek dan jangka

panjang. Sekolah membuat jadwal kegiatan dalam latihan mingguan dan

bulanan. Serta jadwal mengevaluasi hasil kegiatan ekstrakurikuler

pramuka. Gerakan Pramuka merupakan suatu gerakan yang mulai

ditanamkan di sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.

Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi, kurikulum

pedoman kegiatan ekstrakurikuler lampiran III menyatakan. Dalam

Page 60: pdf (tesis ful teks)

48

keurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan

ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI), hingga Sekolah

Menengah Atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari hingga Sekolah

Menengah Atas pelaksanaanya dapat bekerjasama dengan organisasi

kepramukaan setempat/terdekat.(Kemdikbud:2013)

Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam

melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, ini dikarenakan mayoritas guru

sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru

juga ada yang sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML. Guru

yang senior membantu pemimbing pramuka junior. Tujuan dari Gerakan

Pramuka untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian

yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,

disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki

kecakapan hidup sebagai kader bangsa, dan memiliki kecakapan hidup

sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara

Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta

melestarikan lingkunganhidup. Tujuan dari Gerakan Pramuka sejalan

dengan fokus pendidikan karakter yang menjadi program utama

Kementerian Pendidikan Nasional, (UU No. 12 Tahun 2010 Tentang

Gerakan Pramuka Pramuka)

Hasil penelitian ini didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh

Helen Alison Dollery. 2012. Making happy, healthy, helpful citizens’:The

Page 61: pdf (tesis ful teks)

49

New Zealand Scouting and Guiding Movements as Promulgators of Active

Citizenship, c.1908-1980. Selandia Baru adalah salah satu negara pertama

yang mengadopsi Pramuka pada tahun 1908, dan mengembangkan

gerakan yang terpisah untuk anak perempuan. Tesis ini membahas sejarah

organisasi dan budaya dari Selandia Baru Pramuka dan peran mereka

dalam mengembangkan kegiatan kepramukaan. Sebagai organisasi

sukarela gerakan beroperasi dan sangat terlibat dengan masyarakat

Selandia Baru yang lebih luas, berinteraksi dengan lembaga negara dan

sipil, dan dengan masyarakat. Pramuka secara aktif memberikan kontribusi

kepada masyarakat di tingkat lokal, nasional dan internasional.

2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan

Pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi penanaman sikap gotong

royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan adalah kepala sekolah, guru sebagai Pembina pramuka dan

komite sekolah. Untuk evaluasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN

3 Kronggen Grobogan dilaksanakan setiap satu bulan dan enam bulan

sekali. Pramuka merupakan pendidikan di luar sekolah yang dilakukan di

alam terbuka, menentang, menyenangkan, kreatif,dan inovatif sehingga

mampu membentuk generasi muda yang berkepribadian, bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, tinggi moral dan tinggi keterampilannya

(Sarkonah, 2011;3).

Page 62: pdf (tesis ful teks)

50

Hal-hal yang di evaluasi dalam penanaman sikap gotong royong

dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah kehadiran peserta didik

dan Pembina pramuka saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka,

kualitas materi yang disampaikan pembina, ketercapaian program yang

sudah tetapkan sebelumnya yaitu penanaman sikap gotong royong dalam

kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan musyawarah gugus depan apakah

sudah benar-benar dijalankan dan dihayati oleh semuanya baik Kepala

Sekolah, Pembina pramuka dan peserta didik. Kegiatan pramuka, sebagai

kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena

dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara kesatuan

republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar

1945” (Zainal Abidin, 2011;3).

Evaluasi kegiatan penanaman sikap gotong royong dalam

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai dasar

untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan

pengambilan keputusan berikutnya. Tindak lanjut hasil evaluasi

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

yaitu dengan memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka

dengan lebih menarik sehingga siswa lebih antusias untuk mengikutinya,

melakukan musyawarah antara pembina, kepala sekolah, dan komite

dalam upaya peningkatan kualitas baik pelaksanaannya, sarana prasarana

serta pemberian penghargaan yang lebih kepada pembiana pramuka yaitu

dalam bentuk insentif. Dampak positif penanaman sikap gotong royong

Page 63: pdf (tesis ful teks)

51

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

adalah bagi siswa: dapat melatih kemandirian, kedisiplinan, memupuk

kerja sama serta menambah wawasan di bidang kepramukaan. Bagi guru:

guru dapat mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan di

bidang kepramukaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh

Girl Scouts of Central Illinois.2013. Girl Scout Junior Jumpstart

Guide/April 24, 2013. Pramuka adalah organisasi terkemuka di dunia yang

didedikasikan sepenuhnya untuk anak perempuan untuk memelihara

membangun karakter dan keterampilan dikehidupan nyata. Program

Pramuka adalah yang mencerminkan kebutuhan yang selalu berubah dan

kepentingan perempuan hari ini. Dalam Pramuka, anak perempuan

menemukan kegiatan yang menyenangkan, persahabatan dan kekuatan

bersama-sama. Sebagai Pramuka sukarelawan akan membantu anak

perempuan mengembangkan potensi mereka; berhubungan dengan orang

lain dengan meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan rasa hormat;

mengembangkan nilai-nilai untuk membimbing tindakan mereka dan

memberikan dasar untuk suara pengambilan keputusan; dan berkontribusi

pada peningkatan masyarakat melalui kemampuan mereka,keterampilan

kepemimpinan, dan kerja sama dengan orang lain.

3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

Page 64: pdf (tesis ful teks)

52

Masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

di SDN Kronggen Grobogan seperti siswa yang datang terlambat dalam

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, siswa masih kurang

antusiasnya dalam mengikuti kegiatan pramuka, peserta didik kurang

menyadari tentang pentingnya gotong royong, masih kurang disiplin dan

masih belum fokus dengan arahan yang disampaikan oleh Pembina

pramuka, sehingga Pembina pramuka harus sabar untuk mengulang

intruksi yang diberikan. Faktor cuaca juga menjadi penghalang, karena

pelaksanaan pramuka diruang terbuka jika terjadi hujan akan mengganggu

jalannya pelaksanan kegiatan ekstrakurikuler. Untuk kendala dari Pembina

sendiri, jika ada acara yang memang sifatnya sangat mendesak Pembina

pramuka ijin dan digantikan guru yang lainnya. Dampak dari kendala

pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka menjadikan siswa kurang kompak

dalam melakukan tugas-tugas yang Pembina lakukan, Pembina harus

mengulang dalam memberikan materi maupun contoh dari pelaksanaan

tugas, siswa juga masih ramai sendiri dan kurang fokus dengan ada yang

dijelaskan. Murshito (2011: 33-36) menjelaskan bahwa metode

kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik

melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang

disesuaikan kondisi, situasi, dan kegiatan peserta didik.

Cara mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dengan

Page 65: pdf (tesis ful teks)

53

lebih memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong royong

dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan dan dinilai sesuai

kelompok serta kerja sama secara gotong royong. Mendisiplinkan anak

yang masih sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan

vaariasi pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti

kegiatan . Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari

dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-

naskah dari suatu buku. Melainkan suatu permainan yang menyenangkan

dialam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,

mengadakan pengembaraan bagaikan kakak-beradik, membina kesehatan

dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan

bagi yang membutuhkannya (AZ Lukman, 2011;15).

Pembina harus bisa memberi contoh yang baik, dengan ketekunan,

kesabaran, keikhlasan, keteladanan dan terus menerus untuk penanaman

hal tersebut serta peran serta semua pihak untuk peduli dengan

peningkatan mutu pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti

penting dari penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka. Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi

kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah Kepala sekolah, Guru

selaku pembina siswa dan Komite sekolah.

Hasil penelitian ini didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh

Cousse (2009) Youth work and its forgotten history. A view from

Page 66: pdf (tesis ful teks)

54

Flanders, penelitian membhaas mengenai aktivitas pemuda khususnya

dalam kegiatan social. Disebutkan dalam penelitian ini mengenai kesulitan

pemuda dalam melakukan aktivitas social adalah mereka lebih fokus untuk

kegiatan rekreasi. Hasil penelitian menunujukkan bahwa pemuda dalam

melakukan kegiatan lebih berfokus pada manfaat yang diterimanya

Page 67: pdf (tesis ful teks)

54

BAB V

KESIMPULAN

A. Simpulan

1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan didasarkan pada MUGUS

(Musyawarah Gugus Depan). Bentuk sederhana dari penanaman sikap

gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu ketika pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa bersama – sama dan membaur

dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka, kerja sama dalam

melaksanakan tugas kelompok, gotong royong membersihkan halaman

sekolah. Proses persiapan pelaksanaan penanaman sikap gotong royong

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

yaitu Sekolah mengadakan mugus dan membentuk panitia (struktur

organisasi). Sekolah membuat Program jangka pendek dan jangka

panjang. Sekolah membuat jadwal kegiatan dalam latihan mingguan dan

bulanan.

2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan

dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

Grobogan

Pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi kegiatan penanaman

sikap gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen

54

Page 68: pdf (tesis ful teks)

55

Grobogan adalah kepala sekolah, guru sebagai Pembina pramuka dan

komite sekolah. Untuk evaluasi kegiatan penanaman sikap gotong royong

dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

dilaksanakan setelah selesai kegiatan, satu bulan dan enam bulan sekali.

Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran peserta didik

pramuka, kesesuaian materi yang disampaikan pembina, ketercapaian

program yang sudah tetapkan. Tindak lanjut hasil evaluasi kegiatan

penanaman sikap gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka yaitu

dengan memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka

dengan lebih menarik dan keteladanan , sehingga siswa lebih antusias

untuk mengikutinya, melakukan musyawarah antara pembina, kepala

sekolah, dan komite dalam upaya peningkatan kualitas baik

pelaksanaannya, sarana prasarana serta pemberian penghargaan yang lebih

kepada pembina pramuka yaitu dalam bentuk insentif.

3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan

Masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN Kronggen Grobogan seperti siswa yang

datang terlambat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka,

siswa masih kurang antusiasnya dalam mengikuti kegiatan, kurang

disiplin, belum fokus dengan arahan yang disampaikan, faktor cuaca juga

menjadi kendala pelaksanan kegiatan ekstrakurikuler diluar kelas. Dampak

dari kendala pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam

Page 69: pdf (tesis ful teks)

56

ekstrakurikuler pramuka menjadikan siswa kurang kompak dalam

melakukan tugas-tugas yang diberikan, siswa belum menyadari manfaat

gotong royong, sehingga pembina harus mengulang dalam memberikan

materi intruksi/tugas-tugas yang akan dikerjakan. Cara mengatasi kendala

yaitu dengan lebih memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa

gotong royong dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan dan dinilai

sesuai kelompok serta kerja sama secara gotong royong. Mendisiplinkan

anak yang masih sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan

vaariasi pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti

kegiatan . Pembina harus bisa memberi contoh yang baik, dengan

ketekunan, kesabaran, keikhlasan dan terus menerus untuk penanaman hal

tersebut serta peran serta semua pihak untuk peduli dengan peningkatan

mutu pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti penting dari

kegiatan ekstrakurikuler pramukaPihak-pihak yang terlibat dalam

mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah Kepala

sekolah, Guru selaku pembina siswa dan Komite sekolah.

B. Implikasi

1. Jika penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dapat berjalan

dengan lancar, siswa dan ataupun semua warga sekolah dapat terbiasa

untuk menjalankan sikap gotong royong dalam kehidupannya sehari-hari

Page 70: pdf (tesis ful teks)

57

2. Jika penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan bisa berjalan

berkesinambungan, tentunya akan mempermudah siswa untuk menemukan

sosok-sosok teladan yang menjadi panutannya yang kedepannya akan

berguna bagi dirinya.

C. Saran

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah mengarahkan pembina pramuka agar selalu

memberikan contoh keteladanan dalam penanaman sikap gotong royong

baik dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.

2. Pembina Pramuka

Pembina pramuka selalu memberi contoh keteladanan dalam

penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka,

kegiatan sabtu bersih di sekolah, maupun dalam kehidupan sehari- hari.

3. Siswa

4. Siswa hendaknya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka

dengan penuh kesungguhan hati dan dapat mengaplikasikan sikap gotong

royong dalam kehidupan sehari-hariseperti yang ada dalam SKU dan

SKK, bukan hanya ketika mengikuti kegitan ekstrakurikuler pramuka saja.

Page 71: pdf (tesis ful teks)

58

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Zainal. 2011. Buku Saku Pramuka Bonus SKU Terbaru Penegak.

Jogjakarta: Planet Ilmu

Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Balci-Celik, S and Deniz, M. E. 2008. A Comparison of Scouts’ Emotional

Intelligence Levels With Regards to Age and Gender Variables: A Cross-

Cultural Study, Elementary Education Online, 7(2), pp. 376-383. Retrieved

December 16, 2008

Cousse. 2009. Youth work and its forgotten history. A view from Flanders.

International Juornal Education

Dirjen Dikdas dan Dirjen Dikmen. Peraturan Bersama Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014 –Nomor

7915/D/KP/2014 tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan

Girl Scouts of Central Illinois.2013. Girl Scout Junior Jumpstart Guide/April 24,

2013

Haris Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial

. Jakarta: Salemba Humanika.

Helen Alison Dollery. 2012. Making happy, healthy, helpful citizens’:The New

Zealand Scouting and Guiding Movements as Promulgators of Active

Citizenship, c.1908-1980.

Jamal Ma‟mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Joko Mursitho. 2011. Kursus Mahir Dasar untuk Pembina Pramuka . Jakarta:

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 958. Sekretariat Kemendikbud. Jakarta.

Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai

Page 72: pdf (tesis ful teks)

59

Ekstrakurikuler Wajib. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 959. Sekretariat Kemendikbud. Jakarta.

Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun

2006 dan Kurikulum 2013. Sekretariat Kemendikbud. Jakarta. Kurikulum

Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah. Kemendikbud. Jakarta.

Lewis. 2004. The Relation Between Extracurricular Activities With Academic And

Social Competencies In School Age Children: A Meta-Analysis.

International Juornal Education

Lukman.AZ, 2011. Buku Pintar Pramuka. Yogyakarta:Interpree book

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian

Kualitatif ed revisi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Moh. Uzer Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional ed ke-2 . Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy,. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Karya

Oemar Hamalik. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum . Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Panjaitan, Merphin. 2013. Dari Gotong Royong Ke Pancasila. Jakarta : Permata.

Aksara

Rodley C. Pineda.2008.Exploring differences in student perceptions of teamwork:

the case of u. S. And lithuanian students. Journal of International Business

and Cultural Studies

Spradley. 2010. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana, . Edisi. II.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Tim Pusdiklatda Wirajaya DIY. 2011. Buku Panduan Kursus Pembina Pramuka

Mahir Tingkat Dasar. Yogyakarta: Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY.

Kwarnas. 2010. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta:

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Page 73: pdf (tesis ful teks)

60

Kwarnas. 2011. Syarat-Syarat Kecakapan Umum (SKU) Golongan Penegak

dan Pandega. Jakarta: Kedai Kwartir Naional Pramuka.

Page 74: pdf (tesis ful teks)

61

LAMPIRAN

Page 75: pdf (tesis ful teks)

62

Lampiran 1

SYARAT KECAKAPAN UMUM (SKU) SIAGA

I.SIAGA MULA

1. Islam

- Dapat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam

- Dapat mengucapkan Syahadat dan menyebutkan artinya

- Dapat menghafal Surat Al-Fatihah dan menyebutkan artinya.

- Dapat menghafal 3 surat pendek dan menyebutkan artinya

- Dapat mengetahui tatacara berwudhu beserta doanya.

- Dapat melaksanakan gerakan sholat dan bacaannya.

- Dapat menghafal sedikitnya 3 do‟a harian

Katolik

- Dapat membuat tanda salib

- Dapat mengucapkan do‟a harian dan menyanyikan tiga buah lagu gereja

- Dapat menerima dan mensyukuri keberadaan dirinya sebagai cintaan Allah,

dan memberikan contoh-contohnya.

Protestan

- Dapat menghafal Johanes 3:16 dan berdoa sederhana

- Dapat mewujudkan ucapan syukur atas keberadaan dirinya di dunia ini

sebagai ciptaan Allah, sedikitnya 3 (tiga) hal.

- Dapat mengasihi keluarganya,

- Dapat mengasihi teman, guru dan sesamanya, baik di gudep, di sekolah dan

sekitarnya.

- Telah mengikuti sekolah minggu 4 kali berturut-turut

Hindu

- Dapat menunjukkan sikap Anjali serta dapat mengucapkan salam Panganjali

- Dapat memperagakan sikap/tatacara sembahyang

- Dapat menyebutkan nama-nama bunga yang bias dipakai sembahyang

- Dapat menyebutkan nama tempat suci untuk melaksanakan sembahyang

- Dapat menyebutkan jam atau waktu untuk melaksanakan persembahyangan

/Puja Tri Sandhya

Page 76: pdf (tesis ful teks)

63

Buddha

- Dapat mengucapkan salam Buddhis.

- Dapat bersikap Anjali

- Dapat melakukan Namaskara.

2. Dapat menghafal Dwisatya dan Dwidarma

3. Dapat menyebutkan jenis-jenis salam pramuka

4. Telah memiliki buku tabungan, sekurang-kurangnya dalam waktu 6 minggu

terakhir

5. Setia membayar uang iuran kepada gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan

uang yang diperoleh dari usahanya sendiri.

6. Dapat menyebutkan lambang Gerakan Pramuka dan Penciptaannya

7. Dapat menyebutkan salah satu seni budaya di daerah tempat tinggalnya.

8. Selalu bersikap hemat dan cermat dengan segala miliknya.

9. Dapat menyebutkan identitas diri dan keluarganya.

10. Dapat membedakan perbuatan baik dan perbuatan buruk.

11. Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan Siaga, sekurang-kurangnya 6

kali latihan berturut-turut.

12. Dapat dengan hafal menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya bait

pertama di depan perindukannya.

13. Dapat menyebutkan arti kiasan warna Sang Merah Putih

14. Dapat menyebutkan sedikitnya 3 hari besar nasional dan 3 hari besar

keagamaan

15. Dapat menyebutkan 5 peraturan keluarga

16. Dapat menyebutkan 3 peraturan dilingkungannya

17. Dapat menyebutkan 2 macam adat/budaya di lingkungnya.

18. Dapat menyampaikan ucapan dengan baik dan sopan serta hormat kepada

orang tua, sesama teman dan orang lain.

19. Dapat menyebutkan nama dan alamat Ketua RT, Ketua RW, Lurah dan

Camat di sekitar tempat tinggalnya,

20. Dapat menuyebutkan sila-sila Pancasila

Page 77: pdf (tesis ful teks)

64

21. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memeperoleh pertolongan dan dapat

menginformasikan kepada orang dewasa di sekitarnya.

22. Dapat membaca jam digital dan analog

23. Dapat menunjukan 4 arah mata angin.

24. Dapat berbahsa Indonesia dalam mengikuti pertemuan-pertemuan siaga

25. Dapat menyebutkan sedikitnya 2 macam alat komunikasi tradisional dan

modern

26. Dapat menyebutkan organ tubuh

27. Dapat menyebutkan dasar olahraga

28. Dapat melipat selimut dan merapikan tempat tidurnya,

29. Selalu berpakaian rapih dan memelihara kebersihan pribadi

30. Dapat menjalankan latihan-latihan keseimbangan, dapat melempar dan

menerima bola dengan tangan kanan dan kiri sedikitnya 5 kali tangkapan

31. Dapat menyebutkan makanan dan minuman yang bergizi ( 4 sehat 5

sempurna)

32. Dapat memelihara sedikitnya 1 macam tanaman berguna, atau 1 jenis

binatang ternak, selama kira-kira 1 bulan.

33. Dapat melipat kertas yang dibentuk menyerupai pesawat , kapal, flora dan

fauna

34. Dapat membuat simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul pangkal,

dan simpul jangkar

II.SIAGA BANTU

1. Islam

- Dapat melaksanakan Tayamum.

- Dapat melaksanakan sholat wajib

- Dapat melaksanakan Sholat berjama‟ah

- Dapat menyebutkan Rosul-rosul Allah

- Dapat melafalkan Adzan, Iqomah, untuk Putra dan Iqomah untuk putrid

- Dapat menghafal sedikitnya 6 doa harian

Khatolik

- Dapat mengucap doa harian dan menyanyikan 3 buah lagu gereja.

Page 78: pdf (tesis ful teks)

65

- Dapat menyebutkan hikayat dari Alkitab

- Dapat memberikan yang terbaik kepada keluarga

- Dapat memelihara salah satu ciptaan Allah

Protestan

- Dapat menyanyikan 3 nyanyian Kristen

- Dapat menyebutan hikayat dari Alkitab sedikitnya.

- Hikayat 4, dapat memberikan yang terbaik kepada keluarga

- Dapat memelihara salah satu ciptaan Allah

- Telah mingukuti sekolah minggu 8 kali berturut-turut

Hindu

- Dapat menyebutkan nama tempat-tempat suci untuk melaksanakan

persembahayangan

- Dapat ,mempraktikan tata cara sembahyang dengan doa Gayatri Mantram

- Dapat menyebutkan nama-nama pura yang ada disekitarnya.

- Dapat menyebutkan nama kitab suci agama Hindu.

- Dapat menyebutkan bagian Tri Kaya Parisudha.

- Dapat menyebutkan contoh-contoh perbuatan yang baik

- Dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.

Buddha

- Dapat menycapkan kata Buddha, Dharma, Sangha ( Trir Ratna)

- Dapat melakukan sifat karuna ( kasih sayang) kepada semua makhluk

- Dapat melakukan sikap berdoa

2. Dapat melaksanakan Dwisatya dan Dwidarma

3. Dapat melakukan salam pramuka dengan benar

4. Telah mimiliki buku tabungan dan sudah menabung uang secara teratur dalam

buku tabungannya selam sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga

Mula, yang diperolah dari usahanya sendiri.

5. Setia membayar uang iuran kepada gugus depan dengan uang yang sebagian

diperoleh dari usahanya sendiri

6. Dapat menyebutkan arti lambang gerakan pramuka.

7. Dapat menyebutkan sedikitnya 5 macam seni budaya yang ada di Indonesia.

Page 79: pdf (tesis ful teks)

66

8. Untuk putri: dapat memasang buah baju dan menyalakan kompor/alat sejenis

lainnya. Untuk putra: dapat membuat hasta karya dengan dua macam bahan

yang berbeda.

9. Dapat menyampaikan pendapat tentang lingkungan disekitarnya

10. Dapat memperhatikan dan melaksanakan nasehat orang tua, yahnda dan

bunda serta gurunya.

11. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan sebagai siaga mula sekurang-

kurangnya 8 kali latihan.

12. Dapat memperlihatkan sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan

diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.

13. Dapat memperlihatkan cara mengibarkan dan menyimpan bendera merah

putih pada upacara pembukaan dan penutupan latihan.

14. Dapat menyebutkan sedikitnya 6 hari besar nasional dan 5 orang nama

pahlawan nasional.

15. Dapat mengikuti acara-acara adat/budaya dilingkungan tempat tinggalnya.

16. Dapat menyebutkan 3 peraturan di lingkungan tempat tinggalnya.

17. Apat menjadi contoh yang baik bagi temannya.

18. Dapat menyebutkan nama kota/kabupaten, ibukota provinsi, dan kepala

daerahnya, Negara, ibukota Negara, kepala Negara dan wakilnya.

19. Dapat menyebutkan sila-sila Pancasila sesuai dengan lambangnya.

20. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperolah pertolongan pertama

pada kecelakaan dan dapat menginformasikan kepada petugas Puskesmas/

rumah sakit/ polisi.

21. Dapat menyebutkan perbedaan jam digital dan jam analog serta dapat

memperkirakan waktu tanpa bantuan alat.

22. Dapat menunjukkan 8 arah mata angin.

23. Dapat menyampaikan berita secara lisan dengan menggunakan bahasa

Indonesia.

24. Dapa menggunakan alat komunikasi tradisional dan modern.

25. Dapat menyebutkan fungsi organ tubuh.

26. Dapat melakukan gerakan dasar olah raga.

Page 80: pdf (tesis ful teks)

67

27. Dapat mencuci, menjemur, melipat dan menyimpan pakaiannya dengan

rapih.

28. Dapat memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumah, sekolah, tempat

ibadah dan tempat lainnya.

29. Dapat melakukan senam pramuka.

30. Dapat menunjukkan bahan-bahan makanan yang bergizi.

31. Dapat memelihara sedikitnya satu macam tanaman yang berguna, atau satu

jenis binatang ternak selama kira-kira 2 bulan.

32. Dapat membuat satu macam hasta karya dari barang bekas.

33. Dapat menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul

pangkal dan simpul jangkar.

III.SIAGA TATA

1. Islam

- Dapat membaca Al – Qur‟an dan mengetahui tanda bacanya.

- Dapat menyebutkan Asmaul Husna dan artinya.

- Dapat mengetahui dan mencaeritakan salah satu kisah Rasul.

- Dapat menyebutkan 10 nama MAlaikat dan tugasnya.

Katolik

- Tahu doa Iman, doa harapan, doa cinta kasih dan doa tobat.

- Telah mengikuti perayaan Ekaristi dan tahu arti Konsekras.

- Dapat mengenal nama Pastor Paroki dan nama Uskup setempat.

- Dapat menunjukkan kemahakuasaan Allah.

- Dapat menunjukkan tindakan manusia yang bergantup kepada Allah.

Protestan

- Dapat menghafal Lukas 10:27 (hokum kasih).

- Dapat mengucap dan menggunakan doa sederhan pada kesempatan

tertentu.

- Dapat menunjukkan kemahakuasaan Allah sedikitnya 5 macam.

- Dapat menunjukkan tindakan manusia yang bergantung kepada Allah,

sedikitnya 5 macam.

- Rajin mengikui sekolah Minggu di gerejanya.

Page 81: pdf (tesis ful teks)

68

Hindu

- Dapat menghafal bait-bait Puja Tri Sandya.

- Dapat menyebutkan hari-hari suci agama Hindu.

- Dapat memahami perbedaan makna dari perayaan hari-hari besar/suci

agama Hindu.

- Dapat menyebutkan beberapa nama Pura besar di Indonesia.

- Dapat menyebutkan bagian dari Panca Sradha.

- Dapat menyebutkan bagian dari Panca Yadnya.

- Dapat melakukan salah satu gerakan dalam Yoga Asanas.

Buddha

- Dapat melafalkan Paritta Namaskara.

- Dapat mengucapkan Paritta Vandana.

- Dapat mengucapkan Paritta Pancasila Buddis (Bahasa Indonesia)

2. Dapat mengajak temannya untuk mengamalkan Dwisatya dan Dwidarma.

3. Dapat menjelaskan tentang Salam Pramuka kepada teman seberungnya.

4. Telah memiliki buku tabungan dan sudah menbung uang secara teratur dalam

buku tabungannya selama sekurang-kurangnya 12 minggu sejak menjadi

Siaga Bantu. Seluruh atau sebagian dari uang itu diperoleh dari usahanya

sendiri.

5. Setia mambayar uang iuran kepada gugus depan dengan uang yang diperoleh

dari usahanya sendiri.

6. Dapat membuat lambang Gerakan Pramuka dari bahan yang ada.

7. Dapat memperagakan satu macam kegiatan seni budaya asal daerahnya.

8. Telah memiliki sedikitnya 5 tanda kecakapan khusus.

9. Dapat mengkritisi sesuatu masalah yang baik.

10. Dapat menolong seseorang dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

11. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan sebagai Siaga Bantu sekurang-

kurangnya 12 kali latihan.

12. Dapat menceritakan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Page 82: pdf (tesis ful teks)

69

13. Dapat menceritakan sejarah bendera kebangsaan Indonesia dan tahu sikap

yang harus dilakukan pada waktu bendera kebangsaan dikibarkan atau

diturunkan serta dapat memelihara bendera kebangsaan.

14. Dapat menyebutkan sedikitnya 7 hari besar nasional, 4 hari besar dunia dan

10 nama pahlawan nasinal.

15. Dapat menyebutkan akibat melanggar peraturan di keluarga, barung,

perindukan, dan sekolah.

16. Dapat menyebutkan akibat melanggar adat/ budaya di lingkungannya.

17. Dapat mengajak temannya berbuat baik dan berkata benar.

18. Dapat menyebutkan Negara-negara ASEAN dan menunjukkan bendera

kebangsaanya.

19. Dapat menyebutkan perbuatan yang baik sesuai dengan sila-sila PAncasila.

20. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama

pada kecelakaan dan menyampaikan kepada dokter, rumah sakit, polisi dan

keluarga korban

21. Dapat menceritakan dasar terjadinya perbedaan waktu yang ada di Wilayah

Indonesia.

22. Dapat menunjukkan 8 macam arah mata angin dengan menggunakan kompas.

23. Dapat menulis surat kepada teman atau saudaranya dengan menggunakan

Bahasa Indonesia.

24. Dapat merawat peralatan elektronik, peralatan listrik dan alat komunikasi

yang ada di rumahnya.

25. Dapat memelihara organ tubuh.

26. Dapat melakukan olah raga secara tim.

27. Dapat mencuci peralatan dapur.

28. Dapat memelihara kebersihan halaman di rumah, sekolah, tempat ibadah atau

tempat lainnya.

29. Dapat melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu gaya

cabang olahraga renang.

30. Dapat menyebutkan 5 macam penyakit menular.

Page 83: pdf (tesis ful teks)

70

31. Dapat memelihara sedikitnya dua macam tanaman berguna, atau satu jenis

binatang ternak, selama kira-kira 4 bulan.

32. Dapat membuat 2 macam hasta karya dengan bahan yang berbeda.

33. Dapat membuat sedikitnya 2 macam ikatan.

Page 84: pdf (tesis ful teks)

71

SYARAT KECAKAPAN UMUM (SKU)

PENGGALANG

I. PENGGALANG RAMU

1. Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah

2. Dapat mengetahui dan menjelaskan hari-hari besar agama di Indonesia

3. Dapat menyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia serta nama tempat

ibadahnya.

4. Islam

- Dapat melakukan mandi wajib dan mengerti penyebabnya.

- Dapat melakukan sholat berjama‟ah

- Hafal 5 macam surat-surat pendek

Katolik

- Dapat berdoa Rosario, dan tahu artinya.

- Mengikuti Perayaan Ekaristi hari minggu dan menjadi putera.puteri altar.

- Dapat menyanyikan tiga macam lagu gereja

Protestan

- Dapat menyanyikan beberapa nyanyian Gereja

- Dapat menceritakan dua macam hikayat dari Alkitab.

- Dapat melakukan doa sederhana pada kesempatan tertentu.

- Dapat menyebutkan hari-hari raya kristiyani

Hindu

- Dapat melafalkan dan mengerti arti dari bait puja Tri Sandhya dan

melaksanakannya / praktik dalam kehidupan sehari-hari.

- Dapat menyebutkan nama-nama para Maha Rsi/Penerima wahyu

- Dapat menyebutkan nama-nama pura dalam cakupan Sad Kahyangan

- Dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam epos cerita Mahabharata dan

Ramayana

- Dapat menguraikan arti dan makna kata Tatwamsi

- Dapat menguraikan arti dan menjelaskan fase kehidupan dalam ajaran Catur

Asrama

- Dapat mempraktikan satu gerakan yoga Asanas.

Page 85: pdf (tesis ful teks)

72

Buddha

- Dapat menjelaskan arti/makna symbol yang terdapat di Altar Buddha.

- Dapat menyanyikan lagu Pancasila Buddis

- Dapat melakukan dana paramita.

5. Dapat menjelaskan tentang emosi

6. Dapat menyampaikan pendapat dengan baik dalam suatu pertemuan pasukan

penggalang

7. Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat dari penghijauan

8. Dapat mengetahui dan memahami tentang hak perlindungan anak

9. Ikut serta dalam kegiatan perkemahan penggalang sedikitnya 2 hari, sesuai

dengan standar perkemahan

10. Dapat menyebutkan tanda-tanda pengenal Gerakan pramuka sesuai dengan

golongan dan tingkatannya.

11. Mengetahui nama ketua RT hingga Lurah, Camat dan tokoh masyarakat atau

setidaknya di tempat tinggalnya.

12. Dapat mengetahui dan menyebutkan Kode kehormatan pramuka penggalang.

13. Rajin dan giat mengekuti latihan pasukan penggalang sekurang-kurangnya 8

kali latihan berturut-turut.

14. Tahu tentang :

a. Salam pramuka

b. Motto

c. Arti Lambang Gerakan Pramuka

15. Dapat menjelaskan sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera

merah putih.

16. Dapat menjelaskan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya

dengan sikap yang benar serta dapat menyanyikan 2 lagu wajib Nasional dan

1 lagu daerah nusantara.

17. Dapat menjelaskan tentang lambang Neraga RI

18. Dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

19. Telah menabung secara rutin dan setia membayar uang iuran untuk regunya

yang diperoleh dari usahanya sendiri.

Page 86: pdf (tesis ful teks)

73

20. Dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaat sedikitnya 2 jenias alat

teknologi informasi modern.

21. Dapat mengetahui dan memilah sampah

22. Dapat menjelaskan teknik pejernihan air

23. Dapat membuat dan menggunakan simpul dan menggunakan simpul mati,

simpul hidup, simpul anyam, simpul tiang, simpul pangkal dan dapat

menyusuk tali, membuat ikatan serta menyambung dua tongkat.

24. Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar

25. Mengenal macam-macam sandi, isyarat morse dan semaphone.

26. Selalu berpakaian rapih, memelihara, kesehatan dan kebersihan dari serta

lingkungannya.

27. Dapat baris-berbaris.

28. Dapat menjelaskan sedikitnya 3 cabang olahraga dan dapat melakukan 2 jenis

cabang olahraga, salah satunya olahraga Renang

29. Mengetahui adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh.

30. Selalu melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 30 menit

II.PENGGALANG RAKIT

1. Mengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya

2. Membuat laporan singkat kegiatan keagamaan yang diikutinya.

3. Dapat menjelaskan bentuk toleransi beragama antar umat beragama

dilingkungannya

4. Islam

- Dapat menyebutkan, membaca, dan menghafalkan serta memimpin 8 doa

harian secara baik dan benar di hadapan regunya.

- Dapat menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW

- Selalu melaksanakan shalat wajib dan sholat Jum‟at bagi putera

Katolik

- Mengetahui siapa Kristus.

- Dapat berdoa dengan kata-katanya sendiri

Protestan

- Mengetahui makna doa

Page 87: pdf (tesis ful teks)

74

- Dapat menguraikan beberapa nyanyian Gerejani yang dikenal

- Mengetahui pembagian Alkitab

- Dapat menguraikan secara singkat isi dari dua buku di dalam Perjanjian

Baru

Hindu

- Dapat melafalkan dan memahami arti bait-bait Puja Tri Sandya serta

menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.

- Dapat berperan aktif dalam setiap upacara/pelaksanaan Panca Yadnya di

masyarakat

- Dapat memahami dan mempraktikan ajaran Tatwamsi seperti menerapkan

sikap kasih sayang dalam kehidupan nyata, menolong makhluk yang lemah,

membatu yang terkena musibah, melestarikan suaka.

- Mempraktikan sikap hidup suka beramal/ berdana dunia

- Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita.

- Dapat mempraktikan minimal tiga gerakan Yoga Asanas

- Dapat menarikan salah satu bentuk tarian sacral keagamaan Hindu ( missal:

Tari Baris, Tari Rejang, Tari Wayang Orang dan lain-lain)

Buddha

- Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama.

- Dapat menyebutkan hari-hari raya Agama Buddha.

- Dapat melakukan sikap meditasi

- Dapat menyanyikan lagu Aku Berlindung

- Dapat melakukan dana paramita

5. Dapat melaksanakan dan memimpin diskusi regu

6. Menyebutkan cirri-ciri pengendalian emosi diri

7. Melakukan kegiatan penghijauan di lingkungannya atau di daerah lainnya serta

telah menanam dan merawat tanaman penghijauan

8. Dapat menjelaskan tentang hak perlindungan anak

9. Ikut serta dalam kegiatan Lomba Tingkat dan lomba-lomba Pramuka

Penggalang, di gugus depan dan kwartir.

10. Dapat menyebutkan tanda-tanda pengenal pada pakaian seragam.

Page 88: pdf (tesis ful teks)

75

11. Dapat membuat struktur pemerintahan dari tingkat kelurahan hingga RT di

tempat tinggalnya.

12. Dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Satya dan Darma

Pramuka Penggalang

13. Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan penggalang sekurang-kurangnya 10

kali latihan berturut-turut.

14. Dapat menjelaskan dan melaksanakan cara member salam pramuka

15. Dapat menjelaskan sejarah bendera merah putih dan perlakuannya (

Memahami UU No. 2 Tahun 2009)

16. Dapat menjelaskan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dan

perlakuannya ( Memahami UU No. 24 Tahun 2009)

17. Dapat menjelaskan lambang Negara dan perlakuannya ( Memahami UU No.

24 2009)

18. Selalu berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

Dapat membuat laporan secara tertulis dari hasil pertemuan yang diikutinya.

19. Memiliki tabungan atas nama pribadi, Aktif menabung secara rutin dengan

menunjukan keaktifannya menabung di regunya.

20. Dapat mengoperasikan dan merawat salah satu teknologi informasi.

21. Dapat mengolah sampah serta mempraktikan cara pengolahannya secara

composting

22. Dapat melakukan proses penjernihan air secara sederahana.

23. Dapat membuat beberapa jenis pioneering, seperti :

- Rak piring - Ting jemuran

- Meja makan - Menara kaki tiga

24. Dapat menggunakan kompos dan membuat peta pita, menaksir kecepatan

arus dan kedalaman.

25. Dapat membuat dan menerjemahkan sandi, menerima berita dengan

menggunakan bahasa morse dan semahone.

26. Selalu berpakaian rapih di setiap saat dan memlihara kesehatan dan

kebersihan diri di lingkungannya.

27. Dapat memimpin regunya untuk baris berbaris.

Page 89: pdf (tesis ful teks)

76

28. Tahu peraturan permainan 3 cabang olahraga yang dipilihnya dan dapat

melakukan salah satu yang dipilihnya.

29. Mengetahui cirri-ciri perubahan fisik tubuh pada dirinya dan faham akan

norma-norma pergaulan.

30. Dapat menunjukkan jadwal kegiatan fisik dan gerakan tubuh yang dilakukan

setiap hari.

III.PENGGALANG TERAP

1. Taat menjalankan ibadah sesuai agamanya dan mengajak orang lain untuk

beribadah

2. Berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan baik dalam

Gerakan Pramuka mupun di masyarakat.

3. Dapat mengajak teman/orang lain untuk berperilaku toleran antar umat

beragama.

4. Islam

- Dapat bertindak sebagai imam dalam sholat berjama‟ah di perkemahan.

- Dapat menghafal 10 macam dao harian dan hafal 10 macam surat pendek

- Dapat memimpin doa

- Selalu melaksanakan sholat berjama‟ah di Masjid / Musholla

Katolik

- Tahu arti perayaan Ekaristi, dan bagian-bagian yang penting

- Tahu peralatan Misa dan warna-warna Liturgi.

- Tahu hirearki Gereja.

Protestan

- Dapat memimpin beberapa nyanyian Gerejani dalam pertemuan-pertemuan

Penggalang.

- Dapat memimpin doa dalam pertemuan-pertemuan penggalang

- Dapat menjelaskan Hukum Kasih (Lukas 10: 27 dan Matius 22:37-40)

- Dapat menjelaskan tentang dua belas pengakuan iman Rosuli.

Hindu

- Dapat melafalkan dan memhami arti bait-bait dalam mantra Puja Tri Sandya

derta dapat dan mampu memimpin pelaksanaan persembahyangan.

Page 90: pdf (tesis ful teks)

77

- Dapat menyebutkan bagian-bagian kepemimpinan Hindu dalam Asta Brata

- Dapat memahami serta menerapkan Ajaran Tri Hita Karana dalam

kehidupan sehari-hari

- Dapat menjelaskan pengertian dan konsep ajaran Rwa Bhineda.

- Dapat menguraikan dan memahami kaitan ajaran Catur asrama dan catur

Purusan Artha.

- Dapat mempraktikan minimal lima gerakan Yoga Asanasas.

- Dapat menarikan lebih dari satu bentuk tarian sacral kegamaan Hindu

- Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita.

Buddha

- Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama

- Dapat melakukan meditasi.

- Dapat menyanyikan lagu Malam Suci Waisak.

- Dapat menyebutkan tempat-tempat suci Agama Buddha

- Dapat menceritakan silsilah keluarga Pangeran Sidharta Gotama.

5. Dapat mengendalikan emosi teman sebayanya.

6. Dapat memimpin pertemuan Pasukan Penggalang

7. Mengajak teman sebaya/regunya untuk melakukan kegiatan penghijauan dan

memelihara di lingkungannya atau di daerah lain.

8. Dapat mensosialisasikan kepada teman sebaya tentang hak perlindungan anak

9. Telah ikut serta dalam kegiatan Jambore/Lomba Tingakt/Perkemahan lainnya.

10. Dapat menjelaskan tanda-tanda pengenal Gerakan Pramuka

11. Dapat menjelaskan tugas dan fungsi seorang Kepala Desa/Lurah, Camat,

Bupati/ Walikota.

12. Dapat mengajak anggota regudan pasukannya untuk senantiasa mengamalkan

kode kehormatan Pramuka Penggalang.

13. Rajin dan giat mengikuti latiahan pasukan Penggalang sekurang-kurangnya

12 kali latihan berturut-turut.

14. Dapat menjelaskan dan menggunakan Salam pramuka

15. Dapat mengibarkan dan menurunkan bendera sang merah putih pada upacara

hari-hari besar nasional atau sejenisnya.

Page 91: pdf (tesis ful teks)

78

16. Dapat memimpin lagu Indonesia Raya di depan orang lain pada suatu

upacara. Dapat menyanyikan 4 lagu wajib, 3 lagu daerah tempat tinggalnya

dan 3 macam lagu daerah lainnya.

17. Dapat menjelaskan Lambang Negara Republik Indonesia di depan pasukan

atau teman sebayanya.

18. Dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pertemuan

resmi.

19. Dapat menjelaskan kepada anggota regunya/pasukannya menfaat menabung

dan membayar uang iuran serta mengajak untuk melakukan gemar menabung.

20. Dapat mengajarkan penggunaan teknologi informasi sedikitnya 2 jenis

kepada teman sebayanya.

21. Ikut mensosialisasikan cara pengolahan sampah

22. Dapat mensosialisasikan cara penjernihan air

23. Dapat membuat pioneering :

- Jembatan sederhana

- Menara pandang sederhana

24. Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus, menaksir

tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman

25. Dapat menerima dan mengirim berita dengan menggunakan bendera morse

dan semaphone serta dapat membuat sandi hasil kreasi pribadi lengkap

dengan kuncinya.

26. Selalu berpakaian rapih di setiap saat dan menjadi contoh bagi teman-

temannya untuk memelihara kesehatan serta kebersihan diri di

lingkungannya.

27. Dapat memimpin dan melatih baris berbaris di pasukannya.

28. Dapat melaksanakan olahraga beregu dan melakukan 3 jenis cabang olah raga

serta tahu peraturannya ( Salah satunya olah raga renang)

29. Dapat mengatasi adanya perubahan perkembangan fisik tubuh.

30. Dapat menjelaskan manfaat dan melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya

45 menit.

Page 92: pdf (tesis ful teks)

79

Lampiran 2

SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)

TINGKAT PURWA GOLONGAN PENGGALANG

1. Syarat-syarat SKK Sholat

a. dapat menjalankan tayamum dan mandinya,

b. memahami syarat-syarat, rukun, dan yang membatalkan sholat.

Gambar 1: SKK Sholat

2. Syarat-syarat SKK Khotib

a. tahu dan dapat melaksanakan syarat dan rukun khotib,

b. dapat berkhotbah dengan sopan dan dengan bahasa yang mudah dimengerti

oleh umum.

Gambar 2: SKK Khotib

3. Syarat-syarat SKK Qori

a. telah membaca Al-Qur‟an juz 1 sampai dengan juz 10,

b. faham akan tajwid dan mahroj dalam membaca Al-Qur‟an.

Gambar 3: SKK Sholat

Page 93: pdf (tesis ful teks)

80

4. Syarat-syarat SKK Muadzin

a. faham akan arti lafal adzan,

b. dapat menyerukan adzan dengan lagu dan suara keras dan merdu,

Gambar 4: SKK Muadzin

5. Syarat-syarat SKK Penabung

a. Memiliki buku Tabanas, buku tabungan pelajar

b. Dapat menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya sekurang-

kurangnya selama 6 bulan

c. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu “Mari Menabung “ Ciptaan Imam

Santoso”

Gambar 5: SKK Penabung

6. Syarat-syarat SKK Pengatur Rumah Tangga

a. Dapat mengatur isi dan menghias suatu ruangan secara sederhana, tetapi

berseni (artistik), dengan memperhatikan komposisi, bentuk dan warna

ruang tamu, ruang tidur, ruang belajar, ruang makan, ruang tunggu, atau

ruang lainnya,

b. Dapat membuat sedikitnya dua macam hiasan sederhana dari barang-

barang yang ada di sekitanya, misalnya dengan menggunakan bunga

kebun, kertas, batu, buah-buahan, tanaman, dahan-dahan, atau bahan

lainnya,

c. Mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara

(ventilasi).

Page 94: pdf (tesis ful teks)

81

Gambar 6: SKK Pengatur Rumah Tangga

7. Syarat-syarat SKK Penyanyi

a. Dapat membaca not angka dan tahu tanda-tanda serta istilah not angka,

b. Dapat menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya (3 bait), 3 lagu

Indonesia lainnya, dan 3 lagu Pramuka,

c. Dapat menyanyikan sebuah lagu, baik suara pertama maupun suara

keduanya,

Gambar 7: SKK Penyanyi

8. Syarat-syarat pengatur meja makan

a. Dapat menyiapkan tempat dan menghidangkan jamuan minum the panas

dengan kue ala kadarnya,

b. Dapat menyiapkan meja untuk menghidangkan makan pagi dengan nasi

atau roti secara Eropa, dan tahu cara pengguaan sendok, garpu dan pisau

pada makan pagi,

c. Tahu dan dapat melipat serbet makan dengan bermacam cara,

d. Tahu sopan santun makan dan penyajikan makanan.

Gambar 8: SKK Pengatur Meja Makan

9. Syarat-syarat SKK Dirigen

a. Dapat membaca not angka dan tahu tanda-tanda serta istilah not angka,

Page 95: pdf (tesis ful teks)

82

b. Dapat menyanyikan dua buah lagu nasional/daerah dan dua buah lagu

Pramuka, baik notasi maupun kata-katanya,

c. Dapat memimpin regunya untuk menyanyikan:

(1) lagu Indonesia Raya,

(2) dua buah lagu nasional/daerahnya, dan

(3) dua buah lagu Pramuka,

d. Mengerti cara pemberian aba atau tanda birama dengan tangan untuk lagu-

e. lagu yang sederhana.

Gambar 9: SKK Dirigen

10. Syarat-syarat SKK Pengamat

a. Dapat mengingat 10 dari 15 macam benda yang dilihatnya dalam 1 menit

(dilakukan dua kali percobaan dengan benda-benda yang berlainan),

b. Dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang

dirabanya, dicium, dikecap dengan lidah, dan suara yang didengarnya,

c. Dapat mengikuti jejak sejauh 3 km, dengan menggunakan tanda jejak

sederhana dari bahan alam sekitarnya, dan dapat mencatat sedikitnya 70%

dari seluruh tanda yang dibuat penguji,

d. 1. Mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup jenis binatang yang

ada di sekitarnya, atau

2. Mengetahui nama dan mengenal 10 macam tumbuh - tumbuhan /

buah-buahan / sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan

tumbuh didaerahnya, atau

3. Mengetahui nama dan mengenal beberapa macam jamur (fungi) yang

dapat dimakan atau yang beracun, yang tumbuh di daerahnya.

Page 96: pdf (tesis ful teks)

83

Gambar 10: SKK Pengamat

11. Syarat-syarat SKK Gerak Jalan

a. Mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri, berjalan

(secara cepat/lambat), start waktu berlomba gerak jalan,

b. Mengerti cara mencegah dan merawat lepuh di kaki, cara beristirahat

selama dan sesudah gerak jalan,

c. Pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh

10 km untuk putera dan 8 km untuk puteri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali.

Gambar 11: SKK Gerak Jalan

12. Syarat-syrat SKK Penyelidik

a. Dapat memperlihatkan kecakapannya menyembunyikan diri atau

menyamar secara sederhana, sehingga sukar dikenali orang (camouflage),

b. Mempunyai catatan/bukti bahwa ia telah:

1. Mengetahui cara dan kebiasaan hidup dari satu jenis/macam binatang,

atau

2. Mengenal sedikitnya 2 macam tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain, baik

yang berguna maupun yang merusak/beracun bagi manusia/hewan, atau

3. Mengenal 2 macam jamur yang dapat dimakan orang atau yang beracun

dan tahu bahaya, pencegahan dan pengobatan atas keracunan itu,

c. Dapat mengenali dua orang teman/pembina/pengujinya yang menyamar

ditengah orang banyak, dan dapat memberikan laporan tentang keadaan

Page 97: pdf (tesis ful teks)

84

dan kegiatan yang dilakukan orang itu selama lebih kurang 10 menit yang

dilihatnya dari jarak tertentu,

d. Dapat memperlihatkan kecakapannya mengikuti (membayangi),

merunduk, atau merayap (dengan salah satu gaya merayap sesuai dengan

tempatnya), melalui jarak lebih kurang 300 meter, mendekati

penguji/orang lain di tempat tertentu secara diam-diam, tanpa terlihat dan

terdengar.

Gambar 12: SKK Penyelidik

13. Syarat-syarat SKK Juru Kebun

a. Mengenal sedikitnya 5 jenis tanaman hias, 5 jenis tanaman buah-buahaan,

dan 5 jenis tanaman sayur-sayuran,

b. Dapat membuat dan mempergunakan pupuk kompos,

c. Mengenal sedikitnya 3 macam hama dan penyakit tanaman dan tahu cara

pencegahan dan pemberantasannya,

d. Telah memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu jenis tanaman

buah-buahan, atau satu jenis tanaman sayur-sayuran sampai berbunga,

sampai berbuah, sampai dipanen, atau sedikitnya selama 3 bulan.

Gambar 13: SKK Juru Kebun

Page 98: pdf (tesis ful teks)

85

14. Syarat-syarat SKK Juru Potret

a. Dapat memelihara alat fotografi, dan tahu merek, ASA/DIN, masa laku

dan penggunaan beberapa jenis film,

b. Dapat menggunakan alat fotografi, dan tahu cara kerja bagian-bagiannya,

misalnya penggunaan diafrahma sesuai dengan cuaca, pengatur jarak, dan

sebagainya,

c. Telah memotret dengan tustel film, dan berhasil baik benda tak bergerak,

misalnya pemandangan alam, keadaan perkemahan, bangunan monumen,

dan sebagainya, masing-masing 3 buah.

Gambar 14: SKK Juru Potret

15. Syarat-syarat SKK Peternak Ayam

a. Telah memelihara ayam sebanyak lebih dari 10 ekor, selama sedikitnya 3

bulan,

b. Mengerti dan dapat membuat ramuan makanan ayam (termasuk untuk

anak ayam dan ayam yang sedang bertelur) serta dapat mengatur waktu

pemberian makan/minum,

c. Tahu dan dapat memelihara kandang, membersihkan dan mencegah

kemungkinan serangan penyakit/gangguan terhadap ayam,

d. Mengerti dan dapat menjelaskan manfaat daging dan telur ayam untuk

kesehatan manusia dan dapat memilih serta menyimpan telur,

Gambar 15: SKK Peternak Ayam

Page 99: pdf (tesis ful teks)

86

16. Syarat-syarat SKK Juru Isyarat Bendera

a. Memahami abjad Semaphore dan Morse,

b. Dapat membuat menara isyarat sederhana,

c. Memahami isyarat peluit laut,

d. Dapat menerima isyarat dengan bendera.

Gambar 16: SKK Juru Isyarat Bendera

17. Syarat-syarat SKK P3K

a. Mengetahui cara dan dapat menolong kecelakaan luka iris, luka garuk,

luka bakar/kena benda panas, benjut/memar, terkilir, hidung berdarah,

tersengat/tergigit binatang berbisa, dan debu di mata,

b. Mengetahui cara dan dapat mencegah dan menolong orang yang

mengalami hilang semangat (collapse), pingsan, matisuri (schijndood), dan

trersengat sinar matahari (zonnesteek),

c. Mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapih:

pembalut segitiga (mitella), dan pembalut panjang (zwapchtel verband)

untuk luka di jari, lengan, tangan, kepala, lutut dan betis,

d. Mengetahui letak urat-urat nadi terpenting, dan mengetahui cara

penghentian pendarahan urat nadi,

e. Dapat membuat tandu darurat dengan cepat dan rapih, dan tahu serta dapat

mengangkut penderita dengan berbagai cara, secara seorang diri maaupun

bersama dengan teman,

f. Mengetahui dan dapat melakukan dengan baik dua pernafasan tiruan

(kunstmatige ademhaling),

Page 100: pdf (tesis ful teks)

87

g. Mempunyai pengetahuan tentang obat-obatan/ramuan yang dapat

digunakan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan,

h. Mengetahui nama, alamat, nomor tilpon Puskesmas (poliklinik), rumah

sakit, dan dokter setempat,

Gambar 17: SKK P3K

18. Syarat-syarat SKK Menjahit

a. Dapat menisik kain yang robek memanjang, berlubang (kena rokok), robek

menyudut (seperti mulut katak) dan menambal kain koyak,

b. Dapat menjahit pakaian anak-anak/bayi, atau dapat menjahit pakaian

dalam/olahraga/renang untuk diri sendiri,

c. (1) Mengerti bagian-bagian mesin jahit (tangan/kaki) dan pemeliharannya,

dan/atau

(2) Mengambil usuran badan,

d. Mengerti dan dapat membiuat sum biasa dan sum pinggiran (open zoom).

Gambar 18: SKK Menjahit

19. Syarat-syarat SKK Pengaman kampung

a. Dapat membuat kentongan dan menerangkan kepada masyarakat

sekitarnya tentang pentingnya kentongan sebagai tanda-tanda bahaya,

berikut tanda-tandanya,

b. Membantu sedikitnya tiga kali melakukan ronda malam di

kampung/desanya.

Page 101: pdf (tesis ful teks)

88

Gambar 19: SKK Pengaman Kampung

20. Syarat-syarat SKK Penjelajah/Mencari Jejak

a. Dapat mengetahui sedikitnya 8 macam tanda jejak yang biasa digunakan

dalam pramuka dari berbagai macam bahan yang ada, misalnya tanda

dengan kapr, batu, kayu, rumput, dsb

b. Dapat mengikuti jejak yang dibuat pengujinya sejauh sedikitnya 3 km,

tanpa tersesat dan dilakukan sedikitnya 2 kali, serta dapat memperlihatkan

catatan tanda-tanda yang ditemukannya dengan 80% benar

c. .Dapat membaca surat sandi yang ditemukannya dalam perjalananan

dengan kesalahan maksimum 25%

d. Dapat menceritakan keadaan yang terjadi di sekitar jalan yang dilaluinya

termasuk menyebut tempat penting seperti : Puskesmas, Dokter, Kantor

Polisi, Sekolah, Bengkel, Pasar, Stasiun/Terminal, Kantor Pos dan

Telepon, Telegrap dan sebagainya.

e. Dapat mengenal beberapa macam jejak binatang yang ada disekitar tempat

tinggalnya.

Gambar 20: SKK Penjelajah/Mencari Jejak

21. Syarat-syarat SKK Juru Masak

a. Dapat membuat dapur dan tahu persyaratannya,

b. Mengetahui cara dan dapat membuat api terbuka dengan kayu tanpa

minyak,

c. Dapat menghidangkan masakan untuk 5 orang yang terdiri dari:

- nasi

Page 102: pdf (tesis ful teks)

89

- satu jenis lauk kering (goreng atau bakar, tanpa kuah)

- satu jenis hidangan pencuci mulut

- minuman teh atau kopi panas,

d. Mengetahui cara menyimpan makanan menurut peraturan kesehatan,

e. Pernah membantu juru masak di suatu perkemahan 24 jam,

Gambar 21: SKK Juru Masak

22. Syarat-syarat SKK Berkemah

a. Sedikitnya sudah 3 kali mengikuti perkemahan (Sabut-Minggu-Persami)

dan satu kali perkemahan yang lebih dari dua malam

b. Dapat memperlihatkan cara menyusun isi kantong punggung (rugyzak

ransel) dengan baik dan rapih.

c. Mengetahui dan dapat mendirikan tenda, regu ( untuk 6-10 orang dengan

rapid an benar, termasuk pemakaian simpul dari pembuatan paritnya.

d. Mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regu ( mengatur barang-

barang dalam tenda, isi tenda dapur, barang-barang di rak piring, rak

sepatu, dll)

e. Mengetahui dan dapat menjaga kebersihan perkemahan regu termasuk

pembuatan tempat sampah basah dan termpat sampah karing, serta

membawa pulang ke rumah alat-alat dapur dan barang-barang lainnya

dalam keadaan bersih.

Gambar 23 : SKK Berkemah

Page 103: pdf (tesis ful teks)

90

23. Syarat-syarat SKK Pengumpul Perangko

a. telah sedikitnya 3 bulan membuat kumpulan perangko sebanyak 200

lembar atau lebih, dari berbagai jenis,

b. Telah menyusun dan mengatur kumpulannya dengan rapih dan sistematis,

dan menuliskan keterangan-keterangan sekedarnya (misalnya tanggal

penerbitannya, masa berlakunya, dan sebagainya),

c. Mengetahui beberapa istilah yang banyak digunakan di kalangan

pengumpul perangko (philatelis), misalnya sampul hari pertama, perforasi,

roltanding, dan sebagainya,

Gambar 23: SKK Pengumpul Perangko

24. Syarat-syarat SKK Juru Peta

a. Menggunakan kompas atau alat lain untuk mecari arah kiblat,

b. Membuat denah bangunan tempat tinggalnya atau bangunan lain (satu

tingkat), termasuk halamannya dengan skala tertentu,

c. Mengerti beberapa macam tanda-tanda di peta, misalnya gunung, sungai,

kota, batas wilayah, dan sebagainya,

d. Membuat sketsa peta wilayah sekitar tempat tinggalnya dengan radius

sedikitnya 1 km dan menunjukkan letak tempat-tempat penting, misalnya

pasar, masjid/gereja, sekolah, lapangan olahraga, Puskesmas/balai

kesehatan, dan sebagaiya,

Gambar 24: SKK Juru Peta

Page 104: pdf (tesis ful teks)

91

25. Syarat-syarat SKK Pengendara Sepeda

a. (1) Mengerti nama, guna dan pentingnya bagian-bagian dari sebuah

sepeda,

(2) Mempunyai dan telah memelihara dengan baik sebuah sepeda

sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa mengalami kesulitan

sedikitnya selama 6 bulan

b. Mengerti peraturan dan tanda-tanda lalu lintas yang banyak dipergunakan

di jalan-jalan di daerahnya,

c. Pernah bersepeda sedikitnya sejauh 20 km untuk putera dan 15 km untuk

puteri,

d. (1) dapat membawa benda dengan salah satu tangannya sambil

mengendarai sepeda,

(2) dapat naik dan turun dari sepeda, dari sisi kanan atau kiri,

(3) khusus untuk putera: dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan,

misalnya ban bocor, dan lain-lain,

Gambar 25: SKK Pengendara Sepeda

26. Syarat-syarat SKK Penunjuk Jalan

a. Dapat menggambar sketsa daerah kecamatan/kabupaten (tergantung

kepadatan penduduknya), serta jalan-jalan menuju ke ibukota kecamatan,

kabupaten-kabupaten lain yang berdekatan,

b. Tahu dan dapat menjelaskan jalan ke:

(1) rumah RT/RW/Lurah,

(2) Pos Polisi, Hansip, Keamanan Kampung,

(3) Pos Pemadam Kebakaran,

(4) Pos PPPK, rumah sakit, dokter, apotik, PMI

Page 105: pdf (tesis ful teks)

92

(5) tempat ibadat, pasar, toko,

(6) stasiun bis, kereta api, taksi, oplet, dan route/jamnya

(7) hotel/losmen, restoran, warung-warung,

c. Dapat mengantar orang lain ke salah satu tempat tersebut nomor 2 pada

jarak maksimum 5 km untuk daerah yang padat penduduknya, dan 10 km

untuk daerah berpenduduk jarang,

d. Dapat menunjukkan jalan-jalan (dan bila ada nama baaru dan lama jalan

tersebut) sedikitnya di daerah/wilayah kelurahannya,

Gambar 26: SKK Penunjuk Jalan

27. Syarat-syarat SKK Korespondensi

a. Dapat membuktikan bahwa ia mempunyai sahabat pena paling sedikit 3

orang dari kwartir daerah yang berlainan,

b. Mengetahui cara dan dapat menggunakan mesin ketik atau mengetahui dan

dapat melaksanakan pencatatan surat-surat (agenda dan ekspedisi),

c. Dapat membuat surat-surat:

1) undangan,

2) ucapan terimakasih/belasungkawa,

3) pemberitahuan/izin,

4) Pengumuman

5) Telegram

d. Mengetahui cara dan dapat melaksanakan pengiriman:

1) uang poswesel,

2) Berita telegram

e. Dapat membuat sedikitnya 2 macam hiasan sederhana dan barang-barang

yang ada di sekitarnya misalnya dengan menggunakan bunga kebun,

Page 106: pdf (tesis ful teks)

93

kertas, batu, buah-buahan, tanaman, dahan-dahan atau bahan-bahan

lainnya.

f. Mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara (ventilasi)

Gambar 27: SKK Korespondensi

28. Syarat-syarat SKK Juru Semboyan

a. Mengerti dan dapat mengirim tanda-tanda dengan semboyan tangan dan

semboyan peluit, serta hafal abjad Morse dan Semaphore,

b. Mengetahui ukuran, warna tempat, waktu sikap dan cara penggunaan

bendera Semaphore dan Morse beserta tongkatnya,

c. Dapat mengirimkan dan menerima berita dengan peluit dan huruf abjad

Morse, serta dengan bendera semua huruf Semaphore yang terdiri dari

sekurang-kurangnya 50 huruf, dan kesalahan maksimum 20%.

Gambar 28: SKK Juru Semboyan

Page 107: pdf (tesis ful teks)

94

SYARAT-SYARAT TANDA KECAKAPAN KHUSUS (SKK)

GOLONGAN SIAGA

1. SKK: SHOLAT:

a. Mengetahui cara dan dapat mengambil air sholat (berwudhu).

b. Dapat membaca dua kalimat syahadat.

c. Dapat beristinjak dan membersihkan najis.

Gambar 1: SKK Sholat

2. SKK: QORI:

a. Dapat menjalankan adat sopan-santun membaca Al-Qur‟an (pakaian,

sikap, kebersihan).

b. Dapat membaca maqadam Al-Qur‟an dan dua surat dari juz ‟Amma

dengan menghafal.

c. Dapat membaca surat Al Fatikhah dengan baik.

Gambar 2: SKK Qori

3. SKK: PENABUNG:

a. Memiliki buku tabungan, buku Tabanas / Simpedes/ Tappram / atau buku

Tabungan Pelajar.

b. Dapat menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya.

Page 108: pdf (tesis ful teks)

95

Gambar 3 : SKK Penabung

4. SKK: DO‟A (Agama Katolik)

a. Membuat tanda salib dengan ucapannya yang benar

b. Mengucapkan doa “Bapa Kami”

c. Mengucapkan doa “ Salam Maria”

Gambar 4: SKK Do‟a (Agama Katolik)

5. SKK: GEREJA (Agama Katolik)

a. Pramuka siaga harus tahu nama Pastor Parokinya

b. Harus tahu Ketua Dewan Paroki

c. Alamat Gerejanya.

Gambar 5: Gereja (Agama Katolik)

6. SKK: SAKSI KRISTUS(Agama Kristen Protestan)

a. Menggambar dan membuat sebuah salib sebagai hiasan

b. Menceritakan tentang Natal, Jum‟at Agung dan Paskah

c. Hafal perkataan Tuhan Yesus di Kayu Salib

Gambar 6: SKK Saksi Kristus

Page 109: pdf (tesis ful teks)

96

7. SKK: TERANG ALKITAB ( Agama Kristen Protestan)

a. Hafal sepuluh ayat dari dalam Alkitab

b. Tahu nama kitab-kitab dalam Perjanjiaan Lama

c. Tahu nama dua belas murid Tuhan Yesus

Gambar 7: SKK Terang Alkitab

8. SKK: PENGATUR RUMAH

a. Dapat mengatur dan menempatkan alat-alat rumah tangga, meja, kursi, rak

majalah, almari dan lain-lain di salah satu ruangan, misalnya : Ruang

tamu, kamar tidur, ruang kerja, ruang istirahat.

b. Dapat menyusun gambar, bunga, tanaman, tirai dan lain-lain sebagai

hiasan atau dekorasi ruangan.

c. Dapat mengatur dan menyiapkan meja makan.

Gambar 8: SKK Pengatur Rumah

9. SKK: PENGATUR MEJA MAKAN

a. Dapat menyiapkan dan menghidangkan minuman the/kopi panas untuk

keluarga sendiri/tamu

b. Dapat menyiapkan meja makan secara sederhana untuk makan

siang/malam bagi keluarganya sendiri

c. Tahu dan dapat makan dengan /tanpa sendok garpu dan tahu sedikitnya

sopan santun makan.

Gambar 9: Pengatur Meja Makan

Page 110: pdf (tesis ful teks)

97

10. SKK: PEMIMPIN MENYANYI (DIRIGENT)

a. Dapat menyanyikan dua buah lagu nasional/daerahnya dan dua buah lagu

pramuka baik kata-katnya maupun nootnya dengan nada dan irama yang

tepat.

b. Dapat memimpn barungnya untuk menyanyikan:

- Lagu Indonesia Raya ( bait. I)

- Sebuah lagu nasional daerah.

- Sebuah lagu pramuka

Gambar 10: SKK Pemimpin menyanyi

11. SKK: PENYANYI

a. Dapat menyanyikaa lagu Kebangsaan Indonesia Raya (bait I) dan salah

satu lagu:

- Ibu Kita Kartini

- Bagimu Negeri

- Satu Nusa Satu Bangsa

b. Dapat menyanyikan 5 buah lagu Pramuka dan tiga lagu daerahnya sendiri

c. Dapat menyanyikan not lagu-lagu tersebut nomor dua

Gambar 11: SKK Penyanyi

12. SKK: PELUKIS

a. Dapat mengenal gambar seorang tokoh nasional atau tokoh pelukis

Indonesia atau mengenai hasil karya seorang pelukis Indonesia yang sudah

terkenal

Page 111: pdf (tesis ful teks)

98

b. Dapat membedakan lukisan yang dibuat pensil, cat air, cat minyak atau

bahan lain, hasil karya orang lain.

Gambar 12: SKK Pelukis

13. SKK: GERAK JALAN

a. Mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri dan berjalan

(cepat/ lambat)

b. Mengerti cara mencegah dan merawat lepuh kaki,

c. Pernah mengikuti gerak jalan dalam satuan barung/perindukannya sedjauh

5 km untuk putera dan 3 km untuk puteri dan dilakukan sekurang-

kurangnya 2 kali

Gambar 13: SKK Gerak Jalan

14. SKK:PENGAMAT

a. Dapat menggunakan pancainderanya untuk mengenal dan mengingat

sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, dirama,

atau suara yang didengarnya,

b. Dapat mengikuti jejak sejauh 1 km dengan menggunakan tanda jejak

sederhana (secara Siaga),

c. Mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup dari satu jenis

binatang yang terdapat di sekitarnya, atau

d. Mengetahui nama dan mengenal macam tumbuh-tumbuhan/buah-

buahan/sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh di

daerahnya.

Page 112: pdf (tesis ful teks)

99

Gambar 14: SKK Pengamat

15. SKK: PERENANG

a. Berenang dengan gaya bebas sejauh 15 meter

b. Mengapung di atas punggungnya selama kurang lebih 10 detik dalam air

tawar atau 15 detik dalam air asin, atau secara tegak dengan menggunakan

gerakan kaki/tangan selama 20 detik dalam air tawar atau 30 detik pada air

asin.

c. Berenang dengan salah satu gaya tertentu sejauh sedikitnya 10 meter

d. Dapat menyelam dan melompat ke dalam air dari tepi kolam/papan loncat.

Gambar 15: SKK Perenang

16. SKK: PENCAK SILAT

a. Salah satu tipe senam pagi Indonesia/Senam Pramuka

b. Latihan dasar Pencak Silat(PaketA)

c. Senam Irama Pencak Silat

d. Permainan ketangkasan.

Gambar 16: SKK Pencak Silat

17. SKK: PETERNAK AYAM

a. Telah memelihara ayam sebanyak 5 ekor atau lebih selama sdikitnya 2

bulan

Page 113: pdf (tesis ful teks)

100

b. Telah memperlihatkan usaha pemelihara ayam, misalnya: memberi dan

membersihkan kendang.

Gambar 17: SKK Peternak Ayam

18. SKK: JURU KEBUN

a. Dapat mengenal sedikitnya 2 macam tanaman buah-buahan, 2 jenis

tanaman sayur-sayuran.

b. Dapat mempergunbakan pupuk kompos,

c. Telah menanam dan memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu

jenis tanaman buah-bahan, satu jenis tanaman sayur-sayuran sampai

berbunga, berbuah, sampai dipanen, atau sedikitnya selama 3 bulan.

Gambar 18 : SKK Juru Kebun

19. SKK: JURU ANYAM

a. Dapat membuat sedikitnya 3 macam barang anyaman sederhana, misalnya

beberapa cara membuat kantong ketupat, tempat tembakau (slepen),

kerangjang kecil, bleketepe(anyaman daun kelapa muda), kertas merang

jerami, rumput pandan dan sebagaimana.

b. Tahu tempat di dedapannya bahan-bahan tersebut dan cara menyiapkan

untuk dikerjakan.

Gambar 18 : SKK Juru Anyam

20. SKK: JURU POTRET

a. Tahu nama /merk film, istilah ASA/DIN, jumlah ekslemper dan batas laku

dari beberapa jenis film dan dapat memasang film di alat pemotret.

Page 114: pdf (tesis ful teks)

101

b. Dapat mengatur/memasang foto-foto dalam album dan dapat menjelaskan

alasannya ia mengatur demikian.

c. Dapat memotret dengan film hitam putih dri keadaan perkemahan dan

bangunan-bangunan.

Gambar 20: SKK Juru Potret

21. SKK: PENJAHIT

a. Dapat membuat sapu tangan atau alas meja (taplak) meja dengan tangan /

mesin jahit.

b. Dapat memasang kancing (lubang baju) dan membuat lubang kancing.

c. Dapat membuat tanda barung dari kain dan menjahit tanda barung kain di

bajunya.

d. - Dapat membuat pakaian untuk boneka, atau;

- Dapat membuat mainan (boneka) dari kain;

- Membuat pakaian dalam untuk sendiri;

- Membuat pakaian bayi (popok, gurita, baju, dll).

Gambar 21: SKK Menjahit

22. SKK: PENGENDARA SEPEDA

a. Mempunyai dan telah memelihara dengan baik sebuah sepeda sehingga

dapat dipergunakan sewaktu-waktu tanpa mengalami kesulitan, sedikitnya

selama 3 tahun.

b. Mengerti nama, guna dan pentingnya bagian-bagian pokok dari sebuah

sepeda

Page 115: pdf (tesis ful teks)

102

c. Pernah bersepeda sesikitnya sejauh 12 Km untuk putra dan 10 km untuk

Putri

d. Mengerti peraturan dan tanda-tanda lalu lintas yang banyak dipergunakan

dijalan-jalan di daerahnya.

Gambar 22: SKK Pengendara Sepeda

23. SKK: JURU MASAK:

a. Dapat memasak dan menyiapkan air minum,

b. Bersama seorang teman membuat makanan cuci mulut, dengan bahan-

bahan yang mudah didapat di daerahnya, misalnya singkong, ubi, pisang,

sagu, terigu, atau bahan lainnya,

c. Membuat satu jenis lauk-pauk sederhana yang digoreng/direbus/dibakar,

d. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hidangan 4 sehat 5 sempurna.

Gambar 23: SKK Juru Masak

24. SKK: JURU ISYARAT BENDERA

a. Mengenal benar isyarat Morse dan Semapore

b. Dapat mengirim sedikitnya 10 Huruf isyarat Morse atau Semapore

c. Dapat menerima isyarat dengan bendera huruf yang telah diketahui

tersebut pada angka 2 di atas

25. SKK: BERKEMAH

a. Sedikitnya sudah 3 kali mengikuti Perkemahan Sehari (Persari =

Dagkamp),

Page 116: pdf (tesis ful teks)

103

b. Dapat mengatur barang-barang di dalam tendanya,

c. Mengerti dan dapat menjaga kebersihan perkemahan barungnya.

Gambar 25: SKK Berkemah

26. SKK:PENJELAJAH

a. Dapat mengikuti jejak dengan tanda jejak sederhana sejauh sedikitnya satu

kilometer, tanpa tersesat dan sedikitnya dua kali dilakukan

b. Dapat menceritakan keadaaan yang terjadi disekitarnya jalan yang

dilaluinya termasuk tempat-tempat penting seperti : Puskesmas, Dokter,

Kantor Polisi, Sekolah, Bengkel, dll

c. Dapat mengenal beberapa macam jejak binatang yang ada disekitar tempat

tinggalnya.

Gambar 26: SKK Penjelajah

27. SKK:PENGAMAN LALU LINTAS

a. Dapat menolong orang menyebrang dan untuk itu memberhentikan lalu

lintas kendaraan yang lewat

b. Memberi penjelasan-penjelasan kepada orang lain tentang rambu-rambu,

tand-tanda dan isyarat-isyarat lalu lintas, pula tentang pakaian seragam

polisi lalu lintas.

Page 117: pdf (tesis ful teks)

104

Gambar 27: SKK Pengaman Lalu Lintas

28. SKK: PENGAMAN KAMPUNG/DESA

a. Dapat membunyikan tanda bahaya dari kentongan dan mengerti arti dan

maksud bunyi kentongan pincang dan kentongan uluk-uluk.

b. Menolong sedikitnya sekali dngan jalan melaporkan kepada Pos

Keamanan terdekat tentang pelanggaran pencurian atau tindakan jahat

kainnya yang terjadi di kampung/desanya.

Gambar 28: SKK Pengaman Kampung/Desa

29. SKK:PENUNJUK JALAN

a. Tahu dan dapat menjelaskan jalan-jalan ke desa/kota lain yang berdekatan

dengan tempat tinggalnya dan tahu beberapa jauhnya.

b. Dapat berbicara dan menunjukkan jalan kepada orang lain dengan tertib,

sopan, dan jelas.

c. Tahu letak rumah sakit, dokter, apotek, kantor polisi, RT/RW, Sekolah,

bengkel, pemberhentiaan kendaraan-kendaraan (terminal), stasiun KA,

Kantor Pos, Telegram, Telepon, dll yang dianggap penting yang dengan

tempat tinggalnya.

Gambar 29: SKK Penunjuk Jalan

Page 118: pdf (tesis ful teks)

105

30. SKK: JURU PENERANG

a. Mengetahui cara dan telah menceritakan kepada burung lain tentang

keadaan burung atau perindukannya.

b. Mengetahui cara dan telah membuat laporan singkat tantang jalannya

latihan Siaga yang telah diikutinya.

c. Dapat menggunakan alat-alat pengeras suara.

d. Mengetahui nama Surat kabar/majalah yang terbit di darahnya atau di

daerah yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Gambar 30 : SKK Penerang

31. SKK: PEMBANTU IBU

a. Bersikap ramah dan dapat bergaul dengan seluruh anggota keluargannya

b. Dapat mengurus adiknya bila ibu tidak di rumah misalnya: menyuapi

makan, mengganti pakaian, memandikan, menghibur/bermain-main dan

menidurkannya.

c. Menolong pekerjaan ringan dalam raumah tangga antar lain:

- Mencuci piring/alat lain

- Menolong di dapur

- Menyediakan minum untuk tamu/adiknya

- Membersihkan ruang tamu/kamar

Gambar 31: SKK Pembantu Ibu

Page 119: pdf (tesis ful teks)

106

32. SKK: PENERIMA TAMU

a. Tahu cara yang sopan mengetuk pintu, menanyakan teman yang dicarinya,

cara duduk bertamu dan cara bercakap-cakap dengan teman sebaya atau

orang lain.

b. Dapat menjawab pertanyaan tamu yang mencari ayah/Ibu/Saudaranya,

menyilahkan duduk, membuat acara untuk yang menunggu dll.

c. Dapat menerima kunjungan teman/saudaranya membuat acara yang

menarik, mengajaknya bermain berlatih, bercakap-cakap dan lain-lain

dengan baik dan sopan

Gambar 32: Penerima Tamu

33. SKK: KORESPONDENSI

a. Dapat membuktikan bahwa ia mempunyai sahabat pena paling sedikit 3

orang dari Cabang Pramuka yang berlainan di daerahnya.

b. Dapat menyampaikan surat-surat:

- Undangan (pesta, ulang tahun, pertemuan barung)

- Ucapan terimakasih/pernyataan belasungkawa

- Pemberitahuaan /ijin tidak dapat masuk sekolah latihan.

c. Tahu cara dan dapat mengirimkan surat-surat lewat pos(surat biasa, kilat,

kilat khusus, surat tercatat)

d. Dapat membuat cerita tentang latihan Siaga yang pernah diikutinya.

Gambar 33: SKK Korespondensi

Page 120: pdf (tesis ful teks)

107

34. SKK: P3K

a. Mengetahui cara dan dapat memberi pertolongan pada kecelakaan: luka

iris, luka garuk, luka bakar, kena benda panas, benjut/memar,

b. Mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapih:

- Pembalut segitiga untuk luka di kepala, tangan dan kaki;

- Pembalut panjang (zwachtel verband) untuk jari dan lengan/paha,

c. Mengetahui cara dan dapat menghentikan pendarahan hidung, menolong

kecelakaan akibat sengatan binatang/serangga dan debu mata,

d. Mengetahui penggunaan obat atau ramuan untuk obat luka,

e. Tahu nama dan alamat poliklinik (Puskesmas), dokter atau rumah sakit

terdekat.

Gambar 34: SKK P3K

35. SKK:PENGHIJAUAN

a. Mengerti pentingnya penghijauan halaman rumah dan lingkungan bagi

kehidupan manusia(ditinjau dari segi kesehatan, keindahan, dan

perlindungan)

b. Telah menanam tanaman hiasan atau tanaman lainnya sedikitnya satu

batang tanaman di dalam pot atau dihalaman rumahnya/di sekolahnya dan

merawatnya sedikitnya satu bulan

c. Telah membantu membersihkan halaman rumah atau sekolah atau

halaman bangunan lainnya selama sedikitnya satu bulan.

Gambar 35: SKK Penghijauan

Page 121: pdf (tesis ful teks)

108

Lampiran 3

Gambar :

Bagan Organisasi Gudep 02.005-02.006 SDN 3 Kronggen

Page 122: pdf (tesis ful teks)

109

Gambar :

Papan Nama SDN 3 Kronggen, Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan

Page 123: pdf (tesis ful teks)

110

Gambar :

Kegiatan Sabtu Bersih di SDN 3 Kronggen

Page 124: pdf (tesis ful teks)

111

Page 125: pdf (tesis ful teks)

112

PROFIL SEKOLAH

1.Nama Sekolah : SDN 3 Kronggen

2.Nomor statistik sekolah : 101031514014

3.NPSN : 20313736

4. Alamat Sekolah/Madrasah : Jln.Raya Purwodadi – Kudus KM 11

RT. 01 Rw. 01 Desa Kronggen.

Kecamatan : Brati

Kab / Kota : Grobogan

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 58153

Nomor Telepon / HP : 085876116496

E-Mail :

5. Status Sekolah : Negeri

6.Terakreditasi : B / 2007

7.Tahun Pendirian : 1 Nopember 1985

8.Koordinat :

9.Nama Kepala Sekolah : Endang Wahyu Utami,S.Pd.SD.

10.NIP : 19561214 197701 2 002

11. Visi Sekolah : Terwujudnya kondisi sekolah yang

Bujur: 7 ° 1‟21.13”s

Lintang: 110° 52‟22.60 „‟E

Page 126: pdf (tesis ful teks)

113

dipercaya oleh masyarakat untuk

mencerdaskan bangsa dalam rangka

mensukseskan wajib belajar.

Page 127: pdf (tesis ful teks)

114

Gambar :

Bagan Organisasi Gudep 11.15.02.005 – 11.15.02.006 SDN 3 Kronggen

Page 128: pdf (tesis ful teks)

115

Gambar :

Papan Nama SDN 3 Kronggen, Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan

Page 129: pdf (tesis ful teks)

116

Lampiran 3

PROGRAM KERJA TAHUNAN

GUDEP 11.15.02.005 – 11.15.02.006 SDN 3 KRONGGEN

I. BIDANG KEGIATAN DAN LATIHAN PESERTA DIDIK

1. Siaga

1. Meningkatkan Latihan Pramuka Siaga dari jenjang :

1) Siaga Mula

2) Siaga Bantu

3) Siaga Tata

2. Pencapaian SKK

1) Dua Macam SKK Agama

2) Dua Macam SKK Patriotisme dan seni Budaya

3) Dua Macam SKK Ketangkasan Dan Kesehatan

4) Dua Macam SKK Keterampilan dan Teknik Pembangunan

5) Dua Macam SKK Sosial, Gotong Royong, ketertiban Masyarakat,

Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup.

3. Menyiapkan Siaga Garuda sesuai dengan Persyaratan yang berlaku

4. Latihan Pemimpin …………………………… …….1 Kali

5. Perkemahan Siaga Hari .. …………………………. 2 Kali

6. Permainan Besar Siaga .. …………………………..1 Kali

Page 130: pdf (tesis ful teks)

117

7. Bazar Siaga …….………………………………………1 Kali

2. Penggalang

1. Pencapaian SKU

2. Meningkatkan latihan Pramuka Penggalang dari jenjang :

1) Penggalang Ramu

2) Penggalang Rakit ------- belum ada peserta didiknya

3) Penggalang Terap ------ belum ada peserta didiknya

2. Pencapaian SKK

1) 2 Macam SKK Agama

2) 2 Macam SKK Patriotisme dan Seni Budaya

3) 2 Macam SKK Ketangkasan dan Kesehatan

4) 2 Macam SKK Keterampilan dan teknik Pembangunan

5) 2 Macam SKK Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong,

Ketertiban masyarakat, Perdamaian dunia, dan Lingkungan Hidup.

3. Menyiapkan Penggalang Garuda sesuai dengan persyaratan yang

berlaku

4. Gladian Pemimpin regu …………………. ……….. 1 Kali

5. Perkemahan Sabtu minggu/ dekat …………… 4 Kali

6. Perkemahan/jauh …………………………………… 2 Kali

7. Lomba Tingkat I ……………………………………3 Kali

Page 131: pdf (tesis ful teks)

118

8. Bakti Masyarakat ………………………………… 2 Kali

9. Mengikuti Lomba…………………………………… 4 Kali

10. Penyegaran …………………………………….. 4 Kali

II. KEGIATAN BERSAMA DALAM SATUAN GUGUS DEPAN

1. Ulang Tahun Gugus depan

2. Hari Besar Agama dan Hari-hari Besar Nasional

3. Bakti Masyarakat di lingkungan dimana Gugus Depan berada

III. BIDANG PENDIDIKAN ORANG DEWASA

1. Mengirimkan Pembina untuk mengikuti pertemuan-pertemuan Pembina

yang diselenggarakan Oleh Kwartir Rating

2. Mengirimkan Para Pembina untuk mengikuti Kursus Pembina yang

diselenggarakan oleh Kwartir Cabang

IV. BIDANG TANDA PANGHARGAAN

Sistem Penghargaan dijalankan sebagaimana mestinya (disesuikan

dengan perkembangan jaman)

V. BIDANG SARANA DAN ADMISTRASI

Mengusahakan tersedianya :

1. Buku-buku Pegangan Pembina

2. Perlengkapan Perindukan Siaga

3. Perlengkapan Pasukan Penggalang

Page 132: pdf (tesis ful teks)

119

4. Sanggar Bakti Gugus Depan

5. Papan nama Gugus Depan, Stempel surat dan Perangkat buku-buku

Administrasi

6. Surat perijinan kegiatan dibuat sesuai kebutuhan

7. Hendaknya diusahakan asuransi

8. Kartu Anggota (KTA) Pembina dan Peserta didik

Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015

Ka Mabigus Pembina

Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd

Page 133: pdf (tesis ful teks)

120

PROGRAM KERJA BULANAN PASUKAN PENGGALANG

PANGKALAN SD NEGERI 3 KRONGGEN

NO. KEGIATAN BULAN KET

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

1 Penerimaan Golongan

Siaga ke Penggalang

√ √

2 Latihan SKU

Penggalang Ramu

3 Ujian SKU

Penggalang Ramu

4 Pelantikan Penggalang

Ramu

5 Latihan SKK √ √

6 Ujian SKK √ √ √ √ √ √ √ √

7 Latihan Tambahan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 Musyawarah Gugus

Depan

9 Gladian Pemimpin

Regu

√ √

10 Menyiapkan

Penggalang Garuda

√ √ √ √

Page 134: pdf (tesis ful teks)

121

11 Latihan Gabungan √ √ √ √ √

12 Perkemahan dekat

(PERSAMI)

√ √

13 Perkemahan Jauh √

14 Lomba Memperingati

HUT RI

15 Lomba Antar Regu √ √ √

16 Bakti Masyarakat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 Refreshing dan Tanda

Jejak

√ √ √

18 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

19 Rencana Tidak Lanjut √ √

Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015

Ka Mabigus Pembina

Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd

Page 135: pdf (tesis ful teks)

122

MATERI PROGRAM (TEORI) LATIHAN MINGGUAN

PASUKAN PENGGALANG

NO MATERI PENCAPAIAN

SKU

KET

RAMU RAKIT TERAP

1 Kode Etik Gerakan Pramuka √ - -

2 Lambang Gerakan Pramuka √ - -

3 Salam Pramuka √ - -

4 Struktur Gerakan Pramuka √ - -

5 Stuktur Gugus Depan √ - -

6 Sifat dan Fingsi Kepramukaan √ - -

7 Sejarah Kepramukaan √ - -

8 Kepemimpinan √ - -

9 Sejarah Baden Powell √ - -

10 Pancasila √ - -

11 PDMPK √ - -

12 Tanda-Tanda Pengenal √ - -

13 Pengetahuan Kepramukaan √ - -

14 Pengetahuan Umum √ - -

15 SURVIVAL √ - -

16 Sejarah Bendera Indonesia √ - -

17 Sejarah Lagu Indonesia √ - -

Page 136: pdf (tesis ful teks)

123

18 Sejarah Sumpah Pemuda √ - -

19 Lambang Negara Indonesia √ - -

20 Hari-hari Bersejarah √ - -

21 Teori Berkemah √ - -

22 Pengetahuan Agama √ - -

23 Pengetahuan Lalau Lintas √ - -

24 Susunan Pemerintah DT II √ - -

25 Lagu-lagu Nasional - -

Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015

Ka Mabigus Pembina

Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd

Page 137: pdf (tesis ful teks)

124

MATERI PROGRAM (TEORI DAN PRAKTEK) LATIHAN MINGGUAN

PASUKAN PENGGALANG

NO MATERI TEKPRAM PENCAPAIAN SKU KETERANGAN

RAMU RAKIT TERAP

1 SANDI (Kode Rahasia)

1) Sandi Kotak I √

2) Sandi Nomor √

3) Sandi Abjad /

Balik

4) Sandi Rumput √

5) Sandi Gambar √

2 MORSE

1) Kode / Tulisan √

2) Bendera √

3) Peluit √

3 SEMAPHORE

1) Kode / Tulisan √

2) Bendera √

4 Tali Temali √

5 KIM √

6 PPPK dan Kesehatan √

7 Tanda Kecakapan √

Page 138: pdf (tesis ful teks)

125

Khusus

1) TKK Berkemah √

2) TKK Juru Masak √

3) TKK Penabung √

4) TKK Pengamat √

5) TKK Pengatur

Rumah

6) TKK Gerak Jalan √

7) TKK Pengaman

Kampung

8) TKK Penjahit √

9) TKK PPPK √

10) TKK Juru Kebun √

Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015

Ka Mabigus Pembina

Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd

Page 139: pdf (tesis ful teks)

126

MATERI PROGRAM (PRAKTEK) LATIHAN MINGGUAN

PASUKAN PENGGALANG

NO MATERI PENCAPAIAN SKU KETERANGAN

RAMU RAKIT TERAP

1 Baris Berbaris √

2 Pasang Bongkar Tenda √

3 Upacara √

4 Pembuatan Blankar / Tandu √

5 Pengobatan √

6 KIM √

7 Tali Temali √

8 Hasta Karya √

9 Tanda Jejak √

10 Berkemah √

11 Bernyanyi √

12 Mewarnai Gambar √

13 Olahraga √

14 Kerja Bakti √

Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015

Ka Mabigus Pembina

Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd