BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 1. Kinerja/Performance, yaitu tingkat konsistensi...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 1. Kinerja/Performance, yaitu tingkat konsistensi...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kualitas Pelayanan
2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Abedniya, at.all dalam Mardo (2016:25) Kualitas pelayanan yang
dirasakan adalah merupakan suatu skala atau ukuran bagi perusahaan
untuk mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil memberikan solusi
pada permasalahan pelanggan. Pelanggan memiliki persepsi tentang
perusahaan, mengenai pengalaman mereka dalam menerima pelayanan
dari perusahaan, apakah sesuai dengan harapan pelanggan atau tidak.
Karena itu harapan pelanggan akan dipengaruhi oleh pengalaman
pelanggan itu sendiri,komunikasi dari mulut ke mulut, dan kebutuhan
pribadi pelanggan.
Sementara itu, menurut Tjiptono dalam (Sediawan, 2015), ”Kualitas
pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”.
Menurut Ahuja, at.all, dalam Mardo (2016:25)” Kualitas pelayanan yang
dirasakan, yaitu suatu selisih antara harapan pelanggan dan pelayanan yang
dirasakan pelanggan”.
Menurut Subihaiani dalam (Rasyid, 2017), Kualitas pelayanan merupakan
suatu bentuk penilaian pelanggan terhadap tingkat layanan yang
dipersepsikan (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang
diharapkan (expected value). Jadi, kualitas pelayanan adalah hasil
penilaian pelanggan atas seberapa jauh perbedaan antara harapan dan
kenyataan yang dirasakan dari suatu pelayanan yang mereka terima dari
penyedia pelayanan (perusahaan), baik penilaian itu secara sebagian
maupun secara keseluruhan. Apabila persepsi pelanggan atas pelayanan
sesuai harapan maka kualitas pelayanan dianggap baik, namun jika
persepsi pelanggan atas layanan tidak sesuai harapan maka kualitas
pelayanan dianggap buruk. Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas
pelayanan tergantung pada kemauan penyedia pelaynannya secara
konsisten.
8
Sementara itu Menurut Afrial dalam (Astuti, 2018), “Kualitas pelayanan
merupakan perbandingan antara kenyataan atas pelayanan yang diterima dengan
harapan atas pelayanan yang ingin diterima”.
Menurut Warella dalam Semil (2018:47) “Kualitas pelayanan adalah
sebagai suatu perbuatan (deed), suatu kinerja (performance) atau suatu usaha
(effort)”.
Selain itu, Menurut Lewis dkk dalam (Riyanto, 2018), “Kualitas
pelayanan ditentukan oleh kemampuan perusahaan atau lembaga tertentu untuk
memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan
berdasarkan kebutuhan pelanggan”.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kualitas pelayanan adalah kualitas pelayanan terhadap pelanggan sangatlah
penting, karena mempengaruhi citra perusahaan serta mempengaruhi banyaknya
pelanggan pada perusahaan.
2.1.2. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Zeithaml dkk dalam Mardo (2016:31) Memberikan indikator
ukuran kualitas pelayanan yang terletak pada 5 (lima) dimensi, yaitu:
1. Tangibles (kualitas pelayanan yang berupa sarana fisik perkantoran,
komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi dan sebagainya);
2. Reliability (Kemampuan dan keandalan unuk menyediakan pelayanan yang
terpercaya);
3. Responsiveness (Kesanggupan untuk membantu menyediakan pelayanan
secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan pelanggan);
9
4. Assurance (Kemampuan dan Kramahan, serta sopan santun pegawai dalam
meyakinkan kepercayaan pelanggan);
5. Emphaty (Sikap tegas tetapi perhatian dari pegawai terhadap pelanggan).
Menurut Wijaya (2018:10) Ada delapan dimensi kualitas, yaitu:
1. Kinerja/Performance, yaitu tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi
produk.
2. Keindahan/Aesthetics. Estetika berhubungan dengan penampilan wujud
produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan,
personalia, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan/Serviceability. Berkaitan dengan
tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4. Keunikan/Features, yaitu karakteristik produk yang berbeda secara
fungsional dari produk-produk sejenis. Misalnya fungsi mobil adalah untuk
alat transportasi. Namun, suatu mobil mungkin dilengkapi dengan mesin
empat silinder, transmisi manual, pembungkus tempat duduk, tempat duduk
untuk empat penumpang, dan rem cakram roda depan; sementara mobil yang
lainnya dilengkapi dengan mesin enam silinder, transmisi otomatis, tempat
duduk kulit, tempat duduk untuk enam penumpang, dan rem anti kejut.
5. Reliability. Reliabilitas adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan
fungsi yang dimaksud dalam jangka waktu tertentu.
6. Daya tahan/Durability. Didefinisikan sebagai umur manfaat dari fungsi
produk.
7. Kualitas Kesesuaian/Quality of Comformanc,yaitu ukuran mengenai apakah
sebuah produk atau jasa telah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
10
8. Kegunaan yang sesuai/Fitness for use, yaitu kecocokan produk menjalankan
fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan atau dijanjikannya.
2.2. Kepuasan Pelanggan
2.2.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Tujuan utama dari pelayanan yang diberikan oleh seluruh karyawan dan
pimpinan adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan atau nasabahnya, oleh
karena itu ada beberapa pengertian kepuasan pelanggan yaitu:
Menurut Kotler dalam Kasmir (2017:236) “menyebutkan kepuasan
pelanggan merupakan penilaian dari pelanggan atas penggunaan barang ataupun
jasa dibandingkan dengan harapan sebelum penggunaannya”.
Selain itu, Menurut Tjiptono, et al dalam (Alfin, 2017), Kepuasan
pelanggan merupakan konsep pokok dalam teori dan praktik pemasaran
kontemporer, dalam filosofi pemasaran, Misalnya, Kepuasan pelanggan
dipandang sebagai elemen utama yang menentukan keberhasilan sebuah
organisasi pemasaran, baik organisasi bisnis maupun nirlaba. Pemenuhan
kepuasan pelanggan diyakini merupakan sebuah wahana guna
mewujudkan tujuan organisasi (penjualan,laba, pangsa pasar, pertumbuhan
usaha, survival, layanan publik, dan seterusnya).
Menurut Oliver dalam (Rahman, 2017), “Kepuasan Pelanggan adalah
respon pemenuhan konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian dari
konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan
dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang”.
Sementara itu menurut Nasution dalam (Astuti, 2018), “Kepuasan
pelanggan adalah suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan
pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi”.
11
Menurut Irawan dalam (Widyastuti, 2017), “Kepuasan pelanggan adalah
tingkat persepsi, harapan dan perilaku pelanggan terhadap pembelian suatu
produk atau jasa yang dirasakan setelah purna jual”.
Sementara itu menurut Suryati (2015:93) “Kepuasan pelanggan adalah
merupakan tingkat dimana suatu pencapaian performa dari sebuah produk yang
diterima oleh pelanggan sama dengan ekspektasi pelanggan itu sendiri”.
Menurut Lupiyoadi dkk dalam (Frimayasa, 2017), “Kepuasan merupakan
hal yang utama. Usaha memuaskan kebutuhan pelanggan harus dilakukan secara
menguntungkan tau bersifat win-win situation yaitu keadaan dimana kedua belah
pihak merasa menang dan tidak ada yang dirugikan”.
Dari beberapa ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan
pelanggan adalah perasaan senang atau puas secara individu karena telah
terpenuhi harapan atau keinginan dalam menerima produk atau jasa.
2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono dalam Suryati, (2015:93) kepuasan pelanggan diukur
dengan indikator yang terdiri dari delapan indikator yaitu kinerja
(performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli, keistimewaan tambahan (features), Keandalan (reliability),
Kesesuaian dengan spesifikasi (conformace to specification), Daya tahan
(durability), Serviceability, Estetika dan kualitas yang dipersepsikan
(perceived quality).
Menurut Kasmir, (2017:240), Untuk mencapai tujuan pelanggan atau
nasabah terus meningkat, maka perlu dilakukan atau didukung hal-hal sebagai
berikut:
12
1. Memperhatikan Kualitas Pelayanan
Maksudnya, kualitas pelayanan dari karyawan yang melayani pelanggan
dengan keramahan, sopan santun serta pelayanan cepat dan efisien. Karyawan
disini maksudnya dimulai dari karyawan paling bawah sampai dengan
pimpinan tertinggi di suatu perusahaan tersebut.
2. Faktor Pendekatan dan Kedekatan untuk Berinteraksi
Artinya, adanya interaksi yang baik antara pelanggan dengan karyawan
tersebut. Dalam hal ini karyawan harus mampu memberlakukan pelanggan
seperti teman lama, sehingga timbul keakraban dan kenyamanan selama
berhubungan dengan perusahaan.
3. Faktor Harga yang Ditawarkan
Pengertian harga disini dibagi dua untuk perusahaan keunagan dan non
keuangan. Untuk lembaga keuangan seperti bank adalah bunga, baik bunga
simpanan, maupun bunga pinjaman atau bagi hasil dan biaya administrasi yang
ditawarkan kompetitif dengan bank lain. Sedangkan untuk lembaga non
keuangan adalah sejumlah uang yang harus dibayar pelanggan pada saat
membeli produk.
4. Kenyamanan dan Keamanan Lokasi Perusahaan
Artinya lokasi sebagai tempat dimana pelanggan berinteraksi. Dalam hal ini
pelanggan selalu merasakan adanya kenyamanan baik di luar gedung maupun
di dalam gedung. Pelanggan atau nasabah juga tidak merasa was-was bila
berhubungan atau melakukan transaksi pembelian di perusahaan.
13
5. Kemudahan Memperoleh Produk
Artinya jenis produk yang ditawarkan haruslah lengkap, sehingga apa yang
diinginkan dan dibutuhkan perusahaan selalu tersedia. Pelanggan jangan
dibebankan dengan prosedur yang berbelit-belit (rumit) atau persyaratan yang
memberatkan dalam hal persyaratan dokumen yang terlalu banyak, biasanya
untuk lembaga keuangan sepeti dalam hal permohonan kredit nasabah.
6. Penanganan Complain atau Keluhan
Artinya, setiap ada keluhan atau komplain yang dilakukan pelanggan atau
nasabah harus ditanggapi dan ditangani secara cepat dan tepat. Komplain atau
keluhan merupakan salah satu bukti keteledoran atau kekurangan karyawan.
Sebagai contoh misalnya komplain tentang lamanya waktu pelayanan, atau
tentang sering macetnya peralatan yang digunakan. Komplain juga sering
terjadi karena suasana ruangan yang tidak teratur, panas atau tidak nyaman.
Lebih parah kalau komplain dikarenakan karyawan yang melayani melakukan
berbagai kesalahan.
7. Kelengkapan dan Kegunaan Produk
Misalnya khusus untuk produk perusahaan lembaga keuangan harus tersedia
fasilitas Anjungan tunai Mandiri atau Automatic Machine Teller di berbagai
tempat lokasi-lokasi strategis. Termasuk kelengkapan fasilitas dan produk yang
ditawarkan. Untuk semua perusahaan faktor kelengkapan jenis produk yang
ditawarkan perlu memperoleh perhatian yang serius. Jangan sampai ada
pelanggan yang menginginkan salah satu jenis produk akan tetapi tidak tersedia
dan hal ini akan menjadi preseden yang tidak baik bagi karyawan maupun
pelanggan.
14
8. Layanan purna Jual
Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan kepada pelanggan yang
telah membeli atau menggunakan produk yang dibelinya. Perhatian terhadap
pelanggan atau nasabah di masa mendatang terutama terhadap pelayanan purna
jualnya tidak dapat disepelekan. Artinya setelah pelanggan membeli tentu ada
saja hal-hal yang dikeluhkan pelanggan setelah menggunakan produk yang
ditawarkan. Biasanya untuk produk-produk tertentu memang ada jaminan atas
penggunaan suatu produk dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini pihak
manajemen harus pandai membuat persyaratan dan ketentuan mengenai
jaminan purna jual, sehingga masing-masing diuntungkan.
9. Dan Hal Lainnya
Faktor-faktor diatas perlu dijalankan dengan sebaik-baiknya, sehingga
kesempurnaan pelayanan menjadi lebih baik lagi. Memang ada praktiknya
terkadang karyawan sudah menjalankan seluruh pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, tetap saja ada kesalahan yang terjadi. Akan tetapi, jika
karyawan sudah menjalankannya dengan sebaik-baiknya, maka kejadian yang
tidak diinginkan dapat diminimalkan. Dengan menggunakan istilah tidak ada
gading yang tak retak, maka pelayanan yang diberikan karyawan akan terus
berjalan dengan sebaik-baiknya.
2.2.3. Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler dalam (Sediawan, 2015), Mempertahankan pelanggan
merupakan hal penting dalam memikat pelanggan. Oleh karena itu, terdapat 5
dimensi untuk megukur kepuasan pelanggan yaitu sebagai berikut:
15
1. Membeli lagi
2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain dan
merekomendasikannya
3. Kurang memperhatikan merek dan iklan produk pesaing
4. Membeli produk lain dari perusahaan yang sama
5. Menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan
Menurut Kotler dalam Kasmir, (2017:242) Pengukuran kepuasan
pelanggan dapat dilakukan melalui empat sarana, yaitu:
1. Sistem keluhan usulan
Artinya seberapa banyak keluhan atau komplain yang dilakukan pelanggan
atau nasabah dalam suatu periode, makan banyak berarti makin kurang baik
demikian pula sebaliknya. Untuk itu, perlu adanya sistem keluhan dan usulan,
di mana pelanggan mengisi formulir keluhan dan memasukkan ke dalam kotak
saran yang telah disediakan. Manajemen elalui karyawan atau pengawasan
dapat juga mencatat setiap keluhan yang dilontarkan oleh pelanggan dalam
suatu periode tertentu.
2. Survei Kepuasan konsumen
Survei kepuasan konsumen merupakan kegiatan untuk mengetahui bagaimana
tingkat kepuasan pelanggan dalam suatu periode. Dalam hal ini manajemen
secara berkala perlu melakukan survei kepada pelanggan, baik melalui
wawancara maupun kuesioner tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelayanan tempat pelanggan melakukan transaksi selama ini. Dengan
16
adanya survei ini akan diketahui tingkat kepuasan pelanggan, di mana titik
lemah atau kekurangannya.
3. Konsumen samaran
Konsumen samaran merupakan karyawan perusahaan atau pelanggan yang
ditugaskan untuk menyamar guna memperoleh informasi tentang perusahaan
pesaing. Dalam kasus ini manajemen dapat mengirim karyawannya atau
melalui orang lain untuk berpura-pura menjadi pelanggan atau nasabah guna
melihat pelayanan yang diberikan oleh karyawannya secara langsung, sehingga
terlihat jelas bagaimana cara karyawan melayani pelanggan sesungguhnya.
Penyamaran ini untuk melihat secara nyata kualitas pelayanan yang diberikan
dan sebaiknya dilakukan beberapa kali dengan kasus yang berbeda.
4. Analisis mantan pelanggan
Artinya cara seperti ini dapat dilakukan dengan melihat catatan pelanggan atau
nasabah yang pernah menjadi pelanggan tetapi sekarang tidak lagi ( ke luar
atau tidak pernah membeli lagi). Cara seperti ini sangat berguna untuk
mengetahui sebab-sebab mengapa mereka tidak lagi menjadi pelanggan kita.
Usahakan menanyakan alasan mereka tidak datang atau tidak pernah membeli
atau menggunakan produk kita. Analisis pelanggan ini sangat penting
mengingat yang ditanyakan adalah mereka yang sudah pernah menjadi
pelanggan, apalagi yang dulunya pelanggan loyal.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Richard dalam Kasmir, (2017:243)
Untuk melakukan pengukuran kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
17
1. Mempelajari Persepsi pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan
Artinya karyawan dapat melakukan dengan cara wawancara atau kuesioner
tentang persepsi atas layanan yang diberikan. Melalui persepsi pelanggan-
pelanggan akan tahu apa yang dipikirkan oleh pelanggan atas layanan yang
diinginkannya.
2. Menentukan kebutuhan, keinginan, persyaratan dan harapan pelanggan
Karyawan dalam hal ini juga dapat mengidentifikasikan kebutuhan dan
keinginan pelanggan yang datang ke perusahaan. Kemudian juga dapat
mengidentifikasikan apa yang diharapkan oleh pelanggan, termasuk
persyaratan yang mereka inginkan. Dengan demikian, manajemen dapat
manambah atau mengurangi sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggan.
3. Menutup segala kesenjangan yang ada
Artinya untuk menilai kesenjangan apa yang diberikan perusahaan dengan apa
yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. Kesenjangan ini harus di atas
sesegera mungkin, sehingga kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan.
4. Memeriksa apakah peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan
sesuai harapan atau tidak
Artinya secara berkala harus dilakukan penilaian terhadap seluruh layanan
yang diberikan kepada pelanggan, sehingga akan ditemukan segala
kekurangannya.
5. Dengan mengukur peningkatan kinerja apakah membawa peningkatan laba
Artinya suatu ukuran yang dilihat dari keuntungan yang diperoleh pelanggan
dalam suatu periode tertentu. Jika keuntungan perusahaan meningkat, maka
18
dapat dikatakan kemungkinan layanan yang diberikan selama ini berjalan baik,
demikian juga sebalikya.
6. Mempelajari bagaimana akan melakukan sesuatu dan apa yang harus dilakukan
kemudian
Artinya manajemen terus memantau aktifitas pelayanan yang diberikan setiap
hari melalui karyawan atau pengawas. Dari pemantauan ini akan terlihat
kejanggalan atau kekurangan yang ada. Kemudian hasil pemantauan ini dapat
dijadikan sebagai alat koreksi dan perbaikan ke depan tentang kekurangan
pelanggan yang diberikan.
7. Menerapkan proses perbaikan yang berkesinambungan secara terus-menerus
Artinya secara terus menerus manajemen harus memperbaiki setiap
kekurangan yang ada. Perbaikan terhadap proses yang berkelanjutan akan
memberikan hasil yang maksimal. Dapat dipastikan bahwa jika perusahaan
terlambat melakukan perbaikan, maka kemungkinan kehilangan pelanggan
makin cepat.
2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan
2.3.1. Kisi-Kisi Operasional Variabel
A. Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang
merefleksikan persepsi pelanggan terhadap lima dimensi adalah:
19
TABEL II.1
Kisi-Kisi Operasional Variabel X
Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator No. Item
Tangibles 1. Kebersihan 1,2
Variabel X 2. Kenyamanan Toko
Reliability 3. Kesesuaian pelayanan 3,4
4. Keramahan karyawan
Responsiveness 5. Menanggapi keluhan 5,6
6. Pemahaman produk
Assurance 7. Memahami kebutuhan
pelanggan
7,8
8. Jaminan memilih
produk
Emphaty 9. Penjelasan karyawan 9,10
10. Profesional karyawan
B. Konsep kepuasan pelanggan merupakan faktor penilaian yang
merefleksikan persepsi pelanggan terhadap lima dimensi dan tidak jauh
berbeda dengan indikator dari kualitas pelayanan sebagai berikut:
TABEL II.2
Kisi-Kisi Operasional Variabel X
Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator No. Item
Tangibles 1. Kebersihan 1,2
Variabel Y 2. Kepuasan kualitas
barang
Reliability 3. Kesesuaian pelayanan 3,4
4. Cepat menanggapi
keluhan
Responsiveness 5. Keramahan karyawan 5,6
6. Kecepatan pengiriman
Assurance 7. Jaminan pelayanan
cepat
7,8
8. Jaminan mengarahkan
kemudahan
pembayaran
20
Emphaty 9. Harga produk
terjangkau
9,10
10. Kemampuan
pengetahuan karyawan
2.3.2. Uji Instrumen Perhitungan
1. Uji Validitas
Menurut Sujianto dalam (Yuliantari, 2016), “Validitas bertujuan
untuk menguji apakah tiap item atau instrumen benar-benar mampu
mengungkap faktor yang akan diukur atau konsisten internal tiap item
alat ukur alat ukur dalam mengukur suatu faktor”.
Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian
terhadap validitas kuesioner adalah korelasi antara skor tiap butir
pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut dengan inter-
item total correlation. Nilai korelasi yang diperoleh lalu dibandingkan
dengan tabel nilai korelasi (r). Jika hitung > r tabel pada taraf
kepercayaan tertentu, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria
validitas.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument adalah hasil pengukuran yang dapat
dipercaya. Uji reliabilitas instrument diperlukan untuk mendapatkan
data sesuai dengan tujuan pengukuran.
Menurut Sujianto dalam (Yuliantari, 2016), Reliabilitas instrument
diperluka untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan
21
pengukuran. Instrument yang reliabel berarti instrument tersebut bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan
uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cranbach’s
berdasarkan skala Alpha Cranbach’s 0 sampai 1.
Berikut ini adalah Tabel Skala Alpha Cranbach’s.
Tabel II.3
Skala Alpha Cranbachs
Nilai Alpha Cranbach’s Keterangan
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,21 – 0,40 Agak Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Sujianto dalam (Yuliantari, 2016)
2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan
Konsep dasar perhitungan yang penulis gunakan sebagai berikut:
1. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiono dalam (Yamin, 2013), Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakter tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Populasinya adalah seluruh pelanggan dari toko Hidup Makmur
Furniture sedangkan Sampel nya adalah pelanggan dengan karakteristik
Responden sebagai berikur:
1. Telah menjadi pelanggan selama minimal 1 tahun atau melakukan
pembelian secara online atau datang langsung ke Toko dalam 3 bulan
terakhir terhitung dari April 2018 sampai Juni 2018.
22
2. Pembelian secara rutin/berkala (setiap ada proyek/tender) atau dengan
kebutuhan pelanggan itu sendiri.
3. Pelanggan pribadi adalah para pelanggan yang datang ke Toko Hidup
Makmur Furniture yang beralamatkan di Jl. Pahlawan Revolusi No. 123
Pondok Bambu Jakarta Timur.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data
primer. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung. Data
diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner.
2. Metode Skala Likert
Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016), skala likert digunakan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebutkan sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi
dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-
kata antara lain:
Tabel II.4
Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016)
3. Uji Koefisien Korelasi
Teknik Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan memberi
interpretasi terhadap kuatnya hubungan dua variabel itu yaitu hubungan
23
antara disiplin terhadap kinerja. Berikut ini adalah rumus untuk mencari
koefisien korelasi menurut Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016):
Keterangan:
r xy= Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
x = Variabel bebas (penilaian)
y = Variabel terikat (kinerja)
Untuk mengetahui hasil perhitungan dapat diketahui menggunakan tabel
pedoman sebagai berikut:
Tabel II.5
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Lemah
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016)
4. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi di gunakan untuk mengetahui seberapa besar
motivasi mempengaruhi kinerja. Koefisien Determinasi (KD) dihitung
dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi yang telah ditemukan
sebelumnya dan selanjutkan dikalikan 100%, dengan demikian rumusnya
adalah:
KD = r 2 x 100%
Keterangan:
K = Koefisien Determinasi
r = Koefisien korelasi
24
5. Persamaan Regresi
Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016), regresi sederhana
didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel
independen dengan satu variabel dependen. Secara umum persamaan regresi
sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana untuk melihat hubungan antara variabel dengan menggunakan
persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus dicari terlebih dahulu
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel terikat yang diproyeksikan, yaitu Kepuasan pelanggan
a = Nilai harga konstan Y jika X = 0
b = Koefisien regresi atau nilai arah yang menunjukkan nilai
peningkatan atau penurunan variabel terikat
X = Variabel bebas, yaitu Kualitas pelayanan
Y = a + b X