Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

download Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

of 22

Transcript of Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    1/22

    PENINGKATAN INVESTASI DI INDONESIA

    MEMBUTUHKAN REFORMASI HUKUM

    D

    I

    S

    U

    S

    U

    N

    OLEH:

    MULIANA

    050200159

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    2/22

    PENINGKATAN INVESTASI DI INDONESIA MEMBUTUHKAN

    KONSISTENSI REFORMASI HUKUM

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar B!a"a#$ Ma%a!a&

    Salah satu masalah bagi Indonesia sebagai Negara berkembang adalah krisis

    yang terjadi sejak tahun 1997 dan masih terasa akibatnya sampai sekarang ini. Dari

    sudut pandang ekonomi, berbeda dengan Negara Asia timur lainnya, Indonesia belum

    mampu kembali pada leel ekonomi pra!1997. dengan jumlah pengangguran yang

    sangat besar, banyaknya rakyat miskin, dan kemampuan yang terbatas untuk

    mengeksplorasi dan meman"aatkan sumber daya alam, maka Indonesia membutuhkan

    jumlah inestasi yang sangat besar, khususnya inestasi asing dalam rangka menarik

    ekonomi untuk kembali pada tingkat sebelum krisis 1997. masalahnya adalah,

    inestasi membutuhkan situasi dan iklim yang bersahabat yaitu adanya supremasi

    hukum, good goernan#e, dan system regulasi yang pasti, dan semua ini belum di

    miliki Indonesia.

    B. Pr'('%a# Ma%a!a&

    Adapun masalah yang akan dikemukakan dalam makalah ini adalah $

    1.%enarkah &eningkatan Inestasi Di Indonesia membutuhkan 'e"ormasi

    (ukum)

    *.Apakah benar, pendapatan Negara akan meningkat melalui Inestasi)

    +.Apakah tindakan meningkatkan inestasi yang dilakukan oleh pemerintah

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang!undangan yang berlaku)

    ).T'*'a# +a# Ma#,aat P#'!-%a#

    ujuan dari penulisan ini$

    1. Untuk dapat menalaah kebijakan yang diambil oleh pemerintah

    *. Untuk dapat membandingkan peningkatan inestasi dari tahun ke tahun

    +. untuk dapat melihat sejauh mana usaha Negara manarik inestor.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    3/22

    -. Untuk dapat mengetahui tindakan yang dilakukan oleh pemerintah sesuai

    atau tidak dengan ketentuan perundang!undangan yang berlaku.

    Dengan mengetahui sedikit penjelasan dari pemaparan ini dapat

    meningkatakan aasan kita dalam kebijakan yang dilakukan oleh

    pemerintah terkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.

    Dengan ini kita dapat meningkatkan #ara berpikir yang jauh lebih rasional dan

    terarah demi kemajuan bangsa dan Negara yang kita #intai ini.

    Serat dapat membandingkan kinerja yang diambil dengan prosedur dan hal!hal

    yang terkait dalam hal itu.

    D. Mt+ P#'!-%a#

    Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode empiris dan dalam teknik

    pengumpulan data melalui studi pustaka /0ield 'esear#h yakni berasarkan dokumen!

    dokumen dan literature. Dan data yang diperoleh merupakan data sekunder.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    4/22

    BAB II

    PENINGKATAN INVESTASI ASING DAN PEREKONOMIAN

    GLOBAL

    A. /#-#$"ata# Fr-$# D-r0t I#1%(#t 2FDI3

    &ada dasarnya setiap Negara di dunia membutuhkan inertasi asing. 2enurut

    3arth Summit %rie"ing &aper /*44*, Negara!negara miskin dan termiskin di dunia

    masih memiliki ketergantungan besar pada bantuan luar negeri baik bilateral maupun

    multilateral namun, laporan 356S65 tahun *444 menunjukkan baha sejak tahun

    1994 bantuan pembangunan telah menurun setengah dari jumlahnya, dan

    pembangunan lebih mengandalkan pada alternatie sumber keuangan dan inestasi

    asing langsung atau 0oreign Dire#t Inesment /0DI yang telah menjadi sumber

    terbesar dari modal sasta bagi pembangunan Negara!negara. ondisi tersebut biasa

    terjadi karena perdagangan dunia telah memasuki era globalisasi, dimana produksi

    dan marketing dilakukan oleh perusahaan multinasional dalam skala global. Untuk

    men#apai keuntungan yang lebih besar, maka perusahaan multinasional men#ari

    lokasi yang menguntungkan di Negara!negara berkembang dengan lokal skills yang

    tinggi.

    Aliran 0DI se#ara global telah meningkat empat kali lipat dari US8 17- miliar

    di tahun 199* menjadi US8 -- miliar di tahun 199:. asia telah menjadi daerah yang

    pertumbuhan 0DI paling tinggi, sementara itu pada tahun *44;, menurut

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    5/22

    bulan berturut!turut dalam inestasi yang senyatanya. &enurunan realisasi inestasi ini

    akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan peluang kerja.

    Surei yang dilakukan di Australia pada aal tahun *44-, menunjukkan

    baha kondisi ekonomi Indonesia berada pada jalur yang benar, tetapi kemajuannya

    terhambat akibat kurangnya inestasi asing. Indonesia mengalami disenestasi

    /disinestment antara tahun 199:!*44- di mana inestasi asing bernilai minus

    /tertinggal dari hailand yang telah melampaui angka tahun 199; dan tingkat

    keper#ayaan inestor juga menurun. (al senada juga di ungkapkan oleh peter >ansen

    /?#onditional su##ess dalam he %anker, 7 pada 0ebruari *44-,baha ?di

    permukaan gambaran makroekonomi Indonesia kelihatan cukup bagus. Rupiah telah

    stabil, deficit anggaran tahun 2004 diharapkan turun ke 1,2% dari GD, inflasi

    kurang dari 10% tahun lalu dan tingkat bunga pin!aman berada pada titik terendah

    selama ini mencapai ",#% pertengahan !anuari

    Namun, gambaran positi" sema#am itu tidak mampu untuk menghilangkan

    keraguan, peningkatan inestasi merupakan masalah besar bagi Indonesia, karena

    menurut jansen, surei %ank Dunia dan AD% terhadap bisnis!bisnis asing tahun *44+

    mengenai alasan mereka menjauhi Indonesia, menemukan tiga alasan utama, yaitu$

    ! etidakstabilan makroekonomi

    ! etidakpastian kebijakan

    ! orupsi

    Ditahun *44, keluhan para inestor >epang adalah masalah!masalah tentang

    ketidakpastian tentang hukum, perpajakan, bae #ukai, in"rastruktur dan hubungan

    perburuhan. Di tahun *447, para inestor 3ropa mengeluh karena kesulitan

    memprediksi iklim inestasi di Indonesia di bandingkan dengan 5ina dan Cietnam,

    meskipun kondisi Indonesia semakin positi", karena inestor eropa membutuhkan

    prediksi aturan yang lebih pasti agar tepat dalam memutuskan inestasi jangka

    panjang, hal tersebut di sampaikan etua 3uro5harm /amar Dagang Uni!3ropa

    ondisi inestasi di Indonesia memang memprihatikan, data pada akhir tahun

    *44+ menunjukkan baha inestasi stagnan dan berbagai sektor manu"aktur yang

    padat karya berpindah ke Negara lain yang menjadi pesaing Indonesia berbiaya

    rendah seperti Cietnam dan 5ina. 2emang persetujuan &2A dalam 9 bulan pertama

    total US8 ,1 miliar, sebuah peningkatan +.7= dari masa yang sama tahun *44* tetapi

    masih jauh dari tingkat pra!krisis pertengahan 1994!an

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    6/22

    Indonesia jelas tertinggal di belakang Negara!negara Asia yang juga dilanda

    krisis pada tahun 1997 dan telah pulih kembali. &ada tahun *44+, %ank dunia

    menunjukkan baha kegagalan Indonesia adalah untuk melakukan perbaikan sistem

    hukum se#ara menyeluruh yang menyebabkan inestasi dan pertumbuhan ekonomi

    Indonesia tertinggal di belakang Negara!negara Asia lainnya.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    7/22

    BAB III

    PEMBENTUKAN DAN PENEGAKAN REFORMASI HUKUM

    Dari berbagai keadaan di atas, dampak baha selain masalah ekonomi,

    persoalan lain yang menghambat pertumbuhan inestasi di Indonesia adalah persoalan

    hukum. hususnya adalah masalah kepastian hukum dan pemberantasan korupsi.

    epastian hukum terkait dengan persoalan pembentukan hukum dan penegakan

    hukum.

    Dari segi pembentukan undang!undang Indonesia telah memiliki UU

    &enanaman 2odal Asing sejak tahun 197 /UU No.1 tahun 197 dan juga telah

    merati"ikasi mekanisme penyelesaian sengketa inestasi antara Negara dan inestorasing yang di atur dalam mekanisme I5SID melalui undang!undang No. ; tahun

    19:. kemudian UU &enanaman 2odal Asing tahun 197 tersebut diperbaharui

    dengan UU penanaman 2odal pada tahun *447 /UU No. *; tahun *447. Di dalam

    UU &enanaman 2odal pasal - /* di rumuskan kebijakan dasar penanaman modal di

    Indonesia, yaitu$

    1. 2emberikan perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam

    modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional

    *. menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusaha bagi

    penanam modal sejak proses pengurusan peri@inanan sampai dengan berakhirnya

    kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang!undangan.

    +. membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada

    usaha mikro, ke#il, menengah dan koperasi.

    &osisi dasar sema#am ini yang di dalam dunia hukum di kenal sebagai

    inestment statement paling tidak menjelaskan tiga prinsip sebagai berikut$

    1. &rinsip nasional treatment sebagai bentuk sikap non!diskriminati" terhadap

    inestor berdasarkan kearganegaraannya

    *. &rinsip inestment prote#tion dimana di dalamnya ada kepastian

    hukum,kepastian berusaha dan keamanan berusaha

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    8/22

    +. &rinsip a""irmatie poli#y terhadap usaha mikro, ke#il, menengah dan

    koperasi.

    Nampaknya UU ini masih memandang koperasi sebagai usaha yang tidak bisa

    menjadi besar, sedangkan prinsip non!eproriation di atur dalam pasal 7 UU

    &enanaman 2odal tahun *447.

    Namum persoalan inestasi asing ternyata tidak hanya terkait dengan aturan

    yang khusus di bidang inestasi saja, melainkan juga undang!undang pada hal!hal

    yang terkait dengan sektor yang dimasuki inestor akan turut mempengaruhi masalah

    kepastian hukum itu. 5ontohnya pada peraturan perpajakan yang memberikan

    kekuasaan lebih besar kepada pejabat kantor pajak di nilai justru bisa membuka

    peluang bagi penyalahgunaan kekuasaan. 5ontoh lainnya adalah UU entang

    ehutanan ahun 1999 /UU No. -1 tahun 1999 yang melarang kegiatan

    pertambangan pada beberapa ilayah yang di katagorikan sebagai hutan lindung

    sedangkan pada daerah tersebut sebelumnya telah ada kontrak dengan inestor bagi

    eksplorasi tambang.

    (al ini menimbulkan persoalan baru karena para inestor yang telah

    mengeluarkan biaya untuk melakukan kegiatan penambangan tentu tidak menerima

    dan akan mengajukan gugatan ganti rugi miliaran dolar terhadap Indonesia. 6leh

    karena itu, kemudian pada tahun *44-, kondisi tersebut memaksa pemerintah

    mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang!undang /perpu No. 1 tahun

    *44- tentang ?perubahan atas Undang!undang No. -1 tahun 1999 tentang

    ehutanan. Dalam perpu tersebut ditambahkan satu pasal saja /pasal :+A dimana

    semua peri@inan atau perjanjian di bidang pertambangan di kaasan hutan yang telah

    ada sebelum berlakunya UU No. -1 tahun 1999 di nyatakan tetap berlaku sampai

    berakhirnya i@in atau perjanjian dimaksud. idak ada ketentuan lainnya untuk

    mengenakan syarat!syarat dan pengendalian yang ketat. &erpu tersebut kemudian

    dikuatkan menjadi UU No. 19 tahun *44-. sebenarnya perpu No. 1 tahun *44- ini

    mengatur baha ketentuan lebih lanjut akan di atur dengan keputusan presiden,

    namun hingga kini keputusan tersebut tidak pernah terujud. eadaan ini

    menunjukkan ketidakpastian penyusunan aturan dimana terjadi benturan antara politik

    hukum inestasi dengan politik hukum lingkungan.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    9/22

    &erubahan melalui perpu ini belum menjaab persoalan se#ara tuntas.

    2emang berbagai eksekuti" perusahaan tambang menyambut keputusan tersebut

    mengingat pemerintah dapat rentan terhadap gugatan ganti kerugian miliaran dollar

    jika perusahaan tidak di perbolehkan melakukan isi kontrak yang telah di

    tandatangani lebih dulu. Namun, mereka juga mengingatkan baha menghidupkan

    kembali kontrak tidaklah #ukup untuk menghidupkan industri. ernyata, pemerintah

    kemudian memutuskan untuk tidak mengeluarkan keputusan presiden, melainkan

    dalam bentuk peraturan pemerintah yang sekaligus merangkum dua hal yaitu pajak

    dan ekspoitasi hutan, melalui peraturan pemerintah tentang ?>enis dan ari" atas >enis

    &enerimaan Negara bukan pajak yang berasal dari penggunaan kaasan hutan untuk

    kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang berlaku pada Departemen

    ehutanan. &eraturan ini tidak saja menuia kritik tetapi juga ke#aman, karena di

    dalamnya pemerintah telah menentukan rumus penghitungan &enerimaan Negara

    %ukan &ajak /&N%N yang dasar penentuan besarnya tidak dijelaskan. Akibatnya

    pemerintah dituduh menjual hutan demi kepentingan inestor. etidakmampuan

    pemerintah untuk menjelaskan rumus yang ada dalam peraturannya sendiri

    merupakan salah satu kelemahan dalam penerimaan publik tehadap aturan tersebut.

    &eraturan dalam && No. * tahun *44: memberikan kesan baha dalam rangka

    kepentingan penanaman modal, kepentingan pelestarian bisa saja dikorbankan.

    emudian menimbulkan salah pemahaman baha inestor juga lebih mendahulukan

    kepentingan industrinya dan mengorbankan lingkungan. &adahal seharusnya tidak

    demikian, dalam kenyataannya, masalah ini selalu menjadi sumber keluhan berbagai

    pihak, termasuk pihak inestor asing. Sebagai pihak yang berkepentingan dengan

    inestasinya yang berjangka panjang, sebenarnya pihak inestor asing juga akan

    menyesuaikan diri dengan ketentuan yang disusun pemerintah dan ketentuan itu

    seharusnya menjaab berbagai kebutuhan pelestarian alam.

    Eang dibutuhkan inestor adalah ketentuan hukum inestasi dan lingkungan

    hidup yang konklusi" dan e"ekti" yang tidak berubah!ubah serta terkordinasi dengan

    baik, sehingga sekali perusahaan telah memenuhi keajiban maka mereka akan

    terbebas dari kemungkinan jeratan hukum. Sehingga tidak terulang kasus nemont

    yang harus mengeluarkan biaya sebesar US8 +4 juta selama 14 tahun untuk

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    10/22

    menyelesaikan berbagai masalah. Apabila berbagai kasus dalam hubungan antara

    penanam modal asing dengan lingkungan setempat, pada aras mikro justru

    menunjukkan dinamika yang naik!turun yang dalam beberapa kasus di Indonesia

    berujung pada proses peradilan. erutama baha saat ini yang dominan adalah relasi

    kontroersial namun jika ditata dengan baik maka bisa menjadi relasi yang harmonis.

    UU &enanaman 2odal tahun *447 pada satu sisi sebenarnya terasa lebih maju

    ketimbang UU &enanaman 2odal Asing tahun 197. karena di dalam UU baru ini

    mengamanatkan perlindungan lingkungan, penghormatan pada tradisi, rule o" la,

    dan lain!lain tetapi tanpa menjelaskan se#ara rin#i prosedur dan otoritas

    pelaksanaannya. %ahkan ketentuan mengenai tanggung jaab penggantian biaya

    perbaikan lingkungan juga tidak di atur se#ara jelas dan tidak dikatakan baha akan

    di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah dan dalam kaitan ini perlu di

    perhatikan pada && No. * tahun *44: sama sekali tidak terkait dengan UU &enanaman

    2odal tahun *447, paling tidak jika di dasarkan pada isi konsiderans && no. * tahun

    *44: yang sama sekali tidak menyinggung tentang UU No. *; tahun *447. masalah

    lain yang terjadi dalam kaitannya dengan pembentukan hukum adalah mengenai

    keenangan pemberian i@in inestasi. UU &emerintahan Daerah telah

    mendelegasikan keenangan inestasi kepada pemerintah di daerah dan telah di

    tuangkan dalam berbagai peraturan pelaksanaannya. eppres No. 1*4 tahun *44*

    menugaskan kepada %&2 untuk melimpahkan "asilitas peri@inan kepada daerah.

    eputusan 2enteri Dalam Negeri No 1+4!7 tahun *44* bahkan mengatur

    keenangan %upatiFalikota untuk penanaman modal Dalam Negeri dan keenangan

    Gubernur untuk &enanaman 2odal Asing. Namun kemudian pemerintah

    mengeluarkan eppres No. *:F*44- tentang %&2 dan eppres No. *9F*44- tentang

    penyelenggaraan penanaman modal dalam rangka &2A dan &2DN melalui sistem

    satu atap, yang mengembalikan keenangan perijinan itu kepada pusat. ebijakan ini

    bisa terjadi mengingat banyaknya ekses yang mun#ul pada saat keenangan ini

    dilaksanakan oleh daerah, dimana bukannya kemudahan yang diperoleh inestor

    malahan biaya yang tinggi dan berbagai pungutan liar yang di buat di daerah. Namun

    UU &enanaman 2odal tahun *447 kembali mengembalikan peran pemerintah daerah

    dalam pengesahan dan perijinan perusahaan.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    11/22

    >adi dalam aktu kurang dari 14 tahun, telah tiga kali terjadi perubahan

    peraturan mengenai keenangan perijinan inestasi antara pusat dan daerah. idak

    ada yang bisa menjamin baha hal ini tidak bisa berubah. Sehingga timbul rasa

    ketidakpastian hukum.hal ini pun dikeluhkan oleh para inestor khususnya pada

    sektor pertambangan, yang berpendapat baha melemahnya hubungan antara inestor

    dengan pemerintah pusat telah menurunkan tingkat kepastian proses penanaman

    modal. (al ini disebabkan karena pemerintah daerah belum mampu mende"inisikan

    syarat!syarat inestasi se#ara jelas, termasuk mengenai ketentuan pelayanan

    masyarakat dan perlindungan lingkungan hidup. (al ini bisa berujung pada

    pembuatan rejim pertambangan yang berbeda!beda menurut ilayah dan perbedaan

    derajat daya tarik inestasi bagi inestor potensial. UU &enanaman 2odal tahun *447

    kemudian menegaskan peran pemerintah daerah dalam pengesahan dan perijinan

    perusahaan. (al ini di pandang oleh para inestor sebagai satu titik lemah UU yang

    baru di bentuk ini, alasannya karena peran pemerintah pusat dan daerah tidak di

    rumuskan se#ara pasti dan spesi"ik.

    Dengan mengutip hasil surei pri#eaterhouse5ooper /&5 tahun *44,

    %hasin dan Cenkataramany menunjukkan baha ada kekhaatiran inestor terhadap

    baha kapasitas daerah yang berbeda!beda dalam menangani masalah perijinan bagi

    penanaman modal asing. eadaan ini menimbulkan rasa takut /"ear baha kekuasaan

    baru bagi pemerintah daerah bisa digunakan se#ara seenang!enang untuk seaktu!

    aktu men#abut i@in. ekhaatiran tersebut tidak dirasakan oleh inestor pada aktu

    semua perijinan melalui satu pintu di pemerintah pusat. Dalam kasus ini, menjadi

    lebih jelas baha pembuatan hukum saja tidak menjamin adanya keper#ayaan

    terhadap kepastiaan hukum. &embentukan peraturan yang tidak sinkron ini pun akan

    justru menimbulkan ketidakpastian hukum, sebagaimana di sinyalir oleh anggota

    Dean &erakilan Daerah Sarono usumaatmadja. Untuk itu diperlukan

    transparansi dalam penyusunan peraturan!peraturan pelaksanaan dan reisi terhadap

    UU penanaman modal agar semua aturan pelaksanaan bisa di sinkronisasi.

    Selain itu, rasa ketidakpastian terhadap hukum juga mun#ul dari pengalaman

    melihat berbagai kontroersi yang terjadi dalam penegakan hukum sebelumnya.

    &emerintah pernah melahirkan beberapa kebijakan untuk penegakan hukum dan

    memberantas N tetapi ternyata merugikan pihak inestor. Dalam beberapa kasus,

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    12/22

    pemerintah membatalkan perjanjian yang telah dibuat di masa orde baru yang berbau

    N /mark up yang telah merugikan keuangan Negara. Namun pembatalan sepihak

    pada proyek yang telah operasional tentunya akan merugikan pihak inestor asing

    yang telah mengeluarkan biaya besar. Sengketa sema#am ini jika dibaa ke arbitrase

    internasional akan merugikan Indonesia. Namun jika keputusan arbitrase tidak

    dilaksanakan ataupun di batalkan oleh pengadilan di Indonesia, justru akan

    mendatangkan ketidakper#ayaan inestor asing terhadap kepastian hukum Indonesia.

    &residen %ank Dunia, paul ol"oit@ mengatakan baha sistem hukum

    Indonesia yang berkabut telah menghambat inestasi di Indonesia oleh karena itu

    perlu di tata ulang, hal yang paling penting adalah pemberantasan korupsi, untuk bisa

    memberikan pelayanan kepada rakyat se#ara transparan dan bertanggung jaab.

    2enurut &residen Susilo %ambang Eudhoyono, Indonesia perlu menarik inestasi

    sebesar US8 -* miliar sampai dengan tahun *449 agar ekonomi nasional bisa

    tumbuh ,= dan meningkatkan pendapatan -4 juta orang Indonesia yang saat ini

    hidup dengan pendapatan sekitar 'p +.:44Fhari /US -4 sen per hari. Untuk bisa

    menarik inestasi sebesar jumlah tersebut,

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    13/22

    proses perijinan yang panjang disebabkan karena Indonesia menganut sistem

    seHuential pro#essing /pemprosesan se#ara berurutan setiap syarat baru dilanjutkan

    pada syarat berikutnya, sedangkan di Negara lain menggunakan sistem parallel

    pro#essing /berbagai prosedur dijalankan se#ara bersamaan sehingga lebih #epat.

    &erubahan dari proses sekuensal ke proses paralel merupakan salah satu #ara

    untuk memper#epat proses perijinan di Indonesia /

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    14/22

    sengketa inestasi se#ara memuaskan. (al ini di akibakan oleh kinerja pengadilan

    dalam menjatuhkan putusan atas sengketa!sengketa yang melibatkan perusahaan

    asing, karena sering menambah masalah baru dan bukan menyelesaikan masalah.

    %eberapa kasus di baah ini dapat menjadi #ontoh$

    ! asus asuransi jia manuli"e Indonesia, ketidakpuasan pemegang saham

    mengenai pembagian deiden berkembang leat taktik kepenga#araan yang

    membaa masalah ini ke domain kepailitan mengakibatkan keraguan besar

    mengenai apa yang di maksud dengan hutang. Apakah perusahaan besar

    manuli"e yang memiliki modal sangat besar dan sangat solent harus

    dipailitkan hanya karena belum membayar deiden pemegang saham) (akim

    pengadilan tingkat pertama mengabaikan kesehatan keuangan manuli"e. asus

    ini mengakibatkan interensi pemerintah terjadi, baik pemerintah kanada

    maupun Indonesia yang berujung pada dibatalkannya keputusan tingkat

    pertama oleh 2ahkamah Agung. eadaan ini juga bisa menyebabkan

    pengadilan Indonesia menjadi bahan tertaaan karena mem"ailitkan

    perusahaan yang sehat.

    ! asus prudensial. asus ini masih di sekitar jasa asuransi, menyangkut

    perusahaan asuransi prudensial yang di gugat pailit terhadap suatu kasus yang

    sebenarnya adalah sengketa mengenai perjanjian &engadilan Niaga >akarta

    yang telah membuat keputusan yang menyatakan prudensial pailit. Untungnya

    keputusan tersebut di batalkan oleh 2ahkamah Agung dengan membalik

    keputusan &engadilan Negeri >akarta &usat tanggal *+ april *44- dengan

    penegasan baha kasus tersebut telah salah di tangani. 2enurut (akim Agung

    2ariana Sutadi, kasus ini bukanlah jatuh tempo melainkan sengketa mengenai

    perjanjian. eputusan itu #ukup melegakan dunia bisnis keuangan di

    Indonesia. &rudensial adalah perusahaan yang sehat, sementara UU kepailitan

    yang berlaku saat itu sangat berlebihan sehingga bisa langsung mempailitkan

    perusahaan yang tidak membayar utang, kondisi ini menimbulkan

    kekhaatiran bagi inestasi asing /he e#onomist, 1 2ei *44-

    ! asus 2erril lyn#h 5o melaan tri polyta pada bulan mei *44-, terjadi

    masalah leat keputusan &N Serang yang menganulir perjanjian penerbitan

    obligasi antara perusahaan tri polyta dengan para kreditur internasional. &ara

    kreditur yang menggugat tri polyta untuk ganti kerugian senilai US8 ;4 juta

    adalah merril Byn#h 5o, lehman %rothers (oldings In#, dan 5redit Suisse

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    15/22

    0irst %oston /, 1+ 2ei *44-. eputusan sema#am itu menimbukan

    kekhaatiran di kalangan inestor asing baha pengadilan nasional akan lebih

    memihak pengusaha lo#al jika bersengketa dengan inestor asing. Surat kabar

    all street journal di ne york menyebutkan kasus ini sebagai bukti

    sinyalemen bank dunia terhadap kondisi hukum Indonesia yang belum

    mengalami perbaikan se#ara menyeluruh /oer haul sebagai alasan

    tertinggalnya inestasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2enurut odung

    2ulya Bubis /penga#ara para penggugat keputusan &N Serang ini

    menunjukkan tidak adanya kepastian hukum Indonesia.

    Batar belakang dari berbagai keraguan terhadap integrasi pengadilan dan

    keajiban hukum di Indonesia dapat di lihat dalam studi ho"man et al. studi ini

    memberikan perhatian kepada antara lain, kaitan antara pembangunan bidang hukum

    sejak masa sokarno hingga pas#a suharto dalam kaitannya dengan penguatan

    kelembagaan bagi pemulihan ekonomi Indonesia. ekuatan dari studi (o"man et.al

    adalah deskripsi mereka mengenai persoalan hukum inestasi di Indonesia yang tidak

    saja terkait dengan persoalan budaya hukum dan kelembagaan hukumnya. 2enurut

    mereka persoalan terbesarnya adalah karena sejak lama sektor hukum tidak

    memperoleh perhatian yang layak terutama pada masa pemerintahan sukarno dan

    suharto. &ada masa ?demokrasi terpimpin sektor hukum tidak memperoleh perhatian

    karena jika berkembang maka bisa menjadi kekuatan krisis terhadap kemapanan

    politik pada saat itu. (o"man et al mengutip data Daniel S. Be baha pada tahun

    19 gaji (akim Agung sama rendahnya dengan pejabat eselon kedua, usaha

    perbaikan gaji (akim Agung baru dapat terjadi di tahun 199-. peralatan kerja di

    kantor!kantor pengadilan sangat tertinggal, perumahan hakim memprihatinkan,

    bahkan ada hakim yang tinggal di kantor, hakim kekurangan bahan!bahan ba#aan

    mendasar dan tidak ada perpustakaan pengadilan. idak ada sistem upgrading dan

    training pro"essional ini berujung kepada korupsi karena anggaran Negara hanya

    men#akup +4!-4 persen anggaran rutin pengadilan, sehingga pegaai pengadilan

    terpaksa mengandalkan dana dari sumber lain, termasuk hadiah, suap, dan sogok. Itu

    sebabnya tidak ada kebutuhan akuntabilitas peradilan terhadap Negara maupun rakyat

    akibat kesan yang terjaga sampai saat ini adalah baha pengadilan Indonesia masih

    merupakan salah satu lembaga paling terkorup di Indonesia.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    16/22

    Sebenarnya dari sisi pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum,

    kerusakan terbesar di bidang hukum terjadi pada masa pemerintah suharto, akibat

    penghapusan sistem pengelolaan personalia berbasis merit yang di kaitkan dengan

    penilaian internal melalui eksaminasi. 3ksaminasi merupakan satu penilaian internal

    dimana para hakim senior mengealuasi putusan!putusan hakim junior melalui

    serangkaian debat dalam pembahasan dan hasilnya di publikasikan, yamg kemudian

    menjadi a#uan dalam memutuskan promosi ataupun pemindahan ke ilayah lain.

    Inilah titik kun#i kemunduran budaya hukum yang berbasis debat intelektual dan

    keterbukaan. Sistem lain yang di hapus suharto adalah sistem di"ensiasi "ungsi yang

    sebetulnya menolong peningkatan berbagai keterampilan hukum di lembaga

    peradilan. Di gantikan dengan konsep hirarkis yang seragam dimana pangkat dan

    senioritaslah yang identik dengan hirarki pengadilan. Interensi pemerintah di masa

    pemerintahan suharto terjadi se#ara sangat kuat. Sebelum masa re"ormasi, tidak ada

    gugatan terhadap pemerintah yang dimenangkan oleh penggugat. Interensi politik

    dalam mengatur putusan pengadilan telah menurunkan kemampuan pro"esionalitas

    hakim dan pro"esi hukum lainnya serta menurunkan keper#ayaan publik dan inestor

    terhadap integritas pengadilan. Itu sebabnya data pompe menurut surey tahun *44*

    berkata baha hanya sekitar *;= pebisnis yang menggunakan jasa pengadilan

    sengketa mereka.

    Dunia pengadilan kemudian semakin terpuruk dengan semakin terpuruk

    dengan semakin berkurangnya pro"essional hukum yang mampu berbahasa %elanda,

    yang merupakan bahasa dari kebanyakan produk hukum diaktu yang lalu. %ahasa

    %elanda di hapus dari sistem pendidikan hukum pada tahun 19;7 dan pada era tahun

    1974an mun#ul generasi pro"essional baru yang tidak memahami bahasa tersebut,

    sehingga kehilangan hubungan dengan tradisi hukumnya di tambah dengan kurangnya

    perhatian untuk modernisasi dan pro"esionalisasi pengadilan, maka dunia peradilan

    semakin terpuruk dan kehilangan keper#ayaan dimata inestor. Saat ini pun perhatian

    terhadap pengadaan intrastruktur pelayanan penegakan hukum tidak berjalan dengan

    baik. &ada saat terjadi pemekaran ilayah di berbagai daerah, ternyata berbagai hasil

    berbagai ilayah pemekaran tidak menyertakan "asilitas peradilan, kejaksaan dan

    kepolisian yang memadai, akibatnya pelayanan kepada pen#ari keadilan menjadi

    terabaikan yang pada ujungnya akan menurunkan keper#ayaan kepada peradilan.

    Studi ho"man juga menunjukkan baha tidak adanya sikap politik hukum yang kuat

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    17/22

    terhadap debitor bermasalah merupakan salah satu sebab melemahnya keper#ayaan

    terhadap hukum di Indonesia, selain itu memperlambat pemulihan ekonomi karena

    semua kerugian di bebankan kepada Negara, dan mengganggu rasa keadilan

    masyarakat melihat banyak pelaku yang tidak tersentuh oleh hukum. Sebenarnya

    kondisi ini di pengaruhi oleh kondisi internal penegakan hukum itu sendiri,

    sinyalemen kasus suap oleh pihak tersangka Syamsul Nursalin terhadap >aksa Urip

    ri Gunaan mungkin bisa menjadi kon"irmasi terhadap persoalan ini.

    etidakper#ayaan masyarakat terhadap pengadilan memang langsung terkait

    dengan masalah korupsi. Data surey partnership tahun *44+ menunjukkan, baha

    --= alasan orang untuk tidak menggunakan jasa pengadilan dalam menyelesaikan

    sengketa mereka adalah karena biaya tidak resminya dianggap lebih tinggi, sedangkan

    -*= menjaab khaatir keputusan pengadilan tidak akan "air. 2asalah korupsi

    masih menjadi hambatan bagi iklin inestasi yang sehat menurut persepsi para

    pebisnis, baik dari surey %ank Dunia di akhir tahun *44; maupun pada pertengahan

    *447. pemahaman di atas terhadap kondisi pengadilan dan hukum harus di tangkap

    sebagai latar belakang keraguan inestor terhadap rule o" la dan keibaaan

    pengadilan di Indonesia. 6leh karena itu proses modernisasi hukum di bidang

    ekonomi melalui kehadiran berbagai undang!undang di bidang ekonomi /lembaga

    jasa euangan, &erseroan erbatas, &asar 2odal, Usaha e#il dan 2enengah, (ak

    kekayaan Intelektual, &ersaingan Usaha, pertanggungan, kepailitan, dll untuk

    menggantikan itab Undang!undang (ukum Dagang jaman belanda, harus diimbangi

    dengan implementasinya se#ara konsisten. Undang!undang lainnya yang perlu

    dimodernisasi adalah U(&, U(perdata, dan (ukum A#ara &erdata.

    2asalah penyelesaian sengketa inestasi dalam UU No *; tahun *447 sendiri

    yang di atur dengan jelas adalah pada masalah penyelesaian sengketa perburuhan.

    Dalam bagian ini di atur baha penyelesaian sengketa dilakukan melalui tingkatan

    beberapa "orum yaitu 2usyaarah 2u"akat, ripartit dan &engadilan (ubungan

    Industrial selanjutnya dapat melalui arbitrase. 2asalahnya hingga saat ini penyiapan

    pengadilan hubungan industrial tidak berjalan dengan baik. %ahkan mengalami

    kendala dalam pendanaan dan rekrutmen serta pelatihan untuk para hakim hubungan

    industrial ini merupakan #ontoh klasik Indonesia, dari segi kualitas isi peraturan

    #ukup maju tetapi dalam implementasinya sangat lemah. Data %ank Dunia pada tahun

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    18/22

    *44; juga menunjukkan kondisi tersebut dimana posisi Indonesia lebih jelek jika di

    bandingkan dengan beberapa Negara seperti Singapura, 2alaysia, India, 2ei#o,

    5ina, %ra@il, hailand, dan 0ilipina. Suatu keunggulan Indonesia saat ini adalah pada

    keterbukaan dan tuntutan terhadap akuntabilitas, yamg merupakan buah dari

    re"ormasi 199: dan sepenuhnya berada di sektor masyarakat /#iil so#iety dan bukan

    pada sektor pemerintahan. eper#ayaan benar!benar merupakan masalah penting

    dalam re"ormasi peradilan dalam mendukung pemulihan ekonomi. Stephen 2.'

    5oey bahkan mengatakan baha trust akan meningkatkan ke#epatan /spedd serta

    memangkas biaya /#ost dalam berbisnis /5oey dan 2erril, *44. 2asyarakat juga

    akan lebih memiliki relasi so#ial yang sehat dengan adanya keper#ayaan.

    entunya tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan untuk itu

    diperlukan kemauan politik maka diperlukan aktu paling sedikit 14!1+ tahun

    sebelum lembaga peradilan berada dalam jalur yang pro"esinal, transparan, dan

    bertanggung jaab /2#%eth *44-.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    19/22

    BAB IV

    PERLINDUNGAN INVESTASI

    masalah lainnya adalah dalam soal perlindungan inestasi, khususnya bagi

    kepentingan inestor. Dalam hal ini meskipun tidak terjadi pengambilalihan asset

    inestari bagi Negara, namun terjadi pembatalan kontrak inestasi se#ara sepihak dan

    akibatnya yang merugikan. Nampak dalam kasus di baah in$

    ! Dalam kasus kerjasama antara &BN dan 6&I5 dari Amerika Serikat,

    pemerintah membatalkan kontrak yang telah disusun sebelumnya, dengan

    alasan baha kontrak tersebut disusun pada masa lalu yang sarat N. Surat

    kabar

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    20/22

    diharapkan tidak akan terulang kembali. 2engenai kasus #alyon terkait dengan

    masalah pena"siran terhadap isi perjanjian. &ena"siran hakim terhadap kontrak

    kerjasama antara para pihak dalam penanaman modal sangat menentukan putusan

    yang dilahirkan. &raktek perjanjian internasional sudah sangat berkembang sehingga

    perlu ada upgrading kepada para hakim mengenai perkembangan hukum kontrak.

    Dalam rangka perlindungan inestasi ini, UU &enanaman 2odal tahun *447

    telah mengatur mengenai penyelesaian sengketa penanaman modal yang dapat

    dilakukan melalui jalur arbitrase atas persetujuan bersama. &ertanyaannya lebih lanjut

    apakah dengan demikian maka putusan arbitrase internasional akan dilaksanakan

    lebih lanjut saat telah diputuskan, ketentuan di dalam UU tentang Arbitrase dan

    Alternati" penyelesaian Sengketa /UU No +4 tahun 1999 mensyaratkan pengakuan

    dan pelaksanaan putusan arbitrase internasional melalui &engadilan Negeri >akarta

    &usat. 2asalah akan mun#ul jika kemudian putusan arbitrase internasional ditolak

    untuk dilaksanakan oleh pengadilan berdasarkan alasan demi keterbitan umum yang

    sampai sekarang tidak memiliki pena"siran yang jelas, sebagaimana dalam kasus

    araha %odas. Dengan demikian, masalah penyelesaian sengketa dalam UU

    &enanaman 2odal tahun *447 sebagai salah satu bentuk perlindungan inestasi masih

    perlu ditunggu pelaksanaannya. &elanggaran terhadap prinsip "inal dan mengikat

    /"inal and binding sebagaimana diatur dalam UU Arbitrase dan Alternati"

    &enyelesaian Sengketa tentu akan menimbulkan persepsi akan ketidakpastian hukum

    di Indonesia.

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    21/22

  • 8/12/2019 Peningkatan Investasi Di Indonesia Membutuhkan Konsistensi Reformasi Hukum

    22/22

    Da,tar P'%ta"a

    ! ?AS3AN 0DI Database. *44-, AS3AN Se#retariate

    ! %hasin, %albir dan siakumar Cenkataramary. Agust :!11 *447. ?0DI Ba

    and &oli#y in Indonesia$'eple#ing the ?#ontra#t o" ork systempaper

    presented at the 14th internasional 5on"eren#e o" the So#iety "or Global

    %usiness and e#onomi# Deelopment /SG33D, yoto >apan

    ! (o"man, %ert, et.al. *44-. Indonesia$ 'apid Groth,