KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

7
KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA KOTA TASIKMALAYA Reni Asmaya Lestari 1 2 Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Abstract Keywords Abstrak Setiap sarana pelayanan kesehatan membutuhkan bahasa khusus sebagai sarana komunikasi antar petugas, harus memberikan pemahaman yang sama bagi semua petugas. Istilah medis tersebut dapat berupa prosedur diagnosis, terapi bedah atau obat.Penggunaan istilah yang bervariasi dalam satu penyakit dapat menimbulkan kesulitan dalam pengumpulan, perolehan informasi morbiditas dan mortalitas.Penggunaan istilah medis gastroenteritis pada dokumen rekam medis rawat inap RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya masih ada yang tidak konsisten.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsistensi penggunaan istilah medis gastroenteritis pada dokumen rekam medis rawat inap.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan retrosektif. Pengambilan sampel menggunakan dari populasi 299 dan diperoleh sampel sebanyak 171. Pengumpulan data dengan cara observasi dan telaah dokumen rekam medis rawat inap. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan istilah medis dari 171 dokumen terdapat 43% yang konsisten dan 57% yang tidak konsisten. Petugas pelayanan hendaknya memperbaiki hasil pencatatan, agar informasi yang ada dalam dokumen rekam medis lebih berkualitas. Perlu adanya kerja sama antar profesi tenaga kerja di rumah sakit, supaya terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dalam mengisi dokumen rekam medis. Kata Kunci: Konsistensi, Istilah Medis, Gastroenteritis 5 PENDAHULUAN Sistem Kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan tercapainya derajat kesehatan yang bermutu tinggi dan merata, melalui upaya-upaya serta terjangkau (Hatta, 2008:6). Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperrlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan (Hosizah, 2014:110-141). Penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit salah satunya adalah unit rekam medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/ MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 yang dimaksud dengan Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

Transcript of KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

Page 1: KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

5

KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA

KOTA TASIKMALAYA

Reni Asmaya Lestari1 2

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Abstract

Keywords

AbstrakSetiap sarana pelayanan kesehatan membutuhkan bahasa khusus sebagai sarana komunikasi antar petugas,

harus memberikan pemahaman yang sama bagi semua petugas. Istilah medis tersebut dapat berupa prosedurdiagnosis, terapi bedah atau obat.Penggunaan istilah yang bervariasi dalam satu penyakit dapat menimbulkankesulitan dalam pengumpulan, perolehan informasi morbiditas dan mortalitas.Penggunaan istilah medisgastroenteritis pada dokumen rekam medis rawat inap RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya masih ada yangtidak konsisten.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsistensi penggunaan istilah medis gastroenteritispada dokumen rekam medis rawat inap.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan retrosektif.Pengambilan sampel menggunakan dari populasi 299 dan diperoleh sampel sebanyak171. Pengumpulan data dengan cara observasi dan telaah dokumen rekam medis rawat inap. Hasil penelitianmenunjukan bahwa penggunaan istilah medis dari 171 dokumen terdapat 43% yang konsisten dan 57% yangtidak konsisten. Petugas pelayanan hendaknya memperbaiki hasil pencatatan, agar informasi yang ada dalamdokumen rekam medis lebih berkualitas. Perlu adanya kerja sama antar profesi tenaga kerja di rumah sakit,supaya terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dalam mengisi dokumen rekam medis.Kata Kunci: Konsistensi, Istilah Medis, Gastroenteritis

5

PENDAHULUANSistem Kesehatan (health system) adalah tatananyang bertujuan tercapainya derajat kesehatan yangbermutu tinggi dan merata, melalui upaya-upaya

serta terjangkau (Hatta, 2008:6). Rumah sakit sebagaisalah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakanbagian dari sumber daya kesehatan yang sangat

diperrlukan dalam mendukung penyelenggaraanupaya kesehatan (Hosizah, 2014:110-141).

Penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit salahsatunya adalah unit rekam medis. Menurut PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 yang dimaksuddengan Rekam Medis adalah berkas yang berisikancatatan dan dokumen tentang identitas pasien,

Page 2: KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

6

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayananlain yang telah diberikan kepada pasien. Dokumenyang terdapat dalam rekam medis merupakancatatan dokter, dokter gigi dan/atau tenaga kesehatantertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang,catatan observasi dan pengobatan harian dansemua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambarpencitraan (imaging), dan rekaman elektro diagnosis.Rekam medis dalam pembuatannya juga dijelaskandalam Pasal 2 ayat (1) bahwa Rekam medis harusdi buat secara tertulis, lengkap, dan jelas (Hosizah,2014:596-597).

Penyelenggara pelayanan kesehatan harus mampu

dan efektif, dengan memanfaatkan data medis danilmu pengetahuan yang mutakhir. Hal tersebutdalam upaya menghasilkan produk pelayanan yangmemenuhi standar dan kebutuhan konsumen sesuaidengan perkembangan zaman. Agar upaya tersebutbisa berhasil tercapai maka pelayanan kesehatanharus memiliki terminologi medis penyakit dankesehatan yang seragam di bidang prosedurdiagnosis, terapi medis bedah ataupun obat, yangdimengerti dan digunakan secara bersama. Sehinggadapat dengan mudah diintegrasikan ke rekam medismanual ataupun berbasis komputer.

Seiring berkembangnya penggunaan istilah medisdalam pelayanan kesehatan yang didukung denganberagamnya latar belakang pendidikan tenaga medisyang bervariasi, maka penggunaan istilah medispun menjadi bervariasi. Selama bertahun-tahun,banyak penyakit dan prosedur diperkenalkan denganistilah yang berbeda-beda. Penggunaan lebih darisatu perolehan istilah untuk penyakit yang sama,menyulitkan dalam pengumpulan dan perolehaninformasi morbiditas dan mortalitas yang akurat dantepat (Hatta, 2008:130-131).

Berkaitan dengan hal tersebut sering kali ditemukanberbagai istilah medis yang berbeda untuk satumaksud yang sama, dalam hal ini kasus gastroenteritis.Gastroenteritis merupakan suatu penyakit yangsering ditemukan di berbagai belahan dunia, terutamadaerah tropis. Penyakit ini menyerang masyarakatpada semua kelompok usia dan merupakan penyebabutama morbiditas dan mortalitas. Dalam ProfilKesehatan Indonesia 2010, menurut Daftar TabulasiDasar (DTD) pola 10 penyakit terbanyak pada pasienrawat inap di rumah sakit tahun 2010 menunjukanbahwa kasus terbanyak merupakan penyakitgastroenteritis dengan jumlah total kasus sebesar71.889 kasus. Pada kasus yang sama di RSUD

dr.Soekardjo kasus terbanyak terdapat pada periode

dari 883 kasus.

Pada hasil pencatatan tenaga medis pemberipelayanan,tidak sedikit dijumpai maksud dari catatanmedis adalah Gastroenteritis, tetapi dengan istilahyang tertulis dalam dokumen rekam medis berbeda.Sehingga petugas rekam medis membutuhkan waktuyang lama untuk dapat menentukan diagnosis yangsebenarnya.Upaya menghindari hal itu terjadi, rekammedis pasien dilakukan kegiatan dengananalisis kualitatif dokumen rekam medis.Kegiatanini dimaksudkan untuk meminimalisir catatan yangtidak konsisten.Namun, dalam pelaksanaannyapetugas rekam medis cenderung hanya melaksanakananalisis kuantitatif dan belum ke arah analisiskualitatif.Penyebabnya karena terbatasnya waktuatau keterampilan dari petugas rekam medis itusendiri. Padahal, semakin tingginya tingkat saranapelayanan kesehatan yang ada, kebutuhan akananalisis kualitatif menjadi semakin kompleks (Hatta,2008).

Dalam pelaksanaannya, sebelum menyimpandokumen rekam medis ke dalam rak penjajaran( ), petugas rekam medis sering kurang jeli dalammenganalisis dokumen rekam medis.Akibatnya, biladokumen rekam medis diperiksa kembali seringterdapat kekuranglengkapan data atau informasiyang vital. Dari sudut pertanggungjawaban secarahukum, ketidakcermatan dalam penganalisisan dapatberakibat fatal, baik terhadap pasien, instansi maupunsebagai ancaman kelalaian terhadap pihak pengisi.Mengingat data atau informasi harus lengkap, makapenggunaan istilah medis pun merupakan suatu halyang penting, agar tidak terjadi perbedaan persepsiatau pendapat para pemberi pelayanan kesehatan disuatu instansi serta berefek pada tidak akuratnya datamorbiditas yang dihasilkan.

studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti diRSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya tanggal 11Februari 2015 diperoleh data dari ruang rekam medis,diketahui bahwa dalam penggunaan istilah medisgastroenteritis masih ada yang belum menggunakanistilah medis yang konsisten dan sesuai dengan ICD-10. Dokumen rekam medis dikatakan konsisten apabilapengisian dan penggunaan istilah medis pada dokumensesuai dengan penggunaan maksud istilah medis padaICD-10.Begitupun sebaliknya, apabila pengisian danpenggunaan istilah medis pada dokumen tidak sesuaidengan penggunaan istilah medis pada ICD-10 makadikatakan tidak konsisten.Hal tersebut diketahui

Page 3: KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

7

bahwa dari 10 dokumen rekam medis dengan kasusgastroenteritis terdapat 6 dokumen yang penggunaanistilah medisnya tidak sesuai dengan istilah medispada ICD-10.

Mengingat rekaman medis pasien sebagai bukti hasilpelayanan yang diberikan terhadap pasien mencakupinformasi standar yang harus lengkap dan berkualitas,maka penelitian ini dilakukan dalam rangka mengetahuiKonsistensi Penggunaan Istilah Gastroenteritis padaDokumen Rekam Medis Rawat Inap Rumah SakitUmum Daerah dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya.

METODEPenelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitianyang dimaksudkan untuk memotret konsistensipenggunaan istilah gastroenteritis, dengan menggaliinformasi dengan pendekatan retrospektif. Populasidalam penelitian ini berupa dokumen rekammedis rawat inap kasus gastroenteritis di RSUD

299 dokumen. Dengan teknik Random Sederhana( ) didapatkan sampel

konsistensi penggunaan istilah medis gastroenteritispada dokumen rekam medis rawat inap. Teknikpengumpulan data yaitu Observasi dengan instrumenyang digunakan adalah lembar obeservasi. Analisisdata dengan univariat dalam bentuk tabel distribusifrekuensi.

HASIL-

teritis

Berdasakan hasil penelitian di RSUD dr.SoekardjoKota Tasikmalaya mengenai konsistensi penggunaanistilah medis gastroenteritis pada dokumen rekammedis rawat inap didapatkan data dengan beberapapenggunaan istilah yang berbeda-beda seperti padatabel berikut:

Tabel 1Gastroenteritis (n=171)

No Istilah

Triwulan IV Ta-hun 2014

JmlBu-lan10

Bu-lan11

Bu-lan12

1 Gastroenteritis 5 1 4 10

2 Gastroenteritis Akut 4 1 1 6

3 GE 10 6 5 21

4 GEA 17 11 9 37

5 Diare 23 10 13 46

6 Diare Akut 18 3 5 26

7 Diare Kronis 14 3 8 25

Jumlah 91 35 45 171

Berdasarkan tabel 1 terdapat tujuh istilah medisyang dipergunakan untuk kasus gastroenteritis yaituGastroenteritis, Gastroenteritis Akut, GE, GEA,Diare, Diare Akut dan Diare Kronis dan diketahuipula untuk penggunaan istilah yang konsisten(Gastroenteritis, Gastroenteritis Akut, GE dan GEA)dan ada penggunaan istilah medis gastroenteritisyang tidak konsisten (Diare, Diare Akut dan DiareKronis).

-enteritis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan darihasil tabel 1 dengan jumlah 171 dokumen rekammedis, maka didapatkan data seperti tabel berikut ini:

-

No-

naanIstilah

Triwulan IV Tahun 2014JumlahBulan 10 Bulan 11 Bulan 12

n P n P n P n P1 Konsisten 36 40% 19 54% 19 42% 74 43%

2 TidakKonsisten 55 60% 16 46% 26 58% 97 57%

Jumlah 91 100% 35 100% 45 100% 171 100%

Reni Asmaya Lestari dan Ida Wahyuni. Konsistensi Pengunaan Istilah Gastroentritis pada ...

Page 4: KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

8

Dari data pada tabel 2 dapat diketahui bahwakonsistensi penggunaan istilah medis gastroenteritisdi RSUD dr.Soekardjo dari 171 dokumen rekam medisrawat inap terdapat 74 dokumen rekam medis (43%)yang konsisten dan 97 dokumen rekam medis (57%)yang tidak konsisten penggunaan istilah medisnya.Dimana, tingkat kekonsistenan penggunaan istilahmedis pada dokumen rekam medis yang palingtinggi terdapat pada bulan November dengan jumlah19 dokumen (54%) dari 35 dokumen rekam medis,sedangkan tingkat kekonsistenan penggunaan istilahmedis pada dokumen rekam medis yang palingrendah terdapat pada bulan Oktober dengan jumlah36 dokumen (40%) dari 91 dokumen rekam medis.Selain itu, tingkat ketidakkonsistenan penggunaanistilah medis pada dokumen rekam medis yang palingtinggi terdapat pada bulan Oktober dengan jumlah55 dokumen (60%) dari 91 dokumen rekam medis,sedangkantingkat ketidakkonsistenan penggunaanistilah medis pada dokumen rekam medis yang palingrendah terdapat pada bulan November dengan jumlah16 dokumen (46%) dari 35 dokumen rekam medis.

PEMBAHASAN

Penyelenggara pelayanan kesehatan harus mampu

dan efektif, dengan memanfaatkan data medisdan ilmu pengetahuan yang mutakhir.Hal tersebutdalam upaya menghasilkan produk pelayanan yangmemenuhi standar dan kebutuhan konsumen sesuaidengan perkembangan zaman.Agar upaya tersebutbisa berhasil tercapai maka pelayanan kesehatanharus memiliki terminologi medis penyakit dankesehatan yang seragam di bidang prosedurdiagnosis, terapi medis bedah ataupun obat, yangdimengerti dan digunakan secara bersama sehinggadapat dengan mudah diintegrasikan ke rekam medismanual ataupun berbasis komputer. Selama bertahun-tahun, banyak penyakit dan prosedur diperkenalkandengan istilah yang berbeda-beda. Penggunaan lebihdari satu perolehan istilah untuk penyakit yang sama,menyulitkan dalam pengumpulan dan perolehaninformasi morbiditas dan mortalitas yang akurat dantepat (Hatta, 2008).

Berdasarkan observasi pada penelitian yangdilakukan pada tanggal 12-18 Mei 2015 di RumahSakit Umum Daerah dr.Soekardjo Kota Tasikmalayadiketahui bahwa dalam pengisian formulir-formulir

pada dokumen rekam medis sudah ada ketentuanyang mengatur tata cara pengisian dokumen rekammedis pasien berupa Standar Operasional Prosedur(SOP). Pelaksanaan pengisian item informasi padaformulir dalam dokumen rekam medis khususnyapasien rawat inap telah mengikuti SOP, salah satunyalembar masuk dan keluar (CM 1). Namun dari hasilobservasi ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaankegiatan pengisian dengan SOP, khususnya mengenaipengisian diagnosis utama. Menurut Hatta (2008:170)Diagnosis Utama adalah kondisi yang ditentukansetelah penelaahan sebagai paling bertanggung jawabakan kedatangan pasien ke rumah sakit atau rumahperawatan untuk memperoleh perawatan. DalamSOP No. 38/CM/2010 tentang Pengisian LembarMasuk dan Keluar (CM 1) pada prosedur pengisiandiagnosis utama poin 4.21 bahwa Diagnosa utamaadalah penyakit yang selama dirawat membutuhkanperawatan paling lama atau lebih intensif atau lebihmembutuhkan biaya, sebaiknya tidak menulissymptom dan sign sebagai diagnosis utama. Bilagejala-gejala dari diagnosis utama perlu dicatat,tulislah dalam kurung dibelakang diagnosis utama,misal : GE Akut (dehidrasi asidosis).

Berkaitan dengan hal tersebut ditemukan adatujuh istilah medis yang dipergunakan untukpenyakit gastroenteritis, meliputi Gastroenteritis,Gastroenteritis Akut, GE, GEA, Diare, Diare Akutdan Diare Kronis. Dimana, kondisi gejala yaituseperti Diare, Diare Akut dan Diare Kronis sebaiknyatidak ditulis sebagai diagnosis utama, karena kondisigejala tersebut tidak sesuai dengan SOP PengisianLembar Masuk dan Keluar. Bilamana hal itu terjadimaka, penggunaan lebih dari satu istilah medis untuksatu penyakit yang sama akan menyulitkan dalampengumpulan, perolehan dan pengolahan informasimorbiditas dan mortalitas yang akurat dan tepat(Hatta, 2008:131).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diRSUD dr.Soekardjo dengan petugas rekam medisdiketahui bahwa penyebab penggunaan istilah yangberbeda-beda yaitu pelaksanaan analisis kualitatif diRSUD dr.Soekardjo belum dilaksanakan.Hal tersebutdisebabkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia(SDM) di bagian . Selain itu, jika analisiskualitatif dilakukan dalam waktu satu hari tidakakan cukup karena melakukan analisis kualitatifterhadap satu DRM akan memakan waktu yanglama. Penyebab lainnya yaitu kurangnya komunikasiantara petugas rekam medis dengan dokter yang

Page 5: KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

9

merawat dalam mengisi dokumen rekam medis,karena diagnosis utama tidak seharusnya diisi dengangejala. Penyebab selanjutnya belum adanya pedomanpembakuan istilah medis untuk satu kasus penyakityang sama, sehingga terjadi perbedaan istilah untuksatu kasus penyakit yang sama.

-enteritis

Konsisten adalah tetap (tidak berubah-ubah), taatasas, selaras, sesuai.Konsistensi adalah ketetapandan kemantapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2005:589). Konsistensi berarti kesesuaian berbagaibagian satu sama lainnya dan sebagai keseluruhan.Seperti telah disebutkan, pernyataan diagnosisdi rumah sakit harus konsisten sejak admissionsampai discharge.Pernyataan diagnosis hendaknyajuga menunjukan konsistensi antara bagian-bagiancatatan medis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan padatanggal 12-18 Mei 2015 mengenai KonsistensiPenggunaan Istilah Medis Gastroenteritis PadaDokumen Rekam Medis Rawat Inap RSUDdr.Soekardjo Kota Tasikmalaya ditemukan adanyapenggunaan istilah medis yang tidak konsisten.Haltersebut, terlihat dari banyaknya dokumen rekammedis rawat inap yang penggunaan istilah medisdiagnosis utamanya tidak konsisten sebanyak57% dari 171 dokumen rekam medis. Dimana,tingkat kekonsistenan penggunaan istilah medispada dokumen rekam medis yang paling tinggiterdapat pada bulan November dengan jumlah54% dari 35 dokumen rekam medis, sedangkantingkat kekonsistenan penggunaan istilah medispada dokumen rekam medis yang paling rendahterdapat pada bulan Oktober dengan jumlah 40%dari 91 dokumen rekam medis. Selain itu, tingkatketidakkonsistenan penggunaan istilah medispada dokumen rekam medis yang paling tinggiterdapat pada bulan Oktober dengan jumlah 60%dari 91 dokumen rekam medis, sedangkan tingkatketidakkonsistenan penggunaan istilah medis padadokumen rekam medis yang paling rendah terdapatpada bulan November dengan jumlah 46% dari 35dokumen rekam medis.

Penggunaan istilah medis yang tidak konsistententu akan menyulitkan petugas dalam penentuankode diagnosis, pemberian tindakan kepada pasien,pengumpulan data pelayanan dan pengolahandata pelayanan. Serta berpengaruh pada keperluan

penelitian dan pendidikan karena informasi yangdihasilkan tidak konsisten atau belum lengkap.Hal tersebut, mengacu pada Peraturan MenteriKesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008

Berkas Rekam Medis bahwa Pemanfaatan rekammedis dapat dipakai sebagai, pemeliharaankesehatan dan pengobatan pasien; alat bukti dalamproses penegakan hukum, disiplin kedokteran dankedokteran gigi serta penegakkan etika kedokterandan etika kedokteran gigi; keperluan pendidikandan penelitian; dasar pembayaran biaya pelayanankesehatan; dan data statistik kesehatan (UU PraktikKedokteran, 2011:105). Selain itu, menurut Hatta(2008:140) tentang Peraturan Morbiditas bahwaPengodean morbiditas sangat bergantung padadiagnosis yang ditetapkan oleh dokter yang merawatpasien atau yang bertanggung jawab menetapkankondisi utama pasien, yang akan dijadikan dasarpengukuran statistik morbiditas. Proses pengodeandiagnosis yang penting adalah petugas koding harusmengkaji lebih teliti rekam medis pasien. Berkaitanhal tersebut, apabila dokumen rekam medis yangakan di koding dalam keadaan tidak lengkap dankerap tidak tepat waktu maka akan memakan waktuyang lama dalam pengodean untuk satu dokumenrekam medis.

Menurut Hatta (2008:350) Upaya untuk mencegahinformasi tidak lengkap atau kurang lengkap denganmelakukan kegiatan analisis rekam kesehatan (RK).Kegiatan ini dibedakan dalam dua jenis yaitu analisiskuantitatif dan kualitatif yang dilakukan di bagian

.Namun, kebanyakan petugas analisisRK hanya sampai melaksanakan analisis kuantitatifdan belum ke arah analisis kualitatif.Penyebabnyakarena terbatasnya waktu atau keterampilan diri.Padahal, semakin tingginya tingkat sarana pelayanankesehatan yang ada, kebutuhan akan analisiskualitatif menjadi semakin kompleks. Selain itu,tujuan analisis kualitatif adalah demi terciptanya isirekam medis yang terhindar dari masukan yang tidakajeg atau taat asas (konsisten) maupun pelanggaranterhadap rekaman yang berdampak pada hasil yangtidak akurat dan tidak lengkap. Kebijakan yangberlaku di RSUD dr.Soekardjo mengenai analisisRK terdapat pada Pedoman Penyelenggaraan RekamMedis (2011:31) No. 4.3.1 tentang Assembling atauPerakitan Rekam Medis bahwa Setiap berkas rekammedis yang kembali dari ruang perawatan ke rekammedis harus disusun sesuai ketentuan yang berlakudi Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya, dicek

Reni Asmaya Lestari dan Ida Wahyuni. Konsistensi Pengunaan Istilah Gastroentritis pada ...

Page 6: KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

10

kelengkapan baik isi maupun lembaran-lembaranyang harus ada (analisis kuantitatif dan kualitatif).Namun, kebijakan tersebut belum dapat sepenuhnyadilaksanakan khususnya mengenai analisis kualitatif.

Selain upaya analisis RK, adapun upaya untuk bisamengatasinya yaitu kerjasama.Menurut Sabargunadan Sumarni (2003:4) Sejarah kedokteran dankesehatan yang telah secara turun temurun dan alamiahmenunjukkan perlunya kerjasama, saling tergantungdan saling menghormati profesi merupakan modalyang sudah solid dan menguntungkan. Sehinggaperlu adanya kerja sama antara dokter dan perawatsupaya terjalin komunikasi dan koordinasi yang baikdalam mengisi dokumen rekam medis, khususnyadalam mengisi diagnosis pasien agar konsisten.Perlunya kerjasama antara dokter atau tenaga medislain dengan tenaga rekam medis supaya terjalinkomunikasi dan koordinasi yang baik agar dalampengisian lembaran-lembaran pada dokumen rekammedis, khususnya diagnosis utama dapat terbaca,informasinya jelas, konsisten dan terhindar dariketidaklengkapan.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan padatanggal 12-18 Mei 2015 di Rumah Sakit UmumDaerah dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya mengenaiKonsistensi Penggunaan Istilah Medis GastroenteritisPada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap diketahuiada 171 dokumen rekam medis dengan kasusgastroenteritis. Setelah dilakukan penelitian dapatdiperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan istilah medis gastroenteritis padadokumen rekam medis rawat inap diperolehtujuh istilah yang dipergunakan untuk kasusgastroenteritis, diantaranya Gastroenteritis,Gastroenteritis Akut, GE, GEA, Diare, DiareAkut dan Diare Kronis.

2. Tingkat konsistensi penggunaan istilah medisgastroenteritis pada dokumen rekam medis

jumlah dokumen rekam medis sebanyak171 dokumen diketahui penggunaan istilahmedis gastroenteritis yang konsisten sebanyak43%. Sedangkan, penggunaan istilah medisgastroenteritis yang tidak konsisten yaitusebanyak 57%. Dimana, tingkat kekonsistenanpenggunaan istilah medis yang paling tinggiterdapat pada bulan November dengan jumlah

54% dari 35 dokumen,sedangkantingkatkekonsistenan penggunaan istilah medis yangpaling rendah terdapat pada bulan Oktoberdengan jumlah 40% dari 91 dokumen.Selainitu, tingkat ketidakkonsistenan penggunaanistilah medis yang paling tinggi terdapat padabulan Oktober dengan jumlah 60% dari 91dokumen, sedangkantingkat ketidakkonsistenanpenggunaan istilah medis yang paling rendahterdapat pada bulan November dengan jumlah46% dari 35 dokumen

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Procedur Penelitian:(ed. rev.). Jakarta:

Rineka Cipta. Hal.3

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). KamusBesar Bahasa Indonesia(3rded.). Jakarta: BalaiPustaka. Hal.589

Depkes.(2006). Pedoman Penyelenggaraan dan

. Jakarta: Depkes RI. Hal.13,45-46,80

Dorland, W.A.N. (2008).(28thed.). (Albertus et al.,.Penerjemah).

Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal.466

Hatta, G.R. (2008). Pedoman Manajemen Informasi.

Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).Hal.6,92-95,130-131,354

Hosizah.(2014). Kumpulan Peraturan Perundangan

(Manajemen Informasi Kesehatan). Yogyakarta:aptiRMIK Press. Hal.569-600

Health Information Management.(Erkadius, Penerjemah) Berwyn: PhsyicianRecord Company. Hal.25-31

Nasir, Abd. et al. (2011).

Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal.187-249

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Hal.27,103,111,137

Page 7: KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA …

11

Nuryati.(2011).Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.Hal.1-28

Ramdani, Taufik. (2013).

.Karya Tulis Ilmiah PIKES POLTEKKESTASIKMALAYA. Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Hal.32

Rustiyanto, Ery. (2009).Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta:Graha Ilmu. Hal.5-8

Sabarguna dan Sumarni.(2003).. Yogyakarta:

Konsorsium. Hal. 4

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Hal.145-14

Reni Asmaya Lestari dan Ida Wahyuni. Konsistensi Pengunaan Istilah Gastroentritis pada ...