BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/bab 2_2013_0002.pdf · limbah pabrik, detergen,...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/bab 2_2013_0002.pdf · limbah pabrik, detergen,...
17
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Lingkungan
Dalam setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, lingkungan memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan. Hal ini menuntut setiap individu untuk
peduli terhadap lingkungan dengan menghindari hal-hal yang dapat
berdampak buruk pada lingkungan tersebut.
II.1.1 Ramah Lingkungan
Istilah ramah lingkungan sering didengar dan ditemukan di
berbagai tempat dengan maksud untuk menghimbau masyarakat agar
turut serta dalam mewujudkan kepedulian lingkungan dengan
meminimalisir segala kegiatan yang dapat berdampak pada kerusakan
lingkungan seperti pencemaran yang terjadi dapat berdampak negatif
secara jangka panjang.
18
II.1.2 Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Ada beberapa macam pencemaran (sentra-edukasi.com, 2012,
diakses 19 Juni 2012), yaitu:
1. Pencemaran Tanah
Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah
antara lain pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga
menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Ketika suatu
zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke
dalam tanah. pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
a. Pencemaran Air
Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain
limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak, dan bahan organik
yang berupa sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan.
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat bersumber dari manusia atau dapat
berasal dari alam. Pencemaran oleh alam, misalnya letusan gunung
berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2, dan H2S. Partikel-
19
partikel zat padat yang mencemari udara di antaranya berupa debu,
jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang paling banyak
menyebabkan pencemaran adalah Pb yang berasal dari
pembakaran bensin yang mengandung TEL (tetraethyl timbel).
c. Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor,
kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang
berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
II.1.3 Jenis-jenis Limbah dan Pemanfaatan Limbah
Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah
terlebih dulu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem (sentra-
edukasi.com, 2012, diakses 19 Juni 2012). Secara biologis, limbah
dapat dibagi menjadi:
1. Limbah yang dapat diuraikan (Biodegradable)
Limbah jenis ini adalah limbah yang dapat diuraikan atau
didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh
dekomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang disengaja oleh
manusia, contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan,
daun, dan ranting.
20
2. Limbah yang tidak dapat diuraikan (Nonbiodegradable)
Adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh
dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini di alam sangat
membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan
plastik. Untuk menanggulangi menumpuknya sampah tersebut
maka diperlukan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut.
Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu
dengan proses daur ulang menjadi produk tertentu yang
bermanfaat dan tanpa daur ulang.
Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu
dengan proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat
dan tanpa daur ulang.
1. Melalui Daur Ulang
Baik limbah organik (yang berasal dari sisa makhluk hidup)
maupun sampah anorganik (dari bahan-bahan tak hidup atau bahan
sintetis) dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang
bermanfaat bagi kebutuhan manusia Limbah kertas dapat didaur
ulang menjadi kertas baru. Limbah pabrik tahu yang biasanya
dibuang begitu saja juga dapat dimanfaatkan menjadi makanan
yang berserat tinggi yang baik untuk pencernaan. Limbah-limbah
anorganik, contohnya besi, aluminium, botol kaca, dan plastik
21
dapat didaur ulang menjadi produk-produk baru. Besi tua dan
aluminium dapat dilebur dijadikan bubur kemudian dicetak
menjadi besi baja dan aluminium yang baru. Limbah-limbah
plastik juga dapat dilebur dijadikan peralatan rumah tangga dan
peralatan lain dari plastik.
2. Tanpa Daur Ulang
Selain melalui daur ulang, sampah juga bisa langsung
dimanfaatkan tanpa daur ulang. Contohnya adalah pemanfaatan
ban-ban bekas yang dijadikan perabot ( meja, kursi, dan pot ),
serbuk gergaji sebagai media penanaman jamur, botol, dan kaleng
yang dapat digunakan untuk pot.
II.2 Bisnis Model
II.2.1 Definisi Bisnis Model
Osterwalder dan Pigneur (2010:14) mendefinisikan bisnis model :
“A business Model describes the rationale of how an organization
creates, delivers, and captures value.”
22
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa suatu bisnis model
menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi
menciptakan, menyalurkan, dan menangkap nilai-nilai.
Bisnis model menyerupai sebuah blueprint dari suatu strategi
yang akan diimplementasikan melalui struktur, proses dan sistem
dalam suatu organisasi. Suatu bisnis model dapat digambarkan melalui
suatu alat bantu yang disebut “Nine Basic Building Blocks”. Dalam
nine blocks tersebut terdiri atas 9 bagian yang merupakan kelompok
dari 4 area utama dalam bisnis. Ke-empat kelompok itu antara lain
adalah konsumen, nilai yang ditawarkan, infrastruktur, dan keuangan.
II.2.2 Business Model Canvas
Business model canvas adalah sebuah template dari nine
building block yang merupakan alat dalam membuat dan menyusun
sebuah bisnis model baru maupun gambaran atas bisnis model yang
telah ada.
23
Gambar 2.1 The Business Model Canvas
Business model canvas terdiri atas :
1. Customer Segments
Adalah sekelompok orang atau organisasi yang ingin dicapai dan
dilayani oleh suatu badan usaha. Customer merupakan pusat dari
semua model bisnis. Tanpa adanya customer, suatu bisnis tidak
akan dapat berjalan dan berkembang.
Beberapa tipe customer segment antara lain :
- Mass Market (cakupan pasar yang luas mencakup banyak
kelompok kosumen)
- Niche Market (cakupan pasar yang lebih sempit terbatas pada
segmen-segmen tertentu yang telah ditetapkan)
24
2. Value Proposition
Gambar 2.2 Six Pillars
Value Proposition merupakan nilai yang terkandung baik dalam
suatu produk maupun jasa, yang dapat memberikan suatu
keuntungan bagi suatu segmen konsumen yang menjadi kelebihan
sebuah perusahaan atau organisasi dibandingkan dengan
kompetitornya.
Beberapa value proposition mungkin inovatif dan mewakili
penawaran yang baru dan radikal. Sedangkan beberapa value
proposition mungkin sama dengan yang sudah ada, hanya
memiliki fitur atau atribut tambahan.
Sebuah value proposition menciptakan nilai melalui gabungan
beberapa hal yang memenuhi kebutuhan dari suatu segmen pasar.
Nilai-nilai tersebut bisa berbentuk kuantitatif ataupun kualitatif.
Beberapa contoh dari value proposition antara lain:
25
- Newness
Nilai pada penciptaan sesuatu yang baru dan unik yang belum
pernah ada sebelumnya.
- Performance
Peningkatan pada kinerja produk atau jasa yang ditawarkan
dibandingkan dengan yang sebelumnya.
- Customization
Penambahan nilai dengan adanya fasilitas yang
memperbolehkan konsumen untuk melakukan pemesanan
sesuai dengan keinginan masing-masing konsumen tersebut.
- Design
Nilai yang ditawarkan terkandung pada bagaimana rancangan
suatu produk yang dihasilkan.
3. Channels
Channels disini menunjukan bagaimana perusahaan
berkomunikasi dan menggapai segmen pelanggannya untuk
menghantarkan value proposition yang mereka tawarkan.
Channel memiliki beberapa fungsi, seperti:
Meningkatkan awareness dari pelanggan mengenai produk
dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
26
Membantu perusahaan mengevaluasi value proposition dari
perusahaan tersebut.
Membuat pelanggan membeli produk atau jasa tertentu.
Mengirimkan value proposition kepada pelanggan.
Menyediakan layanan bagi pelanggan.
4. Customer Relationships
Building block ini menggambarkan bagaimana hubungan yang
dibangun antara perusahaan dengan segmen konsumennya.
Sebuah perusahaan perlu memastikan bentuk hubungan yang ingin
dibentuk dengan setiap segmen pelanggan.
Berikut adalah beberapa kategori customer relationship yang
diterapkan dalam bisnis model :
Personal assistance : interaksi dan komunikasi langsung
antara penjual dan pembeli.
Dedicated personal assistance : melibatkan suatu pihak
dalam perusahaan yang akan menjalin hubungan secara
lebih spesifik dengan klien masing-masing.
Self-service : perusahaan tidak berhubungan secara
langsung dengan pelanggan.
Automated service : merupakan pengembangan dari self
service.
27
Communities : berupa fasilitas seperti forum diskusi baik
online maupun offline.
Co-creation : hubungan dengan pelanggan dan vendor
untuk menciptakan value dengan pelanggan.
5. Revenue Stream
Bila pelanggan digambarkan sebagai jantung dari suatu model
bisnis, maka revenue stream ini ibarat pembuluh arteri. Sebuah
perusahaan harus bisa menjawab nilai apakah yang akan dibayar
oleh pelanggan. Keberhasilan dalam menjawab pertanyaan ini
akan membuat perusahaan mendapat satu atau lebih revenue
stream dari setiap segmen pelanggan.
Sebuah model bisnis dapat memiliki dua tipe revenue stream yang
berbeda, yaitu :
Transaction revenue yaitu hasil dari satu kali pembayaran
langsung yang dilakukan oleh konsumen.
Recurring revenues yaitu hasil dari beberapa kali
pembayaran atau transaksi untuk pengiriman sebuah value
proposition kepada pelanggan.
6. Key Resources
Setiap model bisnis pasti membutuhkan sumber daya. Dengan
adanya sumber daya, akan mendukung suatu perusahaan untuk
28
menciptakan dan menawarkan value proposition, menggapai pasar,
menjaga hubungan baik dengan segmen pelanggan, dan
memperoleh revenue. Pada umumnya, sumber daya yang
dibutuhkan oleh setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan
jenis dari model bisnis yang dijalankan.
Beberapa kategori sumber daya perusahaan antara lain :
Aset
Berupa aset yang berwujud fisik seperti bangunan,
transportasi, mesin, sistem, jaringan distribusi dan lain
sebagainya.
Intellectual
Seperti brand, hak paten, copyright, kerjasama yang dijalin
suatu perusahaan, database mengenai konsumen.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya
yang paling penting dalam operasi perusahaan.
Pendanaan
Sumber pendanaan yang membiayai operasi suatu
perusahaan dapat berupa kas, kredit, saham dan lain
sebagainya.
29
7. Key Activities
Key activies adalah kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan
untuk dapat beroperasi dengan sebaik-baiknya. Seperti halnya key
resource, key activities juga diperlukan untuk menciptakan dan
menawarkan value proposition, memasuki pasar, menjaga
hubungan dengan pelanggan, serta mendapatkan revenue. Key
activities pada setiap perusahaan akan berbeda-beda tergantung
dari jenis model bisnisnya.
Beberapa contoh key activities antara lain:
Produksi
Pemasaran
Training
Penjualan
Dll
8. Key Partnerships
Perusahaan membentuk suatu kerja sama dengan berbagai alasan.
Alasan yang mendasari dibentuknya hubungan kerjasama yaitu
untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi resiko, ataupun
mendapatkan sumber daya tertentu.
Tipe kerjasama dapat digolongkan menjadi 4 kategori antara lain :
Strategic alliances : bentuk kerjasama diantara perusahaan
yang tidak saling berkompetisi.
30
Coopetition : startegi kerjasama antar perusahaan pesaing
Joint venture : kerjasama yang dimaksudkan untuk
pengembangan bisnis baru.
Hubungan antara pembeli dan pemasok untuk memastikan
ketersediaan pasokan.
9. Cost Structure
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010:40) cost structure
menggambarkan biaya-biaya penting yang terjadi saat perusahaan
beroperasi pada suatu model bisnis. Biaya-biaya dapat dengan
mudah dihitung setelah perusahaan mengetahui key resource, key
activities, dan key partnership.
Secara ideal, biaya pada setiap model bisnis harus seminimal
mungkin. Terdapat 2 jenis struktur biaya, yaitu :
Cost-driven
Bisnis model dengan struktur biaya ini fokus dalam
meminimalisasi biaya yang dikeluarkan dalam operasi
bisnis.
Value-driven
Pada bisnis model yang menganut struktur biaya value-
driven, perusahaan tidak mengutamakan pada minimalisasi
31
biaya namun lebih menekankan pada penciptaan suatu nilai
dalam bisnis.
Struktur biaya dapat memiliki beberapa karakteristik, seperti:
Fixed cost
Biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan pada setiap
periodenya tanpa dipengaruhi oleh volume operasi dari
perusahaan tersebut, seperti biaya sewa gedung.
Variable cost
Biaya yang dikeluarkan tergantung dari besarnya operasi
perusahaan. Contohnya biaya listrik, telepon, dan lain
sebagainya.
Economies of scale
Keuntungan yang diperoleh ketika output yang dihasilkan
dalam jumlah yang lebih besar namun dengan pengeluaran
jumlah biaya yang sama dengan ketika perusahaan
menghasilkan output yang sedikit.
Economies of scope
Keuntungan yang diperoleh ketika biaya yang dikeluarkan
sama baik pada lingkup operasi yang besar maupun kecil.
32
II.3 Creating Share Value (CSV)
Dalam dunia bisnis, selama ini para pengusaha telah mengenal istilah
corporate social responsibility (CSR) yang merupakan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat secara luas, yang memiliki nilai strategis dan
dipandang sebagai keunggulan kompetitif perusahaan serta dapat
menumbuhkan nilai kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Porter &
Kramer merumuskan ide bagaimana caranya memanfaatkan filantropi dan
CSR untuk keunggulan kompetitif perusahaan. Namun saat ini mereka tidak
lagi memandang sekadar perlunya perusahaan untuk memiliki keunggulan
kompetitif. Mereka melihat bahwa Kapitalisme sendiri sedang ada dalam
bahaya, yang ditandai dengan ketidakpercayaan pemangku kepentingan
terhadap perusahaan, dan karenanya perlu perbaikan yang mendasar untuk
memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Perbaikan itu
bernama penciptaan nilai bersama atau Creating Shared Value (CSV).
II.3.1 Definisi CSR
Terdapat beberapa definisi untuk menggambarkan pengertian
CSR, diantaranya adalah sebagai berikut :
33
Menurut Ghillyer (2010:78) mendefinisikan CSR :
“The actions of an organization that are targeted toward achieving a
social benefit over and above maximizing profits for its shareholders
and meeting all its legal obligations.”
Definisi diatas dapat diartikan bahwa Corporate Social
Responsibility adalah tindakan suatu organisasi yang bertujuan untuk
mencapai manfaat sosial dan memaksimalkan keuntungan bagi
pemegang saham, serta memenuhi semua kewajiban hukumnya.
“Pengertian CSR berdasarkan ISO 26000, menyatakan bahwa CSR
adalah Responsibility of an organization or the impacts of its decisions
and activities on society and the environment, through transparant and
ethical behaviour that contributes to sustainable development, health and
the welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders;
is in compliance with applicable law and consistent with international
norms of behaviour; and is integrated throughout the organization
and practiced in its relationships.” (Rachman, Efendi dan Wicaksana,
hal 37)
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR
(Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep
yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab
terhadap sosial/lingkungan yang bersifat berkelanjutan dengan
34
memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan dan sebagai
pemenuhan kepentingan hukum perusahaan.
II.3.2 Definisi CSV
Menurut Porter dan Kramer pengertian CSV (Creating Share
Value) adalah “...policies and operating practices that enhance
competitiveness a company while simultaneously advancing the
economic and social conditions in the communities in which it
operates.”
Dari definisi tersebut terlihat bahwa Porter dan Kramer jelas
memandang pentingnya perusahaan untuk berkompetisi dengan para
pesaingnya, dan menekankan bahwa kompetisi tersebut secara sehat
dapat dimenangkan dengan cara mengupayakan peningkatan kondisi
ekonomi dan sosial masyarakat.
Beberapa contoh perusahaan yang telah menerapkan
pendekatan shared value antara lain adalah Nestle, Google, IBM,
Intel, Wal-Mart, Johnson & Johnson, dan Unilever. Namun
penerapan CSV dalam mendorong cara pengelolaan perusahaan dan
meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sebagaimana
yang telah ditunjukkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut baru
berada dalam tahap awal.
35
II.3.3 Perbedaan CSR dan CSV
CSV dianggap sebagai pembaharuan dari CSR yang lebih
dahulu diperkenalkan dalam dunia bisnis. Terdapat beberapa
perbedaan antara CSR dan CSV antara lain seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.3 berikut ini.
Gambar 2.3 Perbedaan antara CSR dan CSV
Sumber : Harvard Business Review 2011
36
Berdasarkan atas gambar 2.3 diatas terlihat beberapa hal yang
membedakan antara CSR dan CSV hal yang paling mendasar adalah
pada nilai yang dikandung masing-masing. Pada pendekatan CSR nilai
yang dikandung adalah melakukan sesuatu yang bersifat baik,
sedangkan pada CSV terkandung nilai keuntungan ekonomi dan sosial
yang terkait dengan biaya.
II. 4 Segmentation, Targeting, Positioning
Segmentation
Secara umum, konsumen memilki sifat yang heterogen, hal ini
menyebabkan perusahan harus melakukan pengelompokkan konsumen.
Pengklasifikasian segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan kesamaan
faktor geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
Targeting
Setelah melakukan segmentasi pasar, tahap selanjutnya adalah
pengelompokan yang lebih kecil dengan mengevaluasi setiap kelompok pasar
yang telah terbentuk dan menentukan salah satu atau lebih segemen pasar
yang hendak dimasuki oleh industri.
37
Positioning
Tahap positioning adalah tahap penentuan posisi produk atau merek
perusahaan dalam pasar. Setelah melakukan pengelompokan dan menentukan
target pasar maka produsen mendapatkan pengertian yang lebih lengkap
mengenai kebutuhan dan keinginan serta sikap dan perilaku konsumen serta
menentukan posisi produknya dalam pasar.
II.5 Marketing Mix
Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller menyatakan bahwa dalam ilmu
pemasaran terdapat sebuah konsep yang disebut 4P atau dikenal juga sebagai
Marketing Mix, yang terdiri atas atas antara lain :
1. Product
Produk adalah elemen pertama dalam marketing mix yang merupakan
pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan pasar.
2. Price
Pada tahap kedua penetapan harga dapat mempengaruhi persepsi
konsumen terhadap suatu produk. Umumnya perusahaan menetapkan
harga berdasarkan atas permintaan pasar terhadap produk tersebut, biaya
produksi dan distribusi, kompetisi, dan objektif perusahaan. (Kotler and
Keller, 2006, p.401-402)
38
3. Place
Setelah produk dan harga, yang perlu diperhatikan adalah tempat /
distribusi dari produk tersebut. Tentunya ketiga elemen tersebut berkaitan
satu sama lainnya. Produk yang baik dengan harga yang relatif mahal
umumnya juga terdapat pada tempat yang mendukung harga produk.
4. Promotion
Promosi terbagi atas 2 teknik, yaitu :
- Above the line
Teknik promosi yang digunakan untuk membentuk image suatu
produk melalui media televisi, radio, dan sebagainya.
- Below the line
Teknik promosi yang bertujuan untuk membuat masyarakat sadar
akan produk melalui event yang diselenggarakan di sekitar
masyarakat.
II.6 SWOT Analysis
Menurut Armstrong dan Kotler (2010), SWOT Analysis adalah
keseluruhan evaluasi strengths (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunities (peluang), threats (ancaman) dari perusahaan.
39
Gambar 2.4 SWOT Analysis
1. Strengths
Kemampuan internal yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat membantu
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
2. Weakness
Batas internal dari perusahaan yang dapat menghalangi kemampuan
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
3. Opportunities
Faktor Eksternal yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan.
4. Threats
Faktor eksternal yang ada saat ini dan muncul yang dapat menantang
performa perusahaan.
40
II.7 Financial
II.7.1 Laporan Keuangan
Tandelilin (2001) menyatakan bahwa, Berdasarkan atas
informasi yang disajikan terdapat 3 laporan keuangan utama, antara
lain:
1. Income Statement (Laporan Laba Rugi)
Laporan Laba Rugi menggambarkan mengenai profitabilitas
perusahaan selama periode tertentu. Pada laporan ini menyajikan
besarnya penghasilan perusahaan yang setelah diperhitungkan
dengan beban-beban yang dikeluarkan untuk memperoleh
besarnya keuntungan dan kerugian bersih perusahaan.
Beberapa golongan biaya yang dicatat pada laporan rugi
laba antara lain adalah:
- Biaya Operasional
- Biaya Administrasi dan umum
- Biaya Bunga
- Biaya Pajak Penghasilan
2. Balance Sheet (Neraca)
Gambaran kondisi finansial suatu perusahaan pada periode
tertentu dapat dilihat dari sebuah laporan keuangan yang disebut
41
neraca. Dalam penyusunan neraca terdapat 3 kompenen utama,
yaitu:
- Aktiva
- Liabilities
- Stakeholder’s Equity
3. Cash Flow (Laporan Arus Kas)
Pada laporan arus kas menyajikan aliran arus kas masuk dan keluar
pada sebuah perusahaan pada periode tertentu. Terdapat 3 sumber
utama aliran kas perusahaan yang terdiri atas:
- Operating Activities
Aktivitas operasional yang berdampak pada arus kas
perusahaan seperti peneriman kas dari konsumen,
pengurangan dan penambahan pada utang serta piutang
perusahaan, pembiayaan operasional lainnya.
- Investing Activities
Kegiatan investasi cenderung memiliki manfaat yang
sifatnya jangka panjang seperti peralatan perusahaan,
penambahan dan pengurangan gedung/tanah.
- Financing Activities
Aliran kas perusahaan yang berhubungan dengan aktvitas
investor, kreditor, dan pemilik perusahaan.
42
II.7.2 Analisis Investasi
Beberapa metode penilaian investasi perusahaan, antara lain:
1. Payback Period
Weston (1995) menyatakan bahwa periode jangka pengembalian
merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutup
kembalai pengeluaran investasi awal.
2. Net Present Value
Nilai sekarang bersih dari suatu proyek adalah tepat sama dengan
kenaikan kekayaan pemegang saham.
NPV > 0, Investasi diterima
NPV < 0, Investasi ditolak
3. Internal Rate of Return
Menurut Weston dan Copeland (1995), IRR didefinisikan sebagai
suku bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi
awal.
4. Rasio Keuangan
Menurut Gitman, Lawrence (2009), analisis ratio adalah metode
perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang digunakan untuk
menganalisa dan memantau kinerja perusahaan.
43
Liquidity Ratios
- Current Ratio = Current Assets
Current Liabilities
- Quick Ratio = Current Assets – Inventory
Current Liabilities
Activity Ratios
- Inventory Turnover = COGS a
Inventory
- Total Asset Turnover = Sales a
Total Assets
Profitability Ratios
- Gross Profit Margin = Gross Profits
Sales
- Operating Profit Margin = Operating Profits
Sales
- Net Profit Margin = Net Profits
Sales
- Return on Assets = Net Profits
Total Assets
- ROI = Net Profit Margin x Total Asset Turnover