2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model Bisnis...Bisnis Model Kanvas seperti cetak biru untuk...
Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model Bisnis...Bisnis Model Kanvas seperti cetak biru untuk...
5 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Model Bisnis
Metnurut Osterwalder dan Pigneur (2010), model bisnis adalah sebuah alat untuk
menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan dan menangkap nilai. Selain itu menurut sebuah lembaga pendidikan
bernama Tim PPM Manajemen ( 2012 ) model bisnis dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu sebagai metode atau cara, dan model bisnis dilihat dari komponen-
komponen (elemen), dan model bisnis sebagai strategi untuk bisnis.
Menurut Wheelen dan Hunger yang dikutip didalam Tim PPM Manajemen
(2012) model bisnis dapat diartikan sebagai alat yang digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan uang dilingkungan bisnis dimana perusahaan beroperasi.
Definisi lain dari model bisnis yang mengatakan kalau model bisnis itu “metode yang
digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya, yang membuat perusahaan dapat
bertahan.” Dengan kata lain model bisnis adalah metode atau cara, yaitu cara
menciptakan nilai.
Menurut Tim PPM Manajemen (2012) model bisnis jika dilihat dari komponen-
komponennya merupakan produk, manfaat dan pendapatan, atau konsumen, aset, dan
pengetahuan, ada pula content, struktur dan governance.
Menurut Tim PPM Manajemen (2012) pengertian model bisnis jika dikaitkan
berdasarkan strategi bisnis adalah gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber
daya yang dimiliki perusahaan serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mengakuisisi dan menciptakan nilai yang membuat perusahaan mampu menghasilkan
laba. (Manajemen ppm, 2015)
2.1.1 Manfaat Bisnis Model
Menurut Tim PPM Manajemen (2012) terdapat empat manfaat yang
didapatkan ketika kita mempunyai model bisnis yaitu :
6 Universitas Kristen Petra
1. Manfaat yang pertama yaitu terkait dengan komponennya, model
bisnis memudahkan para perencana dan pengambil keputusan di perusahaan
melihat hubungan logis antara komponen-komponen dalam bisnisnya,
sehingga dapat dihasilkan nilai bagi konsumen dan nilai bagi perusahaan.
2. Manfaat yang kedua yaitu model bisnis dapat dipakai untuk membantu
menguji konsistensi hubungan antar komponennya.
3. Manfaat yang ketiga yaitu model bisnis dapat digunakan untuk membantu
menguji pasar dan asumsi yang digunakan untuk mengembangkan bisnis.
4. Manfaat yang keempat, yaitu model bisnis dapat dipakai untuk menunjukkan
seberapa radikalsuatu perubahan dilakukan dan konsekuensinya(Manajemen
ppm, 2015)
2.2 Pengertian Business Model Canvas
Bisnis Model Kanvas seperti cetak biru untuk strategi yang dilaksanakan
dalam struktur organisasi, proses dan sistem. Menurut Osterwalder dan Pigneur
(2010) model bisnis ini mengubah konsep bisnis yang awalnya rumit untuk dilakukan
menjadi sederhana untuk dilakukan. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010)
membagi dalam sembilan elemen yakni : Segmen Pelanggan (Customer Segment),
Porsi Nilai (Value Proposition), Jaringan (Channel), Hubungan dengan Pelanggan
(Customer Relationship), Aliran Dana (Revenue Stream), Sumber Daya Kunci (Key
Resourcess), Kegiatan Inti (Key Activities), Kemitraan Kunci (Key Partners)
Gambar 2.1 Business Model Canvas
Sumber : Osterwalder & Pigneur (2010)
7 Universitas Kristen Petra
1. Customer Segment
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) Customer Segment adalah “the
different groups of people or organizations an enterprise aims to reach and serve”
(Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, 2010). Dalam artian lain Customer
Segments merupakan kelompok orang atau organisasi berbeda yang bertujuan untuk
menjangkau apa yang dijangkau oleh perusahaan.
Menurut Osterwalder dan Pigneur yang dikutip oleh Tim PPM Manajemen
(2012) mendefinisikan bahwa Customer Segment adalah pihak yang menggunakan
jasa/produk dari organisasi dan mereka yang berkontribusi dalam memberikan
penghasilan bagi organisasi.
Pelanggan yang terdiri dari setiap model bisnis merupakan kunci utama dari
perusahaan itu. Tanpa adanya pelanggan maka tidak akan ada perusahaan yang akan
bertahan lama. Untuk memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan
mereka ke dalam beberapa segmen yang berbeda sesuai dengan kebutuhan umum,
atau atribut lainnya.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) Customer Segment terdapat beberapa
jenis yaitu Mass Market ( Pasar Terbuka ), Niche Market (Pasar Khusus), Segmented
(Pasar Tersegmentasi), Diversified ( Diversifikasi Pasar ), Multi-Sided Platforms (
Multi Pasar ).
1. Mass Market ( Pasar Terbuka )
Mass Market (Pasar Terbuka) adalah model bisnis yang berfokus
pada pasar massal yang tidak membedakan antara segmen pelanggan
yang berbeda. Proposisi nilai, saluran distribusi, dan hubungan
pelanggan semua fokus pada satu kelompok besar pelanggan dengan
kebutuhan dan masalah yang sama luas. Jenis model bisnis ini sering
ditemukan di sektor elektronik konsumen.
2. Niche Market (Pasar Khusus)
Niche Market (Pasar Khusus) merupakan model bisnis yang
menargetkan pada segmen pasar tertentu atau khusus. Proposisi nilai,
saluran distribusi, dan hubungan pelanggan semuanya disesuaikan
8 Universitas Kristen Petra
dengan kebutuhan spesifik ceruk pasar, model bisnis semacam itu
sering ditemukan dalam hubungan pemasok dan pembeli.
3. Segmented (Pasar Tersegmentasi)
Segmented (Pasar Tersegmentasi) adalah model bisnis membedakan
antara segmen pasar dengan sedikit kebutuhan dan masalah.
4. Diversified ( Diversifikasi Pasar )
Diversified ( Diversifikasi Pasar ) adalah Sebuah organisasi dengan
model bisnis pelanggan yang terdiversifikasi melayani dua segmen
pelanggan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan dan masalah
yang sangat berbeda.
5. Multi-Sided Platforms ( Multi Pasar )
Multi-Sided Platforms ( Multi Pasar ) adalah model bisnis yang
melayani dua atau lebih pelanggan dimana antara satu dengan lainnya
saling bergantung.
2. Value Propositions
Value Propositions merupakan “The Bundle of products and services that
create value for a specific Customer Segment” (Alexander Osterwalder &
Yves Pigneur, 2010) dalam artian lain value proposition merupakan kumpulan
produk dan layanan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat
memberikan nilai lebih kepada pelanggan.
. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) terdapat elemen-elemen yang
dapat berkontribusi dalam penciptaan nilai diantaranya yaitu:
a. Newness
Beberapa proposisi nilai memberikan kepuasan kebutuhan yang baru
dimana pelanggan sebelumnya tidak pernah rasakan karena tidak ada
penawaran yang sama. Dalam hal ini, teknologi sering terkait, namun
tidak selalu,ada.
b. Performance
9 Universitas Kristen Petra
Meningkatkan kinerja produk atau layanan secara tradisional merupakan
cara yang umum untuk meciptakan nilai, selain itu peningkatan kinerja
juga mempunyai batasan.
c. Customization
Meyesuaikan produk dan layanan dengan kebutuhan spesifik dari
pelanggan atau segmen pelanggan untuk menciptakan nilai. Dalam
beberapa tahun terakhir, konsep mass customization dan penciptaan
kluster untuk pelanggan menjadi penting karena ini memungkinkan
untuk mengkustomisasi produk dan jasa.
d. Getting the job done
Nilai dapat secara sederhana diciptakan dengan membantu pelanggan
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
e. Design
Desain merupakan elemen penting namun sulit untuk diukur. Sebuah
produk dapat menonjol karena desain yang unggul. Dalam industri
fashion dan elektronik, desain dapat menjadi bagian penting dari
proporsi nilai.
f. Brand / status
Pelanggan dapat menemukan nilai saat menggunakan dan
menampilkan merek tertentu.
g. Price
Menawarkan nilai sama tetapi dengan harga yang lebih rendah
merupakan cara yang umum untuk memenuhi kebutuhan segmen
pelanggan yang sensitive terhadap harga, tetapi dengan harga yang
rendah memiliki implikasi penting bagi keseluruhan model bisnis.
h. Cost reduction
Membantu pelanggan mengurangi biaya adalah cara yang penting
untuk menciptakan nilai.
10 Universitas Kristen Petra
i. Risk reduction
Customer value mengurangi risiko yang dihadapi saat pembelian
produk atau jasa. Tingkat layanan menjamin pengurangan sebagian risiko
yang dilakukan oleh pembeli
j. Accessibility
Membuat produk dan layanan untuk pelanggan yang tidak memiliki
akses sebelumnya adalah cara lain untuk menciptakan nilai. Hal ini dapat
dihasilkan dari inovasi model bisnis, teknologi baru, atau kombinasi dari
keduanya.
k. Convenience / usability
Membuat hal-hal yang lebih nyaman atau lebih mudah digunakan
dapat menciptakan nilai substansial.
3. Channels
Channel ialah “ How a company communicates with and reaches its
Customer Segments to deliver a Value Proposition“(Alexander Osterwalder &
Yves Pigneur, 2010), dalam artian lain channels adalah bagaimana cara
perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan sehingga dapat
menghasilkan proposisi nilai.
Fungsi dari channels yaitu :
1) Meningkatkan kesadaran di antara para pelanggan tentang produk
dan layanan perusahaan
2) Membantu pelanggan mengevaluasi proprosi nilai perusahaan
3) Memungkinkan pelanggan untuk membeli produk dan jasa
4) Menyampaikan proporsi nilai kepada pelanggan
5) Menyediakan dukungan pasca pembelian kepada pelanggan
Channels (saluran) memiliki lima tahap yang berbeda, dan setiap saluran
dapat mencakup beberapa atau semua fase, serta membedakan antara saluran
langsung dan tidak langsung, dan antara saluran sendiri dan saluran mitra.
11 Universitas Kristen Petra
Sebuah organisasi dapat memilih antara menjangkau pelanggan melalui
saluran sendiri, melalui saluran mitra, atau melalui campuran keduanya.
Saluran yang dimiliki sendiri bisa langsung, seperti kekuatan dalam
penjualan in-house atau situs web, atau bisa tidak langsung. Sedangkan,
saluran mitra merupakan saluran yang tidak langsung dan memiliki rentang
berbagai macam pilihan. Saluran mitra menyebabkan margin yang lebih
rendah, tetapi mereka memungkinkan organisasi untuk memperluas jangkauan
dan manfaat dari kekuatan mitra. Saluran yang dimiliki sendiri dan terutama
yang langsung, memiliki margin yang lebih tinggi, tetapi dapat menjadi mahal
untuk penempatan dan pengoperasian.
Tabel 2.1 Channel Types
Channel Types Channel Phases
Ow
n
Dir
ect Sales Force 1. Awareness 2. Evaluation 3. Purchase 4. Delivery 5. After
Sales
Web Sales How do we
raise
awareness
about our
company's
products and
services?
How do we
help customer
evaluate our
organization's
Value
Preposition?
How do we
allow
Customers
to purchase
spesific
products
and
services?
How do
we deliver
a Value
Propositio
n to
customers?
How do
we Provide
post-
purchase
customer
support? Indir
ect
Own Stores
Par
tner
Partner
Stores
Wholesaler
Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010)
4. Customer Relationship
Customer Relationship adalah “The type of relationship a company
estabilishes with specific Customer Segment” (Alexander Osterwalder & Yves
Pigneur, 2010) dalam artian lain customer relationship merupakan hubungan
perusahaan dengan pelanggan yang menggunakan produk dari perusahaan..
Berikut adalah kategori dari customer relationships, yaitu
a. Personal assistance
Sebuah hubungan berasal dari interaksi manusia. Pelanggan dapat
berkomunikasi dengan perwakilan nyata pelanggan untuk mendapatkan
12 Universitas Kristen Petra
bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai. Hal ini
bisa terjadi di tempat di titik penjualan, melalui call center, melalui e-mail,
atau melalui cara lain.
b. Dedicated personal assistance
Hubungan ini melibatkan mendedikasikan perwakilan pelanggan
khusus untuk klien individu. Ini merupakan jenis terdalam dan paling
intim dari hubungan dan biasanya berkembang selama jangka waktu yang
panjang.
c. Self-service
Dalam jenis hubungan ini, perusahaan mempertahankan hubungan
langsung dengan pelanggan dengan menyediakan semua sarana yang
diperlukan bagi pelanggan untuk membantu diri mereka sendiri.
d. Automated services
Jenis hubungan yang merupakan gabungan bentuk yang lebih canggih
dari self-service pelanggan dengan proses otomatis.. Layanan otomatis
dapat mengenali pelanggan individu dan karakteristik mereka, dan
menawarkan informasi yang berhubungan dengan pesanan atau transaksi.
e. Communities
Perusahaan yang memanfaatkan masyarakat pengguna menjadi lebih
terlibat dengan pelanggan / prospek dan memfasilitasi hubungan antara
anggota masyarakat. Perusahaan yang mempertahankan komunitas online
yang memungkinkan pengguna untuk bertukar pengetahuan dan
memecahkan masalah masing-masing. Masyarakat juga dapat membantu
perusahaan lebih memahami pelanggan mereka.
f. Co-creation
Banyak perusahaan yang melampaui hubungan pelanggan secara
tradisional untuk bekerja sama menciptakan nilai dengan pelanggan. Beberapa
perusahaan merangkul para pelanggan untuk membantu dengan desain produk
baru dan inovatif.
13 Universitas Kristen Petra
5. Revenue Streams
Revenue Streams ialah “the cash a company generates from each
Customer Segment” (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, 2010) arti lain
dari revenue stream adalah pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan
berupa uang tunai yang diperoleh dari pelanggan
Setiap revenue streams memiliki mekanisme harga yang berbeda seperti
penetapan harga tetap, tawar menawar, lelang, bergantung pada pasar,
bergantung pada volume, atau pengelolaan hasil.
Terdapat dua tipe dari revenue streams yang berbeda yang terlibat dalam
model bisnis yaitu :
1. Transaksi pendapatan yang dihasilkan dari pembayaran pelanggan
dalam satu waktu.
2. Pendapatan berulang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan untuk
menyalurkan proporsi nilai kepada pelanggan atau menyediakan
dukungan pasca pembelian
Beberapa cara untuk mendapatkan revenue streams yaitu :
1) Asset sale
Pengertian yang luas dari revenue streams didapat dari penjualan hak
kepemilikan dari suatu produk fisik.
2) Usage fee
Revenue stream ini dihasilkan dari adanya penggunaan atas jasa
tertentu. Biaya yang dibayar oleh pelanggan sesuai dengan banyaknya
jumlah layanan yang mereka gunakan.
3) Subscription fees
Revenue stream ini didapatkan dengan menjual akses terhadap suatu
jasa yang dilakukan secara berkelanjutan.
4) Lending / Renting / Leasing
Diciptakan dengan memberikan secara sementara hak ekslusif kepada
seseorang untuk memakai suatu aset dalam suatu periode waktu
tertentu dengan imbalan yang sudah disepakati bersama. Bagi
14 Universitas Kristen Petra
pemberi pinjaman, ini memberikan keuntungan. Penyewa, di sisi lain,
menikmati manfaat dari menimbulkan biaya hanya untuk waktu yang
terbatas daripada menanggung biaya penuh kepemilikan.
5) Licensing
Dengan memberi ijin kepada pelanggan untuk menggunakan properti
intelektual yang dilindungi dan menukarnya dengan biaya lisensi.
Lisensi mengijinkan pemegang hak untuk mendapatkan pendapatan
dari properti mereka tanpa harus memproduksi produk atau
mengkomersialisasikan jasa.
6) Brokerage fees
Jasa intermediasi yang dilakukan atas nama dua pihak atau lebih.
7) Advertising
Advertising merupakan biaya untuk iklan sebuah produk tertentu, jasa,
atau merek. Secara tradisional, industri media dan penyelenggara acara
sangat bergantung pada pendapatan dari iklan.
Setiap Revenue Stream dapat memiliki mekanisme yang berbeda-beda. Jenis
mekanisme harga yang dipilih dapat membuat perbedaan besar dalam hal pendapatan
yang dihasilkan. Terdapat dua jenis utama dari mekanisme harga. yaitu: fixed price
(harga tetap) dan dynamic pricing (harga yang dinamis)
Fixed Menu Pricing Dynamic Pricing
Predefined prices are based on static
variables
Prices change based on market conditions
List Price Fixed prices for individual
products, services, or other
Value Propositions
Negotiation
(bargaining)
Price negotiated between two
or more partners depending on
negotiation power and/or
negotiation skills
Product
feature
dependent
Prices depends on the
number or quality of
Value Proposition features
Yield
management
Price depends on inventory
and time of purchase (normally
used for perishable resources
such as hotel rooms or airline
seats)
15 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.2 Dua Jenis Utama Mekanisme Harga
Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010)
6. Key Resources
Key Resources mempunyai arti “The most important assets required to
make a business model work” (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, 2010)
selain itu key resources mempunyai artian lain yaitu berupa aset terpenting
yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga model bisnis dapat berjalan
dengan baik.
Key Resources dapat berupa fisik, keuangan, intelektual, atau manusia.
Sumber Daya Kunci ini dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau
diakuisisi dari key partner.
Berikut merupakan kategori dari Key Resources, yaitu :
1. Physical
Kategori yang termasuk berupa aset fisik seperti fasilitas
manufaktur, bangunan, kendaraan, mesin, sistem, point-of-sales
systems, dan jaringan distribusi.
Fixed Menu Pricing
Predefined prices are based on static
variables
Fixed Menu Pricing
Prices change based on market conditions
Predefined
prices are
based on
static
variables
Predefined prices are
based on static variables
Real-time-
market
Price is established
dynamically based on supply
and demand
Volume
dependent
Price as afunction of the
quantity purchased
Auctions Price determined by outcome
of competitive bidding
16 Universitas Kristen Petra
2. Intellectual
Sumber daya intelektual seperti merek, hak milik, paten, dan hak
cipta, kerjasama, dan data pelanggan merupakan komponen yang
sangat penting dari model bisnis yang kuat. Sumber daya intelektual
sulit dikembangkan tetapi ketika telah sukses diciptakan maka dapat
menawarkan nilai yang substansial.
3. Human
Setiap perusahaan membutuhkan sumber daya manusia, tetapi
manusia sangat menonjol dalam model bisnis tertentu.
4. Financial
Model bisnis membutuhkan sumber daya keuangan dan atau
jaminan keuangan, seperti uang tunai, jalur kredit, atau opsi saham
untuk merekrut pegawai kunci.
7. Key Activities
Key Activities adalah “The most important things a company must di ti
make its business model work” (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur,
2010). Key Activitis dalam pengertian lain yaitu kegiatan yang harus
dilakukan perusahaan dalam membuat model bisnis.
Sama halnya dengan key resources, key activities diwajibkan untuk
membuat serta menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, menjaga
hubungan pelanggan, dan mendapatkan pendapatan (Alexander Osterwalder
& Yves Pigneur, 2010). Berikut merupakan kategori yang terdapat dalam key
activities yaitu :
1. Production
Aktivitas ini sangat berhubungan dengan merancang, membuat, dan
menyalurkan produk dalam kuantitas yang substansial dan atau dalam
kualitas unggulan. Aktivitas produksi mendominasi model bisnis
dalam perusahaan manufaktur.
17 Universitas Kristen Petra
2. Problem solving
Aktivitas ini berhubungan dengan datangnya solusi baru atas
permasalahan pelanggan secara individu.
3. Platform / network
Model bisnis dirancang dengan sebuah platform sebagai sumber daya
kunci yang didominasi dengan platform atau jaringan yang
berhubungan dengan aktivitas kunci. Jaringan, matchmaking
platforms, software, dan bahkan merek dapat berfungsi sebagai
platform.
8. Key Partnerships
Key Partnership adalah “The network of suppliers and partners that
make the business model work” (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur,
2010). Dalam artian lain Key Partnership adalah jaringan yang dimiliki oleh
perusahaan yang berhubungan dengan pemasuk bahan baku dan mitra bisnis
dari perusahaan sehingga dapat membuat model bisnis berjalan. Perusahaan
menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka, mengurangi
resiko, dan akuisisi sumber daya (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur,
2010).
Terdapat empat tipe yang berbeda dari partnership / kerjasama:
1. Aliansi strategis diantara bukan pesaing / kompetitor
2. Koopetisi : Kerjasama strategis diantara pesaing / kompetitor
3. Joint venture untuk mengembangkan bisnis baru
4. Hubungan pemasok dan pembeli untuk menjamin pasokan yang dapat
diandalkan.
Selain itu terdapat tiga motivasi dalam membangun kerjasama, yaitu :
1. Optimization and economy of scale
Kerjasama atau hubungan pemasok dan pembeli yang dirancang untuk
mengoptimalkan alokasi sumber daya dan kegiatan. Hal ini tidak logis
18 Universitas Kristen Petra
bagi perusahaan untuk memiliki semua sumber daya atau melakukan
setiap kegiatan dengan sendirinya. Oleh karena itu, kerjasama dengan
optimal dan skala ekonomi biasanya dibentuk untuk mengurangi
biaya, dan sering melibatkan outsourcing atau berbagi infrasturktur
tertentu.
2. Reduction of risk and uncertainty
Kemitraan / Kerjasama dapat membantu dalam mengurangi resiko
lingkungan yang kompetitif yang ditandai dengan ketidakpastian. Hal
ini tidak biasa bagi pesaing untuk membentuk aliansi strategis di dua
tempat secara bersamaan sekaligus.
3. Acquisition of particular resources and activities
Perusahaan yang memiliki semua sumber daya atau melakukan semua
kegiatan yang dijelaskan oleh model bisnis mereka. Sebaliknya,
mereka memperluas kemampuan mereka sendiri dengan
mengandalkan perusahaan lain untuk memberikan sumber daya
tertentu atau melakukan aktivitas tertentu. Kerjasama / kemitraan
dapat terjadi karena adanya kebutuhan untuk memperoleh
pengetahuan, lisensi, atau akses ke pelanggan.
9. Cost Structure
Pengertian dari cost structure adalah “All costs incurred to operate a
business model” (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, 2010). Dalam
artian lain cost structure merupakan semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan yang digunakan untuk mengoperasikan model bisnis.
Pengelompokan cost structure terbagi menjadi dua kelas yaitu :
1. Cost-driven
Model bisnis cost-driven berfokus untuk meminimalkan biaya pada
sektor apapun. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan
memelihara kemungkinan biaya paling ramping, menggunakan proporsi
19 Universitas Kristen Petra
nilai harga rendah, memaksimumkan otomatisasi, dan memperluas
outsourcing.
2. Value-driven
Perusahaan yang kurang fokus pada implikasi biaya dalam
perancangan model bisnis tertentu dan akan lebih fokus pada penciptaan
nilai. Proporsi nilai premium dan sebuah derajat/tingkat tinggi dari jasa
secara personal biasanya merupakan karakteristik dari model bisnis.
Selain itu ada juga karakteristik cost structure yaitu:
1. Fixed cost
Biaya yang sama berapapun jumlah barang maupun jasa yang
diproduksi oleh perusahaan.
2. Variable cost
Biaya yang bervariasi secara proporsional dengan jumlah barang dan
jasa yang diproduksi oleh perusahaan.
3. Economies of scale
Keuntungan yang dinikmati oleh sebuah bisnis sebagai perluasan
produk usaha. Perusahaan yang lebih besar, mendapatkan keuntungan
dari tingkat pembelian massal yang lebih rendah. Faktor ini dan faktor
lainnya menyebabkan biaya rata-rata per unit turun yang dikarenakan
kenaikan permintaan atau output.
4. Economies of scope
Keuntungan biaya dari bisnis dinikmati berdasarkan cakupan operasi
yang lebih besar.
2.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan metode yang membandingkan antara kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat membantu untuk memformulasikan
strategi (Bateman dan Snell, 2009). Menurut Osterwalder dan Pigneur analisis SWOT
adalah model yang paling popular dalam analisis situasi usaha. Analisis SWOT dan
20 Universitas Kristen Petra
Business Model Canvas memungkinkan penilaian lebih terfokus lagi dan
mengevaluasi terhadap model bisnis perusahaan dan elemen-elemennya.(Alexander
Osterwalder & Yves Pigneur, 2010)
Berikut adalah penjelasan dari SWOT, yaitu :
1. Strenghts
Kekuatan adalah karakteristik internal positif yang dapat membantu manajer
untuk mencapai tujuan strategis mereka.
2. Weakness
Weakness adalah suatu karakteristik yang menghambat pencapaian tujuan
strategis organisasi.
3. Opportunities
Lingkungan eksternal yang memiliki potensi untuk membantu manajer
memenuhi atau melampaui tujuan organisasi.
4. Threats
Lingkungan eksternal yang memiliki potensi sebagai ancaman manajer untuk
mencapai tujuan organisasi.
Analisis SWOT memberikan empat perspektif untuk menilai elemen-elemen
suatu model bisnis. SWOT membahas empat bagian besar dalam kekuatan dan
kelemahan yang ada pada perusahaan. Kelemahan dan kekuatan ini dinilai secara
internal, sedangkan peluang dan ancaman dinilai dengan melihat lingkungan
eksternalnya.
Dalam kaitannya antara SWOT dengan Business Model Canvas (BMC) dalam
penelitian ini, SWOT membantu untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan,
serta peluang, dan ancaman dari setiap kesembilan elemen BMC yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Dengan mengkombinasikan analisis SWOT dan BMC
memungkinkan penilaian yang terfokus dan evaluasi terhadap model bisnis
perusahaan dan elemen-elemennya.
21 Universitas Kristen Petra
2.4 Kerangka Kerja Empat Langkah
Blue Ocean Strategy menyebutkan bahwa semua industri yang ada saat ini
berasa di samudra merah, yang merupakan ruang pasar yang sudah dikenal.
Sedangkan samudra biru menandakan industri - industri yang belum ada sekarang,
yang ditandai oleh ruang pasar yang belum terjelajahi, penciptaan permintaan, dan
peluang pertumbuhan yang sangat menguntungkan. Sejumlah samudra biru
kebanyakan dibuat dari dalam samudra merah dengan cara memperluas batasan -
batasan industri yang sudah ada. Untuk menciptakan suatu samudra biru diperlukan
kerangka kerja analitis yaitu kanvas strategi, kerangka kerja empat langkah (Kim dan
Mauborgne, 2005).
Blue Ocean Strategy merupakan metode yang tepat untuk mengkaji kembali
proposisi nilai dan model bisnis serta menggali segmen pelanggan yang baru.
Business Model Canvas melengkapi Blue Ocean Strategy dengan memberikan
“gambaran besar” secara visual yang membantu kita memahami bagaimana
perubahan suatu bagian pada model bisnis akan dapat mempengaruhi komponen
lainnya. Untuk mendapatkan inovasi Kim dan Mauborgne (2005) mengusulkan alat
bantu analisis yang disebut dengan kerangka kerja empat tindakan.
Terdapat empat pertanyaan kunci yang mempertanyakan logika strategi
industri dan model bisnis yang telah terbentuk yaitu:
1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor – faktor yang telah diterima
begitu saja oleh industri
2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga di bawah standar industri
3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri
4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus
diciptakan
22 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Empat Langkah
Sumber: Kim dan Mauborgne, 2005
Alat analisis pelengkap bagi kerangka kerja empat langkah ini disebut Skema
Hapuskan- Kurangi – Tingkatkan – Ciptakan. Skema ini mendorong perusahaan
untuk tidak hanya menanyakan empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat
langkah, tapi juga bertindak berdasarkan keempat pertanyaan itu untuk menciptakan
suatu kurva nilai baru. Bagian pertama adalah mempertimbangkan penghilangan
faktor-faktor yang sudah lama, dan berupaya menghilangkan faktor – faktor yang
menjadi kelemahan suatu elemen berdasarkan hasil analisa SWOT. Pada bagian
kedua adalah mengurangi faktor-faktor yang menjadi ancaman dalam elemen
tersebut. Bagian ketiga adalah meningkatkan hal-hal yang menjadi kekuatan elemen
dan bagian keempat menciptakan faktor-faktor yang terdapat pada peluang elemen
tersebut.
Tabel 2.3 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan
MENGELIMINASI MENINGKATKAN
Faktor yang dapat dihilangkan Faktor yang dapat ditingkatkan
MENGURANGI MENCIPTAKAN
23 Universitas Kristen Petra
Faktor yang dapat dikurangi Faktor yang dapat diciptakan dan belum
pernah dijalankan sebelumnya.
Sumber: Kim dan Mauborgne, 2005
Ada 3 ciri-ciri strategi yang baik yaitu fokus, divergensi, memiliki moto yang
memikat. Setiap strategi yang hebat memiliki fokus dan suatu profil strategis atau
kurva nilai perusahaan harus dengan jelas menunjukkan fokus tersebut. Ketika
strategi suatu perusahaan dibentuk secara reaktif dalam usaha mengikuti irama
kompetisi, strategi itu akan kehilangan keunikannya. Maka dari itu kurva nilai dari
pakar strategis samudra biru dibuat untuk selalu menonjol (divergensi) dengan
menerapkan kerangka kerja empat langkah. Strategi yang baik harus memiliki moto
yang jelas dan memikat. Sebuah moto yang bagus tidak hanya harus mampu
menyampaikan pesan secara jelas, tapi juga mengiklankan penawaran atau produk
secara jujur. Karena, kalau tidak demikian, konsumen akan hilang kepercayaan dan
minat. (Kim dan Mauborgne, 2005)
2.5 Langkah-Langkah Mendesain Business Model Canvas
Menurut Tim PPM Manajemen (2012) terdapat tiga langkah dalam menyusun
Business Model Canvas agar dapat menjadi baik yaitu :
a. Potret pada business model, didasarkan atas kondisi bisnis yang
sebenarnya terjadi.
b. Lakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
Analisis SWOT ini dilakukan pada masing-masing sembilan elemen
model bisnis.
c. Lakukan penyempurnaan model bisnis dan atau buat prototipe.
Hasil dari analisis SWOT kemudian digunakan untuk dua jenis tujuan.
Yang pertama menyempurnakan Business Model yang ada saat ini, dan
yang kedua melahirkan prototipe-prototipe Business Model yang baru.
Apabila organisasi belum mampu melangkah dengan prototipe BM yang
baru, maka dapat saja organisasi tersebut memilih menggunakan BM yang
24 Universitas Kristen Petra
disempurnakan. Dalam keadaan ini Business Model prototipe sebaiknya
disimpan untuk sewaktu-waktu digunakan apabila momentumnya sudah
dianggap tepat. Keseluruhan tahapan ini sebaiknya dilakukan oleh
sebanyak mungkin pelaku organisasi dari tingkatan serta fungsi yang
bervariasi.
2.6 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.4Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Wallin J., Chrirumalla,
K., & Thompson, A.
(2013)
Developing PSS Concepts
from Traditional Product
Sales Situation: The Use
of Business Model
Canvas (Kualitatif)
Mengusulkan sebuah
pendekatan dengan
menggunakan BMC dalam
membantu produsen untuk
menganalisis pola penjualan
yang tradisional menjadi
Product Service System
( PSS )
BMC membantu
perusahaan dalam
mempertimbangkan seluruh
elemen bisnis pada awal
proses sehingga dapat
dikembangkan lagi
sehingga dapat
menguntungkan
Amanullah, Aziz,
Hadi, Ibrahim:
Comparison of Business
Model Canvas (BMC)
Among the Three
Consulting Companies
(2015). (Kualitatif )
Membandingkan BMC dari
ketiga perusahaan
konsultasi, dan mencari
perusahaan mana yang
memiliki BMC terbaik
dalam ketiga elemen yaitu
key resources, value
proposition, and customer
segments.
Tidak ada BMC tertentu
yang dianggap sebagai yang
terbaik karena semua BMC
dibuat berdasarkan dengan
jenis usahanya.
Ching H. Y. & Fauvel
C.
Criticims, Vatiations, and
perinces with Business
Model Canvas
( Kualiatif )
Untuk mengetahui
pentingnya penggunaan
BMC untuk pebisnis dan
dalam dunia akademis
Bagi pebisnis atau
entrepreneur, BMC harus
digunakan dalam memulai
bisnis mereka
25 Universitas Kristen Petra
2.6 Penelitian Terdahulu ( Lanjutan )
Coes B. ( 2014 ) Critically Assessing the
Streghts and Limitations
of the Business Model
Canvas (Kualitatif)
Mengidentifikasi kekuatan
dan batasan dalam
penggunaan Business Model
Canvas
Penggunaan BMC mmiliki
kekurangan dimana kurang
memperhatikan pesaing dan
hanya berfokus pada
kepentingan perusahaan.
Kekutaan dari penggunaan
business model canvas
adalah dapat memperkuat
perusahaan melalui
representasi visual
Leschke J. ( 2013 ) Business Model
Mapping : A New Tool to
Encourage
Entrepreneurial Activity
and Accelerate New
Venture Creation
( Kualitatif )
Mendeskripsikan tentang
bisnis model yang simple
tetapi memiliki kekuatan
untuk mengevaluasi
peluang bisnis yang ada.
Dengan menggunakan
pemetaan terhadap model
bisnis yang ada maka dapat
mempercepat proses
pengembangan konsep,
penilaian, dan
meningkatkan kualitas
bisnis.
William T
Scott J, James
Schwagler D, &
Nathan
Using the Business Model
Canvas As a Methods
Approach To Teaching
Entrepreneurial Finance.
untuk memberikan
dorongan dan dukungan
yang lebih untuk tidak
hanya konsep, serta
menawarkan pendekatan
metode dalam mengajarkan
metode keuangan di kelas
kewirausahaan
Dapat mengetahui tentang
munculnya masalah
keuangan dalam
kewirausahaan.
Joyce A. &
Paquin R.L.
The triple layered
business model canvas: A
tool to design more
sustainable business
models
Mengeksplorasi inovasi
model bisnis yang
berkelanjutan
Ikut andil dalam
pengembangan bisnis yang
berkelanjutan dengan
menyediakan alat perancang
yang menyusun isu
keberlanjutan dalam inovasi
model bisnis
26 Universitas Kristen Petra
2.7 Kerangka Berpikir
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Sumber : Osterwalder dan Pigneur (2010)
Monopole Coffee Lab
Model Bisnis Kanvas sekarang:
Customer Segments
Value Propositions
Channels
Customer Relationship
Revenue Streams
Key Resources
Key Activity
Key Partnership
Cost Structure
Analisis SWOT
Kerangka Kerja Empat Langkah
Model Bisnis Kanvas baru:
Customer Segments
Value Propositions
Channels
Customer Relationship
Revenue Streams
Key Resources
Key Activity
Key Partnership
Cost Structure