BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

26
BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM INDONESIA A. Tinjauan Umum tentang Hak Menguasai Negara Sejarah terbentuknya Pasal 33 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 berawal pada saat R.Soepomo melontarkan gagasannya di depan sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945 yakni di bagian akhir pidatonya tentang negara integralistik yang menyatakan bahwa negara memiliki spirit integralistik yang berdasarkan pada persatuan maka dalam lapangan ekonomi akan dipakai sistem sosialisme negara atau staats socialisme. 25 Kata menguasai atau penguasaan oleh negara terletak di dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 dan tidak dapat ditafsirkan secara khusus di dalam penjelasanya. Oleh karena itu, kata penguasaan jika kita tafsirkan secara etimologis adalah: proses, cara, perbuatan menguasai atau mengusahakan ”. 26 Kata penguasaan mengandung makna yang luas cakupannya dari kata menguasai, sehingga dalam konteks hubungan dengan hak menguasai negara mengandung makna negara memegang kekuasaan untuk menguasai dan mengusahakan sumber daya alam dengan segala potensi yang ada di dalam wilayah hukum Indonesia. Penguasaan adalah semacam pemilikan oleh negara yang artinya negara melalui pemerintah sebagai satu-satunya pemegang wewenang untuk menentukan hak wewenang atasnya, termasuk bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk menguasai atau mengusahakan sesuatu yang sesuai dengan kepentingan. Hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum, sedangkan 25 Benhard Limbong, Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan (Jakarta: Margaretha Pustaka, 2015) hlm. 102. 26 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.Cit, hlm. 533. Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

Page 1: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

BAB II

KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM INDONESIA

A. Tinjauan Umum tentang Hak Menguasai Negara

Sejarah terbentuknya Pasal 33 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 berawal

pada saat R.Soepomo melontarkan gagasannya di depan sidang BPUPKI pada

tanggal 31 Mei 1945 yakni di bagian akhir pidatonya tentang negara integralistik

yang menyatakan bahwa negara memiliki spirit integralistik yang berdasarkan

pada persatuan maka dalam lapangan ekonomi akan dipakai sistem sosialisme

negara atau staats socialisme.25

Kata menguasai atau penguasaan oleh negara

terletak di dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 dan tidak dapat ditafsirkan

secara khusus di dalam penjelasanya. Oleh karena itu, kata penguasaan jika kita

tafsirkan secara etimologis adalah: “ proses, cara, perbuatan menguasai atau

mengusahakan ”.26

Kata penguasaan mengandung makna yang luas cakupannya

dari kata menguasai, sehingga dalam konteks hubungan dengan hak menguasai

negara mengandung makna negara memegang kekuasaan untuk menguasai dan

mengusahakan sumber daya alam dengan segala potensi yang ada di dalam

wilayah hukum Indonesia.

Penguasaan adalah semacam pemilikan oleh negara yang artinya negara

melalui pemerintah sebagai satu-satunya pemegang wewenang untuk menentukan

hak wewenang atasnya, termasuk bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung

di dalamnya untuk menguasai atau mengusahakan sesuatu yang sesuai dengan

kepentingan. Hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum, sedangkan

25

Benhard Limbong, Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan (Jakarta: Margaretha Pustaka,

2015) hlm. 102. 26

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.Cit, hlm. 533.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

kepentingan adalah tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk

dapat dipenuhi, dengan demikian apa yang dinamakan dengan hak itu sah apabila

dilindungi oleh sistem hukum.27

Pengertian hak menurut Satjipto Rahardjo:

“hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu

kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentinganya tersebut.

Pengalokasikan kekuasaan ini dilakukan secara terstruktur, dalam arti, ditentukan

kekuasaan dan kedalamannya, kekuasaan yang demikian itulah yang disebut

hak.”28

Apabila pengertian penguasaan dikaitkan dengan pengertian hak, maka

dapat kita katakan bahwa hak menguasai negara adalah pengalokasian kekuasaan

yang diberikan oleh hukum kepada negara untuk bertindak dalam rangka

menjalankan kepentingannya. Pengertian dari hak menguasai negara yang lain

adalah “hak yang hanya dimiliki oleh negara, sehingga urusan agraria dipahami

sebagai urusan pemerintah pusat, walaupun pelaksanaannya dapat didelegasikan

kepada pemerintah daerah swatantra atau masyarakat hukum adat sekedar

diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional“29

. Selain itu,

pengertian hak menguasai negara yang lain adalah “hak yang pada tingkatan

tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat“.30

Dimana untuk kekuasaan tertinggi negara mempunyai hak:

1. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan

pemeliharaannya;

27

Shidarta, Karateristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Keindonesiaan (Bandung:

CV. Utomo, 2006), hlm. 26. 28

Satjipto Rahardjo, Op.Cit, hlm. 53. 29

Achmad Sodiki, dan Yanis Maladi, Op.Cit, hlm. 141. 30

Ibid., hlm. 176.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

2. menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas (bagaian dari)

bumi, air, dan ruang angkasa itu;

3. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angakasa.31

Hak menguasai negara adalah suatu kewenangan atau wewenang formal

yang ada pada negara dan memberikan hak kepada negara untuk bertindak baik

secara aktif maupun pasif dalam bidang pemerintahan negara, dengan kata lain

wewenang negara tidak hanya berkaitan dengan wewenang pemerintahan semata,

akan tetapi meliputi pula semua wewenang dalam rangka melaksanakan tugasnya.32

Abrar menyatakan bahwa hak penguasaan negara ialah hak negara melalui

pemerintah yang mewakili kewenangan untuk menentukan penggunaan,

pemanfaatan, dan hak atas sumber daya alam dalam lingkup mengatur (regelen),

mengurus atau mengelola (bestuuren, beheren) dan mengawasi (toezichthouden)

penggunaan serta pemanfaatan sumber daya alam.33

Tanpa adanya penguasaan negara, maka tidak mungkin tujuan negara yang

telah ditetapkan dalam konstitusi atau UUD NRI Tahun 1945 dapat diwujudkan,

namun demikian penguasaan oleh negara itu tidak lebih dari semacam

“penguasaan” kepada negara yang disertai dengan persyaratan tertentu, sehingga

tidak boleh digunakan secara sewenang-wenang yang dapat berakibat pelanggaran

hukum kepada masyarakat.34

Perusahaan-perusahaan yang penting akan diurus

31

Ibid., hlm 178. 32

Aminuddin Ilmar, Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2012), hlm. 24. 33

Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik, Hukum Tata Ruang, Dalam Konsep Kebijakan

Otonomi Daerah (Bandung: Nuansa, 2008), hlm. 24-25. 34

Aminuddin Ilmar Ibid., hlm. 24.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

oleh negara sendiri. Pada hakekatnya negara yang akan menentukan dimana,

dimasa apa, perusahaan apa yang akan diselenggarakan oleh pemerintah pusat

atau oleh pemerintah daerah atau yang akan diserahkan pada suatu badan hukum

privat atau kepada seseorang, itu semua tergantung dari pada kepentingan negara

atau kepentingan rakyat seluruhnya.35

Hak menguasi negara dipandang mempunyai beberapa persoalan,

dimana konsep hak menguasai negara yang konon diangkat dari hukum adat yaitu

hak ulayat yang menggambarkan kehendak yang kuat dan berakar dari hukum

asli indonesia36

, dianggap mencerminkan dominasi dari negara atas hak individual

yang tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.37

Selain itu, persoalan-persoalan

lain yang timbul ialah, “Pertama hak menguasai negara ini, tidak diperintahkan

oleh UUD NRI Tahun 1945 untuk diatur dalam undang-undang, oleh sebab itu

tidak diketahui secara jelas bagaimana kedudukan, sifat, isi serta tempatnya dalam

tata hukum (pertanahan) Indonesia”.38

Sehingga dalam hubungannya dengan

kepentingan individu, mutlak dibatasi guna mengantisipasi keganasan hak

menguasai negara guna terhadap kepentingan dari individu.39

Persoalan yang

kedua, adalah mengenai kedudukan hak masyarakat hukum dan hak tradisional

yang telah dijamin oleh Pasal 18B UUD NRI Tahun 1945 dengan hak menguasai

negara yang telah diatur dalam Pasal 33 ayat (3) dalam undang-undang yang sama.40

35

Muhamad Bakri, Hak Menguasai Tanah oleh Negara Paradigma Baru untuk Reformasi Agraria (Yogyakarta: Cetakan I , 2007), hlm. 35.

36 Ibid, hlm. 66.

37 Ibid, hlm. 68.

38 Ibid, hlm. 4.

39 Ibid.

40 Ibid, hlm. 5.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

Kedudukan hak menguasai negara juga tetap begitu penting dan

menduduki posisi sentral, kedudukannya sama sebagaimana kedudukan hak milik

dalam sistem hukum perdata, walaupun seperti yang telah disebutkan bahwa tidak

diatur lebih lanjut dengan undang-undang.41

Keberadaan Pasal 33 UUD NRI

Tahun 1945 sangat diharapkan untuk “Penguasaan oleh negara atas bumi, air, dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuaran rakyat, dilengkapi dengan ketentuan faktor-faktor produksi yang

penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara,

menjadikan negara pemain dominan dalam sektor ekonomi”.42

Namun, ketika

negara tidak mampu meningkatkan perekonomian dan selanjutnya bergandengan

tangan dengan para investor asing, maka sesungguhnya telah terjadi perubahan

secara subtantif dari isi pasal ini, “Negara dan para pemodal menguasai bumi, air,

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuaran rakyat, dilengkapi dengan ketentuan faktor-faktor produksi yang

penting yang menguasai hajat hidup orang banyak”.43

Beberapa teori kekuasaan negara, diantaranya yaitu:

1. Menurut Van Vollenhoven negara sebagai organisasi tertinggi dari bangsa

yang diberi kekuasaan untuk mengatur segala-galanya dan negara

berdasarkan kedudukannya memiliki kewenangan untuk peraturan

41

Ibid, hlm. 177. 42

Ibid, hlm. 4. 43

Moh. Kusnardi, SH dkk., Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta: Pusat

Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1981), hlm. 75.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

hukum.44

Dalam hal ini kekuasaan negara selalu dihubungkan dengan teori

kedaulatan (sovereignty atau souverenitet).

2. Menurut J.J. Rousseau menyebutkan bahwa kekuasaan negara sebagai suatu

badan atau organisasi rakyat bersumber dari hasil perjanjian masyarakat

(contract soscial) yang esensinya merupakan suatu bentuk kesatuan yang

membela dan melindungi kekuasaan bersama, kekuasaan pribadi dan milik

setiap individu.45

Dalam hal ini pada hakikatnya kekuasaan bukan kedaulatan,

namun kekuasaan negara itu juga bukanlah kekuasaan tanpa batas, sebab ada

beberapa ketentuan hukum yang mengikat dirinya seperti hukum alam dan

hukum Tuhan serta hukum yang umum pada semua bangsa yang dinamakan

leges imperii.46

Sejalan dengan kedua teori di atas, maka secara toritik kekuasaan negara

atas sumber daya alam bersumber dari rakyat yang dikenal dengan hak bangsa.

Negara dalam hal ini, dipandang sebagai yang memiliki karakter sebagai suatu

lembaga masyarakat umum, sehingga kepadanya diberikan wewenang atau

kekuasaan untuk mengatur, mengurus dan memelihara atau mengawasi

pemanfaatan seluruh potensi sumber daya alam yang ada dalam wilayahnya

secara intensif.

Keterkaitan dengan hak penguasaan negara dengan sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat akan mewujudkan kewajiban negara sebagai berikut:

44

Notonagoro, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria (Jakarta: Bina Aksara, 1984),

hlm. 99. 45

R. Wiratno, dkk, Ahli-ahli Pikir Besar tentang Negara dan Hukum (Jakarta: PT

Pembangunan, 1978), hlm. 176. 46

Lihat Undang-undang dasar negara yang memuat ketentuan-ketentuan kepada siapa

kekuasaan itu diserahkan dan batas-batas pelaksanaannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

1. Segala bentuk pemanfaatan (bumi dan air) serta hasil yang di dapat (kekayaan

alam), harus secara nyata meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat.

2. Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat di dalam atau

di atas bumi, air dan berbagai kekayaan alam tertentu yang dapat dihasilkan

secara langsung atau dinikmati langsung oleh rakyat.

3. Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan menyebabkan

rakyat tidak mempunyai kesempatan atau akan kehilangan haknya dalam

menikmati kekayaan alam.

Ketiga kewajiban di atas menjelaskan segala jaminan bagi tujuan hak

penguasaan negara atas sumber daya alam yang sekaligus memberikan

pemahaman bahwa dalam hak penguasaan itu, negara hanya melakukan

pengurusan (bestuursdaad) dan pengolahan (beheersdaad), tidak untuk

melakukan eigensdaad. Berikut ini adalah beberapa rumusan pengertian, makna,

dan subtansi “dikuasi oleh negara” sebagai dasar untuk mengkaji hak penguasaan

negara antara lain yaitu:

1. Mohammad Hatta merumuskan tentang pengertian dikuasai oleh negara

adalah dikuasai oleh negara tidak berarti negara sendiri menjadi pengusaha,

usahawan atau ordernemer. Lebih tepat dikatakan bahwa kekuasaan negara

itu terdapat pada kewenangan membuat peraturan guna kelancaran jalan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

ekonomi, peraturan yang melarang pula penghisapan orang yang lemah oleh

orang yang bermodal.47

2. Muhammad Yamin merumuskan pengertian dikuasai oleh negara termasuk

mengatur dan/atau menyelenggarakan terutama untuk memperbaiki dan

mempertinggi produksi dengan mengutamakan koperasi.48

Salah satu hal yang masih menjadi perdebatan mengenai Pasal 33 UUD

NRI Tahun 1945 adalah mengenai pengertian “hak penguasaan negara” atau ada

yang menyebutnya dengan “hak menguasai negara”. Sebenarnya ketentuan yang

dirumuskan dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 tersebut

sama persisnya dengan apa yang dirumuskan dalam Pasal 38 ayat (2) dan ayat (3)

UUDS 1950. Berarti dalam hal ini, selama 60 tahun Indonesia Merdeka,

selama itu pula ruang perdebatan akan penafsiran Pasal 33 belum juga

memperoleh tafsiran yang seragam. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria (selanjutnya disebut sebagai UUPA)

merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 33 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945

dijelaskan pengertian hak menguasai sumber daya alam oleh negara sebagai

berikut:

1. Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 dan hal-hal

yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 bumi, air, dan ruang angkasa

47

Mohammad Hatta, Penjabaran Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 (Jakarta:

Mutiara, 1977), hlm. 28. 48

Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi (Jakarta: Djembatan, 1974), hlm. 42-

43.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu pada tingkatan

tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.

Hak menguasai negara tersebut dalam ayat (1) pasal ini memberikan

wewenang untuk:

a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan

pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.

b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dengan bumi, air, dan ruang angkasa.

c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang

angkasa.

2. Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari negara tersebut ada

Pasal 33 ayat (2), digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat

dalam arti kebangsaan kesejahteraan, kemerdekaan dalam masyarakat, dan

negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat adil dan makmur.

3. Hak menguasai dari negara tersebut di atas pelaksaannya dapat dikuasakan

kepada daerah-daerah, swasta dan masyarakat-masyarakat hukum adat,

sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional,

menurut ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 2

UUPA dan penjelasannya tersebut, menurut konsep UUPA, pengertian

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

“dikuasai” oleh negara bukan berarti dimiliki, melainkan hak yang memberi

kewenangan pada negara untuk menguasai hal tersebut di atas.49

Isi wewenang negara yang bersumber pada hak menguasai sumber daya

alam oleh negara tersebut semata-mata bersifat publik, yaitu wewenang untuk

mengatur (wewenang regulasi) dan bukan menguasai tanah secara fisik dan

menggunakan tanahnya sebagaimana wewenang pemegang hak atas tanah

bersifat pribadi.50

Hal ini dipertegas dalam Pasal 9 ayat (2) “Tiap-tiap warga

Negara Republik Indonesia, baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan

yang sama untuk memperoleh suatu hak atas tanah serta untuk mendapat manfaat

dan hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya”.

Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967

(selanjutnya disebut sebagai UU Penanaman Modal Asing) mengedepankan

sejumlah prinsip-prinsip penting yang menjadi dasar pembentukan undang-

undang tersebut. Prinsip-prinsip yang tertuang di dalam UU Penanaman Modal

Asing paling tidak menggambarkan suatu cita-cit atau harapan yang hendak

diraih. Dengan demikian hendak disampaikan bahwa prinsip-prinsip yang

terdapat dalam UU Penanaman Modal Asing mendeskripsikan harapan dan tujuan

yang hendak dicapai melalui implementasinya kelak. Paradigma pengelolaan

sumber daya alam tercantum dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 yang

berbunyi “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

49

Budi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang

Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya (Jakarta: Djambatan), hlm. 234. 50

Istilah “bersifat pribadi” menyatakan bahwa, sifat pribadi hak individual menunjukan

kepada kewenangan pemegang hak untuk menggunakan tanah yang bersangkutan bagi

kepentingan dan dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

Hak menguasai negara dapat dimaknai dari dua sudut pandang yaitu:

sebagai cerminan dari implementasi nilai, norma, dan konfigurasi hukum negara

yang mengatur penguasaan negara atas sumber daya alam. Di pihak lain

mendeskripsikan otoritas dan ligitimasi negara untuk menguasai dan memanfaatkan

sumber daya alam dalam wilayah kedaulatannya.51

Bagaimana dan seberapa jauh

suatu negara atau pemerintah menggunakan prinsip (kedaulatan terhadap sumber

daya alam) ini, untuk mencapai manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan

rakyat sangat bergantung pada “kekuatan” negara. Kekuatan di sini merujuk

pada sistem ekonomi, sumber daya alam, politik dan hukum.

Aspek-aspek yang disebutkan ini sangat memberikan pengaruh yang besar

terhadap keseluruhan kebijakan negara termasuk Indonesia. Pemaknaan

kedaulatan negara terhadap sumber daya alam dapat diindikasikan kemampuan

negara secara external melaksanakan hubungan (bekerja sama) dengan negara lain

untuk mengelola sumber daya alam Indonesia, misalnya memasukan para

pemodal asing untuk kepentingan pembangunan. Kedaulatan internal suatu negara

dijamin apabila memiliki sumber sumber hukum seperti konstitusi, peraturan

perundang-undangan maupun kebiasaan-kebiasaan tidak tertulis yang dipraktekan

oleh masyarakat.52

Sudah berulang kali dilakukan uji materil terhadap UU Sumber Daya Air

dan hasilnya menunjukkan bahwa pada hakekatnya undang-undang tersebut

mengandung masalah mendasar yang menyangkut syarat konstitusionalitas

(conditionally constitutional) pemberlakuan suatu undang-undang. Syarat

52 Dahlan Thaib, Teori dan Hukum Konstitusi (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001),

hlm. 15.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

konstitusionalitas terkait dengan pengelolaan sumber daya air oleh pemerintah

yang harus dibangun di atas asas hukum hak menguasai negara sebagaimana

ditegaskan oleh Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945. Memberlakukan kembali UU

Pengairan sebagai pengganti UU Sumber Daya Air, pada hakekatnya tidak dapat

menyelesaikan masalah, karena dalam banyak hal undang-undang itu sudah tidak

sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Jumlah penduduk, tingkat konsumsi, sanitasi

dan lingkungan serta aktivitas pembangunan (pertanian, infrastruktur, dan lain-

lain) telah meningkatkan kebutuhan manusia atas air. Selain itu pola-pola

kewenangan pengaturan atas penguasaan dan pemanfaatan sumber daya air pun

berbeda sejalan dengan bergulirnya era otonomi daerah. Oleh karena itu,

memberlakukan kembali UU Pengairan perlu disertai beberapa perubahan

paradigma, terutama dalam memaknai hak menguasai negara.

Ketentuan Pasal 2 (fungsi sosial dan penggunaan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat) dan Pasal 3 (penguasaan air beserta sumber-sumbernya oleh

negara) dalam UU Pengairan perlu dimaknai sejalan dengan tafsir hak menguasai

negara yang saat ini telah diperluas Mahkamah Konstitusi melalui berbagai

putusannya atas judicial review berbagai undang-undang yang materi muatannya

mengenai sumber daya alam (tidak hanya undang-undang sumber daya air saja).

Perluasan kewenangan negara tersebut meliputi:

1. membuat kebijakan (belieid);

2. membuat pengaturan (regelendaad);

3. melakukan pengurusan (bestuursdaad);

4. melakukan pengelolaan (beheersdaad); dan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

5. melakukan pengawasan (toezichthoudensdaad).

Kelima fungsi kewenangan negara di atas merupakan sarana (instrument)

yang terintegrasi untuk mencapai tujuan negara, yaitu kemakmuran rakyat.

Oleh karena itu, frasa “dikuasai negara” dalam Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD

NRI Tahun 1945, harus dipahami dalam konsep hukum publik yang berkaitan

dengan prinsip kedaulatan rakyat yang dianut dalam UUD NRI Tahun 1945,

baik di bidang politik (demokrasi politik) maupun bidang ekonomi (demokrasi

ekonomi), sehingga frasa “dikuasai negara” tidak berarti dimiliki negara53

sebagaimana dimaksudkan dalam prinsip Domein Verklaring yang terdapat dalam

Agrarische Wet 1870. Pemahaman fungsi sosial dari sumber daya air sebagaimana

ditegaskan dalam Pasal 2 UU Pengairan harus tetap dikaitkan dengan keadilan

sosial sebagai bentuk keadilan yang berfilosofi Pancasila. Dalam konteks ini,

pemerintah harus menjadi pengawas dan sekaligus pengatur, tidak cukup hanya

sebagai pembuat kebijakan saja. Fungsi sosial atas air dalam terminologi ini tidak

memungkinkan membuka peluang air menjadi komoditas ekonomi atau barang

komersil, karena hak atas air merupakan hak asasi manusia.

Mengingat hak rakyat atas sumber daya air merupakan hak asasi,

maka menjadi kewajiban negara untuk menghormati (to respect), melindungi

(to protect) dan memenuhi (to fulfill) hak rakyat atas air tersebut. Negara harus

terlibat dan berperan aktif melakukan tindakan untuk memajukan hak-hak

53

Yance Arizona, Konstitusionalisme Agraria, STPN Press (Yogyakarta: STPN Press, 2014),

hlm. 335.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

ekonomi dan sosial rakyat atas sumber daya air. Negara mempunyai res commune

(sebagai personifikasi rakyat), yang memegang kekuasaan atas sumber daya alam,54

sedangkan hak rakyat atas air adalah hak in persona yang melekat pada subjek

manusia (absolute right). Dari hak atas air sebagai hak absolut inilah kemudian

diturunkan (derivatif) berupa hak guna pakai air (hak untuk memperoleh dan

memakai air) untuk hidup dan kehidupan masyarakat.55

B. Pembatasan Hak Menguasai Negara

Dikuasai oleh negara mempunyai padanan arti negara menguasai,

kata menguasai berarti berkuasa atas sesuatu, memegang kekuasaan atas sesuatu.

Istilah lain yang berkaitan dengan menguasai adalah penguasaan yang berarti

proses, cara, perbuatan menguasai atau mengusahakan. Secara etimologis, kata

menguasai yang membentuk kalimat aktif, memengan kekuasaan atas sesuatu.56

Konteks penguasaan sumber daya air dalam wilayah Negara RepublikIndonesia

penguasaannya terdapat pada negara. Dalam hal ini negara adalah sebagai kuasa

dan petugas dari bangsa Indonesia dan bukan sebagai pemilik. Tugas dalam hal

mengelola tersebut yang menurut sifatnya termasuk ke dalam hukum publik, dan

tidak mungkin dilaksanakan sendiri oleh seluruh rakyat Indonesia. Sehingga

54

Bagir Manan, “ Politik Perundang-undangan dalam rangka Mengantisipasi Liberalisasi

Perekonomian” , Makalah Pada Seminar Antisipasi Liberalisasi Perekonomian Fakultas Hukum

Unila Lampung, February 1996, hlm. 16 55

Ida Nurlinda, Pengaturan Penguasaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air Pasca

Pembatalan Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Hukum Tata Ruang

dan Hukum Lingkungan, Disampaikan pada acara Unpad Merespon edisi Maret 2015, tema:

“Bagaimana Setelah MK Membatalkan UU Sumber Daya Air?”, Bandung, 2015 56

Darwin Ginting, Hukum Kepemilikan Hak atas Tanah Bidang Agribisnis (Bandung:

Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 58-59.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

negara dalam konteks hak menguasai negara hanya sebagai suatu organisasi

kekuasaan yang dikuasakan dan bukan sebagai pemilik. Pemiliknya adalah bangsa

Indonesia atau seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana yang dikemukakan dalam

UUD NRI Tahun 1945 bahwa pemegang kedaulatan tertinggi di Negara Republik

Indonesia adalah rakyat.57

Hak menguasai dari negara yang tidak dipunyai oleh perorangan atau

keluarga dengan hak apapun, dan masih belum dibuka juga dapat digolongkan

sebagai hak penguasaan bersifat aktif.58

Ada batasan-batasan penting yang harus

diingat oleh negara didalam menggunaan hak menguasi dari negara tersebut,

Maria SW Sumardjono mengatakan bahwa kewenangan negara ini harus dibatasi

dua hal:

1. Pembatasan oleh UUD NRI Tahun 1945. Bahwa hal-hal yang diatur oleh

negara tidak boleh berakibat pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin

oleh UUD NRI Tahun 1945. Peraturan yang biasa terhadap suatu kepentingan

dan menimbulkan kerugian di pihak lain adalah salah satu bentuk

pelanggaran tersebut. Seseorang yang melepas haknya harus mendapat

perlindungan hukum dan penghargaan yang adil atas pengorbanan tersebut.

2. Pembatasan yang bersifat substantif dalam arti peraturan yang dibuat

oleh negara harus relevan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dan kewenangan ini tidak dapat

didelegasikan kepada pihak swasta karena menyangkut kesejahteraan umum

yang sarat dengan misi pelayanan. Pendelegasian kepada swasta yang

57

R. Ismala Dewi, Pengaturan Air untuk Industri Air Kemasan dan Dampaknya Bagi

Masyarakat Lokal (Jakarta: UI-Press, 2013), hlm. 11. 58

Bagir Manan, Op.Cit, hlm. 55.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

merupakan bagian dari masyarakat akan menimbulkan konflik kepentingan,

dan karenanya tidak dimungkinkan.59

Objek dari hak menguasai negara adalah sebagaimana yang ditentukan

dalam Pasal 2 ayat (1) UUPA yaitu bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk

kekayaan alam yang ada didalamnya. Objek dari menguasai negara terhadap bumi

adalah selain permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi dibawahnya serta yang

berada di bawah air. Sebagaimana Pasal 1 ayat (4) UUPA: dalam pengertian

bumi, selain permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi dibawahnya serta yang

berada di bawah air. Tentang hal ini, Parlindungan menyebutkan bahawa yang

dimaksud dengan bumi, selain di atas bumi, yaitu hak-hak atas tanah seperti yang

tercantum di dalam Pasal 16 UUPA, juga yang ditanam di bumi, yaitu hak-hak

atas hutan (Hak Penguasaan Hutan-HPH) maupun yang terdapat ditubuh bumi

yang dikenal dengan kuasa pertambangan, yaitu untuk izin usaha pertambangan

atas bahan-bahan galian dari bumi Indonesia.60

Sedangkan pembatasan mengenai

air meliputi:

1. Perairan pedalaman, termasuk di dalamnya sungai-sungai dan danau-danau

yang terdapat di seluruh wilayah tanah air

2. Perairan lautan dan Bumi yang terdapat di bawah perairan dari seluruh bagian

perairan maupun seluruh kekayaan yang terdapat di antara air dan bumi

59

Maria SW Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi

(Jakarta: Kompas, 2000), hlm. 4. 60

Juaniarso Ridwan dan Achmad Sodik, Op.Cit, hlm. 25.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

tersebut yang merupakan daerah teritorial Indonesia sebagaimana juga

terjawab oleh pernyataan wawasan nusantara.61

Wewenang negara sebagai penguasa bumi, air, dan ruang angkasa serta

kekayaan alam lain yang terkandung di dalamnya adalah wewenang untuk

mengatur dalam rangka mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Kewenangan negara untuk dapat mengatur sumber daya air diperoleh dan

bersumber pada penguasaan negara terhadap bumi, air, dan ruang angkasa serta

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dalam prinsip negara menguasai,

maka dalam hubungan antara negara dan masyarakat, masyarakat tidak

dapat disubordinasikan kedudukannya di bawah negara karena justru negara

menerima kuasa dari masyarakat, maka dengan demikian dalam hal ini segala

perbuatan negara yang dalam hal ini adalah pemerintah harus dapat

mempertanggungjawabkan kepada masayarakat.

Hal yang ingin dicapai dari adanya batasan tersebut agar tercapainya

sebuah perasaan adil bagi masyarakat agar tidak memandang negara sebagi

sebuah diktator yang buruk rupa. Sehingga, selain pembatasan tersebut, UUPA

juga terasa unsur keadilan liberalnya dengan terdapat berbagai macam hak yang

terkandung didalamnya bagi pribadi atau person. Dimana menurut pandangan

keadilan liberal yang dikemukakan oleh Samuel Pufendrof adalah “Cita keadilan

bermaksud mengatur tindakan-tindakan manusia dan masyarakat untuk menyusun

dan memelihara suatu ketertiban rasional di dalamnya terwujud sifat dasar

61

Bagir Manan & Kutana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia (Bandung: Alumni, 1993), hlm. 166.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

manusia dan tercapai tujuan-tujuan berupa keamanan, ketenangan, dan

kebebasan”.62

C. Hak Menguasai Negara dalam Putusan Mahkamah Konstitusi

Indonesia sebagai negara hukum telah menetapkan Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi atau aturan tertinggi

dalam hierarki peraturan perundang-undangan. Segala sesuatu yang berkaitan

dengan kehidupan berbangsa dan bernegara harus didasarkan pada aturan yang

terdapat di dalam konstitusi. Pada hakekatnya konstitusi adalah suatu hukum

dasar yang merupakan dasar bagi peraturan perundang-undangan yang lain.63

Menurut Steenbek materi suatu konstistusi pada umumnya meliputi:

1. adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negara;

2. ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara secara fundamental;

3. pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.64

Hal yang diinginkan di dalam pengertian ini adalah keberlangsungan

sistem triaspolitika termaktub di dalam suatu konstitusi dan sejalan dengan

pengakuan atas hak asasi manusia. Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 mengatur

tentang dasar-dasar sistem perekonomian dan kegiatan perekonomian yang

diinginkan oleh bangsa Indonesia. Kegiatan perekonomian ini harus memperhatikan

kesejaheraan masyarakat sehingga penyusun Undang-Undang Dasar menempatkan

62

https://humambalya.wordpress.com/2011/02/12/hak-menguasai-negara-yang-menggila/.html (diakes pada tanggal 18 Maret 2016)

63 Moh. Kusnardi, dkk.Op.Cit, hlm. 75.

64 Sri Soemantri M, Op.Cit, hlm. 51.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

pasal ini dibawah judul Kesejahteraan Sosial. Oleh karena itu, Pasal 33 UUD

NRI Tahun 1945 sering disebut sebagai dasar yang mengatur tentang hak

menguasai atau penguasaan oleh negara, tetapi tidak dapat berdiri sendiri.

Melainkan, berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.

Seperti yang di ungkapkan oleh Bagir Manan, “Upaya memahami Pasal

33 tidak terlepas dari dasar pemikiran tentang kesejahteraan sosial”.65

Dasar-dasar

pemikiran yang melandasi Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 adalah pokok pikiran

tentang idiologi perekonomian Indonesia merdeka yang di rumuskan oleh

Panitia Keuangan dan Perekonomian yang diketuai Moh. Hatta, menghasilkan

rumusan bahwa “Orang Indonesia hidup tolong menolong”.66

Permasalahan UU

Sumber Daya Air, terkait persoalan-persoalan karakter produk hukum tersebut

kemudian muncul pada wilayah hukum di Indonesia di bidang sumber daya air,

seiring dengan keluarnya Undang-Undang. Kesesuaian Undang-undang Sumber

daya air tersebut dengan Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945, merupakan dasar

berbagai kalangan masyarakat untuk mengugat validitas keberlakuan ketiga

undang-undang tersebut kepada mahkamah Konstitusi ketika secara nyata-nyata

merugikan hak konstitusional warga negara.

Pengelolaan sumber daya air yang dilakukan dan diusahakan oleh negara

bermuara pada satu tujuan yaitu menciptakan sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Tujuan itu menjadi tanggung jawab negara sebagai bentuk konsekuensi dari hak

penguasaan negara terhadap bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di

65

Bagir Manan, Op.Cit, hlm. 55. 66

Abrar Saleng, Op.Cit, hlm. 28.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

dalamnya.67 Hal ini juga merupakan jaminan dalam bentuk perlindungan terhadap

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan kesejahteraan umum atas dasar keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Berdasarkan ketentuan Pasal 24 UUD Tahun

1945, Mahkamah Konstitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman

disamping Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang ada dibawahnya.

Sebagai pelaku kekuasaan kehakiman Mahkamah Konstitusi mempunyai

kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangann sebagaimana telah ditentukan oleh

Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang

Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut sebagai

UU Mahkamah Konstitusi)68

Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang ditegaskan

kembali dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a sampai dengan d UU Mahkamah

Konstitusi kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah menguji undang-undang

terhadap UUD NRI Tahun 1945; memutus sengketa kewenangan lembaga negara

yang kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945; memutus

pembubaran partai politik; dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan

umum. Selain itu, berdasarkan Pasal 7 ayat (1) sampai dengan (5) dan Pasal 24C

ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 yang ditegaskan lagi oleh Pasal 10 ayat (2) UU

Mahkamah Konstitusi, kewajiban Mahkamah Konstitusi adalah memberikan

keputusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah

melakukan pelanggaran hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak memenuhi

67

Maria Farida Indarti Suprapto, Ilmu Perundang-undangan Dasar-dasar

Pembentukannya (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hlm. 206. 68

Manan Bagir dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia

(Bandung: Alumni, 2010), hlm. 165.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam

UUD NRI Tahun 1945.

Mahkamah Konstitusi dalam putusannya yang tertuang dalam PUU

085/PUU-XI/2013 memberikan pertimbangan-pertimbangan yang pada sebagian

pokoknya adalah karakteristik air yang merupakan bagian dari hak asasi manusia

hak tersebut diperkuat oleh pandangan masyarakat internasional yang tercermin

dalam penerimaan Komite PBB untuk Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

oleh karenanya negara memiliki peran dalam rangka melindungi, mengormati dan

memenuhinya, negara dapat turut campur didalam melakukan pengaturan

terhadap air. Sehingga Pasal 33 ayat (3) harus diletakan di dalam konteks HAM

dan merupakan bagian dari Pasal 28H UUD NRI Tahun 1945, bahwa air

merupakan sebagai benda res commune, sehingga tidak dapat dihitung hanya

berdasarkan pertimbangan nilai secara ekonomi.

Konsep res commune, berimplikasi pada prinsip pemanfaat air harus

membayar lebih murah, hak guna pakai air merupakan turunan dari hak hidup

yang dijamin oleh UUD NRI Tahun 1945 dan masuk ke dalam wilayah hukum

publik yang berbeda dengan hukum privat yang bersifat kebendaan, peran swasta

masih dapat dilakukan di dalam pengelolaan sumber daya air, selama peran

negara masih ditunjukkan dengan merumuskan kebijakan, pengurusan,

pengaturan, pengelolaan, dan pengawasan untuk tujuan sebesar-besarnya

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

kemakmuran rakyat. Berdasarkan pokok pertimbangan di atas, maka substansi UU

Sumber Daya Air tidak bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945.69

Ketentuan Pasal 24 UUD NRI Tahun 1945, Mahkamah Konstitusi adalah

salah satu pelaku kekuasaan kehakiman disamping Mahkamah Agung dan

badan-badan peradilan yang ada dibawahnya. Sebagai pelaku kekuasaan kehakiman

Mahkamah Konstitusi mempunyai kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangann

Pasal 24C, dan diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 24 tahun 2003

tentang Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut sebagai UU Mahkamah

Konstitusi). Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang ditegaskan kembali

dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a sampai dengan d UU Mahkamah Konstitusi

mengatakan bahwa kewenangan dari Mahkamah Konstitusi adalah untuk menguji

undang-undang terhadap UUD NRI Tahun 1945; memutus sengketa kewenangan

lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945;

memutus pembubaran partai politik; dan memutus perselisihan tentang hasil

pemilihan umum. Selain itu, berdasarkan Pasal 7 ayat (1) sampai dengan (5) dan

Pasal 24C ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 yang ditegaskan lagi oleh Pasal 10 ayat

(2) UU Mahkamah Konstitusi , kewajiban dari Mahkamah Konstitusi adalah

memberikan keputusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil

Presiden telah melakukan pelanggaran hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak

memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana

dimaksud dalam UUD NRI Tahun 1945.

69

http://prasetyowidodo22.blogspot.co.id/2014/04/analisis-penafsiran-pasal-33-uud-

1945_15.html (diakses pada tanggal 18 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

Keberadaan Mahkamah Konstitusi sekaligus untuk menjaga terselenggaranya

pemerintahan negara yang stabil, dan juga merupakan koreksi terhadap pengalaman

kehidupan ketatanegaraan dimasa lalu yang ditimbulkan oleh tafsir ganda

terhadap konstitusi. Oleh karena itu, Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai

pengawal konstitusi (the guardian of constitution), penafsir akhir konstitusi (the

final interpreter of constitution), pengawal demokrasi (the guardian of

democracy), pelindung hak-hak konstitusional warga negara (the protector of

citizen’s constitutional rights), pelindung hak-hak asasi manusia (the protector of

human rights).

Salah satu hal yang masih menjadi perdebatan mengenai Pasal 33 UUD

NRI Tahun 1945 adalah tercantum didalam ayat (3) mengenai pengertian

“hak penguasaan negara” atau ada yang menyebutnya dengan “hak menguasai negara”.

Sebenarnya ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD

NRI Tahun 1945 tersebut sama persisnya dengan apa yang dirumuskan dalam

Pasal 38 ayat (2) dan ayat (3) UUDS 1950, sehingga ada anggapan bahwa hal itu

merupakan cerminan nasionalisme ekonomi Indonesia. Berdasarkan uraian

putusan mahkamah konstitusi terhadap Judicial Review Undang Undang Nomor

22 Tahun 2001 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2002 dan Undang-undang

Nomor 7 Tahun 2004 terhadap Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 tersebut diatas

adalah untuk pengertian “dikuasai oleh negara” haruslah diartikan mencakup

makna penguasaan oleh negara dalam luas yang bersumber dan diturunkan dari

konsepsi kedaulatan rakyat Indonesia atas segala sumber kekayaan “bumi, air dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya”, termasuk pula di dalamnya

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

pengertian kepemilikan publik oleh kolektivitas rakyat atas sumber-sumber

kekayaan dimaksud.

Negara dengan kekuasaannya mengatur semua sumber daya, termasuk

didalamnya sumber daya air dengan instrumen hak dan rakyat secara kolektif itu

dikonstruksikan oleh UUD NRI Tahun 1945 memberikan mandat kepada negara

untuk mengadakan kebijakan (beleid) dan tindakan pengurusan (bestuursdaad),

pengaturan (regelendaad), pengelolaan (beheersdaad), dan pengawasan

(toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Fungsi

pengurusan (bestuursdaad) oleh negara dilakukan oleh pemerintah dengan

kewenangannya untuk mengeluarkan dan mencabut fasilitas perijinan

(vergunning), lisensi (licentie), dan konsesi (consessie).70

Fungsi pengaturan oleh

negara (regelendaad) dilakukan melalui kewenangan legislasi oleh DPR bersama

pemerintah, dan regulasi oleh pemerintah. Fungsi pengelolaan (beheersdaacf)

dilakukan melalui mekanisme pemilikan saham (share-holding) dan/atau melalui

keterlibatan langsung dalam manajemen BUMN atau Badan Hukum Milik Negara

sebagai instrumen kelembagaan, yang melalui negara. pemerintah

mendayagunakan penguasaannya atas sumber-sumber kekayaan itu untuk

digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Demikian pula fungsi pengawasan oleh negara (toezichthoudensdaad)

dilakukan oleh negara melalui pemerintah, dalam rangka mengawasi dan

mengendalikan agar pelaksanaan penguasaan oleh negara atas sumber-sumber

kekayaan dimaksud benar-benar dilakukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

70

http://www.lutfichakim.com/2011/12/analisis-penafsiran-pasal-33-uud-1945.html

(diakses pada tanggal 25 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

seluruh rakyat.71

Negara dengan kekuasaannya dapat mengatur sumber daya,

termasuk di dalamnya sumber daya air dengan instrumen hak. Pertimbangan hakim

mahkamah konstitsi mengenai hak menguasai negara dapat dilihat melalui putusan

Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan Nomor 008/PUU-III/2005 di dalam

halaman 479 yang menyatakan:

“ Mahkamah berpendapat bahwa ketentuan pada Pasal 11 ayat (3) yang

menyatakan bahwa “ Penyusunan pada pengelolaan sumber daya air dilakukan

dengan melikbatkan peran masyarakat dan dunia usaha seluas-luasnya “ cukup

mencerminkan keterbukaan dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya

air. Adanya kalimat “ seluas-luasnya” tidaklah ditafsirkan hanya memberikan

peran yang besar kepada dunia usaha saja tetapi juga kepada masyarakat.

Perlibatan masayarakat dan dunia usaha dimaksudkan untuk memberi masukan

atas rencana penyusunan pengelolaan sumber daya air, dan tanggapan atas pola

yang akan digunakan dalam pengelolaan sumber daya air, tanggapan atas pola

yang akan digunakan dalam pengelolaan sumber daya air. Peran negara sebagai

yang menguasai air,demikian perintah Pasal 33 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945

yang dilaksanakan oleh pemerintah atau pemerintah Daerah tetap ada dan tidak

dialihkan kepada dunia usaha atau swasta”

Berdasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan

dalam putusan ini, Mahkamah Konstitusi berpendapat UU Sumber Daya Air telah

cukup memberikan kewajiban kepada pemerintah untuk menghormati, melindungi

dan memenuhi hak atas air, yang dalam peraturan pelaksanaannya pemerintah

haruslah memperhatikan pendapat Mahkamah Konstitusi yang telah disampaikan

alam pertimbangan hukum yang dijadikan dasar atau alasan putusan. Konsep hak

guna air ini sesuai dengan konsep air sebagai res commune yang tidak menjadi

objek harga secara ekonomi. Hak guna air mempunyai dua sifat. Pertama, pada

71

Kuntana Magnar, Inna Junaenah, dan Giri Ahmad Taufk, ,” Tafsir MK Atas Pasal 33

UUD NRI Tahun 1945: (Studi Atas Putusan MK Mengenai Judicial Review UU No. 7/2004, UU

No. 22/2001, dan UU No. 20/2002) “, Jurnal Konstitusi, Volume 7 Nomor 1,( Jakarta: Februari

2010) hlm. 165.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II KONSEP HAK MENGUASAI NEGARA DALAM HUKUM ...

hak guna pakai hak tersebut bersifat in persona. Hal dimaksud disebabkan hak

guna pakai adalah pencerminan dari hak asasi, oleh karenanya hak tersebut

melekat kepada subjek manusia yang sifatnya tak terpisahkan.

Kedua, pada hak guna usaha air adalah hak yang semata-mata timbul dari

izin yang diberikan oelh Pemerintah yang terikat oleh kaidah-kaidah perizinan.

Mahkamah berpendapat meskipun UU Sumber Daya Air membuka peluang peran

swasta untuk mendapatkan hak guna usaha air dan izin pengusahaan sumber daya

air, namun hal tersebut tidak akan mengakibatkan penguasaan air akan jatuh ke

tangan swasta. Putusan in merupakan putusan pengujian formil dan materiil UU

Sumber Daya Air. Dalam pengujian formil, para pemohon mendalilkan prosedur

pengesahan UU Sumber Daya Air bertentangan dengan Pasal 20 ayat (1) UUD

NRI Tahun 1945. Berdasarkan fakta dalam persidangan, Mahkamah Konstitusi

berpendapat bahwa proses pembentukan UU Sumber Daya Air telah sesuai

dengan prosdur pembentukan undang-undang, dan tidak menemukan adanya

unsur-unsur yang bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945.72

72

http://jurnalhukum.blogspot.co.id/2006/11/putusan-mahkamah-konstitusi-tahun-

2005_21.html ( diakses pada tanggal 5 Juni 2016)

Universitas Sumatera Utara