BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi...

36
7 BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen kesehatan RI. 1988). Pengertian asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan / dipusatkan pada keluarga sebagai unit / kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran atau penyalur (Nasrul Effendi , 1997). B. Tipe / bentuk keluarga (Murwani, 2007) 1. Keluarga inti ( Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. 2. Keluarga Besar ( Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan satu saudara, misalnva nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, parnan, bibi, dan sebagainya. 3. Keluarga bcrantai ( Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti

Transcript of BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

7

BAB II

KONSEP DASAR

I. Konsep Keluarga

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen

kesehatan RI. 1988).

Pengertian asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat

perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan / dipusatkan pada

keluarga sebagai unit / kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan

melalui perawatan sebagai saran atau penyalur (Nasrul Effendi , 1997).

B. Tipe / bentuk keluarga (Murwani, 2007)

1. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak-anak.

2. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah

dengan satu saudara, misalnva nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, parnan, bibi, dan sebagainya.

3. Keluarga bcrantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti

Page 2: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

8

4. Keluarga duda /janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi

kerena perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi

satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga

C. Tugas Keluarga

Tugas keluarga menurut (Friedman ,1998)

1. Menurut Friedman (1998) ada lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan yaitu sebgai berikut:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau

usianya yang terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan sosial balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan yang ada.

Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

9

c. Pembagian masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya

masing-masing.

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengatur jumlah anggota keluarga.

f. Pemelihara ketertiban anggota keluarga.

g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

D. Peran keluarga

Menurut (Friedman, 1998).

a. Peran formal

1) Peran parental dan perkawinan.

Nye dan Gecas (1976) mengidentifikasi 8 peran dasar yang

membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu.

a) Peran sebagai provider (penyedia)

b) Peran sebagai pengatur rumah tangga.

c) Peran perawat anak

d) Peran sosialisasi anak.

e) Peran rekreasi.

f) Peran persaudaraan (kinship) atau memelihara hubungan

keluarga paternal dan maternal.

g) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan efektif pasangan).

h) Peran seksual.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

10

2) Peran perkawinaan.

Minuchin (1974) menekankan pentingnya hubungan peran

suami atau istri yaitu kebutuhan bagi pasangan untuk memelihara

suatu hubungan perkawinan kokoh. Anak-anak terutama dapat

mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana

suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara

suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah

satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

b. Peran informal

1) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara para

anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

2) Inisiator – kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide

baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

kelompok.

3) Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian dari konflik

dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan posisi dan

mengakui kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian "setengah

jalan".

4) Perawat keluarga : orang yang terpanggil untuk merawat dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

5) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-

kegiatan keluarga, berfungsi - mengangkat keterikatan / keakraban

Page 5: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

11

E. Fungsi Keluarga (Effendi, 1998)

1. Fungsi biologis

a) Untuk meneruskan keturunan.

b) Memelihara dan membesarkan anak.

c) Memenuhi kebutuhan grzi keluarga.

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b) Mcmberikan perhatian diantara anggota keluarga.

c) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

d) Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

a) Membina sosialisasi pada anak.

b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a) Mencari sumber-sumber pcnghasilan untuk pemenuhan

kebutuhan keluarga.

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk mernenuhi

kebutuhan keluarga.

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang

misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

12

5. Fungsi pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat - tingkat perkembangannya.

6. Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan -

tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa

terlindung dan merasa aman.

7. Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,

merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling

pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam

keluarga.

8. Fungsi religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan

beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan

bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada

kehidupan lain setelah didunia ini.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

13

9. Fungsi rekreatif

Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi

ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan

suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai

keseimbangan kepribadian masing - masing anggotanya.

F. Keperawatan kesehatan keluarga

1. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui

perawatan sebagai saran / penyalur (Bailon dan Maglaya,1978).

2. Alasan Keluarga sebagai unit pelayanan.

a) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

b) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan

dalam kelompoknya.

c) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

d) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(Pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan

dalam memelihara kesehatan para anggotanya.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

14

e) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk

berbagai upaya kesehatan masyarakat.

G. Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan

secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan

melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan

rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu yang telah

dilaksanakan terhadap keluarga (Friedman, 1998).

1. Pengkajian Keluarga

Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan

keluarga ke dalam tahap – tahap meliputi identifikasi data, tahap dan

riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga dan koping keluarga.

2. Mengidentifikasi Data

Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur

keadaan pasien dengan memakai norma kesehatan keluarga maupun

sosial yang merupakan sistem integrasi dan kesanggupan untuk

mengatasinya (Friedman, 1998).

Pengumpulan data pada keluarga dengan Thypoid difokuskan

pada komponen – komponen yang berkaitan dengan Thypoid.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

15

3. Data Identitas

a) Usia

Usia sangat berkaitan dengan kejadian thypoid yaitu pada

usia 3 – 19 tahun. Dan thypoid juga lebih sering menyerang anak-

anak usia sekolah dasar, ini dikarenakan mereka lebih suka jajan

yang belum tentu bersih dalam pengolahan bahan makanan, dari

pada makan dirumah. Anak usia sekolah rata – rata tidak tahu

penyebab dari penyakit thypoid abdominalis, ini diperburuk

dengan para orang tua tidak memperhatikan pola jajan dari anak –

anak mereka.

b) Jenis Kelamin

Pada pria lebih bresiko terkena penyakit thypoid ataupun

terpapar dengan kuman salmonella typhi dibandingkan wanita

karena aktivitas di luar rumah lebih banyak pria dari pada wanita.

(Artikel mahasiswa Fak.kedokteran, 2008).

c) Lingkungan

Penyakit thypoid merebak didaerah yang kebersihan

lingkungannya kurang diperhatikan, misalnya saja didaerah yang

kumuh atau kotor dan banyak lalat. Banyaknya lalat didaerah

yang kumuh akan menjadi perantara pindahnya kuman ke

manusia, dimana penyebaran salmonella thypi ini melalui

muntahan, urine, dan kotoran dari penderita yang kemudian

terbawa oleh lalat, lalat itu megontaminasi makanan, minuman,

Page 10: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

16

sayuran maupun buah-buahan yang terbuka, sehingga orang yang

mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan kuman

salmonella thypi akan beresiko terkena penyakit thypoid (Artikel

mahasiswa Fak.kedokteran UH, 2005, ¶ 6, google.com, diakses

tanggal 10 Mei 2008).

d) Pekerjaan

Orang yang bekerja pada lingkungan yang kumuh dan

kotor lebih beresiko terkena penyakit thypoid, misalnya

pemulung.

e) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena

dengan pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif dan

psikomotorik dalam pengelolaan penderita thypoid mereka tidak

mengenal tentang thypoid dan akibat serta pentingnya fasilitas

kesehatan.

f) Hubungan (genogram).

Dalam anggota keluarga penularan kuman salmonella

thypi melalui 2 sumber yaitu adanya anggota keluarga yang saat

itu sedang menderita penyakit thypoid dan adanya anggota

keluarga dengan carier (orang yang sembuh dari penyakit thypoid

dan terus mengeksresi salmonella thypi, tinja dan air kemih

selama lebih dari satu tahun. (Artikel mahasiswa Fakultas

Page 11: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

17

Kedokteran UH, 2005, ¶ 8, google.com, diakses tanggal 10 mei

2008).

g) Kebiasaan.

Kebiasaan yang paling berpengaruh pada proses terjadinya

penyakit thypoid yaitu hygiene personal yang kurang. Kebiasaan

tidak mencuci tangan sebelum makan ataupun kebiasaan

memelihara kuku yang panjang akan mempermudah masuknya

kuman kedalam tubuh (Artikel mahasiswa Fak.kedokteran UH,

2005, ¶ 10, google.com, diakses tanggal 10 mei 2008).

H. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang beresiko mengalami

masalah thypoid adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak

usia sekolah, karena pada fase ini umumnya keluarga mencapai

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk

dan kurang memperhatikan pola jajan dari anak mereka.Dimana dalam

pengolahan bahan makanan tersebut belum tentu bersih dari pada

makan dirumah. Anak usia sekolah rata-rata tidak tahu penyebab dari

penyakit thypoid.

2. Riwayat Kesehatan Keluarga

Thypoid tidak ada kaitannya dengan penyakit yang lain

misalnya penyakit hipertensi, DM, dan lain – lain, karena penyakit

thypoid kaitannya adalah dengan lingkungan (lingkungan yang kotor

Page 12: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

18

dan kumuh) meskipun thypoid adalah penyakit menular, namun

penularan penyakit thypoid yaitu melalui carier atau orang yang

sembuh dari penyakit thypoid dan masih mengekskresi salmonella

thypii dalam kemih selama lebih dari satu tahun.

I. Data Lingkungan

1. Kondisi Rumah atau Karakteristik Rumah

Penataan perabot rumah yang kurang diperhatikan atau tidak

teratur seperti tempat makanan dan tempat sampah yang dibiarkan

terbuka akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit thypoid, karena

penyakit thypoid sering terjadi pada daerah yang kebersihan

lingkungannya kurang diperhatikan misalnya saja dilingkungan yang

kumuh dan kotor serta banyak lalat.

2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas, menjelaskan tentang

karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat

a) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

b) Sistem pendukung

Pengelolaan pasien post opname thypoid dikeluarga sangat

membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga dan petugas

dari pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. Semuanya

berperan dalam pemberian edukasi, motivasi dan mengontrol

Page 13: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

19

perkembangan kesehatan anggota keluarga yang habis menderita

penyakit thypoid.

3. Struktur Keluarga

a) Pola Komunikasi

Adanya komunikasi yang terbuka antara keluarga sangat

berpengaruh terhadap kesembuhan penyakitnya, karena dengan

komunikasi yang terbuka dapat mengetahui masalah kesehatan

keluarga secara dini.

b) Struktur Pengambilan Keputusan

Kekuasaan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan yang tepat untuk merawat anggota

keluarga yang sakit, karena pengambilan keputusan yang tepat

dapat mencegah komplikasi yang lebih lanjut.

c) Peran

Peran kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan

keluarga terutama dalam penyediaan kebutuhan anggota keluarga

yang meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan.

d) Nilai atau Norma

Nilai atau norma yang dianut oleh keluarga sangat berpengaruh

terhadap cara perawatan anggota keluarga yang sakit.

Page 14: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

20

4. Fungsi Keluarga

a) Fungsi Afektif

Kekurangan perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit mengakibatkan penderita thypoid tidak mendapatkan

perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan, sehingga dapat

menimbulkan terjadinya komplikasi lebih lanjut.

b) Fungsi Sosial

Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang thypoid dan cara

penanggulangannya.

J. Fungsi Perawatan Keluarga

Pendidikan ataupun pengetahuan yang kurang mempunyai

kecenderungan lebih tinggi untuk menderita thypoid (Friedman, 1998).

1. Mengenal Masalah Kesehatan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah thypoid adalah salah

satu faktor penyebab karena apabila keluarga tidak mampu mengenal

masalah thypoid, penyakit tersebut akan mengakibatkan komplikasi.

2. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit thypoid dikarenakan oleh ketidaktahuan tentang penyakit,

misalnya penyebab, gejala, perawatan, pencegahan, komplikasi, serta

diit thypoid.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

21

3. Memodifikasi Lingkungan

Ketidakmampuan keluarga memelihara dan memodifikasi lingkungan

dapat beresiko untuk dilihat dari kebiasaan Nn. A yang tidak sehat

yaitu menjalankan diit yang salah dan memelihara kuku yang panjang

serta keadaan tempat sampah yang terbuka.

4. Fungsi Reproduksi

Dalam keluarga penyakit thypoid merupakan penyakit yang dapat

ditularkan kepada anggota keluarga yang lain.

5. Fungsi Ekonomi

Keadaan ekonomi yang rendah menyebabkan penyakit thypoid tidak

diperhatikan perawatan ataupun pengobatannya, sementara penyakit

thypoid juga sering diderita oleh kalangan ekonomi menengah

kebawah.

K. Pengkajian Fokus

1. Biodata Keluarga

Fokus pengkajian untuk Biodata keluarga berkaitan dengan umur,

jenis kelamin, dan jumlah anggota keluarga yang ada pada keluarga.

Umur sangat berkaitan dengan kejadian thypoid yaitu pada usia 3 – 19

tahun. Dan thypoid juga lebih sering menyerang anak – anak usia

sekolah dasar, ini dikarenakan mereka lebih suka jajan yang belum

tentu bersih dalam pengolahan bahan makanan, dari pada makan

dirumah. Anak usia sekolah rata – rata tidak tahu penyebab dari

Page 16: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

22

penyakit thypoid abdominalis, ini diperburuk dengan para orang tua

tidak memperhatikan pola jajan dari anak – anak mereka.

2. Riwayat Keluarga

Thypoid bisa disebabkan karena adanya riwayat keluarga yang pernah

menderita penyakit thypoid. Mengingat penularan salmonella thypi

salah satunya adalah pasien dengan carier orang yang sembuh dari

demam thypoid dan terus mengekspres salmnella thypi dalam tinja

dan air kemih selama lebih dari satu tahun.

3. Karakteristik Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyebab terjadinya

Thypoid, yaitu lingkungan yang kotor akan beresiko tinggi untuk

terkena penyakit thypoid.

4. Fungsi Perawatan Kesehatan

Pada keluarga yang pernah menderita thypoid perawatan kesehatan

perlu dilakukan seperti mengatur diit nya yaitu jangan makan yang

keras – keras, pedas dan masam. Pada keluarga Tn.L jika sakit selalu

periksa ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan terdekat

II. Konsep Penyakit

A. Pengertian

Tifus abdominalis (atau demam tifoid, enteric fever) ialah

penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan

dengan gejala dimana lebih dari satu minggu, ganguan pada saluran

Page 17: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

23

pencernaan dan gangguan kesadaran. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan

Anak, 2002).

Demam typhoid / enterik atau typus abdominalis adalah sindrom

klinissistemik yang dihasilkan oleh organisme salmonella typhi dan

demam paratiroid yang disebabkan oleh Salmonella Typhi A, Salmonella

Schott Mulleri, salmonella hissch feldii. (Richard E Behrman, 1999).

Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,

disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan minuman dan air

yang tercemar dan sering timbul dalam wabah (Markum, 1991).

Jadi tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhi dan terdapat pada saluran

pencernaan yang disertai dengan demam lebih dari satu minggu,dan

gangguan kesadaran.

B. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman salmonella typhosa,

eberthella typhosa yang merupakan basil gram (-), bergerak dengan

rambut getar, tidak berspora, kuman ini dapat hidup pada suhu 70 derajat

maupun oleh anti septik. Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini

hanya menyerang manusia.

Salmonella typhosa memiliki tiga macam antigen: antigen O

(Onhe Houch) merupakan somatik antigen atau tidak menyebar terletak

dimembran luar yang terdiri dari komponen protein dan lipid. Antigen H

(Houch) =flagela=menyebar, antigen ini mempunyai kemampuan untuk

Page 18: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

24

menahan mekanisme pembersih dari gerakan peristaltik usus dan

menunjang proses penetrasi serta penempelan pada mukosa usus halus,

yang ketiga adalah Vi (kapsul) merupakan kapsul yang meliputi tubuh

kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis. Ketiga jenis

antigen di dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan 3

macam antibodi yang lazim disebut aglutinin.

C. Patofisiologi

Kuman salmonella typhi masuk kedalam mulut melalui makanan

dan minuman yang tercemar basil masuk dan diserap diusus halus

melalui pembuluh limfe masuk kedalam peredaran darah (Bakterimia)

merangsang leukosit pada jaringan yang meradang untuk melepaskan zat

pirogen. Zat pirogen inilah yang mempengaruhi pusat termoregulator di

hipotalamus sehingga timbul gejala demam.

Melalui pembuluh limfe juga basil masuk pembuluh darah sampai

diorgan-organ terutama hati dan linpa. Basil yang tidak dihancurkan

berkembang biak dalam hati dan limpa sehigga organ-organ tersebut

akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk

kembali kedalam darah (bakterimia) dan mengadakan multiplikasi di

usus halus, yang menimbulkan tukak pada mukosa diatas plak payeri.

Tukak tersebut dapat mengakibatka peradangan pada usus dan bila parah

bisa terjadi perdarahan dan perforasi usus.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

25

D. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik demam typoid pada anak biasanya lebih ringan

daripada orang dewasa. Masa tunas: 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari

jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman

yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala

prodmoral, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala., pusing

dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang. Menyusul manifestasi klinik

yang biasa ditemukan ialah :

1. Demam

Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris

remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu

tubuh berangsur - angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada

pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam

minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam; pada

minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir

minggu ketiga.

2. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan

pecah-pecah. Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue),

ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen

ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa

membesar disertai nyeri perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi

tetapi juga dapat diare atau normal.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

26

3. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun walapun tidak berapa dalam,

yaitu apatis sampai somnolen, jarang sopora koma atau gelisah

(kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan ).

Disamping gejala – gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya.

Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu

bintik – bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit

yang dapat ditemukan pula bradikardia dan epistaksis pada anak

besar ( Ngastiyah, 1997 ).

E. Komplikasi

Dapat terjadi :

1. Pada usus halus

a) Pendarahan usus

Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja

dengan benzidin. Jika perdarahan banyak terjadi melena, dapat

disertai nyeri perut dengan tanda – tanda ranjatan.

b) Perforasi usus

Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi

pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritontis

hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di rongga

peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara

diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang

dibuat dalam mengadakan tegak.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

27

c) Peritonitis

Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi

usus. Ditemukan gejala abdomen akut, nyeri perut yang hebat,

dinding abdomen tegang (defense muscular) dan nyeri tekan.

2. Di luar usus

Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia),

yaitu meningitis, kolesistitis, ensefolopati. Terjadi karena infeksi

sekunder yaitu bronkopneumonia (Ngastiyah, 1997).

F. Penatalaksanaan

Pengobatan demam thypoid terdiri atas 3 bagian yaitu:

1. Perawatan

Pasien demam thypoid perlu dirawat di rumah sakit untuk

isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut

sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14

hari.

Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadi

komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi pasien

dilakuakan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan

pasien.

Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya

harus di ubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari

komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

28

Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan, karena

kadang terjadi obstipasi dan retensi air kemih

2. Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi

protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak

merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Bila

kesadaran menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung.

Jika kesadaran dan nafsu makan baik dapat juga di berikan makanan

lunak.

Beberapa penelitian manunjukan bahwa pemberian makanan

padat dini, yaitu nasi dengan lauk- pauk rendah selulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat di berikan dengan aman.

3. Obat

Obat –obat anti mikroba yang sering dipergunakan ialah:

a) Kloramfenikol

Belum ada obat anti mikroba yang dapat menurunkan demam

lebih cepat dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosis untuk

orang dewasa 4x.500 mg sehari oral atau intravena sampai 7 hari

bebas demam. Dengan penggunan kloramfenikol, demam pada

demam tifoid turun rata-rata setelah 5 hari.

b) Tiamfenikol

Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam thypid sama

dengan kloramfenikol komplikasi pada hematologis pada

Page 23: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

29

penggunan tiamfenikol lebih jarang dari pada kloramfenikol.

Dengan tiamfemikol demam pada demam tifoid turun setelah

rata-rata 5-6 hari.

c) Ko-trimoksazol (kombinasi dan sulfamitoksasol)

Dosis itu orang dewasa, 2 kali 2 tablet sehari, digunakan sampai

7 hari bebas demam (1 tablet mengandung 80 mg trimitropin

dan 400 mg sulfametoksazol). Dengan kontrimoksazol demam

pada demam tifoid turun rata-rata setelah 5-6 hari.

d) Ampicillin dan Amoksisilin

Indikasi mutlak pengunaannya adalah pasien demam thypid

dengan leukopenia. Dosis yang dianjurkan berkisar antara 75-

150 mg/kg berat badan sehari, digunakan sampai 7 hari bebas

demam. Dengan ampicillin dan amoksisilin demam pada demam

tifoid turun rata-rata setelah 7-9 hari.

e) Sefalosforin generasi ketiga

Beberapa uji klinis menunjukan sefalosporin generasi ketiga

antara lain sefiperazon, seftriakson dan cefotaksim efektif untuk

demam thypoid, tatapi dan lama pemberian yang oktimal belum

diketahui dengan pasti.

f) Fluorokinolon

Fluorokinolon efektif untuk untuk demam thypoid, tetapi dosis

dan lama pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

30

Obat-obat Simtomatik:

a) Antipiretika

Antipiretika tidak perlu diberikan secara rutin pada setiap pasien

demam thypoid, karena tidak dapat berguna.

b) Kortikosteroid

pasien yang toksik dapat diberikan kortikosteroid oral atau

parenteral dalam dosis yang menurun secara bertahap (Tapering

off) selama 5 hari. Hasilnya biasanya sangat memuaskan,

kesadaran pasien menjadi jernih dan suhu badan cepat turun

sampai normal. Akan tetapi kortikosteroid tidak boleh diberikan

tanpa indikasi, karena dapat menyebabkan perdarahan intestinal

dan relaps.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan SGOT dan SPGT

Sering kali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya

demam thypoid. Kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan

pembatasan pengobatan.

2. Pemeriksaan Leukosit

Pada demam thypod terdapat Leukopenia dan Limfositosis relatif ,

tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada

kebanyakan kasus demam thypoid, jumlah leukosit pada sediaan

darah tepi berada dalam batas normal, malahan kadang-kadang

Page 25: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

31

terjadi leukositosis, walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi

sekunder.

Leukositosis : Peningkatan jumlah Leukosit

Leukopenia : Penurunan jumlah Leukosit

Nilai normal Leukosit :

Dewasa : Total :4500-10000 µL

Anak usia 2 tahun : 6000-17000 µL

Bayi baru lahir : 9000-30000 µL (Kee, 1997)

3. Biakan Darah

Biakan darah positif memastikan demam thypoid tetapi biakan darah

negatif tidak menunjukan demam thypoid. Hal ini disebabkan karena

hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor :

a. Teknik Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium satu dengan yang lain berbeda.

Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan tehnik dan media

biakan yang digunakan karena jumlah kuman yang berada

dalam darah hanya sedikit, yaitu kurang dari 10 kuman/ml darah

(dewasa 5-10 ml, anak 2-5 ml ) dan darah tersebut harus segera

ditanam dalam media biakan sewaktu berada di sisi pasien dan

langsung dikirim ke laboratorium. Waktu pengambilan darah

paling baik adalah saat demam tinggi pada waktu bakteriemia

berlangsung

Page 26: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

32

b. Saat Pemeriksaan Selama Perjalanan Penyakit

Pada demam tifoid biakan darah terhadap Salmonella thypi

terutama positif pada minggu pertama penyakit dan berkurang

pada minggu-minggu berikutnya, pada waktu kambuh biakan

dapat positif lagi.

c. Vaksinasi dimasa Lampau

Vaksinasi pada masa lampau menimbulkan antibody dalam

darah pasien. Antibodi ini dapat menekan bakteriemia, hingga

biakan darah mungkin negative.

d. Pengobatan dengan obat antimikrobia

Bila pasien sebelum biakan darah sudah mendapat obat

antimikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat

dan hasil biakan mungkin negative

e. Kepekaan Salmonella typhi terhadap obat antimikrobia

Penelitian di laboratorium kesehatan perum bio farma

menunjukaan bahwa selama 1984 – 1990 Salmonella.typhi dan

Salmonella. paratyphi A masih 100% sensitive terhadap

Kloramfeniol 83,3%-100% sensitive terhadap ampisilin dan

97%- 100% sensitive terhadap kotrimoksasol.

4. Uji Widal

Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan

antibobodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella

terdapat dalam serum pasien demam tifoid, juga pada orang yang

Page 27: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

33

pernah tertular salmonella dan pada orang yang pernah difaksinasi

terhadap demam thypid. Maksud uji widal adalah untuk menentukan

adanya aglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita

thypoid. Akibat infeksi Salmonella typhi pasien membuat antibody

(aglutinin), yaitu :

a. Aglutinin O , yang dibuat Karena rangsang antigen O (berasal

dari tubuh kuman)

b. Aglutinin H, karena rangsangan antigen H (berasal dari flagella

kuman)

c. Aglutinin Vi, karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai

kuman)

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya agglutinin 0 dan H yang

ditemukan titernya untuk diagnosis. Makin tinggi titernya, makin

besar kemungkinan pasien menderita demam thypoid. Pada infeksi

yang aktif, titer uji widal akan meningkat. Pada pemeriksaan ulang

yang dilakukan selang paling sedikit 5 hari.

Perlu diketahui bahwa ada jenis dari demam thypoid yang

mempunyai gejala hampir sama, hanya bedanya demam biasanya

tidak terlalu tinggi (lebih ringan) ialah yang terdapat pada paratifoid

A, B, C, untuk menemukan kuman penyebab perlu pemeriksaan

darah seperti pasien thypoid.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

34

Interpretasi Uji Widal

Tidak ada konsensus baku mengenai tingginya titer uji widal

yang mempunyai nilai diagnostik yang pasti untuk demam thypoid.

Biakan darah positif memastikan demam thypoid, tetapi biakan

darah negatif tidak menyingkirkan demam tifoid. Peningkatan titer

uji widal selama 2 sampai 3 minggu, memastikan diagnosis demam

thypoid. Reaksi widal tunggal dengan titer antibody O 1/320 atau

titer antibody H 1/640 menyokong diagnosis demam thypoid pada

pasien dengan gambaran klinis yang sama.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

1

H. Pahway

Air dan makanan yang mengandung kuman Salmonela typhosa

Mulut

Saluran pencernaan

Jaringan tubuh

Peradangan

Pelepasan zat pytogen

Proses termoregulasi tubuh

Peningkatan suhu tubuh Hipermetabolisme

Output berlebihan

Defisit volume cairan

Limfoid plague payeriDi ileum terminalis

Perdarahan dan perforasiintestinal

Lamina propia

Kuman masuk aliran limfemesentrial

Menuju limfe dan hati

Kuman berkembangbiak

Peradangan usus

Nyeri tekan

Gangguan rasanyaman nyeri

Demam

Usus

Proses infeksi

Merangsangperistaltik usus

Diare

Diet rendah serat

Penurunan absorbsi pada usus

Konstipasi

Perasaan tidak enak diperut,mual, muntah, anoreksia

Intake tidak adekuat

Perubahan nutrisi kurangdari kebutuhan

Kelemahan fisikKeterbatasan aktifitas

Tirah baring lama

Intoleransi aktifitas

(Sumber : Mansjoer, 2000)

Page 30: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

35

I. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan

absorbsi nutrient, status hipermetabolik, secara medik masukan

dibatasi, takut makan dapat menyebabkan diare ditandai dengan

penurunan berat badan, penurunan lemak, subkutan/ massa otot,

tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva dan membrane

mukosa pucat.

2. Hipertermi b/d peningkatan tingkat metabolisme, penyakit,

dehidrasi, efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus,

perubahan pada regulasi temperature ditandai dengan peningkatan

suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan normal, kulit kemerahan,

hangat waktu disentuh, peningkatan pernapasan, takhikardi.

3. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d hiperperistaltik, diare lama, iritasi

kulit/ jaringan, ekskoriasi fisura perirektal, fistula.ditandai dengan

laporan nyeri abdomen kolik/ kram/ nyeri menyebar, perilaku

berhati-hati, gelisah, nyeri wajah, perhatian diri sendiri.

J. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Diagnosa Keperawatan 1

Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan

absorbsi nutrient, status hipermetabolik, secara medik masukan

dibatasi, takut makan dapat menyebabkan diare ditandai dengan

penurunan berat badan, penurunan lemak, subkutan/ massa otot,

tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva dan membrane

mukosa pucat.

Page 31: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

36

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan

nutrisi terpenuhi

Intervensi :

a) Timbang berat badan setiap hari

Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan diet /

keefektifan terapi

b) Dorong tirah baring dan atau pembatasan aktivitas selama fase

sakit akut

Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah

penurunan kalori dan simpanan energi.

c) Anjurkan istirahat sebelum makan.

Rasional : Menenangkan peristaltik, dan meningkatkan rasa

makanan.

d) Berikan kebersihan oral

Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa

makanan.

e) Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan

menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani.

Rasional : Lingkungan yang menyenangkan menurunkan

stress dan lebih kondusif untuk makan.

f) Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus.

Rasional : Mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala.

Page 32: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

37

g) Catat masukan dan perubahan simtomatologi

Rasional : Memberikan rasa kontrol pada pasien dan

kesempatan untuk memilih makanan yang

diinginkan / dinikmati, dapat meningkatkan

masukan.

h) Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai

makan diet.

Rasional : Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan

oleh takut makanan akan menyebabkan eksaserbasi

gejala.

i) Pertahankan puasa sesuai indikasi.

Rasional : Istirahat usus menurunkan peristaltik dan diare

dimana menyebabkan malabsorsi/kehilangan

nutrient.

j) Kolaborasi nutrisi pareneral total, terapi IV sesuai indikasi.

Rasional : Program inii mengistirahatkan saluran GI

sementara memberikan nutisi penuh.

2. Diagnosa Keperawatan 2

Hipertermi b/d peningkatan tingkat metabolisme, penyakit,

dehidrasi, efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus,

perubahan pada regulasi temperature ditandai dengan peningkatan

suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan normal, kulit kemerahan,

hangat waktu disentuh, peningkatan pernapasan, takhikardi.

Page 33: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

38

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh

dalam batas normal.

Intervensi :

a) Pantau suhu pasien (derajat dan pola) perhatikan menggigil.

Rasional : Suhu 38,9-41,10 C menunjukan proses penyakit

infeksius akat. Poa demam dapat membantu dalam

diagnosis, misal kurva demam lanjut berakhir lebih

dari 24 jam menunjukkan pneumonia pnemokokal,

demam scarlet atau tipoid.

b) Pantau suhu lingkungan, batasi/tambah linen temat tidur, sesuai

indikasi.

Rasional : Suhu lingkungan / jumlah selimut harus diubah

untuk mempertahankan suhu mendekati normal.

c) Berikan kompres mandi hangat , hindari penggunaan alkohol

Rasional : Dapat membantu mengurangi demam.

(penggunaan alcohol / air es mungkin

menyebabkan, peningkatan suhu secara actual.

Selain itu, alkohol dapat mengeringkan kulit.

d) Kolaborasi pemberian antipiretik

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam untuk aksi

sentralnya pada hipotalamus. Meskipun demam

mungkin dapat berguna dalam membatasi

pertumbuhan organisme, dan meningkatkan

autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi.

Page 34: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

39

e) Berikan selimut dingin

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam umumnya

lebih besar dari 39,5-400 C pada waktu terjadi

kerusakan / gangguan pada otak.

3. Diagnosa keperawatan 3

Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d hiperperistaltik, diare lama, iritasi

kulit/ jaringan, ekskoriasi fisura perirektal, fistula.ditandai dengan

laporan nyeri abdomen kolik/ kram/ nyeri menyebar, perilaku

berhati-hati, gelisah, nyeri wajah, perhatian diri sendiri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa

nyaman terpenuhi

Intervensi :

a) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri

Rasional : Mencoba untuk mentoleransi nyeri, dari pada

meminta analgetik.

b) Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya,

intensitas (skala 0-10). Selidiki dan laporkan perubahan

karakteristik nyeri.

Rasional : Nyeri kolik hilang timbul pada penyakit crohn.

Nyeri sebelum defekasi sering terjadi pada KU

dengan tiba-tiba, dimana dapat berat dan terus-

menerus.perubahan pada karakteristik nyeri dapat

menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya

komplikasi.

Page 35: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

40

c) Catat petunjuk non verbal, gelisah, menolak untuk bergerak,

berhati-hati engan abdomen, menarik diri, dan depresi. Selidiki

perbedaan petunjuk verbal dan non verbal.

Rasional : Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara

psikologis dan fisiologis dan dapat digunakan

pada hubungan petunjuk verbal untuk

mengidentifikasi luas / beratnya masalah.

d) Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau

menghilangkan nyeri.

Rasional : Dapat menunjukan dengan tepat pencetus dan

faktor pemberat seperti stress, tidak toleran

terhadap makanan atau mengidentifikasi terjadinya

komplikasi.

e) Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, mis, lutut

fleksi

Rasional : Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan

rasa kontrol.

f) Berikan tindakan nyaman (misal, pijatan punggung, ubah posisi)

dan aktivitas senggang.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali

perhatian dan meningkatkan kemampuan koping.

Page 36: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0... · KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga

41

g) Bersihkan area rectal dengan sabun ringan dan air/lap setelah

defekasi dan memberikan perawatan kulit, misalnya salep, jel /

jeli minyak.

Rasional : Supaya tidak terjadi lecet pada area rektal dan

membuat klien nyaman