BAB II KONSEP DASAR -...

38
5 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga ( Duval ,1972 dalam Setiadi, 2008 ). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Setiadi, 2008 ). Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalalm interaksi sosial, peran dan tugas (Spredley dan Allender, 1996 dalam Setyowati, 2007 ) 2. Ciri – ciri Keluarga a. Menurut Robert Mac Ivec dan Charles Horton 1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan . 2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara. 3) Keluarga mempunyai sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan

Transcript of BAB II KONSEP DASAR -...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

5

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga ( Duval ,1972

dalam Setiadi, 2008 ).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena

hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga

berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Setiadi,

2008 ).

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,sehingga

mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalalm interaksi sosial,

peran dan tugas (Spredley dan Allender, 1996 dalam Setyowati, 2007 )

2. Ciri – ciri Keluarga

a. Menurut Robert Mac Ivec dan Charles Horton

1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan .

2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

3) Keluarga mempunyai sistem tata nama termasuk perhitungan garis

keturunan

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

6

4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai

keturunan dan membesarkan anak.

5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama , rumah atau rumah

tangga.

b. Ciri Keluarga Indonesia

1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong.

2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawara.

3. Tipe Keluarga

Keluarga inti/ Nuclear family, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri

dari ayah , ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau

keduanya (Setiadi, 2008)

4. Fungsi keluarga

Menurut Friedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,

sebagai

berikut :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psiko sosial.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi

afektif adalah :

1) Saling mengasuh ; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan

dukungan dari anggota yang lain.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

7

2) Saling menghargai; Bila anggota saling menghargai dan mengakui

keberadaan dan setiap hak anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi sosialisasi.

Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan yang dilalu

individu, yang menghasilkan interaksi social. Sosialisasi dimulai sejak

manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar

bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,ibu,

dan orang – orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai

belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian

keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber

daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk

memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk

keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan seluruh anggota

keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat

tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak

seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang

berujung pada perceraian.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan, dan atu

merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

8

memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat

dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah

kesehatan.

5. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluaraga menurut Friedmann (1981) adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan : kemampuan keluarga dalam

mengetahui penyebab, tanda gejala, komplikasi, serta pencegahan

suatu masalah kesehatan

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat : kemampuan

keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi suatu masalah

kesehatan

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit : kemampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan upaya-

upaya apa saja yang di lakukan untuk merawat anggota keluarga yang

sakit

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat :

kemampuan keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit

dengan cara merubah atau memodifikasi tempat tinggal

e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat : kemampuan keluarga dalam memanfaatkan

pelayanan kesehatan misalnya puskesmas di lingkungan tempat

tinggalnya ( Friedman,1998 dalam Murwani, 2007).

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

9

6. Struktur Keluarga

Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, Selalu

menyeleseikan konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak mengulang –

ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

1) Karakteristik pengirim :

a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.

b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima :

a) Siap mendengarkan masukan dan pendapat dari anggota keluarga

b)Memberikan umpan balik dari setiap pendapat yang di Kemukakan

anggota keluarga.

c) Melakukan validasi

b. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi sosial yang di berikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status

adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istrri,

anak dan sebagainya. Tetapi terkadang peran ini tidak dapat di jalankan

oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang

terpaksa memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedang orang

tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.

c. Strukur Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu

untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang

lain ke arah positif (Setyiowati, 2008)

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

10

Ada beberapa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :

1) Legitimate power/ kekuasaan/ hak untuk mengontrol

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam

suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku

anggota keluarga yang lain.

2) Referent power/ seseorang yang ditiru

Kekuasan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap orang lain karena

identifikasi positif terhadap mereka, seperti identifikasi positif seorang

anak dengan orang tua (role mode).

3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh

seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan

seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.

4) Coercive power/ kekuasan paksaan/ dominasi

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan

paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.

5) Affective power/kekuasaan afektif kekuasaan yang diberikan melalui

manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau

kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami istri.

d. Nilai-Nilai Keluarga

Nilai merupakan suatu sistem sikap dan kepercayaan yangsecara sadar

atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai

keluarga juga merupakan suatu perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan

system dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang

dapat dipelajari, dibagi, dan di tularkan dengan tujuan untuk

menyelesaikan masalah.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

11

7. Peran perawat keluarga

Dari 5 fungsi keluarga diantaranya adalah fungsi perawat kesehatan dimana

perawat kesehatan bersama perawat menyelesaikan masalah kesehatan.

Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan

keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.

Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah

keluarga dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi

dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Ada banyak peran perawat dalam

membantu keluarga dalam menylesaikan masalah atau melakukan perawatan

kesehata keluarga, diantaranya sebagai berikut :

a. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dengan

tujuan sebagai berikut : keluarga dapat melakukan program asuhan

kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah

kesehatan keluarga. Dengan diberikan pendidikan/ penyuluhan diharapkan

keluarga mampu mengatasi dan bertanggung jawab terhadap masalah

kesehatannya.

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan

yang komperhensif dapat tercapai. Koordinasi juga diperlukan untuk

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak

terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

c. Pelaksana

Perawawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik,

maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan

langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota

keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga

asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat

memberikan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

12

d. Pengawas Kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau

kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan

pengkajian tentang kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya melakukan

kunjungan tetapi diharapkan ada tindak lanjut dari kunjungan ini.

e. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau memint nasehat pada perawat maka

hubungan antara keluarga dan perarawat harus dibina dengan baik,

perawatan harus terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian, harus

ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.

f. Kolaborasi

Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan

rumah sakit, puskesmas dan anggota tim kesehatan yang Lain untuk

mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak hanya

dilakukan sebagai perawat di rumah sakit tetapi di keluarga dan komunitas

pun juga dapat di laksanakan.

g. Fasilitator

Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam

menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yangoptimal.

Kendala yang sering di alami keluarga keraguan didalam menggunakan

pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan sosialbudaya. Agar dapat

melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus

mengetahui sistem pelayanan kesehatan, misalnya sistem rujukan dan dana

sehat.

h. Penemu Kasus

Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi

kesehatan secara dini (Case Finding), sehingga tidak terjadi ledakan atau

kejadian luar biasa (KLB).

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

13

i. Modifikasi Lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik

lingkungan rumah, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat

tercipta lingkungan yang sehat.

8. Tahap - Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap Perkembangan Keluarga teridiri dari 8 tahap yang meliputi :

1) Pasangan baru / Keluarga baru

Tugas perkembangannya meliputi, membina hubungan intim yang

memuaskan kehidupan baru, membina hubungan dengan keluarga

lain,teman dll,

2) Keluarga “Child Bearing” (kelahiran anak pertama)

Tugas perkembangannya meliputi, perubahan peran menjadi orang

tua-> perubahan hidup yg sulit->masa transisi->tugas kritis, adaptasi

dengan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang

memuaaskan dengan pasangannya.

3) Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

Tugas perkembangannya meliputi, memenuhi kebutuhan anggota

keluarga, membantu anak beradaptasi dengan lingkungan, beradaptasi

dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga

harus terpenuhi, mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam

maupun diluar keluarga, pembagian waktu untuk individu,pasangan

dan anak, pembagian tanggung jawab anggota keluarga, kegiatan dan

waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.

4) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Tugas perkembangannya meliputi ; membantu sosialisasi anak

dengan tetangga,sekolah dan lingkungan, mempertahankan hubungan

perkawinan bahagia, memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang

semakin meningkat, meningkatkan komunikasi terbuka.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

14

5) Keluarga dengan Anak Remaja

Tugas perkembangannya meliputi ; memberikan kebebasan yang

seimbang dengan tanggung jawab,meningkatkan otonominya,

mempererat hubungan yang intim dalam keluarga, mempertahankan

komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, perubahan sistem

peran dan perarturan tumbuh kembang keluarga.

6) Keluarga dengan Anak Dewasa (pelepasan)

Tugas perkembangan meliputi ; memperluas keluarga inti menjadi

keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu

orang tua,suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua,

membantu anak untuk mandiri di masyarakat, penataan kembali peran

dan kegiatan di masyarakat.

7) Orang Tua Usia Pertengahan

Tugas perkembangannya meliputi ; mempertahankan kesehatan,

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak anak, meningkatkan keakraban pasangan.

8) Keluarga Usia Lanjut

Tugas perkembangannya meliputi ; mempertahankan suasana rumah

yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan,kehilangan

pasangan,teman dll, mempertahankan keakraban suami isteri dan

saling merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial

masyarakat, melakukan ‘Life Review’.

9. Alasan keluarga menjadi fokus asuhan keperawatan

a. Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera,

perpisahan) yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga, dan

dalam hal tertentu, sering kali akan mempengaruhi anggota keluarga

yang lain dan unit ini secara keseluruhan. Keluarga merupakan

jaringan yang mempunyai hubungan erat dan bersifat mandiri, dimana

masalah-masalah seorang individu “menyusup” dan mempengaruhi

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

15

anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem. Jika seorang perawat

hanya menilai seorang individu , bukan keluarga, ia akan kehilangan

bagian yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu pengkajian holistik.

Salah satu prinsip terapi keluarga penting adalah bahwa gejala-gejala

dari seorang pasien yang telah teridentifikasi (anggota keluarga dengan

masalah-masalah perilaku umum dan penyakit psikosomatis) adalah

indeks tingkat adaptasi keluarga , atau dalam kasus ini disebut

maladaptasi.

b. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status

kesehatan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangat penting bagi

setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara individu,

mulai dari strategi-strategi hingga fase rehabilitasi . mengkaji dan

memberikan perawatan kesehatan merupakan hal penting dalam

membantu setiap anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan

sehat hingga tingkat optimum.

c. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada

peningkatan, perawatan diri (self-care) , pendidikan kesehatan , dan

konseling keluarga, serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi

resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahya dari lingkungan.

Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan keluarga secara

menyeluruh , yang mana secara tidak langsung mengangkat derajat

kesehatan dari setiap anggota keluarga.

d. Upaya menemukan kasus merupakan satu alasan bagus lainnya untuk

memberikan perawatan kesehatan. Adanya masalah-masalah kesehatan

pada salah seorang anggota keluarga dapat menyebabkan

ditemukannya faktor-faktor resiko pada anggota lain. Ini sering

menjadi masalah ketika mengunjungi keluarga yang memiliki

masalah-masalah kesehatan yang kronis atau penyakit-penyakit yang

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

16

dapat menular. Perawat keluarga bekerja lewat keluarga supaya dapat

menyentuh seluruh anggota keluarga.

e. Seseorang dapat mnecapai suatu pemahaman yang lebih jelas terhadap

individu-individu dan berfungsinya mereka bila individu tersebut

dipandang dalam konteks keluarga mereka.

f. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi

individu-individu, sumber dari kebutuhan-kebutuhan ini perlu dinilai .

g. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi

individu-individu, sumber dari kebutuhan-kebutuhan ini perlu dinilai

dan disatukan kedalam perencanaan tindakan bagi individu-individu.

B. Konsep Lansia

1. Pengertian

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti

seseorang telah mengetahui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa,

dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya

kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut

memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan

semakin memburuk. (Nugroho, 2008)

Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998 tentang

kesehatan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia

lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).

2. Batasan-Batasan Usia Lanjut

Ada beberapa pendapat tentang batasan-batasan usia lanjut yaitu:

a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly), yaitu kelompok usia 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

17

4) Usia saat tua (very old), yaitu kelompok usia di atas 90 tahun

b. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI)

Mengatakan bahwa lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.

Kedewasaan dibagi 4 bagian:

1) Fase Inventus: antara umur 25-40 tahun

2) Fase verilitas: antara umur 40-50 tahun

3) Fase praesenium: antara umur 55-65 tahun

4) Fase senium: umur antara 65 tahun hingga tutup usia

c. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro

Pengelompokan usi lanjut adalah sebagai berikut:

1) Usia Dewasa Muda (elderly adulhood): umur 18 atau 20-25 tahun

2) Usia Dewasa Penuh (middle years) atau maturitas: umur 25-60 atau 65

tahun

3) Lanjut usia (geriatric age): umur 65 atau 70 tahun

4) Young old: umur 70-75 tahun

5) Old: umur 75-80 yahun

6) Very old: umur lebih dari 80 tahun

3. Teori-Teori Proses Penuaan

Menurut Stanley dan Patricia (2002) beberapa teori tentang penuaan

dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu:

a. Teori Biologis, yaitu teori yang mencoba untuk menjelaskan proses

fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan,

panjang usia dan kematian.perubahan-perubahan dalam tubuh

termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama

dan kemampuan untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit

b. Teori Genetika

Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama dipengaruhi

oleh pembentukan gen dan dampak lingkunagan pada pembentukan

kode etik. Penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar di

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

18

wariskan yang berjalan dari waktu mengubah sel atau struktur

jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia

telah ditentukan sebelumnya.

c. Teori dipakai dan rusak

Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat

nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi

molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh.Pendukung teori ini

percaya bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu

jadwal.

d. Riwayat Lingkungan

Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya,

karsinogen dari industri cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat

membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun faktor-faktor

ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak dari lingkungan

lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama

dalam penuaan.

e. Teori Imunitas

Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang

berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bartambah tua, pertahanan

mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker

dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi imun, terjadilah

peningkatan dalam respon autoimun tubuh.

f. Teori Neuroendokrin

Teori-teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal-hal seperti yang

telah terjadi pad struktur dan sel,

g. Teori Psikologis, teori ini memusatkan perhatian pada perubahan sikap

dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari

implikasi biologi pad kerusakan anatomis. Perubahan sosiologis

dikombinasikan dengan perubahan psikologis.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

19

1) Teori Kepribadian

Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur

dalam tahun-tahun akhir kehidupannya dan telah merangsang

penelitian yang pantas di pertimbangkan. Teori kepribadian

menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa

menggambarakn harapan atau tugas spesifik lansia.

2) Teori Tugas perkembangan

Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat

kehidupan seseorang senagai kehidupan yang di jalani dengan

integritas. Dengan kondisi tidak adanya pencapaian pada perasaan

bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia

tersebut beresiko untuk disibukkan denagn rasa penyesalan atau

putus asa.

3) Teori Disengagement (Teori Pembebasan)

Yaitu suatu proses yang menggambarkan penarikan diri oleh lansia

dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya.

4) Teori Aktifitas

Lawan langsung dari teori pembebasan adalah teori aktifitas

penuaan, yang berpandapat bahwa jalan menuju panuaan yang

sukses adalah dengan cara tetap aktif.

5) Teori Kontinuitas

Teori ini juga dikenal dengan teori perkembangan. Teori ini

menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan

kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang

akan dapat menyesuaikan diri terhadap penuaan.

4. Perubahan dan Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

a. Sistem kardiovaskuler

Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi

kaku. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap setahun

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

20

sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi

dan volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan darah

perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk (duduk ke

berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg

(mengakibatkan pusing mendadak).

Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari

pembuluh darah perifer.

b. Gangguan kardiovaskuler

Dengan bertambahnya usia, denyut jantung maksimum dan fungsi lain

jantung juga berangsur menurun. Lanjut usia umumnya mengalami

pembesaran jantung / hipertrofi. Bilik kiri juga mengalami penurunan,

akibat semakin berkurangnya aktivitas. Yang juga mengalami penurunan

adalah besarnya sel otot jantung yang menyebabkan menurunnya

kekuatan otot jantung. Pada lanjut usia, tekanan darah akan naik secara

bertahap, elastisitas janntung pada usia 70 tahun menurun sekitar 50% di

banding orang berusia 20 tahun. Perubahan yang jauh lebih bermakna

dalam kehidupan lanjut usia adalah yang terjadi pada pembuluh darah.

Proses yang disebut Arterisklerosis atau pengapuran dinding pembuluh

darah dapat terjadi dimana-mana. Proses pengapuran ini akan berlanjut

menjadi proses yang menghambat aliran darah yang pada suatu saat dapat

menutup pembuluh darah tadi.

Masalah-masalah lain yang terjadi pada lanjut usia yaitu :

1) Nyeri dada

Nyeri dada dapat disebabkan oleh:

a) Penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung

(berkurangnya aliran darah ke jantung).

b) Aneruisme aorta

c) Radang selaput jantung (perikarditis)

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

21

d) Gangguan pada sistem alat pernafasan, misalnya pleuropneumonia /

emboli paru-paru dan gangguan pada saluran alat pencernaan bagian

atas.

2) Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik

Disebabkan oleh :

a) Kelemahan Jantung

b) Gangguan sistem saluran pernafasan

c) Karena berat badan berlebihan

d) Anemia

3) Berdebar debar ( palpitasi )

Disebabkan oleh :

a) Gangguan irama jantung

b) Keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis

c) Faktor-fsktor psikologis

Bila ketiga gejala, yakni nyeri dada, sesak napas dan berdebar-debar terjadi

bersamaan dalam waktu yang sama, kermungkinan besar hal ini disebabkan

oleh gangguan pada jantung.

4) Keluhan pusing

Disebabkan oleh :

a) Gangguan lokal, misalnya vaskular, migrain ( sakit kepala sebelah ),

mata ( glaukoma atau tekanan dalam bola mata yang meninggi ),

kepala, sinusitis, furunkel, sakit gigi dan lain-lain.

b) Penyakit sistemis yang menimbulkan hipoglikemi

c) Psikologis ( perasaan cemas, depresi, kurang tidur, kekacauan pikiran

dan lain-lain ).

5) Kesemutan pada anggota badan

Keluhan ini dapat disebabkan oleh :

a) Gangguan sirkulasi darah lokal

b) Gangguan persarafan umum ( gangguan pada kontrol )

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

22

c) Gangguan persarafan lokal pada bagian anggota tubuh.

( Friedman, 1998 )

C. Konsep Hipertensi pada Lansia di Keluarga

1. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi

manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan

tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner dan Suddarth, 2002). Tekanan darah

tinggi (Hipertensi) adalah adalah suatu peningkatan di dalam arteri (

Ruhyanudin, 2007).

Jantung pada lansia normal tanpa hipertensi atau penyakit klinis

lainnya tetap mempunyai ukuran yang sama atau menjadi sedikit lebih kecil

daripada usia setengah baya. Penuruna kadar hemoglobin pada lansia

mengakibatkan penurunan pada konsentrasi oksigen yang dapat ditransportasi

oleh darah sehingga oksigenasi menjadi tidak adekuat. Ditambah lagi dengan

masukan diet yang buruk, kondisi psikologis seperti kesepian. Perubahan-

perubahan normal pada jantung (kekuatan otot jantung berkurang), pembuluh

darah (arteriosklerosis; elastisitas dinding pembuluh darah), dan kemampuan

memompa dari jantung harus bekerja lebih keras sehingga terjadi hipertensi.

Semua hal tersebut berhubungan dengan proses menua dimana dapat

mengubah fungsi dan menempatkan para lansia pada resiko terhadap

penyakit.

Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan adanya hipotensi ortostatik

mengakibatkan tekanan darah menurun saat berubah posisi dari duduk ke

berdiri mengakibatkan pusing mendadak.(Maryam, dkk, 2008)

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

23

2. Anatomi dan Fisiologi

Jantung adalah organ yang mensirkulasi darah teroksigenasi ke paru

untuk pertukaran gas.

a. Struktur Jantung

Jantung besarnya sekepalan tangan. Menyerupai jantung pisang dan

beratnya kira-kira 250-300 gr Terletak di belakang sternum dan

kartilago kosta dalam mediastimun, struktur blok di antara paru-paru.

Jantung berada di bagian tengah diafragma dan pangkalnya terletak

dibelakang kiri antara casta V dan VI dua jari ibawah papilla mamae.

Pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung yang disebut iktus

codis.

b.Fisiologi Jantung

Jantung adalah: pompa yang sangat efisien,bekerja terus menerus

,mempertahankan aliran darah melalui sistem sirkulasi Setiap hari

5.500 – 7.500 liter darah mengalir melalui jantung Setiap menit: 4-5

liter darah. Darah “kotor” dengan kadar CO2 relatif tinggi dari vena

kava superior dan v. kava inferior masuk ke atrium kanan Darah dari

atrium kanan melalui katup trikuspid masuk ke ventrikel kanan

Ventrikel kanan memompa darah melalui katup semilunar pulmonaris

masukkearteripulmonarisDi dalam sirkulasi pulmonaris, darah masuk

dalam pembuluh kapiler paru-paru, C02 dilepaskan dan O2 diangkut

Darah yang banyak mengandung O2 kembali ke jantung melalui ke

empat vena pulmonaris masuk ke atrium kiri Darah dari atrium kiri

melalui katup mitral masuk ke dalam ventrikel kiri. Ventrikel kiri

memompa darah “bersih” melalui katup semilunar aortik masuk dalam

aorta asending dan masuk ke sirkulasi sistemik Pada pembuluh

kapiler, O2 berdifusi melalui cairan intersisial masuk ke dalam sel

jaringan, pada saat yang bersamaan CO2, produk sisa metabolisme sel,

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

24

berdifusi melalui cairan intersisial masuk kembali ke pembuluh

kapiler, untuk kemudian ditukar dengan O2 di paru-paru.

c.Periode Kerja jantung

1) Periode sistol ( periode kontriksi ) adalah suatu keadaan jantung

dimana bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan

trikuspidalis dalam keadaan tertutup dan valvula semilunaris aorta dan

valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka sehingga darah dari

ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis dan masuk kedalam

paru kiri dan kanan. Darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta dan

selanjutnya beredar keseluruh tubuh.

2) Periode diatol (periode dilatasi) suatu keadaan dimana jantung

mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan terbuka

sehingga dari atriium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah

dari atrium dekstra masuk keventrikel dekstra. Selanjutnya , darah

yang datang dari paru-paru dan kanan melalui vena pulmonalis

kemudian masuk ke atrium sinistra darah dari seluruh tubuh melalui

vena kava superior dan vena kava inferior masuk ke atrium dekstra.

3) Periode istirahat (periode relaksaasi) adalah waktu antara periode

diastol dengan periode sistol dimana jantung berhenti kira-kira 1/10

detik.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

25

d.Siklus jantung

Gambar 2.1 sirkulasi peredaran darah

Aliran darah melalui jantung diatur oleh katup yang memungkinkan

darah hanya mengalirkan satu arah saja. Katup-katup tersebut menutup

dengan rapat untuk mencegah adanya aliran balik, namun saat terbuka

memungkinkan darah mengalir bebas ke depan. Setiap kontraksi otot janutng

dengan mudah meningkatkan tekanan dalam ruang jantung.Darah vena dari

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

26

jaringan tubuh memasuki atrium kanan darivena kava superior dan inferior.

Atrium kanan memompa darahmelalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan

dari dari sini darah ipompa oleh kontraksi dinding ventrikel melewati katup

emilunaris masuk ke arteri pulmonalis dalam perjalanannyamenuju paru-

paru.Darah teroksigenasi (kaya oksigen) dari paru-paru memasukiatrium kiri

melalui empat vena pulmonalis dan melintasi katup itral masuk ke ventrikel

kiri dari sini dipompakan melalui katupsemilunaris masuk ke aorta yang

mendistribusikan darah kesirkulasi sistemik.Katup-katup jantung adalah

lapisan jaringan fibrosa. Katuptrikuspidalis dan mitral, katup

artioventrikularis harus menahantekanan tinggi saat terjadi kontraksi jantung.

Daun-daun katupnya dilekatkanoleh khorda tendinea ke otot papilaris di

dindingmasing-masing ventrikel, saat ventrikel berkontraksi, khorda

inimencegah katup terbalik ke atrium. Katup-katup semilunarisdipintu masuk

ke aorta dan arteri pulmonalis memiliki tiga helaidaun katup. Katup ini tidak

memiliki tali-tali khorda yangmencegah katup-katup tersebut membuka

terbalik karena tekananbelakang dimana katup ini diarahkan lebih sedikit

daripada yangdidorongkan ke katup atrioventrikularis.

e.Pembuluh darah

2 kelompok pembuluh darah utama yang mengalirkan darah dari dan

ke jantung:

1)Pembuluh Pulmonaris

2)Pembuluh Sistemik

a) Pembuluh Pulmonaris

arteri pulmonaris mengangkut darah “kotor” dari ventrikel kanan ke

paru-paru vena pulmonaris mengangkut darah “bersih” dari paru-paru

ke atrium kiri . Paru-paru tempat pertukaran gas CO2 dan O2

b) Pembuluhsistemik:

Arteri sistemik : membawa darah “bersih” dari ventrikel kiri ke

sirkulasi sistemik melalui aorta.

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

27

3.klasifikasi

Klasifikasi menurut Brunner&Suddarth, tekanan darah pada orang dewasa

berusia 18 tahun keatas.

Kategori ┼ Sistolik,mmHg Diastolik, mmHg

Normal <130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi ±

Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99

Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109

Stadium 3 (berat) 180-209 110-119

Stadium 4 (sangat berat) ≥210 ≥120

(Brunner dan Suddarth,2002)

4.Etiologi

Menurut Ruhyanudin (2007), Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi

menjadi dua golongan yaitu :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang

penyebabnya tidak diketahui .Hipertensi esensial kemungkinan

disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah

kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan

darah.

b. Hipertensi sekunder adalah jika penyebabnya diketahui. Penyebab

hipertensi yang biasa ditemukan seperti : kegemukan (obesitas),gaya

hidup yang tidak aktif (malas berolahraga) , stres, alkohol atau garam

dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang yang

memiliki kepekaan yang diturunkan ( riwayat keturunan ).

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

28

5. Pathofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras

saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

system saraf simpatis keganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion

melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan

konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan

dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.

Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak

diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi

epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol

dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh

darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,

menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I

yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang

pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan

keadaan hipertensi.

Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer

bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

29

menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup,

mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer.

(Brunner dan Suddarth, 2002).

6. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter

yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah

terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

c. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala

terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan

medis.

Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

1) Mengeluh sakit kepala, pusing

2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas

4) Gelisah

5) Mual

6) Muntah

7) Epistaksis

8) Kesadaran menurun

Page 26: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

30

7. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan

sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa

obat ini meliputi :

1) Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

c) Penurunan berat badan

d) Penurunan asupan etanol

e) Menghentikan merokok

2) Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan

untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat

prinsip yaitu :

a) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,

bersepeda, berenang dan lain-lain

b) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas

aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona

latihan.

c) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona

latihan

d) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x

perminggu

Page 27: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

31

3) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga

pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi

lebih lanjut.

b. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu

dilakukan seumur hidup penderita.

1) Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan

tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang

yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.

Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

2) Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf

simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).

Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

3) Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan

daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada

penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan

seperti asma bronkial.

Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.

Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat

menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam

Page 28: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

32

darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi

penderitanya).

4) Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan

relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang

kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit

kepala dan pusing.

5) Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat

Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah).

Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek

samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit

kepala dan lemas.

6) Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara

menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk

golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil.

Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit

kepala dan muntah.

7) Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat

Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya

daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan

ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin

timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

33

8. Komplikasi

Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.

Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko

besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan

jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara

lain:

a.Otak:menyebabkanstroke

b.Mata: menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan

c.Jantung : menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark kantung),

gagaljantung

d.Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal

9. Pengkajian fokus

Pengkajian menurut Friedman (1998), yang mendukung masalah utama

hipertensi meliputi :

a. Data identitas

1) Umur

Resiko hipertensi umumnya terjadi pada pria diatas usia 40 tahun,

sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun (setelah

menopause)

2) Jenis kelamin

Pria lebih beresiko untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan

wanita, karena faktor pria lebih banyak pengaruhnya seperti : stress,

merokok, kebiasaan kerja berat, makan tidak terkontrol.

3) Pekerjaan

Pekerjaan seperti kulit bangunan, sopir, kuli panggul, dan sebagainya

lebih beresiko untuk menderita hipertensi.

Page 30: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

34

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan mereka

tidak mengenal tentang hipertensi dan akibatnya serta pentingnya

fasilitas kesehatan.

5) Hubungan (Genogram)

Hipertensi sangat dipengaruhi faktor genetik yaitu agen kembar

monozigot pembawa sifat dominan pada hipertensi.

6) Latar Belakang Budaya

Kebiasaan yang mendukung adanya hipertensi adalah kebiasaan

merokok, kurang olah raga, gemar mengonsumsi makanan kaleng, sea

food, fast food, makanan yang mengandung garam tinggi.

7) Status Sosial Ekonomi

Hipertensi sering terjadi pada keluarga yang mempunyai status social

ekonomi yang menengah keatas. Karena merreka senang mengonsumsi

makanan hasil olahan teknologi dengan bahan pengawet dan pengasin.

Hipertensi juga mudah terjadi pada keluarga dengan kondisi ekonomi

menengah ke bawah, karena mereka jarang mengambil keputusan untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan denagn alasan biaya.

8) Tingkat Perkembangan dan Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga dimulai dari konsepsi, kehamilan, kelahiran, sampai

saat ini termasuk dalam riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian

dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik yang berkaitan

dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang dapat

memicu tingkat perkembangan seseorang. Kondisi ini dapat

mempengaruhi penyakit yang sedang diderita oleh sala satu anggota

keluarga.

Page 31: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

35

b. Data Lingkungan

1) Karakteristik Rumah Dan Lingkungan

Lingkungan rumah yang lembab, sinar matahari yang kurang, dapat

menyebabkan keadaan kurang sehat. Keadaan rumah meliputi :

ventilasi, penerangan, kebersihan, luas rumah dibandingkan dengan

jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi terjadinya penyebaran

penyakit. Adanya sanitasi lingkungan yang baik meminimalkan

terjadinya penyebaran penyakit terhadap anggota keluarga yang lain.

2) perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

hubungan baik, hubungan timbal balik yang saling menguntungkan

antara warga sekitar dapat mempengaruhi kehidupan keluarga dan

peran anggota keluarga dalam persepsi kesehatan anggota keluarga.

(Sudiharto, 2007).

c. Fungsi Keluarga menurut Friedman (1998) :

1) Fungsi Afektif

bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh

individu lain dalam keluarga tersebut. Keluarga yang kurang

memperhatikan keluarga yang menderita hipertensi akan

menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

2) Fungsi Sosial

Keluarga yang memberikan kebebasan kepada keluarga yang

menderita hipertensi untuk berinteraksi dengan lingkungan akan

mengurangi tingkat stress keluarga.

3) Fungsi Perawat Kesehatan

Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan masalah

hipertensi :

a) Mengenal Masalah Kesehatan

ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah pada

hipertensi salah satu faktor penyebabnya adalah karena kurang

Page 32: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

36

pengetahuan tentang hipertensi. Apabila keluarga tidak mampu

mengenal masalah hipertensi, penyakit tersebut akan

mengakibatkan kompliksi.

b)Mengambil Keputusan Bagi Anggota Keluarga yang Sakit

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang

tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak

memahami tentang sifat, berat, dan luasnya masalah yang

dihadapi dan masalah yang tidak begitu menonjol. Penyakit

hipertensi yang tidak ada penanganan akan mengakibatkan

komplikasi.

c)Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ketidakmampuan ini disebabkan karena tidak mengetahui

keadaan penyakit misalnya keluarga tidak mengetahui tentang

pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan pengelolaan pada

hipertensi.

d) Memelihara dan Memodifikasi Lingkungan

Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang

dapat berpengaruh terhadap kesehatan. Ketidaksanggupan ini

disebabkan karena sumber-sumber dalam keluarga tidak

mencukupi diantaranya adalah biaya.

e) Memanfaatkan dan Menggunakan Fasilitas Kesehatan

ketidaksanggupan keluarga dalam menggunakan fasilitas

kesehatan. Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang

mempunyai masalah hipertensi.

d.Koping Keluarga

Apabila terdapat stessor yang muncul dalam anggota keluarga,

sedangkan koping keluarga tidak afektif, maka ini akan menjadi stress

pada anggota keluarga yang menderita hipertensi, karena salah satu

Page 33: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

37

cara mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga diit yang teratur,

dan mengurangi stress.

e. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Nyeri Kepala

Mata : Pupil Edema, Diplopia

Hidung : Epistaksis

Leher : Distensi Vena Jugularis

Dada : Sesak Nafas

Abdomen : Asietas

10. Pemeriksaan Penunjang

a. Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan (

viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti

hiperkoagulabilitas, anemia.

b. Blood Urea Nitrogen (BUN) : memberikan informasi tentang perfusi

ginjal

c. Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat

diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )

d. Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (

penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

e. Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

f. Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya

pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

g. Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

Page 34: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

38

h. Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

i. Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

j. IntraVena Pressure (IVP)

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal / ureter

k. Foto dada

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

l. CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

m. EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan

konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini

penyakit jantung hipertensi

(Dongoes, 2000)

Page 35: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

39

11. Pathway

Asupan garam berlebih Penyakit GinjalGenetik Hipertensi Kelainan HormonSterss Penyakit Metabolik

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Perifer

Perubahan Struktur dalam arteri kecil dan arterior

Penyumbatan Pembuluh / Vasokonstriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Mata Ginjal Ekstremitas Jantung

Peningkatan Kerusakan Kerusakan penurunan suplai kontraksi Tingkat Endotel pada pembu- darah otot jantungVaskuler luh eteren danSerebral Robekan penebalan intoleransi kardiomegali

Obeterasi enteranal aktivitasSakit Kepala retina arteri gagal jantung

Nyeri akut perdarahan nekrosisRetina kapilerGangguan glomelurusPenglihatan protein

Urine hematomaResikoinjuri Gagal ginjal akutjatuh Komplikasi

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dan tindakan yang tepat3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah

hipertensi5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk

memelihara kesehatan

Resiko perubahan perfusi jaringan

Page 36: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

40

12.Fokus Intervensi

Kemungkinan diagnosa yang mungkin muncul :

a. Gangguan perfusi jaringan serebral

1) Prevensi primer

a) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang pengertian,

tanda gejala gangguan pefusi jaringan

b) Beritahu klien untuk mengendalikan atau memodifikasi factor

resiko misalnya : membatasi merokok, mengatur pola diit

2) Prevensi sekunder

a) Mendeteksi secara dini adanya gangguan perfusi jaringan

b) Motivasi klien untuk minum obat secara teratur

c) Monitor pola diit

d) Lakukan pemantauan tekanan darah tinggi

3) Prevensi tersier

a) Rujuk atau konsultasikan ke ahli gizi

b) Rujuk ke pelayanan kesehatan

c) Motivasi klien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses

pengobatan

b. Gangguan rasa nyaman nyeri

1) Prevensi primer

a) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

keluhan nyeri yang dirasakan sebagai salah satu gejala hipertensi

b) Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan yang bisa

membuat penderita menjadi tambah sakit

2) Prevensi sekunder

a) Pertahankan tirah baring selama fase akut

b) Berikan tindakan untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya

kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher

c) Ciptakan lingkungan yang nyaman

Page 37: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

41

3) Prevensi tersier

a) Berikan terapi farmakologi sesuai indikasi

b) Pertahankan hal-hal yang bisa mengurangi nyeri

c) Rujuk ke pelayanan kesehatan jika keluhan semakin memberat

c. Resiko injuri

1) Prevensi primer

a) Orientasikan klien terhadap lingkungan

b) Minimalkan /hilangkan benda-benda yang bisa membahayakan

dilingkungan sekitar

c) Anjurkan kepada keluarga untuk selalu menjaga penerangan di

rumah

2) Prevensi sekunder

a) Pertahankan dan motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan

yang nyaman dan tenang

b) Modifikasi lingkungan

3). Prevensi tersier

a) Pertahankan lingkungan yang nyaman

b) Rujuk bila ke pelayanan kesehatan jika trjadi injuri misalnya: jatuh

dari tempat tidur ,kamar mandi

d. Intoleran aktifitas

1) Prevensi primer

a) Motivassi keluarga untuk mau merawat keluarga yang sakit

b) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluargs tentang

gangguan aktifitas yang sering kali terjadi

2) Prevensi sekunder

a) Monitor respon pasien terhadap aktivitas : perhatikan peningkatan

tekanan darah tinggi

b) Anjurkan klien untuk istirahat secara teratur

Page 38: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-atinsuryan... · anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power/ kekuasaan penghargaan

42

c) Anjurkan klien untuk menghemat energinya seperti menggunakan

kursi saat mandi,duduk saat menyisir

3) Prevensi tersier

a) Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri

bertahap

b) Berikan bantuan sesuai kebutuhan