BAB II KONSEP DASAR -...

32
6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persalinan adalah merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (janin yang fiabel, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar (Hellen Farrer, 2001). Post partum adalah suatu masa dimulai setelah partum selesai dan berakhir kira-kira enam minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu tiga bulan. Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina (Prawirohardjo, 2002). Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa post partum dengan episiotomi adalah masa dimulai setelah partus selesai dan berakhir kira-kira enam minggu, dimana saat persalinan dilakukan insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina yang bertujuan memperlebar jalan lahir dan mempermudah proses persalinan. Ada tiga tipe episiotomi menurut Liu, 2007 : 1. Insisi medial Insisi medial dibuat pada bidang anatomis yang cukup aman. Terdapat lebih sedikit perdarahan dan mudah untuk diperbaiki. Akan tetapi, aksesnya terbatas dan insisi memberikan resiko perluasan ke rektum, sehingga insisi ini hanya digunakan individu yang berpengalaman.

Transcript of BAB II KONSEP DASAR -...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

6

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Persalinan adalah merupakan proses untuk mendorong keluar

(ekspulsi) hasil pembuahan (janin yang fiabel, plasenta dan ketuban) dari

dalam uterus lewat vagina ke dunia luar (Hellen Farrer, 2001).

Post partum adalah suatu masa dimulai setelah partum selesai dan

berakhir kira-kira enam minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu tiga bulan. Episiotomi

adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina

(Prawirohardjo, 2002).

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa post partum

dengan episiotomi adalah masa dimulai setelah partus selesai dan berakhir

kira-kira enam minggu, dimana saat persalinan dilakukan insisi pada

perineum untuk memperbesar mulut vagina yang bertujuan memperlebar

jalan lahir dan mempermudah proses persalinan.

Ada tiga tipe episiotomi menurut Liu, 2007 :

1. Insisi medial

Insisi medial dibuat pada bidang anatomis yang cukup aman. Terdapat

lebih sedikit perdarahan dan mudah untuk diperbaiki. Akan tetapi,

aksesnya terbatas dan insisi memberikan resiko perluasan ke rektum,

sehingga insisi ini hanya digunakan individu yang berpengalaman.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

7

2. Insisi mediolateral

Insisi ini aman, mudah untuk dilakukan sehingga paling sering digunakan.

Guntingan harus dimulai dari titik tengah lipatan kulit tipis dibelakang

vulva dan diarahkan ke tuberositas iskial ke bantalan iskiorektal.

3. Insisi berbentuk J

Jenis insisi ini memiliki keuntungan insisi medial dan memberikan akses

yang lebih baik daripada pendekatan mediolateral. Insisi lateral dibuat

tangensial kearah bagian anus yang berrwarna coklat. Teknik ini paling

baik dilakukan oleh dokter bedah yang berpengalaman.

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita

a. Alat genetalia eksterna

Gambar 1 : organ reproduksi eksterna pada wanita

Sumber : Hanifa Wiknjasastro, 2006

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

8

1) Mons veneris adalah bagian menonjol di atas simfisis dan

wanita dewasa ditutup oleh rambut kemaluan.

2) Labia mayor (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan

kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak

yang serupa dengan yang ada di mons veneris.

3) Labia minora (bibir-bibir kecil) adalah suatu lipatan tipis dari

kulit sebelah dalam bibir besar.

4) Vulva berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka ke

belakang dan dibatasi di muka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh

bibir kecil, dan di belakang dibatasi oleh perineum,

embriologik sesuai dengan sinus urogenetelis.

5) Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-

beda.

6) Perineum, yang terletak antara vulva dan anus, panjang rata-

rata 4 cm.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

9

b. Alat genetalia interna

Gambar 2 : Alat reproduksi interna pada wanita

Sumber : Hanifa Wiknjasastro, 2006

1) Vagina (liang kemaluan)

Setelah melewati introitus vagina, kita temukan liang kemaluan

yang merupakan suatu penghubung antara introitus dan uterus.

Arah sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke

promontorium. Arah ini penting diketahui pada waktu

memasukkan jari dalam vagina ketika mengadakan

pemeriksaan ginekologik. Dinding depan dan belakang vagina

berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya 6,5 cm

dan 9 cm. bentuk vagin sebelah dalam yang berlipat-lipat

disebut rugae : di tengah-tengahnya ada bagian yang lebih

keras, disebut kolumna rugarum.

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

10

2) Uterus

Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang

sedikit gepeng kearah muka belakang: ukuran sebesar telur

ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-

otot polos.

Uterus terdiri atas a) fundus uteri; b) korpus uteri; dan c)

servik uteri. Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal;

disitu kedua tuba falloppi masuk ke uterus.

Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada

kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai

tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus

uteri disebut kavum uteri (rongga rahim). Servik uteri terdiri

atas: a) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio;

b) pars supravaginalis servisis uteri adalah bagian serviks

yang berada di atas vagina.

3) Tuba falloppi

Tuba falloppi terdiri atas: a) pars interstisialis, bagian yang

terdapat di dinding uterus; b) pars ismika, merupakan

bagian medial tuba yang sempit seluruhnya; c) pars

ampullaris, bagian yang berbentuk sebagai saluran agak

lebar, tempat konsepsi terjadi; d) infundibulum, bagian

ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai

fimbria.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

11

4) Ovarium

Wanita pada umumnya mempunyai dua indung telur kanan

dan kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagian

belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium

adalah kurang lebih besar ibu jari tangan dengan ukuran

panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.

Struktur ovarium terdiri atas: a) korteks di sebelah luar yang

diliputi oleh epilelium germinativum yang berbentuk kubik,

dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel

primordial; dan b) medulla di sebelah dalam korteks tempat

terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah,

serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos.

2. Fisiologi

Sistem reproduksi dan struktur terkait pasca partum :

a. Adaptasi fisiologis pada post partum:

1) Proses Involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan disebut involusi. Proses dimulai setelah plasenta

keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir

persalinan tahap III, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2

cm dibawah umbilikus dengan fundus bersandar dengan pada

promontorium sakralis. Ukuran uterus saat kehamilan enam

minggu beratnya kira-kira 1000 gr. Dalam waktu 12 jam, tinggi

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

12

fundus kurang lebih 1 cm diatas umbilikus. Fundus turun kira-

kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus normal

berada dipertengahan antara umbilicus dan simfisis fubis.

Seminggu setelah melahirkan uterus berada didalam panggul

sejati lagi, beratnya kira-kira 500 gr, dua minggu beratnya 350

gr, enam minggu berikutnya mencapai 60 gr ( Bobak,2004).

2) Kontraksi uterus

Intensitas kontraksi uterus meningkat segara setelah bayi lahir,

diduga adanya penurunan volume itrauteri yang sangat besar.

Hemostasis pascapartum dicapai akibat kompresi pembuluh

darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan

pembentukan pembekuan. Hormone desigen dilepas dari

kelenjar hipofisis untuk memperkuat dan mengatur konstraksi.

Selama satu sampai dua jam I pascapartum intensitas kontraksi

uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur, karena untuk

mempertahankan kontraksi uterus biasanya disuntikkan

aksitosan secara intravena atau intramuscular diberikan setelah

plasenta lahir (Bobak,2004).

3) Tempat plasenta

Setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontriksi vaskuler

dan thrombosis menurunkan tempat plasenta kesuatu area yang

meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan

endometrium menyebabkan pelepasan jaringan nekrotik dan

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

13

mencegak pembentukan jaringan parut yang menjadi

karakteristi penyembuhan luka. Proses penyembuhan

memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti

biasa dan memungkinkan implantasi untuk kehamilan dimasa

yang akan datang. Regenerasi endometrium selesai pada akhir

minggu ketiga pascapartum, kecuali tempat bekas plasenta

(Bobak,2004).

4) Lochea

Lochea adalah rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir,

mula-mula berwarna merah lalu menjadi merah tua atau merah

coklat, rabas mengandung bekuan darah kecil. Selama dua jam

pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus

tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang keluar selama

menstruasi.

Lochea rubra mengandung darah dan debris desidua dan debris

troflobastik. Aliran menyembur menjadi merah muda dan

coklat setelah tiga sampai empat hari (lochea serosa). Lochea

serosa terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit dan

debris jaringan. Sekitar sepuluh hari bayi lahir, warna cairan ini

menjadi kuning sampai putih (lochea alba). Lochea alba

mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus serum dan

bakteri. Lochea alba bertahan selama dua sampai enam minggu

setelah bayi lahir (Bobak,2004).

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

14

5) Serviks

Serviks menjadi lunak saat ibu melahirkan, delapan belas jam

pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya lebih padat

kembai kebentuk semula. Muara serviks berdilatasi 10 cm,

sewaktu melahirkan, menutup bertahap dua jari masih dapat

dimasukkan muara serviks hari keempat dan keenam

pascapartum (Bobak,2004).

6) Vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan

mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang sebelumnya

sangat teregang akan kembali secara bertahap keukuran

sebelum hamil, enam sampai delapan minggu setelah bayi

lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat

(Bobak,2004).

7) Payudara

Konsentrasi hormone yang menstumulasi perkembangan

payudara selama wanita hamil (estrogen, progesterone, human

chrorionic gonadotropin, prolaktin, dan insulin) menurun

dengan cepat setelah bayi lahir. Hari ketiga atau keempat

pascapartum terjadi pembengkakan (engorgement). Payudara

bengkak, keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika diraba

(kongesti pembuluh darah menimbulkan rasa hangat).

Pembengkakan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

15

nyaman berkurang dalam dua puluh empat jam sampai tiga

puluh enam jam. Apabila bayi belum menghisap (atau

dihentikan), laktasi berhenti dalam beberapa hari sampai satu

minggu.

Ketika laktasi terbentuk, teraba suatu masa (benjolan) tetapi

kantok susu yang terisi berubah dari hari ke hari. Sebelum

laktasi dimulai, payudara terasa lunak dan keluar cairan

kekuningan, yaitu kolostrom, dikeluarkan dari payudara.

Setelah laktasi dimulai, payudara terasa hangat dan lunak

waktu disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama empat puluh

delapan jam, susu putih kebiruan (tampak seperti susu skim)

dapat dikeluarkan dari putting susu (Bobak,2004).

8) Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui) sejak dalam

kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar

mamae berupa hal-hal berikut ini :

a) Proliferasi jaringan pada kelanjar-kelenjar alveoli dan

jaringan lemak bertambah.

b) Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus

disebut kolostrum,warna kuning putih susu.

c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam,

dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

16

d) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan

progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormone

laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang

air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin

menyebabkan mioepital kelenjar susu berkontraksi,

sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah

dua sampai tiga hari pascapersalinan (Saleha,siti,2009).

9) System endokrin

Selama postpartum terjadi penurunan hormon humanplacenta

latogen (HPL), estrogen dan kortisol serta placentalenzime

insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga

kadar gula darah menurun pada masa puerperium. Pada wanita

yang tidak menyusui, kadar estrogen meningkat pada minggu

kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari wanita yang

menyusui pascapartum hari ketujuh belas (Bobak, 2004).

10) Sistem Urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang

tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungís ginjal,

sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan

akan mengalami penurunan fungsi ginjal selama masa

pascapartum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu

bulan setelah wanita melahirkan. Trauma terjadi pada uretra

dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

17

bayi melewati hiperemis dan edema. Kontraksi kandung kemih

biasanya akan pulih dalam lima sampai tujuh

hari setelah bayi lahir (Bobak, 2004).

11) Sistem Cerna

Ibu biasanya lapar setelah melahirkan sehingga ia boleh

mengkonsumsi makanan ringan. Penurunan tonus dan motilitas

otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah

bayi lahir. Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama

tiga hari setelah ibu melahirkan yang disebabkan karena tonus

otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal

masa pascapartum. Nyeri saat defekasi karena nyeri diperinium

akibat episiotomi, laserasi, atau hemoroid (Bobak, 2004).

12) Sistem Kardiovaskuler

Pada minggu ketiga dan empat setelah bayi lahir, volume darah

biasanya turun sampai mencapai volume sebelum hamil.

Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung

meningkat sepanjang hamil. Setelah wanita melahirkan

meningkat tinggi selama tiga pulih sampai enam puluh menit,

karena darah melewati sirkuit uteroplasenta kembali ke

sirkulasi umum. Nilai curah jantung normal ditemukan

pemeriksaan dari delapan sampai sepuluh minggu setelah

wanita melahirkan (Bobak,2004).

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

18

13) Sistem Neurologi

Perubahan neurologi selama puerperium kebalikan adaptasi

neourologis wanita hamil, disebabkan trauma wanita saat

bersalin dan melahirkan. Rasa baal dan kesemutan pada jari

dialami 5% wanita hamil biasanya hilang setelah anak lahir.

Nyeri kepala pascapartum disebabkan hipertensi akibat

kehamilan , strees dan kebocoran cairan serebrospinalis. Lama

nyeri kepala satu sampai tiga hari dan beberapa minggu

tergantung penyebab dan efek pengobatan.

14) Sistem Muskuloskeletal

Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu terjadi selama hamil

berlangsung terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi

membantu relaksasi dan hipermeabilitas sendi dan perubahan

pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi

lengkap pada minggu ke 6-8 setelah wanita melahirkan (Bobak,

2004).

15) Sistem Integumen

Kloasma muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat

kehamilan berakhir; hiperpigmentasi di aerola dan linea tidak

menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit meregang pada

payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tapi

tidak hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh darah seperti

spider angioma (nevi), eritema palmar dan epulis berkurang

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

19

sebagai respon penurunan kadar estrogen.Pada beberapa wanita

spider nevi bersifat menetap (Bobak, 2004).

b. Adaptasi psikologis pada masa nifas

Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres

pascapersalinan, terutama pada ibu primipara.

Hal-hal yang dapat membantu ibu beradaptasi pada masa nifas

adalah sebagai berikut :

1) Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa

transisi menjadi orang tua.

2) Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.

3) Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.

4) Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga

melahirkan.

periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga

tahap berikut ini :

a) Taking In Period

Terjadi pada satu sampai dua hari setelah persalinan, ibu masih

pasif dan sangat bergantung pada orng lain, fokus perhatian

terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman

melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan hidup

dan nafsu makan meningkat.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

20

b) Taking Hold Period.

Berlangsung tiga sampai empat hari postpartum, ibu lebih

berkonsentrasi pada kemampuannya dalam merima

tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada

masa ini ibu sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan

dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami

ibu.

c) Letting Go Period.

Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara

penuh merima tanggungjawab sebagai “seorang ibu” dan

menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada

dirinya (Saleha,siti,2009).

C. Etiologi atau Predisposisi

Menurut Arif Mansjoer, 2000 indikasi episiotomi adalah

1. Pada keadaan yang mungkin terjadi rupture perineum

2. Janin premature

3. Janin letak sungsang, persalinan dengan ekstraksi cuman, vakum, dan

janin besar.

Sedangkan menurut David T.Y Liu,2007 episiotomi harus dilakukan :

1. Bila tanda-tanda robekan vagina menjadi jalas tindakan ini

diindikasikan dengan keluarnya darah segar ketika bagian presentasi

janin meregang perineum saat ibu mengejang.

2. Bila perineum yang terlalu teregang terlihat akan robek.

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

21

3. Secara elektif pada perineum yang kaku.

4. Secara elektif sebelum traksi pada forseps atau sebelum melakukan

pelahiran bokong (bila bokong janin pada perineum).

D. Patofisiologi

Ibu dengan persalinan episiotomi disebabkan adanya persalinan yang

lama: gawat janin (janin prematur, letak sungsang, janin besar), tindakan operatif

dan gawat ibu (perineum kaku, riwayat robekan perineum lalu, arkus pubis

sempit). Persalinan dengan episiotomi mengakibatkan terputusnya jaringan yang

dapat menyebabkan menekan pembuluh syaraf sehingga timbul rasa nyeri dimana

ibu akan merasa cemas sehingga takut BAB dan ini menyebabkan Resti

konstipasi. Terputusnya jaringan juga merusak pembuluh darah dan menyebabkan

resiko defisit volume cairan. Terputusnya jaringan menyebabkan resti infeksi

apabila tidak dirawat dengan baik kuman mudah berkembang karena semakin

besar mikroorganisme masuk ke dalam tubuh semakin besar resiko terjadi infeksi.

Ibu dengan persalinan dengan episiotomi setelah enam minggu persalinan

ibu berada dalam masa nifas. Pada saat masa nifas ibu mengalami perubahan

fisiologis dan psikologis. Perubahan fisiologis pada ibu akan terjadi uterus

kontraksi. Dimana kontraksi uterus bisa adekuat dan tidak adekuat. Dikatakan

adekuat apabila kontraksi uterus kuat dimana terjadi adanya perubahan involusi

yaitu proses pengembalian uterus ke dalam bentuk normal yang dapat

menyebabkan nyeri atau mules, yang prosesnya mempengaruhi syaraf pada

uterus. Dimana setelah melahirkan ibu mengeluarkan lochea yaitu merupakan

ruptur dari sisa plasenta sehingga pada daerah vital kemungkinan terjadi resiko

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

22

kuman mudah berkembang. Dikatakan tidak adekuat dikarenakan kontraksi uterus

lemah akibatnya terjadi perdarahan dan atonia uteri.

Perubahan fisiologis dapat mempengaruhi payudara dimana setelah

melahirkan terjadi penurunan hormone progesteron dan estrogen sehingga terjadi

peningkatan hormon prolaktin yang menghasilkan pembentukan ASI dimana ASI

keluar untuk pemenuhan gizi pada bayi, apabila bayi mampu menerima asupan

ASI dari ibu maka reflek bayi baik berarti proses laktasi efektif. Sedangkan jika

ASI tidak keluar disebabkan kelainan pada bayi dan ibu yaitu bayi menolak, bibir

sumbing, puting lecet, suplai tidak adekuat berarti proses laktasi tidak efektif.

Pada perubahan psikologos terjadi Taking In, Taking Hold, dan Letting

Go. Pada fase Taking In kondisi ibu lemah maka terfokus pada diri sendiri

sehingga butuh pelayanan dan perlindungan yang mengakibatkan defisit

perawatan diri. Pada fase Taking Hold ibu belajar tentang hal baru dan mengalami

perubahan yang signifikan dimana ibu butuh informasi lebih karena ibu kurang

pengetahuan. Pada fase Letting Go ibu mampu memnyesuaikan diri dengan

keluarga sehingga di sebut ibu yang mandiri, menerima tanggung jawab dan peran

baru sebagai orang tua (Bobak, 2004).

E. Manifestasi Klinis

1. Laserasi Perineum

Biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan, luas robekan

didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan :

a. Derajat pertama (robekan mencapai kulit dan jaringan)

b. Derajat kedua (robekan mencapai otot-otot perineum)

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

23

c. Derajat tiga (robekan berlanjut ke otot sfinger ari)

d. Derajat empat (robekan mencapai dinding rektum anterior)

2. Laserasi Vagina

Sering menyertai robekan perineum, robekan vagina cenderung mencapai

dinding lateral (sulci) dan jika cukup dalam, dapat mencapai levator ani.

3. Cedera Serviks

Terjadi jika serviks beretraksi melalui kepala janin yang keluar. Laserasi

serviks akibat persalinan terjadi pada sudut lateral ostium eksterna,

kebanyakan dangkal dan pendarahan minimal (Bobak, 2004).

F. Penatalaksanaan

1. Perbaikan Episiotomi

2. Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan, jika tidak ada tanda

infeksi dan pendarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan.

3. Jika infeksi, buka dan drain luka.

4. Jika infeksi mencapai otot dan terdapat nekrosis, lakukan debridemen

dan berikan antibiotika secara kombinasi sampai pasien bebas demam

dalam empat puluh delapan jam (Prawirohardjo, 2002).

G. Komplikasi

Menurut Saifuddin 2002, komplikasi post partum dapat terjadi, antara lain:

1. Pendarahan

Karena proses episiotomi dapat mengakibatkan terputusnya jaringan

sehingga merusak pembuluh darah terjadilah pendarahan.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

24

2. Infeksi

Infeksi terkait dengan jalannya tindakan episiotomi berhubungan

dengan ketidak sterilan alat-alat yang digunakan.

3. Hipertensi

Penyakit hipertensi berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas

maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi

sekitar 7% sampai 10% seluruh kehamilan.

4. Gangguan psikososial

Kondisi psikososial mempengaruhi integritas keluarga dan

menghambat ikatan emosional bayi dan ibu. Beberapa kondisi dapat

mengancam keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayi.

H. Pengkajian Fokus

Fokus pengkajian diambil dari Doengoes 2001.

1. Tekanan darah

Tekanan darah sedikit meningkat karena upaya persalinan dan

keletihan, keadaan ini akan normal kembali dalam waktu 1 jam.

2. Nadi

Nadi kembali ke frekuensi normal dalam waktu 1 jam dan mungkin

terjadi sedikit bradikardi (50 sampai 70 kali per menit).

3. Suhu tubuh

Suhu tubuh mungkin meningkat bila terjadi dehidrasi.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

25

4. Payudara

Produksi kolostrom empat puluh delapan jam pertama, berlanjut pada

susu matur biasanya pada hari ketiga, mungkin lebih dini tergantung

kapan menyusui dimulai.

5. Fundus uteri

Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah

umbilicus. Bila uterus lembek , lakukan masase sampai keras. Bila

fundus bergeser kearah kanan midline, periksa adanya distensi

kandung kemih.

6. Kandung kemih

Diuresis diantara hari kedua dan kelima, kandung kemih ibu cepat

terisi karena diuresis post partum dan cairan intra vena.

7. Lochea

Lochea rubra berlanjut sampai hari kedua puluh tiga, menjadi lochea

serosa dengan aliran sedang. Bila darah mengalir dengan cepat,

dicurigai terjadinya robekan servik.

8. Perineum

Episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna, dan tidak

edema dan jahitan harus utuh.

9. Nyeri/ Ketidaknyamanan

Nyeri tekan payudara/ pembesaran dapat terjadi diantara hari ketiga

sampai kelima post partum. Periksa adanya nyeri yang berlebihan pada

perineum dan adanya kematian dibawah episiotomi.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

26

10. Makanan / Cairan

Kehilangan nafsu makan dikeluhkan kira-kira hari ketiga.

11. Interaksi anak-orang tua

Perlu diperhatikan ekspresi wajah orang tua ketika melihat pada

bayinya, apa yang mereka dan apa yang mereka lakukan.

Responrespon negatif yang terlihat jelas menandakan adanya masalah.

12. Integritas ego

Peka rangsang, takut / menangis (”post partum Blues”) sering terlihat

kira-kira tiga hari setelah melahirkan.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

27

I. Pathways Keperawatan

Persalinan dengan episitomi

Persalinan yang lama

Gawat janin

Tindakan kooperatif

Gawat ibu

Masa nifas

Terputusnya jaringan

Perubahan fisiologis perubahan psikologis

Menekan merusak resti

Pembuluh pembuluh infeksi uterus kontraksi payudara taking in taking hold Letting Go

saraf darah

adekuat tidak penurunan hormone kondisi ibu lemah belajar tentang hal yang baru mampu

nyeri perdarahan adekuat progersteron dan dan mengalami menyesuaikan

kontraksi estrogen terfokus pada yang diri dengan

cemas uterus kuat kontraksi diri sendiri signifikan keluarga

resiko defisit uterus lemah peningkatan hormone

takut BAB volume cairan lochea involusi prolaktin butuh pelayanan

perdarahan Antonia dan perlindungan butuh informasi mandiri

uteri

resti pembentukan asi

konstipasi intoleransi kuman mudah nyeri defsit perawatan kurang pengetahuan

aktifitas berkembang asi keluar diri

Sumber : reflek bayi baik kelainan - bayi menolak menerima bayi dan ibu tanggung jawab

1. Bobak, L.M. 2004. Maternity Nursing, Edisi 4, EGC : Jakarta - bibir sumbing

2. Doengoes, E.M. 2001. Rencana Keperawatan Maternal/ Bayi, Edisi 2, EGC : jakarta

efektif laktasi tidak efektif laktasi - putting lecet dan suplai tidak adekuat

Intoleransi

aktivitas

a

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

28

J. Fokus Interfensi dan Rasional

1. Gangguan nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder

terhadap luka episiotomi.

a. Tujuan :

Mencegah atau meminimalkan rasa nyeri.

b. Kriteria

1) Nyeri berkurang atau hilang.

2) Ekspresi wajah rileks.

3) Pasien mampu melakukan tindakan dan mengungkapkan intervensi

untuk mengatasi nyeri dengan cepat.

4) Tanda-tanda vital normal (tekanan darah 120/ 80 mm Hg. Nadi 80-

88 x/ menit)

c. Intervensi

1) Tentukan lokasi dan sifat nyeri.

Rasional : mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan khusus dan

intervensi yang tepat

2) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi

Rasional : dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan

perineal dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi

atau intervensi lebih lanjut.

3) Anjurkan klien untuk duduk dengan mengkontraksikan otot

gluteal.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

29

Rasional : penggunaan pengencangan gluteal saat duduk

menurunkan strees dan tekanan langsung pada perineum.

4) Berikan informasi tentang berbagai startegi untuk menurunkan

nyeri, misalnya teknik relaksasi dan distraksi.

Rasional : membantu menurunkan/ memberikan rasa nyaman.

5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

Rasional : memberikan kenyamanan sehinggan klien dapat

memfokuskan pada perawatan sendiri dan bayinya.

2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan atau kerusakan

kulit.

a. Tujuan :

Infeksi tidak terjadi.

b. Kriteria :

1) Luka episiotomi sembuh dengan sempurna dan tidak ada tanda-

tanda infeksi (color, tumor, dolor, dan fungsio laesa)

2) Pasien mampu mendemontrasikan teknik-teknik untuk

meningkatkan penyembuhan.

3) Tanda-tanda vital dalam batas normal (36-37º C)

4) Nutrisi terpenuhi (adekuat)

c. Intervensi :

1) Kaji adanya perubahan suhu.

Rasional : Peningkatan suhu sampai 38,3º C pada 2-10 hari setelah

melahirkan sangat menandakan infeksi.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

30

2) Observasi kondisi episiotomi seperti adanya kemerahan, nyeri

tekan yang berlebihan dan eksudat yang berlebihan.

Rasional : Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan

parenial dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi

intervensi lebih lanjut.

3) Anjurkan pada pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah

menyentuh genital.

Rasional : membantu mencegah penyebaran infeksi.

4) Catat jumlah dan bau lochea atau perubahan yang abnormal.

Rasional : Lochea normal mempunyai bau amis, lochea yang

purulen dan bau busuk menunjukkan adanya infeksi.

5) Anjurkan pada pasien untuk mencuci perineum dengan

menggunakan sabun dari depan kebelakang dan untuk mengganti

pembalut sedikitnya setiap 4 jam atau jika pembalut basah.

Rasional : Membantu mencegah kontaminasi rektal memasuki

vagina atau uretra.

6) Ajarkan pada klien tentang cara perawatan luka perineum.

Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan

vulva/ perineum.

7) Kolaborasi untuk pemberian anti biotik

Rasional : Mencegah infeksi dan penyebaran kejaringan sekitar.

Page 26: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

31

3. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik

nyeri saat defekasi.

c. Tujuan :

Konstipasi tidak terjadi.

d. Kriteria :

Pasien mampu melakukan kembali kebiasaan defekasi seperti biasanya

dengan ketidaknyamanan minimal.

e. Intervensi :

1) Auskultasi adanya bising usus.

Rasional : mengevaluasi fungsi usus

2) Kaji terhadap adanya hemoroid dan berikan informasi tentang

memasukkan heromoid kembali ke dalam rektal dengan jari yang

dilumasi.

Rasional : Menurunkan ukuran hemoroid, menghilangkan gatal dan

ketidaknyamanan dan meningkatkan vaso konstriksi lokal.

3) Anjurkan klien minum secara adekuat ± 1500-2000ml/ hari.

Rasional : Peningkatan cairan akan merangsang eliminasi.

4) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi bahan makanan yang berserat

tinggi seperti : sayuran dan buah-buahan.

Rasional : Melancarkan pencernaan

5) Anjurkan klien untuk rendam duduk dengan air hangat sebelum

relaksasi.

Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri.

Page 27: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

32

6) Anjurkan pasien untuk ambulasi sesuai toleransi

Rasional : Membantu maningkatkan peristaltik gastro intestinal.

7) Berikan pelunak feses atau laksatif jika diindikasikan.

Rasional : Untuk meningkatkan kembali kebiasaan defekasi normal

dan mencegah menjelang atau strees perineal selama defekasi.

4. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi

berhubungan dengan tidak mengenai sumber informasi.

a. Tujuan :

Pengetahuan pasien meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan.

b. Kriteria :

1) Pasien mampu menyatakan pemahaman tentang pemberian

instruksi atau informasi.

2) Pasien mampu mendemontrasikan prosedur belajar dengan cepat.

c. Intervensi :

1) Bantu pasien dalam mengidentifikasi kebutuhannya.

Rasional : Membantu klien dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini

dan untuk mengembangkan rencana keperawatan.

2) Berikan informasi tentang perawatan diri dan bayi.

Rasional : Agar pasien mengerti dan mampu melakukan tindakan yang

diajarkan.

3) Ajarkan pada pasien tentang cara perawatan bayi dan lakukan prosedur

demontrasi yang benar.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

33

Rasional : Agar klien mengerti dan mampu melakukan tindakan yang

diajarkan.

4) Beri kesempatan pasien untuk merawat bayinya.

Rasional : Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba, atau

mempraktekkan ketrampilannya dalam merawat bayi.

5) Lakukan rencana penyuluhan sesegera mungkin setelah penerimaan

perkiraan, pada kondisi dan kesiapan untuk belajar.

Rasional : Dengan kesiapan klien belajar dapat mempermudah klien

menerima informasi-informasi yang baru.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

a. Tujuan : pasien dapat meningkatkan dan melakukan aktivitas sesuai

kemampuan tanpa disertai nyeri.

b. Kriteria hasil :

1) Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan

toleransi aktivitas.

c. Intervensi

1) Kaji respon pasien terhadap aktivitas

Rasional : Menentukan data dasar untuk membantu pasien dengan

keletihan.

2) Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan adl.

Rasional : dapat memberikan rasa tenang dan aman pada klien karena

kebutuhan aktifitas sehari-hari dapat terpenuhi dengan bantuan

keluarga dan perawat.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

34

3) Tingkatkan aktivitas secara bertahap

Rasional : Meningkatkan aktivitas selama proses pencegahan

keletihan

4) Anjurkan pasien untuk istirahat

Rasional : Meningkatkan istirahat yang adekuat

6. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan suplai air susu Ibu tidak

adekuat.

a. Tujuan :

Menyusui menjadi efektif setalah dilakukan tindakan keperawatan.

b. Kriteria :

1) Ibu mampu mengenal cara memberikan ASI

2) Bayi mencapai keadaan nutrisi yang cukup ditunjukkan dengan

peningkatan berat badan, tumbuh kembang dalam batas normal,

atau batas yang diharapkan, bayi tidak rewel.

c. Intervensi :

1) Kaji pengetahuan pasien tentang menyusui sebelumnya.

Rasional : Untuk mengidentifikasi pengalaman klien tentang

menyusui

2) Beri informasi mengenai fisiologi dan keuntungan menyusui,

perawatan payudara, dan faktor-faktor yang memudahkan atau

menggangu keberhasilan menyusui.

Rasional ; Membantu menangani permasalahan klien tentang

menyusui sehingga dapat meningkatkan pengetahuan klien.

Page 30: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

35

3) Demostrasikan tentang teknik-teknik menyusui.

Rasional : Agar klien mengerti dan memahami sert mampu

melaksanakan tindakan yang direncanakan.

4) Anjurkan pada klien untuk menyusui bayinya secara teratur dan

sesering mungkin.

Rasional : Untuk merangsang produksi air susu dan mengurangi

resiko terjadinya pembengkakan pada payudara.

5) Anjurkan pada klien untuk tidak menggunakan Bra yang terlalu

kencang.

Rasional : Dengan pelindung puting dapat menyebabkan tekanan

sehingga menggangu proses laktasi.

7. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

hemoragi.

a. Tujuan :

Untuk mempertahankan keseimbangan volume cairan.

b. Kriteria :

1) Intake dan output seimbang

2) Tanda-tanda vital normal, dan tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi

3) Berat badan pasien dalam batas normal.

4) Pasien dan keluarga mengungkapkan pengetahuan tentang

pengawasan status cairan.

Page 31: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

36

c. Intervensi :

1) Monitor tanda-tanda vital

Rasional : Untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi dan

menentukan rencana intervensi yang tepat

2) Awasi turgor kulit

Rasional : Dengan adanya tanda-tanda tersebut menunjukkan

nadanya dehidrasi atau kurangnya volume cairan dalam tubuh.

3) Monitor intake dan output dan timbang berat badan setiap hari

Rasional : Membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan dan

derajat kekurangan.

4) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan sedikitnya 8

gelas sehari.

Rasional : Menggantikan kehilangan cairan karena kelahiran dan

diaforesis.

5) Pertahankan terapi intra vena untuk pergantian cairan sesuai

instruksi

Rasional : Mengganti kehilangan karena kelahiran dan diaporesis

8. Resiko tinggi terhadap perubahan proses parenting berhubungan dengan

masa transisi menjadi orang tua atau penambahan anggota keluarga.

a. Tujuan :

Pasien dapat menerima perannya sebagai orang tua dan dapat

terjalin hubungan yang hangat antara orang tua dan bayi.

Page 32: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-dyanlelyan... · Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus

37

b. Kriteria :

1) Klien mengungkapkan masalahnya menjadi orang tua

2) Klien mampu mendiskusikan perannya sebagai orang tua.

3) Klien mampu melakukan perawatan bayi dengan benar.

c. Intervensi :

1) Kaji respon klien atau pasangan terhadap kelahiran dan peranannya

menjadi orang tua.

Rasional : Kemampuan klien untuk beradaptasi secara positif untuk

menjadi orang tua dipengaruhi oleh reaksi ayah dengan kuat.

2) Beri kesempatan pada pasangan untuk rawat gabung.

Rasional : Memudahkan kendekatan, membantu mengembangkan

proses pengenalan.

3) Anjurkan pada pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi.

Rasional : Membantu meningkatkan ikatan dan mencegah perasaan

putus asa dan menekankan realitas keadaan bayi.

4) Bantu dan ajarkan klien tentang cara perawatan bayinya yang benar.

Rasional : Membantu orang tua belajar dasar-dasar perawatan

bayinya, meningkatkan diskusi dan pemecahan masalah bersama.

5) Beri motivasi pada klien bahwa dia telah melakukan perawatan

bayinya dengan baik.

Rasional : Membantu meningkatkan percaya diri klien dalam

melakukan perawatan diri dan bayinya.