BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...

35
7 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun orang lain (Townsend, 1998). Menurut Stuart dan Sundeen (1998) Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Menurut Patricia D.Barry Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah, Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, ke dalam diri, atau secara destruktif (Yosep, 2007). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Keliat, 1999). Menurut Stuart dan Sundeen kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1992). Resiko perilaku kekerasan adalah merupakan salah satu respon yang diekspresikan dengan agresif (memperlihatkan permusuhan, keras dan

Transcript of BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...

7

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri

maupun orang lain (Townsend, 1998). Menurut Stuart dan Sundeen (1998)

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk

mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.

Menurut Patricia D.Barry Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi

yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah, Hal ini

didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian

penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke

lingkungan, ke dalam diri, atau secara destruktif (Yosep, 2007). Perilaku

kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan

untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Keliat, 1999).

Menurut Stuart dan Sundeen kemarahan adalah perasaan jengkel yang

timbul sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai

ancaman (Keliat, 1992).

Resiko perilaku kekerasan adalah merupakan salah satu respon yang

diekspresikan dengan agresif (memperlihatkan permusuhan, keras dan

8

menuntut, mendekati orang lain dengan ancaman) tapi msih bisa dikontrol

(Tim CHMN 2006).

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa perilaku kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan

bermusuhan yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan yang

dirasakan sebagai ancaman, yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri

dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu

tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan

lingkungan.

B. Rentang Respon Ekspresi Marah

Perasaan marah adalah normal bagi individu, namun perilaku yang

dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berubah dalam rentang adatif-

maladaptif (Stuart & Sundeen, 1998).

Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Gambar 1 : Rentang respon marah (Stuart & Sundeen, 1998)

1. Asertif

Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.

2. Frustasi

Frustasi adalah respon marah akibat individu gagal mencapai

tujuan yang realistik. Dalam hal ini seseorang tidak dapat

menemukan alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

9

3. Pasif

Respon lanjut, dimana individu tidak mampu mengungkapkan

perasaan.

4. Agresif

Perilaku destruktif (memperlihatkan permusuhan, keras dan

menuntut, mendekati orang lain dengan ancaman) tapi masih

terkontrol.

5. Amuk

Dapat disebut juga dengan amuk yaitu perasaan marah dan

bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri individu

dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Contohnya

membanting barang-barang menyakiti diri sendiri (bunuh diri).

C. Proses Terjadinya Masalah

1. Proses Kemarahan

Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari

yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan

kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan

terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan.

Respons terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara (lihat

gambar 2) yaitu : (1) mengungkapkan secara verbal; (2) menekan; dan

(3) menentang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah

konstruktif sedang cara dua yang lain adalah destruktif.

10

Dengan melarikan diri atau menentang akan menimbulkan rasa

bermusuhan, dan bila cara ini dikpakai terus menerus, maka

kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan

akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk.

2. Skema proses kemarahan

Ancaman atau Kebutuhan

Stress

Cemas

Marah

Merasa kuat Mengungkapkan secara verbal Merasa tidak adekuat

Menentang Menjaga keutuhan orang lain Melarikandiri

Masalah tidak selesai Lega Mengingkari marah

Marah berkepanjangan ketegangan menurun marah tidak terungkap

Rasa marah teratasi

Muncul rasa bermusuhan

Rasa permusuhan menurun

Marah pada diri sendiri Marah pada orang lain atau lingkungan

Depresi Agresi amuk

Gambar 2 : Konsep marah (Beck, dkk, 1986, hal.447 dikutip oleh Keliat,

1994 )

11

D. Faktor Predisposisi

1. Faktor genetik dianggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif

melalui riwayat keluarga atau turunan.

2. Teori-agresi-menyerang ke dalam menunjukkan bahwa depresi terjadi

karena perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri.

3. Teori kehilangan objek merujuk kepada perpisahan traumatik individu

dengan benda atau yang sangat berarti.

4. Teori organisasi kepribadian menguraikan bagaimana konsep diri yang

negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan

penilaian seseorang terhadap stressor.

5. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah

kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri

seseorang, di dunia seseorang, dan masa depan seseorang.

6. Model ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukkan bahwa bukan

semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa

seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam

kehidupannya , oleh karena itu ia mengulangi respons adaptif.

7. Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial, yang

mengansumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan

positif dalam berinteraksi dengan lingkungan.

8. Model biologik menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang

terjadi selama masa depresi, termasuk defisiensi katekolamin,

12

disfungsi endokrin, hipersekresi kortisol, dan variasi periodic dalam

irama biologis.

E. Stressor Presipitasi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) ada empat sumber utama stressor yang

dapat mencetuskan perilaku kekerasan, yaitu:

1. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang dibayangkan, termasuk

kehilangan cinta seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri.

2. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu

episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah

yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.

3. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi

perkembangan depresi. Terutama pada wanita.

4. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai

penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan ganggguan

keseimbangan metabolik.

F. Etiologi Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan konsep diri: harga

diri rendah. Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan negatif

terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai

keinginan gangguan ini dapat situasional maupun kronik. Bila kondisi ini

13

berlangsung terus tanpa kontrol maka dapat menimbulkan perilaku

kekerasan (Stuart dan Sundeen, 1998).

G. Akibat Perilaku Kekerasan

Klien dengan perilaku kekerasan dapat berakibat risiko mencederai

diri, orang lain atau lingkungan adalah keadaan dimana seseorang

individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik dari

mekanisme koping maladaptif dari marah yang menimbulkan perilaku

kekerasan.

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian.

Aspek individu yang marah menurut Beck, et al, 1986 ( Keliat,

1996) yang perlu dikaji ada 5 yaitu, pertama Emosi meliputi tidak

adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam), jengkel. Kedua

Fisik meliputi Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat,

sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat. Ketiga

Intelektual meluputi Mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.

Keempat Spiritual meliputi kemahakuasaan, kebijakan / keberanian

diri, keraguan, tidak bermoral, kebejatan, kreativitas terhambat.

Kelima Sosial meliputi Menarik diri, pengasingan,penolakan,

kekerasan, ejekan, humor.

14

2. Diagnosa Keperawatan.

a. Data fokus

1) Perilaku Kekerasan.

Data subyektif :

Mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan. Informasi dari

keluarga tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasien.

Mendengar suara-suara. Merasa orang lain mengancam.

Menganggap orang lain jahat.

Data obyektif :

Adanya tanda / jejas perilaku kekerasan anggota tubuhm tampak

tegang saat bercerita, pembicaraan kasar jika menceritakan

marahnya.

2) Resiko Perilaku kekerasan

Data subyektif

Mengancam, mengumpat, bicara keras dan kasar, mengatakan

ada yang mengejek dan mengancam, mendengar suara yang

menjelekkan, merasa orang lain mengancam dirinya.

Data obyektif

Agitasi, meninju, membanting, melempar, menjauh dari orang

lain, katatonia.

15

3) Harga diri rendah

Data subyektif

Mengeluh hidup tidak bermakna, tidak memiliki kelebihan

apapun, merasa jelek, mengatakan malas, putus asa, ingin mati.

Data obyektif

Kontak mata kurang, tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang

lain, tampak malas-malasan, produktivitas menurun.

3. Diagnosa Keperawatan

a. Pohon Masalah

b. Diagnosa Keperawatan

1) Perilaku kekerasan.

2) Resiko Perilaku kekerasan

3) Harga diri rendah

Perilaku Kekerasan

Harga diri rendah

Resiko Perilaku kekerasan

16

4. Rencana Tindakan Keperawatan

PerencanaanHari/Tanggal/Waktu

DiagnosaKeperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Rasional

ResikoPerilakuKekerasan

TUM:Klien dapatmengontrolperilakukekerasan

SP Ip1. Klien dapat

membinahubungansalingpercaya.

1. Setelahdilakukantindakan 1xpertemu-anklien menun-jukkantanda-tandapercayakepadaperawat:

a. Wajahcerah,tersenyum

b. Mauberkenalan

c. Ada kontakmata

d. Bersediamenceritakanperasaan.

1. Bina hubungansaling percaya

dengan :a. Beri salam

setiapberinteraksi

b. Perkenalkannama, namapanggilanperawat dantujuan perawatberinteraksi

c. Tanyakan danpanggil namakesukaan klien

d. Tunjukan sikapempati, jujurdan menepatijanji setiap kaliberinteraksi

e. Tanyakanperasaan kliendan masalahyang dihadapiklien.

f. Buat kontrakinteraksi yangJelas

g. Dengarkandengan penuhperhatianungkapanperasaan klien.

Hubungan salingpercayamemungkinkanterbukapadaperawatdansebagaidasaruntukintervensiselanjutnya.

17

2. Klien dapatmengidentifi-kasipenyebabperilakukekerasanyangdilakukannya.

3. Klien dapatmengidentifikasi tanda-tandaperilakukekerasan

2. Setelah 1xpertemuanklienmenceritakanpenyebabperilakukekerasanyangdilakukannya:

a. Menceritakanpenyebabperasaanjengkel/kesalbaik dari dirisendirimaupunlingkunganya.

3. Setelah 1xpertemuanklienmenceritakantanda-tandasaat terjadiperialkukekerasan:

a. Tanda fisik :mata merah,tanganmengepal,ekspresitegang, danlain-lain

b. Tandaemosional:perasaanmarah,jengkel,bicara kasar.

c. Tanda sosial:bermusuhanyang dialami

2. Bantu klienmengungkapkan perasaanmarahnya:a. Motivasi

klien untukmenceritakan penyebabrasa kesalataujengkelnya.

b. Dengarkantanpamenyela ataumemberipenilaiansetiapungkapanperasaanklien

3. Bantu klienmengungkapkan tanda-tandaperilakukekerasan yangdialaminya:

a. Motivasi klienmenceritakankondisi fisik(tanda-tandafisik) saatperialkukekerasanterjadi

b. Motivasi klienmenceritakankondisiemosinya(tanda-tandaemosional) saatterjadi perilakukekerasan.

c. Motivasi klienmenceritakan

Pengungkapanperasaandalamataulingkungan yangmengncam akanmenolong klienuntuksampaikepadaakhirpenyelesaianpersoalan.

Mengetahuiperilakuyangdilakukan olehkliensehinggamemudahkanuntukintervensi.

18

4. Klien dapatmengidentifi-kasi jenisperilakukekerasanyangpernahdilakukanya.

saat terjadiperilakukekerasan.

4. Setelah 1xpertemuanklienmenjelaskan:

a. Jenis-jenisekspresikemarahanyang selamaini telahdilakukannya.

b. Perasaan saatmelakukankekerasan.

c. Efektifitascara yangdipakaidalammenyelesaikan masalah.

kondisihubungandengan oranglain (tanda-tanda sosial)saat terjadiperilakukekerasan.

4. Diskusikandengan klienperialkukekerasan yangdilakukannyaselama ini :

a. Motivasi klienmenceritakanjenis-jenistindakkekerasanyang selamaini pernahdilakukannya.

b. Motivasi klienmenceritakanperasaan kliensetelah tindakkekerasantersebutterjadi.

c. Diskusikanapakah dengantindakkekerasanyangdilakukannyamasalah yangdialamiteratasi.

Mengeksplorasiperasaanklienterhadapperilakukekerasan yangbiasadilakukan, untukmengetahuiperilakukekerasan yangbiasaklienlakukandandenganbantuanperawatbisamembedakanperilakuyangkonstruktifdengandestruktif, dapatmembantu klienmenggunakan

19

5. Klien dapatmengidentifikasi akibatperialkukekerasan

6. Klien dapatmengidentifikasi carakonstruktifdalammengungkapkankemarahan,

5. Setelah 1xpertemuanklienmenjelaskanakibat tindakkekerasanyangdilakukannya.

a. Diri sendiri:luka, dijauhiteman, dll

b. Orang lain/keluarga:luka,tersinggung,ketakutan,dll.

c. Lingkungan:barang ataubendanrusak.

6. Setelah 1xpertemuanklien:

a. Menjelaskancara-carayang sehatmengungkapkan marah.

5. Diskusikandengan klienakibat negatif(kerugian) carayang dilakukanpada:

a. Diri sendirib. Orang lain/

keluarga.c. Lingkungan.

6. Diskusikandengan klien:

a. Apakah klienmaumemepelajaricara barumengungkapkan cara marahyang sehat.

b. Jelaskanberbagaialternatifpilihan untukmengungkapkan marah selain

carayangdapatmenyelesaikanmasalah.

Membantu klienmenilaiperilakukekerasan yangdilakukan,denganmengetahuiakibatperilakukekerasan.

Kliendapatmengubahperilakudestruktifmenjadikonstruktif.

20

7. Klien dapatmendemonstrasikancaramengontrolperilakukekerasan.

7. Setelah 1xpertemuanklienmemperagakan caramengontrolperilakukekerasan:a. Fisik 1

(tariknafasdalam)

perilakukekerasan yangdiketahui klien.

c. Jelaskan cara-cara sehat untukmengungkapkan marah

1) Cara fisik:nafas dalam,pukul bantalatau kasur,olahraga.

2) Verbal:mengungkapkan bahwadirinya sedangkesal kepadaorang lain.

3) Sosial: latihanasertif denganorang lain.

4) Spiritual:sembahyang/doa, dzikir,meditasi, dsbsesuaikeyakinanagamanyamasing-masing.

7.1 Diskusikancara yangmungkin untukdipilih dananjurkan klienmemilih carayang mungkinuntukmengungkapkan kemarahan.

7.2 Latih klienmemperagakancara yangdipilih:

a. Peragakan cara

Agarkliendapatmempelajariperilakukonstruktif yanglain.

21

8. Membimbing klienmemasukankegiatan kedalamjadualharian.

SP IIp1. Memvalida

si masalahdan latihan

8. Klien dapatmemasukankegiatanyang telahdilakukan kedalam jadualharian.

1. Kilen dapatmenyebutkandan

melaksanakancara yangdipilih

b. Jelaskanmanfaat caratersebut

c. Anjurkan klienmenirukanperagaan yangsudah dilakukan

d. Beri penguatanpada klien,perbaiki carayang belumsempurna.

7.3 Anjurkan klienmenggunakancara yangsudahdilakukandilatih saatmarah/ jengkel.

8.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

8.2 Berireinforcementpositif padaklien setelahmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadwalharian.

1.1 Motivasi klienuntukmenyebutkan

Melatihklienuntukmembuat jadwalkegiatanyangakan dilakukan.

Mengetahuimasalah

22

sebelumnya.

2. Melatihklien caramengontrolmarahdengan carafisik II(memukulbantal/kasur/koversienergi)

mendemonstrasikanlatihan yangdiajarkansebelumnya.

2. Setelah 1xpertemuanklienmemperagakan caramengontrolperilakukekerasan:

a. Fisik II(memukulbantal/ kasur/konversienergi)

danmendemonstrasikan latihansebelumnya

1.2 Beri pujianatas jawabanyang benar.

2.1 Motivasi klienuntukmelakukancaramengontrolmarah denganmemukulbantal ataukasur ataubenda lunaklainnya.

2.2 Latih klienmemperagakan caramengontrolmarah fisik II:

a. Peragakan caramelaksanakancara yangdipilih

b. Jelaskanmanfaat caratersebut

c. Anjurkan klienmenirukanperagaan yangsudah dilakukan

d. Beri penguatan

padaklienyangsesuaidanmengevaluasikliendalamberlatihcaramengotrol marahyangtelahdiajarkan.

Agarkliendapatmempelajariperilakukonstruktif yanglain.

23

3. Menganjurkan klienuntukmemasukankegiatanyang telahdilakukanke dalamjadwalkegiatanharian.

SP IIIp1. Memvalida

si masalahdan latihansebelumnya.

3. Klien dapatmemasukankegiatanyang telahdilakukan kedalam jadualharian.

1. Kilen dapatmenyebutkandanmendemonstrasikan latihanyangdiajarkansebelumnya.

pada klien,perbaiki carayang belumsempurna.

2.3 Anjurkanklienmenggunakancara yangsudahdilakukandilatih saatmarah/jengkel.

3.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelah dilakukanke dalamjadual harian.

3.2 Berireinforcementpositif padaklien setelahmemasukankegiatan yangtelah dilakukanke dalamjadual harian.

1.1 Motivasi klienuntukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihansebelumnya

1.2 Beri pujianatas jawabanyang benar.

Melatihklienuntukmembuat jadwalkegiatanyangakan dilakukan.

Mengetahuimasalahpadaklienyangsesuaidanmengevaluasikliendalamberlatihcara

24

2. Melatihcara kontrolperilakukekerasansecaraverbal(meminta,menolakdanmengungkapkan marahsecara baik)

3. Menganjurkan klienuntukmemasukankegiatanyang telahdilakukanke dalamjadwalkegiatanharian.

2.Setelah 1xpertemuanklienmemperagakan caramengontrolperilakukekerasan:

a. Verbal:mengungkapkan perasaanjengkel ataukesal padaorang laintanpamenyakiti.

3.setelah 1xpertemuanKlien dapatmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

2.1 Motivasi klienuntukmelakukan caramengontrolmarah secaraverbal(meminta,menolak danmengungkapkan marah secaraverbal)

2.2 Anjurkan klienuntukmengikuti lalumempraktikancaramengontrolmarah(memukulbantal).

2.3 Berireinforcementpositif atastindakan benaryang dilakukanklien.

3.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelah dilakukankedalam jadualharian.

3.2 Berireinforcementpositif pada kliensetelahmemasukan

mengotrol marahyangtelahdiajarkan.

Agarkliendapatmempelajariperilakukonstruktif yanglain.

Melatihklienuntukmembuat jadwalkegiatanyangakan dilakukan.

25

SP IVp1. Memvalida

si masalahdan latihansebelumnya.

2. Melatihcara kontrolperilakukekerasansecaraspiritual(berdoa,berwudhudan sholat).

1. Kilen dapatmenyebutkandanmendemonstrasikanlatihan yangdiajarkansebelumnya.

2. Klien dapatmengontrolperilakukekerasandengan salahsatu carayangdiajarkan.

kegiatan yangtelah dilakukanke dalam jadualharian.

1.1 Motivasi klienuntukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihansebelumnya

1.2 Beri pujianatas jawabanyang benar.

2.1 Motivasi klienuntukmelakukan caramengontrolmarah secaraspiritual(berdoa,berwudhu dansholat).

2.2 Anjurkan klienuntukmengikuti lalumempraktikancaramengontrolmarah(memukulbantal).

2.3 Beri

Mengetahuimasalahpadaklienyangsesuaidanmengevaluasikliendalamberlatihcaramengotrol marahyangtelahdiajarkan.

Agarkliendapatmempelajariperilakukonstruktif yanglain.

26

3. Menganjurkan klienuntukmemasukankegiatanyang telahdilakukanke dalamjadwalkegiatanharian.

SP Vp1. Memvalida

si masalahdan latihansebelumnya.

3. Klien dapatmemasukankegiatanyang telahdilakukan kedalam jadualharian.

1. Kilen dapatmenyebutkandanmendemonstrasikanlatihan yangdiajarkansebelumnya.

reinforcementpositif atastindakan benaryang dilakukanklien.

3.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

3.2 Berireinforcementpositif padaklien setelahmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

1.1 Motivasi klienuntukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihansebelumny.

1.2 Beri pujian atasjawaban yangbenar.

Melatihklienuntukmembuat jadwalkegiatanyangakan dilakukan.

Mengetahuimasalahpadaklienyangsesuaidanmengevaluasikliendalamberlatihcaramengotrol marahyangtelahdiajarkan.

27

2. Menjelaskan caramengontrolperilakukekerasandenganminum obat(prinsip 5benar obat).

3. Membimbing pasienmemasukkan dalamjadwalharian.

2. Klien dapatmeminumobat sesuaiaturan dancara yangtelahdiajarkan dandenganbantuanminimal.

3. Klien dapatmemasukankegiatanyang telahdilakukan kedalam jadualharian.

2.1 Memotivasiklien untukmenyebutkankembali latihanmengontrolperilakukekerasan yangtelah diajarkan.

2.2 Diskusikanbersama kliententang latihanyang telahdiajarkansebelumnya.

2.3 Ajarkan klienuntukmeminum obatsecara teratur.

2.4 Berireinforcmentpositif atastindakan benaryang dilakukanklien.

3.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

3.2 Berireinforcementpositif padaklien setelahmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

Kliendapatmemahami caramengotrol marahdengancarayangtelahdiajarkan,mampumeminumobatsecarateraturdanbenardenganbantuanminimal.

Melatihklienuntukmembuat jadwalkegiatanyangakan dilakukan.

28

Sp1k1. Membina

hubungansalingpercaya.

2. Mendiskusikanmasalahyangdirasakankeluargadalammerawatkliendenganperilakukekerasan.

1. Setelahdilakukantindakan 1xpertemu-anklien menun-jukkantanda-tandapercayakepadaperawat:

a. Wajahcerah,tersenyum

b. Mauberkenalan

c. Ada kontakmata

d. Bersediamenceritakanperasaan.

2. setelahdilakukan1xpertemuanKeluargadapat:

a. Menjelaskanperasaannya.

b. Menjelaskancara merawatklienperilakukekerasan

c. Mendemonstrasikan caraperawatanklienperilakukekerasan

d. Berpartisipasi dalamperawatanklien

1. Bina hubungansaling percayadengankeluarga:

a. Salamperkenalan.

b. Jelaskan tujuan.c. Buat kontrak.d. Eksplorasi

perasaankeluarga klien.

e. Motivasikeluarga klienuntukmenyetujui danmengikutikontrak.

2. Diskusikandengan anggotakeluargatentang:

a. Perilakukekerasan.

b. Penyebabperilakukekerasan.

c. Akibat yangakan terjadijika perilakukekerasantidak ditangani.

d. Cara keluargamenghadapiperilakukekerasanklien.

Hubungan salingpercayamemungkinkanterbukapadaperawatdansebagaidasaruntukintervensiselanjutnya

Pengungkapanperasaandalamataulingkungan yangmengncam akanmenolongkeluargauntuksampaikepadaakhirpenyelesaianpersoalan.

29

3. Menjelaskanpengertianperilakukekerasan,tanda dangejala sertaproseskejadiannya.

4. Menjelaskan caramerawatklienperilakukekerasan.

perilakukekerasan.

3. setelahdilakuakn1xpertemuanKeluargamemahamidanmenyebutkan kembalipengertian,tanda dangejala, danprosesterjadinyaperilakukekerasan.

4. Setelah 1xpertemuankeluarga:

a. Menjelaskan caramerawatkliendenganperilakukekerasan.

b. Mengungkapkanrasa puasdalammerawatklien

3.1 Jelaskanpengertian,penyebab,tanda dangejala, prosesterjadinyaperilakukekerasan danakibat perilskukekerasan.

3.2 Berireinforcementpositif padakeluarga

4.1 Diskusikanpentingnyaperan sertakeluargasebagaipendukungklien untukmengatasiperialkukekerasan.

4.2 Doronganggotakeluarga untukmengikuti caramerawat klienperilakukekerasan.

4.3 Diskusikanpotensikeluarga untukmembantuklienmengatasiperilakukekerasan.

4.4 Peragakan cara

Keluargamampumemahami danmengetahuipengertian,tandadangejala,sertaproseskejadianmarah.

Peransertakeluargadalammerawatkliensangatmembantu prosespenyembuhanklien.

Supayakeluargalebihmemahami caraperawat

30

SP IIk1. Melatih

keluargamempraktikan caramerawatklienperilakukekerasan.

SP IIIk1. Membantu

keluargamembuatjadwalaktivitas dirumahtermasuk

1. Keluargamampumempraktikan caramerawatklienperilakukekerasan.

1. Keluargamampumembuatjadualaktivitas dirumahtermasuk

merawat klien(menanganiperilakukekerasan).

4.5 Berikesempatankeluarga untukmemperagakanmemperagakanulang.

4.6 Beri pujiankepadakeluargasetelahperagaan

1.1Diskusikanbersamakeluarga dalammempraktikancara merawatklien perilakukekerasan.

1.2 Motivasikeluarga untukmempraktikancara merawatklien perilakukekerasan.

1.3 Berireinforcmentpositif padakeluarga untukrespon baikdari anggotakeluarga.

2.1 Diskusikanbersamakeluarga dalammembuatjadual aktivitasdi rumah.

2.2 Motivasi

an klienlangsung.

Mengidentifikasikeluargaagarberlatihsecarateraturdalamprosespenyembuhanklien.

Melatihkeluargauntukmembuat jadwalkegiatanyang

31

minumobat.(dischargeplanning).

2. Menjelaskan follow upkliensebelumpulang.

minum obatsecaramandiri.

2. Keluargamematuhijadual yangtelah dibuatuntukkesembuhanklien.

3. Keluargamengerti/memahamifollow upyang telahdiarahkanpada klien.

keluarga untukmembuat danmemenuhijadual aktivitasyang dibuat.

2.3 Berireinforcmentpositif.

2.4 Motivasikeluarga untukmenerimaklien.

2.5 Diskusikanfollow upuntuk keluarga.

akandilakukan klien

Harga DiriRendah

TUM:Klien meilikikonsep diriyang positif

SP Ip1. Klien dapat

membinahubungansalingpercaya.

1. Setelah 1xinteraksi,klienmenunjukkanekspresiwajahbersahabat,menunjukkanrasa senang,ada kontakmata, mauberjabattangan, maumenyebutkannama, maumenjawabsalam, klienmau dudukberdampingan denganperawat, maumengutaraka

1. Bina hubungansaling percayadenganmenggunakanprinsipkomunikasiterapeutik:

a. Sapa kliendengan ramahbaik verbalmaupun nonverbal.

b. Perkenalkandiri dengansopan.

c. Tanyakan namalengkap dannama panggilanyang disukaiklien.

d. Jelaskan tujuanpertemuan

Hubungan salingpercayamemungkinkanterbukapadaperawatdansebagaidasaruntukintervensiselanjutnya.

32

2. Klien dapatmengidentifikasiaspekpositif dankemampuan yangdimiliki.

3. Klien dapatmenilaikemampuan yangdimilikiuntuk

n masalahyangdihadapi.

2. Setelah 1xinteraksiklienmenyebutkan:

a. Aspekpositifyangdimilikiklien.

b. Aspekpositifkeluarga.

c. Aspekpositiflungkunganklien.

3. Setelah 1xinteraksiklienmenyebutkankemampuanyang dapat

e. Jujur danmenepati janji.

f. Tunjukan sikapempati danmenerima klienapa adanya.

g. Beri perhatiandan perhatikankebutuhanklien.

2.1Diskusikandengan kliententang:

a. Aspek positifyang dimilikioleh klien,keluarga,lingkungan.

b. Kemampuanyang dimilikioleh klien.

2.2 Bersama klienbuat daftartentang;

a. Aspek positifyang dimilikioleh klien,keluarga,lingkungan

b. Kemampuanyang dimilikioleh klien.

2.3 Beri pujianyang realistis,hindarkanmemberpenilaiannegatif.

3.1. Diskusikandengan klienkemampuanyang dapatdilaksanakan

3.2. Diskusikan

Mengidentifikasihal-halpositifyangmasihdimilikiolehklien.

Mengidentifikasikemampuanyangmasih

33

dilaksanakan.

4. Membimbing klienmemasukkan dalamjadwalharian.

SP IIp1.memvalidasi

masalah danlatihansebelumnya.

2. Melatihkegiatan

dilaksanakan.

4. Klien dapatmemasukankegiatanyang telahdilakukanke dalamjadualharian.

1. Kilen dapatmenyebutkan danmendemonstrasikanlatihan yangdiajarkansebelumnya.

2. Setelah 1xinteraksi

kemampuanyang dapatdilanjutkanpelaksanaanya.

4.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

4.2 Berireinforcementpositif padaklien setelahmemasukankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadualharian.

1.1 Motivasi klienuntukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihansebelumnya

1.2 Beri pujianatas jawabanyang benar.

2.1 Rencanakanbersama klien

dapatdigunakan.

Melatihklienuntukmembuat jadwalkegiatanyangakan dilakukan.

Mengetahuimasalahpadaklienyangsesuaidanmengevaluasiklienkemapuan yangmasihbisadigunakan.

Agarklien

34

kedua (atauselanjutnya) yangdipilihsesuaikemampuan.

3. Klien dapatmelakukankegiatansesuairencanayangdibuat.

klienmembuatdapatmelakukankegiatansesuaidengankemampuannya.

3. Setelah 2xinteraksiklienmelakukankegiatansesuai jadwalyang dibuat.

aktivitas yangdapatdilakukansetiap harisesuaikemampuanklien:a. Kegiatan

mandirib. Kegiatan

denganbantuan

2.2 Tingkatkankegiatansesuai kondisiklien.

2.3 Beri contohpelaksanaankegiatan yangdapatdilakukan olehklien.

3.1 Anjurkan klienuntukmelaksanakankegiatan yangtelahdirencanakan.

3.2 Pantaukegiatan yangdilaksanakanklien.

3.3 Beri pujianatas usahayangdilakukan olehklien.

3.4 Diskusikankemungkunanpelaksanaankegiatan kliensetelahpulang.

dapatmelakukankegiatanyangrealistisyangsesuaikemampuanyangdimiliki

Mengidentifikasiklienagarberlatihsecarateratur.

35

SP Ik1. Mendiskusi

kanmasalahyangdirasakankeluargadalammerawatpasien.

2. Menjelaskanpengertian,tanda dangejala hargadiri rendahyangdialamipasienbesertaprosesterjadinya.

3. Menjelaskan cara-caramerawatpasien

1. setelah 1xpertemuaKeluargadapat:

a. Menjelaskanperasaannya.

b. Menjelaskancara merawatklien hargadiri rendah

c. Mendemonstrasikan caraperawatanharga dirirendah.

d. Berpartisipasi dalamperawatanklien hargadiri rendah.

2. setelah 1xpertemuanKeluarga

memahamidanmenyebutkankembalipengertian,tanda dangejala, danprosesterjadinyaharga dirirendah.

3. setelah 1xpertemuanKeluargamampu

1. Diskusikandengan anggotakeluargatentang:

a. Harga dirirendah.

b. Penyebab hargadiri rendah.

c. Akibat yangakan terjadi jikaharga dirirendah tidak ditangani.

d. Cara keluargamenghadapiharga dirirendah klien.

2.1 Jelaskanpengertian,penyebab,tanda dangejala, prosesterjadinyaharga dirirendah danakibat hargadiri rendah.

2.2 Berireinforcmentpositif padakeluarga

3.1 Diskusikanpentingnyaperan sertakeluarga

Pengungkapanperasaandalamataulingkungan yangmengncam akanmenolongkeluargauntuksampaikepadaakhirpenyelesaianpersoalan.

Keluargamampumemahami danmengetahuipengertian,tandadangejala,sertaproseskejadianhargadirirendah.

Peransertakeluargadalam

36

harga dirirendah.

SP IIk1. melatih

keluargamempraktikkan caramerawat

mempraktikan caramerawatklien hargadiri rendah.

1. Setelah 1xpertemuanKeluargamampumempraktik

sebagaipendukungklien untukmengatasiharga dirirendah.

3.2 Doronganggotakeluarga untukmengikuti caramerawat klienharga dirirendah.

3.3 Diskusikanpotensikeluarga untukmembantuklienmengatasiharga dirirendah.

3.4 peragakancara merawatklien(menanganiharga dirirendah).

3.5 Berikesempatankeluarga untukmemperagakanmemperagakan ulang.

3.6 Beri pujiankepadakeluargasetelahperagaan.

1.1 Diskusikanbersama keluargadalammempraktikancara merawat

merawatkliensangatmembantu prosespenyembuhanklien.

Supayakeluargalebihmemahami cara

37

pasiendenganharga dirirendah.

2. melatihkeluargamelakukancaramerawatlangsungkepadaklien hargadiri rendah.

SP IIIk1. Membantu

keluargamembuatjadwalaktivitas dirumahtermasukminum obat(dischargeplanning).

2. Menjelaskan follow upkliensetelahpulang.

an caramerawatklien hargadiri rendah

1. Keluargamampumembuatjadualaktivitas dirumahtermasukminum obatsecaramandiri.

2. Keluargamematuhijadual yangtelah dibuatuntukkesembuhanklien.

Keluargamengerti/memahamifollow up yangtelah diarahkanpada klien.

klien perilakukekerasan.

1.2 Motivasikeluarga untukmempraktikancara merawatklien perilakukekerasan.

1.3 Berireinforcmentpositif padakeluarga untukrespon baikdari anggotakeluarga.

1.1 Diskusikanbersamakeluargadalammembuatjadualaktivitas dirumah.

1.2 Motivasikeluarga untukmembuat danmemenuhijadualaktivitas yangdibuat.

1.3 Berireinforcmentpositif.

1.4 Motivasikeluarga untukmenerimaklien.

1.5 Diskusikanfollow upuntukkeluarga.

perawatan klienlangsung.

Mengidentifikasikeluargaagarberlatihsecarateraturdalamprosespenyembuhanklien.

38

5. Strategi Pelaksanaan

a. Strategi Pelaksanaan Resiko Perilaku Kekerasan.

Pasien

SP Ip

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

3) Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

4) Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

5) Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

6) Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan

7) Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik 1 (nafas

dalam)

8) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP IIp

1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2) Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik II (memukul

bantal/ kasur/ konversi energi)

3) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian.

SP IIIp

1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2) Melatih cara kontrol perilaku kekerasan secara verbal (meminta,

menolak dan mengungkapkan marah secara baik)

3) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian.

39

SP IVp

1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2) Melatih cara kontrol perilaku kekerasan secara spiritual (berdoa,

berwudhu, sholat).

3) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian.

SP Vp

1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2) Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan minum

obat (prinsip 5 benar minum obat).

3) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian.

Keluarga

SP I k

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien

3) Menjelaskan pengertian perilaku kekerasan , tanda dan gejala

perilaku kekerasan, serta proses terjadinya perilaku kekerasan.

4) Menjelaskan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan.

SP II k

1) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan

perilaku kekerasan.

2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada

pasien perilaku kekerasan.

40

SP III k

1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah

termasuk minum obat (discharge planning)

2) Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

b. Strategi Pelaksanaan Harga Diri Rendah.

Pasien

SP I p

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien

3) Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan.

4) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai

dengan kemampuan

5) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian.

SP II p

1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2) Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai

kemampuan

3) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian.

41

Keluarga

SP I k

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien.

2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang

dialami pasien beserta proses terjadinya.

3) Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah.

SP II k

1) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan

harga diri rendah.

2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada

pasien harga diri rendah.

SP III k

1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah

termasuk minum obat (discharge planning)

2) Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.