BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang...

29
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN A. Tinjauan Literatur Penelitian mengenai manajemen pajak sebelumnya telah dilakukan oleh Dewi Aprianty pada tahun 2004 dalam skripsi yang berjudul “Analisis Manajemen Pajak atas Penggabungan Usaha (merger)”. Tujuan tesis tersebut pada intinya adalah untuk menjelaskan secara umum pelaksanaan manajemen pajak yang dapat dilakukan dalam upaya penggabungan usaha di Indonesia. Kajian manajemen pajak tersebut hanya mencakup PPh Badan saja, namun juga berkaitan dengan pelaksanaan PPh wthholding seperti PPh 21, PPh 23 dan PPh 26. Dalam penelitian tersebut, Dewi Aprianty menarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan penggabungan usaha (merger) penting bagi perusahaan yang akan melaksanakan penggabungan usaha untuk menyusun suatu langkah manajemen pajak yang tepat agar pelaksanaan penggabungan usaha dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala dan kesulitan dalam masalah perpajakan. B. Tinjauan Pustaka B.1 Hutang Yang dimaksud dengan hutang adalah suatu kewajiban kontraktual untuk membayar kas berdasarkan permintaan atau pada saat yang telah ditentukan, yang 12 ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Transcript of BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang...

Page 1: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN

A. Tinjauan Literatur

Penelitian mengenai manajemen pajak sebelumnya telah dilakukan oleh

Dewi Aprianty pada tahun 2004 dalam skripsi yang berjudul “Analisis

Manajemen Pajak atas Penggabungan Usaha (merger)”. Tujuan tesis tersebut pada

intinya adalah untuk menjelaskan secara umum pelaksanaan manajemen pajak

yang dapat dilakukan dalam upaya penggabungan usaha di Indonesia. Kajian

manajemen pajak tersebut hanya mencakup PPh Badan saja, namun juga

berkaitan dengan pelaksanaan PPh wthholding seperti PPh 21, PPh 23 dan PPh 26.

Dalam penelitian tersebut, Dewi Aprianty menarik kesimpulan bahwa dalam

pelaksanaan kegiatan penggabungan usaha (merger) penting bagi perusahaan

yang akan melaksanakan penggabungan usaha untuk menyusun suatu langkah

manajemen pajak yang tepat agar pelaksanaan penggabungan usaha dapat berjalan

dengan lancar tanpa kendala dan kesulitan dalam masalah perpajakan.

B. Tinjauan Pustaka

B.1 Hutang

Yang dimaksud dengan hutang adalah suatu kewajiban kontraktual untuk

membayar kas berdasarkan permintaan atau pada saat yang telah ditentukan, yang

12ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 2: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

tercantum sebagai suatu kewajiban didalam neraca debitur7. Berhutang

merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan dalam melakukan ekspansi

usaha selain setoran modal oleh pemilik perusahaan (pemegang saham). Hutang

dapat berasal dari beragam sumber seperti bank, suplier atau pemodal di pasar

obligasi.

Meminjam uang (berhutang) tidaklah otomatis berarti suatu keputusan

yang buruk. Bahkan pada dasarnya berhutang akan menguntungkan perusahaan

sepanjang tambahan keuntungan dari investasi/ekspansi yang menggunakan

hutang tersebut memberikan hasil yang lebih tinggi dari tambahan beban

keuangan yang terjadi. Hal ini akan bermuara pada peningkatan kekayaan pemilik

perusahaan yang merupakan tujuan berdirinya sebuah perusahaan.

B.2 Hutang Bermasalah

Yang dimaksud dengan hutang bermasalah umumnya terjadi sebagai suatu

akibat dari pemberian pinjaman atau pinjaman kas, investasi dalam efek hutang

piutang yang sebelumnya telah diterbitkan, atau pembelian barang dan jasa secara

kredit. Hutang tersebut dapat dikatakan menjadi hutang yang bermasalah apabila

debitur tidak dapat mengadakan pelunasan sesuai dengan perjanjian pada saat

transaksi, yang dikarenakan kondisi keuangan debitur tersebut sedang mengalami

kesulitan. Apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban atas hutangnya

dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka kreditor dapat mengajukan

klaim terhadap asset perusahaan. Tindakan ini dapat menyebabkan penyitaan asset

7 Peni R. Pramono, Mengelola Utang menjadi Laba, (Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo, 2008), hal. 3.

13ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 3: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

dan pengaduan kepailitan (bangkrut). Sebagai konsekuensi dari penerbitan hutang

adalah kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan.

Kesulitan keuangan merupakan hal yang sulit didefinisikan, akan tetapi

menurut Stephen A. Ross, Westerfield dan Jaffe kesulitan keuangan

didefinisikannya sebagai berikut8:

“Financial distress is a situation where a firm’s operating cash flow are not sufficient to satisfy current obligations (such as trade creditors on interest expense) and the firm is force to take corrective action. Financial distress may lead a firm to default on a contract and it may involve financial restructuring between firm, its creditors, its equity investors”.

Kesulitan keuangan adalah suatu keadaan dimana kas suatu perusahaan tidak

mampu memenuhi kewajibannya dan perusahaan ditekankan untuk mengambil

langkah-langkah perbaikan. Kesulitan keuangan dapat menyebabkan suatu

perusahaan tidak dapat memenuhi perjanjian dan diharuskan untuk merestruktur

kondisi keuangannya antara perusahaan, para kreditur dan para investor.

Kesulitan keuangan didefinisikan oleh Rico Lesmana dan Rudy Surjanto

sebagai9:

“Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban atas hutang, baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek, merupakan masalah insolvensi (insolvency) yang dapat menuntun perusahaan kearah kesulitan keuangan”.

8 Stephen A. Ross, Randolph Westerfield and Jeffrey Jaffe, Corporate Finance, Fifth

Edition, (Irwin McGraw Hill, 1999), hal. 793. 9 Rico Lesmana dan Rudy Surjanto, Financial Performance Analyzing, (Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo, 2003), hal. 80.

14ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 4: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

B.3 Restrukturisasi Usaha

Michael A. Hitt, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskinsson

mendefinisikan restrukturisasi sebagai: “changes in the composition of a firm’s

set of business and or financial structure”. Lebih lanjut dikatakan bahwa hal yang

menjadi penyebab utama restrukturisasi yang umumnya terjadi adalah kenerja

perusahaan yang buruk, sejalan dengan tindakan koreksi atas aktivitas

deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). Kegiatan yang

berkenaan dengan restrukturisasi terbagi menjadi tiga, yaitu10:

1. Downsizing

Downsizing merupakan pengurangan jumlah karyawan dan terkadang juga

meliputi pengurangan unit operasional. Tindakan ini bisa mempengaruhi

ataupun tidak mempengaruhi komposisi bisnis dari portofolio perusahaan

yang bersangkutan.

2. Downscoping

Downscoping mengarah kepada divestasi unit bisnis, spin off atau

mengeliminasi unit bisnis yang tidak berhubungan dengan core business

dari perusahaan induknya. Dengan kata lain, downscoping merupakan

usaha perusahaan untuk focus kembali ke bisnis inti. Dengan focus pada

bisnis inti, perusahaan dapat dikelola dengan lebih efektif karena bidang

uasaha menjadi lebih focus dan manajemen menjadi lebih mudah untuk

mengerti perusahaan yang ada.

3. Leveraged Buyouts (LBO)

10 Michael A. Hitt, R. Duane Ireand and Robert E. Hoskisson, Strategic Management:

Competitiveness and globalization, (South-Western, 2000), hal. 231.

15ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 5: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

Leveraged Buyouts merupakan tindakan restrukturisasi dimana ada satui

pihak di perusahaan dan/atau pihak luar membeli semua asset perusahaan,

sebagian besar dengan hutang dan memprivatisasi perusahaan. Tindakan

ini diambil untuk melindungi kepentingan pemilik yang melakukan LBO

dari pengaruh eksternal, sehingga pemilik bisa focus untuk

mengembangkan perusahaan kea rah yang diinginkan.

Sementara Milton L. Rock dan Robert H. Rock membedakan restrukturisasi

perusahaan menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Portfolio Restructuring

Restrukturisasi ini melakukan peruibahan terhadap unit bisnis untuk

menciptakan konfigurasi bisnis yang kebih efektif. Efektifita diperoleh

dengan mengkombinasikan unit-unit bisnis yang memiliki competitive

advantage dan melepaskan lini bisnis yang tidak mampu menghasilkan

return yang lebih tinggio dibandingkan para pesaingnya.

2. Financial Restructuring

Berbeda dengan portfolio, financial restructuring lebih ke arah perubahan

struktur modal perusahaan. Umumnya aktivitas ini meliputi penambahan

posisi hutang dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan perusahaan

menjadi menjadi salah take over.

3. Organizational Restructuring

Restrukturisasi ini meliputi perubahan corporate culture, proses dan

sistem serta jumlah karyawan.

16ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 6: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

Pemulihan kembali perusahaan antara lain dapat ditempuh dengan melakukan

retsrukturisasi usaha. Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

dikemukakan oleh Gunadi, antara lain ditempuh dengan cara merger, konsolidasi

(peleburan), pembubaran usaha (likuidasi), pembangkrutan (kepailitan),

pemecahan usaha (split off), pemekaran usaha (spin off), penilaian kembali aktiva

tetap (revaluasi), rekapitalisasi (penataan kembali permodalan) dan reorganisasi

usaha11. Selain restrukturisasi usaha dalam bentuk penggabungan, peleburan,

akuisisi, dan likuidasi, masih terdapat berbagai bentuk restrukturisasi lainnya.

Termasuk dalam restrukturisasi adalah restrukturisasi hutang12. Restrukturisasi

hutang juga merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh pengusaha

dalam merestrukturisasi usahanya.

B.4 Restrukturisasi Hutang

Restrukturisai hutang merupakan suatu proses untuk merestruktur hutang

bermasalah dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan debitur.

Restrukturisasi hutang dilakukan sebagai usaha untuk membayar hutang

dengan merubah syarat perjanjian menjadi lebih lunak atau lebih ringan

dibandingkan dengan syarat pembayaran hutang sebelum dilakukannya proses

restrukturisasi hutang karena adanya konsesi khusus yang diberikan kreditur

kepada debitur. Konsesi semacam ini tidak akan diberikan oleh kreditur kepada

debitur apabila debitur tersebut tidak dalam kondisi kesulitan keuangan. Dari

pengertian ini dapat disimpulkan bahwa yang berkepentingan terhadap

11 Gunadi, op cit, hal. 7. 12 Gunadi, op.cit, hal. 61.

17ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 7: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

restrukturisasi hutang adalah pihak debitur yang bermasalah. Dari sisi debitur,

restrukturisasi hutang merupakan suatu tindakan yang harus diambil sebab

perusahaan tidak memiliki lagi kemampuan atau kekuatan untuk memenuhi

commitment-nya kepada debitur. Commitment yang dimaksud adalah dimana

debitur tidak dapat lagi memenuhi perjanjian yang telah disepakati sebelumnya

dengan kreditur, sehingga mengakibatkan gagal bayar. Dan apabila perusahaan

tidak melakukan restrukturisasi hutangnya maka akan timbul wanprestasi atau

cacat yang dapat mengakibatkan masalah besar bagi kelangsungan hidup

perusahaan. Restrukturisasi hutang yang dilakukan diluar proses kepailitan di

pengadilan niaga juga menghindari terjadinya likuidasi perusahaan, yang berarti

terjadi penyelamatan lapangan kerja bagi ratusan ribu karyawan dan buruh.

Dampak yang akan timbul tersebut, antara lain:

1. Pihak debitur akan mengalami kesulitan untuk memperoleh dana di masa

yang akan datang

2. Nilai saham yang dimiliki oleh debitur akan mengalami penurunan,

disamping itu nilai usaha yang dimilikinya pun akan mengalami

penurunan nilai.

3. Pihak kreditur dapat mengumumkan bahwa pihak debitur yang bermasalah

tersebut sudah pailit atau bangkrut.

4. Beban dan biaya yang dikeluarkan oleh debitur akan membengkak atau

lebih besar daripada biasanya di dalam mempeoleh dana di masa yang

akan datang.

5. Debitur akan memiliki reputasi yang jelek di dalam dunia usaha.

18ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 8: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

Berdasarkan dampak yang ada maka debitur diarahkan untuk mengambil langkah

restrukturisasi hutang guna menghindari masalah-masalah yang mungkin terjadi.

Bentuk-bentuk restrukturisasi hutang dapat berupa13:

1. Pembebasan (hair cut)

Pembebasan Hair Cut) merupakan potongan atau pengurangan atas

pembayaran bunga dan hutang yang dilakukan oleh pihak debitur.

2. Pengalihan harta debitur kepada kreditur untuk penyelesaian hutang (debt

to asset swap)

Debt to asset swap merupakan pengalihan harta yang dimiliki oleh pihak

debitur dimana pihak debitur sudah tidak sanggup lagi untuk melunasi

kewajibannya kepada pihak-pihak yang memberi pinjaman. Dan

pengalihan harta atau asset yang dimiliki oleh debitur ini ditujukan untuk

dikuasai oleh kreditur

3. Perubahan utang melalui penyertaan modal (debt to equty swap)

Debt to equity swap merupakan suatu langkah awal yang diambil oleh

pihak kreditur karena kreditur tersebut melihat dan mengamati bahwa

perusahaan dari debitur yang mengalami masalah keuangan tersebut

mempunyai nilai ekonomi yang sangat bagus di masa yang akan dating,

dan ini merupakan cara yang bagus bagi kreditur untuk menambah laba,

yaitu dengan cara reklasifikasi tagihan debitur menjadi penyertaan.

4. Penjadwalan kembali (rescheduling)

13 Gunadi, op.cit, hal. 62.

19ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 9: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

Rescheduling adalah upaya untuk memperpanjang jangka waktu dalam

pengembalian hutang atau penjadwalan kembali terhadap hutang debitur

pada pihak kreditur.

Selain keempat bentuk restrukturisasi tersebut diatas masih ada beberapa model

restrukturisasi lagi, yaitu: penundaan atau penangguhan (moratorium),

pembebasan atau pengurangan bunga, konversi utang dengan obligasi atau

obligasi konversi (convertible bonds), penggantian obligasi (surat utang) lama

dengan obligasi baru (stappled bonds), penjualan asset tak produktif untuk

membayar utang, dan sebagainya14. Dalam menentukan dan memilih metode yang

sesuai dalam melakukan restrukturisasi hutang maka sangat tergantung pada

tujuan dari pihak debitur dan kreditur.

Menurut Penyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK No. 54,

restrukturisasi hutang piutang mencakup namun tidak terbatas pada, satu atau

lebih kombinasi berikut ini15:

1. Transfer asset berikut ini: real estate, piutang kepada pihak ketiga, atau asset

lain dari debitur kepada kreditur untuk memenuhi sebagian atau seluruh

hutang piutang (termasuk transfer sebagai akibat dari kepemilikan kembali

atau sita jaminan).

2. Penerbitan saham baru atau penyerahan saham debitur untuk memenuhi

sebagian atau seluruh hutang piutang, kecuali jika saham diberikan dalam

rangka pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk

14 Gunadi, op.cit, hal. 61. 15 Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: IAI,

2002), hal. 54.3.

20ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 10: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

pengubahan hutang piutang menjadi pemberian saham (misalnya penukaran

obligasi konversi).

3. Modifikasi syarat-syarat hutang piutang, seperti satu atau lebih kombinasi

berikut ini:

i) Pengurangan tingkat bunga untuk sisa masa hutang;

ii) Perpanjangan jangka waktu pelunasan atau pengunduran tanggal jatuh

tempo dengan tingkat bunga yang lebih rendah dari tingkat bungan yang

berlaku di pasar untuk hutang baru dengan resiko sama;

iii) Pengurangan (absolute atau kontinjen) jumlah pokok atau jumlah yang

harus dibayar pada saat jatuh tempo pada saat jatuh tempo hutang piutang

sebagaimana yang tercantum dalam instrument hutang piutang atau

dokumen perjanjian;

iv) Pengurangan (absolute atau kontinjen) bunga yang terhutang.

B.5 Tujuan Restrukturisasi Hutang

Restrukturisasi hutang perlu dilakukan untuk mengatasi kredit yang

bermasalah yang sedang dialami oleh perusahaan, baik perusahaan manufaktur,

jasa maupun perusahaan dagang. Alasan untuk diadakannya restrukturisasi hutang

bagi debitur adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing yang lebih bagus.

Penataan dan perbaikan sektor keuangan perusahaan akan dapat dicapai

apabila perusahaan tersebut dalam kondisi sehat, efisien, dan kuat.

21ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 11: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

2. Dengan melakukan restrukturisasi hutang maka perusahaan akan dapat

memiliki lebih banyak lagi alternatif pilihan pembayaran, caranya yaitu

berunding dengan kreditur dan melalui suatu argument yang cukup,

sehingga tercapai kesepakatan atau win-win solution. Argument yang

dimaksud adalah dimana pihak debitur mampu menunjukkan bahwa

keadaannya benar-benar dalam posisi kesulitan keuangan.

Selain alasan-alasan tersebut, melakukan restrukturisasi hutang bukan

hanya semata-mata karena perusahaan ada dalam suatu kondisi finansial yang

tidak baik, tetapi restrukturisasi hutang juga bisa dilakukan karena perusahaan

lebih memilih melunasi hutangnya dengan fix assets-nya atau barang

dagangannya daripada melunasinya dengan uang. Memang idealnya pelunasan

hutang seharusnya dilakukan dengan uang. Namun karena alasan satu dan lain hal

akhirnya pihak yang memberikan pinjaman (kreditur) bersedia untuk menerima

pelunasan hutang dengan harta atau barang dagangan milik pihak yang berutang

(debitur).

B.6 Pengalihan Aset sebagai Pelunasan Hutang (Debt to Asset Swap)

Debt to asset swap merupakan pengalihan harta yang dimiliki oleh pihak

debitur dimana pihak debitur sudah tidak sanggup lagi untuk melunasi

kewajibannya kepada pihak-pihak yang memberi pinjaman kepadanya16. Dan

pengalihan harta atau asset yang dimiliki oleh debitur ini ditujukan untuk dikuasai

oleh kreditur. Walaupun tidak dimaksudkan untuk dijual kembali namun dalam

16 Gunadi, op.cit, hal. 60.

22ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 12: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

keadaan tertentu dan karena alasan efisiensi maka asset dapat dijual kembali oleh

perusahaan.

Dalam penyelesaian hutang yang dilakukan dengan pengalihan asset milik

debitur, harta tersebut seharusnya dinilai menurut harga pasarnya. Atas selisih

antara harga pasar dengan nilai buku harta merupakan keuntungan atau kerugian

debitur. Debitur yang menyerahkan aktiva seperti harta tak bergerak, persediaan,

piutang, atau investasi untuk melunasi hutang biasanya akan mengakui dua jenis

keuntungan atau kerugian, yaitu: 1) keuntungan atau kerugian atas penyerahan

aktiva, dan 2) keuntungan yang timbul dari kelonggaran yang diberikan dalam

restrukturisasi hutang17. Kelonggaran yang dimaksud disini adalah keuntungan

yang diterima oleh debitur atas penghapusan sebagian hutangnya yang disebabkan

oleh perbedaan nilai anatara aset yang dialihkan dengan jumlah hutang yang haurs

dibayarkan oleh debitur.

B.7 Aspek Penghasilan atas Debt to Asset Swap

Pengalihan harta sebagai pelunasan hutang (debt to asset swap) tak

ubahnya seperti transaksi barter, namun demikian hal ini bisa menimbulkan

implikasi pajak terhadap pengakuan laba atau rugi bagi pihak yang mengalihkan

aset atau pihak yang menerima aset untuk pelunasan hutang.

Penghasilan atas transaksi pengalihan aset dapat diakui oleh debitur

apabila nilai asset yang dialihkan lebih kecil dari nilai buku hutang, maka pihak

debitur akan memperoleh keuntungan sebesar selisih lebih dari nilai asset yang

17 Muhammad Rusjdi, Pajak Penghasilan, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), hal. 35-2.

23ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 13: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

dialihkan dengan nilai buku hutang, meskipun tidak ada aliran uang (cash) yang

diterima oleh debitur. Seperti yang tertulis di dalam Undang-Undang Pajak

Penghasilan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-

Undang No. 17 Tahun 2000 bahwa setiap tambahan kemampuan ekonomis

merupakan penghasilan. Dari sisi kreditur, keuntungan atau laba atas transaksi

pengalihan harta sebagai pembayaran hutang (debt to asset swap) dapat terjadi

apabila nilai asset yang diterima ternyata nilainya lebih besar dari nilai buku

piutang. Selain dapat diakuinya penghasilan, kerugian dalam transaksi pengalihan

harta juga dapat diakui. Dari sisi kreditur kerugian dapat terjadi apabila nilai asset

yang diterima lebih kecil daripada jumlah nilai buku hutang yang dialihkan. Dari

sisi debitur, dapat membawa kerugian apabila nilai aset yang dialihkan melebihi

nilai buku hutang.

Dalam transaksi debt to asset swap tidak tertutup kemungkinan

pembayaran hutang yang dilakukan bukan saja pembayaran terhadap pokok

hutangnya saja tetapi juga bunga pinjamannya. Dengan pembayaran bunga

pinjaman maka transassksi pembayaran bunga tersebut dikenakan withholding

tax, yaitu dikenakan PPh pasal 23 Undang-Undang PPh.

B.8 Aspek Pajak Pertambahan Nilai atas Debt to Asset Swap

Transaksi pengalihan asset menjadi hutang (debt to asset swap)

merupakan transaksi penyerahan suatu barang kena pajak dari debitur kepada

kreditur dimana penyerahan tersebut merupakan salah satu penyerahan yang

terutang pajak. Oleh sebab itu selain terdapat aspek pajak penghasilan, transaksi

24ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 14: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

pengalihan harta menjadi hutang juga merupakan penyerahan yang terutang Pajak

Pertambahan Nilai. Seharusnya transaksi pelunasan hutang piutang tidak

dikenakan PPN bila pelunasan tersebut dilakukan dengan uang. Sesuai dengan

Pasal 4A UU PPN, uang tidak termasuk ke dalam kategori barang kena pajak.

Oleh sebab itu penyerahan uang untuk pelunasan hutang tidak termasuk dalam

penyerahan barang kena pajak. Namun karena yang digunakan untuk pelunasan

hutang tersebut adalah aset, maka penyerahan tersebut termasuk dalam kategori

penyerahan barang kena pajak yang dapat terutang PPN.

B.9 Manajemen Pajak

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan

melalui manajemen pajak. Namun perlu diingat bahwa legalitas menajemen pajak

tergantung dari instrumen yang dipakai.

Secara umum, manajemen pajak dapat didefinisikan sebagai berikut18:

“Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan”. (Sophar Lombanturuan:1996)

Dari definisi manajemen pajak diambil kesimpulan bahwa manajemen pajak

merupakan pengelolaan perusahaan agar kewajiban pemenuhan perpajakannya

dapat dilakukan dengan baik dan benar, dengan jumlah pajak yang dapat ditekan

serendah mungkin untuk mendapatkan laba yang diharapkan, tanpa unsur

pelanggaran yang akan menyebabkan adanya sanksi atau denda. Manajemen pajak

18 Erly Suandy, Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, (Jakarta: Salemba Empat, 2003), hal. 6.

25ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 15: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

juga merupakan usaha yang menyeluruh yang dilakukan oleh manajer pajak atau

manajer keuangan dalam suatu perusahaan atau organisasi agar hal-hal yang

berhubungan dengan perpajakan dari perusahaan tersebut dapat dikelola dengan

baik, efisien dan ekonomis sehingga memberikan kontribusi yang maksimum bagi

perusahaan.Tujuan dari menajemen pajak terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar

b. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya

Tujuan dari diterapkannya manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi

manajemen pajak yang terdiri dari19:

a) Perencanaan pajak (tax planning)

Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada

tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan

agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada

umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk

meminimumkan kewajiban pajak. Secara garis besar perencanaan pajak (tax

planning) adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa

sehingga hutang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya

berada dalam posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik

secara perpajakan maupun secara komersial.

Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai

cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang

melanggar peraturan perpajakan (unlawful). Istilah yang sering digunakan adalah

19 Erly Suandy, Perencanaan Pajak, Edisi 4, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hal. 6.

26ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 16: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

tax avoidance dan tax evasion. Tax avoidance pada prinsipnya berarti

melaksanakan berbagai transaksi semu untuk mengurangi jumlah pajak yang

seharusnya dibayar. Tax avoidance sendiri sebenarnya mempunyai beberapa

karakteristik, diantaranya

1. Transaksinya sering kali semu

2. Transaksi yang dilaksanakan tidak mempunyai makna secara ekonomis yang

berarti.

3. Tidak terdapatnya unsur resiko.

4. Adanya usaha-usaha untuk mengeksploitasi celah-celah dalam peraturan

perpajakan.

Dalam aktivitas-aktivitas tax avoidance, seringkali wajib pajak mengeksploitasi

peraturan yang sebenarnya ditujukan untuk mengurangi unsur-unsur

ketidakadlilan di dalam aturan perpajakan. Bisa juga wajib pajak menggunakan

berbagai struktur legal untuk melindungi transaksi yang sebenarnya

dilaksanakan20. Tax evasion merupakan usaha yang dilakukan wajib pajak untuk

mengurangi atau sama sekali menghapus hutang pajak yang berdasarkan

ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-undangan yang

berlaku. Walaupun pada dasarnya tax avoidance dan tax evasion mempunyai

sasaran yang sama, yaitu mengurangi beban pajak, akan tetapi tax evasion jelas-

jelas merupakan perbuatan ilegal.

Jika tujuan tax planning adalah merekayasa agar beban pajak dapat

ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi

20 Darussalam, Danny Septriadi, Cross Border Transfer Pricing, (Jakarta: Danny

Darussalam Tax Center, 2008), hal. 43.

27ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 17: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang, maka tax planning disini sama

dengan tax avoidance karena keduanya berusaha untuk memaksimalkan

penghasilan setelah pajak.

b) Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementastion)

Apabila pada tahap perencanaan paak telah diketahui faktor-faktor yang

akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah

selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik secara formal maupun material.

Untuk dapat menyusun perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik

diperlukan pemahaman terhadap peraturan perpajakan.

Agar pembayaran pajak sebagai transfer sumber daya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, maka pembayaran pajak harus direncanakan

secara baik supaya tidak terjadi pemborosan. Penyediaan dana harus direncanakan

supaya pembayaran pajak dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Disamping pembayaran pajak masih ada kewajiban pelaporan yang

juga harus direncanakan supaya dapat selesai dan dilaporkan tepat pada waktunya.

c) Pengendalian pajak (tax control)

Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak

telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi

persyaratan formal maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak

adalah pemeriksaan pembayaran pajak.

28ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 18: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

B.10 Motivasi dilakukannya manajemen pajak

Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak (tax

planning) umumnya bersumber dari tiga unsur perpajakan, yaitu21:

1. Kebijakan pajak (tax policy) 2. Undang-Undang Perpajakan (tax law) 3. Administrasi perpajakan (tax administration)

Ketiga unsur tersebut saling berurutan dan saling mempengaruhi. Menurut

Suandy, motivasi orang melakukan manajemen pajak bersumber dari tiga unsur

sistem perpajakan tersebut. Kebijakan perpajakan merupakan pemilihan

alternative dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan.

Menurut Mansury, alternatif-alternatif tersebut meliputi:

1. Pajak apa yang akan dipungut 2. Siapa yang menjadi subjek pajak 3. Apa saja yang menjadi objek pajak 4. Berapa besarnya tarif pajak 5. Bagaimana prosedurnya

Kenyataan menunjukkan bahwa dimanapun tidak ada undang-undang

yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaannya selalu diikuti dengan ketentuan-ketentuan lain seperti Peraturan

Pemerintah, Kepustusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan

Direktu Jendral Pajak, dan lainnya. Tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut

bertentangan dengan undang-undang itu sendiri. Akibatnya terbuka celah

(loopholes) bagi wajib pajak untuk menganalisis kesempatan tersebut dengan

cermat untuk perencanaan pajak yang baik.

21 Erly Suandy, op.cit., hal..10.

29ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 19: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

Secara umum motivasi dilakukannya manajemen pajak adalah untuk

memaksimalkan laba setelah pajak (after tax return) karena pajak ikut

mempengaruhi keputusan atau tindakan dalam operasi perusahaan melalui analisis

yang dan pemanfaatan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan-

ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, yaitu dengan memanfaatkan: perbedaan

tariff pajak (tax rates), perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar

pengenaan pajak (tax base), loopholes, shelters, dan havens.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah penjelasan ilmiah tentang konsep-konsep

kunci yang akan digunakan dalam penelitian, termasuk kemungkinan berbagai

keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lain. Implisit dari definisi ini adalah

kenyataan bahwa kerangka teoritik sebenarnya adalah dugaan sederhana yang

disodorkan seorang peneliti terhadap pertanyaan utama yang terdapat di dalam

fokus22.

Kerangka pemikiran pada penulisan ini berawal dari hutang yang dimiliki

oleh PT. X dimana hutang tersebut menjadi hutang bermasalah dikarenakan

perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga perusahaan tidak lagi bisa

memenuhi janji untuk melunasinya. Sebagai upaya melunasi hutang dalam

keadaan keuangan yang kritis maka dilakukan restrukturisasi hutang usaha untuk

mempertahankan eksistensinya di dunia usaha. Dalam mengatasi masalah hutang

ada beberapa metode restrukturisasi hutang perusahaan yang bisa dilakukan,

22 Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu Ilmu Sosial, (Depok:

Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI, 2006), hal. 38

30ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 20: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

antara lain rescheduling, debt to asset swap, debt to equity swap, dan hair cut.

Pemilihan metode restrukturiasi akan sangat tergantung pada tujuan dari pihak

debitur dan krditur. Apapun pilihannya, dalam setiap metode restrukturisasi

hutang terdapat aspek perpajakannya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih metode debt to asset swap

(pengalihan harta sebagai pelunasan hutang) sebagai objek penelitian. Dalam

transaksi pengalihan harta sebagai pelunasan hutang dapat tercipta suatu keadaan

dimana debitur akan memperoleh keuntungan atau kerugian dari transaksi

tersebut yang dapat diakui dalam penghitungan penghasilan kena pajak

perusahaan. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000

tentang Pajak Penghasilan, keuntungan maupun kerugian dalam transaksi

pelunasan hutang tersebut merupakan objek pajak penghasilan maupun sebagai

pengurang dalam perhitungan besarnya penghasilan kena pajak.

Selain memperoleh keuntungan atau kerugian yang merupakan objek

pajak penghasilan, transaksi pengalihan harta sebagai pelunasan hutang juga

memiliki aspek pajak pertambahan nilai. Menurut Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai, transaksi

pengalihan harta sebagai pelunasan hutang merupakan objek pajak pertambahan

nilai karena transaksi pengalihan harta untuk melunasi hutang termasuk

penyerahan barang kena pajak. Setiap harta yang diserahkan memiliki aspek

perpajakannya masing-masing tergantung dari jenis harta tersebut.

Terkait dengan berbagai macam aspek perpajakan yang melekat pada

transaksi pengalihan harta sebagai pelunasan hutang maka perlu adanya suatu

31ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 21: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

manajemen pajak yang baik sehingga masalah hutang tersebut. Dengan

melakukan manajemen pajak, masalah hutang yang dialami oleh PT. X dapat

diselesaikan dengan efektif dan efisien tanpa menambah beban yang harus

ditanggung perusahaan.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi untuk menemukan atau

memperoleh data yang diperlukan. Melalui metode penelitiaan dipelajari cara-cara

melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tetap dan sistematis melalui

tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah guna mencari, menyusun serta

menganalisis dan mengumpulkan data, sehingga dapat digunakan untuk

mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan.

Pemilihan metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan jenis penelitian

yang dilakukan akan menjadikan hasil penelitian lebih akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan. Peneliti harus dapat menggunakan metode penelitian

yang sesuai dengan topik yang sedang dikaji, dengan memperhatikan antara

tujuan, metode, dan sumber daya yang tersedia23.

Secara eksplisit disebutkan bahwa untuk dapat mencapai suatu kesimpulan

yang bersifat ilmiah, harus dilakukan suatu penelitian yang memiliki parameter

yang jelas dan dilihat secara holistik. Metode penelitian mencakup bahasan

sebagai berikut, yaitu pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode dan strategi

23 Bruce A. Chadwick, Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial, terj. Sulistia,

(Semarang: IKIP Semarang Press, 1991), hal. 46.

32ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 22: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

penelitian, hipotesis kerja, narasumber atau informan, proses penelitian,

penentuan site penelitian dan keterbatasan penelitian24.

D.1 Pendekatan Penelitian

Untuk mempermudah memahami pokok bahasan dalam skripsi ini,

digunakan suatu metode penelitian dalam penulisannya. Metode penelitian yang

digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif. Definisi mengenai

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor yaitu berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang yang prilakunya diamati25. Penelitian kualitatif disebut

pemahaman mendalam karena mempertanyakan makna suatu obyek secara

mendalam dan tuntas26. Cresswell dalam bukunya Research Design : Quantitative

and Qualitative Approach menjelaskan gambaran mengenai penelitian kualitatif27:

'The intent of qualitative research is to understand a particular social situation, events, role, group or interaction. It is largely an investigate process where the researcher graddually makesa sense of a social phenomenon by contrasting, comparising, replicating, catalouging and classifying the object of study.”

Dalam pendekatan kualitatif, teori tidak berposisi sebagai pembimbing sentral

bagi peneliti dalam melakukan analisis, namun peneliti lebih memfokuskan pada

data-data yang ditemukan pada site penelitian. Creswell berpendapat

24 Lina M.Jannah, Sangkala, Novita Ikasari, Bambang Prasetyo. Pedoman Penulisan dan

Evaluasi Tugas Karya Akhir dan Skripsi, (Depok, Program Sarjana Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006), hlm. 33-35.

25 Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2000), hal. 3.

26 Prasetya Irawan, op.cit, hal. 4. 27 John W. Cresswell, Research Designs : Quantitative and Qualitative Approaches, (New

Delhi: Sage Publication, 1994), hal. 161.

33ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 23: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

“Interpretative research does not try to be value free. This is because

interpretative research sees values and meaning infused everywhere in

everything”28. Didasari pendapat Cressswel tersebut, maka pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menemukan suatu pemahaman atas

permasalahan transaksi pengalihan harta sebagai pelunasan hutang (debt to asset

swap) dan mencoba menganalisis mengenai implementasi dari ketentuan –

ketentuan perpajakan yang mengatur transaksi tersebut serta mengenai manajemen

pajak dan kendalanya dalam melakukan restrukturisasi hutang dengan metode

pengalihan harta sebagai pelunasan hutang (debt to asset swap).

D.2 Jenis / Tipe Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan dalam

meneliti status sekelompok manusia, atau suatu obyek dari kondisi dan suatu

sistem pemikiran atau peristiwa pada masa sekarang29. Penelitian deskriptif

dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala

atau fenomena. Tujuan dari jenis penelitian deskriptif adalah untuk

menggambarkan mekanisme sebuah proses, menyajikan informasi dasar,

menjelaskan tahap-tahap atau seperangkat tatanan, serta menciptakan seperangkat

kategori atau pola30.

28 Ibid, hal. 80. 29 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan Ketujuh, (Bandung: Alfabeta,

2000), hal.6. 30 Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 43.

34ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 24: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif, maka penulis dapat

menggambarkan dan menganalisis mengenai transaksi pengalihan harta sebagai

pelunasan hutang (debt to assets swap) dan menganalisa mengenai manajemen

pajak yang dapat diterapkan atas transaksi tersebut serta kendala yang dihadapi

dalam melakukan menajemen pajak tersebut.

D.3 Metode dan Strategi Penelitian

Pengumpulan data bertujuan untuk mencari informasi yang sesuai dengan

permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik

pengumpulan data yaitu:

a. Studi Kepustakaan

Dalam studi kepustakaan penulis mempelajari dan menelaah sejumlah

literatur dan mengambil data dari buku-buku, majalah, artikel, skripsi,

tesis, peraturan perundang-undangan dan tulisan-tulisan lainnya yang

berkaitan dengan restrukturisasi hutang dengan metode debt to asset swap.

Melalui studi kepustakaan ini akan diperoleh informasi-informasi yang

relevan dengan permasalahan yang akan dibahas. Hal ini bertujuan untuk

membantu penulis dalam merumuskan permasalahan serta menentukan

arah dari penelitian, serta bagaimana menganalisisnya.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan ditujukan untuk mengumpulkan data-data primer.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk melakukan penelitian

lapangan guna mengumpulkan data-data mengenai ketentuan

35ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 25: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

restrukturisasi hutang dengan metode debt to asset swap. Metode

pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan wawancara

secara mendalam (in depth interview) untuk menggali informasi terhadap

key informan yang memahami secara mendalam mengenai restrukturisasi

hutang. Wawancara mendalam adalah pendalaman atau pembahasan

masalah dan melakukan tanya jawab (tatap muka) dengan para informan

yang kompeten dan berhubungan dengan tema skripsi dengan

menggunakan pedoman wawancara untuk memperoleh informasi-

informasi yang dibutuhkan dalam skripsi ini. Wawancara juga dapat

diartikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh peneliti/pewawancara

untuk tujuan mendapatkan informasi maupun pendirian secara lisan

seorang responden, dengan wawancara tatap-muka (face-toface), antara

pewawancara dengan responden31. Pertanyaan yang diberikan peneliti

terhadap informan berupa pertanyaan terbuka (open-ended questions),

dimana peneliti tidak memberikan jawaban seperti yang tersedia dalam

kuesioner, disini peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang

terkait dengan permasalahan yang bertujuan supaya peneliti dapat

mengetahui jawaban dengan tepat dan jelas.

Dengan tidak membatasi jawaban dari informan diharapkan

informan dapat menjawab secara bebas dan lengkap sesuai pendapatnya.

Apabila jawaban yang diberikan belum jelas, maka peneliti dapat meminta

31 Manasse Malo .Buku materi pokok Metode Penelitian Sosial Modul 6-9 (Jakarta:

Penerbit Karunika Jakarta Universitas Terbuka, 1986), hal. 17.

36ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 26: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

informan untuk lebih memperjelas jawabannya agar tidak terjadi kesalahan

di dalam interpretasinya.

D.4 Hipotesis Kerja

Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti terhadap penelitiannya

sendiri. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji, tetapi diusulkan

(suggested, recommended) sebagai satu panduan dalam proses analisis data

dan hipotesis terus menerus disesuaikan dengan data di lapangan32. Hipotesis

awal dalam penelitian ini, yaitu;

o Dalam restrukturisasi hutang dengan metode pengalihan harta menjadi

hutang ada beberapa aset perusahaan yang berpotensi untuk dialihkan

sebagai usaha pelunasan hutang. Dari setiap harta yang dapat dialihkan

tersebut memiliki aspek perpajakannya masing-masing. Diperlukan

suatu pemahaman atas ketentuan perpajakan yang mengatur mengenai

harta tersebut sebelum transaksi pengalihan harta dilakukan sehingga

proses restrukturisasi hutang dapat berjalan secara efektif dan efisien.

o Dengan memahami ketentuan-ketentuan perpajakan yang mengatur

mengenai harta tersebut maka perusahaan dapat menerapkan suatu

manajemen pajak agar proses restrukturisasi hutang tidak menambah

beban perusahaan sehingga efektifitas dan efisiensi dapat tercapai.

32 Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk ilmu-ilmu sosial.(Depok:

Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006), hal. 12.

37ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 27: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

D.5 Narasumber / Informan

Untuk mendapatkan data penulis melakukan wawancara secara mendalam

untuk menggali informasi. Nara sumber yang dipilih adalah Accounting Finance

Manager PT. X beserta jajaran staf Acounting Finance PT. X serta Direktorat

Jenderal Pajak. Wawancara dilakukan terhadap manajemen PT. X agar didapatkan

informasi mengenai manajemen pajak yang dilakukan oleh PT. X dalam

melakukan pengalihan harta sebagai pelunasan hutang usaha.

Wawancara juga dilakukan kepada Staf Direktorat Peraturan Perpajakan 1,

Direktorat Jenderal Pajak. Wawancara yang dilakukan kepada Direktorat Jenderal

Pajak diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai ketentuan-ketentuan

yang mengatur transaksi pengalihan harta dalam rangka restrukturisasi hutang.

D.6 Proses Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penulis mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya mengenai transaksi restrukturisasi hutang PT. X, yakni

restrukturisasi hutang dengan menggunakan metode pengalihan harta menjadi

hutang (debt to asset swap) serta manajemen pajak yang dapat diterapkan PT. X

dalam transaksi tersebut. Data yang dikumpulkan berupa data tentang mekanisme

pengalihan harta sebagai pelunasan hutang usaha, ketentuan-ketentuan yang

mengatur transaksi tersebut. Dari data tersebut ditariklah suatu kesimpulan dan

dapat terbentuk pula suatu analisis mengenai manajemen pajak yang dapat

diterapkan atas transaksi pengalihan harta sebagai pelunasan hutang.

38ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 28: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

Data-data berupa informasi seperti dikemukakan diatas diperoleh melalui

proses studi lapangan maupun studi kepustakaan. Pada studi lapangan data

diperoleh melalui proses wawancara kepada pihak informan pada site penelitian

sedangkan pada studi kepustakaan data diperoleh dengan mempelajari dan

menelaah sejumlah literatur. Kemudian proses dilanjutkan dengan menganalisis

data yang sudah terkumpul dan terakhir menarik kesimpulan atas hasil penelitian.

D.7 Site Penelitian

Untuk mendapatkan data peneletian, penulis melakukan penelitian

lapangan. Penelitian ini dilakukan dalam suatu field site, yakni konteks tempat

terjadinya suatu fenomena atau aktivitas. Dalam penelitian ini, tidak ada satu site

khusus tempat peneliti melakukan penelitiannya karena pengambilan data tidak

dilakukan hanya di satu tempat. Yang menjadi site dilakukannya penelitian ini,

antara lain:

• PT. X, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13920

• Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jl.Gatot Subroto,Jakarta.

• Kantor Ikatan Akuntansi Indonesia, Jl. Surabaya

Alasan pemilihan PT. X sebagai site penelitian adalah dikarenakan PT. X

merupakan debitur yang pernah menggunakan metode pengalihan harta sebagai

pelunasan hutang (debt to asset swap) dalam merestrukturisasi hutangnya yang

merupakan fokus penelitian.

39ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008

Page 29: BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN 011 2008 WIJ a... · deversifikasi bisnis yang berlebihan (over diversification). ... Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan yang

D.8 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian seringkali penulis menemukan hambatan dan

keterbatasan. Hambatan yang dihadapi oleh penulis adalah ketika melakukan

proses pengumpulan data, dimana penulis menggunakan metode field research

untuk mengumpulkan data. Accounting Finance Manager PT. X sebagai informan

pada site penelitian kurang terbuka kepada penulis untuk memberikan semua

informasi mengenai kebijakan perusahaan. Informan menganggap ada beberapa

jawaban atas pertanyaan wawancara yang sifatnya rahasia dan tidak dapat

diberikan kepada pihak luar manajemen perusahaan.

Oleh karena itu penulis mencoba menggali informasi tersebut dengan cara

menggunakan pertanyaan lain yang secara tidak langsung berupaya untuk

mengetahui informasi mengenai kebijakan perusahaan yang sifatnya confidential

tersebut. Upaya lainnya adalah mencari informan baru, yakni accounting finance

staff PT. X, yang secara tidak langsung mengetahui dan terlibat dalam proses

pembuatan kebijakan tersebut.

Dalam penelitian yang mengalami keterbatasan masalah mengenai data-

data atas kebijakan perusahaan, maka penulis harus membatasi penelitian. Dalam

penelitian ini angka-angka yang disajikan merupakan perbandingan dari angka

yang sebenarnya. Selain itu, penelitian ini hanya membatasi mengenai manajemen

pajak yang meliputi aspek Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai,

dikarenakan aspek penghasilan dan kerugian erat kaitannya dalam transaksi

pengalihan harta, sementara penyerahan harta yang merupakan barang kena pajak

juga erat kaitannya dengan pengalihan harta.

40ANALISIS MANAJEMEN..., LAURENTIUS WIDDI WIJAYANTO, FISIP UI, 2008